• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Karo Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Di Kabanjahe (1986-2004)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Universitas Karo Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Di Kabanjahe (1986-2004)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS KARO DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT DI KABANJAHE (1986-2004)

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O L E H

PUTRA JAYA SINULINGGA NIM : 050706001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH MEDAN

(2)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

UNIVERSITAS KARO DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT DI KABANJAHE (1986-2004)

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN

O L E H

Putra Jaya Sinulingga 050706001

Pembimbing

Drs. Samsul Tarigan NIP. 195811041986011002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH MEDAN

(3)

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi

UNIVERSITAS KARO DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT DI KABANJAHE (1986-2004)

Yang diajukan oleh Nama : Putra Jaya Sinulingga

Nim : 050706001

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh

Pembimbing

Drs. Samsul Tarigan Tanggal,... NIP. 195811041986011002

Ketua Departemen Ilmu Sejarah

Drs. Edi Sumarno,M.Hum Tanggal,... NIP. 196409221989031001

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa menganugrahkan kasih dan kemurahan-Nya yang senantiasa telah

penulis rasakan berupa kesehatan, keselamatan dan kesempatan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Begitu banyak hal yang penulis rasakan baik itu suka maupun duka yang

datang silih berganti mewarnai perjuangan dan perjalanan hidup penulis selama ini.

Apapun yang penulis rasakan dan lewati dalam penyusunan skripsi ini bukan

semata mata karna kekuatan penulis,tetapi ada suatu kuasa yang selalu menolong

membimbing dan menopang penulis, itulah kasih Tuhan yang terus mengalir dan

tak berkesudahan hingga proses perkuliahan penulis dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada setiap orang yang telah terlibat dalam pembuatan skripsi

ini hingga selesai. Penulis menyadari bahwa tanpa keterlibatan mereka skripsi ini

tidak dapat terselesaikan. Tidak ada satu hal pun yang dapat penulis sampaikan

selain ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Buat kedua orang tuaku tercinta P. Sinulingga dan S. br. Sembiring, yang telah

merawat, membesarkan dan mendidik penulis mulai dari lahir hingga sampai

saat ini. Kasih sayang yang telah mereka berikan tiada taranya. Suka dan duka

yang dirasakan tidak pernah menyurutkan semengat Bapak dan ibu untuk terus

mendukung penulis hingga sampai penulisan skripsi ini selesai. Penulis

(5)

semoga diberi umur yang panjang untuk terus membimbing kami

anak-anaknya.

2. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama

perkuliahan.

3. Drs. Edi Sumarno,M.Hum selaku Ketua Departemen Ilmu Sejarah Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan

meluangkan waktunya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Junita br. Ginting selaku dosen wali penulis yang telah memberi

arahan kepada penulis selama perkuliahan.

5. Bapak Drs. Samsul Tarigan sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bantuan, dorongan dan pelajaran yang berharga dan meluangkan

waktu untuk membimbing penulis dengan sabar serta memberikan banyak

masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Kakak Sarah dan Kakak Masta Sari br. Sinulingga yang juga berperan besar

terhadap penulis selama ini. Terimakasih buat nasehatnya sehingga membuat

penulis merasa lebih tegar dan sabar dalam hidup ini.

7. Ibu Juneini br. Tarigan, SE sebagai kepala perpustakaan yang telah banyak

(6)

8. Rekan-rekan saya di Kabanjahe dan Kampus Universitas Karo (Quality)

Kabanjahe, antara lain Iskandar Maximus, Vicky Tarigan, Dolli Pasaribu, Jefri

Milanisti, Charles Z Ginting dan lainnya yang telah ikut serta membantu

penulis selama berada di tempat penelitian.

9. Seluruh informan yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh dosen, Staf pengajar, Staf Administrasi di Departemen Ilmu Sejarah

yang telah mendidik dan membantu penulis selama mengenyam pendidikan di

Departemen Sejarah, Sehingga penulis mendapatkan suatu ilmu yang dapat di

bawa penulis kemanapun melangkah.

11. Kawan-kawan sejarah stambuk 2005, ada Jackson, Jomenda, Mulia, Richi,

Halason, Elim, Hiskia, Febri, Jogi, Panji, Sere Murni, Junita, Seselia,

Merisdawati, yang juga ikut serta membantu penulis serta memberikan banyak

masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

12. Orang yang spesial dan tersayang Esti Y br. Sirait, AMKeb, yang selalu

mendorong dan menyemangati penulis dalam berbagai situasi, terutama sangat

berperan membantu penulis dalam pengerjaan Skripsi ini.

13. Seluruh Kawan-kawan satu kost di Pasar 1 Berdikari 2C padang bulan, ada

Sepri, Permi, charles, Joni, Noah, Raskita, Jalin, Calvin dan teman lainnya.

(7)

Akhirnya untuk semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak

disebutkan dalam penyusunan skripsi ini, saya mengucapkan banyak Terima Kasih.

Semoga semua kebaikan yang penulis terima dibalas Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Medan, Juni 2011

Penulis

(8)

ABSTRAK

Universitas Karo (UKA) adalah salah satu universitas swasta di Sumatera Utara yang berada di Kabanjahe, Kabupaten Karo. Universitas ini merupakan universitas pertama di Tanah Karo. Sebagai universitas pertama di Kabupaten Karo, banyak kisah yang mewarnai perjalanan kampus ini terutama dalam hal perkembangannya. Dalam perjalanannya, kampus ini tidak selamanya berkembang pesat, tetapi juga mengalami masa-masa sulit atau kemunduran.

Berdirinya Universitas Karo adalah melalui adanya kesepakatan-kesepakatan yang dilakukan oleh para pendirinya. Mereka melaksanakan musyawarah mufakat. Setelah melalui banyak musyawarah dan diskusi akhirnya mereka menemukan kata sepakat untuk pendirian Universitas Karo itu sendiri yaitu pada tanggal 25 mei 1986 di Kabanjahe. Di situ juga mereka menetapkan yayasan penyantun dan penanggung jawab untuk Universitas Karo itu sendiri yaitu Yayasan Karo Simalem. Hal ini membuat kepemilikan dan kepengurusan dari universitas karo menjadi tanggung jawab Yayasan Karo Simalem tersebut.

Pada awalnya Universitas Karo masih meminjam sejumlah gedung pemerintahan di Kabanjahe didalam penyelenggaraan pendidikannya, namun dalam perkembangan selanjutnya telah memiliki gedung sendiri dengan sarana dan prasarana yang memadai. Perpindahan sepenuhnya dari Universitas Karo itu sendiri ka gedung Universitas Karo kampus Bukit Barisan di jalan Jamin Ginting no. 41 Kabanjahe terlaksana pada tahun ajaran 1989/1990. Gedung tersebut terbangun dan dibiayai oleh Yayasan Karo Simalem, dan sumbangan dari berbagai pihak, pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Didalam perkembangannya Universitas Karo banyak mengalami perubahan keadaan sampai pada tahun 2004. Hingga tahun 2004 Universitas Karo telah mengalami pergantian pimpinan (Rektor) selama tiga kali. Hingga tahun 2004 juga telah banyak bertambah sarana, prasarana, dan fasilitas di kampus UKA. Hal ini demi menunjang kelancaran dan kepuasan dalam menjalani pendidikan di universitas tersebut.

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar

Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4. Tinjauan Pustaka ... 8

1.5. Metode Penelitian ... 10

1.6. Jadwa l Penelitian ... 11

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1. Letak Geografis ... 13

2.2. Keadaan Penduduk ... 15

2.3. Keadaan Pendidikan ... 16

2.4. Sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten ... 18

2.5. Keadaan Agama ... 19

BAB III SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS KARO 3.1. Latar Belakang Berdirinya Universitas Karo ... 22

3.2. Faktor Pendukung Berdirinya Universitas Karo ... 27

(10)

3.2.2. Pembentukan Yayasan ... 31

3.2.3. Bantuan-Bantuan ... 37

3.3. Kelengkapan dan Fasilitas Universitas Karo ... 40

3.3.1. Izin Operasional dan Status Universitas ... 41

3.3.2. Struktur Organisasi ... 44

3.3.3. Visi dan Misi ... 47

3.3.4. Fakultas dan Fasilitas Universitas ... 49

BAB IV PERKEMBANGAN DAN PENGARUH UNIVERSITAS KARO TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR TANAH KARO 4.1. Perkembangan Pimpinan dan Dosen ... 55

4.2. Perkembangan Mahasiswa ... 59

4.3. Pengaruh dan Dampak dari Berdirinya Universitas Karo ... 62

4.3.1. Bagi Kemajuan Pendidikan dan Universitas Karo ... 62

4.3.2. Bagi Masyarakat ... 66

4.3.3. Tanggapan Masyarakat ... 69

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 71

5.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN

(11)

ABSTRAK

Universitas Karo (UKA) adalah salah satu universitas swasta di Sumatera Utara yang berada di Kabanjahe, Kabupaten Karo. Universitas ini merupakan universitas pertama di Tanah Karo. Sebagai universitas pertama di Kabupaten Karo, banyak kisah yang mewarnai perjalanan kampus ini terutama dalam hal perkembangannya. Dalam perjalanannya, kampus ini tidak selamanya berkembang pesat, tetapi juga mengalami masa-masa sulit atau kemunduran.

Berdirinya Universitas Karo adalah melalui adanya kesepakatan-kesepakatan yang dilakukan oleh para pendirinya. Mereka melaksanakan musyawarah mufakat. Setelah melalui banyak musyawarah dan diskusi akhirnya mereka menemukan kata sepakat untuk pendirian Universitas Karo itu sendiri yaitu pada tanggal 25 mei 1986 di Kabanjahe. Di situ juga mereka menetapkan yayasan penyantun dan penanggung jawab untuk Universitas Karo itu sendiri yaitu Yayasan Karo Simalem. Hal ini membuat kepemilikan dan kepengurusan dari universitas karo menjadi tanggung jawab Yayasan Karo Simalem tersebut.

Pada awalnya Universitas Karo masih meminjam sejumlah gedung pemerintahan di Kabanjahe didalam penyelenggaraan pendidikannya, namun dalam perkembangan selanjutnya telah memiliki gedung sendiri dengan sarana dan prasarana yang memadai. Perpindahan sepenuhnya dari Universitas Karo itu sendiri ka gedung Universitas Karo kampus Bukit Barisan di jalan Jamin Ginting no. 41 Kabanjahe terlaksana pada tahun ajaran 1989/1990. Gedung tersebut terbangun dan dibiayai oleh Yayasan Karo Simalem, dan sumbangan dari berbagai pihak, pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Didalam perkembangannya Universitas Karo banyak mengalami perubahan keadaan sampai pada tahun 2004. Hingga tahun 2004 Universitas Karo telah mengalami pergantian pimpinan (Rektor) selama tiga kali. Hingga tahun 2004 juga telah banyak bertambah sarana, prasarana, dan fasilitas di kampus UKA. Hal ini demi menunjang kelancaran dan kepuasan dalam menjalani pendidikan di universitas tersebut.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Segala aktivitas manusia didunia ini yang terjadi di masa lampau, sekarang

dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan

waktu tersebut, manusia dapat belajar dari kejadian masa lalu untuk kehidupan masa

kini, dan perencanaan pada masa yang akan datang. Demikian halnya pendidikan,

pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan

merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih

baik dimasa yang akan datang.

Pendidikan juga dipandang sebagai pencipta Sumber Daya Manusia (SDM)

suatu bangsa dalam rangka mempersiapkan masa depan generasi mudah kearah

mencapai kemampuan dan daya saing bangsa pada lingkungan global. Pendidikan

juga sangatlah berperan dalam memajukan suatu bangsa akan menjadi bangsa yang

besar. Untuk itulah dalam era sekarang ini diperlukan sebuah usaha untuk

membentuk manusia yang lebih maju.

Pendidikan secara sedehana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai kebudayaan di dalam masyarakat,

didalamnya berlangsung suatu proses pendidikan. Oleh sebab itu dapat kita

(13)

hidupnya1. Perkembangan teknologi yang demikian pesat dewasa ini menyebabkan

persaingan yang semakin kuat dan semakin global. Semua negara berlomba-lomba

untuk menjadi yang terbaik. Untuk mencapai yang terbaik, tentunya semua harus

mempunyai pengetahuan yang luas. Dengan kata lain, seseorang peneliti akan dapat

pengetahuan atau ilmu dari sekolah (formal) ataupun dari luar sekolah (Informal).

Bangku sekolah dimulai dari TK/Play Group, sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama/MTs, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/SMA, hingga bangku kuliah,

baik itu Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, maupun Perguruan Tinggi.

Perguruan Tinggi adalah satuan penduduk yang menyelenggarakan

pendidikan tinggi yang berbentuk Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan

Universitas. Pendidikan tinggi diselenggarakan oleh pemerintah dan juga pihak

swasta. Dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Perguruan Tinggi

Negeri/PTN), Departemen atau Lembaga Pemerintah yang lain (Perguruan Tinggi

Kedinasan), dan oleh masyarakat (Perguruan Tinggi Swasta) 2.

Perguruan tinggi yang dewasa ini telah mencapai bentuknya yang mapan dan

lengkap sebagai universitas, dengan pilarnya kebebasan akademik dan kebebasan

mimbar akademik, otonomi keilmuan dan pengelolaan, telah memiliki riwayat yang

amat panjang. Di Sumatra Utara sendiri sudah banyak universitas yang berdiri, baik

itu universitas negeri maupun universitas yang dikelola pihak swasta. Bukan

hanya ibukota Sumatera Utara saja yaitu di Medan saja banyak didirikan lembaga

1

 Nazili Shaleh Ahmad, Pendidikan dan Masyarakat, Yogyakarta: Bina Usaha, 1989,

Hal 53-57 

2

(14)

pendidikan tinggi tetapi disetiap daerah juga berlomba meningkatkan mutu

pendidikannya masing-masing dengan cara mendirikan perguruan tinggi.

Universitas Karo adalah salah satu universitas swasta yang berada di Sumatra

Utara, tepatnya di Kabupaten Karo. Universitas ini sekaligus universitas pertama di

Tanah Karo. Berdirinya Universitas Karo adalah penting karena merupakan tonggak

sejarah dalam perkembangan pendidikan khususnya pendidikan tinggi di Tanah Karo.

Perguruan tinggi yang ada sebelum adanya Universitas Karo tahun 1986 adalah

Akademi Hortikultura Tropis Indonesia (AHTI), yang kemudian menjadi benih

(embrio) dari Universitas Karo.

Timbulnya niat untuk mendirikan perguruan tinggi di Tanah Karo adalah

didasari oleh tingginya minat dan potensi lulusan siswa SMA didaerah ini. Pada awal

tahun 1980-an ada minat untuk mendirikan perguruan tinggi yang ada di Medan,

tetapi tak pernah berhasil. Sejarah berdirinya Universitas Karo diputuskan setelah

melalui banyak panel diskusi yang dilakukan para tokoh masyarakat dengan para

alumni SMA Negeri Kabanjahe yang didukung Pemerintah Daerah Tingkat II Karo.

Pada akhir April 1986 dirumah kolonel (Purn) Nahud Bangun di Medan,

dilakukuan pertemuan penting lanjutan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya yang

melibatkan sejumlah tokoh yang selama ini aktif membahas niat pendirian Perguruan

Tinggi di Kabupaten Karo. Para tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah:

1. Prof. Dr.Payung Bangun, MA

2. Kolonel (Purn) Nahud Bangun

(15)

4. HJ. Rehngena Purba,SH

5. Mulia Tarigan

6. Drs. Rajangaku Sitepu

7. Dr. Pengarepen Tarigan

8. Karim kueteh Sembiring, SH

9. Ir. Meneth Ginting, M.A.D.E

10. Reh Malem Sitepu

11. Dr. Ngarap Dat Tarigan.

Inilah 11 tokoh masyarakat Karo yang sangat berperan dalam perencanaan pendirian

dari Universitas Karo. Dan inilah salah satu pertemuan yang paling berperan dalam

sejarah berdirinya Universitas Karo itu sendiri.

Dua keputusan penting dalam pertemuan ini, pertama, yaitu setuju

didirikannya perguruan tinggi di Tanah Karo dengan nama Universitas Karo (UKA)

di Kabanjahe dan kedua, sepakat membentuk Yayasan Karo Simalem sebagai

yayasan penyantun Universitas Karo. Maka dengan Akte No 2 Notaris Raskami

Sembiring, SH di Medan tanggal 01 Mei 1986 disusun pengurus Yayasan Karo

Simalem yang diketuai oleh Ny. Reh Malem Sitepu, setelah tahap penyusunan

pengurus maka sampai pada tahap peresmian universitas karo yaitu pada tanggal 20

September 1986 di Kabanjahe.3

Sejak berdiri, Universitas Karo telah mempunyai lima fakultas yang terdiri

dari : Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

3

(16)

Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum. Dan kelima fakultas tersebut beserta

jurusannya masing-masing terus berkomitmen mengemban tugas Tridharma

perguruan tinggi yakni, pengajaran,penelitian, pengabdian pada masyarakat.

Penulis merasa tertarik untuk mengkaji Sejarah berdirinya Universitas Karo

dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat disekitar Tanah

Karo, sehingga penulis memilih judul penelitian yang berjudul “ Universitas Karo dan pengaruhnya terhadap masyarakat di Kabanjahe (1986-2004)”. Tahun 1986 dipilih adalah karena pada tahun inilah Universitas Karo berdiri dan mulai

melaksanakan kegiatan sebagai salah satu kampus (perguruan tinggi) pertama di

Tanah Karo. Sedangkan penulisan ini dibatasi sampai 2004 adalah karena pada tahun

ini Universitas Karo telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan seperti

pergantian pimpinan atau rektor yang ketiga kali dan pada tahun ini juga koperasi

kampus dibuka.

Adapun alasan lain adalah dengan jarangnya orang menulis tentang sejarah

berdirinya suatu sekolah tinggi ataupun perguruan tinggi, sehingga didalam penelitian

maupun penulisan ini diharapkan masyarakat telah mengetahui sejarah berdirinya,

siapa-siapa saja pendirinya, dimana letaknya, kapan mulai didirikan, serta apa

peranan Universitas Karo terutama terutama dalam pengembangan pendidikan

khususnya di Tanah Karo. Dan yang paling penting apa dan bagaimana pengaruh

yang dihasilkan dengan berdirinya Universitas Karo tersebut terhadap masyarakat di

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam melakukan sebuah penelitian, maka yang menjadi landasan dari

penelitian adalah akar masalah yang ada dalam topik yang akan dibahas, hal inilah

yang akan dibahas nantinya dalam pembahasan masalah. Akar permasalahan ini

penting karena didalamnya telah terdapat konsep yang akan dibawa dalam penelitian

dan menjadi alur dalam penulisan nantinya.

