• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 MEDAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh :

Zulkifli NIM 4113311051

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Zulkifli dilahirkan di Medan, pada tanggal 15 Okober 1991. Ayah

bernama Kaharuddin dan Ibu bernama Ernayati, merupakan anak keempat dari

empat bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk Madrasah Ibtidaiyah Swasta

(MIS) Ali Imron dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan

sekolah di SMP Negeri 29 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007

penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 11 Medan dan lulus pada tahun

2010. Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika

(4)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 MEDAN

TAHUN AJARAN 2015/2016 ZULKIFLI (4113311051)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran berbasis masalah pada materi SPLDV siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medann T.A. 2015/2016 yang terdiri dari 8 kelas. Dari 8 kelas dipilih 2 kelas

secara acak yaitu kelas VIII1 sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen I

dengan model pembelajaran matematika realistik dan kelas VIII2 sebanyak 36

siswa sebagai kelas eksperimen II dengan model pembelajaran berbasis masalah dimana kedua kelas ini yang dijadikan sampel dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes uraian yaitu untuk melihat hasil belajar siswa. Sebelum tes ini ditetapkan sebagai alat

pengumpul data, terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas VIII4 untuk

melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal.

Dari analisa data didapat nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen I sebesar 21,11 dan nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen II sebesar 20,97. Dari hasil analisis data pre-test kelas eksperimen I diperoleh L0 (0,1038) < Ltabel

(0,1477), dan data pre-test kelas eksperimen II diperoleh L0 (0,1031) < Ltabel

(0,1477). Sehingga disimpulkan data pre-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pre-test tidak terdapat perbedaan kedua varians atau kedua sampel homogen, dimana Fhitung< Ftabel(1,122 < 1,765).

Nilai rata-rata hasil post-test kelas eksperimen I sebesar 81,25 dan nilai rata-rata hasil post-test kelas eksperimen II sebesar 75,42. Dari hasil analisis data post-test kelas eksperimen I diperoleh L0 (0,1032) < Ltabel(0,1477), dan data

post-test kelas eksperimen II diperoleh L0 (0,1392) < Ltabel (0,1477). Sehingga

disimpulkan data post-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data post-test kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel (1,689 < 1,765).

Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa thitung > ttabel

yaitu 2,02 > 1,668. Hal ini berarti thitung > ttabelmaka Ho ditolak dan H1 diterima.

Demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah,

rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ” Perbedaan Hasil Belajar

Antara Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Pembelajaran Berbasis

Masalah Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Siswa Kelas VIII Di

SMP Negeri 29 Medan Tahun Ajaran 2015/2016” ini dapat terselesaikan dengan

baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

Asmin, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan pada Bapak Prof. Edi Syahputera, M.Pd., Bapak Dr. Edy Surya,

M.Si dan Bapak Deni Haris, S.Si, M.Pd selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini

telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai

di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy

Surya,M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M.Si selaku

ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku

Sekretaris Jurusan Matematika, dan seluruh Staf Pegawai Jurusan Matematika

FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

Kaharuddin dan Ibunda Ernayati yang terus memberikan motivasi dan doa demi

keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Abangda Rudi Efendi

(6)

v

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Bowonaso

Lahagu,MM selaku Kepala SMP Negeri 29 Medan dan Ibu Rohana Rambe, S.Pd

selaku guru bidang studi matematika di SMP Negeri 29 Medan yang telah banyak

membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman lainnya

di Jurusan Matematika khususnya kelas Ekstensi 2011 Matematika, yang telah

banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini,

beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi

semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi

maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi

ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, 2016

Penulis,

Zulkifli

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Diagram xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Pengertian Belajar 10

2.1.2. Pengertian Pembelajaran Matematika 11

2.1.3. Hasil Belajar 13

2.1.4. Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) 13

2.1.5. Prinsip Pembelajaran Matemaika Realistik 14

2.1.6. Karakteristik Pembelajaran Matemaika Realistik 15

2.1.7. Langkah-langkah Pembelajaran Matemaika Realistik 17

(8)

vii

2.1.9. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 20

2.1.10. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah 22

2.1.11. Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran Berdasarkan 24

Masalah

2.1.12. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah 25

2.2. Materi Pembelajaran 27

2.2.1. Persamaan Linear Dua Variabel 27

2.2.2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) 27

2.2.3. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kehidupan Sehari-hari 29

2.3. Kerangka Konseptual 29

2.4. Hipotesis Penelitian 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 31

3.2.1. Populasi Penelitian 31

3.2.2. Sampel Penelitian 31

3.3. Variabel Penelitian 31

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 32

3.5 Prosedur Penelitian 33

3.6 Instrumen Penelitian 35

3.7. Uji Coba Instrumen Tes 35

3.7.1. Uji Reliabilitas 35

3.7.2. Uji Validitas 36

3.7.3. Tingkat Kesukaran 36

3.7.4. Daya pembeda 37

3.8. Teknik Analisis Data 38

3.8.1. Menghitung Rata-rata Skor 38

3.8.2. Menghitung Standar Deviasi 38

3.8.3. Uji Normalitas 38

(9)

viii

3.8.5. Uji Hipotesis 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 42

4.1.1. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 42

4.1.2. Nilai Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 43

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 46

4.2.1. Uji Normalitas Data 46

4.2.2. Uji Homogenitas Data 47

4.2.3. Pengujian Hipotesis 47

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 52

5.2. Saran 52

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Grafik Perpotongan Dua Garis Lurus 28

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintak Implementasi Pembelajaran Realistik 17

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 26

Tabel 3.1 Desain Penelitian 32

Tabel 3.2. Interpretasi Indeks Kesukaran 37

Tabel 3.3. Interpretasi Daya Pembeda 37

Tabel 4.1. Data Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 42

Tabel 4.2. Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 44

Tabel 4.3. Ringkasan Rata-Rata Nilai Pre-Test dan Post-Test Kedua Kelas 45

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar 46

(12)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1. Data Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 43

Diagram 4.2. Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 44

Diagram 4.3. Ringkasan Data Pre-Test dan Post-Test

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP I Kelas Eksperimen I 55

Lampiran 2. RPP II Kelas Eksperimen I 58

Lampiran 3. RPP I Kelas Eksperimen II 61

Lampiran 4. RPP II Kelas Eksperimen II 65

Lampiran 5. Lembar Kegiatan Siswa I (Kelas Eks-I) 69

Lampiran 6. Lembar Kegiatan Siswa II (Kelas Eks-I) 72

Lampiran 7. Lembar Kegiatan Siswa I (Kelas Eks-II) 75

Lampiran 8. Lembar Kegiatan Siswa II (Kelas Eks-II) 78

Lampiran 9. Kisi-Kisi Pre-Test 80

Lampiran 10. Pre-Test 81

Lampiran 11. Kunci Jawaban Pre-Test 82

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pre-test 86

Lampiran 13. Kisi-Kisi Post-Test 87

Lampiran 14. Post-Tes 88

Lampiran 15. Kunci Jawaban Post-Tes 89

Lampiran 16. Pedoman Penskoran Post-Test 94

Lampiran 17. Tabel Skor Hasil Uji Coba Pretest dan Posttest 95

Lampiran 18. Perhitungan Validitas Tes 98

Lampiran 19. Perhitungan Reliabilitas Tes 102

Lampiran 20. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 109

Lampiran 21. Perhitungan Daya Pembeda Tes 113

Lampiran 22. Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I 119

Lampiran 23. Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen II 120

Lampiran 24. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Pretest 121

dan Posttest

Lampiran 25. Perhitungan Uji Normalitas 124

Lampiran 26. Perhitungan Uji Homogenitas 129

(14)

xiii

Lampiran 28. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 134

Lampiran 29. Daftar Nilai Kritis Uji Lillefors 135

Lampiran 30. Tabel Luas Di Bawah Kurva Normal 136

Lampiran 31. Tabel Nilai Persentil Untuk Distribusi t 137

Lampiran 32. Tabel Nilai Persentil Untuk Distribusi F 138

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945 diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan (2) untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Namun demikian, untuk mewujudkan tujuan

mulia tersebut tidak semudah yang dibayangkan, berbagai upaya harus dilakukan

untuk mewujudkannya.

Seperti yang dikemukakan Trianto (2009:1) bahwa :

“Pendidikan adalah suatu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.”

Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan semua tingkat terus menerus

dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Dewasa ini dunia

pendidikan khususnya matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai

kalangan. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting

dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya tidak

saja menambah ilmu pengetahuan guna mempersiapkan diri memasuki jenjang

pendidikan lebih tinggi tapi juga berguna bagi kehidupan sehari-hari dan untuk

ilmu pengetahuan lainnya.

