• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dimensi Manfaat Citra Merek Terhadap Minat Beli Oleh-Oleh Khas Lampung Pada Waleu Kaos Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dimensi Manfaat Citra Merek Terhadap Minat Beli Oleh-Oleh Khas Lampung Pada Waleu Kaos Lampung"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Andrean Fahreza

ABSTRAK

PENGARUH DIMENSI MANFAAT CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK OLEH-OLEH KHAS LAMPUNG PADA

WALEU KAOS LAMPUNG

Oleh:

ANDREAN FAHREZA

Persaingan industri pariwisata membuat perusahaan melakukan banyak strategi guna

mencuri perhatian dan menarik minat dari konsumen, mulai dari strategi pemasaran

hingga memaksimalkan citra merek agar konsumen membeli. Untuk memikat perhatian

konsumen, maka perusahaan harus fokus ke dalam produk yang mereka jual. Produk

yang mereka jual harus memiliki citra merek yang baik agar konsumen yakin akan

produk yang akan dibelinya. Dimensi Manfaat citra merek merupakn sub variabel dari

citra merek yang memungkinkan preferensi dan loyalitas konsumen terhadap suatu merek

produk, maka kesempatan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan

pasar semakin besar.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dimensi manfaat citra merek

(2)

Andrean Fahreza

Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi manfaat citra

merek terhadap minat beli prouk oleh-oleh khas Lampung pada Waleu Kaos Lampung

dan ingin mengetahui variabel makanah yang paling dominan terhadap minat beli.

Hipotesis penelitian ini adalah diduga terdapat pengaruh dimensi manfaat citra merek

terhadap minat beli konsumen dalam membeli produk oleh-oleh khas Lampung pada

Waleu Kaos Lampung. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling terhadap

100 orang yang berminat membeli, warga kita Bandar Lampung dan wisatawan dalam

negeri serta wisatawan mancanegara. Uji instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji

reabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil perhitungan regresi dalam penelitian ini menunjukan bahwa 60,5% variabel

dimensi manfaat citra merek yang berfokus pada manfaat citra merek mempengaruhi

variabel Minat Beli (Y). Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan nilai α = 5% di

peroleh semua variabel diferensiasi produk t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima dan f hitung > f tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, secara statistik bahwa

semua variabel dimensi manfaat citra merek (X) memiliki pengaruh yang positif pada

variabel minat beli konsumen. Perusahaan harus lebih memperhatikan pada variabel

(3)

PENGARUH DIMENSI MANFAAT CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK OLEH-OLEH KHAS LAMPUNG PADA

WALEU KAOS LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh Andrean Fahreza

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH DIMENSI MANFAAT CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK OLEH-OLEH KHAS LAMPUNG PADA

WALEU KAOS LAMPUNG

Oleh Andrean Fahreza

(Skripsi)

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

MOTO

Anyone who has never made a mistake, has never

tried anything new

.

Albert Einstein

Do what you love, love what you do

.

Benazio Rizki

(9)

PERSEMBAHAN

Terimakasih ku kepada Allah SWT yang telah memberiku kesehatan jasmani

maupun rohani sehingga bisa menyelesaikan tugas akhirnya dengan baik.

Kupersembahkan karya ini kepada kedua orang tuaku tersayang Ayahanda M

Rizal dan Ibunda Siti Fatimah yang senantiasa memberi dukungan dan berdoa’a

demi keberhasilanku.

(10)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung, 2 Maret 1992, peneliti adalah anak ketiga

dari Bapak M Rizal dan Ibunda Siti Fatimah.

Peneliti menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak pada tahun 1997 di TK

Al-Kautsar Bandar Lampung.Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2004 di SD

Al-Kautsar Bandar Lampung. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada tahun

2007 di SMP Negeri 23 Bandar Lampung. Pendidikan Sekolah Menengah Atas

pada tahun 2010 di SMA Negeri 1 Bandar Lampung.

Pada tahun 2010 peneliti diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi

Universitas Lampung pada Program Studi D3 Pemasaran. Setelah Wisuda

padatahun 2013, peneliti melanjutkan studi di S1 Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Unviersitas Lampung. Peneliti juga aktif sebagai anggota organisasi

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT karena berkat dan rahmat dan karunianya

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sejak dari persiapan dan selamamelakukanpenelitianskripsi, peneliti telah banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak, pembinaan, arahan dan saran-saran yang

semuanya itu merupakan masukan yang sangat berharga bagi peneliti. Untuk itu

dengan penuh kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M,Si. Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Aida Sari, S.E., M,Si. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan sebagai Dosen

PembimbingAkademik yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran

dalam membimbing dan mengarahkan penelitisampai selamaini

4. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi, terimakasih

atas bimbingannya selama menyelesaikam skripsi ini.

5. Ibu Faila Shofa, S.E., M.S.M. selaku dosen pembimbing skripsi, terimakasih

(12)

6. Seluruh dosen dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung yang telah membantu selama perkuliahan.

7. Bapak Supriyadi selaku pemilik Waleu Kaos Lampung yang

telahmeluangkan waktu untuk memudahkan peneliti melakukan penelitian

terhadap perusahaan yang bapak pimpin.

8. Albet Destanto selaku Creative DirectorWaleu Kaos Lampung dan seluruh karyawan yang telah banyak membantu selama proses penelitian dan

memberikan perhatian serta rasa kekeluargaan yang hanga tselama peneliti

melaksanakan penelitian disana.

9. Mama dan Papa yang tercinta, ini bukti rasa sayang dan terimakasihku

kepada kalian yang banyak memberikan doa dan motivasi sampai penulis

menyelesaikan penelitian skripsi ini.

10.Untuk kekasihku Yunita Elasari, S.E., yang saya cintai terimakasih selama ini

selalu memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Semua keluarga-keluargaku yang mencintaiku dan mengasihiku terimakasih

atas doa yang tulus yang telah diberikan kepadaku demi keberhasilanku.

12.Untuk sahabatku Dania Hellin Amrina, Rulia Wulansari, Faris Gibran, Agus

Wahyudi, Agung Trisno, Bernadus Ricardo Saputra, Nurio Herlambang,

Rachmadani Putri, Dina Elfitryanti, Ramdan Rossy,dan teman teman lainnya

yang tidak dapat semuanya disebutkan disini, terima kasih atas jalinan

persahabatan yang telah kita lewati bersama.

13.Teman-teman seperjuangan, anak-anak D3 Pemasaran Angkatan 2010 Billy,

(13)

Intan, Herdi, Iksir, Juwan, Aru, Toni, Mira, Nugroho,Nunika,Intan, Ria,

Rizka, Rini, Resti, Andre, Roy, Sherly, Siti,Pelopin,Vidi,Wanda, dan Wisnu.

14.Teman-teman Konversi S1 Manajemen 2010 Konsentrasi Keuangan dan

Pemasaran, terus berjuang kawan, pendidikan adalah salah satu pilar penting

dalam kehidupan kita.

15.Teman-teman Economic English Club (EEC) Universitas Lampung mulai

dari newbie, boards, presidiums, expert staffs, dan demisioners. Terimakasih

atas nasehat beriring ketulusan, do’a, motivasi dan terjalinnya kehangatan

silaturahmi.

16.Teman-teman KKN Unila 2014 Annisa, Aulia Mufti, Diah, Eliza Hara,

Frindya Vio, Kurniawansyah, Eriski Prawira dan Yossi Apriliani.

