• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

9

LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian Manajemen

Dalam kegiatan bisnis baik di dalam mengelola barang atau jasa, perusahaan memerlukan manajemen agar dapat terlaksana secara efekttif dan efisien. Ismainar (2015:41) berpendapat bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil tujuan yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja. Robbins & Coulter (2012:36) berpendapat bahwa manajamen adalah kegiatan mengkoordinasi dan mengevaluasi ulang kinerja sehingga perkerjaan selesai dengan efektif dan efisien. Terdapat 4 Fungsi Manajemen, yaitu :

1. Planning

Perencanaan tujuan dan strategi untuk mencapai target serta mengembangkan perencanaan untuk kegiatan integrasi dan koordinasi. Kegiatanya antara lain membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana unutk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Organizing

Organisasi berarti memastikan bahwa struktur dan sistem yang ada mendukung dalam menfalisitasi pertemuan-pertemuan dengan mengatur kegiatan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan organisasi.

3. Leading

Suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis,dan sebagainya.

4. Controlling

Mengendalikan kegiatan manajemen untuk memastikan bahwa kinerja anggotanya sudah sejalan dengan nilai-nilai organisasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah suatu kegiatan perencanaan, organisasi, kepemimpinan dan pengendalian agar dapat mencapai suatu

(2)

tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Fungsi Manajemen antara lain mencakup Planning, Organizing, Leading dan Controlling.

2.1.2 Pengertian Manajemen Operasi

Rusdiana (2014:3) mengatatakan bahwa Manajemen operasi adalah fungsi inti dari setiap perusahaan. Hal ini berlaku untuk perusahaan besar atau kecil, menyediakan baik barang atau jasa dan laba atau profit. Setiap perusahaan memiliki fungsi manajemen operasi dan semua fungsi organisasi lain yang ada terutama untuk mendukung fungsi operasi. Tanpa ada kegiatan produksi tidak akan ada barang atau jasa untuk dijual. Terdapat beberapa pengertian Manajemen Operasi menurut para ahli, antara lain:

- Slack, Chambers & Johnston (2010:4) berpendapat bahwa Manajemen Operasi adalah bagaimana sebuah organisasi memproduksi dan menyediakan barang atau jasa. Operasi dapat di lihat sebagai salah satu dari banyak fungsi dalam organisasi. - Rusdiana (2014:3) berpendapat bahwa Manajemen Operasi merupakan satu dari tiga fungsi utama setiap organisasi yang sangat erat hubunganya dengan fungsi bisnis lainya. Hali itu dikarenakan semua organisasi menjual, menghitung, dan memproduksi untuk mengetahui cara segmentasi manajemen operasional pada fungsi-fungsi oganisasi.

- Reid & Sanders (2013:2) berpendapat bahwa Manajemen operasi (OM) Fungsi bisnis yang bertanggung jawab untuk perencanaan, koordinasi, dan pengendalian sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang dan jasa perusahaan.

Reid & Sanders (2013:2) berpendapat bahwa fungsi dari manajemen operasi adalah merencanakan dan mengkoordinasikan semua sumber daya yang dibutuhkan untuk merancang, memproduksi, dan memberikan barang ke berbagai lokasi ritel. Manajemen Operasi sangat penting dalam sebuah kegiatan bisnis karena dapat mengetahui cara menghasilkan barang dan jasa secara efektif dan efisien dan dapat di gunakan sebagai alat pengembangan oleh pemegang bisnis.

Berdasarkan definisi para ahli, dapat di simpulkan manajemen operasi dalam perngertian luas dapat juga dinamakan manajemen produksi dan kegiatan yang berkaitan dengan produksi barang maupun jasa.

Rusdiana (2014:19) Untuk memahami pengertian manajemen operasi lebih jauh, berikut ini merupakan komponen-komponen pembentukanya, yaitu:

(3)

Manajemen adalah siklus kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan perbaikan. Pengertian umum manajemen mengandung kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerekan, dan mengendalikan lebih tepat jika digunakan dalan konteks organisasi secara menyeluruh.

2. Konsep IPO ( Input-Processs-Output)

Input-Processs-Output (IPO) menjadi inti dari aktivitas manajemen. Setiap proses pasti memiliki input dan output. Input dapat berupa material, bahan baku, komponen, bahan bakar, uang, tenaga kerja, waktu atau sumber daya lainya. Output merupakan hasil dari proses yang dirincikan dengan adanya nilai yang bertambah dari input yang diterima. Proses dikatakan baik jika mampu memberi nilai tambah pada input yang diterima. Terlepas hasil aktivitas evaluasi terhadap proses menyatakan baik atau tidak, adanya indikator proses dapat menjadi pemicu aktivitas perbaikan. Hasilnya diharapkan setiap proses dapat lebih baik, lebih cepat, dan lebih aman.

