• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN REMIDIAL METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SD GUGUS WIDYA SATRIA KECAMATAN PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN REMIDIAL METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SD GUGUS WIDYA SATRIA KECAMATAN PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017/2018"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi sekarang ini pendidikan memiliki peran yang sangat strategis, karena kemajuan dalam pendidikan berarti kemajuan bagi suatu bangsa. Hal ini senantiasa menjadi topik menarik yang selalu diperbincangkan, karena begitu sentralnya pendidikan dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang sarat perkembangan, ini terbukti dengan banyaknya inovasi dan kreatifitas yang dirancang khusus dalam dunia pendidikan untuk mencapai hasil yang ideal sesuai tuntutan kemajuan zaman.

Di Indonesia, upaya peningkatan mutu proses belajar mengajar yang berkualitas untuk mencapai prestasi yang berkualitas terus menerus ditingkatkan. Melalui inovasi dan kretifitas dalam pengelolaan pendidikan diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di bidangnya, sehingga mampu bersaing dengan bangsa yang sudah lebih maju dalam percaturan global.

Namun dalam kenyataannya banyak harapan yang dicanangkan belum dapat tercapai sesuai tarjet kurikulum masing-masing satuan pendidikan. Hal ini dimungkinkan karena beberapa hal, antara lain:

(2)

2. Mutu pembelajaran, hal ini sangat tergantung pada sosok seorang guru, apakah guru cakap dalam menguasai materi maupun cakap dalam menyampaikan pada siswa.

3. Waktu pembelajaran, hal ini menyangkut kompleksitas materi dengan waktu yang tersedia dalam setiap mata pelajaran.

4. Sarana prasarana, kelengkapan sarana pembelajaran sangat penting jika kurang mendukung tentunya akan berpengaruh terhadap hasil lulusan satuan pendidikan.

Empat hal di atas saling mempengaruhi satu sama lainnya, demikian halnya dengan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Dewasa ini hasil uji kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia masih jauh dari harapan. Padahal Bahasa Indonesia selalu menjadi Mata Pelajaran Ujian Nasional.

Berbagai cara dan inovasi ditempuh untuk mencapai target kurikulum satuan pendidikan. Baik peningkatan kompetensi pendidik, tata kelola pembelajaran, maupun penambahan waktu pembelajaran atau pembelajaran remidial. Pembelajaran remedial diharapkan sebagai salah satu terobosan untuk mengatasi keterbatasan alokasi waktu. Hal ini juga diperlukan sebagai atau solusi untuk mengatasi bakat siswa yang berbeda-beda.

(3)

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa serta negara. Pendidikan sangatlah dibutuhkan oleh suatu bangsa, dengan pendidikan maka akan terbentuk warga bangsa yang berkualitas. Yang akan mampu mengembangkan dirinya sendiri dan bersama-sama membangun bangsa, salah satunya dengan dengan pendidikan formal yaitu Sekolah.

(4)

Prestasi belajar merupakan perubahan perilaku atau tingkah laku, baik berupa pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap yang telah dicapai dari pengalamannya. Semakin siswa memiliki niat untuk meraih prestasi belajarnya, maka semakin mahir mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah mempelajari informasi baru. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan masyarakat, agar mereka kelak mendapat pengalaman membangun pengetahuan pribadi (DePorter, dalam Sa’ud, 2009:

126).

Prestasi menurut Purwadarminta (KBBI, 2007: 910) adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan) dan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai murid tersebut. Sedangkan menurut saya selaku penulis sendiri, prestasi ialah sesuatu yang telah dicapai setelah melakukan proses belajar-mengajar.

(5)

Sistem Pendidikan Nasional telah membawa dampak positif bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran Ujian Negara memegang peran penting dalam menentukan angka kelulusan suatu sekolah. Dalam cakupan yang lebih luas, Bahasa Indonesia punya peran strategis karena selain sebagai mata pelajaran juga sebagai bahasa pengantar mata pelajaran yang lain, oleh karena itu tidaklah salah jikalau Bahasa Indonesia sangat menentukan kemajuan dunia pendidikan. Karena dari tiga mata pelajaran Ujian Negara, Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang selalu berkembang sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Hal ini mencerminkan dengan diangkatkannya membaca sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah Dasar.

Menurut Permendikbud no 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Partisipasi aktif peserta didik.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

(6)

f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

i. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi, secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi”.

Agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar serta tanpa hambatan, maka dibutuhkan keterampilan berbahasa tidak hanya keterampilan membaca saja tetapi juga kemampuan menulis. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini dikarenakan menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Dibutuhkan pula proses belajar serta latihan yang terus menerus sistematis sebaya dan penuh kedisiplinan agar dapat menulis dengan benar. Jadi ada yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, yakni pengetahuan kebahasaan untuk dapat membaca dan menyusun tulisan melalui pembelajaran remidial metode tutor sebaya dengan waktu yang cukup.

Pembelajaran Remidial sebagai salah satu terobosan untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar secara sederhana dapat ditengarai dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Memiliki keterbatasan penerimaan, pengolahan, maupun penyampaian informasi terkait dengan pelajaran

(7)

3. Nilai ulangan selalu rendah dan tidak pernah mencapai KKM yang telah ditentukan

Penerapan metode tutor sebaya ini bertujuan agar peserta didik dapat belajar bersama secara individu atau berkelompok dengan teman-temannya. Mereka harus menghargai siswa yang belum lancar membaca, dan mereka yang sudah lancar membaca harus membantu berlatih membaca, karena metode ini belajar secara individu dan kelompok maka kekompakan sangat penting. Metode ini merupakan metode pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi mata pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Tidak terkecuali mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru senantiasa harus selalu membuat inovasi dalam pengelolaan pembelajaran. Inovasi ini dimaksudkan untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-masing siswa. Namun kenyataannya masih banyak guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia belum dapat mengoptimalkan kemampuan siswa. Pembelajaran cenderung konvensional dan monoton, tidak memperhatikan kelebihan dan kekurangan masing-masing siswanya. Padahal secara kodrati tidak ada siswa yang bodoh, siswa yang terbelakang dan yang setiap evaluasi selalu mendapatkan nilai rendah. Tetapi justru guru sebagai seorang pendidik yang justru harus menggali dan mengoptimalkan potensi anak didiknya tersebut.

(8)

pembelajaran juga tergantung pada penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Selain itu keberhasilan pembelajaran juga ditunjang oleh sikap disiplin tentu akan sangat berimbas pada prestasi belajar yang dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan yang diharapkan. PKG Gugus Sekolah sebagai wadah perlu dikelola dengan baik dan dikembangkan terus pertumbuhannya, sehingga dapat berfungsi secara efektif. Hal ini perlu ditempuh karena kondisi tenaga kependidikan di SD saat ini masih memerlukan upaya pembinaan dan peningkatan mutu melalui pemberian bantuan professional seiring dengan lajunya perkembangan kemajuan IPTEK.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia sering dianggap siswa sebagai pelajaran yang kurang menarik serta membosankan, hal ini disebabkan karena para siswa yang tampak menganggap remeh di saat setiap kegiatan belajar mengajarnya. Sehingga dapat berdampak kurang memahami, hingga kurang tercapainya nilai ujian akhir siswa tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dalam interaksi antara guru dengan muridnya juga kurang, hal ini menunjukkan kurang terjalin kerjasama antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.

(9)

Bahasa Indonesia adalah dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan menarik, agar dapat menciptakan serta menumbuhkan motivasi belajarnya para siswa. Sistem tutor sebaya dilakukan atas dasar bahwa ada sekelompok siswa yang lebih mudah bertanya, lebih terbuka dengan teman sendiri dibandingkan dengan gurunya. Disiplin diri yang diberikan siswa dengan didasari oleh motivasi yang positif dari internal dan eksternal siswa baik yang prestasinya tinggi (si Tutor) maupun siswa yang yang prestasinya rendah (si Mentor) demi terciptanya suatu kondisi yang tepat bagi siswa untuk secara maksimal menerima bahan ajaran, sehingga tugas yang diberikan seorang guru tidak dianggap sebagai suatu keterpaksaan/beban oleh siswa melainkan sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.

Kelebihan lain sistem tutor sebaya dapat meminimalisir kesenjangan yang terjadi antara siswa yang prestasinya rendah dengan siswa yang prestasinya lebih tinggi dalam suatu kelas. Selanjutnya siswa termotivasi dalam menyelesaikan tugas dan motivasi itu diharapkan tumbuh dari terciptanya hubungan yang saling menentukan dan membutuhkan antara guru, siswa yang prestasinya dalam pelajaran.

(10)

berkesempatan menjadi penanggung jawab yang harus bertanggung jawab serta melatih kesabarannya. Pengembangan metode ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan keadaan belajar yang lebih menyenangkan dan dapat mempengaruhi peserta didik, sehingga mereka dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih hasil belajar secara memuaskan.

Oleh karena itu, melaksanakan kegiatan belajar mengajar merupakan pekerjaan kompleks dan menuntut kesungguhan guru. Dampak semuanya ini, seorang guru dituntut untuk mempersiapkan, memaksimalkan kemampuannya tanpa harus menjadi informatory (pemberi informasi) saja tetapi guru juga berfungsi sebagai mediator, komunikator, fasilitator dan tutor sehingga guru mampu memberikan tugas yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa yang pada akhirnya dapat memotivasi siswa dalam peningkatan prestasi belajar.

(11)

Terkait dengan prestasi belajar ditinjau dari pengaruh penerapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidik, para ahli merekomendasikan agar pembelajaran remidial dengan metode tutor sebaya ini harap diterapkan kepada anak sejak usia SD serta sebaya angkatan usianya. Dari sinilah akan terlihat sejauh mana prestasi belajar para siswa tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti sejauh manakah “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Remidial dengan Metode Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI Gugus Widya Satria Kecamatan

Pekuncen”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan batasan masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Adapun batasan-batasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran remidial metode tutor sebaya pada Mata Pelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia siswa Kelas VI Gugus Widya Satria Kecamatan Pekuncen.

2. Prestasi belajar siswa Kelas VI Gugus Widya Satria Kecamatan Pekuncen pada Mata Pelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia.

(12)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan-batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti akan merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan pembelajaran remidial metode tutor sebaya pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia kepada siswa Kelas VI Gugus Widya Satria Kecamatan Pekuncen ?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa Kelas VI Gugus Widya Satria Kecamatan Pekuncen pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ?

3. Apakah terdapat pengaruh penerapan pembelajaran remidial metode tutor sebaya terhadap prestasi belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas VI Gugus Widya Satria Kecamatan Pekuncen ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjabaran pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana penerapan pembelajaran remidial metode tutor sebaya pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kepada siswa Kelas VI Gugus Widya Satria Kecamatan Pekuncen.

(13)

3. Pengaruh penerapan remidial metode tutor sebaya terhadap prestasi belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas VI Gugus Widya Satria Kecamatan Pekuncen.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga dapat menambah khasanah pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang merasa tertarik dengan kajian-kajian tentang penerapan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah terutama dalam pembelajaran remidial dengan metode tutor sebaya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak baik Guru, Siswa, Peneliti dan Sekolah dalam menerapkan Pembelajaran Remidial Metode Tutor Sebaya.

a. Bagi Guru

(14)

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadikan pengalaman dalam pengembangan pengetahuan tentang pengaruh penerapan Pembelajaran Remidial dengan metode tutor sebaya.

c. Bagi Gugus Widya Satria

Referensi

Dokumen terkait

Muntoha (2018), melakukan penelitaan yang menghasilkan Sistem Informasi Parkir Kendaraan pada Rumah sakit Umum Daerah Dadi Keluarga Banyumas, penelitian ini

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan dari sari sawi caisim dan sari sawi pakcoy...

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui (1) Kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan fisika tentang elastisitas bahan dan hukum Hooke melalui pembelajaran dengan metode

Dari pembahasan-pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu adalah pengaturan diri kita dalam bentuk menggunakan waktu yang seefektif dan seefisien mungkin

Kompetensi inti merupakan kompetensi operasionalisasi standar kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah

Aktor yang terlibat adalah user dengan tujuan untuk melihat hasil dari perhitungan dari hasil input data yang telah di input sebelumnya oleh user. Dan setelah ditampilkan

Dengan menggunakan text box , posisi gambar atau tabel dapat diatur dengan mudah tanpa menimbulkan ruang kosong yang signifikan pada karya ilmiah. Pemberian

Dalam proses penilaian jawaban esai dibangi menjadi 2 proses yaitu dengan model graph dan dengan term frekuensi, untuk proses dengan model graph data kunci dan jawaban