• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Frontier Efisiensi Dan Perubahan Produktivitas Usahatani (Studi Kasus: Usahatani Padi Di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Frontier Efisiensi Dan Perubahan Produktivitas Usahatani (Studi Kasus: Usahatani Padi Di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FRONTIER EFISIENSI DAN PERUBAHAN PRODUKTIVITAS USAHATANI

(Studi kasus: Usahatani padi di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat)

ARIF KURNIAWAN

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Frontier Efisiensi dan Perubahan Produktivitas Usahatani (Studi kasus: Usahatani padi di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

ARIF KURNIAWAN. Analisis Frontier Efisiensi dan Perubahan Produktivitas Usahatani (Studi kasus: Usahatani padi di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat). Dibimbing oleh HARI WIJAYANTO dan FARIT MOCHAMAD AFENDI.

Kabupaten Sambas merupakan kabupaten yang dikenal sebagai lumbung beras Kalimantan Barat. Produksi padi pada tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar 21.61 persen dari total produksi di Kalimantan Barat dengan luas panen memberikan kontribusi sebesar 20.48 persen. Kontribusi produksi padi Kabupaten Sambas tahun 2012 terhadap total produksi di Kalimantan Barat mengalami penurunan sebesar 1.16 persen diikuti penurunan kontribusi luas panen sebesar 1.44 persen. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efisiensi teknis dan perubahan produktivitas usahatani padi di Kabupaten Sambas. Hasil penelitian dengan fungsi produksi translog menunjukkan bahwa tingkat efisiensi teknis dari tahun 2010 ke tahun 2012 mengalami penurunan. Walaupun mengalami penurunan, nilai efisiensi teknis dari masing-masing tahun cukup efisien secara teknis karena nilainya lebih besar dari 0.7. Nilai efisiensi teknis tahun 2010 mencapai 0.785 sedangkan tahun 2012 mencapai 0.739. Produktivitas usahatani padi dari tahun 2010 ke 2012 mengalami peningkatan karena nilai produktivitasnya mencapai 1.765. Pertumbuhan produktivitas padi sebesar 1.765 persen disebabkan oleh meningkatnya teknologi sebesar 0.603 persen dan skala usaha sebesar 1.208 persen.

(5)

ABSTRACT

ARIF KURNIAWAN. Frontier Analysis Efficiency and Productivity Change Farm (Case Study: rice farming in the Sambas Regency, West Kalimantan).. Supervised by HARI WIJAYANTO and FARIT MOCHAMAD AFENDI.

Sambas Regency is a regency known as the rice granary of West Kalimantan. Rice production in 2010 gave contribution in the amount of 21.61 percent of the total production in West Kalimantan with harvested area contributed by 20.48 percent. Sambas Regency contribution of rice production in 2012 to total production in West Kalimantan decreased by 1.16 percent followed by a decline in harvested area contributed by 1.44 percent. The purpose of this study was to analyze the technical efficiency and the productivity of rice farming in Sambas Regency. The results of the study with the translog production function show that of the level of technical efficiency from 2010 to 2012 has decreased. Despite the decline, the value of the technical efficiency of each year is technically efficient enough because the value is greater than 0.7. Technical efficiency value in 2010 reached 0785, while in 2012 reached 0739. The productivity of rice farming from 2010 to 2012 increased due its productivity value reached 1.765. Growth in the productivity of rice by 1.765 percent due to the increased technology of 0.603 percent and 1.208 percent of business scale.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS FRONTIER EFISIENSI DAN PERUBAHAN PRODUKTIVITAS USAHATANI

(Studi Kasus: Usahatani Padi di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat)

ARIF KURNIAWAN

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala lindungan, rahmat, dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah mengenai efisiensi teknis, dengan judul Analisis Frontier Efisiensi dan Perubahan Produktivitas Usahatani (Studi kasus: Usahatani Padi di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat).

Proses penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari dukungan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr Ir Hari Wijayanto, MSi selaku ketua komisi pembimbing atas topik, saran dan bimbingan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

2. Bapak Dr Farit Mochamad Afendi, MSi selaku anggota komisi pembimbing atas saran yang banyak membantu dalam penelitian yang penulis lakukan. 3. Bapak Dr Totong Martono yang telah banyak memberikan nasihat dan saran

kepada penulis.

4. Bapak Budi Waryanto yang selalu memberi masukan tentang tema tulisan ini dan membantu pencarian data di Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin).

5. Teman-teman Statistika 48 atas diskusi-diskusi selama penyelesaian karya ilmiah ini.

6. Staf Tata Usaha Departemen Statistika atas bantuannya dalam kelancaran administrasi.

7. Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya yang selalu tercurah untuk penulis.

Besar harapan penulis semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2016

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Efisensi 2

Stochastic Frontier Analysis 3

Total Faktor Produktivitas 4

METODOLOGI 6

Data 6

Prosedur Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Deskripsi Data 8

Hasil penduga parameter fungsi produksi translog 9

Tingkat efisiensi teknis usahatani padi 10

Elastisitas produksi terhadap input usahatani padi 13

Pertumbuhan total faktor produktivitas usahatani padi 13

SIMPULAN 15

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 17

(12)

DAFTAR TABEL

1. Produksi padi dan luas panen tahun 2010 dan 2012 1

2. Peubah amatan 6

3. Ringkasan data usahatani padi tahun 2010 dan 2012 8 4. Pendugaan parameter peubah amatan dasar, faktor inefisiensi

teknis, nilai sigma-square dan gamma

10

5. Frekuensi nilai efisiensi teknis usahatani padi 11 6. Sebaran rata-rata nilai efisiensi teknis tahun 2010 dan 2012 12 7. Elastisitas produksi usahatani padi tahun 2010 dan 2012 13 8. Hasil pengukuran PT, PET, PSU, dan TFP tahun 2010 dan 2012 13

DAFTAR GAMBAR

1. Konsep efisiensi teknis 3

2. Rata-rata nilai efisiensi teknis usahatani padi 11 3. Hasil analisis produktivitas dengan pendekatan rasio 14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil estimasi parameter fungsi produksi stochastic frontier translog usahatani padi tahun 2010 dan 2012

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Sambas merupakan kabupaten yang terletak di bagian paling utara Provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayahnya secara keseluruhan adalah atau sekitar 4.36 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Pada tahun 2012, Kabupaten Sambas memiliki jumlah penduduk sekitar dengan penduduk yang bekerja yaitu sekitar . Penduduk Kabupaten Sambas paling banyak bekerja pada sektor pertanian yaitu sekitar 71.89 persen dari total penduduk yang berkerja, lalu diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 9.80 persen, sektor jasa kemasyaraktan sebesar 7.05 persen dan sisanya berkerja pada sektor industri dan sektor lainnya (BPS Kabupaten Sambas 2013).

Selain memiliki jumlah pekerja yang paling banyak, sektor pertanian juga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian Kabupaten Sambas. Kontribusi yang diberikan sektor pertanian yaitu sebesar 39.77 persen pada tahun 2012, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan (hotel dan restoran) sebesar 30.37 persen, dan sektor industri olahan sebesar 11.27 persen (BPS Kabupaten Sambas 2013). Pada skala yang lebih sempit, sektor pertanian hanya terbagi ke dalam 4 sub sektor yaitu sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan (Waryanto 2015). Sub sektor tanaman pangan merupakan suatu komoditas yang dapat mempengaruhi kualitas pemerintahan dan dapat menunjukkan kemampuan dari suatu negara dalam melakukan pengelolaan dalam bidang pertanian jika tanaman pangan dapat dikelola dengan sangat baik (Ismilaili 2015).

Salah satu tanaman yang mencakup ke dalam sub sektor tanaman pangan adalah tanaman padi. Tanaman padi merupakan komoditas yang penting bagi hampir diseluruh penduduk Indonesia karena tanaman padi menghasilkan bahan pangan utama yaitu beras (Amrullah 2015). Tanaman padi merupakan komoditas yang mempunyai luas lahan dan produksi yang paling besar di Kabupaten Sambas. Dibandingkan dengan komoditas pangan lainnya, luas lahan dan produksi padinya mencapai 95 persen dan 94 persen dari seluruh komoditas tanaman pangan pada tahun 2010 (BPS Kabupaten Sambas 2013). Hal ini juga terjadi pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011 dan 2012.

Tabel 1 Produksi padi dan luas panen tahun 2010 dan 2012

Wilayah Produksi (Ton) Luas Panen (Hektar)

(14)

2

persen. Tahun 2012, produksi padi Kabupaten Sambas mencapai kurang lebih dengan luas panen mencapai kurang lebih . Kontribusi produksi padi pada tahun 2012 terhadap total produksi di Kalimantan Barat menurun dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar 1.16 persen sedangkan kontribusi luas panen juga mengalami penurunan yaitu sebesar 1.44 persen dari tahun 2012.

Produksi padi yang dicapai tersebut masih belum optimal karena adanya penurunan tingkat produksi dari tahun 2010 ke 2012 sehingga perlu peningkatan maupun perbaikan. Salah satu hal yang mengakibatkan belum optimalnya produksi padi di Kabupaten Sambas adalah belum terlaksana secara optimal sapta usahatani. Sapta usahatani merupakan sebuah sistem unggulan dalam dunia pertanian. Ada 7 sistem yang dilakukan dalam sapta usahatani yaitu pengolahan tanah yang baik, irigasi yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, pascapanen, dan pemasaran hasil panen.

Sapta usahatani lebih menekankan pada penggunaan peubah masukan dalam menghasilkan keluaran atau produksi yang optimal. Penggunaan peubah masukan dalam menghasilkan peubah keluaran yang optimal dapat dilihat dari keefisienan secara teknis. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efisiensi teknis usahatani padi dan mengukur perubahan produktivitas usahatani padi di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat dengan menggunakan metode stochastic frontier analysis dengan fungsi produksi translog. Pengukuran efisiensi teknis usahatani padi di Kabupaten Sambas telah dilakukan sebelumnya oleh Sutawati (2014). Namun perbedaan penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah adanya penambahan pengukuran perubahan produktivitas usahatani padi di Kabupaten Sambas dan perbedaan penggunaan fungsi produksi dalam mengukur efisiensi teknisnya. Pengukuran perubahan produktivitas bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi produkstivitas usahatani padi dan untuk melihat seberapa besar perubahan produktivitas yang dihasilkan dengan penggunaan teknologi baru pada usahatani.

Tujuan Penelitian

(15)

3 keluaran tertentu secara optimal dengan menggunakan sejumlah masukan tertentu dengan teknologi tertentu. Efisiensi alokatif memperlihatkan kemampuan relatif dari suatu kegiatan usaha yang diamati untuk menggunakan masukan tertentu dalam menghasilkan keluaran tertentu pada kondisi biaya minimum atau keuntungan maksimal dengan teknologi tertentu. Efisiensi alokatif tercapai apabila suatu perusahaan ataupun yang lainnya sudah efisien secara teknis. Efisiensi ekonomi merupakan perkalian antara efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi ekonomi tercapai apabila suatu perusahaan ataupun yang lainnya sudah efisien secara teknis dan alokatif. Efisiensi yang diukur lebih ditekankan pada efisiensi teknis.

