RIWAYAT HIDUP
Nama : Sheila Meylita Tallei Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Manado, 18 Mei 1995
Alamat : Jl. Ciumbuleuit RT.05 RW.02 Kel. Hegarmanah Kec. Cidadap Bandung
No. Telp. : 08 212 6978 695
Email : sheilameytallei@gmail.com Pendidikan : 2000 - SD Negeri 126 Manado
2006 - SMP Negeri 1 Manado
2009 - SMA Negeri 9 Binsus Manado 2011 - SMA Negeri 1 Manado
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN INFORMASI PSIKOPAT MELALUI BUKU ILUSTRASI
DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016
Oleh:
Sheila Meylita Tallei NIM. 51912220
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya, penulis telah berhasil
menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini. Dalam pembuatan laporan ini,
terdapat kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi, baik dalam pencarian
data, maupun saat pembuatan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini. Maka dari itu,
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah membantu selama masa pencarian data hingga pembuatan
laporan, berkat bantuan dan bimbingan mereka, penulis dapat menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan Laporan
Pengantar Tugas Akhir ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak, semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat,
juga dapat membantu bagi pembaca pada umumnya.
Bandung, 09 Agustus 2016
Penulis,
vi
I.1 Latar Belakang Masalah ...
I.2 Identifikasi Masalah ...
II.1.3 Faktor Penyebab Psikopat ...
II.1.4 Tahapan Mendiagnosis Psikopat ...
II.1.5 Penanganan dan Pencegahan ...
II.2 Dampak Psikopat Pada Lingkungan Sosial dan Masyarakat ...
II.3 Pandangan Masyarakat Terhadap Penderita Psikopat ...
II.4 Analisis Masalah ...
II.5 Analisis Media Informasi ...
vii BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN ...
III.1 Strategi Perancangan ...
BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI ...
IV.1 Media Utama (Buku Ilustrasi) ...
IV.1.1 Teknik Produksi ...
IV.1.2 Sampul Buku ...
IV.1.3 Konten Buku (Isi Naskah/Alur Cerita) ...
36 DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Adityawan, Arief. (2010). Tinjauan Desain Grafis. Jakarta: PT. Concept Media. Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Austin, Kleon. (2012). Steal Like an Artist. New York: Workman Publishing Company.
Hendroyono, Handoko. (2015). Fish Eye. Jakarta : PT. Gramedia.
Irwanto. Elia, Herman., Hadisoepadman, Antonius., Priyani, Retno., Bagus,
Yohannes., & Fernandes, Cosmas. (1994). Psikologi Umum (Buku Panduan Mahasiswa). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Maramis, W.F., & Maramis, A.A. (1980). Ilmu Kedokteran Jiwa (Edisi 2).
Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP).
Muhaimin, Yahya. (2016). Bahagia Itu Sederhana. Jakarta: PT. Zaytuna Ufuk Abadi.
Supriyono, Rahkmat. (2010). Desain Komunikasi Visual – Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Widiyanti, Ninik., & Anoraga, Panji. (1982). Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya (Ditinjau dari Segi Kriminologi dan Sosial). Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Sumber Jurnal Internet
Kuntjojo. (____). Psikologi Abnormal. Diambil dari: www.psikoterapis.com. (21 Oktober 2015).
Sofyan, Aulia. (2012). Psikopat. Diambil dari: www.auliasofyan.blogspot.co.id. (21 Oktober 2015).
Sumber Artikel Internet
Rizkia, Amarildo. (2009). Sekilas Tentang Psikopat. Diambil dari:
1 BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia memiliki kebutuhan untuk
saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya
tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan untuk saling
berinteraksi, bermasyarakat, bersosialisasi dengan sesama serta dapat saling
tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan bantuan orang lain,
manusia bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh
potensi kemanusiaannya. Selain itu juga manusia diberikan akal pikiran yang
membuat manusia menjadi makhluk yang bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri.
Seiring dengan berkembangnya zaman maka kehidupan sosial akan menjadi lebih
meningkat dan tidak menutup kemungkinan untuk munculnya berbagai macam
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Bagi manusia normal yang mempunyai akal
dan pikiran, wajar ketika melakukan kesalahan, lalu menyadari kesalahannya dan
kemudian menyesal. Namun tidak bagi seorang psikopat. Dalam diri seorang
psikopat, penderitanya tidak akan pernah menyesal terhadap kesalahan yang
dibuatnya, dan selalu saja mempunyai keinginan untuk melakukan hal yang sama.
Dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di lingkungan kerja, sekolah, maupun
tempat tinggal, ditambah dengan tuntutan zaman yang semakin meningkat,
banyak oknum-oknum yang memanfaatkan situasi agar keinginan dan
kepuasannya dapat terpenuhi. Seseorang yang menderita psikopat juga tentunya
akan melakukan hal apa saja untuk memenuhi kepuasannya tersebut, dan yang
membedakan seorang psikopat dengan orang normal lainnya adalah bagaimana
seorang psikopat dapat dengan mudah dan sangat efektif menutupi perbuatannya.
Psikopat dapat saja menipu atau memanipulasi perbuatannya dengan rapi dan
tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Contohnya saja dalam dunia kerja. Seorang
2 apa saja agar keinginannya terpenuhi, meskipun harus menyakiti atau merugikan
seseorang. Atau contoh lainnya dalam dunia politik. Oknum-oknum tertentu yang
sekilas nampak berwibawa, cerdas, menawan, namun ternyata adalah seorang
pembohong dan bermuka dua.
Psikopat berdasarkan etimologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan
pathos yang berarti penyakit. Psikopat merupakan gangguan jiwa atau perilaku psikologis yang melanggar norma-norma sosial, hukum, dan agama, penderitanya
terus mencari pembenaran diri atas tindakan atau perilaku yang telah dilakukan.