Menyikapi hal tersebut, pemerintah berupaya untuk mewujudkan tujuan

Pendidikan Nasional dengan melalui berbagai cara, antara lain dengan

menyempurnakan sistem pendidikan nasional sebagaimana telah ditetapkan

(16)

2

Menurut Buchori (2001) dalam khabibah (2006:1) dalam Trianto (2009:5)

bahwa :

“Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya

mempersiapkan siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sihadapinya dalam kehidupan sehari-hari”.

Meminjam pendapat Bruner dalam Trianto (2009:7), bahwa berusaha

sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,

menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Sesuatu konsekuen logis,

karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiriakan

memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat

digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu

memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.

Didalam dunia pendidikan, matematika memegang peranan yang cukup

penting. Mengingat besarnya peranan matrmatika, maka tak heran jika pelajaran

matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari prasekolah (TK),

SD, SLTP, SLTA, sampai perguruan tinggi.

Ada banyak alsan tentang pentingnya matematika. Sebagaimana menurut

Cornellius dalam Abdurrahman (2009:253) mengemukakan:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas (2) sarana untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini adalah banyak

siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari seperti yang dikemukakan

oleh Abdurrahman (2009:252):

(17)

3

Sejalan dengan pendapat tersebut, Cokrof (dalam Abdurrahman,2009:253)

juga mengatakan bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkann kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2009:5-6):

“Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung Teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif”.

Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2009) matematika

adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan

hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk

memudahkan berfikir.

Tidak sedikit peserta didik sekolah yang masih menganggap matematika

adalah pelajaran yang bikin stres, membuat fikiran bingung, menghabiskan waktu

dan cenderung hanya mengotak-atik rumus yang tidak berguna dalam kehidupan.

Akibatnya, matematika dipandang sebagai ilmu yang tidak perlu dipelajari dan

dapat diabaikan. Selain itu, hal ini juga didukung oleh proses pembelajaran di

sekolah yang masih hanya berorientasi pada pengerjaan soal-soal latihan saja.

Jarang dijumpai proses pembelajaran matematika dikaitkan langsung dengan

kehidupan nyata. Sedangakan Palling (dalam Abdurrahman, 2009) mengatakan.

Ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada

pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali, bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berfikir logis.

Kontradiksi ini tentu akan membuat pembelajaran matematika menjadi

(18)

4

penting. Hal ini tentu saja akan berdampak terhadap hasil belajar matematika

siswa tersebut. Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia disebabkan

sejumlah faktor. Diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton dimana

murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis.

Rutinitas seperti inilah yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika.

Bahkan materi matematika yang diajarkan jauh dari konteks dunia nyata. Sebagai

ilmu pasti, matematika justru memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan

manusia, bukan hanya teori.

Selanjutnya Palling (dalam Abdurrahman, 2009) mengemukakan bahwa

matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang

dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan

tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan

yang paling penting adalah pemikiran dalam diri manusia itu sendiri dalam

melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Oleh karena itu, diperlukan penguatan peran matematika dan pendidikan

matematika, yaitu tentang perencanaan kegiatan pembelajarannya. Terutama

kualitas pengajarannya, tiap guru matematika harus diberi pelatihan dan

pengenalan model, metode serta pendekatan pembelajaran yang baik dan benar

demi mencapai hasil belajar matematika yang baik pula.

Mengenai model pembelajaran yang digunakan disekolah, dari observasi

yang dilakukan di kelas, peneliti mendapatkan bahwa kegiatan pembelajaran yang

dilakukan guru pada materi operasi hitung aljabar menggunakan pembelajaran

langsung. Guru lebih banyak menjelaskan dan memberikan informasi tentang

konsep-konsep yang akan dibahas. Juga ditemukan siswa yang tidak mau bertanya

kepada guru, walaupun sebenarnya siswa tersebut belum paham materi yang

diajarkan guru. Untuk itu guru perlu menciptakan suasana belajar dimana siswa

mendapatkan kesempatan berinteraksi satu sama lain. Salah satu usaha guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran

yang tepat sehingga proses pembelaajran dapat berjalan efektif dan kondusif.

Melalui wawancara kepada guru bidang studi matematika yang dilakukan

(19)

5

mendapat bahwa siswa sulit untuk menerima materi pelajaran matematika karena

siswa sulit untuk membayangkan materi yang diberikan dengan suatu masalah

yang nyata, kemudian peneliti juga mendapatkan bahwa nilai ulangan harian

terakhir dari 65% siswa belum mencapai nilai KKM yaitu ≥ 65. Sehingga

dilakukan ujian remedial oleh guru. Kondisi seperti menyebabkan hasil belajar

matematika siswa rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala pada siswa kelas VIII SMP

N 29 Medan yaitu rendahnya hasil belajar matematika. Adapun jika permasalahan

tersebut terus berlangsung, maka akan mengakibatkan hasil belajar siswa tetap

rendah.

Salah satu alternatif dari persoalan ini adalah dengan Pembelajaran

Matematika Realistik. Karena hal ini sesuai dengan karakter Pembelajaran

Matematika Realistik, yaitu pembelajaran matematika dari masalah-masalah yang

ada di kehidupan sehari-hari, pembelajaran ini juga mengharuskan siswa berperan

aktif dalam pembelajaran.

Pembelajaran matematika realistik adalah pembelajaran yang

menempatkan pengalaman dan realitas sebagai titik awal pembelajaran. Dalam

pembelajaran ini, siswa dibimbing untuk membangun pemahamannya dengan

caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga konsep

matematika ditemukan oleh siswa itu sendiri sebagaimana dijelaskan oleh

Hasratuddin (2010) :

“Adapun filosofi yang mendasari pembelajaran matematika realistic

adalah bahwa matematika dipandang sebagai aktivitas

manusia(Freudenthal,1991;Treffers & Goffre, 1985; Gravemeijer,

(20)

6

Selain pembelajaran matematika realistik, alternatif lain adalah dengan

menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu pembelajaran peserta didik

pada masalah-masalah autentik. Model ini dapat dikatakan bercirikan penggunaan

masalah dunia nyata. Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2013:241) mengatakan

Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar .

Pembelajaran berbasis masalah dirancang terutama untuk membantu siswa

mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan

keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan

mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan

menjadi pelajar yang mandiri. Pendidikpun harus mampu menciptakan

pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan dan proses

matematika (doing math) seperti menginvestigasi, merencanakan langkah-langkah

penyelesaian dan kemudian pemecahan masalah. Sesungguhnya dalam proses

pembelajaran, pendidik bertindak sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator,

sedangkan siswa diharapkan terlibat aktif dan berkontribusi selama pembelajaran

berlangsung.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk

pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk

memperoleh informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun

pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Dalam

pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) ditekankan bahwa pembelajaran

dikendalikan masalah. Oleh karena itu, pembelajaran berdasarkan masalah

dimulai dengan memecahkan masalah dan masalah yang diajarkan kepada siswa

harus mampu memberikan informasi (pengetahuan) baru sehingga siswa

memperoleh pengetahuan baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah itu.

Dalam pembelajaran yang dilakukan tujuannya bukan hanya mencari jawaban

(21)

7

kemungkinan pemecahan masalah, mengevaluasi pilihan dan menarik

kesimpulan.

Menurut Michael Hicks (1991) (dalam Rusman, 2013:237), ada empat hal

yang harus diperhatikan ketika membicarakan masalah, yaitu: (1) memahami

masalah, (2) kita tidak tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut, (3) adanya

keinginan memecahkan masalah dan (4) adanya keyakinan mampu memecahkan

masalah tersebut.

Hasil penelitian Julham Sahmulia (2014), dalam penelitiannya yang

berjudul perbedaan hasil belajar antara pembelajaran realistic dan pembelajaran

kontekstual siswa kelas VIII di MTs Al Washliyah Tahun Ajaran 2014/2015

melaporkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran matematika

realistic lebih baik dibandingkan menggunakan model pembelajaran kontekstual

Nurul Ariyati (2013), dalam penelitiannya yang berjudul penerapan

pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar pada materi

system persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII di SMP Karya Bunda

Medan Tahun Ajaran 2013/2014, melaporkan bahwa penerapan model

pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kedua model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun untuk mengetahui

penerapan pembelajaran manakah yang lebih baik yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa sehingga dapat diterapkan untuk pembelajaran matematika,

diperlukan penerapan kedua model tersebut kemudian melakukan perbandingan

hasil belajar siswa.

Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti apakah hasil

belajar siswa yang diajar dengan Pembelajaran Matematika Realistik berbeda

dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan Pembelajaran Berbasis Masalah.

Untuk menjawab pertanyaan ini maka peneliti melakukan penelitian dengan judul

(22)

8

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 29

Medan, diketahui dari hasil ulangan harian terakhir siswa.

2. Kurang menariknya proses pembelajaran matematika siswa kelas VIII

SMP Negeri 29 Medan.

3. Kurang mampunya siswa dalam membayangkan materi yang diberikan

dengan suatu masalah yang nyata.

4. Siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka batasan

masalah dalam penelitian ini adalah Perbedaan Hasil Belajar Antara Pembelajaran

Matematika Realistik Dengan Pemeblajaran Berbasis Masalah Pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 29 Medan

Tahun Ajaran 2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan hasil belajar antara pembelajaran

matematika realistik dengan pembelajaran berbasis masalah siswa kelas VIII pada

materi sistem persamaan linear dua variabel di SMP N 29 Medan tahun ajaran

(23)

9

1.5. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar

antara pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran berbasis masalah

siswa kelas VIII pada materi sistem persamaan linear dua variabel di SMP N 29

Medan tahun ajaran 2015/2016

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah:

1. Bagi Siswa

- Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

- Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika, khususnya

pada materi sistem persamaan linear dua variabel.

- Meningkatkan minat belajar matematika siswa.

- Meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan

pendekatan yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan masukan dan pembanding bagi peneliti lain yang ingin

(24)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data hasil belajar (post-test) kedua kelas sampel, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran

matematika realistik dengan pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem

persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Medan tahun

ajaran 2015/2016. Hasil belajar dengan pembelajaran matematika realistik lebih

tinggi dibandingkan dengan pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem

persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Medan Tahun

Ajaran 2015/2016.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah :

1. Kepada guru matematika dapat menjadikan pembelajaran matematika

realistik sebagai salah satu alternatif dalam memilih pembelajaran yang

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan pembelajaran

matematika realistik sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan

sebaik-baiknya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama

dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda, serta menyediakan

alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu

yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada

pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik,

sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan

(25)

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009.Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Z. 2009.Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2015.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ariyati, Nurul. 2013. penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan hasil belajar pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII di SMP Karya Bunda Medan Tahun Ajaran 2013/2014.Skripsi FMIPA. UNIMED. Medan

Hamid K, Abdul. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Hasratuddin. 2010. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP

Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Jurnal. Vol 4, No. 2, Desember 2010

Hartono, Yusuf. 2007.Pengembangan Pembelajaran Matematika.

Hendriana, Heris. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: Refika

Aditama.

Permendiknas.2003.Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Permendiknas.2006.Nomor 22 tentang tujuan mata pelajaran matematika.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sahmulia, Julham. 2014. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan

Menggunakan Pendekatan Kontekstual Dan Realistik Di Mts Al-Jamiatul Wasliyah T.A 2013/2014. Skripsi FMIPA. UNIMED. Medan.

Saondi, Ondi. 2008. Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik. Jurnal.

(26)

54

Soviawati, Evi. 2011. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk

Meningkatkan Kemampuan berpikit Siswa Di Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal. Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika Edisi Ke-6. Bandung: Tarsito.

Supardi. 2012. Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Hasil

Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar. Jurnal. Cakrawala Pendidikan. Th XXXI, No. 2, Juni 2012.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.

Jakarta: Kencana.

Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Altenatif Pendekatan

Gambar

Gambar 2.1. Grafik Perpotongan Dua Garis Lurus
Tabel 2.1. Sintak Implementasi Pembelajaran Realistik

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawatan kehamilan terhadap kunjungan ANC pada ibu hamil di desa Sambung Wilayah Puskesmas Undaan

Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, dengan porsi sedikit tetapi dengan kuantitas yang sering..

harmonis dalam menyongsong serta melaksanakan upacara Wulla Poddu. Untuk penganut kepercayaan Marapu yang menjalankan upacara Wulla. Poddu. Wulla Poddu merupakan identitas,

To the teacher and the students, this study is very useful because they will get much information related to their activities in the classroom, especially in what patterns are

Pada pemilu tahun 2004 diberlakukan demokrasi langsung, dimana yang memilih langsung presiden dan wakil presiden adalah ..... DPR

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan Paket tersebut di

1 PLDV 4.1 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linear dua variable Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dalam

berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Efektif pada tahun pajak 2008 dan tahun-tahun