• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur."

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

VIVIV AFIFAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Viviv Afifah H34114080

(4)
(5)

Flora Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Dibimbing oleh NUNUNG KUSNADI.

Studi tentang bauran pemasaran umumnya diterapkan pada usaha manufaktur karena penerapannya relatif lebih mudah, sedangkan pada usaha tanaman hias masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, analisis bauran pemasaran pada tanaman hias yang mempunyai karakteristik khusus menarik untuk diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan bauran pemasaran tanaman hias pada PT Bina Usaha Flora. Proses hirarki analisis yang digunakan berdasarkan sistem hirarki keputusan yang telah disusun. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tujuan pemasaran yang diprioritaskan perusahaan adalah efisiensi pemasaran perusahaan. Prioritas pertama dari bauran pemasaran untuk mencapai efisiensi pemasaran adalah bauran harga. Bauran harga harga dilakukan dengan penetapan harga berdasarkan segmentasi konsumen atau pasar. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran adalah tempat atau saluran distribusi dengan kriteria utamanya yaitu memberikan informasi ketersediaan produk kepada konsumen.

Kata kunci: Bauran pemasaran, Tanaman hias, Proses Hirarki Analisis (PHA)

ABSTRACT

VIVIV AFIFAH. Analyze Marketing Mix of Ornamental Plants at PT Bina Usaha Flora Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Supervised by NUNUNG KUSNADI.

Study of marketing mix is generally applied to a manufacturing business as it’s easier to analyze. However, analyze marketing mix in ornamental plants will also interesting as this study still quite rare in the previous research and also interesting as this business have a specific characteristic compare to other business. Therefore the purpose of this study is to determine the marketing mix of ornamental plants business at PT Bina Usaha Flora. By using analytical hierarchy process based on decision making hierarchical system, the results of this study conclude that marketing efficiency is the first priority of company’s marketing goal. The study also found that the first priority of marketing mix is Pricing which is made based on customer or market segmentation. And the last priority of marketing mix is the Place or distribution channel with the main criteria is as information for consumer on product availability/supply.

(6)
(7)

KABUPATEN CIANJUR

VIVIV AFIFAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)

NIM : H34114080

Disetujui oleh

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir.Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen Agribisnis

(11)
(12)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni sampai Agustus 2013 ini ialah pemasaran, dengan judul Analisis Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada PT Bina Usaha Flora, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Nunung Kusnadi, MS selaku pembimbing, Ibu Dr Ir Ratna Winandi Asmarantaka, MS sebagai evaluator, Ibu Dr Ir Netti Tinaprila, MM sebagai dosen penguji utama dan Ibu Eva Yolanda Aviny Sp, MM selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan saran. Selain itu penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Ir Ida Widaningsih, Bapak Machmud, Bapak Jajat Sudrajat beserta seluruh staf PT Bina Usaha Flora, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua yaitu Bapak Jaja Musa, Ibu Aisah, saudara saya Teteh Elis, dik Arifal, A’ andi dan seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman alih jenis Agribisnis dan teman-teman kos B11 dan C10 yang selalu memberikan doa dan semangat.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

(13)
(14)

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Bauran Pemasaran pada Berbagai Jenis Usaha 6

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Bauran Pemasaran pada

Berbagai Jenis Usaha 9

KERANGKA PEMIKIRAN 11

Kerangka Pemikiran Teoritis 11

Definisi Pemasaran 11

Manajemen Pemasaran 12

Strategi Pemasaran 12

Konsep Bauran Pemasaran 13

Karakteristik Usaha Tanaman Hias 16

Kerangka Operasional 17

METODE PENELITIAN 19

Lokasi dan Waktu Penelitian 19

Jenis dan Sumber Data 19

Metode Pengumpulan Data 19

Pengolahan dan Analisis Data 20

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 27

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 27

Visi dan Misi Perusahaan 27

(15)

IDENTIFIKASI BAURAN PEMASARAN YANG DIJALANKAN PT BUF 31

Pengembangan Produk 32

Penetapan Harga 33

Tempat/ Saluran Distribusi 34

Promosi 35

Orang/ SDM 36

Proses 36

Bukti Fisik (Fasilitas Pendukung) 36

ANALISIS PRIORITAS BAURAN PEMASARAN PT BUF 37

Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Prioritas Bauran Pemasaran 37

Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan 41

Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Mencapai Efisiensi

Pemasaran 42

Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Meningkatkan

Penjualan 46

Analisis hasil Pengolahan Horizontal Pemasaran untuk Menciptakan

Keunggulan Bersaing 50

Analisis Hasil Pengolahan Vertikal 53

Analisis Hasil Pengolahan Vertikal untuk Prioritas Tujuan 53

Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Pemasaran 54

SIMPULAN 58

DAFTAR PUSTAKA 60

LAMPIRAN 63

(16)

1 Nilai dan skala banding berpasangan 22

2 Matriks Pendapat Individu 23

3 Matriks Pendapat Gabungan 23

4 Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2-10 25

5 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias

PT BUF. 41

6 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT

BUF untuk Mencapai Efisiensi Perusahaan. 42

7 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Mencapai Efisiensi Perusahaan. 43 8 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT

BUF untuk Meningkatkan Penjualan. 46

9 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Meningkatkan Penjualan. 47 10 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Pemasaran Tanaman Hias PT

BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing. 50

11 Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Kriteria Bauran Pemasaran Tanaman Hias PT BUF untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing. 51 12 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Tujuan Pemasaran Tanaman Hias

PT BUF. 53

13 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias

PT BUF. 54

14 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Tanaman Hias

(17)

1 Bauran Pemasaran (Kotler, 2004) 13

2 Diagram Alir Kerangka Pemikiran 18

3 Model Struktur Hirarki 21

4 Diagram Alir Analytical Hierarchy Process (AHP) 26

5 Saluran Distribusi Pemasaran PT BUF 34

(18)

1 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Menurut

Kelompok Barang Indonesia Tahun (2007-2012). 64

2 Kontribusi Tanaman Bahan Makanan yaitu Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap PDB Pertanian Tahun (2008-2012). 64 3 Nilai PDB hortikultura di Indonesia tahun 2008-2012 (milyar). 65 4 Perkembangan Nilai Ekspor Tanaman Hias Indonesia pada Tahun

(2008-2012). 65

5 Produksi Tanaman Hias di Indonesia pada Tahun (2008-2012). 66 6 Jumlah Perusahaan, CV, Pengusaha dan Petani Tanaman Hias yang

Tergabung dalam ASBINDO Tahun 2013. 67

7 Total Penjualan Tanaman Hias PT. Bina Usaha Flora, Tahun (

2011-2012) . 67

8 Daftar Harga Bedding Plants BUF Tahun 2013 68

9 Daftar Harga Linner PT BUF Tahun 2013 69

10 Daftar Harga Pot Plants PT BUF Tahun 2013 70

11 Daftar Harga Plugs/ Bibit PT BUF Tahun 2013 71

12 Struktur Organisasi PT BUF Tahun 2012. 72

13 Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Tanaman

Hias PT BUF. 73

(19)
(20)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang sangat prospektif bagi Indonesia karena dinilai baik untuk mengisi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Hortikultura memiliki potensi permintaan pasar yang sangat besar dan nilai ekonomi yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari proyeksi departemen pertanian tentang ekspor hortikultura pada tahun 2011 mencapai 491.304 juta dolar AS atau mengalami peningkatan 8.9 persen dari pencapaian tahun 20101.