Seorang psikopat juga biasanya adalah seorang antisosial (individualis), namun
ada juga yang mampu bergaul layaknya manusia normal lainnya dan berkeliaran
di lingkungan sekitar, sehingga sulit untuk membedakan yang mana yang
menderita psikopat dan mana yang bukan. Hal inilah yang sangat berbahaya
karena seorang psikopat dapat melakukan hal-hal yang berbahaya seperti
kasus-kasus yang sudah disebutkan sebelumnya.
Ninik Widiyanti (1987) menjelaskan “Para ahli banyak yang berpendapat bahwa penyakit ini disebabkan oleh pola asuan yang salah. Tetapi temuan baru di bidang
biologis menjunjukan bahwa kemungkinan individu-individu ini sejak lahir telah
membawa cacat yang disebut underreactive autonomic nervous system (sistem
syaraf otonom yang kurang relatif).” (h.295).
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan sebelumnya, sebanyak 56%
masyarakat Kota Bandung masih belum mengetahui ciri-ciri seorang psikopat.
Tanpa disadari, bisa jadi seorang psikopat berada di lingkungan sekitar, jadi
sangat penting untuk mengetahui keberadaan seorang psikopat lewat ciri-ciri
umum yang mudah dikenali, apalagi biasanya seorang psikopat adalah pribadi
yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempunyai daya tarik luar
biasa, dan menyenangkan, sehingga dengan mengetahui informasi dan
3 I.2 Identifikasi Masalah
Berikut adalah identifikasi masalah yang berhasil disimpulkan berdasarkan latar
belakang:
Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui ciri-ciri seorang
psikopat.
Kemungkinan keberadaan psikopat di lingkungan masyarakat.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang
didapat adalah sebagai berikut:
Apa saja ciri-ciri seorang psikopat yang belum diketahui oleh masyarakat.
Bagaimana cara mengidentifikasi keberadaan psikopat di lingkungan
masyarakat.
Bagaimana cara menginformasikan tentang psikopat dengan desain visual
yang komunikatif, informatif dan efektif sehingga pesan yang disampaikan
kepada masyarakat dapat dengan mudah dipahami.
I.4 Batasan Masalah
Agar penelitian menjadi lebih fokus dan tidak meluas, maka dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut:
Informasi atau data merupakan fakta yang diperoleh dari ahli dan narasumber yang berkaitan dengan topik yang diangkat.
Perancangan ini ditujukan pada masyarakat di kota Bandung dengan
kisaran usia 17 sampai 23 tahun, karena pada saat usia tersebut merupakan
usia di mana tingkat kedewasaan sudah cukup matang untuk bertanggung
jawab dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan.
I.5 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari perancangan ini adalah:
Memberikan informasi terkait penjelasan dan pemahaman tentang
Psikopat.
4 Merancang media informasi yang komunikatif, informatif, dan mudah
dipahami, tentang Psikopat kepada masyarakat yang masih kurang
5 BAB II. PSIKOPAT
II.1 Pengertian Psikopat
Psikopat adalah gangguan jiwa yang dianggap berbahaya dan merugikan
masyarakat. Namun demikian, psikopat apabila dilihat sepintas memiliki sifat
baik dan disukai banyak orang dengan kemampuannya untuk berbohong dan
memanipulasi keadaan, tetapi dibalik semua itu mereka sangatlah merugikan
masyarakat. Orang-orang seperti inilah yang sering disebutkan oleh para ahli
sebagai psikopat yang menderita kelainan atau patologi (studi ilmiah terkait
proses penyakit).
Psikopat memiliki berbagai macam arti atau pengertian. Ada yang mengatakan
bahwa Psikopat adalah sifat/kepribadian, adapula yang mengatakan bahwa
psikopat adalah sebuah penyakit. Berikut di bawah ini dijelaskan beberapa
pengertian psikopat oleh beberapa ahli:
1. Psikopat menurut Kartini Kartono (1989)
Psikopat adalah bentuk kekalutan mental (mental disorder) yang ditandai dengan tidak ada pengorganisasian dan pengintegrasian pribadi, orangnya tidak pernah
bisa bertanggung jawab secara moral, selalu konflik dengan norma sosial dan
hukum (karena sepanjang hayatnya hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal
dan moral) yang diciptakan oleh angan-angan sendiri.
2. Psikopat menurut Guanarsa S.S. (1985)
Psikopat dipakai untuk menggambarkan manifestasi psikopatologis di dalam
perilaku dan perbuatan individu, berdasarkan ketidakmampuannya untuk
menghayati nilai-nilai antarpribadi, sosial, dan moral.
3. Psikopat menurut Dirgagunarsa (1998)
Psikopat merupakan hambatan kejiwaan yang menyebabkan penderita mengalami
6 lingkungannya. Penderita psikopat memperlihatkan sikap egosentris yang besar,
seolah-olah patokan untuk semua perbuatan dirinya sendiri saja.
4. Psikopat menurut Calvin M. Langton (1993)
Seorang psikopat merupakan contoh individu yang mengalami gangguan tipe
kedua. Tidak seperti orang biasa, individu semacam itu gagal memperoleh
reaksi-reaksi rasa takut atau rasa bersalah atas impuls-impuls antisosialnya secara cukup
sehingga mampu menghambat pengungkapannya.
II.1.1 Ciri-ciri Psikopat
Berikut ini merupakan beberapa ciri umum yang biasanya terlihat pada penderita
gangguan jiwa psikopat berdasarkan Psychopath Check List-Revised (PCL-R), yaitu sebagai berikut:
Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu
dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di
bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan
lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif,
dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya
dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu
fakta.
Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
Perfeksionis. Menjalankan segala cara agar tujuannya tercapai.
Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Psikopat selalu meremehkan atau
menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
Sikap antisosial di usia dewasa.
Kurang empati.
Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu
untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan
7 tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal
kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah
menerang orang hanya karena hal sepele.
Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan sesuatu demi
kesenangan belaka.
Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukan emosi dramatis
walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak
memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa
takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang,
gemetar. Bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali
disebut dengan istilah “dingin”.
Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan
dan kepuasan dirinya.
Adapun ciri-ciri psikopat menurut Dr. Kartini Kartono, yaitu :
1. Tingkah laku dan relasi sosial penderita selalu antisosial, eksentrik, dan
kronis patologis, tidak memiliki kesadaran sosial dan intelegensi sosial.
2. Sikap penderita psikopat selalu tidak menyenangkan orang lain.
3. Penderita psikopat cenderung bersikap aneh, sering berbuat kasar bahkan
ganas terhadap siapapun.
4. Penderita psikopat memiliki kepribadian yang labil dan emosi yang tidak
matang.
II.1.2 Klasifikasi Psikopat
Menurut Dr. Hervey M. Cleckley, psikiater asal Amerika Serikat, dalam bukunya
The Mask of Sanity (1941), menulis ada 4 jenis psikopat, yaitu:
1. Primary Psychopath yang bergeming pada hukuman, penahanan, tekanan, atau celaan. Mereka punya cara sendiri untuk memaknai kata dan
kehidupan.
8 3. Distempered Psychopath, cenderung mudah marah dan ketika kumat, tingkah mereka mirip epilepsi (ayan), cenderung jadi pecandu obat,
kleptomania, pedofilia, bahkan bisa jadi pembunuh dan pemerkosa
berantai.
4. Charismatic Psychopath adalah pembohong yang menarik dan menawan, selalu dianugerahi bakat tertentu, tapi memanfaatkannya untuk
memperdaya yang lain. Pemimpin agama sekte tertentu yang mendorong
pengikutnya bunuh diri dan bisa jadi contoh.
II.1.3 Faktor Penyebab Psikopat
Dalam sebuah surat kabar online (Tempo Interactive) menyebutkan bahwa
psikopat disebabkan oleh masalah psikososial dan biologis. Dalam artikel tersebut
seorang psikiater, Dr. Limas Sutanto, mengatakan bahwa psikopat merupakan
gejala seseorang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial. Hal ini
ditandai dengan adanya keengganan untuk menaati norma-norma sosial umum
yang biasanya diataati orang dewasa ditengah kehidupan sehari-hari. Penyebab
gangguan tersebut menurutnya ada dua yaitu, psikososial dan biologis.
Namun pendapat bahwa psikopat ditentukan oleh dua faktor tersebut kurang
disetujui oleh Dr. Robert Hare, seorang ahli psikologis dunia, di mana dalam
bukunya, Without Conscience, ia mengatakan bahwa penyebabnya masih belum bisa diprediksi secara pasti apakah hal tersebut merupakan pengaruh dari faktor
eksternal (kehidupan sosial, lingkungan), faktor internal (genetik, kerusakan
fungsi otak), atau mungkin juga faktor keduanya. Walau kini banyak ahli yang
menyetujui bahwa faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi.
Contoh kasus bahwa faktor internal (genetik, kerusakan fungsi otak) berpengaruh
terhadap faktor penyebab gangguan jiwa psikopat adalah ketika Hare memeriksa
seorang pasien psikopat berusia 46 tahun bernama Al. Pada otak Al terbukti
ditemukan kelainan. Al tidak dapat memisahkan stimulus yang bersifat rasional
dari yang emosional. Semua stimulus diolah sekaligus oleh belahan otak kiri
9 psikopat tidak sekedar berbohong atau hipokrit, tapi juga ada sesuatu yang lebih
serius, yakni ada kelainan di otaknya.
Dengan adanya faktor biologis ini juga muncul dalam penelitian Pridmore,
Chambers dan McArthur pada tahun 2005. Mereka melaporkan adanya hubungan
antara gejala psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural, dan
kelainan fungsional pada otak. Temuan lain disampaikan pula oleh Litman
setahun sebelumnya. Ia menyebutkan, penderita psikopat mengalami kelainan
neurologik pada sindrom Erotic Violence. Pada tahun 2003, Raine juga mengungkapkan ada kelainan Corpus Collosum pada sosok psikopat.
Temuan lain mengenai faktor eksternal (kehidupan sosial, lingkungan)
berpengaruh terhadap faktor penyebab gangguan jiwa psikopat diutarakan oleh
Kirkman (2002), seorang ahli kesehatan dan sosial Universitas Bolton, Inggris. Ia
menyatakan, pengidap kepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil
yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal.
Anak-anak salah asuh ini akan tumbuh menjadi orang-orang yang tidak bisa
berempati dan tidak memiliki kata hati.
Menurut Dr. Kartini Kartono, seseorang dapat menderita psikopat karena kurang
atau tidak adanya kasih sayang yang diterima dari lingkungannya, terutama
keluarga. selama lima tahun pertama dalam hidupnya, dia tidak pernah merasakan
kelembutan, kemesraan, dan kasih sayang, sehingga individu yang bersangkutan
gagal dalam mengembangkan kemampuan untuk menerima dan memberikan
perhatian dan kasih sayang pada orang lain.
II.1.4 Tahap Mendiagnosis Psikopat
Ada lima tahap awal untuk mendiagnosis seseorang menderita gangguan jiwa
psikopat atau tidak, yaitu :
1. Mencocokan kepribadian pasien dengan kriteria-kriteria psikopat.
orang-10 orang terdekat pasien dan pengamatan perilaku pasien dari waktu ke
waktu.
2. Memeriksa kesehatan otak dan tubuh lewat pemindaian menggunakan
elektroensefalogram, MRI, dan pemeriksaan secara lengkap. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian gambar hasil PET (Positron Emission Tomography) perandingan orang normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin menunjukan perbedaan aktivitas otak
di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal
dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian.
3. Wawancara menggunakan metode DSM (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder) IV (The American Psyciatric Association Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk menentukan kepribadian antisosial.
4. Memperhatikan gejala kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 17
tahun mulai menunjukan tanda-tanda gangguan kejiwaan.
5. Melakukan psikotes. Psikopat biasanya memiliki IQ yang tinggi.
II.1.5 Penanganan dan Pencegahan
Pada umumnya psikopat tidak dapat diobati dan diterapi secara sempurna, tetapi
hanya bisa terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitasi
psikopat saat ini baru dalam tahap pemahaman gejala. Terapi yang paling sering
dilakukan adalah non-obat seperti konseling. Namun melihat kompleksitas
masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan sulit bahkan tidak mungkin. Bahkan
menurut Dr. Robert Hare, perawatan terhadap penderita psikopat bukan saja tidak
menyembuhkan, melainkan justru menambah parah gejalanya, karena psikopat
yang bersangkutan bisa semakin canggih dalam memanipulasi perilakunya yang
merugikan orang lain. Beberapa hal, kata Dr. Hare akan membaik sendiri dengan
bertambahnya usia, misalnya energi yang tidak sebesar waktu muda. Perilaku
psikopatik biasanya muncul dan terlihat pada masa remaja kemudian berkembang
pada masa dewasa, mencapai puncak di usia 40 tahun-an, mengalami fase plateau
11 Pada diri seorang psikopat tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga
meminta datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa
dilakukan manusia adalah menghindari orang-orang psikopat, memberikan terapi
pada korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak dan mencegah psikopat
jangan berubah menjadi kriminal. Psikopat salah satu perilaku menyimpang yang
banyak ditakuti masyarakat sebenarnya selama ini banyak terdapat disekitar kita.
Bila deteksi lebih awal, gangguan perilaku pada seseorang dan pendekatan
lingkungan dilakukan dengan baik, maka idealnya psikopat tidak akan berubah
menjadi kriminal.
II.2 Dampak Psikopat Pada Lingkungan Sosial dan Masyarakat
Psikopat merupakan suatu gangguan kejiwaan yang dari dulu sudah dianggap
berbahaya. Dr. Hervey M. Cleckley, seorang psikiater yang dianggap sebagai
salah satu peneliti perintis tentang psikopat, menulis dalam bukunya “The Mask of
Sanity” (1941), menggambarkan psikopat sebagai pribadi yang “likeable,
charming, intelligent, alert, impressive, confidence-inspiring”. Demikian pula Dr. Robert Hare, dalam bukunya “Without Conscience: The disturbing world of the
Psychopaths among us” (1993) juga mempunyai pemikiran yang sama, yaitu kepribadian psikopat yang terlihat sebagai manusia yang baik hati, tetapi dibalik
itu semua sangat merugikan masyarakat.
Maka dari itu Dr. Cleckley dan Dr. Hare, mengajak masyarakat untuk
mewaspadai kemungkinan adanya psikopat di lingkungan masyarakat, bukan
hanya yang bersifat kriminal atau seksual, melainkan juga yang non-kriminal dan
non-seksual. Justru tipe yang nampaknya tidak berbahaya, tampil seperti orang
biasa, bahkan dengan perilaku yang menarik itulah yang lebih sering merugikan
masyarakat.
II.3 Pandangan Masyarakat
Mayoritas masyarakat mungkin sudah mengetahui apa itu psikopat dan bagaimana
ciri dari penderitanya, baik melalui tayangan di televisi, berita di internet, ataupun
12 mengetahuinya. Menurut hasil yang didapat dari pengisian kuisioner yang
dilakukan secara online, sebanyak 58,3% koresponden yang mengetahui ciri-ciri psikopat dan 41,7% koresponden mengaku tidak mengetahuinya. Itu berarti
hampir setengah dari koresponden yang mengisi kuisioner tersebut masih kurang
pengetahuan tentang psikopat.
Gambar II.1 Grafik Kuisioner Online Koresponden yang Mengetahui Ciri-ciri Seorang Psikopat
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Sedangkan, menurut hasil kuisioner yang dilakukan secara langsung di lapangan,
sebanyak 56% atau lebih dari setengan koresponden mengaku tidak mengetahui
ciri-ciri seorang psikopat. Kebanyakan dari koresponden tersebut menganggap
bahwa seorang psikopat adalah seorang pelaku tindak kejahatan yang
menyeramkan dan perlu untuk diwaspadai.
Dari berbagai macam kasus kejahatan yang terjadi di Indonesia, tidak sedikit dari
para pelaku yang ternyata terbukti mengidap psikopat, dan baru diketahui ketika
dilakukan tes kejiwaan pada pelaku setelah melakukan kejahatannya.
Kenyataannya bahwa para pelaku itu sendiri ternyata adalah kerabat korban atau
orang yang dikenal korban. Bisa jadi para pelaku tersebut adalah orang yang
diketahui sebagai orang yang baik dan tidak disangka akan berbuat sebuah
13 Sebelumnya, karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang psikopat,
tidak adanya sikap waspada pada masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya
tindakan yang dilakukan oleh seorang psikopat.
Gambar II.2Grafik Kuisioner Online Koresponden yang Mengetahui Keberadaan Psikopat
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
II.4 Analisa Masalah
Berdasarkan dari data temuan berupa kuisioner yang disebar secara online dan secara langsung pada masyarakat kota Bandung, ditemukan permasalahan bahwa
banyak masyarakat yang masih kurang pemahaman dan informasi tentang
psikopat. Bahkan sebagian masyarakat masih tidak bisa membedakan antara
psikopat dan skizofrenia (gila), karena menganggap psikopat adalah orang yang
tidak waras/tidak sadar terhadap perbuatannya.
Namun, terlepas dari ketidaktahuan masyarakat tentang psikopat bukan berarti
masyarakat tersebut tidak peduli terhadap keberadaan psikopat. Sebagian besar
masyarakat mengaku penting dan perlu adanya informasi seputar psikopat sebagai
antisipasi dan kewaspadaan terhadap diri sendiri maupun orang di lingkungan
14 II.5 Analisa Media Informasi
Dalam menganalisa media informasi bagi subjek yang diteliti adalah melalui
prinsip 5W1H, yaitu:
What : Memberikan informasi kepada khalayak sasaran tentang Psikopat
Why : Kurangnya informasi dan minimnya pengetahuan masyarakat
tentang Psikopat
Who : Masyarakat dengan kisaran usia 17 sampai 23 tahun, karena pada
saat usia tersebut merupakan usia di mana tingkat kedewasaan sudah
cukup matang untuk bertanggung jawab dan bijak dalam mengambil
sebuah keputusan.
