• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen

Penanggulangan

Bencana

(Bencana Kebakaran Di

RS)

Budi Santosa

(2)

Change in Function

Hazard

Event

Damage

Needs

Disaster

Local Response Emergency/MCI

OutsideResponse

(3)

Hazard Event Damage Change in Function Needs Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

Apapun yang bisa mengakibatkan

bahaya

Bisa natural, human-made, campuran

Memiliki potensi untuk berefek negatif

terhadap kesehatan manusia,

properti, aktivitas dan/atau lingkungan

(4)

Hazard Event Damage Change in Function Needs Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

Peristiwa/kejadian yang memiliki

potensi untuk mempengaruhi

makhluk hidup ataupun

lingkungan.

Aktualisasi dari Hazard

Primer

Sekunder

(5)

Hazard

Event

Damage

Change in Function

Needs

Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

Kerusakan atau luka

(6)

Hazard Event Damage Change in Function Needs Disaster

Local Response Emergency/

OutsideResponse

Damage dapat mengakibatkan

berubahnya fungsi (change in function)

– Kerusakan pipa mengakibatkan kekurangan

suplai air

– Kerusakan jembatan mengakibatkan

terganggunya transportasi

– Robohnya bangunan mengakibatkan

kehilangan tempat tinggal

– Kaki yang patah mengakibatkan kehilangan

(7)

Hazard

Event

Damage

Change in Function

Needs

Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

Perbedaan

antara kebutuhan dan

(8)

Hazard Event Damage Change in Function Needs Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

Gangguan serius atas keberfungsian

masyarakat,

yang menyebabkan kerugian manusia,

material maupun lingkungan,

yang melebihi kemampuan masyarakat tsb

untuk mengatasinya dengan

kemampuan/sumberdayanya sendiri

(9)

Rehabilitation

• Temporary rehabilitation

• Re-establishing Transport systems

• Re-establishing communication routes..

Response

• Alarm

• Life, property saving

• Reduction of impact of disaster

• Information dissemination

• Communication

Disaster Management

Prevention and Mitigation

• Risk assessment

• Spatial Planning

• Eco-structural measures

• Public Awareness

• Education..

Preparedness

• Risk forecasting

• Organization

• Planning of resources

• Emergency Planning

• Training

• Public awareness..

Reconstruction

• Permanent rehabilitation

• Infrastructures reconstruction

• Building reconstruction

• Reinforcement of structures, ..

Disasters

Post-Disaster

• Damage Assessment

(10)

Response

• Alarm

• Life, property saving

• Reduction of impact of disaster

• Information dissemination

• Communication

Disaster Management

Disasters

Hy

per

Acute

Acute

• Med.Emerg.

Response

• SAR

•Public Health

•Psikososial

(11)

Hubungan antar unsur / formulasi

R = Risiko

A = Ancaman K = Kerentanan M = Kemampuan

(12)

Unsur-unsur dalam bencana

ANCAMAN (A) Suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan

bencana

KERENTANAN (K) Suatu kondisi yang melekat pada masyarakat yang mengarah dan menimbulkan konsekuensi (fisik, sosial, ekonomi dan perilaku) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana

KEMAMPUAN (M) Suatu gabungan antara semua kekuatan dan sumberdaya

yang tersedia dalam suatu masyarakat atau organisasi yang dapat mengurangi tingkat risiko atau akibat dari bencana

RISIKO (R) Kemungkinan timbulnya kerugian (kematian, luka-luka,

kerusakan harta dan gangguan kegiatan perekonomian) karena suatu bahaya di suatu wilayah dan pada suatu kurun waktu tertentu

(13)

13

Bencana Bukan ?

Ancaman

Ada Kerugian/kerusakan , bisa diatasi masyarakat nya

Rumah

(14)

14

Bencana Bukan ?

Ancaman Membangu

(15)

15

Bencana Bukan ?

Ancaman

RUMAH-rumah di

Pindah

Tidak Ada Korban

(16)
(17)

Dr Barkah Djaka P SpPD

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Bencana Internal

Bencana yang terjadi di dalam lingkungan RS

Bencana Eksternal

bencana terjadi diluar RS, tdk mempengaruhi bangunan RS

Campuran

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

b

(29)
(30)
(31)

Inc. Commad

TiM Penanggulangan Bencana

Public Information

Finance Logistic

Planning Operational

Liason officer Safety & security

(32)

KETUA TIM

LOGISTIK PERENCANAAN KEUANGAN OPERASIONAL

(33)

