• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Bound and Decomposition Untuk Menyelesaikan Permasalahan Program Linier Fuzzy Penuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Metode Bound and Decomposition Untuk Menyelesaikan Permasalahan Program Linier Fuzzy Penuh"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

METODE BOUND AND DECOMPOSITION UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PROGRAM LINIER FUZZY PENUH

SKRIPSI

MILA HANDAYANI

100803008

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

METODE BOUND AND DECOMPOSITION UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PROGRAM LINIER FUZZY PENUH

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar

sarjana sains

MILA HANDAYANI 100803008

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul :Metode Bound and Decomposition Untuk

Menyelesaikan Permasalahan Program Linier Fuzzy

Penuh

Kategori : Skripsi

Nama : Mila Handayani

Nomor Induk Mahasiswa : 100803008

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di

Medan, Juli 2014

Komisi pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Drs. Partano Siagian, M.Sc. Prof. Dr. Drs. Iryanto, M.Si. NIP. 19511227 198003 1 001 NIP. 19460404 197107 1 001

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

METODE BOUND AND DECOMPOSITION UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PROGRAM LINIER FUZZY PENUH

SKRIPSI

Saya mengaku bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing–masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa dan Kuasa atas limpahan rahmat dan karuniaNYA sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.Pada skripsi ini, penulis mengambil judul Metode Bound and Decomposition Untuk Menyelesaikan Permasalahn Program Linier Fuzzy Penuh.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang membantu, sehingga dengan segala rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Drs. Iryanto, M.Si.selaku dosen pembimbing 1 yang berkenan dan rela mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran guna memberikan petunjuk dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Partano Siagian, M.Sc. selaku dosen pembimbing 2 yang juga berkenan dan rela mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran guna memberikan petunjuk dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Syahriol Sitorus, S.Si., M.IT dan Bapak Drs. Sawaluddin, M.IT selaku komisi penguji atas saran yang telah diberikan demi perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku dekan FMIPA USU

5. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku ketua dan sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU.

6. Ibunda tercinta Yetri, S.Pd., Ayahanda tercinta Masni, S.Pd., serta adik-adikku tersayang Reza Dwi Rahmi dan Fitri Latifa atas segala perhatian, pengertian, kesabaran, do’a, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis selama di bangku perkuliahan hingga akhirnya menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk orang–orang tersayang khususnya Imel, Wewen, Nita, Zati, Yundi, Lita, Ade, Eti, Vela, Sharah dan Komutatif 2010 yang telah membantu penulis dengan memberikan semangat dan do’a dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, baik dalam teori maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca demi perbaikan bagi penulis. Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2014 Penulis,

(7)

METODE BOUND AND DECOMPOSITION UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PROGRAM LINIER FUZZY PENUH

ABSTRAK

Asumsi kepastian tentang nilai-nilai parameter pada masalah pengambilan keputusan yang dimodelkan dengan program linier dalam praktek kenyataannya sering sulit untuk dipenuhi. Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut diterapkanlah teori himpunan fuzzy pada program linier yang selanjutanya disebut Program Linier Fuzzy. Model Program Linier Fuzzy ini terus dikembangkan hingga terbentuklah model Program Linier Fuzzy Penuh yang semua nilai-nilai parameternya berupa bilngan fuzzy. Dalam tulisan ini dekemukakan sebuah metode untuk mencari solusi optimal dari permasalahan Program Linier Fuzzy Penuh untuk bilangan trapezoidal fuzzy yaitu Metode Bound andDecomposition. Program Linier Fuzzy Penuh akan diuraikan ke dalam empat Crisp Linier Programming (CLP) atau bentuk program linier tegas dengan dibatasi oleh variabel-variabel kendala. Keempat permasalahan CLP tersebut akan diselesaikan secara terpisah dengan metode simplek dan solusi optimal yang diperoleh menjadi solusi optimal dari permasalahan Program Linier Fuzzy Penuh.

(8)

BOUND AND DECOMPOSITION METHOD TO SOLVING FULLY FUZZY LINEAR PROGRAMMING PROBLEM

ABSTRACT

The assumption of certainty about the values of the parameters in the decision making problem which is modeled with linear programming in real world systems are too complex to be defined. Then to overcome this uncertainty applied the fuzzy set theory on linear programming that called as Fuzzy Linear Programming. This Fuzzy Linear Programming is continue to be developed till formed Fully Fuzzy Linear Programming that all values of the parameters are fuzzy numbers. In this paper told a method to finding an optimal solution to Fully Fuzzy Linear Programming for trapezoidal fuzzy is Bound and Decomposition Method. The Fully Fuzzy Linear Programming problem is decomposed into four Crisp Linear programming (CLP) problems with bounded variabels constraints. The four CLP problems are solved separately using simplex method and the optimal solution which obtained becoming an optimal solution for Fully Fuzzy Liner Programming problem.