Gambar 1 Konsep efisiensi teknis

Farrel (1957) mengilustrasikan konsep efisiensi teknis dalam sebuah grafik dengan menggunakan 2 peubah masukan (x1 dan x2) dalam menghasilkan peubah keluaran seperti pada Gambar 1 Kurv UU’ erup urv isoquant yang menunjukkan kombinasi penggunaan peubah masukan dalam menghasilkan peubah keluaran yang efisien secara teknis. Titik P dan Q menunjukkan 2 kondisi suatu usaha yang diamati berproduksi dengan menggunakan kombinasi peubah masukan dengan proporsi peubah masukan yang sama. Titik Q menunjukkan suatu usaha yang diamati sudah efisien secara teknis karena hasil produksinya terletak pada kurva isoquant, sedangkan titik P menunjukkan suatu usaha yang diamati tersebut belum efisien secara teknis. Jika usaha yang diamati tersebut berproduksi pada titik P maka usaha tersebut harus melakukan perbaikan terhadap penggunaan peubah masukan dengan mencari kombinasi penggunaan peubah masukan yang terbaik sehingga hasil produksi dapat terletak pada kurva isoquant. Nilai efisiensi teknis dari suatu usaha yang diamati dapat dihitung dengan cara rasio antara OQ dan OP. Nilai efisiensi teknis terletak antara 0 dan 1.

Stochastic Frontier Analysis

(16)

4 peubah masukan, merupakan peubah acak yang diasumsikan bebas dan identik untuk amatan ke-i tahun ke-t, dan merupakan peubah acak non-negatif yang merupakan peubah untuk menghitung efek inefisiensi dari keluaran untuk amatan ke-i tahun ke-t.

Efisiensi yang diukur pada penelitian ini lebih ditekankan pada efisiensi teknis. Pengukuran efisiensi teknis pada amatan ke-i dan tahun ke-t dirumuskan

dengan merupakan fungsi sebaran untuk peubah acak normal.

Total Faktor Produktivitas

Produktivitas merupakan kemampuan dari beberapa peubah masukan dalam menghasilkan peubah keluaran. Pengukuran produktivitas memiliki banyak manfaat terhadap suatu kegiatan usaha yang diamati, diantaranya adalah dapat melakukan perencanaan terhadap penggunaan peubah masukan dari waktu ke waktu dan dapat menetapkan target produktivitas untuk masa mendatang serta dapat menerapkan strategi untuk meningkatkan produktivitas berdasarkan pengukuran produktivitas yang dilakukan sekarang.

Menurut Nadiri (1970), pengukuran produktivitas dapat dibedakan menjadi 2 yaitu produktivitas parsial dan total faktor produktivitas. Produktivitas parsial merupakan pengukuran yang dilakukan pada tiap-tiap peubah masukan terhadap peubah keluaran dengan cara membagi total peubah keluaran yang didapatkan dengan tiap peubah masukan yang dibutuhkan. Produktivitas parsial digunakan untuk melihat perubahan dari peubah keluaran yang dihasilkan berdasarkan penggunaan dari masing-masing peubah masukan.

(17)

5 dapat mengidentifikasi perubahan produktivitas yang tidak dapat dijelaskan oleh perubahan peubah masukan. Ada beberapa pendekatan dalam melakukan pengukuran produktivitas, salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan stochastic frontier. Menurut Coelli et al (1998), TFP dengan pendekatan stochastic frontier dihitung dengan menjumlahkan 3 komponen yaitu perubahan efisiensi teknis (PET), perubahan teknologi (PT), dan perubahan skala usaha (PSU) dari setiap kegiatan usaha yang diamati. Penambahan ketiga unsur tersebut dirumuskan sebagai berikut:

Komponen pertama dalam melakukan pengukuran TFP dengan pendekatan stochastic frontier adalah perubahan efisiensi teknis. Perubahan efisiensi teknis merupakan perbandingan antara efisiensi teknis tahun ke-t dengan tahun ke-s. Perubahan efisiensi teknis memiliki manfaat yaitu dapat melihat kenaikan atau penurunan efisiensi teknis dari tahun ke tahun sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap efisiensi teknis untuk tahun ke depannya dan dapat merencanakan strategi yang tepat dalam meningkatkan efisiensi teknis. Pengukuran perubahan efisiensi teknis dirumuskan sebagai berikut:

Komponen kedua dalam melakukan pengukuran TFP adalah perubahan teknologi. Teknologi merupakan hal yang penting dalam menunjang produktivitas dan memberikan kemudahan serta keuntungan dalam usahatani. Contoh penerapan teknologi dalam usahatani adalah penggunaan bibit unggul, penggunaan teknologi terbaru dalam pengolahan usahatani, dan lain sebagainya. Indeks perubahan teknologi antara tahun ke-s dan ke-t dapat dihitung secara langsung dari penduga parameter. Pertama mengevaluasi turunan parsial dari fungsi produksi terhadap waktu dengan menggunakan data pada kegiatan usaha yang diamati pada tahun ke-s dan ke-t. Kemudian indeks perubahan teknologi pada tahun ke-s dan ke-t dihitung sebagai rata-rata geometris dari turunan parsial kedua tahun tersebut. Ketika menggunakan fungsi translog, rumus untuk indeks perubahan teknologi tersebut setara dengan eksponensial dari rata-rata aritmatik dari log turunan parsial pada tahun ke-s dan ke-t. Rumus indeks perubahan teknologi tersebut adalah:

{ [ ]}

(18)

6

dengan merupakan skala elastisitas. Skala elastisitas digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi pada peubah keluaran akibat adanya perubahan pada peubah masukan dalam suatu fungsi produksi.