Permintaan terhadap produk hortikultura yang semakin meningkat didukung oleh kemajuan perekonomian, pendidikan, peningkatan jumlah penduduk untuk pemenuhan kesehatan dan lingkungan. Berdasarkan data BPS 2012, persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok barang Indonesia dari tahun 2007 hingga 2012 untuk bukan makanan 50 persen sementara makanan 50 persen (Lampiran 1)2. Pengeluaran untuk makanan sebesar 50 persen dikelompokan menjadi 10 kelompok barang. Hortikultura menduduki peringkat ketiga dengan nilai 6 persen setelah padi di peringkat dua sebesar 9 persen dan makanan jadi menduduki peringkat kesatu dengan nilai 12 persen.

Sektor hortikultura yang termasuk kedalam tanaman bahan makanan menempati urutan pertama pada PDB pertanian di atas tanaman perkebunan dan perikanan. Selama kurun waktu lima tahun ke belakang kontribusi tanaman bahan makanan yaitu tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDB pertanian sekitar 7 persen kemudian diikuti oleh perikanan sekitar 2-3 persen (Lampiran 2)3. Peranan PDB menjadi salah satu indikator ekonomi makro yang cukup penting untuk mengetahui peranan dan kontribusi yang diberikan komoditas hotikultura terhadap pendapatan nasional.

Produk hortikutura terdiri dari jenis tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias (florikultura) dan tanaman obat. Masing-masing komoditas tersebut meberikan kontribusi terhadap PDB nasional yang meningkat dari tahun 2008-2012 (Lampiran 3)4. Rata-rata nilai PDB hortikultura pada tahun 2008 hingga 2012 sebesar 3 persen. Peningkatan kontribusi yang diberikan subsektor hortikultura tersebut mengindikasikan bahwa subsektor hortikultura memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sehingga dapat berkontribusi positif untuk kemajuan perekonomian Indonesia.

Tanaman hias atau florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pertanian Indonesia. Kontribusi PDB tanaman hias terhadap PDB hortikultura dalam

1

http://pusdatin.deptan.go.id/admin/satlak/Buku_Saku_Makro_TWIII2012.pdf (diakses 19 mei 2013).

2

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=05&notab=7 (diakses tanggal 24 Mei 2013).

3

http://pusdatin.deptan.go.id/admin/satlak/Buku_Saku_Makro_TWIII2012.pdf (diakses 19 mei 2013)

4

(21)

beberapa tahun terakhir menunjukan nilai PDB yang cukup besar. Pada tahun 2008 kontribusi ekspor tanaman hias pada PDB Indonesia sebesar 3.258 ton atau senilai 6.726 US$ dan meningkat mencapai volume 4.756 ton atau senilai 10.221 US$ di tahun 2012 (Lampiran 4)5. Peningkatan volume dan nilai ekspor tanaman hias tersebut menunjukan bahwa permintaan dunia akan komoditi tanaman hias masih tinggi.

Sebagai salah satu komoditas perdagangan internasional, tanaman hias memiliki peluang pasar luar negeri yang cukup baik. Banyak negara yang memanfaatkan tanaman hias sebagai sumber devisa negara yang dominan. Indonesia menempati urutan ke 51 dunia sebagai pengekspor tanaman hias dengan nilai perdagangan kurang dari USD 10 juta (Estefan, 2011). Negara tujuan ekspor tanaman hias Indonesia adalah Singapura, Taiwan, Hongkong, Amerika Serikat dan Belanda (Direktorat Jenderal Tanaman Hias 2008 dalam Estefan 2011).

Peluang agribisnis tanaman hias yang semakin membaik ini banyak dimanfaatkan oleh para pelaku usaha baik skala kecil maupun besar, sehingga tanaman hias telah berkembang di Indonesia. Hal tersebut memberi dampak pada jumlah produksi tanaman hias pada periode 2008-2012 yang di perkirakan mencapai 10-15 persen (Lampiran 5)6. Peningkatan angka produksi tersebut diprediksikan akan terus meningkat disebabkan oleh semakin tingginya permintaan pasar terhadap tanaman hias. Peningkatan permintaan tanaman hias di Indonesia saat ini terkait program pemerintah yang menerapkan kota hijau. Hal tersebut mengindikasikan bisnis tanaman hias dewasa ini cukup potensial dikembangkan di Indonesia.

Pengaruh pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk dapat mengakibatkan terciptanya sebuah trend. Tanaman hias termasuk produk yang dipengaruhi oleh faktor trend yang selalu mengalami peningkatan dan penurunan pada tingkat konsumsinya. Hal tersebut dikarenakan juga bahwa tanaman hias merupakan kebutuhan tersier yang pemenuhannya setelah orang bisa memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan diluar kebutuhan pokok adalah produk-produk yang memiliki sensitifitas tinggi. Suatu saat akan digemari dan harga akan tingi karena permintaan banyak, namun disaat lain akan menurun tajam begitu permintaannya berkurang (Hapsari 2011).

Dilihat dari potensi pasar, peluang pengembangan usaha tanaman hias Indonesia yang cukup potensial, akan semakin mendorong minat pengusaha untuk memproduksi tanaman hias, sehingga industri usaha tanaman hias semakin berkembang. Perkembangan usaha tanaman hias di dalam negeri berkaitan erat dengan meningkatnya pendapatan konsumen, tuntutan keindahan lingkungan, pembangunan industri pariwisata serta pembangunan kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran (Puspitasari 2012). Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan nilai-nilai estetika atau keindahan lingkungan tersebut mengakibatkan banyak permintaan dari masyarakat akan tanaman hias. Akibat dari meningkatnya permintaan tanaman hias berpeluang terhadap munculnya pasar-pasar baru yang lebih luas dan selektif dalam kualitas.

(22)

Potensi pasar yang baik mengakibatkan industri baru masuk semakin banyak. Menurut data Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO)7 tercatat pada tahun 2004 ada 18 produsen bunga skala besar yang menjadi anggotanya, kemudian tahun 2013 meningkat menjadi 48 anggota. Semakin berkembangnya usaha tanaman hias menjadi kendala bagi para produsen untuk memperoleh pangsa pasar tanaman hias di industri tanaman hias, sehingga menimbulkan persaingan yang ketat diantara pengusaha tanaman hias di Indonesia. Salah satu anggotanya adalah PT Bina Usaha Flora (PT BUF) yang berlokasi di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.

Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu usaha untuk memperoleh keuntungan. Akhir dari kegiatan pemasaran adalah konsumen merasa puas terhadap produk yang dipasarkan, sehingga kegiatan dalam pemasaran mengusahakan agar produk yang dipasarkan dapat diterima, disukai dan dikonsumsi. Studi tentang bauran pemasaran umumnya dilakukan pada usaha manufaktur karena penerapannya relatif lebih mudah, sedangkan pada usaha tanaman hias masih jarang dilakukan. Sehingga analisis bauran pemasaran pada tanaman hias yang mempunyai karakteristik khusus menarik untuk diteliti, karena ciri khas dari pemasaran tanaman hias yang dipengaruhi oleh preferensi konsumen relatif cepat berubah mengikuti trend, dinilai dari estetika baik keindahan maupun keunikannya. Selain itu produk tanaman hias mudah rusak, dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya sering berfluktuasi antar waktu dan tempat.

