• Tidak ada hasil yang ditemukan

Correlation of Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder Capsules Suplementation on Blood Pressure and Cholesterol Total

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Correlation of Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder Capsules Suplementation on Blood Pressure and Cholesterol Total"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP TEKANAN DARAH

DAN TOTAL KOLESTEROL

EKA ANDRIANI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

EKA ANDRIANI. Correlation of Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder Capsules Suplementation on Blood Pressure and Cholesterol Total. Supervised by M. RIZAL M. DAMANIK and IKEU EKAYANTI.

The aim of this study was to determine the effect of torbangun leaves (Coleus amboinicusLour) consumption in maintaining blood pressure and total cholesterol level. The leaves were prepared as simplicia capsules and were given as supplement. The study used pre-post test design and was conducted in May to June 2011 at settlements area around IPB Baranang Siang campus in Bogor. The study participants were 52 IPB extension program students, men and women aged >18 years old for middle-age to elderly. The study result showed that most subjects had normal nutritional status (78,8%) and had low level of physical activities (84,6%). Developmental changes in blood pressure values in the treatment group and control had increased or decreased at any point of observation in both systole and diastole pressures. However the changes in the systole and diastole in both the groups did not exceed 20/10 mmHg. Changes in total cholesterol values were also influenced by the type of intervention and gender. The average changes in cholesterol values increased by 10 mg/dl in men and 7 mg/dl in women. T test results on blood pressure values of study participants at the beginning and at the end of the study did not showed significant differences between the treatment and the control groups (P>0,05). But total cholesterol values and changes in total cholesterol values of study participants at the beginning and at the end of the study showed significant differences between the treatment and the control groups (P<0,05). So there was a change in the control group value at the end of the observation cholesterol with an average change in the value of cholesterol as much as 8,35 ± 11,9 mg/dl.

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Pemberian Kapsul

Serbuk Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) terhadap Tekanan Darah dan

Total Kolesterol adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Desember 2011

Eka Andriani

(4)

amboinicus Lour) terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol. Dibimbing oleh M. RIZAL M. DAMANIK and IKEU EKAYANTI.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen terhadap kemampuan mempertahankan angka tekanan darah dan total kolesterol agar tetap dalam keadaan normal.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental semu dengan pre-post test design. Populasi penelitian adalah mahasiswa program ekstensi IPB Bogor dengan jumlah subjek yang digunakan berjumlah 52 orang dibagi menjadi dua kelompok secara random (26 perlakuan kapsul serbuk daun Torbangun dan 26 kontrol). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang meliputi karakteristik subjek (umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan) yang diperoleh dari hasil kuesioner, tekanan darah dan total kolesterol yang diukur sebanyak enam kali, serta tingkat konsumsi dan aktifitas fisik yang diukur dengan metode record selama satu minggu.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak microsoft excel dan SPSS 16. Data karakteristik, tingkat konsumsi dan aktivitas subjek, tekanan darah dan total kolesterol subjek disajikan secara deskriptif. Hubungan antar variabel diuji dengan analisis hubungan sesuai skala data yang digunakan. Untuk variabel data yang berskala nominal dianalisa dengan menggunaka chi-square, variabel data ordinal dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dan untuk variabel data rasio dianalisa dengan uji Pearson. Pengaruh berbagai macam variabel terhadap tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan regresi linier. Sedangkan perbedaan dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen serta kontrol terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan uji beda.

Sebagian besar subjek penelitian memiliki status gizi normal, tingkat konsumsi yang kurang serta memiliki tingkat aktivitas ringan. Variabel tingkat konsumsi dan aktivitas fisik tidak berhubungan terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol karena data variabel relatif homogen

Angka tekanan darah subjek penelitian (perlakuan maupun kontrol) tidak banyak mengalami perubahan. Namun pada perubahan angka total kolesterol kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan pada kelompok perlakuan.

(5)

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(6)

TERHADAP TEKANAN DARAH

DAN TOTAL KOLESTEROL

EKA ANDRIANI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

Nama : Eka Andriani

NIM : I 151090111

Disetujui, Komisi Pembimbing

drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD. Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes.

Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

Dekan Sekolah Pascasarjana

drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD NIP. 19640731 199003 1 001

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. NIP. 19650814 199002 1 001

(8)
(9)

TERHADAP TEKANAN DARAH

DAN TOTAL KOLESTEROL

EKA ANDRIANI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Pemberian Kapsul

Serbuk Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) terhadap Tekanan Darah dan

Total Kolesterol adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Desember 2011

Eka Andriani

(11)

EKA ANDRIANI. Correlation of Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder Capsules Suplementation on Blood Pressure and Cholesterol Total. Supervised by M. RIZAL M. DAMANIK and IKEU EKAYANTI.

The aim of this study was to determine the effect of torbangun leaves (Coleus amboinicusLour) consumption in maintaining blood pressure and total cholesterol level. The leaves were prepared as simplicia capsules and were given as supplement. The study used pre-post test design and was conducted in May to June 2011 at settlements area around IPB Baranang Siang campus in Bogor. The study participants were 52 IPB extension program students, men and women aged >18 years old for middle-age to elderly. The study result showed that most subjects had normal nutritional status (78,8%) and had low level of physical activities (84,6%). Developmental changes in blood pressure values in the treatment group and control had increased or decreased at any point of observation in both systole and diastole pressures. However the changes in the systole and diastole in both the groups did not exceed 20/10 mmHg. Changes in total cholesterol values were also influenced by the type of intervention and gender. The average changes in cholesterol values increased by 10 mg/dl in men and 7 mg/dl in women. T test results on blood pressure values of study participants at the beginning and at the end of the study did not showed significant differences between the treatment and the control groups (P>0,05). But total cholesterol values and changes in total cholesterol values of study participants at the beginning and at the end of the study showed significant differences between the treatment and the control groups (P<0,05). So there was a change in the control group value at the end of the observation cholesterol with an average change in the value of cholesterol as much as 8,35 ± 11,9 mg/dl.

(12)

amboinicus Lour) terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol. Dibimbing oleh M. RIZAL M. DAMANIK and IKEU EKAYANTI.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen terhadap kemampuan mempertahankan angka tekanan darah dan total kolesterol agar tetap dalam keadaan normal.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental semu dengan pre-post test design. Populasi penelitian adalah mahasiswa program ekstensi IPB Bogor dengan jumlah subjek yang digunakan berjumlah 52 orang dibagi menjadi dua kelompok secara random (26 perlakuan kapsul serbuk daun Torbangun dan 26 kontrol). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang meliputi karakteristik subjek (umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan) yang diperoleh dari hasil kuesioner, tekanan darah dan total kolesterol yang diukur sebanyak enam kali, serta tingkat konsumsi dan aktifitas fisik yang diukur dengan metode record selama satu minggu.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak microsoft excel dan SPSS 16. Data karakteristik, tingkat konsumsi dan aktivitas subjek, tekanan darah dan total kolesterol subjek disajikan secara deskriptif. Hubungan antar variabel diuji dengan analisis hubungan sesuai skala data yang digunakan. Untuk variabel data yang berskala nominal dianalisa dengan menggunaka chi-square, variabel data ordinal dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dan untuk variabel data rasio dianalisa dengan uji Pearson. Pengaruh berbagai macam variabel terhadap tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan regresi linier. Sedangkan perbedaan dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen serta kontrol terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan uji beda.

