• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI

Oleh

ADITYA EKA PUTRA

(2)

Aditya Eka Putra

iii proses sains dapat meningkatkan minat belajar siswa dan dapat membantu siswa dalam penguasaan konsep khususnya pada materi stoikiometri.

(3)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI

Oleh

ADITYA EKA PUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 Januari 1992 sebagai putra pertama dari dua bersaudara buah hati Bapak Elman Soleh dan Ibu Susriyati.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 02 Jatimulyo tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004, keudian melanjutkan ke jenjang sekolah menengah

pertama di SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007, selanjutnya meneruskan pendidikan di SMA Al-Huda Jatimulyo Lampung Selatan tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010.

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang

Dengan baitan-baitan syukur kepada-Nya “Alhamdulillahirabbil „alamin” kupersembahkan lembaran goresan tinta ini kepada

Mama dan Papa yang selalu mengalirkan cinta dan kasihnya

kepadaku

Mama

Yang selalu rela menyembunyikan air matanya untuk senyumku

serta tak pernah lelah mencurahkan untaian-untaian doa untukku

Papa

Yang tak pernah peduli akan teriknya matahari serta rela

mengorbankan segalanya untuk bahagiaku

Adikku (Putri)

Yang selalu memberikan warna di hidupku

Keluarga

Yang selalu mendukungku

Rekanku, sahabatku, dan

(9)

MOTO

Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah

lagu, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah.

Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah

cinta, maka nikmatilah.

(Bhagawan Sri Sthya Sai Baba)

Bermimpilah..

maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu

camkanlah

yang terpenting adalah bukan seberapa besar mimpi kita

tetapi seberapa besar kita untuk mimpi itu

(andrea hirata)

dan

jika kita mampu untuk memimpikannya

yakinlah kita pasti sanggup untuk mewujudkannya

(walt disney)

sehingga

aku yakin Allah tidak akan memberi mimpi

tanpa menyertai kekuatan untuk mewujudkannya

(10)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hi-dayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sainspada Materi Stoikiometri” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Rasulullah Muhammad SAW atas suri tauladan serta syafa’atnya kepada seluruh umat manusia.

Pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila; 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA; 3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia, pembimbing akademik, dan sekaligus Pembimbing1 atas kesedian, keikhlasan, dan kesabarannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik, dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi;

4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing 2 atas kesediaan, keikh-lasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses perbaikan serta penyelesaian skripsi ini;

(11)

xii 6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan dosen lain yang telah

memfasititasi penulis dalam menuntut ilmu selama lebih dari empat tahun ini; 7. Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA;

8. Ibu Iis Holilah, S.Pd. dan ibu Murni S. Lestari, S.Pd. sebagai Guru Mitra atas waktu yang telah terluangkan yang diberikan kepada penulis untuk melaksa-nakan penelitian;

9. Siswa-siswi SMA Negeri 9 Bandar Lampung atas waktu yang diberikan kepada penulis pada saat penelitian;

10. Mama dan Papa atas segala pengorbanan, dukungan, serta bimbingannya; 11. Adikku tercinta, atas semangat dan keceriaan, serta seluruh keluargaku; 12. Teman seperjuanganku, Iga Asmalia, Winny Ardiyantari, dan Elisa O. atas

kerja sama dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat gokilku dan Teman-temanku di Chemical Education. 14. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu.

Akhir kata, sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Ilmu Kimia ... 11

B. Keterampilan Proses Sains ... 11

C. Lembar Kerja Siswa ... 14

D. Analisis Konsep Stoikiometri ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B Subyek dan Lokasi Penelitian ... 25

C Sumber Data ... 25

(13)

xiv

E. Langkah-Langkah Penelitian ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Studi Pendahuluan ... 43

1. Hasil studi pustaka ... 43

2. Hasil studi lapangan ... 44

B. Pengembangan Produk LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains ... 46

1. Optimasi kondisi percobaan ... 46

2. Penyusunan lembar kerja siswa ... 47

3. Validasi ahli ... 55

4. Hasil tanggapan guru dan tanggapan siswa ... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Analisis KI-KD ... 80

2. Silabus ... 99

3. RPP ... 124

4. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 169

5. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 171

6. Tafsiran Angket Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... 174

7. Hasil Validasi Kesesuaian Isi ... 177

(14)

xv

9. Hasil Validasi Konstruksi ... 182

10. Presentase Hasil Validasi Konstruksi ... 185

11. Hasil Validasi Keterbacaan ... 187

12. Presentase Hasil Validasi Keterbacaan... 191

13. Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi ... 194

14. Presentase Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi ... 200

15. Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan ... 204

16. Presentase Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan ... 212

17. Hasil Penilaian Guru untuk Konstruksi ... 216

18. Presentase Hasil Penilaian Guru untuk Konstruksi ... . 222

19. Tabulasi Jawaban Angket Keterbacaan Siswa ... 226

20. Presentase Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan ... 230

21. Tabulasi Jawaban Angket Kemenarikan Siswa ... 233

(15)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan proses sains menurut Esler ... 12

2. Indikator keterampilan proses sains dasar meenurut Hartono ... 13

3. Analisis konsep stoikiometri ... 18

4. Penskoran pada angket uji kesesuaian isi dan uji konstruksi, dan kesesuaian isi berdasarkan skala likert ... 40

5. Tafsiran persentase skor jawaban angket ... 42

6. Hasil validasi ahli terhadap LKS yang dikembangkan ... 56

7. Hasil penilaian guru terhadap LKS yang dikembangkan ... 63

8. Hasil jawaban siswa terhadap angket uji keterbacaan LKS yang dikembangkan ... 67

(16)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Pengembangan LKS ... 27

2. Cover depan LKS ... 48

3. Cover dalam LKS ... 48

4. Tampilan LKS 1 . ... 50

5. Langkah berdiskusi pada LKS 1. ... 50

6. Refleksi ... 51

7. Tampilan awal pada LKS 2. ... 52

8. Tampilan awal pada LKS 3. ... 52

9. Tampilan awal pada LKS 4. ... 53

10. Tampilan awal pada LKS 5. ... 54

11. Cover belakang LKS hasil pengembangan. ... 55

12. Ilustrasi cover depan hasil revisi . ... 57

13. Nama pengembang cover luar hasil revisi . ... 60

14. Langkah pada LKS 3 sebelum revisi. ... 61

15. Langkah pada LKS 3 hasil revisi ... 61

16. Langkah pada LKS 5 hasil revisi. ... 61

(17)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

IPA merupakan salah satu rumpun ilmu yang digunakan untuk mengukur kemaju-an pendidikkemaju-an suatu negara. Pemahamkemaju-an peserta didik suatu negara terhadap IPA dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for Internatio-nal Student Assesment).

(18)

2

Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang mengukur kemampuan membaca, matematika, dan sains pelajar usia 15 tahun, pa-da tahun 2000 kemampuan IPA siswa Indonesia berapa-da papa-da urutan ke-38 pa-dari 41 negara dengan nilai kemampuan sains Indonesia sebesar 393, pada tahun 2003 berada pada urutan ke-38 dari 40 negara dengan nilai kemampuan sains Indonesia sebesar 395, pada tahun 2006 berada pada urutan ke-50 dari 57 negara dengan ni-lai kemampuan sains Indonesia sebesar 393, pada tahun 2009 berada pada urutan ke-60 dari 65 negara dengan nilai kemampuan sains Indonesia sebesar 383, dan pada tahun 2012 berada pada urutan ke-64 dari 65 negara dengan nilai kemampu-an sains Indonesia sebesar 382.

Data dari TIMSS dan PISA tersebut memberikan gambaran tentang ketidaksesuai-an pelaksketidaksesuai-anaketidaksesuai-an pembelajarketidaksesuai-an yketidaksesuai-ang dilakukketidaksesuai-an di lapketidaksesuai-angketidaksesuai-an sehingga kemampuketidaksesuai-an sains siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa hanya dituntut untuk belajar dengan cara menghafal. Padahal siswa seharusnya didorong untuk me-ngembangkan kemampuan berfikirnya. Pembelajaran dengan cara menghafal ter-sebut akan menyebabkan siswa hanya akan pintar secara teori tetapi sangat miskin aplikasi.

(19)

3

Permasalahan yang timbul mengarahkan pemerintah untuk menghadirkan kuri-kulum baru yang sekarang dikenal dengan kurikuri-kulum 2013.

Dalam kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang diterapkan adalah pende-katan ilmiah (scientific approach). Dengan pendekatan ilmiah siswa akan mem-pelajari kimia berdasarkan fakta, tidak hanya didasarkan pada khayalan yang abs-trak. Hal ini karena banyak konsep-konsep sains yang kompleks dan abstrak se-hingga mengakibatkan sains menjadi sangat sulit untuk dimengerti oleh sebagian besar siswa (Wang, 2007). Artinya untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep yang kompleks dan abstrak tersebut, siswa akan mulai belajar sains de-ngan mengamati fenomena atau fakta yang terjadi di lingkude-ngan. Dede-ngan demiki-an keterampildemiki-an proses sains dibutuhkdemiki-an untuk memahami ddemiki-an menggunakdemiki-an sains, termasuk ilmu kimia (Hartono, 2007).

Keterampilan proses sains dimaksudkan untuk melatih dan mengembangkan ke-terampilan intelektual atau kemampuan berpikir siswa, juga keke-terampilan-kete- keterampilan-kete-rampilan kognitif, manual, dan sosial. Keteketerampilan-kete-rampilan proses sains juga bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar, sehingga secara aktif da-pat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya.

(20)

4

pembelajaran sehingga tidak cukup untuk menilai keberhasilan proses pembelajar-an, terutama dalam pembelajaran kimia. Oleh karena itu, guru kimia harus mampu memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif atau kolaboratif tersebut se-hingga akan melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Fasilitas ter-sebut dapat berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berbasis kepada keterampilan proses sains.

Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar dan mengajar di sekolah, hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang telah dilaku-kan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya oleh Widodo (2013) yang mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi asam basa. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2013) yang juga me-ngembangkan LKS faktor-faktor penentu laju reaksi berbasis keterampilan proses sains. Yang semuanya menyatakan bahwa peningkatan penguasaan materi siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan media LKS berbasis keterampilan proses sains lebih baik daripada peningkatan penguasaan materi siswa yang men-dapatkan pembelajaran tanpa media LKS berbasis keterampilan proses sains.

(21)

5

Stoikiometri merupakan salah satu materi kimia kelas X SMA yang cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Pernyataan ini didukung oleh hasil tes pemahaman siswa tentang stoikiometri dengan menggunakan instrumen diagnostik two-tier dalam penelitian yang dilakukan Indah Krisnawati dkk di Madrasah Aliyah di wi-layah Malang pada Mei 2013. Dalam penelitian ini, pemahaman siswa dalam kon-sep stoikiometri adalah sebagai berikut: sebagian besar siswa (47,62%) memiliki pemahaman yang rendah, 42,86% siswa memiliki pemahaman yang sedang dan 7,54% siswa memiliki pemahaman yang sangat rendah. Selanjutnya sebanyak 1,59% siswa memiliki pemahaman yang tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki pemahaman sangat tinggi tidak ada. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki pemahaman yang rendah ataupun sedang. Pema-haman konsep masing-masing siswa ini seharusnya bisa ditingkatkan lagi, sehing-ga keberadaan LKS sansehing-gat diperlukan untuk membantu siswa dalam penguasaan konsep pada materi ini.