Selama ini PT BUF telah menjalankan usahanya dengan memperhatikan beberapa aspek yang menyangkut pemasaran. Pemasaran yang dilakukan PT BUF untuk memberikan kepuasan bagi konsumen yaitu dengan mengelompokkan konsumen ke dalam kelompok yang memiliki ciri/sifat sama (segmentasi pasar), sehingga pada pasar sasaran yang dituju bisa terarah. Adapun segmentasi dan pasar sasaran yang dilakukan oleh PT BUF terdiri dari:

1. Pasar produsen : Grower

2. Pasar Konsumen : Real estate, Landscaper, Decorator, Taman tata kota, hotel, Apartemen, Tempat wisata, Penggemar tanaman hias, Hobiis dan konsumen biasa

(23)

Banyaknya persaingan tersebut menjadi tantangan bagi PT BUF untuk meningkatkan kemampuan bersaing serta memperluas pangsa pasarnya. Selama ini dalam memperluas dan meningkatkan pangsa pasar ditengah persaingan yang semakin kompetitif PT BUF telah menjalankan usaha dan kegiatan pemasaran diantaranya adalah melakukan pemasaran melalui personal selling atau pemasaran langsung (open house/pameran). Konsep bauran pemasaran sudah dilakukan sejak awal berdirinya PT BUF. Namun bauran pemasaran tersebut selalu mengalami perubahan karena adanya perkembangan zaman, sehingga berbagai usaha pemasaran yang dilakukan PT BUF dirasakan belum efektif dalam melakukan strategi penetrasi yang lebih baik dalam menunjang penjulan produknya (Tinambunan 2005). Perusahaan juga sering mengalami kendala pemasaran yang terkait ketersediaan tanaman hias yang selalu tidak sinkron antara permintaan konsumen dengan tanaman hias yang tersedia di PT BUF. Hal ini mengakibatkan pemasaran yang dilakukan di PT BUF kurang efisien.

Seiring dengan peningkatan persaingan diantara perusahaan-perusahaan tanaman hias mengakibatkan PT BUF memerlukan pemasaran yang tepat untuk mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Selain itu pemasaran yang dibutuhkan oleh PT BUF harus mampu mengolah sumberdaya yang tersedia untuk bisa menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu diperlukan suatu studi yang mampu mempelajari dan menganalisis bauran pemasaran tanaman hias yang paling efektif untuk diterapkan di PT BUF. Bauran pemasaran yang dijalankan perusahaan dengan tepat diharapkan juga dapat lebih memperkenalkan produk-produk yang di produksi oleh PT BUF, sehingga mampu membawa perusahaan pada posisi stabil dalam persaingan yang semakin ketat, agar mampu bertahan dan mampu meningkatkan usahanya sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan menangkap konsumen potensialnya dan mempertahankan pelanggan yang telah ada. Mengingat pentingnya bauran pemasaran dalam mencapai visi dan misi perusahaan maka penelitian terhadap analisis bauran pemasaran tanaman hias menjadi sesuatu yang penting untuk diteliti.

Perumusan Masalah

PT Bina Usaha Flora (PT BUF) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis tanaman hias. Perusahaan ini merupakan perusahaan trendsetter berbagai jenis tanaman hias di Indonesia yang berupaya memproduksi, mengembangkan, dan memperkenalkan produk tanaman hiasnya agar menjadi komoditas yang diminati dipasaran dan mampu bersaing dengan pengusaha tanaman hias lainnya.

Perusahaan dituntut untuk melakuka pemasaran yang tepat agar produknya dapat terjual sesuai target yang diharapkan, namun pola permintaan pasar terhadap tanaman hias di PT BUF ini tidak menentu dikarenakan keinginan pasar akan suatu jenis komoditas tanaman hias cenderung berubah-ubah. Perubahan pola selera pasar yang cenderung tajam akibat trend mendorong kinerja pengusaha untuk selalu memantau perkembangan pasar tanaman hias. Perubahan trend akan minat tanaman hias mengakibatkan PT BUF harus tetap mempertahankan minat masyarakat akan tanaman hias yang dihasilkannya. Selain masalah trend,

(24)

yang lama. Hal tersebut mengakibatkan dalam beberapa waktu tertentu belum terpenuhinya target penjualan yang sudah direncanakan sebelumnya oleh PT BUF yang dapat dilihat dari data penjualan pada tahun 2011-2012 yang mengalami fluktuasi atau bahkan pada bulan-bulan tertentu mengalami penurunan (Lampiran 7).

Berkembangnya industri tanaman hias di Indonesia memberikan dampak positif bagi peningkatan pendapatan petani dan pengusaha tanaman hias tersebut, namun perkembangan ini menimbulkan semakin ketatnya persaingan dalam merebut pasar konsumen. Pesaing pada industri tanaman hias sejenis atau berbeda jenis baik di dalam maupun di luar wilayah Jawa Barat mulai bermunculan dengan menerapkan sistem yang sama dengan PT BUF untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu pada saat ini PT BUF sebagai bagian dari pebisnis tanaman hias memerlukan penelitian dan pengembangan yang baik tentang bagaimana caranya mengatur bauran pemasaran terbaik untuk mempertahankan dan meningkatkan usahanya dalam iklim persaingan yang semakin tinggi. Perusahaan perlu merancang suatu pemasaran yang fleksibel dan efektif agar konsumen tetap mengingat keberadaan dari produk tanaman hias, dan menciptakan permintaan pasar yang akan meningkatkan volume penjualan dan memperbesar pangsa pasar. Penerapan bauran pemasaran harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati dengan memperhitungkan semua hal yang mempengaruhi serta dampak yang akan timbul karena pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran yang telah dilakukan di PT BUF? 2. Bauran pemasaran apa yang menjadi prioritas untuk setiap komponen bauran

pemasaran tanaman hias di PT BUF?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan penerapan bauran pemasaran yang telah dilakukan di PT

BUF

2. Menetapkan prioritas bauran pemasaran untuk setiap komponen bauran pemasaran tanaman hias di PT BUF.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat dan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, seperti:

1. Bagi perusahaan PT BUF, sebagai masukan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dan penentuan bauran pemasaran yang berkaitan dengan strategi pemasaran, dalam upaya menjalankan fungsinya sebagai perusahaan produk agribisnis.

(25)

bauran pemasaran serta sebagai media untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan kajian mengenai pemasaran dan sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Perusahaan yang dipilih adalah PT BUF

2. Produk yang dikaji adalah tanaman hias yang diproduksi oleh PT BUF.

3. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah bauran pemasaran perusahaan, faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan. Dari analisis terhadap bauran pemasaran dan lingkungan perusahaan diperoleh faktor-faktor penyusun hirarki yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

TINJAUAN PUSTAKA

Bauran Pemasaran pada Berbagai Jenis Usaha

Suatu perusahaan akan berusaha memperoleh keuntungan dengan berbagai strategi untuk mencapai kesuksesan pemasaranya. Salah satu konsep pemasaran yang bisa menentukan peningkatan penjualan produk/jasa perusahaan dilakukan dengan bauran pemasaran. Adapun bauran pemasaran yang bisa dilakukan dapat berupa pengembangan produk, dan strategi penetrasi pasar meliputi penetapan harga yang dapat bersaing, kelancaran ditribusi produk, serta promosi yang tepat pada sasaran.

