ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA
CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT
( Menggunakan Metode Quality Function Deployment )
Oleh:
WENI SRIWAHYUNI A14103606
PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
WENI SRIWAHYUNI
.
Analisis Diversifikasi Produk Minuman Pada CV Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. (Dibawah Bimbingan IWAN RISWANDI)Berdasarkan data dari BPS diketahui bahwa pada tahun 1999 persentase pertumbuhan konsumsi minuman ringan sebesar 0,56% naik menjadi 0,89% pada tahun 2002. Minuman isotonik yang dikelompokan dalam minuman kesehatan juga mengalami kenaikan pertumbuhan dari 0,03% pada tahun 1999 menjadi 0,09% pada tahun 2002. Tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan telah mendorong perusahaan minuman untuk meningkatkan produksinya.
CV Fauzi merupakan salah satu perusahaan yang bisnis utamanya bergerak dalam produksi makanan dan minuman. CV Fauzi berdiri pada tahun 2004 dan berlokasi di Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Saat ini CV Fauzi hanya memproduksi air minum dalam kemasan (kemasan galon) yang disuplai keberbagai perusahaan dan toko-toko. Untuk diversifikasi produk yang berbahan dasar air, CV Fauzi merencanakan untuk mengembangkan produk baru yaitu berupa minuman isotonik. Melalui diversifikasi produk tersebut diharapkan dapat meningkatkan omzet perusahaan.
Produk baru yang akan dikembangkan yaitu minuman isotonik, karena CV Fauzi melihat bahwa berdasarkan data BPS konsumsi produk minuman ringan sela lu meningkat. Selain itu, beberepa merek minuman isotonik harga jualnya relatif mahal, sehingga ada peluang untuk memproduksi minuman isotinik dengan harga yang relatif lebih murah. Alasan lain CV Fauzi ingin memproduksi minuman isotonik adalah adanya dukungan finansial yang kuat dari manajemen, sumber daya manusia yang kompeten dalam memproduksi produk berbahan dasar air, serta adanya departamen riset dan pengembangan produk yang baru dibentuk. Selain itu CV Fauzi juga telah mempersiapkan bangunan serta melakukan instalasi peralatan untuk memproduksi minuman isotonik.
Namun untuk saat ini telah banyak beberapa merek produk minuman isotonik yang beredar dipasaran. Banyaknya merek yang saling bersaing pada pasar minuman isotonik, mendorong CV Fauzi untuk melakukan penelitian terebih dahulu sebelum produk diluncurkan ke pasar. Untuk mengetahui persyaratan minuman isotonik yang diinginkan oleh konsumen, CV Fauzi merencanakan untuk melakukan penelitian pengembangan produk minuman isotonik menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment).
Quality Function Deployment memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan matriks, yaitu matriks perencanaan produk (house of quality), matriks perencanaan desain (design deployment), matriks perencanaan proses (process planning) dan matriks perencanaan produksi (production planning).
Penelitian ini menggunakan dua responden yaitu responden konsumen dan responden perusahaan. Untuk responden konsumen dipilih sebanyak 40 responden. Sedangkan untuk responden perusahaan dipilih dua responden yaitu pemilik perusahaan dan manajer R&D CV Fauzi. Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik judgement sampling yang merupakan salah satu teknik pengambilan contoh dengan non probabilty sampling. Pengolahan data menggunakan tabulasi deskriptif yang dilanjutkan dengan menyusun keempat matriks Quality Function Deployment yang meliputi tahapan analisis persyaratan pelanggan dan teknis menggunakan matriks house of quality, analisis perencanaan desain menggunakan matriks design deployment, analisis perencanaan proses menggunakan matriks process planning serta analisis perencanaan produksi dan pengawasan menggunakan matriks production planning.
Persyaratan pelanggan terhadap minuman isotonik yang yang dihasilkan dari matriks house of quality yaitu jenis kemasan botol plastik, volume kemasan 500 mililiter, ada kandungan vitamin C dan vitamin B, adanya kandungan mineral selain Na dan K yaitu kalsium dan magnesium, jenis pemanis gula, kesan di mulut (mouthfeel) mantap, flavor buah jeruk, rasa sesuai flavor, warna minuman bening, tidak adanya cemaran mikroba, tidak adanya cemaran kimia, dan harganya antara Rp 1.500 - Rp 2.500.
Part kritis yang yang dihasilkan dari penyusunan matriks design
deployment yaitu warna botol, jenis flavor jeruk, jenis air yang digunakan, jenis gula, bentuk flavor jeruk serta jenis pena mbahan asam yang akan digunakan. Tahapan proses terpilih yang dihasilkan dari matriks process planning yaitu kondisi penyimpanan bahan baku, pencampuran flavor dan vitamin, pencampuran semua bahan, pencampuran bahan mayor serta pengisian ke dalam botol. Tahapan produksi yang dihasilkan dari matriks production planning yaitu lama waktu pencampuran, layout ruangan, pengecekan sensori produk, suhu pencampuran bahan serta suhu pencampuran flavor dan vitamin.
CV Fauzi secara teknis mampu untuk melakukan diversifikasi produk minuman. Tetapi sebaiknya CV Fauzi juga melakukan analisis terhadap aspek finansialnya. Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan sesuai dengan persyaratan pelanggan, CV Fauzi harus fokus pada persyaratan yang dihasilkan dari penyusunan keempat matriks Quality Function Deployment. Sebaiknya alokasi sumber daya manusia, mesin, layout serta fasilitas produksi lainnya untuk produksi minuman isotonik terpisah dengan produksi air minum dalam kemasan yang sudah ada.
DAFTAR TABEL ………..………… x
DAFTAR GAMBAR ………..………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………..…… xiv
I. PENDAHULUAN ……….. 1
1.1. Latar Belakang ………. 1
1.2. Perumusan Masalah ………. 3
1.3. Tujuan ……….. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ………. 6
2.1. Minuman Isotonik ……….…………... 6
2.2. Produksi Minuman Isotonik ……….…… 7
2.3. Penelitian Terdahulu ……… 11
III. KERANGKA PEMIKIRAN ………..…….. 14
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ……….…….. 14
3.1.1. Konsep Mutu ……….. 14
3.1.2. Konsep Total Quality Management (TQM) ……… 15
3.1.3. Konsep Quality Function Deployment (QFD) ………. 16
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ………..…… 19
IV. METODE PENELITIAN ………..…… 22
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 22
4.2. Metode Pengumpulan Data ……….. 22
4.3. Metode Pengambilan Contoh ……… 23
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis ………. 24
4.4.1. Tabulasi Deskriptif ……….. 24
4.4.2. Metode Analisis Matriks Quality Function Deployment … 24
4.4.2.1. Matriks House of Quality ……….. 26
4.4.2.2. Matriks Part Deployment ……….... 35
4.4.2.3. Matriks Process Planning ……… 38
viii
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN ………...…..…... 46
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……….………. 46
5.1.1. Gambaran Umum Cikarang Selatan………..…….. 46
5.1.2. Sejarah CV. Fauzi……….……….. 46
5.1.3. Visi dan Misi……….……….. 47
5.1.4. Struktur Organisasi……….……… 48
5.2. Karakteristik Umum Responden……….……… 48
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN………. 50
6.1. Penyusunan Matriks House of Quality ……….………. 50
6.1.1. Penyusunan Persyaratan Pelanggan ………..………... 50
6.1.2. Penyusunan Persyaratan Teknik ………..……. 60
6.1.3. Pengembangan Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik …………..…….……… 62
6.1.4. Pengembangan Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik ……….…… 65
6.1.5. Penilaian Kompetitif ……….……… 67
6.1.5.1. Kompetitif Pelanggan ……….….. 68
6.1.5.2. Kompetitif Teknik ………..…… 69
6.1.6. Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan ……….…. 70
6.1.6.1. Kepentingan Bagi Pelanggan ………..….. 70
6.1.6.2. Nilai Sasaran Persyaratan Pelanggan …………..….. 77
6.1.6.3. Faktor Skala Kenaikan ………..…… 78
6.1.6.4. Poin Penjualan ……… 79
6.1.6.5. Bobot Absolut Persyaratan Pelanggan ……… 87
6.1.7. Pengembangan Prioritas Persyaratan Teknik ………….…… 88
6.1.7.1. Derajat Kesulitan ……… 88
6.1.7.2. Nilai Sasaran Persyaratan Teknik ………... 89
6.1.7.3. Bobot Absolut Persyaratan Teknik ………. 91
6.1.7.4. Bobot Relatif Persyaratan Teknik ……….. 92
6.2. Penyusunan Matriks Design Deployment ……… 94
