• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS PERPUSTAKAAN DAN KINERJA PUSTAKAWAN TERHADAP MINAT BACA SISWA SMK NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2014 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FASILITAS PERPUSTAKAAN DAN KINERJA PUSTAKAWAN TERHADAP MINAT BACA SISWA SMK NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2014 2015"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FASILITAS PERPUSTAKAAN DAN

KINERJA PUSTAKAWAN TERHADAP MINAT BACA SISWA

SMK NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh:

Rudi Irianto

NIM 7101410240

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Setiap orang pasti mempunyai mimpi, namun yang paling penting adalah bukan seberapa besar mimpi seseorang.

Melainkan seberapa besar usaha seseorang untuk meraih mimpi itu.

(Rudi Irianto)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam, sebuah karya sederhana ini penyusun persembahkan kepada:

1. Almamaterku.

(6)

vi PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Kinerja Pustakawan terhadap Minat Baca

Siswa SMK Negeri 9 Semarang Tahun 2014/2015” ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (Administrasi Perkantoran) di Universitas Negeri Semarang yang terlaksana dengan lancar.

Penyusunan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. S. Martono, M. Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.

3. Dr. Ade Rustiana, M. Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian. 4. Drs. Marimin, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

(7)

vii

6. Dra. Siti Fadhilah, M. Pd., selaku kepala sekolah SMK Negeri 9 Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

7. Siswa SMK Negeri 9 Semarang yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini.

8. Teman-Teman S1 Pendidikan Ekonomi (Administrasi Perkantoran) B 2010. 9. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Januari 2015

(8)

viii SARI

Irianto, Rudi. 2015. “Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Kinerja Pustakawan

terhadap Minat Baca Siswa SMK Negeri 9 Semarang tahun 2014/2015”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Marimin, M. Pd.

Kata kunci : Fasilitas Perpustakaan, Kinerja Pustakawan, Minat Baca

Minat baca siswa yang tinggi merupakan dampak dari keberadaan perpustakaan di sekolah. Minat baca siswa yang tinggi tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan yang ada di perpustakaan SMK Negeri 9 Semarang. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu kurangnya fasilitas perpustakaan yang memadai, rendahnya ketrampilan pustakawan SMK Negeri 9 Semarang.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 9 Semarang tahun 2014/2015 yang berjumlah 858 siswa, kemudian diambil sampel berjumlah 273 siswa yang didapat dari rumus slovin dengan taraf kesalahan 5%. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase, asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS for Windows Release 16.

Uji keberartian persamaan regresi dilihat dari uji Fhitung = 188,745 dengan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 sehingga diperoleh hasil analisis regresi linear berganda dengan persamaan Y = 4,045 + 0,56X1 + 0,567X2. Besarnya pengaruh secara simultan antara fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan terhadap minat baca yaitu 58%. Pengaruh secara parsial variabel fasilitas perpustakaan terhadap minat baca sebesar 21,44%, sedangkan untuk variabel kinerja pustakawan adalah sebesar 26,73%.

(9)

ix ABSTRACT

Irianto, Rudi. 2015. “The Influence The Library Facilities and Performance Of

Librarians To The Student Interest in Reading In Vocational High School 9 Semarang 2014/2015". Final Project. Economics Education Department. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor: Drs. Marimin, M. Pd.

Keywords: Library Facilities, Performance of Librarian, Student Interest in Reading

High of student interest in reading was the impact of the presence in the school library. High of student interest in reading must be influenced by several factors, such as library facilities and the performance of librarians in the library Vocational High School 9 Semarang. Problems in this study is the lack of adequate library facilities, lack of skills librarians SMK 9 Semarang.

The population in this study were students of Vocational High School 9 Semarang 2014/2015, amounting to 858 students, then take a sample totaled 273 students obtained from the formula slovin with 5% error level. Data collection method used is the method of questionnaire and documentation. Data were analyzed using descriptive analysis of the percentage, classical assumptions and multiple linear regression analysis with the help of the program SPSS for Windows relase 16.

The significance of the test equation as calculated from the F test was 188.745 with probability was 0.000 < 0.05, while the results of multiple linear regression analysis with the equation Y = 4.045 + 0.56X1 + 0.567X2. The simultaneous influence of library facilities and performance of librarian toward the student interest in reading was 58%. The influence of partial variabel library facilities for reading of 21.44%, while for the variabel performance of the librarian was at 26.73%.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 14

2.1 Minat Baca ... 14

2.1.1 Pengertian Minat Baca ... 14

2.1.2 Indikator Minat Baca ... 16

(11)

xi

2.2.1 Pengertian Fasilitas Perpustakaan ... 20

2.2.2 Indikator Fasilitas Perpustakaan ... 21

2.3 Kinerja Pustakawan ... 28

3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 46

(12)

xii

3.10.1 Uji Parsial (Uji t) ... 55

3.10.2 Uji Simultan (Uji F) ... 55

3.10.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 56

3.10.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 58

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 76

4.1.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 82

4.1.4 Uji Hipotesis ... 84

4.2 Pembahasan ... 88

BAB V PENUTUP ... 93

5.1 Simpulan ... 93

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(13)

xiii

3.6 Interval Skor dan Kategori Variabel Fasilitas Perpustakaan ... 47

3.7 Interval Skor dan Kategori Variabel Kinerja Pustakawan ... 48

3.8 Interval Skor dan Kategori Variabel Minat Baca ... 48

3.9 Interval skor dan kategori indikator ruang perpustakaan ... 48

3.10 Interval skor dan kategori indikator peralatan perpustakaan ... 49

3.11 Interval skor dan kategori indikator koleksi buku bacaan ... 49

3.12 Interval skor dan kategori indikator kualitas kerja ... 49

3.13 Interval skor dan kategori indikator kuantitas kerja ... 50

3.14 Interval skor dan kategori indikator kehadiran dan ketepatan waktu ... 50

3.15 Interval skor dan kategori indikator komitmen kerja ... 50

3.16 Interval skor dan kategori indikator alasan dan tujuan orang membaca ... 51

3.17 Interval skor dan kategori indikator menyediakan waktu untuk membaca ... 51

3.18 Interval skor dan kategori indikator kesadaran akan manfaat membaca ... 52

3.19 Interval skor dan kategori indikator usaha untuk memperoleh bahan bacaan ... 52

4.1 Deskriptif Persentase Variabel Fasilitas Perpustakaan ... 59

4.2 Deskriptif Persentase Indikator Ruang Perpustakaan ... 60

4.3 Deskriptif Persentase Indikator Peralatan Perpustakaan ... 61

(14)

xiv

4.5 Deskriptif Persentase Variabel Kinerja Pustakawan ... 64

4.6 Deskriptif Persentase Indikator Kualitas Kerja ... 65

4.7 Deskriptif Persentase Indikator Kuantitas Kerja ... 66

4.8 Deskriptif Persentase Indikator Kehadiran dan Ketepatan waktu ... 67

4.9 Deskriptif Persentase Indikator Komitmen Kerja ... 68

4.10 Deskriptif Persentase Variabel Minat Baca ... 70

4.11 Deskriptif Persentase Indikator Alasan dan Tujuan Orang Membaca ... 71

4.12 Deskriptif Persentase Indikator Menyediakan Waktu untuk Membaca ... 72

4.13 Deskriptif Persentase Indikator Kesadaran akan Manfaat Membaca ... 74

4.14 Deskriptif Persentase Indikator Usaha Untuk Memperoleh Bahan Bacaan ... 75

4.15 Uji Multikolinearitas ... 76

4.16 Uji Normalitas ... 77

4.17 Uji Heteroskedastisitas ... 79

4.18 Hasil Uji Linearitas Variabel Minat Baca dan Fasilitas Perpustakaan ... 81

4.19 Hasil Uji Linearitas Variabel Minat Baca dan Kinerja Pustakawan ... 82

4.20 Analisis Regresi Linear Berganda ... 83

4.21 Uji Simultan (Uji F) ... 85

4.22 Uji Parsial (Uji t) ... 86

4.23 Koefisien Determinasi (R2) ... 87

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

1.1 Data Jumlah Siswa yang Berkunjung ke Perpustakaan ... 10

2.1 Kerangka Berfikir ... 33

4.1 Grafik P-P Plot ... 78

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Observasi ... 98

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ... 99

Lampiran 3 Surat Izin dari Dinas untuk Penelitian ... 100

Lampiran 4 Surat Keterangan telah Melaksanakan Peneltian ... 101

Lampiran 5 Kuesioner Uji Coba Instrumen ... 102

Lampiran 6 Tabulasi Uji Coba Instrumen ... 105

Lampiran 7 Tabel Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 106

Lampiran 8 Kuesioner Penelitian ... 108

Lampiran 9 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 111

Lampiran 10 Tabulasi Analisis Deskriptif Per Variabel ... 118

Lampiran 11 Tabulasi Analisis Deskriptif Variabel Fasilitas Perpustakaan ... 126

Lampiran 12 Tabulasi Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Pustakawan ... 132

Lampiran 13 Tabulasi Analisis Deskriptif Variabel Minat Baca ... 138

Lampiran 14 Tabel Analisis Data Uji F dan T ... 144

Lampiran 15 Uji Multikolinearitas ... 151

Lampiran 16 Uji Normalitas ... 153

Lampiran 17 Uji Heteroskedastisitas ... 154

Lampiran 18 Uji Linearitas ... 156

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak merupakan investasi yang paling berharga bagi setiap orang tua. Karena dengan hadirnya seorang anak akan menimbulkan berbagai harapan didalam benak setiap orang tua. Setiap orangtua juga menginginkan anak-anak mereka cerdas dan memiliki wawasan yang luas, dan kecerdasan dapat dipupuk dalam diri anak sejak usia dini. Menumbuh kembangkan minat baca anak pada usia dini adalah faktor utama untuk menanamkan kecerdasan anak, karena jika anak dapat membaca sejak usia dini, maka hal itu dapat membuka wawasan mereka lebih jauh lagi.

Membaca merupakan kegiatan yang produktif untuk dilakukan, mengingat membaca begitu penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Namun perlu diingat orang tua dalam melaksanakannya untuk tetap memperhatikan perkembangan dari anak, sehingga tidak terdapat unsur pemaksaan. Minat membaca pertama kali harus ditanamkan melalui pendidikan dan kebiasaan keluarga.

(18)

penerus bangsanya mempunyai kebiasaan buruk? Apakah akan memperkeruh keadaan atau bahkan sebaliknya? Yang pasti jika anak-anak masih dengan kebiasaan buruknya, bangsa Indonesia akan menjadi terancam keberadaannya.

Sudah saatnya bangsa Indonesia membutuhkan generas penerus yang berkualitas. Hal itu dapat ditempuh dengan membiasakan kegiatan membaca pada anak-anak. Tidak ada yang lebih penting untuk kesuksesan akademik seseorang, selain menjadi pembaca yang baik. Orang tua mengenal anak-anak mereka dengan baik dan dapat menyediakan waktu dan perhatian yang akan membimbing mereka berhasil dalam membaca. Yang jelas, meningkatkan minat membaca dan menulis merupakan sebuah investasi jangka panjang. Layaknya sebuah investasi, yang hasilnya mungkin baru bisa dirasakan lima, sepuluh atau dua puluh tahun kedepan, dengan jaminan akan generasi yang tanggap, cerdas, dan cekatan.

Saat ini minat baca masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia. Berbagai program telah dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Mulai dari pemerintah, praktisi pendidikan, LSM, dan masyarakat yang peduli pada kondisi minat baca saat ini telah melakukan berbagai kegiatan misalnya adanya perpustakaan umum di setiap daerah, pengembangan perpustakaan pesantren, optimalisasi perpustakaan sekolah berbasis masyarakat, dan masih banyak lagi program pemerintah yang lainnya, yang diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat untuk membaca, akan tetapi berbagai program tersebut belum memperoleh hasil maksimal.

(19)

langkah awal sekaligus cara yang efektif menuju bangsa berbudaya baca. Masa anak-anak merupakan masa yang tepat untuk menanamkan sebuah kebiasaan, dan kebiasaan ini akan terbawa hingga anak tumbuh dewasa atau menjadi orang tua. Dengan kata lain, apabila sejak kecil seseorang terbiasa membaca maka kebiasaan tersebut akan terbawa hingga dewasa.

Pada usia sekolah dasar, anak mulai dikenalkan dengan huruf, belajar mengeja kata, dan kemudian belajar memaknai kata-kata tersebut dalam satu kesatuan kalimat yang memiliki arti. Setelah anak mampu membaca, anak-anak perlu diberikan bahan bacaan yang menarik sehingga mampu menggugah minat anak untuk membaca buku. Minat baca anak perlu dipupuk dengan menyediakan buku-buku yang menarik dan representatif bagi perkembangan anak sehingga minat membaca tersebut akan membentuk kebiasaan mereka. Apabila kebiasaan membaca telah tertanam pada diri anak maka setelah dewasa anak tersebut akan merasa kehilangan apabila sehari saja tidak membaca. Dari kebiasaan individu ini kemudian akan berkembang menjadi budaya baca masyarakat.

Setiap anak didik mempunyai minat dan kebutuhan sendiri. Anak di kota berbeda minat dan kebutuhannya dengan anak di desa, di daerah pantai berbeda dengan di daerah pegunungan, anak yang akan bersekolah sampai perguruan tinggi berbeda dengan anak yang akan bekerja setelah tamat SMA/SMK.

(20)

sangat penting. Orang tua kerap mengalami kesulitan untuk mengetahui minat baca anak yang sebenarnya. Hal itu sangat wajar terjadi mengingat usia anak yang masih muda, sehingga potensi tersebut jarang terlihat secara menonjol”. Sedangkan Hurlock (2000: 114) mengungkapkan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Pengenalan minat baca sejak usia dini merupakan langkah awal pengenalan minat baca. Agar anak usia dini dikenalkan pada aktivitas yang relevan dengan usianya.

Minat baca didefinisikan oleh Dirjen Dikdasmen (1996: 125) sebagai keinginan kuat yang disertai usaha-usaha seseorang atau masyarakat untuk membaca. Orang yang mempunyai minat baca besar ditunjukkan oleh kesediaanya atas dasar mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas dasar keinginan sendiri. Orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan sekaligus kebutuhan. Kebiasaan membaca adalah keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu, kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina, dan dikembangkan.

(21)

minat baca anak. Anak-anak tidak dapat memanjakan minat bacanya karena tidak tersedia sarana baca yang mampu menggugah minat anak untuk membaca. Padahal pembinaan minat baca anak merupakan modal dasar untuk memperbaiki kondisi minat baca masyarakat saat ini.

Sebagai solusi untuk mengatasi masalah ketersediaan sarana baca anak dapat dilakukan dengan memanfaatkan eksistensi perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat difungsikan sebagai institusi penyedia sarana baca cuma-cuma bagi anak-anak. Melalui koleksi yang dihimpun perpustakaan, perpustakaan sekolah mampu menumbuhkan kebiasaan membaca anak. Undang-undang nomor 2 pasal 35 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa setiap sekolah diwajibkan memiliki perpustakaan.

Berikut adalah penjelasan dari Darmono mengenai perpustakaan sekolah adalah salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca menurut Darmono (2007:217):

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam masing-masing diri individu, meliputi faktor jasmani dan psikologi. Faktor jasmani terdiri dari kesehatan individu. Faktor psikologi terdiri dari intelegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah, masyarakat. Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah terdiri dari relasi guru dan karyawan dengan siswa, disiplin sekolah, fasilitas sekolah khususnya perpustakaan, dan keadaan gedung. Faktor masyarakat terdiri dari mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan.

(22)

satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah”.

Jadi, perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara sistematis. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana yang menunjang kegiatan belajar siswa sangat tepat digunakan sebagai satu cara untuk meningkatkan minat baca siswa, terutama para pelajar sebagai masyarakat ilmiah.

Walaupun banyak sekolah yang memiliki perpustakaan, namun perpustakaan sekolah belum dikelola dengan baik. Banyak perpustakaan sekolah yang pengelolaannya terkesan “yang penting jalan”. Hal ini terlihat dari segi

(23)

siswa, tersedianya ruangan khusus yang digunakan sebagai perpustakaan bukan ruangan serbaguna, serta tersedia meja dan kursi untuk membaca di perpustakaan.

M. Rahman dalam Nurbiyanti (1985:6) menyebutkan selain dipengaruhi oleh tersedianya fasilitas perpustakaan sekolah, minat baca juga dipengaruhi oleh kinerja dari pustakawan. Kinerja menurut As’ad (2001:48) adalah keberhasilan

seorang pekerja terkait dengan keberhasilan dalam menyelesaikan tugasnya, hal tersebut dapat dilihat dari sisi kualitas dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi atas suatu pekerjaan yang dapat dilihat dari sisi kualitas dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Sedangkan pustakawan menurut PP No 24 tahun 2014 tentang pelaksanaan UU No 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan bab 1 pasal 15 adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

(24)

Tinggi rendahnya kinerja pustakawan dapat dilihat dari bagaimana pustakawan memberikan pelayanan terhadap para pengunjung. Pelayanan merupakan kunci sukses dalam penyelenggaraan perpustakaan. Oleh karena itu, setiap petugas perpustakaan harus memiliki motivasi yang kuat, wawasan yang luas, dan senantiasa berupaya secara aktif untuk meningkatkan pelayanan. Dengan pelayanan yang baik dari pustakawan, siswa akan tertarik untuk membaca buku-buku di perpustakaan sehingga minat baca siswa meningkat.

SMK Negeri 9 Semarang adalah sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di kota Semarang yang beralamat di jalan Peterongansari 2. SMK Negeri 9 Semarang memiliki luas lahan yang tidak begitu luas. Berada di komplek rumah yang sangat padat. Sehingga pembangunan gedung sekolah harus benar-benar diperhitungkan. Namun dengan luas lahan yang demikian sempit tersebut, tidak membuat para guru dan karyawan lainnya putus asa dalam memajukan SMK Negeri 9 Semarang.

Berusaha mencetak lulusan yang siap kerja dan bersaing dalam dunia kerja. Untuk mewujudkan hal tersebut siswa dibekali dengan berbagai keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Di SMK Negeri 9 Semarang terdapat 4 program keahlian yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pengelola Bisnis Ritel (Pemasaran), dan Rekayasa Perangkat Lunak.

(25)

76 siswa membaca dalam sehari kurang dari 1 jam. Selanjutnya sebanyak 70 siswa mencari bahan bacaan tidak dari perpustakaan sekolah, mungkin mencari dari internet, meminjam teman, atau membeli dari toko. Siswa akan rajin mencari bahan bacaan apabila ditugaskan oleh guru. Terlihat dari 72 siswa mencari bahan bacaan yang ditugaskan guru dan 74 siswa tidak mencari bahan bacaan yang tidak diwajibkan oleh guru. Dari data di atas peneliti menyimpulkan bahwa minat baca siswa SMK Negeri 9 Semarang termasuk rendah. Peneliti mempunyai dugaan masalah rendahnya minat baca siswa SMK Negeri 9 Semarang ini disebabkan oleh dua variabel yaitu fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan.

Sesuai dengan hasil observasi awal di SMK Negeri 9 Semarang, peneliti menemukan data-data mengenai fasilitas perpustakaan SMK Negeri 9 Semarang. Data-data tersebut yaitu koleksi buku di perpustakaan sekolah. Jumlah buku paket yang ada di perpustakaan SMK Negeri 9 Semarang ada 95 judul dengan jumlah buku 93755 buah, buku penunjang ada 855 judul dengan jumlah buku ada 812 dari pembelian dan 1455 dari hadiah.

(26)

Semarang juga terdapat meja dan kursi untuk pengunjung yang datang dan ingin membaca di dalam perpustakaan. Sebagai tambahan di dalam perpustakaan terdapat komputer yang digunakan oleh kepala perpustakaan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Sedangkan kinerja dari pustakawan SMK Negeri 9 Semarang, berdasarkan penjelasan dari kepala pengurus perpustakaan SMK Negeri 9 Semarang, peneliti menyimpulkan bahwa pustakawan telah berusaha keras untuk memajukan perpustakaan dan menjalankan fungsinya dengan baik. Hal ini terlihat dari keramahan yang diberikan oleh pustakawan saat memberikan pelayanan. Serta program kerja yang telah disusun dan akan dilaksanakan selama satu satu tahun kedepan dan dalam pelayanannya telah dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Terbukti dengan adanya pustakawan siap melayani setiap hari kerja pada pukul 07.00 sampai 13.30. Serta struktur organisasi perpustakaan yang disusun dengan baik dan telah dilaksanakan. Pustakawan juga membuat tata tertib perpustakaan SMK Negeri 9 Semarang yang harus ditaati oleh pengunjung perpustakaan tersebut.

(27)

mengunjungi dan meminjam buku di perpustakaan. Berikut data tentang jumlah siswa kelas X, XI, XII SMK Negeri 9 Semarang yang berkunjung dan meminjam buku ke perpustakaan pada tahun 2013-2014:

Gambar 1.1 Data Jumlah Siswa yang Berkunjung ke Perpustakaan Sumber: SMK Negeri 9 Semarang

Berdasarkan gambar 1.1 di atas terlihat bahwa jumlah pengunjung dan peminjam di perpustakaan SMK Negeri 9 Semarang mengalami perubahan yang mencolok. Pada bulan November jumlah pengunjung dan peminjam berada pada posisi tertinggi, diikuti oleh bulan Oktober dan September. Kemudian pada bulan Juli dan Desember jumlah pengunjung dan peminjam berada posisi terendah dikarenakan pada bulan tersebut terdapat liburan semester. Rata-rata tiap bulan tidak ada dari setengah pengunjung melakukan peminjaman buku, hal ini jadi pertanyaan apa yang pengunjung lakukan di dalam perpustakaan.

(28)

statistik kunjungan siswa ke perpustakaan. Menurut Darmono (2007:217) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca adalah perpustakaan, termasuk fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan perpustakaan. Dari data di atas, peneliti ingin mengetahui apakah minat baca dipengaruhi oleh fasilitas dan kinerja pustakawan atau tidak. Sehingga penulis tertarik mengadakan penelitian di SMK Negeri 9 Semarang dengan judul “PENGARUH FASILITAS

PERPUSTAKAAN DAN KINERJA PUSTAKAWAN TERHADAP MINAT BACA SISWA SMK NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2014/2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan SMK Negeri 9 Semarang?

2. Adakah pengaruh fasilitas perpustakaan sekolah dan kinerja pustakawan sekolah secara simultan terhadap minat baca siswa SMK Negeri 9 Semarang? 3. Adakah pengaruh fasilitas perpustakaan sekolah secara parsial terhadap minat

baca siswa SMK Negeri 9 Semarang?

4. Adakah pengaruh kinerja pustakawan secara parsial sekolah terhadap minat baca siswa SMK Negeri 9 Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

(29)

1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan SMK Negeri 9 Semarang?

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh fasilitas perpustakaan sekolah dan kinerja pustakawan sekolah secara simultan terhadap minat baca siswa SMK Negeri 9 Semarang?

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh fasilitas perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa SMK Negeri 9 Semarang?

4. Untuk mengetahui adakah pengaruh kinerja pustakawan sekolah terhadap minat baca siswa SMK Negeri 9 Semarang?

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti di bidang perpustakaan. b. Memberikan sumbangan pemikiran untuk peneliti lain dalam bidang

penelitian yang sama. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. b. Bagi instansi yang bersangkutan, sebagai kontribusi untuk lebih

memperhatikan fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan sehingga dapat meningkatkan minat membaca siswa.

(30)

14 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Minat Baca

2.1.1 Pengertian minat baca

“Minat diartikan sebagai momen dari kecenderungan terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting”, Kartini Kartono dalam Nurbiyanti (1980:78). Minat dapat dikelompokkan sebagai sifat atau sikap yang memiliki kecenderungan-kecenderungan atau tendensi tertentu. Minat dapat mempresentasikan tindakan-tindakan, minat tidak dapat dikelompokkan sebagai pembawa tetapi sifatnya dapat diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan. Menurut Ibrahim Bafadal (1992:192), telah dijelaskan bahwa minat sebagai berikut:

1. Minat bukan hasil pembawaan manusia tetapi dapat dibentuk atau diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan.

2. Minat itu dapat dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk bertindak. 3. Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan sosial seseorang dan

emosi seseorang.

4. Minat itu biasa membawa inisiatif dan mengarahkan kepada kelakuan atau tabiat manusia.

Mengenai pengertian membaca, banyak ahli mengemukakan pendapatnya tentang membaca. “Membaca merupakan kegiatan komplek dan

(31)

aksi pikir yang bekerja secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan” (Ibrahim Bafadal,

1992:193).

“Membaca adalah proses psikologi yang melibatkan penglihatan, gerak

mata, ingatan pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami dan pengalaman membacanya”, Suwaryono Wiryodijoyo dalam Nurbiyanti (1989:78). “Membaca adalah kegiatan yang dilakukan berupa penerjemahan simbol atau huruf ke dalam kata dan kalimat yang memiliki makna bagi seseorang”, Bram dan Dickey dalam

Darmono (2007:215).

Pendapat Darmono (2007:215) tentang tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataanya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yaitu:

1. Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik.

2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku pelajaran buku-buku ilmu pengetahuan.

3. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep masakan, membaca prosedur kerja dari pekerjaan tertentu.

Berikut penjelasan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Proyek Pengembangan Buku dan Minat Baca (1996:8):

(32)

besar ditunjukkan oleh usaha memperoleh bahan bacaan, kesediaan seseorang menyediakan waktu untuk mebaca, alasan dan tujuan membaca, serta kesadaran akan manfaat membaca. Orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan sekaligus kebutuhan, penghargaannya terhadap bahan-bahan bacaan, orang yang membaca, tempat-tempat dan kegiatan yag berkaitan dengan membaca juga akan meningkat.

Minat baca merupakan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca, ditunjukan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca” (Darmono, 2007:214). Dari uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan minat baca adalah rasa keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca yang ditunjukkan dengan perilaku usaha untuk memperoleh bahan bacaan, usaha menyediakan waktu untuk membaca, mempunyai alasan dan tujuan yang kuat untuk membaca, serta mengetahui dengan membaca maka akan mendapatkan suatu manfaat.

2.1.2 Indikator Minat Baca Siswa

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui indikator dari minat baca adalah:

1. Alasan dan tujuan seseorang membaca

Pertanyaan mengapa siswa membaca atau tidak membaca hanya dapat diterangkan bila diketahui apa yang menjadi keperluan komunikasi. Ada beberapa alasan yang biasanya mendorong seseorang siswa mau membaca: a. Membaca berguna bagi pembangunan, perluasan wawasan dan untuk

(33)

b. Untuk mengenal dunia dan lingkungan.

c. Untuk mencapai pengetahuan tentang segala sesuatu. d. Untuk kepentingan belajar di sekolah.

e. Untuk ketenangan dan mengurangi ketegangan berfikir. f. Untuk mengusir kebosanan mengisi waktu luang.

Menurut Hans E. Gierl (Kurt Franz/Bernhard Meier. 1986:8-9) alasan yang mendorong seseorang atau siswa untuk membaca ada tiga yaitu:

a. Keinginan untuk menangkap dan menghayati yang dijumpai di dalamnya, disadari oleh hasrat berorientasi pada dunia dan sekelilingnya dan untuk dapat menjelaskan adanya dunia dan sekelilingnya itu.

b. Adanya hasrat untuk mengatasi atau setidaknya melonggarkan keterikatan manusia.

c. Untuk mencari keteraturan dan bentuk, mencari apa arti dan makna kehidupan manusia.

Sedangkan tujuan siswa dalam membaca menurut Wiryodijoyo dalam Nurbiyanti (1989:57-58) adalah:

a. Untuk kesenangan. b. Untuk penerapan praktis.

c. Untuk mencari informasi khusus yang sedang dibuat. d. Untuk mendapatkan gambaran umum tentang sesuatu. e. Untuk mengevaluasi buku secara kritis.

(34)

h. Untuk memperkuat pemahaman dan membaca pikiran.

i. Mengerti dengan jelas untuk mengingat informasi dan menggunakannya. j. Mengembangkan kemampuan konsentrasi dan arti yang lebih dalam.

Apabila siswa sudah mengerti mengapa dia membaca maka akan timbul motivasi membaca dalam dirinya. Timbulnya motivasi yang tinggi akan menumbuhkan minat baca, sehingga motivasi memegang peranan penting dalam proses membaca.

2. Menyediakan waktu untuk membaca

Penjelasan Tarigan dalam Nurbiyanti (1986:102) “Alasan umum untuk tidak membaca adalah kekurangan waktu”. Memang sebagai pelajar,

siswa mempunyai banyak tugas yang memakan waktu cukup banyak, akan tetapi jika dapat mengatur waktunya maka siswa bisa mengalokasikan waktunya untuk membaca walaupun singkat, paling tidak lima belas menit atau tiga puluh menit. Jika kegiatan ini tetap dilakukan setiap hari maka tanpa terasa akan menjadi suatu kebiasaan. Jika membaca sudah menjadi kebiasaan maka siswa akan melakukan aktivitas ini dimanapun dia berada.

3. Kesadaran akan manfaat membaca

Membaca adalah kunci untuk membuka gerbang ilmu kesemestaan, sementara buku adalah jendela dunia yang terhampar luasnya. Menurut Supriyono (1998:3) manfaat membaca adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan pengembangan diri

(35)

yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk mengembangkan prestasi dan meningkatkan karir mereka.

b. Memenuhi tuntutan intelektual

Jika seseorang membaca buku, maka pengetahuan bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.

c. Memenuhi kepentingan hidup

Jika seseorang membaca, maka akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membaca cara perawatan buku, maka akan diperoleh pengetahuan perawatan buku.

d. Meningkatkan minatnya terhadap suatu bidang

Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan makin membaca buku-buku tentang internet, minatnya akan meningkatkan untuk mempelajarinya lebih mendalam.

e. Mengetahui Hal-hal yang Aktual

(36)

4. Usaha untuk memperoleh bahan bacaan

Seseorang yang memiliki minat baca yang tinggi akan menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehingga seseorang yang telah terbiasa dengan membaca akan merasa ada yang kurang jika satu hari saja tidak membaca. Seseorang yang memiliki minat baca yang tinggi maka dia akan berupaya untuk memperoleh bahan bacaan yang diinginkan.

2.2 Fasilitas Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Fasilitas Perpustaskaan

A.S Moenir (1983:197) menyatakan bahwa “Fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan, dipakai, ditempati, dan dinikmati oleh orang pengguna”. Pendapat lain menyatakan bahwa “fasilitas adalah kelengkapan bangunan yang

berkaitan dengan pengendalian yang lebih baik dan efisien yang diperoleh dari keamanan dan kenyamanan”, Sriyadi dalam Nurbiyanti (1991:74).

Perpustakaan menurut Ibrahim Bafadal (1992:4) adalah “Koleksi yang diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh siswa dan guru yang dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yag dapat diambil dari salah seorang guru”. Perpustakaan menurut Sutarno (2006:11-12) adalah “Suatu ruangan, bagian dari gedung atau bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca”.

(37)

pengetahuan dan rekreasi. Berdasarkan beberapa pengertian dari fasilitas perpustakaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas perpustakaan sekolah adalah segala sesuatu yang digunakan, ditempati, dan dinikmati guna menunjang pengorganisasian koleksi pustaka yang diatur menurut sistem tertentu dalam suatu ruang, merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar serta membantu mengembangkan bakat dan minat siswa, dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang dapat diambil dari salah seorang guru.

2.2.2 Indikator Fasilitas Perpustakaan

A.S Moenir (1983:197) menyatakan bahwa “Fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan, digunakan, dipakai, ditempati, dan dinikmati oleh orang pengguna”. Lebih lanjut A.S Moenir (1983:198) menyatakan bahwa fasilitas non

fisik, sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud fasilitas fisik non fisik adalah:

1. Fasilitas fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan usaha. Dalam penelitian ini yang dimaksud fasilitas fisik adalah ruang perpustakaan, peralatan perpustakaan, dan koleksi buku.

2. Fasilitas non fisik, dalam penelitian ini yang dimaksud fasilitas non fisik adalah kenyamanan ruangan perpustakaan yang diatur oleh pustakawan dalam upaya meningkatkan minat baca siswa.

(38)

1. Ruangan perpustakaan

Penjelasan Teti Kurniati (2007:3), besarnya gedung perpustakaan sekolah tergantung dari besarnya jumlah guru dan murid yang akan mempergunakan perpustakaan. Fungsi gedung perpustakaan sekolah adalah: a. Untuk tempat menyimpan bahan pustaka/koleksi perpustakaan.

b. Sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.

c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan. d. Pusat penelitian sederhana.

e. Tempat rekreasi.

f. Untuk kegiatan layanan perpustakaan.

g. Untuk tempat petugas melaksanakan kegiatannya.

Penjelasan Darmono (2007:242), ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan pada waktu mendirikan gedung perpustakaan sekolah yaitu: a. Gedung atau ruang perpustakaan sekolah harus berdekatan dengan

kelas-kelas yang ada.

b. Ruang perpustakaan sekolah sebaiknya tidak jauh dari tempat parkir. c. Ruang perpustakaan sekolah sebaiknya jauh dari kebisingan yang

sekiranya mengganggu ketenangan siswa yang sedang belajar di perpustakaan.

d. Ruang perpustakaan sekolah sebaiknya mudah dicapai oleh kendaraan yang akan mengangkat buku-buku.

(39)

f. Ruang perpustakaan sekolah sebaiknya ditempatkan di lokasi yang kemungkinannya mudah diperluas.

Paparan Zurni Zahara dalam Nurbiyanti (1991:4), hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian untuk ruangan pepustakaan adalah:

a. Ventilasi udara harus cukup baik.

b. Ruangan cukup luas untuk semua kegiatan yang dilaksanakan. c. Layout ruangan.

d. Pencahayaan ruangan.

e. Memberi kemudahan pengawasan petugas dan arus gerakan dari pemakai perpustakaan. Dekorasi ruangan sederhana tetapi memberi kesejukan pemandangan.

Paparan Darmono (2007:239), pada dasarnya setiap perpustakaan, besar atau kecil, memerlukan ruangan yang berikut:

a. Ruangan untuk menyimpan buku, majalah, dan bahan rekaman lain. b. Ruangan untuk membaca.

c. Ruangan untuk melaksanakan kegiatan administrasi peminjaman. d. Ruangan kerja untuk pegawai.

e. Ruang kantor untuk kepala perpustakaan (jika ada kepala perpustakaan). Penjelasan Darmono (2007:234), ada beberapa aspek penataan ruang perpustakaan, diantaranya yaitu:

a. Aspek fungsional.

(40)

d. Aspek keamanan bahan pustaka.

Sirkulasi pengunjung dipengaruhi oleh arah yang ditentukan petugas perpustakaan. Lazimnya, perpustakaan memakai sistem arah dari kiri ke kanan atau menurut arah jarah jarum jam dalam menyusun unsur-unsur tersebut. Oleh karena meja peminjam merupakan titik control dari kedua macam sirkulasi, yakni bahan-bahan perpustakaan dan pengunjung, maka penentuan arah ini diambil dari kedudukan meja itu. Jadi, yang paling utama adalah menetapkan lebih dahulu, dimana kedudukan meja peminjam yang paling ideal, dan baru mengatur unsur-unsur poko lainnya.

2. Koleksi buku bacaan

Darmono (2007:65) menjelaskan, semua bahan pustaka hendaknya dipilih secara cermat, disesuaikan dengan standar kebutuhan pemakai perpustakaan dalam suatu skala prioritas yang sudah ditetapkan. Murid-murid di sekolah mempunyai bakat, kebutuhan, perhatian, dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah harus menyajikan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan anak baik dalam bentuk cetak maupun terekam seperti buku, naskah, terbitan berkala, surat kabar, brosur, foto, film, pita rekaman dan lain-lain. Koleksi perpustakaan sekolah dapat dikelompokkan atas:

a. Buku

(41)

2. Buku penunjang, buku pengayaan yang telah mendapat rekomendasi dari pemerintah untuk digunakan di sekolah-sekolah, serta buku penunjang untuk kalangan siswa tentang bidang tertentu.

3. Buku-buku jenis fiksi serta buku bergambar yang dapat merangsang rasa ingin tahu dan dapat mengembangkan imajinasi anak didik. 4. Buku popular (umum) merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan

secara umum dan popular. b. Koleksi referens

Koleksi referens sebenarnya juga dalam bentuk buku, yang membedakan dengan buku adalah isi dan cara penyusunannya. Isi buku referens tidak mendalam dan kadang-kadang hanya memuat informasi tertentu saja seperti arti kata.

c. Sumber geografi

Sumber geografi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Jenis koleksi ini berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, laut, gunung, untuk daerah tertentu.

d. Jenis serial

(42)

e. Bahan mikro

Bahan mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari bentuk buku ke dalam bentuk mikro seperti mikro film dan

micro fice (carik mikro). Mikro film pada umumnya berbentuk rol dan carik mikro berbentuk lembaran. Koleksi mikro hanya bisa dibaca dengan alat bantu yaitu micro reader (alat baca bahan mikro).

f. Bahan pandang (audio visual)

Bahan pandang dengar juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indera mata dan telinga. Contoh: video, kaset, piringan hitam, CD-ROM, VCD, DVD, slide, film.

Pengadaan koleksi buku bacaan di perpustakaan dapat dilakukan dengan cara:

a. Pembelian

Pembelian adalah jalan yang paling ideal dalam pengadaan koleksi bahan pustaka, sebab ada kebebasan menentukan pilihan pustaka yang dikehendaki.

b. Hadiah

(43)

c. Tukar-menukar

Bagi sekolah yang mampu menerbitkan buku atau memiliki penerbit sendiri buku-buku atau judul yang diterbitkan dapat dipergunakan untuk tukar-menukar dengan penerbit lain. Hasil tukar-menukar itu dijadikan tambahan koleksi perpustakaan.

3. Peralatan perpustakaan

Selain memerlukan gedung (ruang perpustakaan) dan koleksi buku yang memadai, penyelenggaraan perpustakaan memerlukan sejumlah peralatan, baik untuk pelayanan kepada pengguna maupun untuk kegiatan rutin perpustakaan mulai dari kegiatan ketatausahaan, sampai pada kegiatan pengolahan buku untuk segera dimanfaatkan. Peralatan perpustakaan meliputi:

a. Rak buku. b. Rak surat kabar. c. Rak majalah. d. Kabinet gambar. e. Meja sirkulasi. f. Kursi petugas.

g. Almari atau kabinet katalog. h. Kotak kartu peminjam. i. Kereta buku.

j. Papan display.

(44)

Pengadaan setiap perlengkapan harus mempertimbangkan hal-hal seperti nilai efisiensi pengeluaran uang, efisiensi dalam pengaturannya, mutunya baik, enak dipakai, dan menarik bagi penglihatan. Usahakan masing-masing jenis peralatan itu seragam baik bentuknya maupun warnanya.

2.3 Kinerja Pustakawan

2.3.1 Pengertian Kinerja Pustakawan

Agar dapat memberikan layanan yang baik sesuai dengan fungsinya, perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik dari jumlah dan kualitas yang harus dimilikinya. Pustakawan adalah salah satu faktor penentu tinggi rendahnya minat baca siswa. Namun demikian posisi strategis pustakawan untuk meningkatkan minat baca siswa sangat dipengaruhi oleh kinerjanya.

Mangkunegara (2004:67) menyatakan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Teori Robbins menyebutkan mengenai “Beberapa faktor yang saling berkaitan

diantaranya kepemimpinan, motivasi, kemampuan, dimana faktor-faktor tersebut akan berinteraksi menjadi satu fungsi kinerja pada pegawai” (Robbins, 1996:95).

(45)

Berdasarkan PP No 24 tahun 2014 tentang pelaksanaan UU No 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan bab 1 pasal 15 bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Dari pengertian kinerja dan pengertian pustakawan maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pustakawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh orang yang ahli dalam bidang perpustakaan.

2.3.2 Indikator Kinerja Pustakawan

Menurut Robbins (1996:260), ada beberapa indikator tentang kinerja, diantaranya:

1. Kualitas kerja

Merupakan aktivitas mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara yang ideal dari penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan di suatu aktivitas.

2. Kuantitas kerja

Merupakan jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan pekerja, dan jumlah aktivitas yang dihasilkan.

3. Kehadiran dan ketepatan waktu hadir

(46)

4. Komitmen kerja

Merupakan tingkat yang mana pekerja mempunyai komitmen kerja dengan kantor dan tanggung jawab pekerja terhadap kantor.

2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Sebagai bahan referensi dalam penelitian ini, peneliti juga mengambil referensi yang ada dari hasil penelitian terdahulu yang relevan:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

No. Nama Tahun Judul Penelitian

1 Emy Satya Pratiwi

2008 Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan terhadap Peningkatan Minat Baca di SMUN 1 Pati

2 Enny Nurbiyanti

2008 Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Kinerja Pustakawan terhadap Minat Baca Siswa SMK Negeri 2 Blora.

3 Danang Trianto

2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Koleksi Buku Perpustakaan Pada Siswa Kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014.

(47)

penelitian ini lebih spesifik dibanding dengan penelitian yang terdahulu. Pada penelitian Enny Nurbiyanti, variabel kinerja pustakawan pada penelitian yang terdahulu lebih baik dari pada penelitian ini, terdapat beberapa petugas yang menangani perpustakaan. Berbeda pula pada penelitian yang dilakukan Danang Trianto, perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah permasalahannya. Permasalahan pada penelitian terdahulu adalah pada pemanfaatan koleksi buku perpustakaan, sedangkan permasalahan pada penelitian ini adalah pada minat baca siswa.

2.5 Kerangka Berfikir

Membaca merupakan suatu kegiatan belajar siswa yang paling banyak memakan waktu dan memerlukan pemikiran sepenuhnya. Menurut pendapat William Baker dalam Nurbiyanti, “sekitar 85% dari semua kegiatan belajar di sekolah terdiri atas membaca”. “Jadi, membaca kiranya merupakan sarana utama

bagi siswa untuk mencapai keberhasilan belajar”, The Liang Gie dalam Nurbiyanti (2005:57).

Setiap siswa memiliki alasan yang berbeda-beda dalam membaca, tergantung keinginan dan tujuan yang akan dicapainya. Ketika siswa mendapat sesuatu yang berguna bagi dirinya setelah membaca dan merasa puas maka timbul minat membaca pada dirinya.

“Perpustakaan sebagai salah satu sarana yang menunjang kegiatan belajar

(48)

dalam perpustakaan terdapat berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan oleh siswa untuk kelancaran kegiatan belajarnya.

Minat membaca tidak timbul begitu saja, namun harus dipupuk dan dikembangkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca siswa, seperti kinerja pustakawan dan fasilitas perpustakaan. Peran pustakawan sangat penting, hal ini dikarenakan pustakawan bisa menjadi motivator bagi siswa untuk membaca di perpustakaan. Pustakawan yang memiliki kinerja tinggi adalah pustakawan yang memiliki kualitas kerja yang berkompeten di bidangnya, tepat waktu ketika dating ke perpustakaan maupun pulang dari perpustakaan, efektif dalam menggunakan waktu kerjanya, serta memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan kinerja yang tinggi maka pelayanan yag diberikan kepada siswa juga memuaskan sehingga dapat meningkatkan minat baca siswa.