3. Indikator Proses

Indikator proses diturunkan dari tipikal kebutuhan industri, yaitu sebagai berikut:

a. Quality adalah kualitas yang dapat diterjemahkan sebagai upaya membuat produk dengan lebih baik dari kondisi sebelumnya atau lebih baik dalam pemenuhan spesifikasi.

b. Cost ditunjukan sebagai ukuran biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proses. Suatu proses semakin baik apabila memerlukan biaya lebih murah dengan output yang sama.

c. Deliver dimaksudkan sebagai kecepatan perusahaan mengantarkan barang dan jasanya kepada pelanggan. Suatu proses semakin baik jika dapat melakukanya lebih cepat, termasuk ke dalam pengertian reponsif adalah fleksibelitas perusahaan dalam membuat barang dan jasa yang dibutuhkan pelanggan,

d. Safety, dimaksudkan untuk menyatakn tingkat keamanan dan keselamatan kerja bagi karyawan dan diperluas hingga keamanan dampal proses bagi lingkungan. Proses yang aman harus diupayakan dalam perbaikan proses. 4. Efisiensi dan efektivitas

(4)

Efisieansi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam satu proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya unutk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Efektiviras dalah ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses. Semakin tinggi pencapaia target atau tujuan proese, proese tersebut semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan lebih aman.

2.2 Peramalan (Forecasting) 2.2.1 Pengertian Peramalan

Reid & Sanders (2013:280) berpendapat bahwa kegiatan yang dilakukan untuk dapat membuat strategi produksi salah satunya adalah dengan melakukan peramalan baik permalan penjualan, persediaan dan biaya. Metode peramalan akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat. Peramalan adalah salah satu fungsi bisnis yang paling penting karena semua keputusan bisnis lainnya didasarkan pada perkiraan masa depan. Keputusan-keputusan tersebut digunakan untuk meprediksi pasar, produk yang harus dihasilkan, berapa banyak persediaan yang harus di beli, dan berapa banyak tenaga kerja yang akan disewa. Hasil peramalan keputusan bisnis yang salah dapat menyebabkan masalah perusahaan dan dapat memaksa perusahaan keluar dari bisnis. Ada beberapa pengertian peramalan (forecasting) menurut para ahli, antara lain:

Heizer dan Render (2011:136) berpendapat bahwa peramalan adalah seni atau ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan dan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematis.

Lesseure (2010:229) berpendapat bahwa peramalan adalah proses memperkirakan berapa kebutuhan di masa mendatang yang meliputi kebutuhan dalam urusan kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa.

(5)

Jadi, peramalan adalah teknik untuk meramalkan kejadian di masa depan yang menggunakan model matematis dan melibatkan data masa lalu, agar dapat meramalkan untuk periode berikutnya.

2.2.2 Jenis-Jenis Peramalan

Heizer & Render (2011:137) berpendapat bahwa pada umumnya berbagai organisasi menggunakan tiga jenis peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan:

a. Peramalan Ekonomi (Economic Forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator perencanaan lainnya.

b. Peramalan teknologi (Technological Forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

c. Peramalan permintaan (Demand Forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia

2.2.3 Horizon waktu peramalan

Heizer dan Render (2011:136) berpendapat bahwa horizon waktu masa depan pada peramalan dapat di klasifikasi menjadi 3, yaitu:

a. Peramalan jangka waktu pendek (Short-Range Forecast), yaitu peramalam yang memiliki rentang waktu hingga 1 tahun dan pada umumnya kurang dari 3 bulan. Hal ini digunakan untuk perencanaan, jadwa pekerjaan, perencanan tingakt tenaga kerja dan tingkat produksi

b. Peramalan jangka waktu menengah ( Medium-Range Foreast), yaitu peramalan yang membutuhkan waktu dari 3 bulan sampai 3 tahun. Hal ini digunakan untuk perencanaan mulai dari perencanaan biaya, produksi, penjualan dan analisis berbagai rencana operasi.

c. Peramalan jangka waktu panjang, yaitu peramalan yang membutuhkan 3 tahun atau lebih untuk merencanakan produk baru, modal, fasilitas dan lokasi, analisis dan pengembangan.

(6)

2.2.4 Kepentingan Strategis Peramalan ( Forecasting)

Prasetya & Lukiastuti ( 2009:45) berpendapat bahwa peramalan yang baik sangat penting dalam semua aspek bisnis. Peramalan merupakan satu-satunya prediksi atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Peramalan produk berdampak pada tiga aktivitas, yaitu:

a. Sumber Daya Manusia ( SDM)

Mempekerjakan, melatih, dan memberhentikan pekerja, semuanya tergantung pada permintaan. Jika departemen SDM harus memperkerjakan pekerja tambahan tanpa adanya persiapan, akibantnya kualitas menurun, dan kualitas perkerja juga menurun.

b. Kapasitas

Saat kapasitas tidak mencukupi, maka kekurangan yang diakibatkan bisa berarti tidak terjainya pengiriman, kehilangan konsumen, dan kehilangan pangsa pasar. Akan tetapi, jika kapasitas dibangun berlebihan, akan berdampak pada biaya yang bisa melonjak tajam.

c. Manajemen rantai pasokan

Hubungan yang baik dengan pemasok serta harga barang dan komponen yang bersaing, bergantung pada peramalan yang akurat.

