PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK
PENDERITA KANKER PAYUDARA
DI DEPARTEMEN BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2010
Oleh :
MUHAMAD NOOR AZRIE BIN TAHA
080100351
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK
PENDERITA KANKER PAYUDARA
DI DEPARTEMEN BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
MUHAMAD NOOR AZRIE BIN TAHA
080100351
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Prevalensi dan Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Departemen
Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
NAMA : MUHAMAD NOOR AZRIE BIN TAHA
NIM : 080100351
__________________________________________________________________
Pembimbing,
( dr. T. Ibnu Alferraly Sp.PA )
Penguji I,
( dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes )
Penguji II,
( dr. Hemma Yulfi DAP&E M.Med.Ed )
Medan, 10 Desember 2011 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH )
Abstrak
Latar Belakang: Penyakit kanker payudara merupakan penyakit neoplastik yang
bersifat ganas yang menyerang organ payudara wanita. Di Indonesia, kanker payudara merupakan pembunuh kedua selepas kanker serviks. Penyakit ini selain dapat menyebabkan kematian, malah telah menjadi beban kepada dunia sehingga pada tahun 2004 sebanyak 510 000 orang wanita meninggal dunia.
Metodologi: Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 312 orang pasien wanita dengan karakteristik menderita kanker payudara dan mendapatkan rawatan di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun 2010. Semua data pasien diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis.
Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan
karakteristik kanker payudara pada wanita yang dirawat di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik pada tahun 2010.
Hasil: Didapati sebanyak 312 orang wanita yang menderita kanker payudara di
RSUP. Haji Adam Malik Medan. Kelompok umur 45-64 tahun merupakan kelompok yang paling banyak seramai 176 orang (56.4%). Sebanyak 148 orang (47.4%) sudah menopause. Selain itu, seramai 210 orang (67.3%) datang dengan stadium IV dengan keluhan benjolan paling banyak yaitu sebanyak 208 orang (66.7%). Distribusi lokasi kanker pada kanan dan kiri hampir sama dan faktor resiko paling banyak adalah sudah menopause.
Kesimpulan: Angka kejadian kanker payudara pada wanita di medan khususnya
semakin meningkat dan pasien yang datang berobat ke rumah sakit biasanya sudah berada pada tahap lanjut. Semua pihak harus mengambil bahagian dalam usaha untuk memberikan pendidikan dan penyuluhan pada wanita tentang kesihatan payudara agar ia tidak menjadi beban kepada kita semua.
Abstract
Introduction: Breast Cancer is a malignant neoplastic disease which attack female breast organ. In In Indonesia, breast cancer is the second killer after cervical cancer. This disease can cause death and had become a burden to the world, in the year 2004 as many as 510 000 women died because of breast cancer.
Methodology: The study design was cross sectional descriptive. The subject of this study were as many as 312 people with the characteristics of female patients with breast cancer and getting treatment at the Department of Oncology, RSUP Haji Adam Malik, Medan in 2010. All patient data taken from secondary data, namely the medical record.
Research Purposes: The purpose of this study was to determine the prevalence and characteristics of breast cancer in women who were treated at the Department of Oncology, Dr H. Adam Malik in 2010.
Results: A total of 312 women found those who suffer from breast cancer in RSUP. Haji Adam Malik, Medan.The group of age between 45-64 years is a group with most women, with 176 women (56.4%). A total of 148 women (47.4%) had menopause. In addition, a total of 210 women (67.3%) came with late phase, stadium IV and the most complaint among these women is lump , with 208 people (66.7%). Distribution of cancer location at the right and left almost the same and the most of the risk factors menopausal.
Conclusion: The estimated occurrence of breast cancer in women, particularly in the field is increasing and patients who come to the hospital for treatment usually already on the late stage. All parties should take part in efforts to provide education and counseling to women about breast health that it will not be a burden to us all.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadrat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
yang berjudul Prevalensi dan Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada Tahun 2010. Tujuan penulisan karya
tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran (S1) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU)
dan menambah khazanah ilmu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
penulis.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada ayah
dan ibu penulis yang banyak memberikan dukungan dan semangat dalam
penulisan proporsal ini. Tidak dilupakan kepada dr. T. Ibnu Alferraly selaku
dosen pembimbing kepada penulis yang penuh perhatian dan kesabaran
memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis sehingga selesainya
penulisan proporsal ini.
Penulis juga ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar SpPD.KGEH selaku Dekan FK USU.
2. dr. T. Ibnu Alferraly Sp. PA selaku dosen pembimbing kepada penulis
yang penuh perhatian dan kesabaran memberikan bimbingan dan
dukungan kepada penulis sehingga selesainya penulisan proporsal ini.
3. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara atas semua jasa-jasa dan sumbangan secara langsung atau tidak
langsung dalam menyiapkan karya tulis ilmiah ini.
4. Teman-teman kelompok penulisan karya tulis ilmiah yaitu, Mohd Hazman
bin Mohd Anuar, Hazimah Hamilin dan Adilah binti Abu Zaimah atas
kebersamaannya selama penyusunan proporsal karya tulis ilmiah.
5. Mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini terdapat banyak kekurangan dan masih
jauh lagi dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini
nanti akan dapat memberi manfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan
kemajuan daam bidang kedokteran ini.
Medan,10 Desember 2011
Penulis
Muhamad Noor Azrie Bin Taha
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv-v
DAFTAR ISI ... vi-viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1 PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang……… 1-2
1.2 Rumusan Masalah………..……… 2
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum………. 2
1.3.2 Tujuan Khusus………. 2-3
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Pada Bidang Kesihatan……….. 3
1.4.2 Manfaat Pada Masyarakat Umum……… 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……...…..……… 4-18
2.1 Pengenalan dan definisi Kanker Payudara………...… 4
2.2 Epidemiologi………...……….. 4
2.3 Etiologi………. 5
2.4 Faktor Resiko………...……….…… 5-6
2.5 Pertumbuhan……….………. 6
2.6 Metastasis……….……….………. 7
2.8 Simtomatologi………...……... 8-9
2.9 Penemuan Dini………..…………... 9
2.10 Pemeriksaan Klinis………. 9- 10 2.11 Diagnosis………...………. 10-12 2.12 Stadium Klinis……….………. 12-14 2.13 Terapi………... 14-16 2.14 Prognosis………..…..….. 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 17-20 3.1 Kerangka Konsep Penelitian………..…... 17
3.2 Definisi Operasional………... 17-20 3.2.1 Prevalensi……….. 18
3.2.2 Karakteristik………..… 18-20 BAB 4 METODE PENELITIAN……… 22-24 4.1 Jenis Penelitian……….. 21
4.2 Waktu dan Tempat……….……… 21-22 4.2.1 Waktu Penelitian……….. 21
4.2.2 Tempat Penelitian………. 22
4.3 Populasi dan Sampel……….……….. 22-23 4.3.1 Populasi………. 22
4.3.2 Sampel………...……… 22
4.4 Teknik Pengumpulan Data……… 22
4.5 Pengolahan dan Analisis Data……….……. 23
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24-38 5.1. Hasil Penelitian ... 24
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 25-33
5.2. Perbahasan ... 33-38
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 39-40
6.1. Kesimpulan ... 39-40
6.2. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42-46
DAFTAR TABEL
Nomor JUDUL HALAMAN
Tabel 5.1 Tabel Frekuensi Wanita Penderita Kanker 25
Payudara Mengikut Distribusi Umur.
