• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1540923085Microsoft Word BAB 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1540923085Microsoft Word BAB 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Akhir"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5

Kerangka Strategi Pendanaan

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

5.1. POTENSI PENDANAAN APBD

Potensi pendanaan APBD merupakan potensi pendanaan untuk pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi, yang meliputi:

a. Dana APBD Provinsi, meliputi Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional; dan

b. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

Pada tahun 2012 - 2016, realisasi penerimaan PAD Kabupaten Rembang mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2012 mencapai Rp. 102.727.487.191,86 pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi Rp. 234.168.365.751,00. Sumber penerimaan PAD Kabupaten Rembang pada tahun 2012 terbesar diperoleh dari retribusi daerah yang mencapai Rp. 26.023.155.565,00 sedangkan pada tahun 2016 sumber penerimaan PAD Kabupaten Rembang berasal dari pajak daerah yang mencapai Rp. 48.420.954.850,00. Sementara sumber PAD lain yang cukup tinggi juga berasal dari sumber PAD lainnya yang sah.

(2)

Tabel V.1.

Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten Rembang Menurut Komponennya (Rupiah) Tahun 2012-2016 No Jenis Pendapatan Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 102.727.487.191,86 126.808.083.812,01 165.530.925.487,27 200.954.036.864,80 234.168.365.751,00 01.01 Pajak Daerah 21.691.251.109,00 34.067.851.784,00 38.643.241.316,00 42.306.265.606,00 48.420.954.850,00 01.02 Retribusi Daerah 26.023.155.565,00 30.924.102.833,00 41.529.546.666,00 32.230.052.368,00 23.985.514.303,00

01.03 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan 3.318.450.860,00 3.277.635.260,00 6.183.205.661,00 4.447.117.385,00 6.564.459.237,00

01.04 Lain-lain PAD yang Sah 51.694.629.657,86 58.538.493.935,01 79.174.931.844,27 121.970.601.505,80 155.197.437.361,00

2 Dana Perimbangan 692.398.154.559,00 716.783.784.793,00 775.863.183.184,00 843.789.609.235,00 935.943.695.312,00 02.01 Bagi Hasil Pajak 43.592.546.559,00 34.411.514.793,00 28.882.462.184,00 20.707.971.300,00 43.004.058.312,00 02.02 Dana Alokasi Umum 570.454.948.000,00 640.273.360.000,00 700.774.721.000,00 1.570.782.935,00 785.380.985.000,00 02.03 Dana Alokasi Khusus 78.350.660.000,00 42.098.910.000,00 46.206.000.000,00 723.091.447.000,00 92.419.410.000,00

02.04 Dana Alokasi Khusus Non Fisik 0,00 0,00 0,00 98.419.408.000,00 15.139.242.000,00

3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 221.949.026.515,00 321.841.207.519,00 388.193.647.922,00 372.038.165.394,00 394.756.778.893,00

03.01 Pendapatan Hibah 679.125.330,00 74.995.000,00 541.721.500,00 138.351.272,00 1.488.856.904,00

03.02 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

03.03 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah 43.629.291.185,00 55.168.716.988,00 72.995.869.203,00 93.284.137.342,00 81.133.459.989,00

03.04 Dana Penyesuaian dan Otonomi Daerah 96.417.785.000,00 150.500.902.000,00 172.399.233.000,00 268.241.945.000,00 286.903.900.000,00

03.05 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah 81.222.825.000,00 116.096.593.531,00 142.256.824.219,00 10.373.731.780,00 25.230.562.000,00

03.06 Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

(3)
(4)

Tabel V.2.

Realisasi Belanja APBD Kabupaten Rembang Menurut Komponennya (Rupiah) Tahun 2012-2016

No Jenis Belanja Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

1 Belanja Tidak Langsung 599.258.291.604,00 650.566.169.200,00 797.161.675.809,00 849.862.882.664,00 1.026.233.523.179,00 01.01 Belanja Pegawai 521.270.930.392,00 572.816.754.441,00 719.607.633.192,00 661.607.200.077,00 695.202.128.818,00

01.02 Belanja Bunga 22.382.912,00 20.708.119,00 14.340.417,00 7.985.987,00 1.605.011,00

01.03 Belanja Subsidi 700.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00

01.04 Belanja Hibah 30.242.508.900,00 42.862.476.900,00 39.727.269.200,00 23.873.745.800,00 27.269.005.350,00

01.05 Belanja Bantuan Sosial 11.945.766.000,00 1.800.500.000,00 2.552.273.000,00 2.714.000.000,00 7.446.000.000,00

01.06 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 0,00 0,00 0,00 6.157.224.400,00 6.455.961.000,00

01.07 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 34.088.248.000,00 32.688.824.740,00 35.163.035.000,00 155.502.726.400,00 289.842.093.000,00

01.08 Belanja Tidak Terduga 988.455.400,00 376.905.000,00 97.125.000,00 0,00 16.730.000,00

2 Belanja Langsung 363.179.144.202,00 410.082.268.087,84 478.746.970.751,06 368.941.893.328,74 708.070.558.750,00

02.01 Belanja Pegawai 52.494.932.147,00 61.041.654.893,00 0,00 113.995.499.657,00 88.978.700.995,00

02.02 Belanja Barang dan Jasa 112.321.210.210,00 213.592.815.850,84 327.292.056.989,06 202.965.666.652,74 217.819.027.180,00

02.03 Belanja Modal 198.363.001.845,00 135.447.797.344,00 151.454.913.762,00 51.980.727.019,00 401.272.830.575,00

(5)

Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun infrastruktur di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu diketahui proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Menurut fungsinya, realisasi belanja APBD Kabupaten Rembang dibagi menjadi 9 fungsi utama, di mana yang berhubungan dengan pembangunan bidang cipta karya adalah fungsi lingkungan hidup serta perumahan dan fasilitas umum. Masing-masing mendapat sekitar 0,39% dan 11,03% dari total realisasi belanja daerah. Fungsi ini menjadi prioritas keempat setelah pelayanan umum, pendidikan, dan kesehatan. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah Kabupaten Rembang untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya di wilayahnya. Berikut selengkapnya realisasi belanja APBD Kabupaten Rembang menurut fungsinya.

Tabel V.3.

Realisasi Belanja APBD Kabupaten Rembang Menurut Fungsi (Rupiah) Tahun 2016

No Jenis Belanja Realisasi 2016 (Rp.)

1 Pelayanan Umum 530,833,329,545

2 Ketertiban dan Keamanan 21,724,310,027

3 Ekonomi 153,163,987,265

4 Lingkungan Hidup 6,796,397,326

5 Perumahan dan Fasilitas Umum 191,240,749,346

6 Kesehatan 278,883,279,288

7 Pariwisata dan Budaya 11,489,024,787

8 Pendidikan 530,013,092,271

9 Perlindungan Sosial 10,159,912,074

Jumlah 1,734,304,081,929

(6)

Sumber: Kabupaten Rembang Dalam Angka, 2017 (Diolah)

Gambar 5.1.

Proporsi Belanja APBD Kabupaten Rembang Menurut Fungsi (Rupiah) Tahun 2016

(7)

Tabel V.4.

Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Rembang

No Program Realisasi 2016 (Rp.) Persentase (%)

DPUPR

1 Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Persampahan 1,920,000,000 0.111

2 Program Pengelolaan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) 3,675,000,000 0.212

3 Program Pembangunan Saluran

Drainase/Gorong-Gorong 900,000,000 0.052

4 Program Pengembangan,

Pengelolaan, dan Konservasi Sungai,

danau dan Sumber Daya Air Lainnya 8,731,000,000 0.503

5 Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan 23,192,766,000 1.337

6 Program pengelolaan areal

pemakaman 400,000,000 0.023

7 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan

Saluran Drainase Gorong-Gorong 1,400,000,000 0.081

Jumlah 40,218,766,000 2.319

DLH

1 Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Persampahan 330,000,000 0.019

2 Program Pengelolaan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) 322,700,000 0.019

Jumlah 652,700,000 0.038

BAPPEDA

1 Program Penataan dan Pelestarian

Kota Pusaka 40,000,000 0.002

2 BOP Penyediaan air minum dan

sanitasi yang berbasis masyarakat

(PAMSIMAS) 50,000,000 0.003

3 BOP Kebijakan Air Minum dan

Penyehatan Lingkungan (AMPL) 90,000,000 0.005

4 Pembinaan Perkuatan Kelembagaan

Sumber Daya Air (WISMP LOAN) 105,000,000 0.006

5 Pendampingan Program SANIMAS

(Sanitasi Berbasis Masyarakat) 30,000,000 0.002

6 Fasilitasi dan Koordinasi Kefiatan

Percepatan Stop BABS (Buang Air

Besar Sembarangan) 100,000,000 0.006

7 Fasilitasi Badan Kebijakan

Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Kabupaten (BKP4K) 50,000,000 0.003

8 Fasilitasi Pendataan Rumah Tidak

Layak Huni (RTLH) 543,000,000 0.031

Jumlah 1,008,000,000 0.058

Total Belanja APBD 2016 1,734,304,081,929 100.000

(8)

5.2. POTENSI PENDANAAN APBN

Potensi pendanaan APBN merupakan potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi. Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK). DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis.

(9)

Tabel V.5.

Matriks Potensi Pendanaan Bersumber APBN

SEKTOR 2015 2014 REALISASI 2013 2012

Pengembangan

Kawasan Permukiman 1.288.647.875.351 6.094.878.167.658 7.247.598.770.869 6.507.373.816.902

Penataan Bangunan

Dan Lingkungan 11.586.092.368.677 18.327.338.878.584 22.456.809.475.475 18.776.471.884.242

Pengembangan SPAM 6.922.814.672.115 4.857.516.664.911 7.028.244.085.064 3.691.959.219.360

Pengembangan PLP 3.148.544.095.727 2.392.527.152.819 2.525.475.009.848 2.155.807.190.565

DAK Air Minum 1.349.000.000.000 885.000.000.000 609.900.000.000 502.400.000.000

DAK Sanitasi 1.104.047.000.000 829.260.000.000

Total Alokasi APBN 25.399.146.011.870 33.386.520.863.972 39.868.027.341.256 31.634.012.111.069

Sumber: Realisasi APBN, 2012-2015

5.3. ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN

Potensi alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, di luar APBN dan APBD, antara lain melalui KPS, CSR, dan sebagainya. Untuk kegiatan yang layak secara finansial dapat dibangun dengan skema KPS, sedangkan kegiatan yang tidak layak secara finansial dapat diusulkan kepada swasta sebagai CSR. Alternatif sumber pendanaan untuk pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dapat berasal dari:

1. Dana Swasta, meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR);

2. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat; dan

3. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

(10)

banyak badan usaha swasta dan perusahaan besar yang berada di wilayah Kabupaten Rembang.

Program Hibah Air Minum Dan Sanitasi

Program Hibah Air Minum adalah suatu upaya percepatan penambahan jumlah sambungan rumah (SR) baru melalui penerapan output based atau berdasarkan kinerja yang terukur. Program Hibah Air Minum yang dimaksud disini adalah pemberian hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah baik yang bersumber dari pendapatan murni APBN atau pinjaman dan/atau hibah luar negeri yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun dalam tahun anggaran 2010 – 2014.

Hibah Air Minum ini dimaksudkan juga sebagai insentif kepada Pemprov atau Pemkab/Pemkot untuk dapat melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan penyediaan pelayanan air minum di daerahnya.

Pelaksanaan Program Hibah Air Minum akan menggunakan mekanisme sesuai dengan PMK 168/2008 tentang Hibah Daerah dan PMK 169/2008 tentang Tata Cara Penyaluran Hibah Kepada Pemerintah Daerah, atau Peraturan Perundangan-undangan terkait hibah daerah dan tata cara penyaluran hibah kepada Pemerintah Daerah.

