• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

RIZKY EKA ADIGUNA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)

ABSTRAK

TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIZKY EKA ADIGUNA

Pangsa pasar Mie Indomie mengalami penurunan dan terancam tergeser oleh kehadiran produk pesaing. Selain itu rata-rata perkembangan volume penjualan adalah negatif karena jumlah indomie yang terjual mengalami penurunan meskipun pada waktu yang sama Indomie telah melakukan upaya strategi promosi agresif dan kampanye iklan provokatif yang menyasar ke semua kalangan dengan mengeluarkan berbagai versi iklan. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan: “Bagaimanakah tanggapan konsumen atas iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar Lampung?”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan konsumen atas iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar Lampung.

(6)

Rizky Eka Adiguna

Rizky Eka Adiguna

Rizky Eka Adiguna

Rizky Eka Adiguna

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 25 November 1990 di Bandar Lampung, penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara yang berasal dari pasangan bapak Helly Taufik dan Tuti Daulay.

(8)

PERSEMBAHAN

Allah SWT

Yang Maha Besar Pengasih lagi Maha Penyayang.

Rasulullah,

Nabi Besar Muhammad SAW.

Orang tuaku tercinta Helly Taufik & Tuti Daulay.

Keluarga terbaik di dunia yang menjadi alasan untukku tetap berjuang mengejar masa depan serta adikku.

Monica syamsurya

yang selalu siap mendukung dan memotivasiku setiap saat agar tetap berjuang tanpa menyerah.

orang-orang yang selalu tetap berada di sampingku untuk mendorong kala hati sedang galau hingga mencapai keberhasilanku.

(9)

MOTTO

Pengetahuan adalah sebuah kekuatan

Jika tidak cukup berani untuk mengambil resiko maka tidak akan

pernah mendapatkan apa-apa dalam hidup ini

(Muhammad Ali)

Semangat adalah titik awal dalam perubahan hidup

(10)
(11)
(12)

TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIZKY EKA ADIGUNA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(13)

ii

Judul Skripsi : TANGGAPAN KONSUMEN ATAS IKLAN PRODUK INDOMIE VERSI SATU SELERA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN DI BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : RIZKY EKA ADIGUNA

No. Pokok Mahasiswa : 0911011100

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

MENYETUJUI, 1. Pembimbing

Aripin Ahmad, S.E., M.Si.

NIP. 19600105 198603 1 005

Roslina, S.E., M.Si.

NIP. 19770711 200512 2 002

2. Ketua Jurusan

Hj. Aida Sari, SE, M.Si.

(14)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Aripin Ahmad, S.E, M.Si. ...

Sekretaris : Roslina, S.E., M.Si. ……...

Penguji Utama : Mustafid, S.E., M.M. ...

2. Dekan Fakultas Ekonomi

Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.

NIP.196109041987031011

(15)
(16)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT maha besar yang telah memberikan rahmat dan Berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam juga selalu tercurah kepada junjungan dan teladan seluruh alam, Nabi Muhammad SAW. Judul yang pada skripsi ini adalah ”Pengaruh Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera Di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian di Bandar Lampung” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulisi ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung sekaligus selaku penguji utama skripsi. Terima kasih atas saran yang begitu berarti untuk penulis.

(17)

ii

4. Ibu Roslina, S.E., M.Si. selaku pembimbing kedua atas segala kebaikan, kesediaan serta kesabarannya untuk memberikan bimbingan, saran dan juga kritik selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

6. Bapak, Mama, Adikku yang tak pernah berhenti mendoakan kesuksesanku dan memberikan seluruh dukungan moral, materil, menjadi penyemangatku untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Monica Syamsurya yang ada disaat hati sedang galau untuk memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi. Terimakasih dengan tidak pernah berhenti mengingatkan setiap hari agar berjuang menyelesaikan skripsi . 8. Sahabat anti jatuh Genk Metal, Boy, Jalal, Ucup, Baga, Adit, Blek, Rangga,

Nico, Ebong, Otong, Agung, Pramandra, Ojan.

9. Sahabat terbaik seperjuangan Yasser, Onyeng, Gewgew, Eki, Anggew, Doni, Denny, Windi, terima kasih atas kebersamaannya.

10.Sahabat BEM FEB Bukit, Yuda, Akbar, Acong, Ayu, Putri, Dewi, Firda, Devi, Elisa, Raka, Sendi, Uje,Arif, Husa, Legit, Nadia, Tian, Ambon, Nanda, Helen dan Devia.

11.Sahabat penyemangat skripsi Nanda (Sipit), Bagus (Mbe), Denmas (Bewok), Shiva, Anggun, Dila, Iyek, Echi, Leli, Arham

12.Keluarga Unila Avin, Nuzul, Upil, Tiya, Dewi, Eci, Gebot, Cungir, Imam, Winda, Dedew, Ganjek, Rere, Tonay, Ayu (citul), prima,

(18)

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis

(19)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

SAN WACANA ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5 Kerangka Pikir ... 10

II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1Pemasaran ... 13

2.2Iklan ... 16

2.2.1 Pengertian Iklan ... 16

2.2.2 Jenis-Jenis Iklan ... 18

2.2.3 Atribut Iklan ... 20

2.2.4 Tujuan Periklanan ... 20

2.2.5 Iklan pada Media Televisi ... 22

2.2.6 Kategori Iklan Televisi ... 23

2.2.7 Keunggulan Iklan Televisi ... 24

2.2.8 Kelemahan Iklan Televisi ... 26

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 27

III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1Desain Penelitian ... 30

3.2Variabel Penelitian ... 30

3.3Jenis dan Sumber Data ... 31

3.4Metode Pengumpulan Data ... 31

3.5Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 31

3.6Definisi Operasional ... 32

(20)

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1Profil Konsumen Indomie ... 34

4.1.1 Profil Konsumen Menurut Kelompok Umur ... 34

4.2.2 Profil Konsumen Menurut Pendidikan Terakhir ... 35

4.2.3 Profil Responden Menurut Pekerjaan ... 35

4.2Deskripsi Data Penelitian ... 36

4.4.1 Tayangan Iklan Indomie Versi Satu Selera di Televisi ... 36

4.4.2 Keputusan Pembelian ... 41

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

5.1Kesimpulan ... 43

5.2Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA

(21)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pangsa Pasar Mie Instant di Indonesia Tahun 2009-2011 ... 6

2. Perkembangan Volume Penjualan Indomie di Wilayah Pemasaran Lampung Tahun 2011 ... 7

3. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 32

4. Profil Konsumen Menurut Kelompok Umur ... 34

5. Profil Konsumen Menurut Pendidikan Terakhir ... 35

6. Profil Konsumen Menurut Pekerjaan ... 35

7. Penayangan Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi Penuh Kreativitas ... 36

8. Slogan Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi adalah Menarik ... 37

9. Slogan Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi Mudah Diingat ... 38

10.Jalan Cerita Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi adalah Menarik ... 38

11.Jalan Cerita Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi Mudah Dimengerti ... 39

12.Jalan Cerita Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera di Televisi Memiliki Pesan yang Baik untuk Disampaikan kepada Masyarakat ... 40

13.Rekapitulasi Data Variabel Iklan Produk Indomie Versi Satu Selera... 41

(22)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

(23)

I.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin

ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan

kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya berbagai produk

maupun jasa yang disertai inovasi baru. Berbagai upaya dilakukan oleh perusahaan

untuk meningkatkan penjualan perusahaan serta memuaskan kebutuhan pelanggannya.

