• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA SDR. T DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA SDR. T DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

PADA SDR. T DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang

Pendidikan Diploma III Keperawatan Pendidikan Ahli Madya

Keperawatan

Disusun Oleh :

Ici Tri Astuti

A01301764

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

iv

Program Studi DIII Keperawatan

Sekoah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

KTI, Agustus 2016

Ici Tri Astuti¹, Irmawan Andri Nugroho²

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN

DAN NYAMAN PADA SDR. T DI RUANG TERATAI RSUD

DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar Belakang: Masalah karya tulis ilmiah ini berdasarkan data yang diperoleh

dari berbagai sumber kepustakaan yang menyatakan kebutuhan rasa dan nyaman.

Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar yang merupakan tujuan pemberian

asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama

dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual,

psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan

dan merasakan nyeri.

Tujuan:

Untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan

masalah gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman pada pasien pre operasi

hernia.

.

Asuhan Keperawatan:

Masalah utama yang muncul pada klien Sdr. T yaitu

nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis. Implementasi yang

dilakukan berdasarkan intervensi yang dibuat yaitu mengkaji nyeri secara

komprehensif, mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan,

memonitor TTV, memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan klien cara

mengontrol nyeri dengan teknik non farmakologi (nafas dalam dan terapi musik),

edukasi keluarga tentang management nyeri. Evaluasi keperawatan: masalah nyeri

akut berhubungan dengan agen cedera biologis teratasi.

Analisis Tindakan:

Kombinasi antara teknik nonfarmakologi nafas dalam dan

terapi musik ini direkomendasikan untuk mengatasi nyeri khususnya pada klien

pre operasi.

(5)

v

Diploma III of Nursing Program

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

Nursing Care Report, August 2016

Ici Tri Astuti¹, Irmawan Andri Nugroho²

ABSTRACT

NURSING CARE OF INTERFERENCE SECURE AND COMFORT NEED

TO MR. T IN TERATAI WARD DR. SOEDIRMAN HOSPITAL OF

KEBUMEN

Background: The issue of scientific paper is based on data obtained from various

sources of literature that states need taste and comfortable. Convenience is a basic

need that is the purpose of nursing care. The concept of the convenience of having

the same subjectivity of pain. Each individual has a characteristic physiological,

social, spiritual, psychological, and cultural influences how they interpret and

pain.

Objective: To provide an overview of nursing care with interference problems the

needs of safety and comfort for patients pre hernia surgery.

Nursing: The main problem that appears on the client Mr. T is acute pain

associated with injury to biological agents. The implementation is based on the

intervention made that assess pain in a comprehensive manner, observing the

reaction of non-verbal discomfort, monitor vital signs, giving a comfortable

position, teaches clients how to control pain with techniques non-pharmacological

(deep breathing and music therapy), educating families about the management of

pain , Evaluation of nursing: the problem of acute pain associated with injury to

biological agents is resolved.

Analysis Action: The combination of nonpharmacological techniques deep breath

and music therapy is recommended to treat pain, especially in the pre clients

operations.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah

irobbil’alamin

. Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “

Asuhan Keperawatan Gangguan

Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Sdr. T Diruang Teratai Rsud Dr.

Soedirman Kebumen

”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya

kepada yang terhormat:

1.

Bapak M. Madkhan Anis, S.Kep., Ns selaku ketua STIKes Muhammadiyah

Gombong yang memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.

2.

Bapak Sawiji, S.Kep., Ns., M.Sc selaku ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

kesehatan di STIKes Muhammadiyah Gombong.

3.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Soedirman Kebumen yang

telah memberikan ijin tempat untuk melaksanakan ujian komprehensif.

4.

Kepala dan seluruh staf bangsal Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Soedirman Kebumen, yang telah membimbing dan membantu dalam proses

ujian komprehensif.

5.

Bapak Irmawan Andri, M.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi,

perasaan

nyaman

dalam

membimbing

serta

memfasilitasi

demi

terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

6.

Segenap dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Gombong yang telah membimbing dan memberikan materi selama belajar di

(7)

vii

7.

Keluarga besarku tercinta, terutama Ibu, Bapak, Suami yang telah

memberikan dukungan moril maupun materil serta motivasi untuk dapat

menyelesaikan kuliah dengan baik.

8.

Sdr. T beserta keluarga yang telah berkenan untuk bekerjasama dengan

penulis selama melaksanakan asuhan keperawatan.

9.

Teman - teman seperjuangan dan sahabatku tercinta yang telah memberikan

semangat, bantuan tenaga, pikiran dan perhatian, sehingga saya dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.

Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah

memberikan saran dan bantuannya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Saya menyadari bahwa penyusunan dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi bentuk maupun isinya. Oleh karna

itu, saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi perbaikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan saya semoga

Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Gombong, 5 Agustus 2016

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ... ii

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Tujuan ... 5

C.

Manfaat ... 6

BAB II KONSEP DASAR

A.

Kebutuhan Rasa Aman & Nyaman ... 7

B.

Nyeri ... 9

1.

Definisi ... 9

2.

Fisiologi nyeri ... 10

3.

Pengkajian nyeri ... 15

4.

Penatalaksanaan nyeri... 20

C.

Penggunaan Terapi Musik untuk Menurunkan Nyeri ... 24

1.

Definisi ... 24

2.

Manfaat terapi musik ... 25

3.

Cara kerja terapi musik ... 25

4.

Tata cara pemberian terapi musik ... 26

5.

Prosedur pelaksanaan terapi musik ... 27

BAB III RESUME KEPERAWATAN

A.

Pengkajian ... 30

B.

Analisa Data ... 33

(9)

ix

BAB IV PEMBAHASAN

A.

Diagnosa Keperawatan ... 41

1.

Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ... 41

2.

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ... 43

3.

Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi .. 45

B.

Proses Keperawatan ... 46

C.

Analisis Inovasi Tindakan Keperawatan ... 55

BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 59

B.

Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ...

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kenyaman merupakan keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia

akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan dalam

sehari-hari), trasenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan

nyeri), kelegaan (kebutuhan dapat terpenuhi). Kenyamanan meski dipandang

secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu fisik (berhubungan dengan

sensasi tubuh), sosial (berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga,

sosial), psikospiritual (berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri

sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan), dan

lingkungan (berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal

manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya)

(Potter & Perry, 2006). Secara umum nyeri merupakan suatu rasa yang tidak

nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri diartikan sebagai suatu keadaan

yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang

pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

Nyeri ialah sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.

Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap nyeri beragam

sensasi dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya. Hal tersebut

menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien. Penyebab

nyeri sendiri dapat diklasifikasikan ke dalam 2 golongan yaitu fisik dan psikis

(Asmadi, 2008).

Ketidaknyamanan yang dirasakan setiap individu masing- masing berbeda

tergantung bagaimana individu tersebut menyikapinya. Ketidaknyamanan

fisik pada individu salah satunya ialah nyeri baik itu nyeri akut (nyeri yang

berlangsung kurang dari 6 bulan) maupun nyeri kronis (nyeri yang

(11)

2

adalah suatu keadaan yang mengalami sensasi yang tidak menyenangkan

dalam merespon stimulus (Tamsuri, 2007).

Kesehatan merupakan bagian penting bagi hidup kita, dimana dengan

hidup sehat kita bisa menjalankan semua aktifitas dengan baik, pada zaman

seperti sekarang ini dimana tantangan hidup semakin besar dan kebutuhan

hidup juga semakin banyak sehingga manusia dituntut untuk bekerja keras

agar kebutuhannya terpenuhi semuanya sampai mengesampingkan kesehatan,

padahal semakin berat pekerjaan semakin banyak penyakit yang ditimbulkan,

seperti hernia penyakit ini bisa timbul karena pekerjaan yang keras seperti

mengangkat benda

benda berat (Romadhon dan Wicaturatmashudi, 2014).

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga yang

bersangkutan. Di negara berkembang seperti di Indonesia ini banyak sekali

kasus hernia, yang salah satunya disebabkan karena pola hidup seseorang.

Diantaranya karena pola buang air besar yang kurang teratur, sering mengejan

pada saat buang air besar, pola makan yang kurang berserat, serta para

pekerja yang dituntut untuk mengangkat benda berat sehingga meningkatkan

tekanan pada intraabdomen (Romadhon dan Wicaturatmashudi, 2014).

Kortz dan Sabiston (1994) mengemukakan bahwa hernia timbul dalam

sekitar 1,5% populasi umum di Amerika Serikat. Sekitar 75% dari kasus

hernia terjadi dalam regio inguinalis dan sekitar 50 persennya merupakan

hernia inguinalis lateralis. Diperkirakan 15% populasi dewasa menderita

hernia inguinal, 5-8% pada rentang usia 25-40 tahun dan mencapai 45% pada

usia 75 tahun. Hernia inguinalis dijumpai 25 kali lebih banyak pada pria

dibanding wanita (Romadhon dan Wicaturatmashudi, 2014).

Data Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa berdasarkan

ditribusi penyakit sistem cerna pasien rawat inap menurut golongan sebab

sakit Indonesia tahun 2004, hernia menempati urutan ke-8 dengan jumlah

18.145 kasus, 273 diantaranya meninggal dunia. Dari total tersebut, 15.051

diantaranya terjadi pada pria dan 3.094 kasus terjadi pada wanita. Sedangkan

untuk pasien rawat jalan, hernia masih menempati urutan ke-8. Dari 41.516

(12)

3

pasien pria dan 4.922 pasien wanita (Romadhon dan Wicaturatmashudi,

2014).

Data yang diperoleh dari rumah sakit islam (RSI) Siti Khadijah

Palembang, tercatat adanya kasus hernia yang membutuhkan tindakan

pembedahan, tahun 2011 tercatat sebanyak 239 kasus, tahun 2012 tercatat

sebanyak 128 kasus, dan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 366 kasus

(Romadhon dan Wicaturatmashudi, 2014).

Hernia dapat dijumpai pada semua usia, lebih banyak terjadi pada pria

dibandingkan wanita. Karena pekerjaan yang dilakukan pria lebih berat dari

pada wanita. Umumnya penderita dan masyarakat mengatakan bahwa

penyakit hernia adalah penyakit turun berok, kelingsir, serta adanya benjolan

didaerah selangkangan atau kemaluan dan sebagian besar penderita dan

masyarakat tidak segera melakukan pengobatan seperti operasi (Romadhon

dan Wicaturatmashudi, 2014).

Masalah keperawatan yang muncul pada pasien hernia inguinalis salah

satunya yaitu nyeri. Menurut Smeltzer (2006), nyeri adalah sebagai suatu

sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan

berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang

dirasakan dalam kejadian- kejadian dimana terjadi kerusakan (Judha, 2012).

Nyeri merupakan pengalaman sensori emosional yang tidak menyenangkan

akibat dari kerusakan jaringan aktual atau potensial (Tamsuri, 2007).

Untuk mengatasi rasa nyeri dapat dilakukan dengan metode farmakologi

dan non farmakologi. Nyeri merupakan suatu gangguan rasa aman dan

nyaman. Menurut Kolcaba, (1992) dalam Potter & Perry, (2012) kenyamanan

adalah keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan

tersebut mencakup kebutuhan akan ketentraman atau suatu kepuasan yang

meningkatkan penampilan sehari-hari, kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),

dan transenden (keadaan mengenai sesuatu yang melebihi masalah nyeri).

Banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi nyeri salah satunya yaitu

dengan teknik distraksi relaksasi dan distraksi relaksasi dapat dilakukan

(13)

4

relaksasi pernafasan, teknik pernafasan, dan imajinasi terpimpin (Tamsuri,

2007).

Menurut Ayudiahningsih & Maliya, (2009) selain tindakan farmakologi

(analgesik) cara lain yang berperan yakni tindakan non farmakologi dalam hal

ini teknik relaksasi. Teknik relaksasi merupakan alternatif non obat-obatan

dalam strategi penanggulangan nyeri, disamping metode distraksi. Relaksasi

merupakan suatu kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress,

karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik

relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak

nyaman atau nyeri.

Tindakan lain yang dapat digunakan selain relaksasi adapun terapi musik.

Terapi musik sebagai teknik relaksasi yang digunakan untuk penyembuhan

suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik

yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan,

seperti musik klasik, instrumentalia, dan slow musik (Erfandi, 2009).

Dari hasil penelitian Nurdiansyah (2015) tentang Pengaruh terapi musik

terhadap respon nyeri pada pasien dengan post operasi di RSUD A. Dadi

Tjokrodipo kota Bandar Lampung dapat disimpulkan bahwa rerata respon

nyeri responden pada kelompok intervensi sebelum terapi musik adalah

sebesar 8,35, sedangkan rerata respon nyeri responden pada kelompok kontrol

sebelum diberikan prosedur standar adalah sebesar 8,65, rerata respon nyeri

responden pada kelompok intervensi setelah terapi musik adalah sebesar 5,71,

sedangkan rerata respon nyeri responden pada kelompok kontrol setelah

diberikan prosedur standar adalah sebesar 7,06 (Jurnal Kesehatan, Vol. VI,

No. 1, April 2015).

Setiap individu dapat merasakan nyeri yang akan menimbulkan

ketidaknyamanan fisik, begitu pula yang terjadi pada Sdr. T walaupun belum

melakukan operasi pastilah masih ada rasa nyeri karena proses penyakit

hernia yang nyerinya masih hilang timbul. Namun nyeri tadi dapat diobati

dengan obat (farmakologis) yaitu obat analgetik dan juga dapat dialihkan

(14)

5

Kebutuhan rasa aman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

yang selalu dirasakan dan diinginkan oleh masing-masing setiap individu.

Nyeri adalah salah satu respon yang tidak menyenangkan baik ringan maupun

berat yang dapat timbul pada seseorang yang mengalami kondisi tidak sehat.

Nyeri dapat timbul karena ada susunan saraf pusat, nyeri terjadi karena

terdapat gangguan pada suatu jaringan dan di jaringan itu juga dapat

mengenai setiap individu. Tindakan non farmakologis dan farmakologis

merupakan salah satu solusi untuk mengatasi nyeri (Potter & Perry, 2006).

Penulis tertarik untuk mengambil ju

dul “Asuhan Keperawatan Gangguan

Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman Pada Sdr. T di Ruang Teratai RSUD Dr.

Soedirman“ karena penulis ingin memberikan informasi tentang cara

penanganan dalam hal mengurangi rasa nyeri dengan cara non farmakologi.

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Sdr. T dengan pre operasi

hernia selama 3 hari, penulis banyak menemukan hal-hal yang bermanfaat

dan bisa menumbuhkan wawasan bagi penulis tentang penanganan keluhan

nyeri khususnya pada pasien pre operasi hernia.

B.

Tujuan Penulisan

1.

Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjelaskan

Asuhan Keperawatan yang diberikan pada klien dengan Gangguan

Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Sdr. T di Ruang Teratai RSUD

Dr. Soedirman Kebumen.

2.

Tujuan Khusus

a.

Memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan Gangguan Kebutuhan

Rasa Aman dan Nyaman pada Sdr. T di Ruang Teratai RSUD Dr.

Soedirman Kebumen.

b.

Memaparkan hasil diagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah yang

muncul pada klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan

Nyaman pada Sdr. T di Ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman

(15)

6

c.

Memaparkan hasil rencana keperawatan untuk mengatasi klien dengan

Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Sdr. T di Ruang

Teratai RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

d.

Memaparkan hasil tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan

pada klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

pada Sdr. T di Ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

e.

Memaparkan hasil evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada klien

dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Sdr. T di

Ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

C.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan yaitu:

1.

Bagi Institusi/Pendidikan

Karya tulis ini diharapkan mampu menjadi referensi penulisan

karya tulis baik ilmiah maupun non ilmiah, dan memberikan referensi

untuk tindakan yang saat ini sedang populer untuk pembelajaran

mahasiswa Prodi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Gombong tentang penanganan nyeri pre operasi pada klien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman dengan metode

nafas dalam dan terapi musik.

2.

Bagi Rumah Sakit

a.

Bagi Perawat

Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

rumah sakit dan perawat yang bekerja dalam rumah sakit tersebut

dalam penanganan nyeri secara non farmakologis terutama metode

terapi musik sebagai inovasi. Dapat mempraktekan cara

penanganan nyeri pre operasi dengan nafas dalam dan terapi

musik. Meningkatkan keperdulian perawat akan pentingnya

pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman, dan memberikan

(16)

7

dalam membantu mengurangi nyeri khususnya pada pasien pre

operasi.

b.

Bagi Klien dan Keluarga

Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan

kesehatan bagi klien dan keluarganya bahwa nyeri pre operasi itu

merupakan respon tubuh yang normal sehingga dapat mengurangi

intensitas kecemasan pada klien dan keluarganya, dan diharapkan

dapat menjadi sumber pengetahuan tentang cara penanganan nyeri

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, (2008).

Teknik Prosedural Keperawatan ; Konsep dan Aplikasi

Kebutuhan Dasar Klien.

Jakarta : Salemba Medika.

Azizah, Nisak, Nisa (2015). Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik

Sebagai Upaya Penurunan Intensitas Nyeri Haid

. The 2td University

Research Coloquium 2015.

Djohan (2006).

Terapi Musik Teori dan Aplikasi

. Yogyakarta : Galang Press.

Gutgsell K. J et all. (2013).

Music Therapy Reduces Pain in Palliative Care

Patient: A Randomized Controlled Trial. Journal of Pain and Symptom

Management, Vol. 45, No. 5 May 2013.

Herdman, T. Heather. (2012).

Diagnosisi Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2012 - 2014.

Jakarta : EGC

Herdman,T. Heather. (2015

). NANDA Internasional Diagnosis Definisi Dan

Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.

Indonesia Departemen pendidikan Nasional, Pusat Bahasa (Indonesia), 2008.

Kamus Besar Bahas Indonesia Pusat Bahasa

. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

Irmawaty dan Ratilasari. (2014).

Manajemen Nyeri Menggunakan Terapi Musik

Pada Pasien Post Sectio Caesarea (Studi Kasus Di Rsud Pasar Rebo Tahun

2013).

Jurnal ilmiah WIDYA, Vol.2, No.3 Agustus-Oktober 2014.

Judha. (

2012

).

Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan.

Yogyakarta : Nuha

Medika.

Kozeir & Erb, (2009).

Buku Ajar Keperawatan Fundamental : Konsep Proses,

Praktik

. Jakarta : EGC

Mubarak & Chayatin. (2008).

Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia

. Jakarta :

EGC.

Murwani. (2009).

Buku Ajar Keperawatan Konsep Nyeri

. Jakarta : EGC

(18)

Muttaqin Arif. (2008).

Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Persyarafan

. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin Arif & Kumala Sari. (2013).

Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah dengan Gangguan Gastrointestinal.

Jakarta : Salemba Medika.

Moorhead, Su., et al. (2008).

Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth

Edition

.United States of America: Mosby Elsevier.

Nilsson, U. (2009).

Caring Music: Music Intervention For Improved Health.

Nurdiansyah, T. E. (2015). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Respon Nyeri pada

Pasien dengan Post Operasi Di Rsud A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar

Lampung.

Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 1 April 2015.

Prabowo, H & Regina, H.S (2007).

Tritmen Meta Musik untuk Menurunkan

Stress

. http://repository.gunadarma.ac.id

Prasetyo, S. N. (2010).

Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri

. Yogyakarta :

Raha Ilmu.

Price dan Wilson, (2006).

Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit

.

Jakarta : EGC.

Priharjo, (2006).

Perawatan nyeri

. Jakarta : EGC

Primadita, A (2011

). Efektivitas Intervensi Terapi Musik Klasik terhadap Stres,

skripsi, Universitas Diponegoro.

Potter & Perry. (2006).

Fundamental of Nursing, Edition 7, vol 3

. Jakarta :

Salemba medika.

Potter & Perry (2006).

Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, &

Praktik Edisi ketujuh

. Jakarta : EGC.

Potter, P.A. & Perry, A.G., (2011).

Fundamentals of nursing

, (6th Ed). St. Louis,

MO: Mosby.

Romadhon dan Wicaturatmasudi. (2014). Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada

Pasien Hernia.

Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol.2, No.2 Agustus 2014.

(19)

Suhartini, A, (2008).

Prosedur Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V

. Jakarta :

Rieka Cipta

Tamsuri, A. (2007).

Konsep & Penatalaksanaan Nyeri

. Jakarta : EGC.

Tarwoto dan Wartonah. (2006).

Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan (3

th

ed.)

. Jakarta : EGC.

Yuanitasari, Lena. (2008).

Terapi Musik untuk Anak Balita Panduan untuk

Mengoptimalkan Kecerdasan Anak Melalui Musik,

Yogyakarta : Cemerlang

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

i

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA INGUINALIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Program di Ruang Teratai

RSUD Dr. Soedirman Kebumen

Di susun oleh:

Ici Tri Astuti

A01301764

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(44)

1

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA INGUINALIS

A.

PENGERTIAN

Menurut Suster Nada (2007) Hernia adalah sebuah tonjolan atau

benjolan yang terjadi di salah satu bagian tubuh yang seharusnya tidak

ada. Hernia adalah protusi (penonjolan) ruas organ , isi organ ataupun

jaringan melalui bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan atau

lubang abnormal. Menurut Ester (2006) hernia adalah protrusi abnormal

organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara normal

berisi..Menurut Jennifer (2007) hernia adalah protusi atau penonjolan isi

suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga

bersangkutan.

Dilihat

dari

macam

dan

jenis

hernia,

maka

dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1.

Berdasarkan terjadinya:

a.

Hernia bawaan atau congenital

Hernia yang terdapat pada waktu lahir.

b. Hernia dapatan atau akuisita

Hernia yang disebabkan oleh pengangkatan benda berat atau

strain atau cedera berat.

2.

Menurut letaknya

a.

Hernia Diafraga

Herniasi struktur abdomen atau retroeritoneum ke dalam rongga

dada.

b.

Hernia Inguinal

Hernia lengkung usus ke dalam kanalis inguinalis. Hernia

inguinalis adalah hernia yang terjadi penonjolan dibawah

inguinalis,di daerah lipatan paha Hernia ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1.

Hernia Inguinalis Interalis (indirek)

(45)

2

peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak

lateral dari pembuluh epigastrika inferior,lalu hernia masuk ke

kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,menonjol dan keluar

dari anulus inguinalis eksternum.lebih banyak terjadi pada

laki-laki usia muda.

2.

Hernia Inguinalis Medialis (direk)

Hernia yang melalui dinding inguinalis posteromedial dari vasa

epigastrika

inferior

didaerah

yang

dibatasi

segitiga

Hasseibach.lebih banyak terjadi pada orang tua.

c.

Hernia Umbilikal

Sejenis hernia abdominalis dengan sebagian usus menonjol di

umbilikus dan ditutupi oleh kulit dan jaringan subkutan.

d.

Hernia Femoral

Hernia gelung usus ke dalam kanalis femoralis.

e.

Hernia Epigastrika

Hernia abdominalis melalui linea alba diatas umbilikus.

f.

Hernia Lumbalis

Herniasi omentum atau usus di daerah pinggang melalui ruang

lesshaft atau segitiga lumbal.

3.

Menurut sifatnya

a.

Hernia Reponibel

Isi hernia dapat keluar masuk usus, keluar jika berdiri atau

mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,

tidak ada keluhan nyeri atau gejala abstruksi usus.

b.

Hernia Irreponibel

Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam

rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada

peritonium kantong hernia

c.

Hernia Inkarserata

Isi kantong tertangkap tidak dapat kembali ke dalam rongga perut

(46)

3

diartikan hernia irreponible yang sudah disertai dengan gejala

ileus yaitu tidak dapat flatus. Jadi pada keadaan ini terjadi

obstruksi jalan makan.

d.

Hernia Strangulata

Hernia irreponible dengan gangguan vaskulerisasi mulai dari

bendungan sampai nekrosis.

4.

Hernia menurut terlihat atau tidaknya

a.

Hernia Externa

Hernia yang menonjol keluar malalui dinding perut,

pinggang atau perineum.

b.

Hernia Interna

Tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam

rongga perut seperti foramen winslow, ressesus retrosekalis atau

defek dapatan pada mesinterium. Umpamanya setelah anatomi

usus. (Syamsuhidayat, 2006)

(47)

4

Kanalis inguinalis dibatasi dikraniolateral oleh anulus

inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia

transpersalis dan aponeurosis tranversus abdominis. Dimedial

bawah, diatas tuberkulum tubkum, kanal ini dibatasi oleh anulus

inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis moblikus

eksternus. Atapnya adalah aponeurosis moblikus eksternus,

dan didasarnya terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi

tali sperma pada lelaki, dan ligamentum rotundum pada

perempuan.

Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis

lateralis, karena keluar dari peritonium melalui anulus inguinalis

internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior,

kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan jika cukup

panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila

hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut

hernia skrotalis. (Sjamsuhidayat, 2004)

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada

bulan ke-8 kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut.

Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum kedaerah

skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut

dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir,

umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi

(48)

5

beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri

turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering

terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga

terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan

menutup pada usia 2 bulan. (Mansjoer, 2007).

C.

ETIOLOGI

Etiologi hernia Inguinalis menurut Hidayat (2006) adalah:

a.

Batuk

b.

Mengangkat benda berat

c.

Adanya presesus vaginalis yang terbuka

d.

Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk

kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.

e.

Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia

lanjut.

f.

Kehamilan multi para dan obesitas.

D.

PATOFISIOLOGI

Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah

faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada

waktu kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu

melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat

seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor

usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang

maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus. Apabila hernia

ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi

(49)

6

dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat

kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara

isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat

dimasukkan kembali.

Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau

berpindah sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap

cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia

strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu gejala abstruksi usus

sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan

menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik.

Isi hernia ini akan menjadi nekrosis.

Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang

akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan

dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan

peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate

akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada

strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah benjolan

menjadi merah. (Manjoer, Arif, 2000 : 314 –315, Syamsuhidayat, 1998 : 706).

E.

MANIFESTASI KLINIS

Adapun Manifestasi Klinis yang timbul menurut Hidayat (2006) yaitu

a.

Penderita terdapat benjolan pada daerah-daerah kemungkinan terjadi

hernia

(50)

7

c.

Bila menangis , mengesan dan mengangkat benda keras akan timbul

benjolan kembali

d.

Rasa nyeri pada benjolan/ mual dan muntah bila sudah terjadi

komplikasi.

e.

Benjolan tidak berwarna merah

f.

Bila di raba terdapat benjolan

Sedangkan menurut Long (1996),gejala klinis yang mungkin timbul

setelah dilakukan operasi :

a.

Nyeri

b.

Peradangan

c.

Edema

d.

Pendarahan

e.

Pembengkakan skrotum setelah perbaikan hernia inguinalis indirek

f.

Retensi urin

g.

Ekimosis pada dinding abdomen bawah atau bagian atas paha

F.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang muncul menurut Hidayat (2006) yaitu:

a.

Hernia ireponibel (inkarserata)

Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia

sehingga isi hermia tidak dapat dimasukan kembali pada keadaan ini

belum terjadi gangguan penyaluran isi usus .

b.

Hernia strangulata

Terjadi penekanan terhadap cincin hermia akibat makin banyaknya

usus yang masuk . Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus

di ikuti dengan gangguan vaskuler (proses strangulasi)

G.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan dari hernia menurut Hidayat (2006) www.indopos..co.id

(51)

8

a.

Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan

pemakaian penyangga yaitu untuk mempertahankan isi hernia yang

telah di reposisi (pengembalian kembali organ pada posisi normal)

.Reposisi ini tidak dilakukan pada hernia stranggulata , pemakaian

bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah

direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai

seumur hidup.Sebaiknya cara ini tidak dilanjutkan karena mempunyai

komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding di didaerah

yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam.

b.

Definitif

Tindakan definitif yaitu dengan jalan operasi.cara yang paling efektif

mengatasi hernia adalah pembadahan.untuk mengembalikan lagi organ

dan menutup lubang hernia agar tidak terjadi lagi. Ada dua prinsip

pembedaahan yaitu:

1)

Herniorafi

Perbaikan defek dengan pemasangan jaring melalui operasi terbuka

atau laparoskopik

2)

Herniotomi

Pada Herniotomy di lakukan pembedahan kantong hernia sampai

lehernya,kantong di buka dan di isi hernia dibebaskan kalau ada

perlengketan kemudian direposisi kantong hernia dijahit ikat

setinggi mungkin kalau di potong . Menurut Oswari

penatalaksanaan hermia yang terbaik adalah operasi dengan jalan

menutup lubang hernianya. Bila bagian dinding perut yang lemah

dipotong dan dijahit maka di sebut herniorhapy, bila seluruh

kantong hernia di potong misalnya pada hernia inkarserata yang

telah menjadi gangren maka di sebut herniorapy .Bila dinding

perut yang lemah itu ditempati dengan fasia , misal di ambil dari

(52)

9

H.

PEMERIKSAAN KHUSUS

Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya,

beratnya, apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di

sekelilingnya dan banyaknya akar syaraf yang terkompresi.

a.

Aktivitas/istirahat

Tanda dan gejala:atropi otot, gangguan dalam berjalan riwayat

pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu

lama.

b.

Eliminasi

Gejala: konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya

inkontinensia atau retensi urine.

c.

Integritas ego

Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan

timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.

d.

Neuro sensori

Tanda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot

hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan

dan kaki.

e.

Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala: sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku,

semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.

f.

Keamanan

Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja

terjadi(Doenges, 2000, hal 320

321).

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut

(Yudha, 2011) :

1.

Herniografi

Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam kavum

peritoneal dan dilakukan X-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi

untuk mengidentifikasi hernia kontralateral pada

groin

. Mungkin

terkadang berguna untuk memastikan adanya hernia pada pasien

dengan nyeri kronis pada

groin

.

2.

USG

(53)

10

Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi.

I.

POHON MASALAH

Nyeri

Terputusnya jaringan saraf

Peristaltik usus menurun

Gangguan eliminasi Faktor pencetus:

Aktivitas berat, bayi prematur, kelemahan dinding abdominal, tekanan intraabdominal yang tinggi

Hernia

Kantung hernia memasuki celah inguinal

Diatas ligamentum inguinal mengecil bila berbaring

Hernia inguinalis

Benjolan pada canalis inguinal

Mual Insisi bedah

Resiko perdarahan

Asupan gizi kurang Pembedahan

Nafsu makan menurun

Intake makanan inadekuat

Gangguan rasa nyaman

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Dinding posterior canalis inguinal yang lemah

Kurang pengetahuan

(54)

11

J.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Preoperasi

1.

Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot akibat penekakan oleh isi

hernia

2.

Hambatan

mobilitas

fisik

berhubungan

dengan

nyeri

dan

ketidaknyamanan, spasme otot.

3.

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

4.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan informasi

Pascaoperasi

1.

Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat tindakan

operasi

2.

Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah

3.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual muntah

4.

Resiko perdarahan

(55)

12

K.

Rencana Tindakan Keperawatan

Preoperasi

No.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Rencana Tindakan

Rasional

1.

Nyeri akut berhubungan dengan

diskontinuitas

jaringan

akibat

tindakan operasi

a.

Lakukan pengkajian

nyeri

secara

komprehensif (lokasi,

karakteristik,

durasi,frekuensi)

b.

Observasi

reaksi

nonverbal

dari

d.

Kontrol

lingkungan

yang

dapat

mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan,

pencahayaan

dan

kebisingan

e.

Lakukan penanganan

nyeri

non

farmakologis:

relaksasi nafas dalam

dan massage

f.

Ajarkan

keluarga

a.

Menentukan

skala

nyeri

pasien

b.

Mengetahui

tingkat

nyeri

pasien dari reaksi nonverbal

c.

Menjalin

hubungan

saling

percaya dengan pasien dan

menggali tingkat nyeri pasien

d.

Mengurangi faktor penyebab

nyeri

e.

Mengontrol dan menurunkan

nyeri pasien

(56)

13

teknik relaksasi nafas

dalam

g.

Menurunkan

tngkat

nyeri

pasien secara cepat dan tepat

2.

Hambatan

mobilitas

fisik

berhubungan dengan nyeri dan

ketidaknyamanan, spasme otot

b.Mengerti tujuan dari

peningkatan mobilitas

a.

Berikan

tindakan

pengamanan

sesuai

indikasi dengan situasi

yang spesifik

b.

Catat respon emosi

atau perilaku pada saat

immobilisasi, berikan

a.

Mengurangi resiko cidera

kepada pasien

b.

Memberikan rasa aman dan

nyaman kepada pasien

c.

Memberikan bantuan secara

total kepada pasien

d.

Mengurangi kelelahan pasien

selama prosedur

(57)

14

pasif

3.

Ansietas

berhubungan

dengan

perubahan status kesehatan

NOC

a.Anxiety self-kontrol

b.Anxiety level

c.Coping

Kriteria Hasil

a.Klien

mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan

gejala cemas

b.mengidentifikasi,

mengungkapkan dan

menunjukkan

tehnik

untuk

mengontrol

cemas

c.Vital sign dalam batas

normal

d.Postur tubuh, ekspresi

wajah, bahasa tubuh

menunjukkan

penurunan kecemasan

a.

Identifikasi

tingkat

kecemasan

b.

Gunakan pendekatan

yang menenangkan

c.

Jelaskan

semua

prosedur

dan

apa

yang

dirasakan

selama prosedur

d.

Lakukan back rub

e.

Kolarorasi pemberian

obat

a.

Mempermudah dalam

mengontrol kecemasan

b.

Memberikan perasaan yang

tenang kepada pasien

c.

Penjelasan tentang prosedur

merupakan hal yang harus

dijelaskan

d.

Melancarkan sirkulasi darah

dan menurunkan tingkat nyeri

e.

Menurunkan nyeri secara

(58)

15

4.

Kurang pengetahuan berhubungan

dengan kesalahn informasi

NOC

a.Knowledge:

disease

process

b.Knowledge:

health

behavior

Kriteria Hasil

a.Pasien dan keluarga

menyatakan

pemahaman

tentang

penyakit,

kondisi,

prognosis

dan

program pengobatan

b.Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan

prosedur

yang

dijelaskan

secara

benar

c.Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

kempabi

apa

yang

dijelaskan

a.

Jelaskan kembali

prosespenyakit dan

prognosis

b.

Diskusikan mengenai

pengobatan dan juga

efek sampingnya

c.

Diskusikan mengenai

kebutuhan diet

d.

Anjurkan untuk

melakukan evaluasi

medis secara teratur.

a.

Memberikan pengetahuan

kepada pasien

b.

Menjelaskan

prosedur

tindakan

c.

Membantu

memenuhi

kebutuhan nutrisi pasien

d.

Melakukan

evaluasi

(59)

16

L.

Pascaoperasi

No.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Rencana Tindakan

Rasional

1.

Nyeri akut berhubungan dengan

diskontinuitas

jaringan

akibat

tindakan operasi

a.

Lakukan pengkajian

nyeri

secara

komprehensif (lokasi,

karakteristik,

durasi,frekuensi)

b.

Observasi

reaksi

nonverbal

dari

d.

Kontrol

lingkungan

yang

dapat

mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan,

pencahayaan

dan

kebisingan

e.

Lakukan penanganan

nyeri

non

farmakologis:

relaksasi nafas dalam

a.

Menentukan

skala

nyeri

pasien

b.

Mengetahui

tingkat

nyeri

pasien dari reaksi nonverbal

c.

Menjalin

hubungan

saling

percaya dengan pasien dan

menggali tingkat nyeri pasien

d.

Mengurangi faktor penyebab

nyeri

(60)

17

nyeri berkurang

dan massage

f.

Ajarkan

keluarga

teknik relaksasi nafas

dalam

f.

Memberikan

pengetahuan

kepada keluarga

g.

Menurunkan

tngkat

nyeri

pasien secara cepat dan tepat

2.

Resiko infeksi berhubungan dengan

a.Klien bebas dari tanda

dan gejala infeksi

b.mendeskripsikan

proses

penularan

penyakit, factor yang

mempengaruhi

a.

Bersihkan lingkungan

setelah dipakai pasien

lain

b.

Pertahankan

teknik

isolasi

c.

Batasi

pengunjung

jika perlu

d.

Instruksikan

pada

pengunjung

untuk

gejala infeksi lokal

dan sistemik

f.

Ajarkan pasien dan

keluarga

tentang

tanda

dan

gejala

a.

Mengurangi resiko infeksi

silang

b.

Meminimalkan resiko infeksi

silang

c.

Memberikan kenyamanan

pada pasien

d.

Meminimalkan resiko infeksi

silang

e.

Mengetahui secara cepat

tanda-tanda infeksi

(61)

18

dalam batas normal

infeksi

g.

Kolaborasi

dengan

dokter

pemberian

antibiotik

h.

Instruksikan

kepada

pasien untuk minum

3.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual muntah

NOC

a.Nutritional

status:

food and fluid

b. Nutritional status:

nutrient intake

sesuai dengan tinggi

badan

b.

Berikan

makanan

yang terpilih sesuai

dengan

hasil

konsultasi ahli gizi

c.

Berikan

informasi

tentang

kebutuhan

nutrisi

d.

Monitor BB pasien

e.

Kolaborasi

dengan

ahli

gizi

untuk

menentukan

jumlah

kalori dan nutrisi

a.

Mengurangi resiko keracunan

makanan

(62)

19

4.

Defisit pengetahuan berhubungan

dengan keterbatasan kognitif

a.Pasien dan keluarga

menyatakan

pemahaman

tentang

penyakit,

kondisi,

prognosis

dan

program pengobatan

b.Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan

prosedur

yang

dijelaskan

secara

benar

c.Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

kempabi

apa

yang

dijelaskan

a.

Berikan

penilaian

tentang

tingkat

pengetahuan

pasien

tentang

proses

penyakit yang spesifik

b.

Jelaskan patofisiologi

dari penyakit dan hal

e.

Beri

penjelasan

penanganan

pasien

c.

Penjelasan

pada

keluarga

merupakan hal yang sangat

penting untuk mengurangi

kecemasan keluarga

d.

Memberikan kondisi terbaru

yang sedang dialami pasien

e.

Memberikan

pengetahuan

penanganan yang tepat

5.

Resiko perdarahan

NOC

a.Blood lose severity

b.Blood coagulation

a.

Monitor ketat

tanda-tanda perdarahan

b.

Monitor TTV

a.

Mengurangi resiko kehilangan

darah berlebih

(63)

20

Kriteria Hasil

a.Tidak ada hematuria

b.Tekanan darah dalam

batas normal

c.Tidak ada distensi

abdominal

d.Hemoglobin

dan

hematokrit

dalam

batas normal

c.

Pertahankan bed rest

selama

perdarahan

aktif

d.

Monitor status cairan

yang meliputi intake

dan output

e.

Kolaborasi

dalampemberian

produk

darah

(transfusi darah)

pasien

c.

Pergerakan

yang

berlebih

meningkatkan

resiko

perdarahan

d.

Memenuhi kebutuhan cairan

yang hilang akibat perdarahan

e.

Meningkatkan volume darah

(64)

21

Daftar Pustaka

Herdman,T. Heather. 2012.

Nanda International Nursing Diagnosis: Definitions

& Classification 2012-2014.

Oxford: Wiley-Blackwell.

Nanda International. 2011.

Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2012-2014

. Jakarta : EGC

Nurarif & Kusuma. 2006.

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis & NANDA and NIC-NOC

. Jakarta: Mediaction Publishing.

Mansjoer, Arif dkk. 2007.

Kapita Selekta Kedokteran

Edisi 3. Jakarta : Media

Aesculapius FK UI

(65)
(66)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

KLIEN HERNIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Program di Ruang Teratai

RSUD Dr. Soedirman Kebumen

Disusun Oleh :

Ici Tri Astuti

A01301764

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(67)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

(SAP)

Pokok Bahasan

: Cara menangani klien hernia

Penyuluh

: Ici Tri Astuti

Sasaran

: Sdr. T dan anggota keluarga

Jumlah Sasaran

: 3 orang

Tempat

: Ruang Teratai, RSUD Dr. Soedirman Kebumen

Waktu

: 1 x 30 menit

Hari / tanggal : Rabu, 1 Juni 2016/ pukul 08.30 WIB

I.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, di harapkan

Sdr. T dan anggota keluarga dapat mengerti dan memahami tentang cara

menangani klien hernia.

II.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan

Sdr. T dan keluarga dapat:

1.

Menyebutkan kembali pengertian hernia.

2.

Menyebutkan kembali 4 dari 4 penyebab hernia.

3.

Menyebutkan kembali 4 dari 4 pencegahan hermia.

4.

Menyebutkan kembali 2 dari 2 pengobatan hernia

III.

POKOK MATERI

1.

Pengertian hernia.

2.

Penyebab hernia.

3.

Cara pencegahan hernia saat di rumah.

(68)

IV.

METODE

JAM/

WAKTU

TAHAP

RESPON

5 menit

Orientasi

a.

Memberi Salam

b.

Mengingatkan Kontrak

c.

Menjelaskan maksud dan

tujuan

d.

Menanyakan kesediaan

e.

Apersepsi

a.

Menjawab salam

b.

Mendengarkan

c.

Mengerti

d.

Bersedia

e.

Belum

tahu

tentang hernia

20 menit

Kerja

a.

Menjelaskan

pengertian

hernia

b.

Menyebutkan

faktor

penyebab hernia

c.

Menyebutkan

pencegahan

hernia

d.

Menjelaskan

cara

pengobatan hernia

Keluarga

mendengarkan apa

yang di sampaikan

dan bertanya jika

belum tahu

5 menit

Terminasi

a.

Melakukan Evaluasi

b.

Memberikan Reward

c.

Memberikan salam penutup

a.

Keluarga

dapat

menyebutkan

kembali apa yang

di sampaikan

b.

Keluarga

berterima kasih

(69)

V.

MEDIA

1.

SAP (Satuan Acara Pembelajaran)

2.

Lembar balik dan

3.

Leaflet

VI.

SUMBER

https://makalahkeperawatan.wordpress.com/2012/10/23/makalah-hernia/

Brunner & Sudarth, 2009. “Keperawatan medikal bedah” edisi 8,

volume

2, Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC.

Kapita Selekta Kedokteran.Edisi III. 2007.MedicaAesculaplus FK UI.

Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. 2001. EGC

VII.

EVALUASI

1.

Evaluasi Persiapan

a.

Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes

b.

Media sudah siap 1 hari sebelum penkes

c.

Tempat dan waktu sudah ditentukan bersama keluarga

d.

SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes

2.

Evaluasi proses

Anggota keluarga kumpul semua

3.

Evaluasi Hasil

a.

sebutkan kembali pengertian hernia

b.

sebutkan kembali faktor penyebab hernia

c.

sebutkan kembali pencegahan hernia

(70)

VIII.

MATERI

1.

Pengertian

Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti

penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada

dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu

kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di

daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made

Kusala, 2009).

Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia adalah prostrusi atau

penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari

dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut

menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo

aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi

hernia.

Sedangkan menurut Tambayong (2006), Hernia adalah defek

dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti

peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki defek

tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa hernia inguinalis adalah suatu

keadaan keluarnya jaringan atau organ tubuh dari suatu ruangan

melalui suatu lubang atau celah keluar di bawah kulit atau menuju

rongga lainnya (kanalis inguinalis).

2.

Penyebab

Menurut Giri Made Kusala (2009), hal-hal yang dapat menyebabkan

terjadinya hernia adalah :

a.

Umur

Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria

Gambar

Tabel 3 Karakteristik responden
Tabel 2
Tabel 5
Tabel 1. Jumlah Sectio Caesarea di Indonesia
+6

Referensi

Dokumen terkait

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa upaya yang dilakukan guru PAI dalam membina akhlak siswa di SMPN 1 Plosoklaten sudah baik dan dapat mendorong siswa

Paskalis Abner SE., Kepala Biro Pendidikan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amugme dan Kamoro di Timika-Papua, yang dengan kesungguhan hati terus memberikan dukungan

Gemarani Harsari, S351502017, PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMBELI UNIT APARTEMEN YANG BERDIRI DI ATAS TANAH YANG DIBEBANKAN HAK TANGGUNGAN, 2017, Program Magister

salah satu bentuk kompresi data yang bertujuan untuk mengecilkan ukuran file audio.. dengan teknik,

Tujuan penelitian ini adalah untuk upaya penjualan kamar melalui media promosi di loji hotel solo, Kendala yang terjadi didalam lingkup hotel. Solusi mengatasi

Menguasai konsep teoritis sains, aplikasi matematika rekayasa, prinsip-prinsip rekayasa (engineering fundamentals), sains rekayasa dan perancangan rekayasa yang diperlukan

Prinsip konstruksi komponen, prinsip kerja berdasarkan teori medan tukar ganda dengan hukum Faraday dan Gaya Lorentz, model rangkaian ekivalen motor induksi