Terimakasih telah berbagi kisah cerita yang tak akan pernah terlupa meski

kita tinggal di daerah perkotaan. Serta, keluarga besar Cungkeng, Teluk

Betung Barat khususnya Daeng Abdul dan keluarga, Om Agus dan keluarga,

juga teman-teman lainnya di sekitaran Pulau Pasaran.

17.PT Bio Farma (Persero), yang telah menerima mahasiswa sebagai salah satu

karyawannya untuk area Provinsi Lampung. Terimakasih banyak kepada

Bapak Deden Margawaluya, Pak Andreas Heru Susanto dan Pak Heri

Purwanto, kalian adalah pemimpin hebat dan displin. Tim divisi Marketing

Pak Tyo dan Pak Dimas, Tim Management Product, Tim Promosi dan

Distribusi Dalam Negeri, serta seluruh rekan-rekan Marketer seluruh

Indonesia , mari kita abdikan jiwa dan raga kita untuk Indonesia Raya!

18.Juga untuk yang telah membantuku dan tidak bisa kusebutkan satu persatu,

(14)

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian yang telah kalian berikan

kepada peneliti. Akhirnya, penelitimengharapkan penelitian skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua, amin.

Bandar Lampung, 4 Desember2015

Peneliti,

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 9

II. TINJAUAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS…...... 10

2.1 Pengertian Pemasaran ... 10

2.2 Pengertian Merek... 11

2.3 Pengertian Citra Merek …...……….. 13

2.3.1 Asosiasi Citra Merek………...…... 15

2.3.1.1 Atribut Merek ………..…...…... 17

2.3.1.2 Manfaat Citra Merek………...…... 17

2.4 Minat Beli Konsumen ………... 20

2.4.1 Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Membeli... 22

2.5 Hubungan Citra Merek dengan Minat Pembelian... 22

2.6 Perilaku Konsumen... 26

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu ... 27

2.8 Kerangka Pemikiran ... 29

(16)

III. METODOLOGI PENELITIAN... 31

4.5.1.2 Tanggapan Tentang Variabel Manfaat Simbolik ... 51

4.5.1.3 Tanggapan Tentang Variabel Manfaat Sosial ... 52

4.5.1.4 Tanggapan Tentang Variabel Manfaat Fungsional 53

4.5.1.5 Tanggapan Tentang Variabel Manfaat Meningkatkan 4.5.2 Tanggapan tentang Variabel Minat Beli (Y) ... 54

(17)

4.6 Analisis Kuantitatif ... 55

4.6.1 Uji Regresi Linier Berganda Pengaruh Citra Merek (X) 4.6.2 Uji F (Uji Koefisien Regresi secara bersama-sama) ... 56

4.6.3 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Data Persaingan Perusahaan Toko Oleh-Oleh ... 3

1.2 Produk Waleu Kaos Lampung ... 6

1.3 Tabel Target Dan Realisasi ... 7

2.1 Tabel Kajian Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Tabel Operasional Variabel ... 36

4.1 Hasil Uji Validitas ... 44

4.2 Hasil Uji Reabilitas ... 45

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Tempat Tinggal ... 46

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran ... 48

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Merek ... 49

4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Merek ... 50

4.10 Jawaban Responden Tentang Variabel Manfaat Pengalaman (X1) ... 50

4.11 Jawaban Responden Tentang Variabel Manfaat Simbolik (X2) ... 51

4.12 Jawaban Responden Tentang Variabel Manfaat Sosial (X3) ... 52

4.13 Jawaban Responden Tentang Variabel Manfaat Fungsional (X4) ... 53

(19)

4.1.5 Jawaban responden tentang Variabel Minat Beli (Y)... 54

4.16 Analisis Determinasi (R2) ... 55

4.17 Hasil Uji F ... 57

4.18 Hasil Uji t ... 58

(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.1 Data Persaingan Toko Oleh-oleh Pakaian di Bandarlampung ... 4

1.2 Target dan Realisasi ... 8

2.1 Proses minat beli konsumen ... 22

(21)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pariwisata di Indonesia belakangan ini semakin meningkat. Hal ini

didukung dari data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan kunjungan wisatawan

mancanegera terus meningkat setiap tahunnya, bahkan di tahun 2014 kunjungan

wisatawan mencapai sekitar 15,7 juta jiwa di Indonesia. (www.bps.go.id) Selain

itu juga menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif jumlah perjalanan

wisatawan domestik di tahun 2013-2014 menyentuh angka 365 juta jiwa dimana

pertumbuhan setiap tahunnya meningkat sekitar 3-4 persen. Hal ini membuat

industri pariwisata semakin bergeliat menggarap potensi pasar yang begitu luas

dan potensial. (www.parekraf.go.id)

Kedatangan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara ke beberapa

daerah membuat perekonomian daerah tersebut menjadi lebih baik. Tidak hanya

meningkatkan pendapatan asli daerah akan tetapi masyarakat lokal pun

mendapatkan penghasilan tambahan di industri ini.

Provinsi Lampung merupakan salah satu dari sekian banyak daerah yang cukup

banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Hal ini di dukung oleh program

pemerintah yang mengajak wisatawan mengeksplorasi keindahan cagar alam dan

(22)

2

taman rekreasi dan lain sebagainya merupakan beberapa tujuan alternatif pilihan

yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan tersebut.

Selain menikmati indahnya tempat pariwisata, para wisatawan yang berkunjung

biasanya membeli produk kerajinan atau oleh-oleh khas daerah tersebut sebagai

buah tangan yang akan diberikan kepada sanak saudara yang mereka miliki. Hal

ini pun ditangkap sebagai pasar yang cukup potensial oleh pelaku usaha industri

pariwisata dengan membuka toko oleh-oleh atau kerajinan tangan yang dapat

memenuhi kebutuhan para wisatawan dalam hal produk lokal yang dijadikan buah

tangan saat mereka berkunjung di suatu daerah.

Provinsi Lampung cukup dikenal oleh wisatawan melalui produk makanan olahan

seperti keripik pisang, keripik singkong, sale pisang dan lain sebagainya. Lain

halnya dengan daerah wisata di Indonesia yang banyak menjadikan produk

sandang sebagai andalan buah tangan daerahnya seperti Dagadu di Jogjakarta,

Joger di Provinsi Bali, Tangkelek di Provinsi Sumatera Barat dan lain sebagainya.

Begitu pula di Provinsi Lampung yang menjadi pintu gerbang Pulau Sumatera

juga memiliki oleh-oleh pakaian khas bercirikan budaya Lampung.

Waleu Kaos Lampung adalah salah satu dari sekian banyak toko oleh-oleh berupa

sandang dan aksesori pelengkap yang berciri khas ornamen budaya Lampung.

Lokasinya berada di Jalan Wolter Monginsidi No. 89, Bandar Lampung. Letaknya

cukup strategis, dekat dengan hotel berbintang, taman rekreasi, dan Kantor

Pemerintahan Kota Bandar Lampung serta Pemerintah Provinsi Lampung. Oleh

karena lokasinya yang strategis itu dan mudah di akses maka banyak wisatawan

(23)

3

Waleu Kaos Lampung merupakan usaha bisnis keluarga Bapak Supriyadi. Waleu

Kaos Lampung terdiri dari 20 karyawan dengan peran berbeda namun memiliki

satu tujuan, yaitu menciptakan dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Kata

yang menjadi merek Waleu memiliki arti yakni delapan (8) dimana filosofi angka

delapan merupakan angka keberuntungan menurut versi fengshui Bangsa China, karena angka ini dinilai garisnya tidak bisa terputus. Hal ini juga dimaksudkan

agar Waleu Kaos Lampung akan selalu memiliki keberuntungan dan kelancaran

usaha.

Tabel 1.1 Data Persaingan Toko Oleh-Oleh Pakaian di Bandar Lampung

No. Nama Perusahaan Pangsa Pasar

1. Singgah Pai Shop 38%

2. Waleu Kaos Lampung 22%

3. Ninda Shop 20%

4. Kawoz Lampung 15%

5. Dan lain-lain 5%

Sumber: Asosiasi Pengusaha Oleh-Oleh Provinsi Lampung 2014

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa data pesaing dari toko oleh-olehWaleu

Kaos Lampung adalah Singgah Pai Shop dimana sebagai pemimpin pasar lalu

Ninda Shop, Kawoz Lampung dan lain sebagainya. Meski tergolong baru, Waleu

Kaos Lampung dapat bersaing dengan toko oleh-oleh lainnya dengan yang sudah

lama berdiri denhan ide yang selalu baru dan segar. Adapun untuk lebih jelas data

(24)

4

Semakin gencarnya pemasaran dari pesaing mengenai keunggulan dan

produk-produk yang inovatif, Waleu Kaos Lampung meluncurkan produk-produk oleh-oleh yang

lebih variatif dan mudah dilihat oleh konsumen secara langsung.Waleu Kaos

Lampung mencoba mencari strategi agar mampu bersaing dengan para pesaingnya

dan menguasai pangsa pasar industri oleh-oleh khususnya dalam bentuk pakaian.

Waleu Kaos Lampung merupakan salah satu perusahaan yang masih terhitung

baru dalam sektor industri oleh-oleh. Usaha ini berupaya untuk bersaing dengan

para kompetitor sejenis yang tentu saja sudah memiliki pangsa pasar sendiri.

Persaingan yang dilakukan oleh antar toko oleh-oleh harus memanfaatkan sumber

daya yang mereka miliki secara optimal dan baik serta berusaha mempengaruhi

persepsi konsumen melalui citra merek produknya. Perusahaan harus mampu

menciptakan citra merek yang menarik sekaligus menggambarkan manfaat yang

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga citra merek produk 38%

22% 20%

15%

5%

Singgah Pai Shop

Waleu Kaos Lampung

Ninda Shop

Kawoz Lampung

Dan Lain-lain

(25)

5

dinilai penting oleh konsumen. Citra yang dinilai baik oleh konsumen akan

menambah ketertarikan konsumen terhadap produk tersebut.

Konsumen melihat citra merek sebagai salah satu bagian penting dari suatu

produk, karena citra merek mencerminkan suatu produk. Semakin baik citra

merek suatu produk maka dapat mendorong konsumen untuk membeli produk

tersebut. Perkembangan teknologi saat ini lebih memudahkan para konsumen

untuk mencari informasi tentang citra merek suatu produk yang ada di pasaran.

Konsumen akan membandingkan suatu merek dengan merek yang lain dari citra

yang melekat pada merek produk-produk yang ada di pasaran. Inilah yang

membuat perusahaan untuk berlomba membuat citra merek yang positif dan

menarik bagi perusahaannya.

Citra merek menurut Keller (2008:51) adalah persepsi konsumen tentang suatu

merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen.

Aaker (2011:109) menyatakan bahwa citra merek merupakan kumpulan asosiasi

yang diorganisir menjadi suatu yang berarti. Konsumen memandang citra merek

sebagai bagian yang terpenting dari suatu produk, karena citra merek

mencerminkan tentang suatu produk.

Fenomena persaingan ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi

strategi bisnisnya. Salah satu asset untuk mencapai hal tersebut adalah melalui

manajemen merek. Citra merek yang kuat memungkinkan preferensi dan loyalitas

dari konsumen terhadap perusahaan semakin kuat. Semakin besar preferensi dan

(26)

6

untuk mempertahankan dan mengembangkan pasar semakin besar (Shimp,

2003:13). Di tengah persaingan yang semakin ketat, merek bisa menjadi senjata

andalan untuk menarik perhatian dan mengikat loyalitas pelanggan.

Waleu Kaos Lampung berusaha memuaskan pelanggannya dengan menyediakan

oleh-oleh berupa pakaian seperti T-shirt, polo shirt, jaket, lalu topi, totebag, dan sandal. Produk Waleu Kaos Lampung menyediakan berbagai macam ukuran

mulai dari ukuran XS hingga ukuran XXXL dan dari berbagai macam usia mulai

dari anak-anak hingga orang dewasa. Berikut adalah produk yang ditawarkan oleh

Gerai Waleu Kaos Lampung:

Tabel 1.2 Produk yang Ditawarkan Waleu Kaos Lampung

No. Produk Harga

1 Kaos/Polo Shirt Dewasa Rp. 89.000

2 Kaos Sanak Lunik (Anak Kecil) Rp. 58.000

3 Topi Rp. 58.000

4 Tote Bag Rp. 108.000

5 Jaket Rp. 258.000

6. Sandal Rp. 58.000

Sumber: Gerai Waleu Kaos Lampung, 2014

Dalam beberapa tahun terakhir produk yang ditawarkan oleh pesaing-pesaing

Waleu Kaos Lampung tidak kalah hebatnya, seperti halnya Kawoz Lampung yang

sudah mempunyai merek yang bagus dan terkenal dengan harga murahnya. Selain

itu juga Kawoz Lampung menjual produk oleh-oleh berupa pakaian tersebut

(27)

7

Manisan Yen-Yen. Ninda Shop dan Toko Singgah Pai juga melakukan strategi

yang cukup baik dengan melakukan potongan harga di beberapa item tertentu. Adapun keberadaan Waleu Kaos Lampung sebagai salah satu toko oleh-oleh

berupa sandang dan aksesori yang berada di kota Bandar Lampung berusaha

memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal oleh-oleh. Di bawah ini disajikan data

zmengenai jumlah transaksi pembelian selama kurun waktu 4 tahun dari tahun

2010 sampai dengan tahun 2014.

Tabel 1.3 Jumlah Target dan Realisasi Tahun 2010-2014

Tahun Target Penjualan Realisasi Persentase

2010 2000 pcs 1953 pcs 97,65 %

2011 2100 pcs 1865 pcs 88,80 %

2012 2200 pcs 2266 pcs 103 %

2013 2300 pcs 2178 pcs 94,69 %

2014 2400 pcs 2654 pcs 110,58 %

Sumber: Gerai Waleu Kaos Lampung, 2014

Berdasarkan data pada tabel 1.3 dapat dilihat bahwa memang terjadi penurunan

persentase capaian target yaitu sebesar 88.80 % pada tahun 2011. Namun, di

tahun-tahun berikutnya jumlah transaksi pembelian mulai meningkat.

Persoalannya saat ini adalah peningkatan persentase transaksi pembelian tersebut

sangat kecil. Bahkan pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 94,69 % dari

tahun sebelumnya padahal tahun 2012 persentase peningkatan lebih baik yakni

sebesar 103 %. Hal ini terjadi dikarenakan volume promosi penjualan yang tidak

(28)

8

Sehingga terjadi penurunanyang cukup signifika. Untuk lebih jelas dapat dijabarkan pada

diagram 1.2.

Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Pengaruh Dimensi Manfaat Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Oleh-Oleh Khas Lampung Pada Waleu Kaos Lampung”.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian,

hal ini diperlukan agar batasan masalah menjadi jelas sehingga dapat dijadikan

pedoman dalam melakukan penelitian. Berdasarkan latar belakang penelitian dan

tabel 1.3 menunjukkan volume penjualan produk Waleu Kaos Lampung di Kota

Bandar Lampung masih rendah dan sering tidak tercapai target, dan cenderung

fluktuatif. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah citra merek yang

berfokus pada manfaat citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk

oleh-oleh Waleu Kaos Lampung? 0

500 1000 1500 2000 2500 3000

2010 2011 2012 2013 2014

Target

Realisasi

(29)

9

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui pengaruh dimensi manfaat citra merek terhadap minat beli

produk oleh-oleh khas Lampung Waleu Kaos Lampung.

2. Ingin mengetahui variabel manfaat citra merek manakah yang paling dominan

terhadap minat beli.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengetahui variabel – variabel mana yang belum sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga perusahaan akan mudah

untuk melakukan pengembangan produk.

2. Bagi peneliti

Menambah dan memperluas pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam

menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan khususnya yang

berhubungan dengan pengaruh citra merek terhadap minat beli.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan

dapat memberikan informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan

(30)

10

II. TINJAUAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah aspek yang penting dalam pencapaian tujuan yakni memperoleh

laba yang berkelanjutan maka yang diperlukan adanya serangkaian upaya dan

keterampilan dalam mengatur proses pencapaian tersebut melalui metode

pengelolaan yang kita sebut dengan manajemen pemasaran.

Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk, menciptakan,

memperkenalkan, dan menyerahkan barang atau jasa kepada konsumen.

Definisi pemasaran menurut Kotler (2009:9)

“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu atau

kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produksian yang bernilai

dengan pihak lain.”

Menurut Kotler (2009:12) dari definisi di atas terkandung beberapa konsep pokok

pemasran, yaitu:

1. Kebutuhan, adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan dasar.

2. Keinginan, adalah hasrat akan memuaskan spesifik meskipun kebutuhan

sedikit, keinginan banyak.

3. Permintaan, adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh

(31)

11

4. Produk, adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan

suatu kebutuhan atau keinginan.

5. Pasar, adalah terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki

kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin tersedia dan

mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan itu.

6. Transaksi, adalah perdagangan nilai-nilai antara dua pihak ataupun lebih

dimana pihak-pihak tersebut merasa terpenuhi kebutuhannya atau adanya

hubungan timbal balik.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mencapai tujuan organisasi

tergantung pada penentuan kebutuhan, keinginan pasar sasaran (target market)

dan memuaskan konsumen secara lebih efektif dan efisien daripada dilakukan

oleh pesaing, sehingga kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang

dilaksanakan secara baik dan tepat untuk mendapatkan keuntungan.

2.2 Pengertian Merek (Brand)

Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk

dengan produk lainnya. Kita menyimpan memori dibenak kita akan suatu produk

dengan isi mengenai mengenal produk tersebut, bukan tentang produk-produk apa

yang fungsi dan kegunaanya sama. Merek (brand) telah menjadi elemen yang sangat krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi

pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun penyedia jasa, organisasi lokal

(32)

12

Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1:

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka,

susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya

pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa

(www.dgip.go.id/merek). Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi

American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiation.

Aaker (2011:56) mengemukakan bahwa “merek memiliki karakteristik yang lebih

luas dari pada produk yaitu citra pengguna produk, asosiasi perusahaan,

simbol-simbol, dan hubungan merek atau pelanggan”.

Merek sangat bermanfaat bagi konsumen dan produsen. Menurut Kotler

(2009:263), bagi produsen merek berperan penting sebagai :

a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan

produk bagi perusahaan.

b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.

c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa

dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari

para pesaing.

e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,

loyalitas pelanggan, dan citra unik yang berbentuk dalam benak konsumen.

(33)

13

Sedangkan bagi konsumen, merek berfungsi sebagai identifikasi sumber

produk, penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor

tertentu, pengurangan resiko, penekanan biaya pencarian internal dan

eksternal, janji dan ikatan khusus dengan produsen, alat simbolis yang

memproyeksi citra diri,dengan signal kualitas.

Menurut Palmer (2001:184), bahwa merek adalah penting didalam membimbing

pembeli ketika memilih antara pelayanan yang bersaing namun kelihatan serupa.

Selanjutnya Palmer (2001:184), menegaskan bahwa:

“Merek selalu digunakan oleh perusahaan untuk menyajikan bukti berupa standar tetap dan terutama penting untuk perusahaan yang tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan hubungan secara terus menerus dengan pelanggannya.”

2.3 Pengertian Citra Merek (Brand Image)

Kadang kita tidak dapat membedakan sesuatu secara jelas antara identitas dan

citra. Untuk membedakannya, maka akan kita lihat pengertian masing-masing

menurut Kotler (2009:259): “ Identitas adalah berbagai cara yang diarahkan

perusahaan untuk mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan produknya”.

Citra (image) yaitu: “Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau

produknya”. Maka jelas jika, brand image atau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, pandangan masyarakat atau konsumen

terhadap perusahaan atau produknya.

Pengertian citra merek menurut Keller (2009:166) bahwa:

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada

(34)

14

2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran

mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan

langsung dengan produk.

Elemen – elemen dari merek Kotler (2009:405) adalah nama, logo, symbol,

desain, slogan, dan kemasan. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam

pemilihan elemen merek:

1. Mudah diingat, artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah

diingat, dan disebut atau diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan

hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk

diingat dan dikonsumsi.

2. Memiliki makna, artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah

makna maupun penjelasan atau deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini

dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.

Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa :

a. Informasi umum tentang kategori dan isi dari produk

b. Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat

dari produk.

3. Menarik dan lucu, artinya pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen

adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang

kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah

desain yang menarik dan lucu.

Sebuah merek membutuhkancitra untuk mengkomunikasikan kepada khalayak

dalam hal ini pasar sasarannya tentang nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

(35)

15

Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang

perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang memiliki

bidang usaha yang sama belum tentu memiliki citra yang sama pula dihadapan

orang atau konsumen. Citra merek menjadi salah satu pegangan bagi konsumen

dalam mengambil keputusan penting.

2.3.1 Asosiasi Citra Merek

Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam benak

konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara

sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan

dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir tentang orang lain. Asosiasi

ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan jenis, dukungan, keunggulan, kekuatan,

dan keunikan. (Keller, 2009:165)

Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam benak

konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara

sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan

dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir tentang orang lain. Asosiasi

ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan jenis, dukungan, keunggulan, kekuatan,

dan keunikan. Membangun citra merek yang positif dapat dicapai dengan program

pemasaranyang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan

yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang

baik dari elemen-elemen yang mendukung dapat menciptakan citra merek yang

(36)

16

Citra merekyang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan

merek yang bersangkutan dikemudian hari, sedangkan bagi produsen citra merek

yang baik akan membantu kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran. Agar

citra merekdapat terbentuk sesuai atau mendekati brandidenty yang diharapkan oleh perusahaan, maka perusahaan sebagai produsen harus mampu untuk

memahami dan mengeksploitasi unsur-unsur yang membentuk suatu merek yang

akhirnya membentuk citra perusahaan yang baik.

