PERILAKU MENONTON VIDEO PORNO PADA ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Tentang Latar Belakang Dan Dampak Psikologis)
SKRIPSI
Oleh :
ADE ARIEF TRI RACHMANTO 06810077
FAKULTAS PSIKOLOGI
PERILAKU MENONTON VIDEO PORNO PADA ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Tentang Latar Belakang Dan Dampak Psikologis)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
ADE ARIEF TRI RACHMANTO 06810077
FAKULTAS PSIKOLOGI
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Perilaku Menonton Video Porno Pada Anak Sekolah
Dasar (Studi Tentang Latar Belakang dan Dampak
Psikologis)
Nama Peneliti : Ade Arief Tri Rachmanto
No.Induk Mahasiswa : 06810077
Fakultas : Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Waktu Penelitian : 21 Februari - 7 Maret 2011
Malang, 4 Mei 2011
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji
Tanggal : 4 Mei 2011
Dewan Penguji
Ketua Penguji : Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si ______________
Anggota Penguji : 1. Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M. Psi ______________
2. Zainul Anwar, S. Psi, M. Psi ______________
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT pemilik dan penguasa alam
semesta beserta isinya, hidayah, kasih sayang, kemudahan serta nikmat – nikmat lain
yang tak terhitung jumlahnya. Hanya dengan seizin-Nya lah akhirnya penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan, suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, beserta
orang-orang yang senantiasa berada di jalan-Nya.
Skripsi ini berjudul “Perilaku Menonton Video Porno Pada Anak Sekolah
Dasar (Studi Tentang Latar Belakang dan Dampak Psikologis)”. Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat gelar
Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu penulisan ini
juga dimaksudkan supaya pembaca bisa memahami bagaimanakah faktor yang
melatarbelakangi dan juga dampak psikologis anak SD yang menonton video porno,
sehingga penulis mohon saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan
skripsi ini.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis
banyak melibatkan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmad-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Cahyaning. S.Psi, M.si selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas
waktu yang telah diberikan, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak M. Salis, S.Psi, M.Psi selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan sudut pandang yang berbeda, sehingga pemikiran saya lebih
terbuka dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Ari Firmanto, S.Psi, selaku Dosen Wali yang telah banyak
memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Linda S.Psi, M.si yang telah membantu saya dalam pengerjaan skripsi,
6. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
7. Kepada Ibu Sri Wahyuni, M.KPd. dan Ibu Dian serta seluruh pihak SDN
Junrejo 01 Kota Batu, terima kasih atas semua bantuannya sehingga selama
proses penelitian dapat berjalan lancar.
8. Orang tuaku. Papa, terima kasih buat good idea nya. Tanpa bantuan ide dari
Papa skripsi saya juga tidak mungkin berjalan lancar sampai sekarang.
Terima kasih untuk setiap doa’anya. Buat Mama, terima kasih atas semua
doanya, sehingga skripsi saya dilancarkan oleh Allah SWT.
9. Terima kasih untuk mbak Yanti dan keluarga atas do’a dan motivasinya.
10.Buat Mas Adib yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi dalam
hidupku, terima kasih banyak atas semua bantuan dan bentuk perhatianmu
dalam penyelesaian skripsi ini.
11.Buat Gaby dan keluarga yang membantu mulai dari awal sampai akhir skripsi
ini. Baik secara fisik maupun psiokologis, terima kasih untuk semua
dukungan dan semangat yang diberikan, sehingga saya bisa belajar untuk
menghargai waktu dan terus termotivasi.
12.Terima kasih buat teman-teman seperjuangan skripsi. Buat Tri, Itoq, Tisya,
Nadiv. Semoga kita bisa ketemu lagi dengan kesuksesan kita masing-masing.
Amiiieeen.
Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat peneliti harapkan. Semoga
bantuan, do'a, serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari Allah SWT dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, AMIEN.
Malang, 16 April 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
INTISARI ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ... 1
2. Rumusan Masalah ... 5
3. Tujuan Penelitian ... 5
4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Porno Dan Pornografi 1. Definisi Porno Dan Pornografi ... 7
2. Bentuk Porno ... 8
B. Anak 1. Definisi Anak ... 10
2. Pengertian Anak Sekolah Dasar ... 11
3. Hak Anak ... 12
5. Tugas Perkembangan Anak ... 14
6. Perkembangan Kognitif Anak ... 14
7. Perkembangan Moral Anak ... 15
8. Prinsip Belajar Pada Anak ... 18
C. Anak-Anak Dan Pornografi 1. Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Anak Menyaksikan Materi Pornografi ... 22
2. Dampak Pornografi ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Batasan Istilah ... 26
C. Subyek Penelitian ... 26
D. Metode Pengumpulan Data ... 26
E. Prosedur Penelitian ... 28
F. Analisis Data ... 29
G. Keabsahan Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Subyek ... 31
B. Deskripsi Data ... 31
C. Hasil Analisa Data ... 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, A. 2005. Menepis godaan pornografi. Jakarta : Darul Falah.
