BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswi SMP Negeri 12 kelas. Penelitian
dilaksanakan di aula SMP Negeri 12 Bandung.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan bagian dari sebuah penelitian. Populasi mempengaruhi
tingkat keberhasilan penelitian yang dilakukan. Menurut Arikunto (2013, hlm. 173) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Terkait dengan teori tersebut Sugiyono (2014, hlm. 117) mengatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pemaparan teori dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subjek dalam
sebuah penelitian, memiliki kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh
peneliti.
Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMPN 12 Bandung kelas 7, 8 dan
9 yang terdiri dari terbagi atas 3 level yaitu siswi kelas 7, 8, dan 9. Kelas 7 terbagi
atas 9 kelas, kelas 8 terbagi atas 9 kelas, dan kelas 9 terbagi atas 12 kelas. Alasan
mengapa memilih populasi SMPN 12 Bandung karena peneliti telah
melaksanakan PLP (Praktek Latihan Profesi) selama 5 bulan di sekolah tersebut,
sehingga peneliti sudah memahami dan cukup mengenal ruang lingkup serta
karakteristik siswi di sekolah tersebut. Dari studi pendahuluan yang telah
dilakukan penulis melihat bahwa kemampuan daya tahan siswi di sekolah tersebut
sangat kurang, dilihat pada saat pelajaran olahraga dengan berbagai materi
pembelajaran misalnyaa lari, senam irama dan lain lain. Siswi terlihat mudah
mengalami kelelahan, meski aktivitas dan gerakannya cukup sederhana, setelah
merasa lelah siswi-siswi tersebut meminta untuk istirahat lebih cepat karena mulai
senam, modern dance atau semacamnya yang berkaitan dengan musik dan irama, mata pelajaran senam hanya 1-2 kali pertemuan dalam setahun
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang benar-benar mewakili sifat
dan karakter populasi. Pengertian sampel menurut Arikunto (2013, hlm. 174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Berkaitan dengan teori tersebut, kemudian diperkuat oleh pendapat dari Sugiyono (2014, hlm. 118)
yang menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan teori dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang
dapat mewakili atau menggambarkan karakter dari sebuah populasi.
Tidak ada patokan dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam sebuah penelitian. Hal ini dinyatakan oleh Nasution (1991, hlm. 118) “Untuk menentukan besar sampel tidak ada aturan yang pasti. Makin besar jumlah sampel makin baik”. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti harus dapat menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut. Dalam menentukan sampel
penelitian, maka harus menggunakan teknik sampling. Sugiyono (2014, hlm. 118) menjelaskan bahwa “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Stratified Random Sampling, yaitu dengan mengambil 20% siswa putri dari setiap level populasi. Siswi di SMPN 12 Bandung terbagi atas 3
level yaitu siswi kelas 7, 8, dan 9. Kelas 7 terbagi atas 9 kelas, kelas 8 terbagi atas
9 kelas, dan kelas 9 terbagi atas 12 kelas. Apabila setiap levelnya di ambil
sebanyak 20% maka didapatkan 2 kelas dari setiap level sebagai sampel. Dari
hasil pengundian ada beberapa kelas yang menjadi sampel yaitu kelas 7C dan 7G,
8A dan 8F, 9B dan 9H. Jumlah siswi setiap kelasnya adalah 20 orang, artinya
terdapat 40 siswi kelas 7, 40 siswi kelas 8 dan 40 siswi kelas 9. Langkah
berikutnya adalah melakukan tehnik random sederhana, dengan mengambil 50%
dari jumlah siswi dari setiap levelnya, dari hasil random ditemukan 20 siswi kelas 7, 20 siswi kelas 8 dan 20 siswi kelas 9. Total sampel yang digunakan dalam
maka langkah berikutnya adalah menentukan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, cara yang digunakan adalah dengan melakukan pendekatan
random sederhana, dengan tujuan agar kedua kelompok benar-benar homogen.
Maka di dapatkan 30 siswi sebagai kelompok eksperimen dan 30 siswi sebagai
kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut akan siap menjalani pretest dan
posttest yang sama.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan sebuah cara untuk memperoleh data dengan
kegunaan dan tujuan tertentu yang kemudian diperlukan untuk mengatasi sebuah
masalah dalam sebuah penelitian. Pada umumnya penelitian memiliki beberapa
tujuan yaitu sebagai penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan
artinya bahwa penelitian yang dilakukan merupakan penelitian baru yang belum
pernah dilakukan oleh orang lain, sedangkan pembuktian merupakan penelitian
yang digunakan untuk membuktikan keraguan terhadap penelitian yang telah ada
apabila terdapat keraguan tertentu. Sementara pengembangan merupakan
penelitian yang dapat memperluas serta memperdalam penelitian yang telah ada.