Yang Harus Dipersiapkan oleh RS

PUSAT KOMANDO

SISTEM KOMUNIKASI

MANAJEMEN LALU LINTAS

KEAMANAN

PENGUNJUNG

SUKARELAWAN

PENERIMAAN KORBAN

LOKASI UTAMA DI RS

DAFTAR KONTAK

(34)
(35)

Pusat Komando Rumah Sakit

Hospital Command Center

SPO

KOMUNIKASI

SISTEM PELAPORAN

PERALATAN

(36)
(37)
(38)

LOKASI DI RS YANG SEGERA DIAKTIFKAN :

• Control Centre • Triage

Decontamination Area

• Red/Yellow Area • Green Area

• Media/Press Area

• Relatives Waiting Area

• Discharged Casualties Area • Volunteers Area

• Police Documentation • Ambulance Liaison

(39)

SISTEM KOMUNIKASI

Selama bencana mungkin sistem komunikasi biasa tidak memadai

Harus ada sistem alternatif

Rencana: Familier dg RS, Perlu denah RS yg jelas

Siapkan jalur telpon untuk pusat komando

(40)

Perlu kelancaran lalu lalang di dalam RS

Manajemen

lalulintas

internal

Pengaturan arus ambulan dan kendaraan lain

Akses untuk kendaraan barang

Perluasan area parkir

Koordinasi dg POLANTAS

Manajemen

lalulintas

(41)

SUKARELAWAN

Penugasan, Jadwal

Pengawasan

Terlatih

Identifikasi

Pengawasan

Tidak

terlatih

Apakah dijamin asuransi?

(42)

FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI

KEMAMPUAN RS MENANGANI KEADAAN

BENCANA

KESIAPAN KAPASITAS LEBIH

PERSEDIAAN OBAT-OBATAN & ALKES

ORGANISASI YANG MEMADAI

INFRA STRUKTUR YANG TANGGUH

STAF YANG TERLATIH

(43)
(44)
(45)

KOMPONEN DASAR DISASTER PLAN RS

KOMANDO BENCANA

PERENCANAAN

KEUANGAN

LOGISTIK

(46)
(47)

KOMANDO BENCANA

Initiate the response and recovery activities

Notify staff and external authorities

Identify and assign staff

To a age the hospital’s

resources

To e the fa e of the

(48)

TUGAS PUSAT KOMANDO

Communication

Information processing

Identification of capacity

Resource managemen

Management of media inquiries

Patient allocation

(49)

UNSUR-UNSUR PERENCANAAN

GARIS KEWENANGAN DALAM RS & DEPARTEMEN

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL

KARTU TUGA“ YANG MEMUAT JABARAN

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

(50)

KEUANGAN

ADMINISTRASI KEUANGN DARI KEGIATAN PENANGANAN BENCANA.

PENGADAAN/PEMBELIAN

KOMPENSASI

KLAIM

(51)

LOGISTIK

Responsible for the procurement and provision of personnel, equipment (medical equipment, PPE)

support services needed to sustain the hospital’s

response, including food, drink, linen, and supplies witch are critical .

Back up internal and external communications

Transportation of patients,staff and necessities

(52)

OPERASIONAL

PATIENT TREATMENT

EVACUATION

ALTERNATIVE CARE SITE

SECURITY

REESTABLISHING USUAL OPERATIONS AFTER THE

(53)

Penerimaan Korban

IDENTIFIKASI

PENCATATAN

TRIAGE

PENGOBATAN

ADMISI PERAWATAN

(54)

Klasifikasi Triage

Prioritas 1 : darurat/prioritas tertinggi/

severe/merah/P1

Prioritas 2 : gawat/prioritas kedua/moderate

/kuning/P2

Prioritas 3 : tdk gawat/prioritas plg rendah/

mild/hijau/P3

(55)
(56)

Triage

Triase tunggal : digunakan saat

korban tdk banyak

Triase IGD : digunakan di RS

(57)

DISASTER PLAN

RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH

BANTUL 2010

Jl. Jend. Sudirman No.124 Bantul 55711 Yogyakarta Telp : (0274) 367437 & (0274) 368238

Fax : (0274) 368586 e-mail : pkubantul@gmail.com

(58)

DAFTAR ISI

1.Pendahuluan

2.Tujuan

3.Tim Penanggulangan Bencana

4.Kewaspadaan

5.Pemberlakuan Rencana: * Dukungan Medis

* Dukungan Manajemen

6.Pengakhiran Rencana, kembali ke keadaan sehari-hari dan evaluasi

7.Pelatihan

Lampiran:

(59)

Gambaran Umum RS

Jumlah Karyawan.

