TUGAS AKHIR
SISTEM PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA PROVINSI SUMATERA UTARA
OLEH :
FITRA TUR RADIYAH 082102013
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : FITRA TUR RADIYAH
NIM : 082102013
JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA BBPPKI PROVINSI SUMATERA UTARA
Tanggal : ... 2011 Pembimbing,
(Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak)
NIP . 195600302 198601 1 001
Tanggal : ... 2011 Ketua Program Studi,
(Drs. Rustam, M.Si,Ak)
NIP. 19511114 198203 1 002
Tanggal : ... 2011 Dekan,
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohiim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhana Wa
Ta’ala yang telah memberikan taufiq dan hidayahNya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu dan sesuai dengan yang
direncanakan. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad Sholallahu’alaihi wa sallam, yang telah membawa risalahNya untuk
menuntun umat manusia ke jalan yang benar. Semoga kita semua memperoleh
syafa’atnya di akhirat kelak.
Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut,
maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul : “ Sistem Pengawasan
Intern Aktiva Tetap pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi
dan Informatika Provinsi Sumatera Utara “.
Sebagai hamba Allah yang memiliki banyak keterbatasan, penulis
menyadari bahwa pengetahuan penulis belumlah cukup untuk menjadikan Tugas
Akhir ini masuk dalam kategori sempurna baik dalam penggunaan bahasa maupun
penyajian data. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Selama proses penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan baik
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ayahanda tercinta Erwin dan Ibunda tercinta Dra.Mardhiati
Thaib yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tak terhingga kepada
penulis dalam menghadapi masa – masa sulit dalam penulisan Tugas Akhir ini.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs.Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan –
masukan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Seluruh Dosen, Pegawai Fakultas Ekonomi dan Civitas Akademik
Departemen Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
5. Pimpinan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika (BBPPKI) Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas akhir
6. Bapak Zulfa Basir yang telah berkenan memberi izin dan membantu
penulis dalam pencarian data untuk melakukan penelitian di Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi
Sumatera Utara.
7. Kepada saudara-saudaraku tersayang Bang Fadlan, Kak Zahra, Kak Dilla,
dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan semangatnya.
8. Kepada teman-teman seperjuangan jurusan DIII Akuntansi stambuk 08
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Akhirnya segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga
Tugas Akhir ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Amin
Medan, Juni 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Permasalahan ... 4
C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survei/Observasi ... 6
2. Rencana Isi ... 7
BAB II : PROFIL BBPPKI PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas BBPPKI Provinsi Sumatera Utara ... 9
B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 19
C. Job Description ... 23
D. Jaringan Usaha/Kegiatan ... 24
E. Kinerja Usaha Terkini ... 30
F. Rencana Kegiatan ... 30
BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Pengertian Aktiva Tetap ... 33
B. Jenis – Jenis Aktiva Tetap ... 34
C. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 37
D. Penyusutan Aktiva Tetap... 40
F. Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap ... 47
G. Jenis – Jenis Pengawasan Intern Aktiva Tetap ... 51
H. Unsur Pengawasan Intern Aktiva Tetap ... 52
I. Skala Pengukuran Variabel Mengenai Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada BBPPKI Provinsi Sumatera Utara ... 56
BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 60
B. Saran ... ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
BAGAN ORGANISASI ... 63
DAFTAR TABEL
Hal
1.1 Jadwal Penelitian ... 6
3.1 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda ...44
3.2 Varibel Unsur Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada BBPPKI Provinsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan suatu negara dipengaruhi oleh sektor perekonomian suatu
negara tersebut. Tanpa perekonomian yang sehat dan stabil mustahil masyarakat
dapat menuju cita-cita yang diinginkan yaitu masyarakat yang adil dan makmur.
Oleh karena itu, perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting bagi
setiap negara. Setiap perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai
kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada
umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan
usahanya ke tingkat yang lebih tinggi, untuk itu setiap perusahaan harus membuat
keputusan bisnis yang baik. Keputusan bisnis tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi perusahaan,
melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah
dibentuk perusahaan.
Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun
perusahaan industri dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya menggunakan
sejumlah aktiva tetap selain aktiva-aktiva lainnya. Aktiva tetap merupakan harta
berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu
kegiatan operasi normal perusahaan. Aktiva tetap terdiri dari tanah, peralatan,
kendaraan, gedung, mesin, dan harta berwujud lainnya.
Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan berbagai cara, misalnya
pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, dibuat sendiri dan
sebagainya. Aktiva tetap diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang akan digunakan dalam operasi perusahaan.
Semua aktiva tetap milik perusahaan memerlukan biaya perawatan dan
pemeliharaan agar dapat digunakan sesuai dengan rencana. Pengeluaran –
pengeluaran guna pemeliharaan dan perawatan aktiva tetap tersebut
diantaranya dapat menambah masa manfaat aktiva tetap, meningkatkan
kapasitas, dan meningkatkan mutu produksinya. Aktiva tetap sangat
berpengaruh terhadap berbagai kegiatan operasional perusahaan demi
tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang mendukung
pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan
pengawasan internal yang begitu besar terhadap aktiva tetap. Pengendalian
dan pengawasan tersebut dilakukan untuk melindungi aktiva dari pencurian,
penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak
tepat.
Pengendalian dan Pengawasan intern mencakup rencana organisasi dan
semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk
mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan, dan keandalan dari data
akuntansinya, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan pada
internal juga dapat memberikan jaminan terhadap informasi bisnis yang akurat
demi keberhasilan usaha, serta mengupayakan agar karyawan perusahaan
memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku pada perusahaan.
Pengendalian intern merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan akan lebih terarah
dan lebih baik dalam mencapai tujuan. Pengawasan intern diterapkan dalam
setiap siklus yang ada di perusahaan, salah satunya dalam pertambahan aktiva
tetap. Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva perusahaan,
dan karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Lebih jauh lagi,
penentuan apakah suatu pengeluaran merupakan suatu aktiva atau beban dapat
berpengaruh signifikan pada hasil operasi yang dilaporkan perusahaan.
Oleh karena itu, pertambahan aktiva tetap juga membutuhkan prosedur
yang lebih terarah sehingga pertambahannya akan lebih jelas. Pengawasan
intern pertambahan aktiva tetap pada perusahaan perlu diterapkan dan
dianalisis bagaimana pelaksanaan pengendalian intern pertambahan aktiva
tetap tidak menimbulkan suatu risiko bagi perusahaan. Analisis pengendalian
intern pertambahan aktiva tetap pada perusahaan, ini terlihat dari adanya
transaksi yang diotorisasi. Adanya nomor urut tercetak pada dokumen
pendukung. Adanya pelatihan yang memadai untuk karyawan. Adanya
prosedur formal yang digunakan untuk melakukan kegiatan dan aktivitas
operasional.
Pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang
perusahaan atau organisasi tertentu untuk mengamankan kekayaan,
memelihara kecermatan, dan sampau seberapa jauh dapat dipercayanya data
akuntansi. Aktiva tetap juga merupakan investasi jangka panjang perusaan
dengan jumlah yang cukup besar. Untuk itu aktiva tetap yang ada pada
perusahaan harus benar-benar diperhatikan yaitu dengan melakukan
pengendalian dan pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap.
Dengan adanya pengendalian dan pengawasan tersebut maka perusahaan
dapat mengikhtisarkan seluruh aktiva tetap yang dimilikinya yang dapat
memberikan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Sebaliknya, jika
perusahaan tidak melakukan pengedalian dan pengawasan terhadap aktiva
tetap perusahaan maka akan mengalami kerugian bagi perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian ini terlihat jelas begitu besar peran system
pengendalian internal atas aktiva tetap bagi suatu perusahaan, maka penulis
tertarik untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul “ Sistem
Pengendalian Internal atas Aktiva Tetap pada Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Provinsi Sumatera
Utara.
B. Permasalahan
Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam
menjalankan kegiatan perusahaannya. Masalah yang dihadapi oleh setiap
perusahaan berbeda satu dengan yang lainnya, sama halnya dengan BBPPKI
merasa tertarik untuk mengadakan serangkain penelitian dan memaparkannya
dalam tugas akhir ini yaitu mengenai :
1. Bagaimana sistem pengendalian intern aktiva tetap pada BBPPKI Provinsi
Sumatera Utara?
2. Apakah sistem pengendalian intern aktiva tetap pada BBPPKI Provinsi
Sumatera Utara sudah efektif?
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Adapun maksud yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :
a. bagi peneliti, agar peneliti dapat mengamati secara langsung dan
memperluas wawasan mengenai pengawasan aktiva tetap suatu
perusahaan,
b. sebagai bahan masukan untuk dapat terciptanya kebijakan dan penilaian
yang baik terhadap aktiva tetap,
c. sebagai bahan masukan bagi peneliti–peneliti berikutnya untuk
menyempurnakan penelitian pada topik yang sama, agar hasil penelitian
menjadi lebih baik pada masa yang akan datang.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
b. untuk memahami lebih jauh lagi teori yang didapat dalam perkuliahan
dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh BBPPKI Provinsi
Sumatera Utara,
c. untuk mengetahui bagaimana pengawasan intern aktiva tetap yang
dilakukan oleh BBPPKI Provinsi Sumatera Utara.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survei/Observasi
Tempat : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi
dan Informatika Provinsi Sumatera Utara.
Berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dalam
[image:14.595.131.515.473.669.2]penyusunan Tugas Akhir.
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian
NO Kegiatan
Minggu
1 2 3 4
1 Persiapan √
2 Pengumpulan Data √
3 Penulisan Laporan √
Keterangan :
Minggu Pertama : menerima surat riset dari kampus dan menerima surat
balasan dari instansi tempat melakukan riset.
Minggu Kedua : menerima data dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
Minggu Ketiga : melakukan pengerjaan tugas akhir, penulisan laporan hasil
penelitian dan melengkapi data yang diperoleh.
Minggu Keempat : penyempurnaan tugas akhir.
2. Rencana Isi
Untuk mempermudah penulisan paper ini, penulis membuat sistematika
pembahasan dalam 4 (empat) bab. Setiap bab dibagi atas beberapa sub bab yang
sesuai dengan kebutuhan penulis.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab satu penulis menguraikan tentang latar belakang,
permasalahan, maksud dan tujuan penelitian, serta rencana
penulisan.
BAB II : PROFIL BBPPKI PROVINSI SUMATERA UTARA
Pada bab dua akan menguraikan profil BBPPKI Provinsi
description, jaringan usaha atau kegiatan, kinerja usaha terkini,
dan rencana kegiatan.
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Pada bab tiga akan diuraikan pengertian aktiva tetap, jenis-jenis
aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap,
penggantian aktiva tetap, pengawasan intern terhadapa aktiva
tetap, jenis-jenis pengawasan intern aktiva tetap, dan unsur
pengendalian intern aktiva tetap.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai bab empat, maka penulis akan mengambil kesimpulan
dari penelitian yang mungkin dapat bermanfaat bagi BBPPKI
BAB II
PROFIL BBPPKI
PROVINSI SUMATERA UTARA
A. Sejarah Ringkas
Bangsa yang besar, bangsa yang menghargai sejarah. Ungkapan ini tidak
terlalu berlebihan untuk mendasari dan menelusuri sejarah lahirnya Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Medan.
Sejarah berdirinya BBPPKI Medan dengan sendirinya harus dikaitkan dengan
induknya yakni Badan Penelitian dan Pengembangan SDM ( Balitbang SDM )
Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) di Jakarta.
1. Lembaga Pers dan Pendapat Umum (LPPU)
Pada Sidang Komite Nasional Pusat (KNP) (15 Desember 1949)
Pemerintah melalui Sekretaris Jendral Kementerian Penerangan Dr. Ruslan
Abdulgani merespon mosi yang menganjurkan agar pemerintah lebih
memperhatikan dan membantu pers nasional dan Kantor berita “ANTARA”.
Respon tersebut menyatakan telah merencanakan sesuatu yang lebih besar
cakupannya daripada mosi yang diajukan, termasuk juga terhadap mutu dan nilai
jurnalistik. Selanjutnya Mosi KNP tersebut dikembangkan dan menjadi pedoman
untuk memajukan dan mempertinggi nilai pers nasional. Untuk mewujudkan hal
ini Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 20 Maret 1950 membentuk
Panitia Pers. Tugas panitia ini adalah untuk menyelidiki dan mempelajari segala
dasar penyelidikan dan tinjauan guna melahirkan kebijakan-kebijakan yang
menyangkut pers di Indonesia.
Karena dianggap berhasil pada tanggal 30 Nopember 1951 oleh Kementerian
Penerangan dan Parlemen, Panitia Pers dilebur menjadi “Panitia Pers Dan
Perancang Perundang-undangan Pers”.Jelmaan Panitia yang baru ini memusatkan
bidang kerja pada penyusunan perundang-undangan pers. Guna mensinergikan
antara peningkatan mutu dan nilai jurnalistik, panitia ini mengajukan kepada
Kementerian Penerangan agar membentuk “Lembaga Pers dan Pendapat Umum”.
Lembaga Pers dan Pendapat Umum (LPPU) resmi dibuka pada tanggal 1
September 1952 di Jakarta bertempat di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11.
Kantor dan Perpustakaannya masih menumpang pada Gedung Perpustakaan
Sejarah Politik dan Sosial dari Kementerian Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan (sekarang Diknas).
Pada tahun 1953 LPPU yang tadinya berupa satu bagian dari Departemen
Penerangan berkembang menjadi suatu Yayasan dengan nama “Yayasan Lembaga
Pers dan Pendapat Umum” yang disyahkan dengan Akte Notaris pada tanggal 23
Juli 1953 dan telah berdiri sendiri dengan mendapat bantuan material dan tenaga
dari Pemerintah berdasarkan Keputusan Kementerian Penerangan dengan Dewan
Pengurus sebagai berikut.
Dewan Pengurus
Ketua : Roeslan Abdulgani.
Sekertaris Kementerian Penerangan.
Anggota : Soemarno ( Wakil Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan )
Satuan Maimun ( Wakil PWI )
Toebangi ( Wakil Kementerian Penerangan )
Marbangun ( Masyarakat Umum )
Pada bulan Oktober 1954 Drs. Marbangun diangkat menjadi Direktur
Lembaga Pers dan Pendapat Umum Jakarta menggantikan Van Goedoever yang
karena kontraknya habis, kembali ke Negeri Belanda pada Maret 1955. Pada
bulan Desember 1959 Drs. Marbangun mendapat tugas dari Pemerintah sebagai
Wakil Indonesia pada Panitia Khusus mengenai Kemerdekaan Penerangan dalam
Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa – Bangsa di New York, sehingga
Direktur diserahkan kepada Khow Giok Po yang tadinya adalah tenaga ahli
Dokumentasi yang telah menamatkan pelajarannya mengenai Dokumentasi di
Eropa Barat.
Lembaga Pers dan Pendapat Umum sejak didirikan pada tahun 1952 hingga
tahun 1979 mempunyai 7 (tujuh) cabang di daerah yaitu; Medan, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, Banjarmasin, Ujung Pandang, dan Manado. Khusus LPPU
di Medan, didirikan Bulan Agustus 1953 dibawah Pimpinan H. Sarumpaet sebagai
yang berkantor di Jalan Sutomo Medan, kemudian pada bulan September 1955
menempati sebuah ruangan di Gedung Nasional Jalan Veteran Medan.
Sepanjang berdirinya LPPU Medan nama-nama Pejabat yang pernah
memimpin adalah H. Sarumpaet, Ali Bosar Hasibuan, Chairuddin Pasaribu,dan
O.M. Sarumpaet.
2. Balai Penelitian Pers Dan Pendapat Umum (BP3U)
Munculnya Balai Penelitian Pers Dan Pendapat Umum, Departemen
Penerangan di daerah menarik perhatian, karena bertepatan dengan tahun yang
menentukan terhadap keberhasilan REPELITA III yang merupakan Repelita
penentu.
Melalui Surat Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia
No.98E/KEP/MENPEN/1979 tanggal 7 Juni 1979 menetapkan berdirinya Balai
Penelitian Pers Dan Pendapat Umum (Balai PPPU (akronim pada saat itu
kemudian dipopulerkan dengan akronim BP3U)) adalah Unit Pelaksa Teknis
(UPT) dibidang pers dan pendapat umum yang berada dibawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pers dan Pendapat Umum. Dengan adanya Keputusan Menteri Penerangan
tersebut, LPPU yang berbentuk “yayasan” dibubarkan dan fungsinya diambil oleh
Pusat Penelitian Pers dan Pendapat Umum.
Kemudian unit pelaksanaan fungsional di daerah untuk penelitian pers dan
Lokasi BP3U sejak diberlakukan Keputusan Menpen tersebut adalah.
a. BP3U Medan Meliputi : Provinsi Sumatera Utara
D.I.Aceh
Provinsi Sumatera Barat
Provinsi Riau
b. BP3U Bandung Meliputi : Provinsi Jawa Barat
Provinsi Bengkulu
Provinsi Lampung
c. BP3U Yogyakarta Meliputi : D.I.Yogyakarta
Provinsi Jawa Tengah
d. BP3U Surabaya Meliputi : Provinsi Jawa Timur
Provinsi Bali
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur
e. BP3U Manado Meliputi : Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sulawesi Tengah
Pandang Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Maluku
Provinsi Irian Jaya
g. BP3U
Banjarmasin
Meliputi : Provinsi Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Timur
Pusat Litbang Pers dan Pendapat Umum berlokasi di Jakarta meliputi wilayah
DKI Jakarta, Provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Timor-Timur.
BP3U mempunyai tugas mengikuti perkembangan pers di daerah dan
mengadakan penelitian pendapat umum.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut BP3U mempunyai fungsi antara lain:
1) mengadakan penelitian mengenai perkembangan pers di daerah dan
mengadakan penelitian dan membina pendapat umum di daerah,
2) melaksanakan dokumentasi tentang perkembangan pers dan media massa
lainnya yang ada di daerah,
3) menyusun kepustakaan khusus untuk pers dan pedidikan pers daerah,
4) mengadakan publikasi mengenai hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan
serta menerbitkan Almanak Pers Daerah, Petunjuk Pers Daerah, Kronik Pers
Daerah, baik secara periodik ataupun insidentil.
Sebelumnya tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh LPPU yang memiliki
3. Balai Pengkajian Dan Pengembangan Informasi (BPPI)
Dimasa reformasi, tepatnya disaat kepemimpinan Presiden KH.Abdurrahman
Wahid telah membubarkan Departemen Penerangan RI, setelah itu muncullah
Badan Informasi dan Komunikasi Nasional (BIKN). Pada era Kabinet Gotong
Royong yang dipimpin oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sesuai Keppres No.
103 Tahun 2001 membentuk satu institusi yang benar-benar menangani pelayanan
informasi yaitu Lembaga Informasi Nasional(LIN)lembaga non departemen.
Sesuai Keputusan Kepala Lembaga Informasi Nasional No
33/SK/KA.LIN/2002 Tentang perubahan nomenklatur, tugas dan fungsi BP3U
menjadi Balai Pengkajian dan Pengembangan Informasi (BPPI). Lembaga ini
mempunyai unit pelaksana teknis (UPT) di daerah yaitu Balai Pengkajian dan
Pengembangan Informasi (BPPI) bertanggungjawab langsung kepada Deputi
Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi.
