UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA AYAM KREMES
OLEH
DIO AGUNG HERUBAWA 082101123
KEUANGAN
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : DIO AGUNG HERUBAWA NIM : 082101123
JURUSAN : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA AYAM KREMES
Tanggal : Juni 2011 Dosen Pembimbing
(Syafrizal Helmi, SE, M.Si) NIP . 19760214 2005 01 1 002
Tanggal : Juni 2011 Ketua Program Studi
(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si) NIP. 19591229 198903 1 002
Tanggal : Juni 2011 Dekan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.
Penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat yang telah
ditetapkan dalam rangka menyelesaikan Program Studi Diploma-III Jurusan
Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul
tugas akhir yang dipilih adalah ”PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA
AYAM KREMES”.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini memiliki banyak kekurangan
baik dari segi susunan maupun tata bahasa karena masih terbatasnya ilmu
pengetahuan dan pengalaman. Selama proses penyelesaian tugas akhir ini, penulis
telah banyak menerima bantuan dan bimbingan. Untuk itu pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati serta rasa hormat perkenanlah penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program
Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
serta dosen pembimbing yang dengan sabar telah membimbing penulis dalam
4. Staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Serta teristimewa kepada kedua orang tua penulis Drs. Syamsul Bachri
Siregar dan Dr. Hj. Zunaidah Hasanah Harahap, M.Kes atas segala
bimbingan, arahan, dan doanya.
6. Kakak tersayang Cinthya Ayu Meritha, adik tersayang Meyna Melia Utari
atas segala dukungan, semangat, dan perhatiannya.
7. Bou dan nenek yang telah memberikan masukan, semangat, dan doanya.
8. Teman spesial penulis Vani Maysarah terima kasih atas perhatiannya yang
membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Sahabat-sahabat terbaik yaitu Keriswan, Dendy, Mahmud, Dedi,
Syamsyarief, dan sahabat-sahabat lainnya yang namanya tidak dapat di
sebutkan satu per satu yang telah memberikan persahabatan yang indah
kepada penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih dan hanya bisa berdoa semoga kiranya
bantuan, semangat dan kebahagiaan yang telah diberikan kepada penulis agar
dapat dibalas oleh Allah SWT. Penulis berharap agar tugas akhir ini memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Medan, Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
1.2 Pengertian Perencanaan, Rencana dan Sasaran ... 3
1.3 Pengelolaan Bisnis ... 8
1.4 Manfaat Perencanaan Bisnis ... 9
BAB II PEMBAHASAN ... 10
2.4.6 Strategi Pemasaran Ayam Kremes ... 22
2.4.8 Proyeksi Penjualan ... 26
2.7 Rencana Pengembangan Pasar ... 36
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik Sasaran Pasar ... 21
Tabel 2.2 Proyeksi Penjualan “Ayam Kremes” ... 28
Tabel 2.3 Analisis Pesaing ... 31
Tabel 2.4 Bahan Baku ... 31
Tabel 2.5 Peralatan Warung Ayam Kremes ... 33
Tabel 2.6 Sarana Penunjang ... 35
Tabel 2.7 Kebutuhan Pembiayaan ... 38
Tabel 2.8 Rencana Arus Kas ... 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 11
Gambar 2.2 Ayam Kremes ... 12
Gambar 2.3 Ayam Goreng Tepung ... 13
Gambar 2.4 Aneka Jus ... 13
Gambar 2.5 - 2.16 Proses Pembuatan Ayam Kremes ... 13
Gambar 2.17 Saluran Pemasaran Ayam Kremes ... 30
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan pusat
pemerintahan, pendidikan dan perdagangan/bisnis dengan mobilitas yang cukup
tinggi. Sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat, kota Medan
berkembang cukup pesat.
Sebagai pusat perdagangan/bisnis, kota Medan telah memiliki sarana dn
prasarana sebagai kota yang modern. Berbagai hotel berbintang, pusat
perbelanjaan (mall), restoran dari segala macam menu serta industri kuliner yang
sedang marak saat ini sampai ke daerah perbatasan ataupun pinggiran kota.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga pada saat krisis
ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha-usaha yang
bersifat agresif, kreatif, penuh perhitungan dan berorientasi pasar.
Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi
tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik itu angkatan
kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian makro
terpaksa harus menganggur atau terkena PHK. Dengan demikian, tujuan dari
pengembangan usaha itu sendiri ada dua yaitu Aspek Ekonomi dan Aspek Sosial.
Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan, sementara Aspek Sosial
Usaha dalam bidang makanan sangatlah menguntungkan dan mempunyai
prospek yang cerah kedepannya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan zaman
dimana laju pertumbuhan penduduk meningkat relatif besar serta besarnya minat
masyarakat Indonesia terhadap industri kuliner. Maka bisnis Ayam Kremes ini di
anggap sangat bagus untuk dikembangkan mengingat pasar yang ada sangatlah
mendukung. Apalagi inovasi yang akan disajikan oleh penulis memiliki banyak
pilihan baru didalam pemilihan menu, yang pasti dapat menarik perhatian
pencinta kuliner kota Medan. Dengan rasa yang khas, bumbu yang gurih, renyah,
tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli “Ayam Kremes” ini.
Dari pengamatan langsung dan dari data jumlah mobil dan sepeda motor
yang melakukan parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah cukup
terkenal di Medan rata-rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang.
Maka dapat diambil kesimpulan sementara, bahwa Ayam Goreng Kremes cukup
laris di masyarakat serta dari segi ekonomi layak untuk dijadikan produk yang
akan dipasarkan. Data tersebut diatas juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan
Ayam Goreng Kremes yang kurang terkenal yang notabene adalah produk tiruan
dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremes terkenal di Medan dimana setiap hari
rata-rata menjual lebih dari 400 potong ayam.
Dari keadaan tersebut dan berdasarkan pantauan penulis bahwa maraknya
pilihan makanan yang enak dan bergizi tidak banyak dijumpai, maka penulis
merasa akan menjadi suatu potensi kedepannya bila usaha Ayam Kremes ini dapat
mengangkat perencanaan bisnis tersebut dalam tugas akhir dengan judul
“PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA AYAM KREMES”.
1.2 Pengertian Perencanaan, Rencana, dan Sasaran
Membahas tentang perencanaan tidak lepas dari manajemen, karena
perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen. Manajemen
(management) adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang
efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian sumber daya organisasi (Richard L. Daft, 2005).
Perencanaan terjadi disemua jenis usaha atau kegiatan. Perencanaan
adalah proses dasar dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara
mencapainya. Perencanaan dalam organisasi adalah essensial, karena dalam
kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih dibandingkan fungsi
manajemen lain yang sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan
perencanaan. Dalam perencanaan, manajer memutuskan apa yang harus
dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta siapa yang melakukannya.
Salah satu aspek penting perencanaan adalah perbuatan keputusan, proses
pengembangan dan penyelesaian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu
masalah. Keputusan-keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses
perencanaan.
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan
perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk
mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja
sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa
rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang
manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan
perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana
untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja
yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi
pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat
mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi
dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan
pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana,
manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk
mencapai tujuan. Rencana diperoleh dari hasil perencanaan. Rencana biasanya
Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi
penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana
strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang
berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah
rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana
jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya
didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka
pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara
rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time
frame.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan
rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan
guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh
karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa
yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat
fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah
rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia
juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar,
Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu
single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk
dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di
China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan
standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri,
yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh
organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen
membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang
dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang
dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di
piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik
yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan
kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder
perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan
oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan
organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk
mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada
pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang
terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya,
dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya karena mereka telah
melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses
penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan
sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan kinerja," "naikkan
profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga bawahan kesulitan
menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran
itu.
Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO.
Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer
puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama
membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan
akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada
beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan
keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang
cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya
kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa
memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang
bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan
1.3 Pengelolaan Bisnis
a. Bisnis dan Analisis SWOT
Bisnis dalam bentuk skala apapun besar, menengah atau kecil haruslah
dikelola dengan baik, meskipun untuk itu diperluan dana yang cukup besar.
Bisnis yang tidak dikelola dengan baik sangat riskan terhadap gejolak pasar
yang sangat fluktuatif.
Sebelum usaha bisnis dimulai ada beberapa pendekatan, misalnya melalui
pendekatan Analisis SWOT yaitu dengan mempertimbangkan Strenght
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat
(tantangan).
Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal dan eksternal perusahaan.
Faktor internal (dalam) berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Sedangkan faktor eksternal (luar) adalah peluang yang dapat ditangkap dan
tantangan yang dihadapi.
Analisis SWOT hanya bermanfaat dilakukan bila sudah lebih dahulu
ditentukan dengan jelas bisnis apa yang akan dijalankan, tujuan yang ingin
dicapai dan tolak ukur yang dipergunakan. Sebagai instrumen perencanaan
strategic analisis SWOT dalam praktik kurang memberikan hasil yang
diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain karena visi dan misi serta
ukuran/target yang tidak jelas. Hal itu diperburuk lagi dengan data dan
b. Langkah-langkah
• Menyamakan Persepsi
Semua komponen mulai dari tingkat atas (top manager) sampai ke lapisan
paling bawah harus mempunyai satu persepsi terhadap usaha bisnis
tersebut. Langkah yang dapat dilakukan seperti diskusi, latihan,
pemaparan brain storming dan analisis.
• Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Menganalisis faktor kekuatan. Kekuatan itu dapat berupa keahlian,
keunggulan, sumberdaya maupun teknologi
1.4. Manfaat Perencanaan Bisnis
Adapun manfaat membuat perencanaan bisnis ini adalah sebagai berikut:
a. Diharapkan perencanaan bisnis ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang
b. Diharapkan perencanaan bisnis ini dapat dijadikan sebagai referensi atau
masukan untuk kebijakan kebijakan usaha pada periode-periode
selanjutnya
c. Diharapkan prencanaan bisnis ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian
serupa pada penelitian yang akan datang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DATA PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : Ayam Kremes Jenggo
Bidang Usaha : Kuliner
Jenis Produk : Berbagai jenis makanan dan minuman
Alamat Perusahaan : Jl. Jaring Raya no.30 Komp. Ruko Griya
Martubung, Medan
Nomor Telepon : 061-6858077
Mulai Berdiri : September 2011
Lokasi dan Fasilitas : Terletak di komplek ruko yang sudah mulai ramai
berwirausaha. Memiliki kamar mandi yang bersih
dan ruang ibadah yang nyaman.
2.2 BIODATA PEMILIK / PENGURUS
Nama : Dio Agung Herubawa
Jabatan : Pimpinan
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 28 November 1990
Alamat Rumah : Jl. Tempirai Lestari 22 No.35 Blok V Griya
Martubung, Medan
Nomor Telepon : 085760635026 / 061-77042327
Alamat E-mail : dioagung.hs@gmail.com
2.3
STRUKTUR ORGANISASIWarung Ayam Kremes ini menggunakan jenis struktur organisasi
Fungsional Vertikal yang merupakan pengelompokan posisi ke dalam
departmen-departemen berdasarkan pada keterampilan, keahlian, dan sumber daya yang
digunakan. Struktur fungsional dapat digambarkan sebagai departementalisasi
menurut sumber daya manusia, keahlian teknik, manufaktur mewakili sumber
daya spesifik yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas organisasi. Adapun
struktur organisasi dari usaha Ayam Kremes ini adalah:
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Ayam Kremes Jenggo
Untuk tahap awal usaha Ayam Kremes ini hanya dikelola oleh satu orang
pemilik dan empat orang karyawan. Namun jika usaha ini berkembang dengan
baik maka akan dilakukan penambahan karyawan.
2.4 ASPEK PASAR
Pada usaha Ayam Kremes yang akan dijalankan ini, penulis tidak hanya
lainnya. Jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Kremes,
Ayam Goreng Tepung serta banyak lagi lainnya. Sedangkan minumannya seperti
berbagai jenis jus buah, teh manis, lemon tea, capucino dan lain-lain.
2.4.1
Produk yang dihasilkanMenu andalan di warung kami adalah :
2.4.1.1 Ayam Kremes
Salah satu menu andalan dari usaha ayam kremes ini adalah ayam kremes.
Ayam kremes adalah ayam goreng yang dimakan bersama bumbu kremesan yang
ditaburkan di atasnya. ayam goreng ini populer dari Kawasan Jawa Tengah.
Berbeda dengan masakan jawa lainnya, ayam kremes rasanya cenderung gurih,
bukan manis, sehingga lebih bisa diterima lidah pada umumya. Harga satu potong
ayam kremes ini adalah Rp. 10.000,- (plus nasi)
Gambar 2.2 Ayam Kremes
2.4.1.2 Ayam Goreng Tepung
Sebagai pilihan lain dari menu di warung kami adalah Ayam Goreng
Tepung. Ayam yang dicelupkan ke adonan tepung dan digoreng dengan api yang
diangkat dan ditiriskan. Menu ini disajikan bersama saus sambal dan saus tomat
yang membuat ayam ini lebih menarik. Satu potong Ayam Goreng Tepung
seharga Rp. 10.000 (plus nasi).
Gambar 2.3 Ayam Goreng Tepung
2.4.1.3 Aneka Jus
Dan sebagai menu lain dari minuman warung kami juga menyediakan
berbagai jenis jus buah. Yakni jus pokat, jus semangka, jus melon. jus strawberry,
jus sirsak dan berbagai jus buah lainnya. Satu gelas jus dipatok dengan harga
Rp.8000.
Gambar 2.4
Cara memasak Ayam Kremes:
• Cuci daging ayam yang masih utuh atau dipotong (menurut selera)
hingga tidak ada sisa darah yang menempel di daging ,usahakan
maras (jantung ayam) di buang agar ayam tidak cepat bau.
Gambar 2.5
• Masukkan air dan bumbu yang sudah di haluskan ke dalam panci
• Rebus Ayam kurang lebih 25 menit agar ayam lebih empuk dan
bumbu lebih meresap ke dalam daging Ayam (tidak hanya asin
luarnya saja).
