• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Unjuk Kerja Fluidized Bed Gasifier Dengan Distributor Udara Jenis Plat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Unjuk Kerja Fluidized Bed Gasifier Dengan Distributor Udara Jenis Plat."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP

UNJUK KERJA

FLUIDIZED BED GASIFIER

DENGAN

DISTRIBUTOR UDARA JENIS PLAT

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh :

TEGUH PRASETYO YUONO D200110021

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP

UNJUK KERJA

FLUIDIZED BED GASIFIER

DENGAN

DISTRIBUTOR UDARA JENIS PLAT

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

TEGUH PRASETYO YUONO D200110021

Telah diperiksa dan disetujui untuk di uji oleh:

Dosen Pembimbing

Nur Aklis, ST., M.Eng.

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP

UNJUK KERJA

FLUIDIZED BED GASIFIER

DENGAN

DISTRIBUTOR UDARA JENIS PLAT

OLEH

TEGUH PRASETYO YUONO D200110021

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jum’at, 20 Januari 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Nur Aklis, ST., M.Eng. (………) (Ketua Dewan Penguji)

2. Ir. H. Subroto, MT. (………) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Ir. Sunardi Wiyono, MT (………) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Ir. Sri Sunarjono, MT., Ph.D.

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, Januari 2017

Penulis

TEGUH PRASETYO YUONO

D200110021

(5)

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN

DISTRIBUTOR UDARA JENIS PLAT Abstrak

Pembakaran bahan bakar gas lebih menguntungkan dari bahan bakar padat karena menghasilkan pembakaran yang lebih bersih, syngas dapat dibuat dengan cara gasifikasi dengan bahan bakar sekam padi. Salah satu teknologi gasifikasi yang digunakan adalah dengan fluidized bed gasifier. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan udara terhadap unjuk kerja fluidized bed gasifier yang meliputi temperatur reaktor, waktu nyala efektif, dan kalor yang dihasilkan. Penelitian diawali dengan pembuatan tungku fluidized bed gasifier sekam padi, kemudian melakukan pengujian pembakaran dengan mengatur kecepatan udara V= 1,5 m/s, kecepatan udara, V= 2 m/s, dan kecepatan udara V= 2,5 m/s. Hasil penelitian menunjukkan kecepatan udara mempengaruhi unjuk kerja tungku fluidized bed gasifier, semakin besar kecepatan udara maka temperatur reaktor, waktu nyala efektif dan kalor yang dihasilkan semakin tinggi atau besar pula. Pada kecepatan udara V= 1,5 m/s didapatkan temperatur tertinggi di dan untuk V= 2,5 m/s sebesar 1466,9788 KJ.

Kata kunci : Fluidized bed gasifier, kecepatan udara, temperatur reaktor, waktu nyala efektif, kalor.

Abstract

Combustion of gas fuel is more profitable than solid fuels because it produces cleaner burning, syngas can be produced by gasification of rice husk fuel. One of gasification technology used is a fluidized bed gasifier. This study aimed to determine the effect of air velocity on the performance of fluidized bed gasifier which includes the reactor temperatur e, effective burning time, and the heat produced. Research begins with making furnace fluidized bed gasifier husks, then test the combustion by regulating the air speed V= 1,5 m/s, air speed V= 2 m/s, and air speed 2,5 m/s. Results indicated airspeed affects the performance of the furnace fluidized bed gasifier, the greater the air velocity, the temperature of the reactor, effective burning time, and the higher the heat produced or greater . The air velocity V= 1,5 m/s obtained the highest temperature in the

reactor 385,6˚C at minute 56 , at V=2 m/s obtained the highest temperature combustion in the reactor 439˚C at minute 50, and at V=2,5 m/s obtained the highest temperature combustion in the

reactor 485˚C at minute 42. For air velocity V=1,5 m/s obtained effective burning time for 60 minutes, V= 2 m/s obtained effective burning time for 54 minutes and V= 2,5 m/s obtained effective burning time for 48 minutes. Heat generated from the speed V= 1,5 m/s is equal 1028,1391 KJ,

V= 2m/s is equal 1222,8896 KJ and for V= 2,5 m/s is equal 1466,9788 KJ.

Keywords : Fluidized bed gasifier, air velocity, temperature reactor, effective burning time, heat.

(6)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sekarang ini pemanfaatan minyak bumi dan bahan bakar fosil banyak

digunakan sebagai sumber utama energi di dunia tak terkecuali Indonesia.

Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan memerlukan proses yang lama,

energi ini menjadi sesuatu yang mahal dalam hal cadangan dan ketersediaannya

di alam. Penggunaan energi saat ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat

penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam penggunaannya

minyak bumi dan bahan bakar fosil akan berkurang dan habis dalam jangka

waktu tertentu karena merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.

Untuk itu perlu digunakan sumber energi terbarukan yang lebih

memadai jumlahnya. Sumber energi terbarukan merupakan bahan yang dapat

menghasilkan energi, bahan tersebut dapat diperbarui secara terus menerus

sehingga keberadaannya di alam ini tidak akan habis. Misalnya sumber energi

yang berasal dari tanaman dan hewan (biomassa), panas matahari / surya, air,

angin, panas bumi dan gelombang laut. Biomassa merupakan bahan organik

yang didapatkan melalui proses fotosintetik pada tumbuhan baik berupa produk

maupun buangan. Meliputi tanaman, pepohonan, rumput , limbah pertanian dan

kotoran ternak. Di Indonesia yang hampir sebagian besar wilayahnya

merupakan sektor pertanian mempunyai potensi akan biomassa yang sangat

besar diantaranya sekam padi yang jumlahnya sangat melimpah yang hingga

saat ini pemanfaatannya belum tertangani secara maksimal. Jenis biomassa

tersebut menggunakan cara yang berbeda untuk mengkonversikan energi yang

terkandung di dalamnya, untuk itu diperlukan teknologi untuk mengolah bahan

limbah pertanian tersebut yang berpotensi menjadi bahan bakar alternatif yang

baru dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Salah satu teknologi yang digunakan untuk mengkonversi biomassa

adalah gasifikasi. Gasifikasi adalah proses konversi bahan bakar yang

mengandung karbon (baik padat maupun cair) menjadi gas yang memiliki nilai

bakar dengan cara oksidasi parsial pada temperatur tinggi. Salah satu jenis

reaktor gasifikasi yang dikembangkan adalah reaktor fluidized bed, dimana

(7)

proses reaksi kimia berlangsung di reaktor fluidisasi. Reaksi heterogen antara

gas dan padatan dalam reaktor gasifikasi disebut fluidisasi. Teknologi fluidisasi

banyak diaplikasikan di teknologi reaktor gasifikasi,. Fluidisasi adalah proses

dimana benda padat halus (partikel) diubah menjadi fase yang berkelakuan

seperti fluida cair (Kunii dan Levenspiel 1969). Metode gasifikasi

menggunakan fluidized bed dinilai lebih menguntungkan serta gas hasil

pembakaran lebih bersih dibandingkan dengan pembakaran secara langsung.

Menurut Zenz dan Othmer (1960) secara prinsip ada 4 aspek keunggulan yang

dimiliki oleh fluidized bed jika dibanding dengan teknologi kontak yang

lainnya yaitu: (1) aspek kemampuan mengontrol temperatur, (2) kemampuan

beroperasi secara kontinu, (3) keunggulan dalam persoalan perpindahan kalor

dan (4) keunggulan dalam proses katalisasi. (Aklis,2013).

Salah satu faktor yang berpengaruh pada kinerja fluidized bed gasifier

adalah kecepatan udara. Kecepatan udara disamping akan mempengaruhi

karakteristik hidrodinamika fluidized bed, juga akan berpengaruh terhadap gas

yang dihasilkan.

1.2 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laju atau

kecepatan udara terhadap unjuk kerja fluidized bed gasifier yang meliputi :

a. Mengetahui temperatur reaktor.

b. Mengetahui jumlah kalor yang dihasilkan.

c. Mengetahui waktu nyala efektif.

