Analisa Pengaruh Tebal Pelat Dan Kuat Arus Terhadap
Distorsi Sudut, Struktur mikro Dan Kekerasan Pada
Pengelasan
Multilayer
Pelat
Datar
Dengan
Menggunakan GMAW Metal Transfer Type Pulsa
Oleh:
Sukendro. Bs
Nrp. 2108201003
1
Latar belakang
•
Baja AISI 1045 termasuk kategori baja
heat treatable
dan
sering digunakan sebagai material komponen-komponen
mesin.
•
Didalam proses pengelasan sering muncul distorsi pada hasil
lasan.
•
Distorsi
disebabkan
pemuaian
saat
pemanasan
dan
penyusutan saat pendinginan tidak sebanding.
•
Siklus thermal pada pengelasan dapat mempengaruhi struktur
mikro dan distribusi kekerasan di daerah-daerah pada hasil
las.
•
Pengelasan sistem multilayer akan menimbulkan efek
preheat
dan
postheat
antar layer.
•
Hasil las dengan kekuatan yang tinggi pada sambungan las
dapat dicapai dengan menggunakan pengelasan multilayer.
Perumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh tebal pelat dan kuat arus terhadap
distorsi sudut arah longitudinal dan arah transversal yang
muncul pada hasil lasan didalam system pengelasan multi
layer?
2. Bagaimana pengaruh tebal pelat dan kuat arus terhadap
struktur mikro hasil lasan?
3. Bagaimana pengaruh tebal pelat dan kuat arus terhadap
kekerasan pada daerah-daerah hasil lasan?
4. Bagaimana
bentuk
model
matematis
yang
dapat
menggambarkan pengaruh tebal (t) dan arus (I) terhadap
distorsi sudut?
3
Tujuan penelitian
•
Mengidentifikasikan pengaruh perubahan tebal pelat
(
t
) dan kuat arus (
I
) terhadap distorsi arah
longitudinal dan transversal pada sistem pengelasan
multilayer dengan menggunakan alat las GMAW
metal transfer type pulsa.
•
Mengidentifikasikan pengaruh terbesar dari
variabel-variabel faktor terhadap respon distorsi sudut,
struktur mikro, struktur makro dan kekerasan.
Manfaat penelitian
•
Dari parameter las yang diambil untuk pengelasan, dapat
digunakan sebagai referensi pada proses pengelasan yang
akan datang dengan parameter dan material yang sama untuk
mengurangi efek distorsi sudut yang ditimbulkan pada hasil
las.
•
Dapat menentukan dalam bentuk model matematis pengaruh
efek pengaruh tebal pelat (t) dan kuat arus (I) dengan sistem
pengelasan multilayer terhadap distorsi sudut menggunakan
las GMAW tipe pulsa.
5
Batasan masalah
1. Material benda kerja yang digunakan memiliki
komposisi kimia yang homogen.
2. Bentuk dan ukuran kampuh las sebelum dilas
homogen sepanjang benda kerja.
3. Ketebalan
pelat
material
benda
kerja
yang
digunakan dianggap merata.
4. Kondisi mesin las, alat uji, dan alat ukur dalam
kondisi terkalibrasi.
5. Luas benda kerja sebelum dilas tidak dilakukan
variasi dan dianggap konstan pada semua spesimen
benda kerja.
Penelitian sejenis
1.
Menurut Anggono, distorsi sudut pada hasil pengelasan
dengan
menggunakan
las
SMAW
dipengaruhi
secara
signifikan oleh tebal pelat (1997).
2.
Menurut Rusdianto, distorsi sudut dipengaruhi secara
signifikan oleh tegangan, kuat arus, kecepatan pengelasan
dan panjang pengelasan
(
1999).
3.
Menurut Suanda, distorsi sudut pada pengelasan baja lunak
dengan las SAW dipengaruhi secara signifikan oleh kuat arus
dan luas permukaan yang dilas (2001).
4.