Sebagian besar subjek penelitian memiliki status gizi normal, tingkat konsumsi yang kurang serta memiliki tingkat aktivitas ringan. Variabel tingkat konsumsi dan aktivitas fisik tidak berhubungan terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol karena data variabel relatif homogen

Angka tekanan darah subjek penelitian (perlakuan maupun kontrol) tidak banyak mengalami perubahan. Namun pada perubahan angka total kolesterol kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan pada kelompok perlakuan.

(13)

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(14)

TERHADAP TEKANAN DARAH

DAN TOTAL KOLESTEROL

EKA ANDRIANI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Nama : Eka Andriani

NIM : I 151090111

Disetujui, Komisi Pembimbing

drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD. Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes.

Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

Dekan Sekolah Pascasarjana

drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD NIP. 19640731 199003 1 001

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. NIP. 19650814 199002 1 001

(16)
(17)

i Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 ini adalah Hubungan

Pemberian Kapsul Serbuk Daun Torbangun terhadap Tekanan Darah dan Total

Kolesterol.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak drh. M. Rizal M. Damanik,

MRepSc, PhD dan Ibu Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M. Kes selaku pembimbing yang

telah banyak memberikan arahan serta saran. Ungkapan terimakasih juga

disampaikan kepada dr. Mira Dewi, M. Si selaku dosen penguji serta tidak lup[a

kepada rekan-rekan analis RS. PMI Bogor dan mahasiswa Program Ekstensi IPB

yang telah banyak membantu dalam penelitian. Kemudian terimakasih juga

disampaikan kepada ayah, ibu beserta seluruh keluarga, atas dukungan materil,

moril, doa serta kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2011

(18)

ii Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 19 Februari 1983. Penulis

merupakan puteri pertama dari dua bersaudara dengan ayah H. Drs. Asril

Bustami, SH dan ibu Hj. Elismar Zahari, BA.

Tahun 2001 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Karawang dan pada tahun

yang sama diterima pada Diploma III Manajemen Usaha Boga, Departemen Gizi

Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian IPB. Tahun 2004

penulis melanjutkan pendidikan sarjana pada Program Gizi Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI. Tahun 2009 penulis

melanjutkan ke Program Pascasarjana (S2) Ilmu Gizi Masyarakat, Departemen

(19)
(20)

iv 1. Klasifikasi tekanan darah orang dewasa

menurut JNC-VII 2003………. 5

2. Daftar bahan makanan sumber kalium………. 11

3. Jenis dan cara pengambilan data………... 27

4. Alat intervensi serta pengukuran……….. 32

5. Status gizi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin…………... 34

6. Suku bangsa subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin……… 34

7. Tingkat aktivitas subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin…… 35

8. Jenis pekerjaan ayah berdasarkan jenis kelamin subjek enelitian………... 36

9. Jenis pekerjaan ibu berdasarkan jenis kelamin subjek enelitian………... 36

10. Tingkat pendidikan ayah berdasarkan jenis kelamin subjek enelitian………... 36

11. Tingkat pendidikan ibu berdasarkan jenis kelamin subjek enelitian………... 37

12. Kandungan gizi dan antioksidan serbuk Torbangun dalam 100 gram……… 43

13. 14. Rata-rata Perubahan nilai konsumsi serat subjek pada kelompok perlakuan setelah diberikan kapsul serbuk daun torbangun... Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-0……... 44 44 15. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-7……... 45

16. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-14……. 45

17. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-24……. 46

18. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-31……. 46

19. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-38 47 20. Hasil analisis paired test pra-pasca suplementasi pada kelompok per1akuan……… 51

21. Hasil analisis paired test pra-pasca suplementasi pada kelompok kontrol………. 51

22. Uji ANOVA pada kelompok perlakuan……… 52

23. Uji ANOVA pada kelompok kontrol……… 53

(21)

v

1. Tanaman torbangun………….………. 20

2. Kerangka pemikiran penelitian………. 25

3. Alur pembuatan kapsul serbuk daun Torbangun……….. 29

4. Alur pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol darah…….… 31

5. Skema pola intervensi dan pengukuran……… 32

6. Rata-rata kebutuhan dan konsumsi energi subjek penelitian……... 38

7. Angka kebutuhan dan konsumsi protein, lemak dan karbohidrat subjek laki-laki pada kelompok perlakuan dan kontrol... 39

8. Angka kebutuhan dan konsumsi protein, lemak dan karbohidrat subjek perempuan pada kelompok perlakuan dan kontrol... 40

9. Angka rekomendasi maksimal serta konsumsi natrium dan kalium subjek penelitian pada kelompok perlakuan dan kontrol... 41

10. Angka kebutuhan dan konsumsi serat subjek penelitian pada kelompok perlakuan dan kontrol... 42

11. Profil perkembangan sistol laki-laki………... 47

12. Profil perkembangan diastol laki-laki………... 48

13. Profil perkembangan kolesterol laki-laki……….. 48

14. Profil perkembangan sistol perempuan……… 49

15. Profil perkembangan diastol perempuan……… 49

(22)

vi 1. Surat persetujuan etik (ethical approval)………. 62

2. Penjelasan informed concern……… 63

3. Formulir persetujuan subjek penelitian……… 65

4. Angka kebutuhan Energi, protein, lemak dan karbohidrat………... 66

5. Konsumsi energi dan zat gizi subjek penelitian…………..………. 68

6. Data hasil pengukuran sistol (mm/Hg)………. 70

7. Data hasil pengukuran diastol (mm/Hg)………... 71

8. Data hasil pengukuran kolesterol (mg/dl)………. 72

9. Biodata subjek penelitian……….. 73

10. Hasil uji regresi………. 75

11. Hasil uji t-test kelompok perlakuan……….. 79

12. Hasil uji t-test kelompok kontrol……….. 82

13. Hasil uji ANOVA kelompok perlakuan………... 85

(23)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah kesehatan saat ini mulai bergeser dari penyakit-penyakit infeksi

ke penyakit-penyakit degeneratif. Kelompok usia yang mengalami penyakit

degeneratif juga mengalami pergeseran yaitu dari kelompok usia tua ke kelompok

usia muda. Era baby boom generation akan berkontribusi pada bertambahnya

kelompok usia yang beresiko terkena penyakit degeneratif pada 10 atau 20 tahun

ke depan (Depkes 2007). Contoh penyakit degeneratif yang banyak dijumpai pada

saat ini yaitu seperti penyakit-penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan

tekanan darah dan kolesterol (dislipidemia).

Gangguan tekanan darah dan kolesterol dapat menimbulkan penyakit

jantung dan pembuluh darah. Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi

penyebab kematian utama di Indonesia. Gangguan tekanan darah dan kolesterol

yang dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah diantaranya

seperti hipertensi dan hiperkolesterolemia. Faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol yaitu faktor gaya hidup seperti pola

makan yang tinggi natrium, lemak dan kolesterol serta kurangnya konsumsi serat

seperti pada makanan-makanan siap saji, kebiasaan merokok, rendahnya aktivitas

fisik akibat sedentary life style, psikososial (tingkat stres), genetik, usia, jenis

kelamin dan status gizi (Depkes 2007).