Menurut Keller (2009:173) Citra merek diharapkan dapat menghasilkan sesuatu

kualitas yang tinggi atas apa yang diharapkan atau dipersepsikan dengan yang

diterima oleh konsumen, yang terakhir ini yang dikenal dengan pelayanan

diterima. Hal ini harus didukung oleh kenyataan dan bukan sekedar pernyataan

sebagai hal yang dikomunikasikan tanpa adanya bukti nyata. Bila pada mulanya,

sebuah merek adalah nama, logo, simbol, maka dengansemakin meningkatnya

usaha, sebuah merek harus memperjuangkan awareness atau tingkat kesadaran merek dibenak konsumen. Brand awareness memiliki empat tingkatan yaitu : Top of mind, brand recall, brand reqonition, danunreqnitiion brand, slanjutnya merek harus diusahakan agar memiliki citra yang positif yang dipersepsikan sebagai

merek yang berkualitas tinggi menurut kriteria konsumen. Citra merek konsumen

tentang merek dapat dibuat untuk beberapa manfaat, antara lain :

1. Citra yang baik dapat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran.

2. Citra dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing.

(37)

17

Menurut Zooming dalam Keller (1993) mengkonsepkan citra merek dianggap

sebagai persepsi tentang merek yang tercermin dari asosiasi merek yang terpatri

dalam memori konsumen. Zooming menyarankan bahwa "asosiasi merek" terdiri

dari atribut merek, manfaat merek, dan sikap merek secara keseluruhan.

2.3.1.1 Atribut Merek

Sementara itu, Joseph Plummer (dalam Aaker, 2011: 139) menjelaskan bahwa

atribut produk (brand attributes) merupakan hal-hal yang berkaitan dengan merek tersebut sendiri seperti kemasan, isi produk, harga, rasa, dan lain-lain.

Menurut Keller (1993) dalam Sondoh et al (2007:87) atribut adalah fitur deskriptif

yang menjadi ciri pada produk atau jasa, apa yang ada di pikiran konsumen

tentang produk atau layanan atau menyebabkan dan apa yang ada terkait dengan

pembelian atau konsumsi". Atribut dapat diklasifikasikan ke dalam atribut yang

berhubungan dengan produk dan atribut yang tidak berhubungan dengan produk

(yaitu harga, kemasan atau penampilan produk informasi, pengguna dan citra

penggunaan). Atribut yang berhubungan dengan produk mengacu pada

bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan produk atau jasa fungsi yang dicari oleh

konsumen sedangkan atribut non terkait produk-lihat aspek eksternal produk atau

jasa yang berhubungan dengan pembelian atau konsumsi.

2.3.1.2 Manfaat Citra Merek

Menurut Keller (1993:4) dalam Sondoh et al (2007:87) Brand benefit merupakan nilai-nilai dan keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek kepada

(38)

18

keinginan, mimpi dan obsesinya terwujudkan oleh apa yang ditawarkan tersebut.

Manfaat, keunggulan dan kompetensi khas suatu merek akan memengaruhi brand image produk, individu atau lembaga atau perusahaan tersebut.Manfaat ini

dianggap konsumen sebagai nilai pribadi yang melekat pada produk atau layanan

atribut yaitu apa yang konsumen pikirkan produk atau jasa dapat lakukan untuk

mereka.

Keller (1993) dalam Sondoh et al. (2007:87) menjelaskan bahwa manfaat dapat

diklasifikasikan menjadi manfaat fungsional, pengalaman dan simbolik, yang

awalnya berasal dari karya Park et al. (1986). Berikut ini adalah pemaparan dari

manfaat tersebut, yaitu:

1. Manfaat pengalaman adalah manfaat merek memaparkan bagaimana rasanya

untuk menggunakan produk atau jasa dan biasanya sesuai dengan atribut

produk yang terkait. Indikator dari manfaat pengalaman adalah:  Merasa lebih baik.

 Merasa senang.

 Meningkatkan frekuensi pemakaian.

Penggunaan manfaat pengalaman oleh Waleu Kaos Lampung digunakan

semua sebagai indikator penelitian. Merek Waleu Kaos Lampung membuat

konsumen dapat merasa baik, gembira, lalu dapat meningkatkan frekuensi

pemakaiannya dan memberikan kesenangan.

2. Manfaat simbolik adalah manfaat merek yang mampu menjawab kebutuhan

ilusif konsumen dalam mengaktualisasi dan mengekspresikan makna diri dan

(39)

19

dikaitkan dengan kebutuhan yang mendasari persetujuan sosial atau ekspresi

pribadi dan luar-diarahkan diri. Indikator dari manfaat simbolik adalah:  Mencegah mencari merek yang lebih murah.

 Meningkatkan persepsi.

 Membantu agar diterima dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Manfaat sosial adalah manfaat merek yang mampu menjawab kebutuhan

spiritual konsumen dalam merefleksikan diri serta mengapresiasi

kehidupannya melalui kontribusi positif bagi lingkungannya. Manfaat sosial

diartikan sebagai cara untuk diterima oleh lingkungan sekitar dengan

penggunaan merek produk yang baik. Indikator dari manfaat sosial adalah:  Diterima oleh lingkungan.

 Meningkatkan rasa percaya diri.

Penggunaan manfaat sosial oleh Waleu Kaos Lampung digunakan semua

sebagai indikator penelitian. Merek Waleu Kaos Lampung memberikan citra

yang dapat diterima oleh lingkungan melalui ornamen-ornamen berciri khas

budaya Lampung sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri seorang

konsumen ketika berada di lingkungan masyarakat.

4. Manfaat fungsional adalah manfaat merek atau produk yang mampu

menjawab kebutuhan fisik konsumen. Manfaat fungsional terkait dengan

keuntungan intrinsik produk atau jasa konsumsi dan biasanya sesuai dengan

produk yang berhubungan dengan atribut. Indikator dari manfaat fungsional

(40)

20

 Kualitas yang sesuai dengan yang dijanjikan.

 Membuat penampilan lebih menarik.

 Dapat diandalkan.

Penggunaan manfaat fungsional oleh Waleu Kaos Lampung digunakan semua

sebagai indikator penelitian. Mereka memberikan kualitas yang menjanjikan,

dapat membuat penampilan seseorang lebih baik melalui produknya dan dapat

diandalkan ketika digunakan oleh konsumen.

5. Manfaat meningkatkan penampilan adalah manfaat yang menjawab kebutuhan

afektif konsumen seperti rasa aman, rasa percaya diri, rasa cinta, dan

pembangunan diri seseorang melalui penggunaan merek agar terlihat lebih

baik. Indikator dari Manfaat meningkatkan penampilan adalah:  Memberikan solusi.

 Memberi kesan baik.

 Memberikan pilihan yang lebih efektif dari merek lain.

Penggunaan manfaat fungsional oleh Waleu Kaos Lampung digunakan semua

sebagai indikator penelitian. Mereka memberikan solusi ketika konsumen

ingin mendapatkan produk oleh-oleh yang diinginkan, lalu membuat kesan

baik dengan citra merek yang dibangun dan dapat memberikan pilihan yang

lebih baik dari merek lain.

2.4 Minat Beli Konsumen

Dalam mencari dan menumbuhkan minat beli konsumen, terlebih dahulu harus

(41)

21

minat beli adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli

barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya.

Menurut Kotler (2009:184) Minat Pembelian adalah tahap dalam proses

pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar ingin membeli.

