Sidang Skripsi
Diajukan untuk memperoleh Gelar Strata (S1) Pada Program Studi Ilmu Komnikasi Konsentrasi Humas
Oleh :
Andi Hasan
NIM : 41808049
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
iii
OLEH : Andi Hasan Skripsi ini dibawah bimbingan :
Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemerintah Daerah Kabupaten Garut. Untuk menjawab masalah diatas maka diangkat indicator sensasi, atensi, interpretasi untuk variabel persepsi, fakta isi berita, objektifitas, keseimbangan isi berita, kelengkapan isi berita, keauratan isi berita untuk variabel kualitas isi berita.
Tipe penelitian adalah kuantitatif, metode penelitian menggunakan metode analisis deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui angket, wawancara, studi pustaka dan internet searching. Populasi (N=30) adalah wartawan pemerintah daerah kabupaten Garut. Teknik sampling menggunakan total sampling. Teknik analisa data adalah pengeditan data, pemberian ode, buku koding (cooding book) dan lembar koding ((cooding sheet), tabulasi data, pengolahan data koefisien korelasi Ran Spearman, dan mengolah data menggunakan Software Statistical Program For Social Science (SPSS Version 19.0).
Hasil penelitian adalah 1) Hubungan sensasi terhadap kualitas isi berita sebesar (-0,499) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 2) Hubungan Atensi terhadap Kualitas isi berita sebesar ((0,479)) adalah cukup berarti, valid dan signifkan. 3) Interpretasi terhadap kualitas isi berita sebesar (0,210) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 4) hubungan persepsi terhadap fakta isi berita sebesar (0,227) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 5) Hubungan persepsi terhadap objektifitas berita sebesar (0,312) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 6) Hubungan persepsi terhadap keseimbangan isi berita sebesar (0,371) adalah cukup berarti, valid dan signifikan. 7) persepsi terhadap kelengkapan isi berita sebesar (0,133) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan. 8) Hubungan persepsi terhadap keakuratan isi berita sebesar (0,176) adalah tidak cukup berarti, tidak valid dan tidak signifikan.
Kesimpulan penelitian adanya hubungan antara persepsi terhadap ualitas isi berita sebesar (0,362) adalah cukup berarti, valid dan signifikan.
iv Andi Hasan
This thesis under the guidance of: Desayu Eka Surya, s. Sos., M. Si
This research aims to determine the extent to which the perception of local Government Reporter Garut to quality News Content on the Website of the local government district of Garut. To respond to the issue raised above, indicator, gained popularity in the sensation, perception, interpretation to the facts of the content variable news, objectiveness, balance, completeness of contents contents News News, news content for keauratan variable quality content news.
This type of research is research using quantitative methods, methods of analysis of descriptive data collection technique through angket, interview, study library and internet searching. Population (N = 30) is a local government district of Garut. Sampling sampling technique using total. Data analysis techniques is the ability to edit data, providing coding book, ode (cooding book) and coding sheet ((cooding sheet), tabulate data, processing of data correlation coefficient, Spearman and cultivate Ran data using a Statistical Software Program For Social Science (SPSS Version 11.8).
Research results are 1) Relationship to quality news content sensation of (-0,499) is not enough means, invalid and insignificant. 2) Relationship to the quality of the contents of news Attention of ((0,479)) is a pretty mean, valid and signifkan. 3) Interpretation of the quality of news content (0,210) is not enough means, invalid and insignificant. 4) relationship to perception of facts of news contents (0,227) is not enough means, invalid and insignificant. 5) Relationship to perception of the objectiveness of news (0,312) is not enough means, invalid and insignificant. 6 perception of balance Relation) contents of news is pretty (0,371) mean, valid and significant. 7 perceptions towards completeness of contents News registration (0,133) is not enough means, invalid and insignificant. 8) against the accuracy of the contents of the Relationship perceptions of news (0,176) is not enough means, invalid and insignificant.
Conclusions research of is the relationship between the perception of the news content of ualitas (0,362) is a pretty mean, valid and significant.
Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi berita Di Website Pemda Kabupaten Garut” yang merupakan salah satu syarat untuk melengkapi program
perkuliahan S1 pada Fakultas Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Humas Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Dalam Penulisan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa Penulisan ini dapat
diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak dan bantuan yang telah diberikan
ini tak ternilai harganya dan tidak mungkin dapat dibalas dengan apapun.
Dalam Penulisan Laporan ini banyak sekali pihak yang membantu
penulis.Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Yth. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto,M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Yang telah memimpin Unikom
menjadi salah satu kampus unggulan di Bandung.
2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu. R, Drs., M.A. selaku Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Yang telah
mengeluarkan surat izin untuk penelitian di Pemda Kabupaten Garut
3. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.SI. selaku Ketua Program studi Ilmu
telah memfasilitasi Peneliti untuk melakukan perwalian.
5. Yth. Desayu Eka Surya, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
banyak sekali membantu tersusunnya skripsi ini. Selain itu juga selalu
memberikan dorongan kepada Peneliti untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
6. Yth. Seluruh Staf Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Komputer
Indonesia, atas bekal ilmunya kepada peneliti.
7. Yth. Ibu Ratna Widiastuti, A. Md, selaku sekertaris dekan, ibu Atri
Ikawati, A. Md dan ibu Inta S. Ikom selaku Sekretariat Program studi yang
telah membantu peneliti dalam memproses segala sesuatu yang
berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
8. Yth. Bapak Drs. Undang Suryana M.si selaku kepala bagian Informatika
yang telah memberikan izin peneliti untuk meneliti website pemda Garut
9. Kedua Orang Tua peneliti yang sangat peneliti sayangi,yang telah banyak
memberikan perhatian, dukungan baik moril maupun materil kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
10.Buat Saudaraku tercinta, Teh Yuli, Teh Meli, A Didin atas do’a serta
dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11.Teman-teman Sekelas IK-Humas 2 yang selalu memberi masukan dalam
oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata peneliti mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas
semua bantuan yang telah diberikan amin.Harapan Penulis agar Laporan Kerja
Praktek ini dapat bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya dan rekan-rekan di
Unikom pada khususnya.
Untuk kesempurnaan dari usulan penelitian ini, maka kritik dan saran yang
membangun selalu peneliti nantikan/ harapkan terima kasih
Bandung, September 2012
v
SURAT PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah. ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.3.1 Maksud Penelitian ... 10
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian... 11
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 11
vi
2.1.2 Proses Komunikasi ... 15
2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi ... 21
2.2 Tinjauan Tentang Humas ... 22
2.2.1 Definisi Humas ... 22
2.2.2 Karakteristik Humas... 24
2.2.3 Tujuan Humas ... 26
2.3 Tinjauan Tentang Media Komunikasi ... 27
2.4 Tinjauan Media Komunikasi Nirmassa ... 28
2.5 Tinjauan Tentang Wartawan ... 29
2.5.1 Pengertian Wartawan ... 29
2.5.2 Standar Profesi Wartawan ... 29
2.6 Tinjauan Tentang Berita ... 30
2.6.1 Pengertian Berita ... 30
2.6.2 Jenis-jenis Berita ... 31
2.6.3 Nilai Berita ... 33
2.6.4 Frekuensi Penyajian Berita ... 34
2.6.5 Isi Berita ... 35
2.7 Tinjauan Persepsi ... 36
vii
2.8 Tinjauan Tentang Kualitas ... 39
2.8.1 Pengertian Kualitas ... 39
2.9 Kerangka Pemikiran ... 40
2.9.1 Kerangka Teoritis ... 40
2.9.2 Kerangka Konseptual ... 44
2.10 Hipotesis ... 46
BAB III OBJEK dan PENELITAN 3.1Objek Penelitian ... 49
3.1.1 Tinjauan Tentang Pemda Kabupaten Garut ... 49
3.1.1.1 Sejarah Kabupaten Garut ... 49
3.1.1.2 Visi dan Misi kabupaten Garut ... 54
3.1.1.3 Moto Kabupaten Garut ... 55
3.1.1.4 Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Garut... 56
3.1.1.5 Logo Kabupaten Garut ... 57
3.1.1.6 Struktur Organisasi Pemda Garut... 59
3.1.2 Tinjauan Tentag Website ... 60
3.1.2.1 Pengertian Website ... 60
viii
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65
3.2.2.1 Studi Pustaka ... 65
3.2.2.2 Studi Lapangan... 65
3.2.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 67
3.2.3.1 Populasi ... 67
3.2.3.2 Sampel ... 68
3.2.4 Operasionalisasi Variabel... 69
3.2.5 Teknik Analisa Data ... 71
3.2.5.1 Uji Validitas ... 71
3.2.5.2 Uji Realibilitas ... 72
3.2.5.3 Uji Statistik Penelitian ... 73
3.3Lokasi dan Waktu Penelitiann ... 74
3.3.1 Lokasi Penelitian ... 74
3.3.2 Waktu Penelitian ... 75
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Ananlisis Deskripsi Identitas Responden ... 78
4.1.1 Jenis Kelamin ... 78
ix
Garut ... 83
4.1.6 Pernah Membaca Berita Di Website Pemda Garut ... 84
4.2. Ananlisis Deskripsi Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 85
4.2.1 Ananlisis Deskripsi Uji Validitas ... 85
4.2.2 Ananlisis Deskripsi Uji Reliabilitas ... 86
4.3. Analisa Deskripsi Hasil Penelitian ... 87
4.3.1 Sensasi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut ... 88
4.3.1.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 88
4.3.1.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.... 90
4.3.2 Atensi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut ... 93
4.3.2.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 93
4.3.2.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.... 95
x
Terhadap Fakta Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten
Garut ... 102
4.3.4.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 103
4.3.4.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 104
4.3.5 Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut
Terhadap Objektifitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten
Garut ... 106
4.3.5.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 107
4.3.5.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 108
4.3.6 Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut
Terhadap Keseimbangan Isi Berita Di Website Pemda
Kabupat Garut ... 111
4.3.6.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 111
4.3.6.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 113
4.3.7 Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut
Terhadap Kelengkapan Isi Berita Di Website Pemda
Kabupat Garut ... 115
4.3.7.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 115
xi
4.3.8.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 119
4.3.8.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 120
4.3.9 Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupat Garut ... 123
4.3.9.1 Hasil Penelitian Dalam Tabulasi ... 123
4.3.9.2 Hasil Penelitian Dalam Penghitungan Statistik.. 127
4.4. Pembahasan ... 130
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan ... 136
5.2. Saran ... 138
5.2.1 Saran Untuk Instansi ... 138
5.2.1 Saran Untuk Peneliti Selanjutnya ... 138
DAFTAR PUSTAKA...140
LAMPIRAN...143
xii
Gambar 3.1 Logo Kabupaten Garut………...…….57
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pemda………..59
Gambar 4.1 Diagram Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan
Gambar 4.5 Diagram Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pertanyaan
“Konten Berita yang Ada Di Website Pemda Garut………...83 Gambar 4.6 Diagram Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pertanyaan
“Membaca Berita Di Website Pemda Garut”………...…...84 Gambar 4.7 Kurva uji –t Dua Pihak………92
Gambar 4.15 Diagram Persepsi Responden………....125
Gambar 4.16 Diagram Persepsi Responden Tentang Kualitas Isi Berita…………127
xiii
xiv
Tabel 3.1 Populasi Penelitian………...66
Table 3.2 Operasional Variable………...71
Tabel 3.3 Nilai Koefisien……….………74
Tabel 3.4 Waktu Penelitian……….….76
Tabel 4.1 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..…78
Tabel 4.2 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Usia………...……..……79
Tabel 4.3 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Agama……...………..…80
Tabel 4.4 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir………...………..…81
Tabel 4.5 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pertanyaan “Konten
Berita Yang Ada Di Website Pemda Garut”..…...……..…...………..…83
Tabel 4.6 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pertanyaan “Apakah
Anda Pernah Membaca Berita Di Website Pemda Garut………...…..…84
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi…………...………..…85
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Isi Berita...………..…86
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian…………...………..…87
Tabel 4.10 “Menurut Pengindraan Anda, Kualitas Isi Berita Yang Dimuat Di
xv
Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Garut”...…...………..…90
Tabel 4.12 “Lingkungan Disekitar Mempengaruhi Dalam Penilailaian
Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Garut”...…...………..…91
Tabel 4.13 Hubungan Antara Sensasi Dengan Kualitas Isi Berita………..…93
Tabel 4.14 “Judul Berita Yang Muncul Di Website Pemda Garut Bisa Menarik
Minat Orang Untuk Membaca Isi Berita Tersebut”....………..…94
Tabel 4.15 “Reaksi Positif Yang Timbul Setelah Membaca Berita
Di Website Pemda Garut”...…...………..…95
Tabel 4.16 “Informasi Yang Di Dapat Setelah Membaca Berita Di Website
Pemda Garut Dapat Merubah Pandangan Anda TErhaap
Kualitas Isi Berita Di Website Tersebut”...…...………..…96
Tabel 4.17 Hubungan Antara Atensi Dengan Kualitas Isi Berita….………..…98
Tabel 4.18 “Asgnitif Yang Muncul Di Berita Website Kabupaten Garut
Sudah Muncul”………...…...……….…..…99
Tabel 4.19 “Cara Pendalaman Dan Penulisan Isi Berita
Sudah Baik”………...………..…99
Tabel 4.20 “Motivasi Wartawan Dalam Menulis BErita Mempengaruhi
xvi
Berita……….103
Tabel 4.23 “Isi BErita Yang Di Muat Di Website Pemda Kabupaten Garut
Sudah Sesuai Dengan Kenyataan Yang Terjadi”...………...103
Tabel 4.24 “Isi Berita Yang Di Muat Di Website Pemda Garut
Tidak Mengandung Kebohongan”…………...…...………....104
Tabel 4.25 “Hubungan Persepsi Dengan Fakta Isi Berita”...…...………..104
Tabel 4.26 “Isi Berita Di Website Pemda Garut Di Tulis Apa Adanya
Dan Tidak Melebih-lebihkannya”…………...…...………107
Tabel 4.27 “Isi Berita Di Website Garut mempunyai Latar Belakang
Yang Jelas Terhadap Objek Yang Di Beritakannya”….…………...108
Tabel 4.28 “Hubungan Antara Persepsi Dengan Objektifitas Isi Berita”…...…….109
Tabel 4.29 “Berita Di Website Pemda Garut Mempunyai Penekanan
Berita Yang Berbeda-beda”...………...………..…111
Tabel 4.30 “Kelengkapan Isi Berita Di Website Pemda Garut Udah Lengkap”...112
Tabel 4.31 “Pemilihan Kata Yang Terkandung Dalam Berita Yang Dimuat
Di Website Pemda Garut sudah Tepat”...………....………..…112
Tabel 4.32 Hubungan Antara Persepsi Dengan Keseimbangan Isi Berita……..…..113
Tabel 4.33 “Isi Berita Di Website Pemda Garut Sudah Terorganisir
xvii
Tabel 4.36 “Isi Berita Yang Di Muat Di Website Pemda Garut Tidak
Mengandung Kesalah Pahaman”...…...………..……..…119
Tabel 4.37 “Berita Di Website Pemda Garut Disajikan Secara Tepat”………..…...120
Tabel 4.38 Hubungan Antara Persepsi Dengan Keakuratan Isi Berita…………..…121
Tabel 4.39 Persepsi Responden Tentang Persepsi...………...………..…124
Tabel 4.40 Persepsi Responden Tentang Kualitas Isi Berita...………..…126
Tabel 4.41 Hubungan Antara Persepsi Dengan Kualitas Isi Berita………...…128
xviii
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian………...144
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Pembimbing..……….145 Lampiran 4 Lembar Revisi Skripsi..……….146
Lampiran 5 Berita Acara Bimbingan………....147
Lampiran 6 Surat Balasan Dari Perusahaan……...………...148
Lampiran 7 Daftar Pertanyaan dan Jawaban Hasil Wawancara dengan……….…..150
Lampiran 8 Surat Pengantar Angket………...…..152
Lampiran 9 Angket Penelitian……….……..153
Lampiran 10 Cooding Book……….……….……..…..157
Lampiran 11 Cooding Sheet………....……..161
Gambar L. 1 Foto Website Pemda Garut………..163
Gambar L. 2 Foto Bagian Informatika………..164
Gambar L. 3 Peneliti Saat Sedang Mewawancara KASUBAG Informatika….…...165
1
http://www.scribd.com/doc/39191568/9/A-Pengertian-Kualitas, thirzamaulita, Rabu, 24/04, 22.40 WIB
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh dengan berbagai aktivitas
tentunya setiap orang menginginkan segala sesuatu yang serba instan. Sehingga tidak
menjadi penghambat dalam melakukan aktivitas lain. Manusia tidak bisa hidup
sendiri, karena manusia termasuk mahluk sosial. Untuk menunjang kehidupan
sehari-harinya manusia membutuhkan orng lain untuk melakukan kegiatan aktivitasnya.
Untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia memerlukan segala sesuatu yang
mempunyai kualiats, seperti kualitas makanan untuk menjaga kesehatan, kualitas
pendidikan untuk meningkatkan SDM, kualitas informasi untuk mengetahui sesuatu
yang terjadi di sekitar kita.
Untuk meningkatkan kualitas SDM setiap orang tentunya harus mendapatkan
pendidikan yang berkualitas, informasi yang berkualitas, berita yang berkualitas
sehingga setiap orang mempunyai pengetahuan yang luas. kualitas dapat berbeda
makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat
bergantung pada konteksnya. Adapun pengertian kualitas adalah sesuatu yang
mencirikan tingkat dimana suatu produk memenuhi keinginan atau harapan1.Oleh
karena itu untuk meningkatkan kualitas SDM setiap orang ada beberapa faktor salah
mendapatkan isi berita yang berkualitas bisa menambah wawasan, sehingga
mempunyai wawasan yang luas. Dalam rangka meningkatkan SDM masyarakat
Garut maka Pemda Garut membuat sebuah website yang di dalamnya mengandung isi
informasi seputar garut.
Website merupakan halaman situs sistem informasi yang dapat diakses secara cepat. Website ini didasari dari adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui perkembangan teknologi informasi, tercipta suatu jaringan
antar komputer yang saling berkaitan. Jaringan yang dikenal dengan istilah
internet secara terus-menerus menjadi pesan–pesan elektronik, termasuk e-mail,
transmisi file, dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer.
Kini semakin maraknya penggunaan website oleh berbagai orang dan
juga kalangan, maka membuat perusahaan maupun instansi pemerintahan
menggunakan website perusahaan. Menurut Kriyantono website perusahaan merupakan,
“Sarana komunikasi yang pertama kali dan paling populer dilihat oleh individu ketika membutuhkan informasi tentang suatu perusahaan atau organisasi. Karena itu, pada abad ini setiap perusahaan mesti melengkapi sarana komunikasinya dengan membuat website.” (Kriyantono, 2008:260)
Salah satu upaya dan bukti Pemda Kabupaten Garut dalam upayanya dalam
meningkatkan SDM masyarakat Garut, adalah dengan dibangunnya situs
www.garutkab.go.id yang memuat seluruh data, informasi dan berita yang semuanya
pemanfaatan dan pengembangan teknologi yang menyajikan berbagai data atau
informasi yang penting untuk publik dan Pemerintah Kabupaten Garut sendiri.
Website kabupaten Garut dibuat pada tahun 2004, berdasarkan peraturan daerah No. 9 tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah. BPPK-
InTel adalah lembaga non dinas atau badan yang merupakan unsur penunjang daerah
yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui sekretaris daerah.
Dengan terbentuknya website Pemda Garut mempunyai dampak positif dan negatif. Salah satu contoh dampak positif salah satunya komunikasi dalam sistem
administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari atau minggu. Artinya,
pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi sangat cepat, service dan informasi
dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi dapat dicari
dari kantor, rumah. Tetapi juga mempunyai dampak negatif nya salah satunya adalah
semakin jarangnya komunikasi face to face antar masyarakat dengan pegawai pemerintah karena sudah tersedianya website yang menyediakan segala informasi yang dibutuhkan masyarakat, bahkan sudah tersedianya tempat menampung aspirasi
Gambar 1.1 Tampilan Website Garut
Situs web pemerintah daerah merupakan salah satu strategi didalam
melaksanakan pengembangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur. Pembuatan situs web pemerintah daerah merupakan tingkat pertama dalam pengembangan e-government di Indonesia dengan sasaran agar masyarakat Indonesia secara umum dan masyarakat Kabupaten Garut khususnya
dapat dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan pemerintah
daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan demokrasi di Indonesia
Unsur terpenting dari sebuah tampilan yang efektif situs web di internet adalah isi (content) dan disain yang baik serta menarik. Sebuah situs web pemerintah
daerah mempunyai persyaratan minimal untuk isi. Pengelola situs web pemerintah daerah harus mampu menentukan apa yang diharapkan oleh para pengguna mengenai
apa yang seharusnya ada di situs web. Menurut panduan dari KOMINFO maka isi minimal pada setiap situs web pemerintah daerah adalah :
1. Selayang Pandang
Menjelaskan secara singkat tentang keberadaan Pemerintah Daerah bersangkutan (sejarah, motto daerah, lambang dan arti lambang, lokasi dalam bentuk peta, visi dan misi).
2. Pemerinta Daerah.
Menjelaskan struktur organisasi yang ada di Pemerintah Daerah bersangkutan (eksekutif, legislatif) beserta nama, alamat, telepon, e-mail dari pejabat daerah. Jika memungkinkan biodata dari Pimpinan Daerah ditampilkan agar masyarakat luas mengetahuinya.
3. Geografi
Menjelaskan antara lain tentang keadaan topografi, demografi, cuaca dan iklim, sosial dan ekonomi, budaya dari daerah bersangkutan. Semua data dalam bentuk numeris atau statistik harus mencantumkan nama instansi dari sumber datanya.
4. Peta wailayah dan Sumber Daya
Menyajikan batas administrasi wilayah dalam bentuk peta wilayah (sebaiknya digunakan peta referensi yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional – Bakosurtanal, atau instansi pemerintah lainnya yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pembuatpeta), dan juga sumberdaya yang dimiliki oleh daerah bersangkutan dalam bentuk peta sumberdaya (digunakan peta referensi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pembuat peta) yang dapat digunakan untuk keperluan para pengguna.
5. Peraturan atau Kebijakan Daerah
6. Buku Tamu
Tempat untuk menerima masukan dari pengguna situs web pemerintah daerah bersangkutan.
Maka dari itu isi website Pemda Garut mengikuti pentunjuk dari KOMINFO.
Tetapi dalam website Pemda Garut ada penambahan isi konten pada website.
Contohnya koten berita, konten ekonomi, konten layanan umum, konten
keagamaan.yang dimana bertujuan untuk memperkaya isi dari website Ini dikarenakan pengunjung dari website mempunyai tujuan yang berbeda, sekaligus untuk mempromosikan daerah Garut kepda masyarakat luas.
Tetapi konten yang paling ditonjolkan adalah konten berita. Dimana selalu di
update setiap hari. Yang dimana bertujuan untuk agar masyarakat luas dan khususnya
masyarakat Garut dapat dengan mudah mendapatkan berita untuk menambah
wawasan. Karena berita merupakan salah satu sumber ilmu yang berguna bagi
masyarakat. Maka dari itu dalam mewujudkan tujuan tersebut maka isi berita harus
mempunyai kualitas yang bagus.
Dalam penulisan berita, keakuratan penempatan fakta dan opini sangat
penting untuk diperhatikan. Nilai kualitas sebuah berita ditentukan pula oleh
beberapa ketentuan unsur kelayakan berita untuk dimuat seperti keakuratan,
lengkap tidaknya sebuah berita, kelugasan sebuah berita, adil dan berimbangnya
sebuah berita. Terutama terhadap berita-berita yang memberikan informasi kepada
Adapun kualitas berita itu adalah “keakuratan, keseimbangan, objektif,
ringkas atau jelas dan baru” (Charnley, 1965:22). Mengenai unsur-unsur yang
membuat suatu berita layak dimuat, Hikmat Kusumaningrat dan Purnama
Kusumaningrat dalam bukunya Teori dan Praktek Jurnalistik, menjelaskan bahwa :
“Dari ketentuan yang ditetapkan oleh Kode Etik Jurnalistik itu menjadi jelas pada kita bahwa berita pertama-tama harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik akurat. Selain cermat dan tepat, berita juga harus lengkap (complete), adil (fair), dan berimbang (balance). Kemudian erita pun harus tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis disebut objektif. Dan, yang merupakan syarat praktis entang penulisan berita, tentu saja berita itu harus ringkas (concise), jelas (clear), dan hangat (current)”. (Hikmat Kusumaningrat & Purnama Kusumaningrat 2005 : 47)
Dalam perjalanan website Pemerinta Daerah Garut dari tahun ketahun tentu
harus semakin bagus nya website tersebut. Karena pengalaman pengelola website
pemda Garut pun bertambah banyak. Selain itu juga harus melakukan evaluasi
tentang isi konten dari website tersebut. Salah satunya konten berita.yang harus di
update setiap hari. Untuk lebih meningkatkan kualitas isi berita diperlukannya
pandangan dari wartawan. karena wartawan profesianya seputar mencari dan menulis
berita. Adapun pengertian wartawan sebagai berikut:
“Wartawan adalah orang-orang yang terlibat dalam pencarian, pengolahan, dan penulisan berita atau opini yang dimuat di media massa, mulai dari pemimpin redaksi hingga koresponden yang terhimpun dalam bagian redaksi”. (Romli, 2005 : 7)
Dari definisi diatas wartawan merupaka salah satu kalangan yang tepat untuk
website pemda kabupaten Garut. Adapun definisi persepsi menurut Devito yang dikutip oleh Mulyana :
“proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita”. (Mulyana, 2003:168).
Sedangkan menurut Deddy Mulyana, persepsi adalah proses internal yang
memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari
lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti
komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi. (Mulyana,
2001:167)
Dengan adanya persepsi yang timbul dikalangan wartawan terhadap
kualitas isi berita yang dimuat di website pemda Garut diharapkan bisa membuat lebih berkualitas nya setiap isi berita yang di muat dalam website pemda kabupaten garut dan isi berita agar lebih menarik untuk di baca oleh khalayak yang mengunjungi
situs website kabupaten Garut.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti menentukan masalah yaitu
“Sejauhmana Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi
Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut”
1.2 Identifikasi Masalah
Bertolak dari rumusan masalah diatas, maka identifikasi penelitian sebagai
1. Sejauhmaana Sensasi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
2. Sejauhmaana Atensi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
3. Sejauhmaana Interpretasi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
4. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Fakta Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
5. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Objektifitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten
Garut?
6. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Keseimbangan Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
7. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kelengkapan Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
9. Sejauhmaana Persepsi Wartawan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dumaksudkan untuk menjelaskan, menganilasa dan
menceritakan tentang persepsi wartawan kabupaten Garut terhadap kualitas isi
berita di kabupaten Garut.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sementara, untuk tujuan penelitian ini didasarkan pada identifikasi
masalah yang telah dikemukakan. Tujuan penelitian menunjukan apa yang
akan dicapai. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Sensasi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
2. Untuk Mengetahui Atensi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Kualita Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
3. Untuk Mengetahui Interpretasi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap
Kualita Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
4. Untuk Mengetahui Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Fakta
5. Untuk Mengetahui Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap
Objektifitas Di Website Pemda Kabupaten Garut.
6. Untuk Mengetahui Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap
Keseimbangan Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
7. Untuk Mengetahui Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap
Kelengkapan Isi Beirta Di Website Pemda Kabupaten Garut
8. Untuk Mengetahui Persepsi Wartawan Kabupaten Garut Terhadap Keakuratan Isi Beirta Di Website Pemda Kabupaten Garut.
9. Untuk Mengetahui Bagaimana Persepsi Wartawan Kabupaten Garut
Terhadap Kualitas Isi Berita Di Website Pemda Kabupaten Garut.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan
bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya tentang penggunaan website
sebagai media dalam menjalin komunikasi.
1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai aplikasi ilmu
pengetahuan, dan pengalaman dalam melakukan penelitian tentang
komunikasi yang dilakukan Pemerinta Daerah Kabupaten Garut pada
2. Bagi Universitas
Kegunaan penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universita
Komputer Indonesia secara umum, dan mahasiswa program studi Ilmu
Komunikasi secara Kusus, dan sebagai literatur terutama bagi mahasiswa
yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.
3. Kegunaan Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan pula dapat berguna bagi Pemda Garut
sebagai bahan referensi, informasi, perkembangan, perbandingan, atau
http://www.anneahira.com/definisi-ilmu-komunikasi.htm anneahira, menyelami definisi Ilmu komunikasi, Rabu/25-04-2012, 22.15 WIB
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi
2.1.1 Hakikat dan Definisi Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Inggris, communication yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak.1
Ilmu Komunikasi Adalah Ilmu yang mempelajari usaha manusia
dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain. Sebagai
ilmu, komunikasi memiliki objek kajian yaitu usaha manusia dalam
menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain.
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada
komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran
tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan
dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960) dalam buku Onong Uchjana
Effendy :
Gambar 2.1
Model Lasswell
No Pertanyaan Jawaban
1
Melalui saluran apa (In Which Channel)?
Kepada siapa (To Whom) ?
Dengan efek apa (With What Effect) ?
Komunikator (Communicator) : Orang yang menyampaikan pesan.
Pesan (Message) : Pernyataan yang didukung oleh lambang.
Media (Media) : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
Komunikan (Receiver) : Orang yang menerima pesan.
Efek (Effect) : Dampak sebagai pengaruh pesan.
(Sumber : Effendy, 2003 : 253)
Pada proses interaksi, komunikasi telah menjadi bagian yang
tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Istilah komunikasi atau
dalam bahasa inggris communication berasala dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya
adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat komunikasi, misalnya
selama ada kesamaan mangenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa
yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan
makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum mengerti
makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang
tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti
bahasa yang digunakan, juga mengerti dari bahan yang dipercakapkan.
2.1.2 Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan
secara sekunder.
1. Proses Komunikasi Primer
Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses
yang memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara
efektif. Proses komunikasi inilah yang membuat komunikasi
berjalan dengan baik dengan berbagai tujuan. Dengan adanya
proses komunikasi, berarti ada suatu alat yang digunakan dalam
prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan komunikasi tersebut.
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi,
Teori dan Praktek”, Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap
“Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.” (Effendy, 2003: 11).
Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Bahasa
digambarkan paling banyak dipergunakan dalam proses
komunikasi karena dengan jelas bahwa bahasa mampu
menerjemahkan pikiran seseorang untuk dapat dimengerti dan
dipahami oleh orang lain secara terbuka.” (Effendy, 2003: 11).
Apakah penyampaian bahasa tersebut dalam bentuk ide, informasi
atau opini mengenai hal yang jelas (kongkret) maupun untuk hal
yang masih samar (abstrak), bukan hanya mengenai peristiwa atau
berbagai hal yang sedang terjadi melainkan pada waktu dulu dan
masa yang akan datang.
Kial (gesture) merupakan terjemahan dari pikiran seseorang sehingga dapat terekspresikan secara nyata dalam
bentuk fisik, tetapi kial ini hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal
tertentu secara terbatas. Isyarat juga merupakan cara
pengkomunikasian yang menggunakan alat “kedua” selain bahasa
yang biasa digunakan seperti misalnya kentongan, semaphore (bahasa
Pengkomunikasian ini juga sangat terbatas dalam menyampaikan
pikiran seseorang. Warna sama seperi halnya isyarat yang dapat
mengkomunikasikan dalam bentuk warna-warna tertentu sebagai
pengganti bahasa dengan kemampuannya sendiri. dalam hal
kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, warna tetap tidak
“berbicara” banyak untuk menerjemahkan pikiran seseorang karena
kemampuannya yang sangat terbatas dalam mentransmisikan
pikiran seseorang kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang yang lebih banyak porsinya
digunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan
warna dalam hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang,
tetapi tetap tidak dapat melebihi kemampuan bahasa dalam
pengkomunikasian yang terbuka dan transparan. Penggunaan bahasa
sebagai “penerjemah” pikiran dapat didukung dengan menggunakan
gambar sebagai alat bantu pemahaman, tetapi posisinya hanya
sebagai pelengkap bahasa untuk lebih mempertegas maksud dan
tujuannya.
Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan
dalam komunikasi adalah bahasa, tetapi tidak semua orang dapat
mengutarakan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya melalui
adanya makna ganda yang terdapat dalam kata-kata yang digunakan,
dan memungkinkan kesalahan makna yang diterima. Oleh karena itu
bahasa isyarat, kial, sandi, simbol, gambar, dan lain-lain dapat
memperkuat kejelasan makna.
2. Proses Komunikasi sekunder
Setelah proses komunikasi primer, maka proses komunikasi
kedua adalah proses komunikasi sekunder. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa, “Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama.” (Effendy,2003: 16).
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam
melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya
berada ditempat yang relatif jauh atau dengan jumlah yang
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi,
film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi. Media kedua ini memudahkan
proses komunikasi yang disampaikan dengan meminimalisir
Menurut Onong Uchjana Effendy, “Pentingnya peran media,
yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh
efisiensi dalam mencapai komunikan.” (Effendy, 2003: 17). Surat
kabar, radio, atau televisi misalnya, merupakan media yang efisien
dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak.
Keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya
dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif. Menurut
para ahli komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pesan
persuasif adalah komunikasi tatap muka karena kerangkan acuan
(frame of reference) komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses komunikasinya umpan balik berlangsung
seketika, dalam artian komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi
komunikan pada saat itu. Ini berlainan dengan komunikasi
bermedia, apalagi menggunakan media massa yang tidak
memungkinkan komunikator mengetahui kerangka acuan khalayak
yang menjadi sasaran komunikasinya dan dalam proses
komunikasinya, umpan balik tidak berlangsung saat itu tetapi
memerlukan waktu untuk menanggapinya.
Komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari
komuniksi primer untuk menembus ruang dan waktu. Dalam
komunikasi, komunikator harus mempertimbangkan sifat media
yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan
sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari atas
pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju.
Komunikan media surat, poster atau papan pengumuman
akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film.
Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif
dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan
tertentu.
Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Proses
komunikasi sekunder itu menggunakan media yang dapat
diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan media
nirmassa atau nonmassa (non-mass media).” (Effendy, 2003: 18). Media massa seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan lain-lain
memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain massif (massive) atau massal (masal), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif
banyak. Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa seperti,
telepon, surat, telegram, spanduk, papan pengumuman, dan
lain-lain tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif
2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi
Unsur-unsur dalam proses komunikasi terdiri dari beberapa bagian,
yaitu :
1. Sender
Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
2. Encoding
Encoding adalah penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambing.
3. Message
Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
4. Media
Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
5. Decoding
Decoding adalah pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan pada komunikator kepadanya.
6. Receiver
Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator
7. Response
Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan
8. Feedback
Feedback adalah umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
9. Noise
2.2 Tinjauan Tentang Humas
2.2.1 Definisi Humas
Definisi Humas menurut Frank Jefkins yang diterjemahkan oleh
Daniel Yadin adalah ”Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang
terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dari semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan
pada saling pengertian”. (Jefkins, 1992:9).
Terdapat analisis dari pengertian tersebut, yakni sebagai berikut :
a. Bagian pertama, unsur tujuannya lebih diperinci, yaitu tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja, melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya yang sedikit banyak berkaitan dengan saling pengertian itu. Tujuan-tujuan khusus itu biasanya adalah penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya saja perubahan sikap yang negatif menjadi positif.
b. Public relations harus menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (manajemen by objectives) dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat public relations merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan dengan tegas menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa public relations merupakan kegiatan yang abstrak. (Jefkins, 1992:9).
Roberto Simoes (1984) yang dikutip oleh Sr. Mria Assumpta Rumanti
menyimpulkan ”apa public relations itu sebenarnya”.
a. Public relations merupakan proses interaksi. PR menciptakan opini publik sebagai input yang mnguntungkan kedua belah pihak.
c. Public relations merupakan aktivitas diberbagai bidang ilmu (PR adalah multidisiplin ilmu). PR menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan, saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.
d. Public relations merupakan profesi profesional dalam bidangnya. Juga PR merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus-menerus. PR merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.
e. Public relations merupakan penggabungan berbagai ilmu, PR merupakan penerapan kebijksanaan dan pelaksanaannya melalui interpretasi yang peka atas berbagai peristiwa. (Rumanti, 2002:7).
Public relation merupakan aktivitas yang proses kegiatannya melalui
empat tahap, yakni sebagai berikut:
a. Penelitian yang didahului penemuan analisis, pengolahan data dan
sebagainya
b. Perencanaan yang direncanakan
c. Pelaksanaan yang tepat
d. Evaluasi, penilaian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan. (Rumanti,
2002:7-8).
Adapun Definisi Humas menurut Onong Uchjana Effendy yakni:
Humas adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan
berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan
lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian,
simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin
untuk mengkorelasikan, sedapat mungkin kebijkasanaan dan tata cara mereka
yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas mencapai kerja sama
yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama lebih efisien.
(Effendy. 1993:21)
2.2.2 Karakteristik Humas
Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan
humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan
dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Bila dikaitkan
kedalam tujuan humas, maka tujuan humas adalah terjaga dan terbentuknya
kognisi, afeksi dan perilaku positif publik terhadap organisasi/lenbaga.
Adapun rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai
berikut:
a. Adanya upaya komunikasi bersifat 2 arah
b. Sifatnya terencana
c. Berorientasi pada organisasi/lembaga
d. Sasarannya adalah publik. (Kusumastuti, 2001, 15-17)
Hakikat humas adalah komunikasi. Namun, tidak semua komunikasi
dapat dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah
komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal
komunikasi yang harus bersifat langsung, melainkan bersifat tertunta
(delayed). Oleh karena itu, setiap upaya yang memungkinkan terjadinya arus
timbal balik dapat disebut sebagai komunikasi kehumasan.
Humas adalah suatu kerja manajemen atau fungsi manajemen. Oleh
karena itu, humas haruslah menerapkan prinsip-prinsip manajemen, supaya
hasil kerjanya dapat diukur. Humas tidak beda dengan fungsi manajemen
yang lain, yang memerlukan fact finding, perencanaan, pengorganisasian, aksi
dan evaluasi. Artinya aktivitas humas perlu direncanakan, dirumuskan
tujuannya, dan ditentukan ukuran keberhasilannya.
Humas berorientasi pada organisasi atau lembaga (penghasil produk)
untuk mencapai pengertian, kepercayaan, dan dukungan publik. Dengan
mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah
pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan budaya orgsnisasi/lembaga .
Visi, misi, dan budaya orgsnisasi/lembaga inilah yang menjadi materi utama
humas, sehingga dapat mencapain tujuan humas dan mendukung tujuan
manajemen lainnya.
Sasaran humas adalah publik, yakni suatu kelompok dalam
masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi, sasaran
humas bukanlah perorangan. Hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang
relations menjadi Hubungan masyarakat juga harus dibedakan dengan
pengertian masyarakat sebagai ”society”.
Dalam prakteknya publik ini di kelompokan menjadi dua yakni publik
internal dan publik eksternal. Publik internal meliputi publik karyawan, publik
pemegang saham, dan publik pengelola. Sedangkan publik eksternal yang
prinsipnya publik ini berada di luar organisasi/lembaga. Publik ini meliputi
komunitas lokal (tetangga), publik pers, dan publik pemerintah.
2.2.3 Tujuan Humas
Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan
humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan
dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Bila dikaitkan
kedalam tujuan humas, maka tujuan humas adalah terjaga dan terbentuknya
kognisi, afeksi dan perilaku positif publik terhadap organisasi/lenbaga.
Adapun rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai
berikut:
1. Terpelihara dan terbentuknya pengertian (aspek kognisi)
2. Menjaga dan membentuk salaing pecaya (aspek afeksi)
Tujuan humas berikutnya lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prinsip komunikasi persuasif dapat diterapkan. Bila humas memberi dua kepentingan (organisasi dan pers), maka berikutnya humas harus dapat meyakinkan kedua belah pihak untuk dapat menerima dan menghormati kepentingan masing-masing. Humas harus dapat meyakinkan bahwa pers akan menulis sesuai dengan fakta, mencari dan memperoleh berita merupakan hak pers dan pers memiliki kode etik sendiri
3. Memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek psikomotoris)
Maksud dari tujuan ini adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bentuan dan kerjasama nyata. Artinya, bantuan dan kerjasama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu. Dalam contoh hubungan dengan pers, aspek psikomotoris dapat dilihat dari usaha humas sebagai wakil organisasi/lembaga untuk senantiasa terbuka terhadap pers yang mengingkan fakta, tidak mempersulit kerja pers dalam memberi ide kepada pers dan pers dapat mempertimbangkan untuk memuat secara tidak menyolok dan proporsional. (Kusumastuti, 2001:20-22).
Mengacu pada tiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi dan kepercayaan disentuh maka
selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali
pada tujuan yang lebih besar, yakni terbentuknya citra/image yang favourable
terhadap organisasi lembaga dimana humas berada.
2.3 Tinjauan Tentang Media Komunikasi
Media komunikasi merupakan komunikasi yang menggunakan media saluran
atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya
2
http://www.psikologizone.com/definisi-media-komunikasi-dan-fungsinya/06511971 definisi media
komunikasi dan fungsinya, Rabu/25-04, 23.10 WIB
Secara sederhananya, media komunikasi ialah “perantara dalam penyampaian
informasi dari komunikator kepada komunikate yang bertujuan untuk efisiensi
penyebaran informasi atau pesan tersebut”. (Burgon & Huffner, 2002)2
2.4 Tinjauan Media Komunikasi Nirmassa
“Media nirmasa pada umumnya diklasifisikan berdasarkan sasaran yang
dituju, apakah hanya satu orang atau banyak orang
A. media individual
Yang dimaksud dengan media individual adalah media nirmasa yang
dipergunakan untuk komunikasi titik ke titik maksudnya komunikasi antara
seseorang dengan seseorang lainnnya.
yang termasuk media individual adalah surat,telepon,telegram,telex
dan lain-lain media tyang hanya menyalurkan suatu pesan kepada satu orang
B. Media Umum
yang dimaksudkan dengan media umum adalah sarana komunikasi
yang dipergunakan oleh humas untuk menyampaikan berbagai pesan kepada
publik, baik publik inter maupun exteren, dalam jumlah yang leratif
banayak contoh untuk media umum ini adalah papanb pengumuman ,
penerbit organisasi,poster, spanduk, planplet, pameran, pergelaran, dan
2.5 Tinjauan Tentang Wartawan
2.5.1 Pengertian Wartawan
Wartawan adalah orang-orang yang terlibat dalam pencarian, pengolahan,
dan penulisan berita atau opini yang dimuat di media massa, mulai dari
pemimpin redaksi hingga koresponden yang terhimpun dalam bagian redaksi.
(Romli, 2005 : 7)
Menurut undang-undang nomor 11/1966 tentang ketentuan-ketentuan
pokok pers, bab 1, pasal 1, ayat (4) wartawan adalah karyawan yang malakukan
pekerjaan kewartawanan secara contnue.
Menurut undang-undang nomor 11/1999 tentang pers, bab 1, pasal 1, ayat
(4) wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan
jurnalistik.
Menurut Adinegoro yang dikutip dalam buku Alex Sobur yang berjudul
Etika Pers Propesionalisme dengan Nuran,i menyatakan bahwa :
”wartawan adalah orang yang hidupnya bekerja sebagai anggota redaksi surat kabar, baik yang duduk dalam redaksi dengan bertanggung jawab terhadap isi surat kabar maupun diluar kantor redaksi sebagai koresponden, yang tugasnya mencari berita, menyusunnya, kemudian mengirimkannya kepada surat kabar yang dibantunya, baik berhubungan tetap maupun tidak tetap dengan surat
kabar yang memberi nafkahnya”. (Sobur,2001 : 101)
2.5.2 Standar Profesi Wartawan
Manajemen sebuah penerbitan pers hendaknya menentukan kualifikasi
kemajuan penerbitan pers karena wartawan merupakan ujung tombak media
massa.
Setidaknya ada enam standar profesi wartawan sejati (real journalist) :
1. Well selected, maksudnya wartawan harus terseleksi dengan baik. 2. Well educated, artinya wartawan harus terdidik dengan baik
setidaknya melalui tahap pendidikan kewartawanan dan pelatihan jurnalistik yang terpola dan terarah secara baik.
3. Well trained, artinya wartawan terlatih dengan baik.
4. Well equipped, maksudnya wartawan dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai agar dapat bekerja secara optimal. 5. Well paid, yakni wartawan digaji secara layak. Jika tidak jangan
harap “budaya amplop” bisa diberantas.
6. Well motivated, artinya memiliki motivasi yang baik ketika menerjuni dunia kewartawanan motivasi disini lebih pada idealisme bukan materi. (Romli, 2005 : 9)
2.6 Tinjauan Tentang Berita 2.6.1 Pengertian Berita
Kata “berita” sendiri berasal dari kata sansakerta, vrit (ada atau terjadi)
atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyebutkan, Berita adalah “laporan tercepat mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat”.Berita dalam bahasa Inggris disebut News. Dalam The
Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news
diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa terbaru”.
Adapun definisi berita yang dikemukakan para pakar komunikasi dan
Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca (Dean M Lyle Spencer).
Berita adalah sesuatu yang terkini (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar sehingga dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca (Willard C. Bleyer).
Berita adalah sesuatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang punya arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat hal tersebut (William S. Maulsby). Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting dan dapat menarik perhatian umum (Eric C. Hepwood).
Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka. (Romli, 2003; 35)
Sedangkan menurut The New Glorier Webster International Dictionary, berita adalah:
1. Informasi hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, atau tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya.
2. Berita adalah informasi yang disajikan oleh media semisal surat kabar, radio dan televis.
3. Berita adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakan subjek yang layak untuk diberitakan.
(Hikmat, Purnama Kusumaningrat, 2005: 39)
2.6.2 Jenis-jenis Berita
Ada sejumlah jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik, yang
paling popular dan menjadi menu utama surat kabar adalah:
1. Berita Langsung
2. Berita Opini
Berita opini (opinion news) yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu peristiwa. 3. Berita Interpretatif
Berita interpretaif (interpretative news) adalah berita yang dikembangkan dengan komentar atau penilaian wartawan atau nara sumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya sehingga merupakan gabungan antara fakta dan interpretasi. Berawal dari informasi yang dirasakan kurang jelas atau tidak lengkap arti dan maksudnya.
4. Berita Mendalam
Berita mendalam (depth news) adalah berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Bermula dari sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali (follow up system). Pendalaman dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari narasumber atau berita terkait.
5. Berita Penjelasan
Berita penjelasan (explanatory news) adalah berita yang sifatnya menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap, penuh data. Fakta diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung dan berseri.
6. Berita Penyelidikan
Berita penyelidikan (investigative news) dalah berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut pula penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak, bahkan melakukan penyelidikan langsung ke lapangan, bermula dari data mentah atau berita singkat. Umumnya berita investigasi disajikan dalam format tulisan feature.
(Romly, 2003 : 40-46).
Selain jenis-jenis berita di atas, dikenal pula jenis-jenis berita lainnya,
antara lain :
2. Berita Basi, yaitu berita yang sudah tidak actual lagi.
3. Berita Bohong (libel), yaitu berita yang tidak benar atau tidak factual sehingga menjurus pada kasus pencemaran nama baik. 4. Berita Foto, yaitu laporan peristiwa yang ditampilkan dalam
bentuk foto lepas, tidak ada kaitan dengan tulisan yang ada di sekelilingnya.
5. Berita Kilat (news flash), yaitu berita yang penting segera diketahui publik, dimuat di halaman depan surat kabar.
6. Berita Pembuka Halaman (opening news), yaitu berita atau tulisan yang ditempatkan di bagian awal atau paling atas halaman surat kabar, semacam berita utama (headline)
(Romly, 2003 : 47)
2.6.3 Nilai Berita
Suatu berita memiliki nilai layak berita jika didalamnya ada unsur
kejelasan (clarity) tentang kejadiannya, ada unsur kejutannya (surprise), Ada
unsur kedekatannya (proximity) secara geografis, serta ada dampak (impact)
dan konflik personalnya.
Tetapi, kriteria tentang nilai berita ini sekarang sudah lebih
disederhanakan dan disistimatiskan sehingga sebuah unsur kriteria
mencangkup jenis-jenis berita yang lebih luas, dalam buku Jurnalistik Terapan
Asep Syamsul M Romli (2003 : 37), mengemukakan unsur-unsur nilai berita
yang sekarang dipakai dalam memilih berita, unsur-unsur tersebut adalah :
1. Aktualitas, peristiwa terbaru, terkini, terhangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi (recent events).
sebuah kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).
3. Penting, besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences), artinya, peristiwa itu menyangkut kepentingan banyak atau berdampak pada masyarakat.
4. Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat membaca (interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca, disamping actual, factual, dan penting, juga bersifat :
a. Menghibur, yakni peristiwa lucu atau mengandung unsur humor yang menimbulkan rasa ingin tertawa atau minimal tersenyum.
b. Mengandung Keganjilan, peristiwa yang penuh keanehan, keluarbiasaan, atau ketidaklaziman.
c. Kedekatan (proximity), peristiwa yang dekat baik secara geografis maupun emosional.
d. Human Interest, terkandung unsur menarik empati, simpati atau menggugah perasaan khalayak yang membacanya. e. Mengandung unsur seks, yakni peristiwa yang berkaitan
dengan kebutuhan biologis atau nafsu seksual manusia. f. Konflik, pertentangan, dan ketegangan.
2.6.4 Frekuensi Penyajian Berita
Frekuensi asal kata dari frekuen, yang artinya sering, jadi frekuensi digunakan untuk mengukur berapa sering dan banyaknya berita yang dimuat
di surat kabar, baik berita berupa tulisan maupun foto.
Sedangkan pemberitaan yang baik hendaknya disampaikan
berulang-ulang melalui medianya. Perberulang-ulangan pesan di radio berkali-kali, penayangan
di TV pun demikian, kekerapan muncul di halaman surat kabar atau majalah
waktu tertentu, halaman tertentu, akan muncul pada media. Pemakian secara
refleks cepat mengingatnya (Liliweri, 1992: 77).
Melihat pentingnya jangka waktu dalam kegiatan pemberitaan ini,
maka Tams Djayakusumah menjelaskan sebagai berikut :
“Melihat jangka waktu yang dipergunakan yang tentunya disesuaikan
dengan tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang maka penerbitan atau penyiaran turut membantu dan menentukan sering tidaknya komunikan melihat atau mendengar yang disampaikan melalui media massa tersebut.sehingga dengan sendirinya konsumen akan terpengaruh dan bergerak sesuai dengan isi pesan, tanpa adanya
suatu paksaan” (Djayakusumah, 1982: 18)
2.6.5 Isi Berita
Untuk mengetahui unsur-unsur yang membuat isi suatu berita layak
dimuat. Sekiranya perlu menyimak isi dari pasal 5 Kode Etik Jurnalistik
Wartawan Indonesia :
“Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan
agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya. “
Dari ketentuan yang ditetapkan Kode Etik Jurnalistik Wartawan
Indonesia itu menjadi jelas bahwa berita pertama-tama harus cermat dan tepat
atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat, selain cermat dan tepat, berita juga