commit to user BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah singkat perusahaan
Pada awal berdirinya Perseroan tahun 1983, bernama PT. INDO ALKOHOL UTAMA, kemudian pada tahun 1986 berubah nama menjadi PT. INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY. Perseroan bergerak di bidang usaha industri Agro Kimia dengan nama produk Ethanol, Asam Asetat dan Ethyl Asetat dan berproduksi secara komersial sejak tahun 1989. Pada oktober 2005 melakukan merger dengan PT. Sarasa Nugraha Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode SRSN pada group Industri Dasar dan Kimia. Pada bulan Mei 2006 akhirnya berubah nama menjadi PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
2. Lokasi
PT INDO ACIDATAMA Tbk berlokasi di dua tempat yaitu Kantor Pusat yang terletak di Graha Kencana Suite 9-A, Jl. Raya Perjuangan No.88 Jakarta 11530, Indonesia. Pabrik Produksi yang terletak di Jl. Raya Solo – Sragen Km. 11,4 Kemiri Kebakkramat, Karanganyar 57762, Surakarta, Indonesia
3. Visi, Misi Perusahaan
a. Visi
Menjadi perusahaan Industri Agro Kimia bertaraf internasional yang ramah lingkungan.
b. Misi
PT Indo Acidatama memiliki misi sebagai beriku:
1) Menjadi perusahaan industri kimia berbasis alkohol yang
diakui secara Internasional.
2) Mengutamakan proses produksi yang ramah lingkungan
sesuai standar yang berlaku.
3) Menjadi perusahaan yang mampu bersaing secara
Internasional dalam industri sejenis.
4) Menjamin kualitas produk sesuai standar internasional dan
kuantitas produk sesuai permintaan.
5) Selalu memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan
pelanggan.
6) Secara terus-menerus akan meningakatkan kualitas
ketrampilan dan pengetahuan sumber daya manusia berlandaskan moralitas dan mentalitas yang baik.
7) Secara terus-menerus akan melakukan inovasi untuk
8) Selalu berupaya meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan usaha demi mencapai kemakmuran bagi investor, karyawan dan masyarakat.
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Dibawah ini adalah struktur organisasi PT Indo Acidatama Tbk:
Gambar 3.1
5. Deskripsi Jabatan PT Indo Acidatama Tbk
Deskripsi jabatan dan tugas masing-masing bagian PT Indo Acidatama Tbk adalah sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan tugas Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan dan jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasehat kepada Direksi.
b. Presiden Direktur dan Wakil Presiden Direktur
Mengarahkan Perseroan agar mencapai kepada visi dan misi
yang telah ditetapkan Mengkoordinasikan kebijakan dan
keputusan-keputusan yang diambil dengan direktur lainnya dan melaporkan kegiatan operasi Perseroan dalam RUPS.
c. Direktur Plant
Bertanggung jawab terhadap keefektifan, keefisiensian dari produksi Perseroan, menjamin kesesuaian dari hasil produksi agar sesuai dengan permintaan pelanggan, memperahankan standard yang tinggi hasil produksi, kualitas produk, dan dapat diandalkan.
d. Direktur Komersial
Bertanggung jawab untuk memimpin, mengatur, dan mengarahkan Strategi dan taktik pemasaran dan serta inisiatif penjualan untuk memastikan pertumbuhan pendapatan yang
menguntungkan. Menciptakan dan mempertahankan metode pengukuran atas keefektifan program pemasaran dan penjualan serta kinerja inisiatif penjualan dan pemasaran yang strategis dan
taktikal untuk menjamun pertumbuhan pendapatan yang
menguntungkan.
e. Direktur Keuangan dan Administrasi
Bertanggung jawab atas keuangan Perseroan agar sesuai sebagaimana mestinya dan dikelola dengan benar secara bertanggung jawab. Mengawasi kesehatan keuangan Perseroan secara keseluruhan. Memberikan nilai tambah pada Perseroan dengan menyediakan pandangan keuangan yang dapat dipercaya dan konsisten.
f. Komite Audit
Komite audit mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan Perseroan kepada publik dan atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Perseroan.
2) Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan perseroan.
3) Memberikan pendapatan independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara Manajemen dan Akuntansi atas jasa yang diberikan.
4) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
penunjukan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee.
5) Auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh
Direksi atas temuan Auditor Internal.
6) Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan
manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi.
7) Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi
dan pelaporan keuangan Perseroan.
8) Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris
terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan Perseroan.
9) Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Perseroan
g. Sekretaris Perusahaan
Sekertaris Perusahaan memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat pasar modal atau kalangan investor, mengikuti perkembangan pasar modal dan peraturan-peraturan yang berlaku, memberikan masukan kepada Direksi agar Perseroan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku baik di pasar modal maupun aturan lainnya. Dan sebagai kontak person antara
Perseroan dengan Bapepam, Bursa Efek Indonesia dan pihak publik lainnya.
h. Pemeriksa Internal
Perseroan memiliki bagian Audit Internal yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur untuk melakukan fungsi audit terhadap kegiatan operasional sehari-hari dan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Perseroan. Dalam menjalankan tugasnya, Audit Internal juga bekerja sama dengan Komite Audit. Unit Audit Internal dipimpin oleh seorang Kepala Internal Audit yang dibantu oleh satu staf audit.
B. Pembahasan Masalah
Menurut Undang-Undang No. 42 tahun 2009 dimana Pengusaha yang melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, huruf c, dan huruf f wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pasal 4 huruf a, huruf c, dan huruf f Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak.
PT Indo Acidatama Tbk sebagai PKP yang bergerak di bidang industri kimia wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai. Wajib pajak dalam melaporkan besarnya pajak ke Kantor Pelayanan Pajak menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT), SPT
sendiri terdiri dari 2 (dua) macam jenis yaitu SPT Konvensional (SPT
dalam bentuk kertas) dan SPT Elektronik (e-SPT). SPT Konvensional
merupakan alat untuk menyampaikan besarnya pajak secara manual
menggunakan kertas sedangkan e-SPT merupakan SPT dalam bentuk
program aplikasi yang merupakan fasilitas dari DJP kepada wajib pajak.
E-SPT digunakan untuk merekam SPT beserta lampirannya, memelihara
data SPT beserta lampirannya, menghasilkan data SPT digital, dan mencetak SPT dan dapat dilaporkan melalui media elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak.
Pelaporan PPN yang dilakukan PT Indo Acidatama Tbk yaitu pada hari kerja terakhir pada akhir tiap bulan. Untuk persiapan pelaporan SPT
PPN mengambil data soft copy di SPT PPN 1111 dan disimpan di dalam
flash disk. Data yang dibawa ke KPP yaitu Induk SPT 1111, SSP lembar
ke-3, printvalidasi NTPN yang dapat dilihat pada bukti pembayaran BII.
Proses pelaporan dan pembayaran PPN yang dilakukan oleh PT Indo Acidatama Tbk adalah sebagai berikut:
1. Sebelum data di ekspor antara rekapan pajak keluaran dengan pajak
masukan direkonsiliasi terlebih dahulu. Untuk persiapan pelaporan dan pembayaran PPN diambil laporan pajak keluaran, nota retur keluaran, pajak masukan, dan nota retur masukan.
2. Masukkan semua data yang diambil ke list pembayaran PPN untuk
memasukkan data faktur dari masing-masing ke VB. Untuk data csv
yang dimasukkan bulat dan tidak ada angka dibelakang koma,
misalnya di csv tertulis 3.5 maka 0.5 dihapus sehingga tertulis 3.
3. Kemudian data dimasukkan ke e-SPT PPN satu per satu dan langsung
diposting untuk memudahkan pengecekkan nilai yang dimasukkan dengan nilai yang direkap pembayaran. Untuk faktur yang tidak dapat dikreditkan diinput manual.
4. Nilai yang tercantum di SPT Induk harus sama dengan nilai yang
tercantum di list pembayaran SPT PPN.
5. Print Induk SPT sebanyak 2 (dua) lembar dan dimintakan tanda
tangan. Pada PT Indo Acidatama Tbk yang berwenang
menandatangani adalah Direktur Utama. Jika Direktur Utama tidak ada maka harus ada 2 (dua) tanda tangan yaitu Direktur Keuangan dan Direktur Komersial. Kemudian buat SSP senilai yang tercantum di
SPT PPN dan print lembar ke-3.
6. Pelaporan PPN mengambil soft copy SPT PPN 1111 dan disimpan di
dalam flash disk. Data yang dibawa ke KPP yaitu Induk SPT 1111,
SSP lembar ke-3 dan print validasi NTPN yang dapat dilihat pada
bukti pembayaran BII.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT Indo Acidatama Tbk maka penulis akan membahas rumusan masalah tersebut sebagai berikut:
Pajak Pertambahan Nilai merupakan kewajiban yang harus dilaporkan oleh PT Indo Acidatama Tbk setiap masa pajaknya. Pada awalnya PT Indo acidatama Tbk dalam pelaporan PPNnya menggunakan SPT Konvensional (dalam bentuk kertas). SPT Konvensional ini memiliki kekurangan, seperti proses perekaman data memakan waktu lama sehingga pelaporan SPT menjadi tertunda dan terlambat serta menyebabkan denda. Sebenarnya setelah PT Indo Acidatama Tbk terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) pada tahun 1996 sudah memakai aplikasi PPN. Akan tetapi, untuk mempermudah wajib pajak dalam pelaporan PPNnya, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan ketentuan apabila transaksi atau faktur keluaran maupun faktur masukan telah mencapai 25 transaksi dalam satu bulan maka
wajib menggunakan aplikasi e-SPT PPN dalam melaporan PPN Terutang
setiap periodenya.
PT Indo Acidatama Tbk mulai menggunakan aplikasi e-SPT PPN ini pada Januari 2013 setelah DJP mengeluarkan peraturan yang mewajibkan PKP menggunakan aplikasi ini. E-SPT PPN ini merupakan suatu bentuk reformasi perpajakan yang bertujuan untuk membantu wajib pajak
khususnya badan untuk melaporkan Pajak Terutangnya menggunakan e
-SPT. E-SPT PPN ini dapat sangat membantu dalam pengadministrasian,
lebih teratur, dan terstruktur. E-SPT ini dapat juga mengurangi faktur fiktif
dan mengetahui lawan transaksi sudah PKP atau belum.
Berikut ini adalah evaluasi antara SPT Konvensional (menggunakan
commit to user Tabel 3.1
Perbedaan SPT Konvensional (Manual) dengan e-SPT
No Pembeda SPT Konvensional e-SPT
1 Penggunaan Kertas Banyak menggunakan kertas Sedikit menggunakan kertas 2 Pelaporan ke KPP Dilaporkan langsung ke KPP Dapat dilaporkan
melalui internet atau datang langsung ke KPP 3 Perekaman Identitas Perusahaan dan identitas Perusahaan Lawan
Tidak dapat merekam
identitas perusahaan dan identitas perusahaan lawan Dapat merekam identitas perusahaan dan identitas perusahaaan lawan
4 Keamanan data Data/lembar SPT dapat
terselip atau hilang
Data dapat direkam dengan aman 5 Kesalahan pengisian SPT Kemungkinan kesalahan pengisian dan perekaman SPT cukup tinggi Kemungkinan kesalahan pengisian dan perekaman SPT rendah 6 Waktu pengisian SPT Pengisian formulir memerlukan waktu
yang cukup lama
Pengisian data tidak
memerlukan waktu
yang lama
Berikut ini adalah deskripsi mengenai perbedaan antara SPT
Konvensional dengan e-SPT :
1. Penggunaan kertas
Jika dalam melaporkan pajak menggunakan SPT manual dalam bentuk kertas maka dalