Manajemen
Penanggulangan
Bencana
(Bencana Kebakaran Di
RS)
Budi Santosa
Change in Function
Hazard
Event
Damage
Needs
Disaster
Local Response Emergency/MCI
OutsideResponse
Hazard Event Damage Change in Function Needs Disaster
Local Response Emergency
OutsideResponse
•
Apapun yang bisa mengakibatkan
bahaya
•
Bisa natural, human-made, campuran
•
Memiliki potensi untuk berefek negatif
terhadap kesehatan manusia,
properti, aktivitas dan/atau lingkungan
Hazard Event Damage Change in Function Needs Disaster
Local Response Emergency
OutsideResponse
•
Peristiwa/kejadian yang memiliki
potensi untuk mempengaruhi
makhluk hidup ataupun
lingkungan.
•
Aktualisasi dari Hazard
•
Primer
–
Sekunder
Hazard
Event
Damage
Change in Function
Needs
Disaster
Local Response Emergency
OutsideResponse
•
Kerusakan atau luka
Hazard Event Damage Change in Function Needs Disaster
Local Response Emergency/
OutsideResponse
•
Damage dapat mengakibatkan
berubahnya fungsi (change in function)
– Kerusakan pipa mengakibatkan kekurangan
suplai air
– Kerusakan jembatan mengakibatkan
terganggunya transportasi
– Robohnya bangunan mengakibatkan
kehilangan tempat tinggal
– Kaki yang patah mengakibatkan kehilangan
Hazard
Event
Damage
Change in Function
Needs
Disaster
Local Response Emergency
OutsideResponse
•
Perbedaan
antara kebutuhan dan
Hazard Event Damage Change in Function Needs Disaster
Local Response Emergency
OutsideResponse
•
Gangguan serius atas keberfungsian
masyarakat,
•
yang menyebabkan kerugian manusia,
material maupun lingkungan,
•
yang melebihi kemampuan masyarakat tsb
untuk mengatasinya dengan
kemampuan/sumberdayanya sendiri
Rehabilitation
• Temporary rehabilitation
• Re-establishing Transport systems
• Re-establishing communication routes..
Response
• Alarm
• Life, property saving
• Reduction of impact of disaster
• Information dissemination
• Communication
Disaster Management
Prevention and Mitigation
• Risk assessment
• Spatial Planning
• Eco-structural measures
• Public Awareness
• Education..
Preparedness
• Risk forecasting
• Organization
• Planning of resources
• Emergency Planning
• Training
• Public awareness..
Reconstruction
• Permanent rehabilitation
• Infrastructures reconstruction
• Building reconstruction
• Reinforcement of structures, ..
Disasters
Post-Disaster
• Damage Assessment
Response
• Alarm
• Life, property saving
• Reduction of impact of disaster
• Information dissemination
• Communication
Disaster Management
DisastersHy
per
Acute
Acute
• Med.Emerg.
Response
• SAR
•Public Health
•Psikososial
Hubungan antar unsur / formulasi
R = Risiko
A = Ancaman K = Kerentanan M = Kemampuan
Unsur-unsur dalam bencana
ANCAMAN (A) Suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana
KERENTANAN (K) Suatu kondisi yang melekat pada masyarakat yang mengarah dan menimbulkan konsekuensi (fisik, sosial, ekonomi dan perilaku) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana
KEMAMPUAN (M) Suatu gabungan antara semua kekuatan dan sumberdaya
yang tersedia dalam suatu masyarakat atau organisasi yang dapat mengurangi tingkat risiko atau akibat dari bencana
RISIKO (R) Kemungkinan timbulnya kerugian (kematian, luka-luka,
kerusakan harta dan gangguan kegiatan perekonomian) karena suatu bahaya di suatu wilayah dan pada suatu kurun waktu tertentu
13
Bencana Bukan ?
Ancaman
Ada Kerugian/kerusakan , bisa diatasi masyarakat nya
Rumah
14
Bencana Bukan ?
Ancaman Membangu
15
Bencana Bukan ?