1.3 Batasan masalah

Batasan masalah dalam pengujian pengembangan fluidized bed

gasifier dengan variasi laju atau kecepatan udara yaitu :

a. Reaktor fluidized bed gasifier yang digunakan memiliki tinggi 1230 mm dengan diameter 160 mm.

b. Bahan bakar yang digunakan adalah sekam padi dari Sukoharjo. c. Pasir yang digunakan adalah pasir silika dari Ceper.

d. Massa bahan bakar yang digunakan 2 kg.

e. Variasi kecepatan udara yang digunakan 1,5 m/s, 2 m/s, 2,5 m/s f. Pengukuran temperatur reaktor hanya dilakukan di 2 titik. g. Kapur atau gamping berasal dari makam haji Sukoharjo.

(8)

h. Pemanasan awal pembakaran menggunakan LPG 3 kg

i. Proses gasifikasi yang digunakan pada reaktor fluidized bed gasifier tidak kontinu.

j. Gas produk hasil penelitian ini dites dengan cara dibakar, digunakan untuk memanaskan air sebanyak 1 liter.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Tahapan ini berisi prosedur dan pelaksanaan penelitian.

Tidak

Ya

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

4

Pengolahan data dan menarik kesimpulan Pengambilan data

selesai Uji Kecepatan

Udara 1,5 m/s

Uji Kecepatan Udara 2,5 m/s Uji Kecepatan

Udara 2 m/s Penentuan Kecepatan

Minimum Fluidisasi Didapat1,2 m/s Persiapan alat dan bahan

Nyala Api Pembuatan alat

Desain alat Studi literatur, survei alat dan bahan

(9)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data kecepatan minimum fluidisasi

Gambar 2. Grafik kecepatan minimum fluidisasi

Gambar 2. Menunjukkan grafik karakteristik kecepatan

minimum fluidisasi partikel (50% pasir silica dan 50% kapur) pada

distributor lubang udara tipe plat. Dari gambar diketahui bahwa tekanan

maksimum bed terjadi pada saat kecepatan udara masuk ke bed sebesar

1,2 m/s, dan pada saat penambahan kecepatan udara akan menyebabkan

tekanan bed cenderung konstan saat kecepatan udara masuk ke bed

sebesar 1,4 m/s. Dengan cara menarik garis horizontal ke kiri pada titik

yang menunjukkan kecepatan bed konstan dan menarik garis vertical dari

kecepatan udara masuk ke bed sebesar 1,2 m/s. Dari garis perpotongan

inilah yang menunjukkan kecepatan minimum fluidisasi sebesar 1,2 m/s.

3.2. Perbandingan temperatur pada reaktor dengan kecepatan udara 1,5 m/s, 2 m/s dan 2,5 m/s.

Gambar 3. Menunjukkan grafik gabungan temperatur reaktor

yang dihasilkan dari proses pembakaran tiga variasi kecepatan dengan

(10)

kecepatan udara 1,5 m/s, grafik di atas menunjukkan temperatur awal

reaktor sebesar 31,9°C dan menunjukkan temperatur tertinggi pada

385,6°C pada menit ke 56. Pada percobaan kecepatan udara 2 m/s

temperatur awal reaktor 32,9 °C dan menunujukkan suhu tertinggi pada

439° C pada menit ke 50 . Sedangkan temperatur awal reaktor dengan

kecepatan udara 2,5 m/s menunjukkan suhu awal 32,3°C dan mencapai

temperatur tertinggi 485°C pada menit ke 42. Pemanasan awal pada bed

yang berupa pasir silika + kapur bertujuan untuk meratakan panas pasir

sebelum proses pembakaran bahan bakar di dalam reaktor berlangsung.

