• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN SIROSIS HATI (BERDASARKAN SKOR CHILD PUGH) TERHADAP PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS BERULANG PADA PENDERITA SIROSIS HATI DI RSUD JOMBANG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN SIROSIS HATI (BERDASARKAN SKOR CHILD PUGH) TERHADAP PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS BERULANG PADA PENDERITA SIROSIS HATI DI RSUD JOMBANG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2013"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN SIROSIS HATI (BERDASARKAN SKOR CHILD PUGH) TERHADAP PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS BERULANG

PADA PENDERITA SIROSIS HATI DI RSUD JOMBANG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2013

Oleh:

FACH RAYNI PRIMISASIKI 201010330311143

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

ii

HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN SIROSIS HATI (BERDASARKAN SKOR CHILD PUGH) TERHADAP PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS BERULANG

PADA PENDERITA SIROSIS HATI DI RSUD JOMBANG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2013

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh:

FACH RAYNI PRIMISASIKI 201010330311143

FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir dengan judul “Hubungan Tingkat Keparahan Sirosis Hati (Berdasarkan Skor Child Pugh)

Terhadap Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas Berulang Pada Penderita Sirosis Hati di RSUD Jombang Periode Januari-Desember 2013”.Penulisan penelitian ini dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka penyusunan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak mudah menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga penelitian ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, April 2014

(6)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam terwujudnya Karya Tulis Akhir ini penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada :

1. ALLAH S.W.T atas kekuatan serta berkat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

2. dr.Sugiono, dra.Tri Turani, dan Novan Fachrudin. Terimakasih telah menjadi ayah, ibu, dan adik terbaik bagiku, serta Pakde Marijan, Bude Ana, Mas Jarot, Mas Wawan, Mbak Nia, dan Dhita yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, dan doa yang tak terhenti. Terimakasih untuk segala bentuk dukungan moril maupun materiil.

3. dr.Irma Suswati M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Malang atas dukungan serta nasihat bagi penulis.

4. dr. Meddy Setiawan,Sp.PD selaku dosen pembimbing I dalam penulisan Karya Tulis Akhir ini yang telah mencurahkan waktu dan ilmu serta kesabaran dalam membimbing serta memberikan nasihat untuk penulis. 5. dr. Sri Adila Nurainiwati,Sp.KK selaku dosen pembimbing II dalam penulisan

Karya Tulis Akhir ini yang telah mencurahkan waktu dan ilmu serta kesabaran untuk membimbing serta mengarahkan penulis.

(7)

vii

7. dr. Agatha, Sp.PD, staff Diklit dan rekam medis RSUD Jombang yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan Karya Tulis Akhir ini dengan mencurahkan waktu dan ilmu serta kesabaran untuk membimbing serta mengarahkan penulis.

8. dr. Mochammad Aleq Sander,Sp.B selaku dosen wali. Terima kasih telah memberikan nasihat, saran serta tak hentinya mengingatkan penulis.

9. Seluruh dosen FK UMM yang telah memberikan ilmu serta arahan kepada penulis.

10. RSUD Jombang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

11. Staff TU: Pak Yon, Bu Endang, Mas Didit, Mas Faisal, Mbak Puput. Terima kasih atas segala bantuan dan nasihat untuk penulis.

12. Theo Reza Hidayat. Terimakasih untuk semangat dan dukungannya, serta kesabaran yang luar biasa dalam mendampingi menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih telah menjadi partner terbaik dalam perjuangan ini.

13. Sahabat-sahabatku tercinta : Ayu Putri Haryani, Dinda Faullya Zein, Sheila Widy Firdausy, Nur Indah Permatasari, Dewi Mandasari, Alya Batami, Rossy, Rika, Prili, Dini, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang serta semangat dan dukungan kalian semua yang tak akan terlupakan.

Malang, April 2014

(8)

viii ABSTRAK

Primisasiki, Fach Rayni. 2014. Hubungan Tingkat Keparahan Sirosis Hati (Berdasarkan Skor Child Pugh) Terhadap Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas Berulang Pada Penderita Sirosis Hati di RSUD Jombang Periode Januari-Desember 2013. Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Meddy Setiawan *), (2) Sri Adila Nurainiwati **)

LatarBelakang : Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berulang pada penderita sirosis hati merupakan salah satu komplikasi sirosis hati dengan tingkat mortalitas dan morbiditas yang tinggi mencapai 50-60%. Salah satu faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya perdarahan berulang adalah tingkat keparahan sirosis hati. Untuk mengetahui tingkat keparahan atau staging secara klinis pada sirosis hati dapat menggunakan skor Child Pugh. Skor Child Pugh A menunjukkan sirosis hati kompensata, sedangkan B dan C menunjukkan sirosis hati dekompensata. Sistem skoring terdiri dari lima komponen variabel yang dipilih secara empirik, yaitu asites, ensefalopati, serum albumin, serum bilirubin, dan waktu protrombin.

Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat keparahan sirosis hati (berdasarkan skor Child Pugh) terhadap perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berulang pada penderita sirosis hati di RSUD Jombang periode Januari-Desember 2013.

Metode : Penelitian bersifat Observasional Analitik dengan pendekatan secara Cross Sectional Study. Sampel dalam penelitian ini adalah rekam medik pasien yang secara klinis menderita sirosis hati dengan perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) di RSUD Jombang periode Januari-Desember 2013. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dan dianalisis dengan uji Spearman.

Hasil dan Diskusi: Dari uji Spearman didapatkan nilai p= 0,000 . Nilai ini lebih kecil dari α=0,05 dan r=0,455. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat keparahan sirosis hati (berdasarkan skor Child Pugh) dengan perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berulang pada penderita sirosis hati. Semakin tinggi skor Child Pugh maka kejadian perdarahan SCBA berulang pada sirosis hati akan semakin tinggi.

Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat keparahan sirosis hati (berdasarkan skor Child Pugh) dengan perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berulang pada penderita sirosis hati di RSUD Jombang periode Januari-Desember 2013. Kata Kunci : Sirosis hati, skor Child Pugh, perdarahan saluran cerna bagian atas

(SCBA) berulang.

*) : Staff Pengajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UMM

(9)

ix ABSTRACT

Primisasiki, Fach Rayni. 2014. The relationship of liver cirrhosis severity (based of Child Pugh score) against recurrent upper gastrointestinal tract bleeding in patients with liver cirrhosis in RSUD Jombang period of January to December 2013. Thesis. Faculty of Medicine Science, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Meddy Setiawan *), 2) Sri Adila Nurainiwati **)

Background: Recurrent upper gastrointestinal tract bleeding (UGIB) concern of liver cirrhosis patient is one of the complication of liver cirrhosis with high mortality and morbidity reached 50-60 %. One of the risk factors affecting the incidence of recurrent bleeding is the liver cirrhosis severity. To know the severity stage or clinical staging of liver cirrhosis able to use Child Pugh score. The score of Child Pugh A shows compensate liver cirrhosis, whereas score of Child Pugh B and C show decompensate liver cirrhosis. Scoring system consist of five components selected empirically are acites, encephalopathy, albumin serum, bilirubin serum, and prothrombin time.

Purpose: Knowing relationship between liver cirrhosis severity (based of Child Pugh score) with recurrent upper gastrointestinal tract beeding (UGIB) in patients with liver cirrhosis in RSUD Jombang period of January to December 2013. Method : The research is observational analytic with cross sectional study approach. The sample was the medical record of clinically liver cirrhosis patients with upper gastrointestinal tract bleeding (UGIB) in RSUD Jombang period of January to December 2013. The sampling technique used total sampling and analyzed with Spearman's test.

Result and Discussion: From Spearman test p = 0,000. That value smaller than α=0,05 and r=0,455. It showed that there is relationship between liver cirrhosis severity (based of Child Pugh score) with recurrent upper gastrointestinal tract bleeding (UGIB) in patients with liver cirrhosis. The higher Child Pugh score, recurrent upper gastrointestinal tract bleeding (UGIB) in patients with liver cirrhosis will be higher.

Conclusion: There is a relationship between liver cirrhosis severity (based of Child Pugh score) with recurrent upper gastrointestinal tract bleeding (UGIB) in patients with liver cirrhosis in RSUD Jombang period of January to December 2013.

Keywords: Liver cirrhosis, Child Pugh score, recurrent upper gastrointestinal tract bleeding (UGIB)

*) : Lecturer Department Interna of Medical Faculty, UMM

(10)

x

UCAPAN TERIMA KASIH……….. vi

ABSTRAK………. viii

2.1.1 Definisi Sirosis Hati ... 6

2.1.2 Etiologi Sirosis Hati ... 7

2.1.3 Klasifikasi Sirosis Hati ... 8

2.1.4 Gejala Klinis Sirosis Hati ... 9

2.1.5 Gambaran Laboratorium ... 11

2.1.6 Diagnosis ... 13

2.1.7 Komplikasi ... 14

2.1.8 Penatalaksanaan ... 15

2.1.9 Prognosis ... 18

2.2Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA)... 19

2.2.1 Definisi ... 19

2.2.2 Etiologi ... 19

2.2.3 Gejala Klinis... 20

2.2.4 Diagnosis ... 21

2.2.5 Pengelolaan Perdarahan SCBA ... 22

2.2.6 Terapi ... 24

2.2.7 Perdarahan SCBA Berulang... 28

2.3Hematemesis Melena Karena Perdarahan Varises... 29

2.3.1 Definisi Varises Esofagus ... 29

(11)

xi

2.3.3 Patofisiologi ... 31

2.3.4 Perjalanan Alamiah Varises Esofagus... 32

2.3.5 Diagnosis Varises Esofagus... 33

2.3.6 Perdarahan Varises Esofagus... 34

2.3.7 Prognosis... 35

2.4Skor Child Pugh... 36

2.4.1 Serum Bilirubin... 38

2.4.2 Serum Albumin... 38

2.4.3 Waktu Protrombin... 39

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1Kerangka Konsep ... 40

3.2Hipotesis Penelitian ... 43

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1Rancangan Penelitian ... 44

4.2Lokasi dan Waktu ... 44

4.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

4.3.1 Populasi ... 44

4.3.2 Sampel ... 44

4.3.3 Cara Pemilihan Sampel ... 45

4.4Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 45

4.4.1 Kriteria Inklusi ... 45

4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 45

4.5Variabel Penelitian ... 45

4.5.1 Variabel Bebas/Independen ... 45

4.5.2 Variabel Tergantung/Dependen ... 46

4.6Definisi Operasional ... 46

4.7Teknik Pengumpulan Data ... 47

4.8Analisis Data ... 47

4.9Alur Penelitian ... 48

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Karakteristik Sampel Penelitian... 50

5.2 Hubungan Skor Child Pugh dengan Kejadian Perdarahan SCBA Berulang... 52

BAB 6 PEMBAHASAN... 54

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN... 60

DAFTAR PUSTAKA... 62

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sebab-sebab sirosis hati ... 7

Tabel 2.2 Gejala kegagalan fungsi hati dan hipertensi porta ... 10

Tabel 2.3 Klasifikasi Child pasien sirosis hati dalam terminologi cadangan fungsi hati... 18

Tabel 2.4 Epidemologi varises esofagus dan korelasi antara beratnya penyakit hati dengan terbentuknya varises esofagus ... 30

Tabel 2.5 Guideline untuk diagnosis varises esofagus ... 33

Tabel 2.6 Prognosis pasien dengan varises esofagus ... 36

Tabel 2.7 Skor Child Pugh ... 37

Tabel 4.1 Skor Child Pugh ……….. 46

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia……… 50

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin... 51

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Skor Child Pugh……. 51

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penanganan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

(SCBA)... 27 Gambar 2.2 Scoring System for Predicting Rebleeding and

Mortality... 28

(14)

xiv

DAFTAR SINGKATAN ALT : Alanin Aminotransferase

AST : Aspartat Aminotransferase CVP : Central Venous Pressure EGD : Esophagogastroduodenoscopy GGT : Gamma-glutamil transpeptidase HVPG : Hepatic Vein Pressure Gradient INR : International Normalized Ratio MAP : Mean Arterial Pressure

MELD : Mayo End-Stage Liver Disease NSAID : Non Steroid Anti Inflammation Drugs PPI : Proton Pump Inhibitor

PPT : Partial Prothrombin Time

PT : Prothrombin Time

TIPS : Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunting UGIB : Upper Gastro Intestinal Bleeding

USG : Ultrasonografi

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian... 66

Lampiran 2. Uji Normalitas... 70

Lampiran 3. Korelasi Spearman... 70

(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Adi P, 2009, Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V, Jakarta, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI: 447- 452.

Anand BS, 2011, Peptic Ulcer Disease, Bayler College of Medicine, Available from:http://emedicine.medscape.com/article/181753-overview#a0156

[Accesed 1 Mei 2011].