METODOLOGI

Data

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data produksi padi musim kemarau tahun 2010 dan 2012 di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Data ini merupakan data primer hasil survei kesejahteraan petani oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) yang dilakukan secara panel pada tahun 2011 dan 2013. Peubah-peubah yang digunakan pada penelitian ini tercantum pada Tabel 2. Serindang, Singaraya, Semparuk, Sungai Toman, Serumpun, Bukit Mulya, Sei Deden, Mulia, dan Pipitteja. Namun dalam penelitian ini total responden yang diambil sebanyak 44 responden karena ada beberapa responden yang memiliki data yang kosong.

Metode wawancara merupakan metode yang dipilih dalam mengumpulkan data di tiap-tiap responden dengan menggunakan instrumen kuesioner. Responden yang dipilih merupakan petani yang melakukan usahatani padi sawah. Pengumpul data melakukan wawancara dengan tatap muka langsung kepada kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga yang dapat memberikan informasi dengan jelas tentang usahatani yang dilakukan dan aspek sosial ekonomi lainnya.

(19)

7 et al. (2013) mengatakan bahwa penggabungan ini sangat penting dilakukan karena: (1) secara agronomis dan fisiologis, tanaman menyerap unsur hara dari pupuk kimia bukan jenis atau nama dagang dari pupuk kimia yang digunakan, (2) tidak semua petani menggunakan pupuk secara lengkap dan (3) untuk menghindari adanya multikolinieritas antar jenis pupuk yang mengandung unsur-unsur hara yang sama.

Prosedur Analisis Data Tahapan dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Melakukan analisis deskriptif data produksi yang digunakan.

2. Membuat fungsi produksi yang digunakan yaitu fungsi produksi translog. Fungsi produksinya adalah sebagai berikut:

: banyaknya produksi padi petani ke-i pada tahun ke-t : luas lahan sawah petani ke-i pada tahun ke-t

: jumlah bibit yang digunakan petani ke-i pada tahun ke-t : banyaknya pupuk N digunakan petani ke-i pada tahun ke-t : banyaknya pupuk P digunakan petani ke-i pada tahun ke-t

: banyaknya pupuk K digunakan petani ke-i pada tahun ke-t : banyaknya pupuk organik digunakan petani ke-i pada tahun ke-t : jumlah tenaga kerja digunakan petani ke-i pada tahun ke-t

: peubah acak yang diasumsikan bebas dan identik

: peubah acak non-negatif yang merupakan peubah untuk menghitung efek

inefesiensi dari keluaran

3. Melakukan pendugaan keseluruhan paremeter faktor produksi dan melihat nilai efisiensi teknis dengan menggunakan software R.

4. Menghitung elastisitas semua peubah masukan untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan peubah masukan terhadap produksi.

(20)

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Seperti yang diuraikan pada metode penelitian, pada penelitian ini model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi translog. Model fungsi ini dibangun berdasarkan tujuh peubah masukan dan satu peubah keluaran. Peubah masukan yang digunakan meliputi luas lahan (L), bibit (B), pupuk N (N), pupuk P (P), pupuk K (K), pupuk organik (O), dan tenaga kerja (J), sedangkan peubah keluarannya adalah produksi padi (Y). Ringkasan data peubah masukan dan peubah keluaran dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Ringkasan data usahatani padi tahun 2010 dan 2012

Peubah Amatan STATISTIK penurunan yang juga diikuti oleh penurunan rata luas lahan. Penurunan rata-rata produksi padi mencapai 27.54 persen dari rata-rata-rata-rata produksi padi tahun 2010, sedangkan rata-rata luas lahan menurun sebesar 16.13 persen dari rata-rata luas lahan pada tahun 2010.

(21)

9 Penggunaan bibit pada tahun 2012 menurun sebesar 15.41 persen dari rata-rata penggunaan bibit pada tahun 2010. Penggunaan pupuk N pada tahun 2012 menurun sebesar 15.02 persen dari rata-rata penggunaan pupuk N pada tahun 2010. Penggunaan pupuk P pada tahun 2012 menurun sebesar 14.04 persen dari rata-rata penggunaan pupuk P pada tahun 2010. Penggunaan pupuk K pada tahun 2012 menurun sebesar 6.93 persen dari rata-rata penggunaan pupuk K pada tahun 2010, dan penggunaan pupuk organik pada tahun 2012 menurun sebesar 56.43 persen dari rata-rata penggunaan pupuk organik pada tahun 2010.

Maksimal produksi padi yang dihasilkan pada tahun 2010 mencapai . Produksi ini dihasilkan oleh seorang petani dengan luas lahan sebesar . Namun pada tahun 2012, produksi padi yang dihasilkan oleh petani tersebut mengalami penurunan yaitu mencapai 500 kg yang dihasilkan dari luas lahan yang sama pada tahun 2010. Penurunan produksi ini juga diikuti oleh penurunan penggunaan bibit dan pupuk organik, tetapi peubah masukan lainnya yaitu pupuk N, pupuk P, pupuk K, dan tenaga kerja mengalami kenaikan. Sedangkan produksi padi maksimal yang didapatkan pada tahun 2012 mencapai yang dihasilkan dari lahan dengan luas sebesar . Produksi ini mengalami peningkatan dari tahun 2010 karena pada tahun 2010 produksi padi yang dihasilkan mencapai dengan luas lahan sebesar . Peningkatan produksi ini diikuti peningkatan beberapa peubah masukan yaitu luas lahan, bibit, pupuk N, pupuk P, pupuk K, dan tenaga kerja, tetapi penggunaan pupuk organik mengalami penurunan dari tahun 2010.