Gambar 3. Grafik hubungan antara waktu dengan temperatur reaktor

pada kecepatan udara 1,5 m/s, 2 m/s dan 2,5 m/s

3.3. Perbandingan temperatur panas api terhadap waktu dengan kecepatan udara 1,5 m/s, 2 m/ dan 2,5 m/s.

Pada gambar 4 menunjukkan grafik gabungan perbandingan

temperatur panas api dari variasi ketiga kecepatan udara, dapat dijelaskan

bahwa besarnya kecepatan udara berpengaruh terhadap temperatur panas

(11)

dengan waktu nyala efektif selama 54 menit dan kecepatan udara 1,5 m/s

pada percobaan pembakaran memiliki temperatur tertinggi 348,5°C pada

menit ke 46 dengan waktu nyala efektif selama 60 menit.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa perbedaan temperatur

panas api ini disebabkan oleh perbedaan laju kecepatan udara yang

mempengaruhi kecepatan udara masuk reaktor dan juga berpengaruh

terhadap kandungan gas yang dihasilkan. Semakin besar kecepatan udara

maka semakin rata pembakaran di dalam reaktor sehingga

memaksimalkan syngas yang dihasilkan.

Gambar 4. Grafik hubungan antara temperatur panas api dengan waktu pada kecepatan udara 1,5 m/s, 2 m/s dan 2,5 m/s.

3.4. Hubungan temperatur air terhadap waktu pada variasi kecepatan udara 1,5 m/s, 2 m/s dan 2,5 m/s.

Gambar 5 menunjukkan grafik hubungan variasi kecepatan

udara terhadap waktu pendidihan air untuk gasifikasi menggunakan

fluidized bed dengan bahan bakar sekam padi dengan kecepatan udara 1,5

m/s dapat mendidihkan air sebanyak 1 liter dalam waktu 26 menit. Pada

kecepatan udara 2 m/s dapat mendidihkan air sebanyak 1 liter dalam

waktu 18 menit. Sedangkan untuk kecepatan udara 2,5 m/s dapat

(12)

Urutan waktu pendidihan air tercepat pada percobaan ini adalah

dengan kecepatan udara 2,5 m/s yaitu selama 10 menit, sedangkan untuk

terlama adalah kecepatan udara 1,5 m/s yaitu selama 26 menit. Hal ini

dikarenakan tidak stabil dan meratanya proses pembakaran sekam padi

dengan kecepatan udara 1,5 m/s di dalam reaktor karena jumlah udara

yang masuk tidak bisa ke semua sisi atau tidak merata sehingga

pembentukan syngas menjadi tidak stabil.

Gambar 5. Grafik hubungan antara temperatur air dengan waktu pada

kecepatan udara 1,5 m/s, 2 m/s dan 2,5 m/s

3.5. Hubungan kecepatan udara dengan jumlah kalor yang dihasilkan

Gambar 6. Diagram hubungan kecepatan dengan kalor yang dihasilkan.

Gambar 6 menunjukkan hubungan kecepatan dengan jumlah

kalor yang dihasilkan pada reaktor fluidized bed gasifier yaitu pada

kecepatan 1.5 m/s kecepatan 2 m/s kecepatan 2.5 m/s

(13)

kecepatan udara 1,5 m/s, kecepatan udara 2 m/s, dan kecepatan udara 2,5

m/s. Dari gambar diketahui bahwa kalor terpakai setiap percobaan

berbeda, pada percobaan menggunakan kecepatan udara 1,5 m/s kalor

yang dihasilkan sebesar 1028,1391 Kj. Sedangkan percobaan dengan

menggunakan kecepatan udara 2 m/s didapatkan jumlah kalor yang

dihasilkan sebesar 1222,8896 Kj dan percobaan dengan menggunakan

kecepatan udara 2,5 m/s dengan 2 kg sekam padi didapatkan jumlah

kalor yang dihasilkan sebesar 1466,9788 Kj. Sehingga didapatkan nilai

kalor terpakai terbesar adalah pada percobaan dengan menggunakan

kecepatan udara 2,5 m/s didapatkan nilai sebesar 1466,9788 Kj.

4. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan, hasil pengujian pengaruh

kecepatan udara terhadap unjuk kerja fluidized bed gasifier dari pembakaran

sekam padi dengan variasi kecepatan udara 1,5 m/s, 2 m/s dan 2,5 m/s dapat di

simpukan sebagai berikut :

1. Semakin besar kecepatan udara yang digunakan maka semakin tinggi

temperatur rata-rata pada reaktor yaitu sebesar 485 ˚C pada pengujian

dengan menggunakan variasi kecepatan udara 2,5 m/s.

