PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT DAN KOMPOS TKS
TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIK TANAH DAN
SERAPAN P TANAMAN
JAGUNG
(Zea mays L.)
PADA
TANAH TYPIC
PALEUDULTTESIS
O l e h
RAHMAWATI
017002005/ TANAH
P A S C A S A R J A N A
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RINGKASAN
R a h m a w a t i “ P e n g a r u h p e m b e r i an z e o l i t d a n k o m p o s t e r h a d a p
beberapa sifat fisik tanah dan serapan P Tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah
Typic Paleudult” dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. B. Rusman MS sebagai ketua,
Dr.Ir.H.Rahmat Adiwiganda, MSc dan Dr. Ir. H. Erwin Masrul, MS sebagai anggota.
P e n e l i t i a n i n i b e r t u j u a n u n t u k me n g e t a h u i d a n me m p e l a j a r i
pengaruh Zeolit dan Kompos besrta interaksinya terhadap beberapa sifat fisik tanah,
serapan P dan pertumbuhan tanaman jagung.
Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak kelompok faktorial, terdiri
dari 16 perlakuan kombinasi dan tiga ulangan, yang berasal dari 4 taraf perlakuan
kompos.
C o n t o h t a n a h T y p i c P a l e u d u l t b e r a s a l d a r i k e b u n p e r c o b a a n
Tambunan A Kabupaten Langkat. Tanah yang digunakan 10 kg kering udara setiap
pot.
Sifat tanah balk fisik maupun kimia tergolong rendah. Bata hasil penelitian
dianalisa menurut RAL Faktorial, Uji Kisaran berganda Duncan dan kelanjutannya
dengan Regresi.
Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan Zeolit
memberikan pengaruh yang nyata terhadap Indeks Plastisitas, Stabilitas Agregat,
Porositas, kadar air kapasitas lapang, kerapatan lindak, P tersedia, Serapan P, berat
kering tanaman dan tinggi tanaman umur 6 MST.
Perlakuan Kompos TKS menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap s e m u a
Stabilitas Agregat. Juga berpengaruh nyata terhadap P tersedia, tinggi
tanaman, berat kering tanaman dan serapan P.
Interaksi kedua faktor yang diteliti belum berpengaruh terhadap
hampir semua peubah amatan, kecuali pada peubah serapan P dan kadar air kapasitas
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.
T e si s i ni be rj udul : Pe nga r uh Pe m be r i a n Z e ol i t da n Kom pos
terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah ban Serapan P Tanaman Jagung (Zea mays L)
pada tanah typic Palendult.
Tesis ini ditulis berdasarkan data hasil penelitian di rumah kaca f a k u l t a s
P e r t a n i a n U I S U y a n g m e r u p a k a n s a l a h s a t u s y a r a t u n t u k memperoleh
gelar Magister sains pada Program Pasca Sarjana USU, Medan.
Penulis menyampaikan terimkasih kepada Bapak Prof. Dr.Ir. B.Rusman,
MS. Selaku Ketua Komisi, Bapak Dr.Ir.H Rahmat Adi Wiganda MSc, dan Bapak
Dr.Ir.H.Erwin Masrul Hrp,MS, yang telah membimbing penulis sejak persiapan
penelitian sampai selesai penulisan Tesis ini.
Rasa terima kasih juga disampaikan Penulis kepada :
1. Bapak Prof Dr.Ir.Suwono, MS selaku Direktur Program Pasca
Sarjana USU Medan.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Asmarlaili Sahar Hanafiah, MS. DAA. Sebagai
Ketua Jurusan Ilmu Tanah Program Pasca sarjana USU, atas segala
nasehat dan dorongannya kepada penulis.
3. Ibu Ir. Hj. Markhaini, MS. Selaku Dekan Fakaultas Pertanian UISU,
yang telah memberikan bantuannya kepada penulis selama
pelaksanaan penelitian.
4. Bapak-bapak Staf PPKS- Medan dan Staf Laboran F.Pertanian
UISU yang telah membantu dalam menganalisa hasil penelitian.
pertanian UISU dan perpustakaan pusat USU, yang telah turut
membantu penulis dalam menyediakan bahan bacaan.
Akhirnya penghargaan tertinggi bust seluruh keluarga, terutama suamiku M.Arsad
BA. Dan Anak-anakku tersayang yang telah mendampingi penulis setiap saat.
Semoga Allah SWT memberikan manfaat kepada kita semua hasil penelitian ini.
Amin.
Medan,
April 2004
DAFTAR LAMPI RAN
Nomor. Judul Halaman
1. Deskripsi Jagung Hibrida Varietas C2 ... 36
2. Hasil Analisa Awal Sifat Kimia dan Fisika Tanah Typic Paleudult pada Kedalaman 0-20 cm dari Kebun Percobaan Tambunan A ………... 36
3. Analisa Sifat Kimia Zeolit ... 53
4. Analisa Kompos TKS Aek Pancur ... ... 54
5.Data Hasil Pengamatan Indeks Stabilitas Agregat ... 55
6.Sidik Ragam Indeks Stabilitas Agregat ... 56
7.Data Hasil Pengamatan Indeks Plastisitas ... 57
8.Sidik Ragam Indeks Plastisitas ... ... 58
9.Data Hasil Pengamatan Porositas Tanah ... 59
10. Sidik Ragam Porositas Tanah-... ... 60
11. Data Hasil Pengamatan Kadar Air Kapasitas Lapang ... 61
12. Sidik Ragam Kadar Air Kapasitas Lapang ... ... 62
13. Data Hasil Pengamatan Kerapatan Lindak ... 63
14. Sidik Ragam Kerapatan Lindak ... 64
15. data Hasii Pengamatan P Tersedia (ppm) ... 65
16. Sidik Ragam P Tersedia... 66
18. Sidik ragam tinggi tanaman umuur tanaman 6 MST
pada Tanah Typic Poleudult Akibat Pemberian Zeolit dan Kompos... 68
19. Dat a Hasil Pe nga mata n Berat Kering Tanama n Jagung Umur 6 MST pada Tanah Typic Paleudult Akibat Pemberian
Zeolit dan Kompos (g) ... 69
20. Sidik ragam Berat Kering Tonaman Jagung Vmur 6 MST pada Tanah Typic Poleudult Akibat Pzmberian Zeolit dan
Kompos (g) ... 70
21. Data Hasil Pengamatan Serapan P... 71
RINGKASAN
R a h m a w a t i “ P e n g a r u h p e m b e r i an z e o l i t d a n k o m p o s t e r h a d a p
beberapa sifat fisik tanah dan serapan P Tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah
Typic Paleudult” dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. B. Rusman MS sebagai ketua,
Dr.Ir.H.Rahmat Adiwiganda, MSc dan Dr. Ir. H. Erwin Masrul, MS sebagai anggota.
P e n e l i t i a n i n i b e r t u j u a n u n t u k me n g e t a h u i d a n me m p e l a j a r i
pengaruh Zeolit dan Kompos besrta interaksinya terhadap beberapa sifat fisik tanah,
serapan P dan pertumbuhan tanaman jagung.
Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak kelompok faktorial, terdiri
dari 16 perlakuan kombinasi dan tiga ulangan, yang berasal dari 4 taraf perlakuan
kompos.
C o n t o h t a n a h T y p i c P a l e u d u l t b e r a s a l d a r i k e b u n p e r c o b a a n
Tambunan A Kabupaten Langkat. Tanah yang digunakan 10 kg kering udara setiap
pot.
Sifat tanah balk fisik maupun kimia tergolong rendah. Bata hasil penelitian
dianalisa menurut RAL Faktorial, Uji Kisaran berganda Duncan dan kelanjutannya
dengan Regresi.
Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan Zeolit
memberikan pengaruh yang nyata terhadap Indeks Plastisitas, Stabilitas Agregat,
Porositas, kadar air kapasitas lapang, kerapatan lindak, P tersedia, Serapan P, berat
kering tanaman dan tinggi tanaman umur 6 MST.
Perlakuan Kompos TKS menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap s e m u a
Stabilitas Agregat. Juga berpengaruh nyata terhadap P tersedia, tinggi
tanaman, berat kering tanaman dan serapan P.
Interaksi kedua faktor yang diteliti belum berpengaruh terhadap
hampir semua peubah amatan, kecuali pada peubah serapan P dan kadar air kapasitas
PENDAHULUAN
Latar Belakang
T a n a h U l t i s o l t e r s e b a r d i b e r b a g a i d a e r a h d i I n d o n e s i a ,
d a n d i p e r k i r a k a n m e n d u d u k i h a m p i r 3 0 % d a r i s e l u r u h d a t a r a n d i
I n d o n e s i a (Darmawi jaya, 1992).
Tanah Ultisol memiliki sifat fisik dan kimia yang kurang balk, dimana KTK,
KB, bahan organik tanah, stabilitas agregat tanah, kandungan unsur hara N, P, dan
K, pH tanah yang rendah, kejenuhan Al tinggi, rentensi P tinggi
(Hardjowigeno, 1993, Sanchez dan Salinaz, 1891). Disamping itu, kepekaon terhadap
erosi juga besar karena stabilitas agregat tanah yang buruk.
Kesuburan tanah yang rendah tersebut salah satu penyebabnya adalahk a r e n a
i n t e n s i f i k a s i p e r t a n i a n k i t s t e l a h b e r j a l a n p u l u h a n t a h u n
l a ma n y a dengan penggunaan agrochemical yang berlebihan dan tidak terkontrol
seperti pupuk buatan, pestisida dan ZPT (Rusman, 2001).
