• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODERNISASI MILITER CHINA TERHADAP PENINGKATAN ALIANSI JEPANG DAN AMERIKA SERIKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODERNISASI MILITER CHINA TERHADAP PENINGKATAN ALIANSI JEPANG DAN AMERIKA SERIKAT"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

PENGARUH MODERNISASI MILITER CHINA TERHADAP

PENINGKATAN ALIANSI JEPANG DAN AMERIKA

SERIKAT

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Ilmu Hubungan Internasional

Disusun oleh:

RISCO VALENTINO 09260072

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Risco Valentino

NIM : 09260072

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul skripsi : Pengaruh Modernisasi Militer China Terhadap

Peningkatan Aliansi Jepang dan Amerika Serikat

Disetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Tonny Dian Effendi, M.Si

Pembimbing II

Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si

Mengetahui,

Dekan

FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Ketua Jurusan

Hubungan Internasional

(3)

iii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Risco Valentino

NIM : 09260072

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul skripsi : Pengaruh Modernisasi Militer China Terhadap

Peningkatan Aliansi Jepang dan Amerika Serikat

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatkan LULUS

Pada har : Kamis

Tanggal : 23 Januari 2014 Tempat : Laboratorium HI

Mengesahkan Dekan FISIP-UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji

1. Gonda Yumitro, M.A Penguji I ( )

(4)

iv PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Risco Valentino

NIM : 09260072

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

“Pengaruh Modernisasi Militer China terhadap Peningkatan Aliansi Jepang

dan Amerika Serikat”

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun

seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya

dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Malang, 23 Januari 2014

Yang menyatakan

(5)

v BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Risco Valentino

2. NIM : 09260072

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Jurusan : Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi : Pengaruh Modernisasi Militer China terhadap Peningkatan Aliansi Jepang dan Amerika Serikat 6. Pembimbing : 1. Tonny Dian Effendi, M.Si

2. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si 7. Kronologi Bimbingan :

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

16 November 2012 ACC Judul

03 April 2013 ACC Proposal

29 April 2013 Seminar Proposal

05 November 2013 ACC Bab I

22 November 2013 ACC Bab II

06 Desember 2013 ACC Bab III

03 Januari 2014 ACC Bab IV

03 Januari 2014 ACC Keseluruhan

04 Januari 2014 ACC Abstraksi

Malang, 04 Januari 2014

Menyetujui,

Pembimbing I

Tonny Dian Effendi, M.Si

Pembimbing II

(6)

vi ABSTRAKSI

Risco Valentino, 09260072, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Pengaruh Modernisasi Militer China Terhadap Peningkatan Aliansi Jepang dan Amerika Serikat, Tonny Dian Effendi, M.Si, Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si

Banyak pengaruh yang muncul dari modernisasi militer yang dilakukan oleh China. Satu hal yang paling terlihat adalah munculnya ancaman. Sebagai negara dalam satu kawasan, Jepang memberikan respon terhadap tindakan yang dilakukan oleh China. Kerjasama Jepang dan Amerika Serikat dalam bidang pertahanan kembali mendapatkan perhatian dan dipergunakan sebagai sarana penyeimbang kekuatan dan menekan timbulnya hagemoni oleh China. Kekuatan militer dan persenjataan menjadi hal pokok yang dikembangan dalam aliansi kedua negara. Jepang sangat terbantu dengan perlindungan security umbrella dari Amerika Serikat. Meskipun kenyataannya Jepang akan selalu berada di bawah keputusan Amerika Serikat dalam menentukan masa depan pertahanannya. Perkembangan aliansi inilah yang dapat dikaji sebagai upaya pasti kedua negara dalam merespon kekuatan besar yang dibangun oleh China.

Dalam penelitian ini konsep Balance of Power dan teori Alliance digunakan untuk melihat permasalahan yang muncul baik dalam perkembangan China maupun hubungan Jepang dan Amerika Serikat. Seiring waktu keadaan keamanan internasional akan terus berubah dan tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh sebab itu upaya untuk memperkuat hubungan antara Jepang dan Amerika Serikat akan mendapatkan hasil yang maksimal jika selalu diadakan peningkatan aliansi dalam menentukan kebijakan pertahanannya.

Kata kunci: Modernisasi, Hagemoni, Aliansi

(7)

vii ABSTRACT

Risco Valentino, 09260072, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social and Political Sciences, Influence of Chinese Military Modernization to The Increasing Alliance of Japan and The United States, Tony Dian Effendi, M.Si, Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si

Modernization of China's military conducted by a very large impact, especially in terms of threat. In the region, Japan's response to the actions taken by China. Cooperation of Japan and the United States in the field of defense back to get attention and be used as a means of balancing the power and suppress the emergence of hegemony on China. This emphasis on military power and a major factor in the development of weapons alliance between the two countries. Japanese greatly helped by the protection of the U.S. security umbrella. On the other case Japan will be under the decision of the United States specially in determining the future of defense. The development of this alliance can be studied as a second bound state in response to the great power that was built by the Chinese.

In this study, concept of Balance of Power and Alliance theory is used to look at the problems that arise both in the development of relations between China, Japan and the United States. The international security situation will

continue to change and it can’t be predicted with certainty. Therefore, efforts to

strengthen the relationship between Japan and the United States will get the maximum results if it always held increasing alliance in determining defense policy.

Keywords : Modernization, Hegemony, Alliance

Malang , December 24, 2013 Researcher

(8)

viii KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadidirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, karena hanya dengan ridho dan rahmat-Nya lah peneliti dapat

menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Modernisasi Militer China

terhadap Peningkatan Aliansi Jepang dan Amerika Serikat” ini dengan baik dan

lancar serta tepat pada waktunya.

Peneliti merasa tertarik dan antusias untuk melakukan penelitian

mengenai pengaruh modernisasi militer yang dilakukan oleh China, terutama

berkaitan dengan lanjutan aliansi yang telah dibentuk oleh Jepang dan Amerika

Serikat. Hal inilah yang kemudian memotivasi peneliti untuk mengetahui

bagaimana pola hubungan kerjasama Jepang dan Amerika Serikat dapat

memberikan sebuah kebijakan baru terutama dalam menghadapi kemajuan China

yang begitu pesat.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan khususnya

bagi Mahasiswa-mahasiswa Hubungan Internasional dan masyarakat pada

umumnya agar dalam meneliti fenomena-fenomena terkini. Selain itu juga

dipergunakan sebagai motivasi untuk selalu memberikan kesimpulan terbaru dari

permasalahan kajian hubungan internasional, yang tentunya diharapkan harus

lebih baik dari penelitian ini.

Pada penyusunan penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala

(9)

ix

perbaikan dan penyempurnaan ke depan, alangkah baiknya saran dan kritik yang

membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini yang sangat peneliti

nantikan.

Dalam kesempatan kali ini peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih

terhadap para pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada

peneliti, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

1. Tonny Dian Effendi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Pertama yang dengan

sabar selalu memberikan pencerahan materi walaupun terhalang jarak antar

negara.

2. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Kedua, yang telah

banyak memberikan masukan untuk kelanjutan penelitian ini apapun halangan

dan rintangannya sehingga peneliti dapat menyelesaikannya dengan baik.

2. Kedua orang tua terbaik dan terhebat peneliti, Bapak Rustamadji yang telah

bekerja keras membiayai dan men-support putra pertamanya menjadi seorang

sarjana, serta Ibu Suhartini yang selalu mendoakan dan memberikan semua

kasih sayangnya.