Jumlah dan komposisi karyawan di rumah sakit adalah sebagai berikut:

Dokter Umum : 14 orang (tetap 7, part time 17 orang)

Dokter gigi : 5 orang (tetap 1, part time 4)

Dokter spesialis

» Bedah Umum : 4 orang (1 org tetap, 4 part time)

» Bedah Orthopedi : 2 orang (part time)

» Bedah Anak :1 orang (part time)

» Bedah Digestive : 1 orang (part time)

» Bedah toraks : 1 orang (part time)

» Penyakit dalam : 4 orang (1 tetap, 3 part time)

» Penyakit mata : 3 orang (part time)

» THT : 3 orang (part time)

» Kulit Dan Kelamin : 2 orang (part time)

» Anak : 3 orang (part time)

» Obsgyn : 5 orang ( 1 tetap, 4 paret time)

» Syaraf : 2 orang ( 1 tetap, 1 part time)

» Radiologi : 4 orang (1 tetap, 3 partimer)

» Anestesi : 4 orang (1 tetap, 3 part time)

Perawat : 134 orang

Karyawan penunjang : 66 orang

(60)

DAFTAR TELEPON PENTING

No Nama Instansi No Telepon

1 Ambulance 118

2 Pemadam Kebakaran 113

3 PLN 123

4 Polisi 110

5 Dinkes Kab. Bantul (0274) 367-531 6 Dinkes Prop. DIY (0274) 563-153

7 POM (Pengawasan Obat dan Makanan) (0274) 519-052/ 552-250

8 PMI Bantul (0274) 749-841

9 PMI Yogyakarta/Tegal Gendu (0274) 379-212

10 RSU PKU Yogyakarta (0274) 512-653 /512-654 11 RSUD Bantul (0274) 367-381 / 367-386

12 RSU Kota Yogya (0274) 371-195/ 367-386

(61)

Sumber daya Manusia

No Bangsal/unit hari biasa Hari libur

P S M P S M

1 IGD 5 4 3 5 4 3

2 Poli 8 9 0 1 1 0

3 An nisa 3 3 3 3 3 3

4 VK 2 2 2 2 2 2

5 An nur 6 3 3 2 2 3

6 Al fath 2 2 2 2 2 2

7 Al Insan 5 4 4 5 4 4

8 AlKahfi 4 4 3 4 3 2

9 Al kahfi (utara) 2 2 2 2 2 2

10 Ar Rahman 3 3 3 3 3 3

11 OK 2 3 2 2 3 2

12 ICU 3 3 3 3 3 3

13

Dokter IGD, CM

poli&poli gigi 3 3 2 2 3 2

14 Dokter spesialis 5 0 0 0 0 0

(62)

Rawat inap

No Bangsal Jmlah Bed Kap. maksimal

1 An Nisa 17 28

2 Al insan 25 33

3 Ar Rahman 18 28

4 Al Kahfi 22 57

5 Al Fath 5 17

6 Kamar Bersalin 6 8

7 ICU 4 4

8 IGD 7 20

9 Poliklinik 9 32

10 An Nur 19 38

11 Ar Kautsar 5 18

12 Al A’Rof

total

22 149

(63)

Kewenangan dalam operasional

Pagi Sore malam

Hari Biasa Direksi

Manajer Asmen Dr IGD Dr CM Dr IGD Dr CM Supervisor Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift,

Hari libur Dr IGD

Dr CM Supervisor Ketua Shift Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift

pagi

Sore

malam

Hari biasa 121 67 47

(64)

Ambulan

No Jenis Peruntukan

1 Disaster Emergency Emergency/disaster (oksigen, DC Shok,alat medis, obat emergency) 2 Travelo 118 Emergency (oksigen, alat medis,

obat emergency)

3 Hyundai Emergency, logistic (oksigen, alat medis, obat emergency)

4 Pregio Peralatan non medis

5 Yakult Antar pasien sehat (alat non medis)

6 L 300 Jenazah

Genzet: Bed Cadangan:

- Besar : 3 (450, 125, 125 KVA) - Veltbed : 130 bh

- Sedang: 1 (25 KVA) - Bed : 10 bh

- Kecil : 4

Tenda: - Tenda angin/Dom (1 bh),

- Tenda Komando 4x8m ( 2bh)

(65)

Lampiran - lampiran

Lampiran A : Penanganan Bencana Eksternal :

Prosedur pengiriman ambulans

Prosedur pengiriman tim lapangan

Prosedur penerimaan korban

Prosedur dekontaminasi

Prosedur penanganan jenazah

Lampiran B : Penanganan Bencana Internal :

Prosedur penanganan kebakaran

Prosedur penanganan gempa bumi

Prosedur penanganan kebocoran zat kimia

Prosedur penanganan bahaya biologis

Prosedur penanganan bahaya banjir

Prosedur penanganan ancaman bom

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan

Prabencana

Saat

bencana

(80)
[image:80.720.69.701.175.491.2]
(81)
[image:81.720.9.711.179.482.2]
(82)
[image:82.720.26.671.169.485.2]
(83)

Pra bencana

Analisis risiko pada wilayah rawan bencana

Kondisi penduduk di daerah bencana (gografi, populasi, ekonomi, sosial budaya)

Ketersediaan fasilitas kesehatan

Kemampuan SDM kesehatan setempat

(84)
(85)

2. Saat dan Pascabencana

a. Tim Gerak Cepat 

bergerak dalam waktu 0 – 24 jam, setelah ada informasi kejadian

bencana

Tim gerak cepat terdiri dari : 1. Pelayanan Medis

2. Surveilens : 1 orang 3. Petugas komunikasi : 1

orang Dokter umum 1 orang Dokter spesialis: 1 orang Dokter spesialis anestesi : 1 orang Perawat Mahir (perawat bedah,

(86)

Tim RHA yaitu tim yang bisa diberangkatkan bersamaan dengan tim gerak cepat atau menyusul dalam waktu kurang dari 24 jam, minimal terdiri dari :

Dokter umum :

1 orang

Ahli

Epidemiologi : 1 orang

(87)

3. TIM BANTUAN KESEHATAN, Yaitu Tim yang diberangkatkan berdasarkan Kebutuhan setelah tim Tim Gerak Cepat dan Tim RHA kembali dengan laporan dan hasil kegiatan di lapangan.

PPGD ACLS

Dokter Umum

Pengelolaan Obat dan Alkes

Apoteker/Asisten Apoteker

Anestesi/Emergency Nursing

Perawat Mahir

APN dan PONED

Bidan ( D-3 Kebidanan)

Penanganan Kualitas Air Bersih dan Kesling

Sanitarian (D-3 Kesling/Sarjana Kesmas)

Penangganan Gizi darurat

Ahli gizi (D-3/D-4/Sarjana Kesmas)

Surveilens Penyakit

Tenaga Surveilens ( D-3/D-4/Sarjana Kesmas)

Pengendalian Vektor

(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)

Keadaan DARURAT

Kondisi/situasi yang tidak normal:

Terjadi secara tiba-tiba/mendadak

Mengganggu kegiatan organisasi/kumunitas

Perlu segera untuk ditanggulangi

(110)

Jenis Keadaan Darurat

Natural hazard (Bencana Alamiah)

 Banjir

 Kekeringan

 Angin topan

 Gempa

 Petir

Technological Hazard (KegagalanTeknis)

 Pemadaman listrik

 Bendungan bobol

 Kebocoran nuklir

 Peristiwa Kebakaran/ledakan

 Kecelakaan kerja/lalulintas

Huru hara

 Perang

(111)
(112)

Source Energy

INTE

NSITAS

TIME Flashover

3 - 10 menit

STEDY

Fully development fires (600-1000 o C)

FIRE STAGE

(113)

Fire Alarm

Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran

seawal mungkin, sehingga tindakan pengamanan

yang diperlukan dapat segera dilakukan

Alarm kebakaran akan berbunyi bilamana:

Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau

manual call point)

(114)

Peringatan Tahap Pertama

(Alarm Lantai)

• Peringatan (alarm) tahap I merupakan tanda bekerjanya

sistem dan nampak pada:

– Panel alarm lantai,

– Panel alarm utama

• Pemberitahuan untuk siaga bagi seluruh karyawan/umum

(115)

Peringatan Tahap Kedua

(Alarm Gedung)

Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi,

setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran

yang terjadi.

Perberlakuan

evakuasi

harus

melalui

sistem

(116)

Prosedur agi…

SELURUH PENGHUNI / KARYAWAN GEDUNG

Saat Melihat Api

Saat Mendengar Alarm Tahap I

Saat Mendengar Alarm Tahap II

Saat Evakuasi

(117)

SAAT MELIHAT API

TETAP TENANG JANGAN PANIK !

• Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan memecahkan manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil teriak kebakaran-kebakaran.

• Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut harus berteriak kebakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian yang lainnya.

• Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager, dan sampaikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran

/besarnya kebakaran, lokasi kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah dilakukan

• Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat.

(118)

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP I

Kunci semua lemari dokumen / file.

Berhenti memakai telepon intern & extern.

Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.

Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah

terbakar.

Selamatkan dokumen penting.