Selain kinerja yag berkualitas dari pustakawan, perpustakaan hendaknya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas perpustakaan yang memadai seperti ruang perpustakaan yang luas, peralatan perpustakaan yang lengkap, serta koleksi buku yang dapat memenuhi kebutuhan siswa. Dengan fasilitas yang lengkap dan memadai maka siswa akan tertarik datang ke perpustakaan.

(49)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

2.6 Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya” (Sugiyono, 2009: 96). Menurut Arikunto (2006: 71), “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

(50)

H02: “Tidak ada pengaruh kinerja pustakawan terhadap minat baca siswa SMK Negeri 9 Semarang.”

(51)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Objek Penelitian

Metode penelitian mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu penelitian. Metode penelitian yang tepat dapat memperlancar proses penelitian dan hasil penelitian yang diperoleh dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SMK Negeri 9 Semarang.

“Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitin, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”

(Sugiyono, 2009:8).

3.2 Populasi dan Sampel

(52)

Tabel 3.1 Jumlah Siswa SMK Negeri 9 Semarang

Tahun 2014/2015

No Kelas Jumlah Kelas Jumlah Kelas Jumlah

1 X AK 1 36 XI AK 1 36 XII AK 1 34

2 X AK 2 36 XI AK 2 36 XII AK 2 33

3 X AK 3 36 XI AK 3 36 XII AK 3 34

4 X AP 1 36 XI AP 1 36 XII AP 1 34

5 X AP 2 36 XI AP 2 34 XII AP 2 33

6 X AP 3 36 XI AP 3 36 XII AP 3 32

7 X PBR 1 35 XI PBR 1 33 XII PBR 1 32

8 X PBR 2 36 XI PBR 2 34 XII PBR 2 28

9 X PBR 3 36 XI PBR 3 34 XII PBR 3 32

10 X RPL 36 XI RPL 36 XII RPL 32

Jumlah 359 351 324

sumber: data diolah, SMK Negeri 9 Semarang 2014.

Berdasarkan tabel di atas dapat ketahui bahwa populasi dalam penelitian ini yaitu 359+351+325=1034 siswa. Namun pada kelas yang diarsir tidak sedang berada di sekolah, kelas yang diarsir tersebut sedang menjalani kegiatan praktik kerja industri. Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa keseluruhan kelas dikurangi jumlah siswa yang mengikuti praktik kerja industri yaitu 1034-176=858 siswa. Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus Slovin berikut ini:

Keterangan:

(53)

E : kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, dalam penelitian ini menggunakan e sebesar 5% (Husein Umar, 2004:107)

Berikut perhitungan untuk menentukan sampel: Diketahui: N = 858, e = 5%

Maka:

dibulatkan menjadi 273 siswa.

Jadi jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 273 siswa.

Sampel dalam penelitian ini telah diketahui yaitu 273 siswa, kemudian disebar secara acak/random pada 25 kelas yang ada. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling.

(54)

hak dan kesempatan yang sama untuk menggunakan perpustakaan. Oleh karena itu peneliti memberi hak yang sama dalam menjadi responden.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian SMK Negeri 9 Semarang

No Kelas Populasi Proporsi Sampel Sampel

1 X AK 1 36 (36/858) x 273 = 11,45 11

Sumber: data diolah, SMK Negeri 9 Semarang

(55)

1. Membuat daftar yang berisi semua objek, peristiwa atau kelompok yang akan diteliti.

2. Memberi kode yang berupa angka-angka untuk semua yang akan diteliti. 3. Menulis kode tersebut masing-masing pada selembar kertas kecil. 4. Menggulung setiap kertas kecil berkode tersebut.

5. Memasukkan gulungan kertas tersebut dalam kaleng/tempat sejenis. 6. Mengocok baik-baik kaleng tersebut.

7. Mengambil satu per-satu gulungan tersebut sejumlah kebutuhan

3.3 Variabel Penelitian

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:38). Variabel dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu variabel independent dan variabel dependent. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

3.3.1 Variabel Indenpendent (X)

Variabel Independent: “variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

(terikat)” (Sugiyono, 2009:39). Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel

(56)

a. Fasilitas Perpustakaan (X1): 1. Ruangan perpustakaan. 2. Koleksi buku bacaan. 3. Peralatan perpustakaan. b. Kinerja Pustakawan (X2):

1. Kualitas kerja. 2. Kuantitas kerja.

3. Kehadiran dan ketepatan waktu hadir. 4. Komitmen kerja.

3.3.2 Variabel Dependent (Y)

Variabel Dependent: “sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2009:39). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah minat baca, dengan indikator sebagai berikut: 1. Alasan dan tujuan seseorang dalam membaca.

2. Waktu yang disediakan untuk membaca. 3. Kesadaran akan manfaat membaca. 4. Usaha untuk memperoleh bahan bacaan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

(57)

Untuk mendapatkan data tersebut, dapat digunakan beberapa metode pengumpulan data, dimana masing-masing metode tidak berdiri sendiri melainkan saling mendukung dan melengkapi hasil dari temuan metode lain. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

3.4.1 Metode Angket atau Kuesioner

“Metode angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2009:142). Angket atau

kuesioner ini untuk mendapatkan data mengenai pengaruh fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan terhadap minat baca siswa kelas X, XI, dan XII SMK Negeri 9 Semarang.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang disediakan dengan alternatif jawaban. Bentuk angket yang digunakan adalah bentuk tertutup dengan 4 (empat) alternatif jawaban, dimana responden tinggal memilih salah satu jawaban yang menurut responden jawaban tersebut sesuai dengan kondisi keadaan yang dihadapi atau dialami responden.

(58)

1. Kolom 1 dengan kriteria Sangat Setuju (SS) dengan skor 4. 2. Kolom 2 dengan kriteria Setuju (S) dengan skor 3.

3. Kolom 3 dengan kriteria Kurang Setuju (KS) dengan skor 2. 4. Kolom 4 dengan kriteria Tidak Setuju (TS) dengan skor 1.

3.4.2 Metode Observasi

“Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan” Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2009:145). Alasan instrumen observasi karena ada kecenderungan subjek penelitian untuk menyatakan fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan dalam ukuran baik, sedangkan dari kenyataan dan teori terjadi perbedaan. Instrumen ini sebagai pelengkap dari data yang diperoleh dari angket. Objek observasi ini adalah perpustakaan dan pustakawan SMK Negeri 9 Semarang.

3.5 Rencana Penyusunan Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini yang akan digunakan berupa pernyataan-pernyataan yang mendeskripsikan indikator dari masing-masing variabel penelitian. Setiap variabel terdiri dari beberapa jumlah pertanyaan yang direncanakan seperti tampak pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Rencana Penyusunan Instrumen

Variabel Indikator Total

Fasilitas Perpustakaan 1. Ruang Perpustakaan 2. Peralatan Perpustakaan Kinerja Pustakawan 1. Kualitas Kerja

2. Kuantitas Kerja

3. Kehadiran dan Ketepatan Waktu 3

(59)

Hadir

Analisis uji instrumen penelitian dilakukan untuk menganalisis hasil uji coba instrumen, sehingga dapat diketahui soal-soal yang memenuhi persyaratan. Metode analisis uji instrumen yang digunakan meliputi uji validitas dan reliabilitas. Instrumen dalam penelitian ini diuji cobakan kepada siswa SMK Negeri 9 Semarang.

3.6.1 Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen valid atau sahih manakala mempunyai tingkat validitas yang tinggi, mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan metode Corrected Item-Total Correlation dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item dan melakukan koreksi terhadap efek spurious overlap (nilai koefisien korelasi yang overestimasi). Menurut Priyatno(2013:29) untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak yaitu dengan membandingkan nilai dari

(60)
(61)

Kesadaran

Sumber : Data penelitian diolah Tahun 2014, lampiran 6, halaman 105

Perhitungan hasil uji validitas instrumen kepada 30 responden diperoleh hasil bahwa semua butir pernyataan valid dan baik untuk digunakan dalam penelitian. Tidak ada pernyataan yang perlu diganti atau dihapus dari daftar pernyataan instrumen.

3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen

“Ghozali (2011:47) menjelaskan, “Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu”. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan One Shot atau pengukuran sekali saja, disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS 16.0 For Windows

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,70.

(62)

Tabel 3.5

Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen

No. Variabel

Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha

yang disyaratkan Keterangan

1 Fasilitas Perpustakaan 0,825 0,70 Reliabel

2 Kinerja Pustakawan 0,894 0,70 Reliabel

3 Minat Baca 0,873 0,70 Reliabel

Sumber: Data diolah Tahun 2014 lampiran 6, halaman 105

Hasil perhitungan menunjukkan hasil nilai Cronbach’sAlpha pada

variabel Fasilitas Perpustakaan (X1), Kinerja Pustakawan (X2), dan Minat Baca (Y) lebih dari 0,70. Hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk atau generalisasi” (Sugiyono, 2009:207-208). Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel agar lebih mudah memahaminya. Menurut Ali (2013:201) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan :

(63)

N : Skor total

Penentuan tabel kategori sebagai berikut: a. Skor tertinggi = x (skor tertinggi)

b. Skor terendah = x (skor terendah)

c. Rentangan = x (skor tertinggi) – x (skor terendah)

d. Jarak interval antara kategori mulai dari awal sangat baik (SB) sampai sangat tidak baik (STB) menggunakan rumus:

Jarak interval (i) = (x) skor tertinggi – (x) skor terendah frekuensi kelas interval

Jarak interval (i) = Skor tertinggi – skor terendah 5

(Widoyoko, 2012:110)

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada variabel fasilitas perpustakaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Interval Skor dan Kategori Variabel Fasilitas Perpustakaan

Interval Skor Kriteria

8 ≤ skor < 12,8 Sangat Baik

12,8 ≤ skor < 17,6 Baik

17,6 ≤ skor < 22,4 Kurang Baik

22,4 ≤ skor < 27,2 Tidak Baik

(64)

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada variabel kinerja pustakawan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Interval Skor dan Kategori Variabel Kinerja Pustakawan

Intervasl Skor Kriteria

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada variabel kinerja pustakawan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Interval Skor dan Kategori Variabel Minat Baca

Interval Skor Kriteria

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator ruang perpustakaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9

Interval Skor dan Kategori Indikator Ruang Perpustakaan

(65)

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator peralatan perpustakaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Interval Skor dan Kategori Indikator Peralatan Perpustakaan

Interval Skor Kriteria

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator koleksi buku bacaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Interval Skor dan Kategori Indikator Koleksi Buku Bacaan

Interval Skor Kriteria

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator kualitas kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Interval Skor dan Kategori Indikator Kualitas Kerja

(66)

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator kuantitas kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 3.13

Interval Skor dan Kategori Indikator Kuantitas Kerja

Interval Skor Kriteria

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator kehadiran dan ketepatan waktu adalah sebagai berikut:

Tabel 3.14

Interval Skor dan Kategori Indikator Kehadiran dan Ketepatan Waktu

Interval Skor Kriteria

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator komitmen kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15

Interval Skor dan Kategori Indikator Komitmen Kerja

(67)

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator alasan dan tujuan orang membaca adalah sebagai berikut:

Tabel 3.16

Interval Skor dan Kategori Indikator Alasan dan Tujuan Orang Membaca

Interval Skor Kriteria

3 ≤ skor < 4,8 Sangat Baik

4,8 ≤ skor < 6,6 Baik

6,6 ≤ skor < 8,4 Kurang Baik

8,4 ≤ skor < 10,2 Tidak Baik

10,2 ≤ skor ≤ 12 Sangat Tidak Baik

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator menyediakan waktu untuk membaca adalah sebagai berikut:

Tabel 3.17

Interval Skor dan Kategori Indikator Menyediakan Waktu untuk Membaca

Interval Skor Kriteria

2 ≤ skor < 3,2 Sangat Baik

3,2 ≤ skor < 4,4 Baik

4,4 ≤ skor < 5,6 Kurang Baik

5,6 ≤ skor < 6,8 Tidak Baik

6,8 ≤ skor ≤ 8 Sangat Tidak Baik

(68)

Tabel 3.18

Interval Skor dan Kategori Indikator Kesadaran akan Manfaat Membaca

Interval Skor Kriteria

3 ≤ skor < 4,8 Sangat Baik

4,8 ≤ skor < 6,6 Baik

6,6 ≤ skor < 8,4 Kurang Baik

8,4 ≤ skor < 10,2 Tidak Baik

10,2 ≤ skor ≤ 12 Sangat Tidak Baik

Hasil perhitungan jarak interval antar kategori pada indikator usaha untuk memperoleh bahan bacaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.19

Interval Skor dan Kategori Indikator Usaha untuk Memperoleh Bahan Bacaan

Interval Skor Kriteria

3 ≤ skor < 4,8 Sangat Baik

4,8 ≤ skor < 6,6 Baik

6,6 ≤ skor < 8,4 Kurang Baik

8,4 ≤ skor < 10,2 Tidak Baik

10,2 ≤ skor ≤ 12 Sangat Tidak Baik

3.8 Uji Asumsi Klasik

“Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini BLUE (Best Linier Unbias and Estimate) memenuhi asumsi klasik atau tidak” (Ghozali, 2011:95). Untuk

Gambar

Tabel Hasil Uji Coba Validitas dan
Gambar 1.1 Data Jumlah Siswa yang Berkunjung ke Perpustakaan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan

Model pengelolaan yang ditetapkan sekolah dalam upaya meningkatkan minat baca siswa diantaranya (a) melibatkan peran aktif guru dan pengelola perpustakaan dalam penetapan program,

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan fakta yang sahih dan valid serta dapat dipercaya tentang hubungan antara fasilitas perpustakaan sekolah dengan minat

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION, GERAKAN LITERASI SEKOLAH, DAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui kondisi minat baca siswa, peran perpustakaan dalam membina minat baca siswa, upaya-upaya yang dilakukan untuk

Hasil penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca siswa Perpustakaan SMK-PP Negeri Kupang yang berasal dari faktor internal adalah perasaan yang

Hasil penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca siswa Perpustakaan SMK-PP Negeri Kupang yang berasal dari faktor internal adalah perasaan yang

Nadia Christy Maharani. Pengaruh Fasilitas Perpustakaan Terhadap Minat Baca Civitas Akademika Di UPT Pusat Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Tugas