Sesuai dengan judul yang penulis ajukan yaitu “ Berdirinya Universitas Karo

dan pengaruhnya terhadap masyarakat di Kabanjahe (1986-2004), maka penulis

membuat beberapa poin pokok permasalahan yang selanjutnya akan dikaji dalam

penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan, antara lain :

1. Bagaimanakah sejarah berdirinya Universitas Karo tersebut ?

2. Bagaimana perkembangan Universitas karo dari tahun 1986-2008 ?

3. Bagaimana pengaruh Universitas Karo terhadap masyarakat di Tanah Karo ?

Penelitian ini berusaha memaparkan sejarah Universitas Karo. Maksud dari

perkembangan disini adalah perubahan yang terjadi pada universitas tersebut baik

dalam mutu pendidikan maupun peningkatan fasilitas, status, dan hal-hal yang

berhubungan langsung dengan pendidikan di Universitas Karo. Yulius mengatakan

perkembangan itu berarti perubahan keadaan menurut perkembangan tersebut,

perkembangan itu tidak harus mengarah pada bentuk perbaikan atau kesempurnaan

namun mungkin terjadi sebaliknya4

4

(18)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penilitian

Setelah kita mengetahui apa yang menjadi pokok ataupun inti permasalahan

yang akan diuraikan penulis setelahnya, maka tibalah saatnya penulis menguraikan

apa yang menjadi tujuan dan manfaat dari penulisan penelitian ini. Adapun tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Menjelesakan bagaimana sejarah berdirinya Universitas Karo.

2. Menjelaskan pengaruh dari berdirinya Universitas Karo terhadap kehidupan

masyarakat di Kabanjahe.

Sedangkan adapun manfaat penelitian yang di harapkan antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Universitas Karo sendiri hasil dari penelitian ini akan menjadi bahan

deskripsi dan seluruh mahasiswa akan dapat mengetahui perjalanan

kampusnya pada periode tahun 1986 sampainya 2004.

2. Bagi masyarakat umumnya orang tua dan calon mahasiswa yang akan

melanjutkan studinya ke dunia mahasiswa, ini akan menjadi profil untuk

mengetahui bagaimana Universistas Karo itu sendiri.

3. Menjadi suatu acuan dan juga sebagai penggerak bagi penulis lain lain yang

ingin menulis tentang suatu institusi pendidikan, mengingat hal ini kurang

menarik minat penulis lainnya.

(19)

1.4. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka sangatlah diperlukan dalam suatu penelitian dimana hal ini

dapat berfungsi sebagai sumber pendukung penelitian sehingga hasil penelitian

tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan tidak keluar dari rumusan masalah yang

telah dibuat. Oleh sebab itulah, bahan yang digunakan menjadi sebuah tuntunan

dalam sebuah penelitian.

Dalam hal ini, buku yang paling berperan penting dalam menguak segala

lika-liku perjalanan Universitas Karo (UKA) adalah Sejarah Berdirinya dan

Perkembangan Universitas Karo (1994) yang ditulis oleh Reh Malem Sitepu

menjelaskan bahwa universitas karo itu berdiri karena kerjasama dan kepedulian dari

tokoh masyarakat pada masa itu. Melalui musyawarah dan mufakat yang dilakukan

oleh para tokoh masyarakat dan putra daerah yang berhasil, maka berdirilah

universitas di Kabupaten Karo. Universistas yang dikelola Yayasan Karo Simalem ini

sekaligus menjadi universitas pertama didaerah tersebut.

C.E. Beeby (1981) dalam “ Pendidikan di Indonesia : Penilaian dan Pedoman

Perencanaan” banyak menceritakan bagaimana awal mula pendidikan itu di

Indonesia meliputi sistem pendidikan, struktur pendidikan, kurikulum, gedung,

peralatan, serta buku yang menunjang pendidikan tersebut. Hal ini dipaparkan secara

umum dan menyeluruh. Dalam buku ini juga dipaparkan apa tujuan pendidikan

menurut pemerintah kita sendiri yang mana pendidikan didasarkan atas prinsip

Pancasila yaitu menguasai pengetahuan dan keterampilan serta kecerdasan, kreatif

dan bertanggung jawab, mencintai rakyat dan manusia sesamanya dan juga

(20)

Adapun buku lain yang mendukung perantara lain buku penelitian ini antara

lain Buku Sejarah Pendidikan Daerah Sumatra Utara (1981) yang diterbitkan oleh

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan; proses inventarisasi dan dokumentasi

kebudayaan daerah membahas perkembangan pendidikan di Sumatra Utara secara

garis besar diawali dari pendidikan tradisional yang dipengaruhi agama Hindu dan

Budha serta pengaruh agama Islam. Pendidikan berlanjut setelah kedatangan bangsa

barat dan misi penyebaran agama Kristen serta Trias Politiknya pada abad-20.

Pendidikan pada masa ini dikenal dengan pendidikan barat. Setelah itu beralih

kependidikan pada masa Jepang dan Indonesia merdeka, dimana pendidikan sudah

dikembangkan pihak pemerintah dan juga pihak swasta/asing.

1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu hal penting dan yang tak terpisahkan dari

suatu petunjuk teknis. Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah.

Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan-aturan yang dirancang

untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah5.

Metode sejarah bertujuan untuk memastikan dan menganalisis serta

mengungkapkan kembali fakta fakta masa lampau. Sejumlah sistematika penulisan

yang terangkum didalam metode sejarah sangat membantu setiap penelitian didalam

merekonstruksi kejadian pada masa lampau. Adapun beberapa tahapan yang lazim

dilakukan dalam metode sejarah adalah sebagai berikut:

5

 Gotschalk, Louis, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press,

(21)

Tahapan pertama yang dilakukan adalah Heuristik yaitu pengumpulan data

atau sumber melalui studi kepustakaan (library research), pengamatan (observasi)

lapangan, ataupun studi wawancara yang mana bertujuan untuk menemukan

sumber-sumber yang diperlukan baik sumber-sumber primer dan sumber-sumber sekunder. Heuristik juga

berarti merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani, dan memerinci

bibliografi, atau mengklarifikasi dan merawat catatan6. Dalam hal ini, tidak ada

batasan terhadap pengumpulan sumber selama sumber tersebut masih berkaitan

dengan masalah yang kita teliti.

Tahapan kedua yang dilakukan adalah kritik sumber yaitu usaha yang

dilakukan peneliti untuk menyeleksi sumber atau bahan yang dikumpulkan, sehingga

akan dihasilkan suatu nilai kebenaran dan keaslian sumber. Dengan kata lain sumber

atau data-data akan objektif. Kritik sumber ini dibedakan jadi dua yaitu kritik internal

yang menelaah dan menyeleksi kebenaran isi atau fakta baik yang bersifat tulisan

(buku, artikel dan arsip) maupun lisan (wawancara). Kritik eksternal yang dilakukan

dengan cara pengujian untuk menentukan keaslian sumber baik dari buku maupun

wawancara narasumber. Hal ini dilakukan demi menjaga keobjektifan suatu data.

Tahapan ketiga yang dilakukan adalah Interpretasi, yaitu suatu tahap peneliti

dalam hal menafsir atau menganalisis suatu sumber atau yang ditemukan. Hal ini

dilakukan untuk berupaya menghilangkan kesubjektifitasan data, walaupun

sebenarnya hal ini tidak dapat di hilangkan secara total. Interpretasi ini diharapkan

dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya dalam penulisan.

6

(22)

1.6. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dibuat untuk mempermudah penulis dalam proses

penelitian. Berdasarkan jadwal ini, seorang penulis dapat meneliti dan menulis hasil

penelitiannya. Sehingga tidak ada tindakan yang terkesan terburu-buru dalam

penyelesaiannya, melainkan tenang dan sesuai dengan apa yang dijadwalkan.

Berikut tabel jadwal kegiatan Penelitian.

Bulan N

o

Jadwal

Penelitian I II III IV V VI

1 Heuristik √ √

2 Kritik Sumber √

3 Interpretasi √

(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1. Letak Geografis

Secara Geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2050’-3019’ Lintang

Utara dan 97055’-98038’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 KM2. Kabupaten Karo

terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan

dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa

vulkanik.

Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah sebelah Utara berbatasan dengan

Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah Selatan dengan

Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Timur dengan Kabupaten

Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun dan Sebelah Barat dengan Propinsi

Nanggroe Aceh Darussalam.

Ibu kota dari Kabupaten Karo adalah Kota Kabanjahe. Adapun Universitas

Karo yang penulis teliti adalah berada di kota Kabanjahe. Kota Kabanjahe letaknya

lebih kurang 1200m diatas permukaan laut, dengan temperatur 160-270. Curah hujan

terbanyak adalah 315 hari/tahun7. Dengan temperatur seperti ini maka Kabanjahe

termasuk daerah yang berhawa dingin. Luas wilayah Kabanjahe adalah sekitar

44,65Km7. Jarak kota Kabanjahe dengan ibu kota propinsi (Medan) adalah 67Km.

Adapun kecamatan Kabanjahe mempunyai atau terdiri dari 13 Desa/ Kelurahan.

Berikut ini adalah tabel luas wilayah menurut desa/kelurahan.

7

(24)

Tabel 2.1. Luas wilayah kecamatan Kabanjahe menurut desa/kelurahan

No. Desa /Kelurahan Luas wilayah

( Km 2 )

Rasio Terhadap Total

Luas Kecamatan ( %)

1. Lau Simomo 2,00 4,48

2. Kandibata 5,00 11,20

3. Kacaribu 3,25 7,28

4. Lau Cimba 2,00 4,48

5. Padang Mas 3,00 6,72

6. Gung Leto 2,00 4,48

7. Gung Negeri 4,50 10,08

8. Samura 3,00 6,72

9. Ketaren 2,50 5,60

10. Kampung Dalam 2,00 4,48

11. Rumah Kabanjahe 5,00 11,20

12. Kaban 4,90 10,97

13. Sumber mufakat 5,50 12,32

JUMLAH 44,65 100,00

(25)

2.2. Keadaan Penduduk

Menurut data yang diperoleh dari kantor BPS Kabanjahe jumlah penduduk di

Kabanjahe pada tahun 2004 adalah sebanyak 52.318 jiwa.

Tabel 2.2 Jumlah penduduk di kecamatan Kabanjahe menurut jenis kelamin.

Sumber : Kecamatan Kabanjahe Dalam Angka Tahun 2004

No. Desa /Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Lau Simomo 307 318 625

2. Kandibata 958 1016 1974

3. Kacaribu 663 609 1272

4. Lau Cimba 3994 3853 7849

5. Padang Mas 3773 3746 7519

6. Gung Leto 2272 2328 4601

7. Gung Negeri 3556 4114 7770

8. Samura 1345 1224 2569

9. Ketaren 2131 2291 4422

10. Kampung Dalam 3475 3487 6962

11. Rumah Kabanjahe 780 833 1613

12. Kaban 489 504 993

13. Sumber Mufakat 1044 1105 2149

JUMLAH 25455 26863 52318

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah antara laki-laki dan

(26)

Sebagian besar penduduk Kabanjahe bermata pencaharian sebagai pedagang dan

petani. Pasar Kabanjahe menjadi tempat mendapatkan penghasilan, sedangkan bagi

petani umumnya lahan pertanian mereka (ladang dan sawah) berada diluar kota

Kabanjahe.

Dari dulu Kabupaten Karo dikenal sebagai daerah pertanian atau daerah

agraris jadi perekonomian juga berasal dari hasil pertanian dan perdagangan

sayur-sayuran dan buah-buahan. Perdagangan sayur-sayur-sayuran untuk keperluan dalam negeri

dilakukan oleh pedagang-pedagang di pasar-pasar tradisional. Pada saat ini terdapat

empat belas pasar tradisional dan dua pasar tradisional khusus hewan yaitu pasar

Sukaramai dan Tiga Panah.

2.3. Keadaan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduk

dalam suaatu dareah. Semakin tinggi dan semakin merata tingkat pendidikan suatu

daerah, semakin maju daerah tersebut. Pada tahapan tertentu tingkat pendidikan dapat

meningkatan status sosial dalam kehidupan penduduk. Pemerataan kesempatan

pendidikan senantiasa diupayakan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar

seperti gedung sekolah baru dan penambahan tenaga pengajar mulai dari tingkat

pendidikan terendah sampai jenjang tertinggi. Ketersediaan fasilitas pendidikan di

Kabupaten Karo masih jauh dari yang diharapkan baik dari jumlah gedung sekolah,

jumlah tenaga pendidik (guru), dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.

Tingkat partisipasi sekolah erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan

(27)

partisipasi sekolah juga akan semakin tinggi. Penyebab utama rendahnya angka

partisipasi sekolah (putus sekolah) adalah tingkat perekonomian keluarga yang

kurang mendukung karena sebagian besar penghasilan masih ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan pangan (makanan) disamping faktor-faktor lainnya.

Pendidikan di tanah karo adalah berawal dari pemerintahan Belanda yang

mulai terlaksana di Tanah karo gunung, yang kemudian disusul dengan pendirian

sekolah-sekolah. Pendidikan yang dikembangkan pemerintah Belanda mula-mula

adalah pendidikan dasar (sekolah dusun sampai kelas tiga kemudian terus ke kelas

lima) dengan maksud agar muridnya dapat dijadikan pegawai pemerintahan untuk

kepentingan dari penjajahan. Sekolah yang didirikan selain untuk kepentingan

administrasi pemerintahan juga untuk kepentingan administrasi zending (penyebaran

agama Kristen) yang memerlukan tenaga kasar sebagai unsur pembantu8.

Tingginya tingkat pendidikan dalam suatu daerah sangat berpengaruh

terhadap sumber daya manusia daerah tersebut. Salah satu indikator meningkatnya

kualitas sumber daya manusia suatu daerah dapat dilihat dari tingginya tingkat

pendidikan penduduknya. Untuk saat ini gambaran pendidikan di Kecamatan

Kabanjahe dapat dilihat dari bertambahnya jumlah sekolah negeri maupun swasta,

mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama hingga Sekolah

Menengah Umum Atas. Sebagai contohnya menurut data dari BPS Kabanjahe tahun

2003 jumlah SMU diseluruh Kecamatan Kabanjahe berjumlah 12 dengan jumlah

murid 5567 siswa/i.

8

(28)

2.4. Sebagai Pusat Pemerintahan Daerah

Pada sebuah pemerintahan daerah pastinya ada ibukota yang menjadi pusat

pemerintahannya. Dan disini kota Kabanjahe adalah Ibukota dari Kabupaten Karo.

Kabanjahe merupakan pusat pemerintahan dari Kabupaten Karo. Di kota Kabanjahe

juga adalah tempat bernaung atau berkantornya Bupati, karena Bupati adalah kepala

pemerintahan dari Daerah Tingkat II. Secara otonomi sebuah Daerah Tingkat II juga

mempunyai wilayah dan pembagiannya.

Secara administrasi, Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan dan 262

desa/kelurahan (252 desa dan 10 kelurahan)9. Karena Pusat pemerintahan Kabupaten

Karo berada di Kabanjahe, maka disini segala kegiatan administrasi dilaksanakan,

dan juga terdapat kantor-kantor Pemerintahan. Seperti kantor Bupati Karo di JL.

Jamin Ginting, Kantor DPRD Karo di jalan Veteran, Kantor Kejaksaan Negeri di

jalan Jamin Ginting dan berbagai kantor pemerintahaan lainnya. Sebagai Ibukota

Kabupaten, di kota ini juga tersedia pusat kesehatan yang memadai. Tiga rumah sakit

besar yaitu Rumah Sakit Umum Kabanjahe, Rumah Sakit Ester dan Rumah Sakit

Flora serta rumah sakit Lainnya.

2.5. Agama

Beribadah merupakan suatu kebutuhan rohani bagi setiap umat yang

beragama. Penduduk Kabanjahe mayoritas adalah suku Karo lebih kurang 90%.

Selain itu didiami sejumlah suku-suku pendatang seperti Batak Toba, Simalungun,

9

(29)

Jawa, Tionghoa, tetapi mereka semua saling berhubungan baik. Perbedaan ini juga

ada dalam bidang Agama. Keadaan rukun beragama di Kabanjahe dipelihara dengan

baik, karena masyarakat tidak mempermasalahkan perbedaan Agama dalam

pergaulan dan saling menghormati.

Agama sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bertanah air. Indonesia dikenal memiliki banyak macam agama. Antara lain agama

Islam, agama Kristen Protestan, agama Kristen Khatolik, agama Budha, dan agama

Hindu ditambah dengan satu kepercayaan yang diakui yaitu Konghuchu. Setiap

warga negara berhak dan wajib memeluk salah satu agama yang diakui tersebut. Hal

itu juga tertuang dalam dasar negara yaitu Pancasila dan UUD 1945.

Selain agama-agama yang kita kenal dan diakui di Indonesia masih ada

penduduk yang mempunyai aliran kepercayaan yang lain. Seperti misalnya penganut

kepercayaan asli masyarakat Karo yaitu Agama Pemena atau Agama Perbegu9.

Biasanya yang masih menganut agama ini adalah orang- orang tua yang juga tinggal

didaerah pedalaman atau pelosok.

Diketahui bahwa agama yang paling dominan di kota Kabanjahe sampai pada

tahun 2004 adalah Kristen Protestan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya gereja bagi

kaum Kristen Protestan disana. Hal ini juga di dorong oleh banyaknya penganut

agama Kristen Protestan disana yang dikenal dengan sebuah ikatan kegerejaan yang

cukup besar hingga menyeluruh ke seluruh bagian dari Kabupaten Karo yaitu Gereja

Batak Karo Protestan (GBKP).

9

 Agama Pemena atau Perbegu adalah Sebuah kepercayaan yang sudah lama dan bertradisi

(30)

Gereja GBKP tersebut banyak mempunyai kesamaan dengan gereja pada

suku Batak Toba HKBP di daerah Tapanuli atau Toba. Dimana mayoritas

pengikutnya adalah masyarakat setempat dengan suku yang dominan atau yang

paling banyak. Bahkan gereja-gereja HKBP maupun GBKP juga mempunyai

berbagai cabang di sejumlah daerah di Indonesia.

Selain dari agama Kristen Protestan yang dominan di kota Kabanjahe, agama

Islam juga mempunyai penganut yang cukup besar pula. Hal ini juga ditunjukkan

dengan makin banyaknya jumlah masjid dan penganut agama Islam didaerah ini.

Berikut ini dapat dilihat jumlah penduduk di kecamatan Kabanjahe yang dibagi

(31)
[image:31.612.109.551.111.581.2]

Tabel 2.5 Keadaan penduduk di kecamatan Kabanjahe menurut Agama.

No. Desa/Kelurahan Islam Katolik Kristen

lainnya

Hindu/

Budha

Lainnya Jumlah

1. Lau Simomo 180 222 223 - - 625

2. Kandibata 704 577 693 - - 1974

3. Kacaribu 247 304 721 - - 1272

4. Lau Cimba 2705 2469 3645 - - 8849

5. Padang Mas 3655 421 4072 82 289 8519

6. Gung Leto 1762 606 1956 70 87 4601

7. Gung Negeri 3530 2707 3288 - 55 8770

8. Samura 413 392 764 - - 1569

9. Ketaren 1947 786 1689 - - 4422

10. Kampung Dalam 2167 1428 3331 17 19 6962

11. Rumah Kabanjahe 94 236 1283 - - 1613

12. Kaban 6 11 976 - - 993

13. Sumber Mufakat 244 326 1479 - - 2149

JUMLAH 17654 10485 23620 169 450 52318

(32)

BAB III

SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS KARO

3.1. Latar Belakang Berdirinya Universitas Karo

Dalam suatu masyarakat atau bangsa, pendidikan merupakan masalah yang

sangat penting untuk diperhatikan. Sebagian besar masyarakat Indonesia telah sadar

akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Dimana-mana tampak orang bersaing ataupun berlomba untuk mendapatkan

pendidikan, walaupun ada sejumlah kasus dimana orang tua menolak menyekolahkan

anaknya dengan alasan tidak mempunyai biaya. Bagi masyarakat yang mampu,

rata-rata berusaha untuk menyekolahkan anak-anak mereka setinggi mungkin. Jika anak

mereka tidak dapat masuk dalam perguruan tinggi negeri, mereka berusaha

memasukkan ke perguruan swasta.

Berdasarkan kenyataan diatas, dapat dilihat bahwa kebutuhan akan pendidikan

swasta dewasa ini sangat meningkat. Kebutuhan akan pendidikan ini bukan saja

meningkat di kota-kota besar tetapi juga sampai kedaerah desa. Dan Kabanjahe

merupakan sebuah kota yang merupakan Ibukota dari Kabupaten Karo. Salah satu

kabupaten yang berada didalam provinsi Sumatra Utara.

Meningkatnya kebutuhan akan pendidikan, jika dilihat dari naiknya jumlah

anak usia sekolah, menyebabkan perlu untuk menambah sarana pendidikan baik

negeri maupun swasta mulai dari tingkat TK, SD, SLTP, SLTA, hingga Perguruan

Tinggi. Perguruan tinggi sebagai wadah para mahasiswa memperoleh ilmu

(33)

lihat dari keberadaannya pendirian Universitas Karo sendiri bisa dikatakan terlambat.

Hal ini dikarenakan pada tahun 1986 sebagai awal tahun berdirinya Universitas Karo

telah berdiri terlebih dahulu banyak universitas dan perguruan tinggi lain baik negeri

maupun swasta dikota yang lebih besar seperti Medan dan Siantar.

Tidak dapat dipungkiri Medan adalah Ibukota Provinsi dan segala pemusatan

kegiatan masyarakat di Sumatra Utara banyak dilakukan dan diselenggarakan di kota

Medan. Begitu juga halnya kegiatan pendidikan, maklum kiranya di kota Medan

sendiri, sebelum berdirinya Universitas Karo di Kabanjahe, telah mengatur dan

banyak berdiri perguruan tinggi negeri dan Swasta. Itu juga ditambah dengan

berbagai sekolah yang setara perguruan tinggi seperti Akademi, Sekolah Tinggi,

Politekhnik, Sekolah Komputer, dan lain-lain.

Pendidikan di tanah karo sendiri berawal dari pemerintahan Belanda yang

mulai terlaksana di Tanah Karo gunung. Pendidikan yang dikembangkan

pemerintahan dikembangkan Belanda, mula-mula adalah pendidikan dasar (sekolah

dusun sampai kelas tiga kemudian terus kekelas lima) dengan maksud agar para

muridnya dapat dijadikan pegawai pemerintahan untuk kepentingan dari penjajah

Belanda10. Sekolah yang didirikan selain untuk kepentingan administrasi

pemerintahan juga untuk kepentingan administrasi Zending yang memerlukan tenaga

kasar sebagai unsur pembantu.

Perkembangan pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia di Tanah Karo

adalah pesat oleh karena para orang tua telah insyaf akan arti sekolah dan bahwa ilmu

pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari sekolah.Walaupun perkembangan

10

(34)

perubahan pandangan tehadap pentingnya sekolah adalah pesat akan tetapi

keberadaan rumah sekolah adalah lambat. Berdirinya Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Guru Bantu

(SGB) Negeri di Kabanjahe barulah sesudah tahun 1950. Dan Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri di Kabanjahe baru dibuka tahun 1956.

Keterangan yang dikemukan diatas adalah mengenai pendidikan formal

seperti pendidikan sekolah yang di kenal sekarang. Untuk Tanah Karo sendiri sejarah

pendidikan perlu mendapat catatan khusus bahwa pendidikan di Tanah Karo

sebelum kedatangan Belanda, tidak tertutup kemungkinan adanya sekolah tertentu

dengan cara-cara pendidikan lokal yang spesifik. Sebab diketahui bahwa orang-orang

Karo telah mempunyai aksara tersendiri yang lain dari yang lain yang tentunya

mempunyai sistem pendidikan untuk mengajarkannya.

Keterlambatan berdirinya sekolah di Tanah Karo adalah salah satu hal yang

penting yang mengakibatkan keterlambatan adanya Sarjana dari Tanah Karo. Namun

besarnya minat untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi diperlihatkan oleh kenyataan

bahwa dalam seperempat abad setelah kemerdekaan, jumlah sarjana orang Karo

begitu cepat bertambah.

Pada tahun 1980-an, potensi mendirikan perguruan Tinggi di Tanah Karo

cukup besar. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi, antara

lain :

- Banyaknya siswa SLTA kelas 3 (tiga) yang akan menyelesaikan studinya.

(35)

- Para guru yang ada di Kabupaten Karo dan Kecamatan Kabanjahe khususnya

sebagian besar belum tamat sarjana. Ini akan menjadi sarana untuk mendapat

gelar sarjana bagi mereka dengan mudah dan lokasi yang dekat.

- Permulaan sebelum gedung perguruan tinggi berdiri sendiri ruang sekolah

yang ada di Kabanjahe diperkirakan dapat dijadikan ruang kuliah yang

digunakan di sore hari. Dosen atau staff pengajar akan mudah di rekrut dari

USU dan IKIP Medan (Unimed) dan juga pegawai pemerintah daerah

Tingkat II Kabupaten Karo yang telah menjadi sarjana untuk mengajar di

perguruan tinggi tersebut. Perkiraan ini adalah oleh karena letak-Medan

Kabanjahe relatif dekat dan banyak diantara para sarjana yang ingin

mengabdikan dirinya, memberi kuliah bagi perguruan tinggi

diKabanjahe/Tanah Karo. Salah satu konsekwensi dari rekruting dosen

tersebut adalah perlunya mengadakan perkuliahan di sore hari.

- Alternatif bekerja sambil sekolah : dengan adanya perguruan tinggi di Tanah

Karo, membuka kesempatan alternatif bekerja dan bersekolah (pagi hari

bekerja,sore hari kuliah).

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pada tahun

1980-an lah ada potensi yang cukup besar untuk mendirikan perguruan tinggi di tanah

karo. Hal ini juga yang membuat minat yang tinggi untuk mendirikan perguruan

tinggi di tanah karo. Perguruan tinggi yang ada sebelum adanya Universitas Karo

tahun 1986 adalah Akademi Hortikultura Tropis Indonesia (AHTI) yang kemudian

menjadi benih (embrio) dari universitas Karo. Pada waktu Universitas Karo berdiri

(36)

wilayah I, di Kabanjahe berdiri pula satu perguruan tinggi negeri, setingkat akademi

yaitu Akademi penilik Kesehatan Kabanjahe.

Selain itu, sejarah mengenai perguruan tinggi di tanah karo ada catatan

penting yaitu mengenai keberadaan Akademi Militer di Berastagi pada masa

perjuangan kemerdekaan. Namun hal ini tidak banyak diketahui orang karena

memang tidak ada atau jarang dipublikasikan ke umum. Adapun penjelasan mengenai

sekolah Militer tersebut adalah sebagai berikut:

- Satu pendidikan di Tanah Karo yang tingkatnya akademis walaupun hanya

sebentar (6 Januari 1946 sampai dengan 15 Mei 1946) adalah Akademi

Militer Berastagi, dengan siswa 149 orang yang umumnya menjadi pejuang

kemerdekaan.

- Pendidikan perwira Berastagi (SKEP K.S.A.D No. 552 KSAD/KPTS/55-56

tanggal 21 Maret 1956, mengakui pendidikan perwira Berastagi).

- Ada 2 (dua) publikasi untuk itu: (1) Buku Kadet Berastagi Akademi Ikatan

Kadet Berastagi, Medan, 1981 dan (2) Ada disinggung dalam buku Kolonel

(Purn). Arifin Pulungan lainnya Kisah Dari Pedalaman 1977, Penerbit Dian

Corporation, Medan11.

11

(37)

3.2. Faktor Pendukung Berdirinya Universitas Karo

Didalam mendirikan sebuah instansi baik yang negeri maupun swasta,

hendaknya perlu mamperhatikan faktor-faktor yang juga akan berpengaruh dalam

pengerjaanya. Begitu pula halnya dalam pendirian sebuah instansi pendidikan seperti

perguruan tinggi/universitas. Tidak akan berhasil sebuah pendirian tersebut jika tidak

diketahui apa saja faktor pendukung maupun faktor penghambatnya.

