• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi deskriptif pengambilan keputusan siswa SMA kelas XI dalam memilih jurusan - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi deskriptif pengambilan keputusan siswa SMA kelas XI dalam memilih jurusan - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh : Maria Anna Bella M. I.

NIM : 06 9114 061

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

“Lakukanlah yang terbaik, maka semuanya akan berjalan dengan

baik.”

“Don’t Give Up”

Apa yang kau alami kini mungkin tak dapat engkau mengerti,

Satu hal tanamkan di hati indah semua yang Tuhan beri…

Tuhanku tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti,

Cobaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu…

Tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang agung mulia…

Saatnya kan tiba nanti kau lihat pelangi kasihNya…

(Nikita)

…Apa yang kelihatan mustahil bagiku, itu sangat mungkin

bagiMU…

(5)

v Karya ini dipersembahkan kepada :

 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan berkat kepadaku.

 Keluarga besar Alm. Samtodiharjo dan Alm. Panut Widyoharjono yang selalu membantu dan mendoakanku.

 Ayahanda dan Ibunda, Yohanes Maryono dan Rosalia Suwanti tercinta yang selalu memberikan doa, bimbingan dan dukungannya kepadaku.  Adik-adikku, Maria Eupraxia, Paulus Alexander, dan Agnes Nancy

tersayang yang selalu membantuku dan mendoakanku.

 Yusup Sigit Prasetya dan Margaretha Emely Trisiskawati tersayang yang selalu memberikan motivasi, bimbingan, dan berdoa untukku.

 Keluarga Bapak Sumiyo yang selalu membantuku.

 Ance, Shinta, dan Lisa beserta keluarga yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi.

 Vivin, Clare, Adel, Nessya, dan Jean tersayang yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam banyak hal.

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Juli 2010

Penulis

(7)

vii

Studi Pada Siswa Kelas XI SMA Padmawijaya Klaten

Maria Anna Bella M. I.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan langkah-langkah masuk akal siswa SMA kelas XI memutuskan jurusan yang diambilnya berdasarkan informasi yang dimiliki dan pertimbangan yang dilakukan. Subjek yang dipilih dengan teknik penarikan sampel purposive

adalah 54 siswa yang berkesempatan memilih semua jurusan di SMA subjek. Data dikumpulkan dengan kuesioner Pengambilan Keputusan. Analisis data penelitian yang dibantu dengan SPSS 15 menggunakan analisis frekuensi dan multiple responses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS sudah menggunakan informasi yang dimiliki dan melakukan pertimbangan untuk memilih jurusan sesuai dengan faktor pengambilan keputusan Sternberg (2006). Walaupun demikian, mereka lebih mempertimbangkan dukungan orangtua daripada menggunakan informasi yang dimiliki dan melakukan pertimbangan lainnya untuk memilih jurusan saat ini.

(8)

viii

Research to Second Year Students of Padmawijaya Senior High School Klaten

Maria Anna Bella M. I.

ABSTRACT

This research aimed to describe rational steps of second year senior high school students in deciding majors to take by using the related information and consideration. The subjects selected with purposive sample technique were 54 students who had the opportunity to choose one among possible majors. Research data were collected by decision making questionnaire. Research data analysis was assisted with 15th SPSS on frequency analysis and multiple responses. The results indicate that the second year students of natural and social sciences used the related information and consideration for deciding majors to take. They weighted more their parent support to deciding majors.

(9)

ix

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Maria Anna Bella M. I.

Nomor Mahasiswa : 069114061

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Studi Deskriptif Pengambilan Keputusan Siswa SMA Kelas XI Dalam Memilih Jurusan

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpusatakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mangalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : Juli 2010 Yang menyatakan,

(10)

x

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bnda Maria, atas berkat yang diberikanNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Studi Deskriptif Pengambilan Keputusan Siswa SMA Kelas XI Dalam Memilih

Jurusan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Univaersitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa selama pembuatan skripsi ini hingga terselesaikannya dengan lancar, tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji.

2. Drs. Hadrianus Wahyudi, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing dan memberikan motivasi.

3. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan tenaga dan pemikiran dalam membimbing penulis menyusun skripsi ini hingga selesai.

4. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen penguji.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmunya selama ini.

(11)

7. Bapak Yohanes Maryono dan Ibu Rosalia Suwanti yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan, dan bimbingan serta berdoa untukku.

8. Maria Eupraxia, Paulus Alexander, dan Agnes Nancy yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan, dan bimbingan serta berdoa untukku.

9. Yusup Sigit Prasetya dan Margaretha Emely yang telah banyak memotivasi, membimbing, membantu dan berdoa untukku.

10. Ibu Laksmini, Guru Bimbingan dan Konseling SMA Sang Timur Yogyakarta yang telah banyak membantu.

11. Ibu Victoria, Guru Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce I Yogyakarta yang telah banyak membantu.

12. Bapak Kepala Sekolah SMA Padmawijaya Klaten yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

13. Ibu Endang dan Bapak Anggoro, selaku Guru Bimbingan dan Konseling SMA Padmawijaya Klaten serta seluruh guru SMA Padmawijaya Klaten yang telah banyak membantu dan memberikan masukan kepada penulis.

14. Siswa-siswi kelas XI SMA Padmawijaya Klaten yang telah menjadi subjek penelitian, terima kasih atas bantuannya.

15. Teman-teman, Ance, Shinta, dan Lisa serta keluarga. Terima kasih atas bantuan dan doanya.

16. Vivin, Clare, Adel, Nessy, dan Jean yang selama ini selalu memotivasiku, membimbing, dan memberikan dukungan. Terima kasih.

(12)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan menerima berbagai masukan untuk skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Yogyakarta, Juli 2010 Penulis

(13)

xiii

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iii

HALAMAN MOTTO………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……… v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... vi

ABSTRAK……… vii

ABSTRACT………... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………. ix

KATA PENGANTAR………... x

DAFTAR ISI………... xiii

DAFTAR TABEL………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN………... xvii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Maslah……… 1

B. Rumusan Masalah………... 5

C. Manfaat Penelitian……….….. 6

BAB II DASAR TEORI……… 7

A. Pengambilan Keputusan……….. 7

1. Pengertian Pengambilan Keputusan……….. 7

(14)

3. Model Pengambilan Keputusan……….. 14

4. Gaya Pengambilan Keputusan……… 16

5. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan………. 17

B. Siswa SMA……… 18

C. Memilih Jurusan……… 18

D. Pengambilan Keputusan Siswa Kelas XI Dalam Memilih Jurusan………... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 21

A. Tujuan Penelitian………... 21

B. Jenis Penelitian……….. 21

C. Subjek Penelitian………... 24

D. Variabel Penelitian……… 24

E. Definisi Operasional……….. 24

F. Metode Pengumpulan Data………... 25

G. Validitas dan Reliabilitas……….. 27

1. Validitas……… 27

2. Reliabilitas……… 28

H. Analisis Data………. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 29

A. Penelitian………... 29

1. Persiapan Penelitian……… 29

2. Pelaksanaan Penelitian………... 30

(15)

C. Pembahasan……….. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 43

A. Kesimpulan……… 43

B. Keterbatasan Penelitian………. 43

C. Saran……….. 43

DAFTAR PUSTAKA……….. 45

(16)

xvi

Tabel 1:Blue PrintFaktor Pengambilan Keputusan Berdasarkan Faktor

Pengambilan Keputusan Menurut Sternberg………. 26

Tabel 2: Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin………... 30

Tabel 3: Pencarian Informasi………...……… 30

Tabel 4: Sumber Informasi……….……….. 31

Tabel 5: Informasi yang Dicari………...………. 31

Tabel 6: Informasi yang Diperoleh………...………... 32

Tabel 7: Informasi yang Digunakan………..……….. 32

Tabel 8: Resiko yang Dipertimbangkan………..……… 33

Tabel 9: Keuntungan yang Dipertimbangkan………...………... 34

Tabel 10.a: Kemungkinan Hasil atau Dampak Paling Besar yang Akan Didapatkan Jika Pilih IPA………..……….. 34

Tabel 10.b: Kemungkinan Hasil atau Dampak Paling Besar yang Akan Didapatkan Jika Pilih IPS………...……... 35

(17)

xvii

Lampiran 1. Data Wawancara Awal……….. 48

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian……….. 62

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian………. . 67

Lampiran 4. Pengkategorian data……….... 72

(18)

1

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang membuat keputusan dalam hidupnya, misalnya mengambil keputusan untuk memilih makanan yang ingin dimakan atau memilih pakaian yang akan dikenakan. Sering kali orang membuat keputusan hanya berdasarkan hal-hal yang tidak rasional tanpa mempertimbangkan pengetahuan yang dimiliki, misalnya mengambil keputusan berdasarkan “rasa hati” secara emosional. Pengambilan keputusan yang “benar” merupakan suatu proses yang kompleks (Moelyono, 1981). Memilih jurusan di SMA merupakan salah satu hal yang kompleks bagi siswa SMA kelas X. Hal tersebut dikarenakan pemilihan jurusan membutuhkan banyak pertimbangan agar mereka tidak merasa kecewa atau pun salah dalam memilih jurusan.

(19)

mereka mengalami kekhawatiran dalam mengaktualisasikan diri. Siswa SMA perlu membuat suatu keputusan yang tepat bagi dirinya dalam memilih jurusan.

Pengambilan keputusan yang tepat sebaiknya menggunakan pemikiran yang rasional atau masuk akal. Mereka perlu mengetahui bahwa setiap keputusan yang dibuat mengandung konsekuensi. Informasi atau pengetahuan mengenai jurusan diperlukan sebagai pertimbangan untuk memilih jurusan. Pihak sekolah melalui guru Bimbingan dan Konseling berperan memberikan materi tentang penjurusan sebelum siswa kelas X mengikuti program pemilihan jurusan. Materi penjurusan yang diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling lebih menekankan pada apa yang harus dimiliki atau disiapkan siswa untuk masuk di masing-masing jurusan. Siswa harus memiliki nilai di atas nilai batas tuntas pada setiap mata pelajaran yang diambilnya sesuai dengan tuntutan masing-masing jurusan. Selain memberikan informasi atau pengetahuan mengenai penjurusan, semua guru bidang studi dan siswa tingkat atas lainnya turut berpartisipasi untuk memberikan masukan atau informasi lain serta motivasi bagi siswa yang akan atau baru masuk penjurusan.

(20)

oleh pihak sekolah juga diketahui oleh pihak orang tua siswa. Tidak semua sekolah menggunakan tes potensi akademik. Salah satu sekolah narasumber lain memberikan informasi bahwa mereka hanya menggunakan angket pemilihan jurusan yang dibuat oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sebagai salah satu pertimbangan untuk pemilihan jurusan. Isi angket tersebut mengenai kemampuan akademik siswa, bakat dan minat siswa, cita-cita siswa, serta harapan orang tua siswa.

Walaupun sudah dilakukan program pemilihan jurusan, salah satu narasumber menyebutkan bahwa beberapa siswa memilih jurusan hanya “asal masuk” saja. Siswa terkadang merasa bahwa masuk jurusan IPA adalah sesuatu hal yang membanggakan. Sebaliknya, mereka merasa kecewa ketika tidak dapat bergabung pada jurusan IPA. Padahal untuk membuat keputusan yang baik tidak didasarkan pada emosional semata.

Irawati (2008) menyebutkan bahwa banyak wali kelas SMA kelas X resah ketika membagikan raport pada wali murid di akhir tahun ajaran. Keresahan tersebut dikarenakan pemberlakuan kurikulum pendidikan yang menyatakan bahwa seluruh siswa SMA kelas X akan mengalami penjurusan ketika naik ke kelas XI. Guru-guru Bimbingan dan Konseling pun jauh hari telah melakukan psikotes sehingga potensi siswa secara psikologis dapat diketahui agar penjurusan tidak salah. Penjurusan tersebut disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa.

(21)

menetapkan jurusan lain yang harus diambil oleh anak mereka melalui rapat guru. Guru Bimbingan dan Konseling yang menjadi narasumber mengungkap bahwa beberapa orang tua murid masih menginginkan anaknya dapat mengambil jurusan tertentu yang tidak disukai oleh anaknya. Keinginan orang tua terhadap jurusan tertentu menunjukkan keinginan orang tua agar anak menurut pada kemauan mereka dan menjadi seperti yang mereka cita-citakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Istiawati dan Sutriyono (2004) mengungkapkan faktor eksternal maupun internal yang mempengaruhi siswa SMA dalam menentukan jurusan IPA. Keluarga (88,3 %) menjadi faktor eksternal yang paling mempengaruhi siswa SMA dalam menentukan jurusan IPA. Keluarga, khususnya orang tua, merupakan lingkungan terdekat dari siswa. Teman (5,5 %), guru (37,2 %) dan pandangan masyarakat (27,7 %) sebagai faktor eksternal turut memberikan pengaruh bagi siswa SMA dalam memilih jurusan IPA. Faktor eksternal lain yang mempengaruji siswa dalam menentukan jurusan IPA adalah guru les, bacaan-bacaan dari media masa, pengamatan atas orang yang sukses dari jurusan IPA, dan sebagainya (12,7 %).

(22)

tidak memberikan gambaran cara siswa membuat keputusan dalam memilih jurusan IPA. Penelitian yang akan dilakukan peneliti lebih menekankan pada cara siswa SMA membuat keputusan dalam memilih jurusan.

Penggunaan informasi yang dimiliki, melakukan pertimbangan mengenai kemungkinan alternatif, resiko dan keuntungan, kemungkinan dampak paling besar serta memilih alternatif berdasarkan penggunaan informasi dan pertimbangan-pertimbangan yang telah disebutkan merupakan faktor atau cara dalam membuat keputusan. Moelyono (1981) mengungkapkan bahwa untuk mengambil keputusan yang baik didasarkan pada pengetahuan yang dimiliki dan pertimbangan yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui cara siswa SMA membuat keputusan dalam memilih jurusan yang diambilnya berdasarkan penggunaan informasi yang dimiliki serta pertimbangan yang harus dilakukan.

B. Rumusan Masalah

(23)

C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi perkembangan ilmu psikologi pendidikan dan kognitif mengenai cara pengambilan keputusan siswa SMA dalam memilih jurusan.

2. Secara Praktis

(24)

7

Bab ini menjelaskan dasar teori pengambilan keputusan siswa SMA kelas XI dalam memilih jurusan. Penjelasan terdiri dari pengambilan keputusan, siswa kelas XI, pemilihan jurusan, dan pengambilan keputusan siswa SMA kelas XI dalam memilih jurusan.

A. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan ini menguraikan pengertian, pendekatan, model, gaya, dan langkah pengambilan keputusan.

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah memilih secara rasional dari sejumlah pilihan atau alternatif (Moelyono, 1981). Terry (1960) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih. Menurut Siagian (1974), pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematik terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

(25)

keputusan dapat diartikan pula sebagai sebuah proses memilih tindakan (di antara berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan (Turban, dkk, 2005). Supranto (1991) menjelaskan bahwa mengambil atau membuat keputusan berarti memilih salah satu alternatif terbaik diantara sekian banyak alternatif.

Heller (2005) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pembuat keputusan melalui tahap identifikasi, analisa, menilai, memilih dan merencanakan untuk sampai pada suatu keputusan. Suharnan (2005) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan di antara situasi yang tidak pasti. Ia juga mengungkapkan bahwa pengambilan keputusan terjadi pada situasi yang meminta seseorang untuk harus membuat prediksi ke depan, memilih salah satu di antara dua pilihan atau lebih serta membuat estimasi (perkiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas.

Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengambil suatu putusan (hasil memutuskan) yang telah ditetapkan atau sikap akhir mengenai langkah yang harus dijalankan (Sugono, dkk., 2008).

(26)

langkah-langkah atau cara tertentu sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan yang terbaik.

2. Pendekatan Dalam Pengambilan Keputusan

Pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami cara pengambilan keputusan adalah pendekatan deskriptif dan normatif (Suharnan, 2005). Pendekatan deskriptif menggambarkan apa yang dilakukan oleh pembuat keputusan tanpa melihat apakah keputusan yang dihasilkannya bersifat rasional atau tidak rasional (Suharnan, 2005). Pendekatan ini menggambarkan langkah-langkah yang secara nyata pernah dibuat oleh orang dalam membuat keputusan (realitas-empiris). Pendekatan normatif menekankan pada apa yang seharusnya dilakukan oleh pembuat keputusan sehingga diperoleh suatu keputusan yang rasional. Pendekatan normatif mengacu pada prinsip-prinsip keputusan yang seharusnya dibuat menurut pikiran logis (ideal). Berikut ini dijelaskan prinsip-prinsip kedua pendekatan.

a. Pendekatan Deskriptif.

(27)

1) Fungsi nilai.

Pembuat keputusan akan memberi bobot nilai tinggi pada pilihan yang akan mendatangkan resiko kerugian atau kehilangan dan memberi bobot nilai rendah pada pilihan yang mendatangkan perolehan atau keuntungan.

2) Framingatau pembingkaian.

Kecenderungan orang untuk memilih atau memutuskan tergantung pada bagaimana persoalan itu dibingkai. Jika persepsi seseorang dibingkai ke arah keputusan yang menghasilkan perolehan atau keuntungan, maka ia akan menghindari resiko. Tetapi jika persepsi seseorang dibingkai ke arah keputusan yang menghasilkan kerugian atau kehilangan, maka ia akan mengambil resiko. Sebagai contoh, seorang mempunyai dua pilihan, yaitu : a) Masuk IPA secara pasti akan mendapatkan program studi yang

diinginkan.

b) Masuk IPS kemungkinan besar akan mendapatkan program studi yang diinginkan.

(28)

a) Memilih IPA kemungkinan besar akan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

b) Memilih IPS secara pasti tidak akan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Dari kedua pilihan tersebut, orang cenderung akan memilih IPA daripada IPS. Kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa orang berani mengambil resiko apabila dihadapkan pada situasi yang mengandung kerugian atau kehilangan.

3) Perhitungan psikologis atau mental.

Perhitungan psikologis ini menekankan pada pembingkaian hasil serta akibat dari pilihan-pilihan yang ada.

a) Minimal accounting.

Bila hasil dari pilihan yang akan ditetapkan dibingkai menurut konsekuensi yang langsung menyertainya. Sebagai contoh, seorang siswa ingin masuk jurusan IPS. Ketika masuk jurusan IPS, ia merasa suasana kurang kondusif untuk belajar. Namun, ia tetap bertahan di IPS. Bagi siswa tersebut, suasana yang kurang kondusif tidak mempengaruhi keinginannya untuk keluar dari IPS dan tidak menjadi akuntan karena suasana yang kurang kondusif tidak diperhitungkannya.

b) Inclusive accounting.

(29)

seorang siswa ingin masuk jurusan IPA. Beberapa hari belajar di IPA, ia merasa kesulitan untuk mengikuti pelajaran yang hampir seluruhnya bersifat hitungan. Akhirnya, ia pindah ke jurusan IPS. Bagi siswa tersebut, pelajaran yang bersifat hitungan sangat diperhitungkan karena ia merasa kesulitan mengikuti pelajaran tersebut.

4) Probabilitas.

Orang cenderung memberi bobot nilai yang tinggi pada kejadian yang memiliki peluang rendah. Sementara, kejadian yang berpeluang sedang atau tinggi justru cenderung diberi bobot rendah. Sebagai contoh, siswa cenderung memberi penilaian tinggi terhadap jurusan IPS karena peluang mendapat kerja lebih sulit. Siswa cenderung memberi penilaian rendah terhadap jurusan IPA karena peluang mendapat kerja lebih mudah.

5) Efek kepastian.

(30)

b. Pendekatan Normatif.

Pendekatan normatif mempunyai prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan, yaitu (Hastjarjo, 1991; Plous, 1993) :

1) Membandingkan pilihan-pilihan.

Pembuat keputusan yang rasional membandingkan pilihan yang tersedia. Perbandingan pilihan tersebut dilakukan dengan membuat daftar urut pilihan dan menyertakan sifat-sifat penting dari setiap pilihan kemudian menentukan satu pilihan terbaik. Jika semua pilihan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, pembuat keputusan dapat memilih alternatif yang dikehendaki. 2) Memilih pilihan yang paling disukai di antara berbagai pilihan.

Jika ada tiga pilihan, IPA, IPS, dan Bahasa; IPA lebih disukai daripada IPS dan IPS lebih disukai daripada Bahasa, berarti IPA adalah pilihan yang paling disukai diantara kedua pilihan lainnya. Jadi, pilihan seharusnya jatuh pada IPA, bukan pada IPS atau Bahasa.

3) Mengabaikan faktor umum.

(31)

4) Memilih pilihan yang memiliki hal yang lebih menonjol dari pilihan-pilihan yang lain.

Jika dua alternatif memiliki sifat yang sama, maka pembuat keputusan seharusnya memilih alternatif yang memiliki sifat yang lebih menonjol daripada alternatif lain.

5) Tidak menentukan pilihan berdasarkan bagaimana pilihan tersebut disajikan (cara penyajian pilihan).

Berdasarkan penjelasan mengenai pendekatan deskriptif dan normatif, penelitian ini memilih menggunakan pendekatan deskriptif karena penelitian ini hanya ingin menggambarkan cara seseorang mengambil keputusan dan tidak mendasarkannya pada suatu norma tertentu.

3. Model Pengambilan Keputusan

Penelitian ini menggunakan faktor-faktor pengambilan keputusan menurut Sternberg (2006) yang menggambarkan cara seseorang mengambil keputusan. Faktor-faktor pengambilan keputusan menurut Sternberg (2006) dan pendekatan deskriptif mempunyai suatu kesamaan, yaitu menggambarkan cara seseorang mengambil keputusan. Berikut dijelaskan mengenai faktor pengambilan keputusan Sternberg (2006).

(32)

pengambil keputusan dalam bidang psikologi. Teori ini mengatakan bahwa tujuan dari tindakan manusia adalah mencari rasa senang dan menghindari rasa sakit. Oleh karena itu, seseorang akan berusaha memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit ketika mengambil keputusan.

Untuk memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit, seseorang melakukan perhitungan terhadap kemanfaatan dan probabilitas subjektif. Perhitungan terhadap kemanfaatan subjektif adalah perhitungan yang didasarkan pada penitikberatan seseorang terhadap kemanfaatan atau nilai lebih dari suatu pilihan daripada kriteria objektif. Perhitungan terhadap probabilitas subjektif adalah perhitungan yang didasarkan pada estimasi atau perkiraan seseorang terhadap kemungkinan lebih suatu pilihan daripada perhitungan statistik yang objektif.

(33)

Kelima faktor pengambilan keputusan menurut Sternberg (2006) adalah sebagai berikut :

a. Mempertimbangkan semua kemungkinan alternatif yang diketahui.

b. Menggunakan informasi yang tersedia secara maksimal.

c. Mempertimbangkan resiko dan keuntungan dari setiap alternatif.

d. Memperhitungkan kemungkinan hasil atau dampak yang paling besar dari masing-masing alternatif.

e. Memilih alternatif berdasarkan pertimbangan dan perhitungan keempat faktor sebelumnya.

4. Gaya Pengambilan Keputusan

Setiap orang memiliki gaya pengambilan keputusan yang berbeda. Heller (2005) menyebutkan bahwa terdapat dua gaya pengambilan keputusan, yakni intuitif danlogika. Gaya pengambilan keputusan intuitif menggunakan perasaan dalam membuat kesimpulan, dikendalikan oleh emosi dan sensitivitas, serta menggunakan imajinasi untuk mendapatkan suatu gagasan di saat membuat keputusan. Orang-orang yang menggunakan gaya pengambilan keputusan intuitif lebih spontan dan kreatif dalam membuat keputusan.

(34)

pengalaman yang dimiliki, serta melakukan analisa masalah untuk memahami secara jelas. Orang-orang yang menggunakan gaya pengambilan keputusan logis lebih berpikir secara rasional dan melakukan penilaian berdasarkan fakta dalam membuat suatu keputusan.

5. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

Penelitian ini menggunakan kelima faktor pengambilan keputusan menurut Sternberg (2006) sebagai acuan untuk langkah-langkah dalam mengambil keputusan. Kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Mempertimbangkan semua kemungkinan alternatif yang diketahui.

b. Menggunakan informasi yang tersedia secara maksimal.

c. Mempertimbangkan resiko dan keuntungan dari setiap alternatif.

d. Memperhitungkan kemungkinan hasil atau dampak yang paling besar dari masing-masing alternatif.

e. Memilih alternatif berdasarkan pertimbangan keempat faktor sebelumnya.

B. Siswa SMA

(35)

dihadapkan pada pencarian diri melalui eksplorasi terhadap peran dan karir. Perubahan fisik terjadi pada masa ini yang ditandai dengan pubertas. Perkembangan kognitif remaja mengalami perubahan menjadi lebih abstrak dan logis dengan mengembangkan hipotesis serta mengujinya secara sistematis untuk memecahkan masalah. Pemikiran remaja juga menjadi idealistik. Mereka mulai berpikir mengenai ciri-ciri ideal bagi dirinya dan orang lain serta membandingkan dirinya dan orang lain dengan standar ideal ini.

C. Memilih Jurusan

Memilih jurusan adalah menentukan bagian pengkajian ilmu (ilmu yang dipelajari mendalam) yang dianggap sesuai dengan kesukaan atau mencari bidang pengkajian ilmu mana yang baik (Sugono, dkk., 2008). Memilih jurusan berkaitan dengan pembagian konsentarsi keilmuan atau bidang pengkajian ilmu yang terdapat di sekolah lanjutan tingkat atas, yaitu bidang pengkajian ilmu alam, ilmu sosial dan ilmu bahasa.

(36)

pada dunia nyata dalam situasi stress yang mengandung faktor-faktor keterbatasan waktu dan melibatkan emosional (Santrock, 2003).

Kesempatan yang dibutuhkan remaja untuk melatih pengambilan keputusan terhalang oleh pandangan paternalistik yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh diberi hak untuk mengatur tindakannya sendiri. Mereka dipandang sebagai masalah oleh kaum dewasa yang selalu menganggap dirinya mengetahui hal yang benar (Santrock, 2003). Penelitian sebelumnya (Istiawati dan Sutriyono, 2004) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siswa SMA memilih jurusan IPA menunjukkan bahwa keluarga (88,3 %) menjadi faktor eksternal yang paling mempengaruhi siswa SMA memilih jurusan IPA. Faktor internal yang paling mempengaruhi siswa SMA memilih jurusan IPA adalah motivasi (50,5 %) dan cita-cita (48,8 %). Berdasarkan hasil penelitian tersebut tampak bahwa keluarga, khususnya orang tua sebagai kaum dewasa, sangat mempengaruhi keputusan siswa dalam memilih jurusan dan pandangan paternalistik pun berlaku dalam permasalahan pengambilan keputusan remaja.

(37)

20

Bab ini menjelaskan tujuan penelitian, jenis penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, variabel penelitian, metode pengambilan data, validitas dan reliabilitas serta analisis data.

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana cara siswa SMA kelas XI membuat keputusan dalam menentukan jurusan yang diambilnya berdasarkan penggunaan informasi yang dimiliki serta pertimbangan yang harus dilakukan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian survei yang bersifat deskriptif. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Salah satu kegunaan penelitian survei dimaksudkan untuk mendeskripsikan fenomena sosial tertentu yang diukur secara cermat dengan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.

(38)

orang, kemudian jawaban yang diperoleh dicatat, diolah, dan dianalisa (Prasetyo dan Jannah, 2008).

Jogiyanto (2008) mengatakan bahwa teknik survei dilakukan untuk mendapatkan data opini individu. Survei atau jajak-pendapat atau self-administered survey adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden-responden secara tertulis. Survei dilakukan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan kepada responden-responden tanpa komunikasi secara langsung. Penelitian ini termasuk ke dalam group survey. Group survey adalah survei yang pertanyaan-pertanyaannya diberikan kepada masing-masing responden dalam satu kelompok di suatu tempat tertentu.

Kelebihan dengan menggunakangroup surveyadalah :

a. Salah satu cara yang murah untuk mendapatkan data karena sekali datang akan mendapatkan banyak responden.

b. Karena adanya kehadiran peneliti, maka dapat diyakinkan bahwa responden sendiri yang menjawab pertanyaan-pertanyaan kuesioner bukan orang lain.

c. Tingkat respon akan tinggi karena langsung mendapatkan respon dari responden.

d. Hasil respon dapat langsung diperoleh.

(39)

f. Dapat diperoleh responden yang mempunyai latar belakang yang seragam sebagai suatu kelompok atau grup.

Kelemahan dari penggunaangroup surveyadalah :

a. Jumlah kelompok terbatas. Jika menginginkan responden yang lebih besar, maka harus dilakukan pada banyak kelompok.

b. Kuesioner tidak dapat disebarkan ke wilayah geografis yang berbeda. c. Waktu responden dibatasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

kuesioner.

d. Kehadiran peneliti dapat mempengaruhi responden untuk menjawab. e. Privasi responden tidak terjaga karena responden dapat dikenali. f. Kuesioner tertulis yang tercetak tidak dapat berisi animasi.

g. Hasil dari jawaban kuesioner harus diketik kembali untuk ditabulasi untuk dapat diolah menggunakan komputer.

(40)

beberapa pertanyaan yang sama, kita dapat mendeskripsikan sikap populasi dari mana sampel tersebut diambil.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas XI yang duduk di tingkat kedua pada sekolah lanjutan tingkat atas sebelum perguruan tinggi (Sugono, dkk., 2008). Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik penarikan sampel purposive atau judgmental sampling dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu terhadap sampel (Prasetyo dan Jannah, 2008). Kriteria subjek penelitian adalah siswa SMA Padmawijaya Klaten kelas XI semua jurusan (jurusan IPA dan IPS) yang mempunyai kesempatan untuk memilih lebih dari satu jurusan berdasarkan hasil tes potensi akademik.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan.

E. Definisi Operasional

(41)

F. Metode Pengumpulan Data

Instrumen atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data di mana data yang diungkap berupa data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek. Isi dari kuesioner tersebut berupa pertanyaan langsung terarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap sehingga responden mengetahui persis apa yang ditanyakan dalam kuesioner dan informasi apa yang dikehendaki oleh pertanyaan yang bersangkutan (Azwar,1999).

Pembuatan Kuesioner Pengambilan Keputusan ini didasarkan pada

(42)

Tabel 1.

Blue PrintFaktor Pengambilan Keputusan Berdasarkan Faktor

Pengambilan Keputusan Menurut Sternberg (2006)

Faktor Ukuran Nomor Aitem

1. Mempertimbangkan semua dan keuntungan dari setiap alternatif.

Pengalaman

subjek 4, 5

(43)

Faktor Ukuran Nomor Aitem keempat faktor di atas.

G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Azwar (2007) menerangkan bahwa validitas mempunyai pengertian sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dari pengukuran tersebut. Kecermatan suatu alat ukur tersebut mengandung arti bahwa pengukuran yang dilakukan mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lain.

(44)

2. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas hasil kuesisoner sangat tergantung pada subjek penelitian sebagai responden karena data yang diperoleh merupakan data faktual. Untuk meningkatkan reliabilitasnya, peneliti dapat menyajikan kalimat-kalimat yang jelas pada isi kuesioner dan penyampaiannya menggunakan strategi yang tepat agar mudah dipahami (Azwar, 2009).

Kuesioner penelitian ini digunakan sebagai metode pokok. Perlu digunakan metode lain sebagai pelengkap dalam mengumpulkan data lain atau data yang sama untuk cross check. Peneliti melakukan pengecekan data yang sudah terkumpul dengan wawancara kepada beberapa subjek penelitian yang dipilih secara acak untuk mendapatkan reliabilitas kuesioner.

H. Analisis Data

(45)

28

Bab ini menjelaskan tentang persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.

A. Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Sebagai persiapan penelitian, peneliti melakukan wawancara awal dengan dua orang guru Bimbingan dan Konseling dari dua SMA yang berbeda, yaitu SMA Stella Duce I dan SMA Sang Timur Yogyakarta. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai proses pemilihan jurusan yang diselenggarakan oleh sekolah dan bagaimana siswa mengambil keputusan dalam memilih jurusan berdasarkan pengalaman narasumber membimbing siswa-siswanya memilih jurusan. Wawancara tersebut dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2010 dan 30 Maret 2010. Peneliti juga melakukan komunikasi melalui internet dengan mengirimkan beberapa pertanyaan mengenai pemilihan jurusan kepada lima orang siswa SMA yang telah mengalami penjurusan. Dari kelima orang tersebut, dua di antaranya memberikan respon.

(46)

ditandatangani oleh dekan fakultas dan kemudian diserahkan kepada pihak sekolah.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Padmawijaya yang terletak di Jl. Tentara Pelajar No.1 Klaten. SMA Padmawijaya Klaten hanya memiliki dua jurusan studi, yaitu IPA dan IPS. Pengambilan data dilaksanakan dua kali yaitu pada tanggal 6 Mei 2010 dan 20 Mei 2010. Dari 118 siswa yang mengikuti penelitian, 54 orang di antaranya memenuhi kriteria yang telah ditentukan, yaitu memiliki kesempatan memilih jurusan lebih dari satu berdasarkan hasil Tes Potensi Akademik.

(47)

B. Hasil Penelitian

Hasil pengolahan data disajikan sebagai berikut. Tabel 2.

Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Frekuensi Persentase

Laki-laki 30 55,56 %

Perempuan 24 44,44 %

Total 54 100 %

Subjek penelitian terdiri dari 55,56 % berjenis kelamin laki-laki dan 44,44 % berjenis kelamin perempuan.

Tabel 3. Pencarian Informasi

Frekuensi Persentase

Ya 49 90,74%

Tidak 5 9,26%

Total 54 100%

(48)

Tabel 4. Sumber Informasi

Respon

Frekuensi Persentase

Kakak kelas 30 19,35 %

Teman sebaya 27 17,42 %

Orang tua 26 16,77 %

Dan lain-lain (dapat dilihat di lampiran) 72 46,46 %

Total 155 100 %

Subjek mendapatkan informasi mengenai jurusan-jurusan yang akan diambil dari kakak kelas (19,35 %), teman sebaya (17,42 %), dan orang tua (16,77 %).

Tabel 5.

Informasi yang Dicari

Respon

Frekuensi Persentase

Mata pelajaran IPA/IPS 26 30,23 %

Jurusan-jurusan di Perguruan tinggi 13 15,12 % Dan lain-lain (dapat dilihat di lampiran) 47 54,65 %

Total 86 100 %

(49)

Tabel 6.

Informasi yang Diperoleh

Respon

Frekuensi Persentase

Mata pelajaran IPA/IPS 28 36,84 %

Tingkat kesulitan dan kemudahan mata

pelajaran IPA/IPS 11 14,7 %

Dan lain-lain (dapat dilihat di lampiran) 37 48,46 %

Total 76 100 %

Informasi yang diperoleh subjek sebelum memilih jurusan tertentu adalah mata pelajaran IPA dan IPS (36,84 %) dan tingkat kesulitan dan kemudahan mata pelajaran IPA dan IPS (14,7 %).

Tabel 7.

Informasi yang Digunakan

Respon

Frekuensi Persentase

Mata pelajaran IPA/IPS 21 42,86 %

Kesesuaian dengan cita-cita 8 16,33 %

Dan lain-lain (dapat dilihat di lampiran) 30 40,81 %

Total 49 100 %

(50)

Tabel 8.

Resiko yang Dipertimbangkan

Respon

Frekuensi Persentase Mendapatkan mata pelajaran dengan

jumlah pertemuan yang lebih banyak daripada kelas sebelumnya

28 26,42 %

Mendapatkan mata pelajaran yang lebih

sulit daripada jurusan yang lain 21 19,81 % Metode pengajaran yang kurang

menyenangkan 16 15,09 %

Dan lain-lain (dapat dilihat di lampiran) 41 38,68 %

Total 106 100 %

(51)

Tabel 9.

Keuntungan yang Dipertimbangkan

Respon

Frekuensi Persentase Metode pengajaran yang menyenangkan 31 20,53 % Kesesuaian dengan program studi yang

akan diambil di perguruan tinggi 28 18,54 % Dan lain-lain (dapat dilihat di lampiran) 92 60,93 %

Total 151 100 %

Keuntungan yang paling banyak dipertimbangkan siswa untuk memilih jurusan tertentu adalah metode pengajaran yang menyenangkan (20,53 %) dan kesesuaian dengan program studi yang akan diambil di perguruan tinggi (18,54 %).

Tabel 10.a.

Kemungkinan Hasil atau Dampak Paling Besar yang Akan Didapatkan Jika Pilih IPA

Respon

Frekuensi Persentase

Resiko belajar di IPA 13 24,07 %

Keuntungan belajar di IPA 12 22,22 %

Dan lain-lain (dapat dilihat di lampiran) 29 53,71 %

Total 54 100 %

(52)

Tabel 10.b.

Kemungkinan Hasil atau Dampak Paling Besar yang Akan Didapatkan Jika Pilih IPS

Respon

Frekuensi Persentase

Resiko belajar di IPS 19 35,19 %

Keuntungan belajar di IPS 18 33,33 %

Dan lain-lain (dapat dilihat di lampiran) 17 31,48 %

Total 54 100 %

Kemungkinan hasil atau dampak paling besar yang paling banyak dipertimbangkan siswa jika masuk jurusan IPS adalah resiko yang akan diperoleh siswa dalam mengikuti pelajaran di jurusan IPS (35,19) dan keuntungan yang diperoleh dalam mengikuti pelajaran di jurusan IPS (33,33 %).

Tabel 11.

Hal-hal Lain yang Turut Dipertimbangkan

Respon

Frekuensi Persentase

Dukungan orang tua 46 52,27 %

Pandangan masyarakat pada tiap

jurusan 20 22,73 %

Dan lain-lain (dapat dilihat di lampiran) 22 25 %

(53)

Hal-hal lain yang turut dipertimbangkan siswa dalam memilih jurusan adalah dukungan orang tua terhadap jurusan yang dipilih anak (52,27 %) dan pandangan masyarakat terhadap masing-masing jurusaan yang ada (22,73 %).

C. Pembahasan

Berdasarkan kelima faktor pengambilan keputusan menurut Sternberg (2006), hasil penelitian di atas dibahas dalam butir-butir sebagai berikut : 1. Mempertimbangkan semua kemungkinan alternatif yang diketahui.

Subjek mempertimbangkan semua kemungkinan pilihan jurusan yang dapat dipilih berdasarkan hasil tes potensi akademik. Semua kemungkinan pilihan jurusan tersebut adalah jurusan IPA dan IPS.

2. Menggunakan informasi yang tersedia secara maksimal.

Subjek telah menggunakan informasi mengenai mata pelajaran secara maksimal. 42,86 % dari 36,84 % subjek menggunakan informasi yang diperoleh mengenai mata pelajaran IPA dan IPS.

(54)

3. Mempertimbangkan resiko dan keuntungan dari setiap alternatif. a. Resiko.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mempertimbangkan resiko untuk memilih jurusan. Mempertimbangkan resiko dapat diartikan sebagai mengambil resiko atau ingin menghindari resiko.

Menurut teori kemanfaatan subjektif yang diungkapkan Sternberg (2006), tujuan tindakan manusia adalah untuk mencari rasa senang dan menghindari rasa sakit. Tujuan tersebut dapat diartikan pula bahwa manusia dalam bertindak akan mencari keuntungan atau perolehan dan menghindari resiko atau kerugian. Menurut teori ini, untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko maka orang akan lebih memperhitungkan nilai lebih atau manfaat dari suatu pilihan bagi dirinya.

(55)

Subjek memilih jurusan saat ini untuk menghindari resiko mendapatkan mata pelajaran dengan jumlah pertemuan yang lebih banyak daripada kelas sebelumnya, mendapatkan mata pelajaran yang lebih sulit daripada jurusan yang lain, dan menghindari metode pengajaran yang kurang menyenangkan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa subjek lebih mempertimbangkan dukungan orang tua (52,27 %) daripada mempertimbangkan resiko untuk memilih jurusan.

b. Keuntungan.

Keuntungan yang dipertimbangkan subjek adalah mendapatkan metode pengajaran yang menyenangkan dan kesesuian jurusan dengan program studi yang akan diambil di perguruan tinggi. Keuntungan yang dipertimbangkan subjek sesuai dengan prinsip Teori Prospek (Kahneman dan Tversky, 1981;1983;1988) mengenai efek kepastian. Subjek memilih jurusan saat ini karena pasti sesuai dengan program studi yang akan diambil di perguruan tinggi. Menurut prinsip pembingkaian, subjek membingkai pemilihan jurusan ke arah keputusan yang menghasilkan keuntungan, yaitu mendapatkan metode pengajaran yang menyenangkan.

(56)

4. Memperhitungkan kemungkinan hasil atau dampak yang paling besar dari masing-masing alternatif.

Berdasarkan data persentase kemungkinan hasil yang paling banyak diperhitungkan, tampak bahwa subjek lebih banyak mempertimbangkan resiko belajar di IPA (24, 07 %) dan IPS (35,19 %) daripada keuntungan belajar di IPA (22,22 %) dan IPS (33,33 %). Pada teori prospek, prinsip ini menunjukkan prinsip fungsi nilai di mana seseorang akan memberikan pertimbangan lebih pada pilihan yang mendatangkan kerugian dan tidak terlalu mempertimbangkan pilihan yang mendatangkan keuntungan. Menurut prinsip pembingkaian pada teori prospek jika suatu persoalan dibingkai sedemikian rupa sehingga hasil keputusan dipersepsi sebagai suatu perolehan atau keuntungan, maka pembuat keputusan cenderung akan menghindari resiko (Suharnan, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka lebih mempertimbangkan dukungan orang tua (52,27 %) daripada kemungkinan hasil atau dampak yang akan diperoleh dari masing-masing jurusan.

(57)

menunjukkan bahwa jurusan yang subjek pilih lebih mempertimbangkan dukungan orang tua (52,27 %) daripada menggunakan informasi yang dimiliki dan mempertimbangkan resiko, keuntungan serta kemungkinan hasil atau dampak yang akan diperoleh dari masing-masing jurusan.

Dukungan orang tua menjadi hal lain yang paling dipertimbangkan subjek IPA dan IPS dalam memilih jurusan karena orang tua merupakan lingkungan terdekat mereka (Sarwono, 2008). Sebagai lingkungan terdekat, orang tua mempunyai harapan agar anaknya, khususnya remaja, menurut pada mereka. Harapan orang tua yang ingin anak remajanya selalu menurut pada mereka membuat remaja memiliki ketergantungan pada orang tua, misalnya dalam mengambil keputusan.

Santrock (2003) mengatakan bahwa remaja mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri. Pengambilan keputusan pada masa remaja mulai meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan kognitif yang menjadi lebih abstrak, logis serta idealistik. Banyak keputusan-keputusan yang dapat diambil remaja, seperti memilih teman, menentukan masa depan, apakah akan melanjutkan ke perguruan tinggi, dan sebagainya, menggunakan pemikirannya sendiri yang lebih abstrak, logis serta idealistik dan tidak bergantung pada keputusan orang tua.

