A. Deskripsi Teori
1. Metode Pembelajaran
Metode dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Fajri, 2007, 565) diartikan sebagai cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan. Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam setiap pembelajaran. Sedangkan metode menurut Winataputra (2005:4.3) metode mengajar merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Oleh karena itu metode pembelajaran diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih baik menekankan pembelajaran melalui proses. Untuk melaksanakan proses pembelajaran suatu materi pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu:
1. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. Metode pembejaran adalah alat untuk mencapai tujuan, maka tujuan itu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas sebelum menentukan atau memilih metode pembelajaran.
2. Kesesuaian metode pembelajaran dengan materi pembelajaran. Materi dari masing-masing pembelajaran tentu saja berbeda-beda. Misalnya materi pelajaran IPA akan lebih bersifat berpikir logis, akan berbeda dengan materi pelajaran pendidikan jasmani yang lebih praktis.
3. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kemampuan guru.
Seorang guru dituntut untuk menguasai semua metode pembelajaran,namun pada saat tertentu kemampuan guru terbatas. Misalnya dalam keadaan sakit.
4. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siswa.
apapun akan siap. Berbeda dengan siswa yang taraf berpikirnya kurang, harus banyak penjelasan.
5. Kesesuaian metode pembelajaran dengan sumber dan fasilitas yang tersedia.
Sumber dan fasilitas yang tersedia disuatu sekolah tentu saja berbeda-beda dari segi kuantitas dan kualitas. sekolah yang sumber dan fasilitasnya lengkap akan mudah menentukan metode apapun yang akan digunakan dalam pembelajaran bertolak belakang dengan sekolah yang fasilitasnya kurang lengkap, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan.
6. Kesesuaian metode pembelajaran dengan situasi kondisi belajar mengajar.
Situasi kondisi ini bisa berkaitan dengan tempat pembelajaran itu dilaksanakan. Di kota dengan desa yang terpencil metode yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan tempat.
7. Kesesuaian metode pembelajaran dengan waktu yang tersedia. Penggunaan waktu untuk masing-masing metode pembelajaran dalam membahas suatu materi pembelajaran tentu saja berbeda maka harus disesuaikan dengan penggunaan metode pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya penggunaan metode pembelajaran yang digunakan dalam setiap pembelajaran. Guru seharusnya memikirkan cara (metode) yang membuat siswa dapat belajar secara optimal. Belajar secara optimal dapat dicapai secara optimal jika siswa aktif di bawah bimbingan guru yang aktif pula. Untuk melaksanakan proses pembelajaran suatu materi pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat.
Guru harus pandai dalam memilih metode yang paling tepat untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan banyaknya metode pembelajaran, tidak semua metode itu sama efektifnya untuk semua bidang studi, maka guru sebagai pengelola pembelajaran perlu memperhatikan kesesuaian strategi/metode yang akan digunakan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa agar mencapai tujuan pengajaran yang baik.
Dalam Winataputra (2005: 4.3) ada beberapa prinsip yang diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar ini, prinsip tersebut terutama berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan siswa, diantaranya:
1. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran.
2. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
4. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu.
5. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan(berinkuiri)terhadap suatu topik permasalahan.
6. Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak. 7. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara
mandiri.
8. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama.
9. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
Berdasarkan prinsip tersebut di atas, betapa besar pengaruh strategi atau metode mengajar ini sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru dalam melaksakan tugasnya harus secara analisis dan fleksibel menemukan metode yang harus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
2. PengertianMetode Discovery
Menurut Sund (dalam Roestiyah, 2008: 20) discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Adapun yang dimaksud dengan proses mental antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.
memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Menurut Nasution (2006:5.9) metode discovery memiliki beberapa kebaikan seperti: (1) dengan menemukan sendiri, berakibat murid lebih percaya pada diri sendiri, (2) memberi kesempatan pada murid mengembangkan kemampuannya sendiri, (3) dapat membangkitkan gairah belajar murid, (4) memberikan motivasi pada murid untuk belajar lebih giat.
Langkah-langkah umum dalam melaksanakan metode discovery secara umum menurut Richard Suchman dalam Sumiati dan Asra (2009:104) sebagai berikut:
b) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip pengertian konsep, dan generalisasi yang akan dipelajari.
c) Seleksi materi pembelajaran dan problema atau tugas-tugas. d) Membantu memperjelas:
1) Tugas problema yang akan dipelajari. 2) Peranan masing-masing siswa.
e) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
f) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.
g) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan. h) Membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan.
i) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.
j) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa.
k) Memuji dan membesarkan siswa yang tergiat dalam proses penemuan.
l) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atau hasil penemuan.
1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
2. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan ketrampilan dalam proses koginitif/pengenalan siswa.
3. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
4. Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.
5. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
6. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
7. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan untuk diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
8. Strategi itu berpusat kepada siswa tidak pada guru.
Walaupun demikian baiknya metode ini masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan:
2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil. 3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran yang tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan ketrampilan siswa.
5. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kritis.
3. Minat Siswa
Djaali (2008 : 121) menyebutkan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah menerima akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar. Semakain kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Selanjutnya Safari (2005: 111) mendefinisikan bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya dalam belajar. Definisi operasional minat belajar adalah skor siswa yang diperoleh dari tes minat belajar yang mengukur aspek: (1) kesukacitaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian, dan (4) keterlibatan.
memusatkan perhatian terhadap seseorang, sesuatu benda ataupun kegiatan tertentu. Minat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sikap, keduanya merupakan tenaga pendorong bagi perbuatan.
Menurut Usman (2006: 27) kondisi belajar-mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relative menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Menurut Slameto (2010 : 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dari pengertian tersebut dapat di disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan siswa agar tetap memperhatikan dan memusatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Peranan dan fungsi minat dalam belajar :
1. Minat sebagai pendorong yang nengarahkan perbuatan seseorang dalam beraktivitas.
2. Minat dapat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap masalah yang di hadapi.
3. Minat sebagai pembantu dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam mencapai suatu kematangan dan kedewasaan serta cita-cita.
1. Minat Volunter adalah minat yang tumbuh dengan sendirinya dalam diri anak.
2. Minat involunter adalah minat yang ditimbulkan oleh guru melalui berbagai upaya penciptaan situasi dan kondusif.
3. Minat non-volunter adalah minat yang timbul dengan dipaksakan. (Surya, 2005 : 7.30 )
Ada tujuh ciri minat yang dikemukakan oleh Hurlock (2007:155), ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental Minat juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan minat karena perubahan usia.
b. Minat tergantung pada persiapan belajar
Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya minat. Seseorang tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik maupun mental.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan. Seseorang yang cacat fisik tidak memiliki minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya yang normal. Perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman sosial yang terbatas.
e. Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya
Kemungkinan minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.
f. Minat berbobot emosional
Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka timbul perasaan senang yang akhirnya diminatinya. Bobot emosional menentukan kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot emosional yang menyenangkan menguatkan minat.
g. Minat dan egosentris
4. Prestasi Belajar
Menurut Arifin (2009: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa
Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar”
(achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkaitan denagn aspek pengetahuan yang dapat diketahui melalui evaluasi dan diwujudkan dalam bentuk angka atau nilai raport, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak anak didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.
Menurut Djamarah (2002:14) mengemukakan bahwa prestasi belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar yaitu dengan adanya nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru, dapat dijadikan sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya hasil pendidikan yang telah dilaksanakan.
Menurut Winataputra (2005: 4.12) hasil belajar atau prestasi belajar siswa akan diperoleh setelah siswa menempuh proses atau pengalaman belajarnya. Biasanya anak didik setelah mengikuti pembelajaran, pada akhir pembelajarannya selalu diadakan evaluasi. Evaluasi inilah yang nantinya untuk menentukan prestasi belajar siswa.
proses belajar yang dapat diketahui melalui evaluasi dan diwujudkan dalam bentuk angka atau nilai raport.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, menurut Ahmadi (2004:138) yaitu:
1) Faktor internal
Faktor internal terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas faktor intelektif dan faktor non-intelektif. Faktor intelektif meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. Sedangkan faktor non-intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal terdiri atas:
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
Faktor-faktor di atas saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Setelah diuraikan banyak tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, maka menurut Ahmadi (2004: 139-147) dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu: (1) Faktor-faktor stimulus belajar
Faktor stimulus belajar yaitu segala hal diluar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari oleh pelajar. Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimulus belajar yaitu panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas dan suasana lingkungan eksternal. (2) Faktor-faktor metode belajar
berlatih atau praktek, overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indra, bimbingan dalam belajar serta kondisi-kondisi insentif.
(3) Faktor-faktor individual
Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang dibandingkan dengan faktor stimuli dan metode belajar. Faktor individual tersebut terdiri atas kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani serta motivasi.
Supaya siswa dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan maka harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang telah diuraikan sebelumnya. Selain itu kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
5. Mata Pelajaran IPA
tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan, dan kesadaran teknologi dalam kaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. IPA adalah hasil dari kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang di peroleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah yaitu penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Menurut Triyanto (2010:136) mengemukakan IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, dan jujur.
Menurut Ali dan Rahma (2010:18) bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi anak didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
6. Struktur Tubuh Kerangka Manusia dan Fungsinya
Mata pelajaran yang menjadi mata kajian ini yaitu: IPA materi kerangka manusia merupakan materi di semester I dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Mata Pelajaran : IPA
b. Materi : Rangka manusia dan fungsinya
c. Kelas/Semester : IV/1
d. Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara
struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya. e. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.
f. Indikator : - Menunjukkan bagian-bagian
- Mengidentifikasi tulang penyusun rangka manusia.
- Mengelompokkan tulang berdasarkan jenisnya.
- Menjelaskan fungsi bagian-bagian rangka.
- Mendeskripsikan hubungan struktur rangka dengan fungsinya. g. Materi Pelajaran
Tulang-tulang yang tersusun secara teratur membentuk rangka. Rangka merupakan tempat melekatnya otot. Bagian tubuh yang dapat menggerakan rangka adalah otot. Rangka manusia di kelompokan dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Rangka kepala (tengkorak)
2. Rangka Badan
Rangka badan tersusun mulai dari tulang leher sampai tulang ekor. Tulang leher terbentuk oleh tujuh ruas tulang. Tulang leher bersambungan dengan tulang punggung hingga tulang ekor. Tulang punggung hingga tulang ekor dibentuk oleh 26 ruas tulang. Jadi, jumlah tulang leher sampai tulang ekor adalah 33 ruas tulang. Tiga puluh tiga ini di sebut juga tulang belakang.
Pada bagian depan, tulang-tulang rusuk melekat ke tulang dada. Tulang rusuk dan tulang dada membentuk rongga dada. Di atas rongga dada terdapat rangka bahu. Bahu di bentuk oleh tulang selangka dan tulang belikat. Di badan bagian bawah terdapat rangka panggul (gelang panggul) dibentuk oleh tulang pinggul dan tulang kemaluan.
3. Rangka Anggota gerak
Rangka tubuh dapat di gerakan karena adanya kerja sama antara tulang, sendi dan otot. Sendi adalah tempat pertemuan antara dua tulanng sehingga tulang dapat digerakan. Macam-macam sendi di dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut :
a. Sendi peluru.
Sendi peluru terletak di antara tulang lengan atas dan tulang bahu. Sendi ini memungkinkan gerakan ke semua arah. Sendi peluru juga menghubungkan tulanh paha dan tulang panggul.
b. Sendi Engsel
Sendi engsel terdapat di kaki tepatnya di bagian lutut. Sendi engsel menghubungkan tulang paha (kaki atas) dan tulang kaki bawah. Sendi engsel di lengan terdapat di bagian siku. Sendi engsel ini menghubungkan tulang lengan atas dan tulang lengan bawah. Sendi ini juga terdapat di ruas jari.
c. Sendi Pelana
Sendi ini dapat di gerakan ke dua arah (ke samping dan ke depan). Sendi pelana terdapat di antara tulang pangkal ibu jari tangan (tulang pertama telapak tangan) dan tulang pertama pergelangan tangan.
d. Sendi geser
e. Sendi Putar
Pada sendi ini, tulang yang satu berputar mengelilingi tulang lain yang bertindak sebagai poros. Sendi putar terdapat pada pertemuan antara tulang leher bagian atas dan tengkorak. Sendi ini mengakobatkan kepala berputar.
Rangka yang ada pada tubuh manusia memilliki fungsi yang sangat penting diantaranya adalah :
1. Rangka menguatkan dan menegakkan tubuh.
Bentuk rangka kaki manusia begitu kokoh sehingga dapat berdiri dengan tegak, berjalan dan berlari.
2. Rangka menentukan bentuk tubuh
Tanpa rangka tubuh hanya menjadi tumpukan daging tanpa bentuk. Dengan adanya rangka, tubuh kita mempunyai bentuk.
3. Rangka merupakan tempat melekatnya otot.
Tanpa rangaka, otot-otot kita tidak mempunyai tempat melekat. Jika otot tidak mempunyai tempat melekat maka anggota badan tidak dapat di gerakan.
4. Rangka melindungi bagian tubuh yang penting.
a. Rangka kepala(tengkorak) melindungui otak, mata, telinga, hidung dan saluran pernapasan bagian atas
b. Ruas tulang leher melindungi tenggorokan dan kerongkongan c. Rangka rongga dada melindungi alat (paru-paru), jantung, dan
d. Tulang pinggul melindungi alat pencernaan dan alat reproduksi e. Tulang belakang menegakan badan dan melindungi sumsum
tulang belakang.
B. Kerangka Berpikir
Metode mengajar merupakan sebagai cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran. Apabila metode pembelajaran yang dipilih oleh guru tepat maka minat siswa akan meningkat sehingga mendorong peningkatan prestasi siswa. Salah satu metode yang digunakan guru yaitumetode discovery.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan hipotesis tindakan yaitu :
1. Penerapan metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan minat siswa dalam meningkatkan pembelajaran IPA dalam memahami struktur rangka manusia Kelas IV pada MI Muhammadiyah Jompo.