• Tidak ada hasil yang ditemukan

: therapeutic communication of nurses, successful implementation of discnarge planning post-surgical patients

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": therapeutic communication of nurses, successful implementation of discnarge planning post-surgical patients"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEBERHASILAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN

PASCA PEMBEDAHAN DI RSUD UNGARAN

Ani widiarti*), M. Imron Rosyidi**), Gipta Galih Widodo***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Perencanaan pulang memerlukan suatu komunikasi yang baik dan terarah sehingga pasien dapat mengerti dan menjadi berguna ketika pasien berada di rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran. Desain penelitian ini deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran, dengan sampel 88 responden menggunakan teknik accidental sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi terapeutik perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran sebagian besar kategori baik (80,7%). Pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran sebagian besar kategori baik (54,5%). Ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran dengan p value sebesar 0,022 (α = 0,05). Sebaiknya perawatn meningkatkan kemampuannya dalam pelaksanaan discharge planning dengan lebih aktif menggali informasi, belajar dari perawat senior dan mempraktekkannya dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga keberhasilan pelaksanaan discharge planning pada pasien pasca pembedahan semakin meningkat.

Kata Kunci : komunikasi terapeutik perawat, keberhasilan pelaksanaan discharge planning, pasien pasca pembedahan

ABSTRACT

Discharge planning requires good and successful communication so that patients can understand and it will be useful when the patient is already at home.The purpose of this study is to determine the correlation between therapeutic communication of nurses with the successful implementation of discharge planning nurse in post-surgical patient in Ungaran Hospital. The study design was destriptive corel;ation with srossectional approach. the population was post surgical oatient in ungaran hospital, with the sample of 88 respondents using accidental sampling technique.data collecting tool used questionaries. data alalysis used frequency distribution and chi square test. The result show that the therapeutic communication of nurses to post-surgical patients in ungaran hospital is mostly in good category (80.7%), The implementation of discharge planning of nurses to post-surgical patients in ungaran hospital is mostly in good category (54,5%), There is correlation between therapeutic communication of nurses with successful implementation of discharge planning in post-surgical patients in Ungaran Hospital with p value 0,022 (α =0,05 ), Nurses should enchance their capabilities in the implementation of discharge planning more actively in searching information, learning from senior nurses and practicing in the implementation of the work so that the successful implementation of discharge planning in post-surgical patient is increasing,

Keyword : therapeutic communication of nurses, successful implementation of discnarge planning post-surgical patients

(2)

Pendahuluan

Pembedahan atau operasi merupakan semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat & Jong, 2005 dalam Maryunani, 2013:7). Pengalaman pembedahan (perioperatif) dapat dibagi dalam tiga tahap keparawatan yaitu pre operatif, intra operatif dan post operatif.

Pasien pasca bedah dan keluarga perlu melakukan pembatasan aktivitas dirumah, menggambarkan penatalaksanaan luka dan nyeri di rumah, mendiskusikan kebutuhan cairan dan nutrisi untuk pemulihan luka, menyebutkan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada tenaga kesehatan, serta menggambarkan perawatan lanjutan yang diperlukan (Carpenito, 2009). Saat pulang, pasien harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi perawatan dirinya. Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah meninggalkan rumah sakit (Hou, 2001 dalam Perry & Potter, 2006).

Discharge planning bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal setelah pulang (Carpenito, 1999 dalam Rahmi, 2011:10). Tindakan ini juga bertujuan memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin keberlanjutan asuhan berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan memfasilitasi komunikasi yang efektif (Discharge Planning Association, 2008 dalam Siahaan, 2009:12). Pelaksanaan perencanaa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menentukan keberhasilan proses discharge planning diantaranya

faktor personil discharge planning, keterlibatan dan partisipasi, waktu, perjanjian konsensus dan komunikasi (Poglitch, Emery & Darragh, 2011).

Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain dan komponen penting dalam praktik keperawatan. Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus (Abdalati, 1989; Nasir, Muhith, Sajidin, Mubarak. 2009).

Metode Penelitian

desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah desktitif korealsi, pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. penelitian ini dilakukan di ruang pasca pembedahan di RSUD ungaran. populasi dalam sepuluh bulan terakhir yaitu 1557. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 88 dan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil dan Pembahasan

A. Analisis Univariat

1. Komunikasi terapeutik perawat Tabel 4.1 Distribusi

Frekuensi Responden Berdasarkan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Pasca Pembedahan di RSUD Ungaran.