2.2.5 Proses Peramalan ( Forecasting)

Prasetya & Lukiastuti (2009:45) berpendapat bahwa proses peramalan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut

a. Menentukan Tujuan

Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang diinginkan. Sebalikanya, tujuan tergantung pada kebutuhan-kebutuhan informasi para manajer. Manajer mengetahui kebutuhan-kebutuhan dengan menentukan variabel-variabel apa yang akan diestimasi, siapa yang akan menggunakan hasil peramalan, untuk tujuan apa hasil peramalan yang akan digunakan, estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan, derajat ketepatan estimasi yang diinginkan, kapan estimasi dibutuhkan, bagian-bagian peramalan yang diinginkan seperti peramalan untuk kelompok pembeli.

b. Pengembangan Model

Langkah berikutnya adalah mengembangkan suatu model yang merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari. Pemilihan suatu

(7)

model yang tepat adalah krusial. Setiap model mempunyai asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebagai persyaratan penggunanya. Validitas dan reliabilitas estimasi sangat tergantung pada model yang dipakai.

c. Pengujian Model

Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang diharapkan. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan.

d. Penerapan Model

Setelah pengujian, analisis menerapkan model dengan menggunakan data historik untuk menghasilkan suatu ramalan.

e. Revisi dan Evaluasi

Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus diperbaiki dan ditinjau kembali. Evaluasi merupalan pembanding ramalan-ramalan dengan hasil-hasil nyata untuk menilai ketepatan.

2.2.6 Metode Peramalan Kuantitatif

Heizer & Render (2011:140), menyatakan metode peramalan secara kuantitatif, antara lain :

1. Pendekatan Naif (Naïve Approach)

Metode pendekatan naif merupakan yang paling sederhana dan mudah yaitu dengan berasumsi bahwa permintaan di periode mendatang akan sama dengan permintaan pada periode terakhir. Sebagai contoh jika penjualan sebuah produk adalah 68 unit di bulan Januari, maka kita dapat meramalkan penjualan di bulan Februari akan sama yaitu sebanyak 68 unit.

2. Rata-Rata Bergerak (Moving Average)

Peramalan rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual sebelumnya untuk menghasilkan peramalan. Peramalan Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa yang kita ramalkan. Rumus metode rata-rata bergerak adalah :

Σ demand pada periode n N

(8)

Keterangan :

n = Jumlah periode yang digunakan dalam metode rata-rata bergerak.

3. Rata-rata bergerak dengan pembobotan (Weighted Moving Average). Ketika sebuah tren atau pola terjadi atau dapat dideteksi, bobot dapat digunakan untuk memberikan jumlah penekanan lebih di nilai terkini, dengan teknik peramalan ini pemberian bobot ini dapat lebih responsif terhadap perubahan yang terjadi karena periode terkini yang mendapatkan bobot yang lebih besar. Teknik pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus atau perhitungan untuk menetapkan bobot. Jika bulan atau periode terakhir diberi bobot yang terlalu besar, hasil peramalan dapat menghasilkan perubahan yang terlalu cepat dan tidak biasa pada permintaan atau penjualan. Rumus untuk menghitung rata-rata bergerak dengan pembobotan adalah sebagai berikut :

4. Exponential Smoothing

Penghalusan eksponential merupakan metode peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan mudah digunakan. Metode penghalusan eksponetial ini menggunakan data sebelumnya dan jumlahnya biasanya sedikit. Rumus penghalusan eksponensial dasar adalah sebagai berikut:

Forecast periode yang akan datang = Forecast periode yang lalu +α (aktual demand forecast periode yang lalu)

α adalah konstanta yang nilainya antara 0 sampai 1, fg peramalan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

Ft = Ft-1 + α (At1-Ft-1)

Keterangan :

Ft = Forecast atau peramalan yang baru. Ft-1 = Forecast atau peramalan yang lalu.

(9)

At-1 = Actual demand periode yang lalu. α = Konstanta yang nilainya 0 sampai 1.