Konsumen bebas memilih produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya,

memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyak pembelian, kapan

membeli, dan mengapa harus membeli. Konsumen membeli dan mengonsumsi

produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya, namun juga karena nilai sosial

dan emosionalnya. Tumbuhnya minat beli konsumen itu disebabkan oleh

unsur-unsur yang terdiri dari 5 tahapan, diantaranya:

a. Pengenalan Masalah

Proses pengenalan masalah adalah proses yang dimulai dengan pembeli

mengenali suatu masalah atau kebutuhan pribadi konsumen yang dipicu oleh

rangsangan internal atau eksternal.

b. Pencarian Informasi

Proses pencarian informasi adalah proses seorang konsumen yang telah

dirangsang kebutuhan itu dapat atau tidak dapat mencari informasi. Sumber

informasi tersebut antara lain secara pribadi, komersial, publik, dan

eksperimental.

c. Evaluasi Alternatif

Proses evaluasi alternatif adalah hal yang berkaitan dengan bobot yang

diberikan terhadap produk dengan membandingkan antara satu produk dengan

(42)

22

Proses minat beli konsumen akan dijelaskan dalam gambar berikut.

Sumber: Kotler, 2009

Gambar 2.1 Proses Minat Beli Konsumen

2.4.1 Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Membeli

Kotler (2009:166) mengemukakan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi

perilaku pembelian konsumen adalah:

1. Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku.

Peran budaya, sub-budaya dan kelas sosial pembeli sangatlah penting.

2. Faktor Sosial

Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi

oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan

status.

3. Faktor Psikologis

Pilihan pembeli seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama

yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian.

2.5 Hubungan Dimensi Manfaat Citra Merek dengan Minat Pembelian

Wicaksono (2007:29), mengemukakan pentingnya pengembangan citra merek

dalam minat pembelian. Brand image yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi:

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif Pengenalan

(43)

23

a. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen dalam

mengambil keputusan pembelian.

b. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis lebih

dari fungsi-fungsi produk.

c. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

d. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi

teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

Menciptakan kesan menjadi salah satu karakteristik dasar dalam orientasi

pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek

yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk

menciptakan image dari produk itu sendiri di benak pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk (Aaker

dalam penelitian Roslina, 2010:5).

Menurut Kirmani & Zeithaml (1993) dalam penelitian Yu, Chih-Ching et. al

(2013:601-602) Citra merek dapat didefinisikan sebagai gambar yang merek daun

dengan konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen untuk berbagai produk,

bisnis menganggap makna yang unik untuk merek. Para peneliti telah

mengembangkan konsep tiga jenis brand image: fungsional, simbolik, dan pengalaman. Park et al. dalam Yu, Chih Ching et. Al (2013) mengemukakan

bahwa merek dari jenis fungsional didefinisikan sebagai salah satu yang dirancang

(44)

24

Sebuah merek simbolik adalah salah satu yang dirancang untuk menghubungkan

individu dengan grup yang diinginkan, peran, atau citra diri. Merek experiential

dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan internal untuk stimulasi dan

atau variasi. Persepsi konsumen terhadap citra merek memiliki dampak positif

terhadap keputusan pembelian (Koh & Fang, 2012). Semakin kuat citra merek,

semakin tinggi kualitas produk diakui oleh konsumen (Grewal, Krishnan, Baker,

& Borin, 1998), dan semakin kuat minat beli konsumen (Lin, Wang, Chiou, &

Chung, 2007).

Chih-Ching yu, Pei-Jou Lin, dan Chun-Shuo Chen (2013) dalam penelitianya

tentang cara citra merek, negara asal dan kesesuaian diri mempengaruhi minat beli

pengguna internet yang mengevaluasi citra merek dengan menggunakan

diferensiasi citra merek. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen untuk berbagai

produk, bisnis menganggap makna yang unik untuk merek. Para peneliti telah

mengembangkan konsep citra merek: fungsional, simbolik, dan pengalaman. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hubungan signifikan dan bahwa citra merek positif

mempengaruhi minat beli.

Menurut Lin, Chien-Hsiung Lin (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh

citra merek pada niat pembelian di industri catering di Taiwan dengan memakai fungsi, simbolisme, dan experientiality di citra merek sebagai variabel independen

dan minat beli, Dianggap pembelian produk dan minat beli sebagai variabel

(45)

25

analisis dengan analisis regresi dan analisis varians, hasil berikut menyimpulkan

bahwa: (1) citra merek menyajikan efek positif pada sebagian kemungkinan

kembeli di minat beli, (2) citra merek menunjukkan efek yang sangat positif yang

dianggap pembelian produk dalam niat pembelian, (3) citra merek

mengungkapkan efek positif saat merekomendasikan teman untuk membeli di

minat beli, (4) variabel demografis muncul efek penting pada sebagian korelasi

antara citra merek dan minat beli.

Di sisi lain Chien-Hsiung (2013; 747) Citra merek yang menguntungkan adalah

faktor kunci dalam minat beli dan Penyebab konsumen untuk minat beli (Keller,

1993 dalam penelitian Shen & Chou, 2006; Jo, Myung-Soo, Nakamoto & Nelson,

2003). Setelah mengamati nilai, konsumen cenderung muncul minat beli (Lin &

Chen, 2006) bahwa citra merek memainkan peran penting dalam keputusan

pembelian. Selain itu, citra merek terkenal bisa menjadi pilihan utama pembelian

produk tertentu (Macdonald & Sharp, 2000) bahwa citra merek muncul efek

positif pada minat beli (Hsueh & Lee, 2008), lalu menurut Lin, Chien-Hsiung

(2013:748) brand image simbolik dapat meningkatkan minat beli konsumen. Lin & Hong (2009) menunjukkan bahwa iklan emosional yang lebih baik bisa

merangsang minat beli konsumen dari pada yang rasional. Chen & Chang (2010)

menunjukkan efek positif dari citra merek pada minat beli konsumen itu, citra

merek yang lebih baik akan meningkatkan minat beli konsumen. Sebuah studi

baru menemukan relevansi tingkat pendapatan konsumen, dibandingkan dengan

(46)

26

pendapatan menunjukkan minat beli yang lebih tinggi sebagai akibat dari nilai

yang dirasakan (Tseng & Tsai, 2011).

2.6 Perilaku Konsumen

Menurut The American Marketing Association yang dikutip oleh Setiadi (2003:3)

“Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antar aksi dan kognisi, perilaku

dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup

mereka.”

Dari definisi tersebut terdapat 3 ide penting, yaitu:

1. Perilaku konsumen adalah dinamis. Itu berarti bahwa perilaku konsumen,

group, konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak

sepanjang waktu.

2. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan

kejadian disekitar.

3. Hal tersebut melibatkan pertukaran. Hal ini membuat definisi perilaku

konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga

menekankan pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk

menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan

strategi pemasaran.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan, perilaku konsumen itu

merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau

organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam

(47)

27

rangsangan atau stimulus dari lingkungannya dan meruoukan aktivitas manusia

yang meliputi kegiatan mencari, kegiatan membeli, kegiatan menggunakan,

kegiatan mengevaluasi dan menilai tingkat kepuasan sehingga akhirnya menjurus

pada citra.

Perilaku konsumen tidak hanya mengamati kegiatan-kegiatan yang tampak jelas

dan mudah diamati saja yang merupakan suatu bagian dari proses pengambilan

keputusan, melainkan hendaknya juga menyangkut pada kegiatan- kegiatan yang

sulit dan tidak dapat diamati yang selalu menyertai pembelian. Jadi analisa

perilaku konsumen harus menganalisa kegiatan – kegiatan yang jelas terlihat dari

proses-proses yang sulit diamati dan berati selain mempelajari apa yang dibeli

konsumen juga mempelajari dimana konsumen membeli, bagaimana cara

membelinya, serta dalam kondisi yang bagaimana barang dan jasa tersebut di beli.

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu Judul Data

Peneliti

Tujuan Penelitian

(48)

28

(49)

29

Waleu Kaos Lampung dalam menjalankan aktivitas usahanya melakukan salah

satu upaya yaitu dengan meningkatkan jumlah konsumen dan jumlah pelanggan

maka perlu memperhatikan mengenai citra merek, dimana dengan pengukuran

citra merek dimaksudkan untuk dapat meningkatkan minat beli konsumen.

Menurut Sondoh, Stephen L. et al. (2013) yang melakukan penelitian terhadap

pengaruh citra merek pada kepuasan dan loyalitas konsumen dalam konteks warna

kosmetik di Malaysia menggunakan metode analisis kualitatif yang menguji

analisis validitas, frekuensi, reliabilitas dan regresi. Sondoh et al. memfokuskan

pada sub variabel manfaat citra merek sehingga menghasilkan penelitian yang

menunjukan bahwa variabel manfaat fungsional berpengaruh penting terhadap

kepuasan dan loyalitas.

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun

kerangka pemikiran dalam penelitian produk oleh-oleh pada Waleu Kaos

(50)

30

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

2.9 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011, 84) hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1: Terdapat pengaruh dimensi manfaat fungsional terhadap minat beli

konsumen dalam membeli produk oleh-oleh khas Lampung.

H2: Terdapat pengaruh dimensi manfaat simbolik terhadap minat beli konsumen

dalam membeli produk oleh-oleh khas Lampung.

H3: Terdapat pengaruh dimensi manfaat sosial terhadap minat beli konsumen

dalam membeli produk oleh-oleh khas Lampung.

H4: Terdapat pengaruh dimensi manfaat pengalaman terhadap minat beli

konsumen dalam membeli produk oleh-oleh khas Lampung.

H5: Terdapat pengaruh dimensi manfaat meningkatkan penampilan terhadap

minat beli konsumen dalam membeli produk oleh-oleh khas Lampung. (X) MANFAAT CITRA MEREK

Fungsional (X1) Simbolik (X2) Sosial (X3) Pengalaman (X4)

Meningkatkan penampilan (X5)

Sumber: Sondoh, L. Stephen et al. (2007; 91)

(Y)

(51)

31

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif verifikatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan

penggambaran atau pemaparan tentang variabel-variabel yang diteliti yang

selanjutnya mencoba untuk menarik kesimpulan, Sugiyono (2011:206).

Penelitian ini dilakukan di Gerai Waleu Kaos Lampung, Jl. Wolter Monginsidi

No. 89, Bandar Lampung.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Pustaka (Library Research),

Penelitian Pustaka adalah pengumpulan data secara teoritis dengan cara

menelaah berbagai buku literatur dan bahan teori lainnya yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data lapang dengan cara sebagai

berikut:

a. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan langsung ke tempat

(52)

32

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab

dengan pimpinan dan karyawan perusahaan guna memperoleh keterangan

tentang data yang diperlukan.

 Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan pernyataan-pernyataan kepada responden dengan

panduan kuesioner. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

dengan Pernyataan tertutup

3. Skala Pengukuran

Tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian ilmiah adalah menyusun

alat ukur (instrumen) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variabel-

variabel penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Dalam

penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk

mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk

meneliti variabel diteliti.

Jawaban dari setiap pernyataan dalam kuesioner ditentukan skornya dengan

menggunakan Skala Likert yaitu: (1 sampai 5) dengan kriteria umum untuk

skor yang digunakan untuk jawaban adalah :

• Sangat setuju (SS) = 5

• Setuju (S) = 4

• Netral (N) = 3

• Tidak setuju (TS) = 2

(53)

33

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Jenis data

a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik secara

lisan maupun tulisan.

b. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk

angka-angka.

3.3.2 Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari obyeknya. Pada

penelitian ini data primer diperoleh dari hasil survey dan pengisian kuesioner

untuk mengetahui Keunggulan Asosiasi Merek, Kekuatan Asosiasi Merek,

dan Keunikan Asosiasi Merek konsumen Waleu Kaos Lampung yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

b. Data Skunder

Data yang diperoleh berupa informasi tertulis dan dokumentasi serta

laporan-laporan pada Gerai Waleu Kaos Lampung.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61). Dalam

(54)

34

maupun luar kota yang merupakan konsumen produk Waleu Kaos Lampung.

Karena populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh orang yang merupakan warga

Bandar Lampung dan wisatawan yang sedang berada di Bandar Lampung yang

jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka dilakukan pengambilan sampel

untuk penelitian ini.

3.4.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2011:64) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini, jumlah populasi yang

ada sangat banyak dan sulit diketahui secara pasti, sehingga teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah teknik Non-Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan kesempatan yang sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dan dengan metode

Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik.

Pelaksanaan pengambilan sampel secara purposive ini antara lain sebagai berikut: Mula-mula peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya

dengan mengadakan studi pendahuluan atau dengan mempelajari berbagai hal

yang berhubungan dengan populasi. Ukuran sampel yang sesuai berkisar antara

100-150 responden (Hair 2006:197; dalam Arif 2012:46). Jumlah sampel dalam

penelitian ini ditentukan sebanyak 100 sampel, yang dirasakan sudah cukup untuk

mewakili populasi.Sampel dalam penelitian ini mempunyai kriteria tertentu,

adapun kriteria tersebut sebagai berikut:

(55)

35

b. Masyarakat yang berdomisili di Bandar Lampung yang mengetahui Waleu

Kaos Lampung

c. Berniat membeli produk Waleu Kaos Lampung.

3.5 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2011:60), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Pada penelitian ini penulis menggunakan dua variabel sebagai

objek penelitian, yaitu :

 Variabel Independen (X)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Adapun variabel bebas yang akan digunakan

dalam penelitian ini, yaitu Dimensi Manfaat Citra Merek (X).

 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini

(56)

36

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Penelitian Sub Variabel Indikator Skala X atau layanan atribut yaitu konsumen berpikir produk atau jasa dapat bisa untuk mereka. atau jasa dan biasanya sesuai dengan atribut produk yang terkait.

 Merasa lebih baik.

 Merasa Senang. diarahkan diri dan pada dasarnya berhubungan intrinsik dari produk atau pemakaian layanan dan

 Membuat kesan baik.

 Memberikan pilihan yang lebih baik dari merek lain.

(57)

37

terlihat lebih baik.

Y Minat Beli Minat beli adalah tahap dalam proses namun juga karena nilai sosial dan

emosionalnya.

Sumber: Kotler, 2009

Pengenalan masalah Proses pengenalan

Pencarian informasi Proses pencarian informasi adalah proses seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhan itu dapat atau tidak dapat mencari

Evaluasi alternatif Proses yang berkaitan

 Penilaian dan Seleksi. Likert

Sumber: Jurnal Internasional

3.6 Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2011:173), instrumen utama yang digunakan dalam penelitian

ini adalah daftar pertanyaan yang disebarkan kepada responden. Instrumen yang

dibuat sebelum disebarkan kepada responden yang menjadi sampel penelitian

harus dilakukan uji validitas melalui analisis faktor dengan bantuan SPSS, agar

daftar pertanyaan yang dibuat tersebut benar-benar mampu menguak data

(58)

38

Uji validitas dimaksudkan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen

mengukur konsep yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat dan benar. Dengan

mempergunakan instrumen penelitian yang memiliki validitas yang tinggi, hasil

penelitian mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan atau

kejadian yang sebenarnya. Uji validitas ditujukan kepada 30 orang responden

dengan menggunakan faktor analisis dan kriteria dan skor Kaiser-Meyer-Olkin

(KMO) serta Measure of Sampling Adequacy (MSA) minimal 0.5 dinyatakan

valid dan sampel bisa di analisis lebih lanjut.(Santoso, 2002:101).

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2011:172), reliabilitas instrumen adalah kejituan atau

ketepatan instrumen pengukur. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui

konsistensi dan ketepatan pengukuran, apabila pengukuran dilakukan pada objek

sama berulang kali dengan instrumen yang sama. Untuk menilai reliabilitas,

digunakan rumus Alpha Cronbach yang di hitung dengan SPSS 20.0. Sebuah instrumen memiliki reabilitas tinggi jika nilai Cronbach’s Coefficient Alpha >0,6

dan Cronbach’s Alpha If Item Deleted < Cronbach’s Coefficient Alpha(Ghozali,

2011:98).

3.7 Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul. Pada

(59)

39

frekuensi dan rata-rata. Selanjutnya menjelaskan atau mendeskripsikan tentang

variasi responden dalam merespon pertanyaan yang diajukan kepada responden.

3.7.2 Analisis Data Kuantitatif

Dalam penelitian ini analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi berganda. Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui

berapa besar pengaruh citra merek terhadap keputusan konsumen produk Waleu

Kaos Lampung. Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan

pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS 20.0 for Windows. Sedangkan metode regresi berganda yang digunakan dirumuskan adalah:

Keterangan:

Y = Minat Beli Konsumen

A = Konstanta

β 1- β 5 = Koefisien regresi berganda

X1 = Manfaat Pengalaman

X2 = Manfaat Simbolik

X3 = Manfaat Sosial

X4 = Manfaat Fungsional

X5 = Manfaat Meningkatkan Penampilan

e = Standar error

(60)

40

3.8 Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji

statistik berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya,

disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana Ho

diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yang harus

dilakukan yaitu :

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji - t)

Menurut Sugiyono (2011:215) uji-t menentukan seberapa besar pengaruh

variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Ho: b1 = b2 = b3 = b4= b5 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel citra merek (X) pada minat beli (Y).

Ha : b1, b2, b3,b4,b5,≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel citra merek (X) pada minat beli (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika t hitung > t tabel, pada α = 5 %

Ha ditolak jika t hitung < t tabel, pada α = 5 % 2. Uji Variabel Secara Bersama-sama (Uji - F)

Menurut Sugiyono (2011:215) uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat.

(61)

41

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel variabel citra merek (X) pada minat beli (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ b5≠0

Artinya secara bersama–sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel citra merek (X) pada minat beli (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5 % Ha, ditolak jika F hitung < F tabel pada α = 5 %

3. Koefisien Determinasi (R2)

(62)

61

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya, dapat disimpulkan bahwa hasil

hipotesis awal yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh citra merek terhadap

minat beli konsumen dalam membeli produk oleh-oleh khas Lampung. Sehingga

hipotesis diterima. Hal ini berdasarkan pada alasan berikut:

1. Hasil uji R2 sebesar 0.605 yang berarti faktor-faktor yang berkontribusi pada variabel X (Dimensi Manfaat Citra Merek) berperan dalam

mempengaruhi variabel Y (Minat Beli) sebesar 60,5% dan sisanya

dipengaruhi oleh variabel lainnya.

2. Hasil uji F hitung lebih besar dibandingkan nilai F tabel (28,847 > 2,31)

maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka secara statistik bahwa secara

keseluruhan variabel bebas (Citra Merek) berpengaruh terhadap Minat

Beli pada produk Waleu Kaos Lampung.

3. Hasil uji t sub diketahui bahwa nilai t hitung pada variabel Citra Merek

(X) yaitu Manfaat Pengalaman, Manfaat Simbolik, Manfaat Sosial,

Manfaat Fungsional, dan Manfaaat Meningkatkan Penampilan lebih besar

dari t tabel yaitu 1,986. Hal ini berarti semua variabel Manfaat Citra

Merek (X) memiliki pengaruh yang positif terhadap Minat Beli pada

produk Waleu Kaos Lampung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha

(63)

62

4. Hasil analisis kuantitatif membuktikan Manfaat Pengalaman bepengaruh

lebih besar terhadap Minat Beli pada produk Waleu Kaos Lampung. Hal tersebut di karenakan nilai β sebesar 0.304. Sedangkan Manfaat

Fungsional memberikan pengaruh yang sangat kecil yakni dengan nilai β

sebesar 0.214.

5.2Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa hal yang bisa

dilakukan oleh Waleu Kaos Lampung antara lain:

1. Waleu Kaos Lampung perlu meningkatkan kualitas produk dari segi

fungsional. Konsumen merasa produk yang diciptakan oleh Waleu Kaos

Lampung masih bersifat non-formal dan santai, sehingga tidak dapat

dipakai sebagai pakaian semi-formal. Banyaknya responden yang

memiliki pekerjaan sebagai Karyawan Swasta menginginkan pakaian yang

dapat dipakai tidak hanya sebagai oleh-oleh tetapi dapat digunakan sebagai

pakaian semi-formal yang bisa mereka gunakan pada saat mereka bekerja.

2. Untuk variabel simbolik, disarankan perusahaan mendesain produk yang

lebih baik lagi dan penggunaan bahasa yang lebih santun dan bijak

sehingga dapat mencegah konsumen untuk mencari yang lebih murah dan

dapat membantu konsumen merasa diterima oleh lingkungannya.

Misalnya, menuliskan pantun bahasa Lampung baik pepadun ataupun sai batin dan menggunakan kalimat-kalimat bujak berbahasa Lampung.

3. Sebaiknya perusahaan mempertahankan dan meningkatkan manfaat

(64)

63

Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan mutu produk dan reputasi

yang baik sehingga dapat memberikan citra merek yang baik pada

Gambar

Tabel 1.1 Data Persaingan Toko Oleh-Oleh Pakaian di Bandar Lampung
Gambar 1.1 Diagram Pie Data Persaingan Toko Oleh-oleh di Bandar Lampung
Tabel 1.2 Produk yang Ditawarkan Waleu Kaos Lampung
Tabel 1.3 Jumlah Target dan Realisasi Tahun 2010-2014
+5

Referensi

Dokumen terkait

Celah yang terdapat pada tengah pematang merupakan tempat magma baru muncul dari astenosfer yang secara menerus membentuk kerak samudera baru.. Celah ini

mmimwn. Dengan bantuan teknik critical path method dapat dikctahui aktivitas - aktivitas kritis, sehingga pemilihan stunber daya dapat dilakukan dengan

Selain memberikan gambaran deskriptif pola konsumsi energi rumah tangga di Pulau Jawa dan estimasi elastisitas permintaan komoditi-komoditi yang dianalisis berdasarkan

Setelah dilakukan breathing exercise , terapi latihan dan mobilisasi dini maka didapat hasil menurunnya derajad sesak, sebelum terapi nilai 3 (sedang) setelah terapi 0,5

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn dan Pembentukan Karakter Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah

Hasil analisis data menggunakan ANOVA ( analisis of varience ) pada taraf 5% untuk peubah-peubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman sansevieria menunjukkan bahwa pemberian

a. Meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan guru dapat menjadi model bagi siswa bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.. Siswa mampu

Peningkatan sistem peringatan dini biaya pemasangan JB: Modal JP: Jasa Lainnya. 1