Pada era Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sesuai Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia diantaranya Departemen Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia (Depkominfo RI). Departemen ini merupakan penggabungan tiga
institusi yaitu Kementerian Komunikasi dan Informasi, Lembaga Informasi
Nasional dan Dirjen Pos dan Telekomunikasi Departemen Perhubungan. Sebagai
tindak lanjut peraturan tersebut pada tahun 2005 terbit Peraturan Menteri Kominfo
No.01/PM/M.KOMINFO/4/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Terjadinya peralihan Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi menjadi
Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo), keberadaan BPPI tetap
dipertahankan, tapi menjadi UPT Badan Litbang SDM Depkominfo sesuai dengan
Peraturan Menkominfo No. 84/Kep/M.Kominfo/10/2005. Berdasarkan peraturan
diatas BPPI Wilayah I Medan ini mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan
pengembangan informasi di wilayah kerja yaitu :
a. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
b. Provinsi Sumatera Utara,
c. Provinsi Sumatera Barat,
d. Provinsi Riau,
e. Provinsi Kepulauan Riau.
4. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
(BBPPKI)
Pada rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan pengkajian dan
pengembangan komunikasi dan informatika terbitlah Peraturan Menteri Kominfo
No 22/PER/M.KOMINFO/6/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Bidang Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika yaitu Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika (BBPPKI).
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No:
22/PER/M.KOMINFO/6/2008 Tanggal 4 Juni 2008, Wilayah Kerja BBPPKI
a. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
b. Provinsi Sumatera Utara,
c. Provinsi Riau,
d. Provinsi Sumatera Barat,
e. Provinsi Kepulauan Ria,
f. Provinsi Kalimantan Timur,
g. Provinsi Kalimantan Barat.
5. Visi BBPPKI Provinsi Sumatera Utara
Visi berkaitan dengan pandangan ke depan Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara di masa
depan, dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten,tetap eksis dan
antipatif. Mengingat Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika salah satu Lembaga Teknis Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,
secara logis visinya merupakan turunan dan mendukung Visi Provinsi Sumatera
Utara. Penetapan visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Provinsi Sumatera Utara sangat penting sebagai sumber acuan
pelaksanaan tugas yang diemban oleh seluruh jajaran pimpinan dan staf. Visi
tersebut digali dengan keyakinan dasar dan nilai-nilai yang dianut oleh seluruh
anggota organisasi, dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya. Visi
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi
Sumatera Utara adalah “Terwujudnya Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi
dan Informatika yang Profesional, serta Pengembangan Kapasitas dan
Perbatasan“ untuk mewujudkan visi tersebut, perlu dirumuskan misi yang
menggambarkan amanah apa yang harus dituntaskan oleh organisasi, agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan visi yang ditetapkan.
6. Misi BBPPKI Provinsi Sumatera Utara
Misi adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan sebagai penjabaran visi
yang telah ditetapkan. Dengan adanya misi, diharapkan seluruh pegawai dan
pihak – pihak yang terkait lain yang berkepentingan dapat mengenal Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera
Utara dan mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan datang.
Misi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
Provinsi Sumatera Utara adalah :
a. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) BBPPKI Medan,
b. meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kajian serta peningkatan
profesionalisme SDM di bidang Kominfo,
c. meningkatkan dan mengembangkan akses informasi serta pengetahuan
pada masyarakat,
d. meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah Pusat dan daerah, Lembaga
Riset, Perguruan Tinggi serta Komunitas Informasi,
e. meningkatkan publikasi hasil – hasil kajian dibidang komunikasi dan
B. Struktur Organisasi dan Personalia
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang
dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan /
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk
mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini
dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam
instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan
dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan
melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai. Struktur Organisasi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :
1. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha
kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga. Bagian Tata Usaha
terdiri dari subbagian umum dan subbagian keuangan.
a. Subbagian Umum
Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha,
kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.
b. Subbagian Keuangan
2 Bidang Program dan Evaluasi
Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana, program dan anggaran serta evaluasi dan laporan
pelaksanaan pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta
pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi
dan pengetahuan di wilayah perbatasan.
Bidang Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program anggaran di bidang
pengkajian dan pengembangan serta pengembangan kapasitas dan
peningkatan akses masyarakatk dibidang informasi dan pengetahuan di
wilayah perbatasan,
b. penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pengkajian
dan pengembangan di bidang komunikasi dan informatika serta
pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat dibidang
informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.
Bidang Program dan Evaluasi terdiri dari subbidang program dan subbidang
evaluasi.
1) Subbidang Program
Subbidang Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana program dan anggaran di bidang pengkajian dan
dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di
wilayah perbatasan.
2) Subbidang Evaluasi
Subbidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengkajian dan pengembangan
komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan
akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.
3 Bidang Publikasi dan Dokumentasi
Bidang Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melaksanakan
publikasi dan pengelolaan dokumentasi hasil pengkajian dan pengembangan di
bidang komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan
peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah
perbatasan.
Bidang Publikasi dan Dokumentasi menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan publikasi hasil pengkajian dan pengembangan komunikasi dan
informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat
di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan,
b. pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan dokumentasi hasil pengkajian dan
pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas
dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di
Bidang Publikasi dan Dokumentasi terdiri dari subbidang publikasi dan subbidang
dokumentasi.
1) Subbidang Publikasi
Subbidang Publikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan publikasi
hasil pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta
pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi
dan pengetahuan di wilayah perbatasan.
2) Subbidang Dokumentasi
Subbidang Dokumentasi mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan
pelayanan dokumentasi hasil pengkajian dan pengembangan komunikasi dan
informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di
bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan.
4 Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional tediri dari jabatan fungsional peneliti, jabatan
fungsional litkayasa, jabatan fungsional pranata humas, dan jabatan fungsional
arsiparis.
a. Jabatan Fungsional Peneliti mempunyai tugas melakukan penelitian/kajian
bidang komunikasi dan informatika di wilayah kerja BBPPKI Medan dan
b. Jabatan Fungsional Litkayasa mempunyai tugas membantu peneliti menyusun
perencanaan penelitian dari awal sampai selesai penelitian.
c. Jabatan Fungsional Pranata Humas mempunyai tugas melakukan kegiatan
pelayanan informasi dan kehumasan.
d. Jabatan Fungsional Arsiparis mempunyai tugas mengelola dan menyimpan
arsip, dokumen – dokumen keuangan, surat -surat masuk dan lain lain.
C. Job Description
Berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No.22/PER/M.KOMINFO/6/2008
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika memiliki
tugas dan fungsi.
1. Tugas
BBPPKI Medan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan
pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan
peningkatan akses masyarakat dibidang informasi dan pengetahuan di wilayah
perbatasan.
2. Fungsi
Fungsi dari Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika yakni :
a. penyusunan rencana pogram dan anggaran dan pelaksanaan evaluasi serta
laporan di bidang pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika,
b. pelaksanaan pengkajian dan pengembangan di bidang komunikasi dan
c. pelaksanaan pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat
dibidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan,
d. pelaksanaan publikasi dan dokumentasi hasil pengkajian dan pengembangan
komunikasi dan informatika serta pengembangan kapasitas dan peningkatan
akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan di wilayah perbatasan,
e. pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan
rumah tangga BBP.
D. Jaringan Usaha / Kegiatan
Program dan kegiatan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi
dan informatika (BBPPKI) Provinsi Sumateran Utara antara lain program
penerapan kepemerintahan yang baik, penyelenggaraan operasional, dan
pemeliharaan perkantoran, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
negara, program penguasaan serta pengembangan aplikasi dan tekhnologi
informasi dan komunikasi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan, serta
sarana dan prasarana.
1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik
a. Pengelolaan Gaji, Honorarim Dan Tunjangan
Pembayaran Gaji, Lembur, Honorarium Dan Vakansi
1) Belanja Gaji Dan Upah BBPPKI Medan Tahun 2009
2) Belanja Uang Honor Tetap
3) Uang Lembur BBPPKI Medan
5) Belanja Uang Makan PNS
2. Penyelenggaraan Operasional Dan Pemeliharaan Perkantoran
Penyelengaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran terdiri dari :
a. pengadaan makanan/minuman penambah daya tahan tubuh,
b. pengadaan toga/pakaian kerja/sopir pesuruh perawat/dokter/
satpam/tenaga teknis lainnya,
c. pertemuan/jamuan delegasi/misi/tamu,
d. perawatan gedung kantor,
e. perbaikan peralatan kantor,
f. perawatan kenderaan bermotor roda 4/6/10,
g. perawatan kenderaan bermotor roda 2,
h. perawatan sarana gedung,
i. langganan daya dan jasa,
j. honor yang terkait dengan operasional satuan kerja,
k. operasional perkantoran dan pimpinan,
l. jasa pos/giro/sertifikat.
3. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara
Pembangunan/ pengadaan/ peningkatan sarana Dan prasarana terdiri dari :
a. pengadaan Meubelair,
b. pengadaan Alat Pengolah Data.
4. Program Penguasaan Serta Pengembangan Aplikasi Dan Teknologi Informasi
a. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan,
b. peranan media dalam meningkatkan pengetahuan pengelola media
elektronik mengenai peraturan bidang kominfo,
c. pemetaan media elektronik di willayah kerja bbppki medan,
d. sosialisasi skkni bidang kehumasan untuk aparat pemerintah daerah,
e. pelatihan literasi TIK bagi masyarakat di daerah perbatasan.
5. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi Dan Media Massa
Program pengembangan komunikai, informasi dan media massa antara lain
adalah :
a. pembinaan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran penyusunan
program, rencana kerja dan anggaran,
b. pengembangan SDM dan administrasi kepegawaian
pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian,
c. pengkajian dan pengembangan sistem informasi yang terdiri dari :
1) penelitian pengembangan karya ilmiah/seminar/iptek dan seni,
2) pengkajian kebijakan pengembangan wilayah,
3) penyelenggaraan perpustakaan/ kearsipan/ dokumentasi,
4) pengelolaan dan pelayanan informasi melalui internet,
5) publikasi hasil kajian,
6) penelitian mandiri,
7) kajian issu publik.
8) percetakan/ penerbitan/ penggandaan/ laminasi,
10) peran media dalam pembentukan opini masyarakat di wilayah
perbatasan mengenai jati diri bangsa Indonesia.
6. Sarana dan Prasarana
a. Gedung Kantor
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
Medan memiliki gedung kantor sendiri yang terletak di Jalan Tombak No 3l
Medan Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan (20222). BBPPKI Medan
memiliki bangunan seluas 400 M² yang terdiri dari 2 (dua) tingkat dengan luas
tanah 849 M² .
b. Aula
Untuk menunjang kinerja Balai, penyediaan Aula telah dilakukan pada tahun
antara lain Kursi Tamu (Sice), Meja Rapat, Podium, kursi pembicara, Sound
System dan Layar Infokus. Aula ini juga dipergunakan pada kegiatan-kegiatan
yang bersifat peningkatan kualitas SDM BBPPKI Medan maupun peningkatan
kualitas hasil penelitian dan hasil kajian.
c. Media Online
Program Kerja BBPPKI Medan adalah melaksanakan publikasi hasil
pengkajian dan pengembangan komunikasi dan informatika serta pengembangan
kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan pengetahuan
di wilayah perbatasan melalui media on line . Media ini digunakan untuk
mempublikasikan berbagai hasil-hasil kajian seperti Kajian Media Online (kajian
kewilayahan), kajian Isu Publik, berita liputan langsung ke lapangan yang terjadi
di daerah wilayah kerja.
Disamping itu juga memuat produk-produk hasil Jurnal Pikom BBPPKI
Medan yang sudah terakreditasi dari LIPI, Warta Litkayasa dan kegiatan BBPPKI
Medan lainnya. Kajian kajian ini dapat dijadikan referensi oleh Badan Litbang
SDM, Badan Informasi Publik Departemen Komunikasi dan Informatika serta
d. Galeri Internet
Pada rangka mewujudkan masyarakat informasi sesuai dengan Visi dan
Misi Departemen Komunikasi dan Informatika maka BBPPKI Medan
menyediakan Galeri Internet yang dilengkapi dengan 15 PC (personal Computer)
yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dan institusi pendidikan (SD, SLTP,
SLTA dan Perguruan Tinggi). Dengan adanya Galeri ini diharapkan masyarakat
umum dapat memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan mereka.
e. Perpustakaan
Untuk mendukung peningkatan kinerja pegawai BBPPKI Medan dan
buku-buku komunikasi, Teknologi Komunikasi dan informasi,
peraturan-peraturan pemerintah, suratkabar harian dan sebagainya. Dalam perpustakaan ini
juga tersedia jurnal ilmiah, dan warta litkayasa, kliping pers dan hasil-hasil kajian
BBPPKI Medan.
E. Kinerja Usaha Terkini
Melalui dukungan keunggulan teknologi informasi dan komunikasi yang
merupakan suatu konfigurasi media dalam meningkatkankualitas komunikasi dan
informasi dalam mentransfer pemikiran dan sudut pandang, gagasan, pengetahuan
dan ketrampilan untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi
perubahan di masyarakat. Oleh sebab itu pemerintah dalam hal ini Depkominfo
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam penyebarluasan informasi,
sebagaimana yang diamanatkan UUD 1945 pada pasal 28 F yang m menyebutkan
bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Serta berhak untuk mencari,
memperoleh memiliki, menyimpan mengolah, menyampaikan informasi dengan
menggunakan jenis saluran yang tersedia .