α (smoothing constant) biasanya dapat berubah, tergantung pada asumsi ketika mengetahui perubahan yang akan terjadi pada data tersebut. Semakin besar asumsi terhadap data terjadinya peningkatan penjualan, nilai α akan semakin besar dan begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, pemilihan besarnya nilai α harus dilakukan dengan hati-hati. Untuk memperoleh hasil permalan yang lebih akurat, kita dapat membandingkan nilai peramalan dengan nilai aktual yang terjadi. Semakin kecil perbedaan antara nilai hasil peramalan atau forecasting dan nilai aktual, maka tingkat kesalahannya semakin kecil dan metode peramalan atau forecasting yang digunakan relatif baik. Tingkat kesalahan forecasting (forecast error) dapat dihitung sebagai berikut:

Forecast error = Demand – Forecast 5.Eksponential Smoothing with trend

Metode peramalan ini merupakan pengembangan dari metode penghalusan eksponensial, dimana metode ini dapat memberikan respon terhadap tren yang sedang terjadi. Rumusnya adalah sebagai berikut:

FITt= Peramalan penghalusan eksponential (Ft)+ Tren penghalusan eksponensial (Tt)

Pada penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tren, estimasi rata- rata maupun tren akan dihaluskan. Prosedur ini membutuhkan dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata data penghalusan eksponensial dan β untuk tren. Ada tiga langkah dalam menghitung peramalan dengan penyesuaian tren, yaitu:

Langkah 1: menghitung Ft , peramalan eksponensial yang dihaluskan untuk periode t.

Langkah 2: menghitung tren yang dihaluskan. Langkah 3: menghitung peramalan dengan tren.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung peramalan eksponensial yang dihaluskan adalah sebagai berikut:

Ft = α (permintaan aktual periode terakhir) + (1- α) + (peramal periode terakhir + estimasi tren periode terakhir)

(10)

Ft= α (At-1) + (1- α)(Ft-1 + Tt+1)

Persamaan yang digunakan untuk menghitung tren yang dihaluskan adalah:

Tt= β (peramalan periode ini – peramalan periode terakhir) + (1- β)(estimasi tren periode terakhir)

atau

Tt = β Ft-Ft-1) + (1- β)Tt-1 Keterangan :

Ft : peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri pada periode t Tt : tren dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t

At : permintaan aktual pada periode t α : konstanta penghalusan untuk rata-rata β : konstanta penghalusan untuk tren

Nilai konstanta penghalusan tren (β) menyerupai konstanta α, karena β yang tinggi lebih cocok dengan perubahan tren. β yang rendah memberikan bobot yang rendah kepada tren terbaru dan cenderung memperhalus tren sekarang. Nilai β dapat ditentukan dengan pendekatan uji coba MAD yang digunakan sebagai ukuran pembanding. Penghalusan eksponensial sederhana disebut juga sebagai penghalusan tingkat pertama (first-order smoothing) dan penghalusan dengan penyesuaian tren disebut sebagai penghalusan tingkat kedua (second-order atau double smoothing).

5.Regresi Linier (Linear Regression)

Peramalan dengan regresi linier atau linear regression di dasarkan pada asumsi bahwa pola pertumbuhan dari data sebelumnya bersifat linier dan dapat diperoleh dengan menggunakan model matematis di metode kuadrat terkecil dari proyeksi tren. Rumus yang digunakan untuk menghitung peramalan dengan metode regresi linier adalah sebagai berikut:

Y = a + bX Keterangan :

Y = Variabel dependen a = koefisien intercept

(11)

b = koefisien slope atau kemiringan garis regresi X = Variabel independen

Ketepatan estimasi regresi ini sangat dipengaruhi oleh seberapa besar penyimpanan semua data variabel independen (X) terhadap garis regresi. Apabila semua data variabel independen (X) tersebut ada pada panjang garis regresi, maka tingkat kesalahannya mendekati 0. Sebaliknya, jika data variabel tersebut makin menjauh dari garis regresi, tingkat kesalahannya semakin besar.

Metode peramalan kuantitatif terdiri dari peramalan deret waktu (time series) dan peramalan sebab akibat atau kausal (causal). Kedua metode ini pada dasar peramalannya adalah pada data sebelumnya dengan menggunakan prediksi untuk masa yang akan datang. Dengan mengelola data sebelmunya, maka akan memperoleh suatu hasil peramalan.

2.3 Persediaan

2.3.1 Perngertian Persediaan

Persediaan pada prinsipnya merupakan sumber daya yang disimpan yang kemudian akan diproses untuk keberlangsungan suatu proyek. Slack, Chambers & Johnston (2009:342) berpedapat bahwa persediaan adalah didefinisikan sebagai sumber daya material yang disimpan untuk sistem transformasi. Menurut Rusdiana (2014: 374) Persediaan adalah bahan atau barang yang akan disimpan untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti pada proses prosduksi dan perakitan. Tersedianya bahan baku diharapkan dapat memenuhi permintaan dari konsumennya dan memudahkan proses kegitatan produksi sehingga perusahaan tidak kekurangan dan kelebihan bahan baku. Jika bahan baku tidak cukup maka akan mengakibatkan kerugian untuk perusahaan itu sendiri. Persediaan dalam suatu kegiatan usaha adalah berupa barang. Persediaan bisa juga dia anggap sebagai beban (liability) yang dapat membuat pemborosan, namun dapat juga di anggap sebagai asset (cash) yang dapat membuantu dalam proses produksi .