Dalam ha ini akan coba di jelaskan beberapa faktor pendukung dari berdirinya

Universitas Karo di Kabanjahe. Dan faktor pendukung disini maksudnya adalah

hal-hal apa saja yang membantu bahkan hal-hal utama dalam latar belakang berdirinya

universitas karo. Adapun beberapa faktor pendukung tersebut antara lain adalah

sebagai berikut.

3.2.1. Hasil Musyawarah

Adapun musyawarah disini maksudnya adalah melakukan perkumpulan dan memutuskan untuk mencapai suatu tujuan (mufakat) musyawarah juga dengan

diselingi kegiatan diskusi. Inilah salah satu faktor pendorong berdirinya Universitas

Karo di Kabanjahe. Dan salah satu hasil penting dari musyawarah yang dilakukan

pada tanggal 1 sampai 3 oktober 1985 di Kabanjahe adalah adanya suatu rumusan

tentang perlunya perguruan tinggi yang lahir dan berdiri di tengah-tengah kota

Kabanjahe itu sendiri. Musyawarah tersebut dihadiri oleh para tokoh masyarakat,

pejabat dan pimpinan pemerintahan Kabupaten Karo pada saat itu.

Musyawarah mufakat dalam usaha membangun pendidikan perguruan tinggi

di Tanah Karo (Kabanjahe) adalah salah satu dari tiga butir penting yang dibuat oleh

(38)

musyawarah mufakat untuk pembangunan Daerah Kabupaten Karo. Catatan

mengenai musyawarah dan ketiga hasilnya tersebut antara lain :

1. Musyawarah Mufakat Pembangunan Desa (MMP-D) adalah salah satu

program dari Bupati Tingkat II Karo, dan MMP-D yang pertama

dilaksanakan di Kabupaten Karo adalah Musyawarah Mufakat

Pembangunan tanggal 1-3 Oktober 1985 dengan peserta Muspida Dati II

Karo, DPRD Tingkat II Karo, dan anggota pemerintahan Daerah (49 Orang).

2. Adapun musyawarah mufakat pembangunan tersebut terlaksana dengan

fasilitator dari Universitas Sumatera Utara yaitu oleh tim Lembaga

Pengabdian pada masyarakat USU. Terdiri dari Drs. S.S. Brahmana, Hj.

Rehngena Purba,S.H dan teman-temannya dengan pembukaannya

dilaksanakan langsung oleh Rektor USU : Prof. Dr. A.P. Parlindungan , S.H.

3. Hasil Musyawarah Mufakat Pembangunan tersebut tertuang dalam

perumusan: Strategi dan Pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

Karo yang berisikan tentang “ Idaman - Hambatan Dasar - Usul - Taktik -

Pelaksanaan.”. Dalam rumusan tersebut dalam “ Idaman” tercantum salah satu

kata “Idaman” adalah keberadaan Perguruan Tinggi di Tanah Karo12

Setelah Musyawarah Mufakat Pembangunan tersebut, terjadi beberapa kali

pertemuan, diskusi, antara Bupati Dati II Karo dengan para Alumni SMA Negeri

12

 Meneth Ginting, Idaman dan Harapan Masyarakat Desa Kabupaten Karo, Medan:

(39)

Kabanjahe (secara terpisah- pisah maupun secara bersamaan) untuk membicarakan

reuni SMA Negeri Kabanjahe dan juga membicarakan mengenai perguruan tinggi di

Tanah Karo.

Beberapa orang diantara alumni SMA Negeri Kabanjahe yang sering

mengadakan diskusi tersebut adalah :

- Kolonel Peringeten Ginting (Komandan Resimen Kawal Samudra Bukit

Barisan).

- Dr. Ngarap Dat Tarigan (Dokter di RSU Kabanjahe dan pimpinan RS Esther

Kabanjahe)

- Kitab Sembiring, S. H. (Dosen IKIP Medan)

- Ir. Musa Sembiring, MS. (Dosen USU dan juga Staff Kopertis Wilayah – I).

- Ir. Sehat Keloko (Kepala P. U. Dati II Medan)

- Drs. S. S. Berahmana (Dosen USU Medan)

- Terangate Purba (Wiraswasta di Kabanjahe).

- Beberapa orang alumni SMA Negeri Kabanjahe yang jadi staff Bupati Dati II

(40)

Pembicaraan dan diskusi mengenai perguruan tinggi di tanah karo bukan saja

antara alumni SMA Negeri Kabanjahe dengan Bupati Karo, tetapi juga dengan tokoh

masyarakat antara lain dengan :

- Let. Kol.(Purn) Kursi Singarimbun (Ketua DPRD Dati II Karo).

- Mulia Tarigan (seorang tokoh masyarakat dan pengusaha dari Jakarta).

- Ir. Derom Bangun (pernah menjabat Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII)

Sumatra Utara, Pengurus Kamar Dagang Indonesia (KADIN) tingkat I

Sumatra Utara, dan seorang pengusaha).

- Kolonel Drs. Kombar Sinulingga (Anggota DPRD Tingkat I Sumatra Utara).

Diskusi pendirian perguruan tinggi di Tanah Karo terlaksana secara

sederhana yang dilaksanakan oleh Alumni SMA Negeri Kabanjahe tanggal 7 bulan

januari tahun 1986. Adapun perlunya acara reuni SMA Negeri Kabanjahe dan panel

diskusi dibicarakan pada tanggal 8 bulan september tahun 1985 dalam upacara

pengantar tugas Bupati baru yang dilaksanakan oleh Staf Pengajar Merga Silima

USU (yang kebanyakan para anggotanya adalah Alumni SMA Negeri Kabanjahe)

dan para alumni SMA Negeri yang ada di Kabanjahe.

Dalam panel diskusi tersebut yang menjadi panelis adalah :

- Drs. S. S. Berahmana (dosen USU dan Ketua LPPM – USU).

(41)

- Pdt. Borong Tarigan (Petugas Lembaga Swadaya Masyarakat yang aktif dan

seorang pecinta lingkungan).

- Ir. Meneth Ginting, M. A. D. E. (Bupati Dati II Karo).

Dalam diskusi ini diperoleh kesepakatan tentang perlunya mendirikan

perguruan tinggi di Tanah Karo dengan alasan adanya potensi calon mahasiswa,

dosen, keinginan, yang tinggi untuk memasuki perguruan tinggi. Juga disarankan

akan perlunya pembentukan yayasan sebagai pembina perguruan tinggi yang akan

dibentuk sekaligus sebagai penyantun administrasi. Yayasan tersebut adalah

merupakan wujud nyata swadaya masyarakat.

Sebagai tambahan keterangan mengenai potensi tentang calon mahasiswa

dalam panel diskusi tersebut mengajukan perkiraan bahwa: Akan ada 10% dari

jumlah siswa SLTA yang akan memasuki perguruan tinggi swasta yang ada di

Kabupaten (terdekat). Perkiraan ini untuk tahun 1986 adalah sekitar 950 orang dari

Kabupaten Karo. Selain siswa SLTA lulusan dari Kabupaten Karo, diperkirakan juga

bahwa lulusan SLTA dari Aceh Tenggara, lulusan SLTA dari Kabupaten Dairi dan

SLTA Kabupaten Simalungun akan berminat menjadi mahasiswa, kalau perguruan

tinggi didirikan di Kabanjahe Kabupaten Karo.

3.2.2. Pembentukan Yayasan

(42)

bertanggung jawab atas universitas swasta tersebut. Pembicaraan atas diskusi

mengenai pendirian perguruan tinggi di Tanah Karo terus berkembang hingga para

diantara alumni SMA Negeri Kabanjahe dan tokoh-tokoh masyarakat. Mereka bukan

hanya mendiskusikan tentang potensi berdirinya saja, tetapi juga harus

mendiskusikan tantangan dan kesempatan dalam pendirian perguruan tinggi.

Dari diskusi yang dilakukan dalam usaha pembentukan Yayasan, dapat

diambil keterangan penting saat itu. Antara lain :

- Pemerintah dapat membantu kalau ada yayasan mendirikan perguruan tinggi

berupa bantuan dari Kopertis wilayah I, bantuan dari Gubernur dan bantuan

Presiden. Malahan pada tahun 1986 diketahui bahwa Pemerintah Daerah

tingkat II Karo, bersedia memberikan izin kepada stafnya untuk meninggalkan

tugas (apabila tidak sangat dibutuhkan), pada hari tertentu kalau untuk

keperluan studi.

- Dalam diskusi muncul gambaran tantangan yang berat yaitu antara lain

mengenai dana (paling sedikit dana pendahuluan untuk keperluan

pembangunan gedung, mobil, honorer dll) yang tidak sedikit dan siapa yang

akan jadi pengelola yang memerlukan keahlian dan dedikasi. Disadari pula

bahwa kesempatan untuk memperoleh kemudahan lain adalah terbatas dan

mestilah ada yang mau berkorban baik pikiran, tenaga dan harta dan yang mau

berkorban inilah yang akan memjadi pengurus yayasan yang akan menyantuni

(43)

Dari suatu pertemuan dirumah dinas Bupati Tingkat II Karo, Kabanjahe, pada

pertengahan bulan April 1986 disepakati untuk mengadakan pertemuan di Medan,

dirumah Kolonel Purn. Nahud Bangun pada akhir bulan April 1986. Pertemuan

penting ini di hadiri oleh sebahagian orang-orang yang selama ini memang telah

terlibat dalam diskusi atau pembicaraan-pembicaraan mengenai berdirinya perguruan

tinggi di Tanah Karo yaitu : Prof. Dr. Payung Bangun,MA, Kolonel (Purn) Nahud

Bangun, Kitab Sembiring,S.H, Ny.H. Rehngena Purba,S.H, Mulia Tarigan,

Drs.Rajangaku Sitepu, Dr. Pengarapen Tarigan, Karim Kuetteh Sembiring, S.H,

Ir. Meneth Ginting, M.A.D.E, Reh Malem Sitepu. Dalam pertemuan tersebut telah

disepakati mengenai dua hal yaitu Pertama : Setuju didirikan tinggi dengan nama

Universitas Karo (UKA) di Kabanjahe dan kedua : sepakat membentuk Yayasan Karo

Simalem sebagai yayasan penyantun Universitas Karo (UKA)13

Untuk menjadikan kesepakatan tersebut diatas menjadi kenyataan,

dibentuklah Yayasan Karo Simalem yang dituangkan dalam Akte No: 2 dari Notaris

Raskami bersama menunjuk penulis sebagai ketua umum, dengan pengurus

selengkapnya sebagai berikut :

- Ketua Umum : Ny. Reh Malem Sitepu

- Ketua - I : Kitab Sembiring, S.H

- Ketua - II : Kolonel Purn. Nahud Bangun

13

(44)

- Ketua - III : Dr. Pengarapen Tarigan

- Sekretaris Umum : Ir. Musa Sembiring, MS

- Sekretaris - I : Dr. Ngarap Dat Tarigan

- Sekretaris - II : Ir. Mag Muis Menjerang

- Bendahara Umum : Kapiten S. Meliala

- Bendahara - I : Ny. Hj. Rehngena Purba, S. H

- Anggota : 1. Mulia Tarigan

2. Drs. Datmalem Ginting

3. Ir. Sehat Keloko

4. Kuetteh Sembiring, S. H

Setelah Yayasan Karo Simalem terbentuk ,masih ada diadakan sejumlah rapat

guna melengkapi hasil rapat yang terdahulu. Yang salah satunya adalah dengan acara

penyelesaian proyek proposal pendirian Universitas Karo dan pengiriman surat

permohonan izin operasional yang dulunya di tujukan ke Kopertis Wilayah 1.

Hasilnya adalah pada tanggal 15 mei 1986 yang merupakan tanggal dimana keluarnya

surat izin operasional Universitas Karo dari Kopertis wilayah 1.

Rapat-rapat selanjutnya baik di Medan dan di Kabanjahe setelah keluarnya

(45)

tahun 1986. Dari agenda rapat-rapat dapat dilihat bahwa rapat Yayasan Karo

Simalem pada tahun 1986 yaitu permulaan berdirinya Universitas Karo, tidaklah

dengan jelas membedakan program kerja Yayasan Karo Simalem dengan program

kerja Universitas Karo, oleh karena sebahagian besar pengurus Yayasan Karo

Simalem juga menjadi pimpinan universitas karo.

Dalam perkembangan berikutnya mengenai organisasi Yayasan Karo

Simalem, telah terjadi perubahan pengurus Yayasan Karo Simalem, perubahan yang

terjadi adalah berdasarkan kesepakatan bersama sehubungan dengan intensitas

seseorang dalam pengabdiannya terhadap Yayasan Karo Simalem.

Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan Rapat-rapat Yayasan Karo Simalem pada

tahun 1986.

No Tanggal Kegiatan / Agenda Rapat

1 25-5-1986 Pemantapan izin 0perasional dari

Universitas Karo sehubungan dengan

penyerahan AHTI, gedung perkuliahan,

rencana anggaran biaya, kurikulum,

lambang, logo dan mars Universitas

2 23-6-1986 Penerimaan mahasiswa baru, program kerja

pimpinan : Rektor dan dekan-dekan

Universitas Karo dan mobil untuk

pengangkutan para dosen Universitas Karo:

(46)

3 19-7-1986 Rapat jam 15.00 (Surat undangan YKS No.

020/yks-k/1986) terlaksana sampai malam

dengan acara : Operasionalisasi Universitas

Universitas, orientasi pengenalan kampus

(Ospek) dan pembiayaan kegiatan

Universitas Karo.

4 9-8-1986 Penentuan gedung perkuliahan (gedung

nasional, gedung YPP GKKP, gedung SD V

dan aula SPPH untuk kuliah umum),

penentuan dosen-dosen Universitas Karo

dan pemantapan Opspek.

5 11-8-1986 Penentuan lambang, logo dan buku

pedoman Universitas Karo.

6 9-8-1986 Keuangan, penjajakan lokasi kampus,

peresmian Universitas Karo.

7 18-10-1986 Program dan usaha Yayasan Karo Simalem,

penentuan jadwal kuliah, rencana hari

peresmian Universitas Karo, honorarium

dosen dan reorganisasi Yayasan Karo

Simalem.

8 15-11-1986 Penentuan lokasi dan dana pembelian dari

kampus Universitas Karo.

9 23-12-1986 Pembentukan tim pembelian tanah kampus

Ny, Rehngena Purba,S.H, dan penyetoran

(47)

perpustakaan dan majalah / bulletin

Universitas Karo.

Sumber: Catatan Ketua Yayasan Karo Simalem

Kegiatan Yayasan Karo Simalem setelah tahun kedua berdirinya universitas

karo, tidak mengalami perkembangan yang pesat, hal ini mungkin dikarenakan para

pengurus yang juga sibuk di luar selain bertugas di universitas karo. Kegiatan

Yayasan Karo Simalem setelah tahun kedua berdirinya universitas karo juga bisa

dikatakan terlaksana apabila diperlukan, namun para pengurus selalu menghadiri

kegiatan Universitas Karo seperti Ordik, wisuda sarjana dan kegiatan lainnya

3.2.3.Bantuan-Bantuan

Perjalanan sejarah berdirinya Universitas Karo sendiri tak lepas adalah adanya

dukungan dari pihak luar yang siap membantu pelaksanaan pendirian Universitas

Karo tersebut. Para pendiri dan anggota dari yayasan yang sudah dibentuk yaitu

Yayasan Karo Simalem yang sekaligus menjadi pengurus universitas selanjutnya juga

tak pernah berhenti mencari dukungan dan bantuan dari pihak lain saat itu.

Seperti yang kita ketahui juga, didalam pembangunan dan pendirian sebuah

perguruan tinggi memerlukan dana yang cukup besar. Selain dana juga dibutuhkan

dukungan pihak luar seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, sampai

kepada masyarakat, terutama masyarakat Karo disekitar Kabanjahe. Hal-hal semacam

(48)

Adapun sumbangan pada waktu peletakan batu pertama gedung Universitas

Karo tanggal 21 Maret 1989 adalah berupa uang maupun bahan-bahan dengan

penyumbang yang hampir mencakup seluruh lapisan dari masyarakat. Selain itu juga

ada beberapa sumbangan lainnya yaitu:- Dari pemerintah, mulai dari Gubernur KDH

Tingkat I Sumatera Utara (yang diwakili oleh Pembantu Gubernur Wilayah I). Bupati

Tingkat II Karo, Unsur-unsur Muspida Dati II Karo, seluruh Camat Kabupaten Karo,

lurah se-kota Kabanjahe dan beberapa Kepala desa termasuk juga KORPRI dan

Dharma Wanita Dati II Karo. Berikut ini adalah beberapa jajaran organisasi yang ikut

serta dalam pemberian sejumlah bantuan.

- Dari jajaran ABRI, mulai dari Pangdam I Bukit Barisan, Dandim 0205

Tanah Karo, Dharma Pertiwi, dan juga Warakuri, Pepabri, LVRI, FKPPI.

- Hampir seluruh kepala dinas dan Jawatan dan kantor yang ada di

Kabupaten Dati II Karo.

- Dari para pengusaha, usaha swasta, BUMN, yang ada di DATI II Karo

dan KADIN.

- Jajaran pendidik mulai dari Koprtis Wilayah – I Sumatera Utara,

Universitas Medan Area (UMA), Universitas Islam Sumatra Utara (UISU),

Depdikbud Dati II Karo, Yayasan-yayasan Pendidikan dan

Perguruan-perguruan yang ada di Kabupaten Karo, dan juga pimpinan dan warga Civitas

(49)

- Organisasi Kemasyarakatan dan organisasi politik (PPP, GOLKAR, dan

PDI) Dati II Karo dan juga tokoh masyarakat14

Selain itu bantuan dan sumbangan diberikan pula oleh para pejabat atau dinas dari

dana kantor dan ada pula dana sendiri atau sumbangan pribadi.

Dalam perkembangan selanjutnya Universitas Karo juga menerima

sumbangan berupa dana dan buku-buku untuk perpustakaan dan sumbangan lainnya

seperti sumbangan dari Presiden RI saat itu sebesar 28 juta Rupiah, bantuan

Mendikbud RI berupa buku-buku, bantuan Menteri Tenaga Kerja (Drs. Cosmas

Batubara) berupa seperangkat computer dan buku-buku. Selain bantuan berupa dana

dan material lainnya, ada juga bantuan yang diberikan masyarakat setempat waktu

itu. Bantuan mereka berupa pengorbanan dan sumbangan moril. Hal ini sangat

menguntungkan pihak universitas karo kala itu. Karena seperti yang kita ketahui

bahwa dukungan masyarakat itu adalah yang terpenting. Mungkin itulah yang

menjadi idaman dan kebanggaan masyarakat, sehingga mereka ikut serta dalam

melengkapi pendirian Universitas Karo.

Sumbangan berbagai Individu / Masyarakat antara lain adalah :

- Ada yang bersedia mengorbankan tanahnya untuk pembuatan jalan ke

Universitas Karo (UKA), upacara terlaksana dalam satu upacara sederhana di

rumah kediaman ketua Yayasan Karo Simalem.

