BNI Life Insurance Divisi Syariah”
(Periode Januari 2008
–
Juni 2010)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)
Oleh:
Nuralifah
107046201846
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 November 2011
ii
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Jakarta Islamic
Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih
(NAB) portofolio produk unit link campuran periode Januari 2008 – Juni 2010. Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear berganda,
dimana Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran sebagai variabel
independen dengan level signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari perhitungan dengan menggunakan
angka R square adalah 0,980, maka hal ini dapat menjelaskan kontribusi Indeks JII
dan SBIS dalam mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link
campuran sebesar 98% dan sisanya 2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti. Selain itu, variabel indeks JII menjadi variabel yang paling dominan dan
berpengaruh secara signifikan sedangkan variabel SBIS tidak memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan NAB produk unit link campuran.
iii
Alhamdulillah, Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. Atas kehendak dan kuasa-Nya, penuli dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi dan Rasul akhir zaman, Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat, thabi’in-thabi’in dan seluruh
umat manusia yang setia kepadanya hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penulis hadapi. Syukur Alhamdulillah, berkat keikhlasan hati dan kerja keras disertai
doa dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung, sehingga kesulitan dan hambatan dapat penulis lalui dengan
sebaik-baiknya. Dengan penuh kesadaran, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun
materil. Oleh karena itu, melalui tulisan ini perkenanakan penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,
MM.
2. Ketua Program Studi Muamalat, Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag dan Sekertaris
iv
pengalamannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama di
bangku kuliah dan pimpinan beserta staf Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi
perpustakaan.
5. Orang tua penulis, Bapak Fadil dan Ibu Eva Fahiroh, adikku Rachmat Riyadi,
dan Muhammad Ifan Taufiq, tantequ tersayang Zuliana serta keluarga tercinta
atas doa, dukungan, motivasi serta perhatian secara moril serta materil yang tak
terhingga dan tiada pernah henti kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan Asuransi Syariah Reguler 2007
khususnya Asuransi Syariah B, corina, puput, vivi, tini, eva, ema, ulan, zaki,
neng, mitha, lirin, qisti, ara, ida, uus, fitri, ela, panji, abink, ruly, farhan, lukman,
wawan, hadi, surya, ega, asyep, nanang, bayu, yoga, andika, dan lainnya yang
selalu memberikan kebersamaan selama penulis berada di bangku kuliah.
Semoga kebersamaan kita takkan habis seiring memudarnya waktu.
7. Teman-teman LiSenSi (Lingkar Studi Ekonomi Islam), KopMa, dan KKN
“Sadayana Sae” terimakasih banyak atas ilmu yang diberikan baik secara
v skripsi penulis.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat
lulus menjalani perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta hingga selesai.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat gandan kepada semua
pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
Di balik kekurangan dan kesalahan terdapat kesempurnaan yang hanya milik
Allah semata, karena itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membutuhkan dan memerlukan untuk menjadi bahan pelajaran dan ilmu pengetahuan
untuk masa depan.
Jakarta, November 2011
vi
LEMBAR PERNYATAAN ……….. i
ABSTRAK……….. ii
KATA PENGANTAR……… iii
DAFTAR ISI ………... vi
DAFTAR TABEL……… ix
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Pembatasan Masalah………. 11
C. Perumusan Masalah……….. 12
D. Tujuan Penelitian……….…. 13
E. Manfaat Penelitian……… 13
F. Review Studi Terdahulu………... 15
G. Kerangka Teori……….. 24
H. Kerangka Pemikiran……….. 26
I. Sistematika Penulisan……… 28
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ……… 55
B. Variable Penelitian……… 56
C. Tekhnik Pengumpulan Data………. 56
D. Sumber Data………. 57
E. Metode Analisis Data………... 58
F. Pengujian Hipotesis……….. 59
G. Uji Asumsi Klasik……….… 61
H. Analisis Regresi……… 64
I. Interprestasi Hasil Regresi……… 68
BAB IV PENGARUH PENDAPATAN NILAI AKTIVA BERSIH (NAB) PORTOFOLIO PRODUK UNIT LINK CAMPURAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN NASABAH A. Gambaran Umum Objek Penelitian……….. 70
B. Analisa Deskriptif ……… 72
C. Uji Asumsi Klasik ……… 79
viii
A. Kesimpulan……… 94
B. Saran……….. 95
ix
Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu………. 15
Tabel 4.1 Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran pada PT BNI Life Insurance Divisi Syariah.. 74
Tabel 4.2 Data Jakarta Islamic Indeks (JII)... 76
Tabel 4.3 Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)……….. 78
Tabel 4.4 Uji Normalitas………. 80
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas……… 82
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi.………. 83
Tabel 4.7 Uji Simultan……….... 85
Tabel 4.8 Uji Parsial …...……… 86
[image:12.612.124.540.56.528.2]x
Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran
Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah…..……… 27
Gambar 2.1 Proses Seleksi Emiten Saham Syariah……..………….. 51
Gambar 4.1 Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran
pada PT BNI Life Insurance Divisi Syariah….……….. 75
Gambar 4.2 Data Jakarta Islamic Indeks (Januari 2008 – Juni 2010) 76
Gambar 4.3 Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (Januari
2008 - Juni 2010)……….…….. 78
Gambar 4.4 Uji Normalitas………. 79
[image:13.612.118.535.52.507.2]1
A. Latar Belakang
Dahulu manusia hanya memenuhi tiga kebutuhan saja, yaitu sandang, pangan
dan papan. Namun dengan pesatnya perkembangan zaman, kini manusia tidak hanya
ingin memenuhi ketiga kebutuhan tersebut melainkan kebutuhan di masa mendatang
manusia sudah terlebih dahulu ingin memenuhinya mulai dari sekarang, sebagai
contohnya kebutuhan di hari tua dan dana pendidikan bagi anak-anaknya. Hal
tersebut menjadikan semakin kompleksnya kebutuhan manusia sehingga untuk
memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan perencanaan keuangan jangka panjang yang
dilaksanakan secara berkesinambungan.
Investasi merupakan sarana terpenting dalam mengumpulkan dan menjaga
nilai ekonomi uang. Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu
atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi.1 Istilah investasi adalah komitmen
atau sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.2
1
Tini Anggraini, Investasi dan Pasar Modal, Slide Mata Kuliah Pasar Modal. 2010, h.2.
Aktivitas investasi dapat dilakukan pada aktiva rill atau real assets
(membangun pabrik, membuat produk baru, menambah produk baru, merambah
saluran distribusi dan lainnya) ataupun pada financial assets atau sekuritas (membeli
sertifikat deposito, saham, obligasi, atau sertifikat reksadana).3 Dalam berinvestasi
terdapat 6 hal yang perlu diperhatikan:4
1. Perencanaan
Tentukan tujuan berapa dana yang dibutuhkan, jangka waktu investasi dan
ukur profil risiko.