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran sebagian besar kategori baik yaitu sebanyak 71 responden (80,7%). Sedangkan Komunikasi Terapeutik Perawat Frekuensi (f) Persentase (%) Kurang 17 19,3 Baik 71 80,7 Jumlah 88 100,0

(3)

kategori kurang sebanyak 17 responden (19,3%) 2. Keberhasilan pelaksanaan discharge planning Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keberhasilan Pelaksanaan Discharge Planning Perawat Pada Pasien Pasca Pembedahan di RSUD Ungaran Keberhasilan Pelaksanaan Discharge Planning Perawat Frekuensi (f) Persentase (%) Kurang 40 45,5 Baik 48 54,5 Jumlah 88 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran sebagian besar kategori baik yaitu sebanyak 48 orang (54,5%).sebagian besar kategori kurang yaitu 40 responden (54,5%)

B. Analisis Bivariat

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komunikasi Terapeutik Perawat dan Keberhasilan Pelaksanaan Discharge Planning Perawat pada Pasien Pasca Pembedahan di RSUD Ungaran

Komunikasi Terapeutik Perawat

Keberhasilan Pelaksanaan Discharge Planning Perawat

χ 2

p-value Kurang Baik Total

f % f % f %

Kurang 3 17,6 14 82,4 17 100,0 5,255 0,022 Baik 37 52,1 34 47,9 71 100,0

Jumlah 40 45,5 48 54,5 88 100,0

Berdasarkan hasil analisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran, diperoleh hasil responden yang menyatakan komuniaksi terapeutik perawat kategori kurang sebanyak 17 orang dimana sebagian besar menyatakan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat kategori baik yaitu 14 orang (82,4%) lebih banyak dari pada kategori kurang yaitu sebanyak 3 orang (17,6%). Responden yang menyatakan

komuniaksi terapeutik perawat kategori baik sebanyak 71 orang dimana sebagian besar menyatakan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat kategori kurang yaitu 37 orang (52,1%) lebih banyak dari pada kategori baik yaitu sebanyak 34 orang (47,9%).

Dari Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai χ2 hitung (5,255) > χ2 tabel (3,84) dan p value sebesar 0,022

(α = 0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan keberhasilan pelaksanaan discharge planning

(4)

perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran. A. Gambaran Komunikasi Terapeutik

Perawat Pada Pasien Pasca Pembedahan di RSUD Ungaran

Berdasarkan tabel 4.1 hasil penelitian menunjukkan komunikasi terapeutik perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran kategori kurang sebanyak 17 orang (80,7%). Responden yang menyatakan komunikasi terapeutik perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran kategori kurang ditunjukkan dengan mereka yang sebagian besar menjawab “kadang-kadang” yaitu sebanyak 59 orang (67,0%) pada pernyataan perawat memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan pembicaraan kepada keluhan yang masih dirasakan. Responden sebagian besar juga menjawab “kadang-kadang” yaitu sebanyak 59 orang (67,0%) pada pernyataan perawat memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengemukakan perasaannya yaitu sebanyak 53 orang (60,2%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Diana (2008) tentang hubungan pengetahuan komunikasi terapeutik terhadap kemampuan komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan kepera watan di rumah Sakit Elisabeth Purwokerto. Hasil analisis data dengan menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan pengetahuan komunikasi terapeutik terhadap kemampuan komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan kepera watan di rumah Sakit Elisabeth Purwokerto, dengan p value sebesar 0,000 < 0,05 (α).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran kategori baik yaitu sebanyak 71 orang (80,7%).

Responden yang menyatakan komunikasi terapeutik perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran kategori baik ditunjukkan dengan responden sebagian besar menjawab “sering” yaitu sebanyak 71 orang (80,7%) pada pernyataan perawat memberi pujian kepada pasien ketika mampu menjalankan instruksi pengobatan dengan baik. Responden sebagian besar juga menjawab “sering” yaitu sebanyak 67 orang (76,1%) pada pernyataan perawat dapat berbicara tegas tanpa menyakiti hati pasien.