Dengan meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia sintetis, maka polusi
tanah dan lingkungan serta bahaya kontaminasi produk-produk pertanian menjadi
persoalan besar. Selanjutnya peluang untuk tercemarnya air tanah sangat tinggi
dan terjadi kehilangan hara melalui air perkolasi. Untuk itu diperlukan
usaha-usaha untuk mencegah degradasi tanah yang cepat sehubungan dengan
Greenland (1984) dalam rusman (1993), mengatakan bahwa tanah-tanah yang
mempunyailiat dengan aktivitas rendah dicirikan oleh kapasitas daya pegang air yang
rendah. baya pegang air di daerah pertanian selalu rendah yaitu antara 2 sampai 5 cm
dari cadangan air tersedia, dimana Ultisol tersebut tergolong pads tanah denga n
kandungan liat yang aktifitas rendah. Akibatnya 7 sampai 10 hari tidak ada hujan
selama periode pertumbuhan, tanaman akan mengalami kekeringan bahkan untuk
tanaman jagung 3 sampai 4 hari tidak ada hujan, tanaman jagung telah mengalami
sekaman air. Ultisol termasuk ke dalam golongan tanah yang mempunyai daya
pegang air yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bahan
organik Ultisol tergolong rendah sampaisangat rendah. 5edangkan bahan organik ini
penting dalam memperbaiki kesubuhan fisik tanah Ultisol.
Menurut Bohn (1985), bahan organik mempunyai kemampuan menyerap air
80-90% dari berat totalnya. Penambahan bahan organik ke dalam tanah ter uta ma
pads tanah yang mempunyai kadar liat yang tinggi dapat memperbaiki
struktur tanah yang menjadi lebih lemah, distribusi ruang pori menjacli lebih merata
dan kapasitas memegang air meningkat.
Disamping itu, pemakaian pupuk clan pestisida yang tinggi pada sistim
pertanian konvensional, telah menibulkan dampak negatif terhadap kesehatan
lingkungan tanah pertanian. Sehubungan dengan ha) itu pula dicobakan tehnologi
yang ramah lingkungan, seperti pemakaian Zeolit. Selanjutnya dinyatakan oleh
Rusman (1993), bahwa pada dekade terakhir ini perlu dilakukan suatu bentuk
tehnologi alternatif untuk produksi pertanian yang lebih produktif lagi yang mampu
melestarikan lingkungan dari ancaman kerusakan karena pemakaian tehnologi itu
sendiri. Bentuk tehnologi alternatif itu harus mempunyai ciri-ciri lebih produktif dari
memerlukan masukan rendah (low input), seperti pemakaian zeolit.
P e m u p u k a n m e r u p a k a n a l t e r n a t i f y a n g u m u m d i l a k u k a n
u n t u k meningkatkan kwalitas lahan yang selanjutnya meningkatkan produksi
tanaman. Pemanfaatan zeolit dalam sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan pupuk konvensional clan efisiensi pemanfaatan sumber air serta
meningkatkan produksi pertanian baik kwalitas maupun kwantitasnya.
Kebutuhan jagung di Indonesia setiap tahunnya meningkat, clan merupakan
salah sate sumber bahan makanan bagi rakyat Indonesia. Saat ini kebutuhan jagung
belum terpenuhi karena masih rendahnya produksi dari hasil-hasil pertanian. Sejalan
dengan peningkatan populasi penduduk yang diikuti dengan peningkatan kebutuhan
jagung, maka perluasan areal pertanian juga meningkat. Karena lahan-lahan subur
semakin berkurang maka penambahan areal pertanian terpaksa diarahkan kepada
pemanfaatan lahan-lahan yang miskin hara, seperti Ultisol. bengan demikian perlu
diusahakan perbaikan-perbaikan kesuburan dari tanahnya yaitu dengan pemakaian
zeolit dan kompos yang dapat sekaligus memperbaiki sifat fisik dari tanah, dimana
agregat tanah menjadi stabil, tats udara dan air tanah menjadi balk, serta unsur-unsur
hara akan menjadi tersedia bagi tanaman.
Hasil penelitian Rusman (1993) menunjukkan bahwa pemberian mineral
z e o l i t d a n l i m b a h b a h a n o r g a n i k p a d s U l t i s o l L u b u k M i n t a r u m
d a p a t m e n i n g k a t k a n p H t a n a h , b a s a - b a s a t e r s e d i a , K T K d a n P
t e r s e d i a , d a n mempengaruhi beberapa sifat fisik tanah.
Hasil penelitian Tampubolon (2002), juga menunjukkan bahwa pemberian
zeolit pads tanah Typic Paleudult, dapat menurunkan kadar Al-dd tanah secara nyata,
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas perlu dilakukan penelitian untuk
mempelajari sejauh mans sistem masukan rendah (low input) melalui pemanfaatan
zeolit dan kompos dapat memperbaiki beberapa sifat fisik tanah Typic Paleudult dan
serapan P tanaman.
Peranan bahan organik dalam memperbaiki sifat fisik tanah di
antaranya
1) Merangsang granulasi tanah
2) Menurunkan plastisitas tanah don kohesi tanah don
3) Meningkatkan kemampuan menahan air (Suhardjo, Soepartini dan
Kurnia, 1993).
Terhadap sifat kimia, peranannya antara lain
1) Meningkatkan kapasitas tukar kation.
2) Sebagai penyedia hara N, P don 5 Berta berbagai kation lain (Buckman
Bardy, 1980).
Di samping itu bahan organik (kompos) jugs meningkatkan efisiensi
pemupukan NPK. M e n u r u t S t e v e n s o n ( 1 9 8 2 ) , k e l a r u t a n P a n o r g a n i k
d e n g a n penambahan bahan organik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 ) Pembebasan P dari Ca - P, Fe - P dan Al - P melalui reaksi asam organik khelat
organik lainnya, dengan mekanisme reaksi sebagai berikut :
CaX2.3Ca(PO4)2 + Khelat PO42 -+ kompleks
(X = OH atau F) L a r u t C a – k h e l a t
2) Humat menyelimuti sesquioksida dan menyangga pengikatan P oleh
3) Pembentukan asam karbonat dari gas C O 2 hasil dekomposisi dan air
yang melarutkan Ca dan Mg-fosfat.
4) Membentuk P - Humat.
di samping itu hasil dekomposisi kompos berupa asam fulfat dan asam humat
berkemampuan pula untuk menekan aktivitas oksida dan hidroksida Fe dan Al dalam
menjerep fosfat dari dalam tanah. Proses ini mengurangi tingkat jerapan dan
mempertahankan fosfat tetap berada dalam larutan tanah dalam benluk tersedia
(Uehara dan Gillman, 1981; Bumaya dan Naylor, 1988).
Perumusan Masalah
Tanah Typic Paleudult memiliki tingkat kesuburan fisik yang rendah
terutama rendahnya stabilitas agregat tanah sehingga erodibilitasnya tinggi, daya
memegang air yang rendah, sehingga tanaman menjadi kekurangan air. bisamping itu
kejenuhan Al tinggi, sehingga ketersediaan P menjadi rendah, mempunyai koloid list
yang pasif dan kecil sekali peranannya dalam pertukaran ion, karena koloidnya
hampir tidak memiliki muatan negatif, (Adiwiganda, 1991).
Dengan demikian perlu pemanfaatan Zeolit dan Kompos dalam perbaikan
sifat-sifat tanah tersebut, karena diketahui bahwa beberapa sifat Zeolit dan kompos
adalah sebagai penambah muatan negatif, daya serap air yang tinggi, mempunyai KTK
yang tinggi dan lugs permukaan yang tinggi.
Disamping itu dapat menambah beberapa unsur hara, shingga dapat
diharapkan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber air, jugs dapat meningkatkan
mutu dan kwalitas hasil, sekaligus dapat mengurangi polusi tanah dan lingkungan.
Juga Zeolit dan Kompos dapat memantapkan agregat, sehingga dapat meningkatkan
daya pegang air oleh tanah.
1. Untuk mempelajari pengaruh Zeolit terhadap beberapa sifat fisik
tanah don serapan P tanaman jagung pads tanah Typic Paleudult.
2. Untuk mempelajari pengaruh Kompos terhadap beberapa sifat fisik
tanah don serapan P tanaman jagung pada tanah Typic Paleudult.
3. Untuk memepelajari interoksi Zeolit don Kompos terhadap beberapa
sifat fisik tanah dan serapan P tanaman jagung pada Typic Paleudult.
Kerangka Konseptual
P e n i n g k a t a n p r o d u k t a n a ma n d i I n d o n e s i a d i h a d a p k a n p a d a
beberapa kendala, kareno sebagian besar lahan kering yang menjadi sasaran
perluasan areal tanaman terdiri dari lahan marginal yang kurang subur don bereaksi
masam. Salah satu ordo tanah yang mendominasai lahan kering bereaksi masam
adalah Ultisol (Soil Survey Staff, 1996) dengan kesubururan kima yang rendah, don
kesuburan fisik yang juga tergolong rendah.
Kompos merupakan senyawa organik yang telah mengalami proses
dekomposisi mikroorganisme sehingga mengalami perubahan nisbah C/N yang
mendekati nisbah C/N tanah. Kompos tidak saja mengandung nutrisi, namun juga
mengandung senyawa organik yang berguna bagiperbaikan struktur tanah terutama
pads kondisi tanah tropis (Gumbira, 1996). Kompos juga dapat meningkatkan
kapasitas menyimpan air yang balk dari tonah. Sedangkan zeolit, disamping dapat
memperbaiki sifat kimia tanah, juga dapat meningkatkan agregasi tanah
sehingga tanah menjadi stabil.
Bertitik tolak dari pemikiran diatas diperkirakan bahwa bahon-bahan Zeolit
don Kompos dapat memperbaiki beberapa sifat fisik tanah Typic Paleudult, yang
ramah lingkungan
1. Pemberian Zeolit dapat memeperbaiki sifat fisik tonah Typic
Paleudult don meningkatkan serapan P tanaman jagung.
2. Pemberian Kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah Typic
Paleudult don meningkatkan serapan P tanaman jagung.
3. Interoksi Zeolit don Kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah Typic
Paleudult don meningkatkan serapan P tanaman jagung.
Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pads
Program Ilmu Tanah Pasca sarjana USU medan.
2. Sebagai upaya dasar yang dapat diuji lebih lanjut pads percobaanpercobaan
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dan Ciri Tanah Typic.
Paleudult tanah yang tergolong Order Uiltisoll mempunyai beberapa Sub
Order. Salah satu di antaranya adalah Udult yang mempunyai rejim kelembaban udik.
Sub order ini memiliki beberapa group great, di antaranya adalah Poleudult.
Sementara itu,Typic Paleudult adalah Paleudult yang mempunyai horizon
argilik berwarna value (lembab) 4≤ mempunyai tekstur pasir halus berlempung atau
kwarsa di semua horizon argilik tidak mempunyai horizon di atas horizon argilik
yang berada di atas lapisan 18 cm serta tidak mempunyai sub horizon dolour horizor,
argilik (Soil Survey Staff, 1975; Soil Management Support Services, 19855; Soil
SurveyStaff,1990).
Menurut Soeproptohardjo (1961) bohwa tanah Ultisol mempunyai sotum agak
tebal, warns merdn jingga kuning, agregat berselaput list, kemasamannya adalah
masam hingga sangat masam, daya adsorpsi rendah hingga -tinggi, unsur hara rendah
terutama Ca, N, P don K, mineral liatnya koolinit dan kepekaan terhadap erosi adalah
besar. Struktur tanah gumpal bersudut, permeabilitas rendah, kondungan bahan
organik dan kejenuhan.
Basa umumnya rendah. Tanah ini dicirikan oleh tingkat tinggi, yang
kekuning kuningan. Masalah utama pads tanah Ultisol ini adalah jumlah kelarutan
dan kejenuhan Al yang tinggi sehingga mengakibatkan P (fosfor) membentuk
senyawa yang tidak larut dengan Al, sehingga ketersediaan P sangat
rendah yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sanchez,
1992).
Ketersediaan hara atau kesuburan tanah jugs sangat dipengaruhi ol e h s i fa t
-s i fa t fi -s i k t a n a h , a n t a r a l a i n t e k -s t u r , -s t r u k t u r , -s t a b i l i t a -s agregat,
ketersediaan air, bahan organik tanah (Suwardjo dan Sinukoban,1986 dalam Rusman,
1993).
Sifat fisika yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman antara lain adalah
kestabilan agregat tanah rendah, kemampuan menahan air (water holding capacity)
rendah, sedangkan bobot isi tanah yang tinggi.
Si f a t k i m i a t a n a h y a n g m e n g g a n g g u p e r t u mb u h a n t a n a ma n d i
antaranya pH tanah rendah, kandungan hara rendah, kejenuhan Al yang tinggi dan
kandungan bahan organik tanah yang rendah.
Peranan Zeolit Poda Tanah
Zeolit ditemukan oleh mineralogis Swedia bernama Freiherr Axel
Cronstead pads tohun 1756. Bahan ini dinamakan Zeolit karena
jika dipanaskan akan mendidih dan terhidrasi. Sifat dan ciri terpenting antara
lain :
1) Penyusun utamanya terdiri atas kation alkali dan alkali tanah.
2) Berstruktur tiga dimensi dan berpori dengan ukuran pori 2 A° - 12
A° sehingga terisi molekul air dengan volume 20 - 30% dori total
peristiwa timbal balik adsorpsi dan dehidrasi.
3) Memiliki muatan listrik negatif baik di permukaan maupun
dalam porinyo don umumnya memiliki KTK berkisar 150 - 300
me/100 gr.
4) Luas permukaannya 900 m2/9r (Vaughan, 1989).
Mineral Zeolit adalah aluminium silikat yang mengandung Na dan Ca,
kadang kadang jugs K, dan mengandung air yang terikat sedemikian lepasnya
sehingga mudah dilepaskon tanpa merusak struktur.
M e n u r u t S o r i e f ( 1 9 8 6 ) , Z e o l i t d apat me mpe ngaruhi si fa t-sifat
fisika terutama pembentukan agregat mikro yaitu melalui logam alkali seperti Ca"
-dan Na yang dapat mempertukarkan bagian negatif liat dengan gugus negatif
(karboksil) senyawa organik berantai panjang.
Menut Dixon dkk (1977) bahwa kemampuan Zeolit untuk menyerap air
dalam tanah adalah tinggi, don juga tergantung kepada jenis mineral zeolit itu
sendiri. Kareno retensi-vitasnya tinggi terhadap air maka zeolit dapat digunakan
untuk :
1. Meruperbaiki kesuburan aktual tanah
2. Bahan pemantap dan pembenah tanah.
3. Pembawa pupuk.
4. Pengontrol pelepasan unsur tiara misainya NH4+ dan K+ pada pupuk
yang bersifat “slow release”.
Bahan Zeolit yang telah mengalami dehidrasi merupakan bahan aktif yang
1. Katolis dalam bidang industri.
2. pembersih limbah lingkungan
3. carier insektisida, fungisida dan herbisida
Menurut Saragih (1996), bahwa Zeolit yang diberikan ke dalam tanah akan,
meningkatkan muatan negatif tanah sehingga tanah memiliki kemampuan yang
maksimal dalam :
1. Menyimpan unsur hara dart melepaskanya kepada tanah.
2. Menyimpan, air dan menyediakannya untuk kebutuhan tanaman
3. Mengurangi kehilangan unsur hara yang diberikan melalui pemupukan.
Berdasarkan penelitian Said, Eti Farda, Bujang Rusman dan djaparudin
(1993) menunjukkan, bahwa pemberin, Zeolit berperngaruh baik terhadap kation-
kation yang dapat ditukar seperti Ca, Mg, K don Nc.
Pemanfaatan Zeolit dalam sektor pertanian diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan efisiensi pemanfaatan sumber air
karena Zeolit tidak saja dapat meningkatkan produksi secara kwantitas akan tetapi
jugs meningkatkan mutu atau kwalitas hasil. Kedua-duanya dapat mengakibatkan
meningkatnya harga produksi pertanian serta pendapatan petani.
Pemberian pupuk tanpa didahului dengan aplikasi Zeolit pada tanah-
tanah marginal akan, mengakibatkan pupuk konvensional yang digunakan
akan sangat mudah tercuci atau hilang melalui penguapan (Hutajulu, 1996).
Peranan Kompos Pada Tanah
P e m b e r i a n b a h a n o r g a n i k k o m p o ) k e d a l a m t a n a h d a p a t
1) Meningkatkan KTK.
2) Meningkatkan unsur hara tanaman seperti N, P, K, dan S.
3) Meningkatkan kemampuan tanah menahan air serta merangsang
granulasi agregat tanah
4) .Menambah sumber energi untuk jasad renik tanah sehingga aktivitas
jasad renik meningkat (Hakim,1986).
Soepardi (1983), mengatakan bahwa bila bahan organik (kompos) diberikan
ke tanah maka akan terjadi 3 reaksi umum :
1) Limbah organik mengalami oksida enzimatik dengan karbonhidroksida, air
dan panas sebagai hasil utama.
2) Unsur-unsur fungsional, nitrogen, fosfor, don belerang dibebaskan atou
digunakan oleh serangkaian reaksi spesifik yang khas bagi tiap unsur.
3) Senyawa yang tahan terhadap serangan jasad mikro akan dibentuk boik
dari senyawa yang berasal dari bahan organik semula atau basil
bentukan jasad mikro.
Peranan bahan organik dalam me mperbaiki sifat fisik tanah di
Antaranya :
1) Merangsang granulasi tanah
2) Menurunkan plastisitas tanah dan kohesi tanah dan
3) Meningkatkan kemampuan menahan air (Suhardjo, Soepartim dan
Kurnia, 1993).
Terhadap sifat kimia, peranannya antara lain :
1) Meningkatkan kapasitas tukar kation.
2) Sebagai penyedia hara N, P dan S Berta berbagai kation lain (Buckman
Di samping itu bahan organik (kompos) juga meningkatkan efisiensi
pemupukan NPK. M e n u r u t S t e v e n s o n ( 1 9 8 2 ) , k e l a r u t a n P
a n o r g a n i k d e n g a n penambahan bahan organik dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1) Pembebasan P dari Ca - P, Fe-P don Al _ P melalui reaksi asam organic khelat
organic lainnya, dengan mekanisme reaksi sebagai berikut :
CaX2 . 3 Ca(PO4)2 + PO42- + Kompleks
(X = OH atau F) L a r u t C a - k h e l a t
2) Humat menyelimuti sesquioksida don menyangga pengikatan P oleh
tanah.