Konsumsi sayur dan buah di Indonesia masih sangat kurang dari Angka

Kecukupan Gizi (AKG), yaitu minimal 25 gram serat per hari. Menurut

Balitbangkes (2008) pada data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa prevalensi

nasional kurangnya konsumsi sayur dan buah pada penduduk usia >10 tahun

mencapai angka 93,6%. Kandungan serat, vitamin dan mineral alami yang

diperoleh dengan cara mengkonsumsi sayur dan buah, dapat menjaga kesehatan

tubuh terutama dalam hal mencegah penyakit-penyakit degeneratif yang banyak

diakibatkan oleh gangguan tekanan darah dan kolesterol (Depkes 2007). Penyakit

degeneratif juga diakibatkan kurangnya aktivitas fisik

Gaya hidup sedentary life style pada masyarakat saat ini cenderung

(24)

membuat aktivitas fisik berkurang. Data Riskesdas 2007 menunjukkan angka

prevalensi kurangnya aktivitas fisik pada penduduk usia >10 tahun mencapai

angka 48,2% (Balitbangkes 2008). Selain aktivitas fisik pola makan sangat

mempengaruhi kejadian beberapa penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak

sehat dan lebih bersifat praktis seperti maraknya aneka makanan siap saji maupun

junk food banyak dikonsumsi oleh masyarakat termasuk kalangan muda. Jenis

makanan tersebut biasanya hanya menyediakan makanan yang tinggi energi,

lemak dan natrium. Sementara kandungan serat, vitamin dan mineral yang penting

bagi kesehatan tubuh biasanya jarang sekali dijumpai pada makanan-makanan

tersebut. Pola makan tinggi natrium dan rendah serat yang sering dikonsumsi oleh

masyarakat, tanpa disadari telah memicu gangguan tekanan darah dan kolesterol

seperti hipertensi dan hiperkolesterolemia (Depkes 2007). Pola makan pada

mahasiswa secara umum memiliki tingkat konsumsi energi yang masih rendah

dari angka kecukupan, tinggi kandungan lemak, dan rendah serat. Pola makan

tersebut beresiko terhadap timbulnya hipertensi maupun hiperkolesterolemia.

Hipertensi dan hiperkolesterolemia di Indonesia saat ini memiliki angka

prevalensi yang cukup tinggi. Selain diderita oleh usia-usia lanjut, hipertensi dan

hiperkolesterolemia bahkan sudah mulai diderita oleh kalangan remaja yang

berusia-usia 15 - 17 tahun. Balitbangkes (2008) pada data Riskesdas 2007

menunjukkan bahwa angka prevalensi hipertensi pada penduduk usia >18 tahun

adalah sebesar 29,8%. Hipertensi mulai banyak dijumpai pada kelompok usia

muda 15 - 17 tahun (8,3%). Bahkan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan

dalam buku laporan TPB dalam angka (2010), mahasiswa yang menderita

hipertensi diketahui sebanyak 17,2%. Sementara untuk hiperkolesterolemia,

menurut Balitbangkes (2005) pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia 25 - 34 tahun

sebesar 9,3%.

Tingginya kejadian penyakit-penyakit degeneratif di masyarakat, maka

penggunaan bahan alami saat ini cenderung meningkat, terutama dalam upaya

promotif, preventif dan rehabilitatif. Ditambah lagi dengan adanya isu back to

nature, maka tanaman obat banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat

(25)

obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintetis. Obat tradisional

ini (baik berupa jamu maupun tanaman obat) masih banyak digunakan oleh

masyarakat (Katno & Pramono 2005). Contohnya pada masyarakat suku Batak

biasa menggunakan tanaman torbangun sebagai pengobatan tradisional

Tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) merupakan spesies

terbesar dari tanaman Family Lamiaceae yang digunakan dalam pengobatan.

Tanaman torbangun dikenal sebagai tanaman obat di kalangan suku Batak

Provinsi Sumatera Utara yang mengandung serat tinggi, terutama serat larut air.

Torbangun berdasarkan hasil penelitian Damanik (2006), telah terbukti

mengandung zat aktif lactagogumyang dapat meningkatkan produksi ASI pada

wanita suku Batak di Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Menurut Devi

(2009), tanaman torbangun dapat mengurangi keluhan Premenstruasi Syndrome.

Sedangkan menurut Lukhoba et al (2006), di Karibia torbangun digunakan untuk

treatment gagal jantung dan di India digunakan sebagai depressant bagi

penderita jantung (Yoganarasimhan 2000). Torbangun di Afrika digunakan

untuk digunakan untuk treatment kondisi sirkulasi darah dan hati (Lukhoba

2006).

Torbangun selain kaya akan serat juga kaya akan kandungan zat gizi mikro

seperti magnesium, besi, zink, kalsium, α-tocopherol dan β-karoten. Selain itu

juga mengandung minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan

sinerol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida yang berguna sebagai

antioksidan (Batubara, 2004). Penelitian ini merupakan penelitian awal sebagai

usaha pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif)

dengan cara mengkonsumsi kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen.

Dengan keunggulan yang dimiliki oleh torbangun seperti kaya akan zat-zat gizi,

serat serta antioksidan, maka diharapkan dapat mencegah terjadinya hipertensi

dan hiperkolesterolemia sejak dini, dengan cara mempertahankan angka tekanan

darah dan total kolesterol tetap terjaga dalam kondisi normal.

Rumusan Masalah

1. Apakah konsumsi kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen dapat mempertahankan angka tekanan darah dalam keadaan normal.

2. Apakah konsumsi kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen dapat

(26)

Tujuan Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

konsumsi kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen terhadap angka

tekanan darah dan total kolesterol.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik, tingkat konsumsi makanan dan aktivitas subjek.

2. Mengetahui kandungan serat, vitamin (vitamin C), mineral (kalium) serta

antioksidan kapsul serbuk daun torbangun yang berhubungan dengan angka

tekanan darah dan total kolesterol.

3. Mengetahui angka tekanan darah dan total kolesterol darah subjek sebelum

dan setelah mengkonsumsi kapsul serbuk daun torbangun maupun control.

4. Menganalisa hubungan tingkat konsumsi terhadap angka tekanan darah dan

total kolesterol.

5. Menganalisa hubungan aktivitas fisik terhadap angka tekanan darah dan total

kolesterol.

6. Menganalisa hubungan konsumsi serbuk kapsul daun torbangun terhadap

angka tekanan darah dan total kolesterol.

7. Menganalisa perbedaan angka tekanan darah dan total kolesterol setelah diberi

suplementasi kapsul serbuk daun torbangun.

Hipotesis

1. Konsumsi suplemen kapsul serbuk daun torbangun dapat mempertahankan

angka tekanan darah tetap dalam status normal.

2. Konsumsi suplemen kapsul serbuk daun torbangun dapat mempertahankan

angka total kolesterol tetap dalam status normal.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya informasi tentang

manfaat tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) sebagai suplemen

dikaitkan dengan masalah kesehatan yang berhubungan dengan tekanan darah dan

total kolesterol. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang

berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada

(27)

TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.

Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik.

Tekanan diastolik adalah tekanan terendah saat pengisian darah di jantung

sebelum dipompakan ke seluruh tubuh (tekanan yang terjadi saat jantung

beristirahat). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik

terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60

mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal 120/80 mmHg

(Smeltzer & Bare 2001).

Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam

pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah memiliki dinding yang

elastis dan ketahanan yang kuat untuk memompa darah. Palmer (2007)

menyatakan bahwa tekanan darah diukur dari tekanan darah sistolik dan tekanan

darah diastolik dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

Komite Nasional Gabungan Amerika Serikat untuk prevensi, deteksi,

evaluasi dan pengobatan tekanan darah tinggi (Joint National Committee on

Prevention, detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure)

selanjutnya disingkat JNC mengklasifikasikan tekanan darah dalam empat

kelompok yaitu tekanan darah normal, pra-hipertensi, hipertensi stadium I dan

hipertensi stadium II. Keempat kelompok tekanan darah tersebut dapat dilihat

seperti yang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah orang dewasa menurut JNC-VII 2003

Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg)

Tekanan Darah Sistolik Diastolik

Normal <I20 dan < 80

Pre-Hipertensi 120- 139 atau 80-89

Hipertensi Stadium I 140-159 atau 90-99

Hipertensi stadium II 160 ≥100

Sumber: Depkes (2006)

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami

kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun,

sementara tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian

(28)

Gangguan Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh hasil dua angka. Angka yang

lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) dan angka yang

lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah

kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai tekanan darah normal. Gangguan

tekanan darah dapat berupa hipertensi (tekanan darah tinggi) maupun hipotensi

(tekanan darah rendah). Gangguan tekanan darah tersebut dapat menimbulkan

gangguan pada pembuluh darah seperti stroke, jantung dan bahkan sampai

gangguan ginjal (Depkes 2006).

1. Hipertensi

Hipertensi dap at didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90

mmHg (Smeltzer & Bare 2001). Selain itu, dimulai dari tekanan darah 115/75

mm Hg, kenaikan setiap 20/10 mmHg dalam tiga kali pengukuran dapat

meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular sebanyak dua kali (Denio 2005).

Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu

keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi

tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus

menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak

berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara

normal (Hayens 2003).

Pada waktu tidur malam hari tekanan darah berada dalam kondisi rendah,

sebaliknya tekanan darah dipengaruhi oleh kegiatan harian sehingga bila semakin

aktif seseorang maka semakin naik tekanan darahnya. Dapat dibayangkan

semakin tinggi tekanan darah seseorang maka semakin tinggi kekuatan yang

mendorong darah dan dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan

perdarahan yang dapat terjadi di otak dan jantung sehingga dapat mengakibatkan

stroke, gagal jantung bahkan kematian (Hayens 2003).

Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala (silent killer), sementara

tekanan darah yang terus meningkat akibat kesalahan pola hidup dan pola makan

dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Seseorang baru

(29)

ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung,

fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke (Lenny 2008).

2. Hipotensi

Hipotensi merupakan kondisi tekanan darah yang terlalu rendah, yaitu

apabila tekanan darah sistolik <90 mmHg dan tekanan darah diastolik<60 mmHg.

Tekanan diastolik adalah tekanan saat pengisian darah di jantung sebelum

dipompakan ke seluruh tubuh. Jika pengisian kurang, aliran darah di pembuluh

jantung akan berkurang dan dapat menyebabkan serangan jantung. Gejala tekanan

darah rendah biasanya ditandai dengan adanya pusing (saat ganti posisi mendadak

seperti bangun setelah posisi duduk/jongkok, atau berbaring), mata

berkunang-kunang, mual, berkeringat dingin bahkan pingsan.

Penyebab hipotensi adalah (1) kurangnya pemompaan darah dari jantung

ke seluruh organ tubuh, biasanya adanya kelainan/kerusakan pada jantung, (2)

volume darah berkurang, disebabkan adanya pendarahan hebat, diare, keringat

yang berlebihan atau buang air kecil yang berlebihan dan (3) kapasitas pembuluh

darah. Pelebaran pembuluh darah menyebabkan menurunnya tekanan darah. Hal

ini biasanya sebagai dampak dari penurunan tekanan darah akibat infeksi berat,

diare dan obat vasodilator yang melebarkan pembuluh darah (nitrat dan

penghambat kalsium).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Menurut Dalimartha et al. (2008) faktor pemicu hipertensi dibedakan

menjadi penyebab yang tidak dapat dikontrol (seperti keturunan, jenis kelamin,

dan umur), serta penyebab yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang

olahraga, merokok, dan konsumsi garam dan konsumsi alkohol yang berlebih).

Faktor-faktor yang menjadi penyebab penyakit hipertensi antara lain

faktor keturunan, berat badan, diet, alkohol, rokok, obat-obatan dan faktor

penyakit lain. Gaya hidup juga berpengaruh terhadap kemunculan serangan

hipertensi. Kebiasaan-kebiasaan tidak sehat seperti pola makan yang tidak

seimbang dengan kadar kolesterol yang tinggi, rokok dan alkohol, garam,

minimnya olah raga dan porsi istirahat sampai stres dapat berpengaruh terhadap

kemunculan hipertensi. Faktor keturunan tidak lagi diragukan pengaruhnya

(30)

disebabkan oleh sepasang gen tunggal atau oleh banyak gen. Bagi yang memiliki

faktor resiko ini seharusnya lebih waspada dan lebih dini dalam melakukan

upaya-upaya pencegahan. Contoh yang paling sederhana adalah rutin memeriksakan

darahnya minimal satu bulan sekali disertai dengan menghindari faktor pencetus

timbulnya hipertensi.

Gangguan tekanan darah selain hipertensi, bisa juga terjadi hipotensi.

Penyebab hipotensi bisa diakibatkan oleh beberapa faktor eksternal seperti (1)

dehidrasi (disebabkan karena kurang minum, diare dan muntah), (2) konsumsi

obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, jantung, anti-depresi, obat disfungsi

ereksi atau obat Parkinson, (3) penggunaan obat berefek diuretik secara berlebihan

(seperti obat pelangsing), (4) anemia, infeksi berat, gangguan jantung, gangguan

sistem saraf pusat, gangguan endoktrin (termasuk hipotiroid, hipertiroid, diabetes,

dan kadar gula darah rendah) serta (5) terlalu lama berada di udara panas,

kehamilan, terlalu lama berbaring karena sakit atau lanjut usia.

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi

dengan lingkungannya. Menurut Lenny (2008) gaya hidup sehat menggambarkan

pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya pemeliharaan kondisi fisik,

mental dan sosial agar tetap berada dalam keadaan yang baik. Gaya hidup sehat

meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau

minum-minuman beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam

mengelola stres yang dialami.

Sejalan dengan pendapat Hayens (2003) menyebutkan bahwa perilaku

sehat (healthy behavior) adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Untuk

mencapai gaya hidup yang sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan

menghindari kelebihan dan kekurangan yang menyebabkan ketidakseimbangan

yang menurunkan kekebalan dan semua yang mendatangkan penyakit.

Enam langkah dalam perubahan gaya hidup yang sehat bagi para penderita

hipertensi yaitu mengatur pola makan (batasi sodium, tingkatkan konsumsi

potasium dan magnesium), mengkonsumsi jenis makanan sereal, aktivitas (olah

raga) secara teratur, bantuan dari kelompok pendukung (teman maupun keluarga),

(31)

1. Asupan Sodium

Hayens (2003) menyarankan agar dalam sehari sebaiknya mengkonsumsi

garam sebaiknya tidak lebih dari 2000 sampai 2500 mg. Karena tekanan darah

dapat meningkat bila asupan garam meningkat. Dimana pembatasan asupan

sodium dapat mempertinggi efek sebagian besar obat yang digunakan untuk

mengobati tekanan darah tinggi (seperti catopril).

Natrium atau sodium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular.

30-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, natrium terdapat di

dalam sel (intraseluler) dan terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan

extraseluler). Antara lain cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan

pankreas, mengandung banyak natrium. Angka Kebutuhan Gizi natrium pria dan

wanita yang berusia >18 tahun adalah sebesar 1500 mg (WKNPG 2004).

Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari) diabsorbsi,

terutama di dalam usus halus. Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah

ke ginjal. Di ginjal natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam

jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan

natrium yang dikonsumsi akan dikeluarkan melalui urin. Dalam keadaan normal,

natrium yang dikeluaran melalui urin sejajar dengan jumlah natrium yang

dikonsumsi (Meikemayasari 2008).

Natrium berfungsi dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

Natrium mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah

dan masuk ke dalam sel. Bila jumlah Natrium di dalam sel meningkat secara

berlebihan, air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah

yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dalam jaringan tubuh.

Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air

akan memasuki sel untuk mengencerkan natrium dalam sel, sehingga cairan

ekstraselular akan menurun. Perubahan cairan dalam sel ini dapat menurunkan

tekanan darah, (2) menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, (3)

pengaturan kepekaan otot dan saraf, yaitu berperan dalam transmisi saraf yang

menghasilkan terjadinya kontaksi otot, (4) berperan dalam absorpsi glukosa dan

(5) berperan sebagai alat angkut zat gizi lain melalui membran, terutama melalui

(32)

kecap, makanan yang diawetkan, daging, ikan, unggas, susu dan telur . Perkiraan

kebutuhan natrium makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium

yang dibutuhkan tubuh.Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa

adalah sebanyak 1500 mg. Setiap 1 gram garam dapur mengandung 400 mg

natrium. Apabila dikonversikan ke dalam ukuran rumah tangga maka 4 gram

garam dapur setara dengan ½ sendok teh atau sekitar 1600 mg natrium

(Meikemayasari 2008).

Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan

nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat

berlebihan dan bila menjalankan diet rendah garam. Sedangkan kelebihan natrium

dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akutmenyebabkan edema dan

hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan konsumsi cairan. Kelebihan

konsumsi natrium secara terus-menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat

menimbulkan hipertensi (Meikemayasari 2008).

2. Asupan Kalium

Pola makan yang rendah kalium atau potasium menjadi salah satu faktor

pemicu tekanan darah tinggi. Kalium berfungsi sebagai diuretik sehingga

pengeluaran natrium melalui cairan urin akan meningkat, sehingga dapat

membantu menurunkan tekanan darah.

Kalium merupakan kation utama intraseluler. Perbandingan natrium dan

kalium di dalam cairan intraselular adalah1:10, sedangkan di dalam cairan

ekstraselular 28:1. sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam caian intaselular.

Menurut Angka Kecukupan Gizi berdasarkan WKNPG (2004), kebutuhan kalium

pria dan wanita pada usia >18 tahun adalah sebesar 2000 mg/hari.

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90%

kalium yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui

feses dan sedikit melalui keringat serta cairan lambung. Kadar kalium normal

dalam darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan menyaring, mengabsorbsi

kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium

dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui

(33)

Fungsi kalium diantaranya (1) bersama natrium melakukan pemeliharaan

keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa, (2) bersama

kalsium, berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot serta (3) di dalam sel

berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme energi,

sintesis glikogen, dan protein).

Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, kekurangan kalium

dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna

(muntah-muntah dan diare kronis) serta kebanyakan menggunakan obat pencuci perut atau

ginjal (penggunaan obat-obat deuretik). Kekurangan kalium menyebabkan lemah,

lesu,kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau dan konstipasi. Jantung

akan berdebar –debar dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah.

Sedangkan kelebihan kalium adalah hiperkalemi akut yang dapat menyebabkan

gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila

ada gangguan fungsi ginjal (Meikemayasari 2008).

Kebutuhan minimum akan kalium adalah sebanyak 2000 mg sehari.

Sumber kalium diantaranya daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan

sayuran (makanan mentah/segar). Buah-buahan dan sayuran segar merupakan

sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut untuk menurunkan tekanan darah

(Dalimarthaet al2008). Kandungan kalium yang tinggi antara lain terdapat pada

air kelapa, pisang, alpukat, tomat dan nangka. Tabel 2 berikut merupakan

kandungan kalium beberapa bahan makanan (dalam mg/100 gram bahan

makanan).

Tabel 2 Daftar bahan makanan sumber kalium

Bahan makanan Kandungan kalium (mg)

Pisang 435

Alpukat 278

Peterseli 900

Daun pepaya muda 652

Bayam 416

Kembang kol 349

(34)

3. Asupan Makanan Jenis Serealia

Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutritionyang

ditulis dalam Dalimartha et al (2008), menyatakan bahwa pria yang

mengkonsumsi sedikitnya satu porsi sereal dari jenis padi-padian per hari

mempunyai kemungkinan yang sangat kecil (0-20%) untuk terkena penyakit

jantung. Semakin banyak konsumsi padi-padian, semakin rendah resiko penyakit

jantung koroner, termasuk terkena hipertensi (Dalimartha et al2008).

4. Aktivitas (Olah Raga)

Melalui olah raga yang teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit

per hari) dapat menurunkan tekanan darah (Yundini 2006). Palmer (2007)

mengatakan bahwa ada delapan cara untuk meningkatkan aktivitas fisik yaitu

dengan menyempatkan berjalan kaki misalnya mengantar anak kesekolah,

sisihkan 30 menit sebelum berangkat bekerja untuk berenang di kolam renang

terdekat, gunakan sepeda untuk pergi kerja selama 2 sampai 3 hari dalam satu

minggu, mulailah berlari setiap hari dimana melakukan latihan ringan pada

awalnya dan tingkatkan secara perlahan-lahan, pada saat istirahat makan siang

tinggalkan meja kerja anda dan mulailah berjalan atau bersepeda bersama

keluarga dan teman satu hari dalam satu minggu. Lakukan aktivitas baru misalnya

bergabung dengan klub tenis atau bulu tangkis, yang terakhir pilih tangga

dibandingkan lift atau eskalator. Karena dengan melakukan aktivitas fisik secara

teratur dapat menjaga kesehatan jantung yang merupakan organ pemompa darah.

5. Bantuan dari Kelompok Pendukung

Sertakan keluarga dan teman menjadi kelompok pendukung pola hidup

sehat (Dalimartha et al 2008). Sehingga keluarga dan teman-teman mengerti

sepenuhnya tentang besarnya resiko jika tekanan darah kita tidak terkendali.

Dengan demikian keluarga dan teman akan membantu dengan memperhatikan

makanan kita atau mengingatkan saat tiba waktunya untuk minum obat atau untuk

melakukan aktivitas berjalan-jalan setiap hari dan mungkin saja mereka bahkan

akan menemani kita (Sheps 2005). Penelitian yang ditulis dalam Dalimartha et al

(2008) menunjukkan dukungan kelompok terbukti berhasil dalam mengubah gaya

(35)

6. Rokok dan Alkohol berlebih

Nikotin dalam tembakau adalah penyebab meningkatnya tekanan darah.

Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di dalam paru-paru dan diedarkan

ke aliran darah. Dalam beberapa detik nikotin mencapai ke otak. Otak bereaksi

terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas

epinefrin (adrenalin), sehingga dengan pelepasan hormon ini akan menyempitkan

pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan

yang lebih tinggi (Sheps 2005).

Demikian juga dengan alkohol, efek semakin banyak mengkonsumsi

alkohol maka semakin tinggi tekanan darah, sehingga peluang terkena hipertensi

semakin tinggi (Hayens 2003). Menurut Sheps (2005) alkohol dalam darah

merangsang pelepasan epinefrin (adrenalin) dan hormon-hormon lain yang

membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan lebih

banyak natrium dan air. Selain itu minum-minuman alkohol yang berlebihan dapat

menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium,

rendahnya kadar dari kalsium dan magnesium berkaitan dengan peningkatan

tekanan darah (Sheps 2005). Beberapa laporan menyimpulkan bahwa efek alkohol

dimulai dari asupan alkohol yang paling rendah. Jadi, seseorang yang tidak

mengkonsumsi alkohol maka cenderung memiliki tekanan darah yang normal.

Laporan lain menunjukkan ada batas atau ambang tertentu dari alkohol yang dapat

mempengaruhi tekanan darah (Hayens 2003).

Kolesterol

Kolesterol merupakan sterol utama dalam jaringan manusia yang

mempunyai formula C27H45OH, dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi-5,6

kolesten karena hanya mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3 dan ikatan

rangkap pada C5 dan C6 serta percabangan pada C10, C13 dan C17 (Mayes 1995).

Kolesterol disintesis dari asetil-KoA yang dapat berasal dari perombakan

karbohidrat, asam amino, dan lemak. Hati merupakan tempat utama sintesis

kolesterol di samping usus dan kelenjar-kelenjar yang memproduksi hormon

steroid seperti korteks adrenal, testis, dan ovarium. Semua reaksi sintesis

berlangsung dalam kompartemen sitoplasma sel (Montgomery et al. 1983).

(36)

disintesis di dalam sel-sel hati. Sintesis asam empedu dari kolesterol dimulai

dengan reaksi hidroksilasi yang dikatalisis oleh enzim 7α-hidroksilase yang

diaktifkan oleh vitamin C dan membutuhkan oksigen . Getah empedu tersebut

mengandung kalium dan natrium dalam jumlah yang cukup banyak dan

mempunyai pH alkalis, sehingga dapat disebut sebagai garam empedu (Mayes

1995). Garam empedu yang diproduksi disimpan di dalam kantung empedu dan

dilepaskan ke dalam usus pada saat makan. Senyawa tersebut berfungsi sebagai

emulsifier untuk membantu pencernaan lemak makanan (Almatsier 2002).

Kolesterol mempunyai tiga fungsi penting yaitu (1) membantu membuat

lapisan luar atau dinding dinding sel, (2) menghasilkan asam empedu guna

membantu mengurai makanan, (3) membantu tubuh membuat vitamin D dan

hormon. Kolesterol merupakan zat gizi atau komponen lemak kompleks yang di

butuhkan oleh tubuh sebagai salah satu sumber energi yang memberikan kalori

paling tinggi dan juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon steroid.

Salah satu faktor resiko aterosklerosis utama adalah dislipidemia. Di

Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA di

Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita

adalah 206.6 mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0

mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria. Di beberapa daerah nilai kolesterol

yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung Pandang (1990): 219 mg/dl

dan Malang (1994): 206 mg/dl. Hiperlipidemia (dislipidemia) merupakan salah

satu faktor resiko stroke, yang merupakan suatu kelainan lipid yang di tandai oleh

peningkatan maupun penurunan lipid dalam darah. Kelainan lipid yang utama

adalah kadar kolesterol yang tinggi, kadar trigliserida yang tinggi dan kadar HDL

kolesterol yang rendah.

Gangguan Kolesterol

Imamura et al. (2008) menyatakan bahwa peningkatan kadar kolesterol

seiring dengan bertambahnya resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke.

Kadar kolesterol dalam darah yang normal adalah kurang dari 200 miligram per

dL, kolesterol jahat (LDL) kurang dari 130 mg/dL, kolesterol HDL lebih dari 45

(37)

1. Hiperkolesterolemia

Seseorang dinyatakan kelebihan kadar kolesterol dalam darah atau

kolesterol tinggi jika total kadar kolesterol mencapai lebih dari 240 mg/dL.

Kelebihan kolesterol jahat bisa mengakibatkan penumpukan lemak yang

menyumbat pembuluh darah.

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi

oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol berlebih akan menimbulkan

masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung

80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan.

Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density

Lipoprotein) dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol LDL

jumlahnya berlebih, di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh

darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah

(aterosklerosis). Sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan

pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada trigliserida

yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan yang berbentuk lemak,

karbohidrat dan protein yang berlebihan (Dalimartha et al.2008).

Secara normal kolesterol dapat diproduksi oleh tubuh sesuai dengan

kebutuhan namun dapat meningkat karena makan yang kita makan mengandung

kolesterol. Kolesterol yang berlebihan dapat membuat penumpukan di pembuluh

darah dan dapat menimbulkan penyempitan, karena itulah dapat menyebabkan

seseorang terserang stroke dan jantung.

Kolesterol diangkut oleh lipoprotein menuju sel-sel yang membutuhkan

termasuk jantung dan otak, Sedangkan kelebihan kolesterol diangkut oleh HDL

menuju hati yang kemudian diurai dan masuk ke empedu sebagai asam empedu.

LDL memiliki kandungan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan dengan

HDL. LDL dianggap lemak yang jahat karena dapat menempel di dinding

pembuluh darah sedangkan HDL dianggap lemak yang baik karena membawa

lemak yang berlebih menuju hati.

Mekanisme kenaikan kolesterol dalam darah dapat terjadi karena sintesa

kolesterol berlebih dalam tubuh dan konsumsi kolesterol dari bahan pangan

(38)

makanan-makanan cepat saji (fast food). Naiknya kolesterol darah lebih banyak

disebabkan oleh peningkatan pembentukannya dalam hati yang dalam keadaan

normal mencapai 500 mg/hari. Penyebab lain adalah meningkatnya penyerapan

kolesterol kembali dalam usus halus (Hartono 1996).

Plak pada kolesterol bersifat rapuh dan mudah pecah, apabila terjadi luka

pada dinding pembuluh darah dapat memicu pembetukan bekuan darah. Karena

pembuluh darah sudah tersendat oleh kolesterol maka keberadaan bekuan darah

dapat menyumbat sepenuhnya aliran darah, kondisi ini disebut aterosklerosis dan

dapat terjadi di arteri pada jantung, otak ginjal atau organ vital lainnya. Kadar

kolesterol yang tinggi dapat membuat darah menjadi kental sehingga mengurangi

oksigen dan gejalanya dapat dirasakan seperti sakit kepala dan pegal-pegal,

namun tidak sedikit yang tanpa gejala (National Cardiovascular Center Harapan

Kita 2011)

2. Hipokolesterolemia

Kelebihan kolesterol jahat bisa mengakibatkan penumpukan lemak yang

menyumbat pembuluh darah. Namun di lain pihak kolesterol yang terlalu rendah

atau kurang dari 150 mg/dl ternyata juga tidak dianjurkan karena berbahaya bagi

keehatan. Beberapa penelitian menunjukkan ibu hamil yang memiliki kadar total

kolesterol terlalu rendah beresiko tinggi melahirkan bayi prematur. Jumlah

kolesterol total dan LDL terlalu rendah juga terkait dengan depresi, kecemasan

dan penyakit kanker.

Mekanisme penurunan kadar kolesterol berhubungan dengan kemampuan

serat makanan mengikat asam-asam empedu di intestin dan menunda

pengosongan gastrin dan memperlambat absorpsi glukosa. Serat juga

meningkatkan viskositas dari isi pencernaan, peningkatan ekskresi feses dan asam

empedu serta kolesterol. Peningkatan ekskresi asam empedu dapat mencegah

reabsorpsi (sintesis kolesterol dari asam empedu) sehingga terjadi pemblokan

sintesa balik (menghambat enzim hidroksi metil glutaril sintetase). Keadaan

tersebut akan menurunkan kolesterol dalam darah (Elita dan eri 2008).

Jalur utama pembuangan kolesterol tubuh terjadi di hati melalui

konversinya menjadi asam empedu, yaitu asam kholat dan chenodeoxy cholic

(39)

diekskresikan oleh empedu ke dalam duodenum. Sebagian asam empedu akan

direabsorpsi oleh hati melalui sirkulasi dan selanjutnya disekresikan kembali ke

dalam empedu. Asam empedu yang tidak diserap akan didegradasi oleh mikroba

usus besar dan diekskresikan ke dalam feses (Hayati 2005).

Ada banyak faktor yang mempengaruhi munculnya kolesterol rendah

(hypocholesterolemia). Penyakit hati, malabsorpsi, kekurangan zat gizi mangan

merupakan beberapa faktor penyebab kolesterol rendah. Kolesterol rendah juga

dapat terjadi jika obat yang digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi malah

digunakan dengan tidak semestinya. Masalah umum yang timbul akibat kolesterol

rendah seperti masalah dengan sistem pernafasan dan depresi hingga terhadap

rendahnya imunitas tubuh (Dalimartha et al.2008).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kolesterol

Beberapa faktor yang mempengaruhi total kolesterol, diantaranya asupan

lemak yang tinggi, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas (sedentary life style).

Dalimartha et al (2008) menyarankan konsumsi lemak <30% dari konsumsi

kalori sehari. Mengkonsumsi banyak lemak akan berdampak pada kadar

kolesterol yang tinggi dan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung

(Sheps 2005).

Merokok dapat merangsang proses ateroskelerosis karena efek langsung

karbon monoksida pada dinding arteri, kemudian nikotin juga dapat menyebabkan

kerusakan endotel arteri. Selain itu rokok juga dapat memicu penurunan HDL,

meningkatkan fibrinogen dan memacu agregasi trombosit, serta mengurangi daya

angkut oksigen ke jaringan perifer. Di samping itu rokok dapat menurunkan kadar

HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok

yang diisap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok

penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki-laki perokok.

Apabila berhenti merokok penurunan risiko PJK akan berkurang 50%

pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak

merokok setelah berhenti merokok 10 tahun. Risiko infark akan turun 50% dalam

waktu 5 tahun setelah berhenti merokok (Yundhini 2006).

Konsumsi serat makanan yang cukup dapat menurunkan kolesterol darah

(40)

terapi pengaturan makanan hanya 12%. Apabila dengan terapi pengaturan

makanan tidak memberikan respon positif, maka diperlukan bantuan dengan

terapi obat (Simatupang 1997). Dari beberapa penelitian juga membuktikan

bahwa pemberian serat pada tikus percobaan dapat menurunkan kolestrol 8%.

Serat pangan (dietary fiber), khususnya yang bersifat larut dalam air, diketahui

berperan dalam menurunkan kadar kolesterol plasma (Schneeman & Tietyen

1994). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa rumput laut yang

mengandung komponen agar, alginat, dan karagenan mempunyai pengaruh kuat

dalam menurunkan kadar kolesterol plasma. Komponen agar dapat menurunkan

kolesterol darah hingga 39% (Ren et al. 1994), sedangkan alginat mempunyai

potensi tinggi dalam menurunkan kolesterol darah melalui penghambatan absorpsi

kolesterol di usus (Suzuki et al. 1993).

Potter et al. (1993) berpendapat bahwa penambahan beberapa jenis serat

pada diet manusia dapat menurunkan kadar LDL. Sekitar 65% komponen LDL

adalah kolesterol yang sangat berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner.

Hasil penelitian Hayati (2005) juga mengatakan bahwa penambahan serat ke

dalam ransum tikus hiperkolesterolemia dapat menurunkan kadar total kolesterol

dan LDL. Selain dari serat, hormon terutama pada wanita juga dapat

mempengaruhi kolesterol.

Hormon estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena

diketahui bahwa estrogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan.

Kolesterol LDL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh

darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan

adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk

menembus plak akan berkurang. Selain itu terdapat keterkaitan metabolisme

antara trigliserida dengan kolesterol HDL. Apabila trigliserida tinggi maka HDL

cenderung turun. Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh

darah jantung sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh

suplai oksigen secara cukup. Pada tahun 1993 National Education Cholesterol

Program di AS mengakui pentingnya peranan terapi estrogen di dalam

memperbaiki profil lipid (kolesterol) dan memperkecil risiko penyakit jantung

(41)

Suplementasi Herbal

Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat cenderung meningkat dengan

adanya isu back to nature. Tanaman obat banyak digunakan masyarakat kelas

menengah ke bawah terutama dalam upaya preventif, promotif dan rehabilitatif.

Berbagai cara bisa dilakukan dalam rangka memperoleh derajat kesehatan yang

optimal, salah satunya dengan memanfaatkan tanaman obat (herbal).

Dibandingkan obat-obat modern, tanaman obat memiliki beberapa

kelebihan, antara lain efek samping yang relatif rendah, dalam suatu ramuan

dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman

memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk

penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif (Katno & Pramono 2005).

Bahan tanaman obat (herbal) juga memiliki beberapa kelemahan yang

merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional (termasuk dalam

upaya agar bisa diterima pada pelayanan kesehatan formal). Beberapa

kelemahannya antara lain: efek farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum

terstandar, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis

mikroorganisme (Katno & Pramono 2005). Menyadari akan hal ini maka pada

upaya pengembangan tanaman obat ditempuh berbagai cara dengan

pendekatan-pendekatan tertentu, seperti penggunaan tanaman obat sebagai suplementasi

herbal dalam upaya kesehatan promotif maupun preventif.

Walaupun demikian efek samping tanaman obat tentu tidak bisa

disamakan dengan efek samping obat modern. Pada tanaman obat terdapat suatu

mekanisme yang disebut-sebut sebagai penangkal atau dapat menetralkan efek

samping tersebut, yang dikenal dengan SEES (Side Effect Eleminating

Subtanted). Sebagai contoh di dalam kunyit terdapat senyawa yang merugikan

tubuh, tetapi di dalam kunyit (Curcuma domestica Val) juga ada zat anti untuk

menekan dampak negatif tersebut. Pada perasan air tebu terdapat senyawa

Saccharant yang ternyata berfungsi sebagai antidiabetes, maka untuk penderita

diabetes (kencing manis) bisa mengkonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang

minum gula walaupun gula merupakan hasil pemurnian dari tebu.

Daun seledri (Apium graveolens L) telah diteliti dan terbukti mampu

(42)

pada dosis berlebih (over dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis

sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan shock. Oleh karena itu

dianjurkan agar jangan mengkonsumsi lebih dari 1 gelas perasan seledri untuk

sekali minum. Demikian pula mentimun selain baik bagi hipertensi, serat larut

air pada mentimun juga baik bagi gangguan kolesterol. Namun takaran yang

diperbolehkan tidak lebih dari 2 (dua) buah besar untuk sekali makan.

Torbangun

Daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) dapat dijumpai hampir semua

daerah di Indonesia dengan nama berbeda-beda. Di Jawa Tengah orang sering

menyebutnya dengan nama daun jinten. Orang Sunda menamakan daun ajeran.

Di Madura disebut daun majha nereng atau daun kambing, sedangkan orang Bali

menamakan daun iwak. Sementara orang Batak menyebutnya bangun-bangun atau

torbangun (Damanik et al2001).

Tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) adalah salah satu spesies

dari family Labiataeyang banyak mengandung zat gizi mikro dan zat aktif yang

telah diteliti manfaatnya bagi kesehatan. Manfaat yang telah dirasakan masyarakat

selama ini adalah sebagai tanaman obat sariawan, batuk, demam, perut kembung

dan asma (Katno & Pramono 2005).

Gambar 1 Tanaman torbangun

Tanaman torbangun merupakan tanaman yang mengandung mineral

kalsium, magnesium, zat besi dan flavonoid. Efek farmakologi dari daun

torbangun adalah sebagai anti inflamasi, memperlancar peredaran darah dan

(43)

dengan hormon reproduksi. Selain itu keluarga dari tanaman torbangun

mengandung zat aktif yang secara langsung memiliki efek terhadap jaringan

produksi hormon progesteron. Torbangun kaya akan kandungan zat gizi mikro

seperti magnesium, besi, zink, kalsium, α-tocopherol dan β-karoten, minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan sinerol serta zat aktif seperti

flavonoid dan glikosida (Batubara 2004).

Menurut tradisi masyarakat Batak di Provinsi Sumatera Utara, daun

torbangun diyakini berkhasiat sebagai lactagogum, meningkatkan kualitas dan

kuantitas ASI (Damanik et al. 2001) dan dapat meningkatkan status gizi anak

yang dilahirkan (Damanik 2005). Selain berkhasiat sebagai lactagogum,

masyarakat Batak juga meyakini khasiat daun torbangun sebagai pembersih rahim

ibu yang baru melahirkan (uterine cleansing agent), penambah tenaga (tonikum),

pengurang rasa nyeri (analgesik), penawar racun (antimikroba/antibakteri) dan

obat untuk menyembuhkan penyakit seperti sariawan dan batuk (Damanik et al.

2004).

Di Asia torbangun jenis Coleus amboinicusdan Plectranthus mollis adalah

spesies yang paling sering dikutip. Secara keseluruhan, Coleus amboinicus dan

Plectranthus barbatus memiliki jangkauan geografis terluas yang terdapat di luar

Afrika dan Benua Asia hingga benua Amerika. Torbangun atau Coleus

amboinicus Lour populer dalam pengobatan dispepsia, gangguan pencernaan

seperti diare di India dan Afrika dan di Brasil digunakan untuk pengobatan

ulserasi kulit. Selain itu, jenis ini juga digunakan untuk mengobati luka bakar dan

sebagai tapal untuk gigitan lipan dan kalajengking di Melayu. Di India, jus dari

daunnya digunakan untuk mengobati alergi kulit. Coleus amboinicus Lour juga

sering dipakai dalam pengobatan batuk kronis, asma, bronkitis dan sakit

tenggorokan di India dan Karibia dan di Kuba digunakan untuk mengobati infeksi

dan asma. Daun Coleus amboinicus Lour telah ditemukan memiliki

anti-Mycobacterium tuberculosis(Lukhoba et al.2006).

Coleus amboinicus Lour di Asia dan Selatan Amerika digunakan untuk

pengobatan demam dan sebagai obat kolera di Rodrigues. Selain itu daun ini juga

memiliki aktivitas antimikroba dan antivirus terhadap virus herpes simpleks-1dan

(44)

pengobatan penyakit kencing di Amazon dan India (Yoganarasimhan 2000).

Spesies ini juga dilaporkan dapat digunakan untuk meringankan masalah ginjal,

mengobati discharge vagina dan diminum setelah melahirkan. Jenis Coleus

amboinicus Lour dan Plectranthus barbatus digunakan untuk mengobati leher

kaku dan sakit punggung. Di Karibia bahkan digunakan untuk mengobati

kegagalan jantung kongestif (Morton 1992).

Coleus amboinicus Lour, Plectranthus barbatus, Plectranthus bojeri dan

Plectranthus mollistelah digunakan untuk mengobati gigitan ular di India, Gabon

dan Kenya. Plectranthus barbatus dan Coleus amboinicus Lour digunakan untuk

mencegah atau mengurangi peradangan (Chifundera 2001).

Selain untuk berbagai macam penyakit, daun Coleus amboinicus Lour

digunakan dalamstuffingsmakanan, untuk aroma dan pengasinan daging sapi dan

ayam, untuk menutupi bau yang kuat terkait dengan kambing, ikan dan kerang

(Morton 1992) dan untuk rempah-rempah piring berisi saus tomat (Mayenda

1991). Daun kadang-kadang dimakan mentah dengan roti dan mentega dan di

India, mereka dapat ditambahkan untuk bir dan anggur (Morton 1992).

Torbangun sangat kaya akan mineral kalsium. Kalsium merupakan mineral

yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu1,5-2% dari berat badan orang

dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kadar kalsium dalam darah sekitar 10

mg/100 ml dengan rentang 9-11 mg/100ml. Nilai kadar ini harus dipertahankan

agar berfungsi dengan baik.

Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi

diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan

menurun pada proses menua. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian atas

usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam

keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan

menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorbsi pasif terjadi pada

permukaan saluran cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi kalsium.

Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak

mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang

tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi

Gambar

Tabel 2  Daftar bahan makanan sumber kalium
Gambar 2  Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 4  Alur pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol darah
Gambar 7 Angka kebutuhan dan konsumsi protein, lemak dan karbohidrat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut maka diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jeruk siam di Kecamatan Bangorejo

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pakan komplit berupa silase limbah tanaman jagung dan sorghum sebagai pakan hijauan

PESERTA NAMA L/P JENJANG TUGAS BID...

 New Public Service memandang keterlibatan citizen dalam proses administrasi dan pemerintahan lebih penting ketimbang pemerintahan yang digerakkan oleh semangat

Hingga saat ini, Kelas Inspirasi telah diselenggarakan oleh ribuan relawan di 119 kota di Indonesia dan menjadi salah satu pilar gerakan Indonesia Mengajar yaitu keterlibatan

Tujuan dari Kelas Inspirasi ini ada dua, yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

Furqon (1996:112) latihan half squat ini terutama dapat “ mengembangkan otot-otot paha bagian depan dan kaki bagian bawah “. Latihan half squat dipilih karena sampel penelitian