Menurut Triyono, distorsi bowing pada pengelasan 2 baja
yang tidak sejenis dengan menggunakan las GMAW
dipengaruhi secara signifikan oleh masukan panas. (2006).
7
5.
Menurut Pranowo, distorsi sudut yang timbul pada
pengelasan sambungan T dapat dikurangi dengan
pengaturan kedalam penetrasi yang ditentukan dengan
oleh pemilihan parameter las yang tepat (2007).
6.
Menurut Awia, distorsi sudut, struktur mikro dan
kekerasan hasil las pada pengelasan dengan las GMAW
metal transfer type spray dipengaruhi secara signifikan
oleh kuat arus dan tebal pelat (2009).
Skema las GMAW
9
Siklus termal pada proses pengelasan
Gb. Pengaruh tebal plat terhadap siklus
Proses solidifikasi pada hasil lasan
11
Pengaruh layer dalam sistem pengelasan multilayer
• SCGC (Subcritically Reheated Grain Coarsened), yaitu daerah yang mengalami pemanasan dibawah temperatur A1, tetapi lebih dari 200ºC.
• ICGC(Intercritically Reheated Grain Coarsened), yaitu daerah yang mengalami pemanasan diantara temperatur A1 dan A3.
• SCGR(Supercritically Reheated Grain Refined), yaitu daerah yang mengalami pemanasan antara temperatur A3 hingga 1200°C.
• UAGC(Unaltered Grain-Coarsened), daerah yang terkena pemanasan kembali lebih dari 1200°C atau daerah yang terkena pemanasankurang dari 200°C.
Bentuk-bentuk distorsi
13
Setting awal software minitab untuk mendapatkan formasi
model CCD
15
Komposisi kimia spesimen benda kerja dan elektroda
•
Baja AISI 1045
17
•
Elektroda AWS ASME/SFA 5.18:ER.70 S-6 diameter 0,8 mm
Persiapan spesimen benda kerja
1. Bentuk groove yang digunakan didalam penelitian.
Rancangan desain eksperimen
19
21
Koordinat titik pengukuran dan penempatan benda kerja saat dilakukan pengukuran dengan dial indikator
y1= 90 mm untuk tebal pelat 8 mm, y2= 100 mm untuk tebal pelat 13 mm
dan y3= 120 mm untuk tebal pelat 20 mm yang dicapai saat setting dial
indikator = 0
Penempatan koordinat titik pengukuran distorsi di
benda kerja pada pengelasan dengan arus 150 A
Gb 3. Tebal 20 mm. Gb 1. Tebal 8 mm. Gb 2. Tebal 13 mm.
Lokasi pengambilan data didalam
pengujian kekerasan
23
Pengaruh tebal pelat dan kuat arus
terhadap distorsi sudut maksimum
1. Plotting data kedalam bentuk respon surface
• Pengaruh tebal pelat pada pengelasan dengan arus 125A.
25
Gb 1. Pengelasan dengan tebal pelat 8 mm. Gb 2. Pengelasan dengan tebal pelat 13 mm.
Gb 3. Pengelasan dengan tebal pelat 20 mm.
• Distorsi sudut dalam arah longitudinal akibat pengaruh tebal pada pengelasan dengan arus 125 A.
• Distorsi sudut dalam arah transversal akibat pengaruh tebal pada pengelasan dengan arus 125 A.
27
(Data yang dimasukkan merupakan data pada garis bidang posisi z = 180 mm)
• Pengaruh kuat arus pada pengelasan pelat datar dengan tebal 20 mm.
• Distorsi sudut dalam arah longitudinal akibat pengaruh kuat arus pada pengelasan pelat datar dengan tebal 20 mm.
29
(Data yang dimasukkan merupakan data pada garis bidang posisi x = 80 mm)
Distorsi sudut dalam arah transversal akibat pengaruh kuat
arus pada pengelasan pelat datar dengan tebal 20 mm.
