• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN HYPNO HEART TEACHING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM DESA MEKARSARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN (Skripsi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN HYPNO HEART TEACHING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM DESA MEKARSARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN (Skripsi)"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH PENDEKATAN HYPNO HEART TEACHING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM DESA MEKARSARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN. SKRIPSI SARJANA S I Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.). Oleh TRISANTI ARIANI NIM 11270094 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2015.

(2) Skripsi berjudul PENGARUH PENDEKATAN HYPNO HEART TEACHING DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN yang ditulis oleh saudari TRISANTI ARIANI, NIM 11270094 Telah dimunaqasyahkan dan dipertahankan Di depan Panitia Penguji Skripsi Pada tanggal 27 Agustus 2015 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Palembang, 27 Agustus 2015 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Panitia Penguji Skripsi Ketua. Sekertaris. Drs. Ahmad Syarifuddin, M.Pd.I. NIP. 19630911 199403 1 001. Maryamah, M.Pd.I NIP. 19761118 200701 2 008. PengujiUtama AnggotaPenguji. : Dr. Amir Rusdi, M.Pd. (…………………………….) NIP. 19590114 199003 1 002 : Andi Candra Jaya, S.Ag. M.Hum. NIP. 19720119 200701 1 001 (...........……………………..) Mengesahkan DekanFakultasTarbiyahdanKeguruan. Dr. H. KasinyoHarto, M. Ag NIP. 19710911 199703 1 004 iii.

(3) MOTTO. “Berprasangka baik itu memunculkan yang tak terlihat, merasakan yang tak terwujud, dan mendapatkan yang tak mungkin” “ Untuk meraih sukses, kamu harus tahu apa yang kamu lakukan, sukai apa yang kamu lakukan, dan yakin dengan yang kamu lakukan, dream.. believe .. achieve.. “ “Kesungguhanmu menentukan tingkat keberhasilanmu”. iv.

(4) KATA PERSEMBAHAN Bismillahirrohmanirrohim, Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan ini saya persembahkan karya ini untuk :  Ayah handaku, terimakasih atas limpahan kasih sayang, bimbingan, dan setiap perjuangan yang engkau lakukan agar aku bisa menikmati hidup, dan Bundaku terimakasih atas limpahan do’a dan kasih sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik..  Kakak – kakakku (Budi Susanto, Saidah) terimakasih atas dukungan moril maupun materilnya.  Adikku Muhammad Rifa’i dan Maulana Sodikin yang selalu memberikan semangat..  Sahabat-sahabatku (Aulia, Sri, Yudia, Caca, Rhama, Embun, Yeni, Yuni, Rini, dan seluruh pgmi 03 dan teman teman PGMI angkatan 2011) senasip, seperjuangan, sepenanggungan, terimaksih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa, semoga tak ada lagi duka, nestapa di dada, tapi suka dan bahagia juga tawa dan canda..  Calon imamku, semoga tetap menjadi pembimbing yang baik  Almamterku yang kubanggakan.  Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Kampus tempatku menimba ilmu.. v.

(5) KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah. SWT,. Tuhan semesta alam, karena atas segala limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriringkan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari segala bentuk hambatan, rintangan, kendala, serta kekurangan dalam segala hal. Namun, berkat pertolongan Allah serta do’a dari orang tua dan bantuan dari berbagai pihak, segala hambatan, kendala, rintangan, serta kekurangan itu dapat penulis atasi dengan baik. Untuk itulah, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:. 1. Bapak Prof. Dr. H. Aflatun Muchtar, M.A. selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang. 2. Bapak Dr. Kasinyo Harto, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang. 3. Bapak Drs Tastin, M.Pd.I. selaku pembimbing I. 4. Bapak Elhefni, M.Pd.I. selaku pemimbing II dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Khoirul Fatihin, S.Pd.I. selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum yang telah memberikan bantuan dalam melaksanakan riset ini. 6. Bapak Drs. Ahmad Syarifuddin, M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). 7. Bapak/ibu dosen Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah Palembang vi.

(6) 8. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan semangat baik materi maupun non materi unuk menyelesaikam studiku di Fakultas Tarbiyah. 9. Teman-teman seperjuanganku PGMI 03 khususnya yang selalu memberikan candatawa dan selalu memberikan dorongan untuk lebih maju 10. Sahabatku Sri yunita, Rhma si fitri yang telah membantuku selama perkuliahan ini. 11. Semua pihak yang terkait yang telah studi mendukung yan tak dapat disebutkan satu persatu karena telah membantu proses terselesainya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dapat digunakan demi perbaikan skripsi ini nanntinya. Penulis juga mengharapkan agar skripsi ini akan memberikan banyak manfaat bagi yang membacanya. Palembang, Penulis. Trisanti Ariani 11270094. vii. 2015.

(7) DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... MOTTO ...................................................................................................... KATA PERSEMBAHAN ........................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... ABSTRAK ................................................................................................... i ii iii iv v vi viii xi xiii. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ B. Permasalahan ........................................................................ 1. Identifikasi Masalah ......................................................... 2. Batasan Masalah .............................................................. 3. Rumusan Masalah ............................................................ C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 1. Tujuan Penelitian ............................................................. 2. Kegunaan Teoritis ............................................................ 3. Manfaat Penelitian ........................................................... D. Tinjauan Kepustakaan............................................................ E. Kerangka Teori ...................................................................... 1. Hypno Heart Teaching..................................................... 2. Minat Belajar ................................................................... 3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .................................... 4. Siswa atau Peserta Didik.................................................. F. Variabel Penelitian ................................................................. G. Definisi Operasional .............................................................. 1. Hypno Heart Teaching..................................................... 2. Minat Belajar ................................................................... 3. Peserta Didik .................................................................... 4. Lembaga Pendidikan........................................................ H. Hipotesis Penelitian ............................................................... I. Metode Penelitian .................................................................. 1. Jenis Penelitian ................................................................ 2. Jenis dan Sumber Data ..................................................... 3. Populasi dan Sampel ........................................................ 4. Teknik Pengumpulan Data............................................... viii. 1 6 6 7 7 8 8 8 9 9 15 15 19 22 23 23 24 24 25 26 27 27 28 28 28 30 31.

(8) J.. 5. Teknik Analisis Data ....................................................... Sistematika Penulisan ............................................................. 33 37. BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Hypno Heart Teaching ....................................... 1. Pengertian Hypno Heart ................................................. 2. Pengetian Hypno Heart Teaching ................................... 3. Konsep Hypno Heart Teaching ...................................... 4. Pelaksanaan Hypno Heart Teaching ............................... B. Minat Belajar ......................................................................... 1. Konsep Minat Belajar ..................................................... 2. Macam-macam dan Ciri-ciri Minat ................................ 3. Pembentukan Minat Belajar ........................................... 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar .......... C. Bahasa Indonesia ................................................................... 1. Pengertian Bahasa Indonesia .......................................... 2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ......................... 3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .......... 38 38 41 44 49 52 52 56 59 60 61 61 62 64. BAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM A. Sejarah Berdiri dan Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah ... Miftahul Ulum ...................................................................... 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum 2. Tinjauan Geografis ......................................................... 3. Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahul Ulum ..................... 4. Profil Sekolah ................................................................. 5. Keadaan Sarana dan Prasarana ....................................... 6. Keadaan Kegiatan Pembelajaran .................................... B. Kondisi Guru, Karyawan, dan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum ....................................................................... 1. Kondisi Guru dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum ............................................................... 2. Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum ..... 3. Waktu dan Jadwal Penelitian .......................................... BAB IV PENGARUH PENDEKATAN HYPNO HEART TEACHING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM KEC. MUARA TELANG KAB.BANYUASIN. ix. 69 69 70 71 72 72 75 75 75 77 79.

(9) A. Hasil Data Penelitian ............................................................. 1. Deskripsi pelaksanaan Pembelajaran .............................. B. Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Pendekatan Hypno Heart Teaching C. Analisis Ada atau Tidak Adanya Perbedaan Antara Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan pendekatan Hypno heart teaching di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Desa Mekarsari Kec Muara Telang Kab Banyuasin ............... 80 80 83. 94. BAB V PENUTUP ..................................................................................... 102. A. Simpulan ................................................................................ B. Saran ....................................................................................... 102 103. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. x.

