• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pemberian Kredit Guna Bhakti Pada PT. Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Pemberian Kredit Guna Bhakti Pada PT. Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek

Membangun ekonomi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Pemerintah, lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku usaha.Pemerintah sebagai pembuat dan pengatur kebijakan diharapkan dapat memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha, sehingga lembaga keuangan baik perbankan maupun bukan perbankan serta pelaku usaha di lapangan mampu memanfaatkan kebijakan dalam melaksanakan kegiatan usaha dengan lancar, yang pada akhirnya dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi.

Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan, baik untuk kegiatan produktif maupun kegiatan konsumsif.

(2)

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam yang melinasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayayi kredit untuk pembelian rumah atau mobil.Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerimaan kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya.Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.

Dalam rangka mendorong laju pembangunan dan pengentasan kemiskinan, Bank BJB KCP Abdulrahma Saleh senantiasa memprioritaskan pemberian kredit kepada masyarakat dan para pengusaha kecil/mikro. Salah satu kredit yang diberikan adalah Kredit Guna Bhakti (KGB).Kredit Guna Bhakti adalah fasilitas kredit yang diberikan dengan persyaratan ringan kepada para pegawai yang memiliki penghasilan tetap khususnya Pegawai Negri Sipil (PNS).Kredit Guna Bhakti (KGB) dirancang untuk membantu masyarakat kecil yang berpenghasilan tetap (PNS) dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

(3)

berbagai keperluan seperti perbaikan rumah, pembelian kendaraan, pembelian tanah, memperluas usaha, dan lain sebagainya dengan sumber pembayaran utama berasal dari penghasilan yang bersangkutan.

Dalam melakukan proses awal hingga akhir mengenai kegiatan pemberian kredit kepada debitur, terkadang ada hal-hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu mengenai lama nya pencairan kredit dan kredit macet.Biasa nya bank dalam mengatasi lama pencairan kredit dengan mempercepat pemeriksaan analisa kredit, untuk kredit macet biasa nya Bank BJB menghubungi nasabah agar cepat membayar tungakannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulisan tertarik untuk membahas tentang prosedur pemberian kredit pada Bank BJB dengan Judul: “Prosedur Pengajuan Kredit Guna Bhakti (KGB) pada PT. Bank Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Tujuan kerja praktek ini adalah:

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit guna bhakti pada PT. Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pemberian kredit guna bhakti pada PT. Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh

(4)

3. Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi hambatan dalam pemberian kredit guna bhakti pada PT. Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

1.3.1Kegunaan Praktis

Sebagai bahan masukan terhadap informasi – informasi atas Praktek Kerja Lapangan mengenai proses kredit guna bhakti dan tanggapan atau saran – saran yang akan penulis kemukakan.

1.3.2 Kegunaan Akademis a. Bagi Penulis

Bagi penulis hasil kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang didapat dari bangku kuliah sehingga dapat membandingkan dengan kenyataan yang ada dilapangan dengan berbagai masalah yang relevan.

b. Bagi Perusahaan

(5)

c. Bagi pihak lain

Laporan ini diharapkan berguna untuk penelitian selanjutnya.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Lokasi Penelitian untuk melaksanakan kerja praktek ini dilakukan pada PT Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh No.74 Bandung.

1.4.2Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

(6)
(7)

7 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah Pendirian – 1961Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184 tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00.

(8)

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.

Peningkatan Aktivitas – 1992Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan "Bank Jabar" dengan logo baru.

Perubahan Bentuk Hukum – 1998Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian Nomor 4 Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

(9)

Perubahan Nama dan Call Name Perseroan– 2007Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GBI/2007 tanggal 26 November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK Direksi Nomor 1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan (call name) Bank Jabar Banten.

Perubahan Logo & Call Name Perseroan– 2010Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS- LB) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Nomor 26 tanggal 21 April 2010, sesuai dengan Surat Bank Indonesia No.12/78/APBU/Bd tanggal 30 Juni 2010 perihal Rencana Perubahan Logo serta Surat Keputusan Direksi Nomor 1337/SK/DIR-PPN/2010 tanggal 5 Juli 2010, maka perseroan telah resmi berubah menjadi bank bjb.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

(10)

struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa

Pemimpin Kantor Cabang Pembantu Tugas pemimpin kantor cabang

1. Supervisor

2. Admin

3. CS

4. Teller

5. AO (Account Officer)

6. Cash Pick Up

2.3 Uraian Tugas Manager

1. Pemimpin Kantor Cabang Pembantu Tugas pemimpin kantor cabang a. Mengelola pelaksanaan system dan prosedur bidang pemasaran,

perkreditan, dan dana jasa bank.

b. Memasarkan kredit kepada nasabah /bukan nasabah.

c. Melakukan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa bank. d. Memasarkan dana dan jasa bank kepada nasaba / bukan nasabah. e. Mengelola pelayanan produk dan jasa.

f. Mengelola pembinaan kepada nasabh prima.

(11)

h. Merencanakan, Mengembangkan, melaksanakan, mengelola,pelayanan produk jasa bank.

i. Mengelola pelayanan kartu ATM. j. Mengelola pelayanan transaksi kas. k. Mengelola kas ATM.

l. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem prosedur, peraturan BI, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

m. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kegiatannya

2. Supervisor

a. Mengawasi dan menilai kinerja karyawan.

b. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap permintaan informasi layanan perbankan dari konsumen yang datang.

c. Mengawasi dan memonitor proses aplikasi transaksi harian kredit &funding di kantor cabang pembantu.

d. Mengawasi dan memeriksa laporan operasional kredit &funding bank di kantor cabang pembantu.

e. Mengawasi pengelolaan credit & funding administration sub branch office.

(12)

3. ADMIN

a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pelayanan dan operasi.

b. Mengelola transaksi jasa bank dan transaksi kliring. c. Mengelola administrasi kredit serta laporan perkreditan.

d. Mengelola entry data/voucher transaksi kliring dan pemindahbukuan ke dalam sistem.

e. Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan. f. Memantau dan mengendalikan transaksi pembukuan. g. Mengelola analisa keuangan.

h. Mengelola laporan keuangan kantor cabang. i. Mengelola sumber daya manusia.

j. Mengelola teknik dan informasi.

k. Mengelola logistik kerumahtanggaan, kearsipan, dan administrasi umum lainnya.

l. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan BI serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

m. Mempertanggangjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kegiatannya.

4. Customer Service

a. Melayani nasabah yang datang untuk kepentingan administratif.

(13)

c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

5. Teller

a. Melayani transaksi perbankan nasabah di Kantor Cabang Pembantu. b. Melaksakan tugaslainya yang diberikan oleh atasan.

6. Account Officer

a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pelayanan dan operasi.

b. Mengelola transaksi jasa bank dan transaksi kliring. c. Mengelola administrasi kredit serta laporan perkreditan.

d. Mengelola entry data/voucher transaksi kliring dan pemindahbukuan ke dalam sistem.

e. Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan. f. Memantau dan mengendalikan transaksi pembukuan. g. Mengelola analisa keuangan.

h. Mengelola laporan keuangan kantor cabang. i. Mengelola sumber daya manusia.

j. Mengelola teknik dan informasi.

k. Mengelola logistik kerumahtanggaan, kearsipan, dan administrasi umum lainnya.

(14)

7. Cash Pick Up

Mengambil dan menyetorkan uang nasabah ke pada bank jadi nasabah tidak perlu ke bank untuk mengambil atau menyetorkan uang akan di antarkan oleh cash pick up.

2.4 Kegiatan di Perusahaan

Aktivitas operasional Bank Jabar Banten adalah sebagai berikut :

a. Menyalurkan dana dalam aktivitas produktif baik dalam bentuk kredit maupun penempatan (placement) yang dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudencial banking).

b. Sejalan dengan strategi pengembangan usaha, rencana dan pelaksanaan operasional dilaksanakan dengan lebih menitik beratkan kepada penerapan penghematan biaya, pengembangan jaringan kantor serta penyempurnaan organisasi dalam rangka menunjang keberhasilan pengembangan usaha. c. Peningkatan pelaksanaan pengawasan melekat diseluruh unit kerja, guna

menghindari tindakan-tindakan yang menimbulkan inefesiensi.

(15)

e. Valas, dalam hal ini Bank Jabar menyediakan jasa lainnya dengan mata uang asing artinya produk tabungan maupun pinjaman bisa dalam bentuk mata uang asing.

(16)

16 3.1 Landasan Teori

3.1.1 Pengertian Prosedur

Yang dimaksud dengan prosedur adalah :

“Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu

departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.Mulyadi (2009:5)

prosedur adalah :

“Suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang

dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi”. Zaki Baridwan (2009:30)

(17)

3.1.2 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit Pengertian Prosedur Pemberian Kredit adalah :

“Tahapan-tahapan yang dirancang oleh pihak Bank dengan maksud mempermudah

calon Debitur untuk melaksanakan kredit, dimana tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan oleh kedua belah pihak baik oleh pihak Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.”Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2009:91)

Prosedur pemberian kredit adalah : 1. Permohonan kredit

2. Analisis atau penilaian kredit.. 3. Keputusan kredit.

4. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit.

5. Supervisi kredit & pembinaan debitur.Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2009:23)

(18)

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1.1 Prosedur Pemberian Kredit Guna Bhakti

(19)

3.2.1.2 Hambatan dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti

Kendala pertama yang dihadapi dalam proses pemberian kredit guna bhakti pada Bank BJB KCP Abdurahman Saleh Bandung adalah lamanya pencairan dana kredityang tidak sesuai dengan prosedur dan banyaknya calon debitur yang tidak memperhatikan kelengkapan dokumen sebagai persyaratan dalam pengajuan kredit guna bhakti sehingga terjadi penolakan hal ini menyebabkan tujuan pemberian KBG untuk debitur tidak dapat di proses oleh bank BJB KCP Abdulrahman Saleh Bandung.

Kendala yang kedua adalah terjadi nya kredit macet yang menghambat operasional bank sehingga menggangu kelancaran penyaluran kredit di bank tersebut.

3.2.1.3 Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti

(20)

pengajuan kredit guna bhakti adalah dengan lebih banyak lagi memberikan informasi ataupun sosialisasi langsung kepada calon debitur baik melalui media cetak seperti koran, media elektronik seperti layanan iklan dan radio.

Di dalam menyelesaikan kredit macet, pihak bank melakukan beberapa cara untuk menyelesaikan permasalahan kredit macet diantaranya melalui upaya damai, dengan bantuan saluran hukum atau dengan bantuan pihak ketiga, dan melalui penataan kembali hutang kredit macet. Dari ketiga cara yang dilakukan oleh pihak bank, beberapa tahapan untuk melakukan penyelesaian kredit macet yang ditimbulkan oleh debitur, yakni bila pihak debitur secara sengaja tidak menyediakan uang dalam rekening tabungan yang secara otomatis akan ditarik pihak bank untuk pembayaran kredit maka pihak bank mengupayakan untuk menghubungi debitur agar segera menyelesaikan pinjaman kredit tersebut.

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek 3.2.2.1 Pemberian Kredit Guna Bhakti Prosedur kredit sesui teori.

“Tahapan-tahapan yang dirancang oleh pihak Bank dengan maksud

mempermudah calon Debitur untuk melaksanakan kredit, dimana tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan oleh kedua belah pihak baik oleh pihak Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.”Rachmat Firdausdan

(21)

2. Analisis atau penilaian kredit.. 3. Keputusan kredit.

4. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit. 5. Supervisi kredit & pembinaan debitur.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian kredit dilakukan demi lancarnya proses pemberian kredit. Prosedur yang dilaksanakan dirancang dengan maksud memudahkan para calon Debitur untuk melaksanakan transaksi kredit.Adapun penyajianya dalam bentuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak, baik oleh pihak Bank atau bukan Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.

Pada Bank Jabar Banten KCP Abdurahman Saleh Bandung pada dasarnya proses pemberian kredit guna bhakti sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan, sebagai berikut :

1. Permohonan Kedit.

Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi mengenai persyaratan dalam memberikan kredit oleh bank yang bersangkutan. Syarat-syarat dan ketentuan mendapatkan kredit Guna Bhakti adalah sebagai berikut:

a. Formulir Permohonan kredit berpenghasilan tetap.

b. SK calon pegawai asli, SK penetapan Pegawai (asli), SK terakhir sesuai dengan rincian gaji yang asli.

