• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDI1SAN AGAMA ISLAM BIDANG SALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS III SDN 2 KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 2 0 1 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDI1SAN AGAMA ISLAM BIDANG SALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS III SDN 2 KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 2 0 1 1"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA KELAS III SDN 2 KEDU TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 /2 0 1 1

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

IRKHAMIYAH

NIM: 11408268

JURUSAN TARBIYAH

PF OGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

Dra. Sit Farikhah, M.Pd

Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamualaikum w.r wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Irkhamiyah NIM : 11408268 Judul :

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Bidang Salat Melalui Metode Demonstrasi dan Portofolio Pada Siswa Kelas ffl SDN 2 Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut untuk segera diujikan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi.

Demikian untuk menjadikan periksa.

Wassalamualaikum wr. wb.

Salatiga, Juli 2010 Pempimbing

Dra. Siti Farikhah. M.Pd NIP. 19610623 198803 1 001

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Irkhamiyah NIM : 11408268 Jurusan : Tarbiyah Judul Sk ripsi :

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Bidang Salat Melalui Metode Demonstrasi dan Portofolio Pada Siswa Kelas III SDN 2 Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011.

Te ah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi / gama Islam Negeri Salatiga pada tanggal: 25 September 2010

D ai dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Saijana Strata I (SI) guna memperoleh gelar Sarjana' lmu Tarbiyah.

Ketua Sjdang

Salatiga, 25 September 2010 Sekretaris Sidang

a Sutomo. M.Ag Ral m afaariv^di. M.Ag 80827 198303

NIP. 19( NIP. 1^730526 199903 1 004

PeriJbimbing,

Dra. Siti Farikhah. MPd NIP. 19610623 198803 1 001

(4)

*4* ^

d

Cx

CP

3

(

< |j li a l o l j j ) 4^1*^ t !J t

A rtinya:

Dan dari Malik bin Al-Huwairits, sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda:

” Shala :lah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat” (HR.Bukhori)

Dengan penuh ketulusan hati

Skripsi ini kupersembahkan u n tu k :

> Almamaterku tercinta, STAIN Salatiga

> Ibu Tercinta Komariyah

> Suamiku tercinta Basuki

> Anak-anakku tersayang : Rizki O, Auliya

DF, Ikhsan F.

> Kakak adikku, saudara dan rekan-rekan

tercinta.

iv

(5)

Bi smillahirrohmanirrohim

Puji syukur pada illahi Rabbi yang senantiasa memberikan limpahan

kasih-Ny l, Rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi iri dengan baik. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi

Muhamn ad SAW.

S cripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Pendidik m Agama Islam Bidang Salat Melalui Metode Demonstrasi dan

Portofolio Pada Siswa Kelas III SDN 2 Kedu Temanggung Tahun Pelajaran

2010/20j 1 ”, disusun untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S-l) dalam Ilmu Tarbiyah.

Penyusunan skripsi bisa selesai atas bimbingan dan bantuan beberapa

pihak. O eh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. I nam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(ST^IN) Salatiga.

2. Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua Program S.l PAI Sekolah Tinggi Agama

Isian i Negeri (STAIN) Salatiga..

3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberi pengarahan

dan 1 :oreksi dalam penulisan skripsi ini

4. Joko Purwanto, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 2 Kedu Kecamatan

Kedu Kabupaten Temanggung yang telah memberikan ijin dalam penelitian

ini.

5. Para dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

6. Segenap karyawan/pegawai di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Sala iga, yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis selama

pros ;s perkuliahan

7. Kep.ila perpustakaan baik institut yang telah memberikan layanan dalam

(6)

sedalam-dalamnya dan memanjatkan do’a semoga apa yang mereka berikan

kepada p snulis akan mendapat balasan dari Allah SWT dan diterima sebagai amal

saleh.

IV eskipun dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha maksimal,

namun kehilafan dan kekurangan tetap ada. Untuk itu, tegur sapa serta saran yang

konstruk if sangat penulis harapkan.

.Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga skripsi ini

bermanf; at khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, Juli 2010

Penulis,

(7)

Irkhamiyah, 20' 0. Peningkatan Prestasi Belajar M ata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Biaang Salat M elalui M etode Demonstrasi dan Portofolio Pada Siswa

Kelas III SD N 2 Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan

Tarbiyah 5rogram Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sa atiga. Pembimbing Dra. Siti Farikhah, MPd.

Kata Kunci : Prestasi Belajar, Pendidikan Agama Islam, Metode Demonstrasi dan Metode Portofolio.

Penelitian ini merupakan upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran pendidikan agama islam bidang salat melalui metode demonstrasi dan portofolio. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) apakah penerapan metode demonst-asi dan portofolio dapat meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang salat di SDN 2 Kedu? (2) apakah penerapan metode demonstrasi dan portofolio dapat meningkatkan aktifitas siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang salat di SDN 2 Kedu? (3) apakah penerapan metode demonstrasi dan portofolio dapat meningkatkan pengamalan salatnya dengan tertib pad a mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang salat di SDN 2 Kedu?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas (a :tion research)sebanyak dua putaran (siklus). Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data yang diperoleh berupa hasil nilai praktek dan tugas portofolio, lembar observasi kegiatan belajar mengajar Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi data hasil belajar, data tentang situasi belajar mengajar, data tentang refleksi, data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan perencanaan dan lembar observasi.

(8)

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRa K ... vii

DAFTAR IS I... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFT A l LAMPIRAN... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1

B. F umusan Masalah ... 4

C. 1 ujuan Penelitian... 5

D. Hipotesa Tindakan dan Indikator... 5

E. Kegunaan Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional... 8

G. Metode Penelitian ... 11

H. S istematika Penulisan ... 16

BAB II. KAJIAN TEORI A Penelitian Tindakan Kelas ... 17

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 17

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ... 18

3. Tujuan Penelitian Tindakan K elas... 19

4. Manfaat Penelitian Tindakan K elas... 19

5. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan K elas... 20

(9)

b. Ukuran Prestasi Belajar... 22

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar... 23

2. Pendidikan Agama Islam ... 27

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 27

b. Dasar Pendidikan Agama Islam ... 30

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 35

3. Materi Salat... 37

a. Pengertian S a la t... 37

b. Syarat Wajib Salat... 38

c. Syarat Sah S a la t... 39

d. Rukun Salat... 39

e. Macam-macam Salat... 39

C. Metode Demonstrasi dan Metode Portofolio... 40

1. Metode Demonstrasi... 40

a. Pengertian Metode Demonstrasi... 40

b. Urgensi Metode Demonstrasi ... 42

c. Landasan/Dasar Metode Demonstrasi... 42

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi ... 43

e. Langkah-langkah Metode Demonstrasi ... 46

2. Metode Portofolio... 39

a. Pengertian Metode Portofolio... 48

b. Tujuan dan Fungsi Metode Portofolio... 49

c. Prinsip-prinsi Penilaian dengan Portofolio... 52

d. Urgensi Portofolio... 53

(10)

BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 57

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I ... 65

C. Sumber Data dan Cara Pengambilan D a ta ... 71

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 74

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 77

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 79

B. Pembahasan Penelitian... 81

1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I ... 81

2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II ... 84

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... 86

B. S aran ... 87

DAFTAF. PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

2. Tabel Observasi Untuk Penampilan Guru Pada Siklus I ... 60

3. Tabel Observasi Untuk Peserta Didik yang Dilakukan Peneliti atau Guru

Pada Siklus I ...62

4. Tabel Nilai Praktek Demonstrasi dan Tugas Portofolio Pada Siklus I I ... 66

5. Tabel Observasi Untuk Penampilan Guru Pada Siklus I I ... 68

6. Tabel Observasi Untuk Peserta Didik yang Dilakukan Peneliti atau Guru

Pada Siklus I I ... 69

7. Tabe Rekap Nilai Siklus I dan Siklus II ...75

8. Tabe Kemampuan Mepraktekkan Salat Fardhu dan Tugas Portofolio Pada

Psert i Didik Kelas III SDN 2 Kedu Pada Siklus I ... 76

9. Tabe Kemampuan Mepraktekkan Salat Fardhu dan Tugas Portofolio Pada

Psert i Didik Kelas III SDN 2 Kedu Pada Siklus II ...78

(12)

2. Foto SDN 2 Kedu... 93

3. Silabus... 95

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 98

5. Lemi )ar Portofolio...103

6. Ktrit iria Penilaian Portofolio...106

7. Gam Dar Alat Peraga...107

8. Foto Kegiatan Praktek S o la t...108

9. Sura Keterangan Penelitian...109

10. Lembar Konsultasi Skripsi...110

11. Daft; ir Riwayat H idup...111

(13)

A. Latai Belakang Masalah

Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari pentingnya

peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai

agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang

ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah

mauf un masyarakat.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa manusia membutuhkan pendidikan

dalan kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara

lain ; rang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara

Repi blik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap

warga negara berhak mendapat pendidikan. (Sekretariat Jendral MPR RI,

200( :8). Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan

bang sa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana

untuk menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau

latihan. (Departemen Agama R.I, 2004; 48)

(14)

'l 'ujuan Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya peserta didik yang

berimm dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur

(berak tilak mulia), memilikipengetahuan tentang ajaran pokok Agama Islam

dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki

penge ahuan yang luas dan mendalam tentang Islam sehingga memadai baik

untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjan g yang lebih tinggi. (Departemen Agama R.1,2004:48)

Sebagai fasilitator guru sangat menentukan dalam mencapai tujuan

pembelajaran, khususnya pada ketepatan dalam memilih metode

pembelajaran, kaitanya dengan peningkatan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, guru harus memiliki beberapa

kompetensi untuk meningkatkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik,

peningkatan disiplin dan motivasi belajar dengan mengadakan perombakan

model pembelajaran yang selam ini hanya menggunakan tiga model saja yaitu

ceramah, tanya jawab dan penugasan, sementara pembelajaran Pedidikan

Agama Islam khususnya bidang salat meliputi tiga aspek yang harus

diperhatikan oleh guru yaitu: pengetahuan (kognifitis), sikap (afektif), dan

ketranpilan (psikomotorik). Salah satu usaha guru yang tidak pernah

ditinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah

satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar

mengijar (Syaiful Bahri Djamarah dkk, 1996:82).

Penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang

(15)

efektif hal ini terbukti dengan prestsi belajar yang dicapai oleh siswa masih

kurang, salah satu faktornya adalah penggunaan metode pembelajaran kurang

bervar atif dan karena kelas III SDN 2 Kedu tersebut terdiri dari 42 siswa yang

merup ikan kelas yang besar pada jenjang SD. Guru di SDN 2 Kedu tersebut

hanya menggunakan satu metode pembelajaran saja yaitu metode ceramah,

materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya bidang salat syarat

dengan praktek atau bukan hanya sekedar untuk dimengerti.

Penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang

salat di kelas III SDN 2 Kedu Kabupaten Temanggung selama ini masih

kurang efektif, hal itu terbukti dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

masih kurang, salah satu faktornya adalah penggunaan metode pembelajaran

yang kurang bervariatif dan karena kelas III di SDN 2 Kedu tersebut terdiri

dari 4 > siswa yang merupakan kelas yang besar pada jenjang SD. Guru di

SDN 1 Kedu tersebut hanya menggunakan satu metode pembelajaran saja

yaitu metode ceramah, materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam

khusu: mya bidang salat syarat dengan praktek atau bukan hanya sekedar untuk

dimengerti tapi juga siswa harus dapat mempraktekkan dalam kehidupan

sehari hari. Sehingga untuk mencapai keberhasilan pembelajaran Pendidikan

Agami Islam di SDN 2 Kedu tersebut idealnya guru harus menggunakan

metode yang bervariatif dan tidak hanya terbatas pada satu model saja,

misalr ya diselingi dengan metode demonstrasi ditambah dengan alat peraga

(16)

Implementasi dari proses belajar mengajar yang efektif seperti tersebut

di atas, seringkali sulit diwujudkan di dalam kelas hal ini karena proses belajar

rneng ajar yang melibatkan antara guru dan siswa dalam pelaksanaanya masih

belun maksimal. Keadaan tersebut perlu penanganan secara serius agar

penirgkatan kualitas pembelajaran dapat dicapai. Pada gilirannya harapan

teijadnya peningkatan penguasaan materi pembelajaran dapat terwujud. Oleh

karer a itu perlu diuji cobakan penerapan berbagai strategi ataupun metode

pemt elajaran untuk diketahui dampaknya bagi proses dan hasil pembelajaran.

Untu< memahami permasalahan ini perlu kiranya dikaji melalui kegiatan

pene: itian tindakan kelas (PTK).

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin mencoba melakukan

pene itian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Bidang Salat Melalui Metode Demonstrasi dan

Portc folio Pada Siswa Kelas III SDN 2 Kedu Temanggung Tahun Pelajaran

2010

'

2011

” .

B. Rum usan Masalah

Berdasar latar belakang permasalahan di atas dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. / pakah penerapan metode demonstrasi dan portofolio dapat meningkatkan

p erhatian siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

(17)

3. A] lakah penerapan metode demonstrasi dan portofolio dapat meningkatkan

pe ngamalan salatnya dengan tertib pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Is: am materi tentang salat di SDN 2 Kedu ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam kegiatan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dan portofolio dalam

meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Is lam materi tentang salat di SDN 2 Kedu.

2. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dan portofolio dalam

rr eningkatkan aktifitas siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam materi tentang salat di SDN 2 Kedu.