(9)

DAFTAR ISI

Daftar Tabel viii

Daftar gambar ix

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Rumusan Masalah 3

1.3Batasan Masalah 3

1.4Tinjauan Pustaka 3

1.5Tujuan Penelitian 5

1.6Kontribusi Penelitian 5

1.7Metodologi Penelitian 5

Bab 2 Landasan Teori 7

2.1 Program Linier 7

2.1.1 Syarat Utama Program Linier 7

2.1.2 Asumsi dalam Model Program Linier 8

2.1.3 Karakteristik Program Linier 9

2.2 Metode Simpleks 10

2.3 Himpunan Fuzzy 12

2.4 Fungsi Keanggotaan Fuzzy 13

2.5 Bilangan Fuzzy 14

2.6 Program Linier Fuzzy 15

2.7 Program Linier Fuzzy Penuh 16

Bab 3 Analisis 17

Bab 4 Pembahasan 21

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 28

5.1 Kesimpulan 28

5.2 Saran 28

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

2.1 Bentuk Tabel Simpleks 11

3.1 Tabel Simpleks Awal 22

3.2 Tabel Simpleks Iterasi 1 23

3.3 Tabel Simpleks Iterasi 2 23

3.4 Tabel Optimal Simpleks MLP II 24

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

(12)

METODE BOUND AND DECOMPOSITION UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PROGRAM LINIER FUZZY PENUH

ABSTRAK

Asumsi kepastian tentang nilai-nilai parameter pada masalah pengambilan keputusan yang dimodelkan dengan program linier dalam praktek kenyataannya sering sulit untuk dipenuhi. Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut diterapkanlah teori himpunan fuzzy pada program linier yang selanjutanya disebut Program Linier Fuzzy. Model Program Linier Fuzzy ini terus dikembangkan hingga terbentuklah model Program Linier Fuzzy Penuh yang semua nilai-nilai parameternya berupa bilngan fuzzy. Dalam tulisan ini dekemukakan sebuah metode untuk mencari solusi optimal dari permasalahan Program Linier Fuzzy Penuh untuk bilangan trapezoidal fuzzy yaitu Metode Bound andDecomposition. Program Linier Fuzzy Penuh akan diuraikan ke dalam empat Crisp Linier Programming (CLP) atau bentuk program linier tegas dengan dibatasi oleh variabel-variabel kendala. Keempat permasalahan CLP tersebut akan diselesaikan secara terpisah dengan metode simplek dan solusi optimal yang diperoleh menjadi solusi optimal dari permasalahan Program Linier Fuzzy Penuh.

(13)

BOUND AND DECOMPOSITION METHOD TO SOLVING FULLY FUZZY LINEAR PROGRAMMING PROBLEM

ABSTRACT

The assumption of certainty about the values of the parameters in the decision making problem which is modeled with linear programming in real world systems are too complex to be defined. Then to overcome this uncertainty applied the fuzzy set theory on linear programming that called as Fuzzy Linear Programming. This Fuzzy Linear Programming is continue to be developed till formed Fully Fuzzy Linear Programming that all values of the parameters are fuzzy numbers. In this paper told a method to finding an optimal solution to Fully Fuzzy Linear Programming for trapezoidal fuzzy is Bound and Decomposition Method. The Fully Fuzzy Linear Programming problem is decomposed into four Crisp Linear programming (CLP) problems with bounded variabels constraints. The four CLP problems are solved separately using simplex method and the optimal solution which obtained becoming an optimal solution for Fully Fuzzy Liner Programming problem.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Program linear merupakan model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan

masalah pengalokasian sumber yang terbatas secara optimal yaitu

memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Ide mengenai program

linier pertama kali dicetuskan oleh seorang ahli matematika asal Rusia bernama

L.V. Kantorivich dalam bukunya yang berjudul Mathematical Method in The

Organization and Planning of Production. Pada buku ini, beliau telah

merumuskan pertama kalinya permasalahn program linier. Namun, cara-cara

pemecahan persoalan ini di Rusia tidak berkembang dengan baik dan ternyata

para ahli di negara Barat dan AS yang menggunakan cara ini dan dimanfaatkan

dengan baik.

Pada tahun 1947, seorang ahli matematika dari AS yang bernama George

B. Dantzig menemukan suatu metode untuk memecahkan persoalan-persoalan

program linier. Metode pemecahan ini dinamakan metode simpleks, yang

diuraikan dalam bukunya Linear Programming and Extention. Selanjutnya teori

ini berkembang pesat sekali terutama dibidang kemiliteran yang menyangkut

optimisasi dalam strategi perang dan di bidang-bidang lainnya.

Salah satu asumsi dasar dalam program linier adalah asumsi kepastian,

yaitu setiap parameter, data dalam pemodelan program linier, yang terdiri dari

koefisisen-koefisien fungsi tujuan, konstanta-konstanta sebelah kanan dan

koefisien-koefisien fungsi kendala, diketahui secara pasti. Namun dalam

prakteknya asumsi tersebut sulit untuk dipenuhi, karena banyak dari informasi

bukanlah data yang deterministik. Untuk mengatasi persoalan ketidakpastian

(15)

dikenalkan pertama kali oleh L. A. Zadeh pada tahun 1965. Zadeh memodifikasi

teori himpunan dimana setiap anggotanya memiliki derajat keanggotaan yang

bernilai kontinu antara 0 dan 1. Penerapan teori himpunan fuzzy pada program

linier kemudian disebut program linier fuzzy.

Program linier fuzzy merupakan program linier yang dinyatakan dengan

fungsi objektif dan fungsi kendala yang mengandung parameter fuzzy dan

ketidaksamaan fuzzy. Rumusan mengenai program linier fuzzy pertamakali

diajukan oleh Zimmerman (1978). Sejak saat itu, para peneliti terus

mengembangkan jenis-jenis yang berbeda dari permasalahan program linier fuzzy

dan mengajukan beberapa pendekatan sebagai solusi dari permasalahan tersebut.