Untuk mendapatkan dana hibah dari Program Hibah Air Minum ini, Pemerintah Daerah disyaratkan untuk melakukan investasi terlebih dahulu sampai dengan terjadinya pelayanan kepada masyarakat. Dalam pelaksanaan program ini, Pemda akan memberikan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) kepada PDAM. Selanjutnya, PDAM akan melaksanakan kegiatan pembangunan.

Dana hibah dapat dicairkan oleh Pemerintah Daerah setelah adanya rekomendasi atas hasil verifikasi terhadap kinerja pelayanan kepada pelanggan yang menjadi sasaran program ini.

(11)

Tujuan Kegiatan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum perpipaan yang diprioritaskan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dalam rangka meningkatkan derajat kualitas kesehatan masyarakat.

Lingkup Kegiatan

Hibah diberikan kepada Pemerintah Daerah untuk membiayai kegiatan pembangunan sambungan air minum perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan memenuhi kriteria.

a. Tahap Persiapan

i. Tingkat Pusat

- Penentuan kriteria calon penerima manfaat;

- Pendataan provinsi dan/kab/kota calon penerima hibah;

- Sosialisasi rencana program hibah kepada kab/kota;

- Penyiapan dokumen pedoman pelaksanaan program;

- Penyiapan kriteria penilaian;

- Penyiapan dokumen penilaian;

- Penilaian dokumen usulan kegiatan yang akan dibiayai oleh program

hibah;

- Penetapan provinsi dan/kab/kota penerima hibah;

- Penyiapan rencana alokasi hibah terhadap Pemerintah Daerah per

tahun;

- Penyusunan dan pengusulan kebutuhan anggaran tahunan;

- Penyiapan dokumen draft Perjanjian Penerusan Hibah (PPH);

- Penyediaan dokumen teknis terkait;

- Penyediaan administrasi effectiveness dana hibah yang berasal dari

pinjaman atau hibah luar negeri.

ii. Tingkat Daerah

- Pendataan calon penerima manfaat dan fasilitasi pelaksanaan

pendaftaran pelanggan kepada PDAM;

- Penyiapan dokumen usulan kegiatan dan kelengkapan persyaratan

penerima hibah;

- Menyusun rencana anggaran tahunan sesuai dengan rencana

(12)

- Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) berupa Penyertaan Modal Pemerintah kepada PDAM.

b. Tahap Pelaksanaan

i. Tingkat Pusat

- Menetapkan pejabat fungsional (CPMU dan PPMU) yang bertanggung

jawab terhadap progres pelaksanaan Program Hibah Air Minum secara nasional (aspek teknis, keuangan dan penerima manfaat);

- Memeriksa kelengkapan dokumen usulan dari aspek teknis bidang air

minum;

- Menerbitkan dokumen Perjanjian Penerusan Hibah (PPH);

- Memberikan rekomendasi pelaksanaan kegiatan di prov/kab/kota dan

PDAM;

- Menilai kelayakan kegiatan untuk mendapatkan pembayaran dari

Kementerian Keuangan;

- Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi secara periodik;

- Memberikan rekomendasi kepada Kementerian Keuangan atas hasil

verifikasi lapangan untuk kelayakan pembayaran;

ii. Tingkat Daerah

- Menetapkan pejabat fungsional yang bertanggung jawab terhadap

progress pelaksanaan PPH (aspek teknis, keuangan dan penerima

manfaat);

- Berdasarkan PPH yang telah diterbitkan, melakukan penyiapan

peraturan terkait penganggaran untuk perolehan dana hibah;

- Melakukan pencairan atas Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) ke

PDAM;

- Melaksanakan kegiatan pembangunan sambungan rumah baru;

- Menyiapkan surat permintaan penyaluran dana hibah dilampiri dengan

surat pernyataan tanggung jawab mutlak dan dokumen terkait kepada Kementerian Keuangan;

- Menyiapkan surat permohonan penggantian pembayaran atas hasil

(13)

c. Tahap Pencairan dana

Proses pencairan dana diajukan oleh Kepala Daerah kepada Kementerian Keuangan berdasarkan hasil verifikasi.

Kriteria Daerah Penerima Program Hibah Air Minum

Dalam Pelaksanaan Program Hibah Air Minum, Pemerintah Daerah yang ingin ikut serta dalam program ini harus memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan pihak donor sebagai dasar dalam penetapan peserta program. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kriteria Pemda Penerima Hibah (Provinsi/Kabupaten/Kota)

a. Adanya pernyataan minat dari Pemerintah Daerah untuk mengikuti Program Hibah Air Minum;

b. Pemprov atau Pemkab/Pemkot dan PDAM tidak mempunyai tunggakan utang, apabila mempunyai tunggakan utang, sedang dalam proses Program Restrukturisasi Utang;

c. Pemprov atau Pemkab/Pemkot dan PDAM yang mempunyai komitmen tinggi untuk pengembangan program investasi air minum (diprioritaskan yang mengikuti Program Perbankan dan KPS);

d. Tersedia kapasitas air untuk didistribusikan kepada pelanggan baru; e. PDAM bersedia membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem

yang terbangun;

f. Pemerintah Daerah menyampaikan surat pernyataan untuk bersedia meningkatkan peran serta masyarakat termasuk dengan melakukan sosialisasi, edukasi dan kampanye kepada masyarakat termasuk kelompok perempuan terkait kesetaraan gender tentang pengelolaan air minum (penjelasan tentang kesetaraan gender terlampir);

g. Pemda menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (penjelasan tentang good governance terlampir);

h. Dana penggantian hibah selanjutnya dialokasikan kembali untuk pembangunan air minum yang dinyatakan dalam APBD kab/kota. 2. Kriteria Penerima Manfaat (Masyarakat)

(14)

a. Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang kriterianya dapat ditetapkan oleh masing-masing Kepala Daerah dan/atau kriteria MBR minimal adalah yang memiliki daya listrik terpasang pada rumah tangga tersebut ≤ 1300 VA dan 50% diantara target sasaran tersebut memiliki daya listrik ≤ 900 VA;

b. Bersedia dan memenuhi persyaratan sebagai pelanggan PDAM;

c. Masyarakat penerima manfaat bersedia membayar biaya sambungan sesuai dengan yang telah ditetapkan PDAM.

3. Kriteria Teknis Sambungan Rumah

Kriteria teknis sambungan rumah yang dapat dibiayai melalui Program Hibah Air Minum adalah:

a. Layanan SR tersebut adalah sambungan baru, yang dipasang setelah tanggal penerbitan Surat PenetapanPersetujuan Penerusan Hibah (SPPPH) dari Kementerian Keuangan;

b. Spesifikasi teknis sambungan rumah yang dibuat harus memenuhi standar mutu yang berlaku di PDAM dan mengacu pada standar teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan SNI. (sesuai Lampiran 2)

Besaran dan Peruntukan

1. Dana Hibah

Dana hibah untuk Program Hibah Air Minum telah ditetapkan besaran serta peruntukannya oleh Pemerintah Pusat beserta pihak donor, yaitu sebagai berikut:

2. Besaran Dana Hibah

Dana hibah akan diberikan untuk setiap sambungan rumah (SR) yang dibangun dan berfungsi dengan baik. Besaran dana hibah ini akan diberikan secara progresif sesuai dengan jumlah SR yang berhasil dibangun dan berfungsi, dengan uraian sebagai berikut:

(15)

Jumlah dana hibah yang diberikan kepada Pemerintah Daerah maksimal sebesar dana APBD yang telah dikeluarkan untuk kegiatan ini dan sesuai dengan nilai yang tertera pada PPH.

3. Peruntukan Dana Hibah

a. Program hibah ini diperuntukkan bagi kegiatan pembangunan sistem penyediaan air minum sampai penerima manfaat tersambung dengan jaringan air minum perpipaan;

b. Dana Hibah yang diberikan merupakan penggantian atas investasi yang telah dilakukan oleh Pemda dalam rangka pembangunan sistem penyediaan air minum perpipaan dan tidak dimaksudkan sebagai penggantian atas biaya pemasangan sambungan rumah yang dilakukan oleh PDAM untuk masyarakat penerima manfaat. Dengan demikian, PDAM dapat mengenakan biaya pemasangan SR sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku di masing-masing daerah.

4. Syarat-syarat Kesiapan Daerah Dalam Mengikuti Program Hibah Air Minum

Dalam mengikuti Program Hibah Air Minum, Pemerintah Daerah diminta untuk menyiapkan beberapa persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan pihak donor. Syarat kesiapan daerah yang harus dipenuhi untuk mengikuti Program Hibah Air Minum adalah:

a. Memiliki daftar calon penerima manfaat sesuai kriteria penerima manfaat;

b. Memiliki Laporan Keuangan dan Laporan Hasil Kinerja PDAM yang sudah diaudit 3 Tahun terakhir;

c. Melampirkan Ikhtisar Rekening Menurut Jenis Pelayanan 3 Tahun terakhir;

d. Memiliki Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) berupa Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) kepada PDAM paling sedikit sebesar dana hibah untuk jumlah sambungan rumah yang direncanakan pertahun; e. Memiliki dokumen perencanaan teknis (DED) untuk SR yang akan

dibangun;

(16)

g. Menyediakan dana operasional yang diperlukan di masing-masing Pemerintah Daerah penerima hibah, termasuk untuk operasional Project

Implementation Unit (PIU).

5. Organisasi Pengelola

Program Hibah Air Minum ini akan dikelola secara berjenjang dari tingkat Pusat, Provinsi hingga Kab/Kota, dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Komite Pemerintah / GC (Government Committee)

Atas nama Pemerintah, Komite Pemerintah dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya untuk mengelola kegiatan. Komite Pemerintah terdiri atas Tim Pengarah yang beranggotakan unsur eselon 1 dan 2 dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, dan Bappenas; serta Team for Counterparts of Planning for IndII Stage 2 (Tim

Teknis) yang beranggotakan unsur eselon 3 dan 4 dari Kementerian

Pekerjaan Umum dan instansi terkait pelaksanaan Program Hibah Air Minum.

a. Tim Pengarah bertugas untuk :

 Memberikan arahan mengenai kebijakan dan strategi pelaksanaan kegiatan program hibah secara keseluruhan.

 Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Pengarah dibantu sepenuhnya oleh Team for Counterparts of Planning for IndII Stage 2.

b. Team for Counterparts of Planning for IndII Stage 2 (Tim Teknis)

bertugas untuk :

(i) Melakukan sosialisasi rencana program hibah kepada provinsi dan/kab/kota;

(ii) Menyusun dokumen pedoman pelaksanaan program termasuk kriteria calon penerima manfaat dan kriteria penilaian;

(iii)Melakukan penilaian Pemda yang memenuhi kriteria program hibah;

(17)

(v) Memberikan laporan kepada Tim Pengarah mengenai progress

pelaksanaan program hibah.

Central Project Management Unit (CPMU)

Central Project Management Unit (CPMU) ditetapkan berdasarkan SK

Direktur Jenderal Cipta Karya. Tugas ketua CPMU adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program dan

proyek lintas instansi dan tingkat pusat dan kabupaten/kota pada pelaksanaan Program Hibah Air Minum;

b. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua CPMU bidang air minum untuk pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program;

c. Menyampaikan daftar usulan prov/kab. /kota calonpenerima hibah daan usulan alokasi hibah kepada kementerian keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;

d. Menyusun pedoman pengelolaan program hibah dan memberikan pembinaan teknis kepada pemda penerima hibah terhadap hal-hal terkait pelaksanaan kegiatan di prov/kab. /kota;

e. Memeriksa kesiapan Pemda dan PDAM dalam melaksanakan Program Hibah Air Minum pada setiap tahun anggaran sesuai dengan rencana tahunan pelaksanaan hibah air minum yang diajukan;

f. Menyampaikan laporan triwulan tingkat kemajuan pelaksanaan Program untuk disampaikan kepada Direktur Jenderal Cipta Karya dan instansi terkait di tingkat pusat;

g. Memberikan rekomendasi kelayakan pencairan dana hibah masing-masing kabupaten/kota kepada Kementerian Keuangan berdasarkan hasil verifikasi yang dilaporkan oleh Wakil Ketua CPMU bidang air minum; h. Melaksanakan kegiatan verifikasi, monitoring dan evaluasi tahunan; i. Melakukan koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program di

provinsi dan kab/kota bersama dengan Wakil Ketua CPMU bidang air minum, PPMU dan PIU;

(18)

verifikasi. Tugas dari Wakil Ketua CPMU bidang air minum adalah sebagai berikut:

(i) Membantu Ketua CPMU dalam mendukung perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan Program Hibah Air Minum; (ii) Menyampaikan rencana kegiatan tahunan masing-masing kab/kota

kepada Ketua CPMU;

(iii) Membantu Ketua CPMU dalam berkoordinasi dengan PPMU untuk melakukan monitoring pengelolaan program di masing-masing kab/kota;

(iv) Membantu Ketua CPMU dalam melakukan monitoring progress

pelaksanaan fisik dan keuangan Program Hibah Air Minum secara nasional;

(v) Membantu Ketua CPMU dalam menyusun laporan progress

pelaksanaan Program Hibah Air Minum untuk disampaikan kepada

Team for Counterpart of Planning for IndII Stage 2;

(vi) Membantu Ketua CPMU dalam menyiapkan laporan verifikasi terhadap usulan pencairan dana hibah dari masing-masing kabupaten/kota.

k. Dalam pelaksanaan tugasnya CPMU dibantu oleh Tim Konsultan Manajemen dan Technical Advisory selama periode program hibah yang dikontrak selama multi tahun.

Provincial Project Management Unit (PPMU)

PPMU ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal Cipta Karya dan bertugas untuk:

a. Berkoordinasi dengan PIU di masing-masing kab/kota dalam pengelolaan program termasuk proses penyusunan rencana kegiatan tahunan, penganggaran, kegiatan baseline, verifikasi dan fasillitasi audit;

b. Melakukan monitoring progress pelaksanaan fisik dan keuangan Program Hibah Air Minum di kab/kota di wilayah provinsinya;

(19)

d. Melaksanakan verifikasi sebagai dasar penyusunan rekomendasi kelayakan pembayaran hibah untuk dilaporkan kepada CPMU;

e. PPMU dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tim konsultan.

Project Implementation Unit (PIU)

a. Project Implementation Unit (PIU) adalah Pejabat yang ditetapkan

berdasarkan SK Kepala Daerah dan bertugas untuk membantu Kepala Daerah melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam pelaksanaan Program Hibah Air Minum ini, antara lain:

b. Mengirimkan rencana komprehensif 2012 – 2014 dan rencana tahunan program hibah;

c. Menyiapkan dan menyampaikan kepada PPMU surat permintaan verifikasi serta dokumen yang dibutuhkan untuk proses pencairan dana hibah;

d. Menyusun dan mengirimkan laporan progress triwulan kepada PPMU, CPMU dan Kementerian Keuangan cq. DJPK yang terdiri dari laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan laporan realisasi dana;

e. Menyusun laporan akhir pelaksanaan program;

f. Berkoordinasi dengan Pokja AMPL kabupaten/kota untuk

menyampaikan progress pelaksanaan Program Hibah Air Minum ke dalam National Water Supply and Sanitation Information Services

(NAWASIS).

PDAM

PDAM merupakan institusi yang akan melaksanakan kegiatan Program Hibah Air Minum di kab/kota, dengan tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana komprehensif 2012 – 2015 (sampai berakhirnya program hibah) dan rencana tahunan pelaksanaan kegiatan program hibah untuk disampaikan kepada PIU;

b. Melaksanakan kegiatan pembangunan sambungan rumah sesuai dengan kriteria sebagaimana tercantum pada Bab 2 di atas;

(20)

d. Menyusun laporan progress fisik dan keuangan bulanan atas pelaksanaan Program Hibah Air Minum;

e. Setelah tahapan pekerjaan selesai dilaksanakan, menyampaikan laporan pekerjaan selesai tersebut kepada PIU untuk dilakukan verifikasi;

f. Membuat laporan akhir penyelesaian Program Hibah Air Minum.

Tim Konsultan

Tim konsultan dalam rangka mendukung Program Hibah Air Minum ini terdiri dari:

a. Tim Konsultan Baseline Survey dan Verifikasi yang dibiayai oleh Donor.

 Konsultan baseline bertugas melaksanakan baseline survey.

 Konsultan verifikasi bertugas melaksanakan verifikasi pelaksanaan pembangunan dan menyampaikan hasil verifikasi kepada PPMU dan CPMU.

a. Tim Konsultan Manajemen dan Technical Advisory

 Konsultan ini bertugas untuk mendampingi CPMU dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Kabupaten Rembang pada tahun 2017 telah mengakses sumber pendanaan untuk Hibah air minum perkotaan sebesar Rp. 1.000.000.000,00 dengan jumlah sekitar 515 SR.

5.4. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

Dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya meliputi beberapa aspek antara lain:

1. Peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;

(21)

4. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;

5. Pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman yang sudah ada; dan

6. Pengembangan infrastruktur skala regional.

Setiap aspek tersebut kemudian dirumuskan strategi-strategi untuk meningkatkan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya sebagai berikut:

1. Peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi, dengan strategi:

 Mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.

2. Peningkatan Penerimaan Daerah dan Efisiensi Pengunaan Anggaran, dengan strategi:

 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) sebagai sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya;

 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja APBD;

 Mengoptimalkan sumber pendanaan alternatif seperti pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN).

3. Peningkatan Kinerja keuangan perusahaan daerah, dengan strategi:

 Pemberdayaan BUMD sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan daerah melalui reformasi visi BUMD, restrukturisasi BUMD, dan profitisasi BUMD;

 Memperluas basis penerimaan pajak melalui identifikasi pembayar pajak baru/potensial serta meningkatkan efisiensi dan penekanan biaya pemungutan;

 Penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Rembang kepada BUMD untuk perbaikan kinerjanya.

 Kinerja PDAM

(lembaga terkait langsung dengan keciptakaryaan)

4. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya, dengan strategi:

(22)

 Meningkatkan pemanfaatan pembiayaan dari sumber Corporate Social

Responsibility (CSR);

 Pembentukan regulasi yang mendorong termobilisasinya pembiayaan oleh swasta dan masyarakat;

 Memperluas dan meningkatkan kerja sama kemitraan dengan swasta dalam pembiayaan pembangunan.

5. Pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur cipta karya yang sudah ada.

6. Pengembangan infrastruktur skala regional, dengan strategi:

Gambar

Tabel V.1.
Tabel V.2.
Gambar 5.1.
Tabel V.4.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Laporan Akhir Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.. Pembimbing I,

Di dalam Suryadi (1993:20-25) diceritakan bahwa Zamzami dan Marlaini adalah kakak beradik yang tinggal di Bukittinggi, terlunta-lunta setelah ayahnya beristri muda

Melalui tahap awal atau beginning stage , konseli diarahkan untuk saling mengenali satu sama lain, ditumbuhkan rasa empati, diajarkan sikap respek, dikembangkan untuk memetakan

Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

bahwa dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya masyarakat, sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan

Uang Leges adalah Biaya legalisasi yang dinyatakan dalam bentuk surat berharga berupa materai leges yang ditempelkan pada Surat-surat Izin, Surat

dari pihak lain yang meminjamkan kepada Pemerintah Desa dengan syarat tertentu seperti jangka waktu, bunga ,' dan jaminan tertentu. Pengurusan sumber pendapatan dan

DIHASILKAN OLEH BALAI PENELITIAN DAN PEMULIA TANAMAN YAITU SEBAGAI PRODUSEN BENIH SUMBER PALAWIJA YAITU DARI BENIH PENJENIS KE BENIH DASAR DAN DARI BENIH DASAR KE BENIH POKOK (OLEH