Where : Difokuskan untuk masyarakat Kota Bandung
When : Informasi diberikan dan diingatkan secara berulang-ulang,
puncaknya pada setiap tanggal 11 Oktober, pada saat memperingati Hari
Kesehatan Jiwa Sedunia.
How : Memberikan informasi tentang ciri-ciri seorang psikopat,
jenis-jenis psikopat, apa saja faktor penyebab seseorang menjadi psikopat, serta
cara mendiagnosis, melalui media informasi yang tepat.
II.6 Solusi Perancangan
Perancangan yang diberikan terhadap masalah mengenai psikopat adalah dengan
membuat sebuah media yang menarik dan komunikatif yaitu berupa buku ilustrasi
yang diharapkan agar mudah dan efektif untuk dimengerti oleh khalayak sasaran.
II.6.1 Buku
Buku merupakan media informasi yang sistematis oleh karena itu dalam
pembuatan buku perlu memperhatikan anatominya. Dalam bukunya Iyan Wb,
juga menjelaskan tentang anatomi buku terdiri dari:
Cover Buku
Cover buku merupakan salah satu sarana untuk memikat perhatian pembaca.
Cover buku bisa berupa ilustrasi maupun tipografi yang dilengkapi dengan judul
15
Nomor Halaman
Nomor halaman berfungsi untuk mempermudah pembaca mencari halaman yang
dibutuhkan dalam sebuah buku.
Halaman Judul Utama
Halaman judul utama adalah sebuah halaman buku yang memuat nama penulis,
judul buku, subjudul buku, dan logo penerbit.
Halaman Hak Cipta
Halaman hak cipta adalah halaman buku yang berisi keterangan atau data singkat
buku yang diterbitkan, baik data buku, tim penerbit, maupun hak cipta penerbit
(copyright).
Daftar Isi
Daftar isi adalah tampilan semua judul bagian yang terdapat di dalam buku untuk
memberikan gambaran umum pada pembaca mengenai struktur dan materi yang
terdapat didalam buku sehingga mudah untuk menemukan pembahasan yang
diperlukan. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan tambahan penjelasan teks yang diwujudkan dalam bentuk
visual. Fungsi ilustrasi bagi suatu buku adalah menjelaskan dan mendukung teks
yang tidak dapat digantikan dengan kata-kata.
Teks
Teks merupakan kumpulan tulisan yang berisi tentang penjelasan dari isi buku.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka digunakan untuk mencari referensi atau bahan bacaan lanjutan
yang disarankan penulis untuk mendukung pembahasan yang terdapat di dalam
bukunya.
Biografi Penulis
Biografi penulis menjelaskan tentang penulis, riwayat pendidikan, pekerjaan, dan
16 II.6.2 Ilustrasi
Istilah ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu “ilustrare” yang artinya
menerangkan sesuatu. Ilustrasi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008) adalah gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku,
karangan, dan sebagainya. Maka yang membuat isi dari buku terlihat lebih hidup
adalah ilustrasi yang ada di dalam buku tersebut. Melalui gambar ilustrasi,
diharapkan isi bacaan mudah dipahami. Karena gambar ilustrasi digunakan untuk
menjelaskan atau menerangkan sesuatu berupa teks, cerita, keadaan, adegan dan
peristiwa.
Secara garis besar kata ilustrasi dapat diartikan sebagai bentuk visual yang dapat
menerangkan suatu hal. Menurut Simon Jennings didalam buku yang berjudul
”The Complete Guide to Advanced Illustration and Design” menyatakan bahwa,
ilustrasi memiliki tiga fungsi yakni yaitu ilustrasi sebagai informasi, ilustrasi
sebagai dekorasi, dan ilustrasi sebagai bentuk komentar. Saat ini Ilustrasi dapat
dinikmati oleh setiap orang sebagai hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan
teknik menggambar manual maupun digital, lukisan, fotografi, atau teknik seni
rupa lainnya.
Hal yang diharapkan dalam perancangan informasi berbentuk buku ilustrasi
adalah sebagai berikut:
Memberikan informasi terkait penjelasan dan pemahaman tentang
Psikopat secara komunikatif, informatif, dan mudah dipahami, kepada
masyarakat yang masih kurang pemahamannya dalam bentuk visual yang
menarik.
Memberikan informasi tentang gejala dan ciri umum seorang Psikopat,
17 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN
III.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang dibuat adalah perancangan media informasi untuk
memudahkan masyarakat terkait penjelasan dan pemahaman tentang psikopat.
Untuk itu, penulis membuat solusi dengan merancang sebuah buku ilustrasi yang
didalamnya terdapat informasi tentang apa itu psikopat, bagaimana ciri seorang
psikopat, dan klasifikasi psikopat.
Buku ini sangat penting dibaca oleh khalayak sasaran yang telah ditentukan agar
lebih memahami secara utuh tentang psikopat serta kemungkinan keberadaan
psikopat. Hal ini diperlukan untuk dapat membantu khalayak sasaran sebagai
antisipasi dan kewaspadaan terhadap diri sendiri maupun orang di lingkungan
sekitar, namun dengan tidak menjadikan para pembaca menjadi paranoid terhadap
orang-orang di sekitar, karena dalam buku ini juga dilengkapi dengan informasi
bagaimana seseorang bisa dikategorikan sebagai psikopat.
III.1.1 Khalayak Sasaran
Sasaran yang dituju bukan kepada penderita psikopat, melainkan kepada
masyarakat umum. Berikut adalah penjabaran dari khalayak sasaran berdasarkan
dari segi demografis, psikogafis, geografis dan status sosial.
