PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 MEDAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh :
Zulkifli NIM 4113311051
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Zulkifli dilahirkan di Medan, pada tanggal 15 Okober 1991. Ayah
bernama Kaharuddin dan Ibu bernama Ernayati, merupakan anak keempat dari
empat bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk Madrasah Ibtidaiyah Swasta
(MIS) Ali Imron dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 29 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007
penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 11 Medan dan lulus pada tahun
2010. Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 MEDAN
TAHUN AJARAN 2015/2016 ZULKIFLI (4113311051)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran berbasis masalah pada materi SPLDV siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medann T.A. 2015/2016 yang terdiri dari 8 kelas. Dari 8 kelas dipilih 2 kelas
secara acak yaitu kelas VIII1 sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen I
dengan model pembelajaran matematika realistik dan kelas VIII2 sebanyak 36
siswa sebagai kelas eksperimen II dengan model pembelajaran berbasis masalah dimana kedua kelas ini yang dijadikan sampel dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes uraian yaitu untuk melihat hasil belajar siswa. Sebelum tes ini ditetapkan sebagai alat
pengumpul data, terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas VIII4 untuk
melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal.
Dari analisa data didapat nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen I sebesar 21,11 dan nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen II sebesar 20,97. Dari hasil analisis data pre-test kelas eksperimen I diperoleh L0 (0,1038) < Ltabel
(0,1477), dan data pre-test kelas eksperimen II diperoleh L0 (0,1031) < Ltabel
(0,1477). Sehingga disimpulkan data pre-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pre-test tidak terdapat perbedaan kedua varians atau kedua sampel homogen, dimana Fhitung< Ftabel(1,122 < 1,765).
Nilai rata-rata hasil post-test kelas eksperimen I sebesar 81,25 dan nilai rata-rata hasil post-test kelas eksperimen II sebesar 75,42. Dari hasil analisis data post-test kelas eksperimen I diperoleh L0 (0,1032) < Ltabel(0,1477), dan data
post-test kelas eksperimen II diperoleh L0 (0,1392) < Ltabel (0,1477). Sehingga
disimpulkan data post-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data post-test kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel (1,689 < 1,765).
Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa thitung > ttabel
yaitu 2,02 > 1,668. Hal ini berarti thitung > ttabelmaka Ho ditolak dan H1 diterima.
Demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah,
rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ” Perbedaan Hasil Belajar
Antara Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Pembelajaran Berbasis
Masalah Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Siswa Kelas VIII Di
SMP Negeri 29 Medan Tahun Ajaran 2015/2016” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Asmin, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan pada Bapak Prof. Edi Syahputera, M.Pd., Bapak Dr. Edy Surya,
M.Si dan Bapak Deni Haris, S.Si, M.Pd selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini
telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy
Surya,M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M.Si selaku
ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Matematika, dan seluruh Staf Pegawai Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
Kaharuddin dan Ibunda Ernayati yang terus memberikan motivasi dan doa demi
keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Abangda Rudi Efendi
v
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Bowonaso
Lahagu,MM selaku Kepala SMP Negeri 29 Medan dan Ibu Rohana Rambe, S.Pd
selaku guru bidang studi matematika di SMP Negeri 29 Medan yang telah banyak
membantu penulis selama penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman lainnya
di Jurusan Matematika khususnya kelas Ekstensi 2011 Matematika, yang telah
banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini,
beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi
semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi
maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, 2016
Penulis,
Zulkifli
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Diagram xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 8
1.3. Batasan Masalah 8
1.4. Rumusan Masalah 8
1.5. Tujuan Penelitian 9
1.6. Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 10
2.1.1. Pengertian Belajar 10
2.1.2. Pengertian Pembelajaran Matematika 11
2.1.3. Hasil Belajar 13
2.1.4. Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) 13
2.1.5. Prinsip Pembelajaran Matemaika Realistik 14
2.1.6. Karakteristik Pembelajaran Matemaika Realistik 15
2.1.7. Langkah-langkah Pembelajaran Matemaika Realistik 17
vii
2.1.9. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 20
2.1.10. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah 22
2.1.11. Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran Berdasarkan 24
Masalah
2.1.12. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah 25
2.2. Materi Pembelajaran 27
2.2.1. Persamaan Linear Dua Variabel 27
2.2.2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) 27
2.2.3. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kehidupan Sehari-hari 29
2.3. Kerangka Konseptual 29
2.4. Hipotesis Penelitian 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 31
3.2.1. Populasi Penelitian 31
3.2.2. Sampel Penelitian 31
3.3. Variabel Penelitian 31
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 32
3.5 Prosedur Penelitian 33
3.6 Instrumen Penelitian 35
3.7. Uji Coba Instrumen Tes 35
3.7.1. Uji Reliabilitas 35
3.7.2. Uji Validitas 36
3.7.3. Tingkat Kesukaran 36
3.7.4. Daya pembeda 37
3.8. Teknik Analisis Data 38
3.8.1. Menghitung Rata-rata Skor 38
3.8.2. Menghitung Standar Deviasi 38
3.8.3. Uji Normalitas 38
viii
3.8.5. Uji Hipotesis 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 42
4.1.1. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 42
4.1.2. Nilai Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 43
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 46
4.2.1. Uji Normalitas Data 46
4.2.2. Uji Homogenitas Data 47
4.2.3. Pengujian Hipotesis 47
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 52
5.2. Saran 52
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Grafik Perpotongan Dua Garis Lurus 28
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintak Implementasi Pembelajaran Realistik 17
Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 26
Tabel 3.1 Desain Penelitian 32
Tabel 3.2. Interpretasi Indeks Kesukaran 37
Tabel 3.3. Interpretasi Daya Pembeda 37
Tabel 4.1. Data Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 42
Tabel 4.2. Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 44
Tabel 4.3. Ringkasan Rata-Rata Nilai Pre-Test dan Post-Test Kedua Kelas 45
Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar 46
xi
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Data Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 43
Diagram 4.2. Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 44
Diagram 4.3. Ringkasan Data Pre-Test dan Post-Test
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP I Kelas Eksperimen I 55
Lampiran 2. RPP II Kelas Eksperimen I 58
Lampiran 3. RPP I Kelas Eksperimen II 61
Lampiran 4. RPP II Kelas Eksperimen II 65
Lampiran 5. Lembar Kegiatan Siswa I (Kelas Eks-I) 69
Lampiran 6. Lembar Kegiatan Siswa II (Kelas Eks-I) 72
Lampiran 7. Lembar Kegiatan Siswa I (Kelas Eks-II) 75
Lampiran 8. Lembar Kegiatan Siswa II (Kelas Eks-II) 78
Lampiran 9. Kisi-Kisi Pre-Test 80
Lampiran 10. Pre-Test 81
Lampiran 11. Kunci Jawaban Pre-Test 82
Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pre-test 86
Lampiran 13. Kisi-Kisi Post-Test 87
Lampiran 14. Post-Tes 88
Lampiran 15. Kunci Jawaban Post-Tes 89
Lampiran 16. Pedoman Penskoran Post-Test 94
Lampiran 17. Tabel Skor Hasil Uji Coba Pretest dan Posttest 95
Lampiran 18. Perhitungan Validitas Tes 98
Lampiran 19. Perhitungan Reliabilitas Tes 102
Lampiran 20. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 109
Lampiran 21. Perhitungan Daya Pembeda Tes 113
Lampiran 22. Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I 119
Lampiran 23. Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen II 120
Lampiran 24. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Pretest 121
dan Posttest
Lampiran 25. Perhitungan Uji Normalitas 124
Lampiran 26. Perhitungan Uji Homogenitas 129
xiii
Lampiran 28. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 134
Lampiran 29. Daftar Nilai Kritis Uji Lillefors 135
Lampiran 30. Tabel Luas Di Bawah Kurva Normal 136
Lampiran 31. Tabel Nilai Persentil Untuk Distribusi t 137
Lampiran 32. Tabel Nilai Persentil Untuk Distribusi F 138
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945 diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan (2) untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Namun demikian, untuk mewujudkan tujuan
mulia tersebut tidak semudah yang dibayangkan, berbagai upaya harus dilakukan
untuk mewujudkannya.