Hasil penduga parameter fungsi produksi translog

Hasil pendugaan parameter secara lengkap dengan menggunakan fungsi produksi translog disajikan pada Lampiran 2. Pendugaan parameter untuk peubah amatan dasar, faktor inefisiensi teknis, nilai sigma-square dan gamma disajikan pada Tabel 4.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa peubah masukan dasar yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi pada taraf ntaya 5 persen adalah pupuk N, pupuk P, pupuk K, dan pupuk organik. Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan yang dilakukan pada pupuk N, pupuk P, pupuk K, atau pupuk organik yaitu dengan menaikkan atau menurunkan kapasitasnya pada saat peubah masukan lainnya tetap maka perlakuan tersebut akan berpengaruh terhadap produksi padi. Sedangkan luas lahan, bibit, dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Hal ini mengindikasikan bahwa jika luas lahan, bibit, atau tenaga kerja dinaikan atau diturunkan kapasitasnya pada saat peubah lainnya tetap maka perlakuan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap produksi padi. Berdasarkan hasil pada pada Tabel 4 diketahui bahwa faktor inefisiensi teknis yaitu pendidikan dan umur juga siginifikan pada taraf nyata 5 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor inefisiensi teknis yang dimasukkan dalam model fungsi produksi berpengaruh nyata terhadap produksi padi.

(22)

10

Tabel 4 Pendugaan parameter peubah amatan dasar, faktor inefisiensi teknis, nilai sigma-square dan gamma Hasil komputasi dengan software R

= signifikan pada taraf nyata 5 persen

vi sudah menyebar sesuai dengan sebaran yang telah diasumsikan (Ojo et al. 2009). Dari hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 4 diperoleh nilai sigma-square yang signifikan pada taraf nyata 5 persen. Hasil ini mengindikasi bahwa model fungsi translog yang digunakan dalam melakukan pendugaan dan sebaran terhadap kesalahan u dan v sudah tepat. Nilai gamma yang didapatkan dari hasil perhitungan yaitu sebesar 1.00 yang signifikan pada taraf nyata 5 persen. Nilai ini mengindikasikan bahwa 100 persen variasi produksi padi pada setiap petani disebabkan oleh perbedaan nilai efisiensi teknis dari setiap petani. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ojo et al. (2009) yang meneliti faktor inefisiensi teknis pada petani ubi rambat skala kecil di Nigeria. Hasil perhitungan diperoleh nilai gamma sebesar 0.9394 yang mengindikasikan bahwa 93.94 persen variasi produksi ubi rambat pada setiap petani disebabkan oleh perbedaan nilai efisiensi teknis dari masing-masing petani.

Tingkat efisiensi teknis usahatani padi

(23)

11

Gambar 2 Rata-rata nilai efisiensi teknis usahatani padi

Menurut Bakhsh and Ahmad (2006), apabila suatu usahatani memiliki nilai efisiensi teknis lebih besar 0.7 dapat dikatakan bahwa usahatani tersebut cukup efisien secara teknis. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Sutawati (2014) mengenai analisis efisiensi teknis dan alokatif usahatani padi di Kabupaten Sambas Kalimantan dengan pendekatan stochastic frontier menggunakan fungsi produksi translog. Penelitian tersebut mengasilkan rata-rata nilai efisiensi teknis petani padi yaitu 0.789 dan dapat disimpulkan bahwa petani tersebut sudah cukup efisien secara teknis dalam melakukan produksi padi.

Frekuensi nilai efisiensi teknis petani pada tahun 2010 dan 2012 disajikan pada Tabel 5. Nilai efisiensi teknis dibagi ke dalam 3 selang yaitu efisien (E), cukup efisien (CE), dan belum efisien (BE).

Tabel 5 Frekuensi nilai efisiensi teknis usahatani padi

2010 2012 Total memiliki nilai efisiensi teknis dalam kategori sudah efisien pada tahun 2012, sisanya yaitu sebanyak 16 petani yang mengalami penurunan efisiensi. Walaupun mengalami penurunan, sebanyak 2 petani memiliki nilai efisiensi teknis yang masih dalam kategori cukup efisien dan sisanya 12 petani masuk dalam kategori belum efisien. Petani yang mengalami penurunan efisiensi dari kategori efisien ke belum efisien yaitu petani yang memiliki rata-rata umurnya yaitu 48 tahun dan pendidikan terakhir yaitu SD.

Petani yang cukup efisien pada tahun 2010 berjumlah 4 orang. Dari 4 orang tersebut, sebanyak 2 petani yang masih memiliki nilai efisiensi teknis dalam kategori sudah efisien pada tahun 2012. Sisanya yaitu 2 petani mengalami penurunan nilai efisiensi yaitu 1 petani masuk dalam kategori cukup efisien dan 1

(24)

12

petani lainnya masuk dalam kategori belum efisien. Petani yang belum efisien pada tahun 2010 berjumlah 12 orang. Dari 12 orang tersebut, ada sebanyak 3 petani yang nilai efisiensi teknisnya masih dalam kategori belum efisien. Sisanya yaitu 9 petani mengalami peningkatan nilai efisiensi diantaranya 3 petani yang cukup efisien dan 6 petani yang sudah efisien. Petani yang mengalami peningkatan efisiensi dari kategori belum efisien ke cukup efisien atau bahkan sudah efisien yaitu petani yang memiliki rata-rata umur yaitu 44 tahun dan pendidikan terakhirnya adalah SD.

Sebaran rata-rata nilai efisiensi teknis usahatani padi tahun 2010 dan 2012 di Kabupaten Sambas disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Sebaran rata-rata nilai efisiensi teknis tahun 2010 dan 2012 Indeks Efisiensi

Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa petani padi yang memiliki nilai efisiensi teknis 0.71 sampai 0.80 sebanyak 18.18 persen. Petani tersebut sudah dapat dikatakan cukup efisien secara teknis karena nilai efisiensi teknisnya lebih besar dari 0.7.

Petani padi yang mendapatkan nilai efisiensi teknis lebih besar dari 0.8 yaitu sebanyak 45.46 persen. Berdasarkan nilai efisiensi teknisnya dapat disimpukan bahwa petani tersebut sudah efisien dalam melakukan produksi padi. Hal ini sejalan dengan penelitian Kurniawan (2008) yang mengatakan bahwa nilai efisiensi teknis dapat dikategorikan efisien jika nilai tersebut lebih besar dari 0.8. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata petani yang masuk dalam kategori cukup efisien sampai efisien secara teknis ada sebanyak 63.64 persen dan petani yang belum efisien yaitu sebanyak 36.36 persen.

(25)

13 Elastisitas produksi usahatani padi di Kabupaten Sambas

Elastisitas produksi merupakan turunan nilai produksi terhadap masing-masing peubah masukan yang digunakan untuk mengetahui laju perubahan proporsional dari produksi terhadap perubahan peubah masukannya. Hasil pengukuran nilai elastisitas menggunakan Ms.Excel 2010 disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Elastisitas produksi usahatani padi tahun 2010 dan 2012

Tahun K

2010 0.487 -0.174 0.054 -0.064 -0.057 0.001 -0.480 2012 0.501 0.042 0.556 0.012 -0.461 -0.271 0.579 Rata-rata 0.494 -0.066 0.305 -0.026 -0.259 -0.135 0.049

Besaran nilai elastisitas yang disajikan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa luas lahan ( ), pupuk N ( ), dan tenaga kerja ( ) memiliki rata-rata nilai elastisitas yang bertanda positif, sedangakan bibit ( ), pupuk P ( ), pupuk K ( K), dan pupuk organik ( ) memiliki rata-rata nilai elastisitas yang bertanda negatif. Rata-rata nilai elastisitas luas lahan, pupuk N, dan tenaga kerja yaitu 0.494, 0.305, dan 0.049. Nilai ini mengindikasikan bahwa ketika luas lahan, pupuk N, atau tenaga kerja dilakukan penambahan kapasitas sebesar 1 persen pada saat peubah masukan lainnya tetap maka penambahan tersebut akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.494, 0.305, atau 0.049 persen. Rata-rata nilai elastisitas bibit, pupuk P, pupuk K, dan pupuk organik yaitu 0.066, 0.026, 0.259, dan -0.135. Nilai ini mengindikasikan bahwa ketika bibit, pupuk P, pupuk K, atau pupuk organik dilakukan penambahan kapasitas sebesar 1 persen pada saat peubah amatan lainnya tetap, maka penambahan tersebut akan mengurangi produksi padi sebesar 0.066, 0.026, 0.259, atau 0.135 persen.

Pertumbuhan total faktor produktivitas usahatani padi

Berdasarkan pendekatan stochastic frontier, penguraian total faktor produktivitas (TFP) terdiri dari perubahan teknologi (PT), perubahan efisiensi teknis (PET), dan perubahan skala usaha (PSU). Nilai dari masing-masing perubahan dan nilai TFP disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil pengukuran PT, PET, PSU, dan TFP tahun 2010 dan 2012

PT PET PSU TFP

0.603 -0.047 1.208 1.765

(26)

14

meningkatnya teknologi sebesar 10.2 persen, efisiensi teknis sebesar 8.1 persen, dan skala usaha sebesar 0.7 persen.

Hasil pengukuran yang disajikan pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa nilai yang didapat pada perubahan teknologi dan perubahan skala usaha pada tahun 2010 dan 2012 menunjukkan nilai positif. Hal ini memperlihatkan bahwa penggunaan teknologi dan skala usaha pada tahun 2012 sudah lebih baik dari pada tahun 2010 dan menjadi faktor yang mendorong meningkatnya TFP usahatani padi. Teknologi yang dimaksud lebih mengacu pada penggunaan bibit unggul, teknologi yang digunakan sebelum penanaman padi dan teknologi pascapanen, sedangkan skala usaha lebih mengacu pada ukuran dari usahatani yang ditandai pada penggunaan luas lahan dalam menghasilkan tanaman padi.

Akan tetapi, pengukuran produktivitas dengan pendekatan rasio yaitu antara produksi dengan luas lahan menghasilkan rata-rata produktivitas yang berbeda dengan pendekatan stochastic frontier. Hasil analisis produktivitas setiap petani dengan pendekatan rasio disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Hasil analisis produktivitas dengan pendekatan rasio

Garis linear pada Gambar 3 menunjukkan produktivitas petani pada tahun 2010 sama dengan 2012, sedangkan plotnya menunjukkan produktivitas tahun 2010 dan 2012. Jika plotnya berada dibawah garis linear hal ini menunjukkan bahwa produktivitas petani mengalami penurunan dari tahun 2010 dan 2012 dan jika berada diatas garis linear maka terjadi kenaikan produktivitas. Dari Gambar 3 dapat disimpulkan bahwa plot yang berada dibawah garis linear lebih banyak dibandingkan diatas garis linear. Hal ini menunjukkan bahwa petani lebih banyak mengalami penurunan produktivitas melalui pendekatan rasio. Secara rata-rata, produktivitas dari setiap petani juga mengalami penurunan.

Pada tahun 2010, rata-rata produktivitasnya mencapai 32.51 persen dan tahun 2012 mencapai 20.24 persen. Penurunan produktivitas sebesar 12.27 persen

(27)

15 dipengaruhi oleh penurunan efisiensi teknis dari setiap petani. Penurunan efisiensi teknis pada tahun 2010 dan 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa petani yang mengalami penurunan efisiensi teknis lebih banyak dibandingkan dengan petani yang mengalami kenaikan efisiensi teknis. Petani yang dikategorikan sudah efisien tahun 2010 namun tahun 2012 mengalami penurunan menjadi cukup efisien bahkan belum efisien ada sebanyak 16 petani dan 2 diantaranya dikategorikan cukup efisien sedangkan sisanya masih belum efisien. Penurunan nilai efisiensi teknis ini juga diikuti oleh penurunan nilai produkstivitas pada petani tersebut. Dari 16 petani, ada sebanyak 2 petani yang mengalami kenaikan nilai produktivitas sedangkan sisanya yaitu sebanyak 14 petani mengalami penurunan nilai produktivitas.