Pada kenyataannya guru hanya membeli LKS yang sudah jadi yang belum berba-sis keterampilan proses sains. Guru terkadang kurang memperhatikan proses da-lam penyampaian materi kimia dan kebanyakan hanya menerapkan metode ce-ramah yang dianggap mudah. Siswa diarahkan kepada kemampuan untuk meng-hafal informasi. Siswa tidak diajak untuk menemukan sendiri konsepnya melalui proses pembelajaran dengan pendekatan proses sains ini. Hal ini mengakibatkan ketika siswa lulus sekolah tidak produktif, kreatif dan inovatif.

(22)

6

stoikiometri, bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan. Memiliki perpaduan war-na yang kurang mewar-narik, memiliki susuwar-nan indikator yang tidak sesuai, tidak ter-dapat fakta-fakta yang menuntun siswa menemukan sendiri konsep stoikiometri, bahasa yang digunakan susah dimengerti, dan yang terakhir belum semua LKS berbasis keterampilan proses sains.

Berdasarkan hasil studi lapangan terhadap beberapa siswa dan guru pada enam se-kolah di kota Bandar Lampung (SMA tersebut adalah SMAN 9 Bandar Lampung, SMAN 3 Bandar Lampung, SMAN 7 Bandar Lampung, SMAN 14 Bandar Lam-pung, SMA Perintis 2, dan SMA Bhakti Utama), sebagian besar telah mengguna-kan LKS dalam kegiatan pembelajaran pada materi stoikiometri. LKS yang digu-nakan oleh guru tidak didesain untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa dan hanya berorientasi pada produk (pengetahuan) saja. Hal ini terbukti dengan diperoleh hasil bahwa 83,33 % guru menyatakan lebih sering menggunakan buku paket pada saat menyampaikan materi stoikiometri daripada menggunakan LKS. Hal ini dikarenakan soal-soal latihan dalam LKS kurang banyak, terkadang soal yang diberikan tidak ada jawabannya, materi yang disajikan tidak terlalu lengkap, tidak semua KD/indikator terwakili, tingkat kesukaran yang tidak kompleks, se-hingga tidak dapat digunakan untuk bahan bacaan tambahan siswa selain buku paket yang ada.

(23)

7

menyatakan LKS yang mereka gunakan sudah dengan pendekatan ini. Dan seba-nyak 16,67% guru menyatakan belum mengetahui tentang keterampilan proses sains.

Dilihat dari segi bahasa dan kemenarikannya, didapatkan bahwa sebagian siswa yaitu sebanyak 30 % menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan untuk mema-hami bahasa yang digunakan serta desain LKS yang mereka gunakan kurang me-narik. Hal ini pun diakui oleh sebagian besar guru. Mereka menyatakan bahwa LKS yang mereka gunakan masih terlalu sederhana. Hal ini terbukti dengan di-peroleh hasil bahwa 61,67% siswa menyatakan LKS yang mereka gunakan belum menggunakan perpaduan warna yang dapat menarik minat siswa.

Berdasarkan hakikat ilmu kimia dan fakta tersebut, maka diperlukan lembar kerja siswa (LKS) yang mampu melatihkan keterampilan proses sains untuk membantu guru dan siswa dalam menyelesaikan permasalahan pada kegiatan pembelajaran khususnya pada materi stoikiometri. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian yang berjudul “Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Stoikiometri.”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains? 2. Bagaimana tanggapan guru terhadap LKS stoikiometri berbasis keterampilan

(24)

8

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains ?

4. Apa sajakah faktor pendukung ketika menyusun LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains ?

5. Apa sajakah kendala-kendala yang ditemui ketika menyusun LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains. 2. Mendeskripsikan karakteristik LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses

sains.

3. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap LKS stoikiometri berbasis keteram-pilan proses sains.

4. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap LKS stoikiometri berbasis keteram-pilan proses sains.

5. Mengetahui faktor pendukung selama menyusun LKS stoikiometri berbasis ke-terampilan proses sains.

(25)

9

D.Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian tentang pengembangan lembar kerja siswa ber-basis ketrampilan proses sains pada materi kelaruta dan hasil kali kelarutan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru

Sebagai salah satu alternatif media pembelajaran dalam melaksanakan pembelaja-ran yang efektif dan efisien.

2. Siswa

Sebagai salah satu media pembelajaran yang diharapkan mampu mempermudah siswa

dalam mengkonstruksi konsep-konsep dalam ilmu kimia, khususnya pada materi

stoi-kiometri serta melatih keterampilan proses sains.

3. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam mengembalikan ilmu kimia pada

bidang kajiannya sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

4. Umum

Sebagai tambahan referensi bagi penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan LKS kimia berbasis keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia di SMA maupun tingkat satuan pendidikan lainnya.

E.Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

(26)

10

2. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan adalah LKS yang berbasis keteram-pilan proses sains.

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Ilmu Kimia

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang secara garis besar mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan kimia sebagai produk. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedang-kan kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap yang di-miliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk kimia. (BSNP, 2006).

Berkaitan dengan hakikat ilmu kimia sebagai produk dan proses, maka dalam pembelajaran kimia tidak hanya dapat dilakukan dengan pemberian fakta dan kon-sep, tetapi harus diperhatikan juga bagaimana siswa dilatih untuk menemukan fakta dan konsep untuk mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah-nya.

B. Keterampilan Proses Sains

(28)

12

Menurut Hariwibowo, dkk. (2009):

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemam-puan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemamkemam-puan-kemampuan mendasar yang te-lah dikembangkan dan tete-lah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keteram-pilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memendang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan , sikap, nilai,serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.

Hartono (2007) mengemukakan bahwa:

Untuk dapat memehami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, pro-duk dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS. Dalam pembelajaran IPA, aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil akhir dan berfikir be-nar lebih penting daripada memperoleh jawaban yang bebe-nar. KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat berlangsungnya proses sains. KPS terdiri dari beberapa keterampilan yang stu sama lain berkaitan dan sebagai prasyarat. Namun pada setiap jenis keterampilan proses ada penekanan khusus pada masing-masing jenjang pendidikan.

Menurut Esler & Esler (1996) keterampilan proses sains dikelompokkan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu seperti pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Keterampilan Proses Sains

(29)

13

Hartono (2007) menyusun indikator keterampilan proses sains dasar seperti pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar Keterampilan

Dasar Indikator

1 2

Mengamati (Observing)

Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, peraba) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat bendadan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan.

Inferensi (Inferring)

Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau feno mena setelah

mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi.

Klasifikasi (Classifying)

Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan

menentukan dasar penggolongan terhadap suatu objek.

Menafsirkan (Interpreting)

Mampu mengajukan pekiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta dan yang menunjukkan suatu,

misalkan memprediksi kecenderungan atau pola yang sudah ada menggunakan grafik untuk menginterpolasi danmengekstrapolasi dugaan.

Meramalkan (Predicting)

Menggunakan pola-pola hasil pengamatan, mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati.

Berkomunikasi (Communicating)

Memberikan /menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik/tabel/ diagram, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan atau penelitian , membaca grafik/ tabel/ diagram,

mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.

(30)

14

Setiawan (dalam Hariwibowo, 2009) mengemukakan empat alasan mengapa pen-dekatan keterampilan proses harus diwujudkan dalam proses belajar dan pembela-jaran, yaitu:

a. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran, karena waktuny atidak akan cukup.

b. Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis le-bih mudah memahami konsep, apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh konkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Piaget mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik fisik maupun mental.

c. Ilmu pengetahuan dapa dikatakan bersifat relatif, artinya suatu kebenaran teori pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situ-asi. Suatu teori bisa gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu.

d. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan.

C. Lembar Kerja Siswa

(31)

15

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan ma-teri pembelajaran.

Menurut Trianto (2011), Lembar kerja siswa merupakan panduan siswa yang bia-sa digunakan dalam kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk mempermudah proses penyelidikan atau memecahkan suatu permasalahan.

Menurut Senam (2008), lembar kerja siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai. Menurut Hidayah (2007), isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-un-sur penulisan media grafis, hirarki dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.

Menurut Sudjana (Djamarah dan Aswan, 2000), fungsi LKS adalah :

1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih

menarik perhatian siswa.

3. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar-kan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa. 6. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai

siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Menurut Prianto dan Harnoko dalam Tohir (2012), manfaat dan tujuan LKS anta-ra lain:

a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

(32)

16

f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai me-lalui kegiatan belajar.

g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipel-ajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, sya-rat konstruksi, dan syasya-rat teknik (Darmodjo dan Kaligis dalam Widjajanti, 2008).

a. Syarat-syarat didaktik

1) Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran

2) Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagaimedia dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri KTSP

b. Syarat-syarat konstruksi

1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengantingkat kedewasaan anak. 2) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

3) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuaidengan tingkat kemampuan anak.

4) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.

5) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS.

6) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.

7) Dapat digunakan oleh seluruh siswa, baik yang lamban maupun yang cepat.

8) Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi. 9) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,

kelas, matapelajaran, topik, nama atau nama-namaanggota kelompok, tanggal dansebagainya.

c. Syarat-syarat teknik 1) Tulisan

a) Gunakan huruf cetak.

b) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik. c) Gunakan kalimat pendek.

d) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gam-bar serasi

2) Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat

menyampaikanpesan/isi dari gambar tersebut secaraefektif kepada pengguna LKS

(33)

17

siswa dengan mengarahkan perhatian siswa. 3) Penggunaan media dapat meng-atasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. 4) Siswa akan mendapatkan penga-laman yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadinya inter-aksi langsung dengan lingkungan sekitar.

D. Analisis Konsep

(34)

TABEL 3. ANALISIS KONSEP PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI)

Nama

/label Definisi Konsep

Jenis Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh

Non-contoh

Kritis Variabel Superordi

nat

Ordinat Subordinat

Massa Molekul Relatif

Jumlah dari massa seluruh atom yang menyusun suatu molekul,dimana molekul merupakan gabungan dari dua atom atau lebih.

Konsep

 Massa Molekul

 Gabungan dari dua atom atau

Massa rata-rata suatu atom relatif

dibandingkan dengan 1/12 kali massa atom C-12

Didasarkan pada 1/12 kali massa atom C-12

persentase massa zat yang terkandung dalam suatu senyawa

abstrak Kadar dalam senyawa

Jumlah partikel dalam suatu zat

(35)

19 didefinisikan sebagai

jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat yang jumlahnya = 6,02 x

Rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah

perbandingan yang paling sederhana dari partikel

(36)
(37)

atom-21 kesetaraan jumlah

zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan

menggunakan rumus kimia. Yang terdiri dari rumus kimia pereaksi (reaktan) ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus kimia produk dituliskan di sebelah kanan yang

dihubungkan melalui simbol tanda panah

menyat reaktan yang tidak ikut bereaksi dalam reaksi kimia

(38)

22

bersisa Jumlah

reaktan

Jumlah massa reaktan yang terlibat dalam reaksi kimia

konkrit massa reaktan yang terlibat produk yang terlibat dalam reaksi kimia

Konkrit Massa produk yang terlibat

(39)

23 mol zat terlarut dlam

tiap liter larutan

(empiris dan

Pereaksi yang akan habis terlebih dahulu sementara pereaksi lainny bersisa

(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yaitu lembar kerja sis-wa (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan pro-ses sains ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Develop-ment /R&D) menurut Sugiyono (2008). Menurut Sugiyono (2008), langkah-lang-kah penelitian pengembangan terdiri dari sepuluh langlangkah-lang-kah, yaitu : 1) potensi dan masalah, 2) mengumpulkan informasi, 3) desain produk , 4) validasi desain. 5) perbaikan desain, 6) uji coba produk dilakukan pada kelompok terbatas, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian dilakukan untuk melihat efektivitas produk jika di-gunakan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi, 9) revisi produk dilakukan apa-bila dalam pemakaian pada skala lebih luas terdapat kekurangan, dan 10) pembua-tan produk massal.

(41)

25

dan pembuatan produk secara massal. Namun pada penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ini hanya dilaksanakan sampai tahap revi-si setelah uji coba terbatas. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan keah-lian peneliti untuk melakukan tahap-tahap selanjutnya.

B.Subyek dan Lokasi Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri. Lokasi pada penelitian ini adalah di empat SMAN dan dua SMA swasta di kota Bandar Lampung, yaitu pada tahap studi lapangan dan di salah satu SMAN di kota Bandar Lampung pada tahap uji coba terbatas.

C.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari 6 orang guru dan 60 orang siswa da-ri enam SMA di kota Bandar Lampung yang terbagi dalam kategoda-ri SMA dengan mutu rendah, sedang, dan tinggi, yang diwawancarai dan mengisi angket saat studi pendahuluan dan penilaian produk secara terbatas. Pada tahap uji coba terbatas, sumber data diperoleh dari hasil wawancara dan angket yang diisi guru kimia dan siswa-siswi di salah satu SMA di Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik berdasarkan klaster (cluster sampling) dan teknik berdasarkan strata (stratified sampling).

(42)

26

materi stoikiometri dan satu perwakilan guru kimia kelas X yang ada pada mas-ing-masing SMA tersebut secara sampling juga, yakni melalui simple random sampling yaitu pengambilan sampel siswa dan guru secara acak.

Menurut Sugiyono (2010), cluster sampling digunakan bila objek yang diteliti sa-ngat luas misal dari suatu kota. Dalam penelitian ini wilayah yang diteliti adalah SMA yang ada di Kota Bandar Lampung. Stratified sampling merupakan peng-ambilan sampel berdasarkan strata dalam hal ini mutu SMA di Bandar Lampung. Menurut Arikunto (2003), apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka setiap strata harus diwakili sebagai sam-pel. Ada kelompok ahli yang berpendapat bahwa penentuan strata penelitian ha-rus dilakukan secara hati-hati sebab pemberian makna strata dapat menyinggung perasaan terhadap yang bersangkutan.

D.Alur Penelitian

(43)

27

Adapun alur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Alur penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri.

Uji

LKS berbasis keterampilan proses sains LKS berbasis Keterampilan Proses Sains hasil revisi

Uji Coba Terbatas

Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba terbatas

Pengembangan produk

Validasi Ahli

Revisi draft produk awal LKS berbasis KPS

Studi Pendahuluan

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

- Analisis KI dan KD - Literatur LKS - Literatur KPS

- Kriteria LKS yang baik

- Wawancara guru dan siswa kelas X di empat SMA N dan dua SMA Swasta di Bandar Lampung mengenai penggu-naan LKS yang digunakan da-lam proses pembelajaran. - Analisis LKS yang digunakan

oleh guru dan siswa.

Pe

Penyusunan Desain LKS Berbasis KPS

- Pengembangan Silabus - Pembuatan Analisis Konsep - Pembuatan RPP

- Kisi-kisi draft (produk awal)

(44)

28

E.Langkah-Langkah Penelitian

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan

Tahap pertama dari penelitian ini adalah analisis kebutuhan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dilakukannya pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri.

a. Studi kepustakaan

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan untuk mengum-pulkan informasi. Tahap ini terdiri dari melakukan pengukuran kebutuhan, studi literatur dan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat disekolah. Kegiatan di-awali dengan melakukan pengukuran kebutuhan. Pada tahap ini, peneliti mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi yang menyatakan bahwa mata pelajaran kimia di SMA merupakan kelanjutan dari IPA SMP yang lebih menekankan pada penguasaan konsep yang abstrak (Tim Pe-nyusun, 2006).

(45)

29

kegiatan yang dilakukan meliputi : menganalisis standar isi SMA dan materi pela-jaran pada buku-buku teks untuk menyusun materi yang akan diajarkan. Lalu me-lakukan studi kurikulum mengenai model pembelajaran KPS dan menentukan ma-teri yang akan diteliti yaitu stoikiometri. Yang dilakukan dengan mengkaji kompe-tensi inti (KI), kompekompe-tensi dasar (KD), literatur LKS, literatur KPS, dan menyu-sunnya menjadi LKS stoikiometri yang baik.

b. Studi lapangan

Studi lapangan terdiri dari wawancara analisis kebutuhan dan analisis LKS pada materi stoikiometri yang sudah ada. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui tentang media yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran pada mate-ri stoikiometmate-ri, dan untuk mendapatkan masukan dalam pengembangan LKS ber-basis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri. Studi lapangan ini pula dilakukan untuk mengetahui penghambat dan pendukung di sekolah ketika produk ini dipergunakan, seperti kegiatan yang akan tertera pada LKS nantinya.

(46)

30

2. Perencanaan dan pengembangan

Langkah selanjutnya ialah melakukan perencanaan yang meliputi penentuan tuju-an penggunatuju-an produk, penentutuju-an pengguna produk, penentutuju-an komponen-kom-ponen produk dan cara pengembangannya. Tujuan penggunaan produk pada pene-litian ini hanya tujuan pembelajaran kognitif saja. Tahap ini dilakukan dengan cara

melakukan analisis KI-KD sampai dengan pengembangan indikator dan tujuan

pem-belajaran.

Selanjutnya menentukan pengguna produk, dalam hal ini pengguna yang ditentukan

ialah siswa SMA. Hal ini disebabkan karena materi yang diambil dalam penelitian ini

ada di SMA. Selanjutnya menentukan komponen-komponen produk dan cara

pe-ngembangannya yaitu menentukan format LKS, menentukan subjek dan lokasi uji

co-ba, dan membuat instrumen evaluasi. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah

me-nentukan nama LKS, pemilihan orientasi yang sesuai dengan materi stoikiometri dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan proses yang hendak dilatihkan, dan menyusun pertanya-an-pertanyaan yang akan dihadirkan dalam LKS. Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri adalah hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Tahapan yang dilaku-kan dalam tahap perencanaan dan pengembangan adalah penyusunan desain pro-duk awal dan validasi desain serta revisi desain.

a. Penyusunan desain produk awal

(47)

31

Hal-hal yang dilakukan dalam penyusunan desain produk awal ini adalah: 1) Mengembangkan silabus, membuat analisis konsep, dan membuat RPP untuk

materi stoikiometri.

2) Merancang prosedur praktikum sederhana. Sebelum merancang prosedur prak-tikum sederhana, peneliti menentukan materi-materi yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan praktikum berdasarkan studi lapangan. Prosedur praktikum yang akan dirancang pada penelitian ini merupakan hasil kajian dari beberapa literatur dan disesuaikan pula dengan kondisi SMA di kota Bandar Lampung secara umum.

3) Melakukan optimasi kondisi percobaan. Setelah dilakukan penyusunan pro-sedur praktikum sederhana, maka dilakukan optimasi kondisi percobaan guna mendapatkan kondisi percobaan yang tepat, meliputi penggunaan serta jumlah alat dan bahan yang sesuai serta waktu efisien untuk percobaan.

4) Membuat konsep LKS. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah menentukan nama LKS, pemilihan orientasi yang sesuai dengan materi stoikiometri dan de-kat dengan kehidupan sehari-hari, menentukan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan proses yang hendak dilatihkan, dan menyusun perta-nyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan dalam LKS.

(48)

32

6) Membuat bagian-bagian pelengkap LKS. Bagian-bagian pelengkap LKS ini terdiri dari cover luar, cover dalam, kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka, dan cover belakang. Pembuatan desain cover luar, cover dalam, dan cover luar menggunakan program Adobe Photoshop CS. Sedangkan kata pengantar, daf-tar isi, dan dafdaf-tar pustaka dibuat dengan program Microsoft Word 2007. Pengembangan LKS yang dilakukan mengacu pada buku yang digunakan di seko-lah, contohnya buku kimia kelas X karangan Michael Purba. Dalam melakukan pengembangan LKS peneliti juga menyesuaikan dengan persyaratan LKS yang berkualitas yaitu LKS yang memenuhi syarat didaktik, syarat konstruksi, syarat teknis dan aspek-aspek penilaian LKS (Darmojo dan Kaligis, 1992; Hermawan, 2004 dalam Widjajanti, 2008).

b. Validasi produk dan revisi produk

Setelah selesai dilakukan penyusunan LKS berbasis keterampilan proses sains, Kemudian LKS ini akan divalidasi oleh M. Mahfudz S., S.pd. M.Si. Validasi ini terdiri dari validasi kesesuain isi, konstruksi, dan keterbacaan. Validasi kesesuai-an isi adalah penilaikesesuai-an kesesuaikesesuai-an isi LKS terhadap kompetensi inti dkesesuai-an kompe-tensi dasar, kesesuaian indikator, materi, penggambaran multipel representasi dan kurva, serta kesesuaian urutan materi dengan indikator. Validasi konstruksi ada-lah penilaian kesesuaian konstruksi LKS dengan sintaks model pembelajaran pro-blem solving. Validasi keterbacaan dimaksudkan untuk menilai keterbacaan LKS, baik dari segi kesesuaian pemilihan jenis dan ukuran huruf, penggunaan kalimat dan bahasa, maupun tata letak bagian-bagian LKS.

(49)

33

saran yang diberikan oleh ahli. Selanjutnya, mengkonsultasikan hasil revisi pro-duk LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri, lalu propro-duk hasil revisi tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas.

3. Evaluasi Produk

Evaluasi produk meliputi uji coba produk secara terbatas dan revisi setelah uji co-ba produk secara terco-batas.

a. Uji coba produk secara terbatas

Setelah dihasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiome-tri yang telah divalidasi oleh ahli dan telah direvisi, maka dilakukan uji coba pro-duk secara terbatas di salah satu SMA Negeri di kota Bandar Lampung. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan LKS. Adapun aspek kelayakan pa-da LKS yang dinilai apa-dalah kesesuaian isi, keterbacaan, pa-dan kemenarikan desain. LKS ini diuji cobakan pada siswa kelas XI IPA dan satu orang guru mata pelajar-an kimia. Teknik uji ini menggunakpelajar-an pelajar-angket respon guru, pelajar-angket respon siswa, dan lembar wawancara siswa.

(50)

34

pertanyaan pada angket seperti kesan siswa terhadap LKS serta keunggulan dan kelemahan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri.

b. Revisi produk setelah uji coba terbatas

Dari beberapa tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu hasil uji kesesuaian isi oleh guru dan hasil dari uji aspek keterbacaan serta kemenarikan sebagai respon guru dan respon siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains hasil pengembangan. Selanjutnya meng-konsultasikan hasil revisi dengan dosen pembimbing. Hasil revisi tersebut meru-pakan produk akhir dari pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Berdasarkan pada tujuan penelitian dan bagan alur peneli-tian, dirancang dan disusun instrumen-instrumen sebagai berikut:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru.

(51)

35

b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa.

Instrumen ini berbentuk pedoman wawancara terhadap siswa yang disusun untuk mengetahui LKS seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains.

2. Instrumen pada validasi ahli

a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi

Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui kesesuaian isi LKS dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), kesesuaian indikator, materi, penggambaran multipel representasi dan kurva, serta kesesuaian urutan materi dengan indikator. Hasil dari validasi kesesuaian isi ini akan berfungsi se-bagai masukan dalam pengembangan atau tepatnya revisi pada LKS berbasis ke-terampilan proses sains .

b. Instrumen validasi aspek konstruksi.

Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah gambar maupun grafik dalam LKS telah sesuai dengan materi stoikiometri berbasis kete-rampilan proses sains. Hasil dari validasi konstruksi LKS ini akan berfungsi se-bagai masukan dalam pengembangan atau tepatnya revisi pada LKS berbasis ke-terampilan proses sains .

c. Instrumen validasi aspek keterbacaan.

(52)

36

dan pemilihan jenis huruf, tata letak, serta pewajahan LKS. Hasil dari validasi ke-terbacaan LKS ini akan berfungsi sebagai masukan dalam pengembangan atau te-patnya revisi pada LKS berbasis keterampilan proses sains .

3. Instrumen pada uji coba terbatas a. Instrumen respon guru

Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan untuk menilai aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruk-si desain LKS. Dalam angket ini pula dilengkapi dengan kolom komentar yang dimaksudkan memberikan ruang kepada guru bila terdapat masukan untuk bahan pertimbangan perbaikan LKS. Aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi yang dinilai sama halnya pada penilaian LKS oleh pakar (validator).

b. Instrumen respon siswa

Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan untuk menanggapi keterbacaan dan kemenarikan desain LKS. Dalam angket ini pula dilengkapi dengan kolom komentar yang dimaksudkan memberikan ruang kepada siswa bila terdapat masukan untuk bahan pertimbangan perbaikan LKS. Aspek keterbacaan yang dinilai adalah kesesuaian penggunaan jenis dan ukuran huruf, penggunaan kalimat dan bahasa yang sesuai, maupun tata letak bagian-bagian LKS. Aspek kemenarikan yang dinilai adalah kemenarikan dari desain LKS berbasis keterampilan proses sains hasil pengembangan baik dari segi pewarnaan, tata letak, maupun pewajahan LKS.

(53)

peng-37

ujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Dalam konteks pengujian instru-men dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu cara judgment atau penilaian, dan pengujian empiric. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu men-gukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat.

Penelitian ini menggunakan validitas isi. Kevalidan isi adalah kesesuaian antara instrumen dengan ranah atau domain yang diukur. Adapun pengujian validitas isi ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan penguku-ran, indicator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wa-wancara, dan angket (kuisioner). Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk di-tanggapi. Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket dengan ja-waban tertutup yaitu jaja-waban sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) serta ditanggapi dengan memberi saran pada kolom yang telah disediakan.

(54)

38

pelajaran kimia dan siswa di empat SMA negeri dan dua SMA swasta di Bandar Lampung. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai guru dan siswa sesuai dengan pedoman wawancara. Seperti yang dijelaskan sebelumnya wawancara dilakukan untuk mendapatkan masukan dalam pengembangan LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains. Sedangkan pada uji terbatas, wawancara dila-kukan terhadap siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS yang telah dikembangkan, yang tidak terakomodasi pada pernyataan angket.

(55)

39

H.Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data hasil wawancara

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data wawancara dilakukan dengan cara: a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan

pertanyaan wawancara.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.

c. Menghitung persentase jawaban guru dan siswa, bertujuan untuk melihat be-sarnya persentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai temuan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden se-tiap item adalah sebagai berikut:

% 100 %

N J

Jin i (Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan : %Jin= Persentase pilihan jawaban-i

Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i N = Jumlah seluruh responden

d. Menjelaskan hasil penafsiran presentasi jawaban responden dalam bentuk de-skriptif naratif.

2. Teknik Analisis Data Angket

(56)

40

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket LKS berbasis keterampilan proses sains dilakukan dengan cara :

a. Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan angket.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket). c. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam

ang-ket dilakukan berdasarkan skala Likert.

Tabel 5. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert .

No Pilihan Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor (S) jawa-ban angket adalah sebagai berikut :

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) Skor = 5 x jumlah responden yang menjawab SS 2) Skor untuk pernyataan Setuju (S)

Skor = 4 x jumlah responden yang menjawab S 3) Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS)

(57)

41

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab TS 5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab STS

e. Menghitung persentase jawaban angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 %

maks in

S S

X (Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan : %Xin = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada angket S= Jumlah skor jawaban total

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan

f. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan LKS berbasis keterampilan proses sains dengan rumus sebagai berikut:

n X

Xi % in

% (Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan : %Xi = Rata-rata persentase jawaban pertanyaan pada angket

in X

% = Jumlah persentase jawaban pertanyaan total pada angket

(58)

42

g. Menafsirkan persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997 : 155) :

Tabel 6. Tafsiran persentase angket

Persentase Kriteria

80,1%-100% Sangat tinggi

60,1%-80% Tinggi

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah

(59)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik LKS berbasis keterampilan proses sainspada materi stoikio-metri hasil pengembangan adalah isi LKS mengacu pada kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum 2013, yang terdiri dari bagian pembuka, bagian inti (terdiri dari 5 kegiatan), dan bagian akhir LKS;

2. Langkah-langkah dalam LKS sudah sesuai dengan langkah-langkah pembela-jaran dengan berbasis keterampilan proses sains yaitu mengamati, menginfe-rensi, mengklasifikasi, menafsirkan, meramalkan, dan mengkomunikasikan yang dikemas dalam unit-unit kegiatan belajar secara sistematik dan menarik , sehingga memudahkan siswa dalam menemukan konsep stoikiometri secara mandiri.

(60)

76

aspek keterbacaan sebesar 92%, serta pada aspek kemenarikan sebesar 87,14%. Ini berarti LKS hasil pengembangan layak digunakan untuk pem-belajaran di sekolah.

4. Tanggapan siswa terhadap produk LKS yang dikembangkan dilihat dari as-pek keterbacaan dan kemenarikan LKS adalah baik. Hal ini terlihat dari kri-teria jawaban siswa pada kedua aspek tersebut adalah sangat baik dengan per-sentase rata-rata pada aspek keterbacaan sebesar 87,87% dan pada aspek ke-menarikan sebesar 86,42%. Ini berarti LKS hasil pengembangan sudah me-narik serta menumbuhkan minat siswa untuk mempelajarinya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. LKS berbasis keterampilan proses sainspada materi stoikiometri yang di-kembangkan ini hanya dilakukan sampai revisi berdasarkan tanggapan guru dan siswa pada tahap pengembangan produk sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektivitasnya secara luas.

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. 2007. Strategi Pembelajaran Kimia. Universitas Terbuka. Jakarta. Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Rosda. Bandung.

Arifin, M. et al. 2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia Common Textbook (Edisi Revisi). Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung. Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara.

Jakarta.

BNSP. 2006. PanduanPenyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikulum 2004. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Dhari, H.M. dan Haryono, A.P. 1988. PerangkatPembelajaran. Depdikbud. Malang.

Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Esler, W.K dan Esler, M.K. 1996. Teaching Elementary Science. California Wadsworth.

Ergul, et. al. 2011. The Effects of Inquiry-Based Science Teaching on

Elementary School Student’s Science Process Skills and Science Attitudes. Bulgarian Jurnal of Science and Education Policy (BJSEP) vol 5(1), p.48-68.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Fadly, Laili. 2012. Pengembangan Representasi Kimia Sekolah Berbasis

Intertekstual pada Submateri Kepolaran Senyawa dalam Bentuk Multimedia. Skripsi. UPI. Bandung.

(62)

78

Context. Washington: NationalCenter for Education Statistics. [Online]. Tersedia:http://nces.ed.gov/pubs2009/2009001.pdf. [26 November 2014] Hariwibowo, K, R. Febrianto, A. Rengganis, dan Hera. Makalah

Pembelajaran-proses; Pendekatan Keterampilan Proses.www.Yahoo.com. CERPEN LUBIS GRAFURA. Lubis grafura (ed), 26 Mei 2009. Universitas Negeri Semarang. 16 Desember 2009. http: // lubisgrafura.wordpress.com/ 2014/05/ 26/makalah-pembelajaran-proses-pendekatan-keterampilan-proses/

Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program

Pendidikan Jarak Jauh SI PGSD Universitas Sriwijaya. Proceedingof The First International Seminar on Science Education, 27 Oktober 2007. Bandung.

Hidayah.2007.Workshop PendidikanMatematika 2. JurusanMatematika UNNES. Semarang.

Krisnawati, I.Prayitno, Fajaroh, F. 2013. Menggali Pemahaman Konsep Siswa Madrasah Aliyah Tentang Stoikiometri dengan Menggunakan Instrumen

Diagnostik Two-Tier. Diakses 02 Januari 2015 dari http:/ / jurnal-online.um.

ac.id/data/ artikel/artikel66830EA5902A2D670A5FE146A3545283.pdf

Karamustafaoglu, S. 2011. Improving The Science Process Skills Ability of Science Student Teacher Using I Diagrams. Eurasian J.Pys. Chem. Educ. 3(1), p.26-38.

Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nuh, Usep. 2010. Fisika SMA Online: Keterampilan Proses Sains. Artikel

Pendidikan. Diakses dari http://fisikasma online.blogspot.com/keterampilan -proses-sains.html

OECD. 2007. Executive Summary PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World. [Online]. Tersedia:http://www.eric.ed.gov /ERIC Docs/data/ericdocs2sql/contentstorage01/0000019b/80/43/23/b9.pdf . [26 November 2014]

Prianto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Pusparini, R. 2012. Pengembangan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada

Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving. Skripsi. Repository-UPI. Bandung.

Rustaman,N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang. Samosir, T. 2013. Pengembangan Asesmen Asam-Basa Berbasis Keterampilan

(63)

79

Saputra, A. 2013. Pengembangan LKS Faktor-Faktor Penentu Laju Reaksi Berbasis Keterampilan Proses Sains. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Senam, Arianingrum, R., Permanasari, R., L., dan Suharto. 2008. Efektivitas Pembelajaran Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI denganMenggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill. Diakses 08 November 2014 dari

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/9308280290.pdf

Siddiq, M.D, dkk. 2009. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipata. Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Bandung.

Sungkono, dkk. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wang, C.Y., 2007. The Role of Mental-Modeling Ability, Content Knowlwdge, and Mental Models in General Chemistry Students’ Understanding about Molecular Polari. Dissertation for the Doctor Degree of Philosophy in the Graduate School of the University of Missouri. Columbia.

Wiyanto, A. Sopyan et al. 2006. “Potret Pembelajaran Sains di SMP dan SMA”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.

Gambar

Gambar Halaman
Tabel 1.  Keterampilan Proses Sains
grafik/tabel/ diagram, menyusun dan
TABEL 3.  ANALISIS KONSEP PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI)
+4

Referensi

Dokumen terkait

lain, caranya, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pendidikan agama yang sesuai dengan agamanya.” Adapun, semua sekolah Hindu

Menyelaraskan hidup dengan nilai kerajaan Allah bukanlah hal yang mudah karena perlu perjuangan melawan diri mengubah arah, terkadang terkesan bisa menambah

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui : 1) kompetensi pedagogik guru PPKn dalam memilih materi pembelajaran KD 3.3 “memahami tata urutan peraturan perundang-undangan

Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan usaha, pengaruh sanksi pajak

Dan oleh sebab itu kegiatan ekstrakurikuler ini sangat lah diharapkan kerjasama antar orang tua setiap siswa, guru, masyarakat dan juga pemerintah, agar kegiatan ini

Perlu kita ketahui bahwa bekerja dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas, tidak bisa bertindak seperti seorang juru

Pada tabel observasi peserta didik, terdapat 13 aspek aktivitas peserta didik yang akan dinilai oleh observer. Dari 13 aspek aktivitas peserta didik yang