Ancaman
RUMAH-rumah di
Pindah
Tidak Ada Korban
Dr Barkah Djaka P SpPD
Bencana Internal
Bencana yang terjadi di dalam lingkungan RS
Bencana Eksternal
bencana terjadi diluar RS, tdk mempengaruhi bangunan RS
Campuran
b
Inc. Commad
TiM Penanggulangan Bencana
Public Information
Finance Logistic
Planning Operational
Liason officer Safety & security
KETUA TIM
LOGISTIK PERENCANAAN KEUANGAN OPERASIONAL
Yang Harus Dipersiapkan oleh RS
PUSAT KOMANDO
SISTEM KOMUNIKASI
MANAJEMEN LALU LINTAS
KEAMANAN
PENGUNJUNG
SUKARELAWAN
PENERIMAAN KORBAN
LOKASI UTAMA DI RS
DAFTAR KONTAK
Pusat Komando Rumah Sakit
Hospital Command Center
SPO
•
KOMUNIKASI
•
SISTEM PELAPORAN
•
PERALATAN
LOKASI DI RS YANG SEGERA DIAKTIFKAN :
• Control Centre • Triage
•
Decontamination Area
• Red/Yellow Area • Green Area
• Media/Press Area
• Relatives Waiting Area
• Discharged Casualties Area • Volunteers Area
• Police Documentation • Ambulance Liaison
SISTEM KOMUNIKASI
• Selama bencana mungkin sistem komunikasi biasa tidak memadai
• Harus ada sistem alternatif
• Rencana: Familier dg RS, Perlu denah RS yg jelas
• Siapkan jalur telpon untuk pusat komando
• Perlu kelancaran lalu lalang di dalam RS
Manajemen
lalulintas
internal
• Pengaturan arus ambulan dan kendaraan lain
• Akses untuk kendaraan barang
• Perluasan area parkir
• Koordinasi dg POLANTAS
Manajemen
lalulintas
SUKARELAWAN
•
Penugasan, Jadwal
•
Pengawasan
Terlatih
•
Identifikasi
•
Pengawasan
Tidak
terlatih
•
Apakah dijamin asuransi?
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
KEMAMPUAN RS MENANGANI KEADAAN
BENCANA
KESIAPAN KAPASITAS LEBIH
PERSEDIAAN OBAT-OBATAN & ALKES
ORGANISASI YANG MEMADAI
INFRA STRUKTUR YANG TANGGUH
STAF YANG TERLATIH
KOMPONEN DASAR DISASTER PLAN RS
KOMANDO BENCANA
PERENCANAAN
KEUANGAN
LOGISTIK
KOMANDO BENCANA
Initiate the response and recovery activities
Notify staff and external authorities
Identify and assign staff
To a age the hospital’s
resources
To e the fa e of the
TUGAS PUSAT KOMANDO
Communication
Information processing
Identification of capacity
Resource managemen
Management of media inquiries
Patient allocation
UNSUR-UNSUR PERENCANAAN
GARIS KEWENANGAN DALAM RS & DEPARTEMEN
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL
KARTU TUGA“ YANG MEMUAT JABARAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
KEUANGAN
ADMINISTRASI KEUANGN DARI KEGIATAN PENANGANAN BENCANA.
PENGADAAN/PEMBELIAN
KOMPENSASI
KLAIM
LOGISTIK
Responsible for the procurement and provision of personnel, equipment (medical equipment, PPE)
support services needed to sustain the hospital’s
response, including food, drink, linen, and supplies witch are critical .
Back up internal and external communications
Transportation of patients,staff and necessities
OPERASIONAL
PATIENT TREATMENT
EVACUATION
ALTERNATIVE CARE SITE
SECURITY
REESTABLISHING USUAL OPERATIONS AFTER THE
Penerimaan Korban
IDENTIFIKASI
PENCATATAN
TRIAGE
PENGOBATAN
ADMISI PERAWATAN
Klasifikasi Triage
Prioritas 1 : darurat/prioritas tertinggi/
severe/merah/P1
Prioritas 2 : gawat/prioritas kedua/moderate
/kuning/P2
Prioritas 3 : tdk gawat/prioritas plg rendah/
mild/hijau/P3
Triage
•
Triase tunggal : digunakan saat
korban tdk banyak
•
Triase IGD : digunakan di RS
DISASTER PLAN
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL 2010
Jl. Jend. Sudirman No.124 Bantul 55711 Yogyakarta Telp : (0274) 367437 & (0274) 368238
Fax : (0274) 368586 e-mail : pkubantul@gmail.com
DAFTAR ISI
1.Pendahuluan
2.Tujuan
3.Tim Penanggulangan Bencana
4.Kewaspadaan
5.Pemberlakuan Rencana: * Dukungan Medis
* Dukungan Manajemen
6.Pengakhiran Rencana, kembali ke keadaan sehari-hari dan evaluasi
7.Pelatihan
Lampiran:
Gambaran Umum RS
• Jumlah Karyawan.