3 Saudara tereksis dan terharmonis peneliti, Shendy Ristandi sang calon

professor dan Rihedha Dinata sang unpredictable, kalian benar-benar luar luar

biasa.

4. Ria Cahya Kurnia Rahma yang telah menjadi inspirasi dan memberikan

semangat hingga berakhirnya masa kuliah, semoga akan terus berlanjut setelah

(10)

x

5. Teman-teman tersayang Rempira dengan semua anggotanya dan Bajak Laut

dengan semua awak kru nya. Terimakasih kalian semua benar-benar membuat

hidup saya lebih berarti

6. Seluruh Dosen Hubungan Internasional UMM, terimakasih untuk perhatian

dan ilmu barokahnya. Semua teman HI angkatan 09, kebahagiaan saat bersama

menuntut ilmu dalam kawah candradimuka perkuliahan tidak akan terlupakan.

7. Pasukan E-74 yang selalu memberi warna saat terang dan suram mahasiswa

kost-an terutama Fajar Rifa’i yang setia menemani perjalanan ke-mahasiswa-an saya hingga wisuda.

8. Semua teman dan sahabat yang tidak bisa ditulis namanya satu persatu, kalian

benar-benar berarti dan tidak dapat dideskripsikan hanya dalam selembar

ucapan terimakasih dalam kata pengantar.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang

telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini

dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa hubungan internasional

dan kalangan yang tertarik dengan kajian HI.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Malang, 23 Februari 2014

(11)

xi DAFTAR ISI

Lembar Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Orisinalitas ... iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v

1.6. Landasan Teori/ Konseptual ... 13

1.6.1. Konsep Balance of Power ... 13

1.6.2. Teori Alliance ... 15

1.6.3. Konsep Modernisasi ... 17

1.7. Metodologi Penelitian ... 18

1.7.1 Metodologi ... 18

1.8.2. Batasan Waktu Penelitian ... 20

1.9. Hipotesa... 20

1.10.Sistematika Penulisan... 21

(12)

xii

2.5.2. Pengembangan Teknologi Persenjataan China ... 52

BAB III POSTUR DAN PENGEMBANGAN MILITER JEPANG .... 61

3.1. Sejarah Kebijakan Pertahanan Jepang ... 61

3.1.1. Kebijakan Pertahanan Jepang Pasca Perang Dunia II ... 62

3.1.2. Kebijakan Pertahanan Jepang Pasca Perang Dingin ... 67

3.2. Perkembangan Pertahanan dan Aliansi Jepang dengan Amerika Serikat ... 70

3.2.1. National Development Program Guideline (NDPG) tahun 2004 ... 71

3.2.2. National Development Program Guideline (NDPG) tahun 2010 ... 76

3.2.3. Kebijakan Jepang dengan Amerika Serikat dalam Mid Term Defense Program FY 2011-2015 ... 83

3.3. Perkembangan Kapabilitas Militer Jepang... 89

3.3.1. Angkatan Pertahanan Jepang (Self Defense Force) ... 90

3.3.2. Masa Depan Pertahanan Militer Jepang ... 92

3.4. Dampak Perkembangan Modernisasi Militer China Terhadap Jepang ... 101

BAB IV PENINGKATAN ALIANSI JEPANG DAN AMERIKA SERIKAT SEBAGAI RESPON TERHADAP MODERNISASI MILITER CHINA ... 103

4.1. Pembaruan Kerjasama Jepang dan Amerika Serikat ... 103

4.1.1. Jepang dibawah Security Umbrella Amerika Serikat ... 107

4.1.2. Kepentingan Strategis dalam Aliansi antara Jepang dan Amerika Serikat ... 109

4.2. Analisis Perkembangan Aliansi Jepang dan Amerika Serikat Terhadap Modernisasi Militer China ... 110

BAB V PENUTUP ... 116

5.1. Kesimpulan ... 116

(13)

xiii DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Buzan,Barry and Hansen,Lene.2009.”The Evolution of International Security

Studies”.New York:Cambridge University Press.

Fukutake, Tadashi.1988.”Masyarakat Jepang Dewasa Ini”.Jakarta:PT. Gramadia James E. Dougherty, Robert L. Pfaltzgraff,Jr.2001.”Contending Theories of

International Relations-A Comprehensive Survey”.-:Addison Wesley Longman

Jawa, Ichiro.1995.”Blueprint JepangMasa Depan”.Yogyakarta:PT. Tiara Wacana.

Kirshner.Jonathan.2006.”Globalization and National Security”.New York:Routledge

Nainggolan, Poltak Partogi.1995.”Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping, Pasar Bebas dan Kapitalisme Dihidupkan Lagi”.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.

Review 2001”.Japan:-

Stockwin, J.A.A.1984.”Pluralisme Politik dan Kemajuan Ekonomi

Jepang”.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

Sampurna K, Drs. 2003.”Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”.Surabaya:Cipta

Karya

The National Institute for Defense Studies Japan.2011.”East Asian Strategic

Review2011”.Japan:-.

The National Institute for Defense Studies Japan.2013.”East Asian Strategic Review2013”.Japan:-

Sumber Jurnal dan Artikel:

Adeste Adipriyanti, Tricia Octaviana.2006.”Hubungan Jepang China Pasca

Koizumi ”.pdf dalam

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3106514.pdf

(14)

xiv

Annual Report To Congress.2008.”Military And Security Developments Involving The People’s Republic Of China 2013”.Office Of The

Secretary Of Defense. dalam

http://www.fas.org/programs/ssp/nukes/2008DefenseWhitePaper_Jan2009 .pdf

Annual Report To Congress. Military And Security Developments Involving The

People’s Republic Of China.2011 dalam

http://www.defense.gov/pubs/pdfs/2011_cmpr_final.pdf

Armitage, Richard.L.Nye,Joseph.2007.“The U.S.-Japan Alliance. Getting Asia

Right Through 2020”.Washington:CSIS dalam

http://tameike.net/pdfs7/US-Japan%20Alliance.PDF

Asia-Pasific Security Studies.2005."Japan's FY 2005 National Defense Program

Outline: New Concepts, Old Compromises” dalam

http://www.apcss.org/Publications/APSSS/JapansFY2005NationalDefense ProgramOutline.pdf

Assessing the United Nations Register of Conventional Arms.2009 dalam http://www.un.org/disarmament/HomePage/ODAPublications/Occasional Papers/PDF/OP16.pdf

Burkitt. Laurie, Scobell. Andrew, Wortzel, Larry. M.2003.”The Lessons of

History: The Chinese People’s Liberation Army at 75”.American

Enterprise Institute. dalam

http://www.strategicstudiesinstitute.army.mil/pdffiles/pub52.pdf

Center for Strategic and International Studies (CSIS).2006”Chinese Military Modernization and Force Development Main Report” dalam http://csis.org/files/media/csis/pubs/060907_chinesemilitary.pdf

Center for Strategic and International Studies (CSIS).2011.”The Military Balance

In Asia: 1990-2011.A Quantitative Analysis” dalam

http://csis.org/files/publication/110516_South_Asia-AsiaMilitaryBalance2011.pdf

Chapter II The New National Defense Program Guideline.History of the National

Defense Program Guideline dalam

http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2011/21Part2_Chapter2_Sec1.p df

China’s Military Posture dalam

(15)

xv

China’s National Defense Report in 2008 dalam

http://www.newnations.com/specialreports/PRCWhitePaperReport.pdf

Clem Tisdell.2009.”Economic Theory, Applications And Issues”.The University

of Queensland dalam

http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/90624/2/WP%2055.pdf

Cordesman. Anthony H, Kleiber.Martin.2006.” Chinese Military Modernization and Force Development,Main Report”.Washington:CSIS dalam http://csis.org/files/media/csis/pubs/060907_chinesemilitary.pdf