Tabel 5.2 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 26
Payudara Menurut Siklus Haid.
Tabel 5.3 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 27
Payudara Menurut Stadium.
Tabel 5.4 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 28
Payudara Menurut Keluhan Utama.
Tabel 5.5 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 29
Payudara Menurut Lokasi.
Tabel 5.6 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 30
Payudara Menurut Faktor Resiko.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kelompok Umur dibanding Stadium 31
Tabel 5.8 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara 32
Menurut Siklus Haid dibanding Stadium Kanker.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Kelompok Umur 32
dengan Keluhan Utama.
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Stadium Kanker Payudara 33
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup.
Surat Izin Penelitian.
Surat Persetujuan Komisi Etik.
Abstrak
Latar Belakang: Penyakit kanker payudara merupakan penyakit neoplastik yang
bersifat ganas yang menyerang organ payudara wanita. Di Indonesia, kanker payudara merupakan pembunuh kedua selepas kanker serviks. Penyakit ini selain dapat menyebabkan kematian, malah telah menjadi beban kepada dunia sehingga pada tahun 2004 sebanyak 510 000 orang wanita meninggal dunia.
Metodologi: Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 312 orang pasien wanita dengan karakteristik menderita kanker payudara dan mendapatkan rawatan di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun 2010. Semua data pasien diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis.
Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan
karakteristik kanker payudara pada wanita yang dirawat di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik pada tahun 2010.
Hasil: Didapati sebanyak 312 orang wanita yang menderita kanker payudara di
RSUP. Haji Adam Malik Medan. Kelompok umur 45-64 tahun merupakan kelompok yang paling banyak seramai 176 orang (56.4%). Sebanyak 148 orang (47.4%) sudah menopause. Selain itu, seramai 210 orang (67.3%) datang dengan stadium IV dengan keluhan benjolan paling banyak yaitu sebanyak 208 orang (66.7%). Distribusi lokasi kanker pada kanan dan kiri hampir sama dan faktor resiko paling banyak adalah sudah menopause.
Kesimpulan: Angka kejadian kanker payudara pada wanita di medan khususnya
semakin meningkat dan pasien yang datang berobat ke rumah sakit biasanya sudah berada pada tahap lanjut. Semua pihak harus mengambil bahagian dalam usaha untuk memberikan pendidikan dan penyuluhan pada wanita tentang kesihatan payudara agar ia tidak menjadi beban kepada kita semua.
Abstract
Introduction: Breast Cancer is a malignant neoplastic disease which attack female breast organ. In In Indonesia, breast cancer is the second killer after cervical cancer. This disease can cause death and had become a burden to the world, in the year 2004 as many as 510 000 women died because of breast cancer.
Methodology: The study design was cross sectional descriptive. The subject of this study were as many as 312 people with the characteristics of female patients with breast cancer and getting treatment at the Department of Oncology, RSUP Haji Adam Malik, Medan in 2010. All patient data taken from secondary data, namely the medical record.
Research Purposes: The purpose of this study was to determine the prevalence and characteristics of breast cancer in women who were treated at the Department of Oncology, Dr H. Adam Malik in 2010.
Results: A total of 312 women found those who suffer from breast cancer in RSUP. Haji Adam Malik, Medan.The group of age between 45-64 years is a group with most women, with 176 women (56.4%). A total of 148 women (47.4%) had menopause. In addition, a total of 210 women (67.3%) came with late phase, stadium IV and the most complaint among these women is lump , with 208 people (66.7%). Distribution of cancer location at the right and left almost the same and the most of the risk factors menopausal.
Conclusion: The estimated occurrence of breast cancer in women, particularly in the field is increasing and patients who come to the hospital for treatment usually already on the late stage. All parties should take part in efforts to provide education and counseling to women about breast health that it will not be a burden to us all.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kanker Payudara merupakan penyakit kanker yang paling sering ditemui pada
wanita di negara berkembang dan di negara maju, penyebab yang dikatakan
paling sering dengan pertambahan kasus penderita kanker payudara ini adalah
perubahan pola hidup di mana lebih ke arah urbanisasi dan ke baratan (WHO,
2008).
Menurut WHO (2008) , prevalensi kejadian kanker payudara di dunia
dianggarkan kurang lebih 16% daripada semua kasus kanker pada wanita.
Diperkirakan kurang lebih 510 000 wanita meninggal dunia pada tahun 2004 dan
69% daripada angka tersebut merupakan kejadian yang berlaku di negara yang
berkembang .Menurut Park (2008), salah satu perkara yang harus diberi perhatian
adalah dimana penderita kanker payudara di negara-negara Asia relatif lebih
muda.
Di Indonesia angka kejadian 4,3 daripada 100 000 penduduk dan kenker
merupakan penyebab kematian ke 7 paling tinggi selepas tuberkulosis, hipertensi,
cedera, perinatal, dan diabetes melitus (Riskesdas 2007). Menurut data yang
didapat daripada Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker
payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di
Indonesia yaitu 16,85%. Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan peningkatan
dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Ambarsari, 1998).
Di Medan, khusunya di RSUP H. Adam Malik , pada tahun 2009, didapati
bahawa seramai 222 orang wanita (83,1%) yang menderita kanker payudara dari
sejumlah 267 orang yang menderita neoplasma payudara. Daripada 222 orang
tersebut, sejumlah 128 orang ( 57,7%) adalah daripada kelompok umur 45-64
Menurut WHO, sekiranya kita dapat mendeteksi kejadian penyakit ini pada
stadium awal, prognosis kesembuhan dan survival rate akan lebih baik berbanding dengan pasien yang datang dengan stadium yang sudah lanjut.
Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI,
pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan
angka kematian sebesar 25-30% (Saryono, 2009).
1.2Rumusan masalah
Berdasarkan daripada epidemiologi seperti dalam pengenalan di atas, angka
mortalitas yang tinggi akibat pasien yang datang berobat sudah pada stadium
lanjut pada pasien yang menderita kanker payudara merupakan suatu beban
kepada kita semua khususnya pada rakyat RI. Sesuai dengan latar belakang yang
dikemukakan, yang menjadi permasaalahan dalam penelitian ini adalah
Prevelensi dan Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Departemen Bedah
Onkologi RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2010.
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui prevalensi dan karakteristik pasien kanker payudara di
RSUP. Adam Malik Medan pada tahun 2010.
1.3.2 Tujuan khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mencari jumlah pasien yang menderita kanker payudara di RSUP.
Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010.
2. Mencari umur pasien yang menderita kanker payudara.
3. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara
berdasarkan kelompok umur .
4. Mengetahui siklus haid pasien kanker payudara adakah normal
5. Mengetahui distribusi proporsi stadium kanker payudara pada
wanita di RSUP. Haji Adam Malik.
6. Mengetahui keluhan utama pada wanita penderita kanker payudara
yang datang untuk mendapatkan rawatan di RSUP.Haji Adam
Malik.
7. Mengetahui lokasi terjadi kanker payudara pada wanita di RSUP.
Haji Adam Malik Medan.
8. Mengetahui faktor resiko pada wanita penderita kanker payudara di
RSUP. Haji Adam Malik Medan.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat pada Bidang Kesihatan
Diharapkan dengan penelitian ini, warga pelayanan kesihatan dapat
mengetahui angka sebenar kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam
Malik dan seterusnya dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan dan juga
upaya penyuluhan terhadap masyarakat tentang kepentingan memeriksa
dan mendeteksi kelainan payudara.
Seterusnya, agar penelitan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
tambahan atau rujukan untuk penelitian yang akan datang.