Gambar 2.7
• Setelah Ayam selesai di rebus tiriskan sebentar untuk
mengeringkan badan ayam.
Gambar 2.8
• Saring kuah atau kaldu ayam, buang ampasnya. Dinginkan
Gambar 2.9
• Setelah kuah kaldu ayam dingin, siapkan adonan kremes. Caranya:
Campur tepung tapioka dan telur hingga merata
Gambar 2.10
• Tambahkan sedikit air agar tidak terlalu pekat
• Siapkan wajan
• Masukkan adonan tepung tapioka kedalam wajan dengan
perlahan-lahan ditambah kaldu ayam
Gambar 2.12
• Aduk hingga adonan menjadi seperti bubur (jangan terlalu
pekat/encer)
• Panaskan minyak secukupnya. Masukkan ayam ke dalam wajan,
goreng hingga sedikit menguning. Kemudian masukkan bubur
tepung tapioca (kanji) dengan sendok di atas ayam yang sedang
digoreng (ayam jangan terlalu kering, agar bubur tapioka lebih
lekat dengan ayam). Balik secara bergantian. Jika sudah kuning
kecoklatan, angkat dan tiriskan.
Gambar 2.14
• Saring minyak bekas menggoreng ayam, lalu di panaskan lagi.
Goreng sisa bubur tepung (untuk membuat kremesan) dengan cara
sendokkan sedikit demi sedikit di atas api kecil. Setelah
kecoklatan, angkat dan tiriskan.
• Ayam goreng Kremes siap di sajikan
Gambar 2.16
2.4.2 Keunggulan Produk
Keunggulan Kompetitif Produk Ayam Kremes :
a. Makanan yang bercita rasa tinggi, menggugah selera dan pelayanan
terbaik.
b. Harga lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis dari ayam goreng
kremes yang sudah terkenal.
c. Higienis, tanpa bahan pengawet.
d. Kebersihan dan kenyamanan yang selalu dijaga.
e. Memiliki variasi menu yang memanjakan pelanggan.
g. Memiliki koki berpengalaman baik seperti tamatan tata boga SMK atau
perguruantinggi serta mendapatkan sertifikat kursus memasak disebuah
lembaga kursus.
h. Dimasak setelah dipesan untuk menjaga agar smua makanan disajikan dalam
keadaan panas dan gurih.
Selain keunggulan-keunggulan yang di atas ada beberapa pelayanan yang
diberikan sebagai ciri khas dari bisnis “Ayam Kremes Jenggo” antara lain :
a. Dapat menerima pesanan dalam jumlah besar.
b. Menerapkan pelayanan 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun )
2.4.3 Gambaran Pasar
Ditinjau berdasarkan jumlah penduduk, daya beli dan minat konsumen
terhadap Ayam Kremes yang terkenal ataupun tidak, penulis optimis bahwa ayam
kremes yang penulis pasarkan akan laris dipasaran. Hal ini juga dilihat dari jumlah
pengunjung yang datang kerumah makan Ayam Kremes yang sudah terkenal
ataupun tidak, sangat menjanjikan. Bahkan cenderung meningkat untuk hari-hari
tertentu, misalnya malam minggu, hari minggu ataupun hari libur.
Usaha ini terletak didaerah kawasan industri dan banyak sekolah yang
merupakan ladang yang subur untuk membuka bisnis makanan. Terlebih lagi
masih sedikit sekali ditemukannya jenis usaha yang sama di sekitar lokasi usaha
ini.
Untuk tahap awal bisnis ini penulis membuka warung Ayam Kermes ini
berencana untuk membuka cabang dari bisnis ini di kota lainnya seperti Binjai,
Tebing Tinggi, dan Kisaran. Karena di kota tersebut belum banyak dijumpai
warung yang menjual Ayam kremes ini.
2.4.4 Target Pasar
Dalam menganalisa pasar, perlu memperhatikan faktor-faktor seperti
kelompok usia, pendapatan, dan gaya hidup yang sangat berkorelasi dengan pola
pembelian. Dari faktor-faktor yang ada tersebut, kami menentukan target pasar
dengan karakteristik sebagai berikut :
Tabel 2.1
Karakteristik Sasaran Pasar
K a r a k t e r i s t i k K e t e r a n g a n
Wilayah Geografis
Jl. Jaring Raya no.30 Komp. Ruko Griya Martubung, Medan.
Pekerjaan Pelajar, Buruh pabrik, Karyawan,
Supir angkot dan Masyarakat sekitar.
Jenis Kelamin Pria dan Wanita
Umur Semua Usia (Anak-Anak, Remaja
dan Dewasa)
Pendapatan < Rp.1.500.000,00
Gaya Hidup Menyukai makanan dan minuman
Dalam menjalankan usaha, perlu juga memperhatikan faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang dimaksud di sini adalah pertumbuhan ekonomi dan daya
beli konsumen. Oleh karena itu, kami menentukan harga jual produk sesuai
dengan daya beli. Namun pada intinya, semua lapisan pembeli akan dapat
membeli produk ini, karena kami menetapkan harga yang murah namun tetap
menjaga kualitas produk demi kepuasan konsumen.
Bidikan pasar di area kawasan industri, pendidikan dan sangat dekat
dengan terminal angkot sudah dipikirkan secara matang. Para buruh pabrik,
pelajar serta supir angkot menjadi sasaran konsumen utama yang akan dirangkul
disamping masyarakat yang berada di sekitar usaha ini.
2.4.5 Trend Perkembangan Pasar
Selera dan perubahan perilaku konsumen yang disebabkan perubahan
pendapatan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pasar. Untuk
mengantisipasinya, warung kami telah membuat berbagai variasi makanan dan
minuman dengan harga yang ekonomis dan mudah terjangkau oleh tingkat
konsumen manapun.
2.4.6 Strategi Pemasaran Ayam Kremes
Strategi pemasaran yang akan dibuat haruslah mencakup perkiraan akan
hasil yang diharapkan dan mempertimbangkan alternative ke depan.
Untuk memperkenalkan jenis usaha baru yang akan dibuka, maka usaha
ayam kremes ini juga menerapkan strategi pemasaran yang telah terorganisir
dengan seksama demi meningkatkan penjualan produk ke depannya. Berbagai
1. Promosi penjualan
• Berbentuk launching atau syukuran dengan mengundang
para tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar lokasi
usaha.
• Promosi langsung ke konsumen.
2. Iklan
• Brosur / daftar harga
• Iklan di media cetak lokal
• Selebaran
3. Mouth to Mouth, adalah sebuah kegiatan promosi yang dilakukan oleh
konsumen produk kita secara sukarela, dimana mereka menceritakan
pengalamannya mengkonsumsi atau menggunakan produk kita dan
menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi atau menggunakan
produk tersebut.
2.4.7 Strategi Pemasaran Perusahaan
Strategi pemesaran perusahaan juga dapat dilakukan berdasarkan analisa
7P dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :
1. Product
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati
konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan merupakan produk
tinggi. Ayam kremes ini dibuat semenarik mungkin sehingga dapat
menggugah selera masyarakat.
2. Price
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari
segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik
kepada produk dengan harga yang lebih murah.
Dalam menentukan harga ayam kremes, kita mempertimbangkan hal-hal
yang telah disebutkan oleh Raymond Corey yaitu ekspresi nilai yang
menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui
iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi, dan
layanan yang menyertainya. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang
erat antara pembeli dan produsen. Harga produk pastinya lebih murah dari
produk pesaing. Satu potong ayam seharga Rp. 10.000.
3. Promotion
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen
melalui cara Personal Selling yaitu promosi melalui penjualan langsung ke
tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk
4. Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke
tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara langsung ke
konsumen.
5. People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat
meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun
tidak langsung. Direncanakan, usaha ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri
sebagai pemilik aktif. Maka sedapat mungkin pemilik mengutamakan
pelayanan dengan sikap yang ramah, sopan dan bersahabat.
6. Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk
membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik
ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan
dapat melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional
usaha dituntut untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan
kebersihan, langkah kerja yang efektif dan tangkas menanggapi
permintaan.
7. Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual
produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Logo official dari
2.4.8 Proyeksi Penjualan
Dari pengamatan langsung dan dari data jumlah mobil /sepeda motor yang
melakukan parkir di Rumah Makan Ayam Kremes yang sudah cukup terkenal di
Medan dimana rata-rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang
maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Ayam Kremes cukup laris dan
memasyarakat serta dari segi ekonomi layak untuk dijadikan produk yang akan
dipasarkan karena harganya yang terjangkau.
Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Kremes
yang kurang terkenal yang notabene adalah produk tiruan dari Rumah Makan
Ayam Kremes terkenal di Medan dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari
400 potong. Dengan mengambil asumsi bahwa kalau proyek Ayam Kremes ini
berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 40 potong
ayam ditambah lagi dengan minuman jus aneka rasa maka omset yang diharapkan
adalah Rp 720.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga ayam kremes
adalah Rp 10.000,-/potong dan harga jus Rp 8.000,-/gelas jauh lebih rendah
dibandingkan dengan produk sejenis dari ayam kremes yang sudah terkenal
dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga
Keuntungan yang akan diperoleh (per hari) dimana faktor biaya dihitung
sebagai berikut :
Pendapatan:
1. Ayam kremes dan ayam goreng tepung:
Rp10.000 x 40 potong = Rp 400.000,-/hari
2. Minuman (asumsikan: jus)
Rp 6.000 x 40 gelas = Rp 240.000,-/hari
Total Pendapatan = Rp 640.000,-/hari
Pengeluaran:
1. Harga Ayam: Rp.20.000,-/ekor x 10 ekor = Rp 200.000,-/hari
2. Biaya bahan untuk membuat ayam kremes
dan ayam goreng tepung = Rp 170.000,-/hari
3. Buah-buahan = Rp 40.000,-/hari
4. Saos sambal dan saos tomat = Rp 50.000,-/hari
Tabel 2.2
Proyeksi Penjualan “Ayam Kremes”
No Bulan Penjualan (potong)
1 I 1200
Dari gambar tabel 2.2 berikut memperlihatkan peningkatan permintaan
setiap bulannya dari bisnis ayam kremes ini. Pada bulan pertama permintaan ayam
sebanyak 1200 potong yang tiap harinya diharapkan terjual sebanyak 40 potong
(kremes, tepung goreng) dan akan terus naik tiap bulannya. Ini dapat disebabkan
hadirnya ayam kremes dengan tampilan dan konsep yang berbeda dapat
menembus pasar kuliner dan dapat bersaing dengan produk yang sejenis maupun
2.4.9 Analisis Pesaing
2.4.9.1 Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Pendatang baru dalam industri dapat mengancam pesaing yang ada. Untuk
usaha Ayam Kremes ini ancaman akan masuknya pendatang baru dapat merebut
pangsa pasar dari produk usaha ini. Misalnya masuknya produk yang sejenis
maupun yang berbeda seperti ayam penyet, ayam sambal ijo, ayam batokok dan
sebagainya. Masuknya menu-menu seperti ini dapat mengancam penjualan produk
ayam kremes ini.
2.4.9.2 Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang Ada
Persaingan ada yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi
dengan menggunakan strategi-strategi seperti persaingan harga, promosi dan
sebagainya. Untuk usaha ayam kremes ini tingkat rivalitas yang ada di sekitar area
kawasan industri sangat minim, maka disini ada peluang yang sangat besar untuk
menguasai pasar.
2.4.9.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Dalam usaha ayam kremes ini yang menentukan harga berada ditangan
perusahaan, ini disebabkan karena harga telah tertera di dalam buku menu.
2.4.9.4 Saluran Distribusi
Penggunaan saluran distribusi yang tepat akan memberikan manfaat
seperti tersedianya produk pada moment yang tepat bagi konsumen, dan juga akan
Dalam pemasaran dan penjualan Ayam Kremes hanya menggunakan satu saluran
distribusi.
1) Zero Level Channel: Dari produsen langsung ke konsumen
Gambar 2.17
Saluran pemasaran Ayam Kremes Jenggo
Gambar 2.17 menjelaskan bahwa saluran yang digunakan oleh Ayam
Kremes Jenggo adalah saluran No Channel atau Zero Level Channel yaitu saluran
yang pemasarannya langsung dari produsen ke konsumen. Saluran ini tidak
memiliki perantara, dikarenakan usaha ayam kremes ini “menjajakan” produknya
dengan cara mendirikan warung atau cafe sehingga konsumen datang langsung
untuk membeli produk Ayam Kremes ini.
Dan dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa, pesaing dari
usaha ayam kremes ini adalah produk sejenis, adapun keunggulan dan kelemahan
dari pesaing usaha kami adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Analisis Pesaing
PESAING KEUNGGULAN KELEMAHAN
Ayam Penyet 3. Usaha dijalankan
dalam jangka 4. Kurang higienis
2.5 ASPEK PRODUKSI 2.5.1 Bahan Baku
Perencanaan bahan baku merupakan bagian utama untuk perhitungan
kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas,
harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang
digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per hari):
5 Telur 10 butir 1.000 10.000
6 Minyak Goreng 3kg 12.000 36.000
7 Bawang Putih dan bawang merah
0,5kg 40.000 20.000
8 Cabe 1kg 8.000 8.000
9 Tomat 1kg 8.000 8.000
10 Timun 1,5kg 3.000 4.500
11 Garam 0,5kg 3000 1.500
12 Bumbu-bumbu - 20.000 20.000
13 Gula 2kg 10.000 20.000
14 Buah-buahan - 100.000 100.000
15 Saos 1 sachet 50.000 50.000
2.5.2 Bahan Penolong