Alsa, A. 2007. Pendekatan kuantitatif&kualitatif serta kombinasinya dalam
penelitian psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar Offset.
Amin, M. 2010. MUI dukung polisi usut video porno.
Anehunikgokil. 2010. Ups 67 anak sd pernah akses pornografi. Diakses tanggal 30 Agustus 2010 dari http://anehunikgokil.blogspot.com/2010/06/ups-67-anak-sd-pernah-akses-pornografi.html
Bungin, B. 2005. Pornomedia sosiologi media, konstruksi sosial teknologi
telematika, & perayaan seks di media massa. Edisi Revisi. Jakarta : Prenada
Media.
Dunia Statistik. 2010. Banyak anak sd kecanduan porno. Diakses tanggal 31 Agustus 2010 dari
http://dunia-statistik.blogspot.com/2010/10/banyak-anak-sd-kecanduan-porno.html
Feist, F & Feist, G.J. 2010. Teori Kepribadian (Terjemahan). Jakarta: Salemba Humanika.
Guza, A. 2008. Undang-undang pornografi UU RI nomor 44 tahun 2008. Jakarta: Asa Mandiri.
Hawari, D. 2009. Dampak seks bebas terhadap kesehatan jiwa. Jakarta : FKUI.
Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. 2008. The theories of learning (teori belajar)
edisi ketujuh. Jakarta : Kencana.
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi ketiga. 2005. Jakarta : Balai Pustaka.
Moleong, L. J. 2006. Metode penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA.
Monks, F. J., Knoers, Rahayu S. 2002. Psikologi perkembangan pengantar dalam
berbagai bagiannya. Yogyakarta : UGM PRESS.
Santrock, J. W. 2002. Life-span development perkembangan masa hidup edisi kelima jilid1. Jakarta : Erlangga.
Set, S. 2007. 500 gelombang video porno Indonesia jangan bugil di depan kamera. Yogyakarta : PENERBIT ANDI.
Sugiyono. 2008. Memahami penelitian kualitatif. Bandung : ALFABETA.
Supeno, H. 2010. MUI dukung polisi usut video porno. Diakses tanggal 30 Agustus 2010 dari http://www.antaranews.com/berita/1278432638/mui-dukung-polisi-usut-kasus-video-porno
Wikipedia. Definisi sekolah dasar. Diakses tanggal 30 Agustus 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah
Wikipedia. Definisi Video. Diakses tanggal 01 september 2010 dari
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, baik buruknya bangsa ini esok
hari ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini, untuk menghasilkan manusia yang
berkualitas dan dapat meneruskan perjuangan untuk membangun bangsa harus
dimulai sejak masa kanak-kanak. Anak harus memahami pesan-pesan yang
disampaikan oleh para pendidiknya dan menyelesaikan tugas-tugas dalam
perkembangannya, karena terselesaikan atau tidaknya tugas dalam tahap
perkembangan anak akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.
Seperti yang dipaparkan oleh Hurlock (1980) tugas perkembangan anak
ketika anak telah memasuki usia sekolah dasar anak dituntut untuk dapat
mengembangkan kemampuan membaca dan menulis yang digunakan untuk pelajaran
yang diajarkan dalam tingkat sekolah dasar, mengembangkan pengertian-pengertian
yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari, dapat bersosialisasi dan
menyesuaikan diri dengan teman seusianya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
seharusnya tugas utama dari anak sekolah dasar adalah untuk belajar demi
memperoleh bekal agar mereka menjadi manusia yang lebih berkualitas.
Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, dengan hadirnya media massa
berupa televisi dan teknologi lainnya tidak menutup kemungkinan bahwa media
massa tersebut mengganggu waktu anak untuk belajar. Mereka menghabiskan
sebagian waktunya untuk menonton televisi. Padahal tidak semua acara televisi dapat
dikonsumsi oleh anak-anak. Secara kognitif anak-anak belum dapat menangkap
informasi yang seharusnya dikonsumsi oleh orang dewasa. Misalnya beberapa berita
skandal video porno mirip artis yang sudah tersebar bebas di internet. Seluruh lapisan
masyarakat memang perlu prihatin bahwa tersebarnya rekaman tersebut sudah
terjangkau hingga ke berbagai kalangan, termasuk anak-anak. Bahkan jauh sebelum
kehebohan video ini muncul, banyak berita ditelevisi yang memberitakan tentang
rekaman video seks mantan pejabat, mahasiswa, ganti baju artis, dan masih banyak
lagi. Tidak dapat dipungkiri, kasus yang melibatkan artis-artis terkenal ini menjadi
2
sehingga membuat lebih banyak kalangan yang cenderung ingin tahu, apa yang
sedang diberitakan media massa.
Penyebaran informasi apapun, baik yang positif maupun negatif, relatif sulit
dihindari, termasuk juga informasi-informasi yang seharusnya diperuntukkan untuk
orang dewasa yang sudah siap lahir dan batin menerima informasi tersebut. Apalagi,
perkembangan internet dan perangkatnya yang semakin murah dan semakin
dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari sehingga memungkinkan akses yang semakin
mudah. Anak-anak dapat mengakses dengan mudah video-video tersebut lewat
media internet karena rasa penasaran mereka pada publik figur yang beritanya sering
mereka tonton melalui televisi.
Menurut Sirait (dalam Aneh Unik Gokil Blogspot, 30 Agustus 2010)
Yayasan Kita dan Buah Hati melansir data sebanyak 67 persen dari 2.818 siswa
Sekolah Dasar (SD) kelas 4-6 mengaku pernah mengakses informasi pornografi.
Sebagian besar anak-anak belia itu melihat pornografi melalui media komik. Data
mengejutkan tersebut terungkap dari hasil survei Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) di sejumlah SD di Indonesia sejak Januari 2008 hingga Februari 2010. Hasil
survei menunjukan, anak-anak belia tersebut selama ini mengakses pornografi
melalui komik (24 persen), situs internet 22 persen, permainan 17 persen, film/TV 12
persen, telepon genggam 6 persen, majalah 6 persen, dan koran 5 persen. Para pelajar
SD itu umumnya melihat pornografi karena alasan iseng sebesar 21 persen,
penasaran 18 persen, terbawa teman 9 persen, serta takut dibilang kurang pergaulan 3
persen. Dalam benak anak-anak, menurut hasil survei, pornografi diterjemahkan
sebagai gambar orang telanjang sebesar 31 persen, gambar jorok 29 persen,
memperlihatkan aurat 12 persen, serta gambar yang tidak boleh dilihat. Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberitakan bahwa dari 30 anak, 24 yang
menyatakan sudah melihat video porno Aril.
Dari fakta di atas dalam kenyataanya saat ini anak-anak itu membuka dan
mengakses situs porno di rumah atau warnet, bukan lagi sekadar iseng, diduga lebih
dari itu mereka menjadi kecanduan. Padahal, dalam usia seperti itu, anak-anak suka
meniru yang mereka tonton. Menurut Supeno (dalam antaranews, 5 Desember 2010
pukul 18:47 WIB ) pornografi adalah sebuah produk yang dapat bersifat adiktif atau
3
tumbuh kembang anak, karena memicu sistem hormonal anak, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kerusakan jaringan saraf dalam jangka panjang.
Sedangkan munurut Sirait (dalam dunia statistik blogspot, 5 Desember 2010
pukul 18:57 WIB) mengatakan bahwa anak-anak yang kecanduan pornografi secara
tidak sadar akan merusak otak mereka, kecanduan ini dapat memperkecil volume
otak tengah mereka, serta dapat membuat anak- anak ini tidak bisa berhenti
mengonsumsinya. Saat anak-anak SD ini pertama kali melihatnya, maka mereka
akan ketagihan dan akhirnya berulang kali menontonnya. Menonton pornografi ini
dapat membuat otak menjadi adiktif pada porno dan mendorong mereka terus
mencari hal-hal baru bahkan mungkin bersifat ekstrem, misalnya anak sudah berhenti
menonton selama satu minggu, nantinya mereka juga akan mencari jalan agar bisa
menontonnya kembali. Selain itu, anak-anak yang kecanduan pornografi ini akan
mengalami degradasi intelektualitas. Faktor pendorong terjadinya hal itu, antara lain
mudahnya akses internet (baik warnet atau rumah), kurangnya pendidikan
menyangkut reproduksi di rumah maupun sekolah, dan yang terakhir adalah rasa
keingintahuan anak itu sendiri. Tanda-tanda anak yang mulai kecanduan pornografi
adalah anak-anak itu menjadi sering menyendiri dan saat disuruh orang tua mereka
hanya menjawab dan tidak melakukannya. Selain itu yang dapat di amati secara
langsung oleh guru sebagai pendidik anak adalah nilai-nilai anak di sekolah akan
mengalami penurunan. Sirait menilai, bahaya yang paling sering terlihat menyangkut
hal ini adalah terjadinya penyimpangan perilaku seksual. Minimal jika kecanduan
sudah parah, mereka akan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lihat di
film.