1.4.2 Manfaat pada Masyarakat
Agar dengan penelitian ini masyarakat dapat mendapatkan gambaran
dengan jelas khususnya pada golongan wanita tentang insidensi kejadian
kanker payudara di kota Medan. Seterusnya, masyarakat diharapkan lebih
peka dalam hal menjaga kesehatan payudara terutama pada kelompok
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan dan Definisi Kanker Payudara
Kanker adalah suatu penyakit neoplastik yang selalunya berakibatkan fatal. Sel kanker tidak seperti sel tumor, ia mempunyai kebolehan untuk menginvasi dan
bermetastasis ke bahagian lain dalam tubuh dan bersifat sangat anaplastik yaitu
kebolehan untuk membelah tanpa berdiferensiasi. (Dorland,s Medical Dictionary).
Payudara adalah alat yang khas untuk kelas hewan yang disebut hewan yang
menyusui, atau mamalia. Maka pada manusia, payudara adalah organ aksesori
khususnya pada wanita yang antara funginya adalah menyusui. (Djamaloeddin,
1982). Payudara juga adalah salah satu daripada ciri-ciri seks sekunder yang
mempunyai arti penting bagi wanita, tidak saja sebagai salah satu identitas bahwa
ia seorang wanita, melainkan mempunyai nilai tersendiri baik dari segi biologik,
psikologik, psikoseksual maupun psikososial (Hawari, 2004).
Kanker payudara adalah proses proliferasi yang bersifat ganas yang berlaku pada
sel epithelial pada duktus dan lobules dari payudara. Keganasan sel epithelial
payudara merupakan penyebab kanker yang paling banyak yaitu diperkirakan
hampir 33% daripada kejadian kanker pada wanita. Oleh itu, penatalaksanaan
yang baik dan deteksi dini amat berguna dalam menurunkan angka mortalitas
akibat penyakit ini. (LippMan, 2008).
2.2 Epidemiologi
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi,
yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Sejak tahun 1994, kadar
mortalitas bagi kanker payudara bagi semua wanita telah menunjukkan
pengurangan yang perlahan yaitu daripada 30% kepada 20%. Pengurangan ini
adalah hasil daripada deteksi dini kanker sehingga ia masih bisa dirawat. Selain
2.3 Etiologi
Penyebab yang pasti kejadian kanker ini masih belum diketahui, namun begitu
faktor endogen diduga memegang peran dalam proses kejadian kanker ini adalah
faktor hormon estrogen. Bagaimanapun mekanisme kejadiannya masih belum
jelas diketahui. Menarke yang lebih dini, hamil pertama terlambat atau mandul
merupakan faktor predisposisi menderita karsinoma payudara (Lester, 2010).
Akan tetapi pemberian estrogen dan progesteron yang biasa digunakan menekan
ovulasi (kontrasepsi) belum terbukti berpengaruh meningkatkan angka kejadian
kanker payudara. Bahkan pada golongan pemakai pil kontrasepsi, kejadian tumor
jinak lebih sedikit dibanding dengan dengan populasi tanpa pil. Selain faktor
estrogen, pada wanita di Jepang, angka kematian akibat karsinoma payudara 5
kali lebih rendah dibandingakan wanita barat. Kanker payudara (tipe
postmenopause) lebih banyak pada wanita berpostur gemuk, sedang postur yang
demikian lebih banyak disebabkan faktor makanan (Baum, 1988).
Gen penentrasi tinggi yang berperan dalam terjadinya kanker payudara yaitu
BRCA1, BRCA2 dan TP53. Namun gen-gen ini hanya berperan kurang dari 10%
dari semua kasus kanker payudara dalam populasi. (Ford, 1995)
2.4 Faktor Resiko
Insidensi kejadian meningkat mengikut pertambahan umur dan paling memuncak
pada umur 75-80 tahun dan seterusnya menurun sedikit selepas itu. Kasus amat
jarang pada wanita di atas 25 tahun tapi sangat sering pada wanita berumur diatas
40 tahun. Yang paling beresiko terserang kanker payudara ialah wanita yang
berumur diatas 30 tahun (sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan
kanker payudara). Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usai 40-45 tahun
(Azamris, 2006). Selain umur, faktor resiko semakin meningkat pada keadaan :
(1) Orang tua (ibu) pernah menderita karsinoma payudara terutama pada usia
relative muda atau anggota keluarga lain seperti kakak, atau adik, (2) Usia
menarche sebelum berumur 11 tahun (3) Sebelumnya pernah menderita
Kehamilan pertama terjadi sesudah umur 35 tahun, (5) menopause yang terlambat
(Lester, 2010).
2.5 Pertumbuhan
Kanker payudara sebahagian besar (95%) merupakan karsinoma . Neoplasma ini
90% berasal dari epitel duktus laktiferus dan sisanya 10% dari epitel duktus
terminal. Pertumbuhan tumor dimulai pada duktus, kemudian ia meluas pada
jaringan stroma yang sering disertai pembentukan jaringan ikat padat, kalsifikasi
dan reaksi radang. Kemudian tumor membentuk konfigurasi jari ke arah fasia dan
membuat perlengketan , sedang ke arah kulit menimbulkan kongestif pembuluh
getah bening yang membuat gambaran kulit mirip dengan kulit jeruk (peau
d’orange) yang lambat laun akan menjadi ulserasi pada kulit. (Baum, 1988)
Pertumbuhan karsinoma bervariasi dari yang lambat sampai yang sangat cepat.
Para pakar juga melaporkan karsinoma payudara secara klinis tumbuh laten dan
bahkan ada yang mengalami regresi. Hal ini bergantung pada daya tahan penderita
dan perangai (behaviour) tumor. Daya pertahanan penderita biasanya dijaga oleh jaringan limfosis. Defek reaksi imunologik ini berpengaruh terhadap pertumbuhan
tumor. Perangai pertumbuhan subtype karsinoma payudara tidak sama, ada yang
lambat ada yang cepat. Perpaduan kedua faktor ini penting dalam menentukan
derajat keganasan ataupun prognosis. Ukuran tumor merupakan parameter untuk
evaluasi kecepatan tumbuh tumor. Semakin besar tumor prognosis semakin buruk
(Baum, 1988).
2.6 Metastasis
Karsinoma payudara biasanya menyebar secara limfogen. Distribusi penyebaran
tergantung pada lokalisasi tumor. Sebahagian besar tumor mengadakan metastasis
di Kelenjar Getah Bening (KGB) aksila melibatkan satu atau lebih kelenjar.
Kadang-kadang sel tumor mencapai KGB infraklavikular ataupun supraklavikular
tanpa melibatkan KGB di aksila.Tumor yang terletak pada daerah medial dapat
menyebar ke KGB parasternal dan jarang ke KGB aksila kontra lateral. Metastasis
Organ yang paling sering terlibat adalah tulang (vertebra), paru, hati dan ke
susunan saraf pusat, kelenjar tiroid dan ginjal. Apabila tumor sudah metastasis ke
hati, maka pada ovarium kemungkinan ditemukan deposit tumor. (Baum, 1988)
Metastasis karsinoma payudara merupakan penyulit dalam perjalanan penyakit
oleh kerana merupakan faktor memperburuk prognosis. Kapan terjadinya
metastasis ini belum dapat ditentukan dengan pasti, namun para ahli membuktikan
bahawa ukuran tumor erat kaitannya dengan kejadian metastasis. Semakin kecil
ukuran tumor, kemungkinan kejadian metastasis semakin kecil pula. Atas dasar
fenomena inilah diupayakan untuk menemukan tumor-tumor pada tahap awal
yaitu ketika pada ukuran kecil antara lain dengan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dan pemeriksaan payudara oleh dokter atau perawat walaupun tidak
ada keluhan yang diikuti mamografi dan sitologi aspirasi. Akan tetapi tumor
berukuran kecil belum merupakan jaminan bebas dari kejadian metastasis. Oleh
kerana itu beberapa pakar berpendapat bahwa karsinoma payudara merupakan
penyakit sistemik yang sukar dijangka. (Baum, 1988)
2.7 Klasifikasi
Identifikasi subtype histopatologi karsinoma payudara penting kerana ada
kaitannya dengan aspek klinis yaitu prediksi metastasis, terapi dan prognosis.
Klasifikasi yang sering dipergunakan adalah klasifikasi WHO (1981)
1.Karsinoma noninvasif.
Massa sel tumor terdapat hanya pada intraduktus atau intralobuler. Prognosis baik,
namun jumlah penderita terhitung sedikit, hanya 5% dari seluruh karsinoma
payudara. Bentuk yang paling sering adalah karsinoma komedo, karsinoma
papiler intraduktus dan karsinoma intralobuler. (Lester, 2010)
2.Karsinoma invasif.
Karsinoma duktus invasif merupakan jenis yang terbanyak, kira-kira 50% dari
karsinoma payudara ditambah 20-30% yang berkombinasi dengan jenis lainnya.
sarang-sarang yang dibatasi jaringan ikat dan sering disertai reaksi desmoplastik.
(Lester, 2010)
Karsinoma lobuler, terdapat 5%-10% dari karsinoma payudara. Tumor berasal
dari epitel duktus terminal, sering bilateral atau tumbuh multisentrik. Massa sel
tumor terdiri dari sel gradasi tinggi, berada pada daerah lobuler. Prognosis tidak
jauh berbeda dengan karsinoma duktus invasive. (Lester, 2010)
Karsinoma moduler, jarang ditemukan yaitu 5%-7%. Tumor sering besar dan
soliter terbatas. Masa sel tumor tersusun berkelompok, sel lebih besar, pleomorfik
dan nukleloli menonjol. Disekitar atau diantara massa tumor terdapat sebukan
padat limfosit. Prognosa tumor ini lebih baik dibanding dengan karsinoma duktus
invasive. (Lester, 2010)
Karsinoma mukoid, terdapat pada wanita berumur lanjut dengan riwayat massa
tumor relative lama. Massa sel tumor tersusun berupa sarang-sarang dengan
matriks musin. Tumbuh lambat, metastasis pada KGB aksila lambat dan prognosis
lebih baik dibanding dengan karsinoma duktus invasive. (Lester, 2010)
Pertumbuhan lambat juga dijumpai pada karsinoma papiler yang jarang
ditemukan (1%). Karsinoma tubular termasuk jarang (2%) dan pertumbuhan
lambat dan prognosis lebih baik dibanding jenis lain. Karsinoma adenoid kistik
sangat jarang ditemukan, tumbuh lambat dan prognosis baik. (Lester, 2010)
Karsinoma Paget. Tumbuh pada epidermis puting susu, meluas pada duktus
dibelakangnya, seolah-olah berasal dari duktus. Prognosis tergantung pada tingkat
pertumbuhan. (Lester, 2010)
2.8 Simtomatologi
Keluhan utama penderita adalah adanya benjolan pada payudara. Cepatnya
pertumbuhan tumor bervariasi. Pada pertumbuhan awal (operable) biasanya tidak ada keluhan sakit dan kadang hanya berupa luka eksema. Pada tumor yang
kadang-kadang disertai satelit tumor pada kulit payudara. Tidak jarang tumor
mirip dengan bisul yang berbulan-bulan diobati tanpa pembaikan. (Kristie, 2007).
Gejala simtomatologi seperti ulserasi, gatal, nyeri, pembesaran, kemerahan, atau
adenopathy aksilaris adalah jarang (Benson, 2001). Skin dimpling, retraksi puting
susu, atau erosi kulit jelas merupakan tanda-tanda stadium seterusnya ( Kristine ,
2007).
2.9 Penemuan Dini
Penemuan dini merupakan upaya penting dalam penanggulangan karsinoma
payudara. Sebahagian besar tumor payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Hal
ini dapat diartikan bahwa ukuran tumor lebih besar bahkan sudah sampai tingkat
inoperable. Di berbagai Rumah Sakit di Indonesia, kira-kira 65-80% karsinoma
payudara ditemukan pada stadium inoperable. Untuk menemukan penyakit ini
lebih awal dikembangkan berbagai metode sebagai berikut:
Pemeriksaan dini sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur. Bagi wanita masa
reproduksi, pemeriksaan dilakukan 5-7 hari sesudah haid berhenti dengan pola
pemeriksaan tertentu. Apabila teraba nodul atau benjolan segera dikonsultasikan
pada dokter keluarga untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan melakukan
pemeriksaan dini secara teratur kesempatan menemukan tumor dalam ukuran
kecil lebih luas. Menurut penelitian para ahli pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) sangat bernilai dalam penemuan dini karsinoma payudara. (Tambunan,
1992)
2.10 Pemeriksaan Klinis
1. Pemeriksaan Payudara secara Klinis (SARANIS).
Dokter umum merupakan ujung tombak penanggulan kesehatan masyarakat ,
mempunyai kesempatan luas menemukan tumor payudara lebih awal.
Kesempatan ini mungkin terwujud, apabila para wanita yang berusia lebih 40
penyakit lain, dilakukan pemeriksaan fisik payudara secara klinis (SARANIS)
oleh dokter, bidan atau paramedik (Tambunan, 1992).
2. Pemeriksaan Mamografi.
Mamografi adalah foto payudara dengan mempergunakan alatan khusus. Teknik
sederhana, tidak sakit dan tidak memerlukan bahan kontras. Mamografi mampi
mendeteksi karsinoma payudara ukuran kecil, lebih kecil dari 0.5cm, bahkan pada
tumor yang tidak teraba. Cara ini dapat dipergunakan untuk skrining missal
terutama golongan resikotinggi. Apabila pada pemeriksaan skrining teraba nodul,
pemeriksaan dilanjutkan dengan mamografi, terutama pada golongan wanita
berisiko tinggi. Akhir-akhir ini untuk deteksi karsinoma dini banyak dipergunakan
xeromamografi dengan kemampuan diagnosis lebih tajam. (Haagensen, 1981)
2.11 Diagnosis
1. Anamnesis.
Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan utama dari penderita. Pada
mulanya tidak merasa sakit, akan tetapi pada pertumbuhan selanjutnya mungkin
timbul keluhan sakit. Pertumbuhan cepat tumor merupakan indikasi kemungkinan
tumor ganas. Batuk atau sesak nafas dapat terjadi pada keadaan dimana tumor
metastasis pada paru. Tumor ganas pada payudara disertai sakit di punggung perlu
dipikirkan kemungkinan metastasis pada tulang vertebra. Pada kasus yang
meragukan, anamnesis lebih banyak diarahkan pada golongan beresiko
(Tambunan, 1993).
2. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan secara menyeluruh setiap benjolan atau
daerah yang mencurigakan dan merasakan tekstur, ukuran, dan hubungan ke kulit
dan otot dada. Setiap perubahan pada puting atau kulit payudara akan dicatat.
Kelenjar getah bening di ketiak dan di atas tulang selangka akan diperiksa karena
ketegasan pembesaran kelenjar getah bening ini mungkin menunjukkan
penyebaran kanker payudara (ACOG, 2010).
Alat mamografi merupakan radiologi untuk mendiagnosis karsinoma payudara
sedini mungkin. Teknik pemeriksaan sederhana. Pada mamografi tampak
pengapuran disekitar tumor. Sarana diagnosis ini dapat dipergunak untuk deteksi
dini karsinoma payudara yang tidak teraba. Akhir-akhir ini muncul
xeromamografi yang mempunyai kemampuan diagnostikyang lebih tajam dan
akurasi yang lebih tinggi.Ultrasonografi (USG) biasanya digunakan untuk
membedakan antara tumor solid dengan kista dan kadang-kadang untuk
mendiagnosis metastasis karsinoma payudara pada organ lain. USG juga amat
berguna dalam deteksi tumor payudara kecil terutama pada wanita muda dengan
jaringan payudara yang padat dan tidak cocok dengan mamografi. (NBBC, 2001)
4. Sitologi Biopsi Jarum Halus (SIBAJAH).
Prosedur dan teknik serta peralatan sangat sederhana, biaya murah, diagnosis
cepat dan akurat. Dengan mempergunakan semprit plastic 10-20ml dan jarum
halus no 23G, ekstrak tumor diaspirasi dan dari bahan aspirat dibuat sediaan
hapus sitologi dan diwarnai sesuai metode Papanicolaou atau MMG. Berdasarkan
perubahan arsitektur sel dapat diagnostic sitologi sebagai berikut : (1) Positif
maligna, (2) negative atau beningna, (3) suspek maligna, (4) inkonklusif
(Tambunan, 1993).
5. Biopsi.
Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metode klasik yang sering dipergunakan
untuk diagnosis berbagai tumor di payudara. Biopsi dilakukan dengan anastesi
lokal ataupun umum tergantung pada kondisi pasien. Apabila diagnosis sitologi
atau histologis menunjukkan hasil negatif sebelum operasi dan masih ada
kecurigaan klinis kuat keganasan, biopsi terbuka dapat digunakan untuk
mendapatkan diagnosis jaringan (Tambunan , 1992). Apabila pemeriksaan
histopatologi positif karsinoma, maka pasien kembali masuk kamar bedah untuk
tindakan bedah terapetik. Dengan cara ini, tindakan bedah dilakukan dua tahap.
Aplikasi biopsy aspirasi sebagai diagnosis praoperatif, memungkinkan tindakan
6. Potongan beku (Frozen Section).
Pada prinsipnya prosedur diagnosis didasarkan pada pemeriksaan jaringan biopsy
insisi atau eksisi, hanya pemotongan jaringan dilakukan di dalam alat pembeku
(cryostat). Metode ini banyak dipergunakan untuk diagnosis durante operasi
berbagai tumor terutama pada tumor payudara yang dicurigai maligna. Sementara
pasien di meja operasi jaringan diambil sedikit dan segera diperiksa dengan
menggunakan alat pemotong beku dan dalam beberapa menit (5-10menit) hasil
pemeriksaan histologi dapat ditentukan beningna atau maligna. Akurasi
diagnostik ini tinggi yaitu mencapai 98%, namun diagnosis definitif ditegakkan
berdasarkan histopatologi potongan dalam paraffin. (Haagensen, 1988).
7. Biopsi Tru-Cut.
Pada prinsipnya biopsi ini merupakan prosedur diagnostik histopatologi dengan
indikasi praoperatif tumor payudara yang diduga maligna atau konfermatif
maligna. Jaringan diambil dengan menggunakan jarum berdiameter besar seperti
Silverman atau Manggini. Cara ini tidak banyak dipergunakan lagi akhir-akhir ini.
(Tambunan, 1993)
8. Status Hormonal.
Ditinjau dari segi hormonal, karsinoma payudara dikenal hormon dependen dan
independen. Hormon yang berpengaruh terhadap tumor ini adalah estrogen dan
progesterone.
Dengan teknik imunokemisteri dapat dideteksi estrogen reseptor (ER) atau
Progesterone Reseptor (PR) pada jaringan. Prosedur ini penting untuk
kepentingan terapi hormonal. (Tambunan, 1993)
2.12 Stadium Klinis
Menurut Salvardori (1984), penentuan stadium tumor merupakan pedoman untuk
memilih pengobatan yang sesuai dan ikut menentukan prognosis. Keseragaman
stadium penting untuk studi perbandingan hasil pengobatan dari berbagai
klasifikasi Internasional yang disusun dalam system TNM. Dalam system ini T
menunjukkan kondisi tumor primer, antara lain diameter dan kondisi kulit tang
menutupi tumor, N penilaian terhadap kemungkinann adanya metastasis pada
kelenjar getah bening (KGB) regional dan M menggambarkan metastasis pada
organ lain, antara lain paru, hati, tulang dan otak.
Stadium 0 disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh darah / saluran payudara dan
kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.
Stadium I dimana tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada
titik pada pembuluh getah bening.
Stadium IIA. Pasien pada kondisi ini mempunyai diameter tumor lebih kecil atau
sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik pada saluran getah bening di
ketiak. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum
menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak. Tidak ada tanda-tanda
tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening
ketiak.
Stadium II B. Pasien pada kondisi ini mempunyai diameter tumor lebih lebar dari
2 cm tapi tidak melebihi 5 cm. Tumor telah menyebar pada titik-titik di pembuluh
getah bening ketiak atau diameter tumor lebih 5 cm tapi belum menyebar.
Stadium III A. Pasien dalam kondisi ini mempunyai diameter tumor lebih kecil
dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening atau
diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada
pembuluh getah bening ketiak.
Stadium III B. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan bias juga luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai
inflammatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bias juga belum menyebar ke titik –
titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar
Stadium III C. Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada
pembuluh getah bening dalam group N3 (Kanker telah menyebar lebih dari 10
titik disaluran getah bening dibawah tulang selangka.
Stadium IV. Ukuran tumor bias berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang
jauh, yaitu tulang, paru-paru, hepar atau tulang iga.
2.13 Terapi
Pola pengobatan karsinoma payudara tergantung pada stadium tumor. Tujuan
pengobatan pada prinsipnya bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif berarti
masih ada harapan sembuh, sedang paliatif hanya menekan efek tumor terhadap
penderita. Dalam hal ini harus dibedakan terapi tumor operable dan inoperable.
Karsinoma Operable. Pada stadium T1 dan T2 dan kadang-kadang T3 dengan No, N1 dan Mo yang dianggap tumor operable, tujuan terapi adalah kuratif. Pola
tindakan bedah yang sering dipergunakan adalah: (1) Mastektomi radikal, (2)
Modifikasi mastektomi radikal yaitu pengangkatan seluruh payudara beserta otot
pektoralis mayor dan jaringan lemak berisi KGB secara en bloc, (3) Pada stadium
T1, No dan Mo banyak memilih pola reseksi segmental disertai diseksi en bloc
KGB aksila dan disusul radioterapi lokal.
Karsinoma Stadium Lanjut (inoperable). Adapun jenis terapi tujuannya adalah paliatif. Berkaitan dengan terapi, karsinoma inoperable dibedakan dalam : karsinoma lanjut lokal, karsinoma dengan metastasis jauh , karsinoma lanjut
residitif.