3) Pembentukan asam karbonat dari gas CO2 hasil dekomposisi dan air
yang melarutkan Ca dan Mg-fosfat.
4) Membentuk P - Humat.
Disamping itu hasil dekomposisi kompos berupa asam fulfat dan asam
humat berkemampuan pula untuk menekankan aktivitas oksida dan hidroksida
Fe dan Al dalam menjerep fosfat dari larutan tanah. Proses in.i mengurangi
tingkat jerapan dan mempertahankan fosfat tetap berada dalam larutan tanah
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu penelitaian Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Koca Fakuitas Pertanian U n i v e r s i t a s
I s l a m S u m a t e r a U t a r a M e d a n d a n L a b o r a t o r i u m P u s a t Penelitian Kelapa
Sawit (PPKS) Medan. Waktu pelaksanaan September 2003 sampai dengan Maret
2004.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan. bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Contoh tanah yang dipakai adalah tanah Top-soil pada
kedalaman 0-20 cm.
tanah termasuk ordo : Ultisol, sub ordo : Udults : group great :
P a l e u d u l t : s u b g r o u p : T y p i c P a l e u d u l t y a n g b e r a s a l
d a r i k e b u n percobaan Tambunan A Fakuitas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
b. Zeolit sebagai bahan perlakuan berasal dari PT. Minatama
c. Pupuk kompos, dari Tandan Kosong Sawit (TKS) yang diproduksi dari
PPKS Medan.
d. Bahan-bahan kimia untuk keperluan analisa antara lain. ra
Alat. Alat-alai yang dipakai pads penelitian ini adalah :
a. Cangkul dan sekop untuk pengambil contoh tanah,
b. Ember warna hitam untuk wadah tanah
c. pH meter untuk me-ngukur pH.
d. imbangan listrik untuk aiat ukur menimbang.
e. Ayakan dan peralatan laboratorium lainnya untuk keperluan lainnya.
Bahan dan Alat Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan
2 faktor, yaitu zeolit dengan 4 tarof dan pupuk kompos dengan 4 taraf sehingga
diperoleh 16 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan.
Faktor zeolit terdiri dari 4 (empat) taraf Z0 = tanpa zeolit
Z1 = 50 g/pot
Z2 = 100 g/pot
Z3 = 150 9/pot
Faktor pupuk kompos terdiri dari 4 (empat) taraf K0 = tanpa pupuk kompos
K, = 50 g/pot K2 = 100 g/pot K3 = 150 g/pot
Kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut :
Z0K0 Z1Ko Z2Ko Z3Ko
Z0K1 Z1K1 Z2K1 Z3K1
Z0K3 Z1K3 Z2K3 Z3K3
Model rancangan yang digunakan adalah Yij k = µ + Zj + Kk + (ZK)jk + Eijk
Dimana:
Y i j k = n i l a i p e n g a m a t a n d a n f a k t o r z e o l i t p a d a t a r a f k e - i d a n f a k t o r perlakuan kompos pada taraf ke-j dalam ulangan ke-i
µ = nilai tengah
Zj = pengaruh dari faktor zeolit pada taraf ke-j
Kk = pengaruh dari faktor pupuk kompos
(ZK)jk = pengaruh interaksi dari faktor zeolitpada taraf ke-j dan faktor pupuk
kompos pada taraf ke-k
Eijk = faktor galat dari perlakuan zeolit pada taraf ke-i dan pupuk kompos
pada taraf ke-k
Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan media tanam
Tanah diambil secara komposit pads kedalaman 0 - 20 cm dan dibersihkan dari
batu-batuan atau akar tanaman yang terbawa. Tanah dikering udarakan don
diayak dengan ayakan 2 mm. Sebagian tanah diambil untuk analisa sifat fisik
awal, dan ditetapkan kadar air pada kapasitas lapang.
2. Pemberian Zeolit don Kompos
Zeolit don kompos dicampur don diayak. Selanjutnya dicampur secara merata
(homogen) dengan tanah sebanyak 10 kg perplot. Dosis zeolit dan kompos
disesuaikan dengan perlakuan. bisamping itu diberi pupukdasar terdiri dari Urea,
SP36 don KCL. Kemudian dibiarkan selama dua minggu.
Penonaman jagung dilakukan dua minggu setelah tanah diberi perlakuan don pupuk
dasar. Benih jagung ditanam tiga butir perpot. Kemudian dilakukan pengurangan
bibit setelah berumur 2 minggu.
Peubah Amatan
1. Tanah
a. Indeks plastisitas : diterapkan dengan metode Atterberg
b. Indeks stabilitas Agregat : ditetapkan dengan metode De
Leenher dan De Bootdt.
c. Kerepatan Lindak : ditetapkan dengan metode Core
d. Porositas : ditetapkan dengan metode Core
e. Kadar air kapasitas lapang : ditetapkan dengan metode Alhrick f-
f. P. tersedia ditetapkan dengan metode Bray II
2. Tanaman
a. Tinggi tanaman
b. Berat kering tanaman
c. Serapan P.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis awal tanah Typic Paleudult yang diambil dari kebun percobaan
Tambunan A disajikan pada Lampiran 2. Hasil analisis tanah tersebut menunjukkan
bahwo sifat kimia dan fisiknya tergolong jelek, dimana mempunyai kemasaman yang
tinggi dengan kandungan unsur hara makronya yang rendah. Memiliki indeks
stabilitas yang tergolong tidak stabil dengan kandungan bahan organik yang rendah.
Berdasarkan kriteria sifat kimia dan fisik tanah tersebut di atas, tanah
pertumbuhan dan produksi tanaman.
Selanjutnya hasil analisa statistik terhadap data analisis tanah Typic Paleudult
dan tanamaan jagung oleh pengaruh Zeolit dan Kompos Berta pembahasonnya
disajikan satu persatu berikut ini.
Indeks Stabilitas Agregat
Pengaruh perlakuan Zeolit dan Kompos terhadap rataan indeks stabilitas
agregat disajikan pads Tabel 1. Sedangkan data dan daftor sidik ragamnya
disajikan pads Lampiran 5 dan 6.
Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Zeolit dan Kompos Terhadap Indeks Stabilitas Agregat
Zeolit
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang soma dalam MOM atau baris yang soma tidak berbeda nyata pads taraf P = 0,05 menurut uji Duncan.
Dari Tabel 1 di atas setelah diuji dengan statistik diketahui bahwa,
Zeolit memberikan pengaruh yang nyata terhadap indeks stabilitas agregat. Namun
Kompos dan interaksi kedua perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh yang
nyata.
Pada perlakuan Zeolit indeks stabilitas agregat tertinggi (65,38)
d i t e m u k a n p a d s p e r l a k u a n Z3 . A n g k o i n i m e n i n g k o t s e b e s a r 1 4 , 0 7
dibandingkan dengan perlakuan Zo. Hal ini dapat disebabkan salah satunya adalah
mineral Zeolit menyumbangkan kation-kation bass seperti Ca2. Menurut
banyak mengandung Ca. biketahui bahwa kation Ca2fungsinya di dalam tanah adalah
sebagai pengikat butir yang lainnya darifraksi tanah.
Dalam kondisi ini tentu semakin tinggi dosis perlakuan Zeolit maka j u ml a h
k a t i o n C a2 s e ma k i n t i n g g i s e h i n g g a i n d e k s s t a b i l i t a s s e m a k i n besar,
artinya tanah akan semakin mantap. Semakin mantap tanah maka sifat fisik yang
lainnyapun akan menjadi balk terutama daya pegang tanah terhadap air akan semakin
tinggi.
P e m b e n t u k a n a g r e g a t y a n g m e m b a n g u n s t r u k t u r t a n a h s a n g a t
ditentukan oleh kadar bahan organik, jumlah dan jenis liat, jenis kation yang
mendominasi kompleks jerapan dan adanya zat-zat penyemen.
M e n u r u t S u p a r d i ( 1 9 7 9 ) i o n l e a c e n d e r u n g m e n d i s p e r s i t a n a h ,
s e d a n g k a n C a d a n M g m e n j o n j o t t a n a h . P e n j o n j o t a n t a n a h t e r s e b u t
me r upakan pe mbent uka n agre gat ( mempe rsatuka n but ir-butir t unggal
t a n a h ) d e n g a n s e m e n p e n g i k a t b e r u p a l i a t ( c l a y ) , b a h a n o r g a n i k d a n
sasquioksida (oksida-oksida besi dan aluminium).
Berdasarkan hal tersebut siketahui juga bahwa dari hasil analisakimia tanah,
dalam penelitian Rusman (1993), Zeolit ternyata mengandungsasquioksida yang juga
dapat meningkatkan stabilitas agregat.Korelasipe nga r uh Ze ol i t t e r h a d a p i n d e k s
s t a b i l i t a s d i t u n j u k a n d e n g a n n i l a i (r = 0.99) dengan persamaan regresi
(y = 53.786 + 0,1009 Z).
P e m b e r i a n K o m p o s t i d a k b e r p e n g a r u h n y a t o t e r h a d a p
i nde ksstabilitas. Indeks stabilitas tertinggi pada perlakuan K3 yaitu sebesar 63,98.
Peningkatan indeks stabilitas ini diduga merupakan hasil dariproses
fisika - kimia antara tanah dan Kompos yang digunakan. Abdoelah(1996), juga
membentuk agregat dan memberi jarak antara partikellempung yang pejal, sehingga
agregat menjadi mantap.
Proses pemantapana g r e g a t i n i j u g a d i k e t a h u i d i p e r c e p a t d e n g a n
a d a n y a a k t i v i t a s mikroorganisme dengan menguraikan bahan organik yang
ditambah. Produkdar i proses tersebut me rupa ka n bahan pengikat parti kel
ta na h yangefektif, sehingga agregat tanah menjadi mantap.
Kombinasi kedua perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata, namun
secara visual dari data kombinasi perlakuan tersebut terdapat angka i n d e k s
s a t b i l i t a s m e n i n g k o t y o i t u s e b e s a r 7 2 , 4 0 ( Z3K3) . H a l i n i j u g a
menunjukkan ada respon kombinasi perlakuan terhadap stabilitas agregat, dan
dibandingkan dengan tanpa Kompos dan Zeolit.
Indeks Plastisitas
Pengar uh perla kua n Zeol it don Ko mpos ter ha dap rata an indeks
plastisitas tanah disajikan pada Tabel 2. Data don daftar sidik ragamnya disajikan
pada Lampiran 7 dan 8.
Tabel 2. Pengaruh Pemberian Zeolit don Kompos Terhadap Indeks Plastisitas Tanah.
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang soma dalam MOM atau baris yang soma tidak berbeda nyata pads taraf P = 0,05 menurut uji Duncan.
Dari tabel 2 memperlihatkan bahwa, Zeolit memberikan pengaruh
yang nyata terhadap indeks plastisitas, tetapi Kompos tidak memberikan pengaruh
R e s p o n i n d e k s p l a s t i s i t a s p e m b e r i a n Z e o l i t d i t a n d a i d e n g a n
perurunan angka indeks plastisitas dengan bertambahnya, dosis perlakuan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasii penelitian Darusman (1999) yang membuktikan
bahwa peningkatan dosis pemberian bahan amandemen kedalam tanah
diikuti peningkatan kapasitas air, distribusi ruang pori dan menurunkan indeks
plastisitas tanah.
I n d e k s p l a s t i s i t a s b e r g u n a u n t u k me n i l a i mu d a h a t a u s u k a r n y a
tanah diolah. Makin tinggi indeks plastisitas tanah berarti makin plastis dan tanah
makin sulit diolah.
Pengaruh Zeolit terhadap indeks plastisitas menunjukkan hubungan linier
yang negatif dengan nilai (r = 0,07) dan persamaon regresinya (y = 6,498 - 0,0035Z).
Meskipun pengaruh Kompos terhadap indeks plastisitas tidak nyata, namun
peningkatan pemberian dosis Kompos juga menurunkan indeks plastisitas. Tidak
berpengaruhnya Kompos dapat disebabkan karena faktor zeolit lebih besot
pengaruhnya sehingga perlakuan Kompos tertutupi sehingga tidak nyata
pengaruhnya. Interaksi kedua faktor yang diteliti tidak nyata dalam mempengaruhi
indeks plastisitas. Namun secara visual, rataan indeks pl a st i si t a s me nur un
d e n g a n m e n i n g k a t n y a d o s i s k o m b i n a s i p e r l a k u a n (Lampiran 7).
Porositas Tanah
Pengaruh perlakuan Zeolit dan Kompos terhadap rataan porositas tanah
disajikan pada Tabel 3. sedangkan data dan daftar sidik ragamnya disajikan pads
Lampiran 9 dan 10.
1 43,94 48,64 4 7 , 6 4 4 9 , 0 3 4 3 , 9 3 a 2 44,43 46,77 4 7 , 4 2 4 8 , 6 8 4 4 , 4 3 a 3 44,21 47,07 47,82 50,62 44,21 a Efek zeolit 42,52 c 44,38 be 46,08 b 47,95 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P = 0,05 menurut uji Duncan.
Dari Tabel 3 di atas dapat di jelaskan bahwa balk pemberian zeolit a t a u p u n
k o m p o s m e m b e r i k a n p e n g a r u h y a n g n y a t a t e r h a d a p p o r o s i t a s tanah.
Porositas tertinggi 49,07 % ditemukan pada perlakuan Z3, pada keadaan
inip o r o s i t a s m e n i n g k a t s e b e s a r 5 , 2 9 % b i l a d i b a n d i n g k a n d e n g a n
t a n p a perlakuan zeolit. Nketchui bahwa mineral zeolit mampu menyumbangkan
kation basa seperti C O 2 + , yang mana fungsinya akan meningkatkan
agregat t a n a h s e h i n g g a j u g a m e m p e r b a i k i a e r a s i d a n d r a i n a s e t a n a h
y a n g t e n t u ,akan meningkatkan porositas tanah.
S t a b i l i t a s a g r e g a t s e m a k i n m e n t a p t e n t u p o r o s i t a s j u g a
a k a n semakin balk. Fitch dkk (1989), mengemukakan bahwa
penambahan soil conditioner (zeolit) mampu meningkatkan porositas tanah. Riau
dan Sposito ( 1 9 9 1 ) , j u g a m e n g a t e k a n b a h w a s e m a k i n b e s a r u k u r a n
a g r e g a t m a k a porositas tanah tersebut akan semakin besar.
Korelasi pengaruh zeolit terhadap porositas menunjukkan hubungan y a n g
b e r s i f a t p o s i t i f ( r = 0 , 9 9 ) d e n g a n p e r s a m a a n r e g r e s i y = 4 3 , 9 4 +
0,0343 Z
Pengar uh kompos terhadap por osita s t anah me mberi ka n
pengar uh yang nyata. Porositas tertinggi (47,43%) ditemukan pada perlakuan K3
yakni pemberian 150 gr / pot. Pada kondisi ini porositas meningkat sebesar 2,19 %
dibandingkan perlakuantanpa pemberian kompos (Ko) yakni sebesar 45,24%.
ruang pori yang menggambarkan aerasi tanah. Bengan meningkatnya dosis kompos
terjadi peningkatan porositas tanah. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Minichan
(1993) bahwa bahan organic (kompos) berperan sebagai agen perekat yang membantu
meningkatkan porositas dan stabilitas agregat tanah.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Darusman (1999)
yang membuktikan bahwa peningkatan pemberian bahan organic diikuti oleh
peningkatan porositas tanah.
Both et al., 1985 juga mengatakan penambahan bahan organik ke dalam tanah
dapat memperbaiki struktur tanah menjadi lebih ramah dan distribusi ruang pori
menjadi lebih merata. Korelasi pengaruh kompos terhadap porositas tanah
menunjukkan hubungan yang bersifat positif (r=0,96) dengan persamaan regresi y =
45,489 + 0,0137 K.
Interaksi kedua faktor yang diteliti terhadap porositas tanah tidak berbeda
nyata namun kelihatan bahwa porositas tertinggi (50,62%) di jumpai dalam perlakuan
kombinasi Z3K3 merupakan hasil yang tertinggi. Hal ini menunjukkan kombinasi
perlakuan Zeolit dan Kompos dapat meningkatkan porositas tanah.
Kadar Air Kapasitas Lapang
Pengaruh Zeolit dan Kompos terhadap rataan kadar air kapasitas lapang disajikan
pada Tabel 4, dan data serta daftar sidik ragamnya disajikan
pada Lampiran 11 dan 12.
Efek zeolit 23,55 c 28,90 b 29,31 ab 29,72 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P = 0,05 menurut uji Duncan.
Dari Tabel 4 di atas memperlihatkan bahwa balk Zeolit maupun Kompos memberikan
pengaruh yang nyata terhadap kadar air kapasitas lapang.
Pada perlakuan zeolit kadar air kapasitas lapang tertinggi
sebesar 30,02 % yaitu pada dosis 150 gr/pot. Angka meningkat sebesar 5,77 %
dibandingkan dengan perlakuan tanpa zeolit. Hal ini sesuai dengan yang
d i k a t a k a n D i x o n , d k k ( 1 9 7 7 ) , b a h w a z e o l i t m e m p u n y a i s i f a t d a p a t
menyerap air yang tinggi.peningkatan kadar air kapasitas lapang juga dapat
d i s e b a b k a n a d a n y a C a y a n g t e r k a n d u n g d i d a l a m z e o l i t y a n g
d a p a t berikatan dengan molekul-molekul air yang bersifat bipolar (Raver, dkk,
197: Soedarmo dan Djojoprawiro, 1988). Rieu dan Sposito (1991), juga
mengemukakan bahwa semakin manap agregat tanah maka kemampuannya mengikat
air akan semakin besar.
K o r e l a s i p e n g a r u h z e o l i t t e r h a d a p k a d a r k a p a s i t a s l a p a n g
menunjukkan hubungan yang positif ( r=0,99) dengan persamoan regresi
y = 25,896 + 0,044 Z.
Pengaruh kompos terhadap kadar air kapasitas lapang menunjukkan r e s p o n y a n g
n y a t a . K a d a r a i r t e r t i n g g i s e b e s a r 2 9 , 3 9 % y a i t u p a d a perlakuan K3.
hal ini meningkat dibandingkan perlakuan Ko (27,88 %). Hal ini sesuai dengan sifat
bahan organik (kompos) yang dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air
(Suhardjo, Soepartini dan Kurnia, 1993).
mempunyai kemapuan menyerap air 80-90 % dari berat totalnya, sehingga bila
diberikan kepada tanah maka daya pegang air oleh tanah tersebut
meningkat.
K o r e l a s i p e n g a r u h k o m p o s t e r h a d a p k a d a r a i r k a p a s i t a s l a p a n g
menunjukkan hubungan tinier positif (r=0,98) dengan persamaan regresi
y = 27,986 + 0,0099 K.
Adanya pengaruh interaksi zeolit dan kompos terhadap kadar air
kapasitas lapang, karena kedua perlakuan dapat sating mendukung dalam
me l akukan fungsi nya unt uk me ningkatkan kada r air ka pa sita s l apa ng.
S e p e r t i d i k e t a h u i b a h w a z e o l i t r e t e n si n y a t i n g i t e r h a d a p a i r , m u d a h
menahan air dan melepaskannya dalam peristiwa adsorpsi dan dehidrasi.
S e d a n g k a n k o m p o s j u g a - m e m p u n y a i s i f a t s a l a h s a t u n y a a d a l a h
Meningkatkan daya ikat air oleh partikel tanah.
Kerapatan Undak
P e n g a r u h z e o l i t d a n k o m p o s t e r h a d a p r a t a a n k e r a p a t a n l i n d a k
disajikan pads tabel 5, dan daftar sidik ragamnya disajikan pads lampiran 13 dan 14.
Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Zeolit don Kompos Terhadap Kerapatan Lindak Zeolit
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P = 0,05 menurut uji Duncan.
D a r i T a b e l 5 d i a t a s m e n u n j u k k a n b a h w a Z e o l i t d o n K o m p o s
perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata.
Terjadinya penurunan nilai kerapatan lindak secara nyata dengan perlakuan
tunggal Zeolit. Hal ini sejolon dengan parameter stabilatas agregat dan porositas yang
semakin baik, maka akan memperkecil nilai kerapatan lindak. Rieu don Sposito
( 1991) , me l aporkan ba hwa kera pata n li ndak menurun dengan semakin
meningkotnya porositas. Pengaruh zeolit terhadap kerapatan lindak menunjukan
hubungan yang negatif (r = 0,91) dengan persamaan tregresi (V = 1,09n – 0,0009Z).
Kerapatan lindak tertinggi pads perlakuan Kompos (1,25 g/cm3). Diperoleh pads
perlakuan KO. kemudian menurun terus secara nyata hingga perlakuan K3 (0,97
g/cm3). Hal ini sesuai dengan teori bahwa kerapatan lindakakan semakin kecil
bila pengolahan tanah ditingkatkan.
Gupta dkk., 1987, melaporkan bahwa penambahan residu tanaman ke dalam
tanah akan memperkecil kerapatan lindak. Jadi penambahan kompos akan
memperbaiki agregat tanah, porositas clan sekaligus menurunkan
kerapatan lindak. Korelasi pengaruh kompos terhadap kerapatan lindak
menunjukkan hubungan yang negatif (r = 0,91) dengan persamaan regresi
(Y 1,09 - 0,0009K).
Kombinasi keduo perlakuan terhadap kerapatan lindak tidak berbeda, nyata,
namun secara visual rataan kerapatan lindak terendah (0,88 g/cm3) d i t e m u k a n
p a d s k o m b i n a s i Z3K3 . T i d a k b e r p e n g a r u h n y a i n t e r a k s i i n i disebabkan
kadua faktor saling menutupi dalam melakukan aktivitasnya.
P. Tersedia
Pengaruh perlakuan zeolit dan kompos terhadap rataan P. tersedia disajikan pada
Tabel 6. Sedangkan data clan daftar sidik ragamnya disajikan pada lampiran 15 - 16
Zeolit
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P = 0,05 menurut uji Duncan.
Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa balk Zeolit dan Kompos berpengaruh
nyata terhadap ketersediaan P. Ketersedian P tertinggi yaitu pada perlakuan Zeolit (Z3)
sebesar 20,29 ppm. Peningkatan ini lebih 100 % bila dibandingkan dengan tanpa
pemberian Zeolit. Hasil percobaan ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian
terdahulu yang menyatakan bahwa pemberian Zeolit dapat menurunkan Al-dd tanah
(Djadjulie dan Tampubolon, 2003). Menurunnya Al-dd tersebut diduga karena Zeolit
dapat menyerap A13' dari dalam larutan tanah. Penyerapan ion A13, oleh Zeolit dapat
berlangsung karena bahan ini memiliki struktur berpori yang b e r m u a t a n n e g a t i f .
A k i b a t b a h a n i n i m e m i l i k i k e m a m p u a n m e y e r a p , m e n y a r i n g d a n
b e r s i f a t m e n y e r a p i o n ( S u g i a n t o , 2 0 0 1 ) . D o r i h a s i l penelitian
Tampubolon (2003), diperoleh bahwa Zeolit yang diberikan pada tanah Typic
Palaedult dengan dosis yang sama dengan penelitian ini, berpengaruh sangat
nyata menurunkan kadar Al-dd tanah.
Menurunnya kadar Al-dd inilah yang menyebabkan ketersediaan P meningkat
dengan pemberian zeolit. Soepardi (1974) jugs menyatakan
ketersediaan P sangat ditentukan pH tanah.
Dari hasil penelitian Cik Zulia (2004) menunjukkan bahwa pemberian
zeolit dengan dosis perlakuan don tanah yang sama dapat meningkatkan pH
ketersediaan P.
Korelasi pengaruh zeolit terhadap ketersedian P menunjukkan hubungan tinier
positif (r = 0,99) dengan persamaan regresi (Y = 10,639 + 0,07568 Z).
Pengaruh kompos TKS terhadap ketersediaan P telah banyak diteliti,
menunjukkan pengaruh yang nyota. Ketersediaan P tertinggi terdapat pada
perlakuan (K3) sebesor 17,97 ppm, angka ini meningkat sekitar 80%
dibandingkan dengan tanpa pemberian kompos (Ko). Hal ini disebabkan hasil
dekomposisi kompos berupa asam-asam organik mempunyai off initas terhadap Al, Fe
don Ca, sehingga P dapat dibebaskan ke larutan tanah (Tan, 1998).
Lumbanrojo, dkk. (1994) jugs mengatakan bahan organik yang berasal dari
sisa-sisa tanaman atau hewan lebih bersifat ion negatif dan mampu mengkhelat Fe
dan Al, sehingga ketersediaan P meningkat.
Korelasi pengaruh kompos terhadap ketersediaan P adalah linier positif
(r = 0,96) dengan persamoan regresi (Y = 14,229 + 0,0278 Q.
Interaksi kedua faktor yang diteliti terhadap P. tersedia tidak
berpengaruh nyata. Namun terlihat peningkatan P dalam larutan tanah dengan
kombinasi Z3K3 bila dibangdingkan dengan tanpa perlakuan zeolit dan kompos.
Tidak berpengaruhnya interaksi ini disebabkan kadua faktor soling menutupi dalam
melakukan aktivitasnya.
Tinggi Tanaman
Pengaruh perlakuan zeolit dan kompos terhadap rataan tinggi tanaman
umur 6 MST disajikan pads Tabel 7. Sedangkan data dan daftar sidik
ragamnya disajikan pada, lampiran 17 dan 18.
Zeolit
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P = 0,05 menurut uji Duncan.
Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa perlakuan Zeolit dan
Komposmasing-masing mempengaruhi secara nyata dan tinggi tanaman umur 6
MST. Peningkatan tinggi tanaman sejalan dengan dosis perlakuan.
Hal ini disebabkan karena Zeolit selain mempengaruhi sifat fisik tanah. Juga
mengandung sejumlah unsur hara yang segera tersedia bagi pertumbuhan
vegetatif tinggi tanaman. Sesuai dengan yang di jelaskan Harjanto, 1985
bahwa Zeolit mengandung kation bass jugs bernmutan listrik negati f yang dapat
berperan dalam penyedi an unsur- unsur hara unt uk pertumbuhan tanaman.
Hasil penelitian Rusman, 1993 telah melaporkan bahwa pemberian Zeolit dapat
meningkatkan kapasitas tukar kation, yang jugs dapat mendukung pertumbuhan
dengan baik.
Pengaruh Zeolit terhadap tinggi tanaman umur 6 MST menunjukkan
hubungan linier positif (r = 099) dengan persamaan regresi (V = 177,886 +
0,058 Z).
Pengaruh Kompos TKS terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
semakin tinggi dosis perlakuan Kompos, tinggi tanaman semakin bertambah, karena
diketahui Kompos sebagaimana* yang di jelaskan pads parameter terdahulu bahwa
Kompos dapat meningkatkan KTK tonah, menyerap air, hasil dekomposisinya berupa
tersebut tersedia bagi tanaman yang merupakan pendukung bagi pertubuhan
vegertatif.
B a r b e r , 1 9 9 5 , m e n g a t a k a n b a h w a p e r t u m b u h a n t a n a m a n a k a n
mendekati maksimum bila lorutan tanah terdapat 0,2-0,3 ppm P. Tonaman jagung
membutuhkan 0,2 ppm P pads awal pertumbuhan dan hanya 0,06 ppm P saat
tanaman dewasa (Sanchez dan Uehara, 1986). Dori hasil penelitian P tersedia sudah
melebihi dari yang dibutuhkan tanaman, sehingga pemberian Kompos dapat
mempengaruhi tinggi tanaman.