F. Rencana Kegiatan
1. Melakukan Penelitian Kelompok
Penelitian kelompok yang merupakan kegiatan BBPPKI tahun 2010,
a. peranan media dalam meningkatkan pengetahuan pengelola media
elektronik mengenai peraturan bidang kominfo,
b. peran media dalam pembentukan opini masyarakat di wilayah perbatasan
mengenai jati diri bangsa Indonesia.
2. Melaksanakan Pemetaan Media
Pemetaan yang dilakukan oleh BBPPKI Medan pada tahun 2010 ini adalah
mengenai ”Pemetaan Media Elektronik Di Willayah Kerja BBPPKI Medan,
yakni media massa elektronik radio siaran, Televisi Siaran dan warnet”.
3. Melaksanakan Penelitian Mandiri
Penelitian mandiri pada tahun 2010 yang dilakukan di BBPPKI Medan
terdapat 7 (tujuh) judul yakni :
a. pemanfaatan kampung digital oleh masyarakat desa Tuk Tuk Kabupaten
Samosir,
b. sistem informasi pada otonomi daerah di Kota Pekanbaru,
c. tingkat literasi komputer masyarakat desa Padang Sidempuan, Kecamatan
Parguruan, Kabupaten Samosir,
d. gaya hidup masyarakat yang menggunakan telepon seluler di Kota Padang
Sidempuan,
e. iklim komunikasi antar-umat beragama dalam pelaksanaan syariat islam
Di Kabupaten Aceh Tenggara,
f. pemilihan media alternatif pada masyarakat daerah blankspot TVRI Sumut
Di Kabupaten Labuhanbatu,
4. Melakukan Bimbingan Teknis Dan Sosialisasi
Bimbingan teknis (Bimtek) yang dilakukan oleh BBPPKI Medan untuk tahun
2010 telah dilakukan masing-masing di Kota Tanjung Balai Asahan dan Tanjung
Pinang Provinsi Kepulauan Riau.
Kepala BBPPKI Medan Drs. Waladdin Siagian selanjutnya menambahkan,
bahwa “perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi dan
informatika telah memberi nuansa baru yang harus diperhatikan, yaitu dengan
mengupayakan realisasi masyarakat berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-base)
dibidang tehnologi informasi dan komunikasi. Dan hal ini sejalan dengan frame
work program global pada pertemuan dunia atau KTT tentang masyarakat
informasi world summit on the information society (WSIS) di Genewa tahun 2003
dan di Tunisia tahun 2005. Yaitu kesepakatan untuk mewujudkan masyarakat
informasi pada tahun 2015, atau semua negara berusaha agar seluruh pedesaan,
lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga pemerintahan terhubung
dalam satu jaringan. Sehingga interaksi dalam berbagai aspek di seluruh dunia
dapat dilakukan secara mudah dan cepat melalui dukungan tehnologi informasi
BAB III
TOPIK PENELITIAN
A. Pengertian Aktiva Tetap
Berdasarkan uraian yang teah dijelaskan sebelumnya termasuk data – data
yang dikumpulkan oleh peneliti beserta hasil penelitian yang diperoleh dari
lapangan, maka pada bab ini peneliti akan mencoba membahas objek
penelitiannya yaitu aktiva tetap. Berikut beberapa defenisi aktiva tetap dari
beberapa ahli.
Pengertian aktiva tetap menurut Warren,dkk (2005:504) “Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud karena secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal”.
Pengertian aktiva tetap menurut Mulyadi (2001:591) “Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subyek penyusutan”.
Adapun pengertian aktiva tetap menurut Ikatan Akuntan Indonsia (2002:13) “Aktiva Tetap adalah sumber daya yang dikuasaioleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap harus mempunyai syarat,
yaitu :
1. dimiliki atau dikuasa oleh perusahaan,
2. mempunyai bentuk fisik,
4. dipakai atau digunakan secara aktif didalam kegiatan normal perusahaan,
atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau dijual kembali,
5. mempunyai masa manfaat relatif permanen.
Arti penting aktiva tetap berada dari perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lainnya, tergantung pada sifat,jenis dan skala usahanya.
Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai
dalam bentuk berbaai jenis aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan
dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa dalam
jangka waktu relatif lama.
B. Jenis – Jenis Ativa Tetap
Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi dari segi substansi, umur,
penyusutan, dan tanah (Harahap, 2004).
1. Substansi
Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan
sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian antara lain aktiva
berwujud dan aktiva tidak berwujud.
a. Aktiva berwujud (Tangible Fixed Assets)
Contoh : Tanah, Mesin, Gedung, Peralatan, dan Kendaraan.
b. Aktiva tidak berwujud (Intangible Fixed Assets)
Contoh : Goodwill, Paten, Merk Dagang (Trademark), Hak Cipta
2. Umur
Umur atau masa kegunaan akiva tetap terdiri dari :
a. aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak
terbatas. Misal : Tanah, Bangunan Pabrik, Gudang, Kantor,
b. aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan
dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah
berakhir. Misal: Bangunan, Mesin, Perlengkapan Kantor, Kendaraan,
dan Alat Transport,
c. aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak
dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya sudah
habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut Aktiva Sumber Alam.
3. Penyusutan
Penyusutan terdiri atas :
a. aktiva tetap yang disusutkan (Depreciate Plant Asset). Contoh :
Gedung, Mesin, Kendaraan dll,
b. aktiva tetap yang tidak disusutkan (Undepreciate Plant Asset). Contoh:
Tanah,
4. Tanah
Aktiva tetap menurut jenisnya terdiri dari tanah, pengembangan tanah,
a. Tanah
Sebagai tempat berdirinya bangunan untuk operasional perusahaan,
termasuk perizinan dan tidak disusutkan.
b. Pengembangan Tanah
Seperti : Jalan untuk mobil, Peralatan Parkir, dan pagar.
c. Bangunan/Gedung
Seperti : Toko,Pabrik,Gudang termasuk tata letak (lay out).
d. Peralatan
Seperti : komputer, Furniture, Mesin Pabrik, Peralatan Pengiriman,
termasuk Kendaraan Penunjang.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
Provinsi Sumatera Utara mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam empat
kategori yaitu peralatan dan mesin, alat-alat komunikasi, gedung dan bangunan,
dan asset tetap lainnya. Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang
ada pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
Provinsi Sumatera Utara telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan
dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan
C. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Dalam memperoleh aktiva tetap ada beberapa cara yakni pembelian tunai,
pembelian kredit, sewa guna usaha, pertukaran dengan aktiva lain, pertukaran
dengan sekuritas, dibangun sendiri, serta donasi atau sumbangan (Harahap, 2004).
1. Pembelian Tunai
Nilai perolehan aktiva tetap yang didapat melalui transaksi pembelian
tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi
dan pengeluaran – pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannya
dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva hingga siap
digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus diakui apabila ada
potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimanfaatkan.
2. Pembelian Kredit
Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian
secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara
angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.
3. Sewa Guna Usaha
Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran – pembayaran secara berkala disertai hak pilih (optie) bagi
perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan
Ada dua kemungkinan yang sering digunakan yakni :
a. sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa
(operating lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa
guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa
guna usaha,
b. sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan
(finance lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna
usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli
obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati
bersama.
4. Pertukaran dengan aktiva lain.
Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu :
a. pertukaran dengan aktiva tetap yang sejenis adalah perolehan aktiva
tetap dengan mengadakan pertukaran aktiva tetap yang sama jenisnya.
Apabila pertukaran tersebut menimbulkan karugian maka ruginya
dibebankan pada periode terjadinya pertukaran,
b. pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis. Misalnya, pertukaran tanah
dengan mesin-mesin, gedung, dan lain-lain. Perbedaan antara nilai
buku aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan
sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi
terjadi harus diakui sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh
pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba/rugi pertukaran
5. Pertukaran dengan Sekuritas
Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran
dengan surat – surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh
perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun
sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat
melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan :
a. harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi,
b. harga pasar yang didapat.
6. Dibangun sendiri
Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun
atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan
operasinya yaitu :
a. memanfaatkan fasilitas yang menganggur,
b. menghemat biaya konstruksi,
c. mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi,
d. sehingga dapat segera dioperasikan.
7. Donasi atau Sumbangan
Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberian kepada pihak
lain disebut transfer non-resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa satu
arah. Terhadap aktiva yang didapat atau dikorbankan dalam transaksi
non-resiprokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aktiva
Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, Balai Besar pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara pada
umumnya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai, dan
pembelian kredit yang sumber dananya APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah).
D. Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan
manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan
pemakaian yang terus – menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap
tersebut menurun dari hari ke hari.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16) “Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.
Menurut Warren,Reeve, dan Fees (2005:395)“Penyusutan merupakan kemampuan aktiva tetap untuk menyediakan manfaat dan diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional antara lain”.
1. Penyusutan Fisik (Phisical Depreciation)
Penyusutan ini terjadi akibat kerusakan dan keusangan ketika digunakan karena pengaruh cuaca.
2. Penyusutan Fungsional (Functional Depreciation)
Penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat seperti yang diharapkan.
Beberapa istilah khusus di dalam akuntansi mengenai kategori aktiva terkait
dengan proses harga alokasi harga perolehan aktiva tetap antara lain depresiasi,
a. Depresiasi
Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva
tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
b. Deplesi
Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam yang
dibebankan ke penghasilan secara periodik.
c. Amortisasi
Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan
secara periodik.
Semua aktiva tetap, kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya
untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu yang mengakibatkan
terjadinya penurunan nilai aktiva tersebut. Penurunan tersebut antara lain
disebabkan oleh faktor – faktor sebagai berikut :
1) biaya/ harga perolehan aktiva tetap, biaya yang dimaksudkan adalah
seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya
untuk dapat digunakan,
2) nilai residual merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan
pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi,
3) masa manfaat akktiva tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas
4) pola penggunaan untuk membandingkan harga perolehan aktiva tetap
terhadap pendapatan, beban penyusutan periode harus mencerminkan
setepat mungkin pola penggunaan.
Ada beberapa metode yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya
penyusutan aktiva tetap yakni metode garis lurus, metode saldo menurun
berganda, metode satuan unit produksi, dan metode jumlah angka tahun (Kieso
Weigandt,2007) .
a) Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban
penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut.
Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aktiva
dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau
dengan rumus :
Penyusutan tahunan = Harga perolehan-Nilai ekonomis
Umur ekonomis
Contoh : Suatu aktiva dengan harga Rp 5.000.000, umur ekonomis diperkirakan 5
tahun, nilai residu ditaksir Rp 500.000.
Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :
Penyusutan tahunan = Rp 5.000.000 – Rp 500.000 = Rp 900.000
5
Apabila disusun jurnal penyususaian pada akhir periode akuntansi akan tampak :
Beban Penyusutan Rp 900.000
b) Metode Saldo Menurun Berganda
Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang
semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara menghitung beban
penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap,
dihitung dari nilai buku (Harga perolehan-akumulasi penyusutan).
Contoh : Sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga
perolehan Rp 20.000.000, nilai residu Rp 2.000.000, umur ekonomis 5 tahun.
Maka penyusutannya = Rp 20.000.000 – Rp 2.000.000
5
= Rp 3.600.000
Tarif penyusutan saldo menurun : 100% = 20 %
5 Tahun
[image:51.595.109.517.555.658.2]Tarif ganda = 20 % x 2 = 40%
Tabel 3.1
Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda
Thn Beban Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
I 40% x 20.000.000 = 8.000.000 8.000.000 12.000.000
II 40% x 12.000.000 = 4.800.000 12.800.000 7.200.000
III 40% x 7.200.000 = 2.880.000 15.680.000 4.320.000
IV 40% x 4.320.000 = 1.728.000 17.408.000 2.592.000
c) Metode Satuan Unit Produksi
Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung
berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu
aktiva.
Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 25.000.000 dan nilai residu Rp 5.000.000
selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 100.000 unit produk.
Maka beban penyusutan per satuan produksi :
Penyusutan per unit produksi = Rp 25.000.000 – Rp 5.000.000
100.000
= Rp 200
Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat
menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000
x Rp 200 = Rp 2.000.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat
menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 x Rp
200 = Rp 1.800.000
d) Metode Jumlah Angka Tahun
Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur
estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga
perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah
angka tahun dihitung dengan rumus,
Jumlah angka tahun = n (n+1)
n = Lama Penyusutan (umur ekonomis aktiva)
Pada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Provinsi Sumatera Utara, semua aktiva tetap disusutkan dengan
menggunakan metode penyusutan garis lurus/straight line method. Metode garis
lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang
umur manfaat suatu aktiva tetap.
Hasil penyusutan aktiva tetap diterbitkan setiap enam bulan sekali per tahun.
Alasan menggunakan metode penyusunan garis lurus (Straight line method)
adalah kegunaan ekonomis dari suatu aktiva tetap akan menurun secara
proporsional setiap periode, biaya reparasi dan pemeliharaan tiap – tiap periode
jumlahnya relatif tetap, kegunaan ekonomis pasti berkurang dari waktu ke waktu,
penggunaan (kapasitas) aktiva tiap – tiap periode relatif tetap.
Dokumen sumber yang dipakai dalam pencatatannya adalah bukti memorial.
Pencatatan beban penyusutan yang dilakukan oleh Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai berikut.
Beban Penyusutan xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
E. Penggantian Aktiva Tetap
Berdasarkan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
No-1MBUMN / 2002 / tanggal 29 Januari 2002 tentang pedoman kebijakan
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera
Utara tidak dapat dibuang,dijual,ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena aktiva
tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva
tersebut telah usang,rusak maupun tidak fungsional lagi. Tidak terdapat
pemisahan aset – aset Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan komunikasi dan
Informatika Provinsi Sumatera Utara antara unit kerja lainnya. Penghapusan
aktiva tetap dilakukan atas persetujuan dari Menteri Keuangan.
Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN No-1-BUMN/2002/29 Januari
2002 tentang pedoman kebijakan pelepasan aktiva tetap BUMN yaitu :
1. pelaksanaan pelepasan aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi bagi
perusahaan, dapat dilakukan dengan prosedur lelang melalui Kantor
Lelang Negara,
2. untuk mendapatkan calon pembeli yang lebih banyak serta untuk
meningkatkan nilai jual dan pelaksanaan penjualan yang lebih transparan,
maka diperlukan jasa Balai Lelang Swasta dalam rangka melaksanakan
tugas pra lelang tersebut,
3. harga penjualan ditetapkan berdasarkan harga pasar, sedangkan penentuan
harga dasar untuk pelelangan ditetapkan oleh tim yang dibentuk oleh
Direksi terdiri dari wakil perusahaan dengan mengikutsertakan instansi
terkait,
4. pelepasan aktiva tetap berupa rumah dan kendaraan bermotor dapat dilepas
tanpa melalui prosedur lelang,
6. pengecualian lainnya terhadap tata cara penjualan melihat lelang disebut
pada butir (1) diatas dapat diajukan kepada Menteri atas dasar
pertimbangan penyebaran aktiva dan niai aktiva yang tidak signifikan.
Menurut Firdaus A Dunia ( 2005 ) cara penggantian aktiva tetap terbagi atas tiga
yaitu dengan cara dibuang, dengan cara dijual, dan dengan cara ditukar dengan
aktiva lain.
a. Dengan cara dibuang
Dibuang dalam hal ini berarti aktiva dinonaktifkan sebab aktiva tetap
tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan
kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau nilai
pasar.
b. Dengan cara dijual
Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan
secara tunai maupun secara kredit.
c. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama
peggunaannya. Jika nilai tukar aktiva lebih besar dari pada nilai buku,
maka diperoleh keuntungan.
F. Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap
Pengawasan internal merupakan prosedur – prosedur mekanis yang dilakukan
untuk memeriksa ketelitian data – data administrasi. Pengawasan yang baik atas
perusahaan, pengawasan terhadap aktiva harus dilakukan secara tepat dan
terorganisir.
Ikatan Akuntan Indonesi (2002:29) “Pengawasan intern meliputi organisasi serta metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan”.
Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang baik agar tidak
terjadi penggelapan, kecurangan ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut.
Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan
efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.
Pada dasarnya tujuan sistem pengawasan intern aktiva tetap bagi suatu
perusahaan adalah untuk mengamankan harta benda perusahaan, mendapatkan
data akuntansi tepat dan dapat dipercaya serta mendorong tingkat kepatuhan
terhadap kebijaksanaan manajemen.
Pengawasan internal meliputi dua hal ( Gondodiyoto:2007), yaitu :
1. pengendalian akuntansi, yaitu catatan dan pemeriksaan fisik meliputi
pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja
antara fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan
fisik atas harta sehingga menghasilkan suatu catatan yang memadai,
2. pengendalian administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan
efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang
telah ditetapkan. Pengendalian ini pada umumnya tidak berhubungan
Beberapa tujuan dari pengawasan internal aktiva tetap lainnya (Firdaus A Dunia
:2005) yakni :
a. membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai
kebutuhan perusahaan,
b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan,
c. menetapkan prosedur – prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik
suatu aktiva tetap,
d. menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,
e. mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai
aktiva tetap,
f. melindungi aktiva perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan
yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan,
g. menetapkan tanggung jawab yang wajar untuk aktiva tetap,
h. merencanakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
Provinsi Sumatera Utara melakukan pengawasan internal atas aktiva tetapnya
dengan cara pengawasan melalui persetujuan, pengawasan terhadap gerak-gerik
fisik, prosedur atas pengawasan intern, pemeriksaan secara fisik atas kekayaan
1) Pengawasan melalui persetujuan, persetujuan atas pemakaian aktiva tetap
biasanya dilakukan dengan persetujuan Pimpinan/Kepala Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi
Sumatera Utara.
2) Pengawasan terhadap gerak – gerik fisik jika terdapat aktiva yang rusak
maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai
lagi, maka Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Provinsi Sumatera Utara melakukan sejumlah prosedur –
prosedur atau peraturan – peraturan yang dilakukan untuk melindungi
aktiva tetapnya. Misalnya, terdapat aktiva yang telah rusak, maka akan
dilaporkan untuk perlakuan tindak lanjut atas aktiva tersebut. Namun
biasanya aktiva yang dapat diperbaiki akan direparasi terlebih dahulu oleh
teknisi.
3) Prosedur atas pengawasan intern, Kepala Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara
melakukan bimbingan ataupun lokakarya bagi seluruh staf berupa
prosedur – prosedur dan pelatihan – pelatihan tentang cara pengoperasian
aktiva tetap. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Provinsi Sumatera Utara mengembangkan dan menerapkan
sistem kepemimpinan kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada
4) Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan, Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Provinsi
Sumatera Utara melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan
melihat langsung kekayaannya dengan membandingkan aktiva yang
dihitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengendalian dasar
untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan
biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode.
5) Perlakuan terhadap aktiva tetap yang tidak terpakai, aktiva tetap yang
tidak dipakai/digunakan oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara tidak dapat
dibuang,dijual ataupun ditukar dengan aktiva lain. Karena aktiva tetap
merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun
aktiva tersebut telah rusak, maupun tidak berfungsi lagi.