• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP EFEKTIFITAS DESINFEKTAN KOMBINASI ( COCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE, PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORIDE) KONSENTRASI 2%V/V PADA PINSET ANATOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP EFEKTIFITAS DESINFEKTAN KOMBINASI ( COCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE, PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORIDE) KONSENTRASI 2%V/V PADA PINSET ANATOMI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang diperoleh atau yang terjadi dirumah sakit berkaitan dengan pemberian layanan kesehatan (Rahmad, 2011). Inti dari pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial adalah mengendalikan perkembangan dan penyebaran mikroorganisme patogen (Darmadi, 2008). Angka infeksi nosokomial terus meningkat mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap dirumah sakit seluruh dunia (Depkes RI, 2009). Di Indonesia, angka kejadian infeksi nosokomial pasien rawat inap di bangsal bedah adalah pada rentang 5,8%-6% dan angka nosokomial pada luka bedah adalah 2,3%-28,3%. Presentase angka kejadian infeksi nosokomial di RSUD dr. Sarjito pada tahun 2007 mencapai 5,9% berasal dari kamar operasi sedangkan di RSUP Adam Malik pada tahun 2010 angka prevalensi infeksi nosokomial luka operasi bersih pasca bedah adalah 5,6% (Rahmad, 2011). Peralatan medis yang tidak steril sering digunakan dalam lingkungan yang steril dalam ruang operasi. Peralatan medis dapat terkontaminasi dengan bakteri yang dapat ditransfer di meja operasi (Thompson et al., 2011).

Instrumen bedah merupakan salah satu item kritis yang harus didisinfeksi kemudian disterilisasi. Hal ini disebabkan alat bedah dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit infeksi karena selama operasi alat bedah kontak langsung dengan jaringan yang infektif (misalnya otak) (Rutala, 2010). Pinset anatomi adalah salah satu contoh alat yang digunakan untuk tindakan pembedahan (Sumiardi, 1992).

(2)

2

(Darmadi, 2008). Sebuah proses desinfeksi adalah proses yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme patogen pada instrument dengan menghapus dan atau membunuh bakteri, spora tidak selalu terbunuh oleh proses desinfeksi, namun jumlah mereka dikurangi sebagai hasil pembersihan (CHRISP, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas desinfektan yaitu faktor mikroba yang meliputi jenis mikroba patogen dan jumlah mikroba patogen; faktor peralatan medis yang dipengaruhi oleh adanya perlakuan-perlakuan sebelumnya, beban kandungan materi organik, struktur fisik peralatan medis, dan adanya larutan berisi mineral; waktu pemaparan atau durasi; dan faktor desinfektan (Darmadi, 2008). Salah satu faktor kritis yang mempengaruhi efektifitas dari proses desinfeksi adalah lama perendaman atau durasi perendaman. Hal ini dikarenakan, apabila saat melakukan prosess desinfeksi, waktu perendaman yang singkat akan menyebabkan mikroorganisme belum terbunuh secara maksimal sehingga proses desinfeksi gagal. Sebaliknya, apabila saat melakukan proses desinfeksi, waktu perendaman lama akan menyebabkan korosi pada alat dan kurang efisiennya frekuensi pemakaian alat bedah sehingga pemanfaatan alat akan berkurang. Oleh karena itu efisiensi waktu perendaman sangat diperlukan untuk menjamin proses desinfeksi berjalan maksimal sehingga sterilitas alat bisa dijamin.

Desinfektan kombinasi dipilih karena desinfektan tersebut yang digunakan dalam mendesinfeksi peralatan bedah di Ruang Instalasi Steril, Rumah Sakit Muhammadiyah Malang. Desinfektan kombinasi yang digunakan dalam 100 gram cairan mengandung zat aktif cocospropylene diamineguanidine diacetate 14 gram ,

(3)

3

efektifitas desinfektan, khususnya desinfektan kombinasi konsentrasi 2% v/v pada pinset anatomi.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh waktu perendaman terhadap efektifitas desinfektan kombinasi (cocospropylene diamineguanidine diacetate, phenoxypropanols, dan

benzalkoniumchloride) konsentrasi 2% v/v pada pinset anatomi?

