• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR UNTUK TANAMAN

ANGGUR, STROBERI, APEL DAN JAMBU BIJI

SKRIPSI

OLEH:

CARLOS SAMUEL SIMANUNGKALIT 060303043

ILMU TANAH

DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR UNTUK TANAMAN

ANGGUR, STROBERI, APEL DAN JAMBU BIJI

SKRIPSI

OLEH:

CARLOS SAMUEL SIMANUNGKALIT 060303043

ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Ir.Bintang, MP Ir.Supriadi ,MS

DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk penelitian ini dilaksanakan mengetahui tingkat kesesuaian lahan anggur, strawberi,jambu biji dan apel di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian pada bulan Januari 2011 – April 2012. Penelitian ini menggunakan metoda limit yang mengacu pada besarnya tingkat faktor pembatas dari karakteristik lahan. Data hasil pengamatan di lapangan (kondisi fisik lingkungan) dan data hasil analisis laboratorium dicocokkan (matching) dengan kriteria kelas kesesuaian lahan anggur, strawberi,jambu biji dan apel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pembatas pada Desa Sihiong adalah Alkalinitas. Alkalinitas dapat diperbaiki dengan rehabilitasi lahan.

(4)

ABSTRACT

This research aims to determine the level of suitability for grapes, strawberries, guava and applesin the village of Sihiong Bonatua Rid of Toba Samosir regency.. This research was conducted in the village of Sihiong Bonatua Rid of Toba Samosir regency. and the Coal County District Fifty Research and Technology Laboratory of the Faculty of Agriculture in May 2011 - April 2012. This research uses the method of limits refers to the level of the limiting factors of land characteristics. The data observed in the field (the physical environment) and the data matched the results of laboratory analysis (matching) with the criteria of suitability class grapes, strawberries, guava and apples land. The results showed that the limiting factor on irrigated land is Alkalinity. Alkalinity can be improved with rehabilitation..

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul dari Skripsi ini yaitu “Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa

Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir Untuk Tanaman Jambu Biji, Stroberi, Apel dan Anggur ” Yang merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan Penelitian di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Bintang, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir.Supriadi, MS selaku

Anggota Komisi Pembimbing.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan usulan penelitian ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak.

Medan, Desember 2012

(6)

DAFTAR ISI

Abstrak... i

Abstract ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Survey Tanah ... 4

Evaluasi Lahan ... 6

Karakteristik Lahan ... 7

Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji (Eugenia aquea Burn)... 9

Stoberi (Fragaria chiolensis L ) ... 10

Apel (Malus sylvestris Mill) ... 10

Anggur (Vitis) ... 11

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

Bahan dan alat ... 12

Metode Penelitian... 12

Pelaksaan Penelitian Tahap Persiapan ... 13

Tahap Kegiatan di Lapangan ... 13

Tahap Analisis Laboratorium ... 14

Analisis Kesesuaian Lahan ... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 15

(7)

Karakteristik Lahan ... 15 Evaluasi Kesesuaian Lahan ... 15 Pembahasan ... 21

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk penelitian ini dilaksanakan mengetahui tingkat kesesuaian lahan anggur, strawberi,jambu biji dan apel di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian pada bulan Januari 2011 – April 2012. Penelitian ini menggunakan metoda limit yang mengacu pada besarnya tingkat faktor pembatas dari karakteristik lahan. Data hasil pengamatan di lapangan (kondisi fisik lingkungan) dan data hasil analisis laboratorium dicocokkan (matching) dengan kriteria kelas kesesuaian lahan anggur, strawberi,jambu biji dan apel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pembatas pada Desa Sihiong adalah Alkalinitas. Alkalinitas dapat diperbaiki dengan rehabilitasi lahan.

(9)

ABSTRACT

This research aims to determine the level of suitability for grapes, strawberries, guava and applesin the village of Sihiong Bonatua Rid of Toba Samosir regency.. This research was conducted in the village of Sihiong Bonatua Rid of Toba Samosir regency. and the Coal County District Fifty Research and Technology Laboratory of the Faculty of Agriculture in May 2011 - April 2012. This research uses the method of limits refers to the level of the limiting factors of land characteristics. The data observed in the field (the physical environment) and the data matched the results of laboratory analysis (matching) with the criteria of suitability class grapes, strawberries, guava and apples land. The results showed that the limiting factor on irrigated land is Alkalinity. Alkalinity can be improved with rehabilitation..

(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi, berasal dari pelapukan dari bahan bumi, mengandung gejala-gejala kehidupan dan menopang atau mampu menopang pertumbuhan tanaman di luar rumah. Tanah meliputi horison-horison tanah yang terletak di atas bahan batuan dan terbentuk sebagai hasil interaksi sepanjang waktu dari iklim, organisme hidup, bahan induk dan relief. Pada umumnya, ke arah bawah, tanah beralih ke batuan yang keras atau ke bahan bumi (yang tidak keras) yang tidak mengandung akar, tanaman, hewan, atau tanda-tanda kegiatan biologi lain.

Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan non-pertanian, memerlukan teknologi tepat guna dalam upaya mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. untuk dapat memanfaatkan sumber daya lahan secara terarah dan efisien diperlukan tersedianya data dan informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanamanyang diusahakan, terutama tanaman-tanaman yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik.

(11)

maksimal. Padahal Kabupaten Toba Samosir khususnya Desa Sihiong tersebut mempunyai potensi wilayah, berupa pertanian.

Berdasarkan hal tersebut peneliti berkeinginan melakukan penelitian dalam upaya mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan untuk komoditi Anggur, Jambu Biji, Stroberi dan Apel apakah cocok untuk diusahakan di daerah tersebut dan usaha-usaha perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatklan hasil produksi tanaman tersebut. Evaluasi kesesuaian lahan di Desa Sihiong untuk ke empat komoditi Anggur, Jambu Biji, Stroberi dan Apel dilakukukan dengan cara mencocokkan (matching) data kesuburan tanah dan data iklim pada daerah penelitian dengan persyaratan tumbuh ketiga tanaman tersebut dan dilihat faktor-faktor pembatas yang menonjol.

(12)

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kesesuaian lahan di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk tanaman Anggur, Stroberi Jambu Biji dan Apel.

2. Memberikan alternatif managemen praktis dalam upaya meningkatkan produksi tanaman Anggur, Stroberi, Jambu Biji dan Apel.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan atau bagi yang memerlukan dalam penentuan tanaman jambu biji, stroberi, apel dan anggur yang akan dibudidayakan yang sesuai dengan kondisi lahannya di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir.

(13)

TINJAUAN PUSTAKA

Survei Tanah

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar, tergantung dengan pelaksanaan survei yang dilakukan (Hakim, dkk, 1986).

Penelitian tanah pada umumnya dimulai dengan pengamatan profil tanah di lapang. Profil tanah terdiri dari beberapa horison tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah dan dibedakan satu sama lain atas dasar warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia, susunan mineral dan lain-lain. (Hardjowigeno, 2007).

Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan lahan umum maupun khusus. Survei merupakan sebagian dari proyek, sedangkan proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai sasaran tertentu dan membutuhkan banyak sarana. Oleh karena itu agar survei dapat mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seoptimal mungkin, perlu dilakukan perencanaan survei (Abdullah, 1993).

(14)

survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei berisikan uraian secara terperinci tentang tujuan survei, keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran/rekomendasi (Sutanto, 2005).

Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia dan lain-lain (Hardjowigeno, 2003).

Cara survei tanah terinci sebagai kategori terendah merupakan dasar untuk mengetahui survey tanah. Untuk kategori lebih tinggi caranya lebih sederhana dan lebih kasar. Dari hasil survey tanah terinci dapat dibuat peta dari tanah kategori lebih tinggi,tetapi sebaliknya tidak mungkin survey tanah tinjau membuat peta tanah terinci, karena akan memasukkan dan menambah kesalahan. Meskipun demikian survei tanah kategori tinggi pun tidak mungkin dikerjakanoleh orang yang sama sekali baru (Darmawijaya, 1990).

(15)

Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan umumnya merupakan kegiatan lanjutan dari survei dan pemetaan tanah atau sumber daya lahan lainnya melalui pendekatan interpretasi data tanah serta fisik lingkungan untuk suatu tujuan penggunaan tertentu. Sejalan dengan dibedakannya macam dan tingkat pemetaan tanah, maka dalam evaluasi lahan juga dibedakan menurut ketersediaan data hasil survei dan pemetaan tanah. Berdasarkan sejumlah faktor tersebut suatu proses pendugaan potensi lahan untuk macam-macam penggunaan yang disebut dengan evaluasi lahan (Dent and Young, 1981).

Evaluasi lahan ini merupakan alat yang biasa digunakan dalam proyek perencanaan. Alat ini sangat fleksibel, bergantung pada keperluan dan komoditas wilayah yang hendak dievaluasi (Abdullah, 1993).

Sementara itu kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan lahan tertentu. Kelas kesesuaian lahan areal dapat berbeda tergantung dari tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan (Sitorus, 1985).

Menurut FAO (1976) kegiatan utama dalam mengevaluasi lahan adalah sebagai berikut :

(16)

2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan.

3. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe-tipe lahan yang ada. Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data penggunaan lahan serta informasi-informasi ekonomi dan sosial digabungkan dan dianalisis secara bersama-sama.

4. Hasil dari empat butir tersebut adalah klasifikasi kesesuaian lahan. 5. Penyajian dari hasil-hasil evaluasi.

Dalam penelitian kelas kesesuaian lahan menurut Husein (1980), digolongkan atas dasar kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut :

1. Kelas S1 : Sangat Sesuai (highly suitable), lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti secara nyata terhadap produksinya dan tidak akan menaikkan masukan atas apa yang telah biasa dilakukan.

2. Kelas S2 : Sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannya yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

(17)

4. Kelas N : Tidak Sesuai (not suitable), lahan yang mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.

Dalam kesesuaian lahan dikenal kesesuaian lahan aktual yaitu kesesuaian lahan yang dilakukan pada kondisi penggunaan lahan sekarang tanpa masukan perbaikan dan kesesuaian lahan potensial yaitu kesesuaian lahan yang dilakukan pada kondisi setelah diberikan masukan perbaikan seperti : penambahan pupuk, pengairan atau terasering; tergantung dari jenis faktor pembatasnya. Penilaian kesesuaian lahan dilakukan dengan mencocokkan (matching) antara kualitas lahan dan karakteristik lahan (sifat fisik dan kimia lahan) sebagai parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas pertanian yang dievaluasi (Djaenudin, dkk, 2003)

Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi, penggunaan karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi. Karakteristik lahan yang digunakan adalah : temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, pH, H2O, C-organik,

(18)

1. Temperatur udara : merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan dalam oC.

2. Curah hujan : merupakan curah hujan rerata tahunan yang dinyatakan dalam mm.

3. Lamanya masa kering : merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun dengan jumlah curah hujan < 60 mm.

4. Kelembaban udara : merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan dinyatakan dalam %.

5. Drainase : merupakan laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara dalam tanah.

6. Tekstur : menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan ukuran < 2 mm.

7. Bahan kasar : menyatakan volume dalam persen dan adanya bahan kasar dengan ukuran > 2 mm.

8. Kedalaman tanah : menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai dalam perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi.

9. KTK liat : menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat.

10. Kejenuhan basa : jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g

contoh tanah.

11. Reaksi tanah : nilai pH tanah; pada lahan kering yang dinyatakan dengan data laboratorium, sedangkan pada lahan basah diukur di lapangan.

(19)

13. Salinitas : kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya hantar listrik, dinyatakan dalam dS/m.

14. Alkalinitas : kandungan natrium dapat ditukar, dinyatakan dalam %. 15. Kedalaman sulfidik : dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan

tanah sampai batas atas lapisan sulfidik, dinyatakan dalam cm. 16. Lereng : menyatakan kemiringan lereng diukur dalam %.

17. Bahaya erosi : bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun.

18. Genangan : jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun. 19. Batuan di permukaan : volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan

tanah/lapisan olah.

