• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI DOKUMEN DAN BENDA BERHARGA DENGAN METODE PEER TEACHING PADA SISWA KELAS II MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI DOKUMEN DAN BENDA BERHARGA DENGAN METODE PEER TEACHING PADA SISWA KELAS II MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI DOKUMEN DAN BENDA BERHARGA DENGAN METODE PEER TEACHING

PADA SISWA KELAS II MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MUHAMAD MIFTAHUL HUDA NIM 115 14 097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI DOKUMEN DAN BENDA BERHARGA DENGAN METODE PEER TEACHING

PADA SISWA KELAS II MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MUHAMAD MIFTAHUL HUDA NIM 115 14 097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

Rasa kebahagiaan yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata adalah ketika kita bisa membuat orang tua bangga akan prestasi kita

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Orang tuaku tercinta, Bapak H.Turmudi Ibu Hj. Rohmatin. 2. Saudara kandung ( Eko, In ngami, Siti Komsah ).

3. Dosen pembimbing, Dr. Rasimin, M.Pd.

4. Semua rekan Guru MI Tarbiyatul Aulad Jombor.

5. Sahabatku (Astri wahyuningsih, Asri ristiyani, Ariya zulva, Eva, Ulva dwiana,).

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirrabbil‟alamin, puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT

yang telah memberikan nikmat, karunianya, taufik, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini dengan judul “Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar IPS Materi Dokumen dan Benda Berharga Dengan Metode Peer Teaching Pada Siswa Kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang ,mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajaran agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd. 3. Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga, Ibu Peni Susapti, M.Si.

4. Pembimbing Akademik, Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

(9)

ix

6. Kepala madrasah, Ibu Nur Hidayati, S.PdI. MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang.

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

8. Guru kelas II, Bapak Amin Rohadi,S.PdI. MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang.

9. Mas Edy Haryanto, yang selalu memberi semangat.

10. Kedua orang tua yang selalu meberikan dukungan moral dan material kepada penulis.

11. Sahababat dan teman-teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang bersma-sama dan saling memberikan dukungan.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena iti penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Salatiga,12 September 2018

(10)

x ABSTRAK

Huda, Muhamad Miftahul. 2018. peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Dokumen dan Benda Berharga Dengan Metode Peer teaching Pada siswa Kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Intitut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr.Rasimin, M.Pd.

Kata kunci: Hasilbelajar, IPS danPeer teaching.

Hasil belajar IPS di MI Tarbiyatl Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang masih rendah, terbukti dengan hasil belajar siswa kelas II yang belum mencapai KKM 75. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode yang sering kali digunakan yaitu metode ceramah dan tanya jawab saja, siswa tidak memeperhatikan guru saat menjelaskan didepan kelas, ada siswa yang mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya, ada juga siswa yang melihat luar kelas saat pembelajaran, dan adapula siswa yang lari-larian didalam kelas. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode peer taching dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018 yang berjumlah 27 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

HALAMAN SAMPUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 7

F. Metode Penelitian... 8

1. Rancangan Penelitian ... 8

2. Subjek ... 11

(12)

xii

4. Langkah-langkah Penelitian ... 12

5. Kelemahan dan Kelebihan PTK ... 13

6. Teknik Pengumpulan Data ... 14

7. Instrumen Pengumpulan Data ... 15

8. Analisis Data ... 15

G. Sitematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar ... 18

a. Pengertian Belajar ... 18

b. Ciri Belajar ... 20

c. Prinsip-prinsip Belajar ... 21

d. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 22

e. Pengertian IPS ... 24

f. Metode Peer Teaching ... 25

g. Materi Dokumen dan Benda Berharga ... 28

B. Kajian Pustaka ... 34

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Sikus I ... 3

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 44

(13)

xiii

1. Deskripsi Data Pra Siklus... 52

2. Deskripsi Data Siklus I... 54

3. Deskripsi Data Siklus II ... 56

B. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas II ... 25

2. Tabel 3.1 Format Lembar Observasi Guru Siklus I ... 38

3. Tabel 3.2 Format Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ... 40

4. Tabel 3.3 Format Nilai Evaluasi Siklus I ... 41

5. Tabel 3.4 lembar observasi guru siklus II ... 47

6. Tabel 3.5 lembar observasi terhadap siswa siklus II ... 48

7. Tabel 3.6 nilai evaluasi siklus II ... 50

8. Tabel 4.1 nilai Pretes Kelas II ... 52

9. Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I... 54

10.Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II ... 56

11.Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus ... 58

12.Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 61

13.Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 63

14.Tabel 4.7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ... 67

15.Tabel 4.8 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I... 69

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 80

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 87

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ... 94

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 98

Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... 99

Lampiran 6 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 100

Lampiran 7 Jawaban soal Evaluasi Siklus II ... 101

Lampiran 8 Nilai Pretes IPS Kelas II ... 102

Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus I ... 103

Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II... 103

Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 104

Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 104

Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 107

Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 109

Lampiran 15 Profil Sekolah ... 110

(17)

xvii

Lampiran 17 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi ... 114

Lampiran 18 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 115

Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian ... 116

Lampiran 20 Lembar SKK... 117

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah peradaban manusia pendidikan merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling urgen. Aktifitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia sampai berakhirnya kehidupan dimuka bumi ini. Bahkan, kalau mundur lebih jauh, kita akan mendapatkan bahwa pendidikan mulai berproses sejak Allah Swt (Kodir, 2011: 5).

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rokhani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Indar, 1994:16).

Tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen utama pada sistem pendidikan, diharapkan proses pendidikan dapat mencapai hasil secara efektif dan efisien. Apabila tujuan pendidikan tidak digariskan secara tegas maka pendidikan akan mengalami ketidakpastian dalam prosesnya, yang akibatnya manusia sebagai out-put pendidikan tidak memiliki patokan atau pedoman hidup luhur yang sesuai dengan hakekatnya sebagai manusia (Jumali dkk, 2008:52).