1.3Tujuan Penelitian

Untuk menetapkan efektifitas desinfektan kombinasi (cocospropylene diamineguanidine diacetate, phenoxypropanols, dan benzalkoniumchloride)

konsentrasi 2% v/v terhadap waktu perendaman 1 menit, 2 menit, 3 menit dan 4 menit pada pinset anatomi.

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh pengaruh waktu perendaman terhadap efektifitas desinfektan kombinasi (cocospropylene diamineguanidine diacetate, phenoxypropanols, dan

benzalkoniumchloride) konsentrasi 2% v/v pada pinset anatomi.

1.5Manfaat Penelitian

1. Mengetahui penatalaksanaan proses desinfeksi pada peralatan bedah khususnya pinset anatomi sehingga pengadaan alat kesehatan terjamin sterilitasnya.

(4)

SKRIPSI

NI’MAH SEPTI WULANDARI

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP

EFEKTIFITAS DESINFEKTAN KOMBINASI

(C

OCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE,

PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORIDE

)

KONSENTRASI 2% V/V

PADA PINSET ANATOMI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP EFEKTIFITAS DESINFEKTAN KOMBINASI (

COCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE, PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORIDE ) KONSENTRASI 2%V/V PADA PINSET ANATOMI‖ untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bimbingan, bantuan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. M. Agus Syamsur Rijal, SSi., Msi., sebagai Pembimbing I dan Drs. H. Achmad Inoni, Apt., sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan waktu maupun dorongan moral memberi arahan-arahan terbaik kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Arina Swastika, S. Farm, Apt. dan Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt. sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

3. Yoyok Bekti P, M.Kep, Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Nailis Syifa’, S.Farm, M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Malang.

5. Program Studi Farmasi beserta seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang khusunya Bapak Sugiyartono, M.Sc. Apt. yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana.

6. Bapak Heru Prabowo Hadi, S.Farm, Apt. sebagai kepala CSSD Rumah Sakit UMM yang telah membimbing dan memberikan desinfektan yang kami teliti.

(8)

8. Sovia Aprina Basuki, M.Si. Apt., sebagai Kepala Laboratorium Farmasi yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

9. Akhmad Sobrun Jamil, SSi., MP, sebagai wakil Dosen Wali yang telah banyak memberi arahan, bimbingan dan masukan mengenai perkuliahan.

10. Bapak, Ibu, Adik, Tante, Mbah ibu, Mbah Budhe, Om dan Keluarga. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas kasih sayang, perjuangan, keikhlasan, nasehat, kesabaran, dukungan moral maupun materi dan doa yang telah diberikan. Saya akan terus berusaha untuk membuat kalian bahagia.

11. Teman-teman skripsi Steril: Maya, Icha, Putri, Indah dan Eko. Terimakasih untuk kerjasama, suka duka perjuangan kita, semangat, dukungan, masukan, kritikan juga doa. Tetap menjadi keluarga selamanya.

12. Sahabat-sahabatku tersayang Tyas, Rinda, Igun, Dhanif, mas Nana. Terimakasih sudah menjadi keluarga baru yang menemani dan membantu belajar, memberi semangat dan dukungan selama di Malang.

13. Teman-teman angkatan 2010 Farmasi UMM terimakasih atas persahabatan kita selama 4 tahun ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin. Terimakasih .

Malang, 14 Juni 2014

(9)

Ni’mah Septi Wulandari

RINGKASAN

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP EFEKTIFITAS

DESINFEKTAN KOMBINASI (

COCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE,

PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORIDE

) KONSENTRASI

2%V/V PADA PINSET ANATOMI

Salah satu faktor kritis yang mempengaruhi efektifitas dari proses desinfeksi adalah waktu perendaman atau durasi perendaman. Hal ini dikarenakan, apabila saat melakukan proses desinfeksi, waktu perendaman yang singkat akan menyebabkan mikroorganisme belum terbunuh secara maksimal sehingga proses desinfeksi gagal. Sebaliknya, apabila saat melakukan proses desinfeksi, waktu perendaman lama akan menyebabkan korosi pada alat dan kurang efisiennya pemakaian alat bedah sehingga pemanfaatan alat akan berkurang. Oleh karena itu efisiensi waktu perendaman sangat diperlukan untuk menjamin proses desinfeksi berjalan maksimal sehingga sterilitas alat bisa dijamin.