2. Struktur makro hasil lasan.
31 L4 L3 L2 L1 L5 L4 L3 L2 L1 L5 a. Tebal 8 mm. b. Tebal 13 mm. c. Tebal 20 mm.Gb 1. Pengaruh tebal pada kuat arus 125 A. Logam las Logam induk HAZ Logam induk HAZ Logam las L4 L3 L2 L1 L5 Logam las Logam induk HAZ
Gb 2. Pengaruh kuat arus pada tebal 20 mm.
c. Kuat arus 175 A. b. Kuat Arus 150 A. a. Kuat Arus 125 A.
3. Struktur mikro hasil lasan
4. Pengaruh tebal pelat dan kuat arus terhadap
distribusi kekerasan didaerah-daerah lasan
33
1. Pengaruh tebal pelat dengan arus pengelasan 125A.
2. Pengaruh kuat arus pada pengelasan pelat datar dengan tebal 8 mm
5. Model matematik
35
1. Model matematik untuk distorsi sudut maksimum didapat sebagai berikut:
2. Model matematik untuk distorsi sudut arah longitudinal didapat sebagai berikut:
3. Model matematik untuk distorsi sudut arah transversal didapat sebagai berikut: Ў = 2,03 + 0,84X1- 0,93X2+ 0.48X12+ 0,61X 22– 0,29X12 + ε (4.1) Ў = 1,996 + 0,83X1 - 0,92X2 + 0,48X12 + 0,61X22 – 0,297X12 + ε (4.2) Ў = 1,369 + 0,68X1 - 0.69X2 + 0,41X12 + 0,496X 22 – 0,262X12 + ε (4.3)
Kesimpulan
1. Efek kenaikan tebal pelat dan interaksinya dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan distorsi sudut pada hasil lasan arah longitudinal dan transversal, dimana kenaikkan tebal pelat dapat menyebabkan kenaikan distorsi sudut pada level kuat arus 125 A sebesar 45%untuk arah longitudinal dan 50%untuk arah transversal. Sedangkan untuk distorsi sudut maksimum mengalami kenaikan sebesar 45%. Distorsi sudut arah longitudinal cenderung mendekati liniear dan pada arah transversal berbentuk melengkung (curvature) pada hasil lasan dengan tebal 8 mm dan 13 mm.
2. Efek kenaikan kuat arus dan interaksinya dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan distorsi sudut pada hasil lasan arah longitudinal dan arah transversal, dimana penurunan distorsi sudut pada level tebal 20 mm mencapai 48%untuk arah longitudinal dan 50%untuk arah transversal, sedangkan untuk distorsi sudut maksimum terjadi penurunan sebesar 48%. Distorsi sudut arah longitudinal cenderung mendekati liniear dan pada arah transversal berbentuk melengkung (curvature)pada hasil lasan dengan tebal 8 mm dan 13 mm.
3. Efek tebal pelat dan kuat arus dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap struktur mikro hasil lasan saat proses solidifikasi di logam las dan pembentukan struktur ferrit dan pearlit daerah HAZ.
4. Efek tebal pelat dan kuat arus dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap distribusi kekerasan didaerah hasil lasan, yang meliputi logam las, HAZ dan di logam induk pengaruhnya tidak terlalu signifikan.
5. Efek tebal pelat dan kuat arus terhadap respon distorsi sudut dapat dimodelkan kedalam model matematik berbentuk kuadratik yang dapat menggambarkan model sistem dari penelitian dengan harga R2 = 98,2%untuk distorsi sudut maksimum, harga R2 = 98,1%untuk distorsi sudut arah longitudinal dan harga R2 = 97,9%untuk arah transversal, dimana secara statistik model dapat menggambarkan sistem dengan baik dan terjadi iteraksi antara tebal pelat dan kuat arus lebih didominasi kuat arus terhadap pengaruh respon distorsi sudut yang ditandai nilai negatif untuk faktor X12pada model matematik untuk distorsi sudut maksimum, distorsi sudut arah lonngitudinal dan distorsi sudut arah transversal.
37
39