(19)

2

dipelajari. Penerapan, yaitu kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam suatu sistuasi tertentu baik dalam situasi nyata maupun dalam situasi tiruan. Kemampuan memberi contoh masuk dalam kategori hasil belajar jenis ini. selanjutnya hasil belajar analisis, yaitu kemampuan untuk memecah suatu kesatuan entitas tertentu sehingga menjadi jelas unsur-unsur pembentukan kesatuan suatu entitas. Hasil belajar jenis sintesis yaitu kemampuan untuk membuat intisari, membentuk suatu pola tertentu berdasarkan pada elemen-elemen yang berbeda sehingga membentuk suatu kesatuan yang bermakna. Jenis hasil belajar dari ranah kognitif berikutnya yaitu kemampuan evaluasi. Kemampuan evaluasi yaitu kemampuan untuk memberikan pendapat atau menentukan baik atas sesuatu dengan menggunakan suatu kriteria tertentu. Yang lainnya telah ada. Sebelum ada revisi jenis-jenis kemampuan kognitif, kemampuan evaluasi merupakan kemampuan kognitif tertinggi, kemampuan kognitif lainnya merupakan kemampuan prasyarat bagi kemampuan evaluasi (Kurniawan, 2014: 10).

(20)

3

filsafat, dan psikologi sosial (Trianto, 2007:124). Proses kehidupan manusia selalu berhubungan dengan sesama manusia dan mahluk hidup lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia pada hakekatnya manusia sebagai mahluk sosial. Sejak kanak-kanak, pada prinsipnya mereka telah melakukan hubungan dengan orang lain, misalnya dengan ibu atau dengan anggota keluarga lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga, meskipun hubungan tersebut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa yang sempurna (Rasimin, 2012: 35). Dalam sejarah kurikulum di Indonesia, nama IPS sebagai mata pelajaran secara jelas terungkap sejak Kurikulum 1975. Dalam kurikulum dasar materi broadfield IPS meliputi disiplin geografi, sejarah, dan ekonomi sebagai disiplin utama. Untuk satuan pendidikan MI/SD, mata pelajaran IPS menggunakan pendekatan sesuai dengan ide (Wahidmurni, 2017:16).

Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum,

metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang

(21)

4

keterampilan guru yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran adalah keterampilan dalam memilih metode (sutikno, 2014)

Metode pembelajaran yang efektif digunakan adalah peer teaching (tutor sebaya). Tutor sebaya bukanlah metode pembelajaran yang baru, melainkan sebuah metode pembelajaran lama yang sering kali digunakan tetapi tidak efektif, karena dulu belajar terpusat pada siswa (student centered) maka penggunaan tutor sebaya sebagai metode pembelajaran dapat efektif digunakan. Tutor sebaya berarti siswa mengajar siswa lainnya atau yang berperan sebagai tutor adalah siswa yang mempunyai kelebihan daripada siswa yang lainnya, artinya seorang tutor adalah siswa yang lebih pintar atau lebih memahami pokok bahasa pada mata pelajaran tertentu dibandingkan siswa lainnya.

(22)

5

Oleh karena itu, diperlukan penggunaan metode pembelajaran yang dapat meng aktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya menggunakan metode peer teaching dalam pendidikan IPS.

Berdasarkan hasil survei penulis pada hari sabtu tanggal 19 Agustus 2017 kepada guru mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, beliau mengungkapkan bahwa 27 siswa hanya 3 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM. Adapun KKM untuk pelajaran ilmu pengetahuan sosial yaitu ≥75. Sedangkan 24 siswa lainnya nilainya masih dibawah KKM. Padahal

materi dokumen dan benda berharga ini sangat penting dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu siswa dituntut untuk memahami materi ini dengan benar.

Berdasarkan permasalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindak kelas (PTK) “Peningkatan Hasil Belajar IPS

Materi Dokumen dan Benda berharga dengan Metode Peer Teaching Pada Siswa Kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018”

B. Rumusan Masalah

(23)

6 C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi dokumen dan benda berharga dengan metode peer teaching pada siswa kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Seamarang Tahun Pelajaran 2017/2018

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial materi dokumen dan benda berharga melalui metode peer teaching.

2. Manfaat praktis a. Bagi guru:

1) Membantu guru memperbaiki mutu pelajaran, 2) Meningkatkan profesionalitas guru,

3) Meningkatkan rasa percaya diri guru,

4) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya (Kusumah dkk,2010:14)

b. Bagi siswa

(24)

7

2) Memberikan motivasi belajar kepada siswa serta menumbuhkan semangat dalam belajar siswa, karena menggunakan metode yang menyenangkan.

c. Bagi lembaga

1) Meningkatkan kualitas pendidikan penggunaan metode peer teaching pada pelajaran IPS.

2) Meningkatkan mutu keberhasilan lembaga pendidikan.

3) Memberikan masukan dalam meningkatkan profesional guru pada lembaga pendidikan.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis tindakan

Pengertian hipotesis, berasal dari dua kata; hypo dan thesis. Yaitu istilah hypo (hipo) berarti „kurang dari,‟ dan thesis (tesa) yang berarti „pendapat‟. Jadi hipotesis (hypothesis) adalah suatu pendapat atau

kesimpulan yang sifatnya masih sementara (Soeratno, 2002:2.2), dan arti sesungguhnya belum bernilai (mencaopai) sebagai suatu tesis yang belum diuji kebenarannya (Ruslan,2010:171)

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhapa masalah yang diahadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011:63).

(25)

8

materi dokumen dan benda berharga pada siswa kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. 2. Indikator Keberhasilan

Penelitian yang baik harus memiliki indikator keberhasilan untuk dijadikan alat ukur dalam menentukan keberhasilan penelitian. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial pada materi dokumen dan benda berharga. Indikator keberhasilan ini sebagai berikut:

a. Secara individual: nilai yang diperoleh siswa melebihi KKM tang sudah ditentukan di sekolah tersebut, yakni ≥75.

b. Secara klasikal: apabila dalam suatu kelas tersebut yang mendapat skor ≥75 harus mencapai presentase 85% dari semua siswa.

F.Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

(26)

9

dikenal dengan siklus-siklus untuk kegiatan peserta didik. Ketiga, kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersama menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindak kelas adalah perencanaan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18) penelitian ini rencananya akan dilakukan dalam 2 siklus. Dari masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial materi dokumen dan benda berharga dengan menggunakan metode peer teaching. Melalui metode tersebut diharapkan siswa tertarik sehingga tidak bosan selama proses pembelajaran.

Selanjutnya, untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan perencanaan sebagai berikut:

1) Menyiapkan materi yang akan diajarkan kepada siswa. 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3) Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran yang relevan. Misalnya menyediakan papan tulis, spidol, penghapus papan tulis, buku, gambar atau menggunakan benda berharga asli, misalnya KTP, SIM dan lain sebagainya.

