PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
PRESTASI KERJA TENAGA PENJUAL ASURANSI
(Studi Kasus pada AJB. Bumiputera Muntilan)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh: Titi Nastiti NIM : 032214064
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
PRESTASI KERJA TENAGA PENJUAL ASURANSI
(Studi Kasus pada AJB. Bumiputera Muntilan)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh: Titi Nastiti NIM : 032214064
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
A. Motto
Kehidupan ber kembang dan t er us ber ubah. Manusia har us bingung
unt uk ber kembang. Kebingungan adalah per t anda bahwa kit a sedang
ber kembang.
J anganlah ber hent i unt uk selalu belaj ar dar i kehidupan, dar i segala hal
yang t elah- sedang- dan akan menyapamu
B. Persembahan
Tulisan ini dipersembahkan untuk segenap keluarga, teman, sahabat, dan
vi ABSTRAK
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA TENAGA PENJUAL ASURANSI
(Studi Kasus pada AJB. Bumiputera Muntilan)
Titi Nastiti
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi yang terbentuk dari beberapa faktor yaitu inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi, baik secara simultan maupun secara parsial.
Jenis penelitian yang penulis laksanakan adalah studi kasus yang dilaksanakan di AJB. Bumiputera Muntilan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan AJB. Bumiputera Muntilan. Dalam penelitian ini teknik sampling yang penulis gunakan yaitu purposive sampling. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 60 orang tenaga penjual asuransi.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai budaya organisasi dan prestasi kerja tenaga penjual asuransi, metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai prestasi kerja karyawan, dan metode observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung kegiatan para karyawan.
Dalam menganalisis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan teknik analisis data regresi berganda. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial digunakan uji t, sedangkan untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan uji F.
vii ABSTRACT
THE INFLUENCES OF ORGANIZATIONAL CULTURE TOWARD THE WORKING ACHIEVEMENT OF INSURANCE SALES PERSONS
(A Case Study in AJB. Bumiputera Muntilan)
Titi Nastiti
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
This research aimed to know the influences of organizational culture which was shaped from various factors, i.e. innovation and the risk taking, behavior the consideration toward the details, result orientation, people orientation, aggressiveness, and certainty on work achievement of insurance sale s persons, either simultaneously or partially.
The type of research conducted was case study which was conducted in AJB. Bumiputera Muntilan. The population in this research was all of employees in AJB. Bumiputera Muntilan. In this research, the technique of sampling used by the author was purposive sampling. The samples which were used in this research were 60 insurance sales persons.
The method used in data collecting was of questionnaire by the purpose to get data concerns on the organizational culture and work achievement of insurance sales persons. The method of documentation was which conducted to find data on employee’s work achievement, and method of observation was conducted to know directly about the activity of employees.
viii
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi Program Studi Manajemen,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari peranan
berbagai pihak yang dengan tulus iklas membantu, membimbing, memotivasi, dan
memberikan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G. M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen.
4. Bapak Dr. H Herry Maridjo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
meluangkan waktu dalam membantu dan membimbing penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Segenap dosen pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
7. Segenap karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi.
ix 9. Pimpinan AJB. Bumiputera Muntilan.
10.Segenap karyawan AJB. Bumiputera Muntilan.
11.Bapak dan ibuku.
12.Teman-teman manajemen 2003.
13.Teman-teman manajemen 2005.
14.dan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulisan skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Agustus 2007
Penulis
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
ABSRTAK ... vi
ABSTRACT... vii
KATA PANGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II. LANDASAN TEORI ... 5
A. Pengertian Manajemen... 5
B. Manajemen Personalia ... 6
C. Budaya Organisasi ... 9
xi
E. Kerangka Konseptual... 14
F. Hipotesis ... 14
BAB III. METODE PENELITIAN ... 15
A. Jenis Penelitian... 15
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 15
C. Instrumen Penelitian ... 15
D. Teknik Pengumpulan Data... 15
E. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel ... 16
F. Definisi Operasi Variabel dan Pengukurannya ... 17
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 17
H. Teknik Analisis Data... 19
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 24
A. Sejarah Berdirinya AJB. Bumiputera ... 24
B. Falsafah, Visi, Misi ... 26
C. Jenis-jenis Layanan ... 27
D. Kantor Cabang ... 33
E. Struktur Organisasi ... 36
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Pengujian Instrumen ... 38
B. Pengujian Regresi ... 40
xii
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran... 53
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Signifikansi koefisien determinasi ... 41
Gambar 2 Signifikansi pengaruh inovasi dan pengambilan risiko... 43
Gambar 3 Signifikansi pengaruh perhatian ke rincian... 44
Gambar 4 Signifikansi pengaruh orientasi hasil ... 45
Gambar 5 Signifikansi pengaruh orientasi orang... 46
Gambar 6 Signifikansi pengaruh keagresifan ... 47
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia bisnis juga
mengalami perkembangan yang pesat. Banyak perusahaan bermunculan dan
dilengkapi dengan manajemen yang profesional. Hal ini membuat persaingan
di dunia bisnis semakin ketat.Keadaan seperti ini juga dialami oleh perusahaan
jasa, termasuk perusahaan asuransi. Saat ini perusahaan asuransi di Indonesia
sudah mencapai lebih dari 180 perusahaan, dan semuanya berusaha keras
untuk dapat memenangkan persaingan. Selain itu, keadaan ekonomi negara
yang tidak stabil membuat perusahaan harus bekerja keras agar tetap bisa
berdiri kokoh.
Dimulainya perdagangan bebas ASEAN (AFTA) sejak tahun 2003
membuat persaingan semakin sulit. Selain itu juga dilanjutkan dengan
dibukanya perdagangan bebas Asia Pasifik (APEC) yang akan dimulai pada
tahun 2010 bagi negara-negara maju dan paling lambat tahun 2020 bagi
negara-negara berkembang. Keadaan seperti ini memacu perusahaan untuk
memiliki strategi yang tepat agar tidak tersisih dari persaingan. Dalam hal ini
strategi pemasaran mempunyai peranan yang penting bagi kemajuan
perusahaan. Keberhasilan pemasaran dalam menjalankan perannya yang
peran yang penting, terutama pada industri jasa yang tidak menjual produk
barang atau fisik, sehingga kualitasnya lebih terletak pada pelayanan.
Tenaga penjual asuransi mempunyai peran penting yang mengandung
kesulitan dan tantangan tersendiri, yang menuntut mereka memiliki keyakinan
diri untuk dapat meyakinkan para nasabah terhadap jasa asuransi yang
ditawarkannya. Prestasi kerja tenaga penjual asuransi dipengaruhi oleh
persepsi terhadap budaya organisasi, yang meliputi inovasi dan pengambilan
risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim,
keagresifan,dan kemantapan (Robbins, 1996: 308).
Berdasar uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Prestasi Kerja
Tenaga Penjual Asuransi”.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi
hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara parsial
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi?
2. Apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi
hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara simultan
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini tidak terlalu luas,
maka penulis memberikan batasan sebagai berikut:
1. Budaya organisasi yang dianalisis mencakup inovasi dan pengambilan
risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan,
kemantapan.
2. Prestasi kerja tenaga penjual asuransi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah besarnya polis asuransi yang berhasil dijual oleh tenaga penjual
asuransi dan tingkat kerajinan tenaga penjual asuransi dalam bekerja.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke
rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan
secara parsial berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual
asuransi.
2. Untuk mengetahui Apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke
rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan
secara simultan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual
asuransi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan:
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perusahaan
orie ntasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan terhadap
prestasi kerja tenaga penjual asuransi baik secara parsial maupun secara
simultan.
2. Bagi Universitas:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah bacaan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan terutama di bidang manajemen sumber
daya manusia.
3. Bagi Penulis:
Hasil penelitian ini sebagai studi banding antara teori- teori yang diperoleh
selama duduk di bangku perkuliahan dengan aplikasi di lapangan,
5 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Seperti banyak bidang studi lainnya yang menyangkut manusia,
manajemen juga sulit untuk didefinisikan. Dalam kenyataannya, tidak ada
definisi yang diterima secara universal.
Menurut Folett (dalam Handoko, 1995: 8), manajemen adalah seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Artinya bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk
melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan
tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri.
Menurut Stoner (dalam Handoko, 1995: 8), manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya–sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai
B. Manajemen Pe rsonalia
Manajemen Personalia (Manullang dan Manullang, 2001: 7) adalah seni
dan ilmu memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja
sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secara berdaya
guna dan berhasil guna dan adannya kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
Manajemen Personalia (Ranupandojo dan Husnan, 2002: 5) adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan
tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan,
individu dan masyarakat. Penjelasan ringkas dan definisi di atas diberikan di
bawah ini.
1. Perencanaan
Setiap manajer pastilah menyadari arti pentingnya perencanaan.
Karenanya mereka perlu mencurahkan sebagian besar waktunya untuk
fugsi perencanaan ini. Untuk manajar personalia, perencanaan berarti
menentukan lebih dulu program personalia yang akan membantu mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Tentu saja penetapan tujuan ini
akan memerlukan partisipasi aktif dari manajer personalia, sesuai dengan
pengetahuannya di bidang sumber-sumber manusia (human resources) 2. Pengorganisasian
Setelah apa yang akan dilakukan telah diputuskan, maka perlu dibuat
organisasi untuk melaksanakannya. Organisasi merupakan suatu alat untuk
harus dijalankan oleh para karyawan maka manajer personalia haruslah
membentuk organisasi dengan merancang susunan dari berbagai hubungan
antara jabatan, personalia, dan faktor- faktor pisik, karenannya rumitnya
hubungan yang terjadi diantara jabatan-jabatan yang ada, maka banyak
pimpinan perusahaan yang ada, mengharapkan agar manajer personalia
bisa memberikan saran untuk organisasi secara keseluruhan.
3. Pengarahan
Kalau kita sudah mempunyai rencana dan sudah mempunyai organisasi
untuk melaksanakan rencana tersebut, maka sudah selayaknya kalau fungsi
selanjutnya adalah melaksanakan pekerjaan tersebut. Pada definisi di atas,
menggunakan istilah pengarahan (directing), tapi mungkin ada pula yang dinggunakan istilah lain seperti, motivasi atau pemberian perintah. Fungsi
ini berarti mengusahakan agar karyawan mau bekerjasama secara efektif.
4. Pengawasan
Setelah fungsi- fungsi personalia dilaksanakan, apa yang harus dilakukan
oleh manajer personalia? Sudah selayaknya kalau fungsi selanjutnya
adalah pengawasan, yaitu mengamati dan membandingkan pelaksanaan
dengan rencana dan mengoreksinya apabila terjadi penyimpangan, atau
kalau perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat. Dengan
demikian pengawasan adalah fungsi manajemen yang menyangkut
masalah pengaturan berbagai kegiatan sesuai denga n rencana personalia,
yang dirumuskan sebagai dasar analisa dari tujuan organisasi yang
5. Pengadaan
Fungsi operasional manajemen personalia yang pertama adalah
memperoleh jumlah dan jenis karyawan yang tepat untuk mencapai tujuan
organisasi. Fungsi ini terutama menyangkut tentang penentuan kebutuhan
tenaga kerja dan penarikannya, seleksi dan penempatannya. Menentukan
kebutuhan tenaga kerja menyangkut baik mutu maupun jumlah tenaga
kerja. Sedangkan seleksi dan penempatan menyangkut masalah memilih
dan menarik tenaga kerja, pembahasan formulir- formulir lamaran, test
psikologis dan wawancara.
6. Pengembangan
Sesudah karyawan diperoleh, sudah selayaknya kalau mereka
dikembangkan. Pengembangan ini dilakukan untuk meningkatkan
ketrampilan lewat latihan (training), yang diperlukan untuk dapat menjalankan tugas dengan baik. Kegiatan ini makin menjadi penting
karena berkembangnya teknologi, dan makin kompleksnya tugas-tugas
manajer.
7. Kompensasi
Fungsi ini dapat didefinisikan sebagai pemberian penghargaan yang adil
dan layak terhadap para karyawan sesuai dengan sumbangan mereka untuk
mencapai tujuan organisasi. Meskipun berbagai penelitian moral karyawan
pada akhir-akhir ini menunjukkan kecenderungan berkurangnya arti
8. Integrasi
Meskipun kita sudah memperoleh karyawan, mengembangkan mereka dan
memberikan kompensasi yang wajar, kita tetap menghadapi problem yang
sangat sulit, yakni integrasi. Integrasi ini menyangkut penyesuaian
keinginan dari para individu dengan keinginan organisasi dan masyarakat.
Dengan demikian kita perlu memahami perasaan dan sikap dari para
karyawan untuk dipertimbangkan dalam pembuatan berbagai
kebijaksanaan organisasi.
9. Pemeliharaan
Fungsi operasional yang terakhir adalah mempertahankan dan
meningkatkan kondisi yang telah ada. Fungsi ini, tentu saja, mengharuskan
dilaksanakannya keempat fungsi lainnya secara terus menerus. Tetapi pada
fungsi ini perhatian akan dititikberatkan pada pemeliharaan kondisi pisik
dari para karyawan (kesehatan dan keamanan) dan pemeliharaan sikap
yang menyenangkan (program-progran pelayanan karyawan).
C. Budaya Organisasi
1. Definisi Budaya Organisasi
Suatu budaya organisasi yang kuat memberikan kepada para karyawan
Budaya dapat mempunyai pengaruh yang bemakna pada sikap dan
perilaku anggota-anggota organisasi.