Jadi, berdasarkan beberapa pengertian persediaan diatas dapat di simpulkan bahwa persediaan adalah sejumlah komoditas yang kemudian disimpan unutk memenuhi kebutuhan pada masa yang akan darang untuk memenuhi permintaan

(12)

konsumen, baik berupa dijual atau akan di pakai untuk kegiatan usaha atau proyek selanjutnya

2.3.2 Faktor-faktor mengadakan persediaan ( inventory)

Ravindran (2008:101) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor mengapa perusahaan perlu mengadakan persediaan, yaitu:

• Skala ekonomi, biasanya dalam melakukan pesanan, supplier mematok biaya tertentu biaya tertentu yang independen dari jumlah yang di perintahkan. Dengan demikian, biasanya biaya yang lebih tinggi dari pemesanan dalam jumlah sedikit. Hal ini bahkan dapat menyebabkan biaya transportasi lebih tinggi karena biaya transportasi per unit sering lebih kecil untuk pesanan besar. Ekonomi skala juga memainkan peran penting dalam kasus-kasus dimana membeli dalam jumlah besar menghasilkan pengurangan harga satuan.

• Ketidakpastian, seperti disebutkan di atas, sebagai produk dikonversi dari bahan baku untuk produk akhir, variabilitas dalam proses-proses transformasional menyebabkan kerugian. Persediaan membantu mengurangi dampak negatif dari ketidakpastian.

• Tingkat Layanan pelanggan, sementara variabilitas permintaan dan pasokan yang ada, persediaan membantu penyangga terhadap variasi ini dan memastikan ketersediaan produk. Akibatnya, keterlambatan dalam memenuhi permintaan pelanggan berkurang (ketika keluar darisaham) dan tidak perlu

2.3.3 Kerugiaan Menyimpan barang persediaan

Menurut Slack, Chambers & Johnston (2010:345) berpendapat bahwa meskipun persediaan memainkan peran penting dalam banyak kinerja operasi, ada sejumlah aspek negatif dari persediaan, yaitu:

a. Ikatan Inventarisasi uang dalam bentuk modal kerja, yang oleh karena itu tidak tersedia untuk kegunaan lain, seperti mengurangi pinjaman atau melakukan investasi dalam aktiva tetap produktif.

b. Inventarisasi menimbulkan biaya penyimpanan (space leasing, mempertahankan kondisi yang sesuai, dll).

c. Inventarisasi mungkin menjadi usang sebagai alternatif yang tersedia. d. Inventarisasi bisa rusak atau memburuk.

(13)

e. Inventarisasi bisa hilang atau menjadi mahal untuk mengambil karena mendapat tersembunyi di antara persediaan lainnya.

f. Inventarisasi mungkin berbahaya bagi toko (misalnya pelarut yang mudah terbakar, bahan peledak, bahan kimia dan obat-obatan), dan membutuhkan fasilitas khusus dan sistem untuk penanganan yang aman.

g. Inventarisasi menggunakan ruang yang dapat digunakan untuk menambah nilai.

h. Inventarisasi melibatkan biaya administrasi dan asuransi.

2.3.4 Fungsi, Manfaat dan prinsip persediaan

Rusdiana (2014:378) berpendapat bahwa terdapat beberapa fungsi dari persediaan, yaitu :

1. Fungsi Decoupling

Persediaan decoupling memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa bergantung pada supplier. Untuk memenuhi fungsi ini dilakukan beberpara cara serperti persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada penyediaan supplier dalam hal kualitas dan pengiriman. Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang terlibat dapat lebih leluasa dalam berbuat dan persediaan barang jadi disiapkan pula dengan tujuan untuk memenuhi permintaan yang bersifat tidak pasti dari konsumen.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat mengurangi biaya per unit produk. 3. Fungsi Antisipasi

Perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode pemesanan kembali, sehingga memerlukan kuantitas persediaan ekstra. Persediaan antisipasi ini penting agar proses produksi tidak terganggu. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan sebaiknya mengadakan persediaan musiman.