(10) DAFTAR TABEL. Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11 Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14 Tabel 18. Halaman Rincian Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum .................................. 30 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ................................. 64 Keadaan Sarana dan Prasaran MI Miftahul Ulum ......................... 74 Daftar Nama Guru dan Pegawai MI Miftahul Ulum ..................... 76 Keadaan Siswa Miadrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Tahun Pelajaran 2014-2015 ...................................................................... 78 Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................ 80 Banyaknya Frekuensi yang Diperoleh dari hasil Observasi Aktivitas Siswa .............................................................................. 82 Skor Siswa Sebelum Diterapkan Pendekatan Hypno Heart Teaching Materi Menemukan Kalimat Utama pada Teks Bacaan 84 Distribusi Skor Angket siswa Sebelum Diterapkan Pendekatan Hypno Heart Teaching Materi Menemukan Kalimat Utama pada Teks Bacaan ......................................................................... 85 Persentase Hasil Angket Siswa Sebelum Diterapkan Pendekatan Hypno Heart Teaching Materi Menemukan Kalimat Utama pada Teks Bacaan ................................................................................... 88 Skor Siswa Sesudah Diterapkan Pendekatan Hypno Heart Teaching Materi Menemukan Kalimat Utama pada Teks Bacaan 89 Distribusi Skor Hasil Angket Siswa Sesdudah Diterapkan Pendekatan Hypno Heart Teaching Materi Menemukan Utama pada Teks Bacaan .......................................................................... 90 Persentase Hasil Angket Siswa Sesudah Diterapkan Pendekatan Hypno Heart Teaching pada Mata Pelajaran BahasaIndonesia Kelas IV di Mi Miftahul Ulum ...................................................... 93 Skor Siswa MI Miftahul Ulum Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Pendekatan Hypno Heart Teaching ...................... 97 Perhitungan untuk Memperoleh t dalam Rangka Menguji Kebenaran/Kepalsuan hipotesa tentang Adanya Perbedaan Skor Hasil Angket yang Signifikan di Kalangan Siswa MI Miftahul Ulum antara Seelum dan Sesudah Diterapkannya Pendekatan Hypno Heart Teaching .................................................................. 98. xi.

(11) ABSTRAK Pendidikan juga diartikan sebagai proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Pengaruh Pendekatan Hypno Heart Teaching dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. Jenis penelitian ini adalah penelitian exsperimental disign. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin berjumlah 22 orang. Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftahul Ulum, yang berjumlah 22 orang responden sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Sehingga alat pengumpul datanya adalah observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Rumus untuk analisis data memakai tes”t” atau to dalam keadaan dua sampel yang kita teliti merupakan sampel kecil (N Kurang dari 30). Hasil penelitian menunjukkan hasil penerapan tanpa menggunakan Pendekatan Hypno Heart Teaching dan dengan menggunakan Pendekatan Hypno Heart Teaching tergolong sedang. Penerapan dengan menggunakan pendekatan Hypno Heart Teaching telah berhasil dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menemukan kalimat utama pada teks bacaan, terlihat secara signifikan meningkat atau lebih baik dibandingkan dengan penerapan tanpa menggunakan Pendekatan Hypno Heart Teaching. Hal ini terlihat berdasarkan hasil analisis data dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam perhitungan (to=15,47) dan besarnya “t” yang tercantum pada ttabel 5% = 2,08 dan ttabel 1% = 2,83 maka dapat diketahui bahwa to adalah lebih besar dari pada tt, yaitu: 2,08<15,47>2,83.. xii.

(12) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang tertuang pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara1. Pendidikan juga diartikan sebagai proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan. demikian. akan. menimbulkan. perubahan. dalam. dirinya. yang. memungkinkan untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan2. Sebuah lembaga pendidikan dapat dikatakan berhasil jika semua perencanaan yang telah disusun, proses belajar mengajar sesuai dengan yang telah dikoordinasi dan evaluasi yang baik, itu semua dapat dijalankan atau dilakukan dengan sempurna. Lembaga pendidikan memang dituntut untuk dapat berhasil. 1. Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Th. 2003), (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika), hlm. 3 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 79.

(13) dalam mengeluarkan uot put dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Kinerja profesional pun menjadi faktor utama dalam pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas. Selain itu juga pendidik sebaiknya memiliki beberapa cara atau pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya belajar adalah proses penguasaan sesuatu yang dipelajari. Penguasaan itu dapat berupa mengerti, merasakan, dan dapat melakukan sesuatu. Di dalam diri yang belajar terjadi kegiatan psikis atau motorik. Sebagai hasil belajar adalah penguasaan sejumlah pengetahuan dan sejumlah keterampilan baru dan sesuatu sikap baru ataupun memperkuat sesuatu yang telah dikuasai sebelumnya,. termasuk. pemahaman. dan. penguasaan. nilai-nilai.. Sebagai. perubahan-perubahan dalam tingkah laku manusia, sebagai hasil belajar tadi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Dapat pula dinyatakan bahwa belajar adalah usaha sadar dari individu untuk memaahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai, guna meningkatkan. kualitas. tingkah. lakunya. dalam. rangka. mengembangkan. kepribadiannya3. Belajar dapat terjadi pada setiap orang. Timbulnya belajar karena adanya interaksi antara seseorang dengan orang lainnya. Dan untuk menciptakan belajar yang baik, maka ciptakanlah sebuah interaksi yang baik pula, karena belajar dapat. 3. Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 229.

(14) terjadi kapan saja dan di mana saja. Agar dalam pencapaian sebuah tujuan dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Semakin jelaslah bahwa tujuan pembelajaran dapat tercapai apabila didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor – faktor tersebut. Ruseffendi mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar kedalam sepuluh macam, yakni: kecerdasan, kesiapan anak , bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kopentensi guru, dan kondisi masyarakat4. Faktor yang sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru, yaitu kemampuan, suasana belajar, dan kepribadian guru. Kiranya dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada faktor dari dalam siswa dan faktor luas siswa. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.5 Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk. 4. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 14 5 Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 180.

(15) dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhankebutuhannya. Salah satu tugas guru yang sukar dilaksanakan ialah membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupan kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena minat belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan siswa. Sebagai pendidik guru harus memahami pendekatan terhadap siswanya. Guru harus kreatif dalam mengajar agar dapat menjelaskan materi secara benar dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Tentunya pembelajaran yang demikian membuat pembelajaran di kelas tidak monoton. Pada akhirnya penguasaan materi pembelajaran dapat lebih baik. Siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran. Jelas bahwasanaya memberikan gambaran bahwa pendidikan yang diberikan bukan hanya sebatas ditransferkan saja, melainkan juga harus dujaga, diawasi, dirawat dan diberi sebuah motivasi yang dapat mendorong keinginan yang kuat pada anak didik dalam mengejar prestasinya..

(16) Dengan demikian peran guru sangatlah penting dalam meningkatkan minat belajar dan membina watak anak bangsa melalui pendidikan. Guru harus menyadari betapa semua tindakan yang dilakukannya di kelas akan berimbas pada perilaku siswa dilapangan. Oleh karena itu, guru harus melakukan sebuah tindakan yang cerdas dalam mengontrol dan mempengaruhi perilaku mereka. Hypno Heart Teaching adalah suatu pendekatan yang menggunakan kekuatan hati dengan melibatkan kekuatan Allah yang diakses melalui pikiran, perasaan dan do’a untuk mempermudah para pendidik menjangkau nurani bawah sadar anak didik sehingga pembentukan karakter menjadi lebih mudah.6 Hipnosis merupakan kondisi ketika seseorang mudah menerima saran, informasi, dan sugesti tertentu yang mampu mengubah seseorang dari hal yang kurang baik menjadi hal yang lebih baik. Teknik menuju kondisi hipnosis sebenarnya telah digunakan oleh pengajar-pengajar andal guna mempermudah murid untuk memehami dan mencerna setiap materi pelajaran7. Secara sederhana hypnosis dapat dipahami sebagai situasi yang nyaman dan menyenangkan dalam lingkungan yag terkendali agar seseorang berpindah fokus dari eksternal ke internal (konsentrasi) untuk mengakses pikiran bawah sadar. 6. Alpiyanto, Hypno Heart Teaching (Rahasia Mudah Mendidik dengan Hati) (Character Engineering), cet. 2, (Jakarta: PT. Multi Media Grafitama, 2011), hal. xxvi 7 Andri Hakim, Hypnosis in Teaching Cara Dahsyat Mendidik dan Mengajar, (Jakarta: Visimedia, 2010), hlm. 12.

(17) dengan tujuan memberikan sugesti, sehingga melahirkan perilaku baru yang diinginkan.8 Pernyataan di atas menerangkan bahwa hypno berarti di mana di suatu kondisi yang lebih menekankan pada peranan bawah sadar dalam hal ini, yaitu nurani. Dan peranan pikiran tidak terlalu mendominasi. Jadi, jika dikaitkan dengan hypno heart itu sendiri, maka dapat dijelaskan hypno heart merupakan suatu kondisi yang lebih mengusai dan lebih menekankan pada bawah sadar hati nurani, untuk mudah dipengaruhi. Sehingga para pendidik mudah untuk untuk menumbuhkan minat dalam pembelajaran dalam rangka memberikan ilmu-ilmu pengetahuan dan sifat-sifat keteladanan. Berdasarkan paparan di atas maka penulis bermaksud membuat penelitian yang berjudul : Pengaruh Pendekatan Hypno Heart Teaching dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah ini bertujuan untuk menemukan berbagai permasalahan yang mungkin muncul dari pokok masalah atau topik yang sedang dan akan penulis bahas:. 8. Alpiyanto, Hypno..., hlm. 7-18.

(18) a. Kurangnya kesiapan dan minat siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Desa Mekarsari Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terhadap hasil belajar siswa. b. Kurangnya hubungan yang dekat antara guru Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Desa Mekarsari Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin terhadap siswanya. c. Hanya beberapa siswa yang berperan aktif pada saat proses pembelajaran baik bertanya maupun menjawab pertanyaan. 2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas dan agar penelitian ini dapat mengenai sasaran yang dimaksud, maka halhal yang diteliti perlu dibatasi ruang lingkupnya. Dalam penelitian ini, hal yang akan dibahas yakni tentang pengaruh pendekatan hypno heart teaching dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. 3. Rumusan Masalah Uraian latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka menurut penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan Hypno Heart Teaching?.

(19) 2. Bagaimana pengaruh pendekatan Hypno Heart Teaching pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidayah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun dari hasil penilitian ini dan penulis dapat memaparkan tujuan penelitian sebagai berikut : a. Untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan Hypno Herat Teaching. b. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan Hypno Herat Teaching pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidayah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi sebagai masukan bagi lembaga-lembaga pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan khususnya bagi para pendidikan, agar dapat mengembangkan pengajaran dengan metode pembelajaran yang baru sehingga lebih inovatif dan menyenangkan. b. Secara Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi paraa guru di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten.

(20) Banyuasin dalam menerapkan pendekatan Hypno Herat Teaching pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 3. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini, yaitu untuk: a. Peneliti memberi pengalaman awal yang berharga dalam bidang pengajaran sebelum akhirnya berkecimpung dalam dunia pendidikan. b. Guru sebagai sumbangan pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. c. Siswa diharapkan dapat memeberi sumbangan pemikiran dan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan langkah kebijaksanaan sebagai upaya peningkatan mutu pengajaran di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. D. Tinjauan Pustaka Berdasarkan penulusuran literatur yang penulis lakukan, ada beberapa judul skripsi yang relevan dengan penelitian yang sedang direncanakan dan menunjukkan bahwa penelitian yag dilakukan ini belum ada yang membahasnya, adapaun skripsi – skripsi tersebut adalah sebagai berikut : Pertama, Judul ditulis oleh Maryani Safitri (2011), dalam judul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Model complette sentense di Kelas IV SD Negeri 02 Payaraman.

(21) Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir”. Berdasarkan hasil observasi bahwa siswa kurang menaruh perhatian/kurang serius dalam belajar sehingga anak sulit untuk berkonsentrasi di dalam kelas, siswa tidak ada persiapan untuk belajar sehingga apabila diberi penjelasan dan pertanyaan bingung, dan siswa malu untuk bertanya kepada guru perihal pelajaran yang diajarkan. Hasil penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Complette sentence dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri 02 Payaraman Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. Aspek ketertarikan meningkat dari kondisi awal 23,54 menjadi 26,23 pada siklus I dan menjadi 29,53 pada siklus II dan meningkat lagi menjadi 31,66 pada siklus III. Dengan demikian pula aspek perhatian meningkat dari kondisi awal 19,23 menjadi 23,26 pada siklus I dan menjadi 25,36 pada siklus II dan mengalami peningkatan menjadi 29,56 pada siklus III. Hal yang sama terjadi pada aspek penilaian motivasi meningkat dari kondisi awal 10,16 menjadi 13,15 pada siklus I dan menjadi 15,53 pada siklus II dan meningkat lagi menjadi 20,76 pada siklus III.9 Pada skripsi ini terdapat persamaan yaitu tentang minat belajar dan mata pelajaran Bahasa Indonesia juga sama, sedangkan perbedannya ialah Maryani. 9. Maryani Safitri, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Model Pembelajaran Complette sentence di Kelas IV SD Negeri 02 Payaraman Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir, (Palembang: IAIN Raden Fatah Palembang, 2011), hlm. xii.

(22) Safitri sama-sama menggunakan model pembelajaran melengkapi kalimat ketika menerapkan didalam kelas. Kedua, Judul ditulis oleh Dian Novitasari (2009), dalam judul “Hubungan Antara Minat dengan Perilaku Belajar dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri I Terentang Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin”. Hasil observasi bahwa ketika belajar di dalam kelas kurangnya respon siswa dalam proses belajar mengajar, hal ini dapat dilihat dari kurangnya aktifnya siswa bertanya dan kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan pelajaran sehingga siswa kebanyakkan tidak menguasai materi yang diberikan dan kurangnya minat membaca serta kesadaran siswa untuk belajar sendiri masih kurang, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Setelah dianalisis data dapat diketahui penelitian bahwa, minat belajar siswa tergolong sedang, ini terlihat bahwa ada 24 orang responden atau 42,28%, sedangkan terkatogori sedang, dan yang terkatagori tinggi ada 13 orang responden atau 24,52%, sedangkan yang terkategori rendah ada 16 orang responden 30,80%. Sementara prestasi belajar siswa tergolong sedang, ini terlihat bahwa ada 36 orang responden atau 67,92% yang terkategori sedang, dan yang terkategori tinggi ada.

(23) 12 orang responden atau 22,64%, sedangkan yang terkatagori rendah ada 5 orang responden atau 9,43%.10 Pada skripsi ini terdapat kesamaan yaitu tentang minat belajar dan mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan perbedannya ialah Dian Novitasari menggunakan prestasi siswa dan peneliti memakai model melengkapi kalimat ketika menerapkan didalam kelas. Ketiga, Hafni Zahara, (2014), dalam karyanya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Sesuai Ejaannya Melalui Metode Drill di Kelas IV MI Najahiyah Palembang menyimpulkan bahwa penerapan metode Drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indosia materi menulis karangan siswa di kelas IV MI Najahiyah palembang hal ini dapat dilihat dari : peningkatan nilai berdasarkan KKM. Peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar hal ini terlihat dari mulai prasiklus yang hanya 3 atau 13% oarng yang kemudian pada siklus naik menjadi 12 anak atau 52.1% , dan pada siklus II naik signifikan menjadi 23 anak atau sudah 100%. Kemudian peningkatan nilai rata-rata , peningkatan niilai rata-rata dimana pada pra tindakan nilai tes rata-rata. 10. Dian Novitasari, Hubungan Antara Minat dengan Perilaku Belajar dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri I Terentang Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin, (Palembang: IAIN Raden Fatah, 2009), hlm. xii.

(24) siswa hanya mencapau 56.5. Dari 56.5 di pratindakan kemudian naik menjadi 66.7 di siklus 1, naik lagi menjadi 76.9 di siklus II11. Dari skripsi Hafni Zahara deketahui mempunyai persamaan dan perbedaan dengan. penelitian. yang. penulis. rencanakan.. Adapun. persamaan. dan. perbedaannya adalah sama-sama meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaraan Bahasa Indonesia, sedangkan pernedaannya adalah Hafni Zahra menggunakan metode Drill sedangkan penelitian yang penulis rencanakan menggunaakan metode Hypnoteaching dalaam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keempat, Aswirotun, (2014) dalam karyanya yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Melalui Metode Hypno Heart teaching pada Siswa Kelas X di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Palembang” menyimpulkan bahwa penelitian yangdilakukan berhasil meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak dan perhatian siswa. Setelah dianalisis, perilaku siswa menunjukkan kenaikan kualitas sikap siswa yang awalnya pasif menjadi aktif. Dari segi hasil belajar diperoleh hasil pada siklus I rata-rata nilai siswa adalah 69 dengan siswa tuntas adalah 8 siswa atau 53,3% siswa. Pada siklus II diperoleh hasil rata-rata nilai siswa adalah 71 dengan siswa tuntas adalah 10 siswa atau 66,7% siswa. Pada siklus III diperoleh hasil rata-rata nilai siswa adalah 76,6 dengan siswa 11. Hafni Zaahra, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Sesuai Ejaannya Melalui Metode Drill di Kelas IV MI Najahiyah Palembang, (Palembang: Skripsi Tarbiyah IAIN Raden Fatah, 2013), hlm. xii, t.d..

(25) tuntas adalaah 14 siswwa atau 93,3% siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini maka. peniliti. merekomendasikan. model. pembelajaran. dengan. metode. hypnoteahing menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak12. Penelitian di atas mempunyai persaamaan dan perbedaan dengan yang penulis rencanakan. Adapun persamaannya adalah terletak pada teknik pelaksanaannya yang menggunakan sugesti dengan menjangkau pikiran bawah sadar peserta didik, sedangkan perbedaannya adalah terletak pada mata pelajaran dan jenjaang kelas yang pilih. Kelima, Pungky Dwi Andriyani, (2013) dalam karyanya yang berjudul “Implementasi Konsep Hypno Heart Teaching dalam Pembentukan Kepribadian Peserta Didik di MTs Desa Teluk Kecapi Kecamatan Pemulutan 01 Palembang”, menyimpulkan bahwa. konsep. hypno heart. teaching. sebenarnya. lebih. mengarahkan pada proses dan mekanisme hati nurani. Kecerdasan hati nurani dapat dikatakan sebagai kecerdasan yang unggul dalam spiritual yang dalam hal ini seseorang mampu dalam mengendalikan diri dan menyesuaikan kinerja antara hati dan pikiran. Kecerdasan hati itu sendiri yang akhirnya dapat memberikan implikasi yang baik bagi peserta didiknya dan juga pada akhlakul karimah peserta didik. Untuk pencapaian itu semua, sebelumnya para pendidik menjadikan dirinya. 12. Aswirotun, Peningkatan Prestasi Belajar Akidah Akhlak melalui metode Hypnoteaching pada Siswa Kelas X di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Palembang, (Palembang: Skripsi Tarbiyah IAIN Raden Fatah, 2014), hlm. xi, t.d..

(26) sebagai teladan yang memang benar-benar patut untuk dijadikan sebagai contoh bagi peserta didik meraka13. Dalam skripsi Pungky terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang. akan. penulis. teliti.. Persamaannya. adalah. terletak. pada. teknik. pelaksanaannya yang menggunakan sugesti dengan menjangkau pikiran bawah sadar peserta didik. Sedangkan perbedaannya adalah skripsi Pungky lebih kepada pembentukan kepribadian peserta didik menggunakan konsep Hypno Heart Teaching dan skripsi yang peneliti rencanakan adalah meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode hypnoteaching. Oleh karena itu, terdapat perbedaan yang jelas dengan penelitian yang penulis teliti, yakni dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang “Implementasi Penerapan Metode Hypnoteaching dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Desa Mekarsari Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin”. E. Kerangka Teori 1. Hypno Heart Teaching Memahami kekuatan pikiran dan hati merupakan pondasi awal untuk mengetahui makna dari hypno heart teaching. Hypno heart teaching. 13. Pungky Dwi Andriyani, Implementasi Konsep Hypno Heart Teaching dalam Pembentukan Kepribadian Peserta Didik di MTs Ds. Teluk Kecapi Kec. Pemulutan OI, (Palembang: Skripsi Tarbiyah IAIN Raden Fatah, 2013), hlm. 37-38, t.d..

(27) merupakan pendekatan yang sangat baik untuk dapat diterapkan kepada anak didik. Agar anak didik dapat memiliki kepribadian yang mulia. Istilah hypno diambil dari kata hypnosis untuk mengantarkan kita kepada pemahaman apa yang dimaksud dengan hypno-heart itu sendiri. Karena hypno-heart memiliki perspektifnya sendiri dengan menekankan pada aplikasi yang mudah dipraktekkan oleh siapa pun dan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Hypnosis berasal dari kata hypnos yang artinya tidur, namun hipnotis sendiri bukanlah tidur. Secara sederhana dapat dipahami bahwa suatu keadaan mirip tidur, dimana pikiran bawah sadar lebih mengambil peranan, dan pikiran sadar berkurang peranannya. Pada kondisi ini seoarng menjadi sangat sugestif atau mudah dipengaruhi dengan beberapa teknik seperti teknik verbal (sugesti), teknik relaksasi progresif, teknik visualisasi dan lainnya. Menurut Adi W. gunawan, hypnosis adalah situasi yang nyaman dan meneyenangkan dalam lingkungan yang terkendali. Sedangkan afirmasinya adalah kata-kata bijak yang membangkitkan, dan visualisasinya adalah yang tercermin dari sikap dan perbuatan, sedangkan sugestinya adalah nilai-nilai pesan dari perkataan, sikap dan perbuatan yang mempengaruhi respon dalam hati atau perasaan, pikiran maupun tindakan14. Seseorang yang dalam kondisi hypnosis sebetulnya berada pada kondisi terkonsentrasi internal. Jadi proses hipnotis adalah proses membimbing 14. Alpiyanto, Hypno ..., hlm. 13.

(28) seseorang berpindah fokus dari eksternal ke internal-(konsentrasi). Pada prinsipnya untuk mengakses pikiran bawah sadar seseorang bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik. Misalnya teknik verbal, (sugesti), teknik relaksasi progresif, teknik visualisasi dan lainnya. Menurut Adi W. Gunawan, hypnosis adalah situasi yang nyaman dan menyenangkan dalam lingkungan yang terkendali. Secara sederhana hypnosis dapat dipahami sebagai situasi yang nyaman dan menyenangkan dalam lingkungan yag terkendali agar seseorang berpindah fokus dari eksternal ke internal (konsentrasi) untuk mengakses pikiran bawah sadar dengan tujuan memberikan sugesti, sehingga melahirkan perilaku baru yang diinginkan.15 Pernyataan di atas menerangkan bahwa hypno berarti di mana di suatu kondisi yang lebih menekankan pada peranan bawah sadar dalam hal ini, yaitu nurani. Dan peranan pikiran tidak terlalu mendominasi. Jadi, jika dikaitkan dengan hypno heart itu sendiri, maka dapat dijelaskan hypno heart merupakan suatu kondisi yang lebih mengusai dan lebih menekankan pada bawah sadar hati nurani, untuk mudah dipengaruhi. Sehingga para pendidik mudah untuk memberikan ilmu-ilmu pengetahuan dan sifat-sifat keteladanan yang akan diterapkan pada anak didik., karena pendidik telah menguasai sebagian dari kondisi anak didiknya.. 15. Ibid., hlm. 17-18.

(29) Hypnosis pada anak adalah suatu cara untuk menggeser kesadaran anak dari kondisi beta (sadar) ke kondisi alpa (bawah sadar). Hipnosis bukan hal ajaib, apalagi mistik dan klenik. Hypnosis. benar-benar merupakan. fenomena alamiah dan ilmiah. Dikatan alamiah karena manusia memang sudah terbiasa masuk dan mengalami kondisi hypnosis dalam kehidupan sehari-hari16. Jadi hypnosis bukan seperti yang dipikirkan banyak orang, yaitu identik dengan sesuatu yang dianggap ghaib, kejahatan dan lain-lain. Melainkan lebih banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia17. Hypno Heart Teaching adalah suatu pendekatan yang menggunakan kekuatan hati dengan melibatkan kekuatan Allah yang diakses melalui pikiran, perasaan dan do’a untuk mempermudah para pendidik menjangkau nurani bawah sadar anak didik sehingga pembentukan karakter menjadi lebih mudah.18 Hypno Heart Teaching merupakan pendekatan mengajar yang unik, kreatif, sekaligus imajinatif. Sebelum proses kegiatan belajar-mengajar berlangsung siswa dikondisikan untuk siap belajar. Segala persyaratan proses belajar sudah maksimal. Siswa belajar dalam keadaaan fresh. Emosional dan psikologis siswa tak luput diperhatikan, suasana belajar dibuat menyenangkan.. 16. Asep Herna, Hebatnya Hypnosis Anak (Strategi Tepat Mengelola Emosi Anak Anda), (Jakarta: Pandamedia, 2014), hlm. 83 17 Yan Nurinda, Dahsayatnya ...., hlm. 8 18 Alpiyanto, Hypno..., hlm. xxvi.

(30) Tak kalah pentingnya, guru di tuntut stabil baik secara emosi maupun psikologis. Guru pun harus memiliki cara untuk senantiasa fresh dan siap mengajar, karena guru akan menularkan virus luar biasa yang akan menular kepada seluruh siswa di dalam kelas19. Selain itu kesuksesan bagi seluruh siswa didasarkan pada kompetensi intelektual atau akademis dan sosial. Strateginya adalah dengan ikatan personal, ikatan akademis, dan ikatan sosial20. Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Bukhari, pelaksanaan hipnotis harus diarahkan pada tujuan-tujuan positif yang membangun, yakni dengan memasukkan kesan-kesan positif di alam bawah sadar siswa. 2. Minat Belajar Berikut ini dikemukakan beberapa definisi mengenai minat, diantaranya : a. Menurut Mahfudh Salahudin, minat adalah “Perhatian yang mengandung. unsur-unsur perasaan”.21 b. Menurut Bimo Walgito menyatakan bahwa minat yaitu “Suatu keadaan. dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai dengan. keinginan. untuk. mengetahui. dan. mempelajari. maupun. membutuhkan lebih lanjut”.22. 19. Novian Triwidia Jaya, Hypnoteaching..., hlm. 4 Allen N. Mendler, Mendidik dengan Hati (Kiat Membina Hubungan Belajar Mengajar yang Akrab dengan Murid), (Bandung: Mizan Pustaka, 2010), hlm. 41 21 Mahfudh Salahudin, Pengantar Psikologi Pendidikan (Surabaya : Bina Ilmu, 1990), hlm. 45 22 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2001), hlm. 91 20.

(31) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.23 Dan beberapa pengertian tersebut di atas, disini penulis dapat menyimpulkan bahwa minat adalah merupakan perasaan senang dan tertarik pada suatu obyek, dan kesenangan itu lalu cenderung untuk memperhatikan dan akhirnya aktif berkecimpung dalam obyek tersebut. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikannya secara konsisten dengan rasa senang. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pertanyaan yang menunjukkan bahwa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek terentu. Setelah menjelaskan pengertian minat, berikut ini dikemukakan pengertian belajar, dengan maksud untuk mempermudah dalam memahami pengertian minat belajar.. Pada hakikatnya belajar adalah proses penguasaan sesuatu yang dipelajari. Penguasaan itu dapat berupa mengerti, merasakan, dan dapat melakukan sesuatu. Di dalam diri yang belajar terjadi kegiatan psikis atau 23. Slameto, Belajar..., hlm. 180.

(32) motorik. Sebagai hasil belajar adalah penguasaan sejumlah pengetahuan dan sejumlah keterampilan baru dan sesuatu sikap baru ataupun memperkuat sesuatu yang telah dikuasai. sebelumnya, termasuk pemahaman dan. penguasaan nilai-nilai. Sebagai perubahan-perubahan dalam tingkah laku manusia,. sebagai. hasil. belajar. tadi. mencakup. aspek. pengetahuan,. keterampilan, sikap, dan nilai. Dapat pula dinyatakan bahwa belajar adalah usaha sadar dari individu untuk memaahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam rangka mengembangkan kepribadiannya 24. Nana Sudjana juga mengungkapkan belajar dan mengajar adalah sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran, pengalaman belajar-mengajar dan hasil belajar25. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang berpikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dan rohaniahnya tidak dapat kita lihat26.. 24. Purwa Atmaja Prawira, Psikologi ..., hlm. 229 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 2 26 Oemar Hamalik, Proses ..., hlm. 30 25.

(33) Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang disebut sebagai hasil dari suatu proses belajar dari interaksi dengan lingkungan yang tertentu, ketrampilan, sikap dan konsep. Secara singkat yang dimaksud dengan minat belajar adalah kecenderungan dan perhatian dalam belajar. Dalam pengertian lain minat belajar adalah kecenderungan perhatian dan kesenangan dalam beraktivitas, yang meliputi jiwa dan raga untuk menuju perkembangan manusia seutuhnya, yang menyangkut cipta, rasa, karsa, kognitif, afektif dan psikomotor lahir batin.27 Dengan memperhatikan pengertian minat belajar tersebut, maka semakin kuatlah tentang anggapan bahwa minat belajar adalah suatu hal yang abstrak (Tidak bisa dilihat secara langsung dengan mata kepala), namun dengan memperhatikan dari aktivitas serta hal-hal lain yang dilakukan oleh seseorang minat belajar tersebut bisa diketahui dengan cara menyimpulkan dan menafsirkannya. 3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa. Indonesia. sendiri. merupakan. mata. pelajaran. yang. membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, komunikasi ini dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kesimpulan demikian maka standar kompetensi mata pelalajan Bahasa 27. Wina Wijaya, Strategi Pembelajaran, (Prenada Media Group, 2008), hlm. 123.

(34) Indonesia. merupakan. kualifikasi. kemampuan. minimal. siswa. yang. menggambarkan penugasan, pengetahuan, keterampilan bahasa, sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. 4. Siswa atau Peserta Didik Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran28. Peserta didik (murid) adalah salah satu komponen dalam pengajaran di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa murid adalah komponen yang terpenting di antara komponen lainnya29. F. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel X dan variabel Y, Variabel X menjadi variabel pengaruh, yaitu Hypno Herat Teching dan variabel terpengaruh yaitu minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum. 28. Abdul mujib dan Muhaimin, Pemikiran pendidikan Islam Kaajian Filosofis Dan Kerangka Operasionalnya , (Bandung: Triganda Karya, 1993), hlm. 96 29 Oemar Hamalik, Proses ..., hlm. 99.

(35) Skema Variabel Variabel Bebas. Variabel Terikat. Hypno Heart Teaching. Minat Belajar Siswa. G. Definisi Operasional. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan dan memahami serta menafsirkan penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional berikut: 1. Hypno Heart Teaching Hypno heart teaching berarti sebuah pendekatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mendidik anak didik dalam mengantarkannya pada keberhasilan, selain itu pula sebuah pendekatan yang mampu menjangkau naluri bawah sadar anak didik dengan kekuatan perasaan (hati) agar menjadikan anak didik yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan yang luas, berkepribadian mulia dan lainnya. Dan untuk melakukan itu semua sebaiknya seorang pendidik dapat paham terlebih dulu mengenali kekuatan pikiran dan hati karena ini kunci dalam keberhasilan dalam implementasi pendekatan hypno heart teaching. Hypno heart teaching sebenarnya lebih menitikberatkan pada pancaran ketulusan dan keteladanan dari pendidik. Dalam penerapannya sebaiknya.

(36) dapat dilakukan pada situasi yang nyaman dan menyenangkan pada lingkungan yang terkendali agar dalam aplikasinya dapat terealisasikan dengan baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan merupakan proses, cara mendekati (hendak berdamai, bersahabat, dan sebagainya), dan usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian masalah penelitian.30 Pendekatan merupakan sebuah tindakan dalam mengetahui sebuah informasi, seperti dalam mendidik anak didik dengan kekuatan hati. 2. Minat Belajar Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pertanyaan yang menunjukkan bahwa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek terentu.. 30. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , cet. 9, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hal. 218.

(37) Secara singkat yang dimaksud dengan minat belajar adalah kecenderungan dan perhatian dalam belajar. Dalam pengertian lain minat belajar adalah : Kecenderungan perhatian dan kesenangan dalam beraktivitas, yang meliputi jiwa dan raga untuk menuju perkembangan manusia seutuhnya, yang menyangkut cipta, rasa, karsa, kognitif, afektif dan psikomotor lahir batin. 3. Peserta Didik Peserta didik merupakan obyek dalam tujuan pencapaian cita-cita bangsa. Berhasilnya sebuah cita-cita bangsa jika di dalam pendidikan yang obyek utamanya (peserta didik) tersebut berhasil masuk kepada cita-cita pribadinya yang intinya membangun kemajuan bangsa. Peserta didik (murid) adalah salah satu komponen dalam pengajaran, di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa murid adalah komponen yang terpenting di antara komponen lainnya.31 Pentingnya akan kedudukan peserta didik dalam dunia pendidik dalam membangun kepribadian mulia, maka diperlukannya upaya ataupun kontribusi nyata yang diberikan oleh semua kalangan yang terkait untuk mewujudkan cita-cita kebersamaan. Oleh karena itu, dalam pencapaian tersebut maka peserta didik berhak untuk mendapatkan kepemilikannya, yang tertuang pada UU Sistem 31. Oemar Hamalik, Proses ..., hlm. 99.

(38) Pendidikan Nasional No. 201 tahun 2003 pada pasal 12 ayat 1, yang salah satunya yaitu: mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya yang diajarkan oleh pendidikan yang seagama, mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya dan lain-lain.32 4. Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan merupakan sebuah wadah dalam penerapan, pembinaan dan pemberian ilmu serta pengetahuan dari pendidik pada peserta didik yang bersifat formal untuk membentuk kepribadian yang baik dan mengembangkan kemampuan yang telah ada. H. Hipotesis Penelitian Hipotesis artinya kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis data diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti kebenarannya melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian adalah: Ha :. Ada pengaruh pendekatan Hypno Heart Teaching dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin.. Ho : Tidak ada penerapan pendekatan Hypno Heart Teaching dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa 32. Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Th. 2003), Op.Cit., hal. 10.

(39) Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. I. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penilitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriftif. Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang didasarkan menggunakan angka.33 Penelitan kuantitatif adalah menyangkut Hasil angket yang telah disebarkan kepada siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. 2. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data 1.) Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Data kuantitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah angka-angka hasil dari perhitungan angket yang dilaksanakan oleh responden, jumlah guru, jumlah siswa, dan sarana prasarana di sekolah yang menjadi objek penelitian tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum. Desa Mekarsari. Kecamatan Muara. Telang Kabupaten. Banyuasin.. 33. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Peendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 12.

(40) 2.) Data Kualitatif Data kualitatif adalah data dari. hasil serangakaian observasi dan. dokumentasi yang terdapat pada sampel tergolong dalam salah satu kelas-kelas yang saling lepas kemungkinan tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka. Senada dengan ungkapan diatas, data kualitatif dimaksudkan adalah proses belajar mengajar tentang pengaruh pendekatan Hypno Heart Teaching dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. b. Sumber Data Data yang diperlukan di atas dapat bersumber dari data primer dan data sekunder: 1.) Data Primer adalah data pokok yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian, yang bersumber dari siswa, kepala sekolah, dan guru Bahasa Indonesia yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin yang telah ditentukan sebagai responden. 2.) Data sekunder merupakan data yang dijadikan penunjang penelitian ini, seperti data yang diperoleh dari pengamatan (observasi) yang berkaiatan dengan penelitian ini..

(41) 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya34. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin berjumlah 22 orang. Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftahul Ulum, yang berjumlah 22 orang responden sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Tabel 1 Rincian Siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jumlah Siswa No.. 1.. Kelas. IV. Pria. Wanita. 11. 11. Jumlah Total :. 34. Jumlah. 22. Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 80.

(42) 4. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan sebagaimana tersebut di atas diperoleh dengan teknik: a. Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan35. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa pada mata plajaran bahasa Indonesia di Mdrasah Ibtidaiyah Mifathul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin materi menemukan kalimat utama pada teks bacaan. a. Interview (Wawancara) Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Dan jenis wawancara yang dipakai adalah wawancara bebas (nonsystematic interview)36, yaitu wawancara yang tidak menggunakan pedoman tertentu. Jadi wawancara bebas ini antara pewawancara dengan narasumber tidak terlalu resmi. Dalam wawancara ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada satu atau dua orang sebagai 35. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, cet. 10, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2011), hlm. 76 36 Ibid., hlm. 82.

(43) informan. Wawancara ini ditujukan kepada informan (guru, siswa, orangtua dan kepala Madrasah Ibtidaiyah. Miftahul Ulum), tentang. sejarah singkat berdiri, visi, misi struktur organisasi, keadaan guru, dan sarana dan prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Desa Mekarsari Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. b. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila diteliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Pertanyaan soal-soal untuk menguji minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan Hypno Heart Teaching di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum materi menemukan kalimat utama pada teks bacaan. c. Metode Dokumentasi Maman Rachman yang dikutip oleh Margono, dokumenter yaitu dengan peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang.

(44) berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik dokumenter atau studi dokumenter37. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sejarah Madrasah Ibtidayah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin, keadaan guru dan tenaga administrasi, keadaan sarana daan prasarana, dan keadaaan siswa 5. Teknik Analisis Data a. Teknik Analisis Observasi Data yang didapat melalui lembar observasi dianalisis secara diskriptif kuantitatif dengan menghitung rata-rata frekuensi dari masing-masing kegiatan kemudian dipresentasikan dengan rumus38:. x 100%. NP = Keterangan: NP. : Nilai persen yang dicari dan diharapkan. R. : Skor mentah yang diperoleh siswa. SM. : Skor maksimal ideal yang ditentukan. 100. : Bilangan tetap. Akhirnya didiskripsikan mana dari frekuensi dari kegiatan tersebut yang paling dominan.. 37. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. renika Cipta, 2010), hlm. 181 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 102 38.

(45) b. Teknik Analisis angket Angket digunakan untuk mengetahui skor belajar siswa dalam menyelesaikan soal angket. Data skor belajar didapat dengan memeriksa lembar jawaban angket siswa, kemudian dianalisis untuk melihat hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan hypno heart teaching. Setelah data-data dikumpulkan, selanjutnya data dianalisa secara deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara membahas, menjabarkan, menguraikan dan mencari hubungan-hubungan masalah yang telah ditela’ah kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif. Setelah data terkumpul melalui teknik-teknik penelitian tersebut di atas, kemudian dilakukan analisa yakni dengan menggunakan rumus statistik uji “t” untuk dua sampel kecil (N kurang dari 30), sedangkan kedua sampel kecil itu mempunyai pertalian atau hubungan39. Rumusnya:. 1. Mencari D (Difference = Perbedaan) antara skor I dan skor variabel II. D=X-Y 2. Menjumlahkan D, sehingga diperoleh ∑. 3. Mencari Mean difference, dengan rumus :. 39. Margono, Metodologi ,,,. hlm. 305-307.

(46) ∑. 4. Menguadratkan D: setelah itu lalu dijumlahkan sehingga diperoleh ∑. 5. Mencari Devuasi Standar dari Difference (SDᴅ), dengan rumus:. √∑. ∑. 6. Mencari Standard Error dari Mean Difference, yaitu SEMD dengan menggunakan rumus:. √. 7. Mencari tₒ dengan menggunakan rumus:. to =. 8. Memberikan. Interpretasi. terhadap. “to”. dengan. melakukan. perbandingan antara to dengan tt dengan patokan sebagai berikut: a. Jika to lebih besar atau sama dengan tt maka Hiotesis nihil ditolak, sebaliknya Hipotesis alternative diterima atau disetujui. Berarti antar kedua variabel yang sedang kita selidiki perbedaannya, secara signifikan memang terdapat perbedaan..

(47) b. Jika to lebih kecil dari pada tt maka Hipotesis nihil diterima atau disetujui, sebaliknya Hipotesis alternative ditolak. Berarti bawwa perbedaan antar Variabel I dan Variabel II bukanlah perbedaan yang berarti, atau bukan perbedaan yang signifikan. 9. Menarik kesimpulan hasil penelitian40. J.. Sistematika Penulisan Dalam menulis karya ilmiah khususnya bentuk skripsi, untuk memudahkan pembaca memahaminya dan untuk. mengetahui hubungan yang logis antara. bagian satu dengan bagian berikutnya, perlu adanya sistematika pembahasan yang terdiri dari bab-bab sebagi berikut:. Bab I. : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, manfaat penelelitian, hipotesis penelitian, varieabel penelitian, definisi operasioanal, tinjauan kepustakaan, keranfka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.. Bab II. : Landasan Teori yakni membahas tentang pengaruh pendekatan hypno heart teaching dalam meningkatkan minat belajar siswa.. Bab III. : Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian yaitu Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum, letak geografis, sejarah singkat berdirinya, visi, misi struktur organisasi, keadaan guru , dan sarana dan prasarana.. 40. Anas Sudijono, pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 305.

(48) Bab IV : Analisssis data ini merupakan bab yang memberikan penganalisaan data yang terkumpul tertuma yang pengaruh pendekatan Hypno Heart Teaching dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. Bab V. : Penutup berisi tentang simpulan hasil penelitian dan sekaligus berisi saran-saran..

(49) BAB II LANDASAN TORI A. Pendekatan Hypno Heart Teaching 1.. Pengertian Hypno Heart Memahami kekuatan pikiran dan hati merupakan pondasi awal untuk mengetahui makna dari hypno heart teaching. Hypno heart teaching merupakan pendekatan yang sangat baik untuk dapat diterapkan kepada anak didik. Agar anak didik dapat memiliki kepribadian yang mulia. Istilah hypno diambil dari kata hypnosis untuk mengantarkan kita kepada pemahaman apa yang dimaksud dengan hypno-heart itu sendiri. Karena hypno-heart memiliki perspektifnya sendiri dengan menekankan pada aplikasi yang mudah dipraktekkan oleh siapa pun dan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Hypnosis berasal dari kata hypnos yang artinya tidur, namun hipnotis itu sendiri bukanlah tidur. Secara sederhana dapat dipahami bahwa suatu kondisi yang mirip tidur, di mana bawah sadar lebih mengambil peranan dan pikiran sadar berkurang peranannya. Pada kondisi ini seseorang menjadi sangat sugestif atau mudah dipengaruhi. Seseorang yang dalam kondisi hypnosis sebetulnya berada pada kondisi terkonsentrasi internal. Jadi proses hipnotis adalah proses membimbing seseorang berpindah fokus dari eksternal ke internal(konsentrasi). Pada prinsipnya untuk mengakses pikiran bawah sadar. 38.

(50) seseorang bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik. Misalnya teknik verbal, (sugesti), teknik relaksasi progresif, teknik visualisasi dan lainnya. Menurut Adi W. Gunawan, hypnosis adalah situasi yang nyaman dan menyenangkan dalam lingkungan yang terkendali. Secara sederhana hypnosis dapat dipahami sebagai situasi yang nyaman dan menyenangkan dalam lingkungan yag terkendali agar seseorang berpindah fokus dari eksternal ke internal (konsentrasi) untuk mengakses pikiran bawah sadar dengan tujuan memberikan sugesti, sehingga melahirkan perilaku baru yang diinginkan.41 Pernyataan di atas menerangkan bahwa hypno berarti di mana di suatu kondisi yang lebih menekankan pada peranan bawah sadar dalam hal ini, yaitu nurani. Dan peranan pikiran tidak terlalu mendominasi. Jadi, jika dikaitkan dengan hypno heart itu sendiri, maka dapat dijelaskan hypno heart merupakan suatu kondisi yang lebih mengusai dan lebih menekankan pada bawah sadar hati nurani, untuk mudah dipengaruhi. Sehingga para pendidik mudah untuk memberikan ilmu-ilmu pengetahuan dan sifat-sifat keteladanan yang akan diterapkan pada anak didik., karena pendidik telah menguasai sebagian dari kondisi anak didiknya. Senada dengan pendapat Alpiyanto, dalam sumber lain menyebutkan bahwa, kata hypnosis pertama kali diperkenalkan oleh James Braid, seorang. 41. Alpiyanto, Hypno Heart Teaching (Rahasia Mudah Mendidik dengan Hati) (Character Engineering), cet. 2, (Jakarta: PT. Multi Media Grafitama, 2011), hlm. 17-18.

(51) dokter ternama di Inggris yang hidup antara tahun 1795-1860.42 Ketika James. Braid. pertama. kali. mendeskripsikan. hipnotisme,. ia. tidak. menggunakan istilah sugesti, tetapi suatu tindakan untuk memfokuskan pikiran sadar seseorang terhadap satu ide yang dominan.43 Hypno heart lebih menitikberatkan pada pancaran ketulusan atau kejernihan hati yang bersifat fitrah, sehingga peserta didik atau siapa pun merasa ditarik hatinya untuk mendekati kefitrahan itu.44 Pemahaman dan suasana hypno heart itu sendiri, yaitu situasi yang nyaman dan menyenangkan (perasaaan-hati) sebagai pancaran dari keteladanan dari hati yang ikhlas untuk mempengaruhi nurani bawah sadar yang tercermin dalam sikap, perkataan dan perbuatan sehingga seseorang tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu kebaikan yang se-sifat dengannya atas kesadaran dan dorongan hatinya sendiri.45 Hypno heart lebih menekankan pada gambaran dari ketulusan hati nurani yang sifatnya fitrah. Maka, anak didik dapat tertarik. ataupun. memiliki keinginan dari dirinya sendiri untuk menjadi insan yang berkarakter. Sehingga anak didik dapat mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya.. 42. NovianTriwidia Jaya, Hypno Teaching, cet. 2, (Jawa Barat: D-Brain, 2010), hlm. 4-5 Ibnu Hajar, Hypno Teaching Memaksimalakan Hasil Proses Belajar-Mengajar dengan Hipnoterapi, cet. 1, (Jogyakarta: DIVA Press Anggota IKAPI, 2011), hlm. 45 44 Alpiyanto, Hypno ..., hlm. 21 45 Ibid., hlm. 19-20 43.

(52) Dapat diambil kesimpulan bahwa hypno heart ialah sebuah situasi atau kondisi yang benar-benar dalam keadaan yang baik, nyaman dan menyenangkan pada diri seseorang sehingga orang tersebut mudah untuk tersugesti atau terpengaruh oleh orang lain dan lingkungan sekitar. Pengaruh yang dapat dicontohkan dapat berupa tingkah laku, perkataan ataupun sikap yang akan membentuk sebuah kebiasaan pada orang tersebut dan akhirnya membentuk kepribadian. Perlu diperhatikan bahwa dalam memberikan pengaruh atau contoh ialah dengan sikap dan perkataan yang memang patut menjadi teladan baik bagi orang lain. 2.. Pengertian Hypno Heart Teaching Alpiyanto dalam bukunya menyebutkan bahwa hypno heart teaching adalah suatu pendekatan yang menggunakan kekuatan hati dengan melibatkan kekuatan Allah yang diakses melalui pikiran, perasaan dan do’a untuk mempermudah para pendidik menjangkau nurani bawah sadar anak didik sehingga pembentukan karakter menjadi lebih mudah.46 Hypno-heart teaching merupakan: 1. Bagaimana menjadi guru aktif dalam membimbing peserta didik, baik fisik, mental, emosional, sosial, spiritual dan intelektual. 2. Mengajarkan peserta didik untuk bergembira. 3. Mengajarkan peserta didik kemampuan-kemampuan yang mereka butuhkan untuk kepribadian mulia dan berprestasi di sekolah dan masa depannya. 4. Membantu mereka untuk bertumbuh dan berkembang, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok dalam situasi yang nyaman dan menyenangkan sebagai pancaran kasih sayang. 46. Alpiyanto, Hypno..., hlm. xxvi.

(53) dan hati yang ikhlas guru dalam mempengaruhi kesadaran (mind, heart, soul) anak didiknya.47 Seorang pendidik baik itu sebagai orang tua, guru maupun masyarakat merupakan pusat informasi yang dapat memberikan pengaruh bagi anak didiknya. Minat yang terbentuk pada anak didik secara tidak langsung merupakan cerminan dari diri seorang pendidik. Jadi, dalam hal ini sebisa mungkin seorang pendidik dapat memberikan pengaruhnya bagi anak didik, agar anak didik dapat meningkatkan minat belajarnya. Hypno heart teaching perlu dikembangkan dan diterapkan secara berkala dan terarah, karena pendekatan hypno heart teaching ini lebih menitikberatkan pada kekuatan hati itu sendiri, di mana pusat dari semua kehidupan itu sebenarnya berada di hati. Mendidik jiwa adalah menyucikan, menumbuhkan sifat-sifat mulia padanya, memelihara dan mengobatinya dari penyakit-penyakit yang merusaknya. Mendidik rohani adalah mendidik jiwa untuk senantiasa berhubungan dengan Allah Swt., pada setiap keadaan. Hubungan tersebut akan terpantul pada jiwa dan menjadikannya mempunyai sifat-sifat utama.48 Jika telah dapat mendidik dengan jiwa, secara tidak langsung seorang pendidik juga telah mendidik kepada anak didiknya dengan mendidik dengan hati. Karena kedekatan antara jiwa memiliki hubungan dengan hati.. 47. Ibid., hal. 22 Khalil Al-Musawi, Resep-Resep Mudah dan Sederhana Membentuk Kepribadian Islam Sejati Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2001), hal. 66 48.

(54) Mendidik jiwa berarti menyucikan, menumbuhkan sifat-sifat mulia, memelihara. dan. mengobati. dari. berbagai. penyakit-penyakit. hati.. Menyusucikan diri berarti mengembalikan diri pada fitrah sesungguhnya yang kembali pada nilai-nilai ke-Islaman itu sendiri, seperti menumbuhkan rasa syukur, penyadaran diri, yakin dan sebagainya. Dalam mendidik kerohanian seseorang juga telah mendidik. Karena dengan jiwa atau rohani yang bersih berarti keadaan hatinya juga telah bersih dari semua penyakit-penyakit hati. Dan dengan keadaan hati yang bersih, maka dalam membangun anak didik yang memiliki kerakter dan kepribadian mulia akan lebih mudah. Jadi, hypno heart teaching merupakan sebuah pendekatan yang di mana dengan menggunakan kekuatan hati (perasaan) dengan melibatkan kekuatan Allah melalui pikiran, perasaan dan do’a. Yang di mana kekuatan pikiran, seperti otak kiri atau pikiran sadar memiliki peran dan berpengaruh pada diri sebesar 12 % dan otak kanan atau pikiran bawah sadar mencapai 88%. Perasaan yang memiliki peran untuk merasakan dan menghayati sesuatu. Dan do’a dengan implikasi yang begitu baik dengan meminta pertolongan kepada Allah Swt. Hal ini untuk mempermudah pendidik menjangkau nurani bawah sadar anak didik, yang dapat dilakukan dengan sembilan prinsip self hypno heart, salah satunya seperti relaksasi pernapasan dada, yang di mana dalam pelaksanaan relaksasi pernapasan sebagai proses memasuki gelombang alpha dan theta, kedua gelombang tersebut seseorang.

(55) berada pada kondisi yang nyaman, tenang, fokus dan hening. Sehingga pembentukan karakter maupun kepribadian peserta didik akan lebih mudah dilakukan oleh pendidik. Dengan catatan bahwa dalam prakteknya pendidik memang menguasai pendekatan hypno heart teaching dan pendidik harus ikhlas dalam memerankan diri sebagai pendidik yang sesungguhnya. 3.. Konsep Hypno Heart Teaching Istilah konsep berasal dari bahasa latin dari kata “conceptus” yang berarti “tangkapan”. Tangkapan dalam konteks logika berkaitan dengan aktivitas intelektual yang menangkap realita. Aktivitas untuk menangkap realitas ini disebut aprehensi. Meskipun demikian sebuah aktivitas aprehensi “an sich” tetapi “reflektif, kritis”. Dalam bahasa Inggris kata konsep berasal dari kata “concept” atau “construc” yang berarti simbol yang digunakan untuk memaknai sesuatu.49 Konsep merupakan rancangan atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.50 Konsep merupakan ide umum, pengertian, pemikiran, rancangan dan rencana dasar.51 Dalam artian bahwa konsep merupakan abstraksi atau gambaran mengenai sebuah hal, objek, peristiwa, pemikiran dan sebagainya dalam memberikan pemahaman kepada orang lain untuk mudah dimengerti. Dan bentuk dari konsep lebih terperinci dan lebih jelas.. 49. http://aeritam.blogspot.com/2011/06/konsep-dan-definisi.html, dikutip pada tanggal 22 Juni 2013, pukul 22:24 WIB 50 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, cet. 9, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hal. 519 51 Susilo Riwayadi & Suci Nur Anisyah, Kamus Populer Ilmiah Lengkap, (Surabaya: Sinar Terang), hal. 237.

(56) Konsep dalam hypno heart teaching sebenarnya lebih mengarahkan pada proses dan mekanisme aktivasi hati nurani sebagai sumber dari kecerdasan hati itu sendiri. Yang di mana dalam proses dan mekanisme aktivasi hati nurani memiliki beberapa hal yang dapat dipahami sebagai konsep dalam hypno heart teaching itu sendiri, seperti fungsi hati, memahami cara kerja hati, dan lima cara menembus ke alam pikiran bawah sadar. Di mana alam pikiran bawah sadar merupakan kondisi seseorang yang tersugesti dari lingkungan sekitar, sehingga seseorang dalam keadaan ini akan mudah untuk diberikan sebuah pengarahan, perintah, dan sebagainya. Dan inilah yang menjadi konsep hypno heart teaching dari segi proses dan mekanisme aktivasi hati nurani, karena untuk mengembangkan kecerdasan hati, dari sumber reverensi pokok yang penulis gunakan itu menjelaskan dari konsep proses dan mekanisme aktivasi hati nurani sebagai sumber dari kecerdasan hati nurani. Kecerdasan hati nurani dapat dikatakan sebagai kecerdasan yang unggul dalam hal spiritual, yang dalam hal ini seseorang mampu dalam mengendalikan diri dan menyesuaikan kinerja antara hati dan pikiran. Untuk melihat secara mendetail mengenai proses dan mekanisme aktivasi hati nurani, berikut adalah penjelasan yang penulis rangkum. Istilah heart (hati non-fisik, perasaan, rasa cinta) berasal dari termologi bahasa Inggris, qolbu berasal dari termologi bahasa Arab, sedangkan “hati” dari.

(57) termologi bahasa Indonesia.52 Hati memiliki peran paling terpenting dalam kehidupan dalam menyakini sesuatu yang dianggap benar. Fungsi hati dalam diri manusia menurut Al-Qur’an ada dua, yaitu untuk berpikir dan merasakan, yang salah satu dari masing-masing fungsi tersebut akan penulis paparkan berikut: Pertama fungsi hati untuk berpikir, ayat yang menyebutkan tentang memikirkan sesuatu agar menemukan kebenaran pada firman Allah Swt., dalam Q.S. Al A’raaf 7 ayat 179, yang berbunyi:. Artinya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”53 Ayat di atas telah memberikan gambaran bahwa untuk mempergunakan hati sesuai dengan fungsinya. Di sini manusia dianjurkan untuk berpikir. 52. Alpianto, Hypno..., hlm. 33 Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm. 174 53.

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan” yang dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

menggambarkannya dengan melakukan sketsa terlebih dahulu dilanjutkan dengan menyiapkan properti yang dibutuhkan dan pada saat memotret harus diperhatikan teknik

Untuk mengukur kecerdasan emosional digunakan skala kecerdasan emosional Goleman (2000) kecerdasan emosional memiliki lima aspek yaitu: Mengenal emosi diri,

minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada kelompok, yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal

Kedelapan, kecerdasan naturalis, memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, (b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka

penyelenggaraan CEAPAD II merupakan penegasan komitmen dan dukungan.. Pemerintah Indonesia terhadap Palestina, serta memperjelas posisi Indonesia Indonesia

1. Beberapa dari para ahli ekonomi Eropa tahun 1870-an yang dikelompokkan dalam Mashab Austria, mengemukakan teori tentang perilaku konsumen dan teori itu dikenal sebagai

CONTOH KASUS UJI DUNCAN PADA RAK..