Menyadari hal itu, pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan

perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, perkembangan

perusahaan, mendapatkan laba serta memperkuat posisi dalam menghadapi

perusahaan pesaing.

Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

elemen dalam bauran pemasaran yang dipakai perusahaan untuk memasarkan

produknya. Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang

dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan untuk

(24)

2

Salah satu media promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi

tentang produk adalah media periklanan. Periklanan merupakan salah satu media

yang digunakan perusahaan, bisa diklasifikasikan menurut tujuannya yaitu untuk

memberikan informasi, membujuk dan mengingat (Kotler,2005:362 ).

Hapsari (2008:2), menyatakan bahwa iklan merupakan salah satu alat bauran promosi

yang digunakan sebagai alat pengantar pesan untuk membentuk sikap konsumen.

Agar penyampaian pesan dapat diterima oleh konsumen dengan baik maka

dibutuhkan media yang tepat. Berkembangnya media informasi di Indonesia diikuti

dengan kecenderungan perusahaan untuk memasang iklan di media massa. Iklan bisa

digunakan untuk membentuk citra jangka panjang sebuah produk dan juga untuk

menggerakkan penjualan cepat.

Periklanan digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan pemasaran

barang dan jasa, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Secara

sederhana, iklan dapat didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk

lewat suatu media. Sesuai dengan sifatnya yang persuasi maka iklan merupakan

suatu obyek yang membujuk orang kepada pembelian, (Kasali, 2007:9).

Menurut C.N. Parkinson dalam Kasali (2007:13), iklan termasuk dalam kegiatan

komunikasi sebagai bagian dari komunikasi pemasaran. Sebagian efektivitas

pemasaran tergantung pada efektivitas komunikasi. Jika komunikasi tidak efektif

maka perusahaan tidak dapat meyakinkan para calon pelanggan untuk membeli.

(25)

3

dibelinya, pada saat dihadapkan pada beberapa pilihan produk yang sejenis.

Pertimbangan-pertimbangan yang muncul karena informasi yang diterimanya itu

didasari pada fungsi harga, kepercayaan terhadap mutu, loyalitas dan hal-hal menarik,

sehingga dapat dijadikan pertimbangan. Pertimbangan tersebut contohnya adalah

seorang konsumen akan membeli produk mie instan dihadapkan pada banyak pilihan

produk mie instan, yang walaupun bentuknya sama namun masing-masing memiliki

kelebihan sendiri. Sebenarnya tidak hanya konsumen yang dihadapkan pada

persoalan, produsen juga mengalami hal yang sama, sebagai pengusaha harus mampu

mengemas produknya untuk dapat bersaing merebut pasar. Langkah yang dilakukan

untuk mencapai hal tersebut adalah membuat iklan sebagai promosi untuk produk

semenarik mungkin.

C.C. Thomas dalam Kasali (2007:18), menyatakan bahwa periklanan bertujuan untuk

menjangkau sebanyak mungkin orang (khalayak) dengan biaya yang serendah

mungkin. Periklanan memusatkan perhatian kepada pembeli atau calon pembeli.

Karena sifatnya persuasif maka tujuan iklan adalah untuk mengalihkan perhatian

orang atau mengubah perilakunya, yang biasanya dilakukan dengan memberikan

pesan sepihak (satu arah) melalui saluran komunikasi tertentu. Pesan yang efektif

adalah pesan yang hemat biaya dalam mempromosikan produknya, memenuhi minat

dan kebutuhan masyarakat umum dan pesan itu diarahkan kepada saluran-saluran

(26)

4

Iklan agar dapat menarik khalayaknya, iklan dibuat sangat kreatif dan komunikatif.

Dari segi pembuatan kreatifnya, pemilihan strategi iklan yang digunakan sangatlah

penting. Penggunaan strategi iklan yang salah dapat mengakibatkan penurunan

penjualan. Untuk mendukung strategi yang baik biasanya diperlukan anggaran yang

besar. Salah satu strategi iklan yang banyak digunakan pengiklan saat ini adalah

penentuan tema iklan yang menggambarkan kegiatan sehari-hari atau tema-tema lain

yang menarik.

Kebutuhan jasa periklanan dipacu oleh dua kebutuhan. Pertama, produsen percaya

bahwa iklan adalah cara yang paling tepat untuk memperkenalkan produknya kepada

masyarakat. Dalam hal ini kredibilitas televisi sebagai media yang tepat dalam

menyampaikan pesan kepada masyarakat menjadi alternatif utama perusahaan untuk

menayangkan iklannya. Kedua, sifat-sifat tertentu masyarakat terutama kelas

menengah yang melihat sebagai bagian dari dunia modern menyebabkan iklan

dipercaya sebagai cara untuk melihat kebutuhannya dan bercermin pada dunia

modern.

Pengiklan sebelum membuat iklan terlebih dahulu mengamati dan membuat riset

tentang perilaku konsumn. Menurut Kasali (2007:18), gejala yang ada di masyarakat

menunjukkan adanya beberapa respon masyarakat terhadap daya tarik iklan, yaitu:

1. Respon yang baik, yaitu khalayak dipengaruhi oleh produk yang diiklankan sampai

terjadinya proses pembelian.

2. Respon yang kurang baik, yaitu khalayak hanya ingat pada daya tarik yang dimiliki

(27)

5

Setiap iklan setidaknya terdapat dua sumber, pertama adalah pemasangan iklan

terutama perusahan atau merek yang berkepentingan menyampaikan informasi

tertentu kepada khalayak. Kedua ialah juru bicara, model iklan atau hal ikhwal yang

dicantumkan dalam iklan. Kedua sumber ini masing-masing memiliki karakteristik,

yang masing-masing mempengaruhi sistem komunikasi seperti dalam hal wibawa dan

daya tarik. Daya tarik yang iklan diharapkan mampu mempengaruhi konsumen dalam

pembelian suatu produk

Iklan bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada khalayak dengan memberikan

atau menjelaskan seperangkat ciri produk dalam iklan sehingga diingat dan dapat

menggugah emosi melalui penggunaan seperangkat atribut dalam iklan yang

memiliki kedekatan dengan khalayak. Iklan Indomie versi satu selera merupakan

salah satu iklan yang menampilkan nilai kedekatan dengan menggunakan budaya

daerah Jawa, Bali, Padang, Papua, Manado, dan Medan dalam iklannya. Iklan

Indomie versi satu selera ini pertama kali ditayangkan pada 14 Januari 2003 dan

masih tetap ditayangkan sampai dengan sekarang.

Penggunaan unsur budaya daerah seperti bahasa daerah, tarian daerah dan bangunan

khas daerah pun seakan menambah daya tarik dalam iklan ini. Namun sebuah iklan

tidak akan bermakna tanpa adanya pesan, oleh karena itu Indomie melalui iklan ini

berusaha menyampaikan pesan bahwa Indomie merupakan selera semua suku-suku

daerah yang ada di Indonesia. Iklan ini dikemas untuk mendekatkan

(28)

6

digunakan di dalam iklan. Daya tarik iklan tersebut diharapkan dapat memberikan

dampak positif bagi penjualan produk mie instan.

Produk Indomie masih memimpin pasar dibandingkan dengan produk pesaing

sebagaimana terdistribusi pada Tabel 1 mengenai Pangsa Pasar Mie Instan Tahun

2010- 2012di bawah ini.

Tabel 1. Pangsa Pasar Mie Instan di Indonesia Tahun 2010 – 2012

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Brand

Pangsa

Pasar

Brand

Pangsa

Pasar

Brand

Pangsa

Pasar

Indomie

75,5%

Indomie

66,3%

Indomie

65,3%

Supermi

10,1%

Mie Sedaap 13,4%

Mie Sedaap 22,9%

Sarimi

3,7%

Supermi

7,1%

Supermi

3,4%

Mie 100

2,3%

Sarimi

2,2%

Gaga 100

2,6%

Gaga Mie

1,8%

Gaga 100

2,5%

Sarimi

1,0%

Mie ABC

1,1%

Mie 100

2,4%

Alhami

1,0%

Gaga 100

2,3%

Alhami

1,9%

Kare

0,7%

Pop Mie

0,6%

ABC

0,6%

ABC

0,6%

Salamie

0,5%

-

-

Alamie 100 0,5%

Total

100%

100%

100%

Sumber: www.finance.dir.groups.yahoo.com , 2012.

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pangsa pasar Indomie tetap berada pada urutan

pertama, meskipun jumlah pangsa pasar Indomie cenderung menurun setiap tahun.

Mie Sedaap yang diproduksi PT Sayap Mas Utama (Grup Wingsfood) berhasil

meraih 22,9% pangsa pasar pada tahun 2012 dan membayangi Indomie di posisi

kedua, meskipun Mie Sedaap baru muncul pada bulan Mei 2003. Hal ini merupakan

sebuah prestasi awal Mie Sedaap dalam kurun waktu 3 tahun, jika dibandingkan

dengan Indomie yang sudah berhasil masuk ke pasar mie instan lebih dari 15 tahun

(29)

7

Meningkatnya permintaan ini juga menimbulkan meningkatnya persaingan dikategori

produk mie instan. Produk-produk mie instan yang ada dipasaran antara lain; dari

group Indofood adalah Indomie, Sarimi dan Supermi; dari group Wings Food adalah

Mie Sedaap; dari Group ABC adalah Mie ABC dan Mie President; dari PT Delly

Food SC adalah Miduo dan Mie Gelas.

Upaya untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan oleh perusahaan Indomie dengan

menerapkan strategi promosi agresif dan kampanye iklan provokatif yang menyasar

ke semua kalangan dengan mengeluarkan berbagai versi iklan seperti iklan versi satu

selera, iklan versi larut malam enaknya indomie dan iklan versi pas hujan pasnya

indomie. Gencarnya iklan tersebut untuk membuat posisi produk indomie dapat

mempertahankan pangsa pasarnya. Pada kenyataanya khusus untuk area pemasaran

Lampung, PT Indofood Cabang Lampung menjelaskan bahwa terjadi kecenderungan

penurunan penjualan produk Indomie sebagaimana terdistribusi pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Volume penjualan Indomie di Wilayah Pemasaran

Lampung Tahun 2012

No

Bulan

Produk Indomie (Dus)

Perkembangan (%)

1

Januari

215,703

2

Februari

206,496

-4.46

3

Maret

195,376

-5.69

4

April

174,040

-12.26

5

Mei

173,919

-0.07

6

Juni

166,161

-4.67

7

Juli

161,128

-3.12

8

Agustus

158,967

-1.36

9

September

162,985

2.47

10 Oktober

177,875

8.37

11 November

185,465

4.09

Rata –rata

-1,45%

(30)

8

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa rata-rata perkembangan volume penjualan

adalah negatif karena jumlah indomie yang terjual mengalami penurunan. Persentase

perkembangan paling tinggi terjadi antara bulan September-Oktober dari 162.985 dus

meningkat menjadi 177.875 dus. Sedangkan persentase terendah terjadi antara bulan

Maret-April dari 195.376 dus menurun menjadi 174.040 dus.

Proses pembelian pada dasarnya dimulai ketika seseorang menyadari kebutuhannya

dan mulai menyadari perbedaan keadaanya sekarang dan keadaan yang diinginkan.

Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sebagai sesuatu yang unik, karena

preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Konsumen berasal dari

berbagai segmen, sehingga hal yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda.

Keputusan membeli konsumen dipengaruhi oleh keterlibatan konsumen dan

kepercayaan. Semakin tinggi konsumen terlibat dalam upaya pencarian informasi

produk, semakin besar dorongan konsumen untuk melakukan pembelian. Di sisi lain,

konsumen semakin selektif di dalam melakukan pemilihan produk untuk dikonsumsi.

Penyebab hal ini adalah perkembangan arus informasi sehingga konsumen dapat

menyerap informasi serta pengetahuan tentang keberadaan suatu produk dengan cepat.

Perilaku pembelian produk oleh konsumen dapat dilihat dari pengambilan keputusan

untuk melakukan pembelian produk tersebut, sebelum memutuskan pada tindakan

pembelian, seorang konsumen dihadapkan pada beberapa

pertimbangan-pertimbangan yang muncul, di sinilah iklan berperan untuk mempengaruhi

khalayaknya, yang dalam penelitian ini khalayak yang digunakan adalah konsumen

(31)

9

menggunakan media televisi. Televisi dengan unsur audio visualnya lebih mampu

mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan pada konsumen.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, penulis melakukan penelitian dalam

Skripsi yang berjudul: Tanggapan Konsumen atas Iklan Produk Indomie Versi Satu

Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar Lampung.

1.2

Permasalahan

Masalah dalam penelitian ini adalah pangsa pasar Mie Indomie kini masih pada posisi

puncak yaitu mencapai 65,3% menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang

mencapai 76,3% artinya persentase pangsa pasar Indomie terancam tergeser oleh

kehadiran produk pesaing. Selain itu rata-rata perkembangan volume penjualan

adalah negatif karena jumlah indomie yang terjual mengalami penurunan meskipun

pada waktu yang sama Indomie telah melakukan upaya strategi promosi agresif dan

kampanye iklan provokatif yang menyasar ke semua kalangan dengan mengeluarkan

berbagai versi iklan.

Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan:

“Bagaimanakah tanggapan konsumen atas iklan produk Indomie Versi Satu Selera di

televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar Lampung?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan konsumen atas iklan

produk Indomie Versi Satu Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar

(32)

10

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak

perusahaan untuk mengetahui faktor yang jadi pertimbangan konsumen dalam

membeli produk sehingga pihak perusahaan dapat senantiasa menyusun strategi

promosi dalam rangka meningkatkan penjualan.

2. Bagi Penulis

Penambahan ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran, dan melatih

penulis untuk dapat menerapkan teori yang diperoleh dari perkuliahan.

1.5

Kerangka Pikir

Periklanan merupakan suatu aktivitas promosi yang dimaksudkan untuk memotivasi

seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjualan suatu produk untuk

mempengaruhi pendapat publik untuk berfikir atau bertindak sesuai dengan keinginan

si pemasang iklan. Iklan selalu berusaha untuk memberikan informasi, membujuk,

dan meyakinkan calon konsumen. Barang dan jasa yang diiklankan baik diharapkan

dapat memperolah tanggapan dan tindakan tertentu dari calon konsumen.

Salah satu produsen yang mengiklankan produknya dengan menggunakan media

televisi adalah produsen mie instant merek Indomie, yang berupaya maksimal untuk

mengemas iklan semenarik mungkin sehingga dapat diketahui dan dikenal

masyarakat luas. Ditambah lagi dengan ketatnya kompetisi dunia periklanan televisi

(33)

11

menciptakan iklan yang berbeda dengan iklan yang sudah ada, sehingga dengan

kekhasan itu diharapkan akan tertanam citra dan efek yang baik dari calon konsumen.

Pengemasan iklan mie instant merek Indomie dilakukan untuk mendapatkan pesan

iklan yang mudah diingat calon konsumen. Calon konsumen harus memeperhatikan

dan menggunakan beberapa bentuk daya tarik pesan, yaitu merek dagang, kemasan

dan slogan, model iklan, jalan cerita iklan dan musik iklan (Jefkins, 2003: 126).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan konsumen atas iklan produk

Indomie Versi Satu Selera di televisi terhadap keputusan pembelian di Bandar

Lampung. Tanggapan konsumen tersebut merupakan penilaian atas penanyangan

iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi yang penuh kreativitas, slogan

iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi yang menarik, slogan iklan produk

Indomie Versi Satu Selera di televisi yang mudah diingat, jalan cerita iklan produk

Indomie Versi Satu Selera di televisi yang menarik, jalan cerita iklan produk Indomie

Versi Satu Selera di televisi yang mudah dimengerti dan jalan cerita iklan produk

Indomie Versi Satu Selera di televisi memiliki yang pesan untuk disampaikan kepada

(34)

12

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir penelitian berikut:

Iklan Produk Indomie (Variabel X)

(1) Penanyangan iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi penuh kreativitas

(2) Slogan iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi menarik

(3) Slogan iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi mudah diingat

(4) Jalan cerita iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi menarik

(5) Jalan cerita iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi mudah dimengerti

(6) Jalan cerita iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi memiliki pesan yang baik untuk disampaikan kepada masyarakat

Keputusan Pembelian

(Variabel Y)

[image:34.612.115.525.149.354.2]
(35)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pemasaran

Menurut W.J Stanton dalam Assauri (2007: 259, pemasaran adalah suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang

potensial. Dengan kata lain pemasaran merupakan suatu proses sosial dan

manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan

Produk-Produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Assauri (2007: 32), pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan

produk maupun jasa adalah suatu proses untuk memperkenalkan produk dan jasa

mereka kepada konsumen dengan tujuan dan harapan perusahaan tersebut

mendapatkan timbal balik yaitu berupa laba dari pemasaran yang mereka lakukan.

Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan melakukan pertukaran. Pemasaran adalah

suatu sistem dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang

dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

yang potensial. Dalam pemasaran barang dan jasa yang dilakukan oleh

(36)

14

keunggulan yang dimiliki barang dan jasa yang ditawarkan tersebut. Hal ini

penting agar konsumen tidak salah dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang

ada, dan perusahaan yang berorientasi kepada konsumennya dengan kehandalan

Produk termasuk mengenai pelayanan di dalamnya.

Menurut Kotler dan Keller (2009: 41), kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan dapat berpedoman pada salah satu konsep pemasaran:

1) Konsep Produk, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi

konsumen menyukai Produk yang tersedia dan harga terjangkau. Tugas

pengelolaan manajemen yang utama adalah mencapai Produksi yang baik

dengan saluran distribusi yang baik pula.

2) Konsep Kualitas Produk, merupakan orientasi manajemen yang mengandung

asumsi konsumen akan memilih Produk dengan kualitas terbaik serta dengan

terus-menerus meningkatkan kualitas Produk.

3) Konsep Penjualan, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi

konsumen umumnya tidak akan membeli Produk-Produk perusahaan, kecuali

perusahaan melakukan kegiatan promosi dan penjualan yang mangkus.

4) Konsep Pemasaran, merupakan orientasi manajemen yang menyatakan kunci

untuk mencapai tujuan organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan

pasar yang menjadi sasaran dan memberikan kepuasan yang lebih mangkus

dan sangkil dari pada yang diberikan oleh para pesaing.

5) Konsep Pemasaran yang bersifat kemasyarakatan, merupakan orientasi

manajemen yang mengandung pedoman tugas organisasi dalam menetapkan

kebutuhan, keinginan pasar yang menjadi sasaran dan menyesuaikan

(37)

15

mangkus dan sangkil dibandingkan pesaing dengan cara mempertahankan

serta meningkatkan mutu yang dihasilkan.

Pemasaran memegang peranan penting dalam kehidupan sosial ekonomi juga bagi

perusahaan dalam usaha mencapai tujuan dan menjaga kelangsungan hidup

perusahaan tersebut. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan yang bersifat aktual,

karena berhubungan langsung dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik

manusia secara individual, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan.

Kegiatan pemasaran menjadi penting bagi setiap perusahaan untuk mencapai

kesuksesan. Hal ini hanya berawal pada akhir produksi serta berakhir dengan

penjualan saja, melainkan telah berkembang dari kegiatan distribusi dan penjualan

menjadi suatu sistem untuk menghubungkan perusahaan dengan pasarnya. Jadi,

pemasaran adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian

Produk dari produsen sampai ke tangan konsumen.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pemasaran

merupakan kekuatan utama dalam bisnis dan masyarakat, bermula dan berakhir

dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran umumnya dipandang sebagai ntugas

untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada

konsumen dan perusahaan. Tanpa adanya pemasaran konsumen sulit mencapai

tujuan konsumsi yang memuaskan. Peranan lain yang ada pada kegiatan

pemasaran adalah mampu untuk mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen

dan mengkombinasikan dengan data pasar, seperti jumlah konsumen, lokasi dan

(38)

16

2.2 Iklan

2.2.1 Pengertian Iklan

Menurut Subijakto Pyro Soedarsono (2001:21), iklan adalah upaya untuk menjual

produk sekaligus menawarkan citra diri (identitas diri) dan gaya hidup, sehingga

kadang–kadang yang ditawarkan bukan produk melainkan citra dan identitas

sosial dan gaya yang diharapkan konsumen. Menurut Giaccardi (2004: 124), iklan

merupakan gambaran dan stimuli dunia mimpi yang hiperlialistik dan iklan

merupakan suatu pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada

calon pembeli barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah–murahnya.

Iklan merupakan suatu acara dalam memasarkan produk dimana pesan–pesan

iklan dirumuskan sesuai dengan kepentingan produsen iklan mempunyai ciri–ciri

utama yang jumlahnya sangat besar dan secara jelas didorong oleh kepentingan

pengirim. Meskipun iklan selalu direncanakan dengan sengaja namun sasarannya

bisa beraneka ragam.

Menurut Boove dalam Burhan Bungin (2001:123), iklan adalah proses

komunikasi yang di dalamnya terdapat; pertama, orang yang disebut sebagai

sumber munculnya ide iklan; kedua, media sebagai medium, dan; ketiga, audiens.

Sedangkan menurut William Spriegel dalam Astrid S. Susanto (2005: 200), iklan

diartikan sebagai any paid form of nonpersonal presentation of goods or of ideas

to a group. Artinya kegiatan periklanan mengandung unsur penyewaan ruang atau

(39)

non-17

pribadi (artinya bukan dari seseorang secara berhadapan), calon pemakai setelah

dipersuasi dibawa kepada barang dan jasa yang hendak dijual.

Setiap pesan dalam iklan dapat dipersentasikan dengan gaya eksekusi (excecution

style) yang berbeda-beda. Phillip Kotler (2005: 425) yaitu:

1. Cuplikan kehidupan menunjukan satu atau lebih individu yang memakai

produk itu dengan penggunaan formal.

2. Gaya hidup menunjukan lebih pada penekanan bagaimana sebuah produk

cocok dengan gaya hidup tertentu.

3. Fantasi, membuat fantasi mengenai produk dan penggunaanya.

4. Suasana atau citra, menumbuhkan suasana atau citra pada produk itu seperti

kecantikan, cinta, ketentraman dan tidak ada hal lain yang dibuat terhadap

produk itu kecuali mengenai susunan.

5. Musikal, menggunakan latar belakang musik atau pertunjukan dari satu atau

lebih penyanyi atau karakter komik yang menyanyikan lagu dengan syairnya

mengenai produk tersebut.

6. Simbol kepribadian, menciptakan suatu karakter yang mempersonifikasi

sebuah produk.

7. Keahlian teknik, menunjukan keahlian dan pengetahuan dari perusahaan

dalam membuat suatu produk.

8. Bukti ilmiah, menunjukan bukti penelitian atau bidang keilmuan bahwa merk

(40)

18

2.2.2 Jenis-Jenis Iklan

Tams Djayakusumah (2004: 107) membagi jenis iklan sebagai berikut :

1. Price Advertising, merupakan iklan yang menawarkan suatu barang dan jasa

mengenai segi harganya.

2. Brand Advertising, merupakan iklan yang berusaha memberikan tentang

brand/atau merk yang menonjolkan pada pendengar dan penonton.

3. Quality Advertising, merupakan jenis iklan yang disajikan memberikan kesan

pada mutu atau kualitas jenis barang yang diiklankan atau mutu sangat baik.

4. Product Advertising, merupakan jenis iklan yang menawarkan suatu barang

atau jasa dimana yang ditonjolkan adalah produk atau jasa.

5. Institutional Advertising, merupakan jenis iklan yang menonjolkan dari segi

perusahaan yang memberikan kesan menarik pada calon pembeli.

6. Prestise Advertising, merupakan iklan yang menonjolkan dari segi prestisenya

jika masyarakat membeli dan menggunakan produk tersebut.

Sementara itu, sesuai dengan tujuannya, Frank Jefkins (2003:39), membagi iklan

menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Iklan konsumen, yaitu iklan yang digunakan untuk menawarkan barang dan

jasa ke konsumen dengan menggunakan jasa media massa. Lebih banyak

dikenal dengan iklan niaga di televisi, radio, dan media lainnya.

2. Iklan antar bisnis, yaitu iklan yang hanya mempromosikan barang-barang

non-konsumen, artinya pemasang iklan dan sasaran iklan sama-sama

perusahaan, barang-barangnya merupakan bahan baku produksi yang harus

(41)

19

3. Iklan perdagangan, yaitu iklan yang ditujukan khusus bagi kalangan

distributor, agen, serta para eksportir atau importir.

4. Iklan eceran, yaitu iklan yang khusus dibuat oleh pemilik produk atau

pemasok produk yang disebarkan di pasar swalayan ataupun supermarket dan

toko-toko.

5. Iklan keuangan, sebenarnya pengertian iklan keuangan agak sulit dipahami

karena iklan lainnya juga melakukan kegiatan keuangan, namun demikian

bisa dibatasi bila iklan khusus untuk bank, asuransi, investasi bisa dikatakan

jenis iklan keuangan.

6. Iklan Rekruitmen, yaitu iklan yang bertujuan merekrut calon pegawai yang

akan bekerja pada suatu perusahaan/tenaga kerja.

Sedangkan menurut Burhan Bungin (2001:126), pada masyarakat secara umum,

sebenarnya hanya terdapat dua jenis iklan, yaitu:

1. Iklan non komersil, adalah iklan yang lebih bersifat pelayanan masyarakat.

Iklan ini lebih banyak ditujukan sebagai sarana komunikasi pemerintah

dengan warga negara, misal iklan Pemilihan Umum, iklan KB dsb.

2. Iklan komersil, adalah berbagai iklan yang dibuat semata-mata ditujukan

untuk kegiatan komersil dengan harapan apabila iklan ditayangkan maka

produsen akan memperoleh keuntungan komersil dari tayangan iklan tersebut.

Iklan komersil ditandai dengan adanya syarat imajinasi dalam proses

pencitraan dan pembentukan nilai-nilai estetika untuk memperkuat citra

terhadap barang atau produk yang diiklankan. Dengan demikian akan

terbentuk image/citra, semakin tinggi estetika dan citra obyek iklan maka

(42)

20

2.2.3 Atribut Iklan

Menurut Jamieson dan Campbell (dalam Jefkin, 2003: 126), untuk mendapatkan

pesan iklan yang mudah diingat oleh khalayak atau calon konsumen, maka

pemasang iklan harus memeperhatikan dan menggunakan beberapa bentuk daya

tarik pesan iklan atau atribut iklan, yaitu:

1. Merek dagang, dalam hal ini pemasang iklan harus menampilkan merek

dagang dari produk yang diiklankan sehingga diketahui calon konsumen.

2. Kemasan produk, dalam hal ini pemasang iklan harus menampilkan kemasan

produk yang diiklankan sehingga diketahui calon konsumen.

3. Slogan, untuk menanamkan pesan iklan secara kuat ke dalam pikiran calon

konsumen maka pemasang iklan harus memiliki slogan dengan menggunakan

kata-kata tertentu yang mudah diingat oleh konsumen.

4. Model iklan, untuk menambah daya tarik iklan maka model iklan/bintang

iklan harus menampilkan sosok seseorang yang menarik atau telah dikenal

oleh banyak orang sehingga akan menguatkan kesan poduk.

5. Jalan cerita iklan, sebaiknya iklan memiliki jalan cerita dengan alur tertentu

sehingga akan menarik perhatian calon konsumen

6. Musik, agar iklan yang ditampilkan memiliki nilai lebih maka didukung oleh

latar belakang musik yang mengiringi penyajian iklan tersebut.

2.2.4 Tujuan Periklanan

Bove (1996) dalam Bungin (2001:123), menyebutkan bahwa sebagai sebuah

proses komunikasi iklan harus memuat: Pertama, orang sebagai sumber

(43)

21

televisi adalah media untuk mengkomunikasikan individu (pemirsa) dengan

pencipta ide–ide iklan dalam kemasan materi (produk) yang diiklankan. Citra

produk harus mampu memberikan makna dan kesadaran pada realitas masyarakat.

Proses komunikasi iklan cenderung menggunakan bahasa simbol.

Berdasarkan definisi diatas, jelas bahwa iklan memiliki tujaun utama untuk

menyampaikan informasi tentang produk kepada massa (nonpersonal). Ia menjadi

penyampaian informasi yang sangat terstuktur, yang menggunakan elemen–

elemen verbal maupun non–verbal. Dalam menjalankan fungsi komunikasinya,

iklan memiliki berbagai gaya, baik dalam penyajian maupun isi iklan itu sendiri.

Gaya dan isi iklan tersebut bersifat dinamis, selaras, dengan perubahan–perubahan

yang terjadi dalam organisasi produksi.

Dalam periklanan, produsen memperkenalkan produk pada masyarakat. Menurut

John Crawford dalam Astrid S. Susanto (2005:207), periklanan bertujuan :

1. Menyadarkan konsumen dan memberikan informasi kepadanya tentang suatu

barang, jasa atau ide.

2. Menemukan dalam diri konsumen suatu perasaan suka akan barang, jasa atau

ide yang disajikan untuk memberi referensi kepadanya.

3. Meyakinkan kepada konsumen akan kebenaran tentang apa yang disajikan

dalam periklanan dan karenanya menggerakkannya untuk memiliki barang

atau jasa.

Selanjutnya menurut Astrid S.Susanto (2005:250), tujuan periklanan adalah:

1. Menarik perhatian untuk barang/jasa yang dapat dijual (capture attention).

(44)

22

3. Memakai/ mempergunakan perhatian yang telah ada untuk bertindak (make,

make lasting impression).

Dengan demikian diketahui bahwa periklanan adalah suatu kegiatan yang

digunakan oleh pihak yang berkepentingan (pengiklan) dengan tujuan untuk

menyampaikan pesan atau informasi mengenai suatu produk barang ataupun jasa

melalui suatu media kepada khalayak sebagai calon konsumen dan dengan

maksud mempengaruhi calon konsumennya untuk membeli produk barang atau

jasa yang ditawarkan tersebut.

2.2.5 Iklan pada Media Televisi

Kemajuan teknologi informasi dewasa ini telah membuat batasan geografi tidak

lagi menjadi masalah dalam komunikasi. Pertukaran informasi sangat cepat dan

luas. Pasar menjadi tidak terbatas karena teknologi iklan dapat merambah

kesemua penjuru. Pesan dari periklanan terdiri dari banyak hal seperti

mengarahkan orang untuk membeli produk, untuk mendukung sebuah tujuan

tetapi yang paling sering ialah peran iklan untuk memasarkan barang dan jasa.

Menurut Gitli Todd dalam Meutia (2002: 4), semenjak diperkenalkannya televisi

kepada masyarakat dunia pada tahun 1930-an, secara cepat media televisi menjadi

tempat para produsen/pemasang iklan untuk menyiarkan produknya melalui

media ini karena jutaan orang menonton iklan televisi dan pengaruh iklan televisi

(45)

23

Kepercayaan dunia usaha kepada iklan terutama iklan televisi dilandasi kenyataan

bahwa masyarakat sekarang terpikat dengan berbagai acara televisi, sehingga

kalau iklan produk perusahaan ditayangkan di televisi, maka kemungkinan besar

iklan tersebut ditonton oleh jutaan pemirsa televisi. Selain itu keunggulan televisi

sebagai media penayangan iklan, karena iklan televisi adalah iklan yang enak

ditonton, pesan-pesannya menjadi hidup dan realistis, dan televisi merupakan

media yang kuat mempengaruhi pemirsanya. Dengan kemampuan jangkauan yang

merambah ke berbagai bentuk kehidupan masyarakat televisi menjadi sarana yang

sangat ampuh untuk menjangkau pasar sasaran. Menurut penelitian Krugman,

televisi paling cocok untuk iklan produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah

seperti sabun mandi, pasta gigi dan makanan ringan (Burhan Bungin, 2001:148).

2.2.6 Kategori Iklan Televisi

Menurut Boove (1996) dalam dalam Burhan Bungin (2001:127), iklan televisi

terbagi dalam beberapa kategori, yang meliputi :

1. Iklan sponsorship/iklan konsumen; paling banyak mendominasi iklan

televisi, perkembangannya lebih pesat karena didukung oleh dana yang

besar, kreativitas yang menakjubkan serta sarat dengan harapan-harapan

konsumtif.

2. Iklan layanan masyarakat; iklan ini ditayangkan melalui kerjasama dengan

pihak-pihak non-komersial atau divisi non-komersial dari sebuah perusahaan

komersial. Iklan ini lebih dimaksudkan untuk layanan masyarakat, misalnya

(46)

24

3. Iklan spot; iklan televisi yang hanya menampilkan gambar yang tidak

bergerak dengan latar suara tertentu sebagai dukungan utama terhadap

gambar tersebut.

4. Iklan Promo; iklan ini merupakan tayangan lead acara atau film tertentu di

sepanjang waktu yang sekiranya bisa menyisakan tayangan lead, targetnya

bukan menjual suatu produk atau jasa melainkan jumlah pemirsa yang akan

menonton sebuah acara yang otomatis akan meningkatkan rating acara

tersebut. Kondisi inilah yang akan menguntungkan dalam usaha untuk

meraih sebanyak-banyaknya sponsor dalam acara tersebut.

5. Iklan politik; iklan yang dimanfaatkan suatu partai untuk mengkonstruksi

pemirsa sebagai segmen politik sebuah partai Iklan politik tidaklah menjual

barang, tetapi menjual program partai dan tidak mengarahkan pemirsa untuk

membeli namun mengarahkan pemirsa kepada sikap untuk menerima sebuah

partai dan akan memilihnya ketika Pemilu.

2.2.7 Keunggulan Iklan Televisi

Menurut Frank Jefkins (2003:110), iklan televisi memiliki keunggulan yaitu:

1. Kesan yang realistik. Karena sifatnya yang visual dengan kombinasi warna,

suara dan gerakan maka iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata.

Dengan kelebihan ini pengiklan dapat menonjolkan keunggulan produknya

secara detil.

2. Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan televisi ditayangkan di

rumah-rumah dalam suasana yang serba santai maka masyarakat lebih siap

(47)

25

jalan; masyarakat yang sibuk memikirkan sesuatu, menuju suatu tempat atau

tengah bergegas ke kantor tentunya tidak terlalu sempat memperhatikannya).

3. Adanya repetisi/pengulangan. Iklan televisi bisa ditayangkan hingga

beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang

memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya,serta dalam

frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu akan bangkit.

4. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang

mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Pengiklan dapat menyiarkan

iklannya dengan menggunakan satu atau lebih dari stasiun televisi untuk

memuat iklan, atau menayangkannya secara bersamaan di seluruh stasiun

televisi secara serentak.