2. Buat strategi alokasi asset
Manajer investasi akan membantu investor menetapkan alokasi asset sesuai
perencanaan yang telah dibuat.
3. Diversifikasi asset
Untuk mengurangi risiko. Salah satu pilihan investasi yang sudah
terdiversifikasi adalah reksadana.
4. Implementasi rencana
Jika memutuskan berinvestasi reksadana, pilih manajer investasi yang
dipercaya. Kemudian pilih jenis-jenis reksadana sesuai aset alokasi yang
ditetapkan. Diversifikasi tidak hanya untuk kelompok asset (seperti saham,
obligasi, pasar uang, mata uang, dsb), tetapi juga antar fund manager.
3
Suad Husnan, Dasar – dasar teori portofolio dan analisis sek uritas, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001), Edisi ke-3, h.3.
Evaluasi fund manager berdasarkan perbandingan kinerja paling tidak tiga
bulan sekali.
5. Lakukan investasi secara rutin
Terapkan metode dollar cost averaging, jangan berpatokan pada market
timing.
6. Monitoring, evaluasi, dan penyesuaian (rebalancing)
Pantau kinerja investasi, dan lihat kembali apakah masih sesuai dengan tujuan
investasi dan profil risiko. Perlu penyesuaian alokasi paling tidak setahun
sekali, jika terjadi perubahan bobot karena pergerakan pasar.
Penggunaan produk keuangan sebagai media untuk investasi tidak mungkin
dihindari pada saat ini, baik produk keuangan yang berasal dari lembaga keuangan
bank ataupun non-bank yang merupakan sarana investasi, memberikan kemudahan
dalam melakukan transaksi dan memberikan fungsi proteksi, serta mampu bersifat
fleksibel dalam menghadapi tuntutan masyarakat. Dikatakan bersifat fleksibel karena
lembaga keuangan kini mencoba memasukkan nilai-nilai kerohanian dalam sistemnya
yang menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Di Indonesia, kehadiran lembaga keuangan berbasis syariah kini tengah
menjadi fenomena kontemporer dalam perekonomian. Setelah dunia perbankan yang
menerapkan prinsip syariah berkembang cukup pesat, kini giliran industri perusahaan
asuransi yang mencoba melakukan penerapan prinsip syariah dalam mekanisme
Pada awal tahun 2010 Kementerian Keuangan menerbitkan peraturan dasar
penyelenggaraan asuransi syariah berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN MUI). Peraturan itu dituangkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No. 18/PKM.010/-2010 tentang Penerapan Prinsip Dasar
Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah
tertanggal 25 Januari 2010.5 Tujuannya adalah peningkatan transparansi pelaku
usaha asuransi kepada pemegang polis yang pada akhirnya diharapkan dapat
mencapai target market share asuransi syariah dengan tetap mempertahankan prinsip
kehati-hatian dan kepatuhan terhadap prinsip syariah. Lebih dari itu peraturan baru ini
diharapkan mampu mendorong pertumbuhan volume usaha asuransi syariah dengan
lebih cepat.
Perkembangan asset asuransi syariah juga berkembang cukup pesat.
Perasuransian Bapepam LK menunjukkan asset asuransi syariah per September 2010
mencapai Rp 4 triliun, naik dari Rp 3 triliun pada 2009. Aset asuransi jiwa tercatat
mengalami peningkatan signifikan dari Rp 2,9 triliun menjadi Rp 3 triliun, sementara
asset asuransi umum naik dari Rp 902 miliar menjadi Rp 1,1 triliun. Asuransi syariah
pun menyumbang pendapatan premi sebesar 2,23 triliun atau sebesar 2,99% dari total
premi asuransi.6 Di Indonesia pengembangan pasar (market development) asuransi
5 “Regulasi asuransi syariah terbit”,
Bisnis Indonesia, 10 Febuari 2010, artikel diakses pada 09 Febuari 2011 10:52 WIB, dari http://bataviase.co.id/node/90536
syariah masih terbuka luas, indikasinya antara lain dapat dilihat dari jumlah polis
[image:18.612.112.537.55.429.2]milik masyarakat pengguna jasa asuransi jiwa yang baru mencapai 8 juta individu.7
Tabel 1.1
Kinerja Industri Asuransi Syariah
(Dalam M iliar Rupiah)
NO Uraian Asuransi Jiwa
Asuransi Umum &
Reasuransi
2009 2010 2009 2010
1 Asset 2,120.1 2,999.7 902.6 1,119.2
2 Premi Bruto 1,929.4 1,804.8 449.5 440.8
3 Klaim 596.5 705.3 236.4 297.0
Ket: *) Data sampai dengan September 2010, tidak termasuk asuransi sosial sumber: Bapepam-LK
Industri asuransi nasional tahun 2011 diperkirakan akan tumbuh lebih baik,
seiring membaiknya ekonomi makro Indonesia. Besarnya jumlah penduduk dan
masih rendahnya penetrasi asuransi juga masih terkonsentrasi di kota-kota besar
menjadi alasan peluang pertumbuhan tahun depan tetap tinggi. Asuransi jiwa
diperkirakan masih tumbuh di atas 20% tahun 2011, dan tetap mengandalkan produk
berbasis investasi seperti unit link sebagai pendorong pertumbuhan.8
7 “R.
Pradopo, ”Prospek asuransi jiwa di Indonesia”, artikel diakses pada 19 Febuari 2011 11:01 WIB, dari http://bataviase.co.id/node/138725
Karena dipandang begitu pentingnya asuransi bagi sebagian masyarakat maka
kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun
dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan
rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko mendasar seperti risiko kematian, atau
dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha
dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat
mengganggu kesinambungan usahanya.9 Risiko merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan kehidupan, karena segala aktivitas mengandung risiko.10 Risiko
merupakan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak
diinginkan. Jadi merupakan ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu,
yang apabila terjadi mengakibatkan kerugian.
Untuk merencanakan keuangan jangka panjang yang dilaksanakan secara
berkesinambungan maka manusia membutuhkan investasi dan untuk mengantisipasi
kejadian yang tidak terduga dapat menimbulkan kerugian di masa yang akan datang
tersebut maka sebagian manusia memerlukan asuransi. Asuransi merupakan buah
pikiran dan akal budi manusia untuk mencapai suatu keadaan yang dapat memenuhi
9
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h.1.
kebutuhannya, terutama sekali untuk kebutuhan – kebutuhannya yang hakiki sifatnya
antara lain rasa aman dan terlindung.11
Untuk itu produk proteksi plus investasi atau yang lebih di kenal dengan unit
link bagi pemegang polisnya yaitu merupakan produk asuransi jiwa yang bersifat
hibrida. Sebab, memberikan dua manfaat sekaligus, yakni manfaat perlindungan
santunan asuransi jiwa dan manfaat investasi dalam bentuk nilai tunai.12 Awal
perkembangan produk unit link dipicu oleh boomingnya reksadana di pasar modal.
Produk asuransi jiwa unit link dirancang dengan mengaitkan (linked) produk asuransi
jiwa dengan instrument investasi.
Produk yang merupakan inovasi dari produk asuransi tradisional, akibat dari
mulai bergesernya minat masyarakat dari produk asuransi tradisional menjadi unit
link di mana pada produk unit link ini selain memberikan proteksi jiwa juga
memberikan keleluasaan pemegang polis untuk berinvestasi, investasi yang
ditawarkan bermacam-macam dapat dipilih pemegang polis sesuai dengan
keinginannya Ada beberapa alternative jenis-jenis produk unit link berdasarkan porsi
portofolio investasi, tingkat risiko, dan potensi pengembalian hasil investasi. Ada
11
Sri Rejeki Hartono, Huk um Asuransi Dan Perusahaan Asuransi, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992) h.30.
empat jenis unit link yang tersedia saat ini, yaitu Unit Link pasar uang, Unit Link
pendapatan tetap, Unit Link dana saham, dan Unit Link campuran.13
Peserta unit link dapat memilih kemana dana yang disetorkan akan
diinvestasikan. Fluktuasi tingkat risiko, dan potensi pengembalian hasil investasi
sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis unit link itu sendiri. tingkat risiko dana
investasi pada produk unit link berturut-turut dari paling rendah ke paling tinggi
adalah unit link pasar uang – unit link pendapatan tetap – unit link pendapatan
campuran – unit link dana saham. Sedangkan potensi tingkat pengembalian hasil
investasi akan berlaku sebaliknya. Hal ini sejalan dengan prinsip investasi “high risk
high return” atau “no pain no gain” .
Dengan demikian, unit link dana saham merupakan jenis unit link yang
memiliki tingkat pengembalian hasil investasi paling besar, sementara unit link pasar
uang menjadi unit link dengan pendapatan paling kecil dan unit link campuran
merupakan Jenis unit link yang memberikan imbal hasil yang optimal dan relative
lebih stabil, karena dana diinvestasikan pada beberapa instrument investasi
(campuran) dalam komposisi tertentu (tergantung manajer investasi masing-masing).
13 “Jenis Produk Unit Link Berdasarkan Portofolio Investasi”. di
sesuai bagi para nasabah yang ingin memperoleh pendapatan memadai sekaligus
peluang pertumbuhan investasi jangka panjang.14
Produk unit link ini adalah dana dari pemegang polis yang akan dikelola
dalam mutual fund di mana tingkat risiko ditekan serendah mungkin sehingga risiko
kerugian diharapkan lebih kecil. Variabel yang digunakan untuk menganalisis tingkat
pendapatan yang diperoleh adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari unit link pada
perusahaan asuransi syariah tersebut. Karena NAB merupakan total nilai investasi
dan kas yang ada dikurangi dengan biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang
harus dibayarkan, sedangkan NAB per unit adalah harga wajar dari portofolio suatu
unit link setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah per saham/unit
penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tertentu.
Jakarta Islamic Index merupakan indikator utama yang menggambarkan
pergerakan harga saham syariah,15 terdiri dari 30 emiten dan telah sesuai dengan
prinsip syariah islam16 Pergerakan nilai index akan menunjukkan pertumbuhan situasi
pasar yang terjadi. Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif,
ditujukkan dengan indeks saham yang mengalami kenaikan.
14
Media Asuransi Desember 2008 no.215 tahun XXIX, h.17.
15
Bursa Efek Indonesia, Panduan pemodal: Investasi di Pasar Modal, (Jakarta:2008), h.25.
16 Rudi B Surya, Modul Pendidik an dan Pelatihan Wak il Manajer Investasi (WMI): Analisis
Sedangkan keadaan stabil ditunjukkan oleh indeks harga saham yang tetap,
dan keadaan pasar lesu ditujukkan dengan indeks harga saham yang mengalami
penurunan. JII menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai
pergerakan harga saham syariah gabungan, sampai pada periode tertentu. Dalam hal
ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham
syariah gabungan di bursa efek.
Instrumen moneter yang biasa menggunakan Sertifikat Bank Indonesia pada
konvensional, sedangkan untuk instrumen moneter syariah menggunakan SBIS
(Sertifikat Bank Indonesia Syariah) berdasarkan prinsip syariah. Sebagaimana yang
telah diketahui instrumen moneter syariah yaitu SBIS merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi investor dalam berinvestasi. Apabila SBIS naik maka investor
akan beralih pada kegiatan investasi lain yang lebih menguntungkan dan bebas risiko,
sehingga indeks pasar modal akan turun, sebaliknya apabila SBIS turun maka
masyarakat akan beralih ke jenis investasi lain yang lebih menguntungkan di pasar
modal.
Pada peraturan BI Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga
berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia17.
Melihat kedua faktor tersebut, diduga mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nasabah maka penulis tertarik
melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur seberapa besar hubungan tersebut
dengan judul “Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah pada PT.
BNI Life Insurance Divisi Syariah” (Periode Januari 2008 – Juni 2010)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran,
khususnya pada PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah diduga dapat diukur
melalui campuran portofolio yaitu indeks JII, Sertifikat Bank Indonesia Syariah,
Sukuk dan lain - lain. Agar pembahasan penelitian ini fokus dan tidak melebar,
penulis membatasi pembahasan penelitian ini pada pengaruh pendapatan Nilai
Aktiva Bersih (NAB) portofolio produk Unit Link Campuran yang terdiri atas
indeks JII dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) terhadap tingkat pendapatan
nasabah. Oleh karena itu penelitian ini hanya menggunakan dua variabel
independen yaitu Indeks JII, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
a. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran merupakan
total nilai investasi dan kas yang ada telah dikurangi dengan biaya-biaya
hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan.
b. Data pergerakan Jakarta Islamic Indeks yang digunakan sebagai tolak ukur
(benchmark) untuk mengukur kinerja investasi pada saham berbasis syariah.
c. Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang digunakan sebagai tolak
ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja investasi pada insturmen
investasi bebas risiko.
d. Penelitian ini menggunakan data sejak produk Unit Link Campuran pada PT.
BNI Life Insurance Divisi Syariah diterbitkan selama tiga puluh bulan untuk
variabel independen dan dependen, yaitu selama periode Januari 2008 – Juni
2010.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan
beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit
Link Campuran?
2. Variabel manakah yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap Nilai
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan utama sebagai berikut :
1. Mengukur bagaimana pengaruh variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih
(NAB) produk Unit Link Campuran.
2. Menjelaskan variabel yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap
pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Mengaktualisasikan keilmuan dalam rangka pengembangan ilmu yang
diperoleh di bangku kuliah dan untuk menambah pengetahuan mengenai
produk investasi pada asuransi unit link.
2. Bagi Akademisi
Sebagai kontribusi pada hasil penelitian, terutama yang berkaitan dengan
produk investasi pada asuransi berupa pengetahuan mengenai pengaruh
pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) portofolio produk unit link terhadap
yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga akan
menambah keragaman referensi atas fakta-fakta ekonomi syariah di Indonesia.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menentukan
strategi yang tepat dalam memilih jenis investasi pada produk unit link yang
E. Review Studi Terdahulu
Tabel 1.2
1. Andry S Timisela, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010.
Penelitian Sebelumnya Penulis
Judul Pengaruh Indeks Syariah
Terhadap Pertumbuhan Nilai
Aktiva Bersih Reksadana
Syariah (Studi Pada Dana Reksa
Syariah Berimbang Tahun
2003-2007).
Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Portofolio Produk
Unit Link Campuran Terhadap
Tingkat Pendapatan Nasabah pada
PT. BNI Life Insurance Divisi
Syariah (Periode Januari 2008 –
Juni 2010).
Fokus
Penelitian
Mengetahui pengaruh indeks JII
terhadap pertumbuhan Nilai
Aktiva Bersih (NAB)
Danareksa syariah berimbang.
Mengukur seberapa besar pengaruh
variabel Jakarta Islamic Indeks (JII)
dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) terhadap Nilai
Aktiva Bersih (NAB) produk unit
link campuran dan menjelaskan
variabel mana yang memberikan
pengaruh paling dominan.
Obyek
Penelitian
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
PT. Danareksa Syariah
Berimbang.
PT. BNI Life Insurance divisi
syariah, Bursa Efek Indonesia
(BEI), dan Bank Indonesia (BI).
Teori A. Pasar modal syariah
1. Pengertian pasar modal
syariah
A. Teori Investasi
1. Pengertian Investasi
[image:28.612.124.553.54.701.2]2. Prinsip pasar modal syariah
3. Jakarta Islamic Indeks
4. Kendala dan strategi
pengembangan pasar modal
syariah
B.Reksadana syariah
1. Pengertian reksadana syariah
2. Jenis-jenis reksadana
3. Bentuk-bentuk reksadana
4. Sifat reksadana
5. Kelebihan reksadana
6. Risiko reksadana
7. Nilai Aktiva Bersih
8. Kinerja reksadana syariah
9. Manajer investasi
10. Bank kostodian
3. Proses Investasi
4. Tujuan Investasi
B. Ruang Lingkup Asuransi
Syariah.
1. Pengertian asuransi syariah
2. Produk unit link
3. Jenis-jenis produk unit link
4. Nilai Aktiva Bersih (NAB)
C. Ruang Lingkup Pasar Modal
Syariah.
1. Pengertian pasar modal
syariah.
2. Jakarta Islamic Indeks.
D. Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS).
1. Pengertian Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS).
2. Tujuan strategis SBIS.
Metodologi
Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metodologi penelitian
kuantitatif dengan metode
analisis regresi linear sederhana
dengan variabel dependent Nilai
Aktiva Bersih (NAB) reksadana
syariah dan variabel
Penelitian ini menggunakan
metodologi penelitian kuantitatif
dengan metode analisis regresi
berganda dengan variabel dependen
Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk
Unit Link Campuran dan variabel
independent yaitu Jakarta
Islamic Index (JII).
Index (JII) dan Sertifikat Bank
Indonesia Sertifikat Bank (SBIS).
Hasil
Analisis
Terdapat hubungan linear antara
Indeks JII dengan tingkat
pertumbuhan NAB Danareksa
Berimbang dengan R square
sebesar 84.7% sedangkan
sisanya 15.3% dipengaruhi oleh
faktor lain di luar variabel
indeks JII.
Berasumsi bahwa terdapat
pengaruh antara variabel Jakarta
Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS)
terhadap Nilai Aktiva Bersih
(NAB) produk unit link campuran
baik secara simultan maupun
parsial.
2. Putri Haryani, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010.
Penelitian Sebelumnya Penulis
Judul Study Komparasi Produk
Asuransi Unit Link dan
Reksadana Syariah (Studi pada
PT. Takaful Keluarga dan PNM
Invesment Management).
Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Portofolio Produk
Unit Link Campuran Terhadap
Tingkat Pendapatan Nasabah pada
PT. BNI Life Insurance Divisi
Syariah (Periode Januari 2008 –
Juni 2010).
Fokus
Penelitian
Membandingkan asuransi unit
link dan reksadana syariah, dari
segi pengelolaan dana, manfaat
dan keuntungannya berinvestasi.
Mengukur seberapa besar pengaruh
variabel Jakarta Islamic Indeks (JII)
dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) terhadap Nilai
Aktiva Bersih (NAB) produk unit
variabel mana yang memberikan
pengaruh paling dominan.
Obyek
Penelitian
PT. Asuransi Takaful Keluarga
dan PNM Invesment
Management.
PT. BNI Life Insurance divisi
syariah, Bursa Efek Indonesia
(BEI), dan Bank Indonesia (BI).
Teori A. Tinjauan pustaka asuransi
unit link dan reksadana syariah.
1. Teori mengenai investasi
a. Pengertian investasi
b. Instrument investasi
c. Proses investasi
B. Gambaran umum teori
asuransi unit link
a. Pengertian asuransi unit link
b. Manfaat asuransi syariah
3. Gambaran umum teori
reksadana
a. Pengertian reksadana
b. Mekanisme operasional
reksadana
c. Jenis dan instrumen investasi
reksadana
d. Jenis usaha emiten
e. Produk - produk reksadana
yang ada di PNM Management.
A. Teori Investasi
1. Pengertian Investasi
2. Instrumen Investasi
3. Proses Investasi
4. Tujuan Investasi
B. Ruang Lingkup Asuransi
Syariah.
1. Pengertian asuransi syariah
2. Produk unit link
3. Jenis-jenis produk unit link
4. Nilai Aktiva Bersih (NAB)
C. Ruang Lingkup Pasar Modal
Syariah.
1. Pengertian pasar modal
syariah.
2. Jakarta Islamic Indeks.
D. Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS).
1. Pengertian Sertifikat Bank
[image:31.612.134.564.53.705.2]2. Tujuan strategis SBIS.
Metodologi
Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif.
Penelitian ini menggunakan
metodologi penelitian kuantitatif
dengan metode analisis regresi
berganda dengan variabel dependen
Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk
unit link campuran dan variabel
independen yaitu Jakarta Islamic
Index (JII) dan Sertifikat Bank
Indonesia Sertifikat Bank (SBIS).
Hasil
Analisis
Perbandingan unit link dan
reksadana terlihat dari
mekanisme pengelolaan dana
asuransi unit link syariah
menggunakan beberapa akad
seperti akad mudharabah,
mudharabah musytarakah, dan
wakalah bil ujroh serta
perbedaan manfaat yang
diperoleh.
Berasumsi bahwa terdapat
pengaruh antara variabel Jakarta
Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS)
terhadap Nilai Aktiva Bersih
(NAB) produk unit link campuran
baik secara simultan maupun
parsial.
3. Annisa Sholihah, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008.
Penelitian Sebelumnya Penulis
Judul Analisis Pengaruh JII, SWBI,
IHSG, dan Inflasi terhadap
Kinerja Reksa Dana Syariah
Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Portofolio Produk
Tingkat Pendapatan Nasabah pada
PT. BNI Life Insurance Divisi
Syariah (Periode Januari 2008 –
Juni 2010).
Fokus
Penelitian
Mengetahui pengaruh JII,
SWBI, IHSG, dan inflasi
terhadap kinerja reksadana
syariah.
Mengukur seberapa besar pengaruh
variabel Jakarta Islamic Indeks
(JII) dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) terhadap Nilai
Aktiva Bersih (NAB) produk unit
link campuran dan menjelaskan
variabel mana yang memberikan
pengaruh paling dominan.
Obyek
Penelitian
Bapepam, Bursa Efek Indonesia
(BEI), PNM Syariah, Danareksa
Syariah Berimbang, dan Batasa
Syariah.
PT. BNI Life Insurance divisi
syariah, Bursa Efek Indonesia
(BEI), dan Bank Indonesia (BI).
Teori A. Investasi dan pasar modal
B. Return and Risk
C. Pengertian JII, SWBI, IHSG
dan inflasi
D. Pengertian Reksadana
E. Manfaat Berinvestasi melalui
reksadana.
F. Risiko investasi di reksadana
G. Reksadana syariah
H. Jenis-jenis reksadana
I. Sumber penghasilan
reksadana
A. Teori Investasi
1. Pengertian Investasi
2. Instrumen Investasi
3. Proses Investasi
4. Tujuan Investasi
B. Ruang Lingkup Asuransi
Syariah.
1. Pengertian asuransi syariah
2. Produk unit link
3. Jenis-jenis produk unit link
J. Mengukur kinerja reksadana
K. Pengembangan produk
reksadana
C. Ruang Lingkup Pasar Modal
Syariah.
1. Pengertian pasar modal
syariah.
2. Jakarta Islamic Indeks.
D. Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS).
1. Pengertian Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS).
2. Tujuan strategis SBIS.
Metodologi
Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metodelogi penelitian kuantitatif
dengan metode analisis regresi
linear berganda dengan variabel
dependent Nilai Aktiva Bersih
(NAB) reksadana syariah dan
variabel independent yaitu
Jakarta Islamic Index (JII),
Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia (SWBI), Indeks
Harga Saham Gabungan
(IHSG), dan inflasi.
Penelitian ini menggunakan
metodologi penelitian kuantitatif
dengan metode analisis regresi
berganda dengan variabel
dependen Nilai Aktiva Bersih
(NAB) produk unit link campuran
dan variabel independen yaitu
Jakarta Islamic Index (JII) dan
Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat
Bank (SBIS).
Hasil
Analisis
Hasil uji regresi ditemukan
bahwa JII dan inflasi
mempengaruhi kinerja reksa
dana syariah, sedangkan
Berasumsi bahwa terdapat
pengaruh antara variabel Jakarta
Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat
variabel SWBI dan IHSG tidak
memiliki pengaruh yang
signifikan.
terhadap Nilai Aktiva Bersih
(NAB) produk unit link campuran
baik secara simultan maupun
parsial.
4. Indo yama Nasarudin dan Septian Adityawati, Jurnal Ekonomi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009.
Penelitian Sebelumnya Penulis
Judul Perbandingan Analisis
Karakteristik Perusahaan,
Industri, dan Ekonomi Makro
terhadap Return dan Beta Saham
(Studi Kasus IHSG dan JII tahun
2003-2008)
Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Portofolio Produk
Unit Link Campuran Terhadap
Tingkat Pendapatan Nasabah pada
PT. BNI Life Insurance Divisi
Syariah (Periode Januari 2008 –
Juni 2010).
Fokus
Penelitian
Membandingkan pengaruh varia
bel karakteristik perusahaan, ind
ustri dan ekonomi
makro terhadap return dan beta s
aham syariah dengan return dan
beta konvensional
Mengukur seberapa besar pengaruh
variabel Jakarta Islamic Indeks (JII)
dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) terhadap Nilai
Aktiva Bersih (NAB) produk unit
link campuran dan menjelaskan
variabel mana yang memberikan
pengaruh paling dominan.
Obyek
Penelitian
Perusahaan yang go public di
BEI.
PT. BNI Life Insurance divisi
syariah, Bursa Efek Indonesia
(BEI), dan Bank Indonesia (BI).
Teori A. Pengertian pasar modal
B. Analisis perusahaan (Rasio
A. Teori Investasi
Solvabilitas, rasio profitabilitas,
market ratio, nilai buku)
C. Analisis industri
D. Analisis makro ekonomi
(inflasi, kurs, produk domestik
bruto).
2. Instrumen Investasi
3. Proses Investasi
4. Tujuan Investasi
B. Ruang Lingkup Asuransi
Syariah.
1. Pengertian asuransi syariah
2. Produk unit link
3. Jenis-jenis produk unit link
4. Nilai Aktiva Bersih (NAB)
C. Ruang Lingkup Pasar Modal
Syariah.
1. Pengertian pasar modal
syariah.
2. Jakarta Islamic Indeks.
D. Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS).
1. Pengertian Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS).
2. Tujuan strategis SBIS.
Metodologi
Penelitian
Teknik analisis data yang
digunakan model persamaan
struktural (Structural Equation
Modelling) dengan bantuan
program AMOS.16
Penelitian ini menggunakan
metodologi penelitian kuantitatif
dengan metode analisis regresi
berganda dengan variabel dependen
Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk
independen yaitu Jakarta Islamic
Index (JII) dan Sertifikat Bank
Indonesia Sertifikat Bank (SBIS).
Hasil
Analisis
Variabel karakteristik
perusahaan (EPS, BV, dan
ROA), Variabel industri (Jenis
industri dan ukuran industri),
Variabel makro ekonomi (PDB,
Kurs, dan inflasi) berpengaruh
secara signifikan terhadap
kinerja keuangan yang
diwakilkan dengan return dan
beta saham pada JII. Sedangakan
data IHSG yaitu Variabel
karakteristik perusahaan (EPS,
BV, ROA, dan ROE), Variabel
industri (Jenis industri dan
ukuran industri), berpengaruh
secara signifikan terhadap
kinerja keuangan yang
diwakilkan dengan return dan
beta saham pada JII.
Berasumsi bahwa terdapat
pengaruh antara variabel Jakarta
Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS)
terhadap Nilai Aktiva Bersih
(NAB) produk unit link campuran
baik secara simultan maupun
E. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Teori
Penggunaan produk lembaga keuangan asuransi sebagai media untuk
investasi sekaligus proteksi, selain memberikan kemudahan dalam memilih jenis
investasi yang diinginkan dan memberikan fungsi proteksi, kini lembaga
keuangan non-bank tersebut dapat bersifat fleksibel dengan memasukkan
nilai-nilai kerohanian dalam sistemnya yang menyelaraskan antara kehidupan dunia
dan akhirat.
Popularitas produk unit link, yang mana risiko investasinya secara
langsung ditanggung oleh pemegang polis, telah tumbuh dengan cepat di
kawasan asia beberapa tahun belakangan ini.
Terbentuknya produk unit link sendiri saat itu dipicu oleh terjadinya
booming pada pasar modal dan mengarah pada ide pembentukkan produk
asuransi jiwa yang dapat dikaitkan (linked) dengan instrumen investasi. Hal ini
yang memicu para pelaku industri asuransi jiwa saat itu menawarkan produk
alternative yang memberikan keleluasaann bagi para pemegang polisnya untuk
mengakses secara langsung keungtungan investasinya.18
Untuk memantau hasil portofolio produk unit link menggunakan Nilai
Aktiva Bersih (NAB) yang merupakan total nilai investasi dana kas yang ada
dikurangi dengan biaya-biaya dari kegiatan operasional yang harus dibayarakan.
18
Ketut, Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link , protek si sek aligus
Besarnya NAB bisa berfluktuasi setiap hari seperti hal nya reksadana, tergantung
pada perubahan nilai efek dari portofolio. Meningkatnya Nilai Aktiva Bersih
(NAB) mengindikasikan naiknya tingkat pendapatan pemegang saham atau unit
penyertaan. Begitu juga sebaliknya, menurunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB)
berarti berkurangnya tingkat pendapatan pemegang unit penyertaan.
2. Kerangka Pemikiran
Adanya asuransi syariah menjadi sebuah solusi untuk menjawab kebutuhan
kaum muslim akan pentingnya perencanaan masa depan. Dalam hal ini asuransi
syariah mencakup sebuah transaksi bisnis yang halal dengan akad-akad bebas dari
unsur maisir, gharar, dan riba.19
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) portofolio produk Unit Link Campuran
terhadap tingkat pendapatan nasabah ada pun variabel-variabel yang dianalisis
sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu Indeks JII dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS).
Tingkat pendapatan produk Unit Link Campuran dapat diukur dengan
indikator Nilai Aktiva Bersih (NAB), dimana semakin tinggi Nilai Aktiva Bersih
(NAB) produk unit link berarti semakin tinggi tingkat pendapatan nasabah. Untuk
mengetahui apakah variabel-variabel bebas (independen variable) yang diteliti
mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat (dependen variable)
maka penulis memberikan gambaran secara sistematis pada kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Gambar 1.1 Model Penelitian Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah.
Indeks Harga Saham /(Rp) Surat Berharga Yang
dikeluarkan BI /(%)
Tingkat Pendapatan Nasabah
Interpretasi Jakarta Islamic Index (JII)
(Jan 2008 – Jun 2010)
Data Keuangan per bulan
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (Jan 2008 – Jun 2010)
Nilai Aktiva Bersih (NAB) Produk B-Life Investlink
[image:40.612.123.530.67.703.2]F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti materi yang akan dibahas,
maka penulis paparkan garis-garis besar isi tiap-tiap bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini di uraikan mengenai latar belakang penelitian,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kerangka teori dan kerangka pemikitan, dan teknik penulisan, kajian
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan dalam
pembahasan permasalahan mengenai: ruang lingkup investasi, ruang
lingkup asuransi syariah, ruang lingkup pasar modal syariah, dan ruang
lingkup Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan mengenai ruang lingkup penelitian, variabel
penelitian, Teknik pengumpulan data, sumber data, metode analisis
data, pengujian hipotesis, analisis regresi, dan interprestasi hasil
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan memaparkan hasil penelitian bagaimana pengaruh
pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) portofolio produk Unit Link
Campuran terhadap tingkat pendapatan nasabah secara simultan dan
parsial.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir yang berisikan kesimpulan serta saran yang dapat di
ambil dari hasil penelitian ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua
30 A. Teori Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi mempunyai pengertian yang luas, tetapi dalam kebiasaan
umum, pengertian investasi diartikan dengan penggunaan uang bagi
peningkatan kapasitas sistem produksi atau dengan kata lain peningkatan
asset kapital.1
Investasi (investment) adalah sebuah cara atau alat untuk
meningkatkan nilai atas nama yang kita simpan di sebuah instrument investasi
tertentu untuk mendapatkan pengembalian dana yang positif (Positive
return2). Definisi lain investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk
memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai
dengan syariah islam.3
1
Dj.A.Simarmata, Pendek atan Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi Dan Pasar Modal,
cet.I, (Jakarta: PT Gramedia, 1984), h.155. 2
Ketut Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link : Protek si Sek aligus
Investasi. cet.I, (Yogyakarta: PPM, 2004), h.131.
2. Instrumen Investasi
Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung
unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang
akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam
itu pemodal menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, untuk itu
pembentukkan portofolio investasi (diversifikasi asset) pada berbagai
kesempatan investasi digunakan untuk memperkecil risiko. Ada beberapa
jenis instrumen investasi di pasar keuangan (financial Market) yaitu:4
a. Instrumen Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara menjual sekuritas.
Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk
memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari
satu tahun, seperti saham dan obligasi.
b. Instrumen Pasar Uang
Pasar uang mempunyai berbagai macam instrumen investasi yang dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan spesifik para investor tetapi secara umum
mempunyai waktu jatuh tempo kurang atau sama dengan satu tahun.
Setiap instrumen dalam pasar uang memiliki tujuan tertentu sesuai dengan
tingkat likuiditas serta tingkat jenis pendapatan yang diinginkan oleh
investor. Beberapa instrumen pasar uang adalah sertifikat deposito, SBI
(Sertifikat Bank Indonesia), commercial paper dan lain-lain. Dalam
syariah SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah).
3. Proses Investasi
Proses investasi berkenaan dengan bagaimana seharusnya seorang
investor membuat keputusan mengenai pemilihan sekuritas, seberapa
ekstensif investasi sebaiknya dilakukan dan kapan investasi seharusnya
dilaksanakan.5 Menurut Suad Husnan untuk mengambil keputusan tersebut
diperlukan langkah – langkah sebagai berikut:6
a. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbankan dalam tahap ini, yaitu tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko
(rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan.
b. Melakukan analisis sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok
efek, salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasikan efek
yang salah satu harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:
5
William F. Sharpe, dkk, Investasi Jilid 1. Penerjemah Henry Njooliangtik dan Agustino (Jakarta: Prenhallindo 1999), h.1.
1. Analisis teknikal
Analisis teknikal adalah suatu metode meramalkan pergerakan harga
saham dan meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang
dengan cara mempelajari grafik harga saham, volume perdagangan,
dan indeks harga saham gabungan.7 Menggunakan data (perubahan)
harga dimasa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga
sekuritas di masa yang akan datang, dengan mendasari bahwa:8
a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.
b. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu
yang lalu.
c. Karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu
dan pola tersebut akan berulang.
Metodologi analisis teknis tergantung pada asumsi bahwa apa yang
terjadi di masa lalu cenderung terulang lagi di bursa saham. Jika pola
aktifitas tertentu di masa lalu tingkat keberhasilannya 90%, seseorang
dapat mengasumsikan kemungkinan hasil yang sama akan muncul lagi
setiap kali pola ini muncul di masa depan.9
7
Djoko Susanto Dan Agus Sabardi, Analisis Tek nik al Di Bursa Efek , Cet.1, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), h.29-30.
8
Suad Husnan, Dasar – Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sek uritas, cet.II, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001), h.349.
9
2. Analisis fundamental
Analisis fundamental digunakan untuk menghitung nilai intrinsik suatu
saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan.10 Berupaya
mengidentifikasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan
harga saham di masa yang akan datang, dengan cara:11
a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang.
b. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham.
Tahapan melakukan analisis fundamental secara umum yaitu analisis
ekonomi, analisis industri, siklus kehidupan produk, analisis
perusahaan yang mengeluarkan saham, dan rasio-rasio keuangan
(untuk memperhatikan seperti kebijaksanaan pemerintah, pertumbuhan
ekonomi, pertumbuhan penjualan perusahaan, pertumbuhan laba,
perkembangan tingkat bunga, dan sebagainya yang mungkin
mempengaruhi harga saham (kondisi pasar)).
10
Djoko Susanto Dan Agus Sabardi, Analisis Tek nik al Di Bursa Efek , Cet.1, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), h.21
11
c. Pembentukkan portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi tahap ini menyangkut
indentifikasi sekuritas – sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa
proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing – masing sekuritas
tersebut.
d. Melakukan revisi portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya,
dengan maksud bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi
optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka
pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas – sekuritas yang
membentuk portofolio tersebut.
e. Evaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja
(Performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang di
peroleh maupun risiko yang di tanggung.
4. Tujuan Investasi
Setiap tahun, bahkan setiap bulan, harga bahan baku makanan dan
barang serta jasa mengalami kenaikan. Kenaikkan itu dipicu oleh berbagai
Untuk itu ada beberapa alasan mengapa seseorang atau suatu
perusahaan melakukan investasi antara lain adalah:12
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan
datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi, seseorang atau
perusahaan dapat menghindarkan kekayaannya tidak merosot nilainya
dikarenakan inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak. Kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan investasi salah satunya yaitu fasilitas pajak yang diberikan
kepada seseorang atau suatu perusahaan yang melakukan investasi.
B. Ruang Lingkup Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah
Secara umum asuransi syariah dapat diartikan dengan asuransi yang
prinsip operasionalnya didasarkan pada syari’at islam dengan mengacu
kepada al-Qur’an dan al-Sunnah.13 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) memformulasikan asuransi syariah (Ta’min, Takaful
atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di
antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan
12
William F. Sharpe, dkk, Investasi Jilid 1. Penerjemah Henry Njooliangtik dan Agustino (Jakarta: Prenhallindo 1999), h.47.
atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko
tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.14 Allah
berfirman:15
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2. Konsep Dasar Asuransi Syariah:
Fondasi berdirinya asuransi syariah (takaful) adalah upaya saling
bertanggung jawab, saling membantu, saling melindungi di antara sesama
peserta asuransi sehingga diperlukan pengelola yang amanah (perusahaan
asuransi) demi terdistribusinya dana tolong-menolong bagi mereka yang
14 M. Amin Suma, Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional: Teori, Sistem, Aplik asi &
Pemasaran, (Jakarta: Kholam Publishing, 2006), h.41.
15
membutuhkan atau yang mengalami musibah.16 Untuk itu terdapat 5 konsep
dasar asuransi syariah, yaitu:
a. Asuransi syariah dibangun atas dasar saling bertanggung jawab.
b. Asuransi syariah dibangun atas dasar saling bekerjasama.
c. Asuransi syariah dibangun atas dasar saling melindungi.
d. Asuransi syariah dibangun atas dasar saling menyelamatkan.
e. Asuransi syariah dibangun atas dasar profesionalitas.
3. Produk Unit Link
Unit link adalah salah satu produk dari asuransi jiwa, sedangkan bisnis
asuransi jiwa identik dengan kepercayaan, atau adanya kepastian dan
kenyamanan yang diterima oleh nasabah. Selain hal tersebut, asuransi jiwa
juga harus memberikan solusi yang menguntungkan, bernilai tinggi,
kompetitif, dan inovatif. Karena ketika perusahaan asuransi jiwa menyediakan
produk investasi, perusahaan asuransi jiwa tersebut tidak hanya bersaing
dengan perusahaan – perusahaan asuransi jiwa yang lain, tetapi juga dengan
lembaga keuangan yang lain yang menyediakan instrumen–instrumen
investasi dan yang berinvestasi langsung dalam sekuritas–sekuritasnya.17
16
Ibid, h.62.
Polis unit link pertama kali diterbitkan di London dan Manchester
tahun 1957. Pada saat itu, polis unit link merupakan gabungan antara proteksi
asuransi jiwa dengan reksadana.18
Lahirnya produk unit link dipicu oleh terjadinya booming pada pasar
modal yang mengarah pada ide untuk membentuk produk asuransi jiwa yang
dapat dikaitkan dengan instrumen investasi. Hal ini yang menyebabkan para
pelaku industri asuransi jiwa menawarkan produk unit link pada saat itu
adalah ketika harga saham naik, produk konvensional dengan pembagian hak
laba tidak secara langsung memberikan laba kepada pemegang polis.19
Dengan adanya kebutuhan perusahaan asuransi jiwa untuk
menginvestasikan dana dari pemegang polis ke dalam instrumen investasi
yang tersedia sehingga menyebabkan bisnis unit trust (reksadana) menjadi
berkembang. Pada awalnya, secara tidak langsung perusahaan asuransi jiwa
mengaitkan produk asuransi jiwanya dengan produk unit trust (reksadana),
akan tetapi lambat laun produk itu menjadi satu kesatuan dalam kontrak
polis.20
Unit link sebagai produk “two in one” merupakan produk yang sangat
mudah atau ringkas dan dapat memenuhi kebutuhan. Hal ini disebabkan
karena unit link mengandung unsur asuransi sebagai proteksi dan reksa dana
18
Ketut Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link : Protek si Sek aligus
Investasi, cet.I, (Yogyakarta: PPM, 2004), h.2.
19
Ibid, h.6.
20 Ketut Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link : Protek si Sek aligus
sebagai instrumen investasi. Karena investasi dana dalam unit link dikelola
oleh manajer investasi, jadi nasabah tidak perlu repot membeli perlindungan
asuransi dan berinvestasi reksa dana di tempat yang berbeda, namun cukup ke
satu tempat saja, yaitu perusahaan asuransi jiwa. Nasabah akan menikmati
hemat waktu, pikiran dan biaya transportasi.21
Polis asuransi jiwa unit link adalah polis individu yang memberikan
proteksi asuransi jiwa dimana setiap saat nilainya bervariasi sesuai dengan
nilai asset investasi tersebut.22 Unit link merupakan pengembangan dari jenis
asuransi dwi guna atau saham, pasar uang, atau obligasi.23
Jadi asuransi unit link adalah suatu bentuk pengembangan dari
asuransi dwi guna yang memberikan proteksi jiwa terhadap individu di mana
nilai tunai dalam polis akan ditanamkan pada berbagai jenis instrumen
investasi seperti saham, pasar uang, atau obligasi.24
21
Freddy Pieloor, Jangan Beli Unit Link : Bila Anda Tidak Paham Benar!, cet I, (Jakarta: PT Elek Media Komputindo, 2009), h.95.
22
Ibid, h.22. 23
Fuad Usman dan M. Arief, Security for Life: Hidup Lebih Nyaman dengan Berasuransi,
4. Keunikan Unit Link
Produk asuransi jiwa unit link memiliki keunikan apabila
dibandingkan dengan produk asuransi jiwa lainnya. Keunikannya adalah
sebagai berikut:25
a. Unsur Investasi dalam produk asuransi jiwa unit link merupakan
komponen penting dari produknya, mengigat nilai polisnya adalah hasil
investasi rill yang diperolehnya.
b. Komponen biaya pada produk asuransi jiwa unit link, baik biaya mortalita
maupun biaya administrasi dan bahkan investment fee, diungkapkan
secara eksplisit dalam lampiran polis sehingga dapat diketahui dengan
jelas oleh pemegang polis.
c. Dalam produk asuransi jiwa unit link, tidak terdapat jaminan minimum
maupun batas maksimum tingkat hasil investasi yang ditanggung pihak
perusahaan asuransi, sehingga hasil investasi yang diterima tertanggung
sepenuhnya tergantung pada kinerja investasi dana unit link yang dikelola
perusahaan.
d. Pemegang polis dalam polis asuransi jiwa unit link berhak memilih
portofolio investasi dari beberapa alternative investasi yang diteteapkan
perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi jiwa akan menginformasikan
25
Ketut Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link : Protek si Sek aligus
atau menyampaikan laporan perkembangan dana investasi kepada
pemegang polis dalam satuan unit secara periodik.
5. Jenis-jenis Produk Unit Link
Pada umumnya jenis produk unit link, seperti halnya pada reksadana,
produk-produk unit link yang ada di pasaran dapat dikelompokkan dalam
empat jenis sesuai dengan penempatan dana investasinya. Berikut ini jenis
dan karakteristik unit link, berdasarkan beberapa pelaku industri asuransi dan
literature26:
a. Cash fund unit link (unit link dana kas atau pasar uang)
Jenis unit link ini merupakan pilihan instrumen investasi yang paling
aman, karena biasanya 100% dana investasi akan ditempatkan pada
instrumen pasar uang seperti deposito berjanngka, sertifikat Bank
Indonesia (SBI), dan surat utang jangka pendek dengan masa jatuh tempo
kurang dari satu tahun. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan
pemeliharaan modal. Rentang waktu investasinya jangka pendek dengan
tingkat risiko paling rendah. Sehingga pada umumnya unit link jenis ini
paling cocok bagi mereka yang bertipe konservatif. Dalam kondisi
perekonomian yang normal, sesuai penempatan dananya, potensi return
yang didapat juga paling rendah.
26
b. Fixed income unit link (unit link pendapatan tetap)
Pada unit link jenis ini, sekurang-kurangnya 80% dana diinvestasikan
pada instrumen obligasi. Unit link pendapatan tetap memiliki risiko yang
relative lebih besar dari pada unit link dana kas. Tujuan utama
penempatan unit link pendapatan tetap adalah untuk menghasilkan tingkat
pengembalian yang stabil. Jenis unit link ini cocok diambil oleh nasabah
yang ingin mendapatkan keuntungan pada tingkat bunga optimal, namun
tetap mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten.
c. Managed unit link (unit link pendapatan campuran)
Biasanya mereka yang masuk kategori investor moderat, menyukai unit
link jenis ini. Jenis unit link ini memang sesuai untuk para nasabah yang
ingin memperoleh investasi yang memberikan pendapatan memadai,
sekaligus memanfaatkan peluang pertumbuhan investasi dalam jangka
panjang. Hal itu dimungkinkan Karena dana pada unit link ini
diinvestasikan pada saham dan obligasi (itulah makanya disebut
campuran) dalam komposisi tertentu (tergantung manajer investasi
masing-masing), sehingga mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Tingkat p