B. Gambaran Keberhasilan

Pelaksanaan Discharge Planning Perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran

Berdasarkan tabel 4.2 Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran kategori kurang yaitu sebanyak 40 orang (45,5%). Keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran kategori kurang ditunjukkan dengan mereka yang sebagian besar menjawab”tidak” yaitu sebanyak 34 orang (38,6%) bahwa perawat memberi informasi hal-hal yang dapat menyebabkan komplikasi. Mereka juga menyatakan sebagian besar menjawab”tidak” yaitu sebanyak 33 orang (37,5%) bahwa perawat memberitahu aktifitas sehari-hari yang dapat dilakukan pasien.

Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran kategori baik yaitu sebanyak 48 orang (54,5%). Keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran kategori baik ditunjukkan

(5)

dengan sebagian besar menjawab “ya” yaitu sebanyak 88 orang (100,0%) bahwa perawat mengajarkan pasien untuk bersosialisasi setelah pulang dari rumah sakit. Sebagian besar responden juga menjawab “ya” yaitu sebanyak 88 orang (100,0%) bahwa perawat mengajarkan aktifitas fisik yang dapat dilakukam di rumah kepada pasien. C. Hubungan Komunikasi Terapeutik

Perawat dengan Keberhasilan Pelaksanaan Discharge Planning Perawat pada Pasien Pasca Pembedahan di RSUD Ungaran

Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran, diperoleh hasil responden yang menyatakan komunikasi terapeutik perawat kategori kurang namun keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat kategori baik sebanyak 14 orang (82,4%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai χ2 hitung (5,255) > χ2 tabel (3,84) dan p value sebesar 0,022

(α = 0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran. Simpulan

1. Komunikasi terapeutik perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran sebagian besar kategori baik yaitu sebanyak 71 orang (80,7%). 2. Keberhasilan pelaksanaan discharge

planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran sebagian besar kategori baik yaitu sebanyak 48 orang (54,5%).

3. Ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan keberhasilan pelaksanaan discharge planning perawat pada pasien pasca pembedahan di RSUD Ungaran dengan pvalue sebesar 0,022 (α = 0,05). Saran

1. Bagi Perawat

Sebaiknya perawatn meningkatkan kemampuannya dalam pelaksanaan discharge planning dengan lebih aktif menggali informasi, belajar dari perawat senior dan mempraktekkannya dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga keberhasilan pelaksanaan discharge planning pada pasien pasca pembedahan semakin meningkat.

2. Bagi Responden

Sebaiknya responden lebih aktif dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan discharge planning aktif menanyakan hal-hal yang tidak dipahami ketika perawat memberikan discharge planning sehingga mereka tidak mengalami kesulitan untuk perawatan lanjutan dirumah.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebaiknya pihak rumah sakit meningkatkan kualitas pelayanannya dengan lebih meningkatkan pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat dan discharge planning perawat dengan menetapkan kebijakan yang dapat mendorong perawat untuk melakukan pelayanan tersebut dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC

(6)

Brunner & Suddarth, 2006. Keperawatan Medical Bedah. Edisi ke-8. Jakarta: EGC

Carpenito, 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Damaiyanti, 2010. Komunikasi Terapeutik Dalam Praktik Keperawatan. Bandung : PT Relika Aditama David, 2005. Sabiston Buku AjarBedah, Jakarta : EGC

Efendi dan Makhfudli, 2007. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Ester , 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM. SPSS 19 (edisi kelima.) Semarang: Universitas Diponegoro

Hariyati dkk, 2008. Evaluasi Model Perencanaan Pulang yang Berbasis Teknologi Informasi Volume 12, Jakarta : Makara Kesehatan

Herniyatun dkk, 2009. Efektivitas Program Discharge Planning Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2009 . Diakses dari digilib.stikesmuhgombong.ac.id pada tanggal 22 Oktober 2015. Jackson, 2007. Discharge planning : issues

and challenges for gerontological nursing. A critique of the literature. Journal of advance nursing 19:492-502

Keliat, 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta : EGC

Kozier, 2004. Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education

Kridalaksana, 2008. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Lunandi, 2009. Komunikasi Mengena: Meningkatkan Efektifitas

Komunikasi. Antar Pribadi.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Maryunani, 2014. Asuhan Keperawatan

perioperatif (menjelang pembedahan). Jakarta : CV Transinfo Media

Morton, Hebel & Mc Carter, 2009. Epidemiologi dan Biostatistika: Panduan Studi ed. 5 terj), Jakarta : EGC.