(22)

d. Rincian gaji/ penghasilan yang ditandatangani oleh bendahara gaji.

e. Surat kuasa memotong gaji yang disetujui oleh pimpinan dan bendahara dinas/intansi

f. Rekomendasi pimpinan dinas/ instansi surat keterangan tidak mempunyai utang dari pihak bank/intansi,lembaga lain yang di tanda tangani oleh pimpinan

g. Surat persetujuan suami istri h. Pas Photo Suami & Istri (4x6). i. KTP Suami & Istri.

j. Surat Nikah / Akta Cerai / Surat Keterangan Meninggal k. Photocopi Buku Tabungan.

l. Kartu Taspen/ASABRI bagi anggota POLRI

2. Analisis Kredit.

Dalam tahap ini didalam penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit. Penilaian tersebut meliputi beberapa aspek antara lain :

a. Aspek Manajemen dan Organisasi b. Aspek Pemasaran

c. Aspek Keuangan d. Aspek Yuridis

(23)

Dalam tahap identifikasi bank memeriksa kelengkapan formulir yang telah di isi oleh pemohon dan memeriksa lampiran lampiran permohonan kredit, bila ada data atau informasi yang kurang maka bank meminta permohonan untuk segera melengkapinya.Selanjutnya bank melakukan penilaian dan

pembahasan secara teliti.

4. Tahap Keputusan dan Tahapan Komitmen

Keputusan pemberian kredit adalah tindakan pejabat yang berdasarkan kewenangannya berhak mengambil keputusan berupa menolak atau menyetujui permohonan kredit debitur. Setelah Itu Bank memberitahukan secara resmi persetujuan kredit kepada debitur sesui permintaan dan petugas bank dalam hal ini Seksi Administrasi Kredit untuk melaksanakan :

a. Pemeriksaan kelengkapan permohonan/wawancara awal. b. Membuat ijin proses kepada yang berwenang.

c. Membuat data dan keputusan kredit sesuai dengan penghasilan dari pemohon.

d. Membuat perjanjian kredit dan kwitansi pencairan. e. Mendaftarkan pada buku registrasi.

f. Membuat kwitansi biaya-biaya (premi asuransi, materai, dan provisi). g. Mendaftarkan pada Check list

h. Menyiapakan berkas kredit yang telah di lengkapi oleh pemohon.

5. Tahap Realisasi

(24)

realisasi oleh petugas bank makan debitur dapat mencairkan kredit ini berupa pembayaran tunai di teller. Adapun prosedur realisasi yang harus di penuhi adalah:

Syarat-syarat Realisasi Kredit

a. Calon debitur telah menandatangani seluruh dokumen pengikat kredit dan pengikatan anggunan.

b. Untuk penarikan secara bertahap calon debitur mengajukan jadwal penarikan kredit yang di setujui oleh pejabat yang berwenang.

1). Pengisian Data Master Debitur

Penatausahaan kredit telah dilaksanakan secara komputerisasi maka data master computer lansung diinput kedalam program yang telah disediakan.

2). Pembebanan Biaya Kredit

Pembebanan biaya kredit baik berupa biaya bunga,provisi, asuransi dilakukan dengan pemindah bukuan dari rekening debitur yang bersangkutan.

3). Dokumentasi File Kredit

(25)

3.2.2.2 Hambatan yang di Hadapi Dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti Lamanya pencairan dana kredit yang tidak sesuai dengan prosedur dikarenakan proses dalam tahap menganalisis pemberian kredit membutuhkan waktu yang cukup lama. (Sumber: wawancara dengan Staff Bagian Marketing).

Suatu perusahaan membutuhkan prosedur agar perusahaannya dapat berjalan dengan lancar, suatu prosedur mempunyai karakteristik atau ciri, sebagai berikut:

a. Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi.

b. .Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

c. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

d. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab. e. Prosedur Menunjukkan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.”

Mulyadi (2008:6)

Teori yang dikemukakan oleh Mulyadi mengenai karakteristik atau ciri prosedur salah satunya pada point e yaitu “prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan atau hambatan”, tidak berjalan sesuai dengan prosedur pemberian

kredit yang ada pada bank BJB, dimana lamanya proses pencairan dana kredit yang tidak sesuai dengan prosedur akibat dari pada tahap analisis membutuhkan waktu yang cukup lama.

Kredit bermasalah adalah kredit dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang telah diperjanjikan sebelumnya, misalnya persyaratan mengenai pembayaran bunga, pengambilan pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan anggunan dan sebagainya. As. Mahmoeddin (2002;2)

(26)

maupun waktu, misalnya pembayaran atas perhitungan bunga maupun utang pokok. S.Mantayborbir,et al (2002:23),

Nasabah yang tidak membayar angsuran sesuai perjanjian di katakan nasabah tersebut termasuk nasabah yang mengalami kredit macet.

3.2.2.3 Upaya yang Telah Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pemberian Kredit Guna Bhakti

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam proses pemberian kredit yaitu penambahan pegawai pada staf Analisis, sehingga waktu yang digunakan dalam menganalisis berkas ataupun dokumen persayaratan kredit akan lebih efisien dan tidak menghambat calon debitur yang lainya. Perbaikan kinerja para karyawan, manajer dan departemen personalia dalam memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka untuk meningkatkan prestasi ataupun meminimalisir kesalahan dalam kerja perusahaan.Dalam persyaratan KGB calon debitur kadang tidak mengetahui apa saja persyaratannya seharusnya pihak bank memperkenalkan persyaratan -persyaratan KGB melaui media cetak koran ataupun melalui media elekronik seperti radio.

(27)

27 BAB IV

KESMIPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek dan pembahasan, pada akhirnya dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur pemberian kredit guna bhakti pada Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Cabang Pembantu Abdurahman Saleh Bandung. Pertaman calon debitur menyampaikan permohonan Kredit Guna Bhakti dengan mengisi formulir permohonan kredit dan melengkapi berkas-berkas yang dipersyaratkan. Selanjutnya berkas permohonan diproses oleh pihak analisis kredit. Berkas permohonan yang diajukan oleh calon debitur diproses meliputi tiga tahapan yaitu pengumpulan data dengan merencanakan jenis data yang diperlukan dari calon debitur, verifikasi data dan melakukan analisis keuangan calon debitur. Tahap yang terakhir adalah keputusan kredit. Apabila calon debitur sudah memenuhi berkas ataupun dokumen didalam persyaratan KGB dan memenuhi kriteria umum calon debitur maka pihak bank melalui komite kredit dapat memutuskan untuk menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur. 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pemberian kredit guna

(28)

persyaratan dalam pengajuan kredit guna bhakti sehingga terjadi penolakan hal ini menyebabkan tujuan pemberian KGB kepada debitur menjadi terhambat di bank BJB KCP Abdurahman Saleh Bandung.

3. Upaya pihak bank dalam mengatasi lamanya proses pencairan dana kredit adalah menambah jumlah staf/pegawai pada Analsis dalam memeriksa berkas-berkas pengajuan permohonan kredit calon debitur agar proses pencairan dana kredit dapat sesuai dengan prosedur dan tidak menghambat calon debitur yang lain. Yang kedua yaitu upaya pihak bank dalam mengatasi banyaknya calon debitur yang tidak memperhatikan kelengkapan dokumen sebagai persyaratan dalam pengajuan kredit guna bhakti adalah dengan lebih banyak lagi memberikan informasi ataupun sosialisasi langsung kepada calon debitur.

(29)

25 4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada Bank Jabar banten KCP Abdurahman Saleh Bandung, adalah sebagai berikut:

1. Dalam prosedur pemberian kredit guna bhakti, Bank Jabar Banten KCP Abdurahman Saleh Bandung sebaiknya dalam prosedur pemberian kredit harus lebih diperketat lagi, agar tujuan atau penyaluran kredit dapat digunakan oleh pihak yang semestinya dan terhindar dari kredit yang bermasalah.

2. Bank bjb seharus nya menambah pegawai di bagian anlisa kredit supaya proses analisa kredit lebih cepat di proses agar tidak terjadi penumpukan debitur,serta lebih selektif dalam memilih calon debitur supaya tidak terjadi kredit macet.

(30)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Program Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

INDRA PRAWIRA 21112111

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(31)

iv

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ...

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.3.1 Kegunaan Praktis ... 4

1.3.2 Kegunaan Akademis ... 4

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

1.4.1 Lokasi Kerja Praktek ... 5

1.4.2 Waktu Kerja Praktek ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Instansi ... 7

2.2 Struktur Organisasi ... 8

2.3 Uraian Tugas Instansi ... 9

(32)

v

3.1.2 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit ... 17

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 18

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek... 18

3.2.1.1 Prosedur Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 18

3.2.1.2 Hambatan dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 19

3.2.1.3 Upaya yang Telah Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 19

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 20

3.2.2.1 Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 20

3.2.2.2 Hambatan yang Dihadapi dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti… ... 25

3.2.2.3 Upaya yang Telah Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pemberian Kredit Guna Bhakti ... 26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 27

4.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 31

(33)

30 Harapan.

Indra Bastian.2008. Akuntansi Perbankan. Jakarta : Salemba empat

Rachmat Firdausdan Maya Ariyanti 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umun. Bandung : Alfabeta.

Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi Edisi Tiga. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta :Salemba Empat.

(34)

i

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di PT. Bank Jabar Banten Bandung KCP Abdulrahman Saleh Bandung. Laporan kerja praktek yang berjudul “PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT GUNA BHAKTI DI PT.BANK JABAR BANTEN KCP ABDULRAHMAN SALEH”. ini penulis ajukan untuk melengkapi salah satu mata Kuliah Kerja Praktek.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam pengumpulan data maupun tata cara penyusunan, pembahasan serta penyajiannya mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun.

Terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

(35)

ii

4. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

5. Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

6. Yulia Savitri, selaku Pimpinan Bank Jabar Banten KCP Addulrahman Saleh Bandung

7. Hany Yanuar, selaku Suverpisor Bank Jabar Banten KCP Abdulrahman Saleh Bandung dan pembimbing Instansi yang sudah membimbing penulis.

8. Bpk. Sidik, ibu Imel, ibu Dini, dan ibu Nindi yang sudah membantu selama Kerja Praktek berlangsung.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan semangatnya.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya bagi semua pihak tersebut di atas dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.

(36)

iii

Penulis

(37)
(38)
(39)

40

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Pendidikan Formal

Nama Lengkap : Indra Prawira Nama Panggilan : Indra

Tempat/TanggalLahir : Bandung , 07 juli 1994 JenisKelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : BelumMenikah

Kewarganegaraan : Indonesia

AlamatTetap : Kp.Pamujaan Rt 01/Rw 12 Des,Citaman Kec.Nagreg Kab. Bandung

No Telepon : Handphone : 08987754366

Email : akeno_mage@ymail.com

2012 - : Universitas Komputer Indonesia, FakultasEkonomi, Program Studi Akuntansi. Program Srata-1

(40)

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tugas Akhir : Prosedur Take Over dan Kinerja Penyaluran Kredit Guna Bhakti Pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Kantor Cabang Surakarta

Tabungan yang diselenggarakan oleh Bank BJB KCP Cijerah adalah SIMPEDA (Simpanan Pembangunan Daerah) dan TANDAMATA (Tabungan Anda Masa Datang). Tabungan tersebut

Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain, orang atau badan yang lazim disebut

3.4.3 Hambatan yang sering terjadi dan upaya yang dihadapi dalam Proses Pemberian Kredit Mikro Utama pada Bank BJB Kantor Cabang Gedebage bandung

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO (STUDI KASUS : PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA)... Kredit Mikro Utama Kelompok

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “SISTEM INF ORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT MULTI GUNA PADA BANK SUMUT KCP USU” , yang merupakan salah satu syarat

4.5 Kendala-kendala yang Timbul serta Alternatif Penyelesaian dalam Mengatasi Setiap Permasalahan dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah Di Bank Yudha

iv Prosedur Pemberian Kredit Purna Bhakti KPB Bagi Pensiunan PNS Pada bank bjb Kantor Cabang Pembantu Lembang ABSTRAK Pensiun merupakan hal yang berat bagi sebagian orang