Dari assesmen awal yang dilakukan oleh peneliti kepada guru SDN X di
kota Batu pada tanggal 18 Oktober 2010, sejumlah guru mengeluhkan bahwa
beberapa murid di SD tersebut telah melakukan perilaku menyimpang yang
seharusnya tidak dilakukan oleh anak yang duduk di bangku SD, yaitu mengkulum
alat kelamin laki-laki. Berawal dari salah satu siswa berinisial Fh yang suka
menonton video porno kemudian Fh mengajak teman-teman belajarnya untuk nonton
bersama di rumahnya kemudian dia mempraktekkannya dengan teman-temannya.
Kemudian teman-teman dari Fh mencari korban-korban lain untuk melakukan
4
yang melakukan penyimpangan perilaku. Ditambah lagi banyak diantara mereka
yang melakukan perbuatan tersebut di sekolah tepatnya di WC sekolah.
Fh adalah seorang siswa korban dari kecanduan terhadap video porno
sehingga fh mengalami penyimpangan perilaku seksual. Dalam usia Fh yang masih
duduk dibungku sekolah dasar seharusnya Fh tidak memiliki dorongan seksual untuk
melakukan perilaku seksual namun Fh sudah melakukannya dengan teman
belajarnya. Hal ini juga terjadi pada siswa yang lainnya. Dalam usia yang seharusnya
mereka tidak memiliki dorongan seksual, tapi mereka melakukannya dengan teman
belajarnya.
Dalam usia seperti itu anak-anak suka meniru yang mereka tonton.Menurut
Bandura (dalam Hergenhahn dan Olson, 2008) tentang teori belajar observasional
mengatakan bahwa manusia akan cenderung untuk meniru apa yang dilakukan orang
lain dengan mengamati suatu obyek sikap tertentu. Manusia yang telah sempurna
kemampuan kognitifnya dalam hal ini adalah orang dewasa, tidak hanya sekadar
meniru hal yang diamatinya namun menjadikan obyek tersebut sebagai informasi
yang akan diproses lagi secara kognitif sehingga dapat menghindari sesuatu yang
buruk. Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa orang dewasa sudah memiliki
kemampuan kognitif yang baik, sehingga apa yang diamatinya akan di timbang
dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga mereka dapat
menepatkan dengan baik perilaku mereka. Sedangkan anak-anak belum memiliki
kemampuan kognitif yang baik sehingga tidak dapat memproses dengan baik pula
tentang hal yang diamatinya sehingga akan cenderung pada perilaku yang
menyimpang karena apa yang dilakukannya hanya meniru dari obyek yang
diamatinya tidak memandang norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, mereka
belum mampu untuk menimbang informasi tersebut selayaknya orang dewasa.
Tidak dapat dipungkiri fenomena diatas lepas dari pengawasan orang tua
dan guru sebagai pendidik. Generasi penerus bangsa yang akan meneruskan
perjuangan untuk membangun bangsa yang lebih maju, namun dalam kenyataannya
mereka melakukan penyimpangan perilaku yang diakibatkan kurangnya perhatian
dari pihak-pihak terkait. Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
5
faktor-faktor apa saja yang mendorong mereka untuk menonton video porno karena
pada dasarnya anak yang masih duduk di bangku SD mereka belum mempunyai
dorongan seksual yang harus dipenuhinya namun dalam kasus tersebut diatas mereka
sudah memiliki dorongan seksual.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan di teliti
adalah:
1. Faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi anak sekolah dasar menonton
video porno
2. Bagaimana dampak psikologis pada anak sekolah dasar yang menonton
video porno
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab dan
dampak psikologis pada anak sekolah dasar yang menonton video porno.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang faktor
penyebab dan dampak psikologis anak sekolah dasar yang menonton video
porno.
2. Manfaat Praktis
Bagi Orang Tua dan Guru.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang faktor
penyebab dan dampak psikologis anak sekolah dasar yang menonton video
porno, dari informasi tersebut diharapkan orang tua dan guru dapat menjadi