(27)

10

Pelaksanaan pembelajaran dikelas berlangsung sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti mengamati proses pelaksanaan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi dokumen dan benda berharga. Dalam proses ini peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran, selanjutnya data tersebut dijadikan bahan refleksi. Data tersebut berupa data hasil observasi terhadap guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

c. Refleksi

Tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak, selain itu sebagai bahan acuan untuk merancang perencanaan selanjutnya untuk memperbaiki kelemahan pada siklus sebelumnya. Berikut ini merupakan tahapan pelaksanaan siklus PTK (Suyadi, 2010:50)

Gambar 1.1 Model Tahapan Pelaksanaan PTK

(28)

11 2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

b. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada awal semester 1 tahun ajaran 2017/2018. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2017

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 september 2017 c. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang, yang berjumlah 27 siswa.

3. Fungsi dan Manfaat PTK

PTK dapat berfungsi sebagai cara untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas. Secara khusus, PTK dapat difungsikan sebagai berikut:

1. Cara untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan atau didiagnosisi dalam situasi pembelajaran.

2. Cara memperbaikai PBM agar berdampak positif terhadap perilaku siswa dan meningkatkan hasil belajar.

3. Cara menguji model/strategi/teknik pembelajaran yang lebih efisien untuk diterapkan dalam pembelajaran.

(29)

12

5. Cara membantu guru dalam membuat kerangka kerja atau program pembelajaran untuk mencoba suatu inovasi pembelajaran.

PTK adalah salah satu model penelitian praktis yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja guru. Beberapa manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. PTK dapat digunakn sebagai cara bagi guru untuk meneliti sendiri praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan di kelas.manfaat pelksana PTK bagi guru adalah untuk dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajarannya agar lebih efektif.

2. Guru dapat melaksanakan PTK sambil melaksanakan tugas sehari-hari, sehingga ia tidak perlu mengorbankan target kurikulum yang harus dicapai (Sudiran, 2016:15).

4. Langkah-langkah Penelitian 1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Menyusun skenario pembelajaran/ RPP materi dokumen dan benda berharga.

b. Mempersiapkan fasilitas, sarana yang diperlukan saat proses pembelajaran.

(30)

13

d. Mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa.

f. Peneliti berkoordinasi langsung dengan guru kelas selaku pelaksana PTK untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching.

2. Pelaksanaan tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, hal-hal yang dilakukan oleh guru saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching.

3. Observasi/ pengamatan

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang dilakukan dengan mengamati kinerja guru ketika proses pembelajaran, selain itu untuk mengamati aktivitas belajar siswa.

4. Refeleksi

Pada tahap refleksi dapat diketahui tingkat keberhasilan maupun tingkat kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPS materi dokumen dan benda berharga dengan menggunakan metode peer teaching yang dilakukan oleh guru pada siklus I.

5. Kelemahan dan Kelebihan PTK

(31)

14

2. Tumbuhnya kreativitas dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif/ evaluasi dalam PTK.

3. Dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah; dan

4. Mengingatkannya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK.

Shumsky, 1982 menyatakan bahwa kelemahan lain dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada anda sendiri karena terlalu banyak berurusaan dengan hal-hal praktis.

2. Rendahnya efidiensi waktu karena anda harus punya komitmen (Sumadayo, 2013: 36-37)

6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian tindakan kelas yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dari sistematika fenomena yang diselidiki (Sukandarrumidi, 2012:69)

b. Tes/Evaluasi

(32)

15 c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching.

7. Instrumen Penelitian

a. Tes tertulis/soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang terkait dengan materi dokumen dan benda berharga.

b. Lembar observasi yaitu lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kinerja guru pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching dan lembar observasi siswa saat mengikuti pembelajaran.

8. Analisis Data

Analisis data adalah analisis yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010:85). Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes formatif pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini untuk membuktikan hipotesis tindakan maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal.

(33)

16

(Daryanto, 2011:192)

Keterangan :

P : Presentase

∑ Siswa yang tuntas belajar

∑ Jumlah keseluruhan siswa

G. Sistematika Penulisan

untuk mempermudah pembaca dalam mengkaji isi skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini, penulis menguraikan isi dan sistematika penulisan skripsi PTK dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

Bagian awal meliputi halaman sampul, halaman judul (sama dengan halaman judul), lembar berlogo IAIN, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan kelulusan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bagian inti

Bagian inti skripsi PTK ini memuat: pendahuluan, landasan teori, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan penutup.

Bab I Pendahuluan :

(34)

17

subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi uraian tentang kajian teori tentang hasil belajar, pengertian belajar, ciri belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor yang mempengaruhi belajar, pengertian ilmu pengetahuan sosial, metode peer teaching, materi dokumen dan benda berharga, dan kajian pustaka.

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab ini berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I dan pelaksanaan siklus II.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang uraian hasil deskripsi tiap siklus yang membahasa mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan ataupun kegagalan dan berisi pembahasan.

Bab V Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

(35)

18 BAB II

LANDASAN TEORI A.Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Mustaqim dan Wahib (2010:60) menyatakan beberapa pemahaman mengenai belajar sebagai berikut:

1. Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan reaksi. Pandangan ini dikemukakan oleh aliran psikologi yang dipelopri oleh Thorndike, pengikut aliran koneksionisme.

2. Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai kondisi atau situasi di sekitar kita. Pandangan ini dikemukakan oleh para pengikut Behaviorisme.

3. Belajar merupakan usaha untuk membentuk refleks-refleks baru. Bagi aliran psycho refleksiologi, belajar adalah perbuatan yang berwujud rentetan dengan gerak refleks, yang dapat menimbulkan refleks-refleks buatan.

4. Belajar adalah usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Pendapat ini dikemukakan oleh para ahli psikologi Gestalt.

(36)

19

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu, belajar dapat dilaukan dimana saja kita berada dan kapanpun proses belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi secra formal saja, belajar bisa terjadi sejak anak lahir bukan sebelum lahir atau dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus berlanjut hingga ajal tiba (Sriyanti, 2013:14).

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah memalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional (Susanto, 2013: 5) belajar itu sendiri adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada insividu, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Lester d. Crow dkk “belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap” (Roestiyah, 1986: 141).

(37)

20

Hasil belajar atau learning outcome menurut Jenkins dan Uwin (Uno, 2010: 17) adalah pernyataan yang menunjukkan kegiatan belajarnya. Dengan demikian, hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh peserta didik berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak perubahan tingkah laku pada diri individu (Priansa, 2017: 81-82).

Berdasarkan uraian pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan dalam kepribadian manusia sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi antara individu dan lingkungan. Perubahan tersebut disampaikan dalam buku peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemapuan-kemampuan yang lain. Perubahan perilaku inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan proses belajar yang dialami oleh peserta didik (priansa, 2017:54).

b. Ciri Belajar

Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar menurut Purwanto (1990:85) adalah sebagai berikut:

(38)

21

2. Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

3. Untuk disebut belajar, perubahan itu harus relatif mantap, merupakan akhir dari periode waktu yang sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari sesuatu periode yang berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun. Artinya kita harus mengesampingkan perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang pada umumnya hanya berlangsung sementara.

4. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar berkaitan dengan berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap (Priansa, 2017:55-56).

c. Prinsip-prinsip Belajar

(39)

22

1. Hal apapun yang dipelajari oleh peserta didik harus dipelajari sendiri oleh peserta didik. Tidak seorang pun yang dapat memaksa peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar yang diinginkan.

2. Setiap peserta didik belajar berdasarkan tempo atau kecepatan masing-masing, yang berbeda dengan peserta didik lainnya. Tempo dan kecepatan belajar yang dimiliki oleh peserta didik itu disesuaikan dengan umur dan kemapuan pengembangan diri yang dimiliki oleh peserta didik.

3. Peserta didik akan belajar dengan lebih banyak apabila memperoleh pengetahuan (reinforcement) dalam setiap langkah dalam belajar sehingga ia termotivasi untuk mempelajarinya.

4. Penguasaan terhadap setiap langkah pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk belajar secara lebih berarti atau bermakna.

5. Apabila peserta didik diberi tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan keinginannya, ia akan termotivasi untuk belajar dan kemapuan mengingat yang dimilikinya akan lebih baik (Priansa, 2017:59).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat di bedakan menjadi tiga macam, yakni:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa.

(40)

23

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan interaksi siswa dalam mengikuti pelajaran.

b) Aspek psikologis (bersifat rohaniah)

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah tingkat kecerdasan/intelegnsi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

b) Lingkungan nonsosial

(41)

24

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 2010:145-156).

e. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

a. Pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan terjemahan dari apa yang ada di dunia pendidikan dasar dan lanjutan Amerika serikat dinamakan social studies. Dengan demikian sesuai isinya IPS bisa diartikan sebagai penelaahan masyarakat (Daljoeni, 1981:6).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang merupakan hubungan sosial itu terjadi sejak dalam kaluarga, walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya hubungan sosial seoarang bayi sulit mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa yang sempurna (Rasimin, 2012:35).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu seperti sejarah, ekonomi geografi, sosiologi, antropologi, dan disiplin ilmu sosial lainnya (Edi saepudin dan Andi Rusbandi, 2002:7).

(42)

25

Standar kompetensi dasar mata pelajaran IPS kelas II SD/MI semester 1 dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami peristiwa penting

dalam keluarga secara kronologis

1. Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) f. Metode Peer Teaching

a. Pengertian peer teaching

Peer teaching adalah sebuah metode pembelajaran yang sedang menjadi tren sekarang. Peer teaching memang menjadi metode yang menjadikan siswa tidak bosan, sementara guru juga tidak suntuk. Peer teaching dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya.

Menurut Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3. 38) menuliskan bahwa “Pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa

(43)

26

sama”. Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24 dalam

baliteacher.blogspot.com) menyatakan bahwa “Metode belajar yang

paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa didalam mengajarkan materi kepada temannya”. Menurut Miller (1989 dalam Aria Djalil,

1997:3.34) berpendapat bahwa “setiap murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murud dapat belajar dari murid lainnya”.

Sedangkan Jan Collingwood (1991:19 dalam Arial Djalil, 1997:3.34) juga berpendapat bahwa “anak memperoleh pengetahuan dan

keterampilan karena dia bergaul dengan teman lainnya”.

(44)

27

b. Langkah-langkah metode peer teaching

1. Guru menjelaskan topik, tujuan pembelajaran, dan langkah/ kegiatan yang akan dilaui siswa.

2. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok (tiap kelompok terdapat siswa yang pintar).

3. Di dalam kelompoknya siswa belajar dari dan dengan sesama teman lain dengan cara yang saling menguntungkan serta berbagi pengetahuan, ide, dan pengalaman masing-masing.

4. Setiap anggota kelompok dituntut memberikan tanggapan serta pendapat mereka sendiri yang nantinya akan disatukan dalam satu kesimpulan.

5. Setiap kelompok diminta untuk memberikan tanggapan

6. Perbedaan pendapat didiskusikan sampai permasalahan terpecahkan 7. Setiap masalah baru yang muncul dicatat oleh guru dan diberikan

solusinya.

8. Guru memberikan kesimpulan permasalahan dan pemecahannya, sehingga pemahaman setiap siswa merata.

c. Kelebihan dan kelemahan metode peer teaching 1) Kelebihan metode peer teaching

a) Adanya kemandirian para peserta didik karena di latih untuk mandiri oleh guru yang membimbingnya.

(45)

28

d) Meningkatkan rasa setia kawan pada peserta didik karena selalu bekerja sama.

2) Kekurangan metode peer teaching

a) Siswa yang dipilih sebagai tutor dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan siswa yang dibantu. b) Siswa yang dipilih sebagai tutor belum tentu bisa

menyampaikan materi dengan baik (Djamaroh dkk, 2006:35) g. Materi Dokumen dan Benda Berharga

(Sumber: Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas II) 1. Dokumen dan Benda Berharga

Dokumen adalah surat penting atau surat berharga. Dokumen banyak jenisnya. Ada dokumen pribadi. Ada juga dokumen keluarga. Dokumen pribadi adalah surat berharga tentang identitas diri. Dokumen keluarga merupakan kumpulan surat berharga milik keluarga. Dokumen dokumen sebaiknya disimpan agar tidak rusak atau hilang. Dokumen bisa disimpan di map atau lemari. Dokumen dapat dilaminasi agar tidak mudah rusak.

Ayo, pelajari bersama contoh dokumen pribadi 2. Dokumen pribadi

a. Akta kelahiran

(46)

29

hari kelhiran, dan nama orang tua. Selain itu, akta kelahiran juga berisi nama kota tempat akta itu dibuat.

Akta kelahiran dibuat di kantor catatan sipil. Akta kelahiran merupakan salah satu dokumen penting seseorang. Akta kelahiran harus dijaga agar tidak hilang.

b. Rapor

Hari ini, ada pembagian rapor di sekolah mita. Rapor berisi hasil penilaian hasil belajar. Rapor merupakan dokumen penting bagi seorang siswa. Rapor diberikan setiap akhir semester. Rapor harus diambil oleh orangtua atau wali siswa. Rapor mita diambil oleh ayah dan ibunya. Mita sangat bersemangat. Ia ingin mengetahui hasil belajarnya selama satu semester ini.

Mita mendapatkan nilai terbaik di kelas. Ia sangat senang. Mita memang selalu giat belajar. Orangtua mita sangat bangga kepada mita.

Ibu guru memberi ucapan selamat kepada mita. c. Kartu pelajar

(47)

30

dan agama. Selain itu, kartu pelajar juga berisi alamat rumah dan tempat tanggal lahir.

Seluruh siswa wajib memiliki kartu pelajar jika kartu pelajar hilang, siswa harus melapor ke sekolah.

d. Ijazah

Mita mempunyai dokumen pribadi berupa ijazah. Mita mempunyai ijazah taman kanak-kanak ijazah dikenal juga dengan STTB, yaitu surat tanda tamat belajar, ijazah diperoleh seseorang saat lulus sekolah.

Ijazah merupakan dokumen pribadi yang berharga. Ijazah berguna untuk mengetahui kapan seseorang lulus sekolah. Ijazah juga diperlukan untuk melanjutkan pendiikan yang lebih tinggi, misalnya, ijazah TK diperlukan untuk melanjutkan ke sekolah dasar (SD). Ijazah SD digunakan untuk melanjutkan ke sekolah menengah pertama (SMP).

e. piagam

disekolah bayu akan diadakan lomba melukis. Bayu akan mengikuti lomba tersebut. Bayu mempersiapakansemua peralatan melukis. Saat hari lomba melukis tiba, bayu mengikuti lomba dengn semangat. Bayu meraih juara pertama. Ia sangat senang. f. Kartu tanda penduduk (KTP)

(48)

31

kepada ibu, apakah ibu memiliki kartu pelajar. Ibu menjelaskan bahwa ibu sudah tidak memiliki kartu pelajar. Namun, ibu memiliki kartu tanda penduduk (KTP).

KTP adalah kartu yang berisi identitas pribadi. Setiap orang yang telah berusia 17 tahun wajib memiliki KTP, KTP termasuk dokumen yang berharga.

g. Surat Izin Mengemudi

Setiap hari, ayah mengantar mita kesekolah. Ayah mengendarai sepeda motor. Ayah dan mita memakai helm. Ayah juga tidak lupa membawa SIM.

SIM merupakan dokumen penting bagi pengendara. Saat berusia 17 tahun, ayah mengikuti tes untuk mendapatkan SIM. SIM dikeluarkan oleh kantor samsat.

SIM bermacam-macam. Ada SIM A, SIM B, dan SIM C. SIM A untuk mengendara mobil.

SIM B untuk pengendara kendaraan berat, seperti BUS dan truk. SIM C untuk pengendara sepeda motor.

3. Dokumen keluarga

Dokumen keluarga merupakan kumpulan surat berharga milik keluarga. a. Kartu keluarga (KK)

(49)

32

informasi tanggal lahir, pekerjaan, dan anggota keluarga. Bayu melihat nama ayah tertulis paling atas dalam KK.kemudian nama ibu, nama bayu, lalu Lala. Dalam KK terdapat tanda tangan kepala keluarga dan kepala dinas kependudukan.

b. Surat tanda nomor kendaraan (STNK)

Bayu ingin membeli buku di toko buku. Ayah mengantar bayu ke toko buku. Ayah mengendarai sepeda motor. Setelah selesai, mereka menuju ketempat parkir. Ketika akan membayar parkir,ayah menunjukan STNK kepada petugas parkir. STNK merupakan tanda kepemilikan sebuah kendaraan bermotor.dalam STNK tercantum nama pemilik kendaraan dan nomor polisi kendaraan. Setiap pemilik kendaraan bermotor harus memiliki STNK. Kendaraan yang tidak memiliki STNK tidak dapat keluar dari area parkir.

4. Benda berharga

(50)

33

5. Merawat dokumen dan benda berharga a. Merawat dokumen

Dokumen dan benda berharga harus dijaga dan disimpan dengan baik. Ibu menyimpan semua dokumen keluarga dalam map. Map-map itu disimpan ibu dalam laci pertama di lemari. Laci kedua berisi fotocopy dokumen-dokumen tersebut. Ibu menyimpan dengan rapi. Saat memerlukan, ayah dan ibu mudah menemukannya.

Mita tidak ingin benda berhaga milik keluarganya rusak atau hilang. Mita menaruh buku-bukunya di rak buku. Buku-buku mita tidak ada yang rusak. Buku-buku mita mudah ditemukan saat diperlukan. Mita juga rajin merapikan rak bukunya. Mita memiliki banyak mainan. Mita selalu merapikan mainannya setelah bermain. Mita tidak ingin mainannya rusak atau hilang. Mita menyimpan mainanya di kotak maina. Ada beberapa dokumen yang disimpan di dompet. Ayah menyimpan KTP, SIM, dan STNK di dalam dompetnya. SIM dan STNK harus selau dibawa ayah saat mengendarai kendaraan bermotor. KTP juga diperlukan pada saat-saat tertentu. Misalnya untuk membeli tiket pesawat atau kereta api.

b. Merawat benda berharga

(51)

34

dalam figuran agar tidak kotor dan tidak cepat rusak. Ibu dan ayah memasang foto pernikahan di dinding. Ibu juga menyimpan foto-foto masa kecil mita. Ibu menaruhnya dalam album foto agar tidak rusak atau hilang. Mita juga mempunyai benda berharga berupa piala. Mita memperoleh piala saat menjadi juara lomba menyanyi. Mita meletakkan pialanya dalam lemari kaca. Mita membersihkan pialanya sebulan sekali. Piala mita bersih dan terawat dengan baik.

B. Kajian Pustaka

Peneliti yang relevan adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Ari Retno Satriyanto (2013)

(52)

35

kemampuan siswa dari sebuah penerapan metode tutor sebaya yaitu siklus I sebesar 7 siswa, siklus II sebesar 10 siswa dan siklus III sebesar 13 siswa yang memenuhi KKM dengan nilai (70). Dengan metode pembelajaran ini telah mencapai ketuntasan kelas, terbukti siswa dapat mencapai KKM yang telah ditentukan >85% (86,7%).

(53)

36 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Menyusun skenario pembelajaran/RPP materi dokumen dan benda berharga.

b. Mempersiapkan fasilitas, sarana yang diperlukan saat proses pemelajaran.

c. Mempersiapkan materi pembelajaran yaitu materi dokumen dan benda berharga.

d. Mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Menyiapkan instrumen penelitiannberupa soal evaluasi untuk menggali data hasil belajar.

f. Peneliti berkoordinasi langsung dengan guru kelas selaku pelaksana PTK untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching.

2. Pelaksanaan tindakan

(54)

37

a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP.

b. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar peserta didik. c. Guru mengabsen peserta didik.

d. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran. e. Guru menyiapkan alat untuk kegiatan pembelajaran. f. Guru mengulas sedikit tentang pelajaran sebelumnya.

g. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk membuka buku paket IPS kelas II semester 1 halaman 1-16.

h. guru menjelaskan tentang pengertian dokumen dan benda berharga. i. Guru menjelaskan langkah-langkah peer teaching (tutor sebaya). j. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok berdasarkan temapt duduk. k. Guru menunjuk salah satu siswa dari setiap kelompok untuk memulai

pembelajaran tutor sebaya.

l. Guru memberikan soal kepada siswa tentang dokumen dan benda berharga.

m.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal. n. Guru memberikan penguatan umpan balik dan penguatan terhadap hasil

pembelajaran peserta didik.

o. Guru mengapresiasi pekerjaan siswa dengan memerikan tepuk tangan, serta pujian kepada siswa.

p. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

(55)

38

r. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam. 3. Observasi/pengamatan

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang dilakukan dengan mengamati kinerja guru ketika proses pembelajaran, selain itu untuk mengamati aktifitas belajar siswa mata pelajaran IPS materi dokumen dan benda berharga menggunaka metode peer teaching. Selanjutnya, dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi dokumen dan benda berharga.

a. Lembar observasi guru

Lembar observasi terhadap guru merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching. Berikut adalah lembar observasi guru:

Tabel 3.1

Format lembar Observasi Guru Siklus I

No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Skor

A B C

1. Kemampuan membuka pelajaran a. menarik perhatian siswa b. memberikan motivasi belajar

c. memeberikan apresiasi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)

d. menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan

2. Sikap guru dalam proses pembelajaran a. Kejelasan artikulasi suara

b. Mobilitas posisi mengajar

(56)

39

a. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP

b. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi dokumen dan benda berharga) c. Kejelasan dalam memberikan contoh

d. Memiliki wawasan yang luas dalam

4. Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran)

a. Kesesuaian menggunakan peer teaching dengan bahan belajar yang disampaikan b. Penyajian bahan belajar sesuai dengan

tujuan/indikator yang telah ditetapkan c. Memiliki keterampilan dalam menanggapi

dan merespon pertanyaan siswa

d. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan

5. Evaluasi pembelajaran

a. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan

b. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √

√ 6. Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran

a. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

b. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

c. Memeberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

7. Tindak lanjut/follow up

a. Memeberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok

b. Menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya

c. Memeberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar untuk terus belajar

(57)

40 b. Lembar observasi siswa

Lembar observasi terhadap siswa merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching. Berikut lembar observasi terhadap siswa:

Tabel 3.2

Format lembar observasi terhadap siswa siklus I No

13 Faizah Firly Noveritasari √

14 Hanik Nuril Qori`ah √

15 Iva Nun Nazil √

(58)

41

17 Khaansa` Indyana Calista Putri √

18 Lana Kurnia Putri √

19 Muhammad Latif Brilian √

20 Muhammad Nauval Ardiansyah √

21 Muhamad Za`in Fuadi √

22 Mutiara Adelia Habibah √

23 Najma Himmatul Afida √

24 Nur Aira Putri √

25 Reina Juliana Putri √

26 Rossita Eka Noviana √

27 Talita Safaraz Azmi Hidayat √

Jumlah 5 14 8

Keterangan: K = Kurang C = Culup B = Baik

c. Nilai evaluasi siklus I

Dari tes evaluasi diperoleh data siswa berupa nilai evaluasi siklus I. Adapun rincian nilai evaluasi siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Nilai evaluasi siklus I

No Nama Nilai

1 Achmad Dimas Febrian 70

2 Ahmad Arva Ardiyanto 70

(59)

42

13 Faizah Firly Noveritasari 70

14 Hanik Nuril Qori`ah 70

15 Iva Nun Nazil 50

16 Khansa Tabita Sakhi 90

17 Khaansa` Indyana Calista Putri 30

18 Lana Kurnia Putri 70

19 Muhammad Latif Brilian 30

20 Muhammad Nauval Ardiansyah 30

21 Muhamad Za`in Fuadi 20

22 Mutiara Adelia Habibah 70

23 Najma Himmatul Afida 30

24 Nur Aira Putri 70

25 Reina Juliana Putri 70

26 Rossita Eka Noviana 70

27 Talita Safaraz Azmi Hidayat 80

(60)

43 4. Refleksi

Pada tahap refleksi dapat diketahui tingkat keberhasilan maupun tingkat kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPS materi dokumen dan benda berharga dengan menggunakan metode peer teaching yang dilakukan oleh guru pada siklus I. Sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Beberapa kendala yang terjadi pada siklus I ialah pada saat guru melaksanakan PTK ada sedikit gangguan yakni ada kepentingan rapat mendadak dengan semua guru kelas di kantor guru, sedangkan kelas ditinggal begitu saja, sehingga situasi kelas kurang maksimal, pada saat siswa membelajarkan temannya mereka tetap membelajarkan temannya tetapi kurang maksimal tanpa adanya pengawasan langsung dari guru, pemelajaran yang dilakukan kurang sesuai dengan RPP karena guru hanya membaca RPP sekilas saja, masih ada beberapa anak yang masih berbicara sendiri dengan teman sebangku, karena guru meninggalkan ruang kelas.

