• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - VITA RUSIANA BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - VITA RUSIANA BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah

untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan

yang diinginkan dan berlangsung dalam keadaan dan saat yang tepat, akan

lebih menjamin keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Keluarga

Berencana memiliki peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui

pencegahan kehamilan, menunda kehamilan melalui pendewasaan usia

hamil, menjarangkan kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak sudah

dianggap cukup. Dengan demikian pelayanan Keluarga Berencana

merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan

utama. (Pinem Saroha, 2009; hal. 197)

Keluarga Berencana juga merupakan usaha untuk mengukur jumlah

jarak anak dengan yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka

dibuatlah beberapa cara atau alternative untuk mencegah ataupun menunda

kahamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan

kehamilan dan perencanaan keluarga dengan metode kontrasepsi antara

lain suntik, pil, implant, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), metode

operatif wanita (MOW), kondom, dan metode operatif pria (MOP).

(Sulistyiawati, 2011 ; hal. 12-13)

Berdasarkan data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga

(2)

kontrasepsi dari alat kontrasepsi adalah 90.780 orang yang digunakan

terbagi atas IUD 7.494, MOW 1.666, MOP 784, kondom 4.492, implant

8.597, suntik 51.707 dan pil 16.040. Dari data diatas pil menempati peringkat

ke dua dari berbagai macam alat kontrasepsi yang digunakan dalam progam

kontrasepsi. ( BKKBN Provinsi Jawa Tengah, 2011)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara,

diperoleh data KB 859 orang dengan metode kontrasepsi Suntik 482 (56,2

%), Pil 174 (20,3%), Mow 73 (8,5%), Mop 17(1,9%), Implant 63 (7,3%), Iud

37 (4,3%), Kondom 13 (1,5%). Dari data tersebut pil menempati peringkat ke

dua dalam progam kontrasepsi di kabupaten Banjarnegara. Pil cukup

diminati oleh masyarakat karena cara penggunaan yang mudah. Angka

kegagalan pemakaian pil dikabupaten banjarnegara 10 (5,8%) wanita dari

pemakaian pil karena faktor dari kelupaan pemakai dalam meminum pil. (

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2011)

Dari beberapa jenis alat kontrasepsi yang digunakan masyarakat

untuk mencegah kehamilan, alat kontrasepsi pil kombinasi merupakan alat

kontrasepsi yang mempunyai efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai

efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000

perempuan dalam tahun pertama penggunaan). Dan kesuburan segera

kembali setelah penggunaan pil dihentikan. Namun pil juga mempunyai

kekurangan yaitu pusing dan mual pada 3 bulan pertama sehingga bidan

perlu memberikan asuhan yang tepat pada pasien. ( Saifuddin, 2006 ; hal

MK-29, 30)

Kontrasepsi pil merupakan kontrasepsi yang paling sederhana

(3)

sehingga tidak perlu bolak-balik ke tenaga kesehatan. Tetapi pada beberapa

penggunaan pil apabila terjadi masalah atau kontraindikasi yang

berhubungan dengan kontrasepsi pil tidak dapat dideteksi secara dini karena

jarangnya kontak yang terjadi antara klien dengan tenaga kesehatan. Maka

pada pengguna kontrasepsi pil oral ini harus dengan pengawasan oleh

tenaga kesehatan supaya dapat mendeteksi secara dini pada komplikasi dari

pemakaian pil jangka panjang.

Sebagai seorang bidan peran dalam pelayanan KB pil dituntut

mampu memberikan informasi tentang KB pil, agar klien lebih tahu tentang

KB pil dan mengerti kontrasepsi yang akan di pakai. Bidan juga harus

mengevaluasi apakah selama pemakaian pada bulan pertama ada keluhan

atau tidak.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus

tentang Asuhan kebidanan Keluarga Berencana Dengan Calon Akseptor

Baru Pil Oral Kombinasi .

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah“ Bagaimana Asuhan

Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor Baru Pil Oral Kombinasi pada Ny.

A umur 21 tahun P1A0 di BPS Ny. Rina Ujianti?”.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan proposal asuhan kebidanan ini adalah:

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana akseptor

(4)

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data pada akseptor baru kontrasepsi

pil oral kombinasi.

b. Mampu menginterpretasikan data asuhan kebidanan pada akseptor

baru kontrasepsi pil oral kombinasi.

c. Mampu menegakkan diagnosa potensial pada akseptor baru

kontrasepsi pil oral kombinasi.

d. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan segera pada akseptor baru

alat kontrasepsi pil oral kombinasi.

e. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada akseptor

baru kontrasepsi pil oral kombinasi.

f. Mampu melakukan tindakan asuhan kebidanan pada akseptor baru

kontrasepsi pil oral kombinasi.

g. Mampu melakukan evaluasi sekaligus mendokumentasikan hasil

asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada akseptor baru

kontrasepsi pil oral kombinasi.

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran pengambilan kasus ini adalah pada Ny. A umur 21 tahun

P1A0, akseptor baru dengan pil oral kombinasi.

