Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan dan berupa angka sebagai alat untuk
menemukan keterangan apa yang ingin diketahui
Sukmadinata (2006, hlm.53) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif
didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif
dan dikaji secara kuantitatif. Adapun maksimalisasi objektivitas desain penelitian
ini dilakukan denga menggunakan angka-angka pengolahan statistik, struktur dan
percobaan terkontrol.
Penelitian menekankan pada penggalian informasi atau data mengenai self
efficacy, motivasi berprestasi, dan prestasi belajar peserta didik. Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran umum self efficacy dan
motivasi berprestasi melalui pengembangan instrumen (angket) dengan mengacu
pada definisi operasional variabel.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,
tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. (Suharsimi
,2010, hlm. 4).
Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan
korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik analisis jalur (path analysis).Menurut
ahli Sewall (dalam Sitepu, 1994, hlm. 2) tujuan analisis menggunakan analisis
jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat
variabel, sebagai variabel penyebab (eksogenus variable) terhadap variabel
lainnya yang merupakan variabel akibat (endogenus Variabel). Analisis ini
digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel eksogenusSelf efficacy
dan Motivasi Berprestasi(X1dan X2) terhadap variabel endogenusprestasi belajar
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Desain PenelitianSelf efficacy(X1), Motivasi berprestasi
(X1)Terhadap Prestasi Belajar (Y)
3.2. Populasi dan Sample Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, penentuan lokasi
berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan
observasi mata kuliah dan PPL BK. Dalam studi pendahuluan ditemukan adanya
beberapa peserta didik yang memiliki permasalahan dalam belajarnya yang terkait
dengan self efficacy serta motivasi berprestasi.
Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting untuk mengetahui
karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek
penelitian. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengambil keputusan dalam
menguji hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas
XI tahun ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 6 Bandung. Dalam hal ini Sugiyono
(2011, hlm.80) menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Maka berdasarkan pengertian diatas, populasi penelitian ini adalah:
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Peserta didik Kelas XI SMA Negeri 6 Bandun Tahun Ajaran 2014/2015
No. Kelas Populasi Sample Keterangan
1. XI MIA 1 35 24 2 tidak hadir, 11 dispensasi
2. XI MIA 2 35 30 5 dispensasi
3. XI MIA 3 36 25 11 dispensasi
4. XI MIA 4 36 33 3 dispensasi
Self efficacy (X1)
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. XI MIA 5 34 17 17 dispensasi
6. XI MIA 6 32 27 5 dispensasi
7. XI MIA 7 30 21 9 dispensasi
8. XI IPS 1 30 22 8 dispensasi
9. XI IIS 2 31 23 8 dispensasi
10. XI IIS 3 30 21 9 dispensasi
Total 365 243
Pada penyebaran instrumen akan diadakannya persiapan ulang tahun sma
negeri 6 bandung sehingga beberapa siswa ada yang mengikuti pelatihan untuk
persiapan acara dan ada juga beberapa siswa yang mengikuti latihan karna sebagai
atlet dan juga ada siswa yang tidak hadir.
3.3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan skala self efficacy dan skala motivasi berprestasi yang terdiri atas
beberapa pernyataan yang disesuaikan dengan aspek dan indikatorSelf efficacydan
Motivasi berprestasi.
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah
dengan kuesioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011, hlm. 142). Untuk mengungkap data mengenai
gambaran siswa yang memiliki keterampilan belajar rendah.
Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung, yaitu
angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih,
dan responden menjawab pernyataan-pernyataan tentang dirinya. (Arikunto, 2010,
hlm. 195).