Karsinoma Lanjut Lokal (To-4, N2-3, Mo), Terapi yang primer adalah radiasi.
Biasanya diberikan 5000cGy pada tumor primer dan 1500cGy pada KGB
regional. Jika terapi radiasi mengalami kegagalan atau respons hanya minimal
pengobatan dilanjutkan dengan terapi sekunder yaitu pemberian kemoterapi.
Terapi tertier hormonal diberikan apabila kemoterapi kurang respons. Kemoterapi
Karsinoma dengan Metastasis Jauh (To-4, N2-3, M1). Terapi yang diutamakan
adalah terapi sistemik yaitu kemoterapi atau hormonal. Pada keadaan tertentu
diberikan terapi local yang sifatnya paliatif misalnya radioterapipada metastasis
tumor di tulang yang menopang tubuh dan tumor berbau busuk atau pendarahan
massif yang mengganggu lingkungan terhadap lingkungan atau hubungan sosial.
(Powles, 1984)
Dalam hal ini dikenal tumor residitif tanpa metastasis jauh, lokoregional tanpa
metastasis jauh dan tumor residitif dengan metastasis jauh. Tumor residitif tanpa
metastasis jauh, biasanya diterapi radiasi atau eksisi dengan radiasi, tergantung
pada kondisi penderita. Residitif lokoregional, terapi primernya adalah radiasi dan
berikutnya kemoterapi atau hormonal. Residitif dengan metastasis jauh, terapinya
sama dengan terapi karsinoma dengan metastasis. (Powles, 1984)
Kemoterapi pada karsinoma payudara stadium lanjut bersifat paliatif. Pemberian
kombinasi beberapa jenis obat memberikan respons yang lebih baik. Dalam
memilih kombinasi harus diperhatikan pensyaratan sebagai berikut: (1) Pemberian
tunggal bersifat aktif dan memberikan respon, (2) Mempunyai titik tangkap yang
berbeda pada siklus sel, (3) Tidak mempunyai efek samping yang sama. (Powles,
1984).
Pemberian terapi hormon pada stadium lanjut bersifat kuratif. Dalam hal ini
penderita dibedakan dalam 3 kelompok yaitu pramenopause, 1-5 tahun pasca
menopause dan pasca menopause. (Powles, 1984)
Pada penderita pramenopause dimana efek estrogen masih positif dilakukan
ablasia hormonal yaitu dengan jalan ovarektomi bilateral. Pada kasus dimana
kondisi penderita tidak mengijinkan untuk operasi dapat dilakukan radiokastrasi.
Lebih sempurna kalau diikutsertakan ablasi kelenjar adrenalin dan hipofise. Akan
tetapi dari teknis sulit dilakukan. (Powles, 1984)
1-5 tahun pasca menopause. Sebelum diterapi diperiksa dulu estrogen reseptor
dalam jaringan tumor. Apabila positif efek estrogen dilakukan kastrasi. Bila
Pasca menopause lebih dari 5 tahun. Pada penderita yang sudah lebih 5 tahun
menopause biasanya diberikan hormon yang sifatnya aditif ataupun kompetetif.
2.14 Prognosis
Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti
karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, level stress, imunitas,
keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Stadium klinis dari kanker payudara
merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Harapan
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penilitian ini
adalah:
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Definisi Operasional.
3.2.1 Prevalensi.
Defenisi operasional prevalensi bagi penelitian ini ialah jumlah keseluruhan kasus
kanker payudara pada wanita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2010.
Cara ukur : Analisa rekam medis
Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)
Skala pengukuran : Nominal. Wanita Penderita Kanker Payudara
1. Prevalensi
2. Karakteristik
Umur Siklus Haid Stadium Kanker Keluhan Utama Lokasi
3.2.2 Kanker payudara.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh didalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara. Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan
dengan kanker payudara ialah kanker di payudara yang di diagnosis positif
menderita payudara.
3.2.3 Karakteristik Penderita Kanker Payudara.
Karakteristik pada penderita kanker payudara yang ingin diteliti dapat dibagi
menjadi enam yaitu umur, siklus haid, stadium kanker, keluhan utama, lokasi dan
faktor resiko..
1. Umur
Umur wanita dalam kiraan tahun ketika di diagnosis menderita kanker payudara.
Dalam penelitian ini, kelompok usia dibagikan kepada beberapa kelompok yaitu:
i. Kelompok yang berumur 5-14 tahun.
ii. Kelompok yang berumur 15-24 tahun.
iii. Kelompok yang berumur 25-34 tahun.
iv. Kelompok yang berumur 35-44 tahun.
v.Kelompok yang berumur 45-64 tahun.
vi. Kelompok yang berumur > 65 tahun
Cara ukur : Analisa rekam medis
Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)
2. Siklus Haid
Siklus haid wanita ketika dia didiagnosis menderita kanker payudara. Pada
penelitian ini, wanita penderita kanker payudara akan dibagikan kepada dua
kelompok yaitu:
i. Kelompok dengan siklus haid normal.
ii. Kelompok yang menopause.
Cara ukur : Analisa rekam medis
Alat ukur : Kareteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)
Skala pengukuran : Nominal
3. Stadium Kanker
Stadium kanker dibahagikan mengikut system TNM yang akhirnya
dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:
i. Stadium I
ii. Stadium II
iii.Stadium III
iv.Stadium IV
Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)
Skala pengukuran : Nominal
4.Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan sebab utama pasien pada payudara untuk datang ke
rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan rawatan. Dalam penelitian ini
ingin dilihat keluhan yang paling sering dikeluhkan oleh pasien yang menderita
Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)
Skala pengukuran : Nominal
5. Lokasi
Lokasi ditemui kelainan, benjolan tumor ganas atau kanker pada payudara. Dalam
penelitian ini hanya dibahagikan menurut tiga lokasi yaitu:
i. Payudara kanan
ii.Payudara kiri
iii.Payudara kanan dan kiri
Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)
Skala pengukuran : Nominal
6. Faktor resiko
Faktor resiko yang menyumbang terhadap kejadian kanker sangat banyak, tetapi
pada penelitian ini hanya beberapa faktor resiko utama sahaja yang ingin dicari
yang menjadi faktor resiko paling dominan pada penderita kanker payudara.
Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yang bermaksud penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama membuat suatu gambaran tentang keadaan
yang objektif, dengan desain cross sectional. Dalam hal ini, gambaran penelitian ini adalah prevalensi kanker payudara pada wanita di RSUP. H.
Adam Malik pada tahun 2010
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2010 s/d Juni 2011.
Waktu penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu:
1) tahap persiapan,
2) tahap pelaksanaan,
3) tahap penyelesaian.
Tahap persiapan merupakan tahap proses persiapan proposal penelitian
ini yang telah dilaksanakan dari bulan Februari hingga Mei 2011.Tahap
pelaksanaan telah dilakukan pada bulan Juni 2011 hingga November
2011. Tahap ini meliputi konsultasi pelaksanaan, pengambilan data
melalui pengumpulan rekam medis, mengolah data,
menginterprestasikan hasil dan menyimpulkan hasil penelitian. Tahap
penyelesaian pula merupakan tahap terakhir yaitu penulisan, ujian,
revisi, jilid dan penyerahan hasil karya tulis ilmiah pada akhir bulan
4.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Departeman Bedah (Onkologi) RSUP.
Haji Adam Malik, Medan. Penentuan lokasi ini berdasarkan
pertimbangan sesuai dengan tujuan penelitian. Alasan dipilih tempat
tersebut adalah rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan
propinsi Sumatera Utara yang sentiasa mendapat pasien dari seluruh
propinsi ini.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di Departemen Bedah
(Onkologi) RSUP. Haji Adam Malik dari Januari s/d Desember 2010
yang menderita kanker payudara.
4.3.2 Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode total sampling, dimana kesemua populasi menjadi sampel penelitian karena untuk
perhitungan prevalensi perlu diketahui total pasien kanker payudara,
kemudian dihitung dengan rumus prevalensi, yaitu jumlah kasus
kanker payudara dibandingkan dengan total kasus tersangka kanker
payudara dan total kasus pasti kanker payudara.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, dimana semua data yang
diperlukan diperoleh dari rekam medis pasien kanker payudara.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperlukan dikumpulkan setelah melihat rekam medis pasien
kanker payudara. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan
Dalam penelitian ini, data adalah berbentuk ketegorik dan akan dianalisis
dengan cara deskriptif. Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel-tabel
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Proses pengambilan data daripada rekam medis telah dilakukan dari tanggal 22
Juni 2011 sampai tanggal 21 Juli 2011 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan. Total sampel yang diperolehi adalah seramai 312 orang yaitu yang
memenuhi krateria yang telah ditetapkan dari awal proses penelitian.
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di bagian RSUP H. Adam Malik, Medan. Data diambil dari
ruangan rekam medis, yang terletak di lantai bawah rumah sakit, setelah
mendapatkan izin dari Bagian Litbang. RSUP H. Adam Malik merupakan sebuah
Rumah Sakit Kelas A sesuai SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga
sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991
yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan,
juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang
meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya
dibangun di atas tanah seluas ± 10Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17
Km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera
Utara.
RSUP H. Adam Malik, Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari
pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat
darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi
diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi
medik, kardiovaskular, mikrobiologi, nefrologi, endokrinologi), pelayanan
penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart
(PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil,
pemulasaran jenazah).
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Sampel penelitian adalah semua wanita yang didiagnosa menderita kanker
payudara dan mendapatkan perawatan di RSUP H. Adam Malik, Medan dari
tanggal 01 Januari 2010 sehingga 31 desember 2010. Semua data sampel diambil
dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian adalah total sampling dan dengan metode ini, peneliti telah mendapatkan sebanyak 312 orang wanita yang menderita kanker payudara.
a. Klasifikasi Umur
Berdasarkan klasifikasi umur yang telah ditetapkan, wanita yang berumur diantara
45-64 tahun merupakan kelompok yang paling banyak yaitu sebanyak 176 orang
(56.4%) dari 312 orang responden. Kemudian diikuti kelompok umur 35-44 tahun
yaitu sebanyak 81 orang (26.0%) daripada jumlah total wanita yang menderita
kanker payudara. Kelompok umur diantara 5-14 tahun merupakan kelompok yang
paling sedikit yaitu hanya 5 orang (1.6%) saja daripada jumlah total. Distribusi
responden mengikut kelompok umur tampak dengan lebih jelas pada table di
bawah:
Tabel 5.1 Tabel Frekuensi Wanita Penderita Kanker Payudara Mengikut
Distribusi Umur.
Kelompok Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%) Persentase
Kumulatif(%)
5-14 5 1.6 1.6
15-24 8 2.6 4.2
25-34 26 8.3 12.5
45-64 176 56.4 94.9
>65 16 5.1 100.0
Jumlah 312 100.0
Dari tabel diatas, dapat kita lihat dengan jelas bahawa distribusi paling banyak
pada wanita penderita kanker payudara itu pada golongan kelompok 45-64 tahun
dan kelompok berumur 5-14 tahun adalah kelompok umur yang paling sedikit.
b. Siklus Haid.
Berdasarkan data yang terkumpul, sebanyak 164 (52.6%) orang responden yang
masih mempunyai siklus haid yang normal menderita kanker payudara sedangkan
selebihnya yaitu sebanyak 148 orang (47.4%) yang sudah mengalami menopause.
Tabel di bawah menunjukkan distribusi penderita kanker payudara dengan siklus
haid.
Tabel 5.2 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Siklus
Haid
Siklus Haid Frekuensi (n) Persentase (%) Persentase
Kumulatif (%)
Normal 164 52.6 52.6
Menopause 148 47.4 100.0
Jumlah 312 100.0
c. Stadium Kanker.
Dari data yang diambil oleh peneliti, sebanyak 210 orang (67.3%) telah mencapai
sebanyak 48 orang (15.4%) lagi . Selebihnya yaitu sebanyak 17.4% lagi berada
pada stadium I dan stadium II dengan masing-masing dengan 35 orang dan 19
orang responden. Tabel di bawah menunjukkan distribusi wanita penderita kanker
payudara menurut stadium.
Tabel 5.3 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Stadium.
Stadium Frekuensi Persentase (%) Presentase
Kumulatif (%)
I 35 11.2 11.2
II 19 6.1 17.3
III 48 15.4 32.7
IV 210 67.3 100.0
Jumlah 312 100.0
Mayoritas responden yang menderita kanker payudara sudah berada pada stadium
IV yaitu sebanyak 210 orang (67.3%) daripada jumlah responden. Hanya sebagian
kecil yang terdiri dari kelompok minoritas berada pada stadium II yaitu hanya
sebanyak 19 orang (6.1%) sahaja.
d. Keluhan Utama.
Berdasarkan data rekam medis yang dikumpulkan oleh peneliti didapatkan
bahawa keluhan utama yang paling sering pada wanita penderita payudara adalah
berupa teraba benjolan pada payudara dengan seramai 208 orang (66.7%)
daripada jumlah keseluruhan responden. Kemudian diikuti dengan keluhan
terdapat ulkus atau borok seramai 54 orang (17.3%). Sedangkan keluhan-keluhan
5.4 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Keluhan Utama.
Keluhan Utama Frekuensi Persentase (%) Persentase
Kumulatif (%)
Benjolan 208 66.7 66.7
Ulkus 54 17.3 84.0
Sekret 19 6.1 90.1
Nyeri 19 6.1 96.2
Retraksi 12 3.8 100.0
Jumlah 312 100.0
Dari data pada tabel di atas kita ketahui bahawa mayoritas pasien yang datang
berobat ke RSUP. Adam Malik adalah dengan keluhan benjolan pada payudara
dan sangat sedikit sekali responden yang datang dengan keluhan retraksi puting,
nyeri dan keluar sekret.
e.Lokasi
Lokasi terjadi kanker payudara yang paling sering adalah pada payudara kanan
dengan sebanyak 168 orang (53.8%) jika dibandingkan dengan payudara kiri
yaitu seramai 135 orang (43.4%). Sisanya adalah terkena pada kedua-dua belah
payudara kiri dan kanan seramai 9 orang yang mewakili 2.9% daripada jumlah
responden. Di bawah ini dapat kita lihat pembahagian frekuensi dan distribusi
Tabel 5.5 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Lokasi.
Lokasi Frekuensi Persentase (%) Persentase
Kumulatif (%)
Kanan 168 53.8 53.8
Kiri 135 43.3 97.1
Kanan Kiri 9 2.9 100.0
Jumlah 312 100.0
f. Faktor Resiko.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari faktor resiko yang paling banyak
mengkontribusi terjadinya kanker payudara pada wanita. Antara faktor yang
didapatkan adalah menopause, riwayat KB, ada riwayat operasi tumor atau kanker
pada payudara sebelumnya, dan adanya riwayat keluarga yang juga menderita
kanker payudara. Tetapi peneliti tidak berjaya mendapatkan data yang lengkap
kerana daripada rekam medis , tidak dicatatkan dengan lengkap faktor-faktor apa
sahaja yang terdapat pada seseorang penderita. Dibawah adalah tabel yang
menunjukkan distribusi wanita penderita kanker payudara menurut faktor
Tabel 5.6 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Faktor
Resiko.
Faktor Resiko Frekuensi Persentase (%) Persentase
Kumulatif (%)
Menopause 73 23.4 23.4
KB 20 6.4 29.8
Riwayat Operasi 50 16.0 45.8
Riwayat Keluarga 22 7.1 52.9
Tiada 147 47.1 100.0
Jumlah 312 100.0
Daripada tabel dapat kita lihat bahawa hampir separuh responden yaitu sebanyak
147 orang (47.1%) yang menderita kanker payudara tidak mempunyai resiko
yang jelas sebelumnya. Sedangkan faktor resiko yang lain seperti menopause
sebanyak 73 orang (23.4%), riwayat pengambilan KB sebanyak 20 orang (6.4%),
riwayat pernah di operasi seramai 50 orang (16%) dan dengan riwayat keluarga
sebanyak 22 orang (7.1%).
Dari hasil penelitian, didapatkan bahawa kelompok umur di atas 40 tahun,
kebanyakannya menderita kanker payudara pada stadium yang lanjut yaitu
stadium III atau stadium IV. Berbeza pada kelompok umur di bawah 40 tahun
yang menderita kanker payudara masih pada stadium awal yaitu stadium I atau
Tabel 5.7 : Distribusi Frekuensi Kelompok Umur dibanding Stadium
Kel. Umur Stadium Klinis Jumlah
(Tahun) I II III IV
5-14 2 0 3 0 5
15-24 5 3 0 0 8
25-34 0 3 7 16 26
35-44 7 4 21 49 81
45-64 20 9 17 130 176
>65 1 0 0 15 16
Jumlah 35 19 48 210 312
Dari tabel di atas jelas dapat kita lihat terdapat kaitan antara kelompok umur
dengan stadium penyakit yang diderita.
Seterusnya didapatkan pula hubungan antara siklus haid dengan stadium penyakit
yang diderita. Walaupun beza daripada frekuensi tidak begitu besar, tapi agak
bermakna. Dari tabel dibawah, kita dapat lihat bahawa pada kelompok wanita
yang mempunyai haid normal lebih ramai diantara mereka yang menderita kanker
pada stadium I, stadium II dan stadium II sahaja. Berdanding pada wanita yang
Tabel 5.8 : Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut
Siklus Haid dibanding Stadium Kanker
Siklus Haid Stadium Klinis Jumlah
I II III IV
Normal 19 10 36 99 164
Menopause 16 9 12 111 148
Jumlah 35 19 48 210 312
Tabel 5.9 : Distribusi Frekuensi Kelompok Umur dengan Keluhan Utama.
Kel. Umur Keluhan Utama Jumlah
(Tahun) Benjolan Ulser Sekret Nyeri Retraksi
5-14 5 0 0 0 0 5
15-24 8 0 0 0 0 8
25-34 21 5 0 0 0 26
35-44 45 21 9 3 3 81
45-64 125 22 4 16 9 176
>65 4 6 6 0 0 16
Jumlah 208 54 19 19 12 312
Tabel di atas menggambarkan hubungan antara kelompok umur dengan keluhan
yang biasanya ditemui dari setiap kelompok umur. Keluhan yang paling banyak
adalah benjolan pada payudara sedangkan keluhan yang lain lebih terjurus pada
dan kelompok 15-24 tahun, keduanya datang ke dokter dengan keluhan benjolan.
Keluhan seperti ulkus, keluar sekret, rasa nyeri dan retraksi kulit pada payudara
biasanya pada kelompok umur diatas 35 tahun.
Tabel 5.10 : Distribusi Frekuensi Stadium Kanker Payudara dengan
Keluhan Utama.
Stadium Keluhan Utama Jumlah
Klinis Benjolan Ulser Sekret Nyeri Retraksi
I 25 0 3 7 0 35
II 16 0 0 3 0 19
III 36 6 0 0 6 48
IV 131 48 16 9 6 210
Jumlah 208 54 19 19 12 312
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahawa keluhan ulkus, nyeri dan sekret paling
sering pada stadium IV berbanding pada stadium yang lain.
5.2 Pembahasan
Menurut National Cancer Intitute (NCI) pada tahun 2010, 1 daripada 8 wanita di
dunia mempunyai resiko untuk mendapat penyakit kanker payudara. Perkara ini
juga selaras dengan statistik yang dikeluarkan oleh World Health Organization
(WHO) yang menunjukkan 8-9 % akan berpeluang mengalami kanker payudara.
Daripada penelitian yang dilakukan di Malaysia oleh National Cancer Institute
(NCI), kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada
wanita dengan insidensi 41.3 per 100 000 orang penduduk. Menurut laporan yang
dilakukan oleh National Cancer Research (NCR) Malaysia, pada tahun 2003
hingga 2005, peratusan penderita kanker yang diderita oleh wanita di Malaysia
sebanyak 10.6%, kemudian kanker usus sebanyak 9.9% dan seterusnya kanker
ovary sebanyak 4.3%.
Dalam penelitian ini didapatkan bahawa kelompok umur yang paling banyak
menderita kanker payudara adalah kelompok wanita yang berumur 45-64 tahun
(56.4%). Laporan ini bersesuaian dengan laporan penelitian yang dilakukan oleh
NCR (Malaysia) pada tahun 2003-2005 yaitu wanita yang berumur 40-60 tahun
merupakan kelompok umur yang paling tinggi insidensi kejadian kanker
payudara. Data yang lain seperti penelitian NCI (Malaysia) bahawa kelompok
wanita yang berumur 45-65 tahun mempunyai persentase paling tinngi yaitu
sebesar 44.1%. Menurut Lester Susan S. didalam buku Pathologic Basis of
Diseases edisi yang ke delapan, wanita yang berumur diatas 40 tahun merupakan
penderita yang paling ramai dengan lebih tiga per empat.
Dalam penelitian ini dijumpai juga penderita kanker payudara pada kelompok
umur 5-14 tahun sebanyak 5 orang (1.6%). Sememangnya kanker payudara pada
anak-anak dan remaja amat jarang ditemukan. Menurut dr. Cynara Coomer,
seorang ahli bedah payudara di Mount Sinai Hospital, New York mengatakan
bahawa resiko terjadi kanker payudara pada anak-anak dan remaja wanita hanya
0.1%. Etiologi yang jelas masih belum diketahui, tapi dikatakan kemungkinan
mereka membawa gen BRACA yang termutasi yang diwariskan dari keluarga.
Selain itu, semasa remaja atau pubertas, sel-sel payudara akan giat membelah
untuk membentuk karakteristik wanita, sehingga pada waktu itu, sekiranya
terpapar dengan agen kanker atau promoter akan menyebabkan kerusakan pada
sel dan terbentuklah pembelahan sel secara ganas.
Menurut penelitian yang dijalankan oleh dr. Gutierrez dkk di Departemen Bedah
Universitas of Miami Miller School of Medicine di Amerika Serikat pada tahun 2008, dari 75 orang pasien pediatrik berumur 19 tahun dan kebawah yang
mendapat kanker payudara, sebanyak 41 orang (57.7%) mendapatkan karsinoma