(14)

2.3.5 Biaya persediaan

Menurut Slack, Chambers & Johnston (2010:347) berpendapat bahwa, prinsip yang sama berlaku dalam keputusan agar kuantitas komersial seperti dalam situasi domestik. Dalam membuat keputusan tentang berapa banyak untuk membeli, manajer operasi harus mencoba untuk mengidentifikasi biaya yang akan terpengaruh oleh keputusan. Beberapa jenis biaya yang langsung berhubungan dengan ukuran pesanan:

1. Biaya penempatan order yaitu ketika setiap kali pesanan ditempatkan untuk mengisi saham, nomor transaksi yang diperlukan dikenakan biaya untuk perusahaan. Ini termasuk tugas mempersiapkan pesanan dan semua dokumentasi terkait dengan itu, mengatur pengiriman yang akan dibuat, mengatur untuk membayar pemasok untuk pengiriman, dan umum biaya menjaga semua informasi yang memungkinkan kita untuk melakukan hal ini. Selain itu, jika kita menempatkan agar internal pada bagian dari operasi kita sendiri, masih ada kemungkinan untuk menjadi jenis yang sama transaksi yang bersangkutan dengan administrasi internal. Selain itu, juga bisa menjadi changeover biaya yang dikeluarkan oleh bagian dari operasi yang menyediakan barang-barang, disebabkan oleh kebutuhan untuk berubah dari memproduksi satu jenis barang yang lain.

2. Harga diskon biaya dimana banyak industri pemasok menawarkan diskon pada pembelian dengan jumlah yang besar, alternatif yang mereka lakukan biasanya memberikan biaya tambahan untuk pesanan kecil.

3. Saham-out biaya dimana jika kita salah menilai keputusan order kuantitas dan persediaan saham yang habis maka akan ada biaya untuk kita yang dikeluarkan karena gagal untuk menyediakan pelanggan kami. Jika pelanggan eksternal, maka mereka dapat mengambil bisnis mereka di tempat lain. Jika saham internal dapat menyebabkan siaga waktu diproses selanjutnya, inefisiensi dan akhirnyase pelanggan eksternal tidak puas atas pelayanan.

4. Biaya modal kerja dimana ketika setelah menerima pesanan pengisian, pemasok akan meminta pembayaran untuk barang-barang mereka telah dipesan. Setelah menyediakan pesanan pelanggan maka selanjutnya akan menerima pembayaran.. 5. Biaya penyimpanan adalah biaya yang berkaitan dengan fisik menyimpan barang,

(15)

persediaan, bisa mahal, terutama bila kondisi khusus yang dibutuhkan seperti suhu rendah atau keamanan yang tinggi.

6. Biaya keusangan dimana ketika perusahaan memesan dalam jumlah besar, ini biasanya menghasilkan nilai yang mungkin menyebabkan waktu yang lama dalam pemyimpanan. Maka ada risiko bahwa nilai persediaan usang. Misalnya dalam kasus perubahan fashion akan berubah seiring perubahan jaman.

7. Operasi biaya inefisiensi, Berdasarkan filosofi sinkronisasi, persediaan tinggi. Tingkat mencegah kita melihat tingkat penuh masalah dalam operasi. Ada dua poin yang harus dibuat tentang daftar ini biaya. Yang pertama adalah bahwa beberapa biaya akan berkurang karena ukuran pesanan adalah peningkatan; tiga biaya pertama yang seperti ini, sedangkan biaya lainnya umumnya meningkat karena ukuran pesanan meningkat. Poin kedua adalah bahwa hal itu tidak mungkin menjadi organisasi yang sama yang menimbulkan biaya. Misalnya, kadang-kadang pemasok setuju untuk memegang saham konsinyasi. Ini berarti bahwa mereka memberikan jumlah besar persediaan untuk mereka pelanggan untuk menyimpan tetapi hanya akan mengenakan biaya untuk barang dan ketika mereka digunakan. Sementara itu mereka tetap properti pemasok sehingga tidak perlu dibiayai oleh pelanggan, yang memang, bagaimanapun, menyediakan fasilitas penyimpanan.

2.3.6 Teknik pengendalian persediaan

Arifin (2007:51) berpendapat bahwa Economic Order Quantity ( EOQ) merupakan konsep pengendalian persediaan yang didefinisikan sebagai jumlah atau kuantitas barang yang dibeli dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Konsep EOQ banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur untuk pembelian bahan mentah.

Slack, Chambers & Johnston (2010:349) berpendapat bahwa pendekatan yang paling umum untuk memutuskan berapa banyak setiap item yang perlu dipesan untuk memenuhi kebutuhan pengisian bahan persediaan pendekatan Economic Order Quantity (EOQ). Yunarto dan Santika (2005:31) berpendapat bahwa Economic Order Quantiy adalah teknik pengendalian pemesanan/permintaan yang optimal dengan biaya persediaan yang serendah muungkin. Haizer dan Render (2011:507) berpendapat bahwa Economic Order Quantity adalah adalah sebuah teknik pengendalian persediaan uang meminimalkan total pemesanan dan biaya penyimpanan. Pendekatan ini mencoba untuk menemukan keseimbangan terbaik

(16)

antara keuntungan dan kerugian dari memegang saham tetapi didasarkan pada beberapa asumsi :

- Tingkat permintaan diketahui, dan bersifat konstan.

- Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan diketahuai dan bersifat konstan.