Bahan yang digunakan sebagai bahan pembantu bahan pokok produksi,
yaitu:
Tabung Gas LPG 12kg @ Rp 300.000,-
Plastik & Steroform Rp50.000,-
2.5.3 Peralatan yang Dibutuhkan
Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan
juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu
berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
Tabel 2.5
Peralatan Warung Ayam Kremes
Nama Mesin/Peralatan Merk Jumlah
Unit Harga Jumlah Harga
1. Kompor Gas Miyako 1 100.000 100.000
2. Nampan Claris 1 30.000 30.000
3. Pisau Kiwi 1 20.000 20.000
4. Kuali Maxim 1 50.000 50.000
5. Baskom Kiramas 1 20.000 20.000
6. Timbangan Lion Star 1 50.000 50.000
8. Frezeer Box 200 liter Polytron 1 500.000 500.000
9. Piring - 120 10.000 1.200.000
10. Sendok dan Garpu - 100 3.000 300.000
11. Gelas - 100 3.000 300.000
12. Meja - 10 50.000 500.000
13. Bangku - 40 30.000 120.000
14. Kalkulator Karce 1 50.000 50.000
15. Blender Miyako 1 300.000 300.000
16. Baju karyawan Belle 3 50.000 150.000
Total Pembelian 3.715.000
2.5.4 Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang
termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi
Tabel 2.6 Sarana Penunjang
Jenis Biaya Jumlah Biaya
1. Listrik Rp 150.000,-
2. Air Rp 90.000,-
3. Biaya telefon Rp 80.000
Total Biaya Sarana Penunjang Rp 320.000,-
2.5.5 Proses Produksi
Gambar 2.18 Proses Produksi
Aktivitas yang dilakukan meliputi proses mencari ayam serta bahan
makanan dan minuman lainnya, proses memasak, dan proses penyajian. Ayam
didapat dari peternak yang menternak ayamnya secara alami. Peternak seperti ini
terdapat tidak begitu jauh dari tempat penjualan. Proses memasak makanan
dilakukan dengan dua cara yaitu makanan dimasak terlebih dahulu dan makanan
baru dimasak saat dipesan. Terakhir, proses penyajian adalah menyajikan hasil
2.6 ANALISIS SDM
Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan
hal-hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan
persyaratan kerja. Karna usaha saya ini bergerak di bidang makanan maka untuk
pelayan dan kasir saya hanya memerlukan tamatan SMA atau SMK, sedangkan
untuk koki saya memerlukan koki yang telah menamatkan kuliahnya di bidang
tataboga dan juga memiliki sertifikat khusus. Untuk gaji para pegawai :
3 Koki Rp 1.000.000,-/bulan
4 Kasir Rp 800.000,-/bulan
5 Pelayan Rp 7.000.000,-/bulan
6 Cuci piring Rp 500.000,-/bulan
2.7 RENCANA PENGEMBANGAN PASAR 2.7.1 Strategi Produksi
Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan
kuantitas dari produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dari
produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk lebih mengembangkan dan
mengekspansi usaha ini untuk lebih berkembang.
2.7.2 Strategi Organisasi dan SDM
Dalam penerapan strategi organisasi dan SDM juga sangat diperhatikan
karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi
yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada
2.7.3 Strategi Marketing
Marketing juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi
marketing yang akan dilakukan adalah dengan lebih memasarkan usaha ini
dengan membuat brosur, poster dan spanduk yang akan lebih dipasarkan kepada
masyarakat umum.
2.7.4 Strategi Keuangan
Dalam mengembangkan usaha, pemilik akan menambah atau membuka
cabang baru untuk mengembangkan usaha dengan modal sendiri yang telah
didapat dari keuntungan yang dihasilkan.
2.8 ANALISA KEUANGAN 2.8.1 Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana
yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk
di dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow.
Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha
A. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi Tabel 2.7
Kebutuhan Pembiayaan
Uraian Jumlah
a. Peralatan 3.715.000
b. Biaya pra operasi (renovasi gedung)
3.000.000
B. RENCANA ARUS KAS
RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah)
WARUNG AYAM KREMES TAHUN 2011
Tabel 2.8 Rencana Arus Kas
Bln 0 Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 5 Bln 6 Bln 7 Bln 8 Bln 9 Bln 10 Bln 11 Bln 12
A. PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan
Makanan 12.000 12.000 12.200 12.250 12.500 12.600 12.600 12.700 12.750 12.800 12.900 13.000
Minuman 7.200 7.200 7.320 7.350 7.500 7.560 7.560 7.620 7.650 7.680 7.740 7.800
Modal 10.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total Penerimaan 10.000 19.200 19.200 19.520 19.600 20.000 20.160 20.160 20.320 20.400 20.480 20.640 20.800
B. PENGELUARAN
Pembelian Asset (Investasi) 6.715 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembelian Bahan Baku 0 13.800 13.800 13.900 13.950 14.000 14.100 14.120 14.150 14.170 14.200 14.250 14.270
Pembelian Bahan Pembantu 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350
Biaya Produksi Lain-Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Sewa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Pemeliharaan 0 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
Biaya Pemasaran 500 0 0 0 500 0 0 500 0 0 50 0 0
Alat Tulis Kantor 60 0 0 0 50 0 0 50 0 0 50 0 0
Listrik, Air, Telepon 320 320 320 320 320 320 320 320 320 320 320 320 320
Biaya Administrasi Lain-lain 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sub Total Pengeluaran 7.995 17.820 17.820 17.920 18.520 18.020 18.120 18.690 18.170 18.190 18.320 18.270 18.290
C. SELISIH KAS 2.005 1.380 1.380 1.600 1.080 1.980 2.040 1.470 2.150 2.210 2.160 2.370 2.510
D. SALDO KAS AWAL 0 2.005 3.385 4.765 6.365 7.445 9.425 11.465 12.935 12.935 15.145 17.305 19.675
C. Laporan Keuangan
PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS 5 TAHUN KE DEPAN
WARUNG AYAM KREMES
Proyeksi Aliran Kas Usaha (Berdasarkan proyeksi peningkatan proyek penjualan
sebesar 10% per tahun)
Tabel 2.9
Proyeksi Laporan Arus Kas
Uraian
Tahun
1 2 3 4 5
a. Sumber dana (in flow) 250.480.000 308.594.000 339.453.400 373.398.740 410.738.614
b.Penggunaan dana (out
flow)
226.145.000 291.472.500 320.619.750 352.681.725 387.949.897,5
c. Arus kas bersih (net
flow = a – b)
24.335.000 26.768.500 29.445.350 32.389.885 35.628.873,5
d. Keadaan kas awal 0 2.435.000 29.203.500 58.648.850 91.038.735
e. Keadaan kas akhir (c
+ d)
D. Break Event Point
Fixed cost (FC) = Rp 48.960.000,-
Harga jual / price (P) = Rp 250.480.000,-
Variabel cost (VC) = Rp 216.846.000,-
FC
BEP =
P - VC
48.960.000
BEP = = 0,43 x 12 bulan
250.480.000 – 136.619.535
= 5,16 Bulan
2.9 ANALISIS RESIKO USAHA 2.9.1 Analisis Resiko Usaha
1. Modal yang selalu berubah ubah pada waktu tertentu akibat kebijakan
ekonomi pemerintah yang menyebabkan harga berubah.
2. Perubahan selera konsumen
3. Pelanggan yang tidak tetap yang setiap tahunnya terus berganti
4. Keadaan alam yang tidak dapat diperkirakan
5. Munculnya usah yang sama
2.9.2 Antisipasi resiko Usaha
1. Modal dan cadangan modal yang besar akan mengatasi ketika
perekonomian tidak stabil
2. Produsen akan menambah daftar menu setiap bulannya agar konsumen
tidak merasa bosan
3. Terus melakukan promosi, sehingga mendapat pelanggan baru
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pilihan bisnis sampingan dengan modal dan risiko yang tidak terlalu besar,
namun memiliki keuntungan yang besar memang sangat menggiurkan. Sambil
bekerja, waktu selebihnya tetap bisa dioptimalkan menjadi mesin uang. Jika
pandai melihat peluang, kita akan mendapatkan banyak ide membuka bisnis
sampingan.
Pembukaan usaha dalam bidang makanan sangatlah menguntungkan dan
mempunyai prospek yang cerah kedepannya. Hal ini berkaitan dengan
perkembangan zaman dimana laju pertumbuhan penduduk meningkat relatif besar
khususnya makanan yang mampu menghipnotis masyarakat Indonesia. Bisnis
Ayam Kremes ini dirasa sangat bagus untuk dikembangkan mengingat pasar yang
ada sangatlah mendukung.
Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan fokus. Kita tidak bisa
dalam memulai bisnis itu secara setengah-setengah meskipun usaha tesebut
berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh
orang lain namun berasal dari diri kita sendiri. Dengan demikian ketekunan dalam
menjalankannya adalah suatu keharusan. Dan mulai berfikir untuk menciptakan
3.2 Saran
1. Sebelum melakukan suatu usaha hendaknya membuat suatu perencanaan
bisnis terlebih dahulu untuk memudahkan penanganan usaha tersebut
dapat berkembang.
2. Lakukan analisa pasar dengan mengadakan / melakukan berbagai survei
untuk mengetahui minat pasar dan daya saing.
3. Perancangan perencanaan bisnis yang matang hendaknya dapat
dimintakan pendapat-pendapat para pakar yang ada yang sudah
berpengalamanya
4. Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal-awal memulai
usaha karna sekali kita salah dalam perhitungan awal maka yang terjadi
adalah efek berantai dimana kita akan terus menerus mengalami
kesalahan, sementara modal lama kelamaan akan tersedot habis
5. Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada
mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan
mana yang kurang, dengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang
lebih besar
DAFTAR PUSTAKA
Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang dan Frida Ramadini, 2010. Kewirausahaan, USU Press: Medan.
Situmorang, Syafrizal Helmi, 2011, Bisnis: Konsep dan Kasus, USU Press: Medan
Sherly, 2010, 25 Usaha Terlaris Modal 1-3 Juta, Jogja Great! Publisher: Yogyakarta