Petani yang mengalami kenaikan nilai efisiensi teknis dari belum efisien tahun 2010 namun tahun 2012 naik menjadi cukup efisien dan sudah efisien ada sebanyak 9 petani dan 3 diantaranya cukup efisien dan sisanya sudah efisien. Dari 9 petani tersebut, ada sebanyak 5 petani yang mangalami kenaikan nilai produktivitas sedangkan sisanya yaitu 4 petani mengalami penurunan nilai produktivitas. Hal ini membuktikan bahwa penurunan efisiensi teknis pada usahatani juga mempengaruhi penurunan nilai produktivitas pada usahatani tersebut dengan pengukuran produktivitasnya menggunakan pendekatan rasio.

Hasil pengukuran produktivitas dengan pendekatan rasio berbeda dengan pendekatan stochastic frontier. Pengukuran produktivitas dengan pendekatan rasio menghasilkan nilai produktivitas yang turun dari tahun 2010 ke 2012. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan efisiensi teknis pada setiap petani. Pengukuran produktivitas dengan pendekatan stochastic frontier menghasilkan nilai produktivitas yang naik dari tahun 2010 ke 2012. Kenaikan nilai produktivitas ini didorong oleh meningkatnya teknologi dan skala usaha pada usahatani padi. Walaupun efisiensi teknis mengalami penurunan, penurunan tersebut ditutupi oleh kenaikan yang terjadi pada teknologi dan skala usaha.

SIMPULAN

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai efisiensi teknis usahatani padi di Kabupaten Sambas pada tahun 2010 dan 2012 yaitu 0.785 dan 0.739. Nilai efisiensi teknis kedua tahun tersebut cukup efisien karena nilai masing-masingnya lebih besar dari 0.7. Secara rata-rata pun nilai efisiensi teknis usahatani padi sudah cukup efisien yaitu mencapai 0.762. Nilai tersebut memberikan makna bahwa usahatani padi di Kabupaten Sambas yang diteliti dapat mencapai paling tidak 76.20 persen dari potensial produksi yang seharusnya dapat dicapai. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan menggunakan sejumlah input yang tersedia, masih ada peluang sekiar 23.80 persen untuk meningkatkan produksinya.

(28)

16

usaha sebesar 1.208 persen, walaupun efisiensi teknisnya menurun sebesar 0.047 persen. Pengukuran produktivitas dengan pendekatan rasio menghasilkan nilai produktivitas turun dari tahun 2010 ke 2012 sebesar 1.23 ton/ha. Hal ini terjadi karena pengukuran produktivitas dengan pendekatan rasio hanya melibatkan perubahan efisiensi teknis sehingga penurunan efisiensi teknis memberikan pengaruh yang besar terhadap penurunan produktivitas dengan pendekatan rasio.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah. 2015. Pengaruh nano silika terhadap pertumbuhan respon morfosiologi dan produktivitas tanaman padi (Oryza sativa L) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Bakhsh K, Ahmad B, Abedullah. 2006. Technical efficiency and its determinants in potato production, evidence from Punjab, Pakistan. The Lahore Journal of Economis, 11(2):1-22.

Battese GE, Coelli TJ, Colby TC. 1989. Estimation of Frontier production fu c s d e eff c e c es f I d f r s us p e d fr Icr s ’s Village level studies. Journal of Quantitative Economics. (5):327-348.

Battese GE, Coelli TJ. 1992. Frontier production functions, technical efficiency and panel data: with application to paddy farmers in india. The Journal of Productivity Analysis. 3: 153-169.

[BPS Sambas] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas. 2013. Statistik Daerah Kabupaten Sambas 2013. Sambas (Kalimantan Barat): BPS Kabupaten Sambas.

[BPS Kalbar] Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. 2014. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi di Kalimantan Barat 2010-2014 (dinamis) [internet]. [diunduh 2016 Januari 4]; http://kalbar.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/4. Coelli TJ, Prasada-R DS, ’D e C, esse GE An Introduction to

Efficiency and Productivity Analysis Second Edition. New York (US): Springer.

Farrell MJ. 1957. The measurement of productive efficiency. Journal of the Royal Statistical Society. Series A (General), 120(3):253-290.

Ismilaili. 2015. Tingkat adopsi inovasi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kurniawan AY. 2008. Analisis efisiensi ekonomi dan daya saing usaha tani jagung pada lahan kering di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nadiri MI. 1970. Some approaches to the theory and measurement of total factor productivity: a survey. Journal of Economic Literature, 8(4):1137-1177. Ojo MA, Mohammed US, Ojo AO, Olaleye RS. 2009. Return to scale and

(29)

17 Rachmina D, Daryanto A, Tambunan M, Hakim DB. 2012. Faktor-faktor yang

mempengaruhi produkstivitas sayuran. Jurnal Pertanian, 3(1):2087-4936. Suharyanto, Mulyo JH, Darwanto DH, Widodo S. 2013. Analisis efisiensi teknis

pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di provinsi Bali. SEPA. 9(2): 219-230.