2. Semakin besar kecepatan udara yang digunakan maka semakin cepat

waktu nyala efektif yaitu selama 48 menit pada kecepatan 2,5 m/s.

3. Semakin besar kecepatan udara yang digunakan maka semakin besar

jumlah kalor yang dihasilkan yaitu sebesar 1466,9788 Kj pada pengujian

menggunakan kecepatan udara 2,5 m/s.

DAFTAR PUSTAKA

Aklis, N., 2013. “Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lubang Distributor

Udara Terhadap Karakteristik Gelembung Pada Bubbling Fluidized Bed

Dengan Variasi Partikel Bed, Tesis S-2 Teknik Mesin, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

(14)

Aklis, Nur., Riyadi, M.A., Rosyadi G., Cahyanto, W.T., 2016. “Pengaruh Ukuran

Partikel Bed Terhadap Syngas Yang Dihasilkan Bubbling Fluidized Bed

Gasifier”,University ResearchColoquium 2016.

Basu, P., 2006, Combustion and Gasification in Fluidized Bed, By Taylor &

Francis Group, LLC.

Borman, G.L., and Ragland, K.W., 1998, Combustion Engineering, Mc Graw

Hill, Singapura.

Handoyo, 2013. “Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Temperatur

Pembakaran Pada Tungku Gasifikasi Sekam Padi”, Tugas Akhir S-1,

Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Kunii. D., and Levenspiel, O., 1969, Fluidization Engineering, John Wiley and

Sons, Inc, New York.

Nurman, Alwin., 2011. “Studi Karakteristik Pembakaran Biomassa Tempurung

Kelapa pada Fluidized Bed Combustor Dengan Partikel Bed Berukuran

Mesh 40-50”, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Indonesia.

Rahmat, Riza., 2011. “Studi Variasi Suplai Udara Blower Untuk Pencapaian

Pembakaran Mandiri Pada Eksperimen Uji Bahan Bakar Fluidized Bed

Combustor”, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Depok.

Riyadi, M.A., 2015. Studi Eksperimen Gasifikasi Menggunakan Fluidized Bed

Gasifier Berbahan Bakar Sekam Padi, Serbuk Gergaji Kayu Jati dan Serbuk Gergaji Kayu Sengon Penghasil Syngas”, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

S., Ganet Rosyadi, 2015. “Pengaruh Kecepatan Udara Terhadap Kerja Reaktor

Bubble Fluidized Bed Gasifier”, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Subroto, and Prastiyo Dwi. “Unjuk Kerja Tungku Gasifikasi dengan Bahan Bakar

Sekam Padi Melalui Pengaturan Kecepatan Udara Pembakaran”,

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, MEDIA MESIN,

Vol. 14, No. 2, Juli 2013, 51 - 58 ISSN 1411-4348

Zenz, F.A., and Othmer F.D., 1960. Fluidization and Fluid Particle Systems,

Reinhold Publishing Corporation, New York.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Gambar 2. Grafik kecepatan minimum fluidisasi
Gambar 3. Grafik hubungan antara  waktu dengan temperatur reaktor
Gambar 4. Grafik hubungan antara temperatur panas api dengan waktu pada kecepatan udara 1,5 m/s, 2 m/s dan 2,5 m/s
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan hukum dan peraturan di kedua negara yang be rsangkutan, kegiatan kerja sama sebagaimana tercantum dalam Memorandum ini harus dluraikan melalui

“Apakah ada hubungan antara gizi kurang terhadap kejadian tuberkulosis

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan kelas X

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diversifikasi produk minuman di CV Fauzi menggunakan metode Quality Function Deployment yang meliputi tahapan analisis

1) Peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan ). 3) Mendukung kemampuan

Fluktuasi  pada  harga  bahan  baku  dan  harga  minyak  akruwangi  menyebabkan  keuntungan  usahatani  akruwangi  dan  keuntungan  usaha  penyulingan  akruwangi 

Bahan baku toluen, asam nitrat, dan asam sulfat telah banyak diproduksi di Indonesia sehingga kelangsungan ketersediaan bahan baku sangat terjamin.. Mengingat memadainya bahan baku

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang dapat