3. In tu k mengetahui penerapan metode demonstrasi dan portofolio dalam

meningkatkan pengamalan salatnya dengan tertib pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam materi tentang salat di SDN 2 Kedu.

D. Hipt tesa Tindakan

Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

pemasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”

(Suharsini Arikunto: 1999: 67) Hipotesis adalah “dugaan sementara yang

(18)

palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan”. (Sutrisno Hadi,

1981:63)

Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis

adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian,

yang nungkin benar atau mungkin salah, hipotesis ini akan diterima jika benar

dan c itolak jika salah. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesa tindakan

sebagai berikut:

1. T ;rdapat peningkatan perhatian siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam materi tentang salat dengan metode demonstrasi dan

portofolio di SDN 2 Kedu.

2. T;rdapat peningkatan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran

P mdidikan Agama Islam materi tentang salat dengan metode demonstrasi

d m portofolio di SDN 2 Kedu.

3. Medote demonstrasi dan portofolio dapat pengamalan salatnya dengan

te rtib pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang salat di

SDN 2 Kedu.

Indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu apabila masing-masing

telah mencapai 70 %.

E. Kegi inaan Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan

maniaat bagi guru, siswa khususnya SDN 2 Kedu Kecamatan Kedu

Kabi paten Temanggung dan sekolah dasar lain pada umumnya yang

(19)

fetelah lingkup masalah berhasil dirumuskan maka pada hakikatnya

peneli i telah mengajukan “inti” dari tujuan penelitian yang akan dilakukan

dalam penelitian.

Rumusan tentang kegunaan hasil penelitian adalah kelanjutan dari tujuan

peneli ian. Apabila peneliti telah selesai mengadakan penelitian dan

mempjroleh hasil, ia diharapkan dapat menyumbangkan hasil itu kepada

negan, atau khususnya kepada bidang yang sedang diteliti,

i Vdapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Teoritik

a. Hasil Penelitian dapat dimanfaatkan sebagai referensi atau acuan yang

dapat dijadikan pedoman oleh para guru dalam menyampaikan materi

Pendidikan Agama Islam materi tentang salat.

b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi

pelaksanaan lebih lanjut.

2. Praktik

a. Dengan mengetahui para guru sekolah dasar saat menyampaikan

materi Pendidikan Agama Islam materi tentang salat dengan

menggunakan metode demonstrasi dan portofolio diharapkan dapat

meningkatkan mutu pengajaran lebih lanjut.

b. Dengan mengetahui hasil penelitian apabila terdapat hasil yang negatif

atau adanya kekurangan dalam menyampaikan materi dengan

menggunakan metode demonstrasi dan portofolio maka bagi para guru

(20)

meningkatkan serta memacu untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

materi kepada peserta didik.

F. Definisi Operasional

fudul penelitian ini didukung oleh beberapa definisi yang perlu dibahas

sebagii pegangan untuk kajian lebih lanjut, dari beberapa definisi tersebut

antan la in :

Peningkatan

3eningkatan/meningkatkan ialah menaikkan drajat (taraf) dan

sebagiinya. (WJS Poerwadarminta, 1984: 1078) Adapun yang peneliti

maksudkan adalah meningkatkan meningkatkan mutu mata pelajaran

Pendi iikan Agama Islam khususnya materi tentang salat.

1. Piestasi Belajar

Prestasi adalah hasil baik yang dicapai. (EM Zulfajri Dkk, Tt: 670)

Piestasi merupakan suatu hasil yang dicapai setelah adanya usaha atau

aktivitas. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik

berupa pengetahuan maupun berupa ketrampilan. (http://www.pengaruh.

beasiswa.terhadap.prestasi.belajar.id.@.com.) Hilgrad mengatakan bahwa

“belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relative

permanent, yang terjadi karena pengalaman”. (Prof. Dr. Nana Syaodih

Si lkmadinata, 2003: 156)

Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan yang lazimnya

ditunjukkan oleh nilai yang diberikan oleh guru. (WJS Poerwadarminta,

(21)

achievement yaitu realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan

potensional atau kapasitas yang dimiliki seseorang.” (Prof. Dr. Nana

Syaodih Sukmadinata, 2003: 102)

2. Pi mdidikan Agama Islam

Dalam memahami Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari dua

si idut yaitu dari sisi yuridis dan dari sisi makna atau pendapat para ahli

Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Daradjat adalah suatu

u: ;aha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

nemahami ajaran agama Islam secara menyeluruh. Kemudian dapt

nenghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

n enjadikan Islam sebagai pandangan hidup. (Zakiah Daradjat, 1989: 87)

Ahmad Tafsir mengartikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan

y mg diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara

n aksimal sesuai dengan ajaran Islam. (Ahmad Tafsir, 1994: 8)

Lebih khusus lagi pendapat yang disampaikan oleh Zuhairini yang

n lenyampaikan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara

s stematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka

hidup sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairini, 1983: 27)

Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah adanya proses

trasfer nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari generasi tua ke generasi

r luda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu, ketika menyebut

p endidikan Islam, maka terdapat dua hal yaitu; pertama adalah mendidik

(22)

acalah mendidik siswa untuk mempelajari materi ajaran Islam, yang

be rupa pengetahuan tentang ajaran Islam.

3. M etode Demonstrasi

Istilah metode demonstrasi berasal dari kata “metode” dan

“c emonstrasi”. Adapun pengertian metode menurut Nur Uhbiyati bahwa

m :tode berasal dari bahasa Latin ”meta” yang berarti melalui dan hodos

yang berarti jalan atau cara ke atau ke. Dalam bahasa .Arab disebut

"tiriqati’ artinya jalan, cara, sistem dan ketertiban dalam mengeijakan

sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang

m mgatur suatu cita-cita. (Nur Uhbiyati, 1997:136)

Sedangkan pengertian demonstrasi menurut para ahli antara lain

m;nurut Tayar Yusuf yang menyatakan bahwa demonstrasi terambil dari

krta Demonstration {to show) yang berarti memperagakan atau

m jmperlihatkan proses kelangsungan sesuatu. (Armai Arief, 2002: 49).

Jadi kesimpulan pengertian dari metode demonstrasi adalah suatu metode

m mgajar di mana seorang guru atau orang lain yang sebaya diminta atau

m arid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau

untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu

pioses pembuatan tertentu kepada siswa. Misalnya proses cara

msngerjakan salat.

4. N etode Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara

(23)

di gunakan oleh guru dan siswa untuk memantau perkembangan

pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu.

Portofolio pada prinsipnya merupakan kumpulan dokumen yang

dnakai seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan, atau

se enisnya yang bertujuan untuk dokumentasi dan evaluasi perkembangan

su itu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(Direktorat

Pembinaan TK dan SD, 2006:23)

G. Metode Penelitian

1. R incangan Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

(P TK). Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan, meliputi penetapan materi Pendidikan Agama Islam

yaitu bidang salat dan penetapan alokasi waktu pelaksanaannya

Semester I tahun pelajaran 2010-2011 (Bulan Juli sampai dengan

Desember 2010).

b. Tindakan, meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar matri

tentang salat melalaui metode demonstrasi.

c. Observasi, dilaksanakan bersamaan proses pembelajaran meliputi:

aktivitas guru dan siswa, pengembangan materi dan hasil belajar siswa.

d. Refleksi, kegiatan pembelajaran dianalisa dan sekaligus menyusun

(24)

2. Sn byek Penelitian

Adapun yang menjadi subyek dari penelitian tersebut adalah siswa

ke!as III SDN 2 Kedu Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung yang

be jumlah 42 siswa.

3. Li ngkah-langkah/Siklus penelitian

Sesuai dengan yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Peaelitian ini tidak hanya dilakukan satu tahapan atau langkah (siklus)

keratan melainkan beberapa kali kegiatan. Karena Penelitian Tindakan

Kelas adalah sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif

pa tisipatif, kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan untuk perbaikan

system metode keija, proses, isi, kompetensi, dan situasi.(Suharsimi

Arikunto dkk, 2007:104)

Penelitian diawali dengan perencanaan tindakan (planning),

pe lerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan

ha;il tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi

(reflekting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang

dil larapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

4. In itrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat fasilitas yang digunakan oleh

pe teliti dalam mengumpulkan data agar pelaksanaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

(25)

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP), Lembar

01 servasi Kegiatan Belajar Mengajar, dan Tes formatif.

5. Pengumpulan Data

a. Metode observasi

Observasi artinya pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki menurut Jehoda dkk. Observasi

menjadi alat penyelidikan ilmiah jika :

1) Mengabdi pada tujuan-tujuan research yang telah dirumuskan

2) Direncanalkan secara sistematik.

3) Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan tidak hanya

dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu semata-mata.

4) Dapat dicek dan dikontrol validitas, ketelitiannya sebagaimana data

ilmiah lainnya.(Sutrisno Hadi, 2001:136)

Dengan kata lain pengamatan yang dilakukan dalam

mengumpulkan data dengan mengamati, mencatat gejala yang diteliti

baik secara langsung dengan pendengaran, penglihatan dan secara

tidak langsung dngan menggunakan alat bantu tertentu.

b. Metode test

Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat

(26)

6. Analisis Data

Hasil test awal {pre-test) dan sesudah tindakan analisis dan

dil andingkan analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan:

a. Tahap deskripsi yaitu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau

memaparkan data yang diperoleh.

b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokkan data yang telah

didiskripsikan sesuai permasalahan.

c. Tahap analisis yaitu tahap menganalisis data berdasarkan teori-teori

yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang tahap primer, kendala-

kendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala

tersebut.

d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai atau mengevaluasi terhadap hasil

interprestasi.

Sedangkan dalam perolehan nilai atau skor yang penulis gunakan

ad: ilah:

a. Merekapitulasi hasil tes formatif.

b. Dengan melihat ketuntasan belajar.

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan secara

kh sikal, Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (Depdikbud, 2006:23), yaitu seorang siswa

telih tuntas belajar bila secara klasikal telah mencapai indikator 85%

(27)

de wan guru SDN 2 Kedu menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal mata

pe [ajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 65.

Dalam menerapkan hal tersebut peneliti menggunakan rumus :

N

K( terangan:

M = Rata-rata skor tercapai

X = Jumlah Nilai

N = Jumlah siswa. (Makmun Pitoyo, 2003: 45)

Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar (P), dengan

menggunakan rumus prosentase (Depdikbud, 1994: 8):

^ Siswa.yang.tuntas.belajar

- S i s w a

H. Sisten latika Penulisan

xl 00%

! iistematika penulisan dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam

lima t ab, setiap bab dibagi lagi menjadi beberapa sub bab sebagai perincian

atas tab perbab yang merupakan suatu gambaran yang mencerminkan isi

kandungan judul penelitian. Isi masing-masing sub bab menerangkan bagian-

bagiai yang termaktub dalam isi bab. Pembagian ini dilakukan untuk

memp srmudah pembahasan, telaah, analisis atas masalah-masalah yang lebih

mend; lam serta sistematis sehingga mudah dipahami. Adapun sistematika

(28)

3ab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumu: an masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

opera >ional/istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

3ab II berisi kajian teori yang terdiri dari prestasi belajar Pendidikan

Agair a Islam yang memuat pengertian prestasi belajar, ukuran prestasi belajar,

dan i iktor-faktor yang memeengaruhi prestasi belajar. Pendidikan Agama

Islam yang memuat pengertian Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar

Pendi iikan Agama Islam, tujuan Pendidikan Agama Islam. Materi salat yang

memi at tentang pengertian salat, syarat sah salat, Metode demonstrasi yang

memv at pengertian metode demonstrasi, kelebihan metode demonstrasi,

kelemahan metode demonstrasi, langkah-langkah metode demonstrasi.

Metoc le Portofolio yang memuat tentang pengertian metode portofolio,

tujuardan firngsi portofolio, serta prinsip-prinsip penilaian dalam portofolio,

serta peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi salat

menggunakan metode demonstrasi dan portofolio

lab III yang Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang terdiri dari

subyei penelitian, prosedur keija dalam penelitian yang memuat; diskripsi

pelakj anaan siklus 1, Diskripsi pelaksanaan siklus 2, serta sumber data dan

cara p jngambilan data.

lab IV menguraikan deskripsi persiklus (data hasil pengamatan atau

(29)

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. P< ngertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata yang mempunyai

pengertian yang berbeda. Penelitian yang dimaksud di sini adalah

mmunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan

m mggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

at i u informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

mjnarik minat dan penting bagi peneliti. Sedangkan tindakan yang

dimaksud adalah menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian

sil dus kegiatan untuk siswa. Adapun siswa yang dimaksud dalam

penelitian ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik, seperti yang sudah lama dikenal dalam

bilang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas

ac alah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula (Suharsimi Arikunto,

2006:2).

Hakekat dari penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang mampu

msnawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan

msningkatkan profesionalisme guru dan proses belajar mengajar. Bentuk

penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang hanya dapat

(30)

dimanfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum, pengembangan

sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.

Penelitian yang mampu menjembatani antara materi dan praktik.

Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif, dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan

pr; iktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

Tindakan-tindakan yang dilakukan sesuai dengan problema yang

dihadapi dalam rangka memberi solusi. Oleh karena itu, penelitian

Tiidakan Kelas selalu meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, evaluasi,

dan refleksi. (SitiFarikhah, 2010:1)

2. K< rakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai model penelitian, penelitian tindakan kelas tentunya

memiliki ciri khas yang dapat membedakan dengan model penelitian yang

lain. Penelitian tindakan kelas didesain untuk memecahkan suatu problem

yaig dihadapi guru dalam praktik pembelajaran sehari-hari. Problem

pembelajaran ini didasari oleh guru. Persoalannya tidak semua guru

miirnpu melihat kelemahannya sendiri. Oleh karena itu sering Penelitian

Tiidakan Kelas dilakukan secara kolaboratif.

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan tindakan-tindakan

tei tentu untuk memperbaiki proses belajara mengajar. Mengarah pada

perbaikan atau peningkatan mutu kineija guru, mengandalkan data

pengamatan dan refleksi peneliti, dan pengamatan dilakukan guru sendiri

(31)

3. Ti juan Penelitian Tindakan Kelas

Adapun tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktek pembelajaran

b. Untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam

menangani proses belajar mengajar

c. Terjadinya proses latihan terus menerus dalam mengaplikasikan

berbagai tindakan alternative demi peningkatan proses belajar

mengajar.

d. Agar guru mendapatkan pengalaman tentang pengalaman tentang

ketrampilan praktek pembelajaran secara reflektif.

e. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaharuan system pembelajaran.

f. Untuk memperbaiki system (melibatkan administrasi, guru, orang tua,

dan pihak lain).

g. Untuk menjalin komunikasi yang efektif antara praktisi pendidikan

dengan peneliti (Siti Farikhah, 2010:2).

4. M anfaat Penelitian Tindakan Kelas

Adapun manfaat dari adanya penelitian tindakan kelas adalah sebagai

berikut:

a. Guru dapat mencoba berbagai alternatif inovasi pembelajaran sehingga

dapat mengelola pembelajaran secara efektif.

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektif dalam memecahkan

masalah pembelajaran.

(32)

d. Guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya:terbuka pada

perubahan, krisis, reflektif, sensitif terhadap problem, adaptif terhadap

peraturan.

5. Pr nsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Adapun prinsip-prinsip dasar dari penelitian tindakan kelas adalah :

a. Proses penelitian tindakan kelas tidak mengganggu tugas mengajar.

b. Masalah yang diteliti merupakan masalah yang faktual dan layak untuk

diteliti.

c. Penelitian tindakan kelas berorientasi pada perbaikan mutu pendidikan

dengan melakukan perubahan yang dituangkan dalam tindakan.

d. Penelitian tindakan kelas merupakan proses belajar secara sistemik.

e. Penelitian tindakan kelas menuntut guru membuat jurnal

pribadi(mencatat persoalan kemajuan, proses, dan refleksi)

f. Dalam penelitian tindakan kelas, guru melihat dan menilai sendiri

secara kritis terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya (keterbukaan

merupakan kunci keberhasilan) (Siti Farikhah, 2010:3).

6. T i hap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui beberapa tahapan yang

sa ing mempunyai keterkaitan. Di antara tahap-tahap penelitian tindakan

kelas adalah sebagai berikut:

a. Melakukan survey

b. Mengidentifikasi permasalahan

(33)

d. Merencanakan tindakan

e. Melakukan pengamatan

f. Melakukan analisis dan refleksi

g. Merencanakan siklus berikutnya

h. Menyusun laporan (Siti Farikhah, 2010:4)

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Prsstasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil baik yang dicapai. (Zulfajri Dkk, tt:670)

Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan.(Tabrani Rusyan, 1989:7)

Prestasi merupakan suatu hasil yang dicapai setelah adanya usaha

atau aktivitas. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha

baik berupa pengetahuan maupun berupa ketrampilan (www.pengaruh.

beasiswa, terhadap, prestasi. belajar.id.@.com.) prestasi belajar berarti

penguasaan pengetahuan yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai yang

diberikan oleh guru.(W.J.S. Poerwodarminto,1984:730)

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Jadi prestasi belajar siswa

dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, hasil dari evaluasi dapat

(34)

Berdasakan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa

dalam menerima, menolak dan menilai informasi-infonnasi yang

diperoleh dalam proses belajar mengajar,

b. Ukuran Prestasi Belajar

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun

oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan

yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam

KTSP mengatur tentang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), standar

kenaikan kelas (SKK), dan Standar Kriteria Kelulusan (SKL).

Pengukuran dari hasil atau prestasi belajar siswa berdasarkan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), standar kenaikan kelas (SKK),

dan Standar Kriteria Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) Belajar adalah tingkat pencapaian standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa per mata

pelajaran. Penentuan kriteria ketuntasan minimal belajar ini ditetapkan

(35)

standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa; (2) Tingkat

kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap indikator pencapaian

kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa; (3) Tingkat

kemampuan (intake) rata-rata siswa di madrasah; dan (4) ketersediaan

sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat 1 tentang

Standar Nasional Pendidikan, maka peserta didik dinyatakan lulus

sekolah apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ada di

sekolah.

2) Memperoleh nilai baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran, kelompok mata pelajaram agama dan akhlak mulia,

kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata

pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

3) Lulus ujian akhir sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi.

4) Lulus ujian nasional atau UASBN.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Keberhasilan atau prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak

faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau diluar

dirinya atau lingkungannya. Di bawah ini akan peneliti jelaskan secara

(36)

1) Faktor-faktor dalam diri individu

Banyak faktor yang ada pada diri individu atau siswa yang

mempengaruhi usaha dan keberhasilan atau prestasi belajarnya.

Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek j asmaniah, aspek

rohaniah,” (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:162) kondisi

intelektual, dan ketrampilan yang dari individu (siswa).

a) Aspek jasmaniah

Aspek ini mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari

individu. Tiap orang memilki kondisi fisik yang berbeda, ada

yang tahan belajar selama lima atau enau jam terus-menerus,

tetapi ada juga yang hanya tahan satu dua jam saja. Kondisi

fisik menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan indra

penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan

pencecapan. Indra yang paling penting dalam belajar adalah

penglihatan dan pendengaran. Sesorang yang penglihatan atau

pendengarannya kurang baik akan berpengaruh kurang baik

pula terhadap usaha dan hasil belajarnya. Kesehatan merupakan

syarat mutlak bagi keberhasilan atau prestasi belajar.

b) Aspek rohaniah (psikis)

Aspek rohaniah tidak kalah pentingnya dalam beajar

ataupun pencapaian prestasi belajar dengan aspek jasmaniah.

Aspek psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis,

(37)

kondisi afektif individu termasuk juga motivasi dalam belajar.