(119)

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP II

• Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan

bergerombol dan bersedia untuk menerima instruksi.

• Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga

darurat terdekat menuju tempat berhimpun di luar gedung.

• Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil

barang-barang milik pribadi yang tertinggal.

• Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan

(120)

SAAT EVAKUASI

• Tetap tenang, Jangan panik !

• Segera menuju tangga darurat yang terdekat

• Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI

• Lepaskan sepatu dengan hak tinggi

• Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan

• Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain.

• Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang dibelakang anda

• Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda

(121)

SAAT PENGUNGSIAN DI LUAR GEDUNG

Pusat berkumpulnya para pengungsi

• Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur

• Petugas evakuasi agar mencatat personil yang menjadi

tanggung jawabnya.

• Apabila ada yang terluka, harap segara melapor kepada First

Aider atau Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan

• Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman

(122)

Prosedur bagi

Petugas Pemadam kebakaran dan Tim

Pemadam Kebakaran

Ketika mendengar alarm atau diberitahu mengenai kejadian kebakaran, segera :

– Memastikan di mana lokasi kebakaran.

– Bergerak menuju lokasi kebakaran tersebut melalui jalan terdekat dengan membawa APAR.

– Melapor kesiagaan untuk tindakan pemadaman kepada

Pemimpin Regu dan tim penyelamat

– Melakukan tindakan pemadaman kebakaran tanpa harus

(123)

Prosedur agi…

Fire Commander (1)

Pada saat menerima informasi adanya kebakaran

• Menuju Ruang POSKO Taktis dan memimpin operasi

pemadaman

• Memastikan prosedur keadaan darurat dipatuhi dan

dilaksanakan

• Memastikan Regu Pemadam Kebakaran telah dimobilisasi

untuk menindaklanjuti adanya alarm atau pemberitahuan kebakaran

• Memastikan bahwa pemberitahuan umum mengenai status

keadaan siaga telah dilakukan

(124)

Prosedur agi…

Fire Commander (2)

• Melakukan komuniksi intensif dengan Safety Representative

dan instansi terkait (Fire Brigade, ERT/emergency response team Area lain)

• Siaga untuk menerima laporan mengenai situasi dari

Pemimpin Regu Pemadam Kebakaran/Fire Brigade yang berada di lokasi kebakaran dan menetapkan perlu tidaknya evakuasi total

• Selalu memantau mengenai status evakuasi, kondisi

kebakaran, jumlah karyawan yang terjebak,

• Pastikan tersedianya peta, gambar bangunan, buku FEP (fire

(125)

Prosedur agi…

Petugas Evakuasi (1)

• Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi

kebakaran ada di lantai tersebut, terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu agar segera menyelamatkan diri

• Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya,

hambatan ataupun jebakan pintu tertutup.

• Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan, mengatur

(126)

Prosedur agi…

Petugas Evakuasi (2)

 Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada

prosedur.evakuasi, antara lain

› Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului

› Mengingatkan agar tidak membawa barang besar dan berat

› keluar gedung untuk menuju assembly area

› berkumpul ditempat yg ditentukan

› Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan

melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah aman.

 Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna

meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di gedung/area kerja

 Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka,

(127)

Prosedur agi…

Teknisi (Electrical/Utility)

Matikan peralatan pengendali listrik dan aliran gas

yang bisa dikenai akibat kebakaran

Pastikan bahwa peralatan pemadam kebakaran

seperti misalnya Pompa dan Cadangan Air berfungsi

dengan baik.

Periksa daerah terbakar dan tentukan tindakan yang

harus dilakukan

Upayakan kelancaran sarana agar prosedur

(128)

Prosedur agi…

Petugas Keamanan

• Mengatur lalu lalu lintas kendaraan yang keluar masuk

• Dan menyediakan lokasi parkir untuk Fire Truck

• Lakukan langkah pengamanan selama petugas pemadaman

bekerja memadamkan kebakaran dengan cara :

– Mengatur lingkungan sekitar lokasi untuk memberikan ruang yang cukup untuk mengendalikan kebakaran,

– Mengamankan karyawan yang tidak bertugas dalam kebakaran.