Basuki H, 2006, Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Kemanusiaan dan Budaya, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Benedeto D, Nagorni A, Bjelakov G, 2006, Predictive Factors of Bleeding From Esophageal Varisces in Patient With Liver Cirrhosis and Portal Hypertension, Facta Universitatis, J Medicine and Biology, 13(1): 164-7. Biecker E, 2013, Gastrointestinal Bleeding in Cirrhotic Patients with Portal

Hypertension, Journal of Hepatology: 1-3.

Caestecker JD, 2011, Upper Gastrointestinal Bleeding Clinical Presentation,

Hahnemann University, Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/187857-clinical#a0216 [Accesed 1 Mei 2011].

D’Amico G, Criscuoli V, Fili D, 2002, Metaanalysis of Trials for Variceal Bleeding, Hepatology, 36 : 1023-1024.

D’Amico G, Pagliaro L, Bosch J, 1995, Treatment of Portal Hypertension: A Meta-Analytic Review, Hepatology; 22:332-54.

De Franchis R, 2005, Evolving Concencus in Portal Hypertension Report of The Baveno IV Consensus Workshop on Methodolgy of Diagnosis and Therapy in Portal Hypertension Special Report, J of Hepatology, 43: 167-76.

De Francis R, 2010, Revising Consensus in Portal Hypertension : Report of The Baveno V Consensus Workshop on Methodology of Diagnosis and Therapy in Portal Hypertension, J Hepatology, 53 : 762-768.

De la pena J, Rivero M, Sanchez E, et al, 1999, Variceal Ligation Compared with

Endoscopic Sclerotherapy for Variceal Hemorrhage: Prospective Randomized Trial, Gastrointestinal Endoscopy; 49(4):417-23.

Del Olmo JA, Pena A, Serra MA, et al, 2000, Predictors of Morbidity and

Mortality After The First Episode of Upper Gastrointestinal Bleeding in Liver Cirrhosis. J Hepatology; 32:19-24.

Djumhana HA, 2011, Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas, Bagian Ilmu

Penyakit Dalam RS Dr Hasan Sadikin, FK Unpad, Bandung.

Freorie, Valsesia E, Pillete C, et al, 1997, Noninvasive Diagnosis of Hepatic Fibrosis of Cirrhosis, Journal of The American Gastroenterological, No 5, Vol 113.

Grace ND, 1997, Diagnosis and Treatment of Gastro-Intestinal Bleeding Secondary to Portal Hypertension, American College of Gastroenterology Practice Parameter Committee, J Gastroenterology, 92 : 1081-91.

(17)

xvii

Hadi S, 2002, Gastroenterologi, PT Alumni, Bandung : 613-651.

Hidayat S, Djojoningrat D, Akbar N, et al, 2004, Risk Factors for Recurrent Upper Gastrointestinal Tract Bleeding after Esophageal Varices Ligation on Patients with Liver Cirrhosis, The Indonesian Journal of Gastroenterology Hepatology and Digestive Endoscopy, No 3, Vol 5.

Karina, 2007, Faktor Risiko Kematian Penderita Sirosis Hati Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2002-2006, Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.

Khan H, Iman N, 2009, Thrombocytopenia Predicts Oesophageal Varices in Chronic Liver Disease Due To Hepatitis B And C Virus, J. Med. Sci.

Krige J, Urda K, Kotze, 2006, Variceal Reccurance, Rebleeding, and Survival After Endoscopic Injection Sclerotherapy in 287 Alcoholic Cirrhotic Patients With Bleeding Esophageal Varisces, J Ann Surg, 244(5): 764-70.

Kusumobroto H, 2007, Sirosis Hati, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati, Edisi I, Jakarta : Jaya Abadi: 335-345.

Kusumobroto H, Adi P, Setiawan PB, Maimunah U, 2007, Panduan Penatalaksanaan Perdarahan Varises Pada Sirosis Hati, Dalam : Konsensus Nasional Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia, Surabaya: 1-29.

Laine L, 2008, Gastrointestinal Bleeding, Dalam: Fauci AS, et al, Harrison’s Principles of Internal Medicine: 17th ed, Vol 1, USA: McGraw-Hill Companies; 257 – 260.

Lo GH, Lai KH, Cheng JS, et al, 1995, A Prospective Randomized Trial of

Sclerotherapy Versus Ligation in The Management of Bleeding Esophageal Varices, Hepatology; 22:466-71.

Nurdjanah S, 2006, Sirosis Hati, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV Jilid II, Jakarta, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI : 445-8.

Nurdjanah S, 2009, Sirosis Hepatis, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V, Jakarta, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI: 668-673.

Olariu M, Olariu C, Olteanu D, 2010, Thrombocytopenia in Chronic Hepatitis C, J Gastrointenstin Liver Disease, 19 : 381 – 385.

Porter RS, 2008, The Merck Manual of Patient Symptoms, USA: Merck Research Laboratories.

Prihartini J, 2005, Decection of Oesofageal Varices in Liver Cirrhosis Using Noninvasive Parameters, Acta Med Indonesia J Intern Med.

Purwati, 2007, Perbandingan Antara Skor Child Pugh dan Skor MELD dalam Menilai Prognosis Pasien Sirosis Dekompensata, Penelitian Karya Akhir (Tesis) di RSUD dr. Soetomo, Surabaya, Indonesia.

Rahmat H, Ramli HA, Elvie L, 2014, Hubungan Gambaran USG Pada Penderita Sirosis Hati dengan Fibrosis Skor di Bagian Radiologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2013, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado.

(18)

xviii

Setiawati M, 2009, Perbandingan Validitas Maddrey’s Discriminant Function dan Skor Child Pugh dalam Memprediksi Ketahanan Hidup 12 Minggu Pada Pasien Dengan Sirosis Hepatitis, Skripsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sherlock S, Dooley J, 2002, The Portal Venous System and Portal Hypertension, In: Sherlock S, Editor: Disease Of The Liver And Billary System, 11th ed, Paris: Blackwell Publishing : 147-86.

Sitorus N, 2001, Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Di RS St. Elisabeth Kotamadya Medan Tahun 1997-2000, Skripsi Mahasiswa FKM USU.

Stiphany, Hiswani, Jemadi, 2012, Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap di RSUD dr.Pirngadi Medan Tahun 2010-2011, Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara, Medan.

Stojanov DB, Nagorni A, Bjelakovic G, et al, 2006, Predictive Factor of Bleeding From Esophageal Varices in Patients With Liver Cirrhosis and Portal Hypertension, Med and Bio J,Vol 13 : 164-167.

Sudoyo AW, Karjadi TH, Setiati S, et al, 1999, Kumpulan Kasus Menarik Penyakit Dalam Jilid II FK UI, Jakarta.

Suyono, Sofiana, Heru, et al, 2006, Sonografi Sirosis Hepatis di RSUD Dr. Moewardi, Cermin Dunia Kedokteran: 150.

Theophilidou E et al, 2012, Liver Metastases A Rare Cause of Portal Hypertension and Stoma Bleeding, Brief Review of Literature, Journal PubMed Central (PMC), 3 (5): 173-176, Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3316765/?tool=pmcentrez [Accesed 15 May 2012].

Vidyani A, Vianto D, Budi W, et al, 2011, Faktor Risiko Terkait Perdarahan Varises Esofagus Berulang Pada Penderita Sirosis Hati, J Peny Dalam, No 3, Vol 12.

(19)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Istilah Sirosis diberikan pertama kali oleh Laennec tahun 1819, yang berasal dari kata kirrhos yang berarti kuning oranye (orange yellow), karena terjadi perubahan warna pada nodul-nodul hati yang terbentuk (Hadi, 2002). Sirosis hati adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Secara klinis, sirosis hati dibagi menjadi sirosis kompensata yang berarti belum ada gejala klinis yang nyata dan sirosis hati dekompensata yang ditandai dengan gejala klinis yang nyata (Setiawati, 2009).

Di Indonesia, epidemiologi sirosis hati belum dapat diketahui dengan pasti. Gambaran kasar mengenai kejadian sirosis hati di Rumah Sakit di seluruh Indonesia berkisar antara 0,6-14,05% setiap tahunnnya dan dengan angka ini dapat diperkirakan besarnya jumlah kasus yang akan ditemukan. Kejadian di Indonesia menunjukkan bahwa pria lebih banyak dari wanita (2,4-5:1), dimana kelompok terbanyak didapati pada dekade kelima (Kusumobroto, 2007).

(20)

2

dirawat di bangsal penyakit dalam atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat (Kusumobroto, 2007; Hadi, 2000).

Dalam perjalanannya, peningkatan tekanan portal dan penurunan fungsi hati mengakibatkan bertambahnya komplikasi-komplikasi seperti asites, perdarahan saluran cerna, ensefalopati, dan ikterus. Timbulnya komplikasi-komplikasi tersebut merupakan pertanda terjadinya pergantian fase kompensata menjadi dekompensata. Secara progresif, beberapa komplikasi akan mengalami peningkatan, seperti terjadinya perdarahan berulang, kerusakan ginjal yang ditandai adanya asites, sindroma hepatorenal dan sepsis/peritonitis bakteri spontan (Vidyani et al, 2011).

(21)

3

saat awal perdarahan, sedangkan kematian pada perdarahan non-varises sekitar 9-12% (Djumhana, 2011).

Risiko untuk terjadinya perdarahan berulang paling tinggi pada 6 minggu pertama dan mencapai 80% dalam waktu 1 tahun (D’Amico, 2002). Salah satu faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya perdarahan berulang adalah tingkat keparahan penyakit hati (Sherlock, 2002). Untuk mengetahui tingkat keparahan atau staging secara klinis pada sirosis hati dapat menggunakan skor Child Pugh. Skor Child Pugh A menunjukkan sirosis hati kompensata, sedangkan B dan C menunjukkan sirosis hati dekompensata. Sistem skoring terdiri dari lima komponen variabel yang dipilih secara empirik, yaitu asites, ensefalopati, serum albumin, serum bilirubin, dan PPT (Vidyani, 2011).

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang mempermudah perdarahan SCBA berulang pada pasien sirosis hati. Tetapi, setiap penelitian yang dilakukan belum memperlihatkan hasil yang konsisten. Menurut penelitian Lo GH dan Olmo et al, klasifikasi Child Pugh mungkin memiliki hubungan terhadap perdarahan SCBA berulang. Sebaliknya menurut penelitian De la pena et al, tidak menemukan hubungan antara klasifikasi Child Pugh dan perdarahan berulang dengan varises (Hidayat et al, 2004).

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui adakah hubungan antara tingkat keparahan sirosis hati (berdasarkan skoring Child Pugh) terhadap perdarahan SCBA berulang pada penderita sirosis hati.

(22)

4

terjadinya perdarahan berulang dengan melakukan pencegahan seoptimal mungkin pada penderita sirosis hati setelah mengetahui staging penderita sirosis hati berdasarkan skoring Child Pugh sebagai salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan berulang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan tingkat keparahan sirosis hati (berdasarkan skor Child Pugh) terhadap perdarahan SCBA berulang pada penderita sirosis hati?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan tingkat keparahan sirosis hati (berdasarkan skor Child Pugh) terhadap perdarahan SCBA berulang pada penderita sirosis hati.

1.3.2 Tujuan khusus

 Mengetahui distribusi angka kejadian perdarahan SCBA berulang pada

penderita sirosis hati berdasarkan tingkat keparahan sirosis hati (skor Child Pugh).

 Mengetahui distribusi angka kejadian perdarahan SCBA berulang pada

penderita sirosis hati berdasarkan usia.

 Mengetahui distribusi angka kejadian perdarahan SCBA berulang pada

(23)

5

1.4Manfaat

1.4.1 Manfaat klinis

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melihat pentingnya mengetahui skor Child Pugh terhadap kejadian perdarahan SCBA berulang pada penderita sirosis hati.

2. Sebagai masukan kepada petugas kesehatan untuk mewaspadai penderita sirosis hati dengan prognosis yang buruk terutama pada kejadian perdarahan SCBA berulang agar tidak terjadi peningkatan angka morbiditas dan mortalitas.

3. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dalam masyarakat, khususnya di bidang kedokteran.

1.4.2 Manfaat akademis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

Pada website ini kita akan dihadapkan dengan halaman pertama yaitu halaman index, dimana pada halaman ini terdapat link seperti link info, link band, link guest book, link gallery

Satuan Kerja : DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Tahun Anggaran : 2015.

[r]

Website yang dibangun akan dirancang untuk menampilkan segala informasi yang berhubungan dengan produk yang ada di distro bloop. Akan terdiri dari info produk, profil dan

[r]

In this paper an automatic crater detection algorithm (CDA) is applied to the mare-like floor region of the lunar farside crater Tsiolkovsky, in order to

Binatang yang hidup di air {jenis, ciri-ciri, makanan ,perkem bangbiakan ,manfaat dan bahayanya}.. - Binatang

Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan, termasuk di dalamnya Laporan Direksi dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan, serta Pengesahan Laporan Keuangan