Untuk kelancaran belajar bukan hanya ditunutt kesehatan tetapi

juga yang terbebas dari tekanan-tekanan batin yang mendalam,

gangguan-gangguan perasaan, kebiasaan-kebiasaan buruk yang

menggangu, frustasi, konflik-konflik psikis. Individu (siswa)

yang sehat rohaniahnya akan merasakan ketenangan dalam

mengikuti proses belajarnya sehingga ia dapat mencapai

keberhasilan atau prestasi belajar yang baik.

c) Kondisi Intelektual

Kondisi ini juga sangat berpengaruh terhadap prestasi

atau keberhasilan belajar. Kondisi ini menyangkut tingkat

kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat

pekeijaan. Juga termasuk kondisi intelektual adalah penguasaan

siswa akan pengetahuan atau pelajaran-pelajarannya yang lalu.

d) Ketrampilan yang dimilikinya

Keberhasilan atau prestasi belajar juga dipengaruhi oleh

ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya, seperti ketrampilan

membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengeijakan

tugas-tugas, dan lain sebagainya. Ketrampilan-ketrampilan

tersebut merupakan hasil belajar sebelumnya.

2) Faktor-faktor lingkungan

Prestasi atau keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi

(38)

sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah,

dan masyarakat.” (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:163)

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama

dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses

belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor

fisik dan sosial psikologis yang ada pada keluarga sangat

berpengaruh terhadap perkembangan sampai dengan prestasi

belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan keluarga

adalah keadaan rumah dan ruangan tempat belajar, sarana dan

prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah

tenang atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan

disekitar rumah.

Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan

anggota-anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan

memberikan dukungan yang positif teihadap perkembangan

belajar dari anak. Sebaliknya keluarga yang miskin dengan

sumber bacaan dan tidak senang membaca kurang atau tidak

bisa mendorong anak-anaknya untuk senang membaca.

b) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting

bagi perkembangan dan prestasi belajar para siswa.

(39)

lingkungan kampus, sarana prasarana belajar yang ada, sumber-

sumber belajar, media belajar, dan sebagainya. Lingkungan

sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-

temannya, guru serta staf sekolah yang lain. Lingkungan juga

menyangkut lingkungan akademis, yaitu suasana dan

pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan

kurikuler, dan lain sebagainya.

Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memilki

sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik,

diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong

semangat belajar para siswanya,

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu

berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas

belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki

latar belakang pendidikan yang cukup, terhadap lembaga-

lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya

akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat,

perkembangan dan prestasi belajar generasi mudanya.

2. P mdidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Untuk memahami Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari dua

(40)

ahli. Secara makna atau pendapat para ahli Pendidikan Agama Islam

diartikan sebagai berikut:

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama

Islam secara menyeluruh. Kemudian dapt menghayati tujuan, yang

pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

pandangan hidup.(Zakiah Daradjat,1989: 87). Pendapat senada juga

disampaikan oleh Mansyur (1985: 1), Pendidikan Agama adalah usaha

sadar untuk menyiapkan generasi muda dalam meyakini, memahami,

mengahayati ajaran agama melalui kegiatan bimbingan, didikan atau

latihan.

Menurut Zuhairini (1983: 27), Pendidikan Agama Islam adalah

usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak

didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir (1994: 8), Pendidikan Islam adalah

bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam,

Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah adanya proses

transfer nilai pengetahuan dan ketrampilan dari generasi tua ke

generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu,

ketika menyebut pendidikan Islam, maka terdapat dua hal yaitu;

pertama adalah mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-

(41)

mempelajari materi ajaran Islam, yang berupa pengetahuan tentang

ajaran Islam.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, sehingga mengimani, ajaran agama Islam dibarengi

dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam

hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa.(Diknas, 2002: 3)

Secara yuridis bisa dilihat dari rumusan dari Udang-undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang

menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:

Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta tanggungjawab, (Undang-undang RI

Nomor 20,2003:8)

Pendidikan di Indonesia adalah bertujuan mempersiapkan

manusia Indonesia menuju masyarakat madani yang diridhai Tuhan.

Yaitu manusia yang memiliki sikap dan wawasan keimanan dan

akhlak tinggi, kreatif, mandiri, toleransi, kerja keras, serta menjunjung

tinggi harkat dan martabat manusia. Inilah yang semestinya tujuan dari

(42)

karena itu, tujuan pendidikan selalu dikaitkan dengan unsur filsafat dan

budayanya suatu bangsa yang dominan.

Melihat dari rumusan di atas, nampak bahwa bangsa Indonesia

adalah bangsa yang religius dan bekeija keras, serta mandiri dan juga

menjadi warga negara yang baik, dan diharapkan tidak ketinggalan

dengan dunia perkembangan global. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membentuk manusia

yang beriman, berilmu dan berteknologi serta mampu berkiprah di

dunia global. Hal ini merupakan garapan dari tujuan pendidikan yang

mempunyai basis agama, maka Pendidikan Agama Islam merupakan

hal yang penting yang diajarkan disekolah-sekolah sebagai langkah

awal untuk membentuk manusia yang bertaqwa dan bernegara yang

baik.

b. Dasar Pendidikan Agama Islam

Adapun dasar atau landasan penyelenggaraan Pendidikan Agama

Islam di sekolah dapat ditinjau dari beberapa aspek, di antaranya

adalah aspek normatif, aspek psikologis, aspek historis, dan aspek

yuridis (Chabib Thoha,1998:32).

1) Aspek Normatif

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang secara langsung atau tidak

langsung mewajibkan umat Islam melaksanakan pendidikan,

(43)

normatif pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Adapun kewajiban

melaksanakan Pendidikan Agama Islam itu ditujukan kepada :

a) Kewajiban bagi orang tua mendidik anaknya. Sebagaimana

Firman Allah SWT QS. at-Tahriim ayat 6 :

i-lS T

ijb'

f

1 3 51 j Zi ; 4 5

^ ^ / J l » X ^ ^ / / > x s V

Abl l^llp S jU tJ-lj

i Oj>>_ ^

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa

yang diperintahkan ” (Departemen Agama RI, 1994: 951).

b) Kewajiban bagi setiap muslim untuk belajar agama.

Sebagaimana Firman Allah SWT QS. At-Taubah ayat 122 :

<33? y » y u

'bfjli

4i l ^ = Ij jJlSJ ( j j

(f

C j $ \ \ i } • -'l, * . ? * ^ ' A * ' * **

' 3 pr-?

Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap

golongan di antara mereka beberapa orang untuk

memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah

kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya

(Departemen Agama RI,1994: 301).

c) Kewajiban mengajarkan agama kepada orang lain.

(44)

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang m a'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah

orang-orang yang beruntung”(Departemen Agama RI,1994: 93).

2) Aspek Psikologis

Menurut ilmu jiwa agama, agama merupakan fenomena

kehidupa manusia, karena agama mempunyai pengaruh yang

sangat besar pada sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup

manusia pada umumnya (Thoha,1998:39).