Muhammad (2005. Komunikasi

Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Efendy,

Mundakir, 2006. Komunikasi Keperawatan,aplikasi dalam pelayanan.Edisi Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu

Nasir, Muhith, Sajidin, Mubarak. 2009. Komunikasi dalam keperawatan: teori dan aplikasi, Jakarta: Salemba Medika

Nordstrom dan Garduff, 2006 Northouse, 2008. Health. Communication:

Strategies for. Health Professionals

(4thEdition). New York: Paperback.

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit PT. Rineka Cipta.

(7)

Nursalam dan Efendi, 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam, 2008. Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya, Jakarta : Penerbit Salemba Medika

Nursalam, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :Nuha Medika

Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC Poglitch, Emery & Darragh, 2011. A

Qualitative study of the determinants of successful discharge for adult inpatients, journal of American p[hysical therapy association (ISSN 1538-6724)

Potter & Perry, 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2. Alih

Bahasa : Renata

Komalasari,dkk. Jakarta : EGC.2005

Priyanto, 2009. Komunikasi dan Konseling. Aplikasi dalam sarana pelayanan kesehatan untuk perawat dan bidan. Jakarta : Salemba Medika

Rahmi, 2011. Pengaruh Discharge Planning Terstruktur Terhadap Kualitas Hidup Pasien Stroke Iskemik di RSUD Al Ihsan Bandung. Skripsi USU. Medan Sheldon, 2009. Komunikasi Untuk

Keperawatan. Jakarta : Erlangga. Siahaan, 2009. Pengaruh Discharge

Planning yang Dilakukan oleh

Perawat terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut

Abdomen Menghadapi

Pemulangan di RSUP H. Adam Malik Medan”. Skripsi S-1 Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sjamsuhidajat R, de Jong W., 2010. Buku ajar ilmu bedah. edisi 2. penerbit. buku kedokteran. Jakarta :EGC.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alphabeta

Suranto 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Susanto, 2007. Buku saku Komunikasi

Keperawatan, Jakarta, Penerbit. Trans Info

Tamsuri, 2005. Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: EGC. FKUI.

Wulandari, 2011. Efektivitas Modifikasi Perilaku-Kognitif Untuk Mengurangi Kecemasan Komunikasi Antar Pribadi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Yosafianti & Alfiyanti, 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Persiapan Pasien Pulang Terhadap Kepuasan Pasien di RS Romani Semarang. UNIMUS Semarang

Gambar

Tabel  4.3  Distribusi  Frekuensi  Responden  Berdasarkan  Komunikasi  Terapeutik  Perawat  dan    Keberhasilan  Pelaksanaan  Discharge  Planning  Perawat  pada Pasien Pasca Pembedahan di RSUD Ungaran

Referensi

Dokumen terkait

representatives shall have any liability whatsoever (in negligence or otherwise) for any loss whatsoever arising from the use of this document or its contents or otherwise arising

Dari beberapa jurnal internasional seperti pemelitian yang dilakukan oleh Yujin Nam dan Ryozo Ooka (2009) di Jepang diketahui bahwa pemanfaatan efek dingin tanah dengan metode

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penetitian mengenai berapa besar permintaan akan pelayanan angkutan umum dan jumlah armada

lain yang terdapat dalam moodle adalah: [1] assignment yang digunakan untuk memberikan tugas dari guru kepada siswa secara online, sehingga siswa dapat mengakses

Akan tetapi krisis nilai tukar Rupiah terhadap valuta asing, terutama dollar Amerika sejak Juli 1997, telah mengakibatkan pembelian devisa oleh sektor swasta meningkat tajam

Jika data itu berbentuk angka (data kuantitatif/data statistik), biasanya disusun dalam bentuk tabel dan grafik agar pembaca dengan mudah dan cepat memahami serta

10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran ditegaskan bahwa lembaga yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan terhadap segala pemanfaatan

Drainage, Sanitation, Septic-tank, Garbage/sewage, Are there any public toilets/shower ?, 24 TOILETS/SHOWER FORM 4_8_Who provides ?, Physical status maintenance of