PENGARUH BERBAGAI RASIO PIGMEN DAN BINDER DALAM PROSES PEWARNAAN TERHADAP KETAHANAN BENGKUK DAN
GOSOK PADA KULIT KELINCI MOTIF BATIK
SKRIPSI
Skripsi ini disusun guna memperoleh gelar
sarjana peternakan dari Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
RIZKI FITRIANTO W. NIM : 09910023
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SKRIPSI
PENGARUH BERBAGAI RASIO PIGMEN DAN BINDER DALAM PROSES PEWARNAAN TERHADAP KETAHANAN BENGKUK DAN
GOSOK PADA KULIT KELINCI MOTIF BATIK Oleh :
Rizki Fitrianto W. NIM : 09910023
Menyetujui :
1. Pembimbing Utama
Ir. Wehandaka P, MM, M.Kes NIP. 110 9209 0283
2. Pembimbing Pendamping
Skripsi berjudul
PENGARUH BERBAGAI RASIO PIGMEN DAN BINDER DALAM PROSES PEWARNAAN TERHADAP KETAHANAN BENGKUK DAN
GOSOK PADA KULIT KELINCI SAMAK MOTIF BATIK Yang dipersiapkan oleh :
Rizki Fitrianto W. NIM : 09910023
Telah dipertimbangkan di depan penguji Pada tanggal : 26 Januari 2011
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima 1. Pembimbing Utama
Ir. Wehandaka P, MM, M.Kes NIP. 110 9209 0283
2. Pembimbing Pendamping
Ir. Endang Sri Hartatie, MP NIP. 110 9102 0209
1. Penguji I
Dr. drh Lili Zalizar, MS NIP. 19620330 198703 2 001
2. Penguji II
Prof. Dr. Ir. Wahyu Widodo, MS NIP. 110 8909 0128
Malang,
Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Pertanian Peternakan
Dekan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, anugerah dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan skripsi ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
Laporan ini menjelaskan bahwa pada proses pewarnaan kulit kelinci perbandingan pigmen dan binder yang digunakan akan mempengaruhi kualitas kulit ditinjau dari segi ketahanan bengkuk dan gosok, selain itu juga membatik dapat dilakukan pada media kulit.
Atas terselesaikannya laporan Skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang serta Bapak Ir. Wehandaka Pancapalaga. MM. M.Kes dan Ibu Ir. Endang Sri Hartatie. MP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, dorongan, dan bimbingannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, berbagai saran dan kritik sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi semua pihak yang berminat dan memerlukan.
Malang, 26 Januari 2011
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
DAFTAR TABEL...iv
DAFTAR GAMBAR...v
DAFTAR LAMPIRAN ...vi
RINGKASAN...vii
1. PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Perumusan Masalah...3
1.3 Tujuan...3
1.4 Manfaat...3
2. TINJAUAN PUSTAKA...4
2.1 Histologi Kulit...4
2.2 Proses Penyamakan Kulit...7
2.3 Proses pewarnaan kulit...9
2.3.1 Bahan pewarna alami...10
2.3.2 Bahan pewarna sintetis...10
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan...13
2.5 Pengecatan tutup...15
2.6 Uji kualitas kulit samak...19
2.6.1 Uji Ketahanan bengkuk...20
2.6.2 Uji Ketahanan gosok...20
2.7 Batik...21
3. METODOLOGI PENELITIAN...23
3.1 Waktu dan tempat penelitian...23
3.2 Materi penelitian...23
3.3 Rancangan penelitian...23
3.4 Prosedur kerja...24
3.4.1 Penyamakan kulit...25
3.4.2 Pewarnaan motif batik...31
3.5 Pengukuran data...34
3.5.1 Uji Ketahanan bengkuk...34
3.5.2 Uji Ketahanan gosok...34
3.3 Metode analisis data...35
4. HASIL DAN PEMBAHASAN...36
4.1 Ketahanan bengkuk kulit kelinci motif batik...36
4.2 Ketahanan gosok kulit kelinci motif batik...39
5. KESIMPULAN DAN SARAN...42
5.1 Kesimpulan...42
5.2 Saran...42
DAFTAR PUSTAKA...43
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Beberapa pewarna dalam pengecatan tutup...16
2. Beberapa monomer untuk binder...18
3. Uji ketahanan bengkuk...36
4. Analisis Sidik Ragam (ANAVA) ketahanan bengkuk...37
5. Hasil uji BNT ketahanan bengkuk...38
6. Uji ketahanan gosok...39
7. Analisis Sidik Ragam (ANAVA) ketahanan gosok...39
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar lapisan kulit...5
2. Gambar jaringan kolagen fibrous...6
3. Skema Proses Penyamakan dan pewarnaan motif batik kulit kelinci...23
4. Kulit direndam dalam larutan kapur....26
5. Pembuangan daging dan bulu dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau ... 27 6. Penyamakan khrom dengan menggunakan drum penyamak...29
7. Menggambar motif batik di atas kulit samak...31
8. Pelunturan malam/ pelorotan malam...32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
RINGKASAN
Rizki Fitrianto Wibowo, 2011. Pengaruh Berbagai Rasio Pigmen Dan Binder Dalam Proses Pewarnaan Terhadap Ketahanan Bengkuk Dan Gosok Kulit Kelinci Motif Batik
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Kulit Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang dan pengujian ketahanan bengkuk dan gosok di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data dimulai November sampai Desember 2010.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai rasio pigmen dan binder terhadap kualitas batik di kulit kelinci yang meliputi uji ketahanan bengkuk dan ketahanan gosok. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi awal tentang kesesuaian komposisi bahan dalam pewarnaan batik di kulit kelinci.
Materi yang digunakan adalah kulit kelinci segar, bahan kimia penyamak yang meliputi; kapur, natrium sulfida, amonium sulfat, asam sulfat, degreasing, tepol, orophon, chromosal B, soda abu, peminyakan sulphonasi, basintan, asam formiat, air, garam, bahan pewarna, binder dan malam sedangkan alat-alat yang digunakan antara lain drum penyamak, pisau, dan canting untuk membatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu mengadakan percobaan untuk melihat suatu hasil. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali pengulangan. Tiga perlakuan meliputi, perlakuan T1 (perbandingan pigmen 1 bagian dan binder 2 bagian), perlakuan 2 (perbandingan pigmen 1 1/2 bagian dan binder 1 1/2 bagian), dan perlakuan 3 (perbandingan pigmen 2 bagian dan binder 1 bagian). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian, untuk membedakan antar perlakuan dilakukan uji Beda Nyata Terkecil BNT.
SUMMARY
Rizki Fitrianto Wibowo, 2011. Effect of Different Ratios Pigments and Binders In Staining Process Toward Resistance of Buckling and Rub on Batik Pattern of Rabbits Leather
The experiment was conducted in Leather Processing Laboratory, Faculty of Agriculture and Animal Husbandry University of Muhammadiyah Malang, buckling and rub resistance testing at Central Research and Development Industrial Goods Leather, Rubber and Plastic Yogyakarta. Implementation of research and data collection began in November to December 2010.
The purpose of this study is to determine the effect of the ratio pigment and binder on the quality of batik in rabbit leather covering the endurance test of buckling and rub resistance. The benefits of this research is to provide preliminary information about the suitability of the material composition in batik rabbit leather coloration.
The material is fresh rabbit leather, tanning chemicals including; lime, sodium sulfide, ammonium sulfate, sulfuric acid, degreasing, tepol, orophon, chromosal B, soda ash, anointment sulphonasi, basintan, formic acid, water, salt, raw dyes, binders and wax night while the tools used, among other tanning drums, knives, and canting to batik. The method used in this study is the experimental method, which held a trial to see an outcome. Data analysis in this study using a completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 4 repetitions. Three treatments include, for treatment 1 (ratio of 1 part of pigment and binder 2 parts), treatment 2 (the ratio of pigment 1 1/2 part and binder 1 1/2 parts), and treatment 3 (ratio of 2 parts of pigment and binder 1 part). Data were analyzed with analysis of variance, to distinguish between treatment conducted LSD Least Significant Difference test.
Artikel seputar kulit. 2010. http://www.workshopkulit.com/category/artikel/. Di akses tanggal 15 Desember 2010
Aten, D; Matherssen R; Beckey A. 2005. Flaying and Curing of Hide and Skins as a Rural Industri.Food and Agricultur Organization of the United Nations Rome, Italy.
Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 2006-0234-1989-A ( Kulit Boks, Mutu dan Cara Uji. www.bsn.go.id. diakses tanggal 15 Desember 2010.
Batik pesona. 2008. Batik. http://pesonabatik.site40.net/Sejarah_Batik.html. Diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Bina UKM. 2010. Teknik / cara penyamakan pengolahan kulit ( bagian 2 ). http://binaukm.com/2010/08/teknik-cara-penyamakan-kulit-pengolahan-kulit-bagian-2/. Di akses tanggal 15 Desember 2010.
Bulyan, L. 2005. Raw Hide Trade and Preservation, XXIII IUL TSCS Congress in May 2005. UNIDO Viena International Centre, A-1400 Viena, Austria. Darmaji, P. 2000. Teknologi " Zero Waste" dalam Industri Perkebunan Karet.
Pros. Seminar Nasional Industri Kulit, Karet dan Plastik, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta.
Gumilar. J. 2010. Resume Kuliah Teknologi Kulit. http://goemilar12.Blogspot .com/2010_ 10_ 01 _archive.html. Di akses tanggal 15 Desember 2010 Gustavson, K.H. 2006. The Chemistry and Reactivity of Collagen. Academic
Press Inc Publisher New York.
Kemendag RI. 2010. Direktorat Perdagangan Luar Negeri, Exksport List non migas 2010. http://www.depdag.go.id. Di akses tanggal 3 Januari 2011. Lutfie, M. dan Whidiati. 1999. Pemanfaatan Kulit Skrotum Sadi sebagai Bahan
Baku Industri Barang Kulit. Majalah Barang Kulit Karet dan Plastik. XV(2) Tahun 1999. 34-39. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik,Yogyakarta.
Mindgreen. 2009. Penyamakan Kulit. http://mindgreen.multiply.com/journal /item/12/Penyamakan_Kulit. Di akses tanggal 15 Desember 2010.
0'Flaherty and Roddy, L. 2005. The Chemistry and Technology of Leather Litton.Volume II, Edes Certional Publishing Co, Inc Parthasarathi, K. Manual on Tanning AndFinishing, Consultant UNIDO. India.
Pancapalaga, W. 2008. Ilmu Teknologi Pengolahan Kulit. UMM Press. Malang Raharjo C. Y dan Sri U. 2004. Pengaruh Pengawetan dan Jenis Kelinci terhadap
Teknologi Pertanian Sebagai Basis Pertumbuhan Usaha Agribisnis Menuju Petani Nelayan Mandiri. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Riyanto. D. 1997. Proses Batik. Surakarta : CV Aneka.
Setiyono, Suyadi, L.M, Yusiati dan Jamhari. 1995. The Production of Non Collagen Enzyme of Pancreatic Gland, Papaya, Pineeapple Juice, Oropon and Microbes For Bating Agent in Technology of Leather Processing. Bull. of Anim. Sci., A Publication of Faculty of Animal Husbandry, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sumarmi, Koesnan, B. Oetoyo dan Sri U. 1989. Pedoman Pengawetan Kulit Mentah.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Thorstensen, T. 1985 . Practical Leather Technology. Robert E Krieger Publishing Company, INC. Krieger Drive. Malabar, Florida 32950.
Tranggono, Suhardi dan Bambang S. 1997. Produksi Asap Cair dan Penggunaanya pada Pengolahan Beberapa Bahan Makanan Khas Indonesia, Laporan Akhir Riset Unggulan Terpadu III (1995−1997). Kantor Menteri Riset dan Teknologi, Proyek Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
UNESCO. 2009. Batik. http://www.unesco.org/culture/ich/index.php?RL=00170. Diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Untari, S. Dwi S. dan Endang S. 2004. Penyamakan Kulit Bulu fur dan Kulit Glace dari Kulit Kelinci dengan Menggunakan Reduced Chrome. Bull. of Anim. Sci. 28(2). A Publication of Faculty of Animal Husbandry, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Untari, S, Agustini, W. Imelda A. dan Elisabeth B. 2003. Pengaruh Asap Cair Pada Pengawetan Dengan Garam Kering Angin Terhadap Kualitas Kulit Kelinci Tersamak. J. Nusantara Kimia 1(2).Yogyakarta.
Untari, S, Kusumo W dan Arie W. 1998. Telur Ayam Ras sebagai Bahan untuk Peminyakan (Fat Liquoring) pada Proses Penyamakan Kombinasi (Krom Sintetis) Kulit Kelinci Berbulu. JNK-(2). Yogyakarta.
Utomo. W. J 2007. Kursus batik, menyelami budaya batik tulis hingga lukis http:// www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/short-course/batik-short-course/. Di akses tanggal 15 Desember 2010
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelinci merupakan salah satu komoditas peternakan yang potensial
dikembangkan di daerah Malang, pada umumnya peternak mengambil dagingnya
terutama kelinci jenis Rex dan Satin sedangkan kulitnya belum dimanfaatkan
secara maksimal, padahal kulit kelinci tersebut dapat dipergunakan sebagai barang
kerajinan kulit, aksesori maupun produksi barang-barang kulit lainnya. Produk
kulit samak kelinci yang dapat digunakan sebagai barang-barang kulit memiliki
potensi pengembangan dan prospek pasar yang cukup baik, bahan dan produknya
merupakan komoditas ekspor non-migas yang dari tahun ke tahun terus
meningkat.
Berdasarkan data terakhir bulan Januari sampai November tahun 2010 dari
kementrian perdagangan Indonesia ekspor non migas meningkat 33,81% sebesar
115.94 milyar US$. Pangsa pasar ekspor kerajinan tangan berbahan dasar kulit
samak terbesar Indonesia US$ 143 juta dengan negara tujuan Amerika Serikat
sebesar 43,36%, Jepang sebesar 11,71%, Jerman sebesar 6%, Australia 4,26%,
dan Perancis 4,01% (Kemendag, 2010).
Kulit kelinci adalah suatu bagian dari tubuh kelinci yang potensi untuk
diolah, yang terdiri atas komponen kulit, bulu, otot dan kolagen sehingga perlu
tambah. Kulit kelinci mempunyai bulu yang sangat indah maka kulit kelinci
biasanya disamak bersama bulunya, sedangkan kulit kelinci yang bulunya jelek
artinya keadaan bulu tidak rata, banyak yang rontok karena kesalahan pengawetan
masih dapat dimanfaatkan sebagai kulit samak tanpa bulu. Kulit kelinci
mempunyai ukuran luas rata-rata panjang 18 cm dan dan lebar dapat mencapai 13
cm (Pancapalaga, 2008).
Proses untuk menambah nilai ekonomis kulit samak kelinci dapat
dilakukan dengan menambahkan motif pada kulit samak, salah satunya adalah
motif batik. Proses dan komposisi warna untuk menghasilkan batik kulit yang
seindah batik di kain belum diketahui sehingga perlu adanya studi mengenai
proses dan komposisi yang dapat membuat batik kulit seindah batik kain.
Menurut Pancapalaga (2008) pewarnaan kulit bertujuan untuk memberikan
warna dasar pada kulit tersamak agar dapat memperindah penampakan kulit jadi.
Komposisi bahan dalam proses pewarnaan pada pembuatan kulit samak batik
menjadi salah satu sorotan utama karena selain menentukan nilai keindahan juga
kualitas kulit samak batik itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan beberapa kosentrasi bahan
cat warna dan perekatnya dengan teknik batik tulis. Penelitian ini sangat penting
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan komposisi yang paling efektif dan
efisien dalam memproduksi batik di kulit kelinci serta merupakan upaya
diversifikasi hasil kulit kelinci. Indikator untuk menguji kualitas batik di kulit
1.2. Perumusan masalah
Perumusan masalah dalam penelitian adalah Apakah ada pengaruh rasio
pigmen dan binder dalam proses pewarnaan terhadap kualitas batik di kulit kelinci
yang dihasilkan dari tiga komposisi yang berbeda berdasarkan uji ketahanan
bengkuk dan ketahanan gosok.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada tahun pertama ini adalah mengetahui pengaruh
berbagai rasio pigmen dan binder terhadap kualitas batik di kulit kelinci yang
meliputi uji ketahanan bengkuk dan ketahanan gosok.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal tentang