• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki peran penting bagi suatu negara. Perdagangan internasional memberikan manfaat berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, pembangunan nasional, dan kesejahteraan nasional. Manfaat lain perdagangan internasional adalah setiap negara dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan. Kondisi sumber daya yang terbatas bukan lagi menjadi penghalang untuk terpenuhinya kebutuhan suatu negara. Kebutuhan terpenuhi karena adanya pertukaran barang dan jasa dari suatu negara ke negara lain. Pertukaran barang dan jasa tersebut melibatkan penduduk dari negara yang berbeda.

Era globalisasi saat ini menuntut setiap negara untuk terbuka dalam perdagangan internasional. Perdagangan akan menguntungkan bagi setiap negara yang terlibat. Indonesia terlibat dalam perdagangan internasional melalui kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan ekspor akan memberikan tambahan penghasilan bagi negara melalui devisa, sedangkan impor akan membantu terpenuhinya kebutuhan warga negara. Akhir tahun 2015, Indonesia memasuki ASEAN Economic Community. AEC akan mempermudah perpindahan barang dan jasa secara lebih bebas di kalangan negara-negara anggota ASEAN. Kondisi perdagangan yang semakin bebas menciptakan persaingan yang lebih ketat. Indonesia harus mampu bersaing dengan negara lain agar memperoleh manfaat yang lebih besar. Menghadapi pasar internasional tersebut, Indonesia dituntut mampu mengembangkan produk unggulannya untuk diperdagangkan.

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah laut Indonesia sekitar 7,9 juta km² dan memiliki panjang garis pantai sekitar 80.791 km² (Tajerin dan M. Noor, 2004). Wilayah laut Indonesia yang luas membuat Indonesia memiliki potensi pengembangan sektor perikanan yang besar. Letak Indonesia yang berada diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta Samudra Pasifik dan Samudra Hindia menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan dan pelayaran yang strategis. Kondisi tersebut mendukung Indonesia menjadi salah satu negara eksportir produk perikanan terbesar di dunia.

(2)

2

Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Perikanan Indonesia Tahun 2009-2013

Rincian Tahun Kenaikan Rata-Rata (%)

2009 2010 2011 2012 2013 2009-2013 2012-2013 Surplus 2.165.941 2.472.016 3.032.740 3.441.296 3.724.610 14,63 8,23 Nilai Ekspor 2.466.202 2.863.831 3.521.091 3.853.658 4.181.857 14,26 8,52 Nilai Impor 300.261 391.815 488.351 412.362 457.247 12,61 10,88 Satuan : US$1000 Sumber: Badan Pusat Data, Statistik, dan Informasi (2015)

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa nilai ekspor komoditas perikanan Indonesia tahun 2009-2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan nilai tersebut meunjukkan terdapat kelebihan produksi perikanan Indonesia yang dapat diperdagangankan dalam pasar internasional. Setiap tahunnya, nilai ekspor komoditas perikanan Indonesia tumbuh sebesar 14,26%. Peningkatan nilai ekspor komoditas perikanan juga diikuti dengan peningkatan nilai impornya yaitu sebesar 12,61% per tahun. Peningkatan nilai ekspor yang lebih besar daripada impornya dapat membantu membiayai impor komoditas perikanan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Perdagangan komoditas perikanan memberikan surplus rata-rata per tahun sebesar 14,63%. Surplus tersebut menggambarkan komoditas perikanan Indonesia memberikan sumbangan devisa yang besar bagi negara. Peningkatan sumbangan devisa yang terjadi dapat meningkatkan perekonomian nasional, yang selanjutnya mendukung pembangunan nasional dan kesejahteraan nasional.

Nilai ekspor komoditas perikanan Indonesia yang besar menunjukkan pentingnya perdagangan internasional bagi Indonesia. Komoditas perikanan yang diperdagangkan meliputi udang, tuna, cakalang dan tongkol, mutiara, rumput laut, kepiting, ikan lainnya, dan lain-lain. Kegiatan ekspor produk perikanan Indonesia diperoleh dari kegiatan tangkap dan budidaya.

(3)

3

Tabel 1.2 Volume dan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Menurut Komoditas Utama Tahun 2009-2013

Rincian Tahun Kenaikan Rata-Rata (%)

2009 2010 2011 2012 2013 2009-2013 2012-2013 Volume (Ton) 881.413 1.103.576 1.159.349 1.229.114 1.258.179 9,66 2,36 Udang 150.989 145.092 158.062 162.068 162.410 1,9 0,21 Tuna, Cakalang, Tongkol 131.550 122.450 141.774 201.159 209.072 13,67 3,93 Mutiara 17 9 24 336 315 349,86 -6,40 Rumput Laut 94.003 123.075 159.075 174.011 183.075 18,69 5,21 Kepiting 18.673 21.537 23.089 28.212 34.173 16,47 21,13 Ikan lainnya 430.513 622.932 621.632 538.723 619.293 6,89 -3,61 Lainnya 55.668 68.481 55.693 124.605 149.841 37,08 20,25 Nilai (US$ 1.000) 2.466.202 2.863.831 3.521.091 3.853.658 4.181.857 14,26 8,52 Udang 1.007.481 1.056.399 1.309.674 1.304.149 1.684.086 14,39 29,13 Tuna, Cakalang, Tongkol 352.300 383.230 498.591 749.992 764.791 22,82 1,97 Mutiara 22.402 31.429 31.792 31.186 27.766 7,14 -10,97 Rumput Laut 87.773 135.939 157.587 177.923 209.975 25,43 18,01 Kepiting 156.993 208.424 262.321 329.724 359.304 23,32 8,97 Ikan lainnya 723.523 898.039 1.100.576 965.062 1.056.117 10,95 9,44 Lainnya 115.730 150.371 160.550 295.622 79.817 11,96 -73,00

Sumber : Badan Pusat Data, Statistik, dan Informasi (2015)

Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa udang merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia. Nilai ekspor udang terbesar dari komoditas utama perikanan lainnya. Ekspor udang memberikan sumbangan devisa terbesar dari sektor perikanan. Kenaikan rata-rata volume ekspor udang tahun 2009-2013 sebesar 1,9%, dan kenaikan rata-rata nilai ekspor udang tahun 2009-2013 sebesar 14,39%. Pada tahun 2013, kenaikan volume ekspor udang sebesar 0,21%. Kondisi tersebut sangat rendah bila dibandingkan dengan kenaikan rata-rata tahun 2009-2013, sedangkan pada kenaikan nilai ekspor tahun 2013, nilai ekspor udang Indonesia mengalami kenaikan sebesar 29,13% yang lebih besar dari kenaikan rata-rata 2009-2013. Hal tersebut berbanding terbalik karena peningkatan volume ekspor udang yang berada dibawah kenaikan rata-rata memberikan peningkatan nilai ekspor yang lebih besar dari kenaikan rata-rata-rata-rata. Kondisi tersebut dikarena harga udang dunia mengalami kenaikan yang pesat. Harga udang dunia yang tinggi menunjukkan komoditas udang Indonesia memiliki peran penting berkaitan pertumbuhan ekonomi.

(4)

4

Volume ekspor udang Indonesia yang cenderung meningkat menunjukkan ekspor komoditas udang Indonesia diterima pasar Internasional. Kondisi tersebut dapat berlangsung dalam jangka panjang, bila udang Indonesia memiliki daya saing. Daya saing diukur atas dasar perbandingan pangsa pasar komoditi itu pada kondisi pasar yang tetap. Daya saing suatu komoditas yang baik mendorong permintaan produk yang besar di masa mendatang. Daya saing menjadi kunci bagi negara untuk berhasil dalam perdagangan internasional.

Udang merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia dari sektor perikanan. Nilai ekspor udang yang besar menjadikan komoditas udang menarik untuk diteliti. Bagaimana tren pangsa pasar ekspor udang beku dan udang segar Indonesia terhadap total ekspor udang beku dan udang segar ASEAN dan dunia, faktor-faktor apa yang mempengaruhi penawaran ekspor udang Indonesia di pasar internasional, dan bagaimana daya saing ekspor udang beku dan udang segar Indonesia di pasar internasional. Hal ini sangat diperlukan untuk upaya pengembangan ekspor komoditas udang di masa mendatang dan evaluasi terhadap hasil kinerja ekspor udang Indonesia, agar tetap mempunyai daya saing dalam menghadapi perdagangan internasional.

2. Rumusan Masalah

Perdagangan internasional yang semakin bebas menciptakan persaingan antar negara produsen. Setiap negara dituntut untuk memperdagangkan produk unggulannya. Perdagangan produk unggulan dari masing-masing negara akan menciptakan daya saing dalam perdagangan internasional. Produk yang memiliki daya saing adalah produk yang memiliki biaya produksi rendah bila dibandingkan dengan produk sejenis dari negara lain, dan memiliki kualitas yang baik.

Berdasarkan tabel 1.2, setiap tahunnya terjadi fluktuasi volume dan nilai ekspor udang Indonesia ke luar negeri. Peningkatan volume ekspor udang tahun 2012-2013 sebesar 0,21% berada dibawah kenaikan volume ekspor rata-rata 2009-2013. Hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan kenaikan volume ekspor udang Indonesia. Perubahan kenaikan volume tersebut sangat mempengaruhi daya saing ekspor udang Indonesia di pasar internasional. Ketika volume ekspor udang Indonesia rendah akan mengakibatkan nilai ekspor udang Indonesia rendah dalam pangsa pasar ekspor produk tersebut di dunia sehingga daya saing udang Indonesia memiliki kecenderungan yang

(5)

5

menurun, akibatnya dimasa-masa mendatang volume ekspor udang dari Indonesia mengalami penurunan akibatnya sumbangan devisa negara dari ekspor udang ikut menurun.

Berdasarkan latar belakang, maka ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana tren pangsa pasar ekspor udang beku dan udang segar Indonesia terhadap total ekspor udang beku dan udang segar ASEAN, dan dunia?

b. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor udang Indonesia di pasar internasional?

c. Bagaimana daya saing ekspor udang beku dan udang segar Indonesia di pasar internasional?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui tren pangsa pasar ekspor udang beku dan udang segar Indonesia terhadap total ekspor udang beku dan udang segar ASEAN, dan dunia.

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor udang Indonesia di pasar internasional.

c. Mengetahui daya saing ekspor udang beku dan udang segar Indonesia di pasar internasional.

4. Kegunaan

a. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan pola pikir dan sebagai prasyarat untuk memperoleh derajat Sarjana Pertanian Universitas Gadjah Mada. b. Bagi perumus kebijakan, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan

kebijakan ekspor udang Indonesia.

c. Bagi pelaku agribisnis udang, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai strategi pemasaran dan manajemen usaha.

d. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai referensi atau informasi yang bermanfaat untuk dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut.

Gambar

Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Perikanan Indonesia Tahun 2009-2013
Tabel 1.2 Volume dan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Menurut Komoditas Utama Tahun  2009-2013

Referensi

Dokumen terkait

Pemberdayaan bina manusia yang dilakukan di LMDH Wonosari Lestari meliputi kejelasan pemahaman tentang Sistem PHBM, keterlibatan dalam proses perencanaan,

Juga dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebiasaan mencuci tangan sudah menjadi tradisi atau habbit di Kalangan anak-anak usia dini, namun problemnya ada pada

Penerapan Metode Crank-Nicholson pada kasus adveksi-difusi 2D untuk proses sesaat dan kontinu dengan variasi nilai kecepatan dan koefisien difusi untuk waktu simulasi

Pencemaran udara adalah salah satu masalah yang perlu cepat diselesaikan karena dampaknya yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, terutama dapat mengganggu

Data hasil pengujian lelah (fatigue) dengan menggunakan standar ASTM E466 dengan nilai tegangan lentur maksimum 386,23 Mpa diperoleh pada beban pengujian lelah 18 kgf, spesimen

Seseorang yang menderita epilepsi tidak akan beraktivitas seperti orang pada umumnya, hal itu dikarenakan saat ODE (Orang Dengan Epilepsi) beraktivitas yang kemudian

rangka kuda-kuda baja Keterlambatan ini akan menghambat pekerjaan lainnya yang tergantung pada pemasangan rangka kuda-kuda baja, seperti pemasangan usuk, reng, kemudian

Sedangkan, usaha yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Muara Pinang , melalui: (1) memberikan keteladanan dalam hal kehadiran dengan selalu berusaha untuk