Hingga dikemukakan bentuk permasalahan program linier fuzzy dimana semua

parameter dan variabel baik dalam fungsi objektif, fungsi kendala dan

ketidaksamaan merupakan bilangan fuzzy. Persoalan seperti ini disebut persoalan

program linier fuzzy penuh.

T. Allahviranloo et al (2008) menyelesaiakan permasalahan program linier

fuzzy penuh menggunakan fungsi rangking. A. Kumar et al(2010) mengajukan

sebuah metode untuk menyelesaikan permasalahan program linier fuzzy penuh

dengan ketidaksamaan fungsi kendala. S.H. Nasseri et al(2010) memperkenalkan

teori dualitas pada program linier fuzzy dengan bilangan symetric trapezoidal

fuzzy. A. Kumar dan J. Kaur (2011) memperkenalkan sebuah metode baru yang

diberi nama Mehar’s Method untuk menyelesaiakan permasalahan program linier

fuzzy. A.T. Afriani dkk (2012) menyelesaiakan permasalahn program linierr fuzzy

dengan variabel trapezoidal fuzzy dengan metode SimpleksFuzzy.Jayalakshmi dan

Pandian (2012) mengajukan sebuah metode baru untuk solusi permasalahan

program linier fuzzy penuh yaitu metode Bound and Decomposition. Metode ini

diterapkan pada program linier fuzzy penuh bilangan triangular fuzzy.

Penyelesaian didapat secara tepat untuk semua kendala dengan perhitungan yang

lebih sederhana. Dalam tulisan ini penulis akan menerapkan metode Bound and

Decompositionuntuk permasalahan program linier fuzzy penuh untuk trapezoidal

(16)

Kendala

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan metode Bound and Decomposition untuk menentukan

penyelesaian permasalahan program linier fuzzy penuh.

1.3 Batasan Masalah

Dalam tulisan ini yang akan dibahas hanya program linier fuzzy penuh yang mana

semua parameter dan variabel yang terdapat dalam fungsi objektif, fungsi kendala

dan ketidaksamaannya adalah bilangan trapezoidal fuzzy.

1.4 Tinjauan Pustaka

P. Siagian (2006) dalam bukunya “Penelitian Operasional: Teori dan Praktek”

menyatakan bahwa pokok pikiran yang utama dalam menggunkan program linier

ialah merumuskan masalah dengan jelas dengan menggunakan sejumlah informasi

yang tersedia. Sesudah masalah terumuskan dengan baik, maka langkah

berikutnya adalah menerjemahkan masalah ini ke dalam bentuk model

matematika yang terang mempunyai cara pemecahan yang lebih mudah dan rapi

guna menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapai.

Siringoringo, Hotniar. 2005. “Seri Teknik Operasional”, menyatakan

bahwa bentuk umum model program linier adalah sebagai berikut:

(17)

Kendala

Kendala

�� = koefisien fungsi tujuan ��� = koefisien fungsi kendala

�� = jumlah masing-masing sumber daya yang ada

L.A. Zadeh (1965, hal: 338) menyatakan bahwa suatu himpunan fuzzy

merupakansebuah kelas dari objek – objek dengan suatu rangkaian kesatuan dari

nilai keanggotaan. Demikian sebuah himpunan digolongkan oleh sebuah fungsi

(karakteristik) keanggotaan yang memberikan setiap objek sebuah nilai

keanggotaanyang berkisar antara 0 dan 1.

Sri Kusumadewi, 2002. “Analisa & Desain Sistem Fuzzy menggunakan Toolbox Mathlab” menyatakan bahwa bentuk umum fuzzy linier programming adalah:

�=� �̃

Jayalakshmi dan Pandian (2012) dalam tulisannya menyatakan bahwa

bentuk umum program linier fuzzy penuh adalah:

(18)

dengan����,�̃,��,��adalah bagian dari himpunan semua bilangan fuzzy yang terdefinisi dalam himpunan bilangan rill.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan penyelesaian dari

permasalahanprogram linier fuzzy penuh untuk trapezodal fuzzy dengan metode

Bound and Decomposition.

1.6 Kontribusi Penelitian

Dengan adanya tulisan ini, penulis berharap dapat menambah referensi bagi

pembaca dan pengambil keputusan dalam menyelesaikan program linier fuzzy

penuh untuk trapezoidal fuzzy.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat literatur yang disusun berdasarkan rujukan pustaka dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah-1 : Memaparkan konsep bilangan fuzzy terutama trapezoidal

fuzzydanprosedur perhitungan aritmatikanya.

Langkah-2 : Menjelaskan konsep program linear fuzzy penuh untuk

trapezoidal fuzzy.

Langkah-3 : Menjelaskan prosedur metode Bound and Decompositionuntuk

pencarian solusi permasalahan program linier fuzzy penuh untuk

trapezoidal fuzzy.

Langkah-4 : Menyelesaikan contoh numerik permasalahan dalam program

linier fuzzy penuh untuk trapezoidal fuzzy dengan metode Bound

(19)

Langkah-5 : Menyimpulkan dari penerapan metode terhadap contoh numerik

sekaligus memberikan saran untuk pengembangan penelitian

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Program Linier

Program linier merupakan model umum yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara

beberapa aktivitas yang bersaing secara optimal, dengan cara yang terbaik yang

mungkin dilakukan. Sebagai contoh sederhana sebuah bank hendak

mengalokasikan dananya untuk mencapai kemungkinan hasil tertinggi.Dalam hal

ini bank tersebut harus beroperasi dalam peraturan likuiditas yang dibuat oleh

pemerintah dan harus mampu menjaga fleksibilitas yang memadai untuk

memenuhi permintaan pinjaman dari para nasabah.