Apek kejiwaan dari agama tidaklah lengkap kalau tidak

merujuk pada ilmu jiwa dari sudut pandang Al-Qur’an, Al-Qur’an

menyatakan bahwa dorongan beragama merupakan dorongan yang

alamiah. Sebagaimana firman Allah QS. Ar-Rum ayat 30 :

c. y

^ l l l i j j j \ j k j J jj d

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak

mengetahui ” (Departemen Agama RI, 1994: 645).

Dalam ayat ini Allah mengemukakan bahwa dalam fitrah

(45)

kesiapan alamiah untuk memahami keindahan ciptaan Allah dan

menjadikannya sebagai bukti tentang adanya Allah dan keesaan-

Nya (Najati, 1985:40).

1) Aspek Historis

Berdasarkan sejarah, agama Islam tumbuh dan berkembang

bersamaan dengan datangnya Islam, hal ini terjadi sejak Nabi

Muhammad SAW mendakwahkan ajaran agama Islam kepada

masyarakat di sekitarnya yang dilaksanakan secara bertahap, mulai

dari keluarganya, sahabatnya, kemudian masyarakat sekitarnya.

Ajaran dakwah Nabi tidak terlepas dari pendidikan Islam,

karena tugas utama Nabi ialah dakwah (menyeru) manusia agar

mau masuk Islam, sebagaimana tersebut dalam firman Allah QS.

Saba’ ayat 28:

Artinya : “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada

Mengetahui” (Departemen Agama RI, 1994: 688).

Untuk tugas dakwah ajaran-ajaran Islam harus disampaikan,

agar difahami, dihayati dan selanjutnya dapat diamalkan. Proses

dari penyampaian ajaran sampai pemahaman, penghayatan dan

(46)

rentangan sejarah yang panjang, di mana dunia Islam semakin luas

terjadilah proses Islamisasi dan sekaligus pendidikan Islam bagi

bangsa-bangsa non Arab hingga sampai ke Indonesia.

2) Aspek Yuridis

Aspek yuridis merupakan kekuatan hukum dalam

pelaksanaan pendidikan agama. Karena Indonesia adalah negara

hukum, maka seluruh aspek kehidupan manusia termasuk kegiatan

pendidikan agama harus didasarkan pada hukum (undang-undang)

yang berlaku. Untuk itu perlu ditinjau hal-hal yang berkaitan

dengan hukum yang melandasi pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam. Dalam hal ini ada dua landasan yaitu landasan idiil dan

landasan operasional (Thoha,1998:59).

a) Landasan Idiil

Terwujudnya kehidupan beragama bagi seluruh rakyat

Indonesia menjadi suatu cita-cita (Idiil) para pendiri Republik.

Cita-cita itu dituangkan dalam UUD 1945, sehingga dapat

disebut sebagai landasan idiil, yang mengandung nilai-nilai

dasar.

Pancasila dan UUD 1945 merupakan landasan idiil dan

konstitusional bagi kehidupan beragama. Karena pancasila

merupakan sumber segala sumber hukum dan UUD 1945

merupakan dasar hukum yang baru merupakan aturan-aturan

(47)

penyelenggaraan dari aturan pokok tersebut, yang selanjutnya

disebut landasan operasional,

b) Landasan Operasional

Landasan operasional merupakan dasar yang secara

langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di lembaga-

lembaga pendidikan formal maupun non formal yang ada di

Indonesia. Adapun undang-undang terbaru yang memuat

tentang pendidikan agama yaitu Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tentang tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari para

pendapat tokoh-tokoh pendidikan muslim. Misalnya saja dari tujuan

pendidikan Islam Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani salah

seorang ahli pendidikan Islam memberikan ciri dan prinsip-prinsip

umum yang dijadikan landasan dasar untuk mencapai tujuan utama

cita-cita pendidikan Islam, maka pendidikan harus mampu melahirkan

kekuatan tiga dimensi yang saling terkait dengan yang lainnya,

dimensi tersebut adalah:

1) Dimensi Imanitas yang dapat mendudukan harkat dan martabat manusia sebagai hamba Allah yang tertinggi di dunia serta punya daya tahan terhadap ujian hidup dan berpijak pada kebenaran. 2) Dimensi jiwa dan pandangan hidup Islam yang membawa cita

rahmatal lil ’alamiin.

(48)

Pandangan tentang tujuan Pendidikan Agama Islam lain juga

dikemukakan oleh Athiyah Al-Abrasyi, beliau menyatakan bahwa

ujuan pokok dari pada dasarnya adalah mendidik budi pekerti dan

pendidikan jiwa peserta didik, sedanghkan Naquib al-Attas yang

dikutip oleh Hasan Langgulung tujuan pendidikan Islam adalah

tercapainya kesempurnaan manusia melalui pendekatan spiritual

dengan melakukan berbagai aktifitas ibadah. (Hasan Langgulung, 1988:

307)

Sedangkan dalam konsep Al-Qur’an disebut ulul al-bab,

pengajaran Islam pada dasarnya adalah berorientasi untuk menjadikan

manusia yang mempunyai ilmu dan peka terhadap perkembangan

jaman. (Tim Depag, 2004: 35) Salah satu tujuan pengajaran Agama

Islam di sekolah adalah membentuk dan mengembangkan keimanan

serta menjadikan khalifah di bumi sebagai manusia yang kreatif,

inovatif yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam kosep Al-Qur’an disebut ulul al-baab, pengajaran Islam pada

dasarnya adalah berorientasi untuk menjadikan manusia yang

mempunyai ilmu dan peka terhadap perkembangan jaman. (Tim

Depag, 2004: 35)

Secara formal tujuan pendidikan Islam tentu mengacu kepada

cita-cita bangsa Indonesia yang dituangkan ke dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II

(49)

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi diri agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab”.(Undang-Undang Nomor 20, 2003:9)

Tujuan pendidikan sebagaimana disebutkan di atas mencakup

beberapa aspek penting terhadap peserta didik dalam kehidupan

masyarakat. Yaitu manusia yang berkepribadian yang utuh, berilmu

yang profesional, kreatifitas yang tinggi dalam upaya membentuk

kemandirian dalam menghadapai perkembangan jaman, serta menjadi

manusia yang bertanggung jawab atas keberadaan dirinya dan masa

depan bangsa dan negara.( Moh Sakir, 2008:144)

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah membentuk manusia

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mempunyai ilmu

pengetahuan dan mampu mengembangkan potensinya dengan

teknologi untuk kesejahteraan umat manusia sebagai kodratnya sebagai

kholifah di bumi.

3. Materi Salat

a. Pengertian Salat

Ahli fiqih mengartikan salat menurut bahasa berarti do’a,

sedangkan menurut istilah yaitu ibadah yang tersusun dari beberapa

(50)

dan diakhiri salam dengan syarat-syarat yang ditentukan. (Sulaiman

Rosyid, Cet.ke-17:64)

Dalam Al-Qur an banyak ayat-ayat yang mengungkapkan tentang

perintah kewajiban salat misalnya :

Artinya : “Sesungguhnya salat itu adalah fardlu yang ditentukan

waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Departemen Agama

RI, 1994:138)

Artinya : PKerjakanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah

perbuatan yang keji dan mungkar” (Departemen Agama RI,1994:635)

Maksud dari ayat tersebut di atas adalah bahwasannya salat

merupakan sebuah kewajiban yang dibatasi oleh waktu-waktu tertentu,

yang tidak boleh terlambat mengerjakannya,

b. Syarat Wajib Salat

Kewajiban salat itu diberikan atas orang yang memenuhi syarat-

syarat yaitu Islam, berakal, suci, balig. (Imam Taqiyuddin Abi Bakrin,

tt: 82)

Nabi bersabda:

(51)

bermimpi (baligh) dari orang gila sampai berakaF. (HR Abu Daud dan Timidzi).

c. Syarat Sah Salat

Salat dianggap sah menurut syara’ apabila dilakukan dengan

memenuhi persyaratan tertentu yaitu :

1) Suci badan dari hadast dan najis.

2) Menutup aurat dengan pakaian yang bersih.

3) Mengetahui waktunya masuknya waktu salat.

4) Menghadap kiblat (Sulaiman Rosyid, Cet.ke-17: 76-79).

d. Rukun Salat

Rukun shalat ada 17 perkara, yaitu : niat, berdiri, jika mampu,

takbirotul ihrom, membaca surat al-fatihah, ruku’, tuma’ninah pada

ruku’, i ’tidal, tum a’ninah pada i 'tidal, sujud, tum a’ninah pada sujud,

duduk di antar dua sujud, tuma’ninah pada duduk di antara dua sujud,

duduk akhir, tasyahud, membaca sholawat pada tasyahud, mengucap

salam (Muhammad Ali Hasan, 1994:58-64).

e. Macam-macam salat

Ada lima macam shalat, yaitu:

1) Shalat fardlu ain, yaitu shalat wajib lima waktu sehari-semalam, misalnya : shalat subuh, shalat dhuhur, shalat ashar, shalat maghrib, shalat isya’.

2) Shalat fardlu kifayah, misalnya : shalat jenazah.

3) Shalat sunnah, misalnya : shalat fajar, shalat idul fitri, shalat idul adha, shalat kusuf, shalat istiqa’, sujud tilawah, dan lain-lain. 4) Shalat fadhail (keutamaan), misalnya : 2 rekaat sesudah wudlu,

(52)

5) Shalat nawafil (sukarela), misalnya : shalat sebelum dan sesudah perjalanan jauh, shalat istiharah, shalat hajat dan lain-lain (Basyarahil, tt: 59-60).

C. Metode Demonstrasi dan Metode Portofolio

1. M< tode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

1) Metode

Istilah metode demonstrasi berasal dari kata “metode” dan

“demonstrasi”. Adapun pengertian metode :

a) Menurut Nur Uhbiyati

Metode berasal dari bahasa Latin ”meta” yang berarti

melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara ke atau ke.

Dalam bahasa Arab disebut "tariqah” artinya jalan, cara, sistem

dan ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut

istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-

cita. (Nur Uhbiyati, 1997:136)

b) Mahmud Yunus dalam Armai Arief mengemukakan bahwa:

Metode adalah jalan yang hendak ditempuh oleh

seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu baik dalam

lingkungan perusahaan/pemiagaan maupun dalam kepuasan

ilmu pengetahuan dan lainnya (Armai Arief, 2002: 87).

c) Menurut Tayar Yusuf mengemukakan bahwa:

Metode adalah cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk

(53)

2) Demonstrasi

Demonstrasi terambil dari kata Demonstration (to show) yang

berarti memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan

sesuatu. (Tayar yusuf, 2002:49)

Adapun beberapa ahli mendefinisikan, pengertian metode

demonstrasi sebagai berikut:

Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar di mana

seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid

sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang sesuatu proses

atau suatu kaifiyah melakukan sesuatu (Muhammad Zein,

1995:177).

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran

dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu

proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik

sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan

lisan (Syaiful Bahri Djamarah dkk,1996: 102).

Metode demonstrasi merupakan tehnik mengajar yang sudah

tua dan telah digunakan sejak lama. Seorang ibu yang mengajarkan

cara memasak atau makanan kepada anak-anaknya adalah dengan

mendemonstrasikan di muka mereka (Basyirudin Usman dkk,

2002:107).

Metode demonstrasi adalah metode mengajar bagi guru atau

(54)

memperlihatkan pada seluruh kelas suatu proses, misalnya

bagaimana cara bekerjanya sebuah alat pencuci pakaian yang

otomatis (Winamo Surachmad,1980:81).

Jadi kesimpulan pengertian dari metode demonstrasi adalah

suatu metode mengajar di mana seorang guru atau orang lain yang

sebaya diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh

kelas tentang suatu proses atau untuk memperlihatkan bagaimana

untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu

kepada siswa. Misalnya: proses cara mengerjakan salat.

b. Urgensi Metode Demonstrasi

Adapun urgensi metode demontrasi yaitu:

Dimaksudkan untuk memberikan keterangan dan ketentraman

tertentu kepada anak didik.

1) Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami, sebab

penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat keterbatasan.

2) Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran.

3) Untuk meneliti sejumlah fakta dan obyek tertentu secara seksama

(Tayar Yusuf, 2002: 49).

c. Landasan/Dasar Metode Demonstrasi

Yang melatar belakangi penggunaan metode demonstrasi pada

pembelajaran fiqih materi salat karena salat adalah kaifiyah atau

gerakan agar akurat sesuai dengan gerakan yang dicontohkan oleh

Gambar

Tabel 1''lilai Praktek Demonstrasi dan Tugas Portofolio Pada Siklus I
tabel di bawah in i:
Tabel 3Cbservasi Peserta didik yang dilakukan oleh guru Pada Siklus I
Tabel 4Nilai Praktek Demonstrasi dan Tugas Portofolio Pada Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

morfogenesis dari kalus lebih baik, tunas serta akar dapat tumbuh

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja

Adapun alasan penulis memilih judul analsis efektifitas sistem pengendalian internal terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan dalam perspektif ekonomi isLam (studi

mengatakan tangan dan kaki sebelah kanan lemah dan tidak bisa digerakkan,.. saat bangun tidur tiba-tiba tangan dan kaki kanan lemah tidak

Penggunaan dana kapitasi di sembilan Puskesmas di Kota Semarang telah sesuai dengan ketentuan dalam Pasal (2), (3) dan (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi dengan

persen), sehingga penggunaan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan telah sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun

Berbagai peraturan dibent k untuk melindungi pasien hamun sebaliknya juga mempersulit upaya mencegah penyebaran IMS sehmgga peraturan yang mengatur mengenai