- Persediaan diterima dengan segera. Dengan kata lain, persediaan yang dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk pada satu waktu.

- Tidak mungkin diberikan diskon (potongan harga)

- Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau biaya pemesanan (setup cost) dan biaya penyimpanan persediaan sepanjang waktu.

- Kondisi kehabisan stock dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Persoalan persediaan sebenarnya terdiri dari dua buah pertanyaan, yaitu berapa jumlah yang harus dipesan dan berapa lama waktu selang antara pesanan pertama dengan pesanan berikutnya yang akan mendatangkan biaya yang minimal. Muckstadt & Sapra (2010:18) dalam bukuhnya berpendaapt bahwa, asumsi yang mendasari model EOQ adalah :

1. Permintaan meningkat terus menerus konstan dari λ unit per tahun.

2. Urutan tiba tahun τ setelah penempatan pesanan. berasumsi τ yang deterministik dan diketahui.

3. Parameter model yang berubah dari waktu ke waktu. 4. Panjang horison perencanaan adalah tidak terbatas. 5. Semua permintaan adalah memenuhi waktu.

Economic Order Quantity merupakan salah satu model dari tiga model persediaan yang dapat membantu perusahaan menentukan yaitu kapan harus memesan dan berapa jumlah pesanan yang harus dipesan. Dengan model Economic Order Quantity, kuantitas pesanan yang optimal akan muncul pada suatu titik dimana total biaya pemasangannya sama dengan total biaya penyimpanan. Berdasarkan fakta ini digunakan untuk mengembangkan persamaan-persamaan yang menyelesaikan jumlah optimal unit per pesanan (EOQ) secara langsung. Langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut:

(17)

1. Mengembangkan sebuah pernyataan untuk biaya pemasangan atau pemesanan.

2. Mengembangkan sebuah pernyataan untuk biaya penyimpanan

3. Menentukan biaya pemasangan atau pemesanan sama dengan biaya penyimpanan

4. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas pesanan optimal. Rumusan EOQ yang biasa digunakan adalah:

EOQ = Q* =

Co = Biaya Pengiriman

D = Demand ( Jumlah Permintaan) C = Cost per unit

I = % annual holding cost (% biaya penyimpanan tahunan)

Selain rumus untuk menghitung EOQ menurut Sarjono (2012;146), terdapat beberapa rumus perhitungan mendukung perhitungan biaya persediaan, antara lain:

1. Average Inventory = Q/2 2. Orders per Period (year) = D/Q 3. Annual setup cost = D/Q*CO 4. Annual holding cost = Q/2 * Ch 5. Total Cost per Unit = Unit cost*D

6. Total Cost = Total Unit Cost + Annual Setup Cost + Annual Holding Cost

2.3.7 Pengertian Titik Ulang Pemesanan (Reorder Point)

Yunarto & Santika (2005:35) berpendapat bahwa Reorder Point (ROP) adalah pengendalian inventory untuk melakukan pengadaan pemesanan. ROP model terjadi apabila jumlah inventory yang terdapat di dalam stok berkurang terus sehingga harus menentukan berapa batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan. ROP biasa disebut juga dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu tambahan atau ekstra stok. Heizer dan Render (2011:512 ) dalam bukunya berpendapat bahwa titik pemesanan ulang atau Reorder Point adalah tingkat persediaan dimana tindakan pemesanan diulang untuk mengisi ulang persediaan barang. Pembelian barang memerlukan waktu, di

(18)

mulai dari pemesanan sampai dengan barang diterima oleh perusahaan. Tenggang waktu antara pemesanan barang dengan diterimanya barang biasa disebut dengan istilah lead time. Pada saat lead time perusahaan harus menyediakan persediaan pengaman atau safety stock agar tidak kehabisan bahan. Waktu yang tepat untuk memesan barang dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan pada saat lead time dan tingkat persediaan keamanan. Titik pemesanan barang atau reorder point adalah titik yang menunjukan harus segera di lakukan pemesanan barnag sehingga penerimaan barang tepat waktu pada saat persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Ada berbagai cara menetapkan reorder point diantaranya adalah :

- Bersdasarkan kebutuhan selama lead time ditambah dengan persentase tertentu.

- Berdasarkan kebutuhan selama lead time ditambah penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock.

0

Gambar 2.1 Titik Ulang Pemesanan (2011:512)

Keterangan : Q* adalah kuantitas pesanan optimal dan waktu tunggu menyatakan waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan pesanan (EOQ).

Titik pemesanan ulang (ROP) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut. ROP = Permintaan per hari x Waktu tunggu untuk pesanan baru

dalam hari

Permintaan per hari (d) dihitung dengan membagi permintaan tahunan (D) dengan jumlah hari kerja dalam setahun:

Q*

ROP (units)

Tingkat persediaan (unit)

Waktu (hari) Waktu tunggu= L

Pengisian persediaan terjadi ketika pesanan tiba

(19)

2.3.8 Safety Stock

Yunarto dan Santika (2005:35) berpendapat bahwa safety stock adalah cadangan persediaan yang harus tersedia untuk mengantisipasi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Sedangkan Boyer & Verma (2010:207) dalam bukunya berpendapat bahwa Safety Stock adalah persediaan pengaman persediaan ekstra diadakan untuk mengatasi terhadap ketidakpastian permintaan, lead time dan pasokan pada setiap periode, sehingga dapat mengantisipasi apabila terjadi lonjakan permintaan atau keterlambatan pengiriman. Tujuan dari safety stock adalah untuk menentukan berapa besar stock yang dibutuhkan selama masa tenggang untuk memenuhi besarnya permintaan/pemesanan.

Perhitungan Reorder Point dapat di kelompokan mejadi 4 model, yaitu: 1. Jumlah permintaan maupun masa tenggan bersifat konstan

2. Jumlah permintaan bersifat variabel, sedangkan masa tenggang bersifat konstan 3. Jumlah permintaan bersifat konstan, sedangkan masa tenggan bersifat variabel 4. Jumlah permintaan maupun masa tenggang bersifat variabel

Dari berbagai definisi dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stok persediaan pengaman adalah suatu persediaan atau stok barang yang disediakan dengan tujuan antisiapasi lebihnya permintaan dari yang telah direncanakan dan untuk mencegah terjadinya kehabisan atau kekurangan stok. Hal ini perlu direncakana secara optimal agar perusahaan tidak mengalami tekanan yang berat akibat menumpuknya persediaan yang dapat meningkatkan biaya persediaan. Sebaliknya apabila perusahaan tidak menyediakan stok pengaman yang cukup, besar kemungkinan akan terjadi kehabisan stok, sehingga perusahaan akan kehilangan penjualan.

Assauri (2008:186) berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang menentukan jumlah persediaan pengaman, yaitu :

1. Penggunaan bahan baku rata-rata

Untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode-periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan karena setelah

(20)

mengadakan pesanan , maka pemenuhan kebutuhan atau permintaan dari pelanggan sebelum barang yang dipesan harus dapat dipenuhi dari persediaan yang ada.

2. Faktor waktu atau lead time.

Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan sampai dengan kedatangan bahan yang dipesan sampai diterima di gudang persediaan.

Dari kedua keadaan tersebut diatas, maka perusahaan perlu menetapkan adanya proses persediaan pengaman untuk mengantisipasi segala kemungkinan demi kelancaran proses produksi sehingga memperkecil kemungkinan adanya kekurangan maupun kelebihan persediaan tersebut. Untuk menghitung besarnya safety stock, dapat digunakan cara yang relatif lebih teliti yaitu :

1. Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata.

Metode ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaian maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu dan kemudian dikalikan dengan lead time.

Safety stock =(Maximal Inventory – Average Inventory) Lead Time 2. Metode statistik.

Untuk menentukan besarnya safety stock dengan metode statistik, digunakan program komputer kuadrat terkecil.

(21)

2.4 Kerangka Pemikiran PT TRUBA ALAM MANUNGGAL ENGINEERING Tbk Screening data, Peramalan permintaan besi beton Menetapkan jumlah persediaan Besi beton

Menetapkan titik pemesanan ulang persediaan besi beton

Forecasting (moving average, exponential smoothing,expontial smoothing with trend, naïve method, linear regression)

Economic Order Quantity

ROP ( Re Order Point)

Menetapkan persediaan yang optimal pada PT Truba manunggal Alam

(22)

Gambar

Gambar 2.1 Titik Ulang Pemesanan (2011:512)

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan pita ukur (roll meter) dan melalui pembacaan benang pada alat ukur theodolit untuk mengetahui jarak optis

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar penerapan konstruktivisme dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan media styrofoam

Jika buffer piece memiliki edge yang sudah benar dan semua edge belum pada posisinya, tukar buffer dengan edge lain yang belum pada posisinya.. Tahap ini membawa

Sekiranya ruang makan khusus tidak dapat disediakan, ruang yang sesuai di luar bangunan seperti di serambi boleh dijadikan sebagai ruang makan dengan dibina 2

(4) Terhadap alat UTTP yang ditera ulang atas permintaan sendiri atau berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan Retribusi

Dalam melakukan analisa dari hasil pengolahan data yang ada, penulis menggunakan alat bantu penyelesaian masalah yakni, diagaram sebab akibat (fishbone) untuk

Pada intinya keputusan-keputusan tsb hanya mengikat anggota-anggota dari organisasi tsb saja, namun dalam beberapa hal, ada juga keputusan-keputusan yang berlaku umum. • Salah

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian analisis ialah untuk melihat permasalahan yang berhubungan atau berpengaruh antara dua atau lebih variabel