Pengaruh Kompos terhadap tinggi tanaman menunjukkan hubungan
yang linier positif (r = 0,98) dengan persamaan regresi (Y = 171,484 + 0,1416 Q).
Perlakuan kombinasi Zeolit clan Kompos tidak mempengaruhi tinggi
tanaman umur 6 MST. Hal ini diduga kombinasi kedua perlakuan tidak soling
mendukung dalam aktivitasnyo. Namun tinggi tanaman tertinggi terdapat pads kombinasi
perlakuan Z3K3 yaitu sebesar 194,50 cm (Lampiran 17).
Berat Kering Tanaman
Pengaruh perlakuan Zeolit dan Kompos terhadap rataon berat keying tanaman
disajikan pads Tabel 8. sedangkan data daftor sidik ragamnya disajikan pads
Lampiran 19 dan 20.
Tabel 8. Pengaruh Perlakuan Zeolit dan Kompos Terhadap Berat Kering Tanaman
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom atau baris Yang sama tidak berbeda nyata pads taraf P = 0,05 menurut uji Duncan.
Berdasarkan hasil analisa statistik Zeolit dan Kompos berpengaruh nyata
terhadap berat keying tanaman. Dori data Tabel 8 menunjukkan terjadi peningkatan berat
kering tanaman dengan peningkatan dosis perlakuan Zeolit dan Kompos.
Pengaruh zeolit secara tunggal nyata meningkatkan berat leering tanaman, di
mana angka tertinggi terdapat pads perlakuan Z3 yaitu sebesar 90,75 g. Peningkatan
ini sejalan dengan nyatanyo pengaruh zeolit terhadap tinggi tanaman. Tanaman yang
pertumbuhannya baik akan mempunyai perqkaran yang sehat pula, sehingga
bobotnya akan meningkat.
De Geus, 1973; Russell, 1973; Owidjoseputro, 1983; jugs mengatakan fungsi
kalsium antara lain memperkuat Binding sel, pembelahan sel, membantu pengambilan nitrat
clan mengaktifkan berbagai kerja enzim. Diketahui bahwa zeolit yang diberikan
mengandung kalsium yang tinggi, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi baik pula yang
sekaligus bobot leering tanaman akanmeningkat.
Korelasi pengaruh zeolit terhadap dimana berat kering tanaman menunjukkan hubungan
linier positif (r = 0,99) dengan persamaan regresi (Y = 81,40 + 0,058 Z).
Pengaruh kompos TKS terhadap berat leering tanaman menunjukkan pengaruh
yang nyata, di mana berat leering tanaman tertinggi terdapat pads perlakuan K3 yaitu
sebesor 92,43 g. Angka ini meningkat secara nyata dibandingkan dengan tanpa
pemberian kompos. Teich di jelaskan terdahulu di mana parameter P-tersedia dan tinggi
tanaman terjadi peningkatan dengan pemberion kompos, make sejalan dengan ini pule
terjadi peningkatan berat kering tanaman secara nyata. 5esuai dengan pendapat Husin
dengan ketersediaan unsur hara di dalam tanah.
Korelasi pengaruh kompos terhadap beret kering tanaman menunjukkan
hubungan yang linier positif (r = 0,99) dengan persamoan regresi (Y = 76,004 +
0,1121 K). Interaksi kedua faktor yang diteliti tidak nyata meningkatkan beret kering
tanaman. Hal ini berarti kedua faktor yang dikombinasikan tidak respon terhadap
beret kering tanaman. Namun beret kering tanaman tertinggi terdapat pads kombinasi
perlakuan Z3K3 yaitu sebesar 95,02 g. Angka ini meningkat bile dibandingkan
dengan perlakuan ZoKo yang mempunyai beret kering terendah yaitu sebesar 66,209.
Serapan P
Pengaruh perlakuan zeolit dan kompos terhadap rata n serapan P disojikan
pads Tabel 9. Sedangkan data dan defter sidik ragamnya disajikan pada lampiran 21
dan 22.
Tabel 9. Pengaruh Perlakuan Zeolit clan Kompos Terhadap Serapan P
Zeolit
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom otau baris yang sama tidak berbeda nyata pads taraf P = 0,05 menurut uji buncan.
Pemberian Zeolit dan Kompos masing-masing dan interoksinya memberikon
pangaruh yang nyata terhadap serapan P. Serapan P tertinggi p a d a p e r l a k u a n
Z e o l i t (Z 3) y a i t u s e b e s a r 5 , 7 0 . A n g k a i n i m e n i n g k a t dibandingkan
dengan tanpa pemberian Zeolit. Hal ini sesuai dengan analisa parameter P tersedia
diketahui beberapa sifat kimia tanah yang dapat mempengaruhi serapan P antara lain
pH tanah, jenis dan kandungan mineral hat Berta kandungan bahan organik tanah
(Tisdale etal,1985).
Sehubungan hal tersebut telah diloporkan bahwa pemberian Zeolit dapat
meningkatkan pH tanah, sehingga dapat pula meningkatkan serapan P oleh tanaman.
Korelasi pengaruh zeolit terhadap serapan P menunjukkan hubungan kwadratik (R = 0,76) dengan persamaan regresi (Y = 5,176 - 0,0114 Z + 0,00001 Z2).
Kompos juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap serapan P, di mana
serapan P tertinggi terclapat pads perlakuan K3 yaitu sebesar 6,25. Anoka ini
meningkot dibandingkan dengan tango pemberian kompos. Hal ini juga sejolan
dengan peningkatan ketersediaan P pads parameter yang telah dibahas terdahulu.
Sesuai dengan penelition Fauzi (1999) clan Nursyamsi et al., (1997) yang telah
melaporkan bahwo pemberian bahan organik sangat nyata meningkatkan serapan P
tanaman.
Tisdale et al., (1993) juga menyatakan laju penyerapan meningkat jiko
konsentrasi larutan naik di dalam larutan tarah. Selain itu hasil dekomposisi bahan
organik okan meperbaiki kondisi fisik tanah sehingga memberikan lingkungan yang
baik bagi perkembangan akar. Perakaran tanaman jagung yang tumbuh clan
berkembang dengan baik mempunyai days serap yang tinggi terhadap unsur hara
(Sosongko, 1977 dalam Alius, 1981).
Kombinasi perlakuan zeolit clan kompos clapat meningkatkan serapon P
secara nyata. Hal ini sesuai dengan sifat zeolit clan kompos yang sating menclukung
dan kompos sama-sama mempunyai sifat dapat meningkatkan KTK, sehingga P
tersedia dalam larutan. Sejalan itu pula terjadi peningkatan serapan P oleh tanaman.
Tabel 9. Pengaruh Perlakuan Zeolit clan Kompos Terhadap Serapan P
Zeolit Kompos
0 1 2 3
Efek Kompos 0 3,59 6,27 4,89 5,70 3,59 b 1 5,80 4,39 5,04 5,90 5,80 b 2 5,66 5,03 4,97 7,19 5,66 ab 3 5,96 6,21 4,95 7,87 5,96 b Efek zeolit 3,59 b 6,27 b 4,89 b 5,70 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom otau baris yang sama tidak berbeda nyata pads taraf P = 0,05 menurut uji buncan.
Pemberian Zeolitdan Kompos masing-masing dan interoksinya memberikon
pangaruh yang nyata terhadap serapan P. Serapan P tertinggi p a d s p e r l a k u a n
Z e o l i t ( Z 3 ) y a i t u s e b e s a r 5 , 7 0 . A n g k a i n i m e n i n g k a t dibandingkan
dengan tanpa pemberian Zeolit. Hal ini sesuai dengan analisa parameter P tersedia
meningkat, maka terjadi pula peningkotan serapan P oleh tanaman. Selanjutnya
diketahui beberapa sifat kimia tanah yang dapat mempengaruhi serapan P antara lain
pH tanah, jenis dan kandungan mineral hat Berta kandungan bahan organik tanah
(Tisdale eta/,1985).
Sehubungan hal tersebut telah diloporkan bahwa pemberian Zeolit dapat
tanaman.
Korelasi pengaruh zeolit terhadap serapan P menunjukkan hubungan
kwadratik (R = 0,76) dengan persamaan regresi (Y = 5,176 - 0,0114 Z + 0,00001 Z).
Kompos juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap serapan P, dimana
serapan P tertinggi terclapat pads perlakuan K3 yaitu sebesar 6,25.Anoka ini
meningkot dibandingkan dengan tango pemberian kompos. Hal ini juga sejolan
dengan peningkatan ketersediaan P pads parameter yang telah dibahas terdahulu.
Sesuai dengan penelition Fauzi (1999) clan Nursyamsi et al., (1997) yang telah
melaporkan bahwo pemberian bahan organik sangat nyata meningkatkan serapan P
tanaman.
Tisdale et al., (1993) juga menyatakan laju penyerapan meningkat jiko
konsentrasi larutan naik di dalam larutan tarah. Selain itu hasil dekomposisi bahan
organik okan meperbaiki kondisi fisik tanah sehingga memberikan lingkungan yang
baik bagi perkembangan akar. Perakaran tanaman jagung yang tumbuh clan
berkembang dengan baik mempunyai days serap yang tinggi terhadap unsur hara
(Sosongko, 1977 dalam Alius, 1981).
Kombinasi perlakuan zeolit clan kompos clapat meningkatkan serapon P
secara nyata. Hal ini sesuai dengan sifat zeolit clan kompos yang sating menclukung
untuk mempengaruhi serapan P oleh tanaman. Di mana telah diketahui bahwa zeolit
dan kompos sama-sama mempunyai sifat dapat meningkatkan KTK, sehingga P
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pemberian Zeolit berpengaruh nyato meningkatkan semua peubah amatan
yaitu stabilitas agregat, porositas, kadar air kapasitas lapang, kerapatan lindak,
P-tersedia, berat kering tanaman, serapan P, don berpengaruh nyata
menurunkan indeks plastisitas.
2. Pemberian Kompos berpengaruh nyata meningkatkan kadar air kapasitas
lapang, kerapatan lindak, P-tersedia, tinggi tanaman, berat kering tanaman don
porositas.
3. Interaksi kedua faktor Zaolit don Kompos belum berpengaruh terhadap semua
peubah amatan, kecuali terhadap kadar air kapasitas lapangan don serapan P.
Saran
Penggunaan Zeolit don Kompos sebagai bahan pembenah tanah dapat
DAFTAR PUSTAKA
Adiwiganda M.R, 1990. Pengklasifikasian Kembali Tanah-Tanah di Sumatera Utara ke Dalam Sistem " UDA Taxonomy 1990 " clan Sistem " FAO- UNESCO 1988: Berita Pen. Perkebunan. 1(3) : 105-124
Adiwiganda M.R, 1991. Analisis Patogenesis Penggunaan Limbah Pertanian*untuk Tanaman Perkembangan di Sumatera Utara ke Dalam Sistem " Pidato Ilmiah bisampaikan balam rangka Milad Fakultas Pertanian UI5U XXVII Tahun 1991. Fakultas Pertanian UISU Medan.
Adiwiganda M.R., A.U. Lubis dan P. Purba, 1994. Karakteristik Tanah Pada Beberapa Tingkat Famili di Areal Kelapa Sawit di Indonesia. Berita Pusat Penelitian Kelapa sawit. Publikesi Khusus PPKS.
Adi Sarwanto, T. Widyastuti, E. Y. 2000. Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah clan Pasang Surut . Penebar Swadaya, Jakarta.
Arifin, 1991. Zeolit Alam; Potensi, Teknologi clan Prospeknya di Indonesia. Laporan Ekonomi Bohan Bohan Galion No.7. Proyek Pengembangan Pusat Informasi Mineral, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral Bandung, 1990/1991.
Astiana, 5 clan D.W. Wiradinata 1989. Peranan Zeolit balam Meningkatkan Produksi Pertanian. Laporan Penelitian birjen Pendidikan Tinggi. bepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Fakultas Pertanian IPB Bogor.
barusman, L.K. 1998. Kimia Fisik Tanah. Dep. P clan K birjen Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Hayati, TPB. Bogor.
Djajuli, A. don Bisri, U. 1998. Pemanfaatan Ratu Kapur dan Zeolit Untuk
Pertanian- Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral. Jakarta.
Djajulle, A, Es. 5yorlef, Y. Balfas dan H. Budi. 1991. Peranan Mineral Zeolit dan Kapur Untuk Meningkatkan Produktifitas Buah dan Hasil Tanaman di Lahan Transmigrasi Sitiung I Sumatera Barat.
Effendi, 5. dan N. Sulistiati, 1991. Bercocok Tanam Jagung. Yasaguna, Jakarta.
Goenadi, D.H. Y. Utami, A. Sutandi dan H.B. Pulunggono. 1990. Pengaruh Penembahan Gambut dan Zeolit Pada Tanah Masam Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao di Rumah Kaca. Menara Perkebunan, 58 (2) : 38-43.
Gomez, K.M. dan A.A. Gomez 1995, Prosedur 5tatistik Untuk Penelitian
Pertanian.T e r j e m a h a n d a r i - - S t a t i s t i c a l P r o c e d u r e f o r
Agricultura Research oleh E. Syamsudin, J.S. Baharsyah dan A.H. Nasution, Ed. 2. UI Press, Jakarta, 698 hal.
Hillel, D. 1971. Soil and Water, Physical Principles and Procesess. Academic Press. New York. San Francisco. Landon. 288 p.
Husein, E.F. 1992. Perbaikan Bebrapa Sifat tanah PMK Dengan Pemberian Pupuk Hijau Serta Efeknya Terhadap Serapan Hara - Dan Hasil Tanaman Jagungnya. Tesis Pasca Sarjona Univ. AndolanPadang.
Harjanto, S. 1985. Endapan Zeolit, Penggunaan dan Sebarannya di I n d o n e s i a . b i r e k t o r a t S u m b e r D a y a M i n e r a l . D e p a r t e m e n Pertambangan dan Energi Bandung.
Herianto. S. 2000. Pemberian bolomit dan Neo Zeolit Mineral Pada Tanah Typic Paleudult dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung FP-UISU Medan.
Ida [)wiwarni clan Robret Asnawi, 1988. Pengaruh Kombinasi Limbah Sawit clan Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Buncis.
J. Agrotropika III (1) : 29-33
Ka nisi us, A. A. 1993, Tek nik Ber coc ok Tanam Jagung, Kanisi us ,
Yogyakarta.
Karim, A. dan barusman. 2001. Potensi Bahan Baku Pupuk Organik Sumber Lokal Pada Perkebunan Kopi Organik di Aceh Tengah.
Journal Tanah Tropika. Edisi XII/VI/ 2001
Sentana Adidaya Pratama-Medan.
Lubis, A. M. M. Y. Nyakpa, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, Go Ban Hong, clan Nurhayati H. 1985. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung.
M u n i r , M . . 1 9 9 6 . T a n a h - t a n a h U t a m a I n d o n e s i a K a r a k t e r i s t i k .
Klasifikasi clan Pemanfaatannya, Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Nursyamsi, D. Sri Adiningsih, J. Sholeh clan A. Adi. 1996. Penggunaan Bahan Organik Untuk Meningkatkan Efisiensi Pupuk N clan
Produktivitas Tanah Ultisol di Situng. Sumbar. Jurnal Tanah
Tropika. Tahun II No. 2: 26-33
Rieu, M. and G. Sposito. 1991. Fractal Fragmentation, Soil Porosity and S o i l W a t e r P r o p e r t i e s : T h e o r i . S o i , S c i . S c o . A m . J . 5 5 1231-1238
Russel, E.L.W. 1973. Soil Condition and Pant Growth. 10 ed. The
English Language Book Soc. And Longmn.849 p
Rusman, B. 1993. Sistem Masukan Rendah Melalui Pemanfaatan Limbah B a h a n O r g a n i k d a n Z e o l i t d a l a m U s a h a M e n i n g k a t k a n Produktifitas Tanah podsolik Merah Kuning dan hasil kedelai. Laporan Penelitian.
Rukmana, R. 1992. Usaha Tani Jagung. Penrbit Kanisius, YogyakartaRussell, R.S. 1982.
Plant Root System : Their Function and Interaction W i t h t h e S o i l . M c . G r a v e - H i l l B o o k C o mp a n y ( U K ) L i mi t e d , Maidenhead, Berkshire, England.
Singh, P.A. 1980. Soil Physical Analysis. Kalyani New delhi. Lhudiana. 1965
Sinukaban. N. 1995. Pentingnya Pola Pertanian Konservasi Dalam Pembangunan Pertanian Lahan Kering. Makalah Seminar Pilmitanas
Soil Survey Staff. 1996. Key to Soils Taxonomy. 7t h Edition. United States Departme nt of Agricultur ( USDA) Natural Re sourc es Conservation service.
S t e v e n s o n , F . J . 1 9 8 2 . H u m u s C h e mi s t r y , G e n e s i s , C o m p o s i t i o n , Reactions. John Wiley & Sons. New York. Chi Chester. Brisbane, Toronto, Singapore, 435 p.
Sugianto, R. 2001. Ceramah Tentang Zeolit di Ruang rapat Direksi KPN Group
Medan. Tanggal 10 Mel 2001, PT. Minatama Bandar Lampung.
Sutarti, M. dan Rahmawati, M. 1984. Zeolit Tinjau Literatur. Pusat Ookumentasi clan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Suwardi, 1997. Studies on Agricultural Utilization of Natural Zeolit in
Indonesia, Graduate School of Agriculture. Tokyo University of Agriculture
Tokyo, 145 p.
Suyartono dan Husaini. 1991. Tinjauan Terhadap Kegiatan Penelitian
Karakteristik dan Pemanfaatan Zeolit di Indonesia yang
Dilakukan Pusat Pengembangan teknoogi Mineral Pada periode 1980-1991.
an, K.h. 1998. Dasar-dasar Kimia Tanah. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta, 295 p.
Tampubolon, Y. 2003. Pengaruh Zeolit dan Pupuk Kandang Ayam
Terhadap ZPC, KTK, Al-dd dan NI-14 Tanah Typic Paleudult,
Tests Pasca Sarjana, USU-Medan
Uehara, G. dan G. Gilman . 1981. The mineralogy, chemistry, and Physics of
Tropical Soils With Variable Charge Clays. Westview. Trop. Agric.