6.2.1. Menentukan Spesifikasi Part ……… 94
ix
6.2.3. Menentukan Nilai Kepentingan ……….……….. 96
6.2.4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Spesifikasi Part Dengan Part Kritis ……….………. 97
6.2.5. Mene ntukan Bobot Kepentingan ……….……… 98
6.3. Penyusunan Matriks Process Planning …..……….……… 99
6.3.1. Mene ntukan Part Kritis Terpilih ……… 99
6.3.2. Menentukan Rencana Proses ….……… 100
6.3.3. Menentukan Nilai Kepentingan ………..…….. 101
6.3.4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Part Kritis Terpilih Dengan Rencana Proses………..……. 102
6.3.5. Menetukan Bobot Kepentingan ……….…… 103
6.4. Penyusunan Matriks Production Planning ………..………… 104
6.4.1. Menentukan Rencana Proses Terpilih .………. 104
6.4.2. Menentukan Rencana Produksi ……….……….. 105
6.4.3. Menentukan Nilai Kepentingan ………..………….. 106
6.4.4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Proses Terpilih Dengan Rencana Produksi….………. 107
6.4.5. Menetukan Bobot Kepentingan ……… 108
VII. SARAN DAN KESIMPULAN………... 110
7.1. Kesimpulan ………. 110
7.2. Saran ……….……….. 111
DAFTAR PUSTAKA ………..…… 112
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perbulan ……….……… 1
2. Persentase Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Minuman Ringan ……….. 1
3. Perkembangan Volume Produksi Minuman Ringan ………. 2
4. Berbagai Jenis Merek Minuman Isotonik ………. 4
5. Perbedaan Penelitian Ini Dengan Terdahulu ………. 13
6. Karakteristik Usia Responden ……… 48
7. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden ……… 48
8. Karakteristik Jenis Pekerjaan Responden ……….. 48
9. Karakteristik Pendapatan Responden Perbulan ………. 49
10. Karakteristik Konsumsi Minuman Isotonik Oleh Responden Dalam Satu Minggu ……… 49
11. Kriteria Kemasan Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden ……… 52
12 Kriteria Volume Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden... 53
13. Kriteria Kandungan Vitamin Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden ……….. 53
14. Kriteria Kandungan Mineral Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden……… 54
15. Kriteria Jenis Pemanis Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 54
16. Kriteria Mouthfeel Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 55
17. Kriteria Flavor BuahPada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 55
18. Kriteria Rasa Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 56
19. Kriteria Warna Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 57
20. Kriteria Cemaran Mikroba Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 57
xi
22. Kriteria Harga Pada Minuman Isotonik
Yang Diinginkan Responden………. 58
23. Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik ….……….. 59
24. Karakterisitik Beberapa Merek Minuman Isotonik …..…………. 60
25. Persyaratan Teknik Minuman Isotonik ……….…………. 62
26. Penilaian Kompetitif Pelanggan Terhadap Minuman
Isotonik Fruitzi dan Mizone ……… 68
27. Penilaian Kompetitif Teknik Terhadap Minuman
Isotonik Fruitzi dan Mizone ……… 69
28. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kemasan
Botol Plastik ……… 71
29. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Volume 500 ml …… 71
30. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kandungan
Vitamin B dan C ……….… 72
31. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kandungan
Mineral Magnesium dan Kalsium ……….…. 72
32. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Jenis Pemanis Gula .. 73
33. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Mouthfeel ………… 73 34. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Flavor Jeruk ……… 74
35. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Rasa Sesuai Flavor .. 74
36. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Warna Bening ……. 75
37. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada
Cemaran Mikroba ……… 75
38. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada
Cemaran Kimia ……….. 76
39. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Harga ………. 76
40. Tingkat Kepentingan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap
Minuman Isotonik ………. 77
41. Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Pelanggan Minuman Isotonik
Fruitzi ………. 78
42. Faktor Skala Kenaikan Setiap Persya ratan Pelanggan
Minuman Isotonik Fruitzi ……….. 79
43. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kemasan Botol Plastik …. 80
44. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Volume 500 ml …………. 81
45. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kandungan
xii
46. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kandungan
Mineral Kalsium Dan Magnesium ………. 82
47. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Jenis Pemanis Gula …….. 82
48. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Mouthfeel ………. 83
49. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Flavor ………... 83
50. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Rasa Sesuai Flavor …….. 84
51. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Warna Bening ………….. 84
52. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada Cemaran Mokroba ………. 85
53. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada Cemaran Kimia ………. 85
54. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Harga Antara Rp 1.500- Rp 2.500 ……….. 86
55. Poin Penjualan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik Fruitzi ……… 86
56. Bobot Absolut Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik Fruitzi ……… 87
57. Derajat Kesulitan Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik .. 89
58. Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik ……. 90
59. Bobot Absolut Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik …… 91
60. Bobot Relatif Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik ……. 93
61. Spesifikasi Part Minuman Isotonik Fruitzi ………..…….. 95
62. Part Kritis Minuman Isotonik Fruitzi ……..……….……. 96
63. Nilai Kepentingan dan Bobot Relatif Spesifikasi Part ………….. 96
64. Bobot Kepentingan Desain …. ……….. 98
65. Prioritas Part Kritis Terpilih ………. 100
66. Persyaratan Rencana Proses ………..…… 101
67. Nilai Kepentingan Part Kritis Terpilih ………..… 102
68. Bobot Kepent ingan Proses ………..….. 103
68. Prioritas Perencanaan Proses ……….…… 105
70. Rencana Produksi ………..…… 106
71. Nilai Kepentingan Rencana Proses ………..……….. 107
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Proses Pembuatan Minuman Isotonik di CV Fauzi ……… 11
2. Dua Perspektif Mutu ……….…….. 16
3. Model Empat Tahap QFD ……….………. 20
4. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ……… 22
5. House of Quality ……… 27
6. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik ………. 30
7. Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik ……… 31
8. Matriks Design Deployment ……… 35
9. Matriks Hubungan Antara Part Kritis dan Spesifikasi Part …... 37
10. Matriks Process Planning ………..………. 39
11. Matriks Hubungan Antara Rencana Proses Dan Part Kritis Terpilih ……….. 41
12. Matriks Production Planning ……….………… 42
13. Matriks Hubungan Antara Proses Terpilih dan Rencana Produksi ……… 44
14. Diagram Alir Metode Penyusunan Keempat Matriks QFD …… 45
15. Struktur Organisasi CV Fauzi ……… 48
16. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan Dan Persyaratan Teknik Minuman Isotonik ……….…………. 64
ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA
CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT
( Menggunakan Metode Quality Function Deployment )
Oleh:
WENI SRIWAHYUNI A14103606
PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
WENI SRIWAHYUNI
.
Analisis Diversifikasi Produk Minuman Pada CV Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. (Dibawah Bimbingan IWAN RISWANDI)Berdasarkan data dari BPS diketahui bahwa pada tahun 1999 persentase pertumbuhan konsumsi minuman ringan sebesar 0,56% naik menjadi 0,89% pada tahun 2002. Minuman isotonik yang dikelompokan dalam minuman kesehatan juga mengalami kenaikan pertumbuhan dari 0,03% pada tahun 1999 menjadi 0,09% pada tahun 2002. Tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan telah mendorong perusahaan minuman untuk meningkatkan produksinya.
CV Fauzi merupakan salah satu perusahaan yang bisnis utamanya bergerak dalam produksi makanan dan minuman. CV Fauzi berdiri pada tahun 2004 dan berlokasi di Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Saat ini CV Fauzi hanya memproduksi air minum dalam kemasan (kemasan galon) yang disuplai keberbagai perusahaan dan toko-toko. Untuk diversifikasi produk yang berbahan dasar air, CV Fauzi merencanakan untuk mengembangkan produk baru yaitu berupa minuman isotonik. Melalui diversifikasi produk tersebut diharapkan dapat meningkatkan omzet perusahaan.
Produk baru yang akan dikembangkan yaitu minuman isotonik, karena CV Fauzi melihat bahwa berdasarkan data BPS konsumsi produk minuman ringan sela lu meningkat. Selain itu, beberepa merek minuman isotonik harga jualnya relatif mahal, sehingga ada peluang untuk memproduksi minuman isotinik dengan harga yang relatif lebih murah. Alasan lain CV Fauzi ingin memproduksi minuman isotonik adalah adanya dukungan finansial yang kuat dari manajemen, sumber daya manusia yang kompeten dalam memproduksi produk berbahan dasar air, serta adanya departamen riset dan pengembangan produk yang baru dibentuk. Selain itu CV Fauzi juga telah mempersiapkan bangunan serta melakukan instalasi peralatan untuk memproduksi minuman isotonik.
Namun untuk saat ini telah banyak beberapa merek produk minuman isotonik yang beredar dipasaran. Banyaknya merek yang saling bersaing pada pasar minuman isotonik, mendorong CV Fauzi untuk melakukan penelitian terebih dahulu sebelum produk diluncurkan ke pasar. Untuk mengetahui persyaratan minuman isotonik yang diinginkan oleh konsumen, CV Fauzi merencanakan untuk melakukan penelitian pengembangan produk minuman isotonik menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment).
Quality Function Deployment memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan matriks, yaitu matriks perencanaan produk (house of quality), matriks perencanaan desain (design deployment), matriks perencanaan proses (process planning) dan matriks perencanaan produksi (production planning).
Penelitian ini menggunakan dua responden yaitu responden konsumen dan responden perusahaan. Untuk responden konsumen dipilih sebanyak 40 responden. Sedangkan untuk responden perusahaan dipilih dua responden yaitu pemilik perusahaan dan manajer R&D CV Fauzi. Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik judgement sampling yang merupakan salah satu teknik pengambilan contoh dengan non probabilty sampling. Pengolahan data menggunakan tabulasi deskriptif yang dilanjutkan dengan menyusun keempat matriks Quality Function Deployment yang meliputi tahapan analisis persyaratan pelanggan dan teknis menggunakan matriks house of quality, analisis perencanaan desain menggunakan matriks design deployment, analisis perencanaan proses menggunakan matriks process planning serta analisis perencanaan produksi dan pengawasan menggunakan matriks production planning.
Persyaratan pelanggan terhadap minuman isotonik yang yang dihasilkan dari matriks house of quality yaitu jenis kemasan botol plastik, volume kemasan 500 mililiter, ada kandungan vitamin C dan vitamin B, adanya kandungan mineral selain Na dan K yaitu kalsium dan magnesium, jenis pemanis gula, kesan di mulut (mouthfeel) mantap, flavor buah jeruk, rasa sesuai flavor, warna minuman bening, tidak adanya cemaran mikroba, tidak adanya cemaran kimia, dan harganya antara Rp 1.500 - Rp 2.500.
Part kritis yang yang dihasilkan dari penyusunan matriks design
deployment yaitu warna botol, jenis flavor jeruk, jenis air yang digunakan, jenis gula, bentuk flavor jeruk serta jenis pena mbahan asam yang akan digunakan. Tahapan proses terpilih yang dihasilkan dari matriks process planning yaitu kondisi penyimpanan bahan baku, pencampuran flavor dan vitamin, pencampuran semua bahan, pencampuran bahan mayor serta pengisian ke dalam botol. Tahapan produksi yang dihasilkan dari matriks production planning yaitu lama waktu pencampuran, layout ruangan, pengecekan sensori produk, suhu pencampuran bahan serta suhu pencampuran flavor dan vitamin.
CV Fauzi secara teknis mampu untuk melakukan diversifikasi produk minuman. Tetapi sebaiknya CV Fauzi juga melakukan analisis terhadap aspek finansialnya. Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan sesuai dengan persyaratan pelanggan, CV Fauzi harus fokus pada persyaratan yang dihasilkan dari penyusunan keempat matriks Quality Function Deployment. Sebaiknya alokasi sumber daya manusia, mesin, layout serta fasilitas produksi lainnya untuk produksi minuman isotonik terpisah dengan produksi air minum dalam kemasan yang sudah ada.
DAFTAR TABEL ………..………… x
DAFTAR GAMBAR ………..………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………..…… xiv
I. PENDAHULUAN ……….. 1
1.1. Latar Belakang ………. 1
1.2. Perumusan Masalah ………. 3
1.3. Tujuan ……….. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ………. 6
2.1. Minuman Isotonik ……….…………... 6
2.2. Produksi Minuman Isotonik ……….…… 7
2.3. Penelitian Terdahulu ……… 11
III. KERANGKA PEMIKIRAN ………..…….. 14
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ……….…….. 14
3.1.1. Konsep Mutu ……….. 14
3.1.2. Konsep Total Quality Management (TQM) ……… 15
3.1.3. Konsep Quality Function Deployment (QFD) ………. 16
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ………..…… 19
IV. METODE PENELITIAN ………..…… 22
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 22
4.2. Metode Pengumpulan Data ……….. 22
4.3. Metode Pengambilan Contoh ……… 23
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis ………. 24
4.4.1. Tabulasi Deskriptif ……….. 24
4.4.2. Metode Analisis Matriks Quality Function Deployment … 24
4.4.2.1. Matriks House of Quality ……….. 26
4.4.2.2. Matriks Part Deployment ……….... 35
4.4.2.3. Matriks Process Planning ……… 38
viii
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN ………...…..…... 46
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……….………. 46
5.1.1. Gambaran Umum Cikarang Selatan………..…….. 46
5.1.2. Sejarah CV. Fauzi……….……….. 46
5.1.3. Visi dan Misi……….……….. 47
5.1.4. Struktur Organisasi……….……… 48
5.2. Karakteristik Umum Responden……….……… 48
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN………. 50
6.1. Penyusunan Matriks House of Quality ……….………. 50
6.1.1. Penyusunan Persyaratan Pelanggan ………..………... 50
6.1.2. Penyusunan Persyaratan Teknik ………..……. 60
6.1.3. Pengembangan Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik …………..…….……… 62
6.1.4. Pengembangan Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik ……….…… 65
6.1.5. Penilaian Kompetitif ……….……… 67
6.1.5.1. Kompetitif Pelanggan ……….….. 68
6.1.5.2. Kompetitif Teknik ………..…… 69
6.1.6. Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan ……….…. 70
6.1.6.1. Kepentingan Bagi Pelanggan ………..….. 70
6.1.6.2. Nilai Sasaran Persyaratan Pelanggan …………..….. 77
6.1.6.3. Faktor Skala Kenaikan ………..…… 78
6.1.6.4. Poin Penjualan ……… 79
6.1.6.5. Bobot Absolut Persyaratan Pelanggan ……… 87
6.1.7. Pengembangan Prioritas Persyaratan Teknik ………….…… 88
6.1.7.1. Derajat Kesulitan ……… 88
6.1.7.2. Nilai Sasaran Persyaratan Teknik ………... 89
6.1.7.3. Bobot Absolut Persyaratan Teknik ………. 91
6.1.7.4. Bobot Relatif Persyaratan Teknik ……….. 92
6.2. Penyusunan Matriks Design Deployment ……… 94
6.2.1. Menentukan Spesifikasi Part ……… 94
ix
6.2.3. Menentukan Nilai Kepentingan ……….……….. 96
6.2.4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Spesifikasi Part Dengan Part Kritis ……….………. 97
6.2.5. Mene ntukan Bobot Kepentingan ……….……… 98
6.3. Penyusunan Matriks Process Planning …..……….……… 99
6.3.1. Mene ntukan Part Kritis Terpilih ……… 99
6.3.2. Menentukan Rencana Proses ….……… 100
6.3.3. Menentukan Nilai Kepentingan ………..…….. 101
6.3.4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Part Kritis Terpilih Dengan Rencana Proses………..……. 102
6.3.5. Menetukan Bobot Kepentingan ……….…… 103
6.4. Penyusunan Matriks Production Planning ………..………… 104
6.4.1. Menentukan Rencana Proses Terpilih .………. 104
6.4.2. Menentukan Rencana Produksi ……….……….. 105
6.4.3. Menentukan Nilai Kepentingan ………..………….. 106
6.4.4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Proses Terpilih Dengan Rencana Produksi….………. 107
6.4.5. Menetukan Bobot Kepentingan ……… 108
VII. SARAN DAN KESIMPULAN………... 110
7.1. Kesimpulan ………. 110
7.2. Saran ……….……….. 111
DAFTAR PUSTAKA ………..…… 112
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perbulan ……….……… 1
2. Persentase Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Minuman Ringan ……….. 1
3. Perkembangan Volume Produksi Minuman Ringan ………. 2
4. Berbagai Jenis Merek Minuman Isotonik ………. 4
5. Perbedaan Penelitian Ini Dengan Terdahulu ………. 13
6. Karakteristik Usia Responden ……… 48
7. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden ……… 48
8. Karakteristik Jenis Pekerjaan Responden ……….. 48
9. Karakteristik Pendapatan Responden Perbulan ………. 49
10. Karakteristik Konsumsi Minuman Isotonik Oleh Responden Dalam Satu Minggu ……… 49