Penelitian ini mengenai pengaruh waktu perendaman terhadap efektifitaas desinfektan kombinasi (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium chorid) konsentrasi 2% v/v pada pinset anatomi. Penelitian ini diawali dengan uji control lingkungan (Laminar Air Flow Cabinet), uji fertilitas media, uji sterilitas media, kontrol aseptis (meliputi uji sterilitas larutan homogenizer, uji sterilitas cairan pembilas, dan uji sterilitas pinset anatomi), serta optimasi penyiapan sampel. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah pinset anatomi yang telah direndam oleh desinfektan kombinasi konsentrasi 2% v/v pada waktu tertentu. Pengambilan sampel dilakukan dengan jumlah replikasi 3 kali.

Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis di dalam Laminar Air Flow Cabinet

dengan kontrol suhu ruangan 30oC . Sampel dibedakan atas dua perlakuan setelah melalui proses kontaminasi dengan bakteri Staphylococus aureus yaitu dilakukan proses desinfeksi dan tanpa desinfeksi. Proses desinfeksi dilakukan dengan waktu perendaman 1 menit, 2 menit, 3 menit, dan 4 menit. Kemudian dilakukan pengenceran pada sampel. Metode yang digunakan adalah metode celup dimana dilakukan pencelupan pada pinset dalam larutan homogenizer (pepton water) dan kemudian dilakukan pengenceran pada sampel. Penanaman sampel dilakukan dengan cara inokulasi langsung pada media padat (NA) setelah dilakukan pengenceran sampel kemudian dilakukan inkubasi.

(10)

ABSTRAK

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP EFEKTIFITAS

DESINFEKTAN KOMBINASI (

COCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE,

PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORIDE

) KONSENTRASI

2%V/V PADA PINSET ANATOMI

NI’MAH SEPTI WULANDARI

Salah satu faktor kritis yang mempengaruhi efektifitas dari proses desinfeksi adalah waktu perendaman. Efisiensi waktu perendaman sangat diperlukan untuk menjamin proses desinfeksi berjalan maksimal sehingga sterilitas alat bisa dijamin. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan waktu perendaman yang efektif terhadap efektifitas desinfektan kombinasi (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium choride) konsentrasi 2% v/v pada pinset anatomis. Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis di dalam Laminar Air Flow Cabinet dengan kontrol suhu 30oC . Sampel dibedakan atas dua perlakuan setelah melalui proses kontaminasi dengan bakteri Staphylococus aureus yaitu dilakukan proses desinfeksi dan tanpa desinfeksi. Proses desinfeksi dilakukan dengan waktu perendaman 1 menit, 2 menit, 3 menit, dan 4 menit. Kemudian dilakukan pengenceran, Metode yang digunakan adalah metode

shaking dimana dilakukan setelah pinset dicelupkan dalam larutan homogenizer dan kemudian dilakukan pengenceran pada sampel. Penaman sampel dilakukan dengan cara inokulasi langsung pada media padat (NA), sampel kemudian dilakukan inkubasi selama 48 jam pada suhu 37 oC. Setelah masa inkubasi media padat (NA) diamati jumlah koloni mikroba yang tumbuh. NA yang dipilih dan dihitung adalah mengandung jumlah koloni antara 30 sampai 300. Kemudian koloni sampel yang didapat dihitung sebagai Angka Lempeng Total (jumlah koloni per cawan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas desinfektan kombinasi kombinasi konsentrasi 2% v/v adalah pada waktu 4 menit dimana pada NA tidak ada tanda kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari tidak adanya kekeruhan dan pertumbuhan nyata koloni bakteri.