(26)

Harga yang digunakan bervariasi tergantung dari jenis produk yang dipesan konsumen, harga bahan baku ditingkat produsen, perantara, pabrik standar karena sesuai dengan kualitas dari bahan baku tersebut (Arrisa 2008) Penentuan harga yang dilakukan oleh suatu perusahaan bisa memperhatikan biaya produksi, kemampuan konsumen sasaran dan harga pesaing. Penentuan harga tersebut dilakukan agar bisa diterima di pasaran. Harga yang diterapkan juga harus mampu menarik pelanggan lebih banyak agar volume penjualan total dari seluruh bauran produk meningkat. Oleh karena itu harga biasanya digunakan sebagai suatu indikator nilai apabila harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas konsumsi barang dan jasa, dan merupakan salah satu unsur penting dalam meraih pangsa pasar serta mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan di dapat oleh pengusaha.

Distribusi bisa dilakukan dengan menggunakan alternatif transportasi yang mudah terjangkau dan biaya lebih murah. Hal ini dilakukan agar permintaan produk di pasaran dapat terpenuhi serta konsumen bisa memperoleh dan menikmati produk tersebut dengan mudah dan murah, maka kegiatan pendistribusian produk harus dilaksanakan dengan baik dan sistematis agar tidak terjadi kemacetan dalam pendistribusian produk ke konsumen (Herastuti 2006). Proses distribusi terkait dengan bauran tempat yang harus dipilih perusahaan dilakukan untuk memudahkan dalam menangkap konsumen. Menurut Billah (2008) kemudahan lokasi dan transportasi, kecepatan dan ketanggapan pegawai, dan keramahan pelayanan, kejelasan iformasi, lingkungan yang rapih dan bersih akan mempengaruhi dalam proses konsumen untuk meimilih produk/jasa yang akan digunakan. Distribusi bisa dilakukan dengan langsung atau tidak langsung. Menurut Octarina (2006) distribusi langsung dilakukan dengan menjual langsung pada konsumen akhir, sedangkan distribusi tidak langsung perusahaaan bisa menggunakan jasa distributor untuk memudahkan produk sampai dengan cepat dalam kondisi yang baik di tangan konsumen.

(27)

Bauran pemasaran pada perusahaan jasa menambahkan adanya bauran orang/ SDM, proses dan bukti fisik. Menurut Wahyudi (2009) dalam upaya strategi pemasaran agrowisata ketiga bauran pemasaran yang ditambahkan yaitu: 1. Bauran SDM dapat diupayakan dengan mengadakan pelatihan motivasi kepada

karyawan agar dapat meningkatkan kompetensi dalam pelayanan kepada pengunjung.

2. Bauran proses diupayakan dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan yang berkaitan dengan pelayanan kepada pengunjung.

3. Bauran bentuk fisik strategi operasonalnya dengan menyediakan memberikan berbagai informasi tentang keberadaan perusahaan serta menyediakan fasilitas yang akan memudahkan pengunjung.

Pada usaha yang menyangkut pertanian penerapan bauran pemasaran tidaklah mudah. Mengingat produk pertanian yang mudah rusak, voluminous, bulky serta tidak seragam. Hal tersebut menyebabkan harga yang terjadi pada produk pertanian selalu berfluktuasi karena hasil produknya tidak pernah menentu. Menurut Anantayoga (2002) untuk meningkatkan nilai penjualan pada produk pertanian biasanya produk di grade sesuai kualitas, kemasan di buat dengan khas dan pelayanan tidak hanya diberikan saat terjadi transaksi, tapi pelayanan purna jual tetap terjaga. Bauran produk (product mix) juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk dengan cara memperketat proses

sortir, meningkatkan frekuensi pemeriksaan, memilih bahan dan cara pengemasan yang tepat (Sulistya 2008). Harga yang diterapkan oleh perusahaan produk pertanian harus memperhatikan beberapa aspek yang bisa menghasilkan keuntungan yang optimal. Hal ini dikuatkan juga oleh hasil penelitian Fatimah (2002) bahwa harga yang diterapkan berorientasi biaya dengan memperhatikan harga pesaing serta memperhitungkan tingkat keuntungan yang wajar. Proses ditribusinya pun harus dilakukan dengan hati-hati dan diperlukan saluran distribusi yang tepat agar penyampaian barang ke konsumen lancar, tepat waktu serta menghindari kerusakan produk yang dipasarkan. Promosi untuk komoditi pertanian sangat ditentukan juga oleh karakteristik/ciri yang terdapat dalam komoditi pertanian tersebut. Bentuk promosi yang paling sering dilakukan hanya berupa melobi dalam misi-misi perdagangan, promosi penjualan dengan mengikuti pameran-pameran perdagangan, publisitas melalui surat kabar dan majalah, periklanan melalui pamflet dan pemberian hadiah serta diskon terutama di berbagai pusat perbelanjaan (Hanif 1998 dalam Ardi 2003).

(28)

promosi penjualan, pemasaran langsung, pemberian diskon, hubungan masyarakat dan mengikuti pameran (Hapsari 2011).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Bauran Pemasaran pada Berbagai Jenis Usaha

Dalam menentukan masing-masing bauran pemasaran dapat dilihat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Faktor penentuan produk ditentukan oleh penggunaan bahan baku, ketersediaan bahan baku secara kualitas dan kuantitas, keunikan produk dari segi rasa, warna bentuk dan pengemasan. Selain itu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan adalah sikap konsumen. Sikap konsumen ini akan menentukan bagaimana konsumen bereaksi terhadap produk dan bagaimana konsumen memperoleh kepuasan akan nilai yang diharapkan dari produk (Hutabarat 2006). Keputusan konsumen juga merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi elemen bauran pemasaran jasa terhadap brand image/citra merek (Setiadi 2010).

Menurut Octarina (2004) faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga antara lain biaya, keuntungan, harga pesaing dan perubahan keinginan pasar. Faktor biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk mulai dari harga bahan baku, jenis bahan baku yang dipakai, keuntungan, upah pegawai, transportasi dan pengiriman barang dan keinginan pasar (Herastuti 2006). Segmen pelanggan juga bisa menjadi faktor dalam penetapan harga (Wahyudin 2009). Daya tarik dari poduk dapat menjadi faktor dalam penetapan harga yang kompetitif. Harga yang diterapkan secara kompetitif dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut dapat disesuaikan dengan mutu produk dan kemampuan konsumen, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan tujuannya.

Berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kombinasi yang terbaik dari variabel-variabel bauran promosi untuk melaksanakan strategi promosi yang efektif. Adapun faktor-faktor yang akan menjadi dasar dalam menentukan alternatif strategi promosi adalah faktor kendala dan faktor pendukung. Menurut Ashadi (2011) faktor kendala yang yang menjadi penghambat dalam kegiatan promosi adalah: kendala manajemen (data dan info, dana dan pengontrolan) dan kendala pesaing (promosi, merek dan harga), sedangkan faktor pendukungnya adalah: perusahaan (sumberdaya manusia dan sumberdaya pendukung), produk (brand image dan harga) serta saluran distribusi (jaringan distribusi dan hubungan baik).

Menurut Wahyudi (2009) dalam upaya strategi pemasaran jasa agrowisata fakotr-faktor yang mempengaruhi tiga bauran pemasaran yang ditambahkan yaitu: 1. Bauran SDM faktor yang mempengaruhinya adalah jumlah pemandu,

kompetensi karyawan, kesigapan pelayanan dan keramahan karyawan dalam melayani pengunjung.

2. Bauran proses faktor yang mempengaruhinya adalah tanggapan atas keluhan, kecepatan layanan dan kualitas layanan

(29)

Penelitian analisis bauran pemasaran telah banyak dilakukan dengan jenis produk atau komoditi yang berbeda dengan menggunakan AHP. AHP merupakan uji analisis untuk mengetahui penerapan bauran pemasaran yang tepat bagi perusahaan dalam strategi pemasarannya. Setiap perusahaan memiliki prioritas (titik berat) yang berbeda-beda. Metode ini diakukan dengan memperhatikan faktor pendukung dan faktor kendala. Menurut Wahyudi (2009) dari kendala yang ada maka prioritas tujuan utama yang dilakukan adalah meningkatkan jumlah pengunjung dan elemen bauran pemasaran yang utama untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut adalah bauran tempat dengan pemilihan lokasi yang strategis, sedangkan prioritas terakhir adalah bauran orang dengan kompetensi karyawan dan pemandu. Penerapan AHP dalam menentukan bauran pemasaran terlebih dahulu harus diperhatikan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran yang dilakukan, sehingga terjadi kesesuaian antara tujuan dengan strategi yang akan diterapkan. Strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan bisa memperhatikan kekuatan untuk memanfaatkan peluangnya melalui pemeliharaan mutu produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan skala usaha dan peningkatan ketersediaan bahan baku. Menurut Ivan (2009) faktor yang paling berpengaruh dalam alokasi bauran pemasaran adalah perusahaan pesaing, aktor yang memiliki tingkat kepentingan paling besar dalam kajian alokasi bauran pemasaran manajer ekspor, tujuan utama yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kajian alokasi bauran pemasaran, mempertahankan pelanggan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk melalui pengawasan dan pengontrolan yang ketat.

Dari hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai bauran pemasaran dengan menggunakan metode AHP harus memperhatikan masalah-masalah yang menjadi faktor pendorong dan penarik bagi seorang pengambil keputusan dalam menentukan bauran pemasaran. Strategi pemasaran yang diterapkan dapat dilakukan dengan menganalisis bauran pemasaran yang terdiri dari produk, tempat, harga promosi, SDM, proses dan bukti fisik. Bauran pemasaran yang dianalisis tesebut akan mempengaruhi kesesuaian antara tujuan dengan strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan.

Tempat penelitian dilakukan di PT BUF sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tinambunan (2005). Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada metode yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Tinambunan menggunakan metode SWOT dan QSPM, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode AHP.

Ada beberapa keunggulan Metode AHP dibandingkan dengan metode yang lainnya (Firdaus 2008) yaitu:

1. Teknik AHP menyediakan prosedur yang sudah teruji efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam pengambilan keputusan yang kompleks.

2. Pentingnya teknik ini diaplikasikan karena mencakup penilaian secara sekaligus baik yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif.

(30)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Definisi Pemasaran

Ada banyak pengertian pemasaran menurut beberapa ahli yang memiliki pandangan yang hampir sama. Pemasaran disebut juga tataniaga karena istilah niaga yang berarti dagang yang biasanya dijalankan melalui pasar untuk menyampaikan suatu produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Tataniaga merupakan kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik barang-barang hasil pertanian dari produsen ke konsumen yang termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan-perubahan bentuk dari barang yang ditujukan untuk mempermudah penyaluran dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen (Limbong dan Sitorus, 1987 dalam Ivan 2009). Lebih lanjut lagi menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler 2009).

Menurut Asmarantaka (2012) pengertian pemasaran dapat ditinjau dari dua aspek yaitu:

1. Aspek mikro (aspek manajemen), pemasaran dapat diartikan bagaimana perusahaan atau organisasi secara individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk dengan pihak lain sehingga tujuan perusahaan tercapai. 2. Aspek makro (aspek ekonomi), ruang lingkup pemasaran produk agribisnis

merupakan keseluruhan aliran produk agribisnis mulai dari petani produsen sampai konsumen akhir yang meliputi seluruh aktifitas bisnis (fungsi-fungsi pemasaran maupun seluruh pelaksanaanya (lembaga-lembaga pemasaran).

Berbagai macam pengertian pemasaran diatas pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama begitu pula dengan pemasaran agribisnis yaitu suatu proses apa yang terjadi dengan produk agribisnis, dan bagaimana proses produk agribisnis tersebut mengalir mulai dari produsen (petani) sampai ke konsumen akhir. Sehingga tujuan dari produsen untuk memperoleh keuntungan dan konsumen bisa mencapai kepuasan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Pemasaran/tataniaga mempunyai 3 fungsi (Limbong dan Sitorus 1987) dalam Asmarantaka (2012) yaitu:

1. Fungsi pertukaran, merupakan kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan, yang terdiri dari fungsi penjualan dan fungsi pembelian

2. Fungsi fisik, yaitu semua tindakan yang langsung berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bentuk dan waktu. Fungsi fisik meliputi kegiatan penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan

(31)

dari empat kegiatan yaitu standarisasi dan grading, penanganan resiko, pembiayaan dan informasi pasar.

Pemasaran merupakan suatu cara yang dilakukan suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar menjual barang dan jasa, tapi pengertiannya bisa lebih luas karena pemasaran merupakan suatu proses kegiatan sosial dan manajerial yang didalamnya setiap individu dan kelompoknya mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Manajemen Pemasaran

Proses pemasaran terjadi atau sudah dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi dengan memperhatikan konsumen potensial dan konsumen pada saat ini. Hal tersebut berarti bahwa pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan serta mendistribusikan produk-produk jasa dan gagasan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan kepada pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Kotler (2004) manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas yang diperlukan untuk manajemen yang sukses antara lain adalah mengembangkan strategi dan rencana pemasaran, menangkap pemahaman pemasaran, berhubungan dengan pelanggan, membangun merek yang kuat, membentuk penawaran pasar, menghantarkan nilai, mengkomunikasikan nilai serta menciptakan pertumbuhan jangka panjang (Kotler 2009).

Strategi Pemasaran

Pada dasarnya strategi pemasaran merupakan rencana secara keseluruhan yang di rancang, dan terintegrasi di bidang pemasaran yang memberikan panduan kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat memastikan tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Menurut Tjiptono (2008) strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan prroduk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.

(32)

Konsep Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2004) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran yang diklasifikasikan menjadi empat elemen yaitu : product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi). Pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya berorientasi untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen tetapi juga perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain. Kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi dengan strategi pemasaran yang terintegrasi yang lebih di kenal dengan strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran yang di maksud meliputi perencanaan produk, penetapan harga, saluran distribusi dan promosi. Perusahaan yang telah membuat rencana untuk mencapai sasaran dan tujuan memerlukan bauran pemasaran yang merupakan bentuk strategi penting dalam pemasaran. Unsur-unsur bauran pemasaran yang terdiri dari empat elemen utama yang dapat mempengaruhi dalam pelaksanaan strategi pemasaran dapat dilihat pada Gambar 1.