5. Ideal bagi para pedagang eceran. Iklan televisi dapat menjangkau kalangan

pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen. Selain karena pedagang

eceran juga menonton televisi seperti orang lain, hal itu disebabkan iklan

televisi memang sangat membantu mereka, bahkan seolah-olah iklan

ditujukan semata-mata untuk mereka.

6. Terkait erat dengan media lainnya. Tayangan televisi mungkin saja

terlupakan, tetapi karena adanya iklan yang sama yang juga dimuat pada

media lainnya, maka keberadaan iklan dapat merujuk penjelasannya pada

iklan televisi.

Iklan televisi merupakan iklan yang cukup efektif untuk meraih perhatian pemirsa

sebagai calon konsumen sebuah iklan, mengingat televisi menggunakan tehnik

audio visualnya. Kelebihan iklan televisi yang diperoleh dari adanya kombinasi

(48)

26

2.2.8 Kelemahan Iklan Televisi

Selanjutnya Frank Jefkins (2003:113), menyebutkan beberapa kelemahan iklan

televisi di antaranya adalah:

1. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemilahan

(untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan.

Pengiklan akan dapat lebih selektif dalam membidik pangsa pasar yang

dikehendaki kalau menggunakan media pers.

2. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai

suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka televisi lagi-lagi tidak akan

bisa menandingi media pers.

3. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil nonton

televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan stasiun radio. Akibatnya

konsentrasi mereka seringkali terpecah.

4. Karena pemirsanya yang sulit dipilah-pilah itu maka iklan televisi terbilang

mahal. Apalagi terdapat ribuan pengiklan lain yang bersaing membujuk pasar

sehingga pangsanya nampak lebih kecil.

5. Karena pembuatan iklan televisi membutuhkan waktu yang lebih lama, maka

ia tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat yang

harus segera ditayangkan (misalkan iklan konser yang akan berlangsung pada

satu atau dua hari lagi).

6. Di negara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televisi atau yang

jumlah total pemirsanya relatif sedikit, biaya siaran mungkin lebih rendah

sehingga memungkinkan ditayangkannya iklan yang panjang dan

(49)

27

7. Kesalahan serius yang dibuat oleh produser iklan televisi, adalah

menggunakan penyaji atau model yang sama sebagaimana para pengiklan

yang lain. Selain membosankan, hal ini bisa juga membingungkan.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Onong Uchyana Effendy (2003:90), minat beli adalah kelanjutan dari

perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk

melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Minat beli merupakan

orientasi berperilaku terhadap objek atau pengalaman tertentu yang sama,

kecendrungan itu beragam intensitasnya.

Keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen. Perilaku

konsumen dapat diterangkan sebagai sebuah proses pengambilan keputusan.

Untuk memahami pembuatan keputusan konsumen terlebih dahulu harus

dipahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dengan produk.

Mowen (2003 :44), mengemukakan bahwa seseorang merasa terlibat atau tidak

terhadap suatu produk ditentukan oleh apakah ia merasa penting atau tidak dalam

pengambilan keputusan pembelian produk. Dapat dikatakan ada konsumen yang

mempunyai keterlibatan tinggi (high involvement) dan ada yang mempunyai

keterlibatan rendah (low involvement) dalam pembelian produk.

Mowen (2003: 45), mengidentifikasi kapan konsumen mempunyai keterlibatan

(50)

28

1. Apakah produk itu penting bagi konsumen. Dalam hal ini apakah produk itu

menjadi citra diri bagi konsumen, misal pemilikan mobil yang merupakan

simbol status dan identitas diri.

2. Apakah produk itu secara terus menerus menarik bagi konsumen misal

kesadaran konsumen pada mode menyebabkan pembelian pada pakaian.

3. Apakah produk membawa/menimbulkan resiko. Produk-produk yang

mempunyai resiko tinggi baik keuangan atau sosial, misal pembelian rumah,

mobil, komputer.

4. Apakah produk itu mempunyai daya tarik emosional, misal konsumen yang

menyenangi musik akan terdorong untuk membeli stereo system yang baru.

5. Apakah produk-produk itu dapat diidentifikasi pada norma-norma kelompok,

misal produk yang dapat dijadikan simbol kelompok seperti Harley Davidson,

Mercedes Benz, BMW dan sebagainya.

Sedangkan untuk keterlibatan rendah (low involvement), yaitu konsumen tidak

terlalu memikirkan merek produk apa yang harus dibelinya dan hal-hal yang

berhubungan dengan proses pembelian, yang terpenting adalah kepuasan

minimalnya terpenuhi. Sebagai contoh, konsumen rokok tetap akan merokok

ketika yang ada pada saat ia merasakan sangat ingin merokok adalah rokok merek

lain. Konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian suatu merek produk,

akan mudah mengubah Perilaku pembeliannya pada merek lain. Kalau terjadi

pembelian berulang pada satu merek, belum bisa dikatakan konsumen terlibat

(51)

29

Dalam hubungannya dengan keputusan pembelian, pada umumnya digunakan

konsep AIDDA. Menurut Schramm, dalam Suhandang (2005: 112), Konsep

AIDDA adalah akronim dari Attention, Interest, Desire, Decisior, dan Action.

1. Attention, merupakan upaya untuk menumbuhkan perhatian calon konsumen

2. Interest, merupakan usaha untuk menumbuhkan ketertarikan calon konsumen

3. Desire, merupakan keinginan calon konsumen untuk mengetahui atau

memiliki apa yang ditawarkan kepada mereka

4. Decission, merupakan tindakan calon konsumen ke arah mengambil keputusan

untuk menggunakan atau mengkonsumsi apa yang ditawarkan kepada mereka

5. Action, merupakan suatu kegiatan nyata yang dilakukan calon konsumen

dalam menggunakan atau mengkonsumsi apa yang ditawarkan kepada mereka

(52)

III. METODE PENELITIAN

3.1

Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif verifikatif. Penelitian

deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh

perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data.

Sedangkan verifikatif pada dasarnya untuk menguji pengaruh antara variabel X dan

variabel Y dengan menggunakan hipótesis (Sugiyono, 2005:38). Pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistika yang digunakan untuk menguji

variabel X terhadap variabel Y yang diteliti.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian ini terdiri dari:

1.

Variabel bebas x (

Indepent

) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadikan

sebab timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2005;33) Variabel bebas penelitian

ini adalah tanggaan konsumen atas iklan produk Indomie Versi Satu Selera di

televisi.

2.

Variabel terikat y (

Dependent

) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel

(53)

31

3.3

Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1.

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari

lapangan penelitian, dalam hal ini data berupa jawaban pada kuesioner penelitian

yang diberikan kepada konsumen Indomie.

2.

Data Sekunder adalah data tambahan yang diperoleh secara tidak langsung oleh

peneliti. Data sekunder ini diperoleh berbagai referensi seperti literatur, arsip,

dokumentasi dan berbagai data lain yang dibutuhkan dan berkaitan dengan

permasalahan penelitian.

3.4

Metode Pengumpulan Data

Dalam peneltian ini akan digunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data yaitu:

1.

Dokumentasi, yaitu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh data tentang

jumlah penjualan produk Indomie dan keadaan umum tentang perusahaan yang

mendukung penelitian.

2.

Angket, merupakan teknik pokok yang dipergunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini. Skala pengukuran untuk data ini adalah skala interval.

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2005:74), populasi adalah seluruh subjek penelitian berupa

kumpulan sejumlah individu dengan kualitas serta ciri tertentu yang telah ditetapkan

untuk diteliti. Berdasarkan definisi tersebut, maka populasi penelitian ini adalah

(54)

32

Menurut (Sugiyono, 2005: 73), sampel adalah perwakilan atau sebagian dari populasi

yang masih memiliki sifat-sifat utama dari populasi tersebut dan ditetapkan oleh

penelitian sebagai responden penelitian. Penentuan besarnya sampel dalam penelitian

ini dilakukan dengan

accidental sampling

, yaitu mengambil sampel pada saat

pelaksanaan penelitian. Jumlah sampel yang diambil pada pelaksanaan penelitian ini

adalah 70 orang, dengan syarat yaitu pernah melihat iklan produk Indomie versi Satu

Selera di televisi.

3.6 Definisi Operasional

[image:54.612.88.541.379.682.2]

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional dan Indikator Skala Tanggapan

Konsumen atas Iklan Mie Instant merek Indomie Versi Satu Selera di Televisi

Tanggapan konsumen adalah penilaian atas penayangan iklan sebagai suatu bentuk promosi yang disampaikan oleh produsen kepada masyarakat dengan menggunakan media televisi dengan tujuan untuk penguatan

(1) Penanyangan iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi penuh kreativitas (2) Slogan iklan produk Indomie Versi Satu

Selera di televisi menarik

(3) Slogan iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi mudah diingat

(4) Jalan cerita iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi menarik

(5) Jalan cerita iklan produk Indomie Versi Satu Selera di televisi mudah dimengerti (6) Jalan cerita iklan produk Indomie Versi

Satu Selera di televisi memiliki pesan yang baik untuk disampaikan kepada masyarakat

Interval

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen setelah menerima pesan dari iklan

Keputusan untuk membeli produk Indiomie karena dipengaruhi oleh Iklan Indiomie Versi Satu Selera yang ditayangkan di televisi

(55)

33

3.7 Analisis Data

Penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan

fenomena penelitian dalam hal ini data yang telah dikumpulkan dianalisa secara

kuantitatif dengan membagi kategori-kategori yang telah ditentukan pada tabel

(56)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

konsumen memberikan tanggapan yang baik terhadap tayangan iklan Indomie

versi Satu Selera di televisi dan berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar jawaban responden

memberikan jawaban setuju pada pertanyaan yang diajukan, artinya semakin

sering konsumen menyaksikan tayangan iklan Indomie versi Satu Selera di

Televisi maka akan semakin berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen

terhadap produk Indomie.

5.2 Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kretivitas iklan produk Indomie hendaknya ditingkatkan dengan mengangkat

tema tentang kebudayaan Indonesia yang sangat beragama. Hal ini penting

dilakukan agar iklan produk Indomie selaras dengan upaya pemerintah di

bidang pelestarian kebudayaan

2. Slogan iklan produk Indomie hendaknya dipertahankan karena slogan yang

ada saat ini cukup baik untuk menarik minat masyarakat

3. Slogan iklan produk Indomie hendaknya dipertahankan karena slogan ini

(57)

35

4. Jalan cerita iklan hendaknya dipertahankan karena berisi nilai-nilai pendidikan

atau pesan moral yang bermanfaat bagi masyarakat yang menyaksikan iklan

tersebut.

5. Jalan cerita iklan hendaknya dikemas secara lebih menarik dan kreatif dengan

mengangkat cerita tentang nilai tentang perjuangan, persahabatan, dan hal-hal

positif lainnya.

6. Pesan iklan hendaknya disampaikan oleh tokoh atau publik figur yang terkenal

secara luas di masyarakat (tokoh pendidikan atau tokoh kebudayaan),

sehingga kesan atau materi iklan yang ditayangkan dapat diterima dengan

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2007.

Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi,

PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta

Bungin, Burhan. 2001.

Imaji Media Massa

. Penerbit Jendela. Yogyakarta.

Djayakusumah, Tams. 2004.

Periklanan dan Perilaku Konsumen

. Rineka Cipta.

Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana. 2003.

Dimensi-Dimensi Komunikasi

. Rineka Cipta. Jakarta.

Ferdinand, Augusti. 2006.

Metode Penelitian Manajemen

. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro. Semarang

Giaccardi. 2004.

Media

Komunikasi Visual

. Penerbit Jendela. Yogyakarta.

Hapsari, Tri. 2008.

Kekuatan

Iklan dan Media Massa

. Penerbit Bina Cipta. Bandung.

Jefkins, Frank. 2003.

Periklanan

. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Kasali, Renald. 2007.

Manajemen Periklanan

. Penerbit Grafiti. Jakarta.

Kotler, Phillip.2005.

Marketing Bisnis

. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.

Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid I

.

Penerbit Erlangga. Jakarta.

Meutia, Citra. 2002.

Bisnis dan Periklanan

. Pustaka Setia. Jakarta.

Mowen, John C dan Michael Minor. 2003.

Perilaku Konsumen Jilid I Edisi Kelima

.

Alih Bahasa Oleh Lina Salim. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Soedarsono, Pyro. 2001.

Periklanan Modern

. Bina Aksara. Jakarta.

(59)

Suhandang, Kustadi. 2005.

Periklanan. Manajemen, Kiat dan Strategi.

Nuansa.

Jakarta.

Sugiyono, 2005.

Metode Penelitian Bisnis

. Alfabeta Jakarta.

Susanto, Astrid .S. 2005.

Komunikasi dalam Teori dan Praktek

. Penerbit Bina Cipta

Bandung.

Swasta D.H. Basu. dan Ibnu Sukotjo 2001,

Pengantar Bisnis Modern-Pengantar

Ekonomi Perusahaan Modern

. Penerbit Liberty. Yogyakarta .

Gambar

Tabel 2. Perkembangan Volume penjualan Indomie di Wilayah Pemasaran Lampung Tahun 2012
Gambar 1.   Skema Kerangka Pikir
Tabel 3. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Riwayat keperawatan mengenai fungsi jantung meliputi pengkajian adanya batuk, sesak nafas, mengi ( bunyi, musik bernada tinggi , yang disebabkan gerakan udara berkecepatan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Maluku, Tahun 2016 VI-1 BAB VI.. Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan

from the findings and discussions section of the study showed that the translation in the subtitle of Sherlock Holmes “Game of Shadows” were employed to create target language text

Produksi karet densitas rendah dari lateks Hevea brasiliensis Muell Arg dengan metode enzimatik (Penelitian Hibah Bersaing XIII; Sebagai Ketua Peneliti)..

 Surat peryataan kesanggupan untuk mengganti barang yang mengalami cacat atau bahkan kerusakan selama pengiriman , proses pengerjaan sampai dengan serah terima pekerjaan (Asli).

Jika jarak kedua pusat lingkaran sama dengan 17 cm, maka panjang garis persekutuan luar kedua lingkaran tersebut adalah…..