Sutawati F. 2014. Analisis efisiensi teknis dan alokatif usaha tani padi sawah di Kabupaten Sambas-Kalimantan Barat : pendekatan stochastic frontier [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Waryanto B. 2015. Analisis keberlanjutan usaha tani bawang merah di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil estimasi parameter fungsi produksi stochastic frontier translog usahatani padi tahun 2010 dan 2012

Peubah Parameter Koefisien Galat

(30)

18

Lampiran 1 Hasil estimasi parameter fungsi produksi stochastic frontier translog usahatani padi tahun 2010 dan 2012 (Lanjutan)

Peubah Parameter Koefisien Galat

(31)

19 Lampiran 1 Hasil estimasi parameter fungsi produksi stochastic frontier translog

usahatani padi tahun 2010 dan 2012 (Lanjutan)

Peubah Parameter Koefisien Galat

baku Nilai Z Nilai P

Konstanta 3.711 0.771 4.812 0.000 *

Pendidikan -0.516 0.058 -8.836 < 0.000 *

Umur -0.061 0.014 -4.467 0.000 *

Sigma-Sq 1.299 0.107 12.196 < 0.000 *

Gamma 1.000 0.000 8530800.000 < 0.000 *

Hasil komputasi dengan software R; = signifikan pada taraf nyata 5 persen

Lampiran 2 Hasil analisis efisiensi teknis tahun 2010 dan 2012 Responden 2010 2012 Responden 2010 2012

1 0.9593 0.6690 23 0.9793 0.8247

2 0.9636 0.9996 24 0.3453 0.9167

3 0.9990 0.7275 25 0.9880 0.4362

4 0.9996 0.8842 26 0.9901 0.1607

5 0.5334 0.4717 27 0.9943 0.7291

6 0.8708 0.9712 28 0.9632 0.9860

7 0.9062 0.8402 29 0.7314 0.5327

8 0.9991 0.8925 30 0.9651 0.9701

9 0.1162 0.9992 31 0.9781 0.6948

10 0.1466 0.9871 32 0.4584 0.4110

11 0.8825 0.3915 33 0.9748 0.1960

12 0.8615 0.5660 34 0.9995 0.4399

13 0.2283 0.9993 35 0.9902 0.6331

14 0.9889 0.5609 36 0.9368 0.4840

15 0.7421 0.9502 37 0.9777 0.6145

16 0.9742 0.9914 38 0.6084 0.7758

17 0.6542 0.7353 39 0.4430 0.8312

18 0.9977 0.5646 40 0.7692 0.7248

19 0.9879 0.9811 41 0.3459 0.9983

20 0.1313 0.6401 42 0.9876 0.6428

21 0.9730 0.9874 43 0.5777 0.7563

(32)

20

Lampiran 3 Hasil pengukuran produktivitas dengan pendekatan rasio

(33)

21 Lampiran 3 Hasil pengukuran produktivitas dengan pendekatan rasio (Lanjutan)

Responden

2010 2012

Produksi (Ton)

Luas Lahan

(Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

Produksi (Ton)

Luas Lahan

(Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

40 1.20 0.48 2.50 1.37 0.48 2.84

41 0.37 0.16 2.30 1.23 0.48 2.56

42 1.00 0.40 2.50 0.79 0.40 1.98

43 0.51 0.32 1.59 0.85 0.32 2.66

44 1.20 0.50 2.40 9.00 2.50 3.60

(34)

22

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kab 50 Kota pada tanggal 28 Januari 1993 dan merupakan putra ketiga dari empat bersaudara dari Bapak Lukman dan Ibu Khaidaresmi. Tahun 2008 penulis lulus dari SMP Negeri 1 Situjuah Limo Nagari dan kemudian melanjutkan ke jenjang selanjutnya di SMA Negeri 2 Payakumbuh dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Statistika, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anggota Gama Sigma Beta (GSB) divisi Survey and Research pada tahun ajaran 2013/2014 dan 2014/2015. Penulis aktif diberbagai kepanitiaan seperti Komstat Jr 2014 dan Statistika Ria tahun 2013.

Gambar

Gambar 1 Konsep efisiensi teknis
Tabel 2 Peubah amatan
Tabel 3 Ringkasan data usahatani padi tahun 2010 dan 2012
Tabel 4 Pendugaan parameter peubah amatan dasar, faktor inefisiensi teknis, nilai sigma-square dan gamma
+2

Referensi

Dokumen terkait

Secara mikroskopis, terdapat susunan sel seperti sarang padat dan pleomorfik, sel tumor poligonal dengan membran sel yang mencolok, glassy, dan sitoplasma

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh persentase massa gipsum dan serat terhadap kuat tekan dan kuat lentur papan semen-gipsum berserat eceng gondok.. Alat uji Kuat

pembelajaran dan multimedia yang akan digunakan dalam pakej parisian Siri lndeks AI-Quran ini, penilaian mengenai salah satu daripada parisian yang sudah

Kholis, 2013, Gejolak Peradaban Islam pada Masa Perang Salib , dalam Umar Faruq Thohir dan Anis Hidayatul Imtihanah (ed), Dinamika Peradaban Islam , Yogyakarta: Pustaka

Kemampuan pemecahan masalah siswa pada soal bentuk hitungan juga menunjukkan kecenderungan siswa lemah pada indikator mengaplikasikan strategi, yakni pada prosedur matematis

xiii lintas dan hubungannya dengan kadar haemoglobin (studi kasus polisi lalu lintas yang bertugas di jalan raya kota Semarang) oleh Sri Suciani (2007) dengan

Kemudian rekomendasi dokumen dan manajemen akan menambahkan total 9 (sembilan) poin dengan rincian: kriteria prasyarat kategori konservasi air dan kesehatan dan

Jika perusahaan dalam kesulitan keuangan dan mempunyai prospek buruk, manajer memberi sinyal dengan menyelenggarakan akuntansi konservatif yang tercermin dalam