(58)

orang tua (Jawa: 88 %; Sunda: 81 %). Pihak ayah dari kedua suku tersebut juga mempunyai harapan yang sama (Jawa: 85 %; Sunda: 76 %). Rasa ketergantungan pada orang tua di kalangan anak-anak Indonesia lebih besar karena orang tua berkehendak demikian (ibu Korea: 62 %, ibu Singapura: 60 %, ibu Amerika Serikat: 51 %; ayah Korea: 68 %, ayah Singapura: 69 %, ayah Amerika Serikat: 43 %). Penelitian tersebut mendukung pandangan paternalistik yang diungkapkan oleh Santrock (2003). Pandangan paternalistik menyatakan bahwa remaja tidak boleh diberi hak untuk mengatur tindakannya sendiri karena mereka dipandang sebagai masalah dan kaum dewasa menempati kedudukan yang membanggakan yaitu selalu mengetahui hal yang benar. Pandangan tersebut menjadi suatu penghalang bagi remaja untuk memiliki kesempatan melatih dan membahas pengambilan keputusan yang realistis.

(59)
(60)

43 A. Kesimpulan

Berdasarkan faktor pengambilan keputusan Sternberg (2006) dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS sudah menggunakan informasi yang dimiliki dan melakukan pertimbangan untuk memilih jurusan. Walaupun demikian, mereka lebih mempertimbangkan dukungan orangtua daripada menggunakan informasi yang dimiliki dan melakukan pertimbangan lainnya untuk memilih jurusan saat ini.

B. Keterbatasan Penelitian

a. Waktu pengambilan data kurang tepat yaitu pada dua jam pelajaran terakhir.

b. Pada saat pengambilan data, peneliti kurang mengatur waktu dengan baik sehingga kuesioner yang belum terisi dengan data tidak dapat peneliti kembalikan kepada subjek yang bersangkutan karena waktu yang tidak mencukupi.

C. Saran

1. Bagi penelitian selanjutnya

(61)

memungkinkan, konsultasikan terlebih dahulu waktu untuk pengambilan data dengan pihak sekolah.

b. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan pengaturan waktu dalam proses pengambilan data.

2. Bagi orang tua

(62)

45

Azwar, S. 1999.Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2007.Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2007.Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2009.Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Erickson, E. H. 1968.Identity: Youth and Crisis. New York: W. W. Norton. Hastjarjo, T. D. 1991. Pendekatan Psikopisika dan Kognitif terhadap Tingkah

Laku Memilih. Makalah, disampaikan pada lokakarya perkembangan terakhir di bidang psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, UGM. Heller, R. 2005.Making Decisions. Jakarta: Dian Rakyat.

Irawati, I. (2008). Penjurusan, Antara Minat dan Obsesi Orang Tua. Online: http://www.kabarindonesia.com/. Diunduh pada tanggal 18 November 2009.

Irfan. 2009. Kesalahan Dalam Penjurusan. Online: http://irfan-smadapo.blogspot.com/2009/12/kesalahan-dalam-penjurusan.html.

Diunduh pada tanggal 23 Februari 2010.

Istiawati, M. dan Sutriyono. 2004. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Siswa SMA Memilih Jurusan IPA.Psiko WacanaVol. III No. 2, 78-87. Jogiyanto. 2008. Pedoman Survei Kuesioner: Mengembangkan Kuesioner,

Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.

Moelyono. 1981.Proses Pengambilan Keputusan: Penataran – Lokakarya Tahap II Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G). Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Pedoman Penulisan Skripsi. 2003. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

(63)

Prasetyo, B. dan Jannah, L. M. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi, Ed.1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Problema Seputar Penjurusan di SMA. 2009. Online: http://jasminecute-joenie.blogspot.com/2009_04_01_archive.html. Diunduh pada tanggal 19 Januari 2010.

Santrock, J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja, Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. 2008.Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Perkasa.

Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E. B. dan Zechmeister, J. S. 2007. Metodologi Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Siagian, S. P. 1974.Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Gunung Agung.

Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo.

Sternberg, R. J. 2006. Cognitive Psychology: Psikologi Kognitif, Edisi keempat, Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2008.Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugono, D., dkk. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi ke-4. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suharnan. 2005.Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Supranto. 1991.Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryadi, K. dan Ramadhani, M. A. 1998.Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syamsi, I. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making), Cetakan pertama. Jakarta: Bina Aksara.

Terry, G. R. 1960.Principles of Management. Homewood Illinois: D. Irwin Inc. Trihendradi, C. 2005.SPSS 13: Step by Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta:

(64)

Turban, E., dkk. 2005. Decision Support System and Intelligent System: Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas, Edisi ketujuh, Jilid I. Yogyakarta: Andi.

Tversky, A. dan Kahneman, D. 1981. The Framing of Decisions and The Psychology of Choice.Science, 211, 453-458.

Tversky, A. dan Kahneman, D. 1983. Extensional versus Intuitive Reasioning: The Conjunction Fallacy in Probability Judgment. Psychological Review, 90, 293-315.

Tversky, A. dan Kahneman, D. 1988. Contingent Weighting in Judgment and Choice.Psychological Review, 95, 371-384.

(65)
(66)

LAMPIRAN 1.

(67)

A. Data Wawancara Awal 1 :

Subjek : Siswa SMA, Laki-laki Jurusan : IPA

Tanggal : 23 Februari 2010 melalui email

1. Dari mana teman-teman mendapatkan informasi mengenai jurusan studi (IPA/IPS/BHS) yang akan diambil?

Jawaban : Teman, keluarga, internet

2. Informasi tentang jurusan studi yang teman-teman dapatkan itu mengenai apa saja?

Jawaban : Pelajaran-pelajaran yang akan dipelajari, menarik atau nggaknya pelajaran-pelajaran itu, cepat atau nggaknya dapat pekerjaan

3. Informasi mengenai apa yang lebih banyak digunakan oleh teman-teman sebagai pertimbangan untuk memilih jurusan yang sekarang diambil? Jawaban : Dari teman-teman tentang menarik atau nggaknya pelajaran yang diajarkan, cepat atau nggaknya dapat pekerjaan

4. Apakah teman-teman sudah memperhitungkan resiko yang akan diperoleh ketika memilih jurusan studi tertentu diantara jurusan studi lainnya? Jawaban : Sudah

5. Resiko seperti apa yang teman-teman perhitungkan ketika akan memilih suatu jurusan studi?

(68)

6. Apakah teman-teman juga sudah memperhitungkan keuntungan yang akan diperoleh ketika memilih jurusan studi tertentu diantara jurusan studi lainnya? Jawaban : Sudah

7. Keuntungan seperti apa yang teman-teman perhitungkan ketika akan memilih suatu jurusan studi?

Jawaban : Sesuai dengan kemampuan otak, bahan pelajaran menarik atau nggak

8. Apakah teman-teman memperhitungkan kemungkinan hasil atau dampak paling besar yang akan diperoleh dari jurusan studi yang akan teman-teman ambil?

jawaban : Ya

9. Kemungkinan hasil atau dampak paling besar seperti apa yang teman-teman perhitungkan dari jurusan studi yang akan teman-teman ambil?

(69)

B. Data Wawancara Awal 2 :

Subjek : Siswa SMA, Laki-laki Jurusan : IPA

Tanggal : 23 Februari 2010 melalui email

1. Dari mana teman-teman mendapatkan informasi mengenai jurusan studi (IPA/IPS/BHS) yang akan diambil ?

Jawaban : Informasi jurusan sebenarnya tidak ada dari siapapun, karena setiap jurusan sudah saya ketahui secara mandiri, dan tinggal didukung oleh keinginan pribadi dan dorongan orang tua

2. Informasi tentang jurusan studi yang teman-teman dapatkan itu mengenai apa saja?

Jawaban : Tentang mapel yang akan dipelajari, mapel yang akan diujikan di UN, dan prospek kedepannya di jenjang universitas sebagai pendukung cita-cita

3. Informasi mengenai apa yang lebih banyak digunakan oleh teman-teman sebagai pertimbangan untuk memilih jurusan yang sekarang diambil?

Jawaban : Keinginan pribadi dan dorongan orang tua lah yang paling berpengaruh

4. Apakah teman-teman sudah memperhitungkan resiko yang akan diperoleh ketika memilih jurusan studi tertentu diantara jurusan studi lainnya?

Jawaban : Untuk resiko jujur saja saya belum begitu mempertimbangkan nya, karena saya lebih mementingkan cita-cita daripada itu

(70)

Jawaban : Mungkin resiko mapel yang akan lebih sulit dari jurusan yang lain 6. Apakah teman-teman juga sudah memperhitungkan keuntungan yang akan

diperoleh ketika memilih jurusan studi tertentu diantara jurusan studi lainnya? Jawaban : Ya, karena dengan memilih jurusan saya sekarang ini sangat mendukung prospek saya untuk memilih jurusan di PTN

7. Keuntungan seperti apa yang teman-teman perhitungkan ketika akan memilih suatu jurusan studi?

Jawaban : Program studi atau jurusan yang saya akan ambil di perguruan tinggi nanti berasal dari program yang saya ambil sekarang

8. Apakah teman-teman memperhitungkan kemungkinan hasil atau dampak paling besar yang akan diperoleh dari jurusan studi yang akan teman-teman ambil?

jawaban : Ya

9. Kemungkinan hasil atau dampak paling besar seperti apa yang teman-teman perhitungkan dari jurusan studi yang akan teman-teman ambil?