Seperti yang dikemukakan Trianto (2009:1) bahwa :
“Pendidikan adalah suatu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.”
Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan semua tingkat terus menerus
dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Dewasa ini dunia
pendidikan khususnya matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai
kalangan. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting
dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya tidak
saja menambah ilmu pengetahuan guna mempersiapkan diri memasuki jenjang
pendidikan lebih tinggi tapi juga berguna bagi kehidupan sehari-hari dan untuk
ilmu pengetahuan lainnya.
Menyikapi hal tersebut, pemerintah berupaya untuk mewujudkan tujuan
Pendidikan Nasional dengan melalui berbagai cara, antara lain dengan
menyempurnakan sistem pendidikan nasional sebagaimana telah ditetapkan
2
Menurut Buchori (2001) dalam khabibah (2006:1) dalam Trianto (2009:5)
bahwa :
“Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya
mempersiapkan siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sihadapinya dalam kehidupan sehari-hari”.
Meminjam pendapat Bruner dalam Trianto (2009:7), bahwa berusaha
sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Sesuatu konsekuen logis,
karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiriakan
memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat
digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu
memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.
Didalam dunia pendidikan, matematika memegang peranan yang cukup
penting. Mengingat besarnya peranan matrmatika, maka tak heran jika pelajaran
matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari prasekolah (TK),
SD, SLTP, SLTA, sampai perguruan tinggi.
Ada banyak alsan tentang pentingnya matematika. Sebagaimana menurut
Cornellius dalam Abdurrahman (2009:253) mengemukakan:
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas (2) sarana untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini adalah banyak
siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari seperti yang dikemukakan
oleh Abdurrahman (2009:252):
3
Sejalan dengan pendapat tersebut, Cokrof (dalam Abdurrahman,2009:253)
juga mengatakan bahwa:
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkann kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2009:5-6):
“Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung Teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif”.
Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2009) matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk
memudahkan berfikir.
Tidak sedikit peserta didik sekolah yang masih menganggap matematika
adalah pelajaran yang bikin stres, membuat fikiran bingung, menghabiskan waktu
dan cenderung hanya mengotak-atik rumus yang tidak berguna dalam kehidupan.
Akibatnya, matematika dipandang sebagai ilmu yang tidak perlu dipelajari dan
dapat diabaikan. Selain itu, hal ini juga didukung oleh proses pembelajaran di
sekolah yang masih hanya berorientasi pada pengerjaan soal-soal latihan saja.
Jarang dijumpai proses pembelajaran matematika dikaitkan langsung dengan
kehidupan nyata. Sedangakan Palling (dalam Abdurrahman, 2009) mengatakan.
Ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada
pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali, bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berfikir logis.
Kontradiksi ini tentu akan membuat pembelajaran matematika menjadi
4
penting. Hal ini tentu saja akan berdampak terhadap hasil belajar matematika
siswa tersebut. Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia disebabkan
sejumlah faktor. Diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton dimana
murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis.
Rutinitas seperti inilah yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika.
Bahkan materi matematika yang diajarkan jauh dari konteks dunia nyata. Sebagai
ilmu pasti, matematika justru memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan
manusia, bukan hanya teori.
Selanjutnya Palling (dalam Abdurrahman, 2009) mengemukakan bahwa
matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan
tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan
yang paling penting adalah pemikiran dalam diri manusia itu sendiri dalam
melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
Oleh karena itu, diperlukan penguatan peran matematika dan pendidikan
matematika, yaitu tentang perencanaan kegiatan pembelajarannya. Terutama
kualitas pengajarannya, tiap guru matematika harus diberi pelatihan dan
pengenalan model, metode serta pendekatan pembelajaran yang baik dan benar
demi mencapai hasil belajar matematika yang baik pula.