(61)

44

proses pembelajaran berlangsung, dan memaksimalkan dalam pembelajaran. Selanjutnya siswa diawasi guru dengan teliti, dan juga pembagian kelompok menggunakan absensi siswa, sehingga meminimalisir siswa yang kurang memperhatikan guru karena berbicara dengan teman sebangkunya.

Pada siklus I ini menunjukan hasil yang belum memuaskan, maka penulis berharap adanya peningkatan pada siklus II sehingga menunjukan hasil yang lebih memuaskan.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Menyusun skenario pembelajaran/RPP materi dokumen dan benda berharga.

b. Mempersiapkan fasilitas, sarana yang diperlukan saat proses pemelajaran. c. Mempersiapkan materi pembelajaran yaitu materi dokumen dan benda

berharga.

d. Mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung.

(62)

45

Peneliti berkoordinasi langsung dengan guru kelas selaku pelaksana PTK untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan hal-hal yang dilakukan oleh guru saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching adalah sebagai berikut:

a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat setelah refleksi siklus I.

b. Guru memberi intruksi kepada siswa untuk membuka buku paket IPS kelas II semester 1 halaman 1-6.

c. Guru menjelaskan tentang bagaimana merawat dokumen dan benda berharga dengan baik.

d. Guru menjelaskan langkah” peer teaching (tutor sebaya).

e. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok berdasarkan absen, siswa yang pandai di kasih di setiap kelompok, supaya di kelompok tersebut ada siswa yang membelajarkan siswa yang lainnya dikelompok tersebut.

f. Guru meminta setiap kelompok salah satu dari mereka untuk memimpin membelajarkan dikelompok tersebut dan juga diikuti kelompok lain.

(63)

46

i. Guru memeberikan penguatan umpan balik dan penguatan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.

j. Guru mengapresiasi pekerjaan siswa dengan memberikan tepuk tangan, pujian kepada siswa.

k. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

l. Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran.

m.Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin do‟a. n. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3. Pengamatan/observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan untuk menggali data yang dilakukan dengan mengamati kinerja guru dan mengamati aktifitas belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching. selain itu, untuk menggali data siswa dilakukan tes evaluasi.

a. Lembar observasi guru

(64)

47 Tabel 3.4

Lembar observasi guru siklus II

No Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Skor

A B C

1 Kemampuan membuka pelajaran a. Menarik perhatian siswa

b. Memberikan motifasi awal

c. Memberikan apresiasi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

diberikan

2 Sikap guru dalam proses pembelajaran a. Kejelasan artikulasi suara

b. Mobilitas posisi mengajar

c. Penggunaan metode peer teaching d. Mengkondisikan kelas

3 Penguasaan bahan belajar (materi pelajaran)

a. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP

b. Kejelasan dalam menjelaskan materi cara menyimpan dokumen dan benda berharga

c. Kejelasan dalam memberikan contoh

d. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan ajar

4 Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran) a. Kesesuaian metode peer teaching dengan bahan

belajar yang disampaikan

b. Penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan/indikator yang telah ditetapkan

c. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa

d. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disesdiakan

5 Evaluasi pembelajaran

a. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan

b. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

(65)

48

a. Meninjau kembali materi yang telah diberikan b. Memberi kesempatan untuk bertanya dan

menjawab pertanyaan

c. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

7 Tindak lanjut/follow up

a. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok

b. Menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya

c. Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar dan terus belajar

b. Lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa untuk mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching.

Tabel 3.5

Lembar observasi terhadap siswa Siklus II

(66)

49

13 Faizah Firly Noveritasari

14 Hanik Nuril Qori`ah

15 Iva Nun Nazil

16 Khansa Tabita Sakhi

17 Khaansa` Indyana Calista Putri

18 Lana Kurnia Putri

19 Muhammad Latif Brilian

20 Muhammad Nauval Ardiansyah

21 Muhamad Za`in Fuadi

22 Mutiara Adelia Habibah

23 Najma Himmatul Afida

24 Nur Aira Putri

25 Reina Juliana Putri

26 Rossita Eka Noviana

27 Talita Safaraz Azmi Hidayat

Jumlah 0 8 19

Keterangan:

K = Kurang B = Baik C = Cukup

c. Nilai evaluasi siklus II

(67)

50 Tabel 3.6 Nilai evaluasi siklus II

No Nama siswa Nilai

13 Faizah Firly Noveritasari 100

14 Hanik Nuril Qori`ah 100

15 Iva Nun Nazil 80

16 Khansa Tabita Sakhi 100

17 Khaansa` Indyana Calista Putri 80

18 Lana Kurnia Putri 90

19 Muhammad Latif Brilian 60

20 Muhammad Nauval Ardiansyah 90

21 Muhamad Za`in Fuadi 70

22 Mutiara Adelia Habibah 90

23 Najma Himmatul Afida 90

24 Nur Aira Putri 70

25 Reina Juliana Putri 80

26 Rossita Eka Noviana 80

27 Talita Safaraz Azmi Hidayat 80

Rata-rata 87,4

4. Refleksi

(68)

51

direncanakan sebelumya, hasil belajar mata pelajaran IPS materi dokumen dan benda berharga mengalami peningkatan yag signifikan.

(69)

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Pra Siklus

Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas II MI Tarbiyatu Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan menggunakan metode peer teaching. Peneliti menggunakan indikator keberhasilan yakni menggunakan acuan KKM mata pelajaran IPS kelas II MI Tarbiyatu Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebesar 75. Dalam penelitian siklus I dan II, peneliti menggunakan soal evaluasi setiap akhir pelaksanaan pembelajaran, Sedangkan untuk Pra siklus peneliti menggunakan data nilai pretes mata pelajaran IPS.

Di bawah ini adalah data nilai pretes mata pelajaran IPS siswa kelas II MI Tarbiyatu Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebelum menggunakan metode peer teaching :

Tabel 4.1

Nilai Pretes IPS kelas II

No Nama siswa KKM Nilai Keterangan

1 Achmad Dimas Febrian 75 70 Tidak tuntas

2 Ahmad Arva Ardiyanto 75 80 Tuntas

3 Ahmad Gatha Dzaqi Pratama 75 70 Tidak tuntas

(70)

53

13 Faizah Firly Noveritasari 75 50 Tidak tuntas

14 Hanik Nuril Qori`ah 75 70 Tidak tuntas

15 Iva Nun Nazil 75 60 Tidak tuntas

16 Khansa Tabita Sakhi 75 80 Tuntas

17 Khaansa` Indyana CalistaPutri 75 50 Tidak tuntas

18 Lana Kurnia Putri 75 40 Tidak tuntas

19 Muhammad Latif Brilian 75 30 Tidak tuntas

20 Muhammad Nauval Ardiansyah 75 30 Tidak tuntas

21 Muhamad Za`in Fuadi 75 20 Tidak tuntas

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 20

(71)

54 Keterangan:

Tuntas = 3 siswa (11%) Tidak tuntas = 24 siswa (88%)

Dari data diatas menunjukan bahwa nilai pra siklus menunjukan bahwa dari 27 siswa kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan nilai KKM 75, hanya 3 siswa (11 %)yang tuntas, sedangkan 24 siswa belum tuntas.

2. Deskripsi Data Siklus I

Pada proses pembelajaran siklus I melalui metode peer teaching, sudah ada peningkatan nilai siswa dan hasil belajar siswa belum memuaskan. Dari hasil tes evaluasi siklus I diperoleh data nilai 27 siswa kelas II MI Tarbiyatu Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Adapun rincian data nilai siswa mata pelajaran IPS materi dokumen dan benda berharga pada proses siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Nilai evaluasi siklus I

No Nama siswa KKM Nilai Keterangan

1 Achmad Dimas Febrian 75 70 Tidak tuntas

2 Ahmad Arva Ardiyanto 75 70 Tidak tuntas

3 Ahmad Gatha Dzaqi Pratama 75 80 Tuntas

(72)

55

13 Faizah Firly Noveritasari 75 70 Tidak tuntas

14 Hanik Nuril Qori`ah 75 70 Tidak tuntas

15 Iva Nun Nazil 75 50 Tidak tuntas

16 Khansa Tabita Sakhi 75 90 Tuntas

17 Khaansa` Indyana Calista Putri 75 30 Tidak tuntas

18 Lana Kurnia Putri 75 70 Tidak tuntas

19 Muhammad Latif Brilian 75 30 Tidak tuntas

20 Muhammad Nauval Ardiansyah 75 30 Tidak tuntas

21 Muhamad Za`in Fuadi 75 20 Tidak tuntas

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 20

(73)

56 Keterangan:

Tuntas = 4 siswa (14%) Tidak tuntas = 23 siswa (85%)

Dari data diatas menunjukan bahwa dari 27 siswa kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 terdapat 4 siswa (14%) yang tuntas belajar, dan 23 siswa yang belum tuntas. Jadi pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan yakni 2%.

3. Deskripsi Data Siklus II

Pada siklus II hasil belajar siswa kelas II MI Tarbiyatu Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPS materi dokumen dan benda berharga menggunakan metode peer teaching sangat memuaskan , ditandai dengan adanya peningkatan nilai siswa dari siklus I ke siklus II. Adapun rincian nilai siswa pada siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.3 Nilai evaluasi siklus II

No Nama siswa KKM Nilai Keterangan

1 Achmad Dimas Febrian 75 100 Tuntas

2 Ahmad Arva Ardiyanto 75 80 Tuntas

3 Ahmad Gatha Dzaqi Pratama 75 100 Tuntas

4 Ahmad Raissa 75 80 Tuntas

5 Ahmad Saefudin Amsir 75 100 Tuntas

6 Ahza Zafira Putri 75 80 Tuntas

(74)

57

13 Faizah Firly Noveritasari 75 100 Tuntas

14 Hanik Nuril Qori`ah 75 100 Tuntas

20 Muhammad Nauval Ardiansyah 75 90 Tuntas

21 Muhamad Za`in Fuadi 75 70 Tidak tuntas

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 30

Rata-rata 87,4

Keterangan:

(75)

58

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 27 siswa terdapat 24 siswa (88%) memperoleh nilai di atas 75 atau telah mencapai KKM, menggunakan metode peer teaching mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang diperoleh oleh siswa dari sebelum menggunakan metode peer teaching, nilai evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II selalu mengalami peningkatan. Adapun data perbandingan nilai evaluasi antar siklus sebagai berikut:

Tabel 4.4

Gabungan nilai evaluasi antar siklus

(76)

59

Faizah Firly Noveritasari 50 70 100

14

Khaansa` Indyana CalistaPutri 50 30 80

18

Lana Kurnia Putri 40 70 90

19

Muhammad Latif Brilian 30 30 60

20

Muhammad NauvalArdiansyah 30 30 90

(77)

60

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui ketuntasan klasikal dari pra siklus ke siklus I mengalami peningkatanyakni dari 11% meningkat menjadi 14%. Begitu juga, dengan siklus II yang mengalami peningkatan dari ketuntasan klasikal siklus I yakni dari 14% menjadi 88%. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK dengan menggunakan metode peer teaching materi dokumen dan benda berharga berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan yakni 2% dan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 74%.

Adapun penjabaran hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Data hasil pengamatan 1) Nilai hasil belajar siswa

Pada pembelajaran siklus I diperoleh data nilai evaluasi siswa, yaitu 4 (14%) siswa memperoleh nilai di atas 75 telah mencapai KKM, sementara terdapat 23 (85%) siswa yang belum mencapai KKM. Ketuntasan klasikal yang dicapai dalam siklus I ini, hanya 14%.

Gambar

Gambar 1.1 Model Tahapan Pelaksanaan PTK
Tabel 2.1
Format lembar Observasi Guru Siklus ITabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nah Sahabat MQ/ Hal apa sajakah yang menghambat para pejabat untuk melaporkan harta kekayaannya?/ mengapa hingga kini mereka tidak kunjung melaporkan LHKPN mereka

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN. TAHUN ANGGARAN 2012 PEMERINTAH

Instalasi jaringan LAN menggunakan router Cisco memiliki beberapa kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan efektifitas kinerjanya, namun masih

17 Tahun 2012 terkait dengan : reduksi konsepsi koperasi yang hanya dibatasi sebagai badan hukum saja, aspek permodalan yang berpotensi menggerogoti sifat

These three things should be integrated into the museum products, so as to add value to the product for visitors, and provide a comprehensive experience to

Analisis data secara Structural Equation Modelling dari 200 sampel pengunjung MDS Mal Ciputra yang melakukan pembelian dalam enam bulan terakhir menunjukkan hasil bahwa: (1)

(6) Penghitungan indeks Kapasitas Fiskal Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dilakukan dengan menghitung Kapasitas Fiskal masing-masing

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, sehingga dapat ditentukan penelitian ini menggunakan variabel independen good corporate governance yang