David C. Kang.2007.”The Balance of Power and state interest in Internatinal

Relations: South Korea between China and the U.S” dalam www.eai.or.kr/data/bbs/eng_report/200905211202773.pdf

Defense of Japan 2006.“The Basics of Japan”s Defense Policy Chapter II.The

National Defense Program Guidelines and Defense Build-Up”. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2006/2-2-1.pdf

Defense of Japan 2007.”Part 3 Measures for defense of Japan” dalam http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2007/42Part3_Chap4_Sec3.pdf

Defense of Japan 2011.”Part II The Basics of Japan’s Defense Policy and Build

-up of Defense Capability”

http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2011/07_Part2_Chapter2.pdf

Defense of Japan 2012.”Section 2.Contest of the NDPG” dalam http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2012/21_Part2_Chapter2_Sec2. pdf

Defense of Japan 2013.”The National Defense Program Guidelines and the Mid-Term Defense Program” dalam

http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2013/25_Part2_Chapter2_Sec1. pdf

Defense Minister’s Statement on the Approval of the “National Defense Program

Guidelines for FY2011 and beyond” and the “Mid-Term Defense Program

(FY2011– FY2015)” dalam

http://www.mod.go.jp/j/approach/agenda/guideline/2011/daijin_e.pdf

Defense Program and Budget Japan . Overview of FY2011 Budget Request” dalam http://www.mod.go.jp/e/d_budget/pdf/221020.pdf

(16)

xvi

Emma Chanlett-Avery. 2009.”Japan’s Nuclear Future: Policy Debate, Prospects, and U.S. Interest”.Congressional Research Service dalam https://www.fas.org/sgp/crs/nuke/RL34487.pdf

Emma Chanlett-Avery. 2011.”The U.S.-Japan Alliance”.Congressional Research Service dalam http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33740.pdf

Hummel, Hartwig.1996.”Japan’s Military Expenditure after the Cold War: The „Realism’ of the Peace Dividend. Australian Journal of International Affair Vol. 50, No. 2, 1996 dalam http://www.phil-fak.uni-duesseldorf.de/fileadmin/Redaktion/Institute/Sozialwissenschaften/Japans

Joint Statement of the Security Consultative Committee 2012” dalam

http://www.mofa.go.jp/region/n-america/us/security/scc/pdfs/joint_120427_en.pdf

Joint Statement of the Security Consultative Committee Toward a More Robust Alliance and Greater Shared Responsibilities” dalam http://www.defense.gov/pubs/U.S.-Japan-Joint-Statement-of-the-Security-Consultative-Committee.pdf

Joint Statement U.S.-Japan Security Consultative Committee. Completion of the Review of the Guidelines for U.S.-Japan Defense Cooperation. New York. dalam http://www.mod.go.jp/e/d_act/us/dp04.html

Kusnanto Anggoro. “Pertahanan dan Keamanan Negara Pada Milenium Ketiga”. Centre for Strategic and International Studies.pdf

Kuzuhara, Kazumi.”The Korean War and The National Police Reserve of

Japan:Impact of the U.S. Army’s Far East Command in Japan’s Defense

Capability”. dalam

(17)

xvii

Measuring Military Capability” dalam

http://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monograph_reports/MR1110/ MR1110.ch7.pdf

Morimoto, Satoshi.”Chinese Military Power In Asia: A Japanese Perspective

“dalam

http://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/conf_proceedings/CF137/CF1 37.chap2.pdf

Michael H. Keifer.2011.”Assuring South Korea and Japan as the Role and Number of U.S. Nuclear Weapons are Reduced”. Defense Threat

Reduction Agency dalam

http://www.fas.org/irp/agency/dod/dtra/assuring.pdf

Michael P. Watson, Lieutenant Commander.2001.“Balance of Power vs. Balance of Threat: The Case of China and Pakistan” dalam www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a401282.pdf

Mid-Term Defense Program (FY2011- FY2015)” dalam

http://www.mod.go.jp/e/d_act/d_policy/pdf/mid_termFY2011-15.pdf

National Air and Space Intelligence Center.2010.”People’s Liberation Army Air

Force 2010”.Ohio dalam

http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/nasic/pla_af_2010.pdf

National Defense Program Guidelines For FY2011 And Beyond dalam http://www.mofa.go.jp/policy/security/pdfs/h23_ndpg_en.pdf

Nemets. Alexander, Torda.Thomas.2002. “PLA Navy: From „Green Water’ to

„Blue Water’,”Newsmax.com dalam

http://archive.newsmax.com/archives/articles/2002/7/25/16133.shtml

Report To Congress Pursuant To The Fy2000 National Defense Authorization Act. “Annual Report On The Military Power Of The People’s Republic Of China” dalam

http://www.defense.gov/news/Jul2002/d20020712china.pdf

Robert Johnson.2010.”Japan Closes the Nuclear Umbrella: An Examination of Nonviolent Pacifism and Japan’s Vision for a Nuclear Weapon-Free

World” dalam

http://blog.hawaii.edu/aplpj/files/2012/05/APLPJ_13.2_Johnson.pdf

(18)

xviii

Security Consultative Committee Document.2011.”Cooperation in Response to the Great East Japan Earthquake” dalam http://www.mofa.go.jp/region/n-america/us/security/pdfs/joint1106_03.pdf

Sejarah China masa Dinasti Qing http://www.saylor.org/site/wp-content/uploads/2012/02/ARTH305-2.5.2-China-Qing-Dynasty1.pdf

Sharma, Gaurav.2012.”People’s Liberation Army:Ground Forces Modernisation-

An Assessment”.Sholarv Warior dalam

http://www.claws.in/SW/SW%20J.62-84.pdf

Simela Victor Muhamad.”Pengembangan Kekuatan Militer Chinadan Dampaknya

Terhadap Kawasan Asia Timur” dalam

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/14309407436_0853-9316.pdf

Sotckholm International Peace and Research Institute (SIPRI) Swiss.2009 dalam http://erabaru.net/era-baru/37-news2/2753-anggaran-militer-china-kedua-tertinggi-di-dunia?format=pdf

Swaine. D. Michael, Mochizuki, M. Mike, Brown, L. Michael. Giarra, S. Paul. Paal, H. Douglas. Odel, Esplin Rachel. Lu, Raymond. Palmer, Oliver. Ren, Xu.2013.”China’s Military & The U.S.-Japan Alliance In 2030.A Strategic Net Assessment”. Washington:Carnegie Endowment

For International Peace dalam

http://carnegieendowment.org/files/net_assessment_full.pdf

The Constitution of Japan 1947 dalam

http://afe.easia.columbia.edu/ps/japan/constitution_1947.pdf

The People’s Liberation Army Navy.2009.”A Modern Navy With Chinese

Characteristics”. halaman 16-20 dalam

http://www.fas.org/irp/agency/oni/pla-navy.pdf

Tipps, C. Dean.” Modernization Theory and the Comparative Study of Societies: A Critical Perspective”.University of California Berkeley dalam http://bcpolscima.files.wordpress.com/2011/08/modernization-theory-and-the-comparative-study-of-societies-a-critical-perspective.pdf

U.S.-Japan Security Consultative Committee. Completion of the Review of the Guidelines for U.S.-Japan Defense Cooperation. New York. dalam http://www.mod.go.jp/e/d_act/us/dp04.html

Waldron, Arthur. 2005.The Rise of China: Military and Political Implications.

(19)

xix

http://www.ekome.gr/coursematerial/The%20rise%20of%20China%20mil itary%20and%20political%20implications.pdf

Walt, Stephen.M.1985.”Alliance Formation and The Balance of Worl

Power”.International Security, Vol.9,No.4 dalam https://umdrive.memphis.edu/rblanton/public/POLS_7508_Fall_2009/walt _alliance_formation.pdf

Walt, Stephen.M.1987.”The Origins of Alliances” dalam

http://www.polisci.ufl.edu/usfpinstitute/2010/documents/readings/walt198 7.pdf

Wayne M. Morrison.2013.”China’s Economic Rise: History, Trends, Challenges, And Implications For The United States”. Congressional Research Service dalam http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf

XIN Benjian, Faculty. “Security Dilemma, Balance of Power Vs. US Policy Towards China in the Post-Cold War Era”. Luoyang PLA Foreign

Language College/ Xiandai Guoji Guanxi.pdf

http://pickerflowers.blogspot.com/2010/12/jepang-memperingatkan-pertahanan.html

Yanyan mochamad Yani, Dr., Drs., M.A.”Makna Strategis Pembangunan Militer

China”. dalam

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/makna_strategis_pembanguan_militer_cina.pdf

Sumber website berita:

Berdasarkan tulisan Yogi Hastyadi Widiartanto tanggal 26 Juni 2012 dalam Okezone yang berjudul Pesawat Luar Angkasa China Berhasil Docking

Manual dalam

http://www.narotama.ac.id/download_berita/Pesawat%20Luar%20Angkas a%20China%20Berhasil.pdf

Jumlah yang diberikan oleh SIPRI tahun 2013 yang berjudul “Trends In World

Military Expenditure, 2012” dalam

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah Asia Timur merupakan kompleksitas dari negara-negara besar

yang mempunyai peranan penting baik dalam sisi historis maupun eksistensi

kawasan dari dahulu sampai sekarang. Hampir semua negara yang berada

dikawasan Asia Timur selalu memberikan kajian baru yang menarik dalam

perkembangan dinamika sistem global disegala bidang. Dua negara diantaranya

selalu menjadi sorotan dan mempunyai ikatan kuat dalam hal kerjasama maupun

persaingannya adalah Jepang dan China. Image sebagai negara besar yang

melekat pada kedua negara tersebut sudah terbangun sejak lama dan saling terikat

dalam sejarah sehingga jika terjadi kerjasama ataupun konflik akan terlihat jelas

dalam dunia internasional.

China modern menjadi pembanding baru bagi Jepang, baik dibidang

teknologi, perdagangan dan khususnya militer yang jauh melampaui kemampuan

Jepang saat ini. Pemimpin Partai Komunis China mengkonfirmasikan bahwa

China periode lima tahun kedepan memiki sasaran strategis terhadap

pengembangan kekuatan militernya. Hal utama yang dapat dilakukan yaitu

dengan membangun angkatan bersenjata yang terkomputerisasi dan unggul dalam

kemampuan tempur berbasis teknologi informasi serta didukung oleh prajurit

yang bermutu tinggi dalam jumlah yang sangat besar1.

1DR. Yanyan Mochamad Yani, Drs.,M.A.”Makna Pengembangan Militer China”

(21)

2 Meningkatnya kemajuan China dimulai pada masa Deng Xiaoping2 setelah terjadinya keberhasilan China dalam pasar bebas dan kapitalisme. Mulai

berkembangnya reformasi China tersebut menjadi salah satu batu loncatan yang

membuat China menjadi negara yang terbuka dan memperoleh keuntungan

dengan bekerjasama dengan negara-negara kawasan lainnya. Selain itu Deng

Xiaoping sendiri telah menggagas kebijakannya untuk pembaruan China termasuk

program modernisasi People’s Liberation Army (Tentara Pembebasan Rakyat).

PLA sendiri merupakan bagian dari 4 modernisasi yang dicanangkan oleh Deng

Xiaoping pada tahun 1978 yang meliputi modernisasi di bidang militer, ekonomi,

politik, dan teknologi3.

Adanya permulaan tersebut membuat China perlahan tetapi pasti

membangun imagenya sebagai negara dengan perekonomian maju dan mulai

menguasai pasar internasional. Karena alasan untuk mempertahankan berbagai hal

diatas maka China menyeimbangkannya dengan memperkuat militer dan

melengkapinya dengan modernisasi persenjataan. Harapan China, proses

peningkatan sistem kekuatan mulai memberikan pengaruh yang luar biasa

terhadap kestabilan keamanan kawasan. Hal itulah yang otomatis membuat China

tercitrakan sebagai negara dengan isu nuklir yang selanjutnya akan mengancam

posisi negara-negara yang ada disekitarnya.

Selain itu dari pernyataan tentang masa depan militernya, China berdalih

bahwa sifat dan peranan angkatan bersenjata yang akan dilakukannya hanya untuk

2 Nainggolan, Poltak Partogi.1995.”Reformasi Ekonomi RRC Era

Deng Xiaoping, Pasar Bebas

dan Kapitalisme Dihidupkan Lagi”.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.

3

(22)

3 alasan pertahanan dan sebagai suatu upaya untuk menjaga keamanan kedaulatan,

perekonomian, serta integritas wilayahnya saja. Mengingat sekarang ini China

telah menyamai tingkatan adi daya setara Amerika Serikat. Kondisi China yang

luar biasa tersebut ditunjang dari berbagai faktor seperti berkembang pesatnya

ekonomi China dan penyaluran sumber daya yang tepat guna dapat menjadi aspek

utama untuk menunjang biaya militer. Maka tidak dipungkiri lagi dengan

anggaran biaya militer yang besar tersebut dapat memperbaiki pertahanan

militernya sehingga China mampu mencitrakan negaranya sebagai negara yang

kompleks disegala bidang. Hal inilah yang menumbuhkan tanda tanya besar bagi

negara lainnya.

Selain berdasarkan faktor pokok yang mempengaruhi kemajuan China

tersebut anggaran besar itu juga ditunjang dengan adanya kekompakan berbagai

faktor pendukung terhadap misi militerisme China sendiri. Salah satunya

termasuk reformasi PLA4 agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan

teknologi canggih yang telah dikembangkan. Jumlah tentara yang banyak bukan

merupakan suatu tolak ukur kesatuan militer yang baik, melainkan tingkat

profesionalitas serta strategi matang yang akan dibutuhkan sehingga China dapat

mengalihkan pembiayaan tentara tersebut untuk modernisasi persenjataan. China

berharap dengan hal tersebut akan terbentuk sebuah keamanan yang utuh dan

menentukan kekuatan militer suatu negara.

Pernyataan China tentu saja berbeda dengan pola pikir masyarakat

internasional termasuk Jepang. Jepang yang dahulu pernah berjaya menjadi salah

4

(23)

4 satu negara yang benar-benar merasa terancam dengan adanya hal tersebut.

Setidaknya kekhawatiran Jepang akan modernisasi militer China muncul karena

beberapa alasan penting. Salah satunya mengenai sifat senjata nuklir yang mampu

memporakporandakan suatu wilayah dalam waktu singkat dan pernah dialami

Jepang pada Perang Dunia ke-II.