3.3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 1. Instrumen Self efficacy
Dalam penelitian ini instrumen self efficacy diadaptasi dari instrumen self
efficacy yang dikembangkan oleh(Purwanti,2015, hlm. 56) yang sudah diuji
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikembangakn oleh peneliti. Instrumen ini sesuai dengan grand teori yang
digunakan oleh peneliti yaitu mengacu pada dimensi self efficacyyang
dikembangkan oleh ahlinya yaitu albert Bandura. Berikut kisi-kisi instrumen yang
dikembangkan.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Self efficacy
Dimensi Indikator No.Item
Magnitude
Generality Yakin memiliki kemampuan dalam
Instrumen motivasi berprestasi menggunakan alat ukur motif berprestasi
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh laboratorium psikologi pendidikan dan bimbingan. Landasan dalam
penggunaan instrumen ini yaitu bahwa konstruk, isi dan konten mengacu pada
aspek motivasi berprestasi yang dikembangkan oleh McClelland yang oleh
peneliti sebagai grand teori dalam penelitian ini. Berikut kisi-kisi instrumen
motivasi berprestasi
Tabel 3.3
Kisi-kisi pengembangan Alat Ukur Motivasi Berprestasi
No. Sub Kategori Butir Soal
1. Adanya suatu hasi yang ingi dicapai (AI) Pernyataan A: a.Kebutuhan memperoleh Hasil (N)
b.Kebutuhan untuk melakukan kegiatan dalam memperoleh hasil (I)
c.Intensitas kecemasan terhadap pencapaian tujuan yang ingin dicapai (Ga+)
d.Intensitas kecemasan terhada kemungkinan kegagalan sesuatu tujuan (Ga-)
e.Kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari diri sendiri untuk mencapai tujuan (Bp)
f.Kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari luar diri sendiri untuk mencapai tujuan (Bw) g. Intesitas kepuasaan subjek terhadap
hasil yang dicapai (G+)
h.Intensitas kekecewaan terhadap kegagalan (G-)
i.Dorongan yan membantu mengarahkan kegiatan (Nup)
j.Intensitas keinginan untuk mencapai hasil dengan sebaik-baiknya (Ach.T)
2. Tidak ada sesuatu yang ingin dicapai (UI) Pernyataan B:
26 s.d. 50 & 76 s.d. 100 3. Keraguan apa yang ingin dicapai (TI) Pernyataan B:
01 s.d. 25 & 51 s.d. 75
Setiap pasangan pernyataan terdiri atas pernyataan yang mengandung
unsur achievement motive atau berorientasi pada pencapaian hasil dengan
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Instrumen Prestasi Belajar
Instrumen prestasi belajar diambil dari nilai rapot semester 1 peserta didik
kelas XI di SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Nilai ini diambil dari
nilai rata-rata semua mata pelajaran yang terdiri dari aspek pengetahuan dan
keterampilan.
3.3.2 Proses Pengembangan Instrumen penelitian 1). Uji Validitas
(1) Uji Validitas Rasional Instrumen Self efficacy
Uji validitas rasional dilakukan perimbangan kembali oleh dosen ahli
bahsa Indonesia agar mengetahui keterbacaan dan pernyataan setiap item sesuai
dengan kaidah ejaan yang baik dan benar. Pada penimbangan ini beberapa
pernyataan yang direvisi yaitu butir item no 7,9,20,23 yang sudah disesuaikan
dengan bahasa yang baik dan benar. Lebih detail, revisi ini dapat dilihat pada
lampiran 3.
2). Uji Validitas Butir Item
Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian,
karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk
hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu
yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrumen penelitian (kuesioner)
yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yakni uji
validitas dan reliabilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data
yang valid dan reliabel. Oleh karena itu dibutuhkan instrumen penelitian yang
valid dan reliabel.Data valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Sugiyono (2013,hlm.361) menyatakan bahwa validitas
merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan
daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Penguji validitas instrumen dilakukan
untuk menguji bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya, Malhotra
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mana perbedaan benar dalam apa yang sedang diukur bukan kesalahan sistematis
atau acak”.