2. Waktu

a. Proposal pada tanggal 11 Januari 2012

b. Penyusunan KTI pada tanggal 21 April 2012

(5)

3. Tempat

Pengambilan kasus dilaksanakan di BPS Ny. Rina Ujianti, Gumiwang,

Banjarnegara.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat

sebagai bahan untuk terus memberikan pelayanan asuhan

kebidanan pada akseptor baru kontrasepsi pil oral kombinasi.

b. Bagi akseptor, dapat menambah pengetahuan tentang kontrasepsi

pil oral kombinasi.

c. Bagi penulis, dapat menambah ilmu pengetahuan tentang

kontrasepsi pil oral kombinasi.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan dan pengalaman dalam menambah

wawasan ilmu pengetahuan dibidang kebidanan terutama yang

terkait dengan cara pemberian kontrasepsi pil oral kombinasi.

b. Sebagai bahan masukan untuk dikembangkan dan penelitian atau

tambahan pustaka untuk Karya Tulis Ilmiah.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengambilan kasus penulis menggunakan metode studi kasus

dengan pendekatan 7 langkah verney. Yang meliputi pengkajian, interpretasi

data, diagnosa potensial, tindakan dan evaluasi. Sedangkan teknik

(6)

1. Data Primer

a. Pengkajian

Penjelasan rinci yang tentang isi dan prosedur serta kemampuan

yang harus dimiliki dalam menegakkan diagnosis fisik,

dicantumkan pada bibliografi. Apa yang akan disajikan disini lebih

mengarah pada garis besar yang terlibat dalam riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik dan pelvis, uji laboratorium, dan merupakan

skrining awal pada wanita untuk mendeteksi keadaan abnormal

dan menentukan keadaan normal. Penulis mengumpulkan data

melalui pemeriksaan fisik dengan inspeksi, palpasi dan auskultasi.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan

atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (

responden ) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan

orang tersebut ( face to face ). Penulis mengumpulkan data

dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak

keluarga atau pihak lain yang berhubungan dengan masalah

tersebut. (Soekidjo Notoatmodjo, 2010 ; 139)

c. Observasi

Pengamatan ( Observasi ) adalah suatu hasil perbuatan jiwa

secara aktif dan penuh perhatian untuk mengetahui adanya

rangsangan. Mula-mula rangsangan dari luar mengenai indera,

dan terjadilah penginderaan, kemudian apabila rangsangan

(7)

pengamatan. Penulis melakukan pengamatan secara langsung

dan bertahap untuk memantau perkembangan ibu dengan

akseptor KB. (Soekidjo Notoatmodjo, 2010 ; 131)

2. Data Sekunder

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab

instansi resmi, misalnya laporan, statistik, catatan-catatan di dalam

kartu klinik, dan lain-lain.

b. Studi Pustaka

Semua literatur atau bacaan yang digunakan untuk mendukung

dalam menyusun proposal tersebut. Literatur ini umumnya terdiri

dari buku-buku teks, majalah atau jurnal ilmiah, makalah ilmiah,

skripsi, thesis, atau disertasi. Penulis menggunakan buku / litelatur

tentang kontrasepsi dan kesehatan seksual reproduksi. (Soekidjo

Notoatmodjo, 2010 ; 50)

c. Media Elektronik

Alat yang digunakan dalam pengambilan kasus, adalah kamera,

alat perekam, film,dan sebagainya. Alat-alat tersebut setiap saat

dapat diputar kembali untuk memungkinkan mengadakan analisis

secara teliti. (Soekidjo Notoatmodjo, 2010 ; 139)

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari pendahuluan yang menguraikan latar

(8)

manfaat penulisan, pembatasan kasus, metode

pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan medism eliputi: definisi, jenis-jenis pil,

mekanisme kerja, efektivitas, keuntungan, kerugian,

efek samping dan komplikasi, indikasi, kontra indikasi,

waktu pengggunaan pil, petunjuk penggunaan pil,

penatalaksanaan terdiri atas konseling.

2. Tinjauan asuhan kebidanan

Tinjauan asuhan kebidanan menggunakan kerangka

berfikir varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu

pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial,

mengidentifikasi kebutuhan segera, penyusunan

rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi.

3. Aspek hukum

Berisi landasan hukum baik undang-undang maupun

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1469/ MENKES/ X/ 2010 tentang izin dan

penyelenggaraan praktik bidan.

BAB III TINJAUAN KASUS

Terdiri dari tinjauan kasus meliputi penerapan asuhan

kebidanan pada akseptor KB baru dengan pil kombinasi

melalui pengkajian, interpretasi data, diagnose masalah

potensial, identifikasi kebutuhan yang memerlukan

(9)

pelaksanaan dan evaluasi serta perkembangan

menggunakan SOAP.

BAB IV PEMBAHASAN

Terdiri dari pembahasan kasus meliputi pembahasan

masalah kesenjangan teori dan kenyataan pada asuhan

kebidanan yang diberikan pada pemakaian pil kombinasi.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran, Kesimpulan terdiri dari hasil

pengkajian dan asuhan kebidanan yang dilakukan sesuai

dengan kasus yang diambil. Saran berisi tentang saran

yang diharapkan penulis yang bersifat memperbaiki

proposal karya tulis ini.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu teller akan memanggil dan nasabah akan memberikan sejumlah uang dan buku tabungan untuk meminta pencetakan transaksi setor tunai ke bank..

Hubungan Tingkat Kunjungan Perpustakaan dan Minat Baca dengan Prestasi Belajar (Studi kasus : Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Dengan adanya kecerdasan intrapersonal dalam diri siswa akan mempermudah siswa mengetahui keinginan- keinginannya, tahu apa yang mampu ia kerjakan serta hal-hal yang

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI