• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKN 14006015 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKN 14006015 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang

bertujuan untuk mendidik siswanya menjadi warga negara yang baik. Pendidikan

Kewarganegaraan sedianya harus mampu membentuk siswa agar memiliki

karakter-karakter baik yang sesuai dengan hakikat Pendidikan Kewarganegaraan,

yaitu membentuk siswa untuk dapat lebih berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran di kelas dan membentuk siswa agar mampu berpikir cerdas dalam

memecahkan masalah. Pembelajaran PKn harus mampu mendorong tumbuhnya

keaktifan atau partisipasi dan kreativitas optimal serta kecerdasan berpikir dari

setiap siswa. Fungsi mata pelajaran PKn itu sendiri adalah sebagai wahana untuk

membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia

kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD NKRI

Tahun 1945. Salah satu tujuannya adalah untuk memberikan kompetensi berpikir

cerdas, yaitu berpikir secara kritis dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

Mengingat bahwa dalam mata pelajaran PKn tidak hanya sebatas

pemahaman konsep-konsep saja, tetapi juga menuntut penguasaan

keterampilan-keterampilan tertentu seperti berbicara atau mengeluarkan pendapat secara baik

dan benar, berpartisipasi aktif di dalam kelas dan berpikir kritis. Oleh karena itu,

diperlukan upaya agar siswa terlibat langsung dan merasa terkesan dalam belajar

PKn. Kehadiran secara fisik siswa di dalam kelas belum tentu akan membawa

hasil belajar yang optimal bila tidak disertai dengan keterlibatan pikiran, mental,

dan emosionalnya secara maksimal. Upaya pelibatan siswa dalam pembelajaran

PKn bertujuan agar esensi atau makna materi dalam proses pembelajaran

dipahami secara mendalam oleh siswa. Siswa tidak hanya mendapatkan hafalan

(2)

2

maknanya dan memperoleh keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam

kehidupannya, terutama dalam kehidupan di lingkungan masyarakat.

Untuk membangun masyarakat terdidik, maka harus dilakukan suatu

perubahan terhadap paradigma serta sistem pendidikan dalam proses

pembelajaran, khususnya pembelajaran PKn. Dengan paradigma baru, praktik

pembelajaran akan digeser menjadi pembelajaran yang bertumpu pada teori

kognitif dan konstruktif. Pembelajaran akan berfokus pada pengembangan

kemampuan intelektual yang berlangsung secara sosial dan kultural. Adanya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan paradigma

pendidikan, menuntut guru untuk lebih inovatif dalam merancang pembelajaran,

artinya guru harus melakukan reformasi kelas dalam menyusun maupun

melaksanakan pembelajaran. Proses pembelajaran inovatif ini dibutuhkan agar

siswa dapat lebih berpartisipasi aktif di dalam kelas.

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di

dalam kelas, terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui

pembelajaran PKn. Seorang guru dapat dikatakan kompeten apabila ia memiliki

kemampuan berinovasi dalam menyampaikan materi pelajaran, memiliki pula

kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilih cara-cara yang tepat dalam

menyajikan pengalaman belajar mengajar sesuai materi yang akan disampaikan.

Tugas guru di dalam kelas, khususnya guru PKn, tidak hanya menyampaikan

informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan

pengalaman belajar siswa. Selain itu, guru harus berupaya agar kegiatan di dalam

kelas dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Namun, pada kenyataanya selama

ini guru kurang kreatif menerapkan inovasi pembelajaran. Hal ini terjadi karena

pola pikir belajar diartikan sebagai perolehan pengetahuan saja dan mengajar

adalah proses memindahkan pengetahuan kepada siswa. Di samping itu,

pembelajaran ditekankan pada hasil, bukan pada proses. Akibatnya, proses belajar

(3)

ceramah serta cara siswa belajar lebih dominan dengan menghafal, sehingga siswa

kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis selama

pembelajaran PKn di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Margahayu, diperoleh hasil

temuan sebagai berikut:

1. Guru cenderung menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang

termotivasi untuk mengikuti pelajaran PKn.

2. Dari 38 siswa yang dapat mengerti dan menyerap pelajaran hanya sebagian

kecil saja.

3. Sebagian besar siswa kurang aktif di kelas dan kurang fokus dalam mengikuti

pelajaran PKn.

4. Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah.

Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan metode

Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats). Beberapa penelitian yang menggunakan

metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) pernah dilakukan oleh beberapa

peneliti diantaranya oleh Eva Dewi Nur Kholifah dengan judul penelitiannya

Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa dengan Metode Topi Pemikiran (Six Thinking Hats) De Bono (Penelitian Tindakan Kelas terhadap

Siswa Kelas X SMAN 3 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009)”. Hasil penelitian

dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) ternyata

mampu meningkatkan pembelajaran menulis argumentasi siswa, karena siswa

dapat berpikir kreatif dalam menuangkan gagasan mereka terhadap suatu masalah

ke dalam bentuk tulisan argumentasi.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Ratna Rizky Wulandari dengan judul

Penerapan Metode Six Thinking Hats Edward De Bono dalam Pembelajaran Berdiskusi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 13 Bandung

Tahun Ajaran 2009/2010)”. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa metode

Six Thinking Hats efektif menanggulangi kesulitan siswa dalam mengemukakan

(4)

4

Thinking Hats yang diterapkan dalam pembelajaran PKn, maka penulis merasa

tertarik untuk meneliti penerapan metode Six Thinking Hats dalam pembelajaran

PKn. Penulis merasa metode ini cocok diterapkan pada pembelajaran PKn, karena

metode ini berkaitan dengan alur berpikir pada saat memecahkan suatu masalah

sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih judul “Penggunaan

Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam Pembelajaran PKn untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi kasus di kelas XI IPA 2

SMA Negeri 1 Margahayu)”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah

penelitian ini dari beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:

a. Masih kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKn di dalam

kelas.

b. Teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran PKn belum variatif.

c. Kurangnya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam

pembelajaran PKn.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: Bagaimana hasil dari penggunaan metode Enam Topi

Berpikir (Six Thinking Hats) dalam pembelajaran PKn sebagai upaya

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?

Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan

membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode

Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam upaya meningkatkan

(5)

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode

Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam upaya meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa?

3. Apa saja kendala dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats)?

4. Bagaimana cara yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam upaya

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode

Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats)?

D.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hasil dari penggunaan metode pembelajaran Enam Topi

Berpikir (Six Thinking Hats) dalam pembelajaran PKn sebagai upaya

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan

metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam upaya meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

b. Mendeskripsikan proses pelaksanaan PKn dengan menggunakan metode Enam

Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalam upaya meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

c. Mendeskripsikan kendala apa saja yang dihadapi dalam upaya meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode Enam Topi

Berpikir (Six Thinking Hats).

d. Mendeskripsikan bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam

upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan

(6)

6 E.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini merupakan suatu upaya peningkatan kemampuan berpikir

siswa kritis yang dapat dijadikan bahan kajian bagi peningkatan kualitas

pembelajaran PKn. Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai salah satu acuan para

praktisi guru PKn dalam mengembangkan konsep-konsep baru tentang cara dan

upaya melakukan pembelajaran inovatif dengan tujuan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Guru

1) Guru dapat memakai metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats)

sebagai alternatif dalam pembelajaran PKn dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa di sekolah.

2) Metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) ini akan memudahkan guru

dalam proses pembelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa.

b. Bagi Siswa

1) Siswa mendapatkan wawasan dan pengalaman baru dalam pembelajaran

PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats).

2) Memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Metode

Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dapat memudahkan siswa dalam

memecahkan suatu hal atau permasalahan.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan mutu pembelajaran pada mata pelajaran PKn.

2) Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya melalui penggunaan metode Enam Topi Berpikir

(7)

3) Sekolah diharapkan mampu mencermati kebutuhan siswa yang bervariasi,

baik itu dari segi harapan masyarakat terhadap sekolah maupun tuntutan

dunia kerja untuk memperoleh mutu lulusan yang berguna.

d. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

1) Menambah referensi kepustakaan jurusan Pendidikan Kewarganegraan

khususnya yang berhubungan penelitian mengenai penggunaan metode

Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

2) Diharapkan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) menjadi salah

satu metode pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan belajar

pembelajaran bagi mahasiswa PKn sebagai persiapan menjadi guru PKn di

lapangan nantinya.

3) Membantu mahasiswa PKn apabila akan melakukan penelitian yang

topiknya sama.

e. Bagi Penulis

1) Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas mengenai pembelajaran

PKn dengan menggunakan metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats).

2) Memotivasi penulis untuk terus meneliti dan menemukan metode-metode

baru dalam bidang pendidikan, khususnya PKn.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari

setiap bab dan bagian demi bagian dalam skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab.

Bab I merupakan bagian awal dari skripsi, yang berisi enam bagian yaitu latar

belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

metode penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II menjelaskan kajian

pustaka yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Bagian bab II terdiri

dari tiga subbab. Subbab utama, yaitu tinjauan mengenai Pendidikan

Kewarganegaraan, tinjauan mengenai metode Enam Topi Berpikir (Six Thinking

(8)

8

Bab III berisi penjabaran mengenai metode penelitian dan

komponen-komponen lainnya seperti lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, pedoman penelitian, teknik pengumpulan data dan

teknik analisis data. Bab IV merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian

dan pembahasan., terdiri dari dua hal utama, yakni hasil penelitian dan

pembahasan. Bab V merupakan bab terakhir yang menyajikan penafsiran dan

pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Bab V terdiri dari

(9)

Referensi

Dokumen terkait

“Anak -anak, pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat sudah selesai, maka pembelajaran dengan ibu dicukupkan sampai di sini, pertemuan

untuk mendeskripsikan perencanaan dan pelaksanaan model Treffinger berbasis kreativitas yang dapat meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA

Dengan adanya website ini diharapkan para pengguna dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai perkembangan wisata khususnya di Pekanbaru, serta dapat lebih memudahkan untuk

4.6.5 Pembahasan Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas

 Siswa menggali informasi prosedur tentang informasi komunikasi daring asingkron dan sinkron  Siswa mendiskusikan untuk menentukan prosedur daring asingkron dan sinkron

Alhamdulillah, segal puji serta syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis berhasil

Kami juga memeriksa faktor yang terkait dengan serum 25(OH)D, gaya hidup (termasuk paparan sinar matahari, pekerjaan, asupan vitamin D, aktivitas fisik), dan

Pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan ilmu pengetahuan alam..