• Mengamankan daerah kebakaran lantai tersebut dari

kemungkinan tindakan seseorang misalnya mencuri barang-barang yang sedang diselamatkan diselamatkan, mencopet penghuni yang sedang panik, dll

• Menangkap orang yang jelas-jelas melakukan tindakan kejahatan

(129)

ALGORYTHM

START

Asap/ Api

Respon

Security & FB

Safety Representati

ve

Emergency Response Team

(130)

Lapis III Bantuan dari lingkungan

Lapis IV

Dinas Pemadam

Lapis II Fire Brigade

Lapis I

ERT (Fire Warden) POSKO

(131)

LUKA BAKAR

(132)
(133)

IDENTITAS

Nama

:

Ny. NA

Usia

:

32 tahun

Alamat

:Yogyakarta

Agama

:

Islam

Pekerjaan

:

Usaha warung

Pendidikan

:

-

Status

:

Menikah

Masuk RS :

Tgl 25 Maret.

(134)

ANAMNESIS

Keluhan utama

Kulit wajah, kedua lengan, dan kaki kiri

(135)

Riwayat penyakit sekarang

8 jam SMRS, pasien sedang melayani pembeli di

warungnya. Tiba-tiba kompor minyak tanah dari

dalam warung meledak dan menyambar bensin

yang juga dijual di warung tersebut. Pada saat api

mulai menyambar warung, pasien berusaha

keluar warung sambil berlari. Namun pasien

(136)
(137)

Riwayat penyakit dahulu

Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma

disangkal.

Riwayat penyakit keluarga

Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma

(138)

PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran compos mentis, BB 55 kg

Primary survey

A : Bebas, bulu hidung tidak terbakar

B : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler,

kedalaman cukup

C

: Akral ha gat, C‘T < 2 , teka a darah

100/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit,

suhu afebris

(139)

Secondary survey

Kepala&wajah : deformitas (-), tampak bula pada sisi

kiri wajah, bibir edema (+)

Mata : kelopak atas mata kiri edema (+) dan

tidak dapat dibuka, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Leher : pembesaran KGB (-)

THT : sekret (-)

Dada : simetris dalam diam dan pergerakan

Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Abdomen : datar, lemas, NT (-), tdk teraba massa,

BU (+) normal, H/L ttb

(140)

Status lokalis

Kepala dan leher : 4 %

Trunkus anterior : 0 %

Trunkus posterior : 0 %

Ext. atas kanan

: 2 %

Ext. atas kiri

: 3 %

Ext. bawah kanan : 0 %

Ext. bawah kiri

: 2 %

Genitalia

: 0 % +

(141)
(142)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

RUTIN

Hb

: 13,3 g/dL

Ht

: 40 %

Leukosit

: 16700/ L

Trombosit : 343.000/ L

MCV

: 79 fl

MCH

: 27 pg

MCHC

: 34 g/dL

Lactate

: 2,7 mmol/L

• PT/APTT: 10,8 (12) / 30,8 (33,5)

URINALISIS

Sedimen

Sel epitel

:

+

Leukosit

: 1-2

Eritrosit

: 10-11

Silinder

: -

Kristal

: -

Bakteri

: -

(143)

Berat jenis

: 1.015

pH

: 5

Protein

: -

Glukosa

: -

Keton

: +

Darah/Hb

: +

Bilirubin

: -

Urobilinogen

: 0,2

Nitrit

: -

Esterase leukosit : -

KIMIA DARAH

Ur/Cr

: 23/0,8

SGOT/SGPT

: 21/17

Albumin

: 3,6

GDS

: 105

Na

: 144

(144)

DIAGNOSIS KERJA

(145)

TATALAKSANA

Pro rawat ULB/Isolasi

IVFD

: Hes 6%

12 tts/menit

Nacl 3%

500 ml/24 jam

Vitamin C 2x1 gr

Injeksi ATS

Injeksi Antibiotik broad spectrum

Oralit 2x200 mL

Rawat luka dengan melolin,Mebo

(146)
(147)

DEFINISI

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan

atau kehilangan jaringan yang disebabkan

kontak dengan sumber panas seperti api, air

panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.

Luka bakar merupakan suatu jenis trauma

(148)

ETIOLOGI

Paparan api

Flame

Benda panas

(kontak)

Scalds (air panas)

Uap panas

Gas panas

Aliran listrik

Zat kimia

Radiasi

(149)

KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Derajat I

– Kerusakan terbatas pada

bagian epidermis

– Kulit kering, eritema

– Nyeri

(150)

Derajat II

– Meliputi epidermis dan

sebagian dermis

– Terdapat proses eksudasi

– Ada bula

– Dasar luka berwarna

merah/pucat

(151)

Derajat III

– Kerusakan meliputi

seluruh dermis dan lapisan yg lebih dalam

– Tidak ada bula

– Kulit berwarna abu-abu

dan pucat

– Kering

– Terdapat eskar

(152)

LUAS LUKA BAKAR

Beberapa metode untuk menentukan luas

luka bakar:

Estimasi menggunakan luas permukaan

(153)

Rumus 9 atau

rule of nine

untuk orang dewasa

– Luas kepala dan leher,

dada, punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki

kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%.