Mengenai model pembelajaran yang digunakan disekolah, dari observasi
yang dilakukan di kelas, peneliti mendapatkan bahwa kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru pada materi operasi hitung aljabar menggunakan pembelajaran
langsung. Guru lebih banyak menjelaskan dan memberikan informasi tentang
konsep-konsep yang akan dibahas. Juga ditemukan siswa yang tidak mau bertanya
kepada guru, walaupun sebenarnya siswa tersebut belum paham materi yang
diajarkan guru. Untuk itu guru perlu menciptakan suasana belajar dimana siswa
mendapatkan kesempatan berinteraksi satu sama lain. Salah satu usaha guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran
yang tepat sehingga proses pembelaajran dapat berjalan efektif dan kondusif.
Melalui wawancara kepada guru bidang studi matematika yang dilakukan
5
mendapat bahwa siswa sulit untuk menerima materi pelajaran matematika karena
siswa sulit untuk membayangkan materi yang diberikan dengan suatu masalah
yang nyata, kemudian peneliti juga mendapatkan bahwa nilai ulangan harian
terakhir dari 65% siswa belum mencapai nilai KKM yaitu ≥ 65. Sehingga
dilakukan ujian remedial oleh guru. Kondisi seperti menyebabkan hasil belajar
matematika siswa rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala pada siswa kelas VIII SMP
N 29 Medan yaitu rendahnya hasil belajar matematika. Adapun jika permasalahan
tersebut terus berlangsung, maka akan mengakibatkan hasil belajar siswa tetap
rendah.
Salah satu alternatif dari persoalan ini adalah dengan Pembelajaran
Matematika Realistik. Karena hal ini sesuai dengan karakter Pembelajaran
Matematika Realistik, yaitu pembelajaran matematika dari masalah-masalah yang
ada di kehidupan sehari-hari, pembelajaran ini juga mengharuskan siswa berperan
aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran matematika realistik adalah pembelajaran yang
menempatkan pengalaman dan realitas sebagai titik awal pembelajaran. Dalam
pembelajaran ini, siswa dibimbing untuk membangun pemahamannya dengan
caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga konsep
matematika ditemukan oleh siswa itu sendiri sebagaimana dijelaskan oleh
Hasratuddin (2010) :
“Adapun filosofi yang mendasari pembelajaran matematika realistic
adalah bahwa matematika dipandang sebagai aktivitas
manusia(Freudenthal,1991;Treffers & Goffre, 1985; Gravemeijer,
6
Selain pembelajaran matematika realistik, alternatif lain adalah dengan
menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu pembelajaran peserta didik
pada masalah-masalah autentik. Model ini dapat dikatakan bercirikan penggunaan
masalah dunia nyata. Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2013:241) mengatakan
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar .
Pembelajaran berbasis masalah dirancang terutama untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan
keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan
mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan
menjadi pelajar yang mandiri. Pendidikpun harus mampu menciptakan
pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan dan proses
matematika (doing math) seperti menginvestigasi, merencanakan langkah-langkah
penyelesaian dan kemudian pemecahan masalah. Sesungguhnya dalam proses
pembelajaran, pendidik bertindak sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator,
sedangkan siswa diharapkan terlibat aktif dan berkontribusi selama pembelajaran
berlangsung.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk
memperoleh informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Dalam
pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) ditekankan bahwa pembelajaran
dikendalikan masalah. Oleh karena itu, pembelajaran berdasarkan masalah
dimulai dengan memecahkan masalah dan masalah yang diajarkan kepada siswa
harus mampu memberikan informasi (pengetahuan) baru sehingga siswa
memperoleh pengetahuan baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah itu.
Dalam pembelajaran yang dilakukan tujuannya bukan hanya mencari jawaban
7
kemungkinan pemecahan masalah, mengevaluasi pilihan dan menarik
kesimpulan.
Menurut Michael Hicks (1991) (dalam Rusman, 2013:237), ada empat hal
yang harus diperhatikan ketika membicarakan masalah, yaitu: (1) memahami
masalah, (2) kita tidak tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut, (3) adanya
keinginan memecahkan masalah dan (4) adanya keyakinan mampu memecahkan
masalah tersebut.