(71)

C. Data Wawancara Awal 3 :

Subjek : Guru Bimbingan dan Konseling SMA Sang Timur Yogyakarta Tanggal : 13 Maret 2010

Selamat pagi bu.. gimana kabarnya? Baik. Oke, bisa kita mulai wawancaranya?

(72)

gurunya, menyukai ini.. kalo saya dari guru BK akan bilang seperti itu. Ketika akan penjurusan bidang studi akan bilang seperti itu. Trus kalo dari sekolah sendiri.. Kemudian dari sekolah sendiri kami memberikan angket. Angket pemilihan jurusan. Angket pemilihan jurusan isinya tentang anda punya pilihan, pilihan pertama itu apa dan pilihan kedua itu apa. Lalu, yang menjadi bahan pertimbangan adalah kemauan sendiri, minat.. minatnya dulu, lalu kemampuan mungkin dorongan dari orang sekitar orang tua dan sebagainya dan yang keempat adalah kelanjutannya, kelanjutan dari SMA ini anda mau kemana. Itu juga ada didalam angket seperti itu. dan angket ini nantinya akan diolah. Diolah oleh sekolah, oleh tim oleh Wakasek Kurikulum akan diolah. Diolahnya pilihan anak ini disesuaikan dengan nilai yang ada. Bisa masuk tidak, lalu ada semacam konseling-konseling tertentu. Kalo misalnya dia cocok ya jalan mulus, kalo tidak cocok ya nanti ada konseling-konseling. Trus ada semacam psikotes gt nggak? Tes-tes bakat gt bu? Nggak. Kami tidak pakai seperti itu. Jadi tesnya itu melalui proses. Guru-guru ditempat kami itu memproses anak. Kemampuan orang itu dia ketahui betul. Melalui proses inilah kita jadi tahu, kan sekarang modelnya kalo ujian-ujian kan remidi, lalu tugas banyak kaya gt. Tesnya hanya semacam angket. Cuman idealnya pake tes ya tp kami pake angket saja. Trus informasi tentang nilai batas, ibu atau sekolah memberikan informasi lebih lagi nggak tentang

(73)

ruang gitu. Anak-anak biasa bekerjasama dengan perguruan-perguruan tinggi tertentu. Misalnya dia ikut lomba apa di salah satu perguruan tinggi, lha dia tau. Biasanya kalo dia lomba di sana, saya memberikan.. coba selain kalian lomba, lihat di sana ada apa saja, ada program apa saja, ada jurusan apa saja. Jadi mengenal lebih lanjut dari sekolah. Jadi mengenal lebih detail gitu. Karena mereka akan membawa misalnya di Santa Dharma ada program ini lho bu. Disana ada program.. ada jurusan yang anak suka misalnya. Ternyata di sana ada teknik, ternyata di sana ada MIPA.. itu dari anak-anak ini lalu anak akan mengolah, lalu anak bertanya. Pengenalan perguruan tinggi dimulai dari program itu. Ada nggak sie bu kasus-kasus yang kelas XI, kelas XII yang dateng ke sini yang aduh bu

(74)

pelajaran yang dikeluhkan anak-anak untuk mencari solusi. Kemarin anak mengeluh karena terlalu capek atau metodenya gimana. Keluhan-keluhannya seperti aku merasa berat, aku merasa nggak mampu.. ada. Keluhannya biasanya apa aja to bu anak-anak itu? Tapi hanya pada saat awal-awal masuk program. Jadi adaptasi. Berarti kelas XI. Biasanya keluhannya tuh begini itu ‘kok banyak banget’. Tapi kalo sudah masuk semester 1 agak tengah gitu sudah nggak mengeluh lagi. Dia sudah bisa menikmati kejenuhannya, dia sudah bisa menikmati keberatannya. Ketika nilainya jelek ya belajar. Ketika capek ya berhenti. Biasanya anak-anak saya minta untuk ngobrol dengan kakak kelas supaya mendapatkan masukan. Ada nggak sie bu orang tua murid yang ke sini.. orang tua dari siswa-siswi yang ke sini sebenernya mau.. Ada, keluhannya begini.. ada juga orang tua yang menginginkan program tertentu. Lalu anaknya tidak suka. Ya saya memberikan jawaban ke orang tua hanya mudah saja ‘nuwun sewu, yang sekolah itu bapak atau putranya? yang menjalani itu siapa?’ Lalu biasanya orang tua akan ‘oh iya’ gitu.Berarti masih ada yang seperti itu?ada. Itu kan akan selalu ada. Pasti. Orang tua sekarang ini masih ada yang ‘anak ku harus masuk IPA, harus ke teknik, harus ke kedokteran’. Kalo dulu kan ingin anaknya menjadi seorang insinyur. Iya iya itu masih ada. Berarti masih ada kontroversi IPA dan IPS gitu ya bu? Iya nggak juga sebenernya, ada yang bisa menerima. Tapi nggak sebanyak dulu awal-awal. Orang tua sudah punya pandangan yang berbeda ‘oh ini pilihannya’. Memilih itu bukan suatu yang mudah.Biasanya yang dikeluhkan orang tua murid hanya itu saja? Iya hanya sejenis itu saja. Atau dia juga mengeluhkan merasa anaknya salah jurusan. Alasan mereka menegluhkan kalo salah jurusan itu apa bu? Mungkin nilai-nilai yang tidak pernah bagus. Kadang ketika anak mendapat nilai jelek dia merasa ananknya salah jurusan. Padahal belum tentu. Anak-anak konsultasi ke sini selain mengeluh tentang itu ada keluhan lain ga bu? Ya secara pribadi dia bicara secara.. tentang pribadi.

Sepengetahuan ibu sendiri, pilihan jurusan yang mereka ambil itu didasarkan

(75)

mengatakan kemampuan. Jadi pilihan sebagian besar itu dari mereka karena merasa ini kemampuanku. Trus ada yang mengatakan asal masuk. Misalnya ada yang mengatakan asal masuk ya hanya 1, 2 aja. Tetap mereka harus memilih meskipun belum tentu diterima. Makanya ada pilihan 1 dan 2. Ini kan berdasarkan pilihan mereka sendiri, ada pertimbangan lain dari mereka nggak bu

selain dari kemampuan? Iya ada.. yang pertama kemampuan, lalu mau kemana saya setelah lulus dari SMA. Campur tangan orang tua saya kira tidak terlalu banyak, mungkin hanya sekedar memberi pengarahan. Nggak seheboh dulu. Masukan-masukan ya hanya sekedar masukan saja tidak sampai intervensi. Sepertinya begitu yang saya lihat. Informasi yang didapatkan itu tadi dari ibu masuk kelas, lomba-lomba keluar dan mereka cari sendiri pada waktu itu lalu

(76)

D. Data Wawancara Awal 4 :

Subjek : Guru Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce 1 Yogyakarta Tanggal : 30 Maret 2010

Selamat pagi bu.. gimana kabarnya? Baik. Oke, bisa kita mulai langsung wawancaranya? Iya. Kan kalo untuk pemilihan jurusan, itu kan setiap anak harus,, kalo dari sekolah itu, sekolah memberikan apa sie bu? Jadi seperti

mungkin informasi atau tes-tes yang lain? Pertama kita memberikan informasi penjurusan itu apa dan sebagainya. Kemudian yang pertama itu kita memberi tes potensi akademik. Tes potensi akademik itu biasanya bulan Oktober gitu kita berikan. Trus nanti kita rapotan, rapot semester 1 bulan Desember itu kita sudah mulai kita olah mau jurusan apa. Trus nanti pengambilan keputusan itu sekitar bulan Mei Juni. Tapi ini nanti anak-anak juga akan diberi penjelasan lagi, begitu juga dengan orang tua nanti kita kumpulkan juga. Nanti juga ada angket buat orang tua. Berarti selain TPA, ada angket dari sekolah juga?Juga orang tua. Kan kalo ditempat kami penjurusan itu harus sepengetahuan orang tua. Biasanya informasi-informasi apa aja sie bu yang diberikan kepada anak-anak dan orang

tua? Informasi itu kan pertama syarat naik kelas dulu karena penjurusan kan berkaitan dengan kenaikan kelas ya kemudian ya informasi jurusan IPA syarat untuk masuk jurusan itu apa syaratnya. Kemudian konsekuensinya apa kalo sudah masuk IPA IPS atau Bahasa. Kan tentu ada konsekuensinya nanti kamu ambil jurusan apa di perguruan tinggi, konsekuensi pelajaran apa yang ada di jurusan IPA, IPS, Bahasa. Trus kalo informasi yang diberikan pada orang tua berkisar mengenai apa? Kan ada pertemuan dengan orang tua. Selain pertemuan dengan orang tua nanti juga ada angket. Angket itu juga nanti ada semacam kalo apa..ee.. masuk jurusan IPA syaratnya ini..itu aja..Trus kalo udah seperti itu kan bu, udah ada tahap-tahapnya kayak gitu.. lewat TPA dari kalo anaknya sendiri juga bisa

milih, dan orang tua juga, masih ada ga sie bu anak-anak yang masih sering ke

(77)

aduh kayaknya gimana ya aku masuk jurusan IPA gitu? Masih banyak..nah itu kan pemantapanlagi to kita. Biasanya itu masalahnya apa sie?Biasanya masalah keinginan anak dengan orang tua yang tidak singkron, anaknya pengen IPS orang tuanya maunya IPA. Kemudian ada juga anak yang keinginannya tidak sesuai dengan kondisinya, dia pengen sekali ke bahasa tetapi nilainya kurang. Biasanya seperti itu. Berarti untuk pemantapannya itu ada waktu sendiri? iya.. Si anak ini diberi waktu, beberapa minggu untuk masuk di kelas ini tar kalo ga sesuai

gimana? Kita kan pengambilan keputusannya habis bulan Mei. Mei itu mereka sudah mau IPA, IPS atau Bahasa. Trus nanti kenaikan kelas bulan Juli. Kemudian nanti selama sesudah kelas XI mereka masuk ke jurusan itu ada waktu 2 minggu untuk dia beradaptasi di kelas itu. Kalo memang dia tidak mampu, boleh pindah kelas. Biasanya, sepengetahuan ibu, anak-anak itu kalo milih jurusan itu lebih kepada potensi mereka, minatnya mereka, atau ke kaya ikut-ikutan teman hanya

sekedar emosional saja?Kalo di sini memang sesuai minta, karena kan dari kelas 1 awal itu kita sudah mulai mendampingi mereka ya kira2 kamu pengen apa dan di Stece memang mungkin enaknya di sini itu kan sudah terpola bahwa tidak ada program yang tidak bagus. Anak yang di jurusan Bahasa ya memang dia mampunya ya di Bahasa bukan karena kelas buangan atau apa. Ga ada istilah seperti itu. Itu mereka tahu. Kalo jurusan Bahasa kalo ga bisa y sama aja. IPA kalo ga bisa y sama aja. Berarti terus kalo selain prasayarat kenaikan kelas ato masuk IPA IPS gitu, ada informasi lain ga sie bu yang diberikan kepada

siswa-siswanya? Ya tes potensi akademik itu kan salah satunya. Ee. Trus .. misalnya..

Informasi lain biasanya kami kasih perguruan tinggi-perguruan tinggi yang kira-kira akan kamu dalami kalo kamu ambil jurusan IPA. Contohnya kalo kamu IPA nanti bisa ke teknik kimia, farmasi, kedokteran, itu nanti pelajarannya akan seperti kaya-kaya ini lho. Berarti lebih pada jurusan ke depannya ya bu? iya. Terus sepengetahuan ibu juga nie, biasanya tuh mereka lebih mempertimbangkan minat

(78)

tua yang tetep dateng ke sini merasa pengen anaknya masuk jurusan IPA ini, trus

ibu ato dari pihak sekolah sendiri member masukan kepada sekolah seperti apa?

Ya biasanya harus kembali kepada kemampuan anaknya. Itu yang utama. Anaknya kira-kira ampu atau tidak. Itu patokan utama itu. berarti, itu kan di awak-awal ya bu. Berarti semakin ke sini nanti di kelas XII itu udah ga terlalu kliatan lagi ya bu? Iya. Baik bu, saya kira wawancaranya sudah cukup. Terima kasih

(79)

LAMPIRAN 2.

(80)

KUESIONER

1 / 2

Nama: No. urut: Jenis kelamin: Jurusan:

PETUNJUK

Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan pengalamanmu dalam pemilihan jurusan. Kamu diminta untuk memberikan tanda centang (√) pada setiap nomor yang memiliki alternatif jawaban sesuai dengan pengalamanmu dalam memilih jurusan. Isilah tabel-tabel yang tersedia sesuai dengan instruksinya. Jawaban yang dipilih tidak ada penilaian benar atau salah. Periksa kembali jawabanmu agar tidak ada nomor yang terlewati.

(81)

1. Sebelum memutuskan untuk memilih jurusan tertentu, apakah kamu mencari informasi menganai jurusan-jurusan tersebut?

( ) a. Ya ( ) b. Tidak

2. Kamu mendapatkan informasi yang dibutuhkan mengenai jurusan di sekolah dari : (boleh pilih lebih dari satu jawaban)

( ) a. Teman sebaya ( ) b. Kakak kelas ( ) c. Orang tua

( ) d. Guru Bimbingan dan Konseling ( ) e. Wali kelas

( ) f. Guru bidang studi ( ) g. Guru les

( ) h. Bacaan-bacaan pada media masa ( ) i. Internet

( ) j. Pengamatan terhadap orang yang sukses dari masing-masing jurusan ( ) k. Lain-lain (tuliskan)

... ... 3. Isilah tabel di bawah ini dengan informasi-informasi mengenai jurusan untuk

(82)

Informasi apa saja

 Disediakan kertas tambahan untuk menuliskan jawaban.

4. Resiko yang kamu pertimbangkan untuk memilih jurusanmu saat ini adalah : (boleh pilih lebih dari satu jawaban)

( ) a. Mendapatkan mata pelajaran yang lebih sulit dari pada jurusan yang lain

( ) b. Mendapatkan mata pelajaran dengan jumlah pertemuan yang lebih banyak daripada kelas sebelumnya

( ) c. Metode pengajaran yang kurang menyenangkan

( ) d. Ketidaksesuaian dengan program studi yang akan diambil di perguruan tinggi

( ) e. Ketidaksesuaian dengan cita-cita

( ) f. Tidak atau kurang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki ( ) g. Materi pelajaran yang kurang menarik untuk dipelajari ( ) h. Lain-lain (tuliskan)

... ... 5. Keuntungan yang kamu pertimbangkan untuk memilih jurusanmu saat ini

adalah : (boleh pilih lebih dari satu jawaban)

( ) a. Mendapatkan mata pelajaran yang lebih mudah dari pada jurusan yang lain

(83)

( ) c. Metode pengajaran yang menyenangkan

( ) d. Kesesuaian dengan program studi yang akan diambil di perguruan tinggi

( ) e. Kesesuaian dengan cita-cita

( ) f. Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki ( ) g. Materi pelajaran yang menarik untuk dipelajari ( ) h. Lain-lain (tuliskan)

... ... 6. Pada saat kamu memilih jurusan, kemungkinan hasil/ akibat/ dampak paling

besar apa yang menjadi pertimbanganmu dari setiap jurusan ?

Jurusan IPA Jurusan IPS

 Disediakan kertas tambahan untuk menuliskan jawaban.

7. Hal lain yang turut kamu pertimbangkan untuk memilih jurusan adalah : (boleh pilih lebih dari satu jawaban)

( ) a. Keadaan ekonomi keluarga

( ) b. Pandangan masyarakat pada tiap jurusan ( ) c. Dukungan orang tua

( ) d. Lain-lain (tuliskan)

... ...

(84)

LAMPIRAN 3.

Gambar

Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 4.Sumber Informasi
Tabel 6.Informasi yang Diperoleh
+4

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Kristen Maranatha mereka sendiri. Diungkapkan bahwa siswa ada yang mempersepsikan dirinya secara positif seperti menganggap dirinya sebagai seseorang yang

Persepsi terhadap kinerja polisi lalu lintas adalah hasil dari proses aktivitas kejiwaan di mana seseorang dapat mengenali, mamahami, dan memberi makna positif

Konstelasi hubungan ini digunakan untuk memberikan arah atau gambaran penelitian yang dilakukan peneliti, di mana persepsi siswa mengenai iklim kelas sebagai variabel bebas atau

adalah mahasiswa kami yang sedang mcnyusun skripsi dengan judul "Konform.tas Kelompok Ternan Sebaya Terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Pendidikan Tinggi

Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian konselor yang lebih diharapkan oleh siswa. Kecenderungan ini mungkin karena kepribadian merupakan hal

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi

Motivasi menurut kamus terbaru bahasa Indonesia (2008: 456) adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan

Dari hasil koefisien korelasi diperoleh hasil yaitu hubungan korelasi antara efikasi diri dengan pengambilan keputusan karir berada pada rentang rendah atau lemah, hal tersebut