(154)

Pada anak dan bayi

digunakan rumus lain

karena luas relatif

permukaan kepala anak

jauh lebih besar dan

luas relatif permukaan

kaki lebih kecil.

– Rumus 10 untuk bayi

– Rumus 10-15-20 untuk

(155)

PEMBAGIAN LUKA BAKAR

Luka bakar berat (

major burn

)

Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10

tahun atau di atas usia 50 tahun

Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain

disebutkan pada butir pertama

Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan

perineum

Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)

tanpa memperhitungkan luas luka bakar

Luka bakar listrik tegangan tinggi

Disertai trauma lainnya

(156)

Luka bakar sedang (

moderate burn

)

Luka bakar dengan luas 15

25 % pada dewasa,

dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %

Luka bakar dengan luas 10

20 % pada anak usia < 10

tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar

derajat III kurang dari 10 %

Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak

maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,

kaki, dan perineum

Luka bakar ringan

Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa

Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia

lanjut

(157)

PATOFISIOLOGI

PD yg terpajan suhu tinggi rusak&

per ea ilitas↑

sel darah rusak anemia

Per ea ilitas↑

edema bula yang

mengandung banyak elektrolit volume cairan

i travaskuler ↓

(158)

Kontak dengan agen kausal Edema mukosa orofaring & laring s/d membran alveoli Obstruksi lumen (lebih sering dijumpai, terjadi pada hari ke-2 s/d 4 pasca cedera) Terbentuk

fibrin dan atau partikel

karbon bereaksi dengan sekret

membentuk

cast (mucus plug) Disrupsi, silia mukosa nekrosis kemudian lepas (sloughing mucosa) Inflamasi mukosa, hipersekresi Obstruksi (jarang dijumpai, terjadi 8 jam

(159)
(160)

Clinical Lung Injury Alveolar Epithelial Damage Type II pneumocyte damage Decrease surfactant production Atelectasis and Impaaired lung compliance Endothelial damage Platelet agrgegation Release of neutrophil chemotactic aggregation Neutrophil aggregation and release of mediator:

- Oxygen Radicals

- Proteolytic enzymes

- Arachidonic Acid Metabolites - PAF

Alveolocapilary membrane permeability Exudation of fluid protein. RBCs into

interstitium

Pulmonary edema and hemorrhage with severe impairment of alveolar ventilation

Right to left shunt, hyaline membrane formation, and finally fibrosis

Acute respiratory failure

Complement (C5a) Activation

Endotoxin

Macrophage mobilization

Release of cytokines (TNF, IL-1)

Vasocontriction

Decreased flow to selected areas

V/Q Mismatching

(161)

Cedera Panas

Kehilangan Epitel Hipermetabolism

Imunosupresi Sepsis Malnutrisi Kehilangan protein MODS Kematian Transl. Bakteri

Paru Ginjal Usus Syok

Edema

Insuf.

Paru ARF Ileus

ARDS ATN

(162)

FASE LUKA BAKAR

Fase awal, fase akut, fase syok

– Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.

Fase setelah syok berakhir, fase sub akut

Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.

Fase lanjut

(163)

Pembagian zona kerusakan jaringan

Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang

lsg mgalami kerusakan)

Zona statis

Daerah yang berada disekitar zona koagulasi

Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit

gangguan perfusi (

no flow phenomena

) -->

perubahan permeabilitas kapiler dan respon

inflamasi lokal

(164)

Zona hiperemi

Daerah diluar zona statis

(165)

Zona hiperemi

Daerah diluar zona statis

Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis

Dermis

Jaringan Sub-Kutis

Zona Koagulasi

Zona Statis

(166)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah

Urinalisis

Pemeriksaan keseimbangan elektrolit

Analisis gas darah

Radiologi

jika ada indikasi ARDS

Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk

(167)

TATALAKSANA RESUSITASI

Tatalaksana resusitasi jalan nafas:

– Intubasi

– Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan

morbiditas lebih besar dibanding intubasi)

– Pemberian oksigen 100%

– Perawatan jalan nafas

– Penghisapan sekret (secara berkala)

– Pemberian terapi inhalasi

– Bilasan bronkoalveolar

– Perawatan rehabilitatif untuk respirasi

– Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki kompliansi

(168)

Tatalaksana resusitasi cairan

• Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.

• Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:

Cara Evans

Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan

(169)

Cara Baxter

Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

(170)

Terapi pembedahan pada luka bakar

Eksisi dini

tindakan pembuangan jaringan

nekrosis dan debris (

debridement

) yang dilakukan

dalam waktu < 7 hari pasca cedera termis. Untuk

mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan

derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan

he ostasis da juga

skin grafting

dia jurka

split thickness skin grafting

.

(171)

Skin grafting

Tujuan dari metode ini:

Menghentikan

evaporate heat loss

Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi

sesuai dengan waktu

Melindungi jaringan yang terbuka

Teknik mendapatkan kulit pasien secara

autograft dapat dilakukan secara split

(172)

Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit

donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang

lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan

perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6)

dengan mesin.

mess grafting

.

Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka

yang akan dilakukan

grafting

, usia pasien, keparahan

luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor

sebelumnya.

Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan

esi

dermatome

ataupu de ga a ual de ga

(173)

Beberapa faktor yang mempengaruhi

keberhasilan penyatuan kulit donor dengan

jaringan yang mau dilakukan

grafting

adalah:

Kulit donor setipis mungkin

Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed

(jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat

dilakukan dengan cara :

• Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut tekan)

• Drainase yang baik

(174)

PROGNOSIS

Prognosis dan penanganan luka bakar

tergantung:

Dalam dan luasnya permukaan luka bakar

Penanganan sejak awal hingga penyembuhan

Letak daerah yang terbakar

Usia dan keadaan kesehatan penderita

(175)

Sistemic Inflammatory Response Syndrome

(SIRS),

Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS),

(176)
(177)

Dari pemeriksaan lab

Leukosit ↑, dise a ka oleh reaksi i fla asi pada

fase akut luka bakar.

Pada pemeriksaan urin

Eritrosit ↑, laktat ↑

pantau!!

(178)

Resusitasi cairan cara Baxter

4 x BB x % luka bakar = 4 x 55kg x 11%

= 2.420 mL / 24 jam

Hari pertama:

8 jam pertama 1.210 mL.

16 jam kemudian 1.210 mL.

Hari ke-2: ½ cairan hari pertama = 1.210 mL/24 jam.

Hari ke-3 ½ cairan hari kedua = 605 mL/24 jam.

(179)

Perawatan luka bakar

Luka bakar dibersihkan dengan air hangat yang

mengalir.

Untuk menutup luka: kasa lembab steril dgn cairan RL

atau salep

Balutan dinilai dalam waktu 24-48 jam.

Dapat dilakukan insisi pada bula yg luas utk

mengeluarkan transudat tanpa membuang epidermis

yang terlepas.

Epidermis yang terlepas ini dijadikan penutup luka. Lalu diletakkan

tulle di atas graft bungkus dengan kasa lembab selama 2-3 hari, beri salep antibiotik sampai tjd epitelisasi.

Pada bula-bula yang kecil cukup dilakukan aspirasi

(180)

Prognosis

Prognosis ad vitam

:bonam

Prognosis ad functionam : bonam

Gambar

Grafik korban meninggal akibat bencana th 1815 -
Grafik korban dan menderita akibat bencana th 1815 -
Grafik kejadian rumah rusak berat-ringan th 1815 -2010

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai Layanan Cloud Computing yang ditawarkan vendor [2] Service Oriented Architecture (SOA) Salah satu peningkatan pemanfaatan teknologi cloud computing adalah SOA,

Peran kedua faktor tersebut, dalam pengembangan desa wisata menjadi satu kesatuan integral yang tidak bisa di pisahkan satu dengan yang lainnya.. Jika melihat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 13 Add Text Simple PowerPoint Presentation Pendidikan Guru Penggerak 19.624 Orang Sertifikasi Guru dan Tenaga Kependidikan 10.000

Pembukaan konsentrasi Pariwisata Perhotelan ini karena ada beberapa kajian pemikiran yaitu ; (1) diprediksi satu waktu tidak akan ada lagi calon mahasiswa yang akan masuk

penetrant juga dilakukan uji fungsi pemipaan sistem dengan mengoperasikan sistem penampungan limbah radioaktif dari ruang pengoperasian sistem untuk mengalirkan limbah

Sampel berupa sosis dengan 10 macam merk yang akan diuji diperoleh dari pasar modern Kota Gorontalo. Sampel yang diperoleh terlebih dahulu diekstrak dengan cara

epatuhan ebersihan Tangan adalah kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 3 indikasi dari 0 yaitu sebelum kontak dengan  pasien, setelah

JOGLOSEMAR (2011), Direktur Utama PD BPR BKK Tasikmadu, Sugimin mengungkapkan BPR BKK Tasikmadu mempunyai pekerjaan rumah untuk membereskan kredit macet yang