• Jumlah dan komposisi karyawan di rumah sakit adalah sebagai berikut:
• Dokter Umum : 14 orang (tetap 7, part time 17 orang)
• Dokter gigi : 5 orang (tetap 1, part time 4)
• Dokter spesialis
» Bedah Umum : 4 orang (1 org tetap, 4 part time)
» Bedah Orthopedi : 2 orang (part time)
» Bedah Anak :1 orang (part time)
» Bedah Digestive : 1 orang (part time)
» Bedah toraks : 1 orang (part time)
» Penyakit dalam : 4 orang (1 tetap, 3 part time)
» Penyakit mata : 3 orang (part time)
» THT : 3 orang (part time)
» Kulit Dan Kelamin : 2 orang (part time)
» Anak : 3 orang (part time)
» Obsgyn : 5 orang ( 1 tetap, 4 paret time)
» Syaraf : 2 orang ( 1 tetap, 1 part time)
» Radiologi : 4 orang (1 tetap, 3 partimer)
» Anestesi : 4 orang (1 tetap, 3 part time)
• Perawat : 134 orang
• Karyawan penunjang : 66 orang
DAFTAR TELEPON PENTING
No Nama Instansi No Telepon
1 Ambulance 118
2 Pemadam Kebakaran 113
3 PLN 123
4 Polisi 110
5 Dinkes Kab. Bantul (0274) 367-531 6 Dinkes Prop. DIY (0274) 563-153
7 POM (Pengawasan Obat dan Makanan) (0274) 519-052/ 552-250
8 PMI Bantul (0274) 749-841
9 PMI Yogyakarta/Tegal Gendu (0274) 379-212
10 RSU PKU Yogyakarta (0274) 512-653 /512-654 11 RSUD Bantul (0274) 367-381 / 367-386
12 RSU Kota Yogya (0274) 371-195/ 367-386
Sumber daya Manusia
No Bangsal/unit hari biasa Hari libur
P S M P S M
1 IGD 5 4 3 5 4 3
2 Poli 8 9 0 1 1 0
3 An nisa 3 3 3 3 3 3
4 VK 2 2 2 2 2 2
5 An nur 6 3 3 2 2 3
6 Al fath 2 2 2 2 2 2
7 Al Insan 5 4 4 5 4 4
8 AlKahfi 4 4 3 4 3 2
9 Al kahfi (utara) 2 2 2 2 2 2
10 Ar Rahman 3 3 3 3 3 3
11 OK 2 3 2 2 3 2
12 ICU 3 3 3 3 3 3
13
Dokter IGD, CM
poli&poli gigi 3 3 2 2 3 2
14 Dokter spesialis 5 0 0 0 0 0
Rawat inap
No Bangsal Jmlah Bed Kap. maksimal
1 An Nisa 17 28
2 Al insan 25 33
3 Ar Rahman 18 28
4 Al Kahfi 22 57
5 Al Fath 5 17
6 Kamar Bersalin 6 8
7 ICU 4 4
8 IGD 7 20
9 Poliklinik 9 32
10 An Nur 19 38
11 Ar Kautsar 5 18
12 Al A’Rof
total
22 149
Kewenangan dalam operasional
Pagi Sore malam
Hari Biasa Direksi
Manajer Asmen Dr IGD Dr CM Dr IGD Dr CM Supervisor Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift,
Hari libur Dr IGD
Dr CM Supervisor Ketua Shift Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift
pagi
Sore
malam
Hari biasa 121 67 47
Ambulan
No Jenis Peruntukan
1 Disaster Emergency Emergency/disaster (oksigen, DC Shok,alat medis, obat emergency) 2 Travelo 118 Emergency (oksigen, alat medis,
obat emergency)
3 Hyundai Emergency, logistic (oksigen, alat medis, obat emergency)
4 Pregio Peralatan non medis
5 Yakult Antar pasien sehat (alat non medis)
6 L 300 Jenazah
Genzet: Bed Cadangan:
- Besar : 3 (450, 125, 125 KVA) - Veltbed : 130 bh
- Sedang: 1 (25 KVA) - Bed : 10 bh
- Kecil : 4
Tenda: - Tenda angin/Dom (1 bh),
- Tenda Komando 4x8m ( 2bh)
Lampiran - lampiran
Lampiran A : Penanganan Bencana Eksternal :
– Prosedur pengiriman ambulans
– Prosedur pengiriman tim lapangan
– Prosedur penerimaan korban