Produk Tempat

Ragam produk Saluran

Kualitas desain Cakupan

Fitur Pilihan Lokasi

Nama Merek Persediaan

Kemasan Transportasi

Ukuran

Layanan Harga Promosi

Jaminan Pengembalian Harga terdaftar Promosi penjualan

Diskon Periklanan

Potongan pembayaran Tenaga penjualan Periode pembayaran Hubungan masyarakat Syarat kredit Pemasaran Langsung

Gambar 1 Bauran Pemasaran (Kotler 2009a)

1. Product (Produk)

Produk mencakup objek fisik orang, jasa, tempat, organisasi dan gagasan serta termasuk juga kualitas, bentuk, desain, ragam, merek dan kemasan. Menurut Kotler (2009) produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Berdasarkan karakteristik produknya pemasaran mengklasifikasikan produk menjadi tiga jenis berdasarkan wujudnya, yaitu: barang habis pakai, barang tahan lama dan jasa (Kotler 2004). Kualitas produk telihat dari kemudahan dalam penggunaan dan

(33)

perbaikan keandalan, keawetan, serta atribut bernilai yang lain, sehingga dengan adanya kualitas produk dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat untuk melaksanakan fungsinya.

Menurut Asmarantaka (2012) produk agribisnis yang dipadukan dalam bauran produk harus saling melengkapi, baik dalam saluran pemasaran maupun pemenuhan kebutuhan pelanggan, sehingga perusahaan dapat efisien dalam memperoleh keuntungan. Analisis bauran produk perlu di analisis untuk menghasilkan produk yang diinginkan dan dapat memuaskan konsumen. Setelah analisis produk dilakukan perusahaan dapat menentukan segmen dan target pasar dari produk yang dihasilkan tersebut. Aktivitas berikutnya adalah penetapan bauran produk keanekaragaman dalam suatu lini produk, karakteristik produk, macam atau jenis produk, ukuran produk, mutu/kualitas produk, kemasan, pelayanan, garansi, dan desain (Asmarantaka 2012).

2. Price (Harga)

Harga merupakan salah satu atribut yang akan menentukan jumlah permintaan konsumen (pelanggan). Jika nilainya meningkat, hal ini berarti juga bahwa manfaat yang dirasakan konsumen meningkat. Volume penjualan ditentukan oleh keputusan pemasaran dalam menentukan harga produk, sehingga perusahaan harus menetapkan suatu harga dengan baik agar harga tersebut mampu menutupi semua biaya produksi serta lebih dari itu untuk mendapatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan serta penentu bagi keberlangsungan perusahaan dalam pasar. Strategi penetapan harga dapat dijadikan perusahaan untuk bersaing dengan para pesaing dengan melihat mutu atau kualitas dan harga produk.

Metode penetapan harga secara umum dapat dibagi menjadi empat kategori utama yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba dan berbasis persaingan. Harga produk-produk tertentu diturunkan sampai dibawah harga pokok (modal), dengan tujuan dapat menarik pelanggan lebih banyak dan juga volume penjualan total dari seluruh bauran produk meningkat (Asmarantaka 2012). Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harga, agar sesuai dengan nilai yang ditukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk/jasa.

3. Place (Tempat) atau saluran distribusi

Lokasi atau upaya yang dilakukan perusahaan agar pelanggan memperoleh produk yang diinginkan serta tersedianya produk setiap saat sesuai dengan tempat, dan waktu yang diinginkan konsumen merupakan pengertian dari tempat atau saluran distribusi. Saluran pemasaran yang dipilih dapat berupa distribusi langsung, distribusi tidak langsung dan kombinasi keduanya (Kotler 2004). Bauran pemasaran pada jenis tempat ini adalah lembaga pemasaran yang akan digunakan untuk menyalurkan produk, saluran yang akan ditempuh/dilalui, alat transportasi yang akan digunakan, cakupan wilayah, inventaris dan waktu untuk mendistribusikan produk (Asmarantaka 2012). 4. Promotion (Promosi)

(34)

promosi merupakan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk tujuan menginformasikan, membujuk, mempengaruhi konsumen atau pelanggan untuk membeli produk yang dihasilkan perusahaan.

Bauran promosi terdiri dari lima cara utama (Kotler 2004) yaitu : 1. Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide,

barang atau jasa suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

2. Promosi penjualan adalah kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. 3. Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat penghubung

non-personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

4. Penjualan personal adalah interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian.

5. Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau produk-produknya

Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya serta tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Produk yang akan dipasarkan harus dikenal jelas oleh perusahaan secara mendetail, agar dalam memilih media untuk promosi berhasil menetapkan strategi promosi produk yang akan dipasarkannya.

Berdasarkan konsep Kotler (2009) dalam upaya strategi pemasaran ada tiga bauran pemasaran yang ditambahkan untuk usaha jasa orang, proses dan bukti fisik. Ketiga bauran pemasaran tersebut dilihat lebih jauh lagi oleh Hurriyati (2005) yaitu:

1. Orang/partisipan adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa, sehingga mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari ‘people’ adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam

lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa. Pemasaran produk atau jasa dapat dinilai sukses atau tidaknya oleh keterampilan dan kompetensi karyawannya. Oleh karena itu karyawan perlu dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan akan memusakan pelanggan.

(35)

3. Sarana/bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label dan lain sebagainya. Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas yang diharapkan pelanggan yang akan meningkatkan kenyamanan. Menurut Wahyudi (2009) bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan pelanggan berinteraksi yang meliputi keputusan kunci mengenai desain dan

layout bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir dan sebgainya yang dibutuhkan pelanggan.

Karakteristik Usaha Tanaman Hias

Tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai nilai estetika yang dilihat dari keindahan baik dalam bentuk, tajuk, bunga, maupun warnanya. Menurut Puspitasari (2012) tanaman hias yang dibudidayakan mempunyai tujuan untuk dinikmati keindahanya. Berbagai jenis tanaman hias umumnya selain ditanam untuk menghijaukan serta mempercantik taman juga digunakan sebagai tanaman hias dalam pot yang disimpan dalam ruangan di meja atau areal sekitar rumah, hotel, perkantoran, apartemen dan restoran. Pada umumnya karakteristik dari tanaman hias yang mudah rusak dan dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya sering berfluktuasi antar waktu dan tempat. Oleh karena itu penanganan yang dilakukan harus benar-benar berkesinambungan antara aspek produksi, distribusi dan konsumsi (Imani 2008). Karakteristik yang dimiliki tanaman hias tersebut menjadikan pengusaha-pengusaha tanaman hias memerlukan strategi dalam penangananya, mulai dari budidaya sampai dengan pemasaran.

Pemasaran tanaman hias dipengaruhi oleh preferensi konsumen yang relatif cepat berubah. Konsumen akan cenderung membeli tanaman hias jika kebutuhan primer sudah terpenuhi dan budget untuk membeli tanaman hias ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen terhadap tanaman hias bisa dipengaruhi pendapatan konsumen, harga tanaman hias, jarak tempat tinggal, usia, informasi, dan jenis kelamin. Oleh sebab itu persepsi konsumen akan membantu perusahaan dalam mengevaluasi strategi pemasaran yang telah diterapkan dan menentukan segmentasi pasar, target pasar dan posisi pasar yang menguntungkan, dimana perusahaan mengidentifikasi dan menciptakan produk yang dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen (Safitri 2006) dalam (Hapsari 2011).

Banyaknya permintaan akan tanaman hias membuat para petani dan pengusaha-pengusaha agribisnis menjadikan tanaman hias sebagai alternatif usaha yang layak untuk dijalankan karena memberikan kontribusi pendapatan yang cukup tinggi. Hal ini dikuatkan Lubis (2003) dalam hasil penelitiannya bahwa usaha tanaman hias layak dijalankan karena dapat memberikan keuntungan dengan tingkat pengembalian yang relatif tidak terlalu lama.

(36)

1. Pertambahan penduduk kota dengan kecendrungan terjadinya peningkatan pendapatan.

2. Pembangunan komplek-komplek perumahan, perkantoran, perhotelan, restoran, dan apartemen atau kondominimum.

3. Perubahan selera dan gaya hidup masyarakat.

Kerangka Operasional

Perubahan preferensi konsumen terhadap tanaman hias terus berkembang mengakibatkan meningkatnya permintaan akan tanaman hias tersebut. Kondisi ini menjadi prospek yang bagus bagi perkembangan usaha tanaman hias serta menuntut bisnis tanaman hias tidak hanya mengembangkan produknya saja, namun para pengusaha ini juga harus memberikan pelayanan jasa yang bagus agar tanaman hias yang ditawarkan bisa menarik banyak konsumen atau pelanggan.

PT Bina Usaha Flora (PT BUF) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam agribisnis florikultura. Produk yang dihasilkan oleh PT BUF berupa bibit (plug), bedding plants, tanaman hias pot, tanaman hias daun, bunga potong dan tanaman landscape. Semua tanaman yang dihasilkan dibudidaya sendiri mulai dari perencanaan produksi sampai dengan pemasarannya.

Adanya persaingan usaha yang semakin kompetitif menuntut PT BUF untuk selalu meningkatkan penjualannya agar dapat mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan agar menjadi perusahaan tanaman hias yang potensial untuk dikembangkan di Jawa Barat. Selain itu Keadaan yang perlu mendapat perhatian PT BUF yaitu adanya penurunan penjualan yang mengakibatkan penurunan pendapatan perusahaan yang disebabkan oleh adanya

trend dari permintaan tanaman hias. Belum adanya prioritas bauran pemasaran yang tersusun dan terkonsep dengan jelas di PT BUF menuntut pihak pengelolan PT BUF untuk memperbaiki sistem pemasarannya terutama dari segi prioritas bauran pemasarannya sehingga dapat diperoleh dan dipahami prioritas-prioritas utama dari setiap elemen bauran pemasarannya.

Pemasaran yang baik dan tepat harus mencakup semua unsur bauran pemasaran serta disesuaikan dengan karakteristik perusahaan. Konsep bauran pemasaran umumnya terdiri dari produk, harga, tempat/saluran distribusi dan promosi. Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, suatu usaha yang diterapkan biasanya tidak hanya menawarkan produk yang dihasilkan akan tetapi dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan konsumennya para pengusaha memadukan bisnisnya dengan menambahkan tiga bauran pemasaran yang mencakup orang, proses dan bukti fisik.

(37)

peneliti mengidentifikasikan konsep bauran pemasaran yang diterapkan di PT BUF menjadi tujuh bauran pemasaran.

Pada umumnya pihak manajemen perusahaan agak sulit melaksanakan penerapan ketujuh bauran pemasaran secara bersamaan, sehingga diperlukan proses pengambilan keputusan untuk menentukan bauran pemasaran yang menjadi prioritas dalam pelaksanaannya. Penentuan bauran pemasaran yang menjadi prioritas dengan analisis bauran pemasaran yang tepat bagi perusahaan akan dicapai melalui identifikasi faktor-faktor penyusun bauran pemasaran, pemilihan alternatif bauran pemasaran yang tepat dalam menghadapi kendala dan menganalisis kegiatan pemasaran terhadap penjualan. Melalui identifikasi faktor-faktor penyusunan bauran pemasaran yang tepat dalam menghadapi kendala dianalisis dengan metode AHP. Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam perusahaan ada dua hal. yaitu pertama mengkaji faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam menyusun bauran pemasaran yang dijalankan oleh PT BUF. Kedua, berdasarkan faktor-faktor yang ada diperusahaan, peneliti menganalisis bauran pemasaran yang tepat untuk perusahaan dengan mempertimbangkan kendala dan pendukung yang terdapat dalam perusahaan, kemudian dilakukan penyusunan hirarki, dilanjutkan dengan penetapan prioritas, selanjutnya ditentukan konsistensi logisnya. Setelah itu AHP dilakukan untuk menganalisis bauran pemasaran PT BUF, sehingga bisa diperoleh bauran pemasaran yang paling efektif bagi pengembangan usaha di PT BUF. Secara keseluruhan bagan kerangka pemikiran penelitian mulai dari kondisi perusahaan yang melatarbelakangi penelitian serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tahap penginputan data, pengolahan data, output yang dihasilkan, sampai kepada kondisi yang diharapkan perusahaan dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 2.

Gambar 2 Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Prospek usaha tanaman hias

Kegiatan Pemasaran

Faktor Penyusun Bauran Pemasaran Tanaman Hias

Bauran Pemasaran PT BUF

Analytical Hierarchy Process (AHP)

Produk Harga Tempat Promosi SDM Proses Bukti Fisik

(38)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT Bina Usaha Flora (PT BUF) yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam agribisnis florikultura. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Raya Mariwati Km 5,5 Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan perusahaan ini adalah perusahaan yang sudah lama berdiri dan cukup berpengalaman dalam menghasilkan berbagai jenis tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan teknologi yang digunakan sudah cukup maju dan penggunaan benih unggul standar internasional. Perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan trendsetter atau perintis dalam usaha tanaman hias untuk wilayah Jawa barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara. Pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh pihak yang dianggap paling berkompeten di PT BUF sebanyak tiga orang, yaitu: General Manajer, Marketing Manager dan Supervisor. Data sekunder berupa studi literatur dan data-data lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini diperoleh dari perpustakaan, dokumen, buku, internet, literatur-literatur atau tulisan-tulisan hasil penelitian serta laporan manajemen PT BUF yang berhubungan langsung dengan pihak-pihak perusahaan yang berkepentingan dan relevan dengan topik penelitian. Data sekunder juga diperoleh dari data Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), pencatatan laporan perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Data mengenai analisis bauran pemasaran perusahaan diperoleh melalui :

1. Pengisian kuesioner, yaitu dengan membagikan beberapa daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian kepada pihak manajemen yang ada di perusahaan.

2. Wawancara, yaitu dengan melakukan kegiatan wawancara kepada pihak-pihak perusahaan yang dianggap paling kompeten sesuai dengan topik penelitian 4. Studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari literatur, penelusuran data

kepustakaan, buku serta internet yang relevan dengan penelitian.