Data yang digunakan untuk mengukur validitas item merupakan data hasil
penyebaran instrumen. Dengan kata lain penyebaran instrumen dilaksananakan
sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Uji validitas yang dilakukan
bertujuan untuk menguji sejauh mana item angket yang valid dan mana yang
tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan
skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala
pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi
Product momment yang dikemukakan oleh Spearman ebagai berikut:
� = (Sugiyono, 2013,hlm.248)
Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor Total
= Jumlah skor dalam distribusi X
= Jumlah skor dalam distribusi Y
2 = Jumlah kuadrat dalam distribusi X
2 = Jumlah kuadrat dalam distribusi Y
n = Banyak responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai
berikut:
1. Item pertanyaan penelitian dikatakan valid jika �ℎ� �� lebih besar dari
� �� atau �ℎ� ��>� ��
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid
jika �ℎ� �� lebih kecil atau sama dengan � �� atau �ℎ� �� ≤ � ��
Uji validitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat
bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service
Solutions) 16.0 for windows.Besarnya koefisiensi korelasi diinterpretasikan
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi
Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi
Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi
Sumber: Suharsimi Arikunto (2010,hlm.245)
(1) Uji Validitas Butir item Instrumen Self efficacy
Hasil pengujian validitas dari 30 item instrumen self efficacy menyatakan bahwa semua item valid, Hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.5 Validitas item self efficacy
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item 28 0,756** 0,644** Valid
Item 29 0,783** 0,682** Valid
Item 30 0,660** 0,545** Valid
(2) Uji Validitas Butir item Instrumen Motivasi Berprestasi
Instrumen motivasi berprestasi tidak dilakukan uji validitas karena sudah
teruji kelayakannya. Hal ini diperkuat oleh rekomendasi beberapa dosen ahli dan
pengembang instrumen. Hasil uji validitas yang sudah dilakukan oleh
laboratorium psikologi pendidikan dan bimbingan hasilnya terlampir.
3). Uji Reliabilitas
Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan
data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable (Sugiyono,
2013, hlm. 172-173).
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat
pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah
dipercaya dan reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Sugiyono (2013,hlm.183), “Reliabilitas adalah pengukuran yang
berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (2010,hlm.178) Reliabilitas adalah menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.
Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan sesuatu. Sedangkan menurut
Sugiyono (2013,hlm.172) “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapakali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama”. Jika suatu Instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan
oleh Instrumen tersebut dapat dipercaya juga. Perhitungan reliabilitas dalam pada
penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha. Rumus Alpha digunakan
untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
σt2 = Varian total
∑ σb2 = Jumlah varian butir soal
Keterangan:
N = Jumlah sampel
N = Jumlah responden
X = Nilai skor yang dipilih
σ2
= Nilai varians
Hasil uji reliabilitas ditentukan oleh ketentuan sebagai berikut:
Semakin tinggi koefisien realibilitas mendekati 1,00 maka semakin tinggi
reliabilitannya dan semakin rendah koefisien realibilitas mendekati o maka
semakin rendah reliabilitannnya. Berikut skor kategorisasi reliabilitas
Tabel 3.6skor kategorisasi Reliabilias 0,00-0,19 derajat keterandalan sangat rendah 0,20-0,39 derajat keterandalan rendah
0,40-0,59 derajat keterandalan cukup 0,60-0,79 derajat keterandalan tinggi
0,80-1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
(Arikunto,2010,hlm.276)
Berikut hasil pengujian reliabilitas kedua instrumen denganbantuan
program SPSS 16.0 for windows.
(1) Uji Reliabilitas Instrumen Self efficacy
Hasil pengujian reliabilitas instrumen self efficacy dari seluruh item yang
berjumlah 30 dan sudah valid, menunjukan koefisien reliabilitas sebesar 0,929. (Husein Umar, 2008,hlm.170)
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artinya tingkat korelasi dan keterandalan instrumen self efficacy berada pada
kategori sangat tinggi, yang menunjukan bahwa instrumen ini dapat dipercaya
sebagai alat pengumpul data.