Budaya organisasi menurut Robbins (1996: 289) adalah suatu persepsi
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu; suatu sistem dari
makna bersama. Budaya organisasi memiliki tujuh karakteristik primer yaitu:
a. Inovasi dan pengambilan risiko
Sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil
risiko.
b. Perhatian ke rincian
Sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan presisi
(kecermatan), analisis, dan perhatian kepada rincian.
c. Orientasi hasil
Sejauh mana keputusan manajemen memfokus pada hasil bukan pada
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
d. Orientasi orang
Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil- hasil
pada orang-orang di dalam organisasi itu.
e. Orintasi tim
Sejauh mana kegiatan kerja di organisasi sekitar tim-tim, bukannya
individu- individu.
f. Keagresifan
Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya
g. Kemantapan
Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya suatu quo
sebagai kontras dari pertumbuhan.
Empat tipe budaya menurut Sonnenfeld (dalam Robbins, 1996:290):
a. Akademi
Suatu akademi adalah tempat untuk pema njat ajek (steady) yang menguasai benar-benar tiap pekerjaan baru yang diterimanya. Perusahaan
ini suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka banyak
pelatihan istimewa, dan kemudian dengan saksama mengemudikan mereka
melewati ribuan pekerjaan terkhusus di dalam suatu fungsi tertentu.
b. Kelab
Kelab menaruh nilai tinggi pada kecocokan dalam sistem, kesetiaan, dan
pada komitmen. Senioritas merupakan kunci pada kelab-kelab. Usia dan
pengalaman diperhitungkan. Kontras dengan akademi, kelab
menumbuhkan manajer sebagai generalis.
c. Tim bisbol
Organisasi ini adalah pelabuhan yang berorientasi wiraswasta bagi para
pengambil risiko dan investor. Tim bisbol mencari orang-orang berbakat
dari segala usia dan pengalaman, kemudian mengimbali mereka untuk apa
yang mereka produksikan. Karena mereka menawarkan insentif finansial
yang sangat besar dan kebebasan besar bagi mereka yang berprestasi,
biasa.
d. Benteng
Banteng tidak banyak menawarkan keamanan pekerjaan, namun
perusahaan semacam ini dapat merupakan tempat yang mengasyikan
untuk bekerja bagi mereka yang menyukai tantangan dari suatu perubahan
haluan.
2. Budaya Kuat dan Budaya Lemah (Robbins, 1996: 292)
Budaya kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku karyawan
dan lebih langsung dikaitkan pada pengurangan tingkat keluarga karyawan.
Dalam suatu budaya kuat, nilai inti organisasi itu dipegang secara intensif dan
dianut bersama secara meluas. Sedangkan budaya yang lemah memiliki nilai
yang sebaliknya.
3. Fungsi Budaya
Budaya melakukan sejumlah fungsi dalam sebuah organisasi yaitu (Robbins,
1996: 294)
a. Budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih
luas dari pada kepentingan diri individu seseorang.
d. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
D. Prestasi Kerja
Kegiatan paling penting untuk memajukan karier adalah prestasi kerja
yang baik, karena hal ini mendasari semua kegiatan pengembangan karier
lainnya. Kemajuan karier sangat tergantung pada pretasi kerja (performance). Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) menurut Handoko (1998: 135) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau
menilai prestasi kerja karyawan.
Penilaian hendaknya memberikan suatu gambaran akurat mengenai
prestasi kerja karyawan. Unuk mencapai tujuan ini, sistem-sistem penilaian
harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan, praktis, mempunyai
standar-standar dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat diandalkan.
Dimensi ukuran prestasi kerja adalah apakah hal itu bersifat obyektif atau
subyektif. Ukuran prestasi kerja obyektif adalah ukuran- ukuran yang dapat
dibuktikan atau diuji orang lain. Ukuran subyektif adalah ukuran-ukuran
E. Kerangka Konseptual
Susunan kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 1.1
Pengaruh budaya organisasi terhadap prestasi kerja
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil,
orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara parsial berpengaruh
positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
2. Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil,
orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara simultan berpengaruh
positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi. Budaya Organisasi
• Inovasi dan pengambilan risiko
• Perhatian ke rincian • Orientasi hasil • Orientasi orang • Keagresifan • Kemantapan
15 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis laksanakan adalah studi kasus. Studi kasus
(Indiantoro dan Supomo, 2000: 12) yaitu penelitian dengan karakteristik
masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek
yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Hasil penelitian serta hasil
analisis data hanya berlaku bagi perusahan yang diteliti dan berlaku saat
penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat : AJB. BumiPutera Muntilan.
2. Waktu : bulan Desember 2006 – Januari 2007.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan secara tertulis. Pihak yang bersangkutan adalah karyawan AJB.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat dan
mempelajari buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen serta arsip-arsip
yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.
3. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara
langsung tentang obyek yang diteliti.
E. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, ya ng biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajari atau menjadi objek penelitian ( Kuncoro, 2001, dalam
Kuncoro, 2003: 103). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
perusahaan asuransi Bumiputera Muntilan yang berjumlah 100 orang
karyawan.
2. Teknik Sampling
Teknik Sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2001: 78).
Pertimbangan tersebut yaitu :
a. Bertugas menjual polis asuransi dan memelihara pelanggan dengan
target kerja.
c. Mendapat gaji pokok dan komisi.
d. Berpendidikan minimal SLTA.
e. Sudah bekerja di perusahaan tersebut minimal satu bulan.
3. Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003 : 103). Sampel penelitian ini adalah tenaga penjual AJB.
Bumiputera Muntilan yang berjumlah 60 orang.
F. Definisi Operasi Variabel dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yang terdiri dari
variabel independen yaitu budaya organisasi yang terdiri dari inovasi dan
pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang,
keagresifan, kemantapan dan variabel dependen yaitu prestasi kerja tenaga
penjual asuransi.
2. Pengukuran Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini pengukuran variabel penelitian yang meliputi variabel
dependen dan variabel independen dilakukan dengan berupa kuesioner
(kuesioner prestasi kerja dan kuesioner budaya organisasi).
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah.
Pengujian validitas dengan korelasi product moment :
)
jika r hitung ≤ r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid.
Jika r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya,
jadi dapat diandalkan (Arikunto, 1991-165).
Rumus spearman brown :
ri= reliabilitas internal seluruh instrumen
Jika r hitung ≤ r tabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel.
Jika r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan reliabel
F. Teknik Analisis Data
Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih
variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik
turunkan nilainya) (Sugiono, 2005: 210).
Persamaan regresinya adalah:
Y= a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6
Y = prestasi kerja
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen.
X1 = Inovasi dan pengambilan risiko. X2 = Perhatian ke rincian
Dalam penelitian ini orientasi tim tidak diteliti karena menurut
pengamatan penulis, para karyawan tenaga penjual asuransi Bumiputera
bekerja secara individu dan tidak bekerja secara berkelompok atau
membentuk suatu tim kerja.
Koefisien-koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan alat bantu spss.
a. Uji t
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial yaitu apakah inovasi dan
pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi
orang, keagresifan, dan kemantapan, sebagai pembentuk budaya
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja maka dilakukan uji t
dengan taraf signifikan 5%. Rumus uji t menurut Hasan (2002:124)
adalah:
bi = nilai koefisien regresi
Bi = nilai koefisien regresi untuk populasi
Sbi = kesalahan baku koefisien regresi
H0= Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai
pembentuk budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh
Ha= Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi
hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai
pembentuk budaya organisasi secara parsial berpengaruh
positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0diterima atau Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian,
orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan, sebagai
pembentuk budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh positif
terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Jika t hitung > t tabel, maka H0ditolak atau Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian,
orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan, sebagai
pembentuk budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif
terhadap prestasi kerja.
b. Uji F
Untuk mengetahui apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian
ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan
kemantapan, sebagai pembentuk budaya organisasi secara simultan
berpengaruh terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi dilakukan
Fh = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
2
R = koefisian determinasi yang telah ditemukan k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
Kriteria yang digunakan untuk mencari F tabel adalah derajat
kebebasan df = N-k-1 dengan tingkat signifikan 5%.
H0= Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai
pembentuk budaya organisasi secara simultan tidak
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual
asuransi.
Ha= Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi
hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai
pembentuk budaya organisasi secara simultan berpengaruh
positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke
rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan
sebagai pembentuk budaya organisasi secara simultan tidak
Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Hal dapat diartikan bahwa inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian,
orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai
pembentuk budaya organisasi secara simultan berpengaruh positif
terhadap prestasi kerja tena ga penjual asuransi.
c. Koefisien Determinasi
Koefisen determinasi (R2) adalah suatu alat utama dimana untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan variabel X dan Y atau
dengan kata lain mengukur seberapa baik suatu variabel digambarkan
oleh variabel lainnya. Rumus koefisien determinasi adalah sebagai
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya AJB. Bumiputera
Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng.
Dwidjosewojo - Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB)
sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas
pendirian perusahaan asuransi karena didorong oleh keprihatinan mendalam
terhadap nasib para guru bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan gagasannya
pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian terealisasi
menjadi badan usaha - sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di
Magelang, 12 Februari 1912.
Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak sebagai
Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai Direktur, dan M.
Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang iniah yang kemudian dikenal
sebagai "tiga serangkai" pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama
industri asuransi nasional Indonesia.
Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang
kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu. Sejak awal pendiriannya
Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik,
yakni bentuk badan usaha "mutual" atau "usaha bersama". Semua pemegang polis
Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas
mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme
pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini.
Perjalanan Bumiputera yang semula bernama Onderlinge Levensverzekering
Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB) kini mencapai 9 dasawarsa. Sepanjang
itu, tentu saja, tidak lepas dari pasang surut. Sejarah Bumiputera sekaligus
mencatat perjalanan Bangsa Indonesia. Termasuk, misalnya, peristiwa sanering
mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas aset perusahaan ini, dan
bencana paling hangat multikrisis di penghujung millenium kedua. Di luar itu,
Bumiputera juga menyaksikan tumbuh, berkembang, dan tumbangnya perusahaan
sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian zaman, karena persaingan atau
badai krisis. Semua ini menjadi cermin berharga dari lingkungan yang menjadi
bagian dari proses pembelajaran untuk upaya mempertahankan keberlangsungan.
Memasuki millenium ketiga, Bumiputera yang mengkaryakan sekitar 18.000
pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan
kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia yang tengah berada di tengah
capaian baru industri asuransi Indonesia. Sejumlah perusahaan asing menyerbu
dan masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi rekan sepermainan yang
ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis oleh
pendiri Bumiputera, 91 tahun lampau.
Bagi Bumiputera, iklim kompetisi ini meniupkan semangat baru, karena
berbekal pengalaman panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi hampir
seabad, menjadikan Bumiputera bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah di
negeri sendiri, menjadi asuransi Bangsa Indonesia sebagaimana visi awal
pendirinya. Bumiputera ingin senantiasa berada di benak dan di hati rakyat
Indonesia.
B. Falsafah, Visi, Misi
1. Falsafah
Sebagai perusahaan perjuangan, Bumiputera memiliki falsafah sebagai berikut
a. Idealisme
Senantiasa memelihara nilai- nilai kejuangan dalam mengangkat
kemartabatan anak bangsa sesuai sejarah pendirian Bumiputera sebagai
perusahaan perjuangan.
b. Kebersamaan
Mengedepankan sistem kebersamaan dalam pengelolaan perusahaan
dengan memberdayakan potensi komunitas Bumiputera dari, oleh dan
untuk komunitas Bumiputera sebagai manifestasi perusahaan rakyat.
c. Profesionalisme
Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan
mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap tuntutan
2. Visi
Bumiputera ingin menjadi asuransinya bangsa Indonesia.
3. Misi
Menjadikan Bumiputera senantiasa berada di benak dan di hati masyarakat
Indonesia, dengan:
a. Memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan
bangsa Indonesia.
b. Mengembangkan korporasi dan kooperasi yang menerapkan prinsip dasar
gotong-royong.
c. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan manfaat
optimal bagi komunitas Bumiputera.
d. Mewujudkan perusahaan yang berhasil baik secara ekonomi dan sosial.
C. Jenis-jenis Layanan
1. Asuransi Perorangan
a. Mitra Prima (US$)
Program asuransi yang memberikan jaminan proteksi meninggal dunia
pada masa asuransi atau perolehan Uang Pertanggungan ketika masa
b. Mitra Pelangi (Rp.)
Program asuransi yang memberikan proteksi meninggal dunia selama
masa asuransi. Atau penerimaan Uang Pertanggungan pada akhir masa
asuransi.
c. Ekawaktu Ideal (Rp.)
Program asuransi ini dirancang untuk penanggulangan risiko keuangan
sebagai akibat meninggalnya tertanggung dan untuk penyediaan dana
tabungan berupa pengembalian premi.
d. Mitra Oetama (US$)
Program asuransi dengan pembayaran premi tunggal yang fleksibel.
Menggabungkan 3 manfaat, yakni; Santunan meninggal dunia sebesar
Uang Pertanggungan, atau 2 kali Uang Pertanggungan jika meninggal
akibat kecelakaan. Sekaligus memberikan biaya rawat inap di rumah sakit.
Atau perolehan tabungan yang akan diterima pada akhir masa asuransi.
Pemegang polis leluasa meningkatkan nilai proteksi melalui penambahan
premi.
e. Mitra Poesaka (US$)
Program asuransi dengan pembayaran premi tunggal. Yang merupakan
gabungan unsur tabungan dan proteksi meninggal dunia. Pemegang polis
f. Mitra Beasiswa Berencana (Rp)
Program asuransi yang menjamin biaya pendidikan untuk anak, mulai dari
Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Disamping jaminan
perolehan santunan meninggal dunia sebesar Uang Pertanggungan.
g. Mitra Permata (US$)
Program asuransi dengan pembayaran premi yang fleksibel. Memberikan
jaminan proteksi meninggal dunia hingga 5 kali besarnya premi. Dengan
system pembayaran premi tunggal yang fleksibel. Pemegang polis leluasa
menambah premi dan mengambil tabungan maksimal 3 kali setahun.
h. Mitra Melati (Rp.)
Program asuransi yang menggabungkan 3 unsur, yakni; proteksi
meninggal dunia, tabungan, dan perolehan investasi yang kompetitif,
minimal 4,5%
i. Mitra Cerdas (Rp.)
Program asuransi pendidikan mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi.
Mitra Cerdas menggabungkan proteksi meninggal dunia, tabungan, dan
perolehan hasil investasi yang kopetitif.
j. Mitra Sehat (Rp.)
Program asuransi yang menggabungkan 3 unsur, yakni; jaminan santunan
meninggal dunia, jaminan perawatan di rumah sakit, sekaligus perolehan
k. Mitra Sejati (US$)
Program asuransi dengan pembayaran premi sangat rendah. Khusus
memproteksi risiko meninggal dunia selama masa asuransi. Sebaliknya,
jika tidak terjadi risiko, premi tidak dikembalikan. Inilah sejatinya makna
asuransi.
l. Mitra Abadi (Rp.)
Program asuransi khusus untuk warisan. Dengan pembayaran premi
selama periode tertentu, seumur hidup anda mendapat proteksi jaminan
meninggal dunia.
2. Asuransi Kumpulan
Program askum secara ekonomis memberikan jaminan berupa perlindungan
bagi tertanggung terhadap kerugian finansial yang disebabkan oleh risiko
yang mungkin menimpa berupa kematian, cacat karena kecelakaan,
kehilangan pekerjaan karena PHK atau pensiun.
Askum adalah asuransi yang diperuntukkan bagi karyawan/pekerja suatu
perusahaan/ instansi, anggota suatu organisasi/ lembaga, debitur atau peserta
suatu kegiatan/ event tertentu yang pelaksanaannya diatur secara kumpulan
atau grup.
Pemegang polis askum adalah pimpinan instansi/perusahaan, pimpinan
Tertanggung (disebut juga peserta) dalam polis Askum adalah karyawan/
pekerja suatu perusahaan/ instansi, anggota suatu organisasi/ lembaga, debitur
atau peserta suatu kegiatan/ event tertentu.
Yang ditunjuk untuk menerima manfaat Askum adalah pemegang polis
Askum untuk diteruskan kepada peserta atau ahli waris peserta.
a. Asurans i Ekawarsa
Bersifat non saving, masa asuransi 1 tahun, memberikan benefit berupa uang pertanggungan kepada pemegang polis apabila peserta meninggal
dunia.
b. Asuransi Ekawaktu
Bersifat non saving, masa asuransi sesuai kebutuhan ( bisa lebih atau kurang dari 1 tahun), memberikan benefit berupa uang pertanggungan
kepada pemegang polis apabila peserta meninggal dunia.
c. Asuransi Kecelakaan
Memberikan benefit kepada peserta melalui pemegang polis akibat
terjadinya risiko kecelakaan pada diri peserta dalam masa asuransi.
d. Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
Memberikan benefit kepada peserta berupa penggantian biaya rawat inap
dan atau pembedahan di rumah sakit dalam masa asuransi karena suatu
penyakit atau kecelakaan. Jangka waktu asuransi ini berlaku 1 tahun dan
dalam program ini disajikan dalam 2 paket yaitu paket basic dan paket
lengkap.
e. Asuransi Program Kesejahteraan Karyawan
Program asuransi jiwa ini dirancang dengan memberikan benefit bagi
peserta/ karyawan mengalami cacat total / tidak mampu bekerja sehingga
tidak dapat menjalankan fungsinya / tugasnya lagi atau peserta / karyawan
meningga l dunia.
f. Asuransi Iuran Dana Mantap (Idaman)
Program asuransi jiwa ini memberikan benefit / manfaat berupa proteksi
jika terjadi risiko sebesar Uang Pertanggungan dan Nilai Tunai. Dan jika
peserta berhenti dari kepesertaannya akan dibayarkan sebesar nilai tunai.
g. Asuransi Rakyat Indonesia (ASRI)
Program asuransi jiwa ini dirancang untuk seluruh anggota keluarga
dengan memberikan santunan sebesar uang pertanggungan jika ada
anggota keluarga yang menjadi peserta / tertanggung meninggal dunia
atau mengalami cacat tetap karena kecelakaan.
3. Asuransi Syariah
a. Mitra Mabrur
Program asuransi yang menggabungkan unsur tabungan dan perlindungan
asuransi. Serta ditujukan untuk melaksanakan niat suci anda, menunaikan
b. Mitra Sakinah
Asuransi yang merupakan gabungan antara unsur tabungan dan tolong
menolong dalam menanggulangi musibah kematian, dengan masa
pembayaran premi 3 (tiga) tahun lebih pendek dari masa asuransinya.
c. Mitra Iqra
Program asuransi pendidikan yang menjamin biaya sekolah anak mulai
dari Tanam Kanak Kanak sampai Perguruan Tinggi. Merupakan gabungan
antara tabungan dan tolong menolong dalam menanggulangi musibah
kematian.
D. Kantor Cabang
AJB. Bumiputera saat ini mempunyai 40 kantor cabang yang tersebar di berbagai
wilayah Indonesia.. Kantor-kantor cabang AJB. Bumiputera yaitu:
1. Cabang Aceh
2. Cabang Balikpapan
3. Cabang Bandar Lampung
4. Cabang Bandung
5. Cabang Banjarmasin
6. Cabang Banten
7. Cabang Bogor
8. Cabang Cirebon
9. Cabang Denpasar
11.Cabang Jakarta Pusat
12.Cabang Jakarta Selatan
13.Cabang Jakarta Timur
14.Cabang Jambi
15.Cabang Jaya Pura
16.Cabang Kediri
17.Cabang Kupang
18.Cabang Makassar
19.Cabang Malang
20.Cabang Manado
21.Cabang Mataram
22.Cabang Medan
23.Cabang Padang
24.Cabang Palembang
25.Cabang Pekanbaru
26.Cabang Pematangsiantar
27.Cabang Pontianak
28.Cabang Purwokerto
29.Cabang Semarang
30.Cabang Sidoarjo
31.Cabang Surabaya
33.Cabang Yogyakarta
34.Cabang Eksekutif Jakarta
35.KCS Jakarta
36.Kwas Indobagtim
37.Kwas Jakarta
38.Kwas Jawa I
39.Kwas Jawa II
40.Kwas Sumatra
Masing- masing kantor cabang tersebut mempunyai beberapa kantor operasional
yang tersebar di wilayahnya. Contoh kantor cabang Yogyakarta mempunyai
E. Struktur Organisasi
Gambar 1
Struktur Organisasi AJB.Bumiputera
Keterangan gambar:
1. KO (Kepala Operasional)
Kepala opersional adalah pemimpin cabang perusahaan. KO bertugas
mengatur organisasi kantor operasional.
2. SPV (Supervisor)
Supervisor bertugas menghipun agen.
3. KUO (Kepala Unit Operasional)
Kepala unit operasional bertugas membantu tugas kepala operasional.
4. KUAK (Kepala Urusan Administrasi dan Keuangan) KO
SPV KUO
DL/AGEN
KUAK
Kepala urusan administrasi dan keuangan bertugas mengatur manajemen
keuangan dan administrasi perusahaan.
5. DL (Dinas Luar)/ Agen
Dinas luar atau agen bertugas menghimpun dana dari nasabah.
6. Kasir
Kasir bertugas menangani arus uang perusahaan.
7. Klaim
Klaim bertugas menangani klaim dari pelanggan.
8. DSP (Dinas Surat Permintaan)
38 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap
prestasi kerja tenaga penjual asuransi, sebanyak enam faktor budaya organisasi
dilibatkan untuk mengevaluasi pengaruh budaya organisasi tersebut, yaitu faktor
inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi
orang, keagresifan, dan kemantapan.
Untuk mencapai tujuan ini peneliti telah melaksanakan penjaringan data
terhadap enampuluh karyawan perusahaan Asuransi Bumi Putera cabang
Muntilan yang terpilih menjadi sampel. Beberapa pengujian yang dijelaskan pada
bab III telah dilaksanakan untuk menguji data yang terjaring, hasil pengujian
dapat dilihat pada lampiran-lampiran.
A. Pengujian Instrumen
Evaluasi terhadap kelayakan instrumen yang digunakan untuk menjaring
data penelitian dilakukan dengan melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas. Validitas untuk mengevaluasi kemampuan intrumen dalam
mengungkapkan pendapat subjek berkaitan dengan indikator yang ditanyakan,
dan reliabilitas untuk mengevaluasi konsistensi kuesioner.
1. Uji Validitas
(df = 95%), berarti pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner berhasil
mengukur pendapat subjek sesuai dengan indikator yang ditanyakan atau valid
(Sutrisno Hadi, 2002).
Tabel 5.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
Faktor Item r-xy
r-tabel
(df=28, α=5%) Keterangan Budaya Organisasi 1
2 Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2007
2. Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas menghasilkan koefesien Spearman Brown
sebesar 0.8464 untuk instrumen budaya kerja, dan sebesar 0.6965 untuk
prestasi kerja. Keduanya lebih dari r-tabel sebesar 0.374 (df =28; α=5%)
berarti memiliki konsistensi (keandalan) maksud yang baik. (Suharsimi,
B. Pengujian Regresi
Pengaruh Inovasi dan pengambilan risiko (X1), Perhatian ke rincian (X2), Orientasi hasil (X3), orientasi orang (X4), Keagresifan (X5), dan Kemantapan (X6) terhadap Prestasi kerja dievaluasi melalui pengujian koefisien regresi ganda, hasil pengujian diperlihatkan secara ringkas pada
tabel di bawah.
X1 – Inovasi dan pengambilan risiko 0.460 0.233 1.978 0.053 X2 – Perhatian ke rincian 0.083 0.310 0.267 0.790 X3 – Orientasi hasil -0.230 0.282 -0.817 0.418 X4 – Orientasi orang 0.296 0.314 0.943 0.350 X5 – Keagresifan 0.029 0.353 1.247 0.218 X6 – Kemantapan 0.805 0.360 2.239 0.029 Korelasi Ganda (R) 0.599
Koef. Determinasi (R²) 0.359 Ftest
Ftabel (df = 6;53, α=5%)
4.950 (p=0.000) 2.275
Sumber : hasil pengolahan data primer, 2007
1. Pengaruh Secara Simultan
Pengaruh seluruh variabel budaya organisasi secara simultan terhadap
prestasi kerja dijelaskan oleh koefesien determinasi yang merupakan
kuadrat dari korelasi ganda. Ditunjukkan pada tabel di atas besarnya
hubungan bersama variabel Inovasi dan pengambilan risiko, Perhatian ke
dengan prestasi kerja sebesar 0.599, dalam bentuk kuadrat koefesien ini
menjadi 0.359 dan dinamakan koefisien determinasi, nilainya menjelaskan
pengaruh semua independen terhadap prestasi kerja tenaga penjual
asuransi, yaitu sebesar 35.9%. Evaluasi terhadap signifikansi koefesien
determinasi dilakukan melalui nilai F-hitung yang diperoleh, bila nilainya
sama atau melebihi F-tabel berarti signifikan, sebaliknya bila F- hitung
lebih kecil atau sama dengan F-tabel berarti tidak signifikan. Dari gambar
di bawah terlihat F-hitung berada di daerah penerimaan Ha karena lebih
besar dari F-tabel sebesar , berarti siginifikan. Dari tabel di atas juga
terlihat memiliki probabilitas sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05, berarti
signfikan. Temuan ini merupakan bukti empirik untuk mendukung
hipoteis penelitian yang menyatakan secara simultan terdapat pengaruh
positif faktor- faktor dalam budaya organisasi terhadap prestasi kerja
tenaga penjual jasa asuransi.
F-hit = 4.950
F-tab = 2.275
(df = 6;53, α=5%)
Gambar 1.
2. Pengaruh Secara Parsial
Pengaruh faktor Inovasi dan pengambilan risiko (X1), Perhatian ke rincian (X2), Orientasi hasil (X3), orientasi orang (X4), Keagresifan (X5), dan Kemantapan (X6) terhadap Prestasi kerja secara parsial dijelaskan melalui persamaan regresi yang diperoleh, yaitu ;
Y = 5.213 + 0.460 X1 + 0.083 X2 – 0.230 X3+ 0.296 X4+ 0.029 X5 + 0.805 X6
a. Konstanta
Konstanta dinamakan juga intercept, menjelaskan besarnya prestasi
kerja tenaga penjual asuransi bila faktor-faktor yang mempengaruhinya
ditiadakan atau di anggap nol, nilai sebesar 5.213 menerangkan skor
prestasi kerja pada saat faktor Inovasi dan pengambilan risiko,
Perhatian ke rincian, Orientasi hasil, orientasi orang, Keagresifan, dan
Kemantapan ditiadakan.
b. Koefesien Inovasi dan pengambilan risiko
Koefesien regresi faktor inovasi dan pengambilan risiko sebesar
0.460 merupakan besarnya kontribusi faktor inovasi dan pengambilan
risiko dalam mempengaruhi prestasi kerja, nilai positif menjelaskan
peningkatan faktor inovasi dan pengambilan risiko dapat
meningkatkan prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Evaluasi terhadap signifikansi pengaruhnya dilakukan melalui nilai
hitung yang dihasilkan, terlihat pada gambar dibawah besarnya
penerimaan Ho karena lebih rendah dari t-tabel sebesar 2.006 (df=53,
α=5%), berarti tidak signifikan. Dapat juga dievaluasi melalui nilai
probabilitas yang dihasilkan, terlihat faktor ini memiliki probabilitas
lebih dari 0.05 yaitu 0.053, sehingga dinyatakan tidak signifikan.
t-tabel = 2.006
t-hitung = 1.978
Gambar 2.
Signifikansi pengaruh Inovasi dan pengambilan risiko
Temuan ini merupakan bukti empiris yang tidak mendukung
hipotesis yang menyatakan inovasi dan pengambilan risiko secara
parsial berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual
asuransi, sehingga Ha ditolak.
c. Koefesien Perhatian ke Rincian
Koefesien regresi faktor perhatian ke rincian sebesar 0.083
merupakan besarnya kontribusi faktor perhatian ke rincian dalam
mempengaruhi prestasi kerja, nilai positif menjelaskan peningkatan
faktor perhatian ke rincian dapat meningkatkan prestasi kerja tenaga
Evaluasi terhadap signifikansi pengaruhnya dilakukan melalui nilai
t-hitung yang dihasilkan, terlihat pada gambar dibawah besarnya
t-hitung faktor perhatian ke rincian lebih kecil dari t-tabel sebesar
2.006 (df=53, α=5%) sehingga berada di daerah penerimaan Ho atau
menolak Ha. Dapat juga dievaluasi melalui nilai probabilitas yang
dihasilkan, terlihat faktor ini memiliki probabilitas lebih dari 0.05 yaitu
0.790, sehingga dinyatakan tidak signifikan.
t-tabel = -2.006 t-hitung = 0.267
Gambar 3.
Signifikansi pengaruh Perhatian ke rincian
Temuan ini merupakan bukti empiris yang tidak mendukung
hipotesis yang menyatakan perhatian ke rincian secara parsial
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi,
sehingga Ha dinyatakan ditolak.
d. Koefesien Orientasi Hasil
Koefesien regresi faktor orientasi hasil sebesar -0.230 merupakan
prestasi kerja, nilai negatif menjelaskan peningkatan faktor orientasi
hasil dapat menurunkan prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Evaluasi terhadap signifikansi pengaruhnya dilakukan melalui nilai
hitung yang dihasilkan, terlihat pada gambar dibawah besarnya
t-hitung faktor orientasi hasil lebih kecil dari t-tabel sebesar 2.006
(df=53, α=5%) sehingga berada di daerah penerimaan Ho atau
menolak Ha. Dapat juga dievaluasi melalui nilai probabilitas yang
dihasilkan, terlihat faktor ini memiliki probabilitas lebih dari 0.05 yaitu
0.418, sehingga dinyatakan tidak signifikan.
t-tabel = 2.006
t-hitung = -0.817
Gambar 4.
Signifikansi pengaruh orientasi hasil
Temuan ini merupakan bukti empiris yang tidak mendukung
hipotesis yang menyatakan orientasi hasil secara parsial berpengaruh
posit if terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi, sehingga Ha
e. Koefesien Orientasi Orang
Koefesien regresi faktor kondisi sebesar 0.296 merupakan besarnya
kontribusi faktor orientasi orang dalam mempengaruhi prestasi kerja,
nilai positif menjelaskan peningkatan faktor orientasi orang dapat
meningkatkan prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Evaluasi terhadap signifikansi pengaruhnya dilakukan melalui nilai
hitung yang dihasilkan, terlihat pada gambar dibawah besarnya
t-hitung faktor orientasi orang lebih kecil dari t-tabel sebesar 2.006
(df=53, α=5%) sehingga berada di daerah penerimaan Ho atau
menolak Ha. Dapat juga dievaluasi melalui nilai probabilitas yang
dihasilkan, terlihat faktor ini memiliki probabilitas lebih dari 0.05 yaitu
0.350, sehingga dinyatakan tidak signifikan.
t-tabel = 2.006
t-hitung = 0.943
Gambar 5.
Signifikansi pengaruh orientasi orang
Temuan ini merupakan bukti empiris yang tidak mendukung
positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi, sehingga Ha
dinyatakan ditolak.
f. Koefesien Keagresifan
Koefesien regresi faktor keagresifan sebesar 0.029 merupakan
besarnya kontribusi faktor keagresifan dalam mempengaruhi prestasi
kerja, nilai positif menjelaskan peningkatan faktor keagresifan dapat
meningkatkan prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Evaluasi terhadap signifikansi pengaruhnya dilakukan melalui nilai
hitung yang dihasilkan, terlihat pada gambar dibawah besarnya
t-hitung faktor keagresifan lebih kecil dari t-tabel sebesar 2.006 (df=53,
α=5%) sehingga berada di daerah penerimaan Ho atau menolak Ha.
Dapat juga dievaluasi melalui nilai probabilitas yang dihasilkan,
terlihat faktor ini memiliki probabilitas lebih dari 0.05 yaitu 0.218,
sehingga dinyatakan tidak signifikan.
t-tabel = 2.006
t-hitung = 1.247
Gambar 6.
Temuan ini merupakan bukti empiris yang tidak mendukung hipotesis
yang menyatakan keagresifan secara parsial berpengaruh positif terhadap
prestasi kerja tenaga penjual asuransi tidak mendapat dukungan empirik
sehingga Ha ditolak.
g. Koefesien Kemantapan
Koefesien regresi faktor kemantapan sebesar 0.805 merupakan
besarnya kontribusi faktor kemantapan dalam me mpengaruhi prestasi
kerja, nilai positif menjelaskan peningkatan faktor kemantapan dapat
meningkatkan prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Evaluasi terhadap signifikansi pengaruhnya dilakukan melalui nilai
hitung yang dihasilkan, terlihat pada gambar dibawah besarnya
t-hitung faktor kemantapan lebih besar dari t-tabel sebesar 2.006 (df=53,
α=5%) sehingga berada di daerah penerimaan Ha atau menolak Ho.
Dapat juga dievaluasi melalui nilai probabilitas yang dihasilkan,
terlihat faktor ini memiliki probabilitas kurang dari 0.05 yaitu 0.029,
t-hit = 2.239 t-tabel = 2.006
Gambar 7.
Signifikansi pengaruh Kemantapan
Temuan ini merupakan bukti empiris yang mendukung hipotesis
yang menyatakan kemantapan secara parsial berpengaruh positif
terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi mendapat dukungan
empirik sehingga Ha dinyatakan diterima.
C. Pembahasan
Beberapa faktor budaya organisasi yang secara konsep dapat
mempengaruhi prestasi kerja tenaga penjual asuransi tidak terbukti di AJB
Bumiputera Muntilan, hanya faktor kemantapan yang terbukti mempengaruhi
prestasi kerja. Hal ini menunjukkan bahwa kemantapan tetap mempengaruhi
prestasi kerja seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi modern.
Kemantapan merupakan pondasi kokoh dan salah satu modal untuk mencapai
tujuan perusahaan. Apabila kemantapan dalam perusahaan kuat, akan
memberikan suatu pemahaman yang jelas bagi para karyawan dalam
perusahaan tersebut. Selain itu kemantapan juga akan meningkatkan
komitmen karyawan akan pekerjaannya. Dengan demikian, maka prestasi
kerja pun akan meningkat.
Bila konsep yang telah peneliti kemukakan pada bab II merupakan
terminologi atau yang selama ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh
faktor- faktor budaya organisasi, yaitu inovasi dan pengambilan risiko,
perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan dan
kemantapan terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi, maka temuan
penelitian ini menunjukan telah terjadi perubahan atau pengecualian di AJB
Bumiputera Muntilan.
Perubahan ini dapat dijelaskan dari banyak sudut pandang, diantaranya
dari kemajuan teknologi informasi yang sangat membantu dalam
mempermudah tatacara penyampaian informasi dan integrasi. Dengan
kemajuan itu beberapa perusahaan asuransi telah melakukan penjualan
produknya dengan mensinergikan atau terintegrasi dengan perusahaan
perbankan atau perusahaan keuangan lain. Mereka tidak lagi melakukan
penjua lan dengan cara mendatangi dari rumah ke rumah, tetapi secara sistemik
memanfaatkan kemajuan teknologi.
Perubahan atau pergeseran tersebut tentu berdampak pada cara menjual,
nampaknya sekarang ini penjualan asuransi lebih dipengaruhi keberhasilan
perusahaan asuransi dalam membuat sistem yang dapat mengintegrasikan,
mensinergikan, memudahkan, mempercepat, dan kemampun lain yang sejalan
penjualan bukan lagi pada karyawan asuransi, melainkan pada karyawan
perusahaan lain yang diintegrasikan, seperti bank atau lembaga properti.
Dalam tatacara seperti itu, maka tidak relevan lagi menjelaskan prestasi
tenaga penjual asuransi melalui variabel- variabel konvensional, seperti
agresifitas, orientasi orang atau hasil, pengambilan risiko, dan variabel lain
yang tidak selaras dengan kemajuan teknologi. Inilah sebabnya dalam
penelitian ini tidak ditemukan bukti pengaruh secara parsial budaya organisasi
selain kemantapan terhadap prestasi tenaga penjual asuransi di AJB Bumi
52
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Faktor inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil,
orientasi orang, keagresifan dan kemantapan secara bersama memberikan
pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi AJB Bumi
Putera Muntilan sebesar 35.9%.
2. Secara parsial, faktor inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian,
orientasi hasil, orientasi orang, dan keagresifan tidak berpengaruh signifikan
terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi. Hal ini ditunjukkan dengan p
value inovasi dan pengambilan risiko sebesar 0.053; perhatian ke rincian
sebesar 0.790; orientasi hasil sebesar 0.418; orientasi orang sebesar 0.350;
dan keagresifan sebesar 0.218.
3. Secara parsial, faktor kemantapan signifikan mempengaruhi prestasi kerja
tenaga penjual asuransi AJB Bumi Putera Muntilan, dengan p value sebesar
B. Saran
Banyaknya faktor budaya organisasi yang tidak berpengaruh signifikan
terhadap prestasi tenaga penjual asuransi AJB Bumiputera, merupakan alasan
harus dilakukannya evaluasi terhadap faktor tersebut. Bila tidak ditemukan
adanya kekeliruan perusahaan dalam mengelola faktor tersebut, maka berarti
telah terjadi penurunan kekuatan faktor tersebut dalam mempengaruhi prestasi
tenaga penjual asuransi. Oleh karena itu penulis menyarankan agar perusahaan
sesegera mungkin mengevaluasi budaya organisasinya, serta
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Boediono dan Koster, Wayan.(2002). Statistika dan Probabilitas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ghozali, Imam. (2002). Statistik Non-Parametik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoko, T Hani. (1998). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
---. (1995). PengantarManajemen. Yogyakarta: BPFE UGM. Indianto, Nur dan Supomo, Bambang. (2000). Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Kotler, Philip. (1993). Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid 1; (Alih bahasa: Jaka Wasana). Edisi Keenam. Jakarta:Erlangga.
---. (2000). Manajemen Pemasaran. Jilid 1; (Alih bahasa: Hendra Teguh, dkk.). Jakarta: Prenhallindo.
Kustituanto, Bambang. (1988). Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Manullang dan Manullang, Marihot AMH. (2001). Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ranupandojo dan Husnan.(2002). Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE Riyanto, Bambang (1994). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Robbins, Stephen P. (1996). Perikaku Organisasi. Jilid 2; (Alih bahasa: Hadyana Pujaatmaka). New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Swastha, Basu. (1984). Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.
KUESIONER BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA
Nama responden:
Berilah check list (P) pada kolom jawaban yang menurut anda paling sesuai!
No Sangat
Baik
Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
1 Seberapa baik perusahaan mampu
mendorong karyawan untuk inovatif?
2 Seberapa baik perusahaan mampu
mendorong karyawan agar berani mengambil risiko dalam mengejakan pekerjaannya?
3 Seberapa baik perusahaan menuntut
karyawan agar cermat?
4 Seberapa baik perusahaan menuntut
karyawan untuk memperhatikan suatu pekerjaan mulai dari yang erkecil?
5 Seberapa baik keputusan manajemen
memfokus pada cara kerja / teknik-teknik karyawan untuk menjual polis asuransi?
6 Seberapa baik perusahaan memperhatikan
proses pencapaian hasil dalam menjual polis asuransi?
7 Seberapa baik keputusan manajemen
memperhitungkan efek-efek hasil pada karyawan?
8 Seberapa baik keputusan manajemen
mempengaruhi sikap para karyawan?
9 Seberapa baik perusahaan dapat mendorong
karyawan agar bekerja secara keras dan tekun?
10 Seberapa baik karyawan mampu bersaing dalam bekerja?
11 Seberapa baik kegiatan organisasi mengembangkan suatu kepercayaan dan kemantapan?
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai!
1. Berapa banyak polis asuransi yang mampu anda jual setiap bulan?
a. 10 sampai 15 polis b. 5 sampai 9 polis c. kurang dari 5 polis
2. Berapa kali anda tidak masuk kerja selama 3 bulan terakhir?
a. belum pernah b. 1 sampai 3 kali c. lebih dari 3 kali
3. Berapa kali anda terlambat masuk kerja selama 3 bulan terakhir?
a. belum pernah b. 1 sampai 3 kali c. lebih dari 3 kali
4. Berapa besar nilai polis asuransi yang berhasil anda jual setiap bulan?
a. ≥ Rp.10.000.000
b. Rp.6.000.000 sampai Rp.9.000.000 c. dibawah Rp.6.000.000
Hal : Surat permohonan Lamp :
Yogyakarta, November 2006
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu/Saudara
Karyawan Asuransi Bumi Putera Di Muntilan
Dengan hormat,
Dengan rendah hati, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk
meluangkan waktu sejenak guna memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner ini. Hasil penelitian ini untuk tujuan ilmiah yaitu
penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Prestasi
Kerja Tenaga Penjual Asuransi”.
Tanggapan yang Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak akan mempengaruhi
apa-apa terhadap profesi anda dan dijamin kerahasiannya, oleh karena itu saya
mohon diisi dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang anda alami.
Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
8/23/2004 6:10:44 AM 1/2
atr1 atr2 atr3 atr4 atr5 atr6 atr7
8/23/2004 6:10:44 AM 2/2
atr8 atr9 atr10 atr11 atr12 atr13
Correlation Matrix
Reliability Coefficients 13 items Correlation between forms = .7337 Equal-length Spearman-Brown = .8464
Guttman Split-half = .8444 Unequal-length Spearman-Brown = .8471 Alpha for part 1 = .7994 Alpha for part 2 = .8233