(39)

(secara sengaja). Responden dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan faktor tentang pemahaman responden mengenai bauran pemasaran tanaman hias di PT BUF. Jumlah responden terdiri dari tiga orang, karena dalam metode AHP sendiri tidak memiliki perumusan tertentu untuk mengambil jumlah sampel yang tepat, hanya terdapat batas minimum yaitu dua orang responden. Responden yang dipilih dilakukan dengan pertimbangan bahwa mereka benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan, dan mengetahui informasi yang dibutuhkan serta dapat mewakili keseluruhan populasi.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan metode AHP. Berdasarkan kerangka kerja AHP, penelitian diawali dengan pembuatan hirarki yang disusun berdasarkan studi literatur, data dokumenter perusahaan, hasil wawancara dan dengan konfirmasi dengan pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner hasil wawancara dan dengan konfirmasi dari pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner yang akan disebarkan kepada respoden. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat pada struktur hirarki. Validitas kuesioner untuk pemilihan strategi bauran pemasaran dilihat melalui konsistensi setiap matriks baik itu individu maupun gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan oleh pakar.

Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih dahulu kekonsistenan pembobotan yang diberikan kepada responden. Pengolahan kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan menggunakan Expert Choice 2000. Dalam penelitian ini batas tingkat inkonsistensi ditetapkan sebesar 10%. Kemudian setelah masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten, keseluruhan pembobotan oleh masing-masing individu akan digabungkan dalam satu matriks gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur kembali pembobotannya melalui mekanisme perhitungan AHP dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 yang akan menghasilkan pengolahan data vertikal dan pengolahan data horizontal. Hasil pengolahan vertikal yang menjadi dasar pemilihan alternatif prioritas bauran pemasaran, sedangkan hasil pengolahan data horizontal memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara satu faktor dengan elemen lain dalam satu tingkat hirarki dengan elemen lain dalam tingkat hirarki di bawahnya.

Menurut Saaty (1993), terdapat beberapa langkah dalam penggunaan metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahakan masalah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah:

1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan

Hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi persoalan dengan melakukan analisa atau pemahaman yang mendalam terhadap persoalan yang dihadapi dan ingin dipecahkan. Setelah itu dapat dilakukan pengidentifikasian dan pemilihan elemen-elemen yang akan masuk komponen sistem, seperti

(40)

komponen-komponen sistem. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem.

2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh

Hirarki merupakan suatu abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario. Tidak ada aturan khusus dalam menyusun model dari suatu sistem, juga tidak terdapat batasan tertentu mengenai jumlah tingkatan struktur keputusan yang terstarifikasi, dan elemen pada setiap tingkat keputusan. Abstraksi dari sebuah struktur hirarki dapat dilihat sebagai berikut:

Tingkat1 Fokus

Tingkat 2 Faktor

Tingkat 3 Pelaku

Tingkat 4 Tujuan

Tingkat 5 Skenario

Gambar 3 Model Struktur Hirarki

Penyusunan hirarki ini berdasarkan jenis keputusan yang akan diambil. Pada tingkat puncak, hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Pada tingkat berikutnya terdirir dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar dapat dibandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya.

3. Menyusun matriks banding pasangan

Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hirarki, yang merupakan dasar untuk melakukan pembandingan berpasangan antar elemen yang terkait yang ada di bawahnya. Pembandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas yang ada di sebelah kanan suatu elemen di puncak matriks.

G

G G G G

G G G G

G G

G G

(41)

4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangakat matriks dilangkah 3

Setelah matriks pembanding berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j. Perbandingan berpasangan antar elemen tersebut dilakukan dengan pertanyaan ”seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j”. Apabila elemen-elemen yang dipertimbangkan merupakan sebuah peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah ”seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen di puncak hirarki?”. Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 1. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah.

5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama.

Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan dengan Fj, namun bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Contoh, bila elemen F24 memiliki nilai 7 maka nilai elemen F42 adalah 1/7.

Tabel 1 Nilai dan skala banding berpasangan

Intensitas sedikit menyokong satu elemen atas elemen lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan

9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya

(42)

2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperhatikan di antara dua pertimbangan

Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.

Sumber :Saaty, 1993

6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut

Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen di atasnya. Matriks perbandingan dalam AHP dibedakan menjadi dua yaitu : Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG).

1. Matriks Pendapat Individu (MPI)

Matriks Pendapat Individu (MPI) adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan oleh individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij, yaitu elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j Matriks MPJ dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Matriks Pendapat Individu

X A1 A2 A3 ….. An

A1 a11 a12 a13 …. A1n

A2 a21 a22 a23 …. A2n

A3 a31 a32 a33 …. A3n

…. …. …. …. …. ….

An an1 an2 an3 …. An4

2. Matriks Pendapat Gabungan (MPG)

Matriks Pendapat Gabungan (MPG) adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Matriks Pendapat Gabungan

X G1 G2 G3 ….. Gn

G1 g11 g12 g13 …. g1n

G2 g21 g22 g23 …. g2n

G3 g31 g32 g33 …. g3n

…. …. …. …. …. ….

Gn gn1 gn2 gn3 …. gn4

Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut :

√∏ ………...(1)

dengan : = elemen MPG baris ke-i kolom ke-j

(43)

n = jumlah MPI yang memenuhi persyaratan ∏ = perkalian dari elemen k = 1 sampai k = m

= akar pangkat n

Persyaratan MPG yang bebas dari konflik adalah:

1) Pendapat masing-masing individu pada baris dan kolom yang samamemiliki selisih kurang dari empat satuan antara nilai pendapat individuyang tertinggi dengan nilai yang terendah.

2) Tidak terdapat angka kebalikan (resiprokal) pada baris dan kolom yang sama.

7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas.

Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya.

Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu (1) pengolahan horizontal, dan (2) pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk MPI dan MPG. Pengolahan vertikal dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi.

a) Pengolahan Horizontal, terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan Vektor Prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki Rasio Inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horizontal adalah:

 Perkalian Baris Z dengan rumus:

√∏ ………(2) (i,j = 1,2,3,…..n)  Perhitungan Vektor Prioritas (Vektor Eigen)

√∏

∑ √∏

………(3) VP=VPi, untuk i =1,2,3...n

 Perhitungan Nilai Eigen maks (⋋maks) dengan rumus :

VA = (aij) x VP ………(4) dengan VA = (vai)

………(5) dengan VB = (vbi)

⋋ ∑ ………...(6) untuk i = 1,2,3,… n

 Perhitungan Indeks Inkonsistens

……….... (7)  Perhitungan Rasio Inkonsistensi

Gambar

Gambar 2 Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
Tabel  1 Nilai dan skala banding berpasangan
Gambar 4 Diagram Alir Analytical Hierarchy Process (AHP)
Gambar 6.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program kreatifitas masyarakat ini memiliki tujuan yaitu memahamkan sasaran dalam strategi pemasaran melalui media sosial, meningkatkan laba dengan cara

Fokus penelitian yang terdapat dalam skripsi ini adalah 1 Bagaimana penerapan strategi pemasaran online untuk meningkatkan penjualan pada usaha tanaman Eco Bibit di Desa Juwet Kecamatan