Tabel 3.7 Tingkat Reliabilitas instrumen Self efficacy
Cronbach's Alpha N of Items
.929 30
(2) Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi
Hasil pengujian reliabilitas instrumen motivasi berprestasi menunjukan
koefisien reliabilitas sebesar 0,879. Artinya tingkat korelasi dan keterandalan
instrumen self efficacy berada pada kategori sangat tinggi, yang menunjukan
bahwa instrumen ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
Tabel 3.8 Tingkat reliabilitas instrumen Motivasi berprestasi
Cronbach's Alpha N of Items
.879 10
3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1. Tahapan Penelitian
Dalam melakukan penelitian menurut Arikunto (2010, hlm.13) terdapat
beberapa langkah yang ditempuh, yaitu sebagai berikut:
1. Memilih masalah penelitian
2. Melakukan studi literatur dengan mengkaji sumber-sumber yang relevan
dengan permasalahan seperti buku, jurnal, artikel dst.
3. Merumuskan masalah penelitian
4. Merumuskan anggapan dasar
5. Merumuskan hipotesis
6. Memilih pendekatan penelitian
7. Menentukan variabel
8. Menentukan sumber data
9. Menentukan dan menyusun instrumen
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12.Menarik kesimpulan
Mengacu pada tahap penelitian berdasarkan penjelasan diatas, tahap penelitian
ini terdiri atas tiga tahapan yaitu, tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan.
Adapun pemamparannya sebagai berikut:
a. Pengajuan proposal penelitian kepada dosen mata kuliah metodologi penelitian
b. Pelaksanaan seminar proposal
c. Pengajuan dosen pembimbing skripsi kepada fakultas dan ketuadeparteman
psikologi pendidikan dan bimbingan.
d. Mengadaptasi instrumen penelitian dari penelitian yang sudah ada
e. Penyebaran instrumen untuk memperoleh data self efficacy, motivasi
berprestasi dan melakukan studi dokumentasi atas prestasi belajar peserta didik
dari nilai rapot semester 1 kelas XI.
f. Melakukan pengolahan data untuk memperoleh hasil dari yujuan pertanyaan
penelitian
g. Mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah ydiolah, kemudian menarik
kesimpulan dalam pelaksanaan penelitian
h. Penyususnan laporan akhir berdasarkan hasil yang telah diperoleh.
3.4.2. Perumusan Definisi Operasional Variabel 1. Self efficacy
Mengacu pada instrumen penelitian yang dikembangkan oleh Purwanti
(20015,hlm.66), makaSelf efficacy dalam penelitian ini adalah keyakinan yang
dimiliki peserta didik akan kemampuan yang dimilikinya untuk
mengorganisasikan serangkaian tindakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
dalam meraih prestasi belajar, yang bervariasi pada beberapa dimensi seperti
Magnitude, strenght dan generality. (Purwanti, 2015, hlm.66). Bandura
(2002,hlm. 3) menjelaskan self efficacymerupakan persepsi individu akan
keyakinan kemampuannya untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Individu
dengan self efficacy tinggi akan memilih melakukan usaha lebih besar dan lebih
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
motivasi seseorang. Seseorang percaya akan kemampuannya memiliki motivasi
tinggi dan berusaha untuk sukses.
Dimensi magnitude berhubungan dengan tingkat atau derajat kesulitan
tugas yang dapat dihadapi peserta didik sebagai hasil persepsi tentang
kompentensi dirinya. dimensi ini dijabarkan menjadi ebebrapa indikator seperti
berpandangan optimis dalam mengerjakan tugas sekolah, melihat tugas yang sulit
sebagai tantangan, dan memiliki keyakinan mampu mengatasi kesulitan dalam
menyelesaikan tugas sekolah. Dimensi strenght berhubungan dengan tingkat
kekuatan keyakinan untuk tetap bertahan dalam menghadapi kesulitan dan
hambatan dalam menyelesaikan tugas sekolah melalui kompetensi diri peserta
didik yang dipersepsinya dalam mencapai tujuannya. Dijabarkan dalam indikator
sebagai berikut memiliki komitmen dalam menyelesaikan tugas sekolah, memiliki
ketekunan untuk menyelesaikan tugas sekolah, mampu mengerjakan tugas
sekolah mampu mengerjakan tugas sekolah dalam berbagai situasi dan kondisi,
dan percaya dan yakin pada kemampuan yang dimiliki. Dimensi generality
berhubungan dengan luas bidang tingkat pencapaian keberhasilan yang dicapai
oleh peserta didik dalam mengatasi atau menyelesaikan tugasna berdasarkan
pengalaman sebelumnya. Dijabarkan dalam beberapa indikator yaitu memiliki
kemampuan dalam berbagai jenis tugas sekolah, menjadikan pengalaman sebagai
pembelajaran, dan menyikapi situasi yang berbeda dengan baik dan berpikir
positif (Purwanti, 2015, hlm.66)
2. Motivasi Berprestasi
Teori yang digunakan sebagai acuan pengembangan alat ukur mengacu
pada teori motivasi berprestasi yang dikembangkan oleh McClelland yaitu teori
achievement motive. Menurut McClelland (dalam Akhmad dan Budiman,
2005,hlm.2) menyatakan bahwa teori motif berprestasi merupakan teori
pembangkit afeksi yang menjadi dasar timbulnya motif adalah perubahan afeksi.