11. Kriteria Kemasan Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden ……… 52
12 Kriteria Volume Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden... 53
13. Kriteria Kandungan Vitamin Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden ……….. 53
14. Kriteria Kandungan Mineral Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden……… 54
15. Kriteria Jenis Pemanis Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 54
16. Kriteria Mouthfeel Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 55
17. Kriteria Flavor BuahPada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 55
18. Kriteria Rasa Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 56
19. Kriteria Warna Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 57
20. Kriteria Cemaran Mikroba Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden………. 57
xi
22. Kriteria Harga Pada Minuman Isotonik
Yang Diinginkan Responden………. 58
23. Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik ….……….. 59
24. Karakterisitik Beberapa Merek Minuman Isotonik …..…………. 60
25. Persyaratan Teknik Minuman Isotonik ……….…………. 62
26. Penilaian Kompetitif Pelanggan Terhadap Minuman
Isotonik Fruitzi dan Mizone ……… 68
27. Penilaian Kompetitif Teknik Terhadap Minuman
Isotonik Fruitzi dan Mizone ……… 69
28. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kemasan
Botol Plastik ……… 71
29. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Volume 500 ml …… 71
30. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kandungan
Vitamin B dan C ……….… 72
31. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kandungan
Mineral Magnesium dan Kalsium ……….…. 72
32. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Jenis Pemanis Gula .. 73
33. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Mouthfeel ………… 73 34. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Flavor Jeruk ……… 74
35. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Rasa Sesuai Flavor .. 74
36. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Warna Bening ……. 75
37. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada
Cemaran Mikroba ……… 75
38. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada
Cemaran Kimia ……….. 76
39. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Harga ………. 76
40. Tingkat Kepentingan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap
Minuman Isotonik ………. 77
41. Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Pelanggan Minuman Isotonik
Fruitzi ………. 78
42. Faktor Skala Kenaikan Setiap Persya ratan Pelanggan
Minuman Isotonik Fruitzi ……….. 79
43. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kemasan Botol Plastik …. 80
44. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Volume 500 ml …………. 81
45. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kandungan
xii
46. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kandungan
Mineral Kalsium Dan Magnesium ………. 82
47. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Jenis Pemanis Gula …….. 82
48. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Mouthfeel ………. 83
49. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Flavor ………... 83
50. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Rasa Sesuai Flavor …….. 84
51. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Warna Bening ………….. 84
52. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada Cemaran Mokroba ………. 85
53. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada Cemaran Kimia ………. 85
54. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Harga Antara Rp 1.500- Rp 2.500 ……….. 86
55. Poin Penjualan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik Fruitzi ……… 86
56. Bobot Absolut Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik Fruitzi ……… 87
57. Derajat Kesulitan Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik .. 89
58. Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik ……. 90
59. Bobot Absolut Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik …… 91
60. Bobot Relatif Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik ……. 93
61. Spesifikasi Part Minuman Isotonik Fruitzi ………..…….. 95
62. Part Kritis Minuman Isotonik Fruitzi ……..……….……. 96
63. Nilai Kepentingan dan Bobot Relatif Spesifikasi Part ………….. 96
64. Bobot Kepentingan Desain …. ……….. 98
65. Prioritas Part Kritis Terpilih ………. 100
66. Persyaratan Rencana Proses ………..…… 101
67. Nilai Kepentingan Part Kritis Terpilih ………..… 102
68. Bobot Kepent ingan Proses ………..….. 103
68. Prioritas Perencanaan Proses ……….…… 105
70. Rencana Produksi ………..…… 106
71. Nilai Kepentingan Rencana Proses ………..……….. 107
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Proses Pembuatan Minuman Isotonik di CV Fauzi ……… 11
2. Dua Perspektif Mutu ……….…….. 16
3. Model Empat Tahap QFD ……….………. 20
4. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ……… 22
5. House of Quality ……… 27
6. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik ………. 30
7. Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik ……… 31
8. Matriks Design Deployment ……… 35
9. Matriks Hubungan Antara Part Kritis dan Spesifikasi Part …... 37
10. Matriks Process Planning ………..………. 39
11. Matriks Hubungan Antara Rencana Proses Dan Part Kritis Terpilih ……….. 41
12. Matriks Production Planning ……….………… 42
13. Matriks Hubungan Antara Proses Terpilih dan Rencana Produksi ……… 44
14. Diagram Alir Metode Penyusunan Keempat Matriks QFD …… 45
15. Struktur Organisasi CV Fauzi ……… 48
16. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan Dan Persyaratan Teknik Minuman Isotonik ……….…………. 64
xiv
4. Persyaratan Teknik Minuman Isotonik CV Fauzi (Fruitzi) ……. 119
5. Kuesione r Pengisian Matriks Hubungan Antara Persyaratan
Pelanggan dan Persyaratan Teknik ……….. 120
6. Kuesioner Pengisian Matriks Hubungan Antar
Persyaratan Teknik ……….. 121
7. Perhitungan Faktor Skala Kenaikan ……….………… 122
8. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Pelanggan ……… 122
9. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Penggunaan Bahan Baku ………. 123
10. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Penggunaan Bahan Pemanis.………..…. 123
11. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Penggunaan Bahan Kemas ……….………… 124
12. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Volume Produk Perkemasan ……….……… 124
13. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Umur Simpan Produk ………..……….. 125
14. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Rasa dan Aroma Produk ……….……….. 125
15. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Warna Produk ……….………. 126
16. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Kandungan Vitamin C dan B ..……….……… 126
17. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Kandungan Mineral Na dan K .………..……. 127
18. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Kandungan Mineral Ca dan Mg.……….………. 127
19. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Cemaran Logam Berat ……….. 128
xv
Keasaman ………. 128
21. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik TPC ……….. 129
22. Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik
MPN Coliform ……….……. 129
23. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Penggunaan Bahan Baku ………..…………. 130
24. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Penggunaan Bahan Pemanis ……….………. 130
25. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Penggunaan Bahan Kemas ……….………… 131
26. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Volume Produk Perkemasan ……….………… 131
27. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Umur Simpan Produk ………..………….. 132
28. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Rasa dan Aroma Produk ……….……….. 132
29. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Warna Produk ……….…………. 133
30. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Kandungan Vitamin C dan B .………..………… 133
31. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Kandungan Mineral Na dan K .………..…….. 134
32. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Kandungan Mineral Ca dan Mg ……….……….. 134
33. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Cemaran Logam Berat ……….. 135
34. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Keasaman (pH) ………. 135
35. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik TPC …….….. 136
36. Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik
MPN Coliform ……….………. 136
37. Contoh Perhitungan Bobot Kepentingan Desain Bahan
Botol Plastik ……….…………. 137
38. Contoh Perhitungan Bobot Kepentingan Proses Kondisi
Penyimpanan Bahan Baku ……….……… 137
39. Contoh Perhitungan Bobot Kepentingan Produksi
Kebersihan Tangki Mixing ……….…..………. 137
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi
oleh setiap makhluk hidup. Selama ada kehidupan, konsumsi produk pangan tidak
akan terhenti. Pada sebuah negera dengan jumlah penduduknya yang banyak
seperti Indonesia, peluang bisnis di sektor makanan akan selalu terbuka lebar.
Indonesia dengan jumlah penduduk di atas dua ratus juta jiwa serta persentase
rata-rata pengeluaran perbulan lebih dari 50 persen (Tabel 1) dia lokasikan untuk
konsumsi kelompok produk makanan (makanan, minuman dan tembakau)
merupakan pasar yang potensial untuk kelompok produk pangan.
Tabel 1. Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perbulan Tahun 2002 - 2004
Kelompok Komoditas Pengeluaran Perbulan (%)
2002 2003 2004
Makanan 58,47 56,89 54,59
Bukan makanan 41,53 43,11 45,41
Sumber: BPS, 2005
Minuman ringan yang juga termasuk dalam kelompok produk makanan,
mempunyai peluang bisnis yang bagus. Hal ini bisa dilihat dari adanya
pertumbuhan persentase pengeluaran masyarakat terhadap produk minuman
ringan. Pada Tabel 2 diketahui bahwa pada tahun 1999 persentase pertumbuhan
konsumsi minuman ringan sebesar 0,56 persen naik menjadi 0,89 persen pada
tahun 2002. Minuman isotonik yang dikelompokan dalam minuman kesehatan
juga mengalami pertumbuhan dari 0,03 persen pada tahun 1999 menjadi 0,09
persen pada tahun 2002.
Tabel 2. Persentase Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Per Kapita Berbagai Jenis Minuman Ringan Untuk Daerah Perkotaan dan Pedesaan
Jenis Minuman Ringan
Konsumsi Minuman (%)
1999 2002
Minuman Ringan Mengandung CO2 0,15 0,20
Air Kemasan 0,24 0,40
Air Teh Dalam Kemasan 0,13 0,17
Sari Buah Kemasan 0,01 0,03
Minuman Kesehatan/Berenergi 0,03 0,09
TOTAL 0,56 0,89
Tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan telah
mendorong perusahaan minuman untuk meningkatkan produksinya. Menurut data
Departemen Peridustrian dan Perdagangan terjadi peningkatan volume produksi
minuman ringan. Peningkatan volume produk si dari tahun 2000 sampai 2002
dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk minuman ringan yang tidak mengandung CO2
terjadi peningkatan volume produksi dari 325 juta liter pada tahun 2000 menjadi
370 juta liter pada tahun 2001, serta 388,5 juta liter pada tahun 2002.
Tabel 3. Perkembangan volume produksi berbagai jenis minuman ringan
Jenis Minuman Ringan Produksi (ribu liter)
2000 2001 2002
Minuman ringan ber-CO2 604.000 679.000 719.950
Minuman ringan tidak ber-CO2 325.000 370.000 388.500
AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) 5.482. 104 6.286. 284 6.914. 912
Total 6.411. 104 7.335. 284 8.023. 362
Sumber: Deperindag, 2003 (diolah)
Masyarakat Indonesia saat ini mulai lebih memperhatikan kesehatan,
sehingga masyarakat akan cenderung lebih selektif dalam memilih produk
pangan. Semakin tingginya perhatian masyarakat terhadap kesehatan, mendorong
bermunculannya berbagai produk pangan yang tidak hanya sekedar
menghilangkan lapar dan dahaga saja, tetapi dapat memberikan manfaat lain bagi
tubuh. Salah satunya adalah minuman isotonik. Minuman isotonik selain bisa
menghilangkan dahaga, juga mampu menggantikan cairan dan mineral tubuh yang
hilang, serta mampu mensuplai energi dengan cepat saat berolah raga atau saat
melakukan aktifitas yang banyak mengeluarkan keringat.
CV Fauzi merupakan salah satu perusahaan yang bisnis utamanya
bergerak dalam produksi makanan dan minuman. CV Fauzi berdiri pada tahun
2004 dan berlokasi di Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Saat ini CV Fauzi
hanya memproduksi air minum dalam kemasan (kemasan galon) yang disuplai
keberbagai perusahaan dan toko-toko. Untuk diversifikasi produk yang berbahan
dasar air, CV Fauzi merencanakan menge mbangkan produk baru yaitu berupa
minuman isotonik. Melalui diversifikasi produk tersebut diharapkan dapat
1.2. Perumusan Masalah
Saat ini CV Fauzi hanya memproduksi air minum dalam kemasan dengan
merek Fauzi dan telah mendapatkan hak paten untuk merek tersebut dari
Departemen Kehakiman. Untuk volume penjualan produk air minum Fauzi terjadi
peningkatan, yaitu pada tahun 2004 volume penjualan air minum Fauzi sebanyak
684 ribu liter dan mengalami peningkatan menjadi 1,026 juta liter pada tahun
2005. Peningkatan volume penjualan tersebut disebabkan karena tingginya tingkat
permintaan air minum Fauzi oleh konsumen serta tambahan investasi yang
dilakukan, yaitu berupa penambahan armada angkutan dan kemasan galon.
Untuk meningkatkan omzet perusahaan, CV Fauzi merencanakan untuk
melakukan diversifikasi produk. Produk baru yang akan dikembangkan yaitu
minuman isotonik, karena CV Fauzi melihat bahwa berdasarkan data BPS
konsumsi produk minuman ringan selalu meningkat. Selain itu, beberepa merek
minuman isotonik harga jualnya relatif mahal, sehingga ada peluang untuk
memproduksi minuman isotonik dengan harga yang relatif lebih murah.
Alasan lain keinginan CV Fauzi untuk memproduksi minuman isotonik
adalah adanya dukungan finansial yang kuat dari manajemen, sumber daya
manusia yang kompeten dalam memproduksi produk berbahan dasar air, serta
adanya departamen riset dan pengembangan produk yang baru dibentuk. Selain itu
CV Fauzi juga telah mempersiapkan bangunan serta melakukan instalasi peralatan
untuk memproduksi minuman isotonik.
Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan terutama
minuman untuk kesehatan, mendorong banyak para produsen minuman untuk
memproduksi minuman kesehatan, terutama minuman isotonik. Beberapa merek
minuman isotonik yang saat ini telah beredar di pasar Indonesia dapat dilihat
Tabel 4. Berbagai Jenis Merek dan Produsen Minuman Isotonik di Indonesia Tahun 2006
No Merek Produsen
1 Pocari Sweat PT Amerta Indah Otsuka
2 Mizone PT Tirta Investama
3 Zporto PT Triusaha Mitraraharja 4 Powerade PT Coca Cola Botling Ind 5 Prosweat PT Heinz ABC Indonesia 6 Optima Sweat PT Navika Beverages 7 Isotonic Drink PT Modernfood Indonesia 8 100 Plus F&N Coca Cola Malaysia
9 Gatorade Gatorade Company USA
10 IsoSport PT Berri Indosari (importir) 11 Adams Ale The Original Juice Co, Australia
12 Xtraion PT Cherindo
Sumber: POM, 2006 (diolah)
Untuk beberapa produk minuman isotonik pada Tabel 4 memiliki banyak
kesamaan dalam hal jenis eletrolit dan mineral yang ditambahkan. Semua produk
minuman diatas menggunakan suplementasi natrium (Na) dan kalium (K) dalam
jumlah yang hampir sama yaitu untuk kandungan natrium sekitar 20-21 mEq/liter
sedangkan kandungan kaliumnya sekitar 1,3 – 5mEq/liter. Selain ada penambahan
Na dan K, pada semua produk tersebut kecuali Gatorade, IsoSport dan Adams Ale
juga dilakukan penambahan mineral magnesium (Mg) sekitar 0,2 – 1 mEq/liter
dan kalsium (Ca) sekitar 0,2 – 2 mEq/liter. Selain ada penambahan mineral, untuk
beberapa produk juga ada penambahan vitamin C dan B seperti pada Mizone,
Powerade dan Prosweat, sedangkan pada produk Pocari Sweat, Xtraion, Zporto,
Optima Sweat dan Isotonic Drink hanya dilakukan penambahan vitamin C saja.
Untuk ke-12 produk minuman isotonik tersebut, delapan produk
menggunakan kemasan jenis botol PET (Polyethilenetherephalate), sedangkan sisanya yaitu Pocari Sweat, Optima Sweat, Prosweat dan Powerade menggunakan
kaleng. Untuk volume produk dengan kemasan botol PET bervariasi antara 350ml
sampai 500 ml, sedangkan untuk kemasan kaleng memiliki volume produk yang
Harga jual tiap produk sekitar Rp 3.100 – Rp 4.275 kecuali untuk produk
100 Plus, Gatorade, IsoSport dan Adams Ale. Harga keempat produk tersebut
relatif mahal karena produk tersebut adalah produk impor. Harga jual untuk 100
Plus dan Isosport sekitar Rp 8300, sedangkan Adam Ale Rp 13.000 dan Gatorade
15.000. Harga jual untuk produk minuman isotonik yang sudah beredar dipasaran
relatif maha l yaitu diatas Rp 3.000 sehingga ada peluang untuk mengambil pangsa
pasar untuk golongan menengah ke bawah dengan menciptakan produk minuman
isotonik dengan harga jual dibawah Rp 3.000.
Banyaknya merek yang saling bersaing pada pasar minuman isotonik,
mendorong CV Fauzi untuk melakukan penelitian. Untuk mengetahui persyaratan
minuman isotonik yang diinginkan oleh konsumen, CV Fauzi melakukan
penelitian pengembangan produk minuman isotonik menggunakan metode QFD
(Quality Function Deployment).
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji diversifikasi produk minuman di CV Fauzi Kabupaten Bekasi.
2. Menganalisis diversifikasi produk minuman dengan menggunakan metode
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minuman Isotonik
Menurut Winarno dalam Okta (2004), minuman ringan (soft drink) adalah minuman penyegar yang dihasilkan oleh suatu industri. Jenis minuman ringan
dikelompokan atas dua kelompok utama yaitu minuman carbonated dan minuman
non carbonated. Minuman bergas (carbonated) merupakan minuman yang
mengandung CO2, umumnya dibuat dari bahan non alami, jenis minuman ini
mengandung gula, asam, flavor dan konsentrat. Minuman tidak bergas (non
carbonated) merupakan minuman yang tidak mengandung CO2, biasanya
mempunyai flavor alami.
Minuman isotonik dikelompokan kedalam minuman ringan yang tidak
mengandung CO2. Menurut Australian Beverages Council, minuman isotonik atau biasa disebut minuman elektrolit adalah minuman formulasi yang digunakan
untuk menggantikan cairan, karbohidrat, elektrolit dan mineral secara cepat.
Minuman isotonik harus mengandung natrium tidak kurang dari 10mmol/L.
Selain itu minuman isotonik juga harus mengandung karbohidrat (dextrosa,
fruktosa, sirup glukosa, maltodextrin, sukrosa) tidak kurang dari 50g/L dan tidak
lebih dari 100g/L.
Pada minuman isotonik diizinkan menggunakan mineral natrium (Na),
kalium (K), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Untuk mendapatkan
mineral-mineral tersebut bisa menggunakan senyawa natrium klorida, natrium sitrat,
kalium sitrat, kalium phospat, kalium karbonat, kalsium phospat, kalsium sitrat,
kalsium klorida, kalsium laktat, magnesium sulfat dan magnesium laktat. Untuk
pelabelan minuman isotonik harus dicantumkan total dan jenis karbohidrat yang
digunakan serta jumlah penambahan elektrolit dan mineral dalam miligram dan
milimol.1
Minuman isotonik tidak hanya ditujukan untuk kalangan yang aktif
berolah raga saja, tetapi juga bisa dikonsumsi oleh setiap orang yang memang
aktif dan mengeluarkan banyak keringat. Keringat yang dikeluarkan saat
seseorang berolahraga atau saat beraktifitas akan menyebabkan seseorang
kehilangan cairan tubuh dan elektrolit.
Menurut Maugha n dalam Zakaria (2004), kandungan air dalam tubuh
bervariasi antara 45 – 70 persen dari bobot tubuh. Di dalam air terkandung
elektrolit dan zat terlarut. Elektrolit merupakan komponen yang terdisosiasi
menjadi ion dalam larutan. Natrium merupakan kation utama dalam cairan
ekstraselular, sedangkan kalium merupakan kation utama dalam cairan
intraselular. Saat seseorang berolah raga dan mengeluarkan banyak keringat akan
menyebabkan dehidrasi dan kehilangan mineral tubuh. Kehilangan keringat
menyebabkan seseorang akan kehilangan mineral- mineral tubuh. Mineral- mineral
tersebut adalah natrium (sebagian besar), kalium, magnesium, iron dan zinc. Saat
seseorang melakukan aktifitas yang banyak mengeluarkan keringat, sebaiknya
meminum minuman isotonik untuk menghindari dehidrasi dan menggantikan
mineral tubuh yang hilang melalui keringat.
2.2. Produksi Minuman Isotonik
Minuman isotonik merupakan minuman yang sebagian besar
menggunakan bahan baku air, dan ada penambahan karbohidrat (dextrosa,
fruktosa, sirup glukosa, maltodextrin atau sukrosa), mineral, flavor, vitamin serta kemungkinan dilakukan penambahan pengawet. Rencana proses produksi
minuman isotonik di CV Fauzi akan menggunakan air sebagai bahan baku
utamanya, untuk karbohidrat menggunakan sukrosa, untuk mineral akan
digunakan NaCl (natrium klorida) dan KCl (kalium klorida), serta akan digunakan
asam askorbat sebagai sumber vitamin C. Rencana proses produksi minuman
isotonik di CV Fauzi terdiri dari lima tahap proses utama yaitu pengolahan air
baku, pemasakan, pencampuran, pengisian dan pelabelan.
Proses pengolahan air baku merupakan tahap pertama dari serangkaian
rencana proses pembuatan produk minuman isotonik di CV Fauzi. Pada proses
pengolahan air baku ini, air yang berasal dari sumber mata air diproses untuk
menghilangkan kotoran dan mikroba sehingga dihasilkan air baku dengan mutu
yang baik untuk digunakan dalam proses pembuatan minuman isotonik.
Menurut Jenie dalam Fahmi (2000), faktor- faktor yang mempengaruhi
mutu air adalah warna, kekeruhan, padatan tersuspensi, kadar mineral dan
mikroorganisme. Tahap-tahap penanganan air untuk menghilangkan atau
mengurangi hal- hal tersebut meliputi tahap pembersihan air melalui penyaringan
dan sedimentasi, penghilangan mikroba dengan cara desinfeksi, penghilangan
Air yang digunakan oleh CV Fauzi berasal dari sumber mata air di kaki
Gunung Salak. Pemilihan sumber mata air tersebut karena di lokasi berdirinya CV
Fauzi yaitu di wilayah Bekasi tidak terdapat sumber mata air, selain itu pemilihan
sumber mata air tersebut karena perusahaan pemilik sumber mata air tersebut
secara rutin melakukan pemeriksaan air ke laboratorium IPB. Hasil pemeriksaan
laboratorium selalu menunjukan hasil yang memenuhi standar air minum,
sehingga alasan tersebut yang membuat CV Fauzi menggunakan air yang berasal
dari sumber mata air di kaki Gunung Salak tersebut.
Air yang berasal dari sumber air telah melewati sistem water treatment. Sistem ini menggunakan tangki penyaring pasir dan penyaring karbon. Air yang
berasal dari sumber mata air akan dialirkan masuk kedalam tangki penyaring
pasir, pada tahap ini benda-benda asing yang berukuran relatif besar seperti
ranting, daun dan pasir akan tersaring dan dibuang. Air dari tangki penyaring pasir
akan masuk kedalam tangki penyaring karbon. Benda asing yang lolos dari tangki
penyaring pasir (ukuran 5-10 mikron) akan tersaring pada tangki penyaring
karbon ini. Selain untuk menyaring benda asing yang lolos saat proses
penyaringan pasir, penyaringan karbon juga bertujuan untuk menghilangkan
beberapa zat dalam air yang dapat menimbulkan rasa dan bau. Air yang telah
melewati water treatment kemudian dipindahkan dari kaki Gunung Salak ke CV Fauzi di Bekasi menggunakan mobil tangki dengan menggunakan tangki
penyimpanan yang terbuat dari alumunium.
Air yang telah diangkut menggunakan mobil tangki kemudian dipindahkan
kedalam tangki penyimpanan. CV Fauzi mempunyai dua buah tangki
penyimpanan yang berkapasitas 16.000 liter. Air yang disimpan ditangki
penyimpanan ini yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku air untuk
proses produksi minuman isotonik. Air yang disimpan pada tangki penyimpanan
ini ditutup rapat untuk menghindari kontaminasi benda asing yang dapat
menurunkan kualitas bahan baku air tersebut.
Tahap selanjutnya pada rencana proses pembuatan minuman isotonik di
CV Fauzi adalah proses penyaringan kembali air yang akan digunakan sebagai
bahan baku. Untuk menghasilkan produk yang higienis, sebelum air dipanaskan
terlebih dahulu dilakukan penyaringan karbon dan mikro. Penyaringan karbon
bertujuan untuk menghilangkan rasa dan aroma pada air, sedangkan penyaringan
mikro bertujuan untuk menghilangkan mikroba yang ada pada air. Pada
saring berbentuk cartridge. Proses penyaringan mikro di CV Fauzi dilakukan dengan sistem penyaringan bertingkat. Pada sistem penyaringan bertingkat ini
digunakan tiga buah cartridge penyaring mikro dengan pori-pori kertas saring yang semakin mengecil. Tahap penyaringan mikro pertama digunakan kertas
saring dengan diameter lima mikron, kemudian hasil penyaringan tahap pertama
akan masuk kedalam penyaringan tahap kedua yang menggunakan kertas saring
dengan diameter satu mikron, dan air dari hasil penyaringan tahap pertama akan
masuk dalam tahap penyaringan ketiga yaitu penyaringan dengan mengguakan
kertas saring dengan pori-pori 0,1 mikron.
Air yang telah melewati tahap penyaringan mikro kemudian dipompa
kedalam tangki pemanas sekaligus tangki pencampuran (mixing) yang terbuat dari stainless steel. Tangki ini berkapasitas 200 liter serta dilengkapi dengan motor sebagai pengaduk serta tutup yang juga terbuat dari bahan stainless steel. Setelah air masuk kedalam tangki pencampur, kemudian dilakukan proses pemanasan
menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah. Untuk menghemat
penggunaan minyak tanah serta unt uk mempercepat proses pemanasan, kompor
tersebut dilengkapi dengan kompresor. Proses pemanasan selain bertujuan untuk
membunuh mikroba, juga bertujuan untuk mempermudah proses pencampuran
bahan sehingga lebih homogen.
Proses pemanasan air dilakukan hingga suhu air mencapai 1000C. Setelah
suhu air pemanasan tercapai, kemudian dilakukan pencampuran bahan mayor
(semua bahan kecuali flavor dan vitamin) dan dilakukan pengadukan. Proses pencampuran bahan mayor dilakukan selama sepuluh menit. Setelah proses
pencampuran bahan mayor, kemudian suhu air produk diturunkan hingga
mencapai 500C. Setelah suhu 500C kemudian dilakukan pencampuran flavor dan vitamin. Pencampuran flavor dan vitamin harus dilakukan saat suhu rendah, hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya flavor dan vitamin karena panas.
Setelah semua bahan baku dicampur kemudian dilakukan pengadukan
selama lima menit dan suhu produk didinginkan hingga 400C. Setelah suhu
produk untuk pengisian tercapai (400C), kemudian produk diisikan kedalam
kemasan botol PET menggunakan alat filling yang dilengkapi dengan pompa untuk memindahkan produk dari tangki kedalam botol. Proses pengisian harus
dilakukan secepat mungkin untuk menghindari terkontaminasinya produk oleh
diberi label dan disimpan digudang. Diagram alir rencana proses produksi
minuman isotonik di CV Fauzi dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Rencana Proses Produksi Minuman Isotonik di CV Fauzi Penyimpanan Air Dalam Tangki Penyimpan
Penyaringan Mikro
Pemanasan Air Hingga 1000 C
Pencampuran Bahan Mayor
Pendinginan Hingga 500 C
Pencampuran Flavor dan Vitamin
Pengisian Kedalam Botol
Pelabelan Penyaringan Karbon
Pemindahan Air ke Tangki Masak
Pendinginan Hingga 400 C
2.3. Penelitian Terdahulu
Savitri (2004), meneliti mengenai tingkat kepuasan konsumen minuman
teh kemasan botol merek Freshtea menggunakan metode QFD. Hasil penelitian
menunjukan bahwa atribut-atribut mutu yang diharapkan dan menjadi
pertimbangan konsumen dalam memilih minuman teh dalam kemasan botol
adala h rasa, harga, penampakan, kadar kemanisan, volume dan kemasan.
Hasil analisis QFD menunjukan bahwa secara keseluruhan konsumen
sudah merasa cukup terpuaskan terhadap produk Freshtea, meskipun hasil yang
diperoleh belum mencapai target maksimal yang diharapkan oleh perusahaan.
Selain itu, kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan harapan
konsumen sudah cukup baik. Tetapi untuk memenuhi harapan tertinggi konsumen
yaitu terhadap rasa, perusahaan perlu meningkatkan kemampuannya dalam
pengolahan air produk, pengolahan air softened, ekstraksi teh, pembuatan finish sirup dan sterilisasi UHT.
Silvana (2004), melakukan penelitian mengenai pengembangan varietas
pepaya dengan mengantisipasi keinginan pelanggan menggunakan metode quality
function deployment. Dalam penelitiannya, dilakukan surve i terhadap pedagang
pengecer buah pepaya dan survei terhadap pemulia pepaya. Surve i terhadap
pedagang pepaya dilakukan untuk memperoleh persyaratan pelanggan terhadap
buah pepaya yang diminati oleh konsumen. Sedangkan sur vei terhadap pemulia
pepaya dilakukan untuk menerjemahkan persyaratan pelanggan kedalam
persyaratan teknik.
Persyaratan pelanggan primer dari buah pepaya yang diminati oleh
konsumen yaitu penampakan, tekstur dan flavor. Persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk dalam penampakan yaitu ukuran buah sedang, bentuk buah lonjong
panjang, warna kulit buah hijau semburat merah, kulit buah halus, warna daging
buah merah dan daging buah tebal. Persyaratan pelanggan sekunder yang
termasuk kedalam tekstur yaitu daging buah agak lunak, sedangkan persyaratan
Persyaratan teknik terdiri atas persyaratan teknis primer dan sekunder.
Persyaratan teknik primer terdiri atas sifat fisik dan sifat kimia. Persyaratan teknik
sekunder yang termasuk kedalam sifat fisik yaitu bobot buah utuh, panjang buah,
diameter buah, bentuk buah, warna kulit buah, tekstur kulit buah, warna daging
buah, persentasi BDD, tebal daging buah, densitas buah dan tingkat kelunakan
buah. Persyaratan teknik sekunder yang termasuk kedalam sifat kimia yaitu kadar
air dan kadar padatan total terlarut.
Noersanti (2004), meneliti mengenai penggunaan metode QFD dalam
perancangan dan pengembangan produk handle lever. Dalam penelitiannya,
terdapat lima persyaratan pelanggan untuk produk handle lever yaitu kekuatan
pegangan rem tidak mudah patah, desain profil pegangan rem ada tempat jari- jari
tangan, ukuran diameter pegangan rem lebih besar, permukaan lapisan luar
pegangan rem bertekstur dan warna pegangan rem silver.
Persyaratan teknik yang harus diprioritaskan oleh produsen produk handle
lever yaitu dimension, berikutnya adalah material cost, raw material, paint, gloss
dan material paint, adhesive strength, appearance serta thickness. Urutan terakhir
adalah scrap parting line, hole scrap, hole appearance, deep of ex-ejector, scarp
ex-ejector,ex-gate runner, ex-gate overflow dan hardness.
Penelitian mengenai metode QFD yang telah dilakukan oleh Savitri
(2004), Silvana (2004) dan Noersanti (2004) hanya menekankan pada tahap satu
analisis matriks House of Quality (HOQ) dan tidak dilakukan analisis lanjutan
untuk tahap dua sampai dengan tahap empat. Untuk penelitian yang akan
dilakukan, akan dibuat analisis untuk semua tahap dalam QFD yaitu meliputi
analisis tahap House of Quality (HOQ), Design Deployment, Process Planning
dan tahap Production Planning. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
Tabel 5. Perbedaan Penelitian Ini Dengan Terdahulu
Nama Judul Variabel Hasil
Savitri Analisis QFD Untuk Mengetahui Tingkat Kepuasan Konsumen Minuman Teh Dalam Kemasan (Studi Kasus di PT. Coca Cola Bottling Indonesia, Cibitung).
Sampai tahap HOQ (House of Quality)
Prioritas persyaratan pelanggan: rasa, harga, penampakan, kadar
kemanisan, volume dan kemasan Prioritas persyaratan teknik:
pengolahan air produk, pengolahan
air softened, ekstraksi teh,
pembuatan finish sirup dan sterilisasi UHT.
Silvana Pengembangan Varietas Pepaya Dengan
Mengantisipasi Keingina n Pelanggan (Penerapan Metode QFD)
Sampai tahap HOQ
Prioritas persyaratan pelanggan: rasa buah manis, warna kulit hijau
semburat merah, warna daging merah, kulit buah halus, daging buah agak lunak dan tebal, ukuran buah sedang, bentuk buah lonjong.
Prioritas persyaratan teknik:
persentase BDD, densitas buah, panjang buah, tebal daging buah, kadat PTT, warna kulit dan daging, bobot dan bentuk buah, diameter, tingkat kelunakan, kadar air serta tekstur buah. Noersanti Penggunaan Metode QFD
Dalam Perancangan dan Pengembangan Produk Handle Lever
Sampai tahap HOQ (House of Quality)
Prioritas persyaratan pelanggan: tidak mudah patah, ada tempat
jari-jari tangan, diameter pegangan lebih besar, permukaan bertekstur dan warna silver.
Prioritas persyaratan teknik:
dimension, material cost, raw
material, paitn, gloss dan
material paint, adhesive strength, appearance serta thickness, scrap parting line, hole scrap, hole appearance, deep of ex-ejector, scarp ex-ejector, ex-gate runner, ex-gate overflow dan hardness Sriwahyuni
(penelitian ini)
Analisis Diversifikasi Minuman Pada CV Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat (Menggunakan Metode QFD)
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Mutu
Persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang lain telah mendorong
perusahaan untuk menciptakan produk yang bermutu, sehingga mutu menjadi
perhatian lebih dari perusahaan untuk bisa me menangkan persaingan. Mutu
mengandung arti bahwa produk yang diciptakan sesuai dengan keinginan
konsumen. Untuk menciptakan sebuah produk yang bermutu diperlukan usaha
perbaikan secara terus- menerus dan berkesinambungan yang tidak hanya
dilakukan oleh departemen pengawasan mutu saja, melainkan harus dilakukan
oleh semua pihak dalam perusahaan.
Mutu tidak hanya selalu diidentikan dengan produk akhir saja, melainkan
mutu juga berhubungan dengan reputasi perusahaan, peningkatan pangsa pasar,
serta penurunan biaya karena berkurangnya produk gagal. Menciptakan produk
yang bermutu tidak selalu berkorelasi dengan penggunaan biaya yang tinggi.
Untuk menghasilkan produk yang bermutu memang membutuhkan biaya, tetapi
hal tersebut akan tertutupi oleh manfaat yang akan diperoleh perusahaan melalui
penciptaan produk yang bermutu.
Banyak ahli yang mendefiniskan mutu yang secara garis besar orientasinya
adalah kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan perusahaan atau organisasi.
Gilmore dalam Ariani (1999), mendefinisikan mutu sebagai suatu kondisi dimana
produk sesuai dengan desain atau spesifikasi tertentu. Menurut Winchell et al. dalam Ariani (1999), mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau
jasa yang berkaitan dengan kemampuannya memenuhi kebutuhan atau kepuasan.
Juran dalam Ariani (1999), mendefiniskan mutu adalah sesuai untuk digunakan.
Menurut Russel dalam Ariani (1999), mutu mempunyai dua perspektif
yaitu dari perspektif produsen dan dari perspektif konsumen. Jika kedua
persepktif tersebut digabungkan maka akan dapat tercapai kesesuaian antara
kedua sisi tersebut yang dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh
Gambar 2. Dua Perspektif Mutu
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara
universal, namun dari tiap definisi tersebut memiliki beberapa persamaan, yaitu
dalam elemen-elemen sebagai berikut (Nasution dalam Silvana, 2004):
• Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. • Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan. • Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalkan apa yang
diaggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkua litas
pada masa mendatang).
3.1.2. Konsep Total Quality Management (TQM)
Menurut Feigenbaum (1986), Total Quality Management (TQM) atau manejemen mutu terpadu merupakan suatu sistem yang efektif untuk memadukan
penge mbangan, pemeliharaan dan usaha-usaha perbaikan mutu dari berbagai
kelompok suatu organisasi. Tujuan penerapan manajemen mutu terpadu adalah
memberikan peluang kepada produksi dan jasa sehingga berada pada tingkat
paling ekonomis yang memungkinkan kepuasan konsumen penuh.
Goetsch dan Davis dalam Silvana (2004), mendefinisikan TQM sebagai
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus- menerus atas Arti Mutu
Perspektif Produsen Perspektif Konsumen
Produksi Kesesuain Mutu Desain Mutu Marketing
Kecocokan Penggunaan Produk (fitness for consumer use) • Sesuai denga n
spesifikasi • Biaya
• Karakteristik Mutu
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Pendekatan TQM hanya dapat
dicapai dengan memperhatikan karakteristik TQM berik ut:
• Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. • Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
• Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
• Memiliki komitmen jangka panjang. • Membutuhkan kerjasama tim.
• Memperbaiki proses secara berkesinambungan. • Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. • Memberikan kebebasan yang terkendali. • Memiliki kesatuan tujuan
• Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
TQM digunakan sebagai konsep manajemen organisasi yang
memperhatikan dan mengutamakan suara pelanggan. QFD merupakan alat untuk
menerapkan TQM menggunakan manajemen dan tim lintas fungsi yang
terintegrasi secara horisontal sehingga semua departemen dapat bekerja
bersama-sama untuk mencapai sasaran yaitu kepuasan pelanggan. (Ariani, 1999).
3.1.3. Konsep Quality Function Deployment (QFD)
Untuk tetap dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat,
perusahaan harus mampu memproduksi atau menghasilkan produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen. Menciptakan sebua h produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen bukan merupakan persoalan yang mudah, dibutuhkan sebuah
riset yang sangat tepat sehingga produk yang dihasilkan merupakan sebuah
produk yang memang dibutuhkan oleh konsumen. Banyaknya perusahaan yang
saling berkompetisi, menuntut sebuah riset untuk penciptaan produk baru yang
bisa mempercepat time-to-market sebuah produk baru tersebut. Salah satu metode yang biasa digunakan untuk pengorganisasian pengembangan produk adalah