Dalam penerapannya program linier menggunakan model matematis

dalam pemecahan berbagai persoalan.Kata sifat linier digunakan untuk

menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel, hubungan yang

berlangsung haruslah berupa fungsi yang linier.Sedangkan kata program

menyatakan penggunaan teknik matematika tertentu untuk mendapatkan

kemungkinan pemecahan terbaik dari persolan yang melibatkan sumber yang

serba terbatas.memiliki hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan.

2.1.1 Syarat Utama Program Linier

Agar dapat menyusun dan merumuskan suatu persoalan atau permasalahanyang

dihadapi ke dalam model program linier, maka ada lima syarat yang harus

(21)

1. Tujuan

Apa yang menjadi tujuan permasalahan yang dihadapi yang ingin

dipecahkan dan dicari jalan keluarnya. Tujuan ini harus jelas dan tegas

yang disebut fungsitujuan.

2. Alternatif perbandingan

Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin diperbandingkan,

misalnya antara kombinasi waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan

waktuterlambat dan biaya terendah.

3. Sumber daya

Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan yang terbatas.

4. Perumusan kuantitatif

Fungsi tujuan dan kendala harus dapat dirumuskan secara kuantitatif

dalamapa yang disebut model matematika.

5. Keterkaitan peubah

Peubah-peubah yang membentuk fungsi tujuan dan kendala tersebut

harusmemiliki hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan.

2.1.2 Asumsi dalam Model Program Linier

Dalam menggunakan model program linear, diperlukan beberapa asumsi sebagai

berikut:

1. Asumsi kesebandingan (proportionality)

a. Konstribusi setiap variabel keputusan terhadap fungsi tujuan adalah

sebanding dengan nilai variabel keputusan.

b. Konstribusi suatu variabel keputusan terhadap ruas kiri dari setiap

pembatas linier juga sebanding dengan nilai keputusan itu.

2. Asumsi penambahan (additivity)

a. Konstribusi setiap variabel keputusan terhadap fungsi keputusan

bersifat bergantung pada nilai dari variabel keputusan yang lain.

b. Konstribusi suatu variabel keputusan pada nilai dari variabel keputusan

ruas kiri dari setiap pembatas linier bersifat tidak bergantung pada nilai

(22)

3. Asumsi pembagian(divisiblity)

Dalam persoalan program linier, variabel keputusan boleh diasumsikan

berupa pecahan.

4. Asumsi kepastian (certainty)

Setiap parameter, yaitu koefisien fungsi tujuan, ruas kanan, dan koefisien

fungsi kendala diasumsikan dapat diketahui secara pasti.

2.1.3 Karakteristik Program Linier

Dalam membangun model dari formulasi suatu persoalan akan digunakan

karakteristik-karakteristik yang biasa digunakan dalam persoalan program linier,

yaitu:

1. Peubah keputusan

Peubah keputusan adalah peubah yang menguraikan secara lengkap

keputusan-keputusan yang akan dibuat.

2. Fungsi tujuan (objective function)

Fungsi tujuan merupakan fungsi dari peubah keputusan yang akan

dimaksimumkan (untuk pendapatan) atau diminimumkan (untuk ongkos).

Untuk menyatakan fungsi tujuan biasanya digunakan peubah z sehingga

fungsi tujuan dapat dinyatakan:

�= �(�) 3. Pembatas Linier (linier constraints)

Pembatas linear merupakan kendala yang dihadapi sehingga kita tidak

dapat menentukan harga-harga variabel keputusan secara sembarang.

Koefisien dari variabel keputusan pada pembatas linear dinamakan

koefisien fungsi kendala, sedangkan bilangan yang ada di sisi (ruas) kanan

setiap pembatas linear dinamakan ruas kanan pembatas.

4. Pembatas tanda / kondisi pengetat

Pembatas tanda adalah pembatas yang menjelaskan apakah variabel

keputusannya diasumsikan hanya berharga nonnegatif atau variabel

(23)

Secara umum model program linier dapat dirumuskan sebagai berikut:

�� = jumlah masing-masing sumber daya yang ada (ruas kanan pembatas)

2.2 Metode Simpleks

Cara yang paling sederhana unrtuk menyelesaikan permasalahan program linier

adalah dengan pendekatan grafikal. Namun cara tersebut hanya bisa diterapkan

untuk program linier dengan dua variabel keputusan. Pada kenyataannya sebagian

besar permasalahan program linier mempunyai lebih dari dua variabel

keputusan.Hal ini tentu sulit untuk menerapkan pendekatan grafikal untuk

memperoleh penyelesaian dari permasalahan tersebut.

Oleh karen itu, pada tahun 1947 George Dantzig mengajukan suatu

metode yang tepat untuk menyelesaiakn permasalahan program linier yang

disebut metode simpleks. Metode simpleks merupakan prosedur aljabar yang

bersifat iteratif yang bergerak selangkah demi selangkah, dimulai dari titik

ekstrim pada daerah feasible (ruang sousi) menuju titik ekstrim yang optimum.