Intensitas motif dapat dilihat melalui fantasi dan imajinasi dalam respon-respon
verbal. Motivasi berprestasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor
dalam aspek fantasi terhadap suatu hasil yang ingin dicapai oleh peserta didik atau
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil yang ingin dicapai yakni unrelated imagery (UI). (Akhmad dan Budiman,
2005. Hlm.4)
Menurut McClelland (dalam Akhmad dan Budiman, hlm. 4-5) Intesitas
motivasi berprestasi diukur dari 10 indikator yaitu kebutuhan memperoleh hasil,
kebutuhan untuk melakukan kegiatan dalam memperoleh hasil, intensitas terhadap
pencapaian tujuan, intensitas kecemasan terhadap kemungkinan gagalnya
mencapai tujuan, kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang
dari dalam diri sendiri dalam mencapai tujuan, kebutuhan untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang datang dari luar, intensitas kepuasaan subjek terhadap
hasil yang dicapai, intensitas kekecewaan terhadap kegagalan, dorongan yang
membantu mengarahkan kegiatan da intensitas keinginan untuk mencapai hasil
yang sebaik-baiknya.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar, menurut Suryabrata (1993) menjelaskan
bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar evaluasi dari suatu proses yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka) yang khusus dipersiapkan
untuk proses evaluasi, misalnya rapor. Prestasi belajar dalam peneitian ini
diperoleh dari rata-rata hasil nilai rapor semester 1 pada kelas XI peserta didik
SMA Negeri 6 Bandung Tahun ajaran 2014/2015. Rata-rata nilai prestasi belajar
diambil dari penjumlahan rata-rata nilai aspek pengetahuan dan keterampilan
peserta didik.
3.5. Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini menempuh prosedur sebagai
berikut:
1. Verifikasi data penelitian dengan tujuan untuk memilahkan antara data yang
memadai dengan yang tidak memadai untuk diolah.
2. Menentukan skor setiap responden sesuai dengan ketentuan seperti telah
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan secara berpasangan sehingga setiap responden memiliki skor untuk
setiap variabel.
3. Melakukan analisis data untuk menguji hipotesis. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalis secara kuantitatif dengan menggunakan statistika
deskriptif berupa rata-rata hitung, median, modus, simpangan baku, Sementara
itu statistik inferensial digunakan untuk uji korelasi, regresi, dan analisis jalur.
Keseluruhan proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan paket
program SPSS for Windows. Proses dan hasil pengujian hipotesis penelitian ini
beserta print out program SPSS, secara rinci dijelasikan sebagai berikut:
3.5.1. Verifikasi Data
verifikasi data merupakan tahap persiapan dalam pengolahan data, adapun
langkah verifikasi ini adalah:
1. mengecek jumlah kelengkapan data seperti instrumen dari semua variabel, hal
ini dilakukan untuk mengetahu jika ada data yang tidak lengkap atau rusak.
2. Melakukan rekap data yang diperoleh dari patisipan dan memberikan skor
sesuai dengan aturan setiap instrumen.
3.5.2. Penyekoran Instrumen
1. Penyekoran Instrumen Self efficacy
Dalam penyekoran instrumen self efficacy mengacu pada standar
pengukuran yang dikembangkan oleh Bandura. Bandura (2006) menyatakan
bahwa dalam metodologi standar untuk mengukur self-efficacy, individu disajikan
dengan item yang menggambarkan berbagai tingkat tuntutan tugas, dan mereka
menilai kekuatan keyakinan mereka dalam kemampuan untuk melaksanakan
kegiatan yang diperlukan. Skala kekuatan self efficacy pada skala 100 poin, mulai
dari interval 10 unit dari 0 ( cannot do), 50 (moderatly certain can do), dan 100
(highly certain can do).
Format respons standar diberikan di bawah ini (Bandura, 2006):
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan demikian skala self efficacy dengan format respon 0-100 adalah
prediktor kuat kinerja dari satu dengan skala 5-interval scale (Pajares, Hartley, &
Valiante, 2001). Skala self efficacy merupakan sakal yang unipolar, mulai dari 0
sampai kekuatan maksimal yang menggambarkan tingkat keyakinan diri dan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
2. Penyekoran Instrumen Motivasi Berprestasi
Penyekoran instrumen motivasi berprestasi mengikuti aturan penyekoran
yang dilakukan oleh LPPB FIP UPI, yaitu sebagai berikut:
a. Menghitung atau menjumlahkan baris item nomor 1,6,11,16,21,26,31,36,41,46
dan baris berikutnya yang memilih atau melingkari jawaban a. Hasil
penjumlahan pada setiap baris disimpan pada kolom A1 sesuai dengan baris
masing-masing
b. Menghitung item nomer soal 26,31,36,41,46 dan baris berikutnya yang
melingkari pilihan b. Hasil penjumlahan disimpan pada kolom UI sesuai
dengan baris masing-masing.
c. Setelah langkah a dan b dilakukan hasil penjumlahan AI dikurangi
penjumlahan UI sesuai dengan baris masing-masing dan ditempatkan pada
kolom S
d. Menhitung baris item 51,56,61,66,71,76,81,86,91,96, dan baris berikunya yang
memilih pilihan a. Tarik garis pada nomer 51,57,63,69 dan 75, dan yang
terkenan garis tidak dihitung karena termasuka dalam garis konsistensi
e. Menghitung item nomer 76,81,86,91,96 dan baris berikutnya yang memilih
pilihan b. Tarik garis pada nomer 76,82,88,94 dan 100, dan nomer berikut tidak
dihitung karena sebagai garis konsistensi. Hasil penjumlahan disimpan pada
klolom UI sesuai baris masing-masing
f. Setelah langkah d dan e dilakukan, selanjutnya adalah penjumlahan dengan
cara mengurangi jumlah pada kolom AI dikurangi UI dan diletakan pada
kolom s
g. Langkah terakhir adalah menghitung konsistensi. Garis yang telah ditarik pada
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsistensi di beri tanda cheklism begitupun seterunya. Lalu dijumlahkan dan
diletakan pada kolom kons.
3.5.3. Pengolahan Data
Pengolahan data dengan menggunakan statistika deskriptif berupa rata-rata
hitung, median, modus, simpangan baku, Sementara itu statistik inferensial
digunakan untuk uji korelasi, regresi, dan analisis jalur (path analysis).
Keseluruhan proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan paket
program SPSS for Windows.
1. Profil Self efficacy, Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghasilkan profil dari self
efficacy, motivasi berprestasi dan prestasi belajar pada peserta didik kelas XI
SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015.
Dalam memperoleh gambaran mengenai self efficacy peserta didik, dibagi
menjadi tiga kategori yaitu tidak yakin, agak yakin dan sangat yakin dengan
ketentuan sebagai berikut.
Tabel 3.9
Pengkategorian Self efficacy
Skala Skor Kategori
0,00 – 39.99 Tidak Yakin
40,00 – 60,99 Agak Yakin
70,00 - 100 Yakin
a. kuartil 1 dengan nilai 0,00 sampai dengan 39.99 menunjukan tingkat
keyakinan pada kategori tingkat tidak yakin.
b. Kuartil 2 dengan nilai 40,00 sampai dengan 60,99 menunjukan tingkat
keyakinan pada kategori agak yakin
c. Kuartil 3 dengan nilai 70,00 sampai dengan 100 menunjukan tingkat
keyakinan pada kategori sangat yakin.
Sedangkan untuk kategori motivasi berprestasi dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Berikut pengkategorian motivasi
berprestasi.
Tabel 3.10
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(-45) – (-1) Rendah
0 - 44 Sedang
45 - 90 Tinggi
Prestasi belajar peserta didik dibagi menjadi lima kategori berdasarkan
kategori yang sudah ada disatndar nilai rapor. Sebagai berikut:
a. Kategori E dengan nilai antara 50 sampai dengan 59 menunjukan tingkat
prestasi belajar pada tingkat sangat kurang baik
b. Kategori D dengan nilai antara 60 sampai dengan 69 menunjukan tingkat
prestasi belajar pada tingkat kurang baik
c. Kategori C dengan nilai antara 70 sampai dengan 79 menunjukan tingkat
prestasi belajar pada tingkat cukup baik
d. Kategori B dengan nilai antara 80 sampai dengan 89 menunjukan tingkat
prestasi belajar pada tingkat baik
e. Kategori A dengan nilai antara 90 sampai dengan 100 menunjukan tingkat
prestasi belajar pada tingkat sangat baik.
2. Analisis Korelasi
Teknik korelasi Person P roduct Moment ini merupakan alat uji statistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Fungsi dari teknik korelasi ini
untuk mencari arah dan kekuatan hubungan antara variabel (x) dan variabel (y)
pada data yang berbentuk interval atau rasio. Nilai korelasi ini disimbolkan
dengan r (rho). Nilai r ini berada diantara -1 ≤ r ≤ 1. Jika nilai r = 0, berarti tidak
ada korelasi atau hubungan antara variabel (x) dan Variabel (y), jika nilai r = +1,
berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel (x) dan variabel (y) dan jika
nilai r = -1, berarti terdapat hubungan yang negatif antara variabel (x) dan variabel
(y). Dengan kata lain, tanda “+” dan “-“ menunjukan arah hubungan di antara
variabel yang sedang dioperasionalkan. Selanjutnya untuk mengetahui koefisien
korelasi antara variabel X dengan variabel Y maka digunakan klasifikasi koefisien
korelasi yang disajikan pada Tabel 3.8 berikut ini :
Tabel 3.11
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Self efficacy (X1)
Motivasi Berprestasi (X2)
Prestasi Belajar (Y)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
3. Analisis menggunakan Path Analysis ( Analisis Jalur)
Teknik analisis data menggunakan teknik uji regresi dan path analysis
(analisis jalur) yaitu dengan menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung
dari setiap variabel penelitian. teknik path analisis dikembangkan dari teknik
analisis yang korelasi P erson Product Moment dan uji regresi. Menurut kerlinger
(Sitepu, 1994, hlm.21) analisi jalur memiliki tujuan untuk mengitung pengaruh
langsung dan tidak langsung dari setiap variabel penelitian.
a. Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel
1. Pengaruh (X1) terhadap Y
Pengaruh langsung = YX1. YX1
Pengaruh tidak langsung melalui (X1.2) = YX1 . rX1.X2 . YX2
Pengaruh total (X1) terhadap Y = ……….
2. Pengaruh (X2) terhadap Y
Pengaruh langsung = YX2 .YX2
Pengaruh tidak langsung melalui (X2.1) = YX2 . rX2X1 . YX1
Pengaruh total (X2) terhadap Y = ……….
4. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis 1,2 dan 3 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut. “Antara
self efficacy dan motivasi berprestasi dan prestasi belajar terdapat hubungan yang
positif signifikan”.
Secara skematis, model hubungan korelasional yang dinyatakan dalam
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self
efficacyberkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar”.
Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas (X),
sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat (Y). Untuk
keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam
hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: = 0
H1: > 0
Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam
penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,189 dengan harga p-value
sebesar 0,002. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih
kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif
signifikan dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini diterima.
2. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi
berprestasi berkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar”.
Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel
bebas (X), sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat (Y).
Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke
dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: = 0
H1: > 0
Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,033 dengan harga p-value
sebesar 0,305. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
signifikan dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini ditolak.
3. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy
berkorelasi positif signifikan dengan motivasi berprestasi”.
Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas (X),
sedangkan motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel bebas (X). Untuk
keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam
hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: = 0
H1: > 0
Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien
korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam
penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,422 dengan harga p-value
sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih
besar dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif
signifikan dengan motivasi berprestasi. Dengan demikian, hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian ini diterima.
Hasil korelasi hipotesis 1,2 dan 3 jika digambarkan adalah sebagai berikut,
Gambar 3.3 Hasil korelasi self efficacy, Motivasi berprestasi dan prestasi belajar
b. Hipotesis 4,5 dan 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut.
“ Self efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar”.
Secara skematis, model struktur hubungan kausal yang dinyatakan dalam
hipotesis tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.
Self efficacy (X1)
Motivasi Berprestasi (X2)
Prestasi Belajar (Y) 0.422
0.033 0.189
Self efficacy (X1)
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Hipotesis nomor 4 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self
efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”
Dalam hipotesis ini, self efficacydiperlakukan sebagai exogenous variable,
sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous variable. Untuk
keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam
hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: P = 0
H1: P > 0
Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,213 dengan harga p-value
sebesar 0,003. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil
dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berpengaruh positif signifikan
terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini diterima.
5. Hipotesis nomor 5 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi
berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”
Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai exogenous
variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous va riable.
Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke
dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: P = 0
H1: P > 0
Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menunjukkan P = -0,057dengan harga p-value sebesar
0,416. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih besar dari 0,05
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini ditolak.
6. Hipotesis nomor 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self
efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap
prestasi belajar.”
Dalam hipotesis ini, self efficacy dan motivasi berprestasi diperlakukan
sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai
endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut
selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: P = 0
H1: P > 0
Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,038 dengan harga p-value
sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil
dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy dan motivasi berprestasi
berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan demikian,
hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.
Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis 3,4,5 ini dapat digambarkan
dalam bagan berikut ini.
Gambar 3.4 Hasil perhitungan regresi self efficacy, motivasi berpresatsi dan
prestasi belajar.
Dari keseluruhan hasil pengujian hipotesis nomor 4,5,6 dapat dirumuskan
beberapa temuan. Pertama, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak
Self efficacy (X1)
Motivasi Berprestasi (X2)
Prestasi Belajar (Y) r = 0,422
P = 0,213
r = 0,033 P = -0,057
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
efficacyke prestasi belajar secara statistik signifikan, sedangkan dari motivasi
berprestasike prestasi belajar secara statistik tidak signifikan.
Selanjutnya untuk perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung
menggunakan analisis jalur adalah sebagai berikut:
(a) self efficacyberpengaruh secara langsung terhadap prestasi belaja sebesar
0,213x0,213=0,045369; pengaruh tidak langsung (melalui korelasi dengan
motivasi berprestasi) sebesar 0,213x0,422x(-0,057)=0,0051235; dan
pengaruhself efficacy ke prestasi belajarsecara total adalah
0,045369+0,0051235=0,00504925;
(b) motivasi berprestasiberpengaruh seca ra langsung terhadap prestasi
belajarsebesar (-0,057) x (-0,057)=0,003249; dan pengaruh tidak langsung
(melalui korelasi dengan self efficacy) sebesar (-0,057) x0,422x0,213= -
0,0051235; pengaruh motivasi berprestasike prestasi belajarseca ra total
adalah 0,003249+(-0,0051235)= - 0,0018745
Pengaruh gabungan self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar adalah sebesar 0,00504925+(-0,0018745)=0,04. Angka ini tiada
lain adalah besarnya R2 atau determinasi koefisien korelasi multipel self efficacy
dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar. Artinya self efficacy dan
motivasi berprestasi memiliki pengaruh hanya sekitar 4% dalam memengaruhi