Transparansi kemajuan militer China ini tidak dapat ditakar oleh Jepang

baik kualitas maupun kuantitasnya. Argumen diatas muncul karena China

cenderung tertutup mengenai kepemilikan senjata nuklirnya maupun visi misi

pengembangan teknologi dan kekuatan militernya. China menyatakan bahwa hal

tersebut tidak lebih untuk sekedar mengutamakan keamanan negaranya secara

pribadi serta menjamin bahwa modernisasi militer yang dilakukannya tetap untuk

memenuhi kebutuhan dalam hal pertahanan negaranya saja.

China tetap berpegangan pada kebijakan mengenai penggunaan senjata

nuklir bukanlah suatu hal utama yang digunakan dan selalu menahan diri terhadap

pengembangan senjatanya. Selain itu China juga tidak akan terlibatkan diri dalam

perlombaan nuklir seperti yang terjadi di negara-negara maju saat ini. China juga

tidak akan menempatkan senjata nuklirnya keluar wilayah. Sehingga status

kepemilikan senjata nuklir tersebut hanya sebagai pendukung kamampuan untuk

mengadakan serangan balasan jika ada suatu negara lain yang terlebih dahulu

menyerang China.

Pada kenyataannya China tetap menjalankan perkembangan persenjataan

dengan selalu mengadakan pembaruan teknologi, uji coba standar nuklirnya dan

(24)

5 tahun 20085 berada di posisi kedua setelah Amerika Serikat. Terkait dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh China terkait perkembangan senjatanya,

China pernah melakukan uji coba missile ballistic nya yang membuat cemas

negara-negara dalam kawasan Asia Timur terutama Jepang.

In August 1999, China announced that it had successfully test launched what was believed to be Dongfeng-31, a solid full fired strategic missile with a range of 8,000 kilometers. On December 12, 2000, the U.S. Defense Departement announced that China has test launched a strategic missile of the same type on November 4. Although it was reported that hina had started building a new 094 type nuclear powered ballistic missile submarine (SSBN), its details are not known6.

Berdasar pada pemaparan alasan China mengenai kebijakan pertahanannya

terlihat bahwa pengembangan militer bagi China adalah suatu langkah yang harus

dilakukan untuk membuat negaranya menjadi besar dalam segala hal dan

meningkatkan kekuatan nasional secara bertahap dan berkelanjutan. Selanjutnya

dengan kemajuan militernya diharapkan dapat digunakan sebagai jaminan bahwa

China telah menjadi bagian dari salah satu sistem pengaturan keamanan di negara

kawasan. Selain itu kekuatan militer juga digunakan sebagai jaminan untuk

menopang pengaruh politik luar negeri China di mata internasional.

Kondisi kawasan yang sangat labil terhadap isu keamanan berpengaruh

dalam perilaku negara-negara anggotanya tidak terkecuali Jepang. Perkembangan

itu yang membuat Jepang mulai berpikir lebih dinamis terutama dalam hal

pertahanan nasionalnya. Jika meninjau beberapa waktu belakangan, Jepang tidak

memprioritaskan faktor ancaman nasional secara langsung dalam program

5

Data dari “ Sotckholm International Peace and Research Institute” (SIPRI) Swiss, tahun 2009 dalam http://erabaru.net/era-baru/37-news2/2753-anggaran-militer-china-kedua-tertinggi-di-dunia?format=pdf diakses Minggu, 17 Maret 2013

6

(25)

6 pertahanannya. Seperti dalam National Defense Program Outline (NDPO) tahun

1976, prinsip Jepang terfokus pada perdamaian dunia dan kestabilan antar negara

terutama dalam permasalahan blok barat dan blok timur7. Begitu pula dalam perombakan NDPG tahun 1995, prioritas utama dalam pertahanannya

dimaksimalkan terhadap keamanan internasional pasca perang dingin. Hal

tersebut tidak selamanya relevan terhadap kondisi lingkungan yang semakin maju.

Seiring perkembangan internasional, potensi terjadinya ancaman terutama

berhubungan dengan missile balistic dan program nuklir semakin menjadi

permasalahan baru bagi sebagian negara. Dalam kawasan Asia Timur, kondisi

serupa juga Salah satu faktor ancaman tersebut adalah modernisasi militer yang

dilakukan oleh China. Dengan melihat kemungkinan baru dinamika keamanan

kawasan, secara langsung Jepang dituntut untuk memperbarui program

pertahanannya menjadi National Defense Program Guideline (NDPG). Dari

kebijakan yang ada diharapkan mampu memberikan poin-poin yang lebih

kompleks, terperinci dan sesuai dengan perkembangan permasalahan global.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, program pertahanan nasional

Jepang telah dua kali mendapatkan revisi yaitu pada NDPG 2004 dan yang

terakhir NDPG 2010. Penataan ulang ini dilakukan untuk memberikan kebijakan

yang dirasa paling tepat untuk mendukung gerakan pertahanan Jepang dalam

7

Defense of Japan 2011.”Part II The Basics of Japan’s Defense Policy and Build-up of Defense Capability” halaman 3 dalam

(26)

7 menghadapi ancaman. Sebagai pijakan, NDPG memiliki prinsip dasar utama atau

Two objectives, three approaches yang mempunyai dua tujuan8 yaitu:

1. Mencegah ancaman langsung terhadap Jepang dan memberikan tindakan

terbaik jika terjadi dengan meminimalisasi konflik dan kerusakan.

2. Melakukan peningkatan keamanan internasional untuk mencegah dan

menekan potensi ancaman yang mencapai Jepang.

Sebagai pendukung dari tujuan tersebut ada tiga pendekatan yang dapat

dilakukan oleh Jepang diantaranya fokus dan percaya terhadap kekuatan

nasionalnya sendiri, membentuk kerjasama dengan negara besar (aliansi dengan

Amerika Serikat) serta aktif dalam komunitas internasional9. Kembali pada perubahan kondisi keamanan internasional yang semakin lama semakin kompleks

khususnya modernisasi militer yang diperlihatkan oleh China, aliansi keamanan

antara Jepang-Amerika Serikat dapat digunakan sebagai salah satu upaya Jepang

untuk merespon hal tersebut.

Keputusan untuk tetap menjalin hubungan aliansi antara Jepang dan

Amerika Serikat tidak lepas dari permasalahan dilema keamanan dan ancaman.

Kebijakan dalam aliansi tersebut senantiasa diperbarui dan berkembang sampai

saat ini karena adanya perubahan pada lingkungan strategis kedua negara dan

persepsi yang berbeda dalam berbagi beban, tanggung jawab serta kekuatan

diantara mereka.Bagi Jepang, kerjasama dengan Amerika Serikat dilakukan

sebagai salah satu upaya Balance of Power dari kepentingan keamanannya.

8

Ibid 9

Defense of Japan 2006.“The Basics of Japan”s Defense Policy Chapter II.The National Defense Program Guidelines and Defense Build-Up”. halaman 103-104 dalam

(27)

8 Sedangkan bagi Amerika Serikat, kerjasama dengan Jepang dapat digunakan salah

satunya sebagai pengontrol pergerakan negara-negara kawasan Asia Timur yang

berpotensi menjadi pesaing baru seperti China dan Korea Utara.

Hal inilah yang dapat dicermati sebagai permasalahan baru dalam

hubungan antar negara. Ketergantungan Jepang terhadap Amerika Serikat masih

sangat terlihat walaupun dalam perkembangan NDPG-nya Jepang ingin

memprioritaskan keberhasilan pertahanan nasionalnya secara mandiri. Aliansi

tetap dijadikan acuan terbaik sebagai penunjang keamanan Jepang seiring dengan

modernisasi militer China yang semakin maju. Dari perkembangan permasalahan

tersebut akan memunculkan asumsi yang berhubungan dengan relevansi aliansi

terhadap kepentingan Jepang. Di masa depan segala kemungkinan bisa terjadi

apakah misi aliansi yang dibentuk masih sebagai respon modernisasi militer China

atau sudah mempunyai manfaat yang bergeser seiring kemajuan zaman.

Mengambil kesimpulan dari latar belakang di atas maka penelitian

mengenai ”Pengaruh Modernisasi Militer China terhadap Peningkatan Aliansi

Jepang dan Amerika Serikat” ditulis agar dapat ditelaah lebih jauh tentang peran

aliansi Jepang dan Amerika dalam merespon kemajuan militer China serta upaya

yang dilakukan kedua negara agar dapat menjadi negara yang kuat khususnya di

(28)

9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang diatas, penjelasan yang ada

mengerucutkan rumusan masalah tentang bagaimana kerjasama Jepang dan

Amerika Serikat dalam merespon modernisasi militer China?

1.3. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan perkembangan militer China serta pengaruhnya bagi

Jepang.

2. Memberikan penjelasan lanjutan tentang peningkatan kerjasama yang

dilakukan Jepang dengan Amerika Serikat sebagai respon terhadap

modernisasi militer yang dilakukan oleh China.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi dan menambah khasanah kajian ilmu Hubungan Internasional. Selain itu

dapat digunakan sebagai tinjauan pustaka bagi para akademisi untuk melihat lebih

jauh mengenai perkembangan permasalahan internasional yang terjadi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperluas kajian ilmu Hubungan

Internasional yang berkaitan dengan hubungan antara Jepang dengan Ameika

(29)

10 China khususnya dalam kawasan Asia Timur dan dunia internasional secara

menyeluruh.

1.5. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan ini akan dicantumkan hasil

publikasi yang termasuk dalam penelitian terdahulu oleh peneliti yang pernah

mengangkat topik yang mempunyai kajian dasar maupun landasan teori/ konsep

yang sama.

No. Nama / Judul Metodologi dan

pendekatan

Hasil

1. Adeste Adipriyanti dan

Tricia Octaviana /Hubungan

Jepang – China pasca Koizumi10

Eksplanatif

- Detterence

- Memperlihatkan

peningkatan Jepang di

segala aspek terutama

karena pergantian

kepemimpinan Jepang

tahun 2006 dari

Junichiro Koizumi

kepada Shinzo Abe.

- Modernisasi stabilitas

meimbulkan persaingan

Adeste Adipriyanti, Tricia Octaviana.2006.”Hubungan Jepang China Pasca Koizumi ”. dalam

(30)

11

- Penjelasan mengenai

kemajuan militer China

dan langkah real

dengan munculnya sikap

kritis dari negara – negara kawasan Asia

Timur lainnya.

3. Lieutenant Commander

Michael P. Watson, United

States Navy /Balance of

Power vs. Balance of Threat:

Eksplanatif

- Balance of

Power

- Balance of

- Memberikan gambaran

mengenai perbandingan

kemajuan Pakistan dan

China.

11

Simela Viktor Muhamad.2009. “Pengembangan Kekuatan Militer China dan Dampaknya Terhadap Kawasan Asia Timur”.2009 dalam .

(31)

12 The Case of China and

Pakistan12

Threat - Penjelasan mengenai

persaingan dua negara

India dan Pakistan secara

umum

- Penjelasan tentang

Balance of Power antara

Pakistan dengan China

serta hubungan kedua

negara selama 40 tahun

lebih.

4. David C. Kang/The Balance

of Power and state interest in

Internatinal Relations: South

Korea between China and

negara- negara kawasan

Asia Timur yang kontra

dengan kekuatan China.

- Peranan Kor Sel dalam

kawasan yang berada

antara China dan AS.

- memperlihatkan posisi

balancing dalam

hubungan internasional,

- penerapan balancing

antara Kor Sel dengan

China, Kor Sel dengan

Kor Ut, serta aliansi Kor

Ut dengan AS.

12

Lieutenant Commander Michael P. Watson.2001.“Balance of Power vs. Balance of Threat: The Case of China and Pakistan” dalam www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a401282.pdf diakses Selasa, 12 Februari 2013

13David C. Kang.2007.”

The Balance of Power and state interest in Internatinal Relations: South

Korea between China and the U.S” dalam

(32)

13 5. Risco Valentino/ Kerjasama

Jepang- Amerika Serikat

sebagai respon peningkatan

modernisasi militer China

- Perkembangan aliansi

Jepang –AS sebagai respon dari modernisasi

militer China

1.6. Landasan Teori/Konseptual 1.6.1. Konsep Balance of Power

Keamanan nasional selalu menjadi salah satu pertimbangan utama setiap

negara dalam berinteraksi dengan negara lain. Dalam pandangan realis, sistem

nasional mengacu pada tindakan anarkis dan tidak ada hukum atau pemerintahan

yang mengatur negara-negara sebagai unit dalam sistem tersebut. Oleh karena itu,

setiap negara berpacu untuk mengamankan dirinya sendiri dari ancaman negara

lain dan salah satu upaya yang dilakukannya adalah melakukan Balance of Power.

Banyak pengertian mengenai konsep Balance of Power (BOP) sebagai

(33)

14 Pfaltzgraff yang menjabarkan bahwa BOP adalah suatu kondisi terjadinya

pemerataan distribusi kekuatan dalam sistem internasional sehingga setiap negara

merasa terjamin keamanannya14. Keamanan nasional menjadi salah satu pertimbangan utama setiap negara dalam berinteraksi dengan negara lain. Maka

dari itu apabila suatu negara mengalami dilemma keamanan, akan saling berlomba

dalam memenuhi kepentingan nasionalnya.

Seperti yang digambarkan dalam “The Origins of Alliances”15, Balance of

Power dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya:

1. Jika ada negara besar yang menjadi sumber ancaman, maka

kecenderungan negara lain untuk menyelaraskan diri menentangnya akan semakin

besar.

2. Semakin dekat posisi negara besar yang mengancam tersebut maka

semakin besar kecenderungan negara-negara terdekatnya untuk menentang. Hal

ini berlaku dalam hubungan China dengan Jepang karena efek ancaman yang

diberikan oleh China terhadap Jepang.

3. Semakin besar kemampuan offense sebuah negara, semakin besar pula

kecenderungan negara lain untuk mengimbanginya dengan membentuk koalisi

yang bersifat defense.

4. Aliansi yang dibentuk lebih diutamakan untuk menangkal ancaman dan

kemungkinan serangan yang terjadi, dan hal itu selesai jika sumber ancaman

tersebut menghilang.

14

James E. Dougherty, Robert L. Pfaltzgraff,Jr.Chapter 8.2001.Theories of Deterrence: Arms

Control and Strategic Stability.”Contending Theories of International Relations” halaman 41. 15

Walt, Stephen.M.1987.”The Origins of Alliances”d alam

(34)

15 Balance of Power dapat digunakan untuk melihat perilaku dari Jepang dan

Amerika Serikat terhadap China karena berbagai alasan seperti adanya distribusi

kekuatan yang relatif tidak seimbang (terutama pada kapabilitas militer antara

Jepang dan China). Hal itulah yang memunculkan persaingan dan konflik yang

berkesinambungan dan dengan menggabungkan kekuatan antara Jepang dan

Amerika Serikat diharapkan mampu memberikan keuntungan terhadap keduanya.

Kemudian dalam proses Balance of Power, usaha lanjutan yang dapat

dilakukan untuk mengamankan negara dari ancaman secara efektif adalah dengan

membentuk alliance. Alliance sendiri mempunyai dua hal pokok yang dapat

digunakan sebagai acuan. Pertama, untuk menghentikan negara lain yang

berpotensi menjadi kekuatan hegemon. Kedua, untuk memperluas atau

memperdalam pengaruh atas negara lain yang lebih lemah yang tergabung dalam

aliansi, karena negara-negara anggota yang lemah itu lebih membutuhkan

perlindungan daripada yang kuat16

1.6.2. Teori Alliance

Berdasarkan permasalahan hubungan Jepang yang merespon modernisasi

militer China, proses untuk menyeimbangkan kedua negara tersebut adalah

membentuk aliansi dengan Amerika Serikat. Menurut Stephen M. Walt, negara

akan beraliansi jika dihadapkan pada ancaman atau dominasi dari negara lain yang

kuat atau lebih kuat untuk melakukan perimbangan kekuatan17. Perilaku yang diperlihatkan sebuah negara tersebut adalah respon atas ancaman yang diterima.

16

Walt, Stephen.M.1985.”Alliance Formation and The Balance of Worl Power”.International Security, Vol.9,No.4 halaman 5-6, dalam

https://umdrive.memphis.edu/rblanton/public/POLS_7508_Fall_2009/walt_alliance_formation.pdf

(35)

16 Dalam sistem internasional yang anarkis dan cenderung pada tidak adanya

distribusi kekuatan yang berimbang, negara-negara akan bergabung membentuk

aliansi sebagai upaya untuk melawan kekuatan yang paling mengancam.

Aliansi dalam Balance of Power merupakan respon yang dilakukan oleh

negara atau beberapa negara terhadap negara lain yang memiliki power (baik dari

segi militer, ekonomi, teknologi, dll) yang lebih besar dari yang dimiliki negara

tersebut. Konteks hubungan aliansi antara Jepang dan Amerika Serikat

diwujudkan dalam perjanjian kedua negara baik dalam perkembangan National

Defense Program Guideline (NDPG) hingga tahun 2010 serta Pedoman

Kerjasama Pertahanan Jepang-Amerika Serikat yang selalu dilaporkan

perkembangannya setiap tahun dalam Defense of Japan dari tahun 2005 hingga

tahun 2013. Dengan adanya peningkatan aliansi berkala pada kebijakan tersebut

secara langsung meningkatkan fungsi aliansi Jepang-Amerika Serikat agar lebih

efektif dalam merespon perkembangan keamanan regional terutama

pengembangan kekuatan militer China.

Dalam pandangan Jepang, kerjasama keamanan dengan Amerika Serikat

bersifat kuat dan mempunyai peran sangat penting. Hal itu telah dicantumkan

dalam prinsip dasar pertahan nasional Jepang untuk mencapai kepentingan

keamananan wilayahnya. Begitu juga sebaliknya, Amerika Serikat memiliki

kepentingan yang sama dalam melakukan hubungan kerjasama dengan Jepang.

(36)

17 and areas under its administration, and that Japan would provide bases and facilities for U.S. forces in country for the security of the Far East”18.

Khususnya di dalam kawasan Asia Timur, Amerika Serikat mencari

bentuk aliansi yang dapat terus menjadi insurance policy, yaitu menyediakan

pertahanan bagi Jepang dan menjamin stabilitas di Asia Timur. Selain itu dapat

bertindak sebagai investment policy yaitu dalam hal meningkatkan kontribusi bagi

stabilitas regional dan keamanan global. Karena itu, perkembangan dari aliansi

tersebut sangat diharapkan agar misi dari dua negara dapat terealisasi secara

optimal.

1.6.3. Konsep Modernisasi

Pengertian modernisasi dalam kaidah Bahasa Indonesia adalah proses

pergeseran sikap dan mentalitas untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa

kini19. Dari penjelasan konsep modernisasi memperlihatkan bagaimana sebuah kemajuan dari sebuah negara masuk kedalam kajian modernisasi dengan

peningkatan di berbagai hal diantaranya ekonomi, politik, sosial serta budaya. Hal

itulah yang kemudian dijelaskan secara menyeluruh oleh Dean C. Tipp dalam

jurnalnya yang berjudul Modernization Theory and the Comparative Study of

Societies: A Critical Perspective20.

Dalam konteks pembahasan penelitian sesuai judul, modernisasi

diterapkan untuk menggambarkan kemajuan China dalam segala aspek karena

18

Armitage, Richard.L.Nye,Joseph.2007.“The U.S.-Japan Alliance. Getting Asia Right Through 2020”.Washington:CSIS halaman 19 dalam http://tameike.net/pdfs7/US-Japan%20Alliance.PDF

diakses pada Selasa, 22 Mei 2012 19

Sampurna K, Drs. 2003.”Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”.Surabaya:Cipta Karya 20Tipps, C. Dean.”

Modernization Theory and the Comparative Studyof Societies:A Critical Perspective”.University of California Berkeley dalam

(37)

18 pengaruh globalisasi. Perubahan jaman terutama pertumbuhan ekonomi yang

begitu pesat membuat China mengubah tata pertahanannya menjadi lebih

mutakhir. Salah satu hal yang paling tepat dilakukan China adalah modernisasi

aspek militernya. Modernisasi tersebut diwujudkan dalam perkembangan

kapabilitas militernya. Melalui management peralatan berteknologi canggih serta

kemajuan dalam mengatur pasukan militernya (PLA), China ingin agar kekuatan

nasionalnya bertambah maju di tengah tuntutan akan perlindungan keamanan

nasionalnya21.

Ukuran atau patokan dari modernisasi militer China dapat dilihat karena

beberapa faktor. Pertama berdasarkan urutan sejarah sebelumnya yang

memperlihatkan tumbuh kembang China dari masa ke masa. Kemudian

perkembangan ekonomi yang semakin bertambah dengan pendapatan negara dan

anggaran belanja yang besar tiap tahunnya. Selanjutnya, modernisasi China dapat

dibuktikan dengan berkembangnya kapabilitas militernya. Hal ini yang paling

ditekankan karena China sudah mulai mengembangkan peranan PLA nya dalam

berbagai bidang serta semakin mempercanggih persenjataan berbasis teknologi

mutakhirnya (Missil Balistic bermuatan nuklir).

1.7. Metodologi Penelitian 1.7.1. Metodologi

Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian eksplanatif, dimana

penelitian yang ditulis lebih memberikan penjelasan mengapa Jepang memberikan

21

Berdasarkan jurnal Adam Siegel yang berjudul ”Globalization is a Double-edged Sword. Globalization and Chinese National Security” dalam Kirshner.Jonathan.2006.”Globalization and

(38)

19 respon terhadap modernisasi militer yang dilakukan oleh China dengan

bekerjasama dengan Amerika Serikat.

1.7.2. Tingkat Analisa

Untuk memberikan gambaran serta penjelasan mengenai penulisan ini,

telah dibagi kedalam unit eksplanasi dan unit analisisnya. Unit eksplanasi

(variabel independen) berada pada level negara dimana modernisasi militer yang

dilakukan oleh China digunakan untuk menjelaskan perilaku dari objek.

Sedangkan unit analisa (variabel dependen) berada pada level kelompok negara

yang mengarah pada peningkatan aliansi kerjasama bilateral Jepang dan Amerika

Serikat dalam melakukan Balance of Power terhadap China. Sehingga dapat

disimpulkan permasalahan yang ditulis dalam penelitian ini termasuk dalam tipe

analisa reduksionis, dimana unit eksplanasinya mempunyai tingkatan yang lebih

rendah dari pada unit analisisnya22.

1.7.3. Teknik Analisa

Berdasarkan pada pola penentuan alur dalam penulisan, penelitian ini

masuk kedalam analisa penalaran deduktif. Analisa deduktif berpangkal pada

suatu peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan

berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus.

Jika dihubungkan dalam penulisan penelitian ini, metode deduktif diawali

dengan menentukan konsep atau teori, hipotesis serta alur penelitian berdasarkan

kasus yang dikaji. Selanjutnya melakukan pemahaman berdasar acuan konsep

atau teori tersebut baru kemudian melakukan penelitian untuk mencari hasil

22 Mas’oed, Mochtar.1990.”Ilmu Hubungan Internasional, Disiplin dan

(39)

20 sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan. Dengan demikian konteks

dari penalaran deduktif tersebut adalah penekanan konsep atau teori merupakan

kunci utama dalam memahami suatu masalah.

1.7.4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan merupakan studi pustaka dari berbagai sumber

data yang ada dan dikumpulkan agar sesuai dengan target penulisan. Sumber data

yang digunakan berupa buku, artikel, catatan, jurnal dan laporan penelitian

lainnya yang berupa skripsi dan thesis. Dengan pengumpulan data kemudian

dilakukan proses pengolahan dan penyaringan target data agar sesuai untuk

dijadikan pendukung dalam penenulisan penelitian serta menjawab rumusan

masalah.

1.8. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam sebuah penulisan ilmiah, ruang lingkup penelitian memberikan

pengaruh mengenai pembahasan dari masalah yang dikaji. Berdasarkan

pembahasan dari penelitian, ada dua batasan yang akan digunakan untuk

memperjelas penulisan dan agar tidak keluar dari konteks penulisan.

1.8.1. Batasan Materi

Dalam penelitian ini fokus penulisan ada pada permasalahan mengenai

peningkatan modernisasi militer China serta bentuk peningkatan aliansi kerjasama

(40)

21

1.8.2. Batasan Waktu Penelitian

Batasan waktu yang ada pada penelitian ini ada pada masa perkembangan

lanjutan dari National Defense Program Guideline (NDPG) Jepang tahun 2004

hingga sekarang.

1.9. Hipotesa

China adalah sebuah negara dengan perkembangan nasional yang luar

biasa pesat. Dengan kemajuannya yang terus meningkat, China perlu memperkuat

militer dan persenjataannya untuk memperkuat pertahanan, menjaga keamanan

kedaulatan, perekonomian, serta integritas wilayahnya. Tindakan China itulah

yang dilihat Jepang sebagai sebuah ancaman. Selain posisi kedua negara yang

dominan dan saling bersaing dalam kawasan, perilaku China dinilai dapat menjadi

agresif dan menimbulkan security dilemma. Salah satu tindakan nyata yang

dilakukan Jepang adalah melakukan Balance of Power yaitu kerjasama

membentuk aliansi pertahanan (defensive alliance) dengan Amerika Serikat.

Dalam prosesnya, peningkatan aliansi dalam kebijakan kedua negara selalu

dilakukan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk merespon serta

menandingi modernisasi China disegala bidang terutama kekuatan militernya.

1.10. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan dijabarkan dalam beberapa bab dengan sistematika

(41)

22

Bagian Bab Judul Pembahasan

Satu Bab I Pendahuluan 1.1. Latar belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1.4.2. Manfaat Praktis

1.5. Penelitian Terdahulu

1.6. Landasan teori/ Konseptual

1.6.1. Konsep Balance of Power

1.6.2. Teori Alliance

1.6.3. Konep Modernisasi

1.7. Metodologi Penelitian

1.7.1. Metodologi

1.7.2. Tingkat Analisa

1.7.3. Teknik Pengumpulan Data

1.7.4. Teknik Analisa

1.8. Ruang Lingkup Penelitian

1.8.1. Batasan Materi

1.8.2. Batasan Waktu Penelitian

1.9. Hipotesa

1.10. Sistematika Penulisan

Dua Bab II Modernisasi Militer

China

2.1. Gambaran umum

Kebangkitan China (Rise of China)

2.1.1. Sejarah Terbentuknya

Republik Rakyat China

2.1.2. Reformasi Ekonomi dan

Sosial China masa Deng Xiaoping

2.2. Perkembangan Ekonomi

(42)

23 2.3. Kebijakan Pertahanan

China

2.4. Kapabilitas Militer China

2.5 Perkembangan Modernisasi

Militer China

2.5.1 Modernisasi angkatan

bersenjata China (People’s

Liberation Army)

2.5.2 Pengembangan Teknologi

Persenjataan China

Jepang Pasca Perang Dunia II

3.1.2. Kebijakan Pertahanan

Jepang Pasca Perang Dingin

3.2. Perkembangan Pertahanan

dan Aliansi Jepang dengan

3.2.3. Kebijakan Jepang dengan

Amerika Serikat dalam Mid Term

Defense Program FY2011-2015

3.3. Perkembangan Kapabilitas

(43)

24 3.3.1. Angkatan Pertahanan

Jepang (Self-Defense Force)

3.3.2. Masa Depan Pertahanan

Militer Jepang

3.4. Dampak Perkembangan

Modernisasi Militer China terhadap

Jepang

Bab IV Peningkatan Aliansi

Jepang dan

Amerika Serikat

Sebagai Respon

Terhadap

Modernisasi Militer

China

4.1. Pembaruan Kerjasama

Jepang dan Amerika Serikat

4.1.1. Jepang dibawah Security

Umbrella Amerika Serikat

4.1.2. Kepentingan Strategis

dalam Aliansi antara Jepang dan

Amerika Serikat

4.2. Analisis Perkembangan

Aliansi Jepang dan Amerika

Serikat terhadap Modernisasi

Militer China

Tiga Bab V Penutup 5.1. Kesimpulan

Gambar

Gambaran umum

Referensi

Dokumen terkait

Hal senada juga dijelaskan pada penelitian Lestari dan Sugiharto (2007) yang menganalisis perbedaaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa setelah

Bagi menilai keberkesanan keseluruhan program dakwah yang telah dijalankan oleh SPI JPS terhadap guru Pendidikan Islam, dapatan kajian menunjukkan daripada seramai 242

Park (2005), menyatakan denaturasi protein pada ikan yang terjadi saat akan mati dapat mempengaruhi kandungan dan jumlah protein dari surimi ikan tersebut. Pada hari

Nyeri tidak spontan merupakan rasa tidak enak yang timbul dari terangsangnya jalur nyeri oleh stimulus yang menyebabkan atau memungkinkan kerusakan jaringan.. Nyeri ini

Mengupayakan terwujudnya partisipasi masyarakat dan warga sekolah yang produktif dalam emajuan sekolahC. Mengupayakan tercapainya prestasi dalam bidang akademik dan non

Dari pertimbangan pemasaran jasa di atas, maka penulis berkeinginan meneliti faktor-faktor tersebut yang diduga mempengaruhi nasabah dalam pengembalian pembiayaan barang

Partisipasi dalam jaringan sosial yang dimiliki petani karet di Kecamatan Logas Tanah Darat memiliki skor 4,47 yang berarti berkategori sangat tinggi.. Hal ini

Anak usia sekolah adalah anak berusia 6 – 21 tahun , yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya di bagi menjadi 2 sub kelompok yakni praremaja 9( 6-9 tahun) dan remaja ( 10 – 19