Berikut langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan program

linier dengan metode simpleks:

(24)

Agar persamaan garis batasan memenuhi persyaratan penyelesaian daerah

kelayakan (feasible) maka semua pertidaksamaan diubah menjadi

persamaan dengan cara menambahkan variabel slack, surplus dan variabel

buatan (artifisial variabel) pada tiap batasan (constraint) serta memberi

harga nol pada setiap koefisien tujuannya. Batasan dapat dimodifikasi

sebagai berikut:

a. Untuk batasan bernotasi (≤) diubah ke dalam bentuk persamaan

dengan menambahkan variabel slack.

b. Untuk batsan bernotasi (≥) atau (=) deselesaikan dengan

menambahkan variabel surplus dan variabel buatan. Dengan

penambahan variabel buatan ini akan merusak sistem batasan, hal ini

dapat diatasi dengan membuat suatu bilangan penalty M (M bilangan

positif yang sangan besar) sebagai harga dari variabel buatan tersebut

dalam fungsi tujuan. Untuk kasus maksimasi maka dibuat –M sebagai

harga dari variabel buatan dan untuk kasus minimasi dibuat +M

sebagai harga dari variabel buatan. Cara pendekatan ini dikenal dengan

metode M besar (Big M method).

2. Susun persamaan-persamaan ke dalam tabel simpleks

Tabel 2.1. Bentuk Tabel Simpleks

(25)

3. Pilih kolom kunci, yaitu kolom yang memiliki nilai �� − �� yang paling positif untuk kasus maksimasi atau yang memiliki nilai �� − �� yang paling negatif untuk kasus minimasi.

4. Pilih baris kunci yang memiliki nilai indeks terkecil. Nilai indeks adalah

perbandingan nilai kanan dengan kolom kunci,

5. Tentukan nilai elemen cell, yaitu nilai perpotongan antara kolom kunci

dan baris kunci.

6. Lakukan iterasi dengan menentukan baris kunci baru, baris Z baru, dan

baris variabel-variabel slack baru.

a. Baris kunci baru ditentukan dengan membagi baris kunci lama dengan

elemen cell.

b. Baris Z baru dan baris-baris lainnya ditentukan dengan cara:

Baris lama – (nilai kolom kunci baris yang sesuai × baris kunci baru)

c. Letakkan nilai-nilai baris yang baru diperoleh ke dalam tabel.

7. Lakukan uji optimalisasi. Jika semua koefisien pada baris �� − �� sudah tidak ada lagi yang bernilai positif (untuk kasus maksimasi) atau sudah

tidak ada lagi yang bernilai negatif (untuk kasus minimasi) berarti sudah

optiamal. Jika kriteria belum terpenuhi, diulangi dari langkah 3.

2.3 HimpunanFuzzy

Istilah fuzzylahir dari gagasan seorang guru besar pada University of California,

Berkeley, Amerika Serikat, Prof. Lotfi Asker Zadeh.Sejak tahun 1960 Zadeh telah

merasa bahwa sistem analisis matematika tradisional yang dikenal sampai saat itu

bersifat terlalu eksak sehingga tidak dapat berfungsi dalam banyak masalah dunia

nyata yang seringkali amat kompleks.Pada akhirnya di tahun 1965 Zadeh

mempublikasikan karangan ilmiahnya berjudul “Fuzzy Set”. Terobosan baru yang

deperkenalkan oleh Zadeh ini telah memperluas konsep himpunan klasik menjadi

himpunan fuzzy yang dapat mempresentasikan nilai-nilai ketidakpastian yang

(26)

Menurut Zadeh, himpunan fuzzy (fuzzy set) adalah sebuah kelas dari obyek

denganserangkaian kesatuan dari nilai keanggotaan. Sebuah set dikarakterisasikan

oleh sebuah fungsi keanggotaan yang memberikan tiap obyek sebuah nilai

keanggotaan yang rentang nilainya antara 0 dan 1.

2.4 Fungsi Keanggotaan Fuzzy

Sebuah himpunan fuzzy �̃ pada X ditandai oleh fungsi keanggotaan ���(�) yang berhubungan dengan setiap titik di X, sebuah bilangan riilpada interval [0,1]

dengan nilai dari ���(�) pada x mewakili derajat keanggotaan x pada �̃. Maka, semakin dekat nilai ���(�)ke semesta pembicaraan, semakin tinggi derajat keanggotaan x pada �̃. Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu

kurva yang menunjukkan pemetaan titik – titik input data ke dalam nilai

keanggotaan yang mempunyai interval antara 0 sampai 1.

Definisi 2.1: X adalah sebuah himpunan tak kosong. Sebuah himpunan fuzzy �̃pada X ditandai oleh fungsi keanggotaannya:

�̃:� →[0,1]

Dan �̃(�)diinterpretasikan sebagai derajat keanggotaan dari

elemen x pada himpunan fuzzy�̃.untuk setiap � ∈ �.

Nilai 0 digunakan untuk mewakili bukan anggota, nilai 1 digunakan

untukmewakili keanggotaan penuh, dan nilai – nilai di antaranya digunakan untuk

mewakili derajat keanggotaan menengah. Pemetaan �̃juga disebut sebagai fungsi

keanggotaan dari himpunan fuzzy�̃.

(27)

2.5 Bilangan Fuzzy

Konsep bilangan fuzzy muncul dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

aplikasi teori fuzzy dalam bentuk besaran yang dinyatakan dengan bilangan yang

tidak tepat, misalnya “kurang lebih 10 orang”, kira-kira 3 jam”, “sekitar 5 km”,

dan lain sebagainya. Secara intuitif dapat diterima bahwa ungkapan “kurang lebih

10” dapat dinyatakan dengan suatu himpunan kaburpada semesta bilangan riil, di

mana bilangan 10 mempunyai derajat keanggotaan kurang dari 1, dan semakin

jauh bilangan itu dari derajat keanggotaanya semakin mendekati 0.