Hasil penelitian Julham Sahmulia (2014), dalam penelitiannya yang
berjudul perbedaan hasil belajar antara pembelajaran realistic dan pembelajaran
kontekstual siswa kelas VIII di MTs Al Washliyah Tahun Ajaran 2014/2015
melaporkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran matematika
realistic lebih baik dibandingkan menggunakan model pembelajaran kontekstual
Nurul Ariyati (2013), dalam penelitiannya yang berjudul penerapan
pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar pada materi
system persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII di SMP Karya Bunda
Medan Tahun Ajaran 2013/2014, melaporkan bahwa penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kedua model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun untuk mengetahui
penerapan pembelajaran manakah yang lebih baik yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga dapat diterapkan untuk pembelajaran matematika,
diperlukan penerapan kedua model tersebut kemudian melakukan perbandingan
hasil belajar siswa.
Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti apakah hasil
belajar siswa yang diajar dengan Pembelajaran Matematika Realistik berbeda
dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan Pembelajaran Berbasis Masalah.
Untuk menjawab pertanyaan ini maka peneliti melakukan penelitian dengan judul
8
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 29
Medan, diketahui dari hasil ulangan harian terakhir siswa.
2. Kurang menariknya proses pembelajaran matematika siswa kelas VIII
SMP Negeri 29 Medan.
3. Kurang mampunya siswa dalam membayangkan materi yang diberikan
dengan suatu masalah yang nyata.
4. Siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka batasan
masalah dalam penelitian ini adalah Perbedaan Hasil Belajar Antara Pembelajaran
Matematika Realistik Dengan Pemeblajaran Berbasis Masalah Pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 29 Medan
Tahun Ajaran 2015/2016.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan hasil belajar antara pembelajaran
matematika realistik dengan pembelajaran berbasis masalah siswa kelas VIII pada
materi sistem persamaan linear dua variabel di SMP N 29 Medan tahun ajaran
9
1.5. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar
antara pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran berbasis masalah
siswa kelas VIII pada materi sistem persamaan linear dua variabel di SMP N 29
Medan tahun ajaran 2015/2016
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah:
1. Bagi Siswa
- Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
- Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika, khususnya
pada materi sistem persamaan linear dua variabel.
- Meningkatkan minat belajar matematika siswa.
- Meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan
pendekatan yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding bagi peneliti lain yang ingin
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data hasil belajar (post-test) kedua kelas sampel, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran
matematika realistik dengan pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem
persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Medan tahun
ajaran 2015/2016. Hasil belajar dengan pembelajaran matematika realistik lebih
tinggi dibandingkan dengan pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem
persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Medan Tahun
Ajaran 2015/2016.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah :
1. Kepada guru matematika dapat menjadikan pembelajaran matematika
realistik sebagai salah satu alternatif dalam memilih pembelajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan pembelajaran
matematika realistik sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
3. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama
dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda, serta menyediakan
alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu
yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada
pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik,
sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan
53
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2009.Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Z. 2009.Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2015.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ariyati, Nurul. 2013. penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk
meningkatkan hasil belajar pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII di SMP Karya Bunda Medan Tahun Ajaran 2013/2014.Skripsi FMIPA. UNIMED. Medan
Hamid K, Abdul. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Hasratuddin. 2010. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP
Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Jurnal. Vol 4, No. 2, Desember 2010
Hartono, Yusuf. 2007.Pengembangan Pembelajaran Matematika.
Hendriana, Heris. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: Refika
Aditama.
Permendiknas.2003.Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Permendiknas.2006.Nomor 22 tentang tujuan mata pelajaran matematika.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sahmulia, Julham. 2014. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan
Menggunakan Pendekatan Kontekstual Dan Realistik Di Mts Al-Jamiatul Wasliyah T.A 2013/2014. Skripsi FMIPA. UNIMED. Medan.
Saondi, Ondi. 2008. Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik. Jurnal.
54
Soviawati, Evi. 2011. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk
Meningkatkan Kemampuan berpikit Siswa Di Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal. Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011.
Sudjana. 2005.Metoda Statistika Edisi Ke-6. Bandung: Tarsito.
Supardi. 2012. Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Hasil
Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar. Jurnal. Cakrawala Pendidikan. Th XXXI, No. 2, Juni 2012.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta: Kencana.
Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Altenatif Pendekatan