• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan - DADAN KHADARSYAH BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan - DADAN KHADARSYAH BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan

1. Pengertian perkembangan

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1995).

(2)

Perkembangan pribadi manusia menurut psikologi berlangsung sejak terjadinya konsepsi sampai mati, yaitu sejak terjadinya sel bapak-ibu (konsepsi) sampai mati individu senantiasa mengalami perubahan-perubahan atau perkembangan (Fadliyanur, 2008).

Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs nurture). Setiap individu adalah makhluk yang unik dan setiap tahap perkembangan memiliki karakteristik yang khas. Faktor bawaan mencakup ciri-ciri fisik, kecerdasan, bakat, temperamen (yang akan menentukan bagaimana seseorang bertindak, bereaksi, bersikap dari situasi satu ke situasi lain yang sifatnya relatif menetap) (Tedjasaputra, 2009).

Perkembangan psikis yang terjadi menurut psikologi dibagi menjadi empat stadium, yaitu:

1.Fase oral, berlangsung dari sejak bayi lahir sampai usia 1-2 tahun. Mulut merupakan pusat kenikmatan bayi pada fase ini, karena itu bayi senang menyusu dan mengisap.

2.Fase anal, terjadi setelah fase oral dan berlangsung mulai 2-4 tahun. Pada fase ini, daerah dubur dan sekitarnya menjadi pusat kenikmatan. Perasaan senang dan nikmat dirasakan ketika anak menahan berak atau kencingnya.

(3)

4.Fase terakhir adalah fase laten yang biasanya terjadi pada usia sekolah. Pada bagian awal fase ini, anak tidak lagi memusatkan perhatian pada kelaminnya. Bahkan anak seakan lupa bahwa kelamin merupakan bagian yang menyenangkan. Tetapi pada bagian akhir fase latin, yaitu pada masa menjelang remaja, perhatian terhadap kelamin mulai muncul kembali (Smith,L.h & Barker,E 2009).

Menurut teori Piaget yang dirancang oleh Jean Piaget membagi perkembangan intelegensi anak menjadi 3 tahapan, yakni : 1) tahap sensorik motorik (0-2 th); 2) tahap pra operasional (2-7 th); 3) tahap operasional (7- keatas) (Anonim, 2009).

Menurut teori Piaget dalam Wong membagi menjadi 3 bagian yaitu : fase pra oprasional (2-7 tahun), fase pra konseptual (2-4 tahun), fase gagasan intuitif (4-7 tahun).

2. Faktor-faktor perkembangan a. Faktor genetik

(4)

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan sangat berperan untuk melakukan perubahan, dalam artian memaksimalkan potensi yang dimiliki anak, dan hal-hal yang kurang berkembang. Juga untuk meminimalkan hal-hal-hal-hal yang negatip pada diri anak (temperamen, gangguan perkembangan/hendaya yang diidap oleh anak).

Peran lingkungan adalah mengoptimalkan dimensi perkembangan mencakup faktor biologis (fisik, motorik), kognitif (bahasa, berpikir, daya nalar, daya ingat, dll), psikososial (kemandirian, bagaimana anak bersikap, berperilaku, kesadaran akan diri, harga diri, percaya diri, dll). Sebagai contoh, anak akan belajar bagaimana mencintai orang lain kalau mereka dicintai oleh (terutama) orang tuanya (Wijaya, 2009).

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

1. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan (faktor pranatal).

(5)

Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi 4, yaitu lingkungan biologis, faktor fisik, faktor psiko social, dan faktor keluarga dan adat istiadat. (Soetjiningsih, 1995).

3. Prinsip-prinsip Perkembangan

a. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Manusia secara terus-menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya.

b. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi.

Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. c. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.

d. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).

e. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

(6)

1). Sampai usia 2 tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara.

2). Pada usia 3-6 tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain).

f. Setiap individu yang normal akan mengalami fase perkembangan. Prinsip ini berarti bahwa dalam jalan hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa dan masa tua.

4. Aspek Perkembangan

(7)

Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya/orang dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.

Melalui DDST (Denver Developmental Screening Test) terdapat 4 parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan, yaitu:

1. Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial)

Kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

3. Language (bahasa)

(8)

4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Berikut ini adalah perkembangan anak usia dini 3-4 tahun, yaitu :

1. Personal Sosial

Usia Kemampuan

anak usia 3 – 3,5 tahun

1) mengambil makanan dengan kemampuan 25 – 50 % 2) berpakaian tanpa bantuan dengan kemampuan 25 - 50 % 3) gosok gigi tanpa bantuan dengan kemampuan 50 – 75 % 4) bermain ular tangga atau kartu dengan kemampuan

50 – 75 %

5) cuci dan mengeringkan tangan dengan kemampuan 6) 75 – 90 %

7) menyebutkan nama teman dengan kemampuan 75 – 90 %

8) memakai t-shirt dengan kemampuan 75 – 90 %

anak usia 3,6 – 4 tahun

(9)

2. Motorik Halus

Usia Kemampuan anak usia

3 – 3,5 tahun

1). Menara dari 8 kubus 50-75 % 2). Meniru garis vertical 50-75% 3). Mencontoh 50-75% 4). Menggoyangkan ibu jari 75-90% anak usia

3,6 – 4 tahun

1). Menggambar orang 3 bagian 25-50% 2). Mencontoh 50-75%

3). Memilih garis yang lebih panjang 50-75% 4). Mencontoh 75-90%

3.Bahasa

Usia Kemampuan anak usia

3 – 3,5 tahun

(10)

10). Kegunaan 3 benda 75-90% 11). Mengetahui 4 kegiatan 75-90% 12). Bicara semua dimengerti 75-90% anak usia

3,6 – 4 tahun

1). Kata berlawanan 2 25-50% 2). Mengartikan 5 kata 50-75% 3). Mengerti 2 kata sifat 75-90’’% 4). Mengetahui 1 warna 75-90% 5). Kegunaan 2 benda 75-90% 6). Menghitung 1 kubus 75-90% 7). Kegunaan 3 benda 75-90% 8). Mengetahui 4 kegiatan 75-90% 9). Bicara semua dimengerti 75-90% 10). Mengerti 4 kata depan 75-90% 11). Menyebut 4 warna 75-90% 12). Mengetahui 3 kata sifat 75-90%

4.Motorik Kasar

Usia Kemampuan anak usia

3 – 3,5 tahun

(11)

anak usia 3,6 – 4 tahun

1). Berdiri 1 kaki 4 detik 25-50% 2). Berdiri 1 kaki 5 detik 25-50%

B. Karakteristik Fase Perkembangan anak Prasekolah umur 3 – 4 tahun Anak usia Prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 3-4 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training) dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (mencelakakan dirinya).

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Proporsi tubuh dapat berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia empat sampai lima tahun, tingginya sudah mencapai sekitar 100-110 cm.

2. Perkembangan intelektual

(12)

Keterbatasan yang menandai atau yang menjadi karakteristik periode profesional ini adalah sebagai berikut :

a. Egosentrisme, yaitu maksudnya bukan “Selfishness” (egois) atau arogan (sombong), namun merujuk kepada :

1) Diferensiasi diri, lingkungan orang lain yang tidak sempurna 2) Kecenderungan untuk mempersepsi, memahami dan

menafsirkan.

b. Kaku dalam berpikir (Rigidit of thought).

Salah satu karakteristik berpikir profesional adalah kaku (Frozen).

c. Semilogical reasoning.

Anak-anak mencoba untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang misterius, yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Perkembangan Emosional

Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, di antaranya: takut, cemas, marah, cemburu, kegembiraan, kasih sayang, hobi dan ingin tahu (Curiosity).

4. Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat di klasifikasikan dalam dua tahap, yaitu :

a. Masa ketiga (2,0 – 2,6 tahun) yang bercirikan :

(13)

2) Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan 3) Anak sudah menanyakan nama dan tempat

4) Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran.

b. Masa keempat (2,6 – 6,0 tahun) yang bercirikan :

1) Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya

2) Tingkat berpikir anak sudah lebih maju 5. Perkembangan Sosial

Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah :

a) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.

b) Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan. c) Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.

d) Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebayanya.

6. Perkembangan Bermain

Secara psikologis, bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi anak, di antaranya :

a. Anak memperoleh perasaan senang, puas, bangga

b. Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab dan kooperatif (mau bekerja sama).

(14)

d. Anak dapat mengenal aturan atau norma yang berlaku. 7. Perkembangan Kepribadian

Pada masa ini, berkembang kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntunan dan tanggung jawab.

8. Perkembangan Moral

Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami tentang kegiatan atau perilaku mana yang baik, boleh, diterima, disetujui atau buruk, tidak boleh, ditolak, tidak disetujui. 9. Perkembangan kesadaran beragama

Kesadaran beragama pada usia ini, ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sikap keagamaannya bersifat reseptif (menerima).

b) Pandangan ketuhanannya bersifat anthropormorph

(dipersonifikasi).

c) Penghayatan secara rohaniah masih Super Ficial (belum mendalam).

(15)

C. Hubungan Anak dengan Orang Tua selama dirumah

Konsep model interaksi anak dan keluarga menurut Bernard dalam Aan Mariner (1994), membagi :

a. Karakteristik keluarga

Keluarga sebagai pelindung dimana kepekaan orangtua terhadap anak dalam memberikan arahan sehingga tercipta perasaan aman dan naman bagi anak, kepekaan orangtua terhadap pemberian arahan akan dapat mengurangi gangguan atau setres terhadap anak yang sedang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat usia anak.

b. Karakteristik anak

Anak dalam keluarga akan mencontoh dan meniru orangtua yang diperankan sehari-hari orangtua merupakan role model bagi anak apa yang dilihat dan didengar dari orangtua akan terekam oleh anak sepanjang siklus kehidupan selanjutnya, otangtua merupakan contoh pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam beradaptasi atau sosialisasi dengan lingkungan luar sesuai dengan tahap perkembangan usia anak.

1. Kelompok usia 3 tahun, biasanya anak :

(16)

b. Merasa cemburu adiknya yang baru lahir atau teman usia mereka,, sehingga pada saat atau waktu memiliki adik baru, perlu waktu untuk membicarakan tentang kehadiran adik barunya

c. Mulai diperkenalkan perbedaan peran dan fungsi fungsi dirumah seperti : ayah adalah seorang laki-laki yang berfungsi sebagai kepala keluarga, dan ibu adalah seorang perempuan yang berfungsi sebagai seseorang ibu yang melindungi keluarga/anaknya

d. Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan dapat ditinggal dalam waktu yang singkat

2. Kelompok usia 4 tahun, anak mulai memunculkan sikap : a. Pemberontak bila ada larangan dari orang tua

b. Sudah mampu mengemukakan pendapat atau perasaannya pada orang lain dalam keluarga (ayah, ibu, kakak)

c. Sudah muncul tanggung jawab bila dia ingin melakukan sesuatu d. Memiliki rasa cemburu pada kakak atau adiknya bila

diperlakukan tidak adil, perlu pandekatan khusus untuk membicarakannya.

e. Mulai melarikan diri dari rumah bila ada sesuatu yang tidak nyaman

f. Mampu membedakan jenis kelamin orang tua dan teman sebayanya yang berlawana jenis

(17)

a. Mandiri berada diluar lingkungan rumah (sekolah)

b. Membutuhkan perhatian khusus saat anak berada disekolah, karena anak lebih merasa nyaman dan aman dilingkungan rumah c. Mulai muncul pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

prinsip dan aturan yang diberlakukan orang tua dirumah dengan dilingkungan luar

d. Mulai banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti : olah raga, membantu berbelanja dengan orang tua yang berjenis kelamin yang sama(antara orang tua dan anak, seperti anak wanita akan memilih ibunya dan sebaliknya anak laki-laki dengan ayahnya).

D. Proses Sosialisasi Anak Selama Dirumah 1. Kelompok usia 3 tahun, anak sudah mampu :

a. Anak sudah mampu bersosialisasi dengan lingkungan

b.Sudah mampu memakai pakaian dan sepatu secara lengkap degan bantuan dan arahan bimbingan orang tua dalam memakainya c. Sudah penuh perhatian dalam memenuhi kebutuhan dirinya(mandi,

makan)

d.Mampu menyiapkan makanan sederhana (sereal dingin dan susu) e. Dapat diminta bantuannya untuk mengeringkan dan menata meja

(18)

f. Mulai muncul rasa takut terutama pada kegelapan dan keramaian (di pasar)

g.Mengetahui jenis kelamin sendiri dan dengan yang lainnya

h.Bermain dengan teman sebaya dengan peraturan dan berkelompok atau bercabang dan selalu taat pada aturan permainan yang dibuat i. Mampu bercerita dengan jelas

2. Kelompok usia 4 tahun a. Sudah sangat mandiri

b. Cenderung tidak sabar dan egois

c. Agesif baik secara fisik maupun lainnya

d. Muncul kebanggaan diri dalam kebutuhan dan perhatian dalam keluarga

e. Memiliki pendirian yang tidak labil atau goyah

f.Mampu melakukan rutinitas rumah sebagai aksi yang dramatis dapat menjamu tamu

g. Mampu bercerita tanpa kekurangan h. Masih memiliki sedikit rasa takut

i.Dalam bermain dengan teman sebaya lebih banyak bergabung dengan kelompok

j.Muncul imajinasi yang fantastis dan suka menciumi yang diidolakan

(19)

l.Mampu melakukan role model dan role play (bermain dalam peran, seperti menjadi dokter, perawat, dll)

3. Kelompok usia 5 tahun

a. Dibandingkan dengan usia 4 tahun, sudah mulai berkurang sifat menentang

b. Mulai mandiri dan dapat dipercaya

c. Mampu memulai pembicaraan dengan lawan bicaranya

d. Pada dunia luar masih merasakan ketakutan yang tidak terlalu besar terhadap aktifitas dunia luar

e. Mampu diberikan arahan dan aturan yang jelas dalam kehidupan sehari-hari

f.Memiliki tata kerma yang lebih baik

g. Kepedulian pada diri sendiri adalah sepenuhnya, tapi masih memerlukan pengawasan keluarganya untuk kesehatan gigi

h. Belum dapat bekerja sama dengan baik dengan teman sekelompoknya atau sepermainan

i.Bermain dengan kelompok mengikuti aturan-aturan

E. Posisi anak dalam keluarga

(20)

mempengaruhi seorang anak dalam pencarian identitas dan perhatian orang lain (Erlina, 2008).

Urutan kelahiran anak dalam keluarga berdampak juga pada kepribadian, perilaku dan cara belajar.

Di dalam keluarga mempengaruhi intelegensi, penyesuaian diri, kemandirian, kreativitas dan perkembangan kepribadian seorang anak serta mempengaruhi perkembangan kepribadian, pola tingkah laku seseorang, sehingga dalam hal ini diperkirakan juga bahwa urutan kelahiran seseorang dalam keluarga ikut mempengaruhi kecerdasan emosional

F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

(21)

Kerangka Teori

Faktor tumbuh kembang anak

Faktor genetik Faktor lingkungan

Pranatal postnatal

Lingkungan biologis

Faktor fisik Faktor

psikososial

Faktor keluarga dan adat istiadat

Pertumbuhan dan perkembangan anak

- Berat badan - Tinggi badan - Kepala - Gigi

Pertumbuhan anak Perkembangan Anak

1. Prilaku sosial 2. Gerakan

motorik halus 3. Bahasa 4. Gerakan

(22)

Kerangka konsep

Keterangan :

: Diteliti : Tidak

Gambar 2. Peran adaptasi keluarga, Nursing Theoritis, konsep model Bernnard Pertumbuhan dan perkembangan anak

- Berat badan - Tinggi badan - Kepala - Gigi

Pertumbuhan anak Perkembangan Anak

1. Personal social

2. Gerakan motorik

halus 3. Bahasa

4. Gerakan motorik

kasar Fungsi Keluarga dan Adat

Istiadat

4. Jenis Kelamin Dalam Keluarga, Stabilitas Rumah Tangga,

Kepribadian Ayah/Ibu, Adat-Istiadat, Norma 1. Pekerjaan/pendapatan

keluarga, Pendidikan Ayah/Ibu

3. jumlah saudara Kedudukan Anak Dalam

Keluarga Karakteristis Orangtua Karakteristis Anak

Independen

(23)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep dan pengertian tersebut diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Gambar

Gambar 1. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak
Gambar 2. Peran adaptasi keluarga, Nursing

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh otoriter menurut Hurlock (2006) bahwa orangtua yang mendidik anak dengan menggunakan pola asuh otoriter memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orangtua

Menurut (Myers, 2012), bermain video game kekerasan akan cenderung lebih agresif dibandingkan dengan menonton televisi karena pemainnya meniru dan memainkan peran dari

masalah tidur pada anak tidak perlu berhubungan dengan kualitas. tidur, melainkan lebih berhubungan dengan

Dampak kedua adanya sibling rivalry yaitu anak menjadi rendah diri, karena anak yang merasa gagal dalam merebut cinta kasih dari orangtua dan bila hal ini terjadi

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian keotoriteran pola asuh orangtua adalah interaksi antara orangtua dan anak dalam hal pengasuhan

Dari ilmu kesehatan jiwa berpendapat jika anak terlalu sering bermain gadget tanpa batas waktu akan menghambat pola komunikasi saat bersosialisasi dengan orang lain, anak

Mengasuh anak secara demokrasi sangat berpengaruh positif terhadap masa depan anak. Seorang anak akan selalu bersikap optimis dalam melangkah untuk mencapai dan meraih

Bila seseorang mengagumi kualitas orang lain atau kelompok tertentu, dia akan mencoba utnuk meniru kualitas itu dengan cara meniru perilaku orang atau kelompok