• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Mopoli Raya Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Mopoli Raya Medan"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Oleh

N. JAMALUDDIN 087019163/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

E K O L AH

P A

S C

(2)

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA PT. MOPOLI RAYA MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

N. JAMALUDDIN 087019163/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. MOPOLI RAYA MEDAN Nama Mahasiswa : N. Jamaluddin

Nomor Pokok : 087019163

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Rismayani, SE., MS.) (Dr. Parulian Simanuntak, MA.) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS.) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE.)

(4)

Telah diuji pada:

Tanggal Januari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE., MS. Anggota : 1. Dr. Parulian Simanjuntak, MA. 2. Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec.

3. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul:

“Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan

secara jelas dan benar.

Medan, Januari 2011 Yang membuat pernyataan,

(6)

ABSTRAK

PT. Mopoli Raya Medan merupakan sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Sebagai upaya dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan usahanya, maka perusahaan dituntut untuk dapat mengelola sumber daya manusia dengan baik. Pengelolaan sumber daya manusia yang benar dapat mendukung tercapainya visi, misi dan sasaran strategis perusahaan. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan dan mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja, dan kreativitas terhadap budaya organisasi pada PT. Mopoli Raya Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan tentang Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Kinerja.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan survey. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian adalah penelitian explanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT. Mopoli Raya Medan yang berjumlah 76 orang karyawan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90 persen, maka jumlah sampel sebanyak 43 orang karyawan.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa kepemimpinan dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan. Dan secara parsial budaya organisasi lebih dominan dari pada kepemimpinan. Selanjutnya pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa, disiplin kerja dan kreativitas secara serempak berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi pada PT. Mopoli Raya Medan, dan secara parsial kreativitas berpengaruh lebih dominan daripada disiplin kerja.

Kesimpulan penelitian adalah: (1) Pengujian hipotesis pertama, diperoleh hasil bahwa kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan, dan (2) Pengujian hipotesis kedua, diperoleh hasil bahwa disiplin kerja dan kreativitas secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap budaya organisasi pada PT. Mopoli Raya Medan.

(7)

ABSTRACT

PT. Mopoli Raya Medan is a national private company engaged in oil palm and rubber plantations. As an effort in order to maintain and develop its business, the company is expected to manage human resources well. Human resource management is right to support the achievement of the vision, mission and strategic goals of the company. Therefore, the purpose of this study is to investigate and analyze the influence of leadership, and organizational culture on employee performance in PT. Mopoli Raya Medan and find out and analyze the influence of work discipline, and creativity of organizational culture on PT. Mopoli Raya Medan.

The theory used in this research is the theory of Human Resource Management, which deals on Leadership, Organizational Culture and Performance.

The method used in this study is to survey approach. The study was quantitative and descriptive nature of the research is explanatory research. Methods of data collection is done by interviews, questionnaires, and study documentation. Methods of data analysis used were multiple linear regression. The population in this study were all employees at PT. Mopoli Raya Medan, amounting to 76 employees. Determination of the number of samples in this study using the Slovin formula using 90 percent confidence level, then the sample size was 43 employees.

The results test the first hypothesis suggests that leadership and organizational culture are simultaneously significant effect on the performance of employees at PT. Mopoli Raya Medan. And partially dominant organizational culture of the leadership. Further testing showed that the second hypothesis, work discipline and creativity simultaneously significantly influence the organizational culture at PT. Mopoli Raya Medan, and the partial effect is more dominant than the creativity of work discipline.

The conclusion of research are: (1) test the first hypothesis, results showed that leadership and organizational cultures together significantly influence the performance of employees at PT. Mopoli Raya Medan, and (2) Testing the second hypothesis, the result that the discipline of work and creativity together influential and significant impact on organizational culture at the PT. Mopoli Raya Medan.

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut

ilmu dan menyelesaikan hasil penelitian tesis ini. .

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang meneliti masalah dengan

judul: “Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan”

Selama melakukan penulisan tesis penulis banyak memperoleh bantuan moril

dan materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), SpA(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera.

4. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., MS., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan Tesis ini.

5. Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, MA., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

(9)

6. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec., Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si., dan

Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan

masukan-masukan demi penyempurnaan tesis ini.

7. Seluruh Staf Pengajar dan Administrasi program Studi Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang penuh kasih sayang dan selalu mendoakan

penulis serta seluruh keluarga yang turut memberikan bantuan dan dukungan

dalam menyelesaikan studi ini.

9. Bapak H. M. Jamil, SE., Ak., selaku Direktur Utama dan Bapak Darma Sucipto,

SE., Ak., selaku Kabag Umum/Personalia PT. Mopoli Raya Medan yang telah

banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan studi ini.

10. Istriku “Zaitun, S.Pd, M.Kes” dan anak-anakku “Lathifa Dinar”, “Fathimah

Azzahra Dinar” dan “Aisyah Alqibtiya Dinar” yang telah menjadi inspirasi dan

dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan studi.

11. Rekan-rekan mahasiswa atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis dapat

melaksanakan dan menyelesaikan pendidikan dan penulisan tesis ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan

dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan serta penelitian

dalam bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia.

Medan, Januari 2011 Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

N. Jamaluddin, lahir di Medan pada tanggal 05 Juli 1973, putera pertama dari

delapan bersaudara dari pasangan Ayahanda Muhammad Zainy dan Ibunda Siti

Baniah Saragih. Menikah pada tanggal 11 April 1998 dengan Zaitun, dan saat ini

telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak yang bernama Lathifa Dinar, Fathimah Azzahra

Dinar dan Aisyah Alqibtiya Dinar.

Pendidikan dimulai pada tahun 1980 di Sekolah Dasar Negeri 064018 Medan,

tamat dan lulus pada tahun 1986, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri

Sunggal Medan (saat ini SMP Negeri 09) tamat dan lulus pada tahun 1989 serta

Sekolah Menengah Ekonomi Atas di SMEA Mayjend Sutoyo SM Medan tamat dan

lulus pada tahun 1992. Menyelesaikan Pendidikan Strata-1 Sarjana Ekonomi

Akuntansi (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Bangsa Medan tahun 2002.

Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan Strata-2 (S-2) Program Studi Magister Ilmu

Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Sejak tahun 1997 sampai dengan saat ini bekerja sebagai karyawan di

PT. Mopoli Raya Medan.

Medan, Januari 2011

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 5

I.3. Tujuan Penelitian ... 5

I.4. Manfaat Penelitian ... 5

I.5. Kerangka Berpikir... 6

I.6. Hipotesis... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

II.1. Penelitian Terdahulu ... 10

II.2. Teori tentang Kepemimpinan... 11

II.2.1. Pengertian Kepemimpinan ... 11

II.2.2. Teori-teori Kepemimpinan... 13

(12)

II.2.4. Sumber Kekuasaan Pemimpin ... 22

II.3. Teori tentang Budaya Organisasi ... 25

II.3.1. Pengertian Budaya Organisasi ... 25

II.3.2. Fungsi dan Manfaat Budaya Organisasi ... 28

II.3.3. Terbentuknya Budaya Organisasi ... 29

II.3.4. Tipe - tipe Budaya Organisasi... 31

II.4. Teori tentang Kinerja... ... 34

II.4.1. Pengertian Kinerja... 34

II.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan... 35

II.4.3. Penilaian Kinerja... 39

II.4.4. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja ... 41

II.5. Teori tentang Disiplin Kerja... ... 45

II.5.1. Pengertian Disiplin Kerja... 45

II.5.2. Manfaat dan Tujuan Disiplin Kerja... 45

II.5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja ... 46

II.5.4. Ukuran Disiplin Kerja ... 47

II.6. Teori tentang Kreativitas... 48

II.6.1. Pengertian Kreativitas ... 48

II.6.2. Dimensi Kreativitas... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 49

(13)

III.2. Metode Penelitian ... 49

III.2.1. PendekatanPenelitian ... 49

III.2.2. JenisPenelitian... 49

III.2.3. SifatPenelitian ... 50

III.3. Populasi dan Sampel ... 50

III.4. Teknik Pengumpulan Data... 52

III.5. Jenis dan Sumber Data ... 52

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel... 52

III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 52

III.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 55

III.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 57

III.7.1. Uji Validitas ... 57

III.7.1.1. Uji validitas instrumen kepemimpinan ... 58

III.7.1.2. Uji validitas instrumen budaya organisasi ... 59

III.7.1.3. Uji validitas instrumen kinerja karyawan ... 60

III.7.1.4. Uji validitas instrumen disiplin kerja ... 61

III.7.1.5. Uji validitas instrumen kreativitas ... 62

III.7.2. Uji Reliabilitas ... 63

III.8. Model Analisis Data... 64

III.8.1. Model Analisis DataHipotesis Pertama ... 64

(14)

III.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

IV.1. Hasil Penelitian ... 70

IV.1.1. Gambaran Umum PT. Mopoli Raya Medan ... 70

IV.1.2. Visi dan Misi PT. Mopoli Raya Medan ... 72

IV.1.2.1. Visi PT. Mopoli Raya Medan ... 72

IV.1.2.2. Misi PT. Mopoli Raya Medan... 72

IV.1.3. Struktur Organisasi PT. Mopoli Raya Medan... 73

IV.1.4. Karakteristik Responden ... 75

IV.1.4.1. Karakteristik responden berdasarkan usia... 75

IV.1.4.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 76

IV.1.4.3. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja... 77

IV.1.4.4. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ... 78

IV.1.5. Penjelasan Atas Variabel Penelitian Hipotesis Pertama... 78

IV.1.5.1. Penjelasan responden atas variabel kepemimpinan (X1) ... 78

IV.1.5.2. Penjelasan responden atas variabel budaya organisasi (X2) ... 80

(15)

IV.1.6. Penjelasan Atas Variabel Penelitian Hipotesis Kedua .. 82

IV.1.6.1. Penjelasan responden atas variabel disiplin kerja (X1)... 82

IV.1.6.2. Penjelasan responden atas variabel kreativitas(X2) ... 83

IV.1.7. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 84

IV.1.7.1. Hasil uji normalitas hipotesis pertama ... 84

IV.1.7.2. Hasil uji multikolinieritas hipotesis pertama... 86

IV.1.7.3. Hasil uji heteroskedastisitas hipotesis pertama... 86

IV.1.7.4. Hasil uji normalitas hipotesis kedua ... 87

IV.1.7.5. Hasil uji multikolinieritas hipotesis kedua.... 89

IV.1.7.6. Hasil uji heteroskedastisitas hipotesis kedua ... 90

IV.2. Pembahasan... 91

IV.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama... 91

IV.2.1.1. Analisis persamaan regresi berganda ... 91

IV.2.1.2. Koefisien determinasi (R2)... 92

IV.2.1.3. Uji secara serempak (Uji F) ... 92

IV.2.1.4. Uji secara parsial (Uji t) ... 94

IV.2.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 96

IV.2.2.1. Analisis persamaan regresi berganda ... 96

(16)

IV.2.2.3. Uji secara serempak (Uji F) ... 97

IV.2.2.4. Uji secara parsial (Uji t) ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 101

V.1. Kesimpulan ... 101

V.2. Saran... 102

(17)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

III.1. Pengambilan Sampel Proporsional pada Masing-masing Bagian... 51

III.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... 54

III.3. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 56

III.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan ... 58

III.5. Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi... 59

III.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan... 60

III.7. Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja ... 61

III.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas ... 62

III.9. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 64

IV.1. Karateristik Responden Berdasarkan Usia... 75

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 77

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 78

IV.5. Penjelasan Responden atas Variabel Kepemimpinan ... 79

IV.6. Penjelasan Responden atas Variabel Budaya Organisasi... 80

IV.7. Penjelasan Responden atas Variabel Kinerja Karyawan ... 81

IV.8. Penjelasan Responden atas Variabel Disiplin Kerja ... 82

IV.9. Penjelasan Responden atas Variabel Kreativitas ... 83

(18)

IV.11. Hasil Uji MultikolinieritasHipotesis Pertama ... 86

IV.12. Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S)Hipotesis Kedua ... 89

IV.13. Hasil Uji MultikolinieritasHipotesis Kedua... 89

IV.14. Hasil Uji Koefisien Regresi BergandaHipotesis Pertama... 91

IV.15. Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 92

IV.16. Hasil Uji F Hipotesis Pertama... 93

IV.17. Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama ... 94

IV.18. Hasil Uji Koefisien Regresi BergandaHipotesis Kedua... 96

IV.19. Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua ... 97

IV.20. Hasil Uji F Hipotesis Kedua ... 97

IV.21. Hasil Uji Parsial Hipotesis Kedua... 98

(19)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama... 7

I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua ... 9

II.1. Dimensi-dimensi Budaya Organisasi... 27

II.2. Terbentuknya Budaya Perusahaan ... 30

IV.1. Struktur Organisasi PT. Mopoli Raya Medan... 74

IV.2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama ... 84

IV.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama ... 87

IV.4. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua... 88

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Tabulasi Skor Jawaban Responden untuk Uji Validitas dan Reliabilitas . 106

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 111

3. Deskriptif Variabel... 112

4. Uji Kolmogorov-Smirnov ... 124

5. Uji Glesjer... 125

6. Regresi Berganda ... 127

(21)

ABSTRAK

PT. Mopoli Raya Medan merupakan sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Sebagai upaya dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan usahanya, maka perusahaan dituntut untuk dapat mengelola sumber daya manusia dengan baik. Pengelolaan sumber daya manusia yang benar dapat mendukung tercapainya visi, misi dan sasaran strategis perusahaan. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan dan mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja, dan kreativitas terhadap budaya organisasi pada PT. Mopoli Raya Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan tentang Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Kinerja.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan survey. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian adalah penelitian explanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT. Mopoli Raya Medan yang berjumlah 76 orang karyawan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90 persen, maka jumlah sampel sebanyak 43 orang karyawan.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa kepemimpinan dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan. Dan secara parsial budaya organisasi lebih dominan dari pada kepemimpinan. Selanjutnya pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa, disiplin kerja dan kreativitas secara serempak berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi pada PT. Mopoli Raya Medan, dan secara parsial kreativitas berpengaruh lebih dominan daripada disiplin kerja.

Kesimpulan penelitian adalah: (1) Pengujian hipotesis pertama, diperoleh hasil bahwa kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan, dan (2) Pengujian hipotesis kedua, diperoleh hasil bahwa disiplin kerja dan kreativitas secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap budaya organisasi pada PT. Mopoli Raya Medan.

(22)

ABSTRACT

PT. Mopoli Raya Medan is a national private company engaged in oil palm and rubber plantations. As an effort in order to maintain and develop its business, the company is expected to manage human resources well. Human resource management is right to support the achievement of the vision, mission and strategic goals of the company. Therefore, the purpose of this study is to investigate and analyze the influence of leadership, and organizational culture on employee performance in PT. Mopoli Raya Medan and find out and analyze the influence of work discipline, and creativity of organizational culture on PT. Mopoli Raya Medan.

The theory used in this research is the theory of Human Resource Management, which deals on Leadership, Organizational Culture and Performance.

The method used in this study is to survey approach. The study was quantitative and descriptive nature of the research is explanatory research. Methods of data collection is done by interviews, questionnaires, and study documentation. Methods of data analysis used were multiple linear regression. The population in this study were all employees at PT. Mopoli Raya Medan, amounting to 76 employees. Determination of the number of samples in this study using the Slovin formula using 90 percent confidence level, then the sample size was 43 employees.

The results test the first hypothesis suggests that leadership and organizational culture are simultaneously significant effect on the performance of employees at PT. Mopoli Raya Medan. And partially dominant organizational culture of the leadership. Further testing showed that the second hypothesis, work discipline and creativity simultaneously significantly influence the organizational culture at PT. Mopoli Raya Medan, and the partial effect is more dominant than the creativity of work discipline.

The conclusion of research are: (1) test the first hypothesis, results showed that leadership and organizational cultures together significantly influence the performance of employees at PT. Mopoli Raya Medan, and (2) Testing the second hypothesis, the result that the discipline of work and creativity together influential and significant impact on organizational culture at the PT. Mopoli Raya Medan.

(23)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan senantiasa

membutuhkan berbagai sumber daya, seperti modal, material, dan mesin. Sumber

daya yang ada tidak akan berarti apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk

mengelolanya dibutuhkan sumber daya lain, yakni sumber daya manusia. Sumber

daya manusia mempunyai peranan penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat,

tenaga dan kreativitas yang sangat dibutuhkan untuk menggerakkan perusahaan.

Mengingat pentingnya peran sumber daya manusia dalam perusahaan agar

tetap bertahan dalam iklim persaingan bebas tanpa batas, maka peran manajemen

sumber daya manusia tidak lagi hanya menjadi tangung jawab para karyawan, akan

tetapi merupakan tanggung jawab pimpinan perusahaan. Pengelolaan manajemen

sumber daya manusia tentu saja harus dilaksanakan oleh pemimpin yang profesional.

Oleh seorang pimpinan, pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada

tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam dunia bisnis untuk mencapai tujuan

perusahaan secara terpadu.

Pencapaian tujuan perusahaan akan berhasil apabila didukung dengan budaya

organisasi yang kuat di lingkungan perusahaan. Budaya organisasi merupakan

kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari dan membuat

(24)

perusahaan. Budaya harus sejalan dengan tindakan perusahaan pada bagian lain

seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian.

PT. Mopoli Raya Medan merupakan salah satu perusahaan swasta nasional

yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Sebagai upaya

perusahaan dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan usahanya, maka

perusahaan dituntut untuk dapat mengelola sumber daya manusia dengan baik.

Pengelolaan sumber daya manusia yang benar dapat mendukung tercapainya visi,

misi dan sasaran strategis perusahaan.

Seperti halnya perusahaan lain, PT. Mopoli Raya Medan memerlukan

kepemimpinan yang efektif agar proses mengendalikan karyawan untuk bekerja sama

dalam mencapai tujuan dapat terlaksana dengan baik. Kepemimpinan yang efektif

adalah pemimpin yang dapat memenuhi segala kepentingan dalam perusahaan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di PT. Mopoli Raya Medan,

diketahui ada permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan. Kepemimpinan

yang ada saat ini lebih berorientasi pada tugas daripada berorientasi pada karyawan.

Setiap karyawan dibebani oleh target yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas

tertentu, tanpa melihat kemampuan masing-masing karyawan yang diberikan

pekerjaan. Dampaknya adalah tidak tercapainya beberapa target yang telah ditetapkan

pemimpin. Sebagian karyawan menilai bahwa pemimpin tidak peka terhadap

kebutuhan karyawan. Pemimpin masih kurang memberikan kesempatan bagi

karyawan untuk mengembangkan diri dan menggali potensi yang dimiliki

(25)

karyawan untuk meningkatkan kemampuan mereka akan dapat memberikan pengaruh

positif terhadap kinerja masing-masing karyawan. Hal inilah yang perlu menjadi

pertimbangan seorang pemimpin dalam upaya perbaikan kinerja perusahaan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan berasal dari segi

budaya organisasi. Hal ini terlihat dari kurangnya kesetiaan karyawan kepada

perusahaan. Kondisi ini terjadi karena berbagai nilai, norma, dan aturan yang menjadi

bagian dari budaya organisasi belum dapat menjadi pedoman bagi karyawan dalam

bersikap dan berperilaku saat bekerja, serta belum dapat memberikan suatu keyakinan

akan terpenuhinya berbagai harapan dan kepentingan karyawan pada saat tujuan

perusahaan tercapai.

Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan budaya organisasi ini adalah

kebiasaan mayoritas karyawan mangkir dari pekerjaannya. Hal ini terlihat dari

banyaknya tugas-tugas yang tidak terselesaikan tepat pada waktu yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, beberapa peraturan yang ada masih belum

ditaati sepenuhnya oleh sebagian karyawan. Kurangnya tindakan tegas dari PT.

Mopoli Raya Medan menjadikan hal ini sebagai kebiasaan yang kemudian berangsur

menjadi budaya lemah yang akan terbentuk di lingkungan karyawan.

Menurunnya disiplin kerja di PT. Mopoli Raya Medan merupakan salah satu

indikasi dari terbentuknya budaya lemah di suatu perusahaan. Disiplin kerja

merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan

(26)

proses binaan keluarga, pendidikan dan pengalaman, atau pengenalan serta

keteladanan dari lingkungannya. Disiplin akan membuat seseorang dapat

membedakan hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang

boleh dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan (karena merupakan hal-hal

yang dilarang). Permasalahan mendasar yang berkaitan dengan disiplin kerja di PT.

Mopoli Raya Medan adalah masih tingginya tingkat keterlambatan karyawan pada

jam kantor yang telah ditetapkan. Selain itu, masih banyak karyawan yang

memanfaatkan waktu istirahat melebihi waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Budaya lain yang terbentuk di PT. Mopoli Raya Medan berkaitan dengan

kurangnya inisiatif dari karyawan untuk memulai suatu pekerjaan. Setiap karyawan

harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh

pimpinan. Sebagian besar karyawan menilai bahwa karyawan tidak diberi kebebasan

untuk berinovasi dalam menyelesaikan pekerjaan. Dalam jangka panjang, hal ini akan

mengakibatkan terhambatnya kreativitas karyawan yang memiliki kemampuan dan

potensi untuk mengembangkan diri agar dapat bekerja lebih baik.

Beberapa permasalahan yang dihadapi PT. Mopoli Raya Medan secara

perlahan dapat menurunkan kinerja karyawan. Belum adanya pengambilan tindakan

berkaitan dengan pemecahan masalah ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi kinerja

karyawan lain yang memiliki keinginan untuk bekerja dengan baik dan

(27)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana pengaruh kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan?

2. Sejauhmana pengaruh disiplin kerja, dan kreativitas terhadap budaya organisasi

pada PT. Mopoli Raya Medan?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan, dan budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja, dan kreativitas terhadap

budaya organisasi pada PT. Mopoli Raya Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi PT. Mopoli Raya Medan dalam hal pengaruh

kepemimpinan, budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

2. Memberikan masukan kepada khasanah dunia pendidikan seperti Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan khususnya bagi Program Studi

Magister Ilmu Manajemen.

3. Sebagai memberikan wawasan tambahan bagi penulis dan melatih diri berpikir

(28)

berhubungan dengan masalah kepemimpinan, budaya organisasi dan kinerja

karyawan.

4. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang memfokuskan studi penelitian

pada masalah yang sama di masa yang akan datang.

I.5. Kerangka Berpikir

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau

melaksanakan sesuatu pekerjaan sesuai dengan keinginannya. Dengan kata lain,

kepemimpinan adalah kemampuan memerintah dan mempengaruhi orang lain untuk

melaksanakan sesuatu pekerjaan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Herujito (2001) menyatakan bahwa ”Kepemimpinan adalah seni kemampuan untuk

mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku mereka sesuai dengan

perilaku yang diinginkan oleh pimpinan”. Sedangkan Hasibuan (2005) menyatakan:

“Kepemimpinan adalah cara seorang mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau

bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi”.

David (2004) menyatakan bahwa ”Budaya organisasi adalah pola tingkah laku

yang dikembangkan oleh suatu organisasi yang dipelajarinya ketika menghadapi

masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah terbukti cukup baik

untuk disahkan dan diajarkan kepada anggota baru sebagai cara untuk menyadari,

berpikir dan merasa”. Susanto dalam Soedjono (2005) memberikan definisi ”Budaya

organisasi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk

(29)

perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai

yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku”.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Selain itu, kinerja juga dapat diartikan

sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan

perbuatan dalam situasi tertentu.

Mathis dan Jackson (2002) berpendapat bahwa, kinerja pada dasarnya adalah

apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang

mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang

antara lain termasuk: (1) kuantitas output, (2) kualitas output, (3) jangka waktu

output, (4) kehadiran di tempat kerja, dan (5) sikap kooperatif.

Gambar I.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama

Disiplin adalah merupakan suatu bentuk pelaksanaan yang berusaha

memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan tersebut

secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan karyawan yang lain serta

mampu meningkatkan kinerja. Siagian (2002) menyatakan bahwa: "Pendisiplinan Kinerja karyawan

Kepemimpinan

(30)

karyawan adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk

pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara

sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain serta

meningkatkan kinerjanya".

Sastrohadiwiryo (2002) menyatakan bahwa "Disiplin adalah suatu sikap

menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku,

baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak

mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan

wewenang yang diberikan kepadanya".

Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk

ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan

hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada

sebelumnya.

Munandar (2002) menyatakan bahwa "Kreativitas adalah sebuah proses atau

kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinilitas

dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,

memperkaya, memperinci) suatu gagasan".

Menurut Munandar (2002) bahwa, sebenarnya tidaklah sulit untuk membuat

hubungan antara kreativitas dan budaya, karena apa yang dipahami sebagai

kreativitas adalah keterlibatan dalam suatu proses menjalankan berbagai aktivitas

(31)

dipahami sebagai budaya adalah hasil ciptaan dan temuan yang dilakukan dengan

memanfaatkan berbagai komponen yang terdapat dalam lingkungan sosial.

Untuk memperjelas hubungan variabel-variabel tersebut, dapat digambarkan

model hubungan tersebut sebagai berikut:

Gambar I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dihipotesiskan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan, dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan

pada PT. Mopoli Raya Medan.

2. Disiplin kerja, dan kreativitas berpengaruh terhadap budaya organisasi pada

PT. Mopoli Raya Medan.

Budaya Organisasi Disiplin Kerja

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya

memperjelas tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk

membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Umumnya kajian yang

dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis dan telah

mempublikasikannya pada beberapa jurnal cetakan dan jurnal online (internet).

Penelitian mengenai kepemimpinan dan budaya organisasi yang dilakukan peneliti

terdahulu antara lain: Sinaga (2008) dan Rosita (2005).

Sinaga (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Budaya

Organisasi dan Reward Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soeloeng Laoet

Medan”. Perusahaan ini merupakan perusahaan perkebunan swasta nasional.

Kesamaan dalam penelitian tersebut adalah pengumpulan data dilakukan dengan

kuesioner dan model analisis data adalah regresi linier berganda. Sedangkan

perbedannya adalah variabel bebas yang diteliti ada 2 (dua) yaitu budaya organisasi

dan reward sedangkan dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah kepemimpinan

dan budaya organisasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara serempak budaya

organisasi dan reward berpengaruh high signifikan terhadap kinerja karyawan PT.

Soeloeng Laoet Medan dan secara parsial budaya organisasi dan reward berpengaruh

(33)

dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah variabel budaya organisasi.

Hal ini berarti budaya organisasi yang berlaku di PT. Soeloeng Laoet Medan

memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Rosita (2005) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada

PT. Tolan Tiga Indonesia”. Perusahaan ini merupakan perusahaan perkebunan swasta

multinasional. Kesamaan dalam penelitian tersebut adalah pengumpulan data

dilakukan dengan kuesioner dan model analisis data adalah regresi linier berganda.

Sedangkan perbedannya adalah variabel bebas yang diteliti ada 2 (dua) yaitu gaya

kepemimpinan dan budaya organisasi sedangkan dalam penelitian ini variabel

bebasnya adalah kepemimpinan dan budaya organisasi. Hasil penelitian menunjukan

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan

terhadap budaya organisasi, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya

kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan dan terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara budaya organisais terhadap kepuasan karyawan serta

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan budaya

organisasi organisasi terhadap kepuasan karyawan.

II.2. Teori tentang Kepemimpinan

II.2.1. Pengertian Kepemimpinan

Masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat luas dan menyangkut

(34)

pemasaran, pendidikan, industri, organisasi sosial bahkan dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam setiap masyarakat timbul dua kelompok yang berbeda peranan sosialnya,

yaitu yang memimpin sebagai golongan kecil yang terpilih dan kelompok yang

dipimpin adalah orang kebanyakan. Tanpa adanya seorang pemimpin maka tujuan

organisasi yang dibuat tidak akan ada artinya karena tidak ada orang yang bertindak

sebagai penyatu terhadap berbagai kepentingan yang ada.

Jika melihat perkembangan berbagai teori mengenai kepemimpinan yang ada,

maka timbul suatu kesadaran bahwa perkembangan teori kepemimpinan telah

berkembang sedemikian pesat sejalan dengan perkembangan kehidupan yang ada.

Kepemimpinan tidak lagi dipandang sebagai penunjuk jalan namun sebagai partner

yang bersama-sama dengan anggota lain berusaha mencapai tujuan.

Kepemimpinan adalah merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar

mau melaksanakan sesuatu pekerjaan sesuai dengan keinginannya. Dengan kata lain,

kepemimpinan adalah kemampuan memerintah dan mempengaruhi orang lain untuk

melaksanakan sesuatu pekerjaan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Seorang pemimpin harus dapat merubah keinginan seseorang untuk melaksanakan

sesuatu hal dan menunjukkan arah yang harus ditempuh dan membina

anggota-anggota kelompok ke arah penyelesaian hasil pekerjaan kelompok tersebut.

Selanjutnya Hasibuan (2005) menyatakan: “Kepemimpinan adalah cara

seorang mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara

produktif untuk mencapai tujuan organisasi.” Gibson et.al (1999) menyatakan:

(35)

(interpersonal) lewat proses komunikasi, untuk mencapai sesuatu atau berberapa

tujuan.” Pandji Anoraga (2004) menyatakan : “Kepemimpinan adalah kemampuan

mempengaruhi aktivitas orang lain melalui komunikasi, baik individual maupun

kelompok ke arah pencapaian tujuan.”

Sedangkan Winardi (2000) menyatakan: “Kepemimpinan merupakan suatu

kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung dari

macam-macam faktor baik faktor-faktor intern maupun faktor-faktor ekstern.”

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi dan mengarahkan perilaku

orang lain, baik individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam

kepemimpinan terdapat unsur-unsur seperti pimpinan, kelompok yang dipimpin,

sasaran, aktivitas, interaksi dan kekuatan.

II.2.2. Teori-teori Kepemimpinan

Terry dalam Winardi (2000) mengemukakan 8 (delapan) buah teori

kepemimpinan sebagai berikut:

1. Teori Otokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan

dan tindakan yang agak arbitrer dalam hubungan antara pemimpin dengan pihak

bawahan. Pemimpin di sini cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada

pekerjaan; ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar

(36)

perintah-perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi di antara

mana, disiplin adalah faktor yang terpenting.

2. Teori Psikologis

Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang

pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin

memberikan semangat kepada bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian

sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi

mereka. Kepemimpinan yang memotivasi sangat memperhatikan hal-hal seperti

misalnya pengakuan (recognizing), kepastian emosional, dan kesempatan untuk

memperhatikan keinginan dan kebutuhannya.

3. Teori Sosiologis

Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang

melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan

setiap konflik organisatoris antara para pengikut. Pemimpin menetapkan

tujuan-tujuan dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pengambilan keputusan

terakhir.

Identifikasi tujuan kerapkali memberikan petunjuk yang diperlakukan oleh para

pengikut. Mereka mengetahui hasil-hasil apa, kepercayaan apa, dan kelakuan apa

diharapkan dari mereka. Tetapi, usaha-usaha untuk mencapai tujuan

mempengaruhi interaksi-interaksi antara para pengikut, kadang-kadang hingga

tingkat timbulnya konflik yang merusak di dalam atau di antara

(37)

tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengaruh kepemimpinannya dan

mengembalikan harmoni dan usaha-usaha kooperatif antara para pengikutnya.

4. Teori Suportif

Di sini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha

sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan sebaiknya melalui tindakan

membantu usaha-usaha mereka. Untuk maksud itu, pihak pemimpin menciptakan

suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan pada setiap

pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan

pihak lain, serta mengembangkan skillnya serta keinginannya sendiri.

Saran-saran mengenai bagaimana melaksanakan pekerjaan lebih baik,

perbaikan-perbaikan apa dapat dicapai pada kondisi-kondisi kerja, dan ide-ide baru apa

harus dicoba, perlu dikembangkan. Adakalanya teori “suportif” dinyatakan orang

sebagai “Teori Partisipatif” (Participative Theory). Ada juga yang

menamakannya “Democratic Theory Of Leadership”.

5. Teori “Laissez Faire

Berdasarkan teori ini, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya

kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Ia tidak

berpartisipasi, atau apabila hal itu dilakukannya, maka partisipasi tersebut hampir

tidak berarti. Pendekatan ini merupakan kebalikan langsung dari teori otokratis.

Kita dapat berbicara tentang non partisipasi sama sekali dari pihak pimpinan.

Kelompok-kelompok “Laissez-Faire” cenderung membentuk

(38)

6. Teori Perilaku Pribadi

Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun

pola-pola kelakuan para pemimpin. Pendekatan ini melakukan apa yang

dilakukan oleh pemimpin dalam hal pemimpin. Salah satu sumbangsih penting

teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun

melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi olehnya.

Hingga tingkat tertentu ia bersifat fleksibel, karena ia beranggapan bahwa ia perlu

mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk menghadapi sesuatu

problem tertentu. Hal ini memberikan gambaran tentang sebuah “kontinuum” di

mana tindakan-tindakan pihak pemimpin dan jumlah otoritas yang digunakan

dihubungkan dengan kebebasan pembuatan keputusan atau partisipasi yang

terbuka bagi pihak bawahan.

Pemimpin macam ini memberikan banyak kebebasan kepada pihak bawahannya.

Seorang pemimpin otokratis yang bijaksan (The Autocratic Leader Who Is

Benevolent). Tipe macam ini memang terdapat dalam kenyataan orang ini

memiliki banyak kekuasaan dan prestise. Ia banyak menaruh minat terhadap

kesejateraan bawahannya; ia sangat bersedia memecahkan problem mereka dan

biasanya ia dapat bertindak cepat dalam setiap keadaan.

7. Teori Sosial/Sifat

Sudah banyak usaha dilakukan orang untuk mengidentifikasi sifat-sifat pemimpin

(39)

bidang pemimpin. Di antara sifat-sifat yang dianggap harus dimiliki oleh seorang

pemimpin dapat disebut:

a. Intelegensi.

Orang umumnya beranggapan bahwa tingkat intelegensi seorang individu

memberikan petunjuk tentang kemungkinan-kemungkinan baginya untuk

berhasil sebagai seorang pemimpin (hingga suatu tingkat intelegensi tertentu).

Di atas tingkat tersebut yang bersifat relatif tinggi, sukses tidak begitu pasti.

Hal tersebut kiranya dapat diterangkan berdasarkan fakta bahwa

individu-individu yang memiliki tingkat-tingkat intelegensi sangat tinggi menganggap

bahwa aktivitas-aktivitas kepemimpinan dan tantangan-tantangan tidak cukup

bagi mereka; mereka lebih senang dengan ide-ide abstrak dan pekerjaan riset

dasar.

b. Inisiatif.

Hal ini terdiri dari dua bagian:

1) Kemampuan untuk bertindak sendiri dan mengatur tindakan-tindakan.

2) Kemampuan untuk “melihat” arah tindakan yang tidak “terlihat” oleh pihak

lain. Sifat ini sangat diinginkan pada setiap calon manajer.

3) Energi atau Rangsangan.

Banyak orang berpendapat bahwa salah satu di antara ciri pemimpin yang

(40)

tujuan dibandingkan dengan seorang bukan pemimpin. Energi mental dan

fisik diperlukan.

4) Kedewasaan Emosional

Di dalam sifat ini tercakup : dapat diandalkan (dependability) persistensi

dan objektivitas. Seorang pemimpin dapat diandalkan janji-janjinya

mengenai apa yang akan dilaksanakannya. Ia bersedia bekerja lama dan

menyebarluaskan sikap “enthusiasme” di antara para pengikutnya. Ia

mengetahui apa yang ingin dicapainya hari ini, tahun depan atau 5 tahun

yang akan datang.

5) Persuasif

Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan pihak yang akan

dipimpin. Untuk memperoleh persetujuan tersebut, seorang pemimpin

biasanya harus menggunakan persuasi.

6) Skill Komunikatif

Seorang pemimpin pandai berbicara dan dapat menulis dengan jelas serta

tegas. Ia memiliki kemampuan untuk mengemukakan secara singkat

pendapat-pendapat orang lain dan mengambil inti-sari dari pernyataan

pihak lain. Seorang pemimpin menggunakan komunikasi dengan tepat

(41)

7) Kepercayaan Pada Diri Sendiri

Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai kepercayaan dalam skill

kepemimpinannya. Seorang pemimpin adalah seorang yang cukup matang

dan ia tidak banyak memiliki sifat-sifat berhasil, kebanyakan situasi yang

dihadapinya.

8) Perseptif

Sifat ini berhubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan

kelakuan orang-orang lain, dan terutama pihak bawahannya. Hal tersebut

juga mencakup kemampuan untuk memproyeksi diri sendiri secara mental

dan emosional ke dalam posisi orang lain.

9) Kreativitas

Kapasitas untuk bersifat orisinal, untuk memikirkan cara-cara baru merintis

jalan baru sama sekali, guna memecahkan sebuah problem merupakan sifat

yang sangat didambakan pada sorang pemimpin.

10)Partisipasi Sosial

Seorang pemimpin “mengerti” manusia dan ia mengetahui pula kekuatan

serta kelemahan mereka. Ia menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok

dan ia memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari

kalangan manapun juga dan ia pula berkemampuan untuk melakukan

konversiasi tentang macam-macam subjek. Orang-orang bekerjasama

(42)

suka menolong orang lain. Teori tentang sifat, memiliki banyak kekurangan

dalam hal mencapai pengertian mengenai kepemimpinan.

8. Teori Situasi.

Pendekatan ini untuk menerangkan kepemimpinan menyatakan bahwa harus

terdapat cukup banyak fleksibilitas dalam kepemimpinan untuk menyesuaikan

diri dengan berbagai macam situasi. Kepemimpinan bersifat “Multidimensi”.

Pada teori ini, dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam elemen

yakni: Pemimpin – Pengikut – Situasi. Situasi dianggap sebagai elemen yang

terpenting karena ia memiliki paling banyak variabel.

II.2.3. Gaya-gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan (leadership style) seorang pemimpin akan sangat

berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan pencapaian tujuan perusahaan. Pemilihan

gaya kepemimpinan yang benar dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan

perseorangan maupun organisasi dan perusahaan. Dengan gaya kepemimpinan yang

tidak sesuai dapat mengakibatkan pencapaian tujuan perusahaan akan terabaikan dan

pengarahan terhadap karyawan akan menjadi tidak jelas, dimana hal ini dapat

mengakibatkan ketidakpuasan pada anggota atau karyawan.

Edwin Ghizeli dalam Handoko (2003) dalam penelitian ilmiahnya

menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif

adalah: kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas, kebutuhan akan

(43)

Menurut Siagian dalam Herujito (2001) gaya-gaya kepemimpinan

digolongkan kedalam lima (5) tipe yaitu; otokratis, militeristis, paternalistis,

karismatis, dan demokratis. Sedangkan Hasibuan (2005) menyatakan gaya

kepemimpinan terdiri dari kepemimpinan otoriter, kepemimpinan partisipatif dan

kepemimpinan delegatif.

Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan (wewenang) sebagian besar

mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut siatem

sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan– kebijaksanaan

hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk

memberikan saran-saran, ide-ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan

keputusan.

Kepemimpinan partisipatif ialah bila seorang pemimpin dalam melaksanakan

kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang

serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi para bawahannya. Pemimpin

memotivasi para bawahan, agar merasa ikut memiliki perusahaan.

Kepemimpinan delegatif, bila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang

kepada bawahan dengan lengkap, sehingga bawahan tersebut dapat mengambil

keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam

melaksanaan pekerjaannya, Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil

keputusan, dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan

itu. Pada prinsipnya pemimpin bersikap, menyerahkan dan menyatakan kepada

(44)

saudara bagaimana mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan

baik”.

Dengan bermacam-macam bentuk gaya kepemimpinan dalam mencapai

tujuan perusahaan, cukup wajar bila dianggap bahwa seseorang mempunyai cukup

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam usaha mencapai tujuan dan

mempunyai interaksi antara personal yang baik dan memiliki kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan situasi atau keadaan, meskipun tidak ada sifat yang mutlak

yang dapat didefinisikan.

II.2.4. Sumber Kekuasaan Pemimpin

Julitriarsa dan Suprihanto (1998) menyatakan: “Kekuasaan/power adalah

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga perilaku orang

tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh orang yang mempunyai power tersebut.”

Lebih lanjut Julitrirsa dan Suprihanto menyatakan ada lima (5) power atau wewenang

tersebut, yaitu : Legitimate power, Referent power, Expert power, Coercive power

dan Reward power.

Thoha (2004) menyatakan, dari sekian banyak studi untuk membagi sumber

kekuasaan pemimpin, usaha yang dilakukan oleh French dan Paven nampaknya

merupakan hasil usaha yang bisa diterima secara luas, mereka membagi atas lima

kekuasaan sumber kekuasaan, yakni kekuasaan paksaan (Coercive Power),

kekuasaan keahlian (Expert Power), kekuasaan legimitasi (Legitimate Power),

(45)

Pada berikutnya Paven bekerja sama dengan Kruglanski, menambahkan kekuasaan ke

enam, yakni kekuasaan infromasi (Information Power). Pada tahun 1979, Hersey dan

Goldsmith mengusulkan kekuasaan yang ke tujuh, yakni kekuasaan hubungan

(Connection Power).

Kekuasaan Paksaan (Coercive Power), kekuasaan ini berdasarkan atas rasa

takut. Dengan demikian sumber kekuasaan diperoleh dari rasa takut. Pemimpin yang

mempunyai kekuasaan jenis ini mempunyai kemampuan untuk mengenakan

hukuman, atau pemecatan. Dalam kehidupan manusia pada umumnya, orang

mempunyai kekuasaan ini selalu dihubungkan dengan penggunaan kekerasan pisik

atau bahkan diwujudkan dalam benturan senjata seperti perang.

Kekuasaan Keahlian (Expert Power), kekuasaan ini bersumber dari keahlian,

kecakapan, atau pengetahuan yang dimiliki seorang pemimpin yang di wujudkan

lewat rasa hormat, dan pengaruhnya terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang

tinggi kekuasaan keahliannya untuk memberikan fasilitas terhadap perilaku kerja

orang lain.

Kekuasaan Legimitasi (Legitimate Power), kekuasaan ini bersumber pada

jabatan yang dipegang oleh pemimpin secara normal, semakin tinggi posisi seorang

pemimpin, maka semakin besar kekuasaan legitimasinya mempunyai kecendrungan

untuk mempengaruhi orang lain, karena pemimpin tersebut merasakan bahwa ia

mempunyai hak atau wewenang yang di peroleh dari jabatan dalam organisasinya.

Kekuasaan Referensi (Referent Power), kekuasaan ini bersumber pada sifat–

(46)

umumnya disenangi oleh orang lain karena kepribadiannya yang mampu menarik

para bawahan atau pengikutnya, kesenangan daya tarik, kekanguman para bawahan

dapat memberikan identifikasi tersendiri terhadap pengaruh pimpinannya.

Kekuasaan Penghargaan (Reward Power), kekuasaan ini bersumber atas

kemampuan untuk menyediakan penghargaan atau hadiah bagi orang lain, seperti

misalnya gaji, promosi, atau penghargaan jasa. Dengan demikian kekuasaan ini

sangat bergantung pada seseorang yang mempunyai sumber untuk menghargai

memberikan hadiah tersebut. Tujuan dari kekuasaan ini dapat diper kirakan secara

jelas, yakni harus di nilai dengan hadiah–hadiah tersebut.

Kekuasaan Informasi (Information Power), kekuasaan ini bersumber karena

adanya akses informasi yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang dinilai sangat

berharga oleh pengikutnya. Sebagai seorang pemimpin, maka memiliki akses atas

semua informasi yang datang dari luar organisasi. Dengan demikian pimpinan

merupakan sumber informasi.

Kekuasaan hubungan (Connection Power), kekuasaan ini bersumber pada

hubungan yang dijalin oleh pimpinan dengan orang-orang penting dan berpengaruh

baik di luar atau di dalam organisasi. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasan

hubungannya ini cenderung meminta saran-saran dari orang-orang lain, karena

mereka membantu mendapatkan hal yang menyenangkan dan menghilangkan

(47)

II.3. Teori tentang Budaya Organisasi II.3.1. Pengertian Budaya Organisasi

Seperti halnya pengertian kepemimpinan, pengertian budaya organisasi

banyak diungkapkan oleh para ilmuwan yang merupakan ahli dalam ilmu budaya

organisasi yang pada hakekatnya tidak jauh berbeda antara satu ahli dengan ahli

lainnya. Robbins (2001) menyatakan budaya organisasi (organizational culture)

sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang

membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain.” Lebih lanjut, Robbins

(2001) menyatakan bahwa sebuah sistem pemaknaan bersama dibentuk oleh

warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem

pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai organisasi.

Moeljono (2005) menyatakan bahwa budaya organisasi: Sistem nilai-nilai

yang diyakini semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan serta

dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat

dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang

telah ditetapkan. Pengertiannya, bahwa budaya perusahaan adalah nilai yang

menentukan arah perilaku dari anggota di dalam organisasi. Jika value tadi menjadi

shared value, maka terbentuk sebuah kesamaan persepsi akan perilaku yang sesuai

dengan karakter organisasi. Dengan demikian, budaya organisasi memandu dan

membentuk sikap serta perilaku karyawan.

David (2004) menyatakan bahwa: Budaya organisasi adalah pola tingkah laku

(48)

masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah terbukti cukup baik

untuk disahkan dan diajarkan kepada anggota baru sebagai cara untuk menyadari,

berpikir dan merasa. Menurut Sule dan Saefullah (2005) budaya organisasi

merupakan nilai-nilai dan norma yang dianut dan dijalankan oleh sebuah organisasi

terkait dengan lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan kegiatannya.

Riduwan (2005) menyatakan bahwa ada 10 (sepuluh) dimensi budaya

organisasi yaitu inisiatif individu, toleransi terhadap tindakan, pengarahan, integrasi,

dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi konflik dan pola

komunikasi. Robbins (2001) menyatakan riset paling baru mengemukakan 7 (tujuh)

karakteristik primer yang bersama-sama menangkap hakikat dari suatu budaya suatu

organisasi yaitu:

1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan didorong untuk

inovatif dan mengambil resiko.

2. Perhatian ke rincian. Sejauh mana karyawan diharapkan memperlihatkan presisi

(kecermatan), analisis, dan perhatian kepada rincian.

3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokuskan pada hasil, bukannya

pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.

4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil

pada orang-orang di dalam organisasi itu.

5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim,

(49)

6. Keagresifan. Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya

santai-santai.

7. Kemantapan. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya

status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu kontinum dari rendah ke tinggi.

Maka dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan

diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi

dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai

organisasi, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota

diharapkan berperilaku.

Sumber: Tunggal (2004)

Gambar II.1. Dimensi-dimensi Budaya Organisasi Budaya

Organisasi

Perhatian pada Detail

Orientasi Hasil

Orientasi Manusia

Orientasi Tim Agresivitas

Stabilitas

Inovasi dan mengambil

(50)

II.3.2. Fungsi dan Manfaat Budaya Organisasi

Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) budaya organisasi mempunyai 4 (empat)

fungsi yaitu:

1. Memberikan identitas kepada karyawannya

2. Memudahkan komitmen kolektif

3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial

4. Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaannya.

Beberapa manfaat budaya organisasi dikemukakan oleh Robbins (2001)

sebagai berikut:

1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas. Artinya budaya

menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lainnya.

2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. Dengan

budaya organisasi yang kuat, anggota organisasi akan memiliki identitas yang

merupakan ciri khas organisasi.

3. Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu.

Nilai-nilai yang sudah disepakati bersama, akan dijadikan tolak ukur tindakan dari

setiap individu, dan akan mengesampingkan kepentingannya sendiri.

4. Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-komponen organisasi yang

direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi organisasi

relatif stabil.

Keempat fungsi tersebut menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat

(51)

dalam organisasi, sehingga nilai-nilai yang ada dalam budaya organisasi perlu

ditanamkan sejak dini pada setiap individu.

II.3.3. Terbentuknya Budaya Organisasi

Budaya organisasi tidak terbentuk dengan sendirinya. Budaya organisasi ada

di dalam suatu organisasi karena adanya campur tangan manusia yang ada di

dalamnya. Budaya merupakan fenomena yang melingkupi kehidupan manusia

sepanjang waktu karena secara konstan diperankan dan dibentuk oleh manusia.

Pemimpin organisasi memiliki peran besar dalam pembentukan budaya organisasi.

Hal ini karena pemimpin adalah orang yang paling berpengaruh untuk menentukan

aktifitas dan kebijakan yang harus dijalankan oleh anggota atau karyawan.

Keberadaan seorang pemimpin di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor

yang sangat menentukan bagi maju mundurnya organisasi.

Menurut Robbins (2001) budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya,

selanjutnya budaya ini akan sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam

memperkerjakan karyawan. Tindakan dari manajemen puncak menentukan iklim

(52)

Sumber : Robbins (2001)

Gambar II.2. Terbentuknya Budaya Perusahaan

Dari Gambar II.2 terlihat jelas filsafat organisasi di mana pendiri memiliki

asumsi, persepsi, dan nilai-nilai, yang harus diseleksi terlebih dahulu. Seleksi yang

dilakukan oleh tim ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang sesuai. Hasil seleksi

tersebut akan dimunculkan ke permukaan yang nantinya akan menjadi karateristik

budaya perusahaan. Pembentukan tim seleksi bertujuan agar kriteria-kriteria yang

telah ada (persepsi, asumsi, dan nilai-nilai) tidak dipilih secara subyektif, tetapi di

saring terlebih dahulu dari beberapa sumber yang ada pada sumber daya manusia di

dalam organisasi. Setelah ditemukan butir-butir penting yang akan dijadikan budaya

perusahaan tersebut, manajemen puncak akan menentukan mana yang sesuai untuk

dijalankan dan mana yang harus digugurkan.

Filsafat Pendiri Perusahaan

Kriteria Seleksi

Manajemen Puncak

Sosialisasi

(53)

II.3.4. Tipe - tipe Budaya Organisasi

Para peneliti telah berusaha mengidentifikasi dan mengukur beberapa tipe

budaya organisasi dalam rangka mempelajari hubungan antara tipe efektivitas dan

organisasi. Pencarian ini didorong oleh kemungkinan bahwa budaya tertentu lebih

efektif dibandingkan dengan yang lain.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) bahwa secara umum terdapat 3 (tiga)

tipe budaya organisasi yaitu:

1. Budaya konstruktif

Budaya konstruktif adalah budaya dimana para karyawan didorong untuk

berinteraksi dengan orang lain dan mengerjakan tugas dan proyeknya dengan cara

yang akan membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan

berkembang. Tipe budaya ini mendukung keyakinan normatif yang berhubungan

dengan pencapaian tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang manusiawi dan

persatuan.

2. Budaya pasif-defensif

Budaya pasif-defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa

karyawan berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang tidak mengancam

keamanan kerja sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan normatif yang

berhubungan dengan persetujuan, konvensional, ketergantungan, dan

(54)

3. Budaya agresif -defensif

Budaya agresif-defensif mendorong karyawannya untuk mengerjakan tugasnya

dengan kerja keras untuk melindungi keamanan kerja dan status mereka. Tipe

budaya ini lebih bercirikan keyakinan normatif yang mencerminkan oposisi,

kekuasaan, kompetitif dan perfeksionis.

Sonnenfeld dalam Sunarto (2004) dari Universitas Emory telah

mengembangkan suatu bagan label yang dapat membantu kita melihat perbedaan

antara budaya-budaya organisasi dan pentingnya mencocokkan orang-orang pada

budaya itu secara tepat. Dari telaah organisasinya, ia telah mengenali empat (4) tipe

budaya yaitu: akademi, kelab, tim bisbol dan benteng.

1. Akademi

Suatu akademi adalah tempat untuk memanjat ajek (steady) yang ingin menguasai

benar-benar tiap pekerjaan baru yang diterimanya. Perusahaan ini suka merekrut

para lulusan muda universitas, memberi mereka banyak pelatihan istimewa, dan

kemudian dengan seksama mengemudikan mereka melewati ribuan pekerjaan

terkhusus di dalam suatu fungsi tertentu. Menurut Sonnenfeld, IBM merupakan

sebuah akademi yang klasik. Demikian pula Coca-Cola, Procter and Gamble dan

General Motors.

2. Kelab

Menurut Sonnenfeld, kelab menaruh nilai tinggi pada kecocokan dalam sistem,

(55)

Usia dan pengalaman diperhitungkan. Kontras dengan akademi, kelab

menumbuhkan manajer sebagai generalis. Contoh adalah United Parcel Service,

Delta Airlines, perusahaan operasi Bell, Badan Pemerintah dan Militer.

3. Tim Bisbol

Organisasi ini adalah pelabuhan yang berorientasi wiraswasta bagi para

pengambil risiko dan inovator. Tim bisbol mencari orang-orang berbakat dari

segala usia dan pengalaman, kemudian mengimbali mereka untuk apa yang

mereka produksikan. Karena mereka menawarkan insentif finansial yang sangat

besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi, loncatan

pekerjaan diantara organisasi-organisasi ini merupakan hal yang biasa. Organisasi

yang cocok dengan gambaran tim bisbol ini biasa didapat dalam bidang

akuntansi, hukum, perbankan investasi, dan konsultasi, agen periklanan,

pengembang perangkat lunak, dan perusahaan riset hayati.

4. Benteng

Sementara tim bisbol menghargai keinventifan, benteng sibuk dengan upaya

bertahan hidup (survival). Banyak yang dulunya akademi, kelab atau tim bisbol,

tetapi terperosok ke dalam masa-masa sulit dan sekarang berupaya membalikkan

nasibnya yang merosot. Benteng tidak banyak menawarkan keamanan pekerjaan,

namun perusahaan semacam ini dapat merupakan tempat yang mengasikkan

untuk bekerja bagi mereka yang menyukai tantangan dari suatu perubahan haluan.

Organisasi benteng meliputi pengecer besar, perusahaan hasil hutan, dan

Gambar

Gambar I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua
Gambar II.1.  Dimensi-dimensi Budaya Organisasi
Tabel III.1. Pengambilan Sampel Proporsional pada Masing-masing Bagian
Tabel III.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
+7

Referensi

Dokumen terkait

kelompok interval yang berbeda dalam suatu sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji beda dua rata- rata. Konsep dari uji beda dua

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan tekanan darah pasien hipertensi yang

Cara membuka Sbobet melalui hp atau handphone berbagai style merk dari hp jadul hingga hp canggih seperti blackberry, android, iphone dan Cara Pasang Taruhan Sbobet Dari

Simpulan Penelitian: Ada hubungan antara gagal ginjal kronik dengan tebal parenkim ginjal (p < 0,05), di mana pasien gagal ginjal kronik rata-rata memiliki tebal

Target kegiatan ini adalah membantu sekolah dalam meningkatkan kapasitasnya terhadap makanan jajanan yang tidak sehat bagi siswa dan siswinya melalui pendidikan dengan media

a. Kuadran ini menunjukkan faktor yang memengaruhi kepuasan pengguna dan kepentingan penerapan SAKTI yang perlu diprioritaskan untuk ditingkatkan kinerjanya. Komponen

Sebuah sampel yang berubah-ubah termasuk kelas i dengan probabilitas si/s, dimana s adalah jumlah dari sampel-sampel dalam kumpulan S.. Sj berisi sij

Berdasarkan hasil dari siklus 1 dan siklus 2 yang telah dilakukan peneliti, maka dapat diambil kesimpulan: (1) Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD yang