DEPOSIT RATIO TO PROFITABILITY (Case Study at Bank Syariah Mandiri)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Disusun Oleh :
Nurul Hasanah 21110503
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
Agama : Islam
Alamat : Jl. Budhi Singkurmulya RT02/RW12 No. 5
Kel. Pasirkaliki Kec. Cimahi Utara - Cimahi 40514
Telp/HP : 085724155528
DATA PENDIDIKAN
Tahun 1999 - 2004 SD Negeri Pasirkaliki VI
Tahun 2004 - 2007 SMP Negeri 47 Bandung
Tahun 2007 - 2010 SMK Negeri 11 Bandung
Tahun 2010 - 2011 Akademi Bahasa Asing Internasional
viii
ABSTRACT ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 9
1.3 Rumusan Masalah ... 10
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.4.1 Maksud Penelitian ... 10
1.4.2 Tujuan Penelitian ... 11
1.5 Kegunaan Penelitian ... 11
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 11
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12
1.6.1 Lokasi Penelitian ... 12
1.6.2 Waktu Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 13
2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Bank Syariah ... 13
2.1.1.1 Definisi Bank Syariah ... 13
2.1.1.2 Prinsip Dasar Bank Syariah ... 14
2.1.1.3 Fungsi dan Peran Bank Syariah ... 16
ix
2.1.4 Profitabilitas ... 25
2.2 Keterkaitan Antar Variabel ... 28
2.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 28
2.2.2 Pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 29
2.2.3 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 30
2.3 Kerangka Pemikiran ... 31
2.4 Penelitian Sebelumnya ... 33
2.4 Hipotesis ... 37
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 39
3.1 Objek Penelitian ... 39
3.2 Metode Penelitian ... 39
3.2.1 Desain Penelitian ... 40
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 41
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43
3.2.3.1 Sumber Data ... 43
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 44
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 46
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 46
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1 Hasil Penelitian ... 60
x
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 70
4.1.2.1 Analisis Tingkat Kecukupan Modal (CAR) .... 70
4.1.2.2 Analisis Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) 73
4.1.2.3 Analisis Profitabilitas (ROA) ... 75
4.1.3 Analisis Verifikatif ... 78
4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 78
4.1.3.2 Analisis Regresi Linier ... 84
4.1.3.3 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 88
4.1.3.4 Pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 94
4.1.3.5 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 99
4.2 Pembahasan Penelitian ... 102
4.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 102
4.2.2 Pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 103
4.2.3 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104
5.1 Kesimpulan ... 104
5.2 Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 106
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPEF-YOGYAKARTA.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Donald, S. Scot Mc dan Koch, Timothy W. 2006. Bank Management. Mason:
Thomson Higher
Giulio, Angelo dan Federico. 2008. Jurnal Productivity, Profitability and
Financial Performance.
Gujarati. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Hanafi dan Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Horne dan Wachowis. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Jonathan Sarwono. 2006. SPSS Teori dan Latihan. Bandung: PT Danamartha
Sejahtera Utama.
Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Maman Abdurahman. 2011. Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian.
Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.
Mashuri dan M. Zainudin. 2009. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan
Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.
Masyhud Ali. 2003. Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja Keuangan
Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Muhammad. 2005. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah. Jakarta: MUP.
Mulyono. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Yogyakarta: BPFE.
Sofriza Syofyan. 2002. Pengaruh Struktur Pasar Tehadap Kinerja Perbankan di
Indonesia. Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 2 No. 3, Desember.
Suad Husnan. 2008. Manajemen Keuangan - Teori dan Penerapan. Yogyakarta:
BPFE.
Sudarsono. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sujoko Efferin. 2004. Metode Penelitian Untuk Akuntansi. Malang: Bayu Media.
Syafaruddin Alwi. 2012. Memahami Sistem Perbankan Syariah. Jakarta:
Repubika.
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
www.infobank.com/Syahrial Muchtar/articles/fungsiintermediasibank.pdf.
www.mandirisyariah.co.id
www.wordpress.com
Zainul Arifin. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia
v
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul: “PENGARUH TINGKAT
KECUKUPAN MODAL DAN RASIO PENYALURAN PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS” yang sesuai dengan tujuan dan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ekonomi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Baik penyajian maupun
isinya, hal ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman penulis. Namun atas dukungan dan arahan dari berbagai pihak
terutama dari Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati Dra., SE., M.Si., selaku dosen
pembimbing sekaligus Penanggung Jawab Program Beasiswa Unggulan serta
dosen wali yang dengan integritas akademik, kesabaran, kearifan serta kasih
sayangnya dalam memberikan bimbingan dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, Msc., selaku Rektor Universitas Komputer
vi
Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia dan Dosen Penguji1.
4. Dr. Siti Kurnia Rahayu SE., M.Ak., CA., selaku Dosen Penguji 2.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta staff Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universita Komputer Indonesia.
6. Keluarga tercinta terutama Mamah dan Bapak yang telah memberikan doa
dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada
henti untuk keberhasilan penulis.
7. Teman-teman penerima Beasiswa Unggulan khususnya kelas AK-BU Syariah
dan AK-BU Pemerintahan yang telah memberikan bantuan dan dukungan
kepada penulis.
8. Sahabat terbaik penulis “Senopati Pajajaran” yang selalu memberikan
semangat, motivasi dan selalu mendengarkan keluh kesah.
9. Teman-teman dan Laoshi dari Mandarin Club SMKN 11 Bandung yang
selalu setia menemani akhir pekan dan memberi semangat untuk belajar lebih
giat.
10. Rekan-rekan, saudara dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik berupa doa,
vii berkepentingan pada umumnya.
Bandung, Agustus 2014 Penulis,
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank Syariah
2.1.1.1 Definisi Bank Syariah
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Umumnya yang
dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip prinsip syariah (Sudarsono,
2008). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, Bank Syariah didefinisikan sebagai bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
Bank Umum Syariah dan BankPembiayaan Rakyat Syariah.
Muhammad (2005) menambahkanbahwa hal mendasar yang membedakan
antara lembaga keuangan non syariah dan syariah adalah terletak pada
pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada
lembaga keuangan dan atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada
2.1.1.2 Prinsip Dasar Bank Syariah
Prinsip syariah menurut UU No. 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan
Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah. Menurut Antonio (2001:85), prinsip dasar dalam
perbankan syariah secara garis besar terbagi menjadi lima bagian yaitu:
1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Depository / Al-Wadia’ah)
Al Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan
saja kapanpun penitipnya menghendaki.
2. Prinsip Bagia Hasil (Profit Sharing)
a. Al-Musyarakah yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu di mana masing-masing memberikan kontribusi dana
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai kesepakatan.
b. Al-Mudharabah yaitu akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana
pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal sedangkan
pihak lainnya (mudharib) menjadi pengelola.
c. Al-Muzara’ah yaitu kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan
dan penggarap di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada
penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu
d. Al-Musaqah yaitu bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah di mana
penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan.
Sebagi imbalan, penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.
3. Prinsip Jual Beli (Sale and Purchase)
a. Bai’ Al-Murabahah yaitu jual beli barang pda harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.
b. Bai’ As-Salam yaitu pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,
sedangkan pembayaran dilakukan di muka.
c. Bai’ Al-Istishna yaitu kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat
barang.
4. Prinsip Sewa (Operational Lease and Finance Lease)
a. Al-Ijarah yaitu akad pemindahan hak duna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang
tersebut.
b. Al-Ijarah Al-Muntaha Bit-Tamlik yaitu perpaduan antara kontrak jual beli
dan sewa atau akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di
tangan penyewa.
5. Prinsip Jasa (Fee Based Income)
a. Al- Wakalah yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain
dalam hal-hal yang diwakilkan.
b. Al-Kafalah yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
c. Al-Hawalah yaitu pengalihan utang dari orang yang berutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya.
d. Ar-Rahn yaitu menahan salah satu harta milik peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya.
e. Al-Qardh yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan.
2.1.1.3 Fungsi dan Peran Bank Syariah
Sudarsono (2008) mengatakan bahwa fungsi dan peran bank syariah
adalah sebagai berikut:
a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun
dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat
melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana
lazimnya.
d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan
syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta
2.1.1.4 Sumber Dana Bank Syariah
Arifin (2009) mengatakan bahwa sumber dana bank syariahterdiri dari:
a. Modal Inti (Core Capital)
Modal inti adalah dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari para
pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti
terdiri dari:
1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham.
2) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk
menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.
3) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para
pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri diputuskan untuk
ditanam kembali dalam bank.
b. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)
Bank menghimpun dana berbagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu
akad kerjasama antara pemilik dana (shahib al maal) dengan pengusaha
(mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh
mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, bank
menyediakan jasa bagi investor berupa:
1) Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang
mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi
berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah (unrestricted investment account).
sebagai Shahib al Maal, sedang keduanya menyepakati pembagian laba (bila
ada) yang dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah tertentu.
Dalam hal terjadi kerugian, nasabah menanggung kerugian tersebut dan bank
kehilangan keuntungan.
2) Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi
bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau nasabah
korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau
proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau mereka kehedaki.
3) Rekening tabungan mudharabah. Dalam aplikasinya bank syariah melayani
tabungan mudharabah dalam bentuk targeted saving, seperti tabungan korban,
tabungan haji atau tabungan lain yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian
target kebutuhan dalam jumlah dan atau jangka waktu tertentu.
c. Dana Titipan (Wadi’ah / Non Remunerated Deposit)
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang
umumnya berupa giro atau tabungan.
Menurut Arifin (2009), dana titipan ini dikembangkan dalam bentuk berikut:
1) Rekening giro wadi’ah
Dalam hal ini bank menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah. Dengan
prinsip ini bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali
nominal simpanan wadi’ah. Dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk
kegiatan komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari
2) Rekening tabungan wadi’ah
Dalam hal ini nasabah dapat menarik sebagian atau seluruh saldo simpanannya
sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Bank menjamin
pembayaran kembali simpanan mereka. Semua keuntungan atas pemanfaatan
dana tersebut adalah milik bank, tetapi, atas kehendaknya sendiri, bank dapat
memberikan imbalan keuntungan yang berasal dari sebagian keuntungan bank.
Bank menyediakan buku tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan dengan
rekening tersebut.
2.1.1.5 Penggunaan Dana Bank
Bank dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi sebagai financial
intermediary. Sehingga setelah berhasil menghimpun dana pihak ketiga, bank
syariah berkewajiban untuk menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan.
Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua
bagian penting (Muhammad,2005), yaitu:
a. Aktiva yang menghasilkan (Earning Asset)
Aktiva yang dapat menghasilkan atau Earning Asset adalah aset bank yang
digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Aset ini disalurkan dalam bentuk
investasi yang terdiri atas:
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah).
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah).
3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al Bai’)
5) Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.
b. Aktiva yang tidak menghasilkan (Non Earning Asset)
1) Aktiva dalam bentuk tunai (cash asset), terdiri dari uang tunai, cadangan
likuiditas (primary reserve) yang harus dipelihara pada bank sentral, giro
pada bank dan item-item tunai lain yang masih dalam proses penagihan
(collections).
2) Pinjaman (qard), merupakan salah satu kegiatan bank syariah dalam
mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam.
3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises dan
equipment).
2.1.1.6 Sumber Pendapatan Bank Syariah
Portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati porsi terbesar,
pada umumnya sekitar 55%-60% dari total aktiva. Dari pembiayaan yang
dikeluarkan atau disalurkan bank diharapkan dapat mendapatkan hasil. Tingkat
penghasilan dari pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan
tertinggi bagi bank(Muhammad, 2005).
Dengan demikian, sumber pendapatan banksyariah dapat diperoleh dari:
a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah.
b. Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai’)
c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina
2.1.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal merupakan faktor yang penting bagi perkembangan dan kemajuan
bank sebagai upaya untuk tetap menjaga keparcayaan masyarakat. Modal bank
harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian
sebagai akibat dari pergerakan aktiva bank yang sebagian besar berasal dari dana
pihak ketiga atau masyarakat.
Modal bank terdiri dari dua komponen yaitu modal inti dan modal
pelengkap. Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, terdiri
dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan.
Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap,
penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman dan pinjaman
subordinasi. Kebutuhan modal minimum bank dihitung berdasarkan Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang merupakan penjumlahan ATMR aktiva
neraca dan ATMR aktiva administrasi. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan
cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko
masing-masing aktiva. ATMR aktiva administrasi diperoleh dengan cara
mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan risiko.
Setiap bank yang beroperasi di Indonesia diwajibkan untuk memelihara
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio
(CAR).
Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Lukman Dendawijaya (2000:122)
yaitu:
lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman dan lain-lain.”
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang
berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank.
Rasio ini dinyatakan sebagai persentase yang diukur dari kemampuan bank untuk
menopang dirinya sendiri terhadap risiko kerugian yang timbul dari risiko kredit,
risiko keuangan dan risiko operasional yang terkait dengan usahanya. Setiap
negara memiliki nilai CAR berbeda dan perlu dipertahankan. Menurut perjanjian
internasional (perjanjian Basel), banyak negara sepakat untuk mempertahankan
persentase CAR pada tingkat tertentu. Sebagai buntut dari resesi ekonomi,
pembatasan tambahan dikenakan pada bank untuk memastikan bahwa mereka
lebih terlindung dari risiko ekonomi ekstrim yang muncul secara berkala (IBH,
2014).
Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk
menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif. Jika nilai CAR tinggi, maka
bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi profitabilitas (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002).
Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan rumus:
CAR = x 100%
Bank Indonesia menetapkan kebijakan bagi setiap bank untuk memenuhi
Ratio (CAR) pada prinsipnya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara
internasional, yaitu standar Bank for International Settlement (BIS).
2.1.3 Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah istilah lain dari Loan to Deposit
Ratio (LDR). Dalam perbankan syariah istilah pembiayaan (financing) ini
digunakan untuk menjelaskan bentuk penyaluran dananya kepada masyarakat,
dikarenakan bank syariah tidak mengenal konsep bunga dalam aktivitas
perbankan termasuk juga produk-produk penyaluran dananya (pembiayaan)
(Antonio, 2001).
Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Martono (2002:82) yaitu
“Rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban
kepada nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah
diberikan kepada para debiturnya.”
Menurut Mulyono (2001:10) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah
“Rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.”
Lukman Dendawijaya (2005:116) mendefinisikan Loan to Deposit Ratio
(LDR) adalah “Ukuran seberapa jauh kemampuan bank dalam membiayai
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
S. Scott Mc Donald dan Timothy W. Koch (2006:581) menyebutkan bahwa
“Many bank and bank analyst monitor loan to deposit ratio as a general measure
of liquidity.” artinya, semua bank dan analis bank melihat Loan to Deposit Ratio
(LDR) sebagai alat ukur dari likuiditas bank.
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan
yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Financing to
Deposit Ratio (FDR) dapat dihitung dengan rumus:
FDR = � �
� � x 100%
Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) memberikan indikasi
semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi
semakin besar. Sebaliknya, angka Financing to Deposit Ratio (FDR) yang rendah
menunjukkan tingkat ekspansi kredit yang rendah dibandingkan dengan dana
yang diterimanya dan menunjukkan bahwa bank masih jauh dari maksimal dalam
menjalankan fungsi intermediasi (Syahrial Muchtar, 2001).
Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing to Deposit
Ratio (FDR) adalah 80% hingga 110%. Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat
yang konservatif biasanya cenderung memiliki Financing to Deposit Ratio (FDR)
yang relatif rendah, sebaliknya manjemen bank yang agresif memiliki Financing
to Deposit Ratio (FDR) yang tinggi atau melebihi batas toleransi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Financing To Deposit
Ratio (FDR) merupakan kemampuan Bank dalam membayar kembali dana
penarikan yang telah dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit untuk
mengetahui tingkat likuidasinya.
2.1.4 Profitabilitas
Profitabilitas menurut Bambang Riyanto (2001:35) adalah “Kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut.”
Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah bank, dimana
ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai
dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan
minimalisasi resiko yang ada.
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu
perusahaan. Oleh sebab itu, dibutuhkanlah suatu alat analisis untuk bisa
menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Rasio
profitabilitas mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian
yang diperoleh dari penjualan investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti
panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut
mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap
badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya karena semakin
tinggi profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha
tersebut akan lebih terjamin (Giulio, Angelo dan Federico, 2008).
Investor sangat perlu untuk mengetahui secara baik tingkat profitabilitas
perusahaan agar investor dapat memperoleh hasil (earning) seperti yang
diharapkan di masa depan. Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan
model pesamaan Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Return
On Investment (ROI).
Return On Assets (ROA) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan. Rasio profitabilitas ini sekaligus menggambarkan efisiensi
kinerja bank yang bersangkutan. Return On Assets (ROA) sangat penting, karena
rasio ini mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset
produktif yang dananya sebagian besar berasal dari Dana Pihak ketiga (DPK).
Menurut Horne dan Wachowis (2005:235) Return On Assets (ROA)
mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang
tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan.
Return On Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum
pajak dengan total aset dalam suatu periode, rumus yang digunakan untuk mencari
ROA = � x 100%
Semakin besar Return On Assets (ROA) maka semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan aset (Sofriza Syofyan, 2002).
Return On Assets (ROA) mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:
1. Kelebihan
a. Return On Assets (ROA) mudah untuk dihitung dan dipahami.
b. Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap
setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan.
c. Manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba yang
maksimal.
d. Sebagai tolok ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan asset yang
dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba.
e. Mendorong tercapainya tujuan perusahaan.
f. Sebagai alat evaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajemen.
2. Kekurangan
a. Kurang mendorong manajemen dalam menambah asset apabila nilai
ROA yang diharapkan terlalu tinggi.
b. Manajemen akan terlalu fokus dalam tujuan jangka pendek sehingga
cenderung mengambil keputusan jangka pendek yang lebih
2.2 Keterkaitan Antar Variabel
2.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan faktor yang penting bagi bank
dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian serta
mencerminkan kesehatan bank yang bertujuan untuk menjaga kepercayaan
masyarakat kepada perbankan, melindungi dana masyarakat pada bank yang
bersangkutan dan untuk memenuhi standar Bank for International Settlement
(BIS).
Dengan permodalan yang kuat akan mampu menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap bank yang bersangkutan untuk dihimpun dananya dan
disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. Hal tersebut dapat mendorong
pendapatan sehingga dapat menghasilkan profit. Dengan tingkat profit inilah bank
dapat meningkatkan struktur permodalan yang kuat sehingga dapat membentuk
kondisi keuangan yang sehat. Dengan pengelolaan yang baik, suatu bank akan
terus meningkatkan modal dan dengan memperhatikan indikator kesehatan
permodalannya yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) maka profitabilitasnya pun
akan ikut meningkat.
Hiras dan Rosa (2011) menyatakan bahwa “Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).” Pernyataan tersebut di dukung oleh
2.2.2 Pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap
profitabilitas (ROA)
Financing to Deposit Ratio (FDR) yang analog dengan Loan to Deposit
Ratio (LDR) pada bank konvensional merupakan rasio perbandingan antara
jumlah pembiayaan yang disalurkan terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun.
Dalam hal penilaian kesehatan bank, bank dikatakan sehat apabila tingkat FDR
nya tinggi tapi tidak melebihi standar yang telah ditetapkan. Ini berarti bank
tersebut cukup aktif dalam menyalurkan pembiayaan terhadap masyarakat
(Muhammad, 2005).
Profitabilitas merupakan indikator kesuksesan suatu badan usaha. Rasio
profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan
manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana bank. Melalui analisis
profitabilitas dapat diketahui efisiensi dan efektivitas suatu bank selama periode
tertentu.
Faktor pembiayaan yang ditunjukkan oleh rasio Financing to Deposit
Ratio (FDR) sangat penting bagi bank. Dengan peningkatan dan pengelolaan
penyaluran pembiayaan yang baik maka akan mendorong suatu bank untuk
meningkatkan profitabilitasnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bambang Agus
(2010) yaitu “Besarnya pembiayaan (FDR) dapat mempengaruhi profitabilitas
(ROA) Bank Umum Syariah.” serta didukung oleh pernyataan dari Muh. Sabir,
2.2.3 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran
Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)
Tri dan Yuana (2010) menyebutkan banwa “Capital Adequacy Ratio (CAR)
dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA).”
Menurut Williams, Molyneux dan Thomson dalam Mudrajad Kuncoro
(2002:570) menjelaskan model dalam menganalisis struktur kinerja perbankan
terkait pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran
pembiayaan (FDR), yaitu:
ROA= a0 + a1 MSDN + a2 BOPO + a3 CAR + a4 LDR + a5 W1 +a6 B1(13)
Berdasarkan model tersebut dapat dilihat bahwa CAR dan LDR dapat
mempengaruhi profitabilitas (ROA). Capital Adequacy Ratio (CAR)
menunjukkan sejauh mana bank dapat menutup kerugian yang timbul serta
membiayai seluruh aktiva tetap dan inventaris bank. Hal tersebut menunjukkan
bahwa bank telah melakukan kinerjanya dengan baik. Dengan modal yang tinggi
maka dana pihak ketiga yang dihimpun bank dari masyarakat akan bertambah dan
untuk menjaga perputaran keuangan, maka dana yang berhasil di himpun akan
disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan yang dihitung
berdasarkan rasio FDR. Dari pembiayaan tersebut bank akan mendapatkan profit
2.3 Kerangka Pemikiran
Perkembangan perbankan syariah dalam satu dekade terakhir mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Bank syariah yang merupakan salah satu
lembaga intermediasi yakni sebagai penghimpun dan penyalur dana kepada
masyarakat yang harus selalu menjaga kinerja keuangannya. Kinerja keuangan
tersebut dapat diukur dengan suatu profitabilitas. Profitabilitas adalah sebagai
dasar keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa bank. Dalam
mengukur profitabilitas digunakanlah rasio Return On Assets (ROA) yang
dihasilkan dari kegiatan pokok perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki
perusahaan. Return On Assets (ROA) pun dipengaruhi oleh beberapa rasio yang
dapat membuatnya mengalami kenaikan atau penurunan. Rasio tersebut
diantaranya adalah rasio tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran
pembiayaan (FDR).
Modal merupakan salah satu bagian terpenting dalam sistem keuangan
perbankan. Tingkat kecukupan modal (CAR) membuktikan bahwa bank
mempunyai kemampuan untuk menanggung risiko yang mungkin terjadi selama
proses kegiatan usaha berlangsung. Modal yang kuat dari suatu bank akan
menjaga kepercayaan masyarakat. Masyarakat yang melihat kinerja bank
berdasarkan tingkat kecukupan modalnya akan terus menggunakan jasa bank
tersebut. Dengan bertambahnya pengguna jasa bank otomatis akan membuat dana
pihak ketiga yang dihimpun dari pengguna jasa bank akan meningkat sehingga
Efektifitas perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya yaitu
sebagai penghimpun dana pihak ketiga dan penyalur dana dalam bentuk
pembiayaan kepada masyarakat dapat dilihat dari Loan to Deposit Ratio (pada
bank konvensional) atau Financing to Deposit Ratio (pada bank syariah).
Penyaluran pembiayaan yang meningkat menunjukkan bahwa bank telah mampu
mencukupi kebutuhan masyarakat dalam hal pendanaan dan membuat dana yang
telah dihimpun dari pihak ketika tersalurkan kembali kepada masyarakat sehingga
tidak mengalami pengendapan. Berdasarkan hal tersebut, bank akan terus
berusaha meningkatkan profitabilitasnya demi menjaga fungsi intermediasi.
Kerangka pemikiran diatas digambarkan dalam sebuah skema sebagai
[image:31.595.159.453.406.704.2]berikut:
2.4 Penelitian Sebelumnya
Pemikiran penulis didukung oleh pendapat para peneliti terdahulu maupun
teori yang menjelaskan mengenai hubungan Tingkat Kecukupan Modal (CAR),
Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) dan Profitabilitas (ROA). Penelitian
sebelunya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
1. Suryani (2011) Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia
1. Rata-rata Financing to Deposit Ratio (FDR) secara keseluruhan dalam tiga taun pengamatan adalah sebesar 98,7%.
2. Rata-rata Return On Asset (ROA) di tahun 2008 sebesar 1,77%, tahun 2009 sebesar 1,98% dan tahun 2010 sebesar 1,74%. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam tiga tahun pengamatan ROA masih berada di atas ketentuan Bank Indonesia yaitu 1,5%. 3. Hasil analisis regresi
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA).
Metode penelitian menggunakan metode analisis regresi Variabel bebas: FDR Variabel terikat: ROA 2. Hiras Pasaribu & Rosa Luxita Sari Analisis Tingkat Kecukupan Modal dan Loan to Deposit Ratio
1. Secara simultan CAR dan LDR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 2. Ada pengaruh antara
CAR dengan
-
Variabel bebas: CAR dan LDR Variabel terikat:
(2011) terhadap Profitabilitas
profitabilitas (ROA). 3. Ada pengaruh antara
LDR dengan profitabilitas (ROA). Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda 3. Bambang Agus Pramuka (2010) Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah
1. Berdasarkan metode regresi linier berganda, menunjukkan bahwa volume pembiayaan (FDR) dan risiko pembiayaan (NPF) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
2. Variabel besarnya pembiayaan (FDR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah.
3. Variabel risiko pembiayaan (NPF) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah.
4. Berdasarkan hasil perhitungan uji elastisitas,
menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap ROA adalah variabel FDR. Ini berarti bahwa besarnya pembiayaan (FDR) dapat menyebabkan
peningkatan tingkat profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah.
Variabel bebas: FDR dan NPF
4. Tri Widyastuti & Yuana Rizky (2010) Pengaruh CAR, NIM dan LDR terhadap ROA pada Perusahaan Perbankan
1. Variabel Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin dan
Loan to Deposit Ratio
perbankan secara simultan berpengaruh erhadap Return On Asset.
2. Capital Adequacy Ratio
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return On Asset. 3. Net Interest Margin
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return On Asset. 4. Loan to Deposit Ratio
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return On Asset.
Variabel bebas: CAR, NIM dan LDR Variabel terikat: ROA Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda 5. Esther Novelina Djumahir Kusuma Ratnawati (2011) Analisis Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia
1. Capital Adequacy Ratio
(CAR) berpengaruh tidak signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). 2. Non Performing Loan
pada penelitian ini secara statistik berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
3. Net Interest Margin
(NIM) berpengaruh signifikan terhadap
Return On Asset (ROA).
4. Efisiensi Operasi
(BOPO) berpenngaruh signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). 5. Loan to Deposit Ratio
(LDR) berpengaruh
tidak signifikan terhadap
Return On Asset (ROA).