– Prosedur dekontaminasi
– Prosedur penanganan jenazah
Lampiran B : Penanganan Bencana Internal :
– Prosedur penanganan kebakaran
– Prosedur penanganan gempa bumi
– Prosedur penanganan kebocoran zat kimia
– Prosedur penanganan bahaya biologis
– Prosedur penanganan bahaya banjir
– Prosedur penanganan ancaman bom
Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
Prabencana
Saat
bencana
Pra bencana
Analisis risiko pada wilayah rawan bencana
Kondisi penduduk di daerah bencana (gografi, populasi, ekonomi, sosial budaya)
Ketersediaan fasilitas kesehatan
Kemampuan SDM kesehatan setempat
2. Saat dan Pascabencana
a. Tim Gerak Cepat
bergerak dalam waktu 0 – 24 jam, setelah ada informasi kejadian
bencana
Tim gerak cepat terdiri dari : 1. Pelayanan Medis
2. Surveilens : 1 orang 3. Petugas komunikasi : 1
orang Dokter umum 1 orang Dokter spesialis: 1 orang Dokter spesialis anestesi : 1 orang Perawat Mahir (perawat bedah,
Tim RHA yaitu tim yang bisa diberangkatkan bersamaan dengan tim gerak cepat atau menyusul dalam waktu kurang dari 24 jam, minimal terdiri dari :
Dokter umum :
1 orang
Ahli
Epidemiologi : 1 orang
3. TIM BANTUAN KESEHATAN, Yaitu Tim yang diberangkatkan berdasarkan Kebutuhan setelah tim Tim Gerak Cepat dan Tim RHA kembali dengan laporan dan hasil kegiatan di lapangan.
• PPGD • ACLS
Dokter Umum
• Pengelolaan Obat dan Alkes
Apoteker/Asisten Apoteker
• Anestesi/Emergency Nursing
Perawat Mahir
• APN dan PONED
Bidan ( D-3 Kebidanan)
• Penanganan Kualitas Air Bersih dan Kesling
Sanitarian (D-3 Kesling/Sarjana Kesmas)
• Penangganan Gizi darurat
Ahli gizi (D-3/D-4/Sarjana Kesmas)
• Surveilens Penyakit
Tenaga Surveilens ( D-3/D-4/Sarjana Kesmas)
• Pengendalian Vektor
Keadaan DARURAT
Kondisi/situasi yang tidak normal:
•
Terjadi secara tiba-tiba/mendadak
•
Mengganggu kegiatan organisasi/kumunitas
•
Perlu segera untuk ditanggulangi
Jenis Keadaan Darurat
Natural hazard (Bencana Alamiah)
Banjir
Kekeringan
Angin topan
Gempa
Petir
Technological Hazard (KegagalanTeknis)
Pemadaman listrik
Bendungan bobol
Kebocoran nuklir
Peristiwa Kebakaran/ledakan
Kecelakaan kerja/lalulintas
Huru hara
Perang
Source Energy
INTE
NSITAS
TIME Flashover
3 - 10 menit
STEDY
Fully development fires (600-1000 o C)
FIRE STAGE
Fire Alarm
Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran
seawal mungkin, sehingga tindakan pengamanan
yang diperlukan dapat segera dilakukan
Alarm kebakaran akan berbunyi bilamana:
•
Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau
manual call point)
Peringatan Tahap Pertama
(Alarm Lantai)
• Peringatan (alarm) tahap I merupakan tanda bekerjanya
sistem dan nampak pada:
– Panel alarm lantai,
– Panel alarm utama
• Pemberitahuan untuk siaga bagi seluruh karyawan/umum
Peringatan Tahap Kedua
(Alarm Gedung)
Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi,
setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran
yang terjadi.
Perberlakuan
evakuasi
harus
melalui
sistem
Prosedur agi…
SELURUH PENGHUNI / KARYAWAN GEDUNG
• Saat Melihat Api
• Saat Mendengar Alarm Tahap I
• Saat Mendengar Alarm Tahap II
• Saat Evakuasi
SAAT MELIHAT API
TETAP TENANG JANGAN PANIK !
• Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan memecahkan manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil teriak kebakaran-kebakaran.
• Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut harus berteriak kebakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian yang lainnya.
• Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager, dan sampaikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran
/besarnya kebakaran, lokasi kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah dilakukan
• Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat.
SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP I
•
Kunci semua lemari dokumen / file.
•
Berhenti memakai telepon intern & extern.
•
Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.
•
Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah
terbakar.
•
Selamatkan dokumen penting.
SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP II
• Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan
bergerombol dan bersedia untuk menerima instruksi.
• Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga
darurat terdekat menuju tempat berhimpun di luar gedung.
• Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil
barang-barang milik pribadi yang tertinggal.
• Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan
SAAT EVAKUASI
• Tetap tenang, Jangan panik !
• Segera menuju tangga darurat yang terdekat
• Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI
• Lepaskan sepatu dengan hak tinggi
• Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan
• Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain.
• Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang dibelakang anda
• Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda
SAAT PENGUNGSIAN DI LUAR GEDUNG
Pusat berkumpulnya para pengungsi
• Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur
• Petugas evakuasi agar mencatat personil yang menjadi
tanggung jawabnya.
• Apabila ada yang terluka, harap segara melapor kepada First
Aider atau Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan
• Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman
Prosedur bagi
…
Petugas Pemadam kebakaran dan Tim
Pemadam Kebakaran
Ketika mendengar alarm atau diberitahu mengenai kejadian kebakaran, segera :
– Memastikan di mana lokasi kebakaran.
– Bergerak menuju lokasi kebakaran tersebut melalui jalan terdekat dengan membawa APAR.
– Melapor kesiagaan untuk tindakan pemadaman kepada
Pemimpin Regu dan tim penyelamat
– Melakukan tindakan pemadaman kebakaran tanpa harus
Prosedur agi…
Fire Commander (1)
Pada saat menerima informasi adanya kebakaran
• Menuju Ruang POSKO Taktis dan memimpin operasi
pemadaman
• Memastikan prosedur keadaan darurat dipatuhi dan
dilaksanakan
• Memastikan Regu Pemadam Kebakaran telah dimobilisasi
untuk menindaklanjuti adanya alarm atau pemberitahuan kebakaran
• Memastikan bahwa pemberitahuan umum mengenai status
keadaan siaga telah dilakukan
Prosedur agi…
Fire Commander (2)
• Melakukan komuniksi intensif dengan Safety Representative
dan instansi terkait (Fire Brigade, ERT/emergency response team Area lain)
• Siaga untuk menerima laporan mengenai situasi dari
Pemimpin Regu Pemadam Kebakaran/Fire Brigade yang berada di lokasi kebakaran dan menetapkan perlu tidaknya evakuasi total
• Selalu memantau mengenai status evakuasi, kondisi
kebakaran, jumlah karyawan yang terjebak,
• Pastikan tersedianya peta, gambar bangunan, buku FEP (fire
Prosedur agi…
Petugas Evakuasi (1)
• Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi
kebakaran ada di lantai tersebut, terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu agar segera menyelamatkan diri
• Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya,
hambatan ataupun jebakan pintu tertutup.
• Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan, mengatur
Prosedur agi…
Petugas Evakuasi (2)
Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada
prosedur.evakuasi, antara lain
› Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului
› Mengingatkan agar tidak membawa barang besar dan berat
› keluar gedung untuk menuju assembly area
› berkumpul ditempat yg ditentukan
› Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan
melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah aman.
Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna
meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di gedung/area kerja
Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka,
Prosedur agi…
Teknisi (Electrical/Utility)
•
Matikan peralatan pengendali listrik dan aliran gas
yang bisa dikenai akibat kebakaran
•
Pastikan bahwa peralatan pemadam kebakaran
seperti misalnya Pompa dan Cadangan Air berfungsi
dengan baik.
•
Periksa daerah terbakar dan tentukan tindakan yang
harus dilakukan
•
Upayakan kelancaran sarana agar prosedur
Prosedur agi…
Petugas Keamanan
• Mengatur lalu lalu lintas kendaraan yang keluar masuk
• Dan menyediakan lokasi parkir untuk Fire Truck
• Lakukan langkah pengamanan selama petugas pemadaman
bekerja memadamkan kebakaran dengan cara :
– Mengatur lingkungan sekitar lokasi untuk memberikan ruang yang cukup untuk mengendalikan kebakaran,
– Mengamankan karyawan yang tidak bertugas dalam kebakaran.
• Mengamankan daerah kebakaran lantai tersebut dari
kemungkinan tindakan seseorang misalnya mencuri barang-barang yang sedang diselamatkan diselamatkan, mencopet penghuni yang sedang panik, dll
• Menangkap orang yang jelas-jelas melakukan tindakan kejahatan
ALGORYTHM
START
Asap/ Api
Respon
Security & FB
Safety Representati
ve
Emergency Response Team
Lapis III Bantuan dari lingkungan
Lapis IV
Dinas Pemadam
Lapis II Fire Brigade
Lapis I
ERT (Fire Warden) POSKO
LUKA BAKAR
IDENTITAS
•
Nama
:
Ny. NA
•
Usia
:
32 tahun
•
Alamat
:Yogyakarta
Agama
:
Islam
•
Pekerjaan
:
Usaha warung
•
Pendidikan
:
-
•
Status
:
Menikah
•
Masuk RS :
Tgl 25 Maret.
ANAMNESIS
Keluhan utama
•
Kulit wajah, kedua lengan, dan kaki kiri
Riwayat penyakit sekarang
•
8 jam SMRS, pasien sedang melayani pembeli di
warungnya. Tiba-tiba kompor minyak tanah dari
dalam warung meledak dan menyambar bensin
yang juga dijual di warung tersebut. Pada saat api
mulai menyambar warung, pasien berusaha
keluar warung sambil berlari. Namun pasien
Riwayat penyakit dahulu
•
Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma
disangkal.
Riwayat penyakit keluarga
•
Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran compos mentis, BB 55 kg
•
Primary survey
A : Bebas, bulu hidung tidak terbakar
B : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler,
kedalaman cukup
C
: Akral ha gat, C‘T < 2 , teka a darah
100/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit,
suhu afebris
• Secondary survey
Kepala&wajah : deformitas (-), tampak bula pada sisi
kiri wajah, bibir edema (+)
Mata : kelopak atas mata kiri edema (+) dan
tidak dapat dibuka, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Leher : pembesaran KGB (-)
THT : sekret (-)
Dada : simetris dalam diam dan pergerakan
Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen : datar, lemas, NT (-), tdk teraba massa,
BU (+) normal, H/L ttb
Status lokalis
•
Kepala dan leher : 4 %
•
Trunkus anterior : 0 %
•
Trunkus posterior : 0 %
•
Ext. atas kanan
: 2 %
•
Ext. atas kiri
: 3 %
•
Ext. bawah kanan : 0 %
•
Ext. bawah kiri
: 2 %
•
Genitalia
: 0 % +
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•
RUTIN
Hb
: 13,3 g/dL
Ht
: 40 %
Leukosit
: 16700/ L
Trombosit : 343.000/ L
MCV
: 79 fl
MCH
: 27 pg
MCHC
: 34 g/dL
•
Lactate
: 2,7 mmol/L
• PT/APTT: 10,8 (12) / 30,8 (33,5)
•
URINALISIS
Sedimen
Sel epitel
:
+
Leukosit
: 1-2
Eritrosit
: 10-11
Silinder
: -
Kristal
: -
Bakteri
: -
Berat jenis
: 1.015
pH
: 5
Protein
: -
Glukosa
: -
Keton
: +
Darah/Hb
: +
Bilirubin
: -
Urobilinogen
: 0,2
Nitrit
: -
Esterase leukosit : -
•
KIMIA DARAH
Ur/Cr
: 23/0,8
SGOT/SGPT
: 21/17
Albumin
: 3,6
GDS
: 105
Na
: 144
DIAGNOSIS KERJA
TATALAKSANA
•
Pro rawat ULB/Isolasi
•
IVFD
: Hes 6%
12 tts/menit
Nacl 3%
500 ml/24 jam
•
Vitamin C 2x1 gr
•
Injeksi ATS
•
Injeksi Antibiotik broad spectrum
•
Oralit 2x200 mL
•
Rawat luka dengan melolin,Mebo
DEFINISI
•
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan
atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
•
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
ETIOLOGI
•
Paparan api
–
Flame
–
Benda panas
(kontak)
•
Scalds (air panas)
•
Uap panas
•
Gas panas
•
Aliran listrik
•
Zat kimia
•
Radiasi
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
•
Derajat I
– Kerusakan terbatas pada
bagian epidermis
– Kulit kering, eritema
– Nyeri
•
Derajat II
– Meliputi epidermis dan
sebagian dermis
– Terdapat proses eksudasi
– Ada bula
– Dasar luka berwarna
merah/pucat
•
Derajat III
– Kerusakan meliputi
seluruh dermis dan lapisan yg lebih dalam
– Tidak ada bula
– Kulit berwarna abu-abu
dan pucat
– Kering
– Terdapat eskar
LUAS LUKA BAKAR
Beberapa metode untuk menentukan luas
luka bakar:
•
Estimasi menggunakan luas permukaan
•
Rumus 9 atau
rule of nine
untuk orang dewasa
– Luas kepala dan leher,
dada, punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki
kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%.
•
Pada anak dan bayi
digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan
luas relatif permukaan
kaki lebih kecil.
– Rumus 10 untuk bayi
– Rumus 10-15-20 untuk
PEMBAGIAN LUKA BAKAR
•
Luka bakar berat (
major burn
)
–
Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10
tahun atau di atas usia 50 tahun
–
Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
–
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
–
Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
–
Luka bakar listrik tegangan tinggi
–
Disertai trauma lainnya
•
Luka bakar sedang (
moderate burn
)
–
Luka bakar dengan luas 15
–
25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
–
Luka bakar dengan luas 10
–
20 % pada anak usia < 10
tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
–
Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum
•
Luka bakar ringan
–
Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
–
Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
PATOFISIOLOGI
•
PD yg terpajan suhu tinggi rusak&
per ea ilitas↑
sel darah rusak anemia
•
Per ea ilitas↑
edema bula yang
mengandung banyak elektrolit volume cairan
i travaskuler ↓
Kontak dengan agen kausal Edema mukosa orofaring & laring s/d membran alveoli Obstruksi lumen (lebih sering dijumpai, terjadi pada hari ke-2 s/d 4 pasca cedera) Terbentuk
fibrin dan atau partikel
karbon bereaksi dengan sekret
membentuk
cast (mucus plug) Disrupsi, silia mukosa nekrosis kemudian lepas (sloughing mucosa) Inflamasi mukosa, hipersekresi Obstruksi (jarang dijumpai, terjadi 8 jam
Clinical Lung Injury Alveolar Epithelial Damage Type II pneumocyte damage Decrease surfactant production Atelectasis and Impaaired lung compliance Endothelial damage Platelet agrgegation Release of neutrophil chemotactic aggregation Neutrophil aggregation and release of mediator:
- Oxygen Radicals
- Proteolytic enzymes
- Arachidonic Acid Metabolites - PAF
Alveolocapilary membrane permeability Exudation of fluid protein. RBCs into
interstitium
Pulmonary edema and hemorrhage with severe impairment of alveolar ventilation
Right to left shunt, hyaline membrane formation, and finally fibrosis
Acute respiratory failure
Complement (C5a) Activation
Endotoxin
Macrophage mobilization
Release of cytokines (TNF, IL-1)
Vasocontriction
Decreased flow to selected areas
V/Q Mismatching
Cedera Panas
Kehilangan Epitel Hipermetabolism
Imunosupresi Sepsis Malnutrisi Kehilangan protein MODS Kematian Transl. Bakteri
Paru Ginjal Usus Syok
Edema
Insuf.