(11)

ABSTRACT

EFFECT OF IMMERSION TIME ON THE EFFECTIVENESS OF

COMBINATION DISINFECTANT (COCOSPROPYLENE DIAMINE

GUANIDINE, PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORIDE)

AT CONCENTRATION 2% V/V ON ANATOMICAL TWEEZER

NI’MAH SEPTI WULANDARI

One of the critical factors that influence the effectiveness of the disinfectant is the immersing time. Efficiency of immersing time is necessary to ensure disinfection process running well. This study was establishing an effectiveness of immersing time on the effectiveness of combination disinfectants (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium choride) at concentration 2% v/v on anatomical tweezer. Sampling was done in the Laminar Air Flow Cabinet at 30oC, aseptic. Sampling was divided into two treatment after going through the process of contamination with Staphylococcus aureus, it was done without and with disinfection process. Disinfection process was done by immersing time for 1, 2, 3, and 4 minutes. Then, the dilution step, the method that used was the shaking method which tweezer was dye in a homogenizer solution and then the sample was diluted. Sampling was done by direct inoculation on solid medium (NA), then sample was incubating for 48 hours at 37 oC. After incubating period, solid media (NA) was observed for growing number of microbial colonies. NA was selected and counted which was the number of colonies containing between 30 to 300. Then, colonies sample could be calculated as Total Plate Count (number of colonies on plate). The result is showed that the effectiveness of a combination disinfectant at concentration of 2% v/v is 4 minutes that can be seen from the absence of turbidity and real growth of bacterial colonies.

(12)

DAFTAR SINGKATAN

ADN : Acid Deoxyribonucleic

ALT : Angka Lempeng Total

AOHC : American Occupational Health Conference

APHA : American Public Health Association

BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan CFU : Coloni Form Unit

Cl : Clorin

CPOB : Cara Pembuatan Obat Yang Baik Depkes : Departemen Kesehatan

DTT : Desinfektan Tingkat Tinggi FDA : Food and Drug Administration

HBV : Hepatitis B Virus

HCl : Asam Hidroklorida

HCV : Hepatitis C Virus

HIV : Human Imonudeficiency Virus

HOCl : Asam Hipoklorit

IAOP : Infeksi Aliran Darah Primer ILO : Infeksi Luka Operasi ISK : Infeksi Saluran Kemih

ISO : Internasional Organisation of Standadisation

LAFC : Laminar Air Flow Cabinet

MIC : Minimun Inhibor Concentration

MPN : Most Probable Number

NA : Nutrient Agar

pH : Potential of Hydrogen

RI : Republik Indonesia

SH : Sulfhidril

UV : Ultraviolet

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... .i

LEMBAR PENGESAHAN ... ...ii

LEMBAR PENGUJIAN ... ...iii

KATA PENGANTAR ... ...iv

RINGKASAN ... ...vi

ABSTRAK ... ...vii

ABSTRACT ... ...viii

DAFTAR SINGKATAN ... ...ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... .xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...3

1.3. Tujuan Penelitian ...3

1.4. Hipotesis ...3

1.5. Manfaat Penelitian ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...4

2.1. Tinjauan Tentang Desinfektan ...4

2.1.1 Definisi Desinfektan ...4

2.1.2 Mekanisme Kerja Desinfektan ...5

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Desinfektan ...8

(14)

2.1.5 Pengujian Desinfektan ...10

2.2. Tinjauan Desinfektan Kombinasi ...11

2.2.1 Tinjauan Fisika Kimia Desinfektan Kombinasi ...11

2.3. Tinjauan Tentang Instrumen Bedah ...16

2.3.1 Pengenalan Alat Bedah ...16

2.3.2 Pinset ...17

2.4. Tinjauan Tentang Proses Pencegahan Infeksi ...18

2.4.1 Definisi menurut Linda et al, (2004) ...18

2.4.2 Tinjauan Teknik Aseptis ...19

2.5.Tinjauan Tentang Mikroorganisme Kontaminan ...21

2.5.1 Infeksi Nosokomial ...22

2.5.2 Sumber Kontaminasi ...22

2.5.3. Faktor-foktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme ...23

2.5.4. Metode Pembiakan Mikroorganisme ...24

2.6 Metode Pengujian Sampel ...25

2.6.1 Metode Sampling ...25

2.6.2 Larutan Pengencer Sampel ...25

2.6.3 Mikroba Uji ...25

2.6.4 Metode Pembiakan Mikroorganisme ...26

2.6.5 Metode Perhitungan Mikroba ...26

2.6.6 Media Uji ...28

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ...29

3.1 Uraian Konseptual ...29

3.2 Skema Kerangka Konseptual ...31

BAB IV METODE PENELITIAN ...32

4.1. Desain Penelitiaan ...32

4.2. Lokasi Penelitian ...32

4.3 Waktu Penelitian ...32

4.4. Bahan dan Alat ...32

(15)

4.4.2 Alat ...33

4.5. Metode Kerja ...33

4.6. Cara Kerja...35

4.6.1. Persiapan Penelitian ...35

4.6.2. Penyiapan Larutan Desinfektan Kombinasi ...36

4.6.3. Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ...37

4.6.4. Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif)……… ...38

4.6.5. Uji Sterilitas pada Pinset Anatomi ……… ...38

4.6.6. Uji Sterilitas Larutan Homogenizer (Larutan Pepton water)……… ...38

4.6.7. Uji Sterilitas Cairan Pembilas ……… ...38

4.6.8. Uji Kontrol Lingkungan ...39

4.6.9 Penyiapan Sampel ...39

4.6.10 Uji Penurunan Jumlah Mikroba ...39

BAB V HASIL PENELITIAN ...43

5.1. Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet Saat Pengujian Sterilitas ...44

5.2. Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ...45

5.3. Hasil Uji Sterilitas Media ( Kontrol Negatif) ...46

5.4. Hasil Uji Sterilitas larutan homogenizer (larutan peptone water) ...46

5.5. Hasil Uji Sterilitas cairan pembilas ...47

5.6. Hasil Uji Sterilitas Pinset Anatomi ...47

5.7 Viabilitas Jumlah Mikroorganisme yang Terdapat pada Pinset Anantomi yang telah Didesinfeksi oleh Desinfektan Kombinasi (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium chorid) Konsentrasi 2% v/v ...48

BAB VI PEMBAHASAN...50

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...56

7.1 Kesimpulan ...56

7.2 Saran ...56

DAFTAR PUSTAKA……… ...…..57

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Konsentrasi Hambat Minimum dari Benzalkonium klorida ...16

II.2 Klasifikasi Ruangan Bersih (Voigt,1995) ...19

II.3 Perlengkapan dan Kandungan Kuman dari Manusia ...20

II.4 Batas Mikroba yang Disarankan Untuk Pemantauan Area Bersih Selama Kegiatan Berlangsung (BPOM, 206) ...21

V.1 Hasil Uji kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet Saat Pengujian Sterilitas menggunakan Media Nutrient Agar ...44

V.2 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) Menggunakan Media Nutrient Agar ...45

V.3 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) Menggunakan Media Nutrient Agar ...46

V.4 Hasil Uji Sterilitas Larutan Homogenozer Menggunakan Media Nutrient Agar ...46

V.5 Hasil Uji Sterilitas Cairan Pembilas Menggunakan Media Nutrient Agar ...47

V.6 Hasil Uji Sterilitas Pinset Anatomi Menggunakan Media Cair (Thioglikolat dan Kasamino) ...48

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Struktur Kimia Phenoxypopanols (Sweetman,2007) ...13

2.2. Struktur Kimia Benzalkonium Chloride (Rowe, 2009) ...13

3.1. Skema Kerangka Konseptual ...32

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ...62

2. Surat Pernyataan ...63

3. Sertifikat Analisis Desinfectan Kombinasi ( Cocospropylene Diamineguanidine, Phenoxypropanols, Benzalkonium Chloride) ...64

4. Sertifikat Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus ...65

5. Komposisi Media dan Larutan Homogenizer (Peptone Water) ...66

6. Proses Pengolahan Pinset Anatomi ...67

7. Skema Kerja Pembuatan Media Padat (NA) ...68

8. Skema Kerja Pengenceran Sampel dengan Metode ALT ...70

9. Foto Hasil Viabilitas Jumlah Mikroorganisme yang Terdapat pada Pinset Anantomi yang telah Didesinfeksi oleh Desinfektan Kombinasi (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium chorid) Konsentrasi 2% v/v Menggunakan Media PCA .72 10. Foto Hasil Uji kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet ...77

11. Foto Hasil Kontrol Asepik ...78

12. Foto Kontrol Suhu LAFC ...80

13. Foto Alat-alat dan Bahan Praktikum ...81

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Nurdin. 2011. Reaksi Analisa Protein. Telah diakses pada tanggal 8 Desember 2013. http://skp.unair.ac.id/repository/Guru.

Agoes, G. 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4. Bandung: ITB.

Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim). Edisi keempat. Jakarta :Penerbit Universitas Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Jakarta: Badan POM.

British Medical Association. 1996. Petunjuk Praktis Sterilisasi Instrumen dan Pengendalian Infeksi Silang .Jakarta: BukuKedokteran EGC

Brooks. G.F., Carrol. K.C., Buttel.J.S.,&Morse.S.A. 2007. Medical Microbiology. Edisi 24. MC Graw.

Buchanan, EC., Schneider PJ., 2010. Peracikan Sediaan Steril, edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Cady, Sharmaine S. 2012. Qualitative Analysis of Alcohols, Aldehydes, and Ketone. East Stroudburg Univesity.

Centre for Healthcare Related Infection Surveillance and Prevention (CHRISP). 2008. Desinfection and Sterilization Infection Control Guidelines. Queensland Health. Chem International, Inc. 2013.Material Safety Data Sheet.22 Juli 2013. Diaksestanggal 18

Novermber 2013.

Committee For Veterinary Medicinal Product (CVMP). 2002. Note for Guidance on Quality of Water for Pharmaceutical Use. London : The European Agency for Evaluation of Medicinal Products.

Cooper and Gunn’s. 1975.Dispensing For Pharmaceutical Student. Twelfth Edition.Pitman

Medical.

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika.

(20)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Department /CSSD) Di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.,1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Jakarta: DepartemenKesehatan RI.

Goff, Douglas. 2009. Dairy Science and Technology Education. Canada :University of Guelph.

Greenberg, A. E., Clesceri, L., S., & Eaton, A. D. (Eds). 1992. Standards Method for The examination of Water and Waste Water, 18th ed. Washington, D.C.: APHA inc

Gunawan, Sulistia Gan, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI Jawetz, E, Melnick J &alberg E. 1996.Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiologi). Diterjemahkan oleh Edi Nugroho dan Maulana RF. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG

Jawetz, E., Melnick J. L, Adelberg E. A., 2005. Review of Medical Microbiology, 14th edition.

Lange Medical Publications: Los Altos-California.

Karakata, Sumiardi. 1992. Bedah Minor. Jakarta: Hipokrates.

L, J. Wickerham. 1951. Taxonomy of yeasts, p.11, dalam Technical bulletin no 1092. U. S. Department of Agriculture. Washington, D.C.

Lachman. Leon, Herbert A. Lieberman, Joseph L. Kanig. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industry. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi pendamping J. Kawira dan Iisaisyah. Edisi Ketiga Jakarta: Universitas Indonesia.

Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: ANDI.

Mazzola, dkk. 2003. Determination of Decimal Reduction Time (D-value) of Chemical Agents Used in Hospitals for Disinfection Purposes. Brazil : Department of Biochemical and Pharmaceutical Technology, School of Pharmaceutical Sciences, University of Sao Paulo.

Mazzola, Priscila Gava, dkk. 2003. Determination of decimal reduction time (D value) of chemical agents used in hospitals for disinfection purposes. University of Sao Paulo. Mazzola, Priscila Gava, dkk. 2009. Choice of sterilizing/disinfecting agent – determination of

(21)

Muttaqin, Arief dan Kumala Sari. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, proses dan Aplikasi. Jakarta : Salemba medika.

Nalco. 2009. Global Product Strategi Product Stewardship Summary. 15 September 2009. Diakses tanggal 18 November 2013. http// www.nalco.com/.../N-Coco _Alkyl-1_3-Propylenediamine_Acetate.pdf

Nealon, Thomas.F. dan William H.Nealon. 1996. Keterampilan Ilmu Bedah. Diterjemahkan oleh dr Irene Winata dan dr Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC.

Putra, Rahmat Ali. 2011. Tindakan Perawatan Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Luka Pasca Bedah. Universitas Sumantera Utara.

Rao, Sridar P.N. Sterilization and Desinfection.Juni 2008. http//www.microrao.com/. Diakses tanggal 23 Oktober 2013.

Rao,Sridhar P. N. 2008. Testing of Desinfectants.

www.microrao.com/micronates/pg/testing_of_desinfectans.pdf. Diakses tanggal 1 Juni 2014.

Rowe C Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth edition. London: Pharmaceutical Press.

Rutala, William A. and David J. Weber. 1997. Uses of Inorganic Hypochlorite ( Bleach ) in Health-Care Facilities. Clinical Microbiologi Review. Vol. 10 No. 4, p. 597-610. Rutala, William A. and David J. Weber. 2010. Guideline for Desinfection and Sterilization of

Prion-Contaminated medical Instrument. Infection Control and Hospital Epidemioloy.Vol 31 No. 2.

Rutala, William A., David J. Weber, and TheHeallthcare Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC). 2008. Guideline for Desinfection and Sterilization in Health Facilities, 2008. USA: Depatement of Health and Human Service.

Schalffer, MD, Susan D, dkk. 2000. Pencegahan Infeksi & Praktik yang Aman. Editor: Yasmin Asih S.kp, alih bahasa : Setiawan S,kp. Jakarta: EGC.

Siswandono dan Soekarjo B. 2008. Kimia Medisinal. Edisi 2 Surabaya: Universitas Airlangga Press.

Soesilo, Slamet, dkk. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan. Somani, B. Sunil and Nitin W. Ingole. 2012. Formulation of Kinetic Model to Predict

(22)

Sugiartono, 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFA Beta.

Sundararaj, T. 2004. Microbiology. Tamil Nadu Text Book Corporation.

Supartono, Basuki. 2003. Petunjuk Praktis Sterilisasi Instrumen dan Pengendalian Infeksi Silang. Jakarta: EGC.

Sweetman, SC., 2009. Martindale, Thirty-sixth edition. London: Pharmaceutical Press. pp: 577-578.

Thompson, SM., dkk. 2011. The Effect of Sterile Versus Non-steril Tourniquets on Microbilogical Conolisation in Lower Limb Surgery. UK: RCS Advance SugicalStandart.

Tietjen,Linda dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Praawirohardjo dan JNPKKR atau POGI dan JHPIEGO.

Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya., 2003. Bakteriologi Medik. Malang :Bayumedia Publishing.

U.S Departement of Health and Human Service Food and Drug Administration. 2004. Guidance for Industry, Sterile Drug Product Product Produced by Aseptic Processing— Current Good Manufacturing Practice. Pharmaceutical CGMPs.

U.S. Food and Drug Administration. 1995. Bacteriological Analytical Manual. 3th ed. AOAC, Arlingtonh,VC.

Voigt, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi.Edisi V. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

Waluyo, lud., 2010. Teknik Dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi, Malang : UMM Press. World Health Organization, Regional Office for South-East Asia and Regional Office for

Referensi

Dokumen terkait

Dari Penelitian ini telah didapatkan hasil diagnosa hama penyakit tanaman cabai menggunakan metode forward chaining adalah sistem yang yang memberikan informasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa SMA Sidorame Medan Tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa teradapat hubungan yang kuat antara kebiasaan merokok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa deskripsi OPZ dilihat dari Regulasi yang mangatur pengelolaan zakat dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelola Zakat

Dukungan bagi advokasi publik dan sosialisasi yang dilakukan oleh kelompok serikat pekerja Malaysia MTUC dan UNI-MLC dan organisasi non pemerintah Tenaganita, serta penjangkauan

Dalam hal komitmen, Riwan mempunyai komitmen yang tinggi, terutama akan hal yang ia cintai serta hal yang bisa membantu mewujudkan cita-citanya, namun harus tetap kuat

Subyek merasa puas dengan membantu orang lain, dan dirinya dapat dukungan dari keluarga (IN); Subyek merasa puas memiliki gaji yang cukup dan memiliki teman kerja yang baik (JL);

Sebagai bahan bakar, sifat termal arang termpurung kelapa adalah penting dan bergantung pada struktur dan komposisinya yang juga dipengaruhi oleh parameter proses pembentukannya

yang dapat diperbaiki agar penutur asing dapat lebih mudah mempelajari bahasa Indonesia adalah perbaikan tata bahasa yang belum taat asas, khususnya pembentukan kata