Secara umum metode dalam penelitian dapat dibagi dalam tujuh jenis
penelitian, diantaranya: penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian
pengembangan, penelitian kasus, penelitian korelasional, penelitian tindakan, dan
penelitian eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 107) menjelaskan “Dengan
demikian metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Berangkat dari pernyataan yang telah dipaparkan di atas metode penelitian
yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Rusli Lutan (2007, hlm. 146) mengatakan “Penelitian eksperimen adalah jenis penelitian yang langsung berusaha untuk mempengaruhi variabel utama dan jenis
2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah rancangan yang memberikan jalan dan
arah dari proses menganalisis data agar dapat dilaksanakan dengan mudah dan
sederhana sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian mempermudah
langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti agar peneliti tidak keluar dari
ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga akan mendapatkan hasil yang
diinginkan. Hal ini akan membantu peneliti memecahkan masalah penelitian yang
telah dirumuskan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Langkah-langkah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
b. Mengumpulkan data dan pelaksanaan survei.
c. Mengolah data.
d. Menganalisis data.
e. Menetapkan kesimpulan.
Adapun rancangan atau desain dalam penelitian ini dapat kita lihat pada bagan
berikut ini:
Gambar 3.1
Pretest–Posttest Control Group Design Sugiyono (2014, hlm. 112)
Keterangan :
R1 = Kelompok eksperimen. R2 = Kelompok kontrol.
O1 = Pre-test kelompok eksperimen dengan menggunakan bleep test.
O3 = Pre-test kelompok kontrol dengan menggunakan bleep test.
X1 = Pemberian treatment atau perlakuan dengan zumba dance.
X2 = Penjas konvensional.
O2 = Post-test kelompok eksperimen dengan menggunakan bleep test.
O4 = Post-test kelompok kontrol dengan menggunakan bleep test.
R O1 X1 O2
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat atau cara untuk memperoleh data
hasil penelitian yang valid dan reliabel. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan Bleep Test atau dapat juga dikatakan tes lari multi tahap. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru,
yang ditunjukkan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimal. Tes ini
dapat mengetahui kemampuan fungsional dari jantung dan paru-paru yang dapat
dilihat dari daya tahan kardiovaskular, dalam hal ini daya tahan kardiovaskular
seseorang dapat dilihat dari kemampuan konsumsi oksigen maksimal (VO2Max).
Bleep test dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik mengikuti irama, yang secara bertahap meningkat kecepatannya.
Alat dan Fasilitas:
(1) Lintasan lari sepanjang 20 meter yang datar dan tidak licin
(2) Meteran
(3) Kaset (Pita suara)
(4) Kerucut/cones
(5) Speaker dan Sound system
Petugas:
(1)Pengukur jarak
(2)Pengawas lintasan
(3)Pencatat skor
Adapun prosedur dari pelaksanaan tes ini adalah sebagai berikut:
1. Pertama-tama ukurlah jarak sepanjang 20 meter menggunakan meteran,
kemudian diberi tanda pada kedua ujungnya menggunakan kerucut atau
cones.
2. Siapkan kaset, sound system dan speaker.
3. Peserta melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mengikuti tes.
4. Peserta bersiap pada kerucut, kemudian berlari bertepatan dengan bunyi “TUT” yang pertama.
5. Peserta harus berusaha mencapai kerucut sebelum bunyi “TUT”
6. Apabila peserta tes telah mencapai salah satu batas lari sebelum bunyi “TUT” berikutnya, maka peserta tes harus menunggu bunyi “TUT” kemudian baru melanjutkan lari.
7. Dan apabila peserta dua kali berturut-turut tidak mencapai kerucut sebelum bunyi “TUT” maka peserta dinyatakan selesai.
8. Peserta harus meneruskan lari selama mungkin sampai tidak mampu lagi
menyesuaikan dengan kecepatan yang telah diatur dalam kaset.
20 meter
Gambar 3.2 Pelaksanaan Bleep Test
Nomor Tahap
1 1 2 3 4 5 6 7 2 1 2 3 4 5 6 7 8 3 1 2 3 4 5 6 7 8 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nomor Balikan
Tabel 3.1
Pengambilan tes VO2Max dengan menggunakan bleep test atau tes lari multi tahap dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebagai tes
awal (pre test) dan tes akhir (post test). Peneliti terlebih dahulu mengukur lintasan dengan menggunakan meteran, kemudian menandai setiap ujung garis dengan
cones. Hal ini memudahkan peserta tes untuk melihat sasaran atau jarak yang harus dicapai serta sebagai tempat pemberhentian yang tetap untuk menunggu
bunyi atau aba-aba berikutnya.
Nomor tahapan dalam Bleep Test mulai dari tahap/level 1 hingga tahap/level
21, dengan nomor balikan yang berbeda-beda dari setiap tahapnya. Semakin
tinggi level maka akan semakin banyak jumlah nomor balikannya. Dengan demikian waktu untuk peserta berhenti akan semakin singkat dan peserta tes
dituntut untuk berlari lebih cepat.
Menurut Cooper dalam Irawan (2014, hlm. 48) menyatakan bahwa “Instrumen yang akan digunakan untuk tes ini yaitu menggunakan Bleep Test/Multistage fitness test dengan validitas 0,785”. Sedangkan untuk nilai
reabilitasnya menurut Chatterjee dkk dalam Irawan (2014, hlm. 48) menyatakan bahwa “reabilitas yang digunakan adalah senilai 0,81”.
E. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini memerlukan perencanaan serta program latihan yang baik
untuk dapat mencapai tujuan penelitian yang telah penulis tetapkan. Penelitian ini
dilaksanakan selama 6 minggu, dalam 6 minggu tersebut terdapat 18 kali
pertemuan. Satu pertemuan untuk melaksanakan tes awal atau pre-test, 16 kali pertemuan untuk penerapan perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen, dan satu pertemuan lagi untuk melaksanakan tes akhir (post-test). Penerapan perlakuan (treatment) dilaksanakan 3-4 kali dalam seminggu. Hal ini di dasarkan pada pendapat Bompa (1999, hlm. 86) yang menyatakan bahwa “siswa/atlet berlatih 3 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam
olahraga. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 mei 2015 hingga 15 juni 2015.
Penelitian ini membagi sampel ke dalam dua kelompok yaitu, kelompok
zumba dance sedangkan untuk kelompok kontrol hanya mengikuti pelajaran penjas konfensional disekolah saja. Kedua kelompok penelitan ini mengikuti tes
awal (pre test) dan tes akhir (post test) yang sama yaitu dengan menggunakan
Bleep Test. Pelaksanaan pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sampel dilaksanakan dihari yang sama. Pre test dan post test
dilaksanakan pada hari atau jadwal yang terpisah dengan pelaksanaan treatment. Hal ini dilakukan penulis dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat, karena dengan hari yang terpisah dari jadwal pemberian treatment
kelompok sampel terutama kelompok eksperimen benar benar dalam kondisi yang
prima untuk melaksanakan pre test dan post test. Berikut merupakan jadwal dalam penelitian ini yang telah penulis buat dalam tabel 3.2:
Hari Tanggal Kegiatan Waktu Tempat
Jum'at 8 Mei 2015 P re-Test 08.00-selesai Lapangan SMPN 12 Bdg Senin 11/05/2015
Senin 15/06/2015 P ost-Test 07.00-selesai Lapangan SMPN 12 Bdg 13.30-selesai
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes merupakan data mentah, sehingga
memerlukan proses pengolahan data. Pengolahan data digunakan untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, diperlukan pengolahan
penelitian ini menggunakan penghitungan komputer dengan menggunakan
program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for windows
karena program ini ditujukan kepada pengguna statistik untuk mempermudah
penghitungan statistik untuk memperoleh hasil data yang akurat dan dapat
dimengerti. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai rata-rata, simpangan baku serta uji normalitas dengan
menggunakan One Sample Kolmogorov Smirniv Test.
2. Menguji kedua kelompok sampel untuk mengetahui perbedaan pada tes
awal dan tes akhir setelah diberikan perlakuan yang berbeda dengan
menggunakan Paired Samples Statistics. Kemudian untuk mengetahui hubungan homogenitas di antara keduanya dengan menggunakan Paired Samples Correlations