Demografis
a. Jenis kelamin pria dan wanita.
b. Pria dan wanita dewasa dengan rentang usia antara 17 sampai 23
tahun, karena pada umur tersebut tingkat kedewasaan sudah cukup
matang untuk mengerti dan bertanggung jawab terhadap sesuatu.
Psikografis
Pria atau Wanita dewasa yang kesehariannya bekerja, mengurus rumah
tangga, penghasilannya cukup untuk sehari-hari, berkumpul/bersosialisasi
18 Pada umumnya pria dan wanita dewasa peduli terhadap segala sesuatu
yang menurutnya bermanfaat dan memiliki nilai positif. Terbuka terhadap
informasi baru dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Geografis
Secara geografis ditujukan untuk daerah perkotaan khususnya kota
Bandung.
Status Sosial
Berdasarkan status sosial, perancangan media informasi ini ditujukan
untuk berbagai lapisan masyarakat, mulai dari menengah ke bawah sampai
ke atas.
III.1.2 Strategi Komunikasi
Dalam memberikan informasi, gagasan, dan pengetahuan yang terkandung dalam
perancangan media informasi ini, pendekatan komunikasi yang dilakukan adalah
melalui pendekatan visual dan pendekatan verbal.
1. Pendekatan Visual
Penyajian Ilustrasi dalam buku ini menggunakan pendekatan secara emosional,
dengan pewarnaannya melalui teknik digital, visual yang digunakan lebih kepada
kesan simbolik yang dimaksudkan agar khalayak sasaran lebih cepat mengerti dan
terlihat menarik. Warna yang dipakai menggunakan warna yang menggambarkan
kesan depresi, gelap, suram, mengawang-awang yang tentunya akan menguatkan
karakter visual dan pesan yang disampaikan menjadi efektif.
Untuk jenis karakter visual menggunakan gaya psychedelic. Selain karena cocok dengan tema yang diangkat dan mempunyai karakter yang kuat, gaya psychedelic
dipilih karena kesamaan arti dari segi etimologi. Psychedelic berasal dari bahasa Yunani (psycho, artinya pikiran, jiwa, dan mental) dan delic (delein, artinya memanifestikan, mewujudkan/merealisasikan). Secara singkat, psychedelic bisa
19 Pada cover buku, menggunakan gaya ilustrasi yang sama, yaitu gaya psychedelic.
Ilustrasi yang ditampilkan adalah seorang lelaki memakai jas rapi yang
menggambarkan bagaimana tampak psikopat secara sekilas. Selain itu pria
tersebut membawa balon yang menggambarkan bagaimana cara psikopat untuk
menarik perhatian orang-orang agar mempercayainya.
Gambar III.1 Cover Buku sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
2. Pendekatan Verbal
Pendekatan verbal yang disajikan dalam media buku ilustrasi ini menggunakan
Bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari, santai, dan tidak terlalu baku.
Menggunakan pendekatan komunikasi dengan menggunakan gaya bahasa yang
sederhana, ringkas, mudah dipahami, sehingga informasi dapat tersampaikan
dengan baik kepada khalayak sasaran.
3. Materi Pesan
Materi pesan yang akan disampaikan dalam buku ilustrasi ini adalah: Penjelasan secara singkat tentang Psikopat.
Ciri-ciri Seorang Psikopat.
20 Klasifikasi Psikopat
Cara Mendiagnosis
Tes Psikopat
4. Tujuan Komunikasi
Tujuan dari pembuatan media informasi buku ilustrasi psikopat adalah sebagai
berikut:
Memberikan media informasi yang komunikatif, informatif, dan mudah
dipahami, tentang psikopat kepada masyarakat dalam bentuk
visual/ilustrasi yang menarik.
Memberikan informasi terkait penjelasan dan pemahaman tentang
Psikopat, serta gejala dan ciri umum seorang Psikopat.
III.1.3 Strategi Kreatif
Informasi yang ingin disampaikan kepada khalayak sasaran pada buku ini adalah
karakteristiknya. Cara penyampaian karakter tersebut akan lebih baik jika dimuat
ke dalam media informasi. Namun agar penyampaian informasi ini bisa lebih
menarik, maka akan disertakan dengan ilustrasi-ilustrasi, sehingga memberikan
kesan bagi pembaca sebagai penerima informasi. Maka, buku ilustrasi merupakan
salah satu media yang tepat untuk penyampaian informasi tersebut.
Strategi kreatif yang dilakukan adalah dengan merancang sebuah buku ilustrasi,
buku yang dirancang dengan menggabungkan informasi berupa teks narasi dan
ilustrasi, yang menampilkan visual berupa ilustrasi yang mengambil beberapa ciri
dan karakter dari seorang psikopat. Penyajian karakter akan dibuat utuh seperti
layaknya manusia lewat kelengkapan kepala, tangan, maupun kaki.
Selain menyajikan informasi yang diperjelas menggunakan ilustrasi, dalam buku
ini juga disertakan beberapa soal atau tes sederhana untuk mencari tahu apakah
21 III.1.4 Strategi Media
Dalam perancangan buku ilustrasi ini akan digunakan media utama dan beberapa
media pendukung.
Media Utama (Buku Ilustrasi)
Media utama yang akan dibuat adalah media informasi berupa buku ilustrasi,
yaitu berupa buku yang dilengkapi dengan illustrasi dan teks. Gaya desain dan
garisan pada ilustrasi pun dapat menambah kesan yang ingin disampaikan dengan
baik.
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan,
fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek
dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk
menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, atau informasi tertulis lainnya.
Diharapkan dengan bantuan visual, informasi tersebut lebih mudah dicerna.
Media Pendukung
Untuk menunjang media utama, dibutuhkan beberapa media pendukung yang
berfungsi sebagai media pengingat yang dapat menarik minat khalayak sasaran
akan buku ilustrasi ini. Media-media pendukung yang digunakan pada media
informasi ini yaitu media yang efektif untuk menyampaikan pesan dari
permasalahan yang ada.
Media pendukung yang akan digunakan untuk melengkapi media utama tersebut
adalah:
Poster
Poster sudah sering digunakan sebagai media promosi. Dengan demikian,
poster dinilai tepat untuk mempromosikan buku ilustrasi tersebut.
Stiker
Stiker media yang bisa dimana saja diaplikasikan, maka dari itu stiker
22
Gantungan Kunci
Gantungan adalah benda yang sangat sering dipakai dan dibawa ke mana
saja dan media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media utama.
T-Shirt
Media ini digunakan untuk souvenir yang akan dijual selain media utama. Dan juga sebagai hadia pada event-event tertentu.
Gelas
Gelas adalah benda yang bisa disebut kebutuhan dapur yang biasa dipakai
sebagai bonus lebih, media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari beberapa
event tertentu.
Tote bag.
Totebag banyak digunakan oleh semua kalangan karena mudah dibawa
kemanapun dan bentuknya yang sederhana.
Pin.
Pin adalah benda yang sangat sering dipakai dan dibawa ke mana saja dan
media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media utama.
III.1.5 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media
Strategi distribusi merupakan rencana atau langkah yang ditempuh dalam
menyebarkan atau menyalurkan produk kepada target sasaran. Dalam
perancangan ini, produk tersebut adalah buku ilustrasi mengenai Psikopat. Pada
awalnya media promosi akan disebar ke toko buku ataupun kampus dan rumah
sakit di kota Bandung, hal ini dilakukan untuk menarik animo khalayak sasaran
terhadap buku ilustrasi ini. Setelah buku selesai diproduksi selanjutnya akan
dipublikasikan ke toko buku didaerah kota Bandung berserta media pendukung
23 Berdasarkan khalayak sasaran yang berdomisili di daerah perkotaan dan sub urban
Bandung, maka penyebaran media terbagi menjadi dua jenis. Penyebaran media
utama merupakan elemen paling penting dalam menyampaikan pesan, penyebaran
media ini didasarkan pada kemampuan jangkauannya yang luas sehingga
dipandang tepat dan efektif. Sedangkan penyebaran media pendukung didasarkan
kepada kebutuhan khusus yang menjangkau khalayak sasaran tertentu.
Jadwal penyebaran media pendukung berlangsung selama tiga bulan pertama, dan
media utama dilakukan secara terus-menerus tiap bulannya. Jadwal distribusi
pertama kali akan dilakukan pada awal tanggal 11 Oktober, pada saat
memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, hingga akhir bulan Desember. Untuk
buku, distribusi akan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan lebih atau bisa saja
mencapai waktu 1 tahun. Distribusi media akan dilakukan sesuai dengan urutan
dari awal, yaitu pendistribusian media promosi poster dan x-baner, lalu media
promosi lainnya didistribusikan kembali sebagai maksud reminding hingga
terbitnya buku ilustrasi Psikopat pada bulan Oktober.
24 III.2 Konsep Desain
Konsep visual merupakan suatu konsep yang berawal dari bahasa verbal yang
diolah menjadi bahasa visual, di dalam konsep visual terdapat beberapa unsur,
seperti kreativitas, estetika, efisiensi, komunikatif dan lain-lain agar dapat
diterima oleh khalayak sasaran. Dalam mengolah visual dibutuhkan komposisi
layout, tipografi, warna dan illustrasi agar muncul visual yang kuat dan pesan
yang disampaikan mudah diterima oleh khalayak sasaran.
III.2.1 Format Desain
Format desain yang akan dibuat dalam perancangan media informasi ini adalah
buku illustrasi ukuran 18 x 18 cm. Jenis kertas yang digunakan adalah Artpaper 260gr pada cover media yang nantinya akan dibuat softcover. Sedangkan untuk jenis kertas pada isi buku adalah Artpaper 180gr.
Gambar III.2 Referensi Format Desain sumber : http://pune-design.com
(Diakses pada 6/5/2016)
III.2.2 Tata Letak
Dengan menyesuaikan dengan tema dan gaya gambar layout yang digunakan dalam buku ini akan dibuat sedramatis mungkin, namun tetap dengan
25 III.2.3 Huruf
Tipografi yang digunakan adalah tipografi yang dipilih sesuai tema yang bisa
membuat kesan suram namun lebih disederhanakan agar mudah dibaca. Untuk
judul menggunakan teknik “handwriting” sedangkan untuk bodytext
menggunakan typeface “Amatic SC” agar lebih nyaman untuk dibaca.
Gambar III.3 Referensi Huruf sumber : http:/talkofweb.com
(Diakses pada 6/5/2016)
III.2.4 Ilustrasi
Illustrasi yang digunakan adalah sebuah illustrasi sederhana yang
mendeskripsikan dan menuangkan ciri-ciri dari psikopat sehingga menjadi sebuah
makna simbolik dari psikopat itu sendiri. Pada awalnya dibuat sketsa terlebih
dahulu, lalu kemudian dibuat menjadi digital dengan teknik tracing. Adapun gaya yang diambil mengacu pada gambar-gambar handdrawing dan psychedelic yang mempunyai ciri khas illustrasi dengan karakter yang kuat dan warna-warna yang
cenderung penuh tekanan dan mengawang-awang.
Gambar III.4 Referensi Ilustrasi-1 Sumber: http://instagram/crimmexx
26 Gambar III.5 Referensi Ilustrasi-2
Sumber : http://instagram/hellodyslexia (Diakses pada 6/5/2016)
Gambar III.6 Referensi Ilustrasi-3
Sumber : http://instagram/ humor_se_escribe_con_lápiz (Diakses pada 6/5/2016)
III.2.5 Warna
Warna merupakan unsur visual yang dapat mempengaruhi orang yang melihatnya
karena warna memberikan suatu kesan tersendiri, maka dalam hal ini peranan
warna juga sangat menentukan. Warna yang dipakai adalah dominan warna hitam
dan putih, dan warna ungu sebagai penekanan agar tidak terlihat monoton namun
memberikan point of view tersendiri.
#000000 #ffffff #58499E
27 Filosofi warna :
Hitam
Leatrice Eisman, seorang konsultan warna dan penulis buku “More Alive
With Color” menjelaskan bahwa warna hitam mempunyai reputasi yang buruk. Warna ini dipakai oleh para penjahat pada pembuatan komik
ataupun film thriller. Hitam juga melambangkan warna duka.
Ungu
Dari segi sejarah, warna ungu diidentikan dengan arti sihir, misteri, sisi
spiritual, bawah sadar, kreatifitas, dan kerajaan (Morton, 2012)
Di Indonesia sendiri, persepsi warna ungu dipercaya sebagai warna yang
melambangkan kedukaan dan penderitaan, dan juga dianggap memberi
pertanda buruk (Astuti, 2013)
Putih
Warna putih dalam buku “The Psychopath Test” oleh John Ronson (2011)
menjelaskan bahwa warna tidak bisa menunjukan emosi dan
kecenderungan rasa seseorang. Psikopat akan memilih warna putih, yang
tidak mewakili rasa dan emosi apapun.
Berdasarkan dari teori yang didapatkan, maka dipilihlah tiga warna tersebut untuk
28 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
IV.1 Media Utama (Buku Ilustrasi)
Di dalam perancangan buku ilustrasi ini terdapat beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan, mengingat efektifitas pesan visual yang akan disampaikan sangatlah
diperlukan. Proses perancangan media informasi ini dilakukan secara bertahap,
berikut adalah proses perancangan buku ilustrasi ini:
IV.1.1 Teknik Produksi
Sketsa Visual
Sketsa Visual dibuat untuk mencari dan mendapatkan sebuah ide yang dirasa tepat
untuk digunakan dalam media ini dan sketsa ini disesuaikan dengan kata kunci
dalam permasalahan yang telah diteliti.
29 Gambar IV.2 Sketsa Ilustrasi Karakter 1
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Gambar IV.3 Sketsa Ilustrasi Karakter 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Eksekusi Visual
Setelah sketsa selesai dibuat, tahap selanjutnya yaitu proses sketsa pensil menjadi
bentuk digital. Langkah pertama adalah mengambil gambar dengan kamera
pribadi, kemudian hasil digitalnya diolah dengan teknik sapuan (brush) yang terdapat pada software Adobe Illustrator untuk langkah pewarnaan. Software
pengolah warna yang digunakan adalah Adobe Illustrator. Teknis pewarnaan
30 Gambar IV.4 Proses Eksekusi Visual
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
IV.1.2 Sampul Buku
Setelah sketsa sampul selesai diolah menjadi digital, selanjutnya ilustasi dan judul
buku ditata sesuai format layout yang sudah ditentukan sebelumnya.
31 IV.1.3 Konten Buku (Isi Naskah/Alur Cerita)
Dalam isi buku ini terdapat pembahasan atau informasi mengenai apa itu psikopat,
bagaimana ciri-ciri seorang psikopat, klasifikasi psikopat, serta beberapa soal tes
ringan untuk mengetahui apakah terdapat potensi psikopat pada diri pembaca.
Terdapat 66 halaman untuk konten/materi pesan yang di sampaikan sudah
termasuk sampul depan dan belakang, serta 3 halaman kosong sebagai tambahan
agenda atau semacamnya.
Gambar IV.6 Isi Buku
32 Ukuran : 18cm x 18cm
Material : Art Paper 180gr
IV.2 Media Pendukung
Media pendukung dalam perancangan ini yaitu poster ukuran A3, stiker,
gantungan kunci, tshirt, gelas, totebag, dan x-banner. Media pendukung berfungsi sebagai media promosi agar target audiens mengetahui buku ilustrasi ini.
1. Poster
Poster merupakan media lini atas yang termasuk media luar ruang. Poster dapat
ditempatkan atau dipasang ditempat-tempat umum, dengan demikian informasi
dapat cepat tersampaikan kepada khalayak sasaran.
Gambar IV.7 Poster
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : Poster
Ukuran : A3
Material : Art Paper 260gr
33 2. Stiker
Pemberian sticker pada target dapat membuat mereka mengingat pesan yang
disampaikan.
Gambar IV.8 Stiker
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : Stiker
Ukuran : 7 x 3 cm, 5,5 x 5,5 cm, 4 x 4 cm
Material : Stiker Cromo
Teknis produksi : Digital Printing
3. Gantungan Kunci
Gantungan adalah benda yang sangat sering dipakai dan dibawa kemana-mana
dan media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media.
34 Media Pendukung : Gantungan Kunci
Ukuran : 4,4 x 4,4 cm, 5,5 x 5,5 cm
Material : Plastik
Teknis Produksi : Cetak Offset
4. T-Shirt
Tshirt digunakan dalam media pendukung media ini agar dapat dijadikan media promosi secara tidak langsung ke khalayak umum.
Gambar IV.10 T-Shirt
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : Tshirt
Ukuran : 20 x 32 cm
Material : Cotton combed 24s
Teknis produksi : Sablon DTG (Direct To Garment)
5. Gelas
Gelas adalah benda yang bisa disebut kebutuhan dapur yang biasa dipakai sebagai
35
Gambar IV.11 Gelas
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : Gelas
Ukuran : 9,5 x 8 cm
Material : Keramik
Teknis Produksi : Digital Printing
6. Totebag
Totebag banyak digunakan oleh semua kalangan karena mudah dibawa
kemanapun dan bentuknya yang sederhana.
Gambar IV.12 Totebag
36 Media Pendukung : Tote Bag
Ukuran : 40 x 30 cm
Material : Canvas
Teknis produksi : Sablon PC (Print Cut)
6. X-Banner
X-banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. X-Banner dapat ditempatkan dimanapun tanpa bergantung tempat.
Gambar IV.13 X-Banner
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : X-banner
Ukuran : 60 x 160 cm
Material : Luster