• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Menopause Pada Wanita Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Menopause Pada Wanita Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENOPAUSE PADA WANITA DI KELURAHAN TITI PAPAN KOTA MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

OLEH: AINA SAFITRI NIM. 041000100

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENOPAUSE PADA WANITA DI KELURAHAN TITI PAPAN KOTA MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

AINA SAFITRI NIM. 041000100

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Menopause seringkali menjadi momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Rasa kekhawatiran yang berlebihan menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menopause pada wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif analitik. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November-Maret 2009. Jumlah populasi adalah 1254 orang dengan jumlah sampel yang diperoleh melalui rumus sebanyak 125 orang.

Hasil penelitian diperoleh, responden terbanyak status menikah (82,4%), tidak bekerja (71,2%),beban kerja ringan (54,4%) menopause (51,2%), usia menarche < 15 tahun (67,2%), jumlah anak ≥ 4 orang (54,4%), usia melahirkan anak terakhir < 40 tahun (74,3%), pernah menggunakan kontrasepsi (68%), kontrasepsi hormonal (95,7%), tidak merokok (69,6%), tidak minum alkohol (93,6%), tidak sakit (93,6%). Usia menopause rata-rata 45,2 tahun, usia menarche rata-rata 13,54 tahun, jumlah anak rata-rata 4,04 orang, dan usia melahirkan anak terakhir rata-rata 35,65 tahun.

Ditemukan bahwa faktor yang mempengaruhi menopause adalah usia menarche (p=0,022), jumlah anak (p=0,000), usia melahirkan anak terakhir (p=0,046), pemakaian kontrasepsi (p=0,002) dan kebiasaan merokok (p=0,011). Dari hasil analisis multivariat terdapat empat variabel yang berhubungan secara bersamaan terhadap terjadinya menopause yaitu status pekerjaan (p=0,033), jumlah anak (p=0,000), penggunaan kontrasepsi (p=0,004), dan merokok (p=0,003).

Diharapkan bagi pihak posyandu lansia ataupun pihak KIA agar lebih ditingkatkan sosialisasi tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi menopause pada seorang wanita kepada seluruh penduduk wanita, baik melalui konseling ataupun penyuluhan.

(4)

ABSTRACT

Menopause often be a frightening specter. This concern may be started from the thought that will not be healthy, not in hale, and not beautiful anymore. The sense of over concern cause them very difficult to have this.

This research aims to determine the factors that affect menopause at women in Titi Papan village Medan City year 2009. The type of this research is survey that is analytical descriptive. Time of research conducted in November-March 2009. The number of population is 1254 people with the number of samples obtained through the formula as much as 125 people.

Research results obtained, respondents with the highest status of married (82,4%), does not work (71,2%), light work load (54,4%), menopause (51,2%), age of menarche <15 years (67,2 %), number of children ≥ 4 persons (54,4%), age of the last children birth <40 years (74,3%), never using contraception (68%), hormonal contraceptives (95,7%), never smoking (69,6%), never drinking alcohol (93,6%), never have history of disease (93,6%). The average age of menopause is 45,2 years, average age of menarche is 13,54 years, average number of children is 4,04 people, and average age of the last children birth is 35,65 years.

Found that the factors that affect of menopause is age of menarche (p = 0,022), the number of children (p = 0,000), age of the last children birth (p = 0,046), the use of contraceptives (p = 0,002) and smoking habits (p = 0,011). From the results of the analysis multivariate there are four variables that are connected simultaneously to the occurrence of menopause, namely employment status (p = 0033), the number of children (p = 0,000), the use of contraceptives (p = 0,004), and smoking (p = 0,003).

The elderly posyandu or the KIA expected to be more enhanced socialization of the factors that can affect menopause in a woman to the entire population of women, either through personal counseling or mass counseling.

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aina Safitri

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 12 April 1986

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jl. K.L Yos Sudarso km 12 No.133 Link.V Titi

Papan, Medan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1992-1998 : SDN 060940

2. Tahun 1998-2001 : SLTPN 5 Medan

3. Tahun 2001-2004 : SMAN 3 Medan

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi

Menopause pada Wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui

kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari

berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran

masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi. selaku Kepala Departemen Kependudukan dan

Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri Amra, M.Kes. selaku dosen pembimbing II yang

telah memberikan kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Jumirah, Apt, M.Kes. selaku dosen penasehat akademik yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama melaksanakan perkuliahan

(7)

6. Seluruh dosen dan staf Administrasi di Departemen Kependudukan dan

Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Kepala Balitbang, Camat Kecamatan Medan Deli serta Lurah Kelurahan Titi

Papan Kota Medan beserta staf yang telah banyak membantu penulis dalam

pemberian informasi untuk kesempurnaan skripsi ini.

8. Ayahanda Anwar Qamar dan Kamarul Zaman serta ibunda tercinta Nony Sri

Astuti yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan do’a dalam

cintanya di setiap langkah penulis, kakakku, abangku, adikku tersayang dan

keponakanku Nobi “Dika” Takeshi beserta keluarga besar yang telah memberikan

dukungan moril dan sprirituil kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat terbaikku, Efrika, Gifani, Nove, Safrida, Yanti, Irma, Indri.

Terima kasih atas semangat, motivasi dan dukungan yang tidak henti-hentinya

kalian berikan, semoga kita selalu menjadi “best friend”.

10.Rekan-rekan seangkatan 2004, sepeminatan khususnya perjuangan di Departemen

Kependudukan dan Biostatistik dan semua pihak yang tidak dapat di sebutkan

satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Medan, Maret 2009

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ... Pengert ian Menopause ... 1

2.1.1 ... Masa Klimakterium ... 7

2.1.2 ... Proses Menopause ... 8

2.1.3 ... Batasan Usia Menopause ... 9

2.2 ... B eberapa Faktor yang Mempengaruhi Seorang Wanita Mengalami Menopause ... 11

2.3 Perubahan Fisik pada Masa Menopause ... 14

2.4 Perubahan Psikologis pada Masa Menopause... 18

2.5 Kerangka Konsep ... 22

2.6 Hipótesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 24

3.4 Pengumpulan Data ... 25

(9)

3.5 Defenisi Operasional ... 26

3.6 Aspek Pengukuran ... 27

3.7 Pengolahan dan Analisa Data... 30

3.7.1 Pengolahan Data ... 30

3.7.2 Analisa Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

4.1.1 Data Geografi ... 32

4.1.2 Data Demografi ... 32

4.2 Karakteristik Responden ... 35

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause ... 36

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan-perubahan pada Masa Menopause ... 40

4.4.1 Perubahan-perubahan Fisik pada Menopause ... 40

4.4.2 Perubahan-perubahan Pskologis pada Menopause ... 41

4.5 Tindakan Responden terhadap Perubahan-perubahan pada Masa Menopause ... 42

4.5.1 Tindakan Responden terhadap Perubahan Fisik pada Menopause ... 42

4.5.2 Tindakan Responden terhadap Perubahan-perubahan Pskologis pada Menopause ... 44

4.6 Hasil Analisis Bivariat ... 46

4.6.1 Pengaruh Usia Menarche dengan Menopause ... 46

4.6.2 Pengaruh Status Pekerjaan dan Beban Pekerjaan dengan Menopause ... 46

4.6.3 Pengaruh Status Perkawinan dengan Menopause ... 47

4.6.4 Pengaruh Jumlah Anak dengan Menopause ... 48

4.6.5 Pengaruh Usia Melahirkan Anak Terakhir dengan Menopause 48

4.6.6 Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi dan Jenis Kontrasepsi dengan Menopause ... 49

4.6.7 Pengaruh Kebiasaan Merokok dengan Menopause ... 50

4.6.8 Pengaruh Konsumsi Alkohol dengan Menopause ... 50

4.6.9 Pengaruh Riwayat Penyakit dengan Menopause ... 51

4.7 Hasil Analisis Multivariat ... 51

4.7.1 Analisis Regresi Logistik Sederhana ... 51

4.7.2 Analisis Regresi Logistik Ganda ... 52

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Usia Menarche terhadap Menopause pada Wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 56

5.2 Pengaruh status Pekerjaan terhadap Menopause pada Wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 57

(10)

5.4 Pengaruh Jumlah Anak terhadap Menopause pada Wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 59 5.5 Pengaruh Usia Melahirkan Anak Terakhir terhadap Menopause

pada Wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 59 5.6 Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi terhadap Menopause pada

Wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 60 5.7 Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Menopause pada Wanita

di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 61 5.8 Pengaruh Konsumsi Alkohol terhadap Menopause pada Wanita

di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 62 5.9 Pengaruh Riwayat Penyakit terhadap Menopause pada Wanita di

Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 63 5.10 Perubahan-perubahan Fisik pada masa Menopause pada Wanita

di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 64 5.11 Perubahan-perubahan Psikologis pada masa Menopause pada

Wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 68 5.12 Tindakan terhadap Perubahan-Perubahan pada Masa Menopause

pada Wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 71 5.13 Analisis Multivariat ... 77

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 79 6.2 ... Saran

... 80

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di

Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007 .. 33

Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Titi

Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007 ... 33

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Kelurahan Titi

Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007 ... 34

Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di

Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007 ... 34

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden

di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 35

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menarche di

Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 36

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan di

Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 36

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja Responden

di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 36

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan di

Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... 37

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 37

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Melahirkan Anak Terakhir di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009... ... 37

(12)

Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kontrasepsi di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 38

Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 38

Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Minum Alkohol di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 39

Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 39

Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Fisik pada Masa Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 40

Tabel 4.18. Distribusi Responden berdasarkan Perubahan Psikologis pada Masa Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 41

Tabel 4.19. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan terhadap Perubahan Fisik di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 42

Tabel 4.20. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan terhadap Perubahan Psikologis di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 44

Tabel 4.21. Pengaruh Usia Menarche terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 46

(13)

Tabel 4.23. Pengaruh Beban Pekerjaan terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 47

Tabel 4.24. Pengaruh Status Perkawinan terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 47

Tabel 4.25. Pengaruh Jumlah Anak terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 48

Tabel 4.26. Pengaruh Usia Melahirkan Anak Terakhir terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 48

Tabel 4.27. Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 49

Tabel 4.28. Pengaruh Jenis Kontrasepsi terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 49

Tabel 4.29. Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 50

Tabel 4.30. Pengaruh Konsumsi Alkohol terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 50

Tabel 4.31. Pengaruh Riwayat Penyakit terhadap Menopause di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 ... ... 51

Tabel 4.32. Hasil Analisis Regresi Logistik Sederhana ... ... 52

(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang,

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya

masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya, hidup

dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik

Indonesia (Depkes RI, 2005).

Keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan telah

meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain meningkatnya umur

harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke tahun. Pada tahun 1971 UHH

penduduk Indonesia adalah 46,5 tahun dan pada tahun 2005 mencapai 68,2 tahun

(Depkes RI, 2005).

Menurut Badan Pusat Statistik, umur harapan hidup penduduk Sumatera Utara

pada tahun 2005 adalah 68,7 tahun dan pada tahun 2006 adalah 68,9 tahun.

Sedangkan untuk umur harapan hidup penduduk kota Medan adalah 70,7 tahun pada

tahun 2005 dan 71,1 tahun pada tahun 2006 (BPS, 2007).

Proses menua (Aging), sebagai salah satu sasaran pembangunan kesehatan,

adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun

(16)

menimbulkan masalah kesehatan secara umum, maupun kesehatan jiwa secara khusus

pada lanjut usia (Kuntjoro, 2002).

Untuk sebagian wanita, menjadi tua seringkali menjadi momok yang

menakutkan. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan

menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang

tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa menopause merupakan salah

satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Seperti halnya

fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun,

munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit

menjalani masa ini (Kasdu, 2002).

Usia menopause antara seorang wanita dan wanita lainnya tidaklah sama dan

bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa pendapat

mengemukakan bahwa menopause terjadi pada usia 48-50 tahun, termasuk dalam

masa klimakterium yang merupakan sindrom perubahan endokrin, somatik, dan

psikik pada akhir masa subur/reproduktif (40-65 tahun) (Siswono, 2004).

Masa ini umumnya terjadi pada usia 50-an tahun. Masa ini mengingatkan

wanita terhadap proses menjadi tua yang disebabkan oleh organ reproduksinya yang

tidak berfungsi lagi. Menopause terjadi dalam masa klimakterium, sebuah masa

dimana terjadi peralihan dari fase reproduktif ke fase non-reproduktif. Datangnya

menopause sendiri sangat individual (variatif) sifatnya, mamun umumnya berkisar

pada umur 48-55 tahun (Diputra, 2006).

(17)

peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000

jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6%

dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat

menjadi 30 juta atau 11,5% dari total penduduk. Lebih lanjut ditegaskan, berdasarkan

perhitungan statistik, diperkirakan di tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia akan

mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah perempuan yang hidup dalam usia

menopause adalah sekitar 30,3 juta jiwa dan jumlah laki-laki, di usia andropause akan

mencapai 24,7 juta jiwa (Depkes RI, 2005).

Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2005, jumlah penduduk wanita di

Sumatera Utara adalah 6.161.607 jiwa dengan jumlah penduduk wanita pada

kelompok umur 40–54 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause

sebanyak 916.446 jiwa. Sedangkan pada tahun 2006 ada sebanyak 6.318.990 jiwa

dengan jumlah penduduk wanita berusia 40–54 tahun ada 1.041.614 jiwa. Jumlah

penduduk wanita di kota Medan pada tahun 2006 ada sebanyak 1.039.681 jiwa

dengan jumlah penduduk wanita berusia 40–54 tahun ada 138.813 jiwa (BPS, 2007).

Pada tahun 2006, kelurahan Titipapan memiliki jumlah penduduk wanita

berusia 45–50 tahun sebesar 1.198 orang dan pada tahun 2007 memiliki jumlah

penduduk wanita berusia 45–50 tahun sebesar 1.254 orang (Kelurahan Titipapan,

2008).

Banyak faktor yang berhubungan dengan usia menopause. Menurut Kasdu

(2002) dan Yatim (2001), beberapa faktor tersebut yaitu usia pertama kali menstruasi,

stress, pemakaian metode kontrasepsi, status keluarga (seperti status perkawinan,

(18)

pendapatan, merokok, dan minum alkohol. Selain itu, ada juga beberapa faktor lain

diantaranya polusi air/udara, pengaruh toksin patogen atau radiasi, perilaku gaya

hidup modern, kebiasaan diet, olah raga, pengaruh matahari, perilaku seksual, dan

gangguan mental (Depkes RI, 2007).

Mengingat banyak faktor yang berhubungan dengan usia menopause dan

terbatasnya data yang ada maka penulis hanya meneliti beberapa faktor, yaitu usia

menarche, status pekerjaan, status perkawinan, jumlah anak, usia melahirkan terakhir,

pemakaian kontrasepsi, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol pada wanita di

Kelurahan Titipapan Kota Medan tahun 2009.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah karena adanya perbedaan dalam usia menopause antara seorang

wanita dengan wanita lainnya, maka untuk itu perlu diketahui faktor apakah yang

mempengaruhi usia menopause pada wanita di Kelurahan Titipapan Kota Medan

tahun 2009.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi usia menopause pada

wanita di Kelurahan Titipapan Kota Medan tahun 2009.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apakah menarche berpengaruh terhadap menopause.

(19)

3. Untuk mengetahui apakah status perkawinan berpengaruh terhadap

menopause.

4. Untuk mengetahui apakah jumlah anak berpengaruh terhadap menopause.

5. Untuk mengetahui apakah usia melahirkan berpengaruh terhadap menopause.

6. Untuk mengetahui apakah pemakaian kontrasepsi berpengaruh terhadap

menopause.

7. Untuk mengetahui apakah merokok berpengaruh terhadap menopause.

8. Untuk mengetahui apakah mengkonsumsi alkohol berpengaruh terhadap

menopause.

9. Untuk mengetahui apakah riwayat penyakit berpengaruh terhadap menopause.

1.4 Manfaat

1. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk perencanaan kesehatan

reproduksi wanita di Dinas Kesehatan Kota Medan terhadap apa yang dapat

dilakukan wanita untuk mengetahui menopause.

2. Untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengeruhi usia menopause pada

wanita, sehingga wanita mendapat informasi secara benar dan tepat tentang

menjalani kehidupan masa menopause.

3. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Menopause

Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan

pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan

berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad ke-17 dan ke-18, menopause dianggap

suatu bencana dan malapetaka, sedangkan wanita post-menopause dianggap tidak

berguna dan tidak menarik lagi (Kasdu, 2002).

Kata menopause yang berasal dari dua kata Yunani yang berarti “bulan” dan

“penghentian sementara”, yang secara linguistik lebih tepat disebut menocease.

Secara medis istilah menopause berarti menocease, karena berdasarkan defenisinya

menopause itu berarti berhentinya masa menstruasi (bukan istirahat). Arti menopause

yang tidak jelas ini dikarenakan gejala-gejala yang muncul sebelum menstruasi juga

berhenti (Reitz, 1993).

Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.O.G, menyebutkan bahwa menopause

didefenisikan secara klinis sebagai waktu di mana seorang wanita tidak mengalami

menstruasi selama satu tahun, yang diawali dengan tidak teraturnya periode

menstruasi dan diikuti dengan berhentinya periode menstruasi. Menopause

merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya

(21)

2.1.1 Masa Klimakterium

Menurut siklus kehidupan wanita normal, setiap kehidupan seorang wanita

mengalami fase-fase perkembangan tertentu. Dalam hal ini, fase-fase yang berkaitan

dengan berbagai fungsi organ reproduksi wanita. Fase tersebut dibagi tiga tahap, yaitu

masa sebelum, sedang berlangsung, dan setelah menstruasi.

Tahap pertama yaitu sebelum haid, berlangsung sejak bayi hingga masa

pra-pubertas atau sekitar usia 8 sampai 12 tahun. Selanjutnya, sekitar usia 12 sampai 13

tahun, umumnya seorang wanita mengalami menarche (haid untuk pertama kalinya).

Masa ini disebut sebagai pubertas. Saat ini, wanita mulai mengalami masa yang

disebut fase reproduksi.

Fase reproduksi atau periode fertil (subur) berlangsung sampai usia sekitar 45

tahunan. Pada fase ini organ reproduksi wanita mengalami fungsi yang sebenarnya,

yaitu hamil dan melahirkan.

Fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir

disebut klimakterium, yaitu yang terjadi pada usia 45 sampai 50 tahun. Klimakterium

adalah suatu masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke

periode non-reproduktif. Tanda, gejala, atau keluhan yang kemudian timbul sebagai

akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau gejala premenopause. Periode ini

dapat berlangsung antara 5 sampai 10 tahun sekitar fase menopause (5 tahun sebelum

dan 5 tahun sesudah menopause). Pada fase ini fungsi reproduksinya mulai menurun.

Masa klimakterium ini berlangsung secara bertahap sebagai berikut:

1. Premenopause, adalah masa sebelum menopause yang dapat ditandai dengan

(22)

bersifat tidak teratur. Dimulai sekitar usia 40 tahun. Pendarahan terjadi karena

menurunnya kadar estrogen, insufisiensi corpus luteum dan kegagalan proses

ovulasi. Sehingga bentuk kelainan haid dapat bermanifestasi seperti amenorrhoe,

polimenorrhoe, serta hipermenorrhoe.

2. Perimenopause, periode dengan keluhan memuncak, rentang waktu 1 sampai 2

tahun sebelum dan sesudah menopause. Masa wanita mengalami akhir dari

datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada masa ini menopause masih

berlangsung. Keluhan sistematik berkaitan dengan vasomotor. Keluhan yang

sering dijumpai adalah berupa gejolak panas (hot flushes), berkeringat banyak,

insomnia, depresi, serta perasaan mudah tersinggung.

3. Postmenopause, periode setelah perimenopause sampai senilis. Masa yang

berlangsung kurang lebih 3-5 tahun setelah menopause. Keluhan lokal pada

sistem urogenital bagian bawah, atrofi vulva dan vagina menimbulkan

berkurangnya produksi lender / timbulnya nyeri senggama.

Setelah periode klimakterium selesai, wanita akan memasuki periode

Postmenopause, yang selanjutnya periode senilis (Kasdu, 2002).

2.1.2 Proses Menopause

Secara endokrinologis, wanita mengalami proses menua sejak di kandungan.

Sejumlah 7.000.000 sel telur (folikel) terdapat pada kedua ovarium janin yang berusia

22-24 minggu dan berkurang akibat penghancuran sehingga sewaktu dilahirkan

folikel bayi wanita tinggal 2.000.000 buah. Jumlah tersebut menjadi 200.000 saat

(23)

Haid adalah pendarahan bulanan vagina akibat kerja ovulasi namun sel telur

tidak dibuahi sperma sehingga terjadi pelepasan selaput lendir rahim (endometrium).

Untuk keteraturan haid, diperlukan keseimbangan fungsi hormon seperti: hormon

FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang diproduksi

di otak, serta hormon estrogen dan progesteron di ovarium (Fachrudin, 1991).

Adanya pelepasan endometrium pada setiap haid menyebabkan keluarnya sel

telur dari ovarium. Oleh karena itu, semakin meningkat usia, maka semakin menurun

jumlah folikel pada kedua ovarium. Pada usia wanita sekitar 50 tahun, kira-kira hanya

bejumlah 1.000 folikel dan akhirnya berhenti bekerja (Kasdu, 2002).

Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang pembentukan hormon di

ovarium, yaitu hormon progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak teratur

hingga akhirnya endometrium akan kehilangan rangsangan hormon estrogen. Lambat

laun haid pun berhenti, disebut peristiwa menopause (Sembiring, 1991).

2.1.3 Batasan Usia Menopause

Menopause sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir.

Tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita tidak mengalami siklusnya

selama minimal 12 bulan (Diputra, 2006).

Menopause rata-rata terjadi pada usia 50 tahun. Tetapi bisa terjadi secara

normal pada wanita yang berusia 40 tahun. Biasanya ketika mendekati masa

menopause, lama dan banyaknya darah yang keluar pada siklus menstruasi cenderung

bervariasi, tidak seperti biasanya. Pada beberapa wanita, aktivitas menstruasi berhenti

(24)

lamanya) dan jarak antara 2 siklus menjadi lebih dekat atau lebih jarang.

Ketidakteraturan ini terjadi selama 2-3 tahun sebelum akhirnya siklusnya berhenti

(Irawati, 2002).

Purwantyastuti (2005) mengatakan bahwa umumnya wanita Indonesia

mengalami menopause di usia 45-55 tahun. Hal yang sama juga dikatakan Braam,

dkk (1981), yang menyatakan bahwa sebagian besar wanita, menopause terjadi pada

umur antara 45-55 tahun. Meskipun begitu ada beberapa wanita yang mengalami

menstruasi terakhir sebelum umur 45 tahun, tetapi ada pula wanita yang sesudah

berumur 57 tahun baru mendapatkan menstruasi terakhir (Purwanto, 2007).

Menopause terjadi pada akhir suatu siklus yang dimulai pada masa remaja

dengan munculnya menarche. Secara umum, wanita barat pertama kali mendapat

menstruasi pada usia 12 tahun, sedangkan haid berakhir pada usia 45 sampai 53

tahun. Relatif sedikit wanita mulai menopause pada usia 40 tahun dan beberapa

mengalaminya setelah berusia 53 tahun (Reitz, 1993).

Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.O.G, di Indonesia sendiri, usia

menopause bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses perubahan ke arah

menopause itu sendiri sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal

sebagai masa pra-menopause (Northrup, 2006).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usia seorang wanita akan

mengalami menopause sangat bervariatif. Hal ini sangat bergantung pada berbagai

faktor yang mempengaruhinya. Umumnya dapat diambil rata-ratanya seorang wanita

(25)

2.2 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Seorang Wanita Mengalami Menopause

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi usia menopause seorang wanita,

antara lain:

1. Usia saat haid pertama (menarche)

Menurut Katharina D., wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16

atau 17 tahun akan mengalami menopause lebih dini, sedangkan wanita yang haid

lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai pada usianya mencapai 50

tahun. Ada pola keluarga yang berlaku secara umum, bagi seluruh keluarga dan

sebaliknya (Reitz, 1993).

Ada hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang

wanita memasuki menopause. Semakin muda seorang mengalami haid pertama

kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause (Kasdu, 2002).

2. Beban Pekerjaan

Wanita yang bekerja akan mengalami menopause lebih cepat dibandingkan

wanita tidak bekerja. Hal ini berpengaruh ke perkembangan psikis seorang wanita

(Yatim, 2001).

3. Status Perkawinan

Keadaan seorang wanita yang tidak menikah diduga mempengaruhi

perkembangan psikis wanita tersebut. Mereka akan mengalami masa menopause

lebih muda atau lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang telah menikah (Kasdu,

(26)

4. Jumlah Anak

Semakin sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama

wanita tersebut memasuki masa menopause. Hal ini dikarenakan kehamilan dan

persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan juga dapat

memperlambat penuaan tubuh (Yatim, 2001).

5. Usia Melahirkan

Menurut penelitian yang dilakukan di Beth Israel Denconess Medical Centre

di Boston, menemukan bahwa wanita yang masih melahirkan di atas 40 tahun akan

mengalami usia menopause yang lebih tua. Semakin tua seseorang melahirkan anak,

semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan

persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan akan

memperlambat proses penuaan tubuh (Kasdu, 2002).

6. Pemakaian Kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang

menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini

dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur

sehingga tidak memproduksi sel telur (Kasdu, 2002).

7. Kebiasaan Merokok

Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya (1998)

menyebutkan di antara 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka

yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan

(27)

Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat.

Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun

sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi

secara normal dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun (Siswono, 2004).

8. Alkohol

Wanita yang mengkonsumsi alkohol akan lebih muda memasuki usia

menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak mengkonsumsi (Yatim, 2001).

9. Penyakit

Ada beberapa hal yang bisa memicu menopause dini terjadi, antara lain

penyakit atau mengalami gangguan hormonal sehingga estrogen tidak bisa diproduksi

lagi. Ada pula perempuan yang karena penyakit tertentu indung telurnya harus

diangkat. Begitu indung telur diangkat, perempuan akan kekurangan estrogen karena

yang memproduksi estrogen adalah indung telur (Depkes RI, 2007).

Beberapa penyakit seperti, infeksi kelenjar thyroid, kelebihan hormon

prolaktin, kelainan pada kelenjar pituitary, penyakit autoimun (tubuh membentuk

antibodi yang menyerang ovarium) atau status gizi buruk juga dapat menyebabkan

berhentinya haid. Wanita yang memiliki riwayat keluarga menopause dini,

mengalami operasi pengangkatan ovarium, menjalani terapi kanker seperti radiasi

atau kemoterapi yang merusak ovarium, punya kemungkinan lebih besar mengalami

(28)

2.3 Perubahan Fisik pada Masa Menopause

Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami

ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di

sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa

kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel,

resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1993). Beberapa keluhan fisik

yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:

1. Ketidakteraturan Siklus Haid

Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid

muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering

disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan

haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa

kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga

sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu

minggu atau lebih (Nugroho, 1995).

2. Gejolak Rasa Panas

Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan

berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon H.C mengatakan kira-kira

60% wanita mengalami arus panas. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik

disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara

menyeluruh. Munculnya hot flushes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau

(29)

pada malam hari, keringat ini dapat mengganggu tidur dan bila hal ini sering terjadi

akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi (Reitz, 1993).

3. Kekeringan Vagina

Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan

lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina

menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut,

liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan,

rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa

sakit. Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi

buang air kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat

batuk, bersin, tertawa atau orgasme (Kasdu, 2002).

4. Perubahan Kulit

Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti

maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah,

leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong,

dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1993).

5. Keringat di Malam Hari

Berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti

pakaian dimalam hari. Berkeringat malam hari tidak saja mengganggu tidur

melainkan juga teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah

dan lebih mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak (Kuntjoro, 2002).

Cara kerjanya belum diketahui secara pasti, tetapi pancaran panas pada tubuh

(30)

rendah. Akibatnya suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi

terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk

mendinginkan diri (Kasdu, 2002).

6. Sulit Tidur

Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini

mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah

memerah dan perubahan yang lain (Nugroho, 1995).

7. Perubahan Pada Mulut

Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang

peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah

tanggal (Yudomustopo, 1989).

8. Badan Menjadi Gemuk

Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang

biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang

sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause,

hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang

berolahraga (Kasdu, 2002).

9. Penyakit

Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari

sudut pandang medik ada 2 (dua) perubahan paling penting yang terjadi pada waktu

menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh

(31)

serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang

berusia lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit

itu menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium.

Kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa

menopause (Yatim, 2001).

Kanker rahim adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua

bagian rahim yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah

serviks, kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun. Gejala

yang harus diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan, pergetahan

vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker indometrium

(kanker tubuh rahim) terutama menjangkiti wanita diatas usia 45 tahun, yang paling

menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat, dan yang

mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan berat tubuh

berlebih. Gejalanya adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara haid, keluaran

darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya, dan pendarahan haid

terakhir dalam menopause (Kuntjoro, 2002).

Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis

(kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum

dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita

yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat

proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang

setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton (1984) yang dikutip

(32)

cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan

penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium

ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang,

dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.

2.4 Perubahan Psikologis pada Masa Menopause

Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat

penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi

masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang

sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut.

Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah

tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension),

cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya

daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan

anak-anak mereka, serta merasa kehilangan feminitas karena fungsi reproduksi yang hilang

(Kuntjoro, 2002). Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari

menopause yaitu:

1. Ingatan Menurun

Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan

mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat,

bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis

(33)

2. Kecemasan

Banyak wanita yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa

menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya

kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah

dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun

sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari

anak-anaknya (Yatim, 2001).

Kecemasan pada wanita lansia yang telah menopause umumnya bersifat

relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan

semangat/dukungan dari orang di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus

cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi

banyak juga wanita yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan

yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan

masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat

reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang

biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak (Northrup, 2006).

Adapun gejala-gejala psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa

aspek, menurut Blackburn dan Davidson (1990) yang dikutip oleh Kuntjoro (2002)

adalah sebagai berikut :

a. Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis,

(34)

b. Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar

konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri

sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.

c. Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari

situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.

d. Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup,

kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.

e. Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar,

pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.

3. Mudah Tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah

tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak

mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita

menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya.

Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di

sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai

menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya (Yatim, 2001).

4. Stress

Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas,

termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar

dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan

(35)

mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya

kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam (Yudomustopo, 1989).

Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa

juga memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif,

tergantung pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress

adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang.

Oleh karena itu, stress sangat individual sifatnya (Manuaba, 1998 ; Reitz, 1993).

5. Depresi

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan

kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki

anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan

seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya (Kasdu, 2002).

Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi

merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam

fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa

depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi

mereka dan mungkin sulit dihindarkan (Manuaba, 1998).

Gejala-gejala psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek,

menurut Marie Blackburn dan Kate Davidson (1990) yang dikutip oleh Kuntjoro

(2002) adalah sebagai berikut :

a. Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.

b. Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam

(36)

c. Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi,

menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan

tinggi pada orang lain.

d. Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir,

menangis, mengeluh.

e. Gejala biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan

bertambah, hilang hasrat seksual, tidur terganggu, gelisah

2.5 Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

2.6 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh menarche terhadap menopause.

2. Ada pengaruh beban pekerjaan terhadap menopause.

3. Ada pengaruh status perkawinan terhadap menopause. Faktor-faktor yang mempengaruhi:

1. Menarche

2. Beban Pekerjaan

3. Status Perkawinan

4. Jumlah Anak

5. Usia Melahirkan (anak terakhir)

6. Kontrasepsi

7. Kebiasaan Merokok

8. Konsumsi Alkohol

9. Riwayat Penyakit

Menopause (45-50 tahun):

1. Menopause

(37)

4. Ada pengaruh jumlah anak terhadap menopause.

5. Ada pengaruh usia melahirkan terhadap menopause.

6. Ada pengaruh pemakaian alat kontrasepsi terhadap menopause.

7. Ada pengaruh kebiasaan merokok terhadap menopause.

8. Ada pengaruh mengkonsumsi alkohol terhadap menopause.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei yang bersifat

deskriptif analitik.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Titipapan Kota Medan. Waktu

penelitian dilakukan pada bulan November 2008 - Maret 2009.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh wanita yang berusia 45-50 tahun yang ada di

Kelurahan Titipapan Kota Medan tahun 2008 berjumlah 1254 orang.

3.3.2 Sampel

Sample dalam penelitian ini diambil dengan cara Systematic Random

Sampling (Singarimbun, 1995) dan besar sampel didapat dengan rumus hipotesis,

yaitu: (Lemeshow, 1997)

2

2

1

1 1 1

P o P a

P a P a Z

P o P o Z

n

Dimana,

= tingkat kemaknaan = 0,05 dimana,

1

(39)

= power = 10%, dimana

1

Z (nilai baku normal pada = 0,10) adalah 1,282

Po = Proporsi wanita yang telah mengalami menopause 50% = 0,5

Pa = Proporsi perbedaan yang diharapkan 65% = 0,65.

Sehingga:

2

2

50 , 0 65 , 0

35 , 0 65 , 0 282 , 1 5 , 0 5 , 0 960 , 1 n

n =112,57 ≈ 113

Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel minimal sebesar 113 orang.

Faktor non respon sebesar 10%, maka peneliti mengambil sampel penelitian menjadi

125 orang.

3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diambil dari hasil wawancara menggunakan kuesioner yang

ditanyakan kepada responden.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data umum dan data demografi, yang diperoleh dari

Kantor Lurah Kelurahan Titipapan Kota Medan.

3.5 Defenisi Operasional

Dari kerangka konsep penelitian, maka defenisi operasional dari

(40)

1. Menarche adalah usia responden mengalami menstruasi pertama kali.

2. Beban Pekerjaan adalah berat ringannya kegiatan yang dilakukan oleh responden

sehari-hari termasuk pekerjaan rumah tangga maupun pekerjaan yang dilakukan

oleh responden untuk mendapatkan imbalan berupa uang.

Ringan, berdasarkan WHO jika pekerjaannya

Ibu rumah tangga saja dan tidak bekerja, ibu rumah tangga dengan atau tanpa

pembantu dan bantuan mesin, operator, dokter, kerja kantor, ahli hukum, guru,

juru rawat, industri ringan, mahasiswi, kerja di toko.

Berat, jika

a. Pekerjaan berupa petani, tukang cuci, pekerjaan dengan mobilitas yang tinggi,

buruh bangunan penari, atlit.

b. Pekerjaan seperti operator, dokter, kerja kantor, ahli hukum, guru, juru rawat,

industri ringan, mahasiswi, kerja di toko tetapi juga sebagai ibu rumah tangga

tanpa pembantu dan bantuan mesin.

3. Status Perkawinan adalah status responden dalam perkawinan yaitu belum

menikah atau telah menikah.

4. Jumlah Anak adalah jumlah semua anak yang pernah dilahirkan oleh responden.

5. Usia Melahirkan Terakhir adalah usia responden melahirkan anak terakhir.

6. Pemakaian Kontrasepsi adalah suatu cara pengendalian fertilitas yang pernah

digunakan oleh responden untuk mencegah kehamilan baik yang hormonal

maupun yang bukan hormonal.

(41)

8. Konsumsi Alkohol adalah status responden yang berhubungan dengan kebiasaan

mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol.

9. Riwayat penyakit adalah penyakit yang pernah diderita oleh responden yang

berkaitan dengan alat reproduksi sehingga menyebabkan responden mengalami

menopause.

10.Menopause adalah keadaan responden mengalami akhir dari datangnya

menstruasi/berhenti sama sekali dalam rentang usia menopause (45–50 tahun).

3.6 Aspek Pengukuran

Ukuran variabel penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk kategori dan

mentransformasikan setiap variabel menjadi variabel satu-nol (1-0). Kategori variabel

adalah sebagai berikut:

a. Variabel terikat

Menopause dibagi dalam 2 kategori yaitu menopause dan belum menopause

dinyatakan sebagai variabel MP.

MP : 1 jika telah menopause.

0 jika belum menopause.

b. Variabel bebas

1. Usia Menarche

Usia Menarche dibagi dalam 2 kategori yaitu < 15 tahun dan ≥ 15 tahun

dinyatakan sebagai variabel UM.

UM : 1 jika usia menarche ≥ 15 tahun.

(42)

2. Status Pekerjaan

Status Pekerjaan dibagi dalam 2 kategori yaitu bekerja dan IRT/tidak bekerja

dinyatakan sebagai variabel PK.

PK : 1 jika bekerja.

0 jika tidak bekerja.

Beban Pekerjaan dibagi dalam 2 kategori yaitu berat dan ringan dinyatakan

sebagai variabel BK.

BK : 1 jika beban pekerjaan berat.

0 jika beban pekerjaan ringan.

3. Status Perkawinan

Status Perkawinan dibagi dalam 2 kategori yaitu menikah dan belum menikah

dinyatakan sebagai variabel M.

M : 1 jika belum menikah.

0 jika telah menikah.

4. Jumlah Anak

Jumlah Anak dibagi dalam 2 kategori yaitu < 4 orang dan ≥ 4 orang

dinyatakan sebagai variabel P.

P : 1 jika jumlah anak < 4 orang.

0 jika jumlah anak ≥ 4orang.

5. Usia Melahirkan Anak Terakhir

Usia Melahirkan Anak Terakhir dibagi dalam 2 kategori yaitu < 40 tahun dan

(43)

0 jika usia melahirkan anak terakhir ≥ 40 tahun.

6. Penggunaan Kontrasepsi

Penggunaan Kontrasepsi dibagi dalam 2 kategori yaitu pernah menggunakan

dan tidak pernah menggunakan dinyatakan sebagai variabel KB.

KB : 1 jika tidak pernah menggunakan kontasepsi.

0 jika pernah menggunakan kontrasepsi.

Jenis Kontrasepsi dibagi dalam 2 kategori yaitu hormonal dan bukan

hormonal dinyatakan sebagai variabel JK.

JK : 1 jika jenis kontrasepsi yang digunakan bukan hormonal.

0 jika jenis kontrasepsi yang digunakan hormonal.

7. Merokok

Merokok dibagi dalam 2 kategori yaitu pernah dan tidak pernah dinyatakan

sebagai variabel RK.

RK : 1 jika pernah merokok.

0 jika tidak pernah merokok.

8. Alkohol

Alkohol dibagi dalam 2 kategori yaitu pernah dan tidak pernah dinyatakan

sebagai variabel AK.

AK : 1 jika pernah minum alkohol.

0 jika tidak pernah minum alkohol.

9. Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit dibagi dalam 2 kategori yaitu pernah dan tidak pernah

(44)

RP : 1 jika memiliki riwayat penyakit.

0 jika tidak memiliki riwayat penyakit.

3.7 Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Pengolahan Data

Kegiatan pengolahan data dilakukan setelah semua data dikumpulkan

kemudian data yang ada diedit dan data tersebut diolah dengan menggunakan

komputer.

3.7.2 Analisa Data

Analisis data yang dilakukan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.

Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Sedangkan analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat hubungan kedua variabel

independen dan variabel dependen. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Uji

Statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (Murti, 1996).

Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ganda

yakni untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai variabel dependen bila nilai

variabel independen berubah. Regresi logistik berganda digunakan jika parameter

dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu

variabel independen ingin diestimasikan sehingga diperoleh persamaan regresi

logistik berganda sebagai berikut :

iXi

e

p 0

(45)

Keterangan:

0 adalah konstanta.

i adalah koefisien regresi variabel X.

p dibaca harga harapan/peluang terjadinya suatu kejadian.

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Data Geografi

Kelurahan Titi Papan merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

Kecamatan Medan Deli, dengan luas 4 Km2 .

Batas wilayah Kelurahan Titi Papan adalah:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Medan Labuhan.

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Barat.

c. Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang.

d. Sebelah Barat : Kecamatan Medan Marelan.

4.1.2 Data Demografi

Jumlah penduduk di Kelurahan Titi Papan pada tahun 2007 adalah sebanyak

26110 jiwa, yang terdiri dari penduduk pria sebanyak 11236 jiwa dan wanita

(47)

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007

No. Usia Jenis Kelamin Jumlah

Pria % Wanita %

1. 0 - 12 bulan 406 1,55 619 2,37 1025

2. 13 bulan - 5 tahun 1149 4,40 1707 6,54 2856

3. 6 - 10 tahun 800 3,06 1088 4,17 1888

4. 11 - 15 tahun 736 2,82 1186 4,54 1922

5. 16 - 20 tahun 788 3,02 1138 4,36 1926

6. 21 - 25 tahun 817 3,13 1233 4,72 2050

7. 26 - 30 tahun 873 3,34 1178 4,51 2051

8. 31 - 35 tahun 844 3,23 1100 4,21 1944

9. 36 - 40 tahun 1090 4,17 963 3,69 2053

10. 41 - 45 tahun 842 3,22 1093 4,19 1935

11. 46 - 50 tahun 958 3,67 1145 4,39 2103

12. 51 - 55 tahun 961 3,68 1072 4,11 2033

13. 56 - 58 tahun 454 1,74 720 2,76 1174

14. ≥ 59 tahun 518 1,98 632 2,42 1150

Jumlah 11236 43,03 14874 56,97 26110

Sumber: Profil Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007

Dari tabel 4.1. diketahui bahwa jumlah penduduk wanita di Kelurahan Titi

Papan lebih banyak dari pada pria, yaitu sebanyak 14874 jiwa (56,97%). Sedangkan

berdasarkan umur terbanyak adalah umur 13 bulan – 5 tahun yaitu sebanyak 2856

jiwa (6,54%). Dari tabel dapat juga diketahui bahwa jumlah wanita menopause

dengan kelompok umur 46 – 50 tahun di Kelurahan Titi Papan sebanyak 1145 jiwa

(4,39%).

Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007

No. Tingkat Pendidikan Jumlah %

1. Tidak Sekolah/tidak tamat SD 1880 8,34

2. Tamat SD/sederajat 7450 33,06

3. Tamat SLTP/sederajat 6806 30,21

4. Tamat SLTA/sederajat 5314 23,58

5. Tamat Diploma/Perguruan Tinggi 1082 4,80

jumlah 22532 100

[image:47.612.109.532.85.367.2]
(48)

Dari tabel 4.2. diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir ditamatkan yang

paling banyak terdapat di Kelurahan Titi Papan pada tahun 2007 adalah Tamat

SD/sederajat, yaitu 7450 orang (33,06 %).

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007

No. Agama Jumlah %

1. Islam 16604 63,59

2. Kristen Protestan 3309 12,67

3. Katholik 2216 8,49

4. Hindu 57 0,22

5. Budha 3924 15,03

Jumlah 26110 100

Sumber: Profil Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007

Dari tabel 4.3. diketahui bahwa agama terbanyak yang dianut oleh penduduk

Kelurahan Titi Papan tahun 2007 adalah agama Islam, yaitu sebanyak 16604 orang

(63,59 %).

Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2007

No. Mata Pencaharian Jumlah %

1. Buruh/swasta 6265 82,85

2. Pegawai negeri 181 2,39

3. Pedagang 402 5,32

4. Penjahit 20 0,26

5. Tukang batu 210 2,78

6. Tukang kayu 181 2,39

7. Nelayan 21 0,28

8. Montir 32 0,42

9. Dokter 4 0,05

10. Sopir 155 2,05

11. Pengemudi becak 27 0,36

12. TNI/polri 53 0,70

13. Pengusaha 11 0,15

Jumlah 7562 100

[image:48.612.121.527.169.305.2] [image:48.612.115.530.357.648.2]
(49)

Dari tabel 4.4. diketahui bahwa jenis mata pencaharian yang paling banyak

terdapat di Kelurahan Titi Papan pada tahun 2007 adalah Buruh/swasta, yaitu

sebanyak 6265 orang (82,85 %).

4.2 Karakteristik Responden

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Karakteristik Responden n %

1. Umur

a. 45 tahun 22 17,6

b. 46 tahun 16 12,8

c. 47 tahun 16 12,8

d. 48 tahun 13 10,4

e. 49 tahun 15 12,0

f. 50 tahun 43 34,4

Jumlah 125 100

2. Status Menopause

Menopause 64 51,2

Belum Menopause 61 48,8

Jumlah 125 100

3. Tingkat Pendidikan

a. Tidak Sekolah/tidak tamat SD 6 4,8

b. Tamat SD/sederajat 30 24,0

c. Tamat SLTP/sederajat 35 28,0

d. Tamat SLTA/sederajat 34 27,2

e. Tamat Diploma/Perguruan Tinggi 20 16.0

Jumlah 125 100

Dari tabel 4.5. di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak pada umur

50 tahun yaitu 43 responden (34,4%). Responden terbanyak adalah wanita yang telah

menopause yaitu sebesar 64 responden (51,2%) dengan usia menopause rata-rata

responden adalah 45,20 ≈ 45 atau 46 tahun.. Tingkat pendidikan responden adalah

[image:49.612.115.524.194.515.2]
(50)

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menarche di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Usia Menarche n %

1. < 15 tahun 84 67,2

2. ≥ 15 tahun 41 32,8

Jumlah 125 100

Dari tabel 4.6. diketahui bahwa responden terbanyak pada usia menarche <15

tahun, yaitu 84 responden (67,2%) dengan usia menarche rata-rata responden adalah

13,54 ≈ 13 atau 14 tahun.

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Status Pekerjaan n %

1. a. IRT/Tidak bekerja 89 71,2

2. b. Bekerja 36 28,8

Jumlah 125 100

Dari tabel 4.7. diketahui bahwa responden yang tidak bekerja lebih banyak

dibandingkan dengan yang bekerja, yaitu 89 responden (71,2%), sedangkan

responden yang bekerja ada 36 responden (28,8%).

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja Responden di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Beban Kerja n %

1. Berat 57 45,6

2. Ringan 68 54,4

Jumlah 125 100

Dari tabel 4.8. diketahui bahwa dari 125 responden terdapat 57 responden

(45,6%) yang memiliki beban pekerjaan berat dan 68 responden (54,4%) memiliki

[image:50.612.111.526.311.396.2] [image:50.612.110.531.493.575.2]
(51)

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Status Perkawinan n %

1. Menikah 103 82,4

2. Belum Menikah 22 17,6

Jumlah 125 100

Dari tabel 4.9. diketahui bahwa sebagian besar responden adalah wanita yang

[image:51.612.114.532.88.173.2]

menikah yaitu sebesar 103 responden (82,4%).

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Jumlah Anak n %

1. < 4 orang 47 45,6

2. ≥ 4 orang 56 54,4

Jumlah 103 100

Dari tabel 4.10. diketahui bahwa dari 103 responden yang menikah, jumlah

anak terbanyak adalah ≥ 4 orang yaitu sebanyak 56 responden (54,4%). Jumlah anak

rata-rata adalah 4,04 ≈ 4 atau 5 orang.

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Melahirkan Anak Terakhir di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Usia Melahirkan Anak Terakhir n %

1. < 40tahun 75 74,3

2. ≥ 40 tahun 26 25,7

Jumlah 101 100

Dari tabel 4.11. diketahui bahwa dari 101 responden yang memiliki anak, usia

melahirkan anak terakhir yang terbanyak adalah < 40 tahun, yaitu 75 responden

(74,3%). Usia melahirkan anak terakhir rata-rata responden adalah 35,65 ≈ 35 atau 36

[image:51.612.110.529.241.325.2] [image:51.612.113.529.424.505.2]
(52)
[image:52.612.111.531.89.173.2]

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Kontrasepsi di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Kontrasepsi n %

1. Pernah 70 68,0

2. Tidak Pernah 33 32,0

Jumlah 103 100

Dari tabel 4.12. diketahui bahwa dari 103 responden yang menikah sebagian

[image:52.612.116.530.240.355.2]

besar responden pernah menggunakan kontrasepsi, yaitu 70 responden (68%).

Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kontrasepsi di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Jenis Kontrasepsi n %

1. Hormonal 67 95,7

2. Bukan Hormonal 3 4,3

Jumlah 70 100

Dari tabel 4.13. diketahui bahwa dari 70 responden yang pernah

menggunakan kontrasepsi, jenis kontrasepsi terbanyak yang pernah digunakan adalah

hormonal, yaitu 67 responden (95,7%). Dengan lama pemakaian kontrasepsi rata-rata

adalah 13,4 tahun.

Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Merokok n %

1. Pernah 38 30,4

2. Tidak Pernah 87 69,6

Jumlah 125 100

Dari tabel 4.14. diketahui bahwa sebagian besar responden tidak pernah

merokok, yaitu sebanyak 87 responden (69,6%). Dengan lama merokok rata-rata

[image:52.612.110.532.400.538.2]
(53)
[image:53.612.110.530.98.172.2]

Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Minum Alkohol di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009

No. Alkohol n %

1. Pernah 8 6,4

2. Tidak Pernah 117 93,6

Jumlah 125 100

Dari tabel 4.15. diketahui bahwa sebagian besar responden tidak pernah

mengkonsumsi alkohol, yaitu sebanyak 117 responden (93,6%). Dari 8 responden

(6,4%) yang pernah mengkonsumsi alkohol, didapat lama konsumsi alkohol rata-rata

yaitu 5,25 tahun.

Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit di Kelurahan T

Gambar

Tabel 4.2.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.7.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rachmadany Pinem : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Buku Bekas di Titi Gantung..., 2002... Rachmadany Pinem : Analisis Faktor-Faktor

Penelitian ini bertujan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan dengan variabel yang terdiri dari

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 3 faktor yang dominan yang dapat mempengaruhi kunjungan masyarakat kota Medan ke Perpustakaan Umum Kota Medan yaitu faktor

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 3 faktor yang dominan yang dapat mempengaruhi kunjungan masyarakat kota Medan ke Perpustakaan Umum Kota Medan yaitu faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL DAGING SAPI DI PASAR TRADISIONAL KOTA

Hubungan Kegiatan Keagamaan dengan Adaptasi Psikososial Wanita Menopause yang Beragama Islam di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal (Skripsi).. 20 Common Problems

&lt;p&gt;Kelurahan Titi Rantai dengan luas wilayahnya 106 Ha, Kelurahan Titi rantai adalah salah satu daerah hunian dan permukiman di Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah

Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai &#34;Hubungan Dukungan Keluarga dengan Konsep Diri Lansia di Lingkungan XI Kelurahan TIti Papan Kecamatan Medan