20. Singkapan batuan : volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah.

(20)

Sifat Fisik Tanah

Drainase Tanah

Drainase itu suatu proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat mungkin dari profil tanah, terutama dari lapisan permukaan dan subsoil bagian atas. Kalau drainase dari rawa – rawa dan daerah – daerah yang tergenang air merupakan suatu hal yang penting, drainase tanah yang sudah diolah kerap kali jauh lebih penting.Boleh dikatakan, bahwa drainase tanah pertanian ialah yang paling penting dalam setiap masyarakat, bahkan di daerah kering, terutama dimana irigasi dilaksanakan (Buckman dan Brady, 1982).

Tujuan utama drainase pada pertanian dan kehutanan adalah menurunkan dataran air untuk meningkatkan kedalaman perakaran. Drainase menurunkan kandungan air pada musim semi, yang menyebabkan tanah menjadi hangat dan lebih cepat (Foth, 1994).

Kelas drainase tanah dibedakan dalam tujuh kelas sebagai berikut :

1. Cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian tidak cocok untuk tanaman tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warn agley (reduksi).

(21)

irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi). 3. Baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya menahan air

sedang, lembab, tapi tidak cukup basah. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 100 cm.

4. Agak baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai agak rendah dan daya menahan air rendah, tanah basah dekat ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 50 cm.

5. Agak terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik agak rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 25 cm.

(22)

7. Sangat terhambat, tanah dengan konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya menahan air sangat rendah, tanah basah secara permanen dan tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) permanen sampai pada lapisan permukaan (Djaenudin, dkk, 2003).

Kedalaman Tanah

Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta dalamnya akar – akar tersebut dapat menembus tanah dan bila tidak dijumpai akar tanaman, maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum tanah (Hardjowigeno, 1995).

Kedalaman tanah dibedakan menjadi : - Sangat dangkal : < 20 cm

- Dangkal : 20 – 50 cm - Sedang : 50 – 75 cm - Dalam : > 75 cm (Djaenudin, dkk, 2003).

Tekstur Tanah

(23)

partikel primer itu mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda – beda dan dapat digolongkan kedalam tiga fraksi tersebut. Ada yang berdiameter besar sehingga dengan mudah dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi ada pula yang sedemikian halusnya, seperti koloidal, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Sarief, 1986).

Partikel – partikel tanah (tekstur tanah) yang dikelompokkan berdasarkan atas ukuran tertentu disebut fraksi (partikel) tanah, fraksi ini dapat menjadi kasar ataupun halus. Menurut sistem MOHR fraksi tanah pasir mempunyai ukuran 2.00 - 0.05 mm, debu 0.05 - 0.005 mm dan liat 0.005 mm (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991).

Pengelompokkan kelas tekstur yang digunakan adalah : - Halus (h) : liat berpasir, liat, liat berdebu.

- Agak halus (ah) : lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu.

- Sedang (s) : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu. - Agak kasar (ak) : lempung berpasir.

- Kasar (k) : pasir, pasir berlempung. - Sangat halus (sh) : liat (tipe mineral 2 : 1) (Djaenudin, dkk, 2003).

Bahaya Banjir

(24)

f0 = tidak ada banjir di dalam periode satu tahun

f1 = ringan yaitu periode kurang dari satu bulan banjir bisa terjadi dan bisa tidak.

f2 = sedang yaitu selama 1 bulan dalam setahun terjadi banjir.

f3 = agak berat yaitu selama 2-5 bulan dalam setahun dilanda banjir.

f4 = berat yaitu selama 6 bulan lebih dalam setahun dilanda banjir.

Batuan Permukaan

Batuan permukaan adalah batuan yang tersebar diatas permukaan tanah dan berdiameter lebih besar dari 25 cm berbentuk bulat atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm berbentuk gepeng. (Arsyad, 1989) mengelompokkan penyebaran batuan diatas permukaan tanah sebagai berikut :

b0 = <0,01 % luas areal (tidak ada) b1 = 0,01 – 3 % (sedikit)

b2 = 3 – 15 % (sedang) b3 = 15 – 90 % (banyak) b4 = >90 % (sangat banyak)

(25)

Sifat Kimia Tanah

Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kemampuan tukar kation ialah kapasitas tanah menyerap dan mempertukarkan ion. Ion dapat berupa kation dan besarnya disebut kapasitas tukar kation (KTK) atau berupa anion yang besarnya disebut kapasitas tukar anion (KTA). KTK dan KTA masing-masing diukur menurut jumlah maksimum kation dan anion yang dapat diserap tanah (Notohardiprawiro, 1998).

Salah satu sifat kimia tanah sawah yang berkaitan erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah kapasitas tukar kation (KTK) atau Cation Exchange Cappacity (CEC). KTK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif (Noor, 2004).

Kejenuhan Basa (KB)

Kejenuhan basa merupakan suatu sifat yang berhubungan dengan KTK. Terdapat juga korelasi positif antara % kejenuhan basa dan pH tanah. Umumnya, terlihat bahwa kejenuhan basa tinggi jika pH tanah tinggi. Kejenuhan basa sering dianggap sebagai petunjuk tingkat kesuburan tanah. Kemudian pelepasan kation terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Suatu tanah dianggap sangat subur jika kejenuhan basanya ≥ 80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basanya antara 50 dan 80%, dan tidak subur jika kejenuhan basanya ≤

(26)

pH Tanah

pH tanah merupakan suatu ukuran intensitas kemasaman, bukan ukuran total asam yang ada di tanah tersebut. Pada tanah-tanah tertentu seperti tanah liat berat, gambut yang mampu menahan perubahan pH atau kemasaman yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang berpasir (Mukhlis, 2007).

Peranan pH tanah :

a. Mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman

b. Memepengaruhi nilai kapasitas tukar kation (KTK), terutama kejenuhan basa (KB) suatu tanah

c. Mempengaruhi keterikatan unsur P

d. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme

e. Mempengaruhi perubahan muatan listrik pada permukaan kompleks liat atau humus

(Sarief, 1989).

Kemasaman tanah (pH) dapat dikelompokkan sebagai berikut :

pH < 4,5 (sangat masam) pH 6,6 – 7,5 (netral) pH 4,5 – 5,5 (masam) pH 7,6 – 8,5 (agak alkalis) pH 5,6 – 6,5 (agak masam) pH > 8,5 (alkalis)

(27)

C-organik Tanah

Kandungan C-organik pada tiap-tiap horizon tanah sawah bertambah dengan meningkatnya kedalaman tanah, berkisar antara 4,41% - 8,81% yang tergolong tinggi atau sangat tinggi. Salah satu faktor penyebab tingginya kandungan C-organik pada horizon bawah disebabkan oleh ikut teroksidasinya pirit pada saat penetapan organik dilaboratorium sehingga kandungan C-organik menjadi sangat tinggi (Karasapoetra, 1998).

Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar hanya sekitar 3 – 5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman adalah :

- Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah - Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro lainnya

- Manambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation menjadi tinggi)

(28)

Syarat Tumbuh Tanaman

Jambu Biji (Psidium gua java L.)

Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yang curah hujannya rendah/kering sekitar 500–3.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4 bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas buah yang baik dengan rasa lebih manis. Cahaya matahari berpengaruh terhadap kualitas buah yang akan dihasilkan. Intensitas cahaya matahari yang ideal dalam pertumbuhan jambu air adalah 40–80 %. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C. Kelembaban udara yang diperlukan tanaman jambu biji antara 50-80 %.

Stroberi (Fragaria chiolensis L.)

(29)

Apel (Malus sylvestris Mill.)

Tanaman apel hanya dapat tumbuh dan berbuah di daerah dataran tinggi antara 700-2.000 m dpl yang iklimnya kering. Di daerah yang beriklim basah, pertumbuhan tanaman mengalami banyak kendala dan rasa buah kurang manis. Kendala utama adalah penyakit daun (embun upas). Tanaman ini sebaiknya ditanam di tempat terbuka. Di dataran rendah, tanaman tidak mampu berbunga. Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah. Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50 - 60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan. Suhu yang sesuai berkisar antara 16-270C. Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%. Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan menyimpanan airnya optimal.

(30)

ditanami.Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.

Anggur ( Vitis vinifera L. )

Faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi anggur meliputi ketinggian tempat (elevasi) yang berkaitan dengan suhu dan

(31)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 974 meter di atas permukaan laut (d.p.l). Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi serta di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah FP-USU, Medan.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : sampel tanah yang diambil dari setiap Satuan Peta Tanah (SPT) serta bahan-bahan untuk analisis di laboratorium.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : peta topografi skala 1 : 5000, GPS, bor tanah, ring sampel, kertas label, kantong plastik, karet gelang, cangkul, parang, kamera, spidol, alat tulis serta alat-alat laboratorium.

Metodologi Penelitian

(32)

sifat kimia dan fisika dievaluasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor Tahun 1983.

Metoda evaluasi lahan yang dilakukan adalah : metoda limit yang mengacu pada besarnya tingkat faktor pembatas dari karakteristik lahan (FAO, 1976). Untuk memperoleh kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Anggur, Stroberi, dan Jambu Biji di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir, maka data iklim, data hasil pengamatan di lapangan (kondisi fisik lingkungan) dan data hasil analisis laboratorium dicocokkan (matching) dengan kriteria kelas kesesuaian lahan bagi tanaman Anggur, Stroberi, dan Jambu Biji oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor(Puslitbangtanak, 2003) sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual dan kelas kesesuaian lahan potensial bagi masing-masing tanaman di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir.Dalam pengambilan sampel tanah dilakukan metode survei grid bebas dengan tingkat survei semi detail.

Pelaksanaan Penelitian

Tahap Persiapan

(33)

Tahap Kegiatan di Lapangan

- Daerah penelitian dan penentuan titik pemboran tanah setiap 25 ha berdasarkan peta lokasi sehingga diperoleh 20 titik pemboran tanah

- Pemboran tanah pada setiap titik lalu dimasukkan sampel tanah tersebut ke dalam plastik dengan berat tanah ± 1.5 kg serta diberi label lapangan; tanah yang akan dianalisis adalah tanah pada kedalaman 0 cm – 20 cm. - Data iklim untuk Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba

Samosir selama 10 tahun (tahun 2000 - 2010) diperoleh dari Stasiun Klimatologi Kelas I Sampali Medan meliputi data : suhu udara rata-rata, curah hujan tahunan, kelembaban udara rata-rata dan lamanya masa bulan kering untuk pos pengamatan/stasiun Lumban Julu.

- Data fisik lingkungan yang dikumpulkan meliputi : tekstur tanah, panjang dan kemiringan lereng, drainase tanah, bahan kasar, kedalaman tanah, vegetasi dominan, pengelolaan tanaman, upaya konservasi tanah, bahaya banjir/genangan, batuan permukaan dan singkapan batuan.

Tahap Analisis Laboratorium

Sampel tanah dari lapangan kemudian diteliti dilaboratorium yang meliputi sifat fisik dan kimia tanah.

Analisis Kesesuaian Lahan

(34)

pembatas dari karakteristik lahan berdasarkan FAO (1976) seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

Peubah Yang Diukur

Berdasarkan karakteristik lahan yang telah disebutkan maka peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah :

 Data lapangan

1. Ketersediaan Oksigen (oa)

 Drainase 2. Media Perakaran (rc)

 Bahan kasar (%)

 Kedalaman tanah (cm) 3. Temperatur (tc)

 Temperatur rata-rata (oC) 4. Ketersediaan Air (wa)

 Curah hujan (mm)

 Kelembaban (%) 5. Bahaya Banjir (fh)

 Genangan 6. Penyiapan Lahan (lp)

 Batuan di permukaan (%)

(35)

 Data laboratorium 1. Retensi Hara (nr)

 KTK (me/100g) metode ekstraksi NH4OAc pH 7

 pH H2O metode elektrometri (1 : 2,5)

 Kejenuhan basa (%) metode NH4-asetat 1N pH 7

 C-organik (%) metode Walkey and Black 2. Media Perakaran (rc)

 Tekstur metode Hydrometer 3. Sodisitas (xn)

(36)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Iklim

Data iklim selama 5 tahun (2002-2011) diperoleh dari Stasiun Klimatologi Kelas I Sampali Medan meliputi data : curah hujan, suhu udara dan kelembaban udara rata-rata bulanan pada pos pengamatan/stasiun terdekat yaitu: Porsea, yang dianggap dapat mewakili data iklim di Desa Sihiong, Kecamatan Bonatua Lunasi

Adapun data-data iklim yang diperoleh dengan data rata-rata sebagai berikut

 Suhu udara rata-rata tahunan : 20.06oC

 Curah hujan rata-rata tahunan : 2450 mm

 Kelembaban rata-rata tahunan : 85 %

 Tipe Iklim Oldeman : Basah

Karakteristik Lahan

(37)

Evaluasi Kesesuaian Lahan

Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman Jambu Biji

PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAMBU BIJI

DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI

U T B S KETERANGAN : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

N (ALKALINITAS)

S2

S3 (ALKALINITAS)

S3 (A LK ALINITA S & C-O R G ANIK

S3 (C-ORGANIK) 510500 510500 511000 511000 511500 511500 512000 512000 512500 512500 513000 513000 513500 513500 514000 514000 514500 514500 515000 515000 515500 515500 275000 275000 275500 275500 276000 276000 276500 276500 277000 277000 277500 277500 278000 278000 278500 278500 279000 279000 279500 279500 280000 280000

(38)

Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman Strawberi 510500 510500 511000 511000 511500 511500 512000 512000 512500 512500 513000 513000 513500 513500 514000 514000 514500 514500 515000 515000 515500 515500 275000 275000 275500 275500 276000 276000 276500 276500 277000 277000 277500 277500 278000 278000 278500 278500 279000 279000 279500 279500 280000 280000

PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN STRAWBERI

DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI

U

T B

S

KETERANGAN : N (ALKA LINITA S)

S2 S3 (A LK ALINITA S) S3 (AL KA LI NITA S & C-O RG A NI K)

S3 (C - OR GAN IK) S3 (pH ) S3 (pH & C -O RG ANIK)

S3 (pH, C-O RG ANIK & ALKALINIT AS)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

(39)

Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman Apel 510500 510500 511000 511000 511500 511500 512000 512000 512500 512500 513000 513000 513500 513500 514000 514000 514500 514500 515000 515000 515500 515500 275000 275000 275500 275500 276000 276000 276500 276500 277000 277000 277500 277500 278000 278000 278500 278500 279000 279000 279500 279500 280000 280000

PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN APEL

DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI

U T B S KETERANGAN : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012 N ( Alkalinitas ) S2

S3 ( C-organik ) S3 ( pH ) S3 ( Alkalinitas )

(40)

Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman Anggur 510500 510500 511000 511000 511500 511500 512000 512000 512500 512500 513000 513000 513500 513500 514000 514000 514500 514500 515000 515000 515500 515500 275000 275000 275500 275500 276000 276000 276500 276500 277000 277000 277500 277500 278000 278000 278500 278500 279000 279000 279500 279500 280000 280000

PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN ANGGUR

DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI

U T B S KETERANGAN : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012 S2

S3 ( Alkalinitas ) S3 ( C- organik ) S3 ( pH ) S3 ( pH & salin ) S3 ( Salinitas )

(41)

Pembahasan

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dan tanaman maka diperoleh kelas – kelas kesesuaian lahan aktual dan potesial pada tanaman anggur, jambu biji, strawberi dan anggur.

Kelas Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman anggur adalah S3 ( kurang sesuai) dengan faktor pembatas Toksisitas (xc) dengan sub kelas Salinitas dan Retensi hara (nr) dengan sub kelas C-organik Setelah dilakukan usaha perbaikan Reklamasi lahan dan pemupukan maka kesesuaian lahan potesial untuk tanaman anngur menjadi S1

Kelas Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman apel adalah N dan dengan faktor pembatas Sodisitas (xn) sub kelas Alkalinitas.Setelah dilakukan usaha perbaikan dengan rehabilitasi lahan, maka kesesuaian lahan potensialnya menjadi S1.

Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman jambu biji adalah N dengan faktor pembatas Sodisitas (xn) yaitu Alkalinitas dan setelah dilakukan usaha perbaikan rehabilitasi lahan sehingga kelass kesesuaian potensialnya menjadi S2. Untuk kelas kesesuaian S3 terdapat faktor pembatas Sodisitas (xn),yaitu Alkalinitas dan Retensi hara (nr) yaitu C-organik dan Kejenuhan Basa, dilakukan usaha perbaikan rehabilitasi lahan dan pemupukan sehingga diperoleh kelas kesesuain potensialnya menjadi S1.

(42)
(43)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Untuk tanaman jambu biji kesesuaian lahan aktualnya adalah N (xn), dan S3 (xn, nr) setelah dilakukan usaha perbaikan lahan maka kesesuaian potensialnya menjadi S2 dan S1.

2. Untuk tanaman anggur kesesuaian lahan aktualnya adalah S3 (xc, nr) setelah dilakukan usaha perbaikan Reklamasi lahan dan pemupukan maka kesesuaian lahan potesial untuk tanaman anngur menjadi S1

3. Untuk tanaman apel kesesuaian lahan aktualnya adalah N (xn) setelah dilakukan usaha perbaikan dengan rehabilitasi lahan, maka kesesuaian lahan potensialnya menjadi S1.

4. Untuk tanaman strawberi kesesuaian lahan aktualnya adalah N (xn) dan S3 (xn, nr), setelah dilakukan usaha perbaikan lahan maka diperoleh kesesuaian lahan potensialnya menjadi S3 dan S1.

5. Pada keempat tanaman faktor pembatas yang paling besar adalah sodisitas (xn) dengan sub kelas alkalinitas yang dapat diperbaiki dengan rehabilitasi lahan.

Saran

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. S. 1993. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya, Jakarta. 274 Hal.

Arsyad, S, 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor Press., Bogor.

Backman, H. O dan Brady, N. C. 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan Oleh Soegiman. Bhintara Karya Aksara. Jakarta.

Danarti dan S. Najiyati, 1995. Palawija, Budidaya dan Analisis Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. 116 p.

Darmawijaya, I. 1997. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia., Gajah Mada University Press, Yokyakarta.403 p.

Djaenudin, D., Marwan., Subagjo., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Puslitbangtanak, Bogor. 154 p.

FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation, FAO Soil Bulletin 32. Soil Resources Management and Conservation Service Land and Water Development Division. Rome, Italy: FAO. 87 p.

Foth, 1994. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Nada University Press, Yogyakarta. 411 Hal

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong dan H.H. Baailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah., Universitas Lampung Press, Lampung. 490 p.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo, Jakarta. 286 p.

Hardjowigeno, H. S dan M. Luthfi. R. 2005. Tanah Sawah. Karakteristik, Kondisi dan Permasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Bayumedia. Jakarta. 124 p. Hasibuan, B. E. 2006. Pengelolaan Tanah dan Air. USU Press, Medan. 20-23 dan

(45)

Husein, D.K. 1980. Evaluasi Kesesuaian Lahan, Pertemuan Teknis Survey Tanah dan Pemetaan Tanah Daerah Transmigrasi. Buletin Pertanian, BP3. LPT, Bogor.

Kartasapoetra, A. G, 1998. Kerusakan Tanah Pertanian Dan Usaha Untuk Merehabilitasinya. Bina Aksara. Jakarta.

Mukhlis, 2007. Analisis Tanah Tanaman. USU Press, Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Kesesuaian Lahan Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Tanah Karo Untuk Tanaman Apel ( Malus sylvestris Mill ) ” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh

adalah untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman mangga (Mangifera spp), sirsak (Annona muricata L.) dan jambu mete (Anacardium accidentale L.) di Desa Rumah Pilpil

Data analisis laboratorium meliputi, tekstur tanah, KTK, pH tanah, N total, P2O5, K2O, pedoman persyaratan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman apel dengan karakteristik lahan

Untuk mengevaluasi kesesuaian lahan digunakan model kuantitatif dari FAO (1976) yang memadukan data lingkungan, iklim dan kondisi tanah (sifat fisika dan kimia

L.) pada kesesuaian lahan aktual terendah S3 (eh) dan upaya perbaikan akan meningkatkan kelas potensial menjadi S2 (tc,wa) dengan faktor pembatas tc,wa

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kopi arabika, kentang, kubis dan jeruk Di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir..

Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan- masukan yang diperlukan

Evaluasi kesesuaian lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tata guna tanah yang membandingkan persyaratan yang diminta untuk penggunaan lahan yang akan diterapkan