Paru ARF Ileus
ARDS ATN
FASE LUKA BAKAR
•
Fase awal, fase akut, fase syok
– Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.
•
Fase setelah syok berakhir, fase sub akut
– Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.
•
Fase lanjut
Pembagian zona kerusakan jaringan
•
Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang
lsg mgalami kerusakan)
•
Zona statis
–
Daerah yang berada disekitar zona koagulasi
–
Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit
gangguan perfusi (
no flow phenomena
) -->
perubahan permeabilitas kapiler dan respon
inflamasi lokal
•
Zona hiperemi
–
Daerah diluar zona statis
•
Zona hiperemi
–
Daerah diluar zona statis
–
Vasodilatasi, reaksi sellular (-)
Epidermis
Dermis
Jaringan Sub-Kutis
Zona Koagulasi
Zona Statis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
•
Urinalisis
•
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
•
Analisis gas darah
•
Radiologi
–
jika ada indikasi ARDS
•
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
TATALAKSANA RESUSITASI
•
Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
– Intubasi
– Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi)
– Pemberian oksigen 100%
– Perawatan jalan nafas
– Penghisapan sekret (secara berkala)
– Pemberian terapi inhalasi
– Bilasan bronkoalveolar
– Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
– Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki kompliansi
Tatalaksana resusitasi cairan
• Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.
• Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:
Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Terapi pembedahan pada luka bakar
•
Eksisi dini
tindakan pembuangan jaringan
nekrosis dan debris (
debridement
) yang dilakukan
dalam waktu < 7 hari pasca cedera termis. Untuk
mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan
derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan
he ostasis da juga
skin grafting
dia jurka
split thickness skin grafting
.
Skin grafting
•
Tujuan dari metode ini:
–
Menghentikan
evaporate heat loss
–
Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi
sesuai dengan waktu
–
Melindungi jaringan yang terbuka
•
Teknik mendapatkan kulit pasien secara
autograft dapat dilakukan secara split
•
Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit
donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang
–
lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan
perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6)
dengan mesin.
mess grafting
.
•
Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka
yang akan dilakukan
grafting
, usia pasien, keparahan
luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor
sebelumnya.
•
Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan
esi
dermatome
ataupu de ga a ual de ga
•
Beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan penyatuan kulit donor dengan
jaringan yang mau dilakukan
grafting
adalah:
–
Kulit donor setipis mungkin
–
Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed
(jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat
dilakukan dengan cara :
• Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut tekan)
• Drainase yang baik
PROGNOSIS
•
Prognosis dan penanganan luka bakar
tergantung:
–
Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
–
Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
–
Letak daerah yang terbakar
–
Usia dan keadaan kesehatan penderita
Sistemic Inflammatory Response Syndrome
(SIRS),
Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS),
•
Dari pemeriksaan lab
–
Leukosit ↑, dise a ka oleh reaksi i fla asi pada
fase akut luka bakar.
•
Pada pemeriksaan urin
–
Eritrosit ↑, laktat ↑
pantau!!
•
Resusitasi cairan cara Baxter
4 x BB x % luka bakar = 4 x 55kg x 11%
= 2.420 mL / 24 jam
Hari pertama:
8 jam pertama 1.210 mL.
16 jam kemudian 1.210 mL.
Hari ke-2: ½ cairan hari pertama = 1.210 mL/24 jam.
Hari ke-3 ½ cairan hari kedua = 605 mL/24 jam.
Perawatan luka bakar
•
Luka bakar dibersihkan dengan air hangat yang
mengalir.
•
Untuk menutup luka: kasa lembab steril dgn cairan RL
atau salep
Balutan dinilai dalam waktu 24-48 jam.
•
Dapat dilakukan insisi pada bula yg luas utk
mengeluarkan transudat tanpa membuang epidermis
yang terlepas.
Epidermis yang terlepas ini dijadikan penutup luka. Lalu diletakkan
tulle di atas graft bungkus dengan kasa lembab selama 2-3 hari, beri salep antibiotik sampai tjd epitelisasi.
•
Pada bula-bula yang kecil cukup dilakukan aspirasi
Prognosis
•
Prognosis ad vitam
:bonam
•
Prognosis ad functionam : bonam