• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN IPS DENGAN MINAT SISWA MEMILIH JURUSAN IPS (Studi Kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN IPS DENGAN MINAT SISWA MEMILIH JURUSAN IPS (Studi Kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA DAN

PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN IPS DENGAN MINAT SISWA MEMILIH JURUSAN IPS

(Studi Kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh : Maria Dwi Riwayati

NIM : 051334044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus, yang selalu menjadi sumbar kekuatan dan teladan hidupku....

(5)

v MOTTO

ORANG HEBAT

Orang hebat adalah orang yang bisa bersyukur

saat dia mengalami sukacita

Orang yang lebih hebat adalah orang yang tetap bersyukur

saat ada dalam ketidakpastian hidup

Orang yang lebih hebat lagi adalah orang yang tetap bersyukur

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagin karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Agustus 2009

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Maria Dwi Riwayati

Nomor Mahasiswa : 051334044

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA DAN

PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN IPS DENGAN MINAT SISWA MEMILIH JURUSAN IPS

(Studi Kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 08 September 2009 Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih-Nya yang besar,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN

ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA

TERHADAP JURUSAN IPS DENGAN MINAT SISWA MEMILIH JURUSAN

IPS”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah

mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan

kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak F.X. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan

(9)

viii

6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah

banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, memberikan kritik,

dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Bapak Drs. Th. Tri Sunarta selaku Kepala SMA Tarakanita Magelang yang

telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian;

8. Ibu Dra. Anna Harsanti selaku Kepala SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang

telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian;

9. Bapak Y. Himawan I, S.Pd selaku Guru Pembimbing yang diminta oleh

sekolah untuk mendampingi penulis selama melaksanakan penelitian;

10. Ibu Dra. R. Tuti Ratnaningsih selaku Guru Ekonomi yang bersedia jam

pelajarannya dipakai untuk penulis menyebarkan kuesioner;

11. Para siswi kelas X SMA Stella Duce II yang telah bersedia menjadi subyek

penelitian ini;

12. Staf Pengajar dan Tenaga Administrasi Prodi Pendidikan Akuntansi yang

telah membantu kelacaran proses belajar selama ini;

13. Ibu dan Mas Eko yang selalu mendukung dan mendoakanku;

14. Para sahabat dan teman-teman PAK 2005 (Tri, Eka Fransiska, Indah, Yuni,

Niken, Mba Asih, Filip, Titex, Mas Eka, Ertyn, Rina, Catarina, Tia, Bangkit,

Singgih, Galuh, Lenny, Rosa, Santi, Rita, Eca, Candra, Andry, Widi, Heni,

Rini, Merry, dll) yang telah banyak membantu, mendoakan, serta

(10)

ix

15. Teman-teman M3 (Rm. Bambang, Mas Seno, Mas Toer, Mas Budi, Mba

Yayik, Mba Istri, Mba Pipit, Nyake, Tata, Kristin, dll) yang banyak

memberikan semangat dan mendoakanku;

16. Para staf dan teman-teman P3MP ( Pak Aris, Pak Agus, Mba Rita, Mba

Diana, Galuh, Tari, Wati, Rara, Eko, Deta, Heni, dll) yang banyak

memberikan semangat dan mendoakanku;

17. Teman-teman Mertoyudan (Susi, Anne, Devi, Mba Neni, Mas Grace, Mba

Yogi, Mba Yuli, dll) yang telah memberikan semangat dan doa;

18. Rm. Indro dan Rm. Tri Wahyu yang juga mendoakanku. Serta banyak pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih....

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak yang berkepentingan. Terima kasih.

Penulis

(11)

x

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA DAN

PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN IPS DENGAN MINAT SISWA MEMILIH JURUSAN IPS

Studi Kasus : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Maria Dwi Riwayati Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada atau tidaknya hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan IPS; (2) ada atau tidaknya hubungan antara persepsi siswa terhadap jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS; (3) ada atau tidaknya hubungan antara prestasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang berjumlah 395 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 130 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purporsive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik nonparametrik koefisien korelasiSpearman, korelasiproduct momentdan korelasi ganda.

(12)

xi

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ ACHIEVEMENT AND STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS SOCIAL WITH STUDENTS’

INTEREST IN CHOOSING SOCIAL

Case Study : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Maria Dwi Riwayati Sanata Dharma University

2009

The reseach aims to find out : 1) there is or not a correlation between students’ achievement and students’ interest in choosing social; 2) there is or not a correlation between students’ perception towards social and students’ interest in choosing social; 3) there is or not a correlation between students’ achievement and students’ perception towards social with students’ interest in choosing social.

This research is a case study towards students’ of SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. The population used in this research is all students’ of SMA Stella Duce 2 Yogyakarta which are 395. The samples used in this research are 130 students’. The technique is used to take the samples is purposive sampling. The data collecting methods that are used are a questionnaire, a documentation and an interview. The analysis technique that is used is the coefficient statistics nonparametrik Spearman correlation, product moment correlation and double correlation.

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... x

ABSTRACT... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... vxiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Pustaka... 7

(14)

xiii

2. Pengertian Prestasi... 9

3. Pengertian Persepsi... 16

B. Kerangka Berpikir... 19

1. Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Memilih Jurusan IPS... 19

2. Hubungan antara Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS dengan Minat Siswa Memilih Jurusan IPS... 21

3. Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dan Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS dengan Minat Siswa Memilih Jurusan IPS... 23

C. Model Penelitian... 25

D. Hipotesis Penelitian... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 26

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 26

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... 27

1. Populasi... 27

2. Sampel... 27

3. Teknik Penarikan Sampel... 27

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 28

1. Variabel Penelitian... 28

2. Pengukuran Variabel Penelitian... 31

(15)

xiv

G. Teknik Pengujian Instrumen... 34

1. Pengujian Validitas Instrumen... 34

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen... 36

H. Teknik Analisis Data... 37

1. Statistik Deskriptif... 37

2. Pengujian Prasyarat Analisis... 38

3. Pengujian Hipotesis... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah... 45

B. Visi dan Misi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta... 50

C. Organisasi Sekolah... 52

D. Sumber Daya Manusia... 53

E. Siswi SMA Stella Duce ... 55

F. Fasilitas Pendidikan dan Latihan... 56

G. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta... 57

H. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan... 63

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Dekripsi Data... 69

B. Analisis Data... 75

1. Pengujian Prasyarat Ananlisis... 75

2. Pengujian Hipotesis... 77

(16)

xv

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan... 92

B. Keterbatasan Penelitian... 93

C. Saran-saran... 94

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Mata Pelajaran dan Nilai Ketuntasan Prasyarat Pemilihan

Jurusan Di SMA Stella Duce2 Yogyakarta... 16

Tabel 3.1 Persepsi Siswa Terhadap Jurusan IPS... 29

Tabel 3.2 Minat Siswa Memilih Jurusan IPS... 30

Tabel 3.3 Skoring Berdasarkan Skala Likert... 32

Tabel 3.4 Skoring Berdasarkan Skala Likert... 32

Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS dan Minat Siswa Memilih Jurusan IPS... 35

Tabel 3.6 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 40

Tabel 3.7 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 41

Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 42

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMA Stella Duce 2 Yogyakarta... 49

Tabel 4.2 Daftar Nama Tenaga Edukatif SMA Stella Duce 2 ... 53

Tabel 4.3 Daftar Nama Pegawai Tata Usaha SMA Stella Duce 2 Yogyakarta... 54

Tabel 4.4 Daftar Nama Pembantu Pelaksana SMA Stella Duce 2... 54

Tabel 4.5 Daftar Jumlah Siswi SMA Stella Duce 2... 55

Tabel 4.6 Kurikulum Kelas X SMA Stella Duce 2... 58

Tabel 4.7 Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA SMA Stella Duce 2... 59

Tabel 4.8 Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS SMA Stella Duce 2... 59

Tabel 4.9 Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS SMA Stella Duce 2... 60

Tabel 4.10 Jumlah Tambahan Jam Pelajaran SMA Stella Duce 2... 61

Tabel 5.1 Prestasi Belajar Siswa (Mata Pelajaran Ekonomi)... 69

Tabel 5.2 Prestasi Belajar Siswa (Mata Pelajaran Geografi)... 70

(18)

xvii

Tabel 5.4 Prestasi Belajar Siswa (Mata Pelajaran Ekonomi, Geografi dan

Sosiologi)... 72

Tabel 5.5 Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS... 73

Tabel 5.6 Minat Siswa Memilih Jurusan IPS... 74

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas... 75

Tabel 5.8 Rangkuman Hasil Uji Linieritas... 76

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Korelasi Hipotesis I... 78

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Korelasi Hipotesis II... 81

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian... 98

Lampiran II Uji Validitas dan Reliabilitas... 104

Lampiran III Uji Normalitas... 117

Lampiran IV Uji Linieritas... 118

Lampiran V Korelasi... 119

Lampiran VI PAP Tipe II... 123

Lampiran VII Mean, Median, & Modus... 129

Lampiran VIII Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif... 130

Lampiran IX Surat Ijin Penelitian... 135

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam situasi jaman yang semakin maju seperti saat ini, orang semakin

banyak yang menyadari arti pentingnya pendidikan. Menurut Syah (1997:32)

pendidikan adalah tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku

seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pengajaran dan dan pelatihan.

Dalam Bahasa Inggris, pendidikan disebut education yang kata kerjanya to

educate yang artinya adalah peradaban dan mengembangkan. istilah

education memiliki dua arti dari sudut orang yang menyelenggarakan

pendidikan dan arti dari sudut orang yang dididik. Dari sudut pendidik,

education berarti perbuatan atau proses memberikan pengetahuan atau

mengajarkan pengetahuan. Sedangkan dari sudut peserta didik, education

berarti proses/perbuatan memperoleh pengetahuan. Dalam Dictionary of

Psychology (1972), pendidikan diartikan sebagai ...the institutional

procedures which are employed in accomplishing the development of

knowledge, habits, attitudes, etc. Ussually the term is applied to formal

institution.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

(21)

dan negara. Driyarkara (1980:129) berpendapat bahwa pendidikan adalah

hidup bersama dalam kesatuan tri tunggal ayah, ibu, dan anak, dengan mana

dia berproses untuk akhirnya memanusiakan, membudaya, dan bisa

melaksanakan sendiri sebagai manusia purnawan.

Pendidikan dapat ditempuh melalui tiga jalur yaitu pendidikan informal,

formal dannonformal. Jalur pendidikan informal diperoleh di dalam keluarga,

pendidikan formal ditempuh melalui sekolah, sedangkan pendidikan non

formal dapat ditempuh melalui kursus-kursus. Penyelenggaraan pendidikan

formal di Indonesia terbagi menjadi tiga jenjang yaitu dasar (terbagi menjadi

kelas I - VI), menengah pertama (terbagi menjadi kelas VII – IX) dan

menengah atas (terbagi menjadi kelas X – XII). Pada jenjang pendidikan

dasar, menengah pertama dan menengah atas hingga kelas X merupakan

program bersama yang diikuti oleh semua peserta didik, sedang pada kelas XI

dan XII siswa wajib memilih satu jurusan.

Di SMA (Sekolah Menengah Atas) maupun MA (Madrasah Aliyah)

diadakan penjurusan di kelas XI. Jurusan yang ada saat ini yaitu jurusan

Bahasa, jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), jurusan IPS (Ilmu

Pengetahuan Sosial), dan jurusan Agama yang hanya ada di MA (Guswa,

2008).

Dengan diwajibkannya untuk memilih salah satu jurusan yang ada di

SMA, para siswa terkadang masih merasa bingung. Kebingungan itu diduga

karena belum semua siswa mengerti akan potensi yang dimilikinya, sehingga

(22)

minati. Bisa juga siswa memilih jurusan karena ikut-ikutan teman, nilai

prasyarat tidak mencukupi, pengaruh lingkungan belajar, atau mereka

memiliki persepsi tertentu terhadap jurusan yang ditawarkan di SMA.

Ada siswa yang merasa senang masuk jurusan IPA karena jurusan tersebut

dipandang sebagai golongan siswa yang pandai. Ada siswa yang memilih

jurusan Bahasa karena menghindari mata pelajaran hitungan dan mata

pelajaran hafalan. Dibandingkan dengan dua jurusan di atas, ada

kecenderungan jumlah kelas di SMA untuk jurusan IPS lebih banyak. Di SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta, jumlah kelas untuk jurusan IPS ada 3 (tiga) kelas,

sedangkan jumlah kelas untuk jurusan IPA dan Bahasa masing-masing 1

(satu) kelas. Sebagian besar siswa memilih jurusan IPS, alasannya karena

jurusan IPS adalah jurusan yang tidak terlalu sulit atau hasil belajar tidak

cukup untuk masuk ke jurusan IPA, bisa juga alasan memilih jurusan IPS

karena tidak terpilih masuk jurusan IPA atau jurusan Bahasa. Oleh karena itu,

persepsi siwa terhadap jurusan IPS diperkirakan berpengaruh terhadap

pembentukan minat siswa dalam memilih jurusan IPS.

Dipilihnya prestasi belajar siswa didasarkan bahwa prestasi belajar siswa

selama ini dijadikan suatu ukuran kemampuan seseorang terhadap bidang

tertentu. Oleh karena itu, prestasi belajar siswa diperkirakan berpengaruh

terhadap pembentukan minat siswa dalam memilih jurusan IPS di SMA.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

(23)

Jurusan IPS, Studi Kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswi-siswi kelas X SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta. Alasan penulis memilih kelas X adalah karena

siswi kelas X merupakan siswi-siswi yang akan masuk dalam tahap memilih

jurusan.

B. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang. Pada penelitian ini

difokuskan pada faktor internal yaitu prestasi belajar dan persepsi siswa

terhadap jurusan IPS. Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat,

seperti motivasi, latar belakang lingkungan, status sosial ekonomi, dan

pengalaman tidak termasuk dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, jurusan

yang dimaksud adalah jurusan IPS.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah prestasi belajar siswa mempunyai hubungan dengan minat siswa

memilih jurusan IPS?

2. Apakah persepsi siswa terhadap jurusan IPS mempunyai hubungan dengan

(24)

3. Apakah prestasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap jurusan IPS

secara bersama-sama mempunyai hubungan dengan minat siswa memilih

jurusan IPS?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas

antara lain:

1. Ingin mendeskripsikan adanya hubungan antara prestasi belajar siswa

dengan minat siswa memilih jurusan IPS.

2. Ingin mendeskripsikan adanya hubungan antara persepsi siswa terhadap

jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS.

3. Ingin mendeskripsikan adanya hubungan antara prestasi belajar siswa dan

persepsi siswa terhadap jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan

IPS.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

bagi sekolah, khususnya bagi guru dalam membantu dan mengarahkan

siswanya untuk memilih jurusan yang sesuai dengan prestasi dan minat

(25)

2. Universitas Sanata Dharma

Diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan bacaan tentang

hubungan antara prestasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap jurusan

IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS bagi peneliti selanjutnya.

3. Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang ragam minat siswa dalam

memilih jurusan yang diinginkan dan disesuaikan dengan prestasi yang

(26)

7

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu

pilihan pada seseorang dan salah satu faktor psikologis yang sangat

penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang di kemudian

hari. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:583) disebutkan

bahwa minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi/keinginan yang besar terhadap suatu hal. Minat bisa

mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang

studi tertentu. Di dalam minat ada rasa suka atau rasa senang terhadap

suatu obyek. Sebagai contoh, siswa yang menyukai mata pelajaran

akuntansi maka ia akan merasa senang membaca dan mempelajari

buku-buku akuntansi sehingga ia ingin masuk ke jurusan IPS karena

lebih mendalami bidang tersebut.

Definisi menurut Slameto dalam Djaali (2007:121), minat adalah

rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,

tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri,

(27)

Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan

gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau

berurusan dengan orang, benda, kegiataan, pengalaman yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Djaali, 2007:121).

Definisi minat menurut Winkel (1983:30) diartikan sebagai

kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada

bidang studi/pokok bahasan dan senang mempelajari materi tersebut.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya minat menurut

Crow, A & L Crow (1989) adalah :

closely related to drives, motives, and emotional responses. Interest in the preparation of palatable food, may stem from a desire for good, interest in scientific research, mechanics, or teaching, for example, may grow out of exploratory acts stimulated by desire to satisfy one’s curiosity about these activities”

Menurut Reber dalam Syah (1997:136), minat tidak termasuk

istilah yang populer dalam psikologi karena ketergantungannya pada

banyak faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian,

keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Nugroho, Elita (1982:18)

mengemukakan bahwa pengetahuan mengenai minat dapat

dipergunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :

a) Menempatkan, yaitu minat merupakan alat yang digunakan untuk

membantu siswa memilih jurusan yang benar.

b) Perbaikan belajar, yaitu membantu guru mengenal siswa yang

perlu mendapat perhatian khusus.

(28)

Minat berhubungan dengan kemampuan, pengalaman, dan

kebutuhan pada diri individu. Minat tumbuh dari dalam diri individu

sendiri dan diperoleh melalui pengalaman belajar. Minat dapat

diekspresikan melalui pertanyaan yang menunjukkan bahwa siswa

lebih menyukai sesuatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

diwujudkan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak

dibawa sejak lahir, melainkan diproses kemudian. Minat yang tumbuh

dari dalam diri mendorong seseorang dalam melaksanakan usahanya.

Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan jurusan yang

akan menentukan keberhasilan dalam studinya, minat merupakan hal

yang penting.

Berdasarkan uraian di atas, maka minat memilih jurusan IPS

dapat diartikan sebagai kecenderungan/ketertarikan pada suatu hal

yang mengarahkan siswa untuk memilih jurusan IPS, ditandai dengan

perasaan senang terhadap materi yang dipelajari di dalamnya, serta

berkaitan dengan kebutuhnnya.

2. Pengertian Prestasi

Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan

seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Definisi prestasi menurut

KBBI (1990:700) adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah

dilakukan/dikerjakan). Prestasi belajar adalah penguasaan

(29)

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes/angka yang diberikan oleh guru.

Menurut Sunaryo (1993:10) prestasi belajar adalah perubahan

kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

menurut Syah (1997:132) dibedakan menjadi tiga macam.

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Uraian mengenai ketiga macam faktor di atas adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua

aspek, yakni aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek

psikologis (bersifat rohaniah).

a. Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan

sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah,

dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga

(30)

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti kesehatan indera

pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi

dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

b. Aspek psikologis

Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dipandang

esensial dan dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan pembelajaran siswa adalah sebagai berikut :

1. Intelegensi siswa

Intelegensi umumnya diartikan sebagai kemampuan

psikofisik untuk mereaksi rangsang atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat

kecerdasan/intelegensi (intelligence quotient/IQ) siswa

tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa. semakin tinggi kemampuan

intelegensi seorang siswa, akan makin tinggi peluangnya

untuk meraih sukses.

2. Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang terdimensi afektif berupa

kecenderungan-kecenderungan untuk mereaksi/merespons

dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang

dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap

(31)

cara mengajar guru, akan menimbulkan kemudahan belajar

bagi siswa tersebut.

3. Bakat siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa

yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap

orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk

mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan

kapasitas masing-masing. Dalam perkembangan

selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai kemampuan

individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat akan

dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar

bidang-bidang studi tertentu.

4. Minat siswa

Secara sederhana (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian

hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

5. Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme

baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk

(32)

dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) motivasi intrinsik

dan 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan

keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang

dapat mendorongya melakukan tindakan belajar.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang

datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk

melakukan kegiatan belajar. Siswa yang kurang termotivasi

untuk belajar menyebabkan kurang bersemangatnya siswa

dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi baik

di sekolah maupun di rumah. Dalam perspektif kognitif,

motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi

intrinsik, karena lebih murni, langgeng, dan tidak

bergantung pada dorongan/pengaruh orang lain.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua mascam, yakni faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungannonsosial.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat

belajar seorang siswa. Yang termasuk dalam lingkungan sosial

siswa adalah masyarakat, tetangga, dan juga teman-teman

(33)

b. Lingkungannonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu

belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor non sosial ini

dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

3. Faktor pendekatan pembelajaran

Pendekatan belajar yang dapat dipahami sebagai segala

cara/strategi yang digunakan dalam menunjang efektivitas dan

efisiensi proses pembelajaran tertentu. Faktor pendekatan belajar

juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran

siswa yang bersangkutan.

Menurut Masidjo (1995:27), kegunaan dari penilaian prestasi

siswa bagi guru adalah untuk :

a) Memilih dan membantu siswa

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar

siswa dalam penguasaan suatu mata pelajaran, seorang guru dapat

memilih siswa-siswa yang bermutu dan memenuhi syarat-syarat

tertentu untuk sesuatu program atau suatu kegiatan.

b) Keperluan penelitian

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar

(34)

dapat mencari umpan balik tentang pelaksanaan kegiatan proses

belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya.

c) Mengetahui sifat-sifat siswa

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar

siswa dalam penguasaan suatu mata pelajaran, seorang guru

sampai batas-batas tertentu dapat mengetahui sifat-sifat siswa.

Indikator prestasi belajar menurut Syah (1997:150), pada

prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah

psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar

siswa, namun pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah

tersebut sangat sulit. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data

hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar

indikator dikaitkan dengan prestasi yang hendak diukur.

Dalam pemilihan jurusan, siswa yang naik kelas XI akan

mengambil program studi tertentu yaitu : Ilmu Alam atau Ilmu Sosial

atau Bahasa. Syarat pemilihan jurusan tersebut, seperti yang ada di

Buku Pedoman Guru SMA Stella Duce 2 Yogyakarta (2008:5), adalah

tidak boleh memiliki nilai akademik yang tidak tuntas pada mata

pelajaran prasyarat program studi. Nilai akademik ditentukan dari nilai

kognitif (kecerdasan). Berikut adalah daftar mata pelajaran dan nilai

(35)

Tabel 2.1

Daftar Mata Pelajaran dan Nilai Ketuntasan Prasyarat Pemilihan Jurusan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Program Studi Mata Pelajaran Prasyarat Nilai Kentuntasan

IPA

Matematika 63

Fisika 65

Kimia 65

Biologi 64

IPS

Ekonomi 65

Geografi 64

Sosiologi 65

Bahasa

Bahasa Inggris 63

Bahasa Indonesia 65

Bahasa Jerman 63

Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan

seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Prestasi belajar umumnya

diukur dengan menggunakan tes dan tampak hasilnya pada angka nilai

yang diberikan oleh guru dalam raport siswa. Siswa yang memiliki

prestasi belajar yang baik cenderung akan menampakkan minat yang

besar terhadap jurusan yang dipilihnya, karena sebelumnya ia telah

menyukai mata pelajaran-mata pelajaran prasyarat dari jurusan yang

akan ia pilih.

3. Pengertian Persepsi

Persepsi pada dasarnya adalah proses kognitif yang dialami oleh

setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya,

(36)

penciuman. Jadi persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik

terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar terhadap situasi

(Thoha, 2005: 141).

Branca, 1965; Woodworth dan Marquis, 1957, (dalam Walgito,

1994: 53) menyebutkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang

didahului penginderaan, yaitu proses yang berwujud diterimanya

stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu

tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke

pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis

sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan

sebagainya, individu mengalami persepsi.

Proses penginderaan akan selalu terjadi setiap saat, pada waktu

individu menerima stimulus melalui alat inderanya. Alat indera

merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.

Stimulus yang diterima seseorang selanjutnya diorganisasikan,

diintepretasikan sehingga seseorang menyadari tentang apa yang

diinderakannya. Dengan persepsi seseorang menyadari keadaan

lingkungan sekitarnya dan keadaan diri individu yang bersangkutan.

Oleh karena itu, walau stimulusnya sama tetapi karena pengalamannya

tidak sama, kemampuan berpikirnya tidak sama, kerangka acuannya

tidak sama maka kemungkinan hasil persepsi antara individu yang satu

dengan yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan

(37)

Persepsi juga diartikan sebagai 1) suatu tanggapan (penerimaan

langsung dari suatu serapan) dan 2) proses seseorang mengetahui

beberapa hal melalui panca inderanya (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1990: 675). Sedangkan Winkel (1986: 161) menyebutkan

bahwa persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk

membedakan antara objek yang satu dengan yang lain berdasarkan

ciri-ciri fisik objek-objek itu, misalnya ukuran, warna, dan bentuk.

Menurut Pareek dalam Arisandy (1984), menjelaskan ada empat

faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu:

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian.

Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap

semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu

atau dua objek yang menarik bagi kita.

2. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu

kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

3. Kesediaan

Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul,

agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih

efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap

(38)

4. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat

akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan

penginterpretasian rangsang dari luar/lingkungan melalui panca indera,

sehingga individu mengerti dan menyadari apa yang ditangkap oleh

inderanya. Dalam penelitian ini, persepsi merupakan proses

pemahaman, penerimaan, pengorganisasian dan penginterpretasian

oleh siswa terhadap jurusan IPS.

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Memilih Jurusan IPS

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes/angka yang diberikan oleh guru. Menurut Sunaryo (1993:10),

prestasi belajar adalah perubahan kemampuan yang meliputi

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1) faktor internal (faktor dari

dalam diri siswa); 2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa); dan 3)

(39)

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 1997:132).

Dalam pemilihan jurusan, siswa yang naik kelas XI akan

mengambil program studi tertentu yaitu : Ilmu Alam atau Ilmu Sosial

atau Bahasa. Syarat pemilihan jurusan tersebut, seperti yang ada di

Buku Pedoman Guru SMA Stella Duce 2 Yogyakarta (2008:5), adalah

tidak boleh memiliki nilai akademik yang tidak tuntas pada mata

pelajaran prasyarat program studi. Nilai akademik ditentukan dari nilai

kognitif (kecerdasan).

Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan

seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Prestasi belajar umumnya

diukur dengan menggunakan tes dan tampak hasilnya pada angka nilai

yang diberikan oleh guru dalam raport siswa. Siswa yang memiliki

prestasi belajar yang baik cenderung akan menampakkan minat yang

besar terhadap jurusan yang dipilihnya, karena sebelumnya ia telah

menyukai mata pelajaran-mata pelajaran prasyarat dari jurusan yang

akan ia pilih.

Dengan melihat nilai-nilai mata pelajaran atau prestasi

belajarnya, maka siswa akan mempunyai petunjuk dalam memilih

jurusan. Peneliti menduga bahwa siswa yang memperoleh

hasil/prestasi yang tinggi dalam mata pelajaran prasyarat masuk

jurusan IPS akan tinggi pula pengetahuan, keterampilan dan

(40)

Dari dugaan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang

mempunyai prestasi belajar yang baik pada mata pelajaran prasyarat

jurusan IPS cenderung mempunyai minat yang tinggi untuk dapat

masuk jurusan IPS, karena ia telah memiliki petunjuk yang dapat

digunakan sebagai acuan dalam memilih, sedangkan siswa yang

cenderung berprestasi kurang baik dalam mata pelajaran prasyarat

masuk jurusan IPS belum tentu akan memilih untuk masuk jurusan

IPS.

2. Hubungan antara Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS dengan Minat Siswa Memilih Jurusan IPS

Branca, 1965; Woodworth dan Marquis, 1957, (dalam Walgito,

1994: 53) menyebutkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang

didahului penginderaan, yaitu proses yang berwujud diterimanya

stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Dalam hal ini,

stimulusnya adalah jurusan IPS.

Persepsi seseorang terhadap suatu objek dapat berupa persepsi

positif dan persepsi negatif. Persepsi positif berarti pandangan atau

pendapat seseorang yang baik terhadap suatu objek, sedangkan

persepsi negatif berarti pandangan atau pendapat seseorang yang

negatif terhadap suatu objek. Demikian juga dengan siswa, pasti juga

memiliki persepsi positif atau negatif terhadap jurusan IPS.

Persepsi siswa terhadap jurusan IPS yang berbeda-beda tersebut

(41)

faktor internal dan faktor eksternal. Stimulus dan lingkungan sebagai

faktor eksternal dan individu sebagai faktor internal saling berinteraksi

dalam individu untuk menciptakan persepsi (Walgito, 1991: 54-55).

Dalam penelitian ini hal yang akan dipersepsikan adalah jurusan IPS,

yaitu dilihat dari kurikulumnya, fasilitasnya, staf pengajarnya, dan

lingkungan belajar di jurusan IPS.

Persepsi juga diartikan sebagai suatu tanggapan (penerimaan

langsung atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui

pancaindera (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 675). Sedangkan

Winkel (1986: 161) menyebutkan bahwa persepsi adalah pengamatan

secara global, kemampuan untuk membedakan antara objek yang satu

dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik objek-objek itu, misalnya

ukuran, warna, dan bentuk.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan

penginterpretasian rangsang dari luar/lingkungan melalui panca indera,

sehingga individu mengerti dan menyadari apa yang ditangkap oleh

inderanya. Dalam penelitian ini, persepsi merupakan proses

pemahaman, penerimaan, pengorganisasian dan penginterpretasian

oleh siswa terhadap jurusan IPS.

Siswa yang memiliki persepsi positif terhadap jurusan IPS

(42)

yang memiliki persepsi negatif terhadap jurusan IPS maka akan

cenderung untuk tidak memilih jurusan tersebut.

3. Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dan Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS dengan Minat Siswa Memilih Jurusan IPS

Dalam pemilihan jurusan, siswa yang naik kelas XI akan

mengambil program studi tertentu yaitu : Ilmu Alam atau Ilmu Sosial

atau Bahasa. Syarat pemilihan jurusan tersebut seperti yang ada di

Buku Pedoman Guru SMA Stella Duce 2 Yogyakarta (2008:5) adalah

tidak boleh memiliki nilai akademik yang tidak tuntas pada mata

pelajaran prasyarat jurusan.

Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan

seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Prestasi belajar umumnya

diukur dengan menggunakan tes dan tampak hasilnya pada angka nilai

yang diberikan oleh guru dalam raport siswa. Siswa yang memiliki

prestasi belajar yang baik dalam mata pelajaran prasyarat jurusan IPS

cenderung akan menampakkan minat yang besar untuk memilih

jurusan IPS, karena sebelumnya ia telah menyukai mata

pelajaran-mata pelajaran prasyarat dari jurusan IPS, yaitu pelajaran-mata pelajaran

Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi.

Persepsi merupakan proses pemahaman, penerimaan,

pengorganisasian, dan penginterpretasian rangsang dari

luar/lingkungan melalui panca indera, sehingga individu mengerti dan

(43)

terhadap suatu objek dapat berupa persepsi positif dan persepsi negatif.

Persepsi positif berarti pandangan atau pendapat seseorang yang baik

terhadap suatu objek, sedangkan persepsi negatif berarti pandangan

atau pendapat seseorang yang negatif terhadap suatu objek.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan

penginterpretasian rangsang dari luar/lingkungan melalui panca indera,

sehingga individu mengerti dan menyadari apa yang ditangkap oleh

inderanya. Dalam penelitian ini, persepsi merupakan proses

pemahaman, penerimaan, pengorganisasian dan penginterpretasian

oleh siswa terhadap jurusan IPS.

Siswa yang memiliki persepsi positif terhadap jurusan IPS

cenderung akan berminat memilih jurusan tersebut. Sedangkan siswa

yang memiliki persepsi negatif terhadap jurusan IPS maka akan

cenderung untuk tidak memilih jurusan tersebut.

Dengan demikian, penulis menduga bahwa antara prestasi

belajar dan persepsi siswa terhadap jurusan IPS terdapat hubungan

(44)

C. Model Penelitian

Keterangan :

X1= Prestasi belajar

X2= Persepsi siswa terhadap jurusan IPS Y = Minat siswa memilih jurusan IPS

D. Hipotesis Penelitian

Ha1 : Ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa

memilih jurusan IPS.

Ha2 : Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap jurusan IPS dengan

minat siswa memilih jurusan IPS.

Ha3 : Ada hubungan antara prestasi belajar siswa dan persepsi siswa

terhadap jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS. X2

Y

(45)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini mengambil obyek

tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut

hanya berlaku bagi obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat untuk penelitian ini adalah di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta,

yang beralamat di Jl. Dr. Sutomo No.16, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswi Kelas X. Para siswi kelas

X dipilih karena para siswi tersebut baru akan melaksanakan pemilihan

jurusan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah minat siswa memilih jurusan IPS, prestasi

(46)

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri obyek dan subyek

yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2007:115). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswi SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta yang berjumlah 395 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan

dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi (Sugiyono, 2007:116). Dalam penelitian ini adalah

seluruh siswi kelas X yang berjumlah 132 orang.

3. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling.

Purposive samplingadalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2007:122). Alasan penggunaan sampel seluruh siswi

kelas X adalah karena mereka akan melaksanakan pemilihan jurusan.

(47)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2007:58).

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah :

a) Variabel Bebas(Independent Variable)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat (Sugiyono, 2007:59).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel prestasi belajar siswa merupakan salah satu ukuran

bagi keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu.

Keberhasilan tersebut, diukur dengan menggunakan tes dan

tampak hasilnya pada angka nilai yang diberikan oleh guru

dalam raport siswa. Dalam penelitian ini yang dimaksud

dengan prestasi belajar siswa adalah nilai angka yang diperoleh

siswa dalam raport untuk mata pelajaran Ekonomi, Geografi

dan Sosiologi.

2. Variabel persepsi siswa terhadap jurusan IPS adalah

(48)

penginterpretasian oleh siswa terhadap suatu rangsangan yaitu

jurusan IPS.

Variabel bebas persepsi dijabarkan ke dalam

indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel

berikut ini.

Tabel 3.1

Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS

No. Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

Positif (Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner 1. Persepsi siswa terhadap jurusan IPS

Kurikulum a. Dapat mengikuti mata pelajaran untuk jurusan IPS dengan baik

1

Fasilitas a. Buku-buku paket yang disediakan sekolah memadai b. Perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku referensi mata pelajaran prasyarat dengan lengkap 2 3, 4

Staf Pengajar a. Kompetensi pedagogi b. Kompetensi

kepribadian c. Kompetensi sosial

5 7 10, 11 6 8 9 Lingkungan belajar di jurusan IPS

a. Belajar dan

berdiskusi dalam kelopok

b. Ada interaksi antara guru dengan murid

12

(49)

b) Variabel Terikat(Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2007:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa

memilih jurusan IPS.

Tabel 3.2

Minat dalam Memilih Jurusan IPS

No. Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

Positif (Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner

1. Minat Perasaan

senang a. Menyenangi sesuatu yang dilakukan b. Bersemangat untuk mengikuti pelajaran IPS c. Membaca dan

mempelajari buku-buku pelajaran

d. Perasaan senang yang berasal dari diri sendiri e. Perasaan senang

yang berasal dari teman sebaya 14 15 16 18 17

Perhatian a. Ada perhatian terhadap jurusan IPS

b. Mencari

informasi terkait dengan jurusan IPS dari guru c. Mencari

informasi terkait dengan jurusan IPS dari teman d. Mencari

19, 20

21

22, 23

(50)

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam penelitian, setiap variabel yang akan diteliti perlu diukur

dengan cara pengukuran masing-masing, maka pengukuran variabel

penelitian yang penulis lakukan adalah :

a) Variabel bebas

1. Untuk variabel bebas prestasi belajar siswa, diukur berdasarkan

nilai raport yang dicapai siswa pada kelas X semester II untuk

mata pelajaran Ekonomi, Geografi dan Sosiologi.

2. Untuk variabel bebas persepsi siswa terhadap jurusan IPS, data

diperoleh melalui kuesioner. Pengukuran variabel ini

menggunakan Skala Likert. Jawaban setiap item instrumen

yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif dengan skala sebagai berikut : informasi terkait

dengan jurusan IPS dari mass media

Ketertarikan a. Selalu bertanya dalam mata pelajaran yang terkait dengan jurusan IPS b. Keinginan untuk

berprestasi c. Mengikuti

bimbingan belajar

25, 26

27, 28

30

(51)

Tabel 3.3

Skoring Berdasarkan Skala Likert

Kriteria Jawaban Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (RR) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

b) Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2007:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa

kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta memilih jurusan IPS.

Minat siswa memilih jurusan IPS adalah

kecenderungan-kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih jurusan

IPS sebagi jurusan yang mereka inginkan. Untuk mengukur minat

siswa memilih jurusan IPS digunakan Skala Likert dengan lima

opsi sebagai berikut :

Tabel 3.4

Skoring Berdasarkan Skala Likert

Kriteria Jawaban Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (RR) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

(52)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2007:199). Dalam penelitian ini,

kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai minat

memilih jurusan IPS dan persepsi siswa terhadap jurusan IPS.

2. Dokumentasi/teknik pengumpulan data dengan dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

(Sugiyono, 2007:422). Cara ini digunakan untuk memperoleh data

mengenai nilai raport siswa dan gambaran umum sekolah.

3. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan

makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2007:410). Teknik ini

(53)

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2007:172). Dalam penelitian ini, pengujian validitas instrumen

menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan

rumus :

rxy =

 

2 2

2

 

2

   Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y n = total responden

∑X = skor total dari setiap item

∑Y = skor total dari seluruh item

∑XY = jumlah kali x dan y

Koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan

menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur.

Selanjutnya hasil koefisien korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan nilai r

korelasi Product Moment pada tabel dengan taraf signifikansi 0,05. Jika

hasil rhitung lebih besar daripada rtabel maka butir soal tersebut dapat

dikatakan valid, begitu pula sebaliknya.

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa

kelas X SMA Tarakanita Magelang dengan jumlah responden 36 orang.

(54)

dengan harga kritik product moment tabel (r tabel) sebesar 0,339 dengan

taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2007:524).

Dari uji coba tersebut, ternyata ada 24 item dari 48 item soal yang

tidak valid. Ketidakvalidan tersebut, diduga karena repoden tidak

memahami dengan baik maksud dari pertanyaan dalam kuesioner dan

responden tidak dapat bertanya kepada peneliti karena peneliti tidak

berada di dalam kelas untuk menunggui saat pengisian kuesioner. Oleh

karena itu, peneliti memperbaiki redaksi pertanyaan dalam kuesioner dan

kemudian melakukan pengujian serentak pada 132 siswi SMA Stella

Duce 2 Yogyakarta (mengisi kuesioner 130 siswi) yang menjadi subyek

penelitian sesungguhnya. Dari hasil pengujian serentak tersebut diketahui

derajat kebebasan sebesar 128 (130-2), dengan harga kritik product

moment tabel (r tabel) hasil interpolasi sebesar 0,174 dengan taraf

signifikansi 5% (Sugiyono, 2007:524).

Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba validitas sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Rangkuman Uji Validitas Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS dan Minat dalam Memilih Jurusan IPS

No Item

r hitung r tabel keterangan Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS

1 .367 0.174 Valid

2 .224 0.174 Valid

3 .227 0.174 Valid

4 .196 0.174 Valid

5 .279 0.174 Valid

(55)

7 .445 0.174 Valid

8 .283 0.174 Valid

9 .229 0.174 Valid

10 .287 0.174 Valid

11 .225 0.174 Valid

12 .250 0.174 Valid

13 .342 0.174 Valid

Minat dalam Memilih Jurusan IPS

14 .640 0.174 Valid

15 .565 0.174 Valid

16 .523 0.174 Valid

17 .374 0.174 Valid

18 .529 0.174 Valid

19 .542 0.174 Valid

20 .386 0.174 Valid

21 .540 0.174 Valid

22 .527 0.174 Valid

23 .477 0.174 Valid

24 .589 0.174 Valid

25 .415 0.174 Valid

26 .261 0.174 Valid

27 .190 0.174 Valid

28 .211 0.174 Valid

29 .359 0.174 Valid

30 .360 0.174 Valid

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data

yang sama (Sugiyono, 2007:172). Dalam penelitian ini, untuk pengujian

reliabilitas instrumen menggunakanAlfa Cronbach, dengan rumus :

r11 =

              

2

1 2 1 1  b k k Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2 b
(56)

2 1

 = varians total

Berdasarkan hasil penghitungan, jika koefisien alpha > dari 0,60

maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya

alpha < dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel

(Nunally, 1967 dalam Gozhali, 2001:42).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbachdan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi

16.0dengan koefisien r tabel pada n = 130. Dari hasil pengujian diperoleh

koefisien alpha sebesar 0,869 > 0,06 maka menujukkan bahwa instrumen

tersebut reliabel.

H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum/generalisai (Sugiyono, 2007:206). Untuk mendeskripsikan

hubungan variabel prestasi siswa dan persepsi siswa terhadap jurusan IPS

dengan minat siswa memilih jurusan IPS, maka dilakukan perhitungan

rata-rata(mean),median(skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi

dua sama besar), dan modus (skor yang mempunyai frekuensi terbanyak

dalam sekumpulan distribusi skor). Untuk menghitungmean,median, dan

(57)

2. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas sampel disini dimaksudkan untuk menguji normal

tidaknya populasi (Zuriah, 2005: 201). Digunakan rumus One-Sample

Kolmogorov-Smirnov(Sugiyono, 1999:225), dengan rumus :

D = Max[Fo(X1)-Sn(X1)]

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

Fo(X1) =Fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan Sn(X1) = Fungsi distribusi frekuensi komutalif yang diobservasi

Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka

distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < dari

nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Uji Linieritas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat yang

linier atau tidak antara variabel bebas dengan variabel terikat dari data

hasil penelitian. Menggunakan rumus persamaaan garis regresi dengan

menghitung nilai F atau analisis varians untuk uji linieritas (Sudjana,

1996:310). Rumusnya adalah :

F = e S TC S 2 2 Keterangan :

S2TC =

2 ) (  k TC JK

S2e =

(58)

Keterangan :

F = harga bilangan F untuk garis regresi STC = varian tuna cocok

Se = varian kekeliruan

JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan

Untuk menguji linieritasnya dengan mengkonsultasikan Fhitungyang

lebih kecil dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat

kebebasan k dan (n-k-1), maka kedua variabel dinyatakan mempunyai

suatu regresi yang linier.

3. Pengujian Hiopotesis

1. Pengujian hipotesis pertama tentang prestasi belajar siswa dengan

minat siswa memilih jurusan IPS, menggunakan statistik

nonparametrik koefisien korelasi Spearman (Djarwanto,1995:76)

dengan rumus:

rS=

) 1 ( 6

1 12

2  

n n di n i Keterangan:

rs = koefisien korelasi Spearman

n = jumlah pasangan rank

di = perbedaan setiap pasangan rank

Hipotesis diterima jika rhitung>rtabel, dengan taraf signifikansi 5%.

Kriteria pengujian yang menyatakan hubungan antara prestasi belajar

dengan minat siswa memilih jurusan IPS, diintepretasikan dengan

(59)

.Tabel 3.6

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Tinggi

0,80-1,000 Sangat Tinggi

Untuk menguji signifikan tidaknya hubungan, yaitu apakah

hubungan yang ditemukan tersebut berlaku untuk seluruh populasi,

maka digunakan uji t (Sugiyono,2007:250), dengan taraf signifikansi

5%, sebagai berikut :

t = 2 1 2 r n r  

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

- Hipotesis diterima jika thitung> ttabel

- Hipotesis ditolak jika thitung< ttabel

2. Pengujian hipotesis kedua tentang prestasi belajar dan persepsi siswa

terhadap jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS,

digunakan teknikkorelasi product momentdengan rumus:

rxy =

 

2 2

2

 

2

   Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = total responden

∑X = skor total dari setiap item

(60)

Hipotesis diterima jika rhitung>rtabel, dengan taraf signifikansi 5%.

Kriteria pengujian yang menyatakan hubungan antara prestasi belajar

dengan minat siswa memilih jurusan IPS dan persepsi siswa terhadap

jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS, diintepretasikan

dengan pedoman (Sugiyono, 2007:250) sebagai berikut :

Tabel 3.7

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Tinggi

0,80-1,000 Sangat Tinggi

Untuk menguji signifikan tidaknya hubungan, yaitu apakah

hubungan yang ditemukan tersebut berlaku untuk seluruh populasi,

maka digunakan uji t (Sugiyono,2007:250), dengan taraf signifikansi

5%, sebagai berikut :

t =

2 1

2 r n r

 

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

- Hipotesis diterima jika thitung> ttabel

- Hipotesis ditolak jika thitung< ttabel

3. Pengujian hubungan antara prestasi belajar siswa dan persepsi siswa

terhadap jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS,

(61)

Ry.x1x2= 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 x x x x xy yx xy xy r r r r r r    Dimana :

Ryx1x2 = korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y

ryx1 = korelasiproduct momentantara X1dengan Y ryx2 = korelasiproduct momentantara X2dengan Y rx1x2 = korelasiproduct momentantara X1dengan X2

Hipotesis diterima jika rhitung>rtabel, dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil perhitungan dengan rumus korelasi ganda tersebut

diintepretasikan dengan pedoman (Sugiyono, 2007:250) sebagai

berikut

Tabel 3.8

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Tinggi

0,80-1,000 Sangat Tinggi

Uji statistik koefisien korelasi berganda digunakan untuk menguji

signifikan atau tidaknya hubungan lebih dari dua variabel. Untuk

koefisien korelasi berganda, uji statistiknya menggunakan rumus F

(Hasan, 2004:99), dengan taraf signifikansi 5%, sebagai berikut :

F = ) 1 /( ) 1 ( / 2 2  

R n k

(62)

Keterangan :

R = koefisien korelasi berganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

- Hipotesis diterima jika Fhitung> F(v1)(v2)

- Hipotesis ditolak jika Fhitung< F(v1)(v2)

4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

1. Sumbangan Relatif

Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar

sumbangan masing-msing variabel bebas dalam perbandingan

terhadap nilai variabel terikat. Atau, seberapa besar prosentase

masing-masing variabel yaitu, X1 dan X2 terhadap Y (Hadi,

1987:42). Prosentase sumbangan relatif dapat dihitung

menggunakan rumus, sebagai berikut :

SR (%) = reg JK

xy a

Keterangan :

SR (%) = sumbangan variabel bebas a = koefisien variabel bebas

∑xy = jumlah perkalian antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y)

JKreg = jumlah kuadrat regresi

2. Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar

(63)

menujukkan efektifitasnya garis regresi untuk keperluan pengadaan

prediksi. Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efektif dari

tiap variabel terlebih dahulu harus dihitung efektifitas garis dengan

rumus sebagai berikut :

SE (%) = SR (%) x R2

Keterangan :

SE = sumbangan efektif variabel bebas

SR = sumbangan relatif variabel bebas

(64)

45

BAB IV

GMBARAN UMUM SEKOLAH

A. GAMBARAN UMUM SEKOLAH

1. Sejarah Berdirinya SMA Stella Duce 2

Sejarah berdirinya SMA Stella Duce 2 diawali dari kedatangan

para suster CB untuk pertama kalinya di Yogyakarta pada tanggal 31

Januari 1929. Kedatangan para suster CB tersebut bertujuan untuk

membantu tugas misi pastor van Driessche, SJ dan pastor Strater, SJ di

bidang kesehatan, yaitu RS Onder de Bogen (Panti Rapih). Rumah sakit

ini didirikan oleh bapak J. Schmutzer, pemilik pabrik gula Ganjuran,

Bantul, dan karya tersebut berhasil.

Keberhasilan karya ini mendorong pastor Strater selaku pimpinan

Yayasan Kanisius untuk menawarkan karya pendidikan. Tarekat

menanggapi secara positif, demi tujuan untuk semakin masuk ke hati

rakyat, berkontak batin dengan para siswa, menanamkan nilai-nilai

kristiani dan menyuburkan benih panggilan.

Ketika Jepang menduduki Indonesia dan para suster ditawan dalam

kamp tawanan Jepang di Muntok, Bangka, munculah ide untuk

mendirikan sekolah menengah di Yogyakarta. Gagasan untuk

mendirikan sekolah menengah ini muncul dalam diri Sr. Laurentia de

(65)

suster-suster OSF dan pimpinan Gereja setempat, akhirnya rencana

tersebut terealisir.

Berawal dari jerih payah pastor Drs. Loeft, SJ berdirilah SGA

Katolik putra-putri pada tanggal 1 April 1949 di pastoran Kidul Loji

Yogyakarta, di bawah Yayasan Kanisius. Namun Sr. Catharinia

berpendapat bahwa kurang baiklah pendidikan guru putra-putri

dicampur menjadi satu. Maka pada tanggal 29 April dalam tahun yang

sama, beliau menyiapkan berdirinya SGA Katolik putri dengan

meminjam garasi milik dr. Yap di tepi sungai Code (sekarang Gedung

RRI Yogyakarta). Jumlah siswi pertama ada 7 orang. Selanjutnya pada

tanggal 1 Mei 1949 secara resmi pendidikan putri-putri calon guru

diambil alih oleh sr. Catharinia dengan memberinya nama SGA Stella

Duce, artinya Bintang Pembimbing atau Bintang Samudra yaitu Bunda

Maria. Pada tanggal 1 September 1949 SGA tersebut pindah ke Jalan

Sumbing (sekarang Jalan Sabirin 1) untuk bergabung dengan

saudari-saudarinya siswi SMA Stella Duce.

Dalam perkembangan kemudian, gedung di Jl. Sumbing kian terasa

sempit, karena semakin membanjirnya calon siswi SMA maupun SGA

yang membutuhkan penampungan pendidikan. Dalam kesulitan itu,

Mgr. Soegijapranata, SJ menghadiahkan sebidang tanah di lapangan

trenggono untuk pembangunan gedung SGA atas biaya tarekat. Pada

tanggal 23 Januari 1962, gedung baru SGA diresmikan oleh Mgr.

(66)

baru. Nama SGA bertahan sampai tahun 1965 dan sesudah itu berganti

nama menjadi SPG.

SPG berakhir pada tahun 1989, karena ada kebijakan pemerintah

supaya lembaga-lembaga pendidikan menutup sekolah calon guru

tingkat menengah. Atas kebijaksanaan Yayasan Tarakanita, SPG Stella

Duce beralih fungsi menjadi SMA. Selama 2 tahun, di gedung

Gambar

Tabel 5.4Prestasi Belajar Siswa (Mata Pelajaran Ekonomi, Geografi dan
Tabel 2.1
Tabel 3.1Persepsi Siswa terhadap Jurusan IPS
Tabel 3.2Minat dalam Memilih Jurusan IPS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulan ja*ur dan bakteri yang lebih tepat guna meningkatkan pertumbuhan tinggi, bahan kering, dan kandungan hara (NT, P dan K)

Pada penyampaian bad news tentang produk bagi para pelanggan (misalnya kenaikan harga produk atau penarikan produk), lebih baik digunakan pendekatan tidak

PENf,NTUAN KONDISI OPTIMTJM TRANSPOR ION CUgI) MELALUI TEKNII( MEMBRAN CAII FASA RUAA SECARA SIMTJLTAN DENCAN OI$IN SEBACAI

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan2. memberikan kesempatan kepada peserta didik

Mengatasi hal tersebut, telah disepakati pengintegrasian perbankan terkhususnya pelaksanaan asas resiprokal dan reducing the gap yang terdapat dalam (ABIF) dan diatur lebih

Petelur DOC adalah anak ayam berumur satu hari yang akan dijual. kepada peternak untuk dikembang biakan menjadi

“Pengembangan ini akan terus dilakukan hingga penghasilan dari Taman Sengkaling dapat mencapai Rp 20 Milyar pertahun,” kata rektor menyebut angka yang ditargetkan. UMM termasuk

[r]