14

(50)

- Sumbangan dari masyarakat yang bersifat moril misalnya saja ucapan

syukur seperti ucapan selamat disurat kabar Medan.

- Lagu mars Universitas Karo (UKA), nyanyian yang selalu

diperdengarkan dalam upacara universitas karo, adalah sumbangan dari

seorang mahasiswa Universitas Karo.

- Lambang Universitas Karo (UKA) yang merupakan panji-panji dari

Universitas Karo, adalah sumbangan dari seorang mahasiswa Fakultas Teknik

Universitas Karo yang bernama Rafael Jono.

3.3 Kelengkapan dan Fasilitas Universitas Karo

Didalam mendirikan sebuah instansi seperti universitas, perlu hendaknya melihat hal apa saja yang akan melengkapi didalamnya. Kelengkapan itu akan

menunjang dari seluruh kegiatan universitas dan kampus tersebut. Pihak universitas

berhak menambah sarana, prasarana maupun segala fasilitas yang memadai guna

memantapkan seluruh kegiatan akademik maupun kegiatan kampus lainnya. Hal ini

bisa juga disebut sebagai persyaratan dalam mendirikan sebuah perguruan tinggi atau

universitas. Bentuk dari kelengkapan dan fasilitas tersebut merupakan hal wajib

dalam pendiriannya. Berikut ini adalah beberapa bentuk dari kelengkapan dan

fasilitas yang ada di Universitas Karo.

(51)

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam mendirikan sebuah instansi baik

negeri maupun swasta harus mempunyai izin operasional untuk menjalankan

aktifitasnya. Demikian pula halnya dengan Universitas Karo dimana universitas ini

adalah instansi pendidikan swasta yang berdiri di Kabupaten Karo. Dan surat izin

operasional Universitas Karo adalah SK NO 302/SK/KOP.I/86 dari Kopertis Wilayah

I, tertanggal 14 Mei 1986 memberikan izin sementara untuk membuka 5 (Lima)

fakultas untuk program S1 yaitu :

a. Akademi Pertanian Yayasan Pendidikan Tropis Indonesia menjadi

Fakultas Pertanian.

Jurusan Budaya Pertanian. Program Studi Bercocok Tanam Pertanian Pangan.

Jurusan Hama dan Penyakit tanaman. Program Studi Proteksi Tanaman.

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Program Studi teknologi Hasil Pertanian.

b. Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.

Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan,Jurusan Manajemen.

Program Studi Manajemen Umum.

c. Fakultas Umum

Jurusan Hukum Pidana. Program Studi Hukum Pidana.

Jurusan Hukum dan Keperdataan. Program Studi Hukum Keperdataan.

(52)

d. Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Sipil. Program Studi Teknik Sipil.

Jurusan Teknik Industri. Program Studi Teknik Industri.

Surat Izin Operasional dari Kopertis Wilayah–I untuk Universitas Karo

menjadi Izin terdaftar dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI NO. 0377/0/1987

tahun 1987, hanya dalam waktu setahun dua bulan setelah Universitas Karo dibuka.

Dan dengan keluarnya surat terdaftar bagi Universitas Karo berarti bahwa :

1. Telah berhak mengikuti Ujian Negara yang diselenggarakan Pemerintah

2. Penguji Ujian Negara tersebut sudah ikut dosen-dosen dari Universitas

Karo sendiri bersama-sama dengan Kopertis Wilayah – I.

3. Kehidupan Universitas Karo telah terjamin oleh pemerintah RI dalam hal

ini Kopertis wilayah – I menjamin kelangsungan studi bagi mahasiswanya.

Ada beberapa hal yang mempercepat keyakinan dari Kopertis Wilayah I, akan

kelayakan berdirinya Universitas Karo dan salah satu yang sangat penting adalah

bahwa Universitas Karo mempunyai bibit yaitu (embrio) yaitu Akademi Hortikurtura

Tropis Indonesia (AHTI) yang telah terdaftar pada Depdikbud RI berdasarkan SK

NO 0309/0/1986 tanggal 8 April 1986.

Yayasan Pendidikan Tropis Indonesia (YPTI) yang menyantuni AHTI bukan

(53)

permohonan ke Kopertis Wilayah–I, malah ditandatangani Ir. Mag Muis Menjerang

(mewakili YPTI) dengan saksi seorang dosen AHTI yaitu Bitani Bangun, S. H.

Menyerahkan sepenuhnya AHTI kepada Yayasan Tanah Karo Simalem yang

ditandatangani saksi Ir. Musa Sembiring, MS. penyerahan tersebut mencakup :

1. Seluruh mahasiswa AHTI mulai tahun Akademi 1882/1983 sampai

dengan 1985/1986.

2. Staff Educatif dan non Edukatif.

3. Semua perangkat administrasi.

Dengan penyerahan alih fungsi tersebut maka dapat di simpulkan bahwa

semua aktifitas dan kepemilikan dari Akademi Hortikurtura Tropis Indonesia (AHTI)

diserahkan, bergabung, dan menjadi tanggung jawab dari yayasan yang bernaung

kepada Universitas Karo. Sehingga kita dapat melihat bahwa universitas karo yang

kita kenal adalah bermula dari AHTI.

Oleh karena kemajuan yang pesat dari Universitas Karo, maka status

Terdaftar yang mulanya menjadi status universitas, telah dapat ditingkatkan dan

berubah menjadi status Diakui. Hal ini berlaku untuk semua fakultas di Universitas

Karo. Oleh Pemerintah status tersebut berubah sesuai berdasarkan SK MENDIKBUD

RI No. 0161/0/1991.

Dengan demikian Universitas Karo telah diberi hak oleh Negara untuk

(54)

dan 25% dosen penguji dari Kopertis Wilayah I. Untuk seterusnya hanya tinggal satu

status lagi yang menjadi perjuangan Universitas Karo yaitu status Disamakan yang

merupakan status yang tertinggi bagi perguruan tinggi swasta.

3.3.2.Struktur Organisasi

Dalam sebuah organisasi yang menjalankan suatu kegiatan tentunya

mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan dalam pencapaian tujuan tersebut,

organisasi menggunakan berbagai cara atau usaha yang berkaitan dengan tujuan

tersebut. Organisasi yang menjalankan suatu kegiatan sudah tentu memiliki struktur

dalam kepengurusannya.

Sebuah universitas juga digolongkan kepada sebuah organisasi. Ini dapat kita

lihat pada semua struktur universitas merupakan bagian seperti struktur organisasi.

Pada waktu berdirinya Universitas Karo tahun 1986, universitas ini memiliki struktur

organisasi atau struktur pejabat dan kepemimpinannya adalah :

Rektor

Pembantu Rektor I

Pembantu Rektor II

Pembantu Rektor III

Pemimpin Fakultas (Dekan)

(55)

Pembantu Dekan II

Pembantu Dekan III

Ketua Bidang Studi

Kepala Biro Adsministrasi Akademik dan Kemahasiswaan (KaBAAK)

Kepala Biro Administrasi Umum (KaBAU)

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat

Humas Universitas

Sementara itu Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) dan

Biro Administrasi Umum membawahi beberapa bidang yaitu :

1. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) terdiri dari :

a. Kasubag Perencanaan / Akademik

b. Kasubag Kemahasiswaan

c. Kasubag Registrasi / Statistik

d. Penghubung Kopertis

(56)

a. Kasubag Administrasi Umum

b. Kasubag Keuangan

c. Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan (Kasubag Perpustakaan)

d. Sekretariat Universitas

e. Kasubag Laboratorium.

Sementara itu Universitas Karo juga mempunyai suatu Lembaga Penelitian

dan Pengabdian pada Masyarakat. Lembaga ini bertugas dalam hal penelitian yang

dilakukan oleh setiap dosen dan mahasiswa. Dan lembaga ini juga sering terjun ke

lapangan atau masyarakat. Hal ini sesuai dengan namanya yaitu Lembaga Penelitian

dan Pengabdian Pada Masyarakat.

Adapun hubungan atau kedudukan masing-masing jabatan tersebut ada yang

berupa hubungan timbal balik dan

Gambar

Tabel 2.1. Luas wilayah kecamatan Kabanjahe menurut desa/kelurahan
Tabel 2.5 Keadaan penduduk di kecamatan Kabanjahe menurut Agama.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE KABUPATEN KARO TAHUN 2013. IDENTITAS RESPONDEN DAN KETERANGAN

Variabel yang paling berpengaruh adalah motivasi dengan koefisien ( β ) 0,360. Disarankan kepada Puskesmas Kabanjahe dan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo untuk : 1)

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh binaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terhadap perilaku dan kadar cholinesterase pada petani di Kecamatan Kabanjahe

Selain itu pelayanan yang diberikan rumah sakit kusta di Lau Simomo tersebut tidak hanya bagi masyarakat Tanah Karo saja tetapi juga bagi masyarakat luar daerah Karo seperti

PENGARUH KENAIKAN REMUNERASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN KINERJA PEGAWAI RUMAH TAHANAN KLAS IIB KABANJAHE KABUPATEN KARO Timbul Si/zombing

Analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada petani penyemprot pestisida di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo berdasarkan prosedur penggunaan pestisida

Penggunaan ensambel musik tradisional dalam upacara-upacara adat masyarakat Karo akan dijelaskan berdasarkan konteks upacara masyarakat Karo secara umum, yaitu upacara

OPINI PEDAGANG PUSAT PASAR TERHADAP PERILAKU KOMUNIKASI NONVERBAL ANAK PUNK DI KECAMATAN KABANJAHE, KABUPATEN KARO SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1 pada Program