6. Muh. Sabir M. Ali Abd. Hamid Habee (2012) Pengaruh Rasio Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia
1. CAR dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
2. NIM brpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
3. NPF tidak berpengaruh terhadap ROA.
4. FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Variabel bebas: CAR, BOPO, NPF dan FDR
Variabel terikat: ROA Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda 7. Asikhia Olalekan & Sokefun Adeyinka (2013) Capital Adequacy and Bank’s Profitability: an Empirical Evidence from Nigeria
Capital Adequacy Ratio
(CAR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank di Nigeria. Berdasarkan data analisis primer, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara CAR dan profitabilitas tapi berdasarkan data analisis sekunder menunjukkan adanya hubungan signifikan. Menggunakan data responden Variabel bebas: CAR Variabel terikat: ROA 8. I.B. Swaputra & Putu Mela Ratini (2007) Pengaruh LDR terhadap ROA LPD Desa Adat Ayunan Abiansemal Badung
1. Perhitungan LDR LPD Desa Adat Ayunan dari thn 2001-2005 menunjukkan predikat
“baik”, dgn ratio
pinjaman yg diberikan thd dana yg diterima adalah 75%, 81%, 83%, 66% dan 58% serta dgn perolehan nilai kredit sebesar 144, 136, 128, 196 dan 288 dimana hasil nilai kredit maksimal adalah 100.
2. Analisa ROA LPD Desa Adat Ayunan dari thn 2001-2005 menunjukkan kondisi yg baik pula, dimana ratio laba usaha thd asset adalah sebesar
8%, 11%, 8%, 6% dan 5%, dan nilai krreditnya adalah 533,3, 733,3, 533,3, 400 dan 333,3.
3. Pengaruh LDR thd ROA dari thn 2001-2005 yg dimiliki oleh LPD Desa Adat Ayunan ditentukan oleh koefisien korelasi menunjukkan nilai yg positif sebesar 0,84 ini berarti terjadi hubungan yg searah dan kuat antara LDR dgn ROA yg berarti pula jika LDR naik maka ROA yg naik.
9. Nur Artwienda & Prasetiono Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Bopo, Net Interest Margin, dan Loan to Deposit Ratio terhadap Perubahan Laba
1. NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel perubahan laba pada bank besar.
2. Variabel LDR tidak berpengaruh signifikan positif terhadap variabel perubahan laba pada bank besar.
Variabel bebas: CAR, NPF, BOPO, NIM dan LDR Variabel terikat: ROA
Sumber: Jurnal-jurnal penelitian
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta
diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati
ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk
Suharsimi Arikunto (2003:64) menyatakan:
“Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbuktinya kebenaran melalui data terkumpul.”
Berdasarkan tinjauan teoritis diatas, maka hipotesis penelitiannya yaitu:
H1: Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas
(ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
H2: Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas
(ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
H3: Secara simultan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran
Pembiayaan (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank
Syariah Mandiri
104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Tingkat
Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap
Profitabilitas (ROA) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh signifikan dan memiliki
hubungan negatif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
Artinya apabila Tingkat Kecukupan Modal (CAR) mengalami kenaikan dan
Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak mengalami perubahan maka akan
menurunkan Profitabilitas (ROA).
2. Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berpengaruh signifikan
Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri. Artinya Rasio Penyaluran
Pembiayaan (FDR) bukan indikator utama dalam meningkatkan Profitabilitas
(ROA).
3. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada
5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan Profitabilitas, sebaiknya pihak bank harus
memperhatikan Tingkat Kecukupan Modal (CAR). Karena Tingkat
Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh negatif maka hendaknya bank harus
dapat mengendalikan tingkat resiko sehingga tidak melebihi jumlah modal
yang ada.
2. Sebaiknya pihak bank memiliki strategi untuk mengoptimalkan
keseimbangan dana yang berhasil dihimpun dengan menyalurkannya kembali
dalam bentuk pembiayaan.
3. Sebaiknya Bank Syariah Mandiri lebih berhati-hati dalam menentukan
kebijakan mengenai Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan peyaluran
pembiayaan dengan menjaga keseimbangan modal, tingkat resiko,
1
21110503
Universitas Komputer Indonesia
ABSTRAK
Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik investor. Sebelum menginvestasikan dananya investor memerlukan informasi mengenai kinerja perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri periode Januari 2009 hingga Juni 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier. Model ini adalah alat analisis statistik yang digunakan untuk menggambarkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial tingkat kecukupan modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA), rasio penyaluran pembiayaan (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Secara simultan tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Kata kunci : Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR), Profitabilitas (ROA)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Industri perbankan merupakan industri yang mengalami kemajuan paling pesat dibandingkan industri yang lainnya. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat modern sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal tersebut dikarenakan sektor perbankan mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana dengan unit-unit ekonomi yang kekurangan dana.
Kinerja perbankan merupakan hal yang sangat penting karena bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, maka bank harus mampu menunjukkan kredibilitasnya. Profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Profitabilitas adalah sebagai dasar keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa bank. Dalam mengukur profitabilitas digunakanlah rasio Return On Assets (ROA) yang dihasilkan dari kegiatan pokok perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.
Return On Assets (ROA) pun dipengaruhi oleh beberapa rasio yang dapat membuatnya
mengalami kenaikan atau penurunan. Rasio tersebut diantaranya adalah rasio tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR).
2
Februari 2010 13,08 81,17 ↑ 1,85
Juni 2010 12,43 85,16 2,22 ↑
September 2010 11,47 86,31 2,30 ↑
Oktober 2010 11,38 87,88 ↑ 2,30
Juni 2011 11,24 ↑ 88,52 ↑ 2,12
Sumber: Laporan Keuangan Bulanan Bank Syariah Mandiri
Tingkat kecukupan modal (CAR) di bank Syariah Mandiri pada tahun 2009 tiap bulannya cenderung mengalami penurunan dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) pun mengalami beberapa peningkatan dan penurunan nilai. Sedangkan nilai profitabilitas (ROA) mengalami peningkatan. Begitu pun pada tahun 2010 dan 2011, di mana tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) cenderung turun sedangkan nilai profitabilitas (ROA) mengalami peningkatan. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat adanya penyimpangan dengan teori yang sebelumnya telah diungkapkan.
Berdasarkan data dari tabel, terlihat bahwa pada tahun 2009 tepatnya bulan Agustus, September dan Oktober ketika tingkat kecukupan modal (CAR) mengalami penurunan sebesar 0,43%; 0,15% dan 0,5% serta nilai rasio penyaluran pembiayaan (FDR) yang turun masing- masing 1,02%; 2,52% dan 0,82%, profitabilitas (ROA) justru mengalami kenaikan sebesar 0,2% dan 0,11 %. Pada tahun 2010 (bulan April, Juni dan September) terjadi hal yang sama di mana nilai CAR dan FDR mengalami penurunan justru nilai ROA mengalami peningkatan.
Pada tahun 2010 tepatnya bulan Februari dan Oktober, ketika tingkat kecukupan modal (CAR) mengalami penurunan sebesar 0,11% dan 0,9% serta nilai rasio penyaluran pembiayaan (FDR) mengalami kenaikan sebesar 0,57% dan 1,07%, profitabilitas (ROA) justru tidak mengalami perubahan yaitu tetap berada di angka 1,85% dan 2,30%.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti mengambil
judul “Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal dan Rasio Penyaluran Pembiayaan Terhadap
Profitabilitas”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah peneliti kemukakan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
2. Apakah Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh signifikan terhadap 3. Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
4. Apakah secara simultan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
3
2.1.1 Tingkat Kecukupan Modal (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi
menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Capital Adequacy Ratio
yaitu rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman dan lain-lain. (Lukman Dendawijaya, 2000:122).
Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif. Jika nilai CAR tinggi, maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002).
2.1.2 Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah istilah lain dari Loan to Deposit Ratio (LDR).
Dalam perbankan syariah istilah pembiayaan (financing) ini digunakan untuk menjelaskan bentuk penyaluran dananya kepada masyarakat, dikarenakan bank syariah tidak mengenal konsep bunga dalam aktivitas perbankan termasuk juga produk-produk penyaluran dananya (pembiayaan) (Antonio, 2001).
Menurut Mulyono (2001:10) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah “rasio perbandingan
antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.”
2.1.3 Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas menurut Bambang Riyanto (2001:35) adalah “Kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”
Menurut Horne dan Wachowis (2005:235) Return On Assets (ROA) mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka
pengembangan usaha dan menampung kerugian serta mencerminkan kesehatan bank yang bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan, melindungi dana masyarakat pada bank yang bersangkutan dan untuk memenuhi standar Bank for
International Settlement (BIS).
4
ditetapkan. Ini berarti bank tersebut cukup aktif dalam menyalurkan pembiayaan terhadap masyarakat (Muhammad, 2005).
Profitabilitas merupakan indikator kesuksesan suatu badan usaha. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana bank. Melalui analisis profitabilitas dapat diketahui efisiensi dan efektivitas suatu bank selama periode tertentu.
Faktor pembiayaan yang ditunjukkan oleh rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) sangat penting bagi bank. Dengan peningkatan dan pengelolaan penyaluran pembiayaan yang baik maka akan mendorong suatu bank untuk meningkatkan profitabilitasnya.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotesis yang diajukan adalah
H1 : Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
H2 : Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
H3 : Secara simultan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:38).
Berdasarkan definisi tersebut, objek yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) sebagai variabel bebas (X1), Rasio Penyaluran Pembiayaan (Financing to Deposit Ratio) sebagai variabel bebas (X2) dan Profitabilitas (Return On Asset) sebagai variabel terikat (Y). Objek penelitian ini merupakan data rasio dari laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara luas,
Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah “Cara-cara ilmiah untuk
mendaptkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetauan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.”
Berdasarkan definisi tersebut, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel menurut Sugiyono (2010:58) adalah “sesuatu yang berbentuk
apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
5
Dalam penelitian ini variabel terikat yang dimaksud adalah profitabilitas (ROA) (Y). 2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (independent variable) sering disebut variabel prediktor, stimulus, input atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas yang dimaksud adalah tingkat kecukupan modal (CAR) (X1) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) (X2).
3.4 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, hasil pengumpulan dan pengolahan pihak lain (Maman Abdurahman, 2011:36).
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal maupun orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Populasi yang diambil adalah Laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri periode Januari 2009 hingga Juni 2011.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Arikunto, 2006). Teknik sampling penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono
(2009:85) mengemukakan bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu”.
Berdasarkan uraian tersebut sampel penelitian ini adalah data rasio dari laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri (bulan Januari 2009 hingga bulan Juni 2011) sehingga diperoleh 30 buah sampel untuk setiap variabel.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan melalui studi pustaka dengan mengkaji buku-buku literatur, jurnal, makalah dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian untuk memperoleh landasan teoritis secara komprehensif terkait Bank Syariah serta mengeksplorasi laporan keuangan dari Bank Syariah Mandiri berupa perhitungan rasio keuangan dalam laporan keuangan bulanan yang dipublikasikan dari bulan Januari 2009 hingga bulan Juni 2011 melaui website resmi Bank Syariah Mandiri.
3.7 Metode Pengumpulan Data 3.7.1 Rancangan Analisis
Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan melalui pengumpulan data.
1. Uji Asumsi Klasik
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik. Diantaranya:
6
Profitabilitas (ROA). Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = Variabel terikat (Profitabilitas/ROA)
a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2, ... Xn = 0) b1,b2 = Koefisien regresi
X1 = Variabel bebas (Tingkat Kecukupan Modal/CAR) X2 = Variabel bebas (Rasio Penyaluran Pembiayaan/FDR)
3.7.2 Pengujian Hipotesis
Pada prinsipnya pengujian hipotesis adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah dan merupakan cara statistika untuk menguji populasi berdasarkan sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Uji Statistik t
Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t. 2. Uji Statistik F
Pengujian signifikansi secara simultan atau bersama-sama menggunakan uji F.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif
4.1.1 Tingkat Kecukupan Modal (CAR) pada Bank Syariah Mandiri
Berdasarkan data sekunder yang terkumpul maka diperoleh gambaran kondisi tingkat kecukupan modal (CAR) periode Januari 2009 hingga Juni 2011.
Berdasarkan tabel dan grafik pada penelitian ini, kondisi tingkat kecukupan modal (CAR) cenderung mengalami kondisi yang fluktuatif dan cenderung turun.
Hasil olah data deskriptif menunjukkan bahwa tingkat kecukupan modal (CAR) pada Bank Syariah Mandiri memiliki nilai terendah sebesar 10,60% dan nilai tertinggi sebesar 14,83%. Secara statistik besarnya CAR pada Bank Syariah Mandiri sudah memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia dengan nilai rata-rata dari CAR adalah 12,6893%. Menurut Dendawijaya (2003) semakin tinggi nilai CAR maka mengindikasikan bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko.
4.1.2 Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) pada Bank Syariah Mandiri
Berdasarkan data sekunder yang terkumpul maka diperoleh gambaran kondisi rasio penyaluran pembiayaan (FDR) periode Januari 2009 hingga Juni 2011.
Berdasarkan tabel dan grafik, perkembangan nilai FDR pada Bank Syariah Mandiri dari Januari 2009 mulai mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya pada Juli 2009. Pada Agustus 2009 nilai FDR mulai mengalami penurunan yang cukup drastis hingga Januari 2010. Sepanjang tahun 2010 dan hingga pertengahan tahun 2011 nilai FDR cukup fluktuatif.
7
sepanjang tahun 2009 mengalami kenaikan. Pada awal tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup drastis dan mulai mengalami kenaikan di bulan-bulan berikutnya. Hingga pertengahan tahun 2011 perkembangan nilai ROA cenderung menurun.
Hasil olah data deskriptif menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri memiliki nilai terendah sebesar 1,85% dan nilai tertinggi sebesar 2,43%. Secara statistik besarnya ROA pada Bank Syariah Mandiri sudah memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia. Nilai rata-rata dari ROA adalah 2,1480%.
4.2 Hasil Analisis Verifikatif
Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan melakukan beberapa tahapan yaitu: Pengujian uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, analisis determinasi dan pengujian hipotesis. Pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistic 21.
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Predicted Value Unstandardized
N 30
Normal Parametersa,b Mean 2,1480000
Std. Deviation ,08406877
Most Extreme Differences Absolute ,133
Positive ,119
Negative -,133
Kolmogorov-Smirnov Z ,727
Asymp. Sig. (2-tailed) ,665
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (sig.) yang diperoleh dari uji
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,665. Karena nilai probabilitas pada uji
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
1 CAR ,991 1,009
FDR ,991 1,009
a Dependent Variable: ROA
8 Spearman's rho
CAR
Correlation Coefficient 1,000 ,020 -,122 Sig. (2-tailed) . ,918 ,520
N 30 30 30
FDR
Correlation Coefficient ,020 1,000 -,094 Sig. (2-tailed) ,918 . ,622
N 30 30 30
ABS_RES
Correlation Coefficient -,122 -,094 1,000 Sig. (2-tailed) ,520 ,622 .
N 30 30 30
Berdasarkan nilai korelasi pada tabel diatas maka memberikan suatu indikasi bahwa residual yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama (homogen), ini terlihat dari nilai residual masing-masing variabel bebas yaitu sebesar 0,520 dan 0,622. Nilai tersebut memiliki signifikansi lebih dari tingkat kekeliruan 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,636a ,405 ,360 ,10571 1,624
a Predictors: (Constant), FDR, CAR b Dependent Variable: ROA
Nilai D-W yang diperoleh dari model dibandingkan terhadap nilai tabel Burbin-Watson didapat hasil sebesar 1,624 sehingga berada pada nilai batas bawah du sebesar 1,57 dan nilai batas atas 4-du sebesar 2,43.
Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif. Hasil tersebut diperoleh karena nilai DW hitung lebih besar dari dL (batas luar) atau lebih kecil dari 4-dU.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,639 ,676 2,424 ,022 CAR -,061 ,015 -,595 -3,990 ,000
FDR ,015 ,008 ,288 1,931 ,064
9 Y = Profitabilitas (ROA)
X1 = Tingkat Kecukupan Modal (CAR) X2 = Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR)
Koefisien yang terdapat pada persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 1,639 persen menunjukkan rata-rata Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri periode Januari 2009 - Juni 2011 jika Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) sama dengan nol.
2. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) memiliki koefisien bertanda negatif sebesar -0,061 persen, artinya setiap peningkatan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) sebesar 1 persen diprediksi akan menurunkan Profitabilitas (ROA) sebesar 0,061 persen dengan asumsi Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berubah.
3. Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) memiliki koefisien bertanda positif sebesar 0,015 persen, artinya setiap peningkatan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) sebesar 1 persen diprediksi akan meningkatkan Profitabilitas (ROA) sebesar 0,015 persen dengan asumsi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) tidak berubah.
4.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)
1. Korelasi Pearson Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)