• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi dan Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Departemen Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi dan Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Departemen Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK

PENDERITA KANKER PAYUDARA

DI DEPARTEMEN BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2010

Oleh :

MUHAMAD NOOR AZRIE BIN TAHA

080100351

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK

PENDERITA KANKER PAYUDARA

DI DEPARTEMEN BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

MUHAMAD NOOR AZRIE BIN TAHA

080100351

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Prevalensi dan Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Departemen

Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

NAMA : MUHAMAD NOOR AZRIE BIN TAHA

NIM : 080100351

__________________________________________________________________

Pembimbing,

( dr. T. Ibnu Alferraly Sp.PA )

Penguji I,

( dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes )

Penguji II,

( dr. Hemma Yulfi DAP&E M.Med.Ed )

Medan, 10 Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH )

(4)

Abstrak

Latar Belakang: Penyakit kanker payudara merupakan penyakit neoplastik yang

bersifat ganas yang menyerang organ payudara wanita. Di Indonesia, kanker payudara merupakan pembunuh kedua selepas kanker serviks. Penyakit ini selain dapat menyebabkan kematian, malah telah menjadi beban kepada dunia sehingga pada tahun 2004 sebanyak 510 000 orang wanita meninggal dunia.

Metodologi: Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 312 orang pasien wanita dengan karakteristik menderita kanker payudara dan mendapatkan rawatan di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun 2010. Semua data pasien diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis.

Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan

karakteristik kanker payudara pada wanita yang dirawat di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik pada tahun 2010.

Hasil: Didapati sebanyak 312 orang wanita yang menderita kanker payudara di

RSUP. Haji Adam Malik Medan. Kelompok umur 45-64 tahun merupakan kelompok yang paling banyak seramai 176 orang (56.4%). Sebanyak 148 orang (47.4%) sudah menopause. Selain itu, seramai 210 orang (67.3%) datang dengan stadium IV dengan keluhan benjolan paling banyak yaitu sebanyak 208 orang (66.7%). Distribusi lokasi kanker pada kanan dan kiri hampir sama dan faktor resiko paling banyak adalah sudah menopause.

Kesimpulan: Angka kejadian kanker payudara pada wanita di medan khususnya

semakin meningkat dan pasien yang datang berobat ke rumah sakit biasanya sudah berada pada tahap lanjut. Semua pihak harus mengambil bahagian dalam usaha untuk memberikan pendidikan dan penyuluhan pada wanita tentang kesihatan payudara agar ia tidak menjadi beban kepada kita semua.

(5)

Abstract

Introduction: Breast Cancer is a malignant neoplastic disease which attack female breast organ. In In Indonesia, breast cancer is the second killer after cervical cancer. This disease can cause death and had become a burden to the world, in the year 2004 as many as 510 000 women died because of breast cancer.

Methodology: The study design was cross sectional descriptive. The subject of this study were as many as 312 people with the characteristics of female patients with breast cancer and getting treatment at the Department of Oncology, RSUP Haji Adam Malik, Medan in 2010. All patient data taken from secondary data, namely the medical record.

Research Purposes: The purpose of this study was to determine the prevalence and characteristics of breast cancer in women who were treated at the Department of Oncology, Dr H. Adam Malik in 2010.

Results: A total of 312 women found those who suffer from breast cancer in RSUP. Haji Adam Malik, Medan.The group of age between 45-64 years is a group with most women, with 176 women (56.4%). A total of 148 women (47.4%) had menopause. In addition, a total of 210 women (67.3%) came with late phase, stadium IV and the most complaint among these women is lump , with 208 people (66.7%). Distribution of cancer location at the right and left almost the same and the most of the risk factors menopausal.

Conclusion: The estimated occurrence of breast cancer in women, particularly in the field is increasing and patients who come to the hospital for treatment usually already on the late stage. All parties should take part in efforts to provide education and counseling to women about breast health that it will not be a burden to us all.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadrat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini

yang berjudul Prevalensi dan Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada Tahun 2010. Tujuan penulisan karya

tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kedokteran (S1) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU)

dan menambah khazanah ilmu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

penulis.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada ayah

dan ibu penulis yang banyak memberikan dukungan dan semangat dalam

penulisan proporsal ini. Tidak dilupakan kepada dr. T. Ibnu Alferraly selaku

dosen pembimbing kepada penulis yang penuh perhatian dan kesabaran

memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis sehingga selesainya

penulisan proporsal ini.

Penulis juga ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar SpPD.KGEH selaku Dekan FK USU.

2. dr. T. Ibnu Alferraly Sp. PA selaku dosen pembimbing kepada penulis

yang penuh perhatian dan kesabaran memberikan bimbingan dan

dukungan kepada penulis sehingga selesainya penulisan proporsal ini.

3. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara atas semua jasa-jasa dan sumbangan secara langsung atau tidak

langsung dalam menyiapkan karya tulis ilmiah ini.

4. Teman-teman kelompok penulisan karya tulis ilmiah yaitu, Mohd Hazman

bin Mohd Anuar, Hazimah Hamilin dan Adilah binti Abu Zaimah atas

kebersamaannya selama penyusunan proporsal karya tulis ilmiah.

5. Mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

(7)

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini terdapat banyak kekurangan dan masih

jauh lagi dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini

nanti akan dapat memberi manfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan

kemajuan daam bidang kedokteran ini.

Medan,10 Desember 2011

Penulis

Muhamad Noor Azrie Bin Taha

(8)

Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv-v

DAFTAR ISI ... vi-viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang……… 1-2

1.2 Rumusan Masalah………..……… 2

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum………. 2

1.3.2 Tujuan Khusus………. 2-3

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Pada Bidang Kesihatan……….. 3

1.4.2 Manfaat Pada Masyarakat Umum……… 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……...…..……… 4-18

2.1 Pengenalan dan definisi Kanker Payudara………...… 4

2.2 Epidemiologi………...……….. 4

2.3 Etiologi………. 5

2.4 Faktor Resiko………...……….…… 5-6

2.5 Pertumbuhan……….………. 6

2.6 Metastasis……….……….………. 7

(9)

2.8 Simtomatologi………...……... 8-9

2.9 Penemuan Dini………..…………... 9

2.10 Pemeriksaan Klinis………. 9- 10 2.11 Diagnosis………...………. 10-12 2.12 Stadium Klinis……….………. 12-14 2.13 Terapi………... 14-16 2.14 Prognosis………..…..….. 16

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 17-20 3.1 Kerangka Konsep Penelitian………..…... 17

3.2 Definisi Operasional………... 17-20 3.2.1 Prevalensi……….. 18

3.2.2 Karakteristik………..… 18-20 BAB 4 METODE PENELITIAN……… 22-24 4.1 Jenis Penelitian……….. 21

4.2 Waktu dan Tempat……….……… 21-22 4.2.1 Waktu Penelitian……….. 21

4.2.2 Tempat Penelitian………. 22

4.3 Populasi dan Sampel……….……….. 22-23 4.3.1 Populasi………. 22

4.3.2 Sampel………...……… 22

4.4 Teknik Pengumpulan Data……… 22

4.5 Pengolahan dan Analisis Data……….……. 23

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24-38 5.1. Hasil Penelitian ... 24

(10)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 25-33

5.2. Perbahasan ... 33-38

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 39-40

6.1. Kesimpulan ... 39-40

6.2. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42-46

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor JUDUL HALAMAN

Tabel 5.1 Tabel Frekuensi Wanita Penderita Kanker 25

Payudara Mengikut Distribusi Umur.

Tabel 5.2 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 26

Payudara Menurut Siklus Haid.

Tabel 5.3 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 27

Payudara Menurut Stadium.

Tabel 5.4 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 28

Payudara Menurut Keluhan Utama.

Tabel 5.5 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 29

Payudara Menurut Lokasi.

Tabel 5.6 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker 30

Payudara Menurut Faktor Resiko.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kelompok Umur dibanding Stadium 31

Tabel 5.8 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara 32

Menurut Siklus Haid dibanding Stadium Kanker.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Kelompok Umur 32

dengan Keluhan Utama.

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Stadium Kanker Payudara 33

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup.

Surat Izin Penelitian.

Surat Persetujuan Komisi Etik.

(13)

Abstrak

Latar Belakang: Penyakit kanker payudara merupakan penyakit neoplastik yang

bersifat ganas yang menyerang organ payudara wanita. Di Indonesia, kanker payudara merupakan pembunuh kedua selepas kanker serviks. Penyakit ini selain dapat menyebabkan kematian, malah telah menjadi beban kepada dunia sehingga pada tahun 2004 sebanyak 510 000 orang wanita meninggal dunia.

Metodologi: Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 312 orang pasien wanita dengan karakteristik menderita kanker payudara dan mendapatkan rawatan di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun 2010. Semua data pasien diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis.

Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan

karakteristik kanker payudara pada wanita yang dirawat di Departemen Onkologi, RSUP H. Adam Malik pada tahun 2010.

Hasil: Didapati sebanyak 312 orang wanita yang menderita kanker payudara di

RSUP. Haji Adam Malik Medan. Kelompok umur 45-64 tahun merupakan kelompok yang paling banyak seramai 176 orang (56.4%). Sebanyak 148 orang (47.4%) sudah menopause. Selain itu, seramai 210 orang (67.3%) datang dengan stadium IV dengan keluhan benjolan paling banyak yaitu sebanyak 208 orang (66.7%). Distribusi lokasi kanker pada kanan dan kiri hampir sama dan faktor resiko paling banyak adalah sudah menopause.

Kesimpulan: Angka kejadian kanker payudara pada wanita di medan khususnya

semakin meningkat dan pasien yang datang berobat ke rumah sakit biasanya sudah berada pada tahap lanjut. Semua pihak harus mengambil bahagian dalam usaha untuk memberikan pendidikan dan penyuluhan pada wanita tentang kesihatan payudara agar ia tidak menjadi beban kepada kita semua.

(14)

Abstract

Introduction: Breast Cancer is a malignant neoplastic disease which attack female breast organ. In In Indonesia, breast cancer is the second killer after cervical cancer. This disease can cause death and had become a burden to the world, in the year 2004 as many as 510 000 women died because of breast cancer.

Methodology: The study design was cross sectional descriptive. The subject of this study were as many as 312 people with the characteristics of female patients with breast cancer and getting treatment at the Department of Oncology, RSUP Haji Adam Malik, Medan in 2010. All patient data taken from secondary data, namely the medical record.

Research Purposes: The purpose of this study was to determine the prevalence and characteristics of breast cancer in women who were treated at the Department of Oncology, Dr H. Adam Malik in 2010.

Results: A total of 312 women found those who suffer from breast cancer in RSUP. Haji Adam Malik, Medan.The group of age between 45-64 years is a group with most women, with 176 women (56.4%). A total of 148 women (47.4%) had menopause. In addition, a total of 210 women (67.3%) came with late phase, stadium IV and the most complaint among these women is lump , with 208 people (66.7%). Distribution of cancer location at the right and left almost the same and the most of the risk factors menopausal.

Conclusion: The estimated occurrence of breast cancer in women, particularly in the field is increasing and patients who come to the hospital for treatment usually already on the late stage. All parties should take part in efforts to provide education and counseling to women about breast health that it will not be a burden to us all.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kanker Payudara merupakan penyakit kanker yang paling sering ditemui pada

wanita di negara berkembang dan di negara maju, penyebab yang dikatakan

paling sering dengan pertambahan kasus penderita kanker payudara ini adalah

perubahan pola hidup di mana lebih ke arah urbanisasi dan ke baratan (WHO,

2008).

Menurut WHO (2008) , prevalensi kejadian kanker payudara di dunia

dianggarkan kurang lebih 16% daripada semua kasus kanker pada wanita.

Diperkirakan kurang lebih 510 000 wanita meninggal dunia pada tahun 2004 dan

69% daripada angka tersebut merupakan kejadian yang berlaku di negara yang

berkembang .Menurut Park (2008), salah satu perkara yang harus diberi perhatian

adalah dimana penderita kanker payudara di negara-negara Asia relatif lebih

muda.

Di Indonesia angka kejadian 4,3 daripada 100 000 penduduk dan kenker

merupakan penyebab kematian ke 7 paling tinggi selepas tuberkulosis, hipertensi,

cedera, perinatal, dan diabetes melitus (Riskesdas 2007). Menurut data yang

didapat daripada Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker

payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di

Indonesia yaitu 16,85%. Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik

Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan peningkatan

dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Ambarsari, 1998).

Di Medan, khusunya di RSUP H. Adam Malik , pada tahun 2009, didapati

bahawa seramai 222 orang wanita (83,1%) yang menderita kanker payudara dari

sejumlah 267 orang yang menderita neoplasma payudara. Daripada 222 orang

tersebut, sejumlah 128 orang ( 57,7%) adalah daripada kelompok umur 45-64

(16)

Menurut WHO, sekiranya kita dapat mendeteksi kejadian penyakit ini pada

stadium awal, prognosis kesembuhan dan survival rate akan lebih baik berbanding dengan pasien yang datang dengan stadium yang sudah lanjut.

Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI,

pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan

angka kematian sebesar 25-30% (Saryono, 2009).

1.2Rumusan masalah

Berdasarkan daripada epidemiologi seperti dalam pengenalan di atas, angka

mortalitas yang tinggi akibat pasien yang datang berobat sudah pada stadium

lanjut pada pasien yang menderita kanker payudara merupakan suatu beban

kepada kita semua khususnya pada rakyat RI. Sesuai dengan latar belakang yang

dikemukakan, yang menjadi permasaalahan dalam penelitian ini adalah

Prevelensi dan Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Departemen Bedah

Onkologi RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2010.

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui prevalensi dan karakteristik pasien kanker payudara di

RSUP. Adam Malik Medan pada tahun 2010.

1.3.2 Tujuan khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mencari jumlah pasien yang menderita kanker payudara di RSUP.

Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010.

2. Mencari umur pasien yang menderita kanker payudara.

3. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara

berdasarkan kelompok umur .

4. Mengetahui siklus haid pasien kanker payudara adakah normal

(17)

5. Mengetahui distribusi proporsi stadium kanker payudara pada

wanita di RSUP. Haji Adam Malik.

6. Mengetahui keluhan utama pada wanita penderita kanker payudara

yang datang untuk mendapatkan rawatan di RSUP.Haji Adam

Malik.

7. Mengetahui lokasi terjadi kanker payudara pada wanita di RSUP.

Haji Adam Malik Medan.

8. Mengetahui faktor resiko pada wanita penderita kanker payudara di

RSUP. Haji Adam Malik Medan.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat pada Bidang Kesihatan

Diharapkan dengan penelitian ini, warga pelayanan kesihatan dapat

mengetahui angka sebenar kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam

Malik dan seterusnya dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan dan juga

upaya penyuluhan terhadap masyarakat tentang kepentingan memeriksa

dan mendeteksi kelainan payudara.

Seterusnya, agar penelitan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

tambahan atau rujukan untuk penelitian yang akan datang.

1.4.2 Manfaat pada Masyarakat

Agar dengan penelitian ini masyarakat dapat mendapatkan gambaran

dengan jelas khususnya pada golongan wanita tentang insidensi kejadian

kanker payudara di kota Medan. Seterusnya, masyarakat diharapkan lebih

peka dalam hal menjaga kesehatan payudara terutama pada kelompok

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan dan Definisi Kanker Payudara

Kanker adalah suatu penyakit neoplastik yang selalunya berakibatkan fatal. Sel kanker tidak seperti sel tumor, ia mempunyai kebolehan untuk menginvasi dan

bermetastasis ke bahagian lain dalam tubuh dan bersifat sangat anaplastik yaitu

kebolehan untuk membelah tanpa berdiferensiasi. (Dorland,s Medical Dictionary).

Payudara adalah alat yang khas untuk kelas hewan yang disebut hewan yang

menyusui, atau mamalia. Maka pada manusia, payudara adalah organ aksesori

khususnya pada wanita yang antara funginya adalah menyusui. (Djamaloeddin,

1982). Payudara juga adalah salah satu daripada ciri-ciri seks sekunder yang

mempunyai arti penting bagi wanita, tidak saja sebagai salah satu identitas bahwa

ia seorang wanita, melainkan mempunyai nilai tersendiri baik dari segi biologik,

psikologik, psikoseksual maupun psikososial (Hawari, 2004).

Kanker payudara adalah proses proliferasi yang bersifat ganas yang berlaku pada

sel epithelial pada duktus dan lobules dari payudara. Keganasan sel epithelial

payudara merupakan penyebab kanker yang paling banyak yaitu diperkirakan

hampir 33% daripada kejadian kanker pada wanita. Oleh itu, penatalaksanaan

yang baik dan deteksi dini amat berguna dalam menurunkan angka mortalitas

akibat penyakit ini. (LippMan, 2008).

2.2 Epidemiologi

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi,

yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Sejak tahun 1994, kadar

mortalitas bagi kanker payudara bagi semua wanita telah menunjukkan

pengurangan yang perlahan yaitu daripada 30% kepada 20%. Pengurangan ini

adalah hasil daripada deteksi dini kanker sehingga ia masih bisa dirawat. Selain

(19)

2.3 Etiologi

Penyebab yang pasti kejadian kanker ini masih belum diketahui, namun begitu

faktor endogen diduga memegang peran dalam proses kejadian kanker ini adalah

faktor hormon estrogen. Bagaimanapun mekanisme kejadiannya masih belum

jelas diketahui. Menarke yang lebih dini, hamil pertama terlambat atau mandul

merupakan faktor predisposisi menderita karsinoma payudara (Lester, 2010).

Akan tetapi pemberian estrogen dan progesteron yang biasa digunakan menekan

ovulasi (kontrasepsi) belum terbukti berpengaruh meningkatkan angka kejadian

kanker payudara. Bahkan pada golongan pemakai pil kontrasepsi, kejadian tumor

jinak lebih sedikit dibanding dengan dengan populasi tanpa pil. Selain faktor

estrogen, pada wanita di Jepang, angka kematian akibat karsinoma payudara 5

kali lebih rendah dibandingakan wanita barat. Kanker payudara (tipe

postmenopause) lebih banyak pada wanita berpostur gemuk, sedang postur yang

demikian lebih banyak disebabkan faktor makanan (Baum, 1988).

Gen penentrasi tinggi yang berperan dalam terjadinya kanker payudara yaitu

BRCA1, BRCA2 dan TP53. Namun gen-gen ini hanya berperan kurang dari 10%

dari semua kasus kanker payudara dalam populasi. (Ford, 1995)

2.4 Faktor Resiko

Insidensi kejadian meningkat mengikut pertambahan umur dan paling memuncak

pada umur 75-80 tahun dan seterusnya menurun sedikit selepas itu. Kasus amat

jarang pada wanita di atas 25 tahun tapi sangat sering pada wanita berumur diatas

40 tahun. Yang paling beresiko terserang kanker payudara ialah wanita yang

berumur diatas 30 tahun (sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan

kanker payudara). Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usai 40-45 tahun

(Azamris, 2006). Selain umur, faktor resiko semakin meningkat pada keadaan :

(1) Orang tua (ibu) pernah menderita karsinoma payudara terutama pada usia

relative muda atau anggota keluarga lain seperti kakak, atau adik, (2) Usia

menarche sebelum berumur 11 tahun (3) Sebelumnya pernah menderita

(20)

Kehamilan pertama terjadi sesudah umur 35 tahun, (5) menopause yang terlambat

(Lester, 2010).

2.5 Pertumbuhan

Kanker payudara sebahagian besar (95%) merupakan karsinoma . Neoplasma ini

90% berasal dari epitel duktus laktiferus dan sisanya 10% dari epitel duktus

terminal. Pertumbuhan tumor dimulai pada duktus, kemudian ia meluas pada

jaringan stroma yang sering disertai pembentukan jaringan ikat padat, kalsifikasi

dan reaksi radang. Kemudian tumor membentuk konfigurasi jari ke arah fasia dan

membuat perlengketan , sedang ke arah kulit menimbulkan kongestif pembuluh

getah bening yang membuat gambaran kulit mirip dengan kulit jeruk (peau

d’orange) yang lambat laun akan menjadi ulserasi pada kulit. (Baum, 1988)

Pertumbuhan karsinoma bervariasi dari yang lambat sampai yang sangat cepat.

Para pakar juga melaporkan karsinoma payudara secara klinis tumbuh laten dan

bahkan ada yang mengalami regresi. Hal ini bergantung pada daya tahan penderita

dan perangai (behaviour) tumor. Daya pertahanan penderita biasanya dijaga oleh jaringan limfosis. Defek reaksi imunologik ini berpengaruh terhadap pertumbuhan

tumor. Perangai pertumbuhan subtype karsinoma payudara tidak sama, ada yang

lambat ada yang cepat. Perpaduan kedua faktor ini penting dalam menentukan

derajat keganasan ataupun prognosis. Ukuran tumor merupakan parameter untuk

evaluasi kecepatan tumbuh tumor. Semakin besar tumor prognosis semakin buruk

(Baum, 1988).

2.6 Metastasis

Karsinoma payudara biasanya menyebar secara limfogen. Distribusi penyebaran

tergantung pada lokalisasi tumor. Sebahagian besar tumor mengadakan metastasis

di Kelenjar Getah Bening (KGB) aksila melibatkan satu atau lebih kelenjar.

Kadang-kadang sel tumor mencapai KGB infraklavikular ataupun supraklavikular

tanpa melibatkan KGB di aksila.Tumor yang terletak pada daerah medial dapat

menyebar ke KGB parasternal dan jarang ke KGB aksila kontra lateral. Metastasis

(21)

Organ yang paling sering terlibat adalah tulang (vertebra), paru, hati dan ke

susunan saraf pusat, kelenjar tiroid dan ginjal. Apabila tumor sudah metastasis ke

hati, maka pada ovarium kemungkinan ditemukan deposit tumor. (Baum, 1988)

Metastasis karsinoma payudara merupakan penyulit dalam perjalanan penyakit

oleh kerana merupakan faktor memperburuk prognosis. Kapan terjadinya

metastasis ini belum dapat ditentukan dengan pasti, namun para ahli membuktikan

bahawa ukuran tumor erat kaitannya dengan kejadian metastasis. Semakin kecil

ukuran tumor, kemungkinan kejadian metastasis semakin kecil pula. Atas dasar

fenomena inilah diupayakan untuk menemukan tumor-tumor pada tahap awal

yaitu ketika pada ukuran kecil antara lain dengan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) dan pemeriksaan payudara oleh dokter atau perawat walaupun tidak

ada keluhan yang diikuti mamografi dan sitologi aspirasi. Akan tetapi tumor

berukuran kecil belum merupakan jaminan bebas dari kejadian metastasis. Oleh

kerana itu beberapa pakar berpendapat bahwa karsinoma payudara merupakan

penyakit sistemik yang sukar dijangka. (Baum, 1988)

2.7 Klasifikasi

Identifikasi subtype histopatologi karsinoma payudara penting kerana ada

kaitannya dengan aspek klinis yaitu prediksi metastasis, terapi dan prognosis.

Klasifikasi yang sering dipergunakan adalah klasifikasi WHO (1981)

1.Karsinoma noninvasif.

Massa sel tumor terdapat hanya pada intraduktus atau intralobuler. Prognosis baik,

namun jumlah penderita terhitung sedikit, hanya 5% dari seluruh karsinoma

payudara. Bentuk yang paling sering adalah karsinoma komedo, karsinoma

papiler intraduktus dan karsinoma intralobuler. (Lester, 2010)

2.Karsinoma invasif.

Karsinoma duktus invasif merupakan jenis yang terbanyak, kira-kira 50% dari

karsinoma payudara ditambah 20-30% yang berkombinasi dengan jenis lainnya.

(22)

sarang-sarang yang dibatasi jaringan ikat dan sering disertai reaksi desmoplastik.

(Lester, 2010)

Karsinoma lobuler, terdapat 5%-10% dari karsinoma payudara. Tumor berasal

dari epitel duktus terminal, sering bilateral atau tumbuh multisentrik. Massa sel

tumor terdiri dari sel gradasi tinggi, berada pada daerah lobuler. Prognosis tidak

jauh berbeda dengan karsinoma duktus invasive. (Lester, 2010)

Karsinoma moduler, jarang ditemukan yaitu 5%-7%. Tumor sering besar dan

soliter terbatas. Masa sel tumor tersusun berkelompok, sel lebih besar, pleomorfik

dan nukleloli menonjol. Disekitar atau diantara massa tumor terdapat sebukan

padat limfosit. Prognosa tumor ini lebih baik dibanding dengan karsinoma duktus

invasive. (Lester, 2010)

Karsinoma mukoid, terdapat pada wanita berumur lanjut dengan riwayat massa

tumor relative lama. Massa sel tumor tersusun berupa sarang-sarang dengan

matriks musin. Tumbuh lambat, metastasis pada KGB aksila lambat dan prognosis

lebih baik dibanding dengan karsinoma duktus invasive. (Lester, 2010)

Pertumbuhan lambat juga dijumpai pada karsinoma papiler yang jarang

ditemukan (1%). Karsinoma tubular termasuk jarang (2%) dan pertumbuhan

lambat dan prognosis lebih baik dibanding jenis lain. Karsinoma adenoid kistik

sangat jarang ditemukan, tumbuh lambat dan prognosis baik. (Lester, 2010)

Karsinoma Paget. Tumbuh pada epidermis puting susu, meluas pada duktus

dibelakangnya, seolah-olah berasal dari duktus. Prognosis tergantung pada tingkat

pertumbuhan. (Lester, 2010)

2.8 Simtomatologi

Keluhan utama penderita adalah adanya benjolan pada payudara. Cepatnya

pertumbuhan tumor bervariasi. Pada pertumbuhan awal (operable) biasanya tidak ada keluhan sakit dan kadang hanya berupa luka eksema. Pada tumor yang

(23)

kadang-kadang disertai satelit tumor pada kulit payudara. Tidak jarang tumor

mirip dengan bisul yang berbulan-bulan diobati tanpa pembaikan. (Kristie, 2007).

Gejala simtomatologi seperti ulserasi, gatal, nyeri, pembesaran, kemerahan, atau

adenopathy aksilaris adalah jarang (Benson, 2001). Skin dimpling, retraksi puting

susu, atau erosi kulit jelas merupakan tanda-tanda stadium seterusnya ( Kristine ,

2007).

2.9 Penemuan Dini

Penemuan dini merupakan upaya penting dalam penanggulangan karsinoma

payudara. Sebahagian besar tumor payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Hal

ini dapat diartikan bahwa ukuran tumor lebih besar bahkan sudah sampai tingkat

inoperable. Di berbagai Rumah Sakit di Indonesia, kira-kira 65-80% karsinoma

payudara ditemukan pada stadium inoperable. Untuk menemukan penyakit ini

lebih awal dikembangkan berbagai metode sebagai berikut:

Pemeriksaan dini sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur. Bagi wanita masa

reproduksi, pemeriksaan dilakukan 5-7 hari sesudah haid berhenti dengan pola

pemeriksaan tertentu. Apabila teraba nodul atau benjolan segera dikonsultasikan

pada dokter keluarga untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan melakukan

pemeriksaan dini secara teratur kesempatan menemukan tumor dalam ukuran

kecil lebih luas. Menurut penelitian para ahli pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) sangat bernilai dalam penemuan dini karsinoma payudara. (Tambunan,

1992)

2.10 Pemeriksaan Klinis

1. Pemeriksaan Payudara secara Klinis (SARANIS).

Dokter umum merupakan ujung tombak penanggulan kesehatan masyarakat ,

mempunyai kesempatan luas menemukan tumor payudara lebih awal.

Kesempatan ini mungkin terwujud, apabila para wanita yang berusia lebih 40

(24)

penyakit lain, dilakukan pemeriksaan fisik payudara secara klinis (SARANIS)

oleh dokter, bidan atau paramedik (Tambunan, 1992).

2. Pemeriksaan Mamografi.

Mamografi adalah foto payudara dengan mempergunakan alatan khusus. Teknik

sederhana, tidak sakit dan tidak memerlukan bahan kontras. Mamografi mampi

mendeteksi karsinoma payudara ukuran kecil, lebih kecil dari 0.5cm, bahkan pada

tumor yang tidak teraba. Cara ini dapat dipergunakan untuk skrining missal

terutama golongan resikotinggi. Apabila pada pemeriksaan skrining teraba nodul,

pemeriksaan dilanjutkan dengan mamografi, terutama pada golongan wanita

berisiko tinggi. Akhir-akhir ini untuk deteksi karsinoma dini banyak dipergunakan

xeromamografi dengan kemampuan diagnosis lebih tajam. (Haagensen, 1981)

2.11 Diagnosis

1. Anamnesis.

Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan utama dari penderita. Pada

mulanya tidak merasa sakit, akan tetapi pada pertumbuhan selanjutnya mungkin

timbul keluhan sakit. Pertumbuhan cepat tumor merupakan indikasi kemungkinan

tumor ganas. Batuk atau sesak nafas dapat terjadi pada keadaan dimana tumor

metastasis pada paru. Tumor ganas pada payudara disertai sakit di punggung perlu

dipikirkan kemungkinan metastasis pada tulang vertebra. Pada kasus yang

meragukan, anamnesis lebih banyak diarahkan pada golongan beresiko

(Tambunan, 1993).

2. Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan secara menyeluruh setiap benjolan atau

daerah yang mencurigakan dan merasakan tekstur, ukuran, dan hubungan ke kulit

dan otot dada. Setiap perubahan pada puting atau kulit payudara akan dicatat.

Kelenjar getah bening di ketiak dan di atas tulang selangka akan diperiksa karena

ketegasan pembesaran kelenjar getah bening ini mungkin menunjukkan

penyebaran kanker payudara (ACOG, 2010).

(25)

Alat mamografi merupakan radiologi untuk mendiagnosis karsinoma payudara

sedini mungkin. Teknik pemeriksaan sederhana. Pada mamografi tampak

pengapuran disekitar tumor. Sarana diagnosis ini dapat dipergunak untuk deteksi

dini karsinoma payudara yang tidak teraba. Akhir-akhir ini muncul

xeromamografi yang mempunyai kemampuan diagnostikyang lebih tajam dan

akurasi yang lebih tinggi.Ultrasonografi (USG) biasanya digunakan untuk

membedakan antara tumor solid dengan kista dan kadang-kadang untuk

mendiagnosis metastasis karsinoma payudara pada organ lain. USG juga amat

berguna dalam deteksi tumor payudara kecil terutama pada wanita muda dengan

jaringan payudara yang padat dan tidak cocok dengan mamografi. (NBBC, 2001)

4. Sitologi Biopsi Jarum Halus (SIBAJAH).

Prosedur dan teknik serta peralatan sangat sederhana, biaya murah, diagnosis

cepat dan akurat. Dengan mempergunakan semprit plastic 10-20ml dan jarum

halus no 23G, ekstrak tumor diaspirasi dan dari bahan aspirat dibuat sediaan

hapus sitologi dan diwarnai sesuai metode Papanicolaou atau MMG. Berdasarkan

perubahan arsitektur sel dapat diagnostic sitologi sebagai berikut : (1) Positif

maligna, (2) negative atau beningna, (3) suspek maligna, (4) inkonklusif

(Tambunan, 1993).

5. Biopsi.

Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metode klasik yang sering dipergunakan

untuk diagnosis berbagai tumor di payudara. Biopsi dilakukan dengan anastesi

lokal ataupun umum tergantung pada kondisi pasien. Apabila diagnosis sitologi

atau histologis menunjukkan hasil negatif sebelum operasi dan masih ada

kecurigaan klinis kuat keganasan, biopsi terbuka dapat digunakan untuk

mendapatkan diagnosis jaringan (Tambunan , 1992). Apabila pemeriksaan

histopatologi positif karsinoma, maka pasien kembali masuk kamar bedah untuk

tindakan bedah terapetik. Dengan cara ini, tindakan bedah dilakukan dua tahap.

Aplikasi biopsy aspirasi sebagai diagnosis praoperatif, memungkinkan tindakan

(26)

6. Potongan beku (Frozen Section).

Pada prinsipnya prosedur diagnosis didasarkan pada pemeriksaan jaringan biopsy

insisi atau eksisi, hanya pemotongan jaringan dilakukan di dalam alat pembeku

(cryostat). Metode ini banyak dipergunakan untuk diagnosis durante operasi

berbagai tumor terutama pada tumor payudara yang dicurigai maligna. Sementara

pasien di meja operasi jaringan diambil sedikit dan segera diperiksa dengan

menggunakan alat pemotong beku dan dalam beberapa menit (5-10menit) hasil

pemeriksaan histologi dapat ditentukan beningna atau maligna. Akurasi

diagnostik ini tinggi yaitu mencapai 98%, namun diagnosis definitif ditegakkan

berdasarkan histopatologi potongan dalam paraffin. (Haagensen, 1988).

7. Biopsi Tru-Cut.

Pada prinsipnya biopsi ini merupakan prosedur diagnostik histopatologi dengan

indikasi praoperatif tumor payudara yang diduga maligna atau konfermatif

maligna. Jaringan diambil dengan menggunakan jarum berdiameter besar seperti

Silverman atau Manggini. Cara ini tidak banyak dipergunakan lagi akhir-akhir ini.

(Tambunan, 1993)

8. Status Hormonal.

Ditinjau dari segi hormonal, karsinoma payudara dikenal hormon dependen dan

independen. Hormon yang berpengaruh terhadap tumor ini adalah estrogen dan

progesterone.

Dengan teknik imunokemisteri dapat dideteksi estrogen reseptor (ER) atau

Progesterone Reseptor (PR) pada jaringan. Prosedur ini penting untuk

kepentingan terapi hormonal. (Tambunan, 1993)

2.12 Stadium Klinis

Menurut Salvardori (1984), penentuan stadium tumor merupakan pedoman untuk

memilih pengobatan yang sesuai dan ikut menentukan prognosis. Keseragaman

stadium penting untuk studi perbandingan hasil pengobatan dari berbagai

(27)

klasifikasi Internasional yang disusun dalam system TNM. Dalam system ini T

menunjukkan kondisi tumor primer, antara lain diameter dan kondisi kulit tang

menutupi tumor, N penilaian terhadap kemungkinann adanya metastasis pada

kelenjar getah bening (KGB) regional dan M menggambarkan metastasis pada

organ lain, antara lain paru, hati, tulang dan otak.

Stadium 0 disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh darah / saluran payudara dan

kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.

Stadium I dimana tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada

titik pada pembuluh getah bening.

Stadium IIA. Pasien pada kondisi ini mempunyai diameter tumor lebih kecil atau

sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik pada saluran getah bening di

ketiak. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum

menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak. Tidak ada tanda-tanda

tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening

ketiak.

Stadium II B. Pasien pada kondisi ini mempunyai diameter tumor lebih lebar dari

2 cm tapi tidak melebihi 5 cm. Tumor telah menyebar pada titik-titik di pembuluh

getah bening ketiak atau diameter tumor lebih 5 cm tapi belum menyebar.

Stadium III A. Pasien dalam kondisi ini mempunyai diameter tumor lebih kecil

dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening atau

diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada

pembuluh getah bening ketiak.

Stadium III B. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan

pembengkakan bias juga luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai

inflammatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bias juga belum menyebar ke titik –

titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar

(28)

Stadium III C. Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada

pembuluh getah bening dalam group N3 (Kanker telah menyebar lebih dari 10

titik disaluran getah bening dibawah tulang selangka.

Stadium IV. Ukuran tumor bias berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang

jauh, yaitu tulang, paru-paru, hepar atau tulang iga.

2.13 Terapi

Pola pengobatan karsinoma payudara tergantung pada stadium tumor. Tujuan

pengobatan pada prinsipnya bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif berarti

masih ada harapan sembuh, sedang paliatif hanya menekan efek tumor terhadap

penderita. Dalam hal ini harus dibedakan terapi tumor operable dan inoperable.

Karsinoma Operable. Pada stadium T1 dan T2 dan kadang-kadang T3 dengan No, N1 dan Mo yang dianggap tumor operable, tujuan terapi adalah kuratif. Pola

tindakan bedah yang sering dipergunakan adalah: (1) Mastektomi radikal, (2)

Modifikasi mastektomi radikal yaitu pengangkatan seluruh payudara beserta otot

pektoralis mayor dan jaringan lemak berisi KGB secara en bloc, (3) Pada stadium

T1, No dan Mo banyak memilih pola reseksi segmental disertai diseksi en bloc

KGB aksila dan disusul radioterapi lokal.

Karsinoma Stadium Lanjut (inoperable). Adapun jenis terapi tujuannya adalah paliatif. Berkaitan dengan terapi, karsinoma inoperable dibedakan dalam : karsinoma lanjut lokal, karsinoma dengan metastasis jauh , karsinoma lanjut

residitif.

Karsinoma Lanjut Lokal (To-4, N2-3, Mo), Terapi yang primer adalah radiasi.

Biasanya diberikan 5000cGy pada tumor primer dan 1500cGy pada KGB

regional. Jika terapi radiasi mengalami kegagalan atau respons hanya minimal

pengobatan dilanjutkan dengan terapi sekunder yaitu pemberian kemoterapi.

Terapi tertier hormonal diberikan apabila kemoterapi kurang respons. Kemoterapi

(29)

Karsinoma dengan Metastasis Jauh (To-4, N2-3, M1). Terapi yang diutamakan

adalah terapi sistemik yaitu kemoterapi atau hormonal. Pada keadaan tertentu

diberikan terapi local yang sifatnya paliatif misalnya radioterapipada metastasis

tumor di tulang yang menopang tubuh dan tumor berbau busuk atau pendarahan

massif yang mengganggu lingkungan terhadap lingkungan atau hubungan sosial.

(Powles, 1984)

Dalam hal ini dikenal tumor residitif tanpa metastasis jauh, lokoregional tanpa

metastasis jauh dan tumor residitif dengan metastasis jauh. Tumor residitif tanpa

metastasis jauh, biasanya diterapi radiasi atau eksisi dengan radiasi, tergantung

pada kondisi penderita. Residitif lokoregional, terapi primernya adalah radiasi dan

berikutnya kemoterapi atau hormonal. Residitif dengan metastasis jauh, terapinya

sama dengan terapi karsinoma dengan metastasis. (Powles, 1984)

Kemoterapi pada karsinoma payudara stadium lanjut bersifat paliatif. Pemberian

kombinasi beberapa jenis obat memberikan respons yang lebih baik. Dalam

memilih kombinasi harus diperhatikan pensyaratan sebagai berikut: (1) Pemberian

tunggal bersifat aktif dan memberikan respon, (2) Mempunyai titik tangkap yang

berbeda pada siklus sel, (3) Tidak mempunyai efek samping yang sama. (Powles,

1984).

Pemberian terapi hormon pada stadium lanjut bersifat kuratif. Dalam hal ini

penderita dibedakan dalam 3 kelompok yaitu pramenopause, 1-5 tahun pasca

menopause dan pasca menopause. (Powles, 1984)

Pada penderita pramenopause dimana efek estrogen masih positif dilakukan

ablasia hormonal yaitu dengan jalan ovarektomi bilateral. Pada kasus dimana

kondisi penderita tidak mengijinkan untuk operasi dapat dilakukan radiokastrasi.

Lebih sempurna kalau diikutsertakan ablasi kelenjar adrenalin dan hipofise. Akan

tetapi dari teknis sulit dilakukan. (Powles, 1984)

1-5 tahun pasca menopause. Sebelum diterapi diperiksa dulu estrogen reseptor

dalam jaringan tumor. Apabila positif efek estrogen dilakukan kastrasi. Bila

(30)

Pasca menopause lebih dari 5 tahun. Pada penderita yang sudah lebih 5 tahun

menopause biasanya diberikan hormon yang sifatnya aditif ataupun kompetetif.

2.14 Prognosis

Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti

karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, level stress, imunitas,

keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Stadium klinis dari kanker payudara

merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Harapan

(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penilitian ini

adalah:

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional.

3.2.1 Prevalensi.

Defenisi operasional prevalensi bagi penelitian ini ialah jumlah keseluruhan kasus

kanker payudara pada wanita di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2010.

Cara ukur : Analisa rekam medis

Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)

Skala pengukuran : Nominal. Wanita Penderita Kanker Payudara

1. Prevalensi

2. Karakteristik

 Umur  Siklus Haid  Stadium Kanker  Keluhan Utama  Lokasi

(32)

3.2.2 Kanker payudara.

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh didalam jaringan payudara.

Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak

maupun jaringan ikat pada payudara. Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan

dengan kanker payudara ialah kanker di payudara yang di diagnosis positif

menderita payudara.

3.2.3 Karakteristik Penderita Kanker Payudara.

Karakteristik pada penderita kanker payudara yang ingin diteliti dapat dibagi

menjadi enam yaitu umur, siklus haid, stadium kanker, keluhan utama, lokasi dan

faktor resiko..

1. Umur

Umur wanita dalam kiraan tahun ketika di diagnosis menderita kanker payudara.

Dalam penelitian ini, kelompok usia dibagikan kepada beberapa kelompok yaitu:

i. Kelompok yang berumur 5-14 tahun.

ii. Kelompok yang berumur 15-24 tahun.

iii. Kelompok yang berumur 25-34 tahun.

iv. Kelompok yang berumur 35-44 tahun.

v.Kelompok yang berumur 45-64 tahun.

vi. Kelompok yang berumur > 65 tahun

Cara ukur : Analisa rekam medis

Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)

(33)

2. Siklus Haid

Siklus haid wanita ketika dia didiagnosis menderita kanker payudara. Pada

penelitian ini, wanita penderita kanker payudara akan dibagikan kepada dua

kelompok yaitu:

i. Kelompok dengan siklus haid normal.

ii. Kelompok yang menopause.

Cara ukur : Analisa rekam medis

Alat ukur : Kareteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)

Skala pengukuran : Nominal

3. Stadium Kanker

Stadium kanker dibahagikan mengikut system TNM yang akhirnya

dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:

i. Stadium I

ii. Stadium II

iii.Stadium III

iv.Stadium IV

Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)

Skala pengukuran : Nominal

4.Keluhan Utama

Keluhan utama merupakan sebab utama pasien pada payudara untuk datang ke

rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan rawatan. Dalam penelitian ini

ingin dilihat keluhan yang paling sering dikeluhkan oleh pasien yang menderita

(34)

Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)

Skala pengukuran : Nominal

5. Lokasi

Lokasi ditemui kelainan, benjolan tumor ganas atau kanker pada payudara. Dalam

penelitian ini hanya dibahagikan menurut tiga lokasi yaitu:

i. Payudara kanan

ii.Payudara kiri

iii.Payudara kanan dan kiri

Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)

Skala pengukuran : Nominal

6. Faktor resiko

Faktor resiko yang menyumbang terhadap kejadian kanker sangat banyak, tetapi

pada penelitian ini hanya beberapa faktor resiko utama sahaja yang ingin dicari

yang menjadi faktor resiko paling dominan pada penderita kanker payudara.

Alat ukur : Karakteristik diagnostik (dilihat pada rekam medis)

(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yang bermaksud penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama membuat suatu gambaran tentang keadaan

yang objektif, dengan desain cross sectional. Dalam hal ini, gambaran penelitian ini adalah prevalensi kanker payudara pada wanita di RSUP. H.

Adam Malik pada tahun 2010

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2010 s/d Juni 2011.

Waktu penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu:

1) tahap persiapan,

2) tahap pelaksanaan,

3) tahap penyelesaian.

Tahap persiapan merupakan tahap proses persiapan proposal penelitian

ini yang telah dilaksanakan dari bulan Februari hingga Mei 2011.Tahap

pelaksanaan telah dilakukan pada bulan Juni 2011 hingga November

2011. Tahap ini meliputi konsultasi pelaksanaan, pengambilan data

melalui pengumpulan rekam medis, mengolah data,

menginterprestasikan hasil dan menyimpulkan hasil penelitian. Tahap

penyelesaian pula merupakan tahap terakhir yaitu penulisan, ujian,

revisi, jilid dan penyerahan hasil karya tulis ilmiah pada akhir bulan

(36)

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Departeman Bedah (Onkologi) RSUP.

Haji Adam Malik, Medan. Penentuan lokasi ini berdasarkan

pertimbangan sesuai dengan tujuan penelitian. Alasan dipilih tempat

tersebut adalah rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan

propinsi Sumatera Utara yang sentiasa mendapat pasien dari seluruh

propinsi ini.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di Departemen Bedah

(Onkologi) RSUP. Haji Adam Malik dari Januari s/d Desember 2010

yang menderita kanker payudara.

4.3.2 Sampel

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode total sampling, dimana kesemua populasi menjadi sampel penelitian karena untuk

perhitungan prevalensi perlu diketahui total pasien kanker payudara,

kemudian dihitung dengan rumus prevalensi, yaitu jumlah kasus

kanker payudara dibandingkan dengan total kasus tersangka kanker

payudara dan total kasus pasti kanker payudara.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, dimana semua data yang

diperlukan diperoleh dari rekam medis pasien kanker payudara.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperlukan dikumpulkan setelah melihat rekam medis pasien

kanker payudara. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan

(37)

Dalam penelitian ini, data adalah berbentuk ketegorik dan akan dianalisis

dengan cara deskriptif. Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel-tabel

(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data daripada rekam medis telah dilakukan dari tanggal 22

Juni 2011 sampai tanggal 21 Juli 2011 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan. Total sampel yang diperolehi adalah seramai 312 orang yaitu yang

memenuhi krateria yang telah ditetapkan dari awal proses penelitian.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di bagian RSUP H. Adam Malik, Medan. Data diambil dari

ruangan rekam medis, yang terletak di lantai bawah rumah sakit, setelah

mendapatkan izin dari Bagian Litbang. RSUP H. Adam Malik merupakan sebuah

Rumah Sakit Kelas A sesuai SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga

sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991

yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan,

juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang

meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya

dibangun di atas tanah seluas ± 10Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17

Km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera

Utara.

RSUP H. Adam Malik, Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari

pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat

darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi

diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi

medik, kardiovaskular, mikrobiologi, nefrologi, endokrinologi), pelayanan

penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart

(39)

(PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil,

pemulasaran jenazah).

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Sampel penelitian adalah semua wanita yang didiagnosa menderita kanker

payudara dan mendapatkan perawatan di RSUP H. Adam Malik, Medan dari

tanggal 01 Januari 2010 sehingga 31 desember 2010. Semua data sampel diambil

dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian adalah total sampling dan dengan metode ini, peneliti telah mendapatkan sebanyak 312 orang wanita yang menderita kanker payudara.

a. Klasifikasi Umur

Berdasarkan klasifikasi umur yang telah ditetapkan, wanita yang berumur diantara

45-64 tahun merupakan kelompok yang paling banyak yaitu sebanyak 176 orang

(56.4%) dari 312 orang responden. Kemudian diikuti kelompok umur 35-44 tahun

yaitu sebanyak 81 orang (26.0%) daripada jumlah total wanita yang menderita

kanker payudara. Kelompok umur diantara 5-14 tahun merupakan kelompok yang

paling sedikit yaitu hanya 5 orang (1.6%) saja daripada jumlah total. Distribusi

responden mengikut kelompok umur tampak dengan lebih jelas pada table di

bawah:

Tabel 5.1 Tabel Frekuensi Wanita Penderita Kanker Payudara Mengikut

Distribusi Umur.

Kelompok Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%) Persentase

Kumulatif(%)

5-14 5 1.6 1.6

15-24 8 2.6 4.2

25-34 26 8.3 12.5

(40)

45-64 176 56.4 94.9

>65 16 5.1 100.0

Jumlah 312 100.0

Dari tabel diatas, dapat kita lihat dengan jelas bahawa distribusi paling banyak

pada wanita penderita kanker payudara itu pada golongan kelompok 45-64 tahun

dan kelompok berumur 5-14 tahun adalah kelompok umur yang paling sedikit.

b. Siklus Haid.

Berdasarkan data yang terkumpul, sebanyak 164 (52.6%) orang responden yang

masih mempunyai siklus haid yang normal menderita kanker payudara sedangkan

selebihnya yaitu sebanyak 148 orang (47.4%) yang sudah mengalami menopause.

Tabel di bawah menunjukkan distribusi penderita kanker payudara dengan siklus

haid.

Tabel 5.2 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Siklus

Haid

Siklus Haid Frekuensi (n) Persentase (%) Persentase

Kumulatif (%)

Normal 164 52.6 52.6

Menopause 148 47.4 100.0

Jumlah 312 100.0

c. Stadium Kanker.

Dari data yang diambil oleh peneliti, sebanyak 210 orang (67.3%) telah mencapai

(41)

sebanyak 48 orang (15.4%) lagi . Selebihnya yaitu sebanyak 17.4% lagi berada

pada stadium I dan stadium II dengan masing-masing dengan 35 orang dan 19

orang responden. Tabel di bawah menunjukkan distribusi wanita penderita kanker

payudara menurut stadium.

Tabel 5.3 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Stadium.

Stadium Frekuensi Persentase (%) Presentase

Kumulatif (%)

I 35 11.2 11.2

II 19 6.1 17.3

III 48 15.4 32.7

IV 210 67.3 100.0

Jumlah 312 100.0

Mayoritas responden yang menderita kanker payudara sudah berada pada stadium

IV yaitu sebanyak 210 orang (67.3%) daripada jumlah responden. Hanya sebagian

kecil yang terdiri dari kelompok minoritas berada pada stadium II yaitu hanya

sebanyak 19 orang (6.1%) sahaja.

d. Keluhan Utama.

Berdasarkan data rekam medis yang dikumpulkan oleh peneliti didapatkan

bahawa keluhan utama yang paling sering pada wanita penderita payudara adalah

berupa teraba benjolan pada payudara dengan seramai 208 orang (66.7%)

daripada jumlah keseluruhan responden. Kemudian diikuti dengan keluhan

terdapat ulkus atau borok seramai 54 orang (17.3%). Sedangkan keluhan-keluhan

(42)

5.4 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Keluhan Utama.

Keluhan Utama Frekuensi Persentase (%) Persentase

Kumulatif (%)

Benjolan 208 66.7 66.7

Ulkus 54 17.3 84.0

Sekret 19 6.1 90.1

Nyeri 19 6.1 96.2

Retraksi 12 3.8 100.0

Jumlah 312 100.0

Dari data pada tabel di atas kita ketahui bahawa mayoritas pasien yang datang

berobat ke RSUP. Adam Malik adalah dengan keluhan benjolan pada payudara

dan sangat sedikit sekali responden yang datang dengan keluhan retraksi puting,

nyeri dan keluar sekret.

e.Lokasi

Lokasi terjadi kanker payudara yang paling sering adalah pada payudara kanan

dengan sebanyak 168 orang (53.8%) jika dibandingkan dengan payudara kiri

yaitu seramai 135 orang (43.4%). Sisanya adalah terkena pada kedua-dua belah

payudara kiri dan kanan seramai 9 orang yang mewakili 2.9% daripada jumlah

responden. Di bawah ini dapat kita lihat pembahagian frekuensi dan distribusi

(43)

Tabel 5.5 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Lokasi.

Lokasi Frekuensi Persentase (%) Persentase

Kumulatif (%)

Kanan 168 53.8 53.8

Kiri 135 43.3 97.1

Kanan Kiri 9 2.9 100.0

Jumlah 312 100.0

f. Faktor Resiko.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari faktor resiko yang paling banyak

mengkontribusi terjadinya kanker payudara pada wanita. Antara faktor yang

didapatkan adalah menopause, riwayat KB, ada riwayat operasi tumor atau kanker

pada payudara sebelumnya, dan adanya riwayat keluarga yang juga menderita

kanker payudara. Tetapi peneliti tidak berjaya mendapatkan data yang lengkap

kerana daripada rekam medis , tidak dicatatkan dengan lengkap faktor-faktor apa

sahaja yang terdapat pada seseorang penderita. Dibawah adalah tabel yang

menunjukkan distribusi wanita penderita kanker payudara menurut faktor

(44)

Tabel 5.6 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Faktor

Resiko.

Faktor Resiko Frekuensi Persentase (%) Persentase

Kumulatif (%)

Menopause 73 23.4 23.4

KB 20 6.4 29.8

Riwayat Operasi 50 16.0 45.8

Riwayat Keluarga 22 7.1 52.9

Tiada 147 47.1 100.0

Jumlah 312 100.0

Daripada tabel dapat kita lihat bahawa hampir separuh responden yaitu sebanyak

147 orang (47.1%) yang menderita kanker payudara tidak mempunyai resiko

yang jelas sebelumnya. Sedangkan faktor resiko yang lain seperti menopause

sebanyak 73 orang (23.4%), riwayat pengambilan KB sebanyak 20 orang (6.4%),

riwayat pernah di operasi seramai 50 orang (16%) dan dengan riwayat keluarga

sebanyak 22 orang (7.1%).

Dari hasil penelitian, didapatkan bahawa kelompok umur di atas 40 tahun,

kebanyakannya menderita kanker payudara pada stadium yang lanjut yaitu

stadium III atau stadium IV. Berbeza pada kelompok umur di bawah 40 tahun

yang menderita kanker payudara masih pada stadium awal yaitu stadium I atau

(45)

Tabel 5.7 : Distribusi Frekuensi Kelompok Umur dibanding Stadium

Kel. Umur Stadium Klinis Jumlah

(Tahun) I II III IV

5-14 2 0 3 0 5

15-24 5 3 0 0 8

25-34 0 3 7 16 26

35-44 7 4 21 49 81

45-64 20 9 17 130 176

>65 1 0 0 15 16

Jumlah 35 19 48 210 312

Dari tabel di atas jelas dapat kita lihat terdapat kaitan antara kelompok umur

dengan stadium penyakit yang diderita.

Seterusnya didapatkan pula hubungan antara siklus haid dengan stadium penyakit

yang diderita. Walaupun beza daripada frekuensi tidak begitu besar, tapi agak

bermakna. Dari tabel dibawah, kita dapat lihat bahawa pada kelompok wanita

yang mempunyai haid normal lebih ramai diantara mereka yang menderita kanker

pada stadium I, stadium II dan stadium II sahaja. Berdanding pada wanita yang

(46)

Tabel 5.8 : Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut

Siklus Haid dibanding Stadium Kanker

Siklus Haid Stadium Klinis Jumlah

I II III IV

Normal 19 10 36 99 164

Menopause 16 9 12 111 148

Jumlah 35 19 48 210 312

Tabel 5.9 : Distribusi Frekuensi Kelompok Umur dengan Keluhan Utama.

Kel. Umur Keluhan Utama Jumlah

(Tahun) Benjolan Ulser Sekret Nyeri Retraksi

5-14 5 0 0 0 0 5

15-24 8 0 0 0 0 8

25-34 21 5 0 0 0 26

35-44 45 21 9 3 3 81

45-64 125 22 4 16 9 176

>65 4 6 6 0 0 16

Jumlah 208 54 19 19 12 312

Tabel di atas menggambarkan hubungan antara kelompok umur dengan keluhan

yang biasanya ditemui dari setiap kelompok umur. Keluhan yang paling banyak

adalah benjolan pada payudara sedangkan keluhan yang lain lebih terjurus pada

(47)

dan kelompok 15-24 tahun, keduanya datang ke dokter dengan keluhan benjolan.

Keluhan seperti ulkus, keluar sekret, rasa nyeri dan retraksi kulit pada payudara

biasanya pada kelompok umur diatas 35 tahun.

Tabel 5.10 : Distribusi Frekuensi Stadium Kanker Payudara dengan

Keluhan Utama.

Stadium Keluhan Utama Jumlah

Klinis Benjolan Ulser Sekret Nyeri Retraksi

I 25 0 3 7 0 35

II 16 0 0 3 0 19

III 36 6 0 0 6 48

IV 131 48 16 9 6 210

Jumlah 208 54 19 19 12 312

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahawa keluhan ulkus, nyeri dan sekret paling

sering pada stadium IV berbanding pada stadium yang lain.

5.2 Pembahasan

Menurut National Cancer Intitute (NCI) pada tahun 2010, 1 daripada 8 wanita di

dunia mempunyai resiko untuk mendapat penyakit kanker payudara. Perkara ini

juga selaras dengan statistik yang dikeluarkan oleh World Health Organization

(WHO) yang menunjukkan 8-9 % akan berpeluang mengalami kanker payudara.

Daripada penelitian yang dilakukan di Malaysia oleh National Cancer Institute

(NCI), kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada

wanita dengan insidensi 41.3 per 100 000 orang penduduk. Menurut laporan yang

dilakukan oleh National Cancer Research (NCR) Malaysia, pada tahun 2003

hingga 2005, peratusan penderita kanker yang diderita oleh wanita di Malaysia

(48)

sebanyak 10.6%, kemudian kanker usus sebanyak 9.9% dan seterusnya kanker

ovary sebanyak 4.3%.

Dalam penelitian ini didapatkan bahawa kelompok umur yang paling banyak

menderita kanker payudara adalah kelompok wanita yang berumur 45-64 tahun

(56.4%). Laporan ini bersesuaian dengan laporan penelitian yang dilakukan oleh

NCR (Malaysia) pada tahun 2003-2005 yaitu wanita yang berumur 40-60 tahun

merupakan kelompok umur yang paling tinggi insidensi kejadian kanker

payudara. Data yang lain seperti penelitian NCI (Malaysia) bahawa kelompok

wanita yang berumur 45-65 tahun mempunyai persentase paling tinngi yaitu

sebesar 44.1%. Menurut Lester Susan S. didalam buku Pathologic Basis of

Diseases edisi yang ke delapan, wanita yang berumur diatas 40 tahun merupakan

penderita yang paling ramai dengan lebih tiga per empat.

Dalam penelitian ini dijumpai juga penderita kanker payudara pada kelompok

umur 5-14 tahun sebanyak 5 orang (1.6%). Sememangnya kanker payudara pada

anak-anak dan remaja amat jarang ditemukan. Menurut dr. Cynara Coomer,

seorang ahli bedah payudara di Mount Sinai Hospital, New York mengatakan

bahawa resiko terjadi kanker payudara pada anak-anak dan remaja wanita hanya

0.1%. Etiologi yang jelas masih belum diketahui, tapi dikatakan kemungkinan

mereka membawa gen BRACA yang termutasi yang diwariskan dari keluarga.

Selain itu, semasa remaja atau pubertas, sel-sel payudara akan giat membelah

untuk membentuk karakteristik wanita, sehingga pada waktu itu, sekiranya

terpapar dengan agen kanker atau promoter akan menyebabkan kerusakan pada

sel dan terbentuklah pembelahan sel secara ganas.

Menurut penelitian yang dijalankan oleh dr. Gutierrez dkk di Departemen Bedah

Universitas of Miami Miller School of Medicine di Amerika Serikat pada tahun 2008, dari 75 orang pasien pediatrik berumur 19 tahun dan kebawah yang

mendapat kanker payudara, sebanyak 41 orang (57.7%) mendapatkan karsinoma

Gambar

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1 Tabel Frekuensi Wanita Penderita Kanker Payudara Mengikut Distribusi Umur.
Tabel di bawah menunjukkan distribusi penderita kanker payudara dengan siklus
Tabel 5.3 Tabel Distribusi Wanita Penderita Kanker Payudara Menurut Stadium.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pengumpulan data, dicatat dari rekam medis kesemua pasien yang telah didiagnosa mengalami penyakit kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2009.. Kemudian

METODE: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross-sectional bertujuan untuk mengetahui prevalensi penderita otitis media supuratif kronis pada anak di RSUP

Jika ibu atau saudara perempuan wanita menderita kanker serviks, peluang wanita tersebut untuk terkena kanker serviks 2-3 kali lebih besar daripada wanita

Profil penderita kanker payudara yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2015 berdasarkan riwayat tumor payudara sebelumnya adalah tidak ada tumor sebanyak

Walaupun demikian, usia menarche dini telah ditetapkan sebagai faktor risiko kanker payudara yang well-established (Kumar et al., 2010) Berdasarkan uraian pada

Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RS St Elisabeth Medan Tahun2011 – 2013.. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi

MANAJEMEN STRES WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPIi. di RSUP H ADAM

Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik tahun 2013 sebanyak 147 sampel (total sampling).. Tidak ada