Definisi 2.3: Sebuah bilangan fuzzy �̃ adalah himpunan fuzzy dalam semesta bilangan riil yang memenuhi kondisi normal dan konveks.

Definisi 2.4: Sebuah bilangan fuzzy �̃ = (�,�,�,�)disebut bilanga trapezoidal fuzzy jika fungsi keanggotaanya diberikan oleh:

���(�) =

Fungsi keanggotaan trapezoidalfuzzy �̃= (�,�,�,�)digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1Grafikfungsikeanggotaantrapezoidal fuzzy (Sumber: Sri Kusumadewi, 2002)

�(�)

1

0

(28)

Definisi 2.5: Misalkan �̃ = (�,�,�,�) dan ��= (�,�,�,ℎ) adalah dua bilangan himpunan dari semua bilangan fuzzy yang terdefinisi dalam himpunan bilngan rill,

adalah pemetaan setiap bilangan fuzzy ke dalam himpunan bilangan rill. Untuk

bilngan trapezoidal fuzzy�̃ = (�,�,�,�), maka fungsi rangkingnya adalah:

ℜ��̃�= 1

4(�+�+�+�)

2.6 Program Linier Fuzzy

Program Linier Fuzzy adalah sebuah aplikasi dari teori himpunan fuzzy pada

masalah proses pengambilan keputusan linear, di mana sebagian besar dari

masalah tersebut terkait dengan permasalahan program linear dengan variabel

fuzzy.

Secara umum model program linier fuzzy dinyatakan oleh:

�=� ���

(29)

Kendala � �

����� ≤ℜ��� �

�=1

(�= 1, 2, … ,�)

��� ≥ℜ0� (�= 1, 2, … ,�)

di mana koefisien fungsi tujuan (�) dan koefisien fungsi kendala (���) adalah koefisien crisp dan �� adalah konstanta fuzzyserta �� adalah variabel keputusan fuzzy.

2.7 Program Linier Fuzzy Penuh

Program Linier Fuzzy adalah sebuah aplikasi dari teori himpunan fuzzy pada

masalah proses pengambilan keputusan linear, di mana semua parameter yaitu

koefisien, variabel maupun konstanta dalam model berupa bilangan fuzzy.

Bentuk umum program linier fuzzy penuh dengan � buah kendala

pertidaksamaan fuzzy dan � buah variabel fuzzy:

Maksimumkan atau Minimumkan �=� �̃��

�=1

Kendala � ��������

�=1

(�= 1, 2, … ,�)

��� ≥ℜ 0� (� = 1, 2, … ,�)

(30)

BAB 3 ANALISIS

Ambil sebuah permasalahan program linier fuzzy penuh sebagai berikut:

Maksimumkan atau Minimumkan �̃=� �̃��

�=1

Kendala � ��������

�=1

(�= 1, 2, … ,�)

��� ≥ℜ 0� (� = 1, 2, … ,�)

Dengan ����,�̃,��,�� adalah bagian dari himpunan semua bilangan fuzzy secara berurut (���,���,���,ℎ��),���,��,��,���,���,��,��,���, (��,��,��,��)yang

terdefinisi dalam himpunan bilangan rill.

Maka permasalahan tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

Maks (Min)��1,2,�3,�4� =�(�,�,�,�)⨂( �

�=1

��,��,��,��)

Kendala�����,���,���,ℎ���⨂���,��,��,��� ≤ℜ���,��,��,���; � = 1,2, … ,� �

�=1

���,��,��,��� ≥ℜ 0� ; �= 1,2, … ,�

Artinya ��,�,�,�� merupakan bilangan fuzzy dari variabel keputusan ��yang nilainya haruslah besar sama dengan nol (non-negative) yang terdefinisi dalam

bilangan rill.

(31)

Maks(Min) Maks(Min)

Maks(Min)

Maks(Min)

Tanda ⨁,⊝, ⊗, ≤, ≥, = merupakan operator yang digunakan dalam perhitungan fuzzy.Artinya oerator tesebut menandakan bahwa parameter yang

terlibat dalam perhitung merupakan bilangan fuzzy yang terefinisi dalam

himpunan bilangan rill.

Langkah-langkah dalam menerapkan metode Bound and Decomposition

pada permasalahan program linier fuzzy penuh untuk trapezoidal fuzzy adalah:

1. Uraikan permasalahan program linier fuzzy penuh ke dalam empat bentuk

Crisp Linear Programming(CLP) yaitu Middle Level Problem I (MLP

I),Middle Level Problem II (MLP II), Upper Level Problem (ULP),dan

Lower Level Problem (LLP).

Gunakan operasi aritmatika bilanangan trapezoidal fuzzy untuk

menguraikan model permasalahan program linier fuzzy penuh sebagai

(32)

Maks(Min)

dan semua variabel keputusan adalah non-negative.

Dari hasil penguraianmodel permasalahan program linier fuzzy penuh

tersebut, bentuklah permasalahan menjadi empat model Crisp Linier

Programming (CLP) yang terdiri dari Middle Level Problem I (MLP I),

Middle Level Problem II (MLP II), Upper Level Problem (ULP),dan

Lower Level Problem (LLP)sebagai berikut:

(MLP I)

�nilai tengah I dari �

�nilai tengah II dari �

�=1

����,���,���,ℎ���⨂���,��,��,��� ≤ℜ��

(33)

Maks(Min)

2. Gunakan teknik penyelesaian pada program linier untuk mendapatkan

penyelesaian optiml dari MLP I, MLP II, ULP, dan LLP

3. Penyelesaian optimal dari MLP I, MLP II, ULP, dan LLP merupakan

(34)

BAB 4 PEMBAHASAN

Diberikan sebuah permasalahan program linier fuzzy penuh tikutip dari tulisan A.

Kumuar et all (2010) sebagai berikut:

Maksimumkan �̃=�(0,1,2,3)⊗ ��1⊕(2,3,4,5)⊗ ��2

Kendala (1,2,3,4)⊗ ��1⊕(−3,2,5,10)⊗ ��2(−15,10,32,72) (−2,3,5,6)⊗ ��1⊕(4,5,7,11)⊗ ��2 ≥ℜ(−8,21,48,76) (0,1,2,3)⊗ ��1⊕(2,4,6,8)⊗ ��2 = (2,14,32,58) ��1,��2adalah bilangan non-negativetrapezoidal fuzzy.

Langkah pertama, uraikan bentuk permasalahan program linier fuzzy

penuh dengan menerapkan aritmatika perhitungan bilangan trapezoidal fuzzy ke

dalam bentuk permasalahan program linier.

Maksimumkan �̃=�(0,1,2,3)⊗(�1,�1,1,1)⊕(2,3,4,5)⊗(�2,�2,2,2)�

=�min(0�1, 0�1, 3�1, 3�1), min��1,�1,2�1,2�1�, max��1,�1,2�1,2�1�, max(0�1, 0�1, 3�1, 3�1)

� ⨁

�min(2�2, 2�2, 5�2, 5�2), min�3�2, 3�2,4�2,4�2�, max�3�2, 3�2,4�2,4�2�, max(2�2, 2�2, 5�2, 5�2)

= (0�1,�1, 2�1, 3�1)⊕(2�2, 3�2, 4�2, 5�2)

=�(0�1+ 2�2), (�1 + 3�2), (2�1+ 4�2), (3�1 + 5�2)�

Perhitungan yang sama juga dilakukan pada fungsi kendala, sehingga diperoleh:

Kendala

(35)

Dari hasil penguraian permasalahan program linier fuzzy penuh tersebut,

selanjutnya kelompokkan permasalahan tersebut menjadi empat bentuk persoalan

CLP yaitu Middle Level Problem I (MLP I),Middle Level Problem II (MLP

II),Upper Level Problem (ULP), dan Lower Level Problem (LLP) dan

masing-masing diselesaikan dengan metodeBig M sebagai berikut:

Middle Level Problem I (MLP I)

Maksimumkan �2 =�1 + 3�2

Tabel 3.1 Tabel Simpleks Awal

Basis /C

Dari tabel 3.1terlihat bahwa penyelesaian optimal belum dicapai, karena nilai

pada baris Zj - Cj< 0 (masih mengandung harga negatif). Harga Zj - Cj terkecildari

tabel diatas adalah -9M-3, sehingga variabel yang masuk dalam basis

(36)

���� �102 ,215 ,144�= 144 = 3,5

Maka variabel �6 keluar dari basis.

Tabel 3.2 Tabel Simpleks Iterasi 1

Basis /C

Dari tabel 3.2terlihat bahwa penyelesaian optimal masih belum dicapai, karena

masih adanilai pada baris Zj - Cj< 0.Harga Zj - Cj terkecildari tabel diatas adalah

−7

4M−

1

4, sehingga variabel yang masuk dalam basis adalahvariabel �1,kolom

variabel �1menjadi kolom kunci, harga positif terkecil pada kolom�1yang dapat

masuk ke dalam basis adalah :

���� �

Tabel 3.3 Tabel Simpleks Iterasi 2

(37)

Zj - Cj 0 0 M 7

Karena nilai pada baris � − � ≥0, maka penyelesaian optimal telah terpenuhi dengan nilai maksimum �2 = 11 untuk �1 = 2 dan �2 = 3.

Middle Level Problem II (MLP II)

Maksimumkan �3 = 2�1 + 4�2

Dengan perhitungan metode Big M diperoleh tabel optimal simpleks sebagai

berikut:

Tabel 3.4 Tabel Optimal Simpleks MLP II

Basis /C

(38)

Upper Level Problem (ULP)

Dengan perhitunganmetode Big M diperoleh tabel optimal simpleks sebagai

berikut:

Tabel 3.5 Tabel Optimal Simpleks ULP

Basis /C

Penyelesaian optimal telah terpenuhi dengan nilai maksimum �4 = 32 untuk

�1 = 6dan �2 = 5.

Lower Level Problem (LLP)

Maksimumkan �1 = 0�1+ 2�2

Kendala �1−3�2 ≤ −15

(39)

Untuk permaslahan ini dapat diperoleh penyelesaian secara langsung tanpa

menggunkan metode Big M yaitu maksimum �1 = 2 untuk �1 = 0 dan �2 = 1.

Berdasarka teori metode Bound and Decomposition, penyelesaian optimal

dari MLP I, MLP II, ULP dan LLP merupakan penyelesaian dari permasalahan

program linier fuzzy penuh. Dari proses perhitungan yang telah dilakukan diperoh

penyelessaian untuk

LLP : maksimum �1 = 2 untuk �1 = 0 dan �2 = 1

MLP I : maksimum �2 = 11 untuk �1 = 2 dan �2 = 3

MLP II : maksimum �3 = 24 untuk �1 = 4 dan �2 = 4

ULP : maksimum �4 = 32 untuk �1 = 6 dan �2 = 5

Sehingga nilai maksimum �̃= (�1,�2,�3,�4) = (2, 11, 24, 32)untuk ��1 =

(�1,�1,�1,�1) = (0, 2, 4, 6)dan ��2 = (�2,�2,�2,�2) = (1, 3, 4, 5).

Jika diujikan kembali ke dalam fungsi tujian dengan mensubstitusikan

nilai ��1 = (0, 2, 4, 6)dan ��2 = (1, 3, 4, 5), maka akan diperoleh:

Maksimum�̃ =�(0,1,2,3)⊗ ��1⊕(2,3,4,5)⊗ ��2

= �(0,1,2,3)⊗(�1,�1,�1,�1)⊕(2,3,4,5)⊗(�2,�2,�2,�2)�

= ((0,1,2,3)⊗(0,2,4,6)⊕(2,3,4,5)⊗(1,3,4,5))

= �min(0,0,0,18), min(2,4,4,8), max(2,4,4,8), max(0,0,0,18)� ⨁

�min(2,10,5,25), min(9,12,12,16),max(9,12,12,16), max(2,10,5,25)

= (0,2,8,18)⊕(2,9,16,25)

= �(0 + 2), (2 + 9), (8 + 16), (18 + 25)�

= (2,11,24,43)

Dengan menggunakan fungsi rangking diperoleh penyelesaian optimal sebagai

berikut:

ℜ(�̃) =1

(40)

Sehingga maksimum �̃ = 20.

Jadi, dengan menguraikan bentuk permasalahan program linier fuzzy

penuh yang mana semua parameter dan variabelnya merupakan bilangan fuzzy

menjadi bentuk program linier, yang artinya semua variabel dan parameternya

berbentuk bilangan rill akan lebih mudah untuk menemukan penyelesaian

(41)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Metode Bound and Decomposition memberikan prosedur yang mudah dalam

menentukan penyelesaian optimal dari permasalahan program linier fuzzy penuh.

Dengan menguraikan permasalahn program linier fuzzy penuh ke dalam bentuk

program linier, penyelesaian optimal akan mudah untuk diperoleh.

5.2 Saran

Penulis berharap ada penelitian lebih lanjut tentang cara menyelesaikan

permasalahan Program Linier Fuzzy Penuhyang lebih praktis dan mudah

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, A.T., Kusumastuti, N., dan Prihandono, B. 2012. Metode Simpleks Fuzzy untuk Permasalahn Pemograman Linier Variabel Trapezoidal Fuzzy.Buletin Ilmiah Mat.Stat. Dan Terapannya (Bimaster), Vol. 2, No.1, hal 23 – 30.

Allahviranloo, T., Lotfi, F.H., Kiasary, M.Kh., Kiani, N.A., and Alzadeh, L. 2008. Solving Fully Fuzzy Linear Programming Problem by Ranking Function.Applied Mathematical Sciences, Vol. 2, No. 1, 19 – 32.

Jayalakshmi, M. and Pandian, P. 2012. A New Method for Finding an Optimal Fuzzy Solution for Fully Fuzzy Linear Programming Problems.International Journl of Enginnering Research and Applications (IJERA), Vol 2, Issue 4, pp. 247-254.

Kumar, A. and Kaur, J. 2011. A New Method for Solving Fuzzy Linear Programs with Trapezoidal Fuzzy Number.Journal of Fuzzy Set Value Analysis, Vol. 2011, Article ID jfsva-00102, 12 pages.

Kusumadewi, Sri. 2002. Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Mathlab. Yogjakarta: Graha Ilmu.

Nasseri, S.H., Ebrahimnejad, A., Mizuno, S. 2010. Duality in Fuzzy Linear Programming with Symmetric Trapezoidal Number.Aplication and Applied Mathematics: An International Journal (AAM), Vol 05, Issue 10, pp, 1467 – 1482.

Siagian, P. 2006. Penelitian Operasional : Teori dan Praktek. Jakarta: UI-Press.

Siringoringo, Hotniar. 2005.Seri Teknik Riset Operasional. Pemrograman Linier. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susilo, Frans. 2006. Himpuan & Logika Kabur Serta Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gambar

Tabel 2.1. Bentuk Tabel Simpleks
Gambar 2.1Grafikfungsikeanggotaana
Tabel 3.1 Tabel Simpleks Awal
Tabel 3.2 Tabel Simpleks Iterasi 1
+3

Referensi

Dokumen terkait

positioning, mendesain produk sosial product, penentuan harga price, penetapan lokasi pemasaran produk place, melakukan kegiatan promosi promotion, menjalin kemitraan partnership

Centralizer di grup dihedral-18 dapat didefinisikan sebagai himpunan elemen-elemen di grup dihedral-18 yang komutatif dengan setiap elemen dari subgrupnya yaitu..

Sijunjung UPTD Benih Bt.. Cemara

gelanggang olahraga tenis yang mewadahi fungsi kegiatan utama pusat. pelatihan dan pelaksanaan pertandingan sampai tingkat

In this step, the researcher discussed the students’ errors, both the error types and the error causes that made by the first grade students of SMAN 63 in using Present

Untuk mereka yang mulai pada sesudah umur 1 tahun, seri pertama adalah tiga dosis 0,5 mL vaksin mengandung difteri.. Dengan booster yang diberikan pada usia 4-6 tahun, kecuali

Serta melihat adanya kontradiksi dari teori dan penelitian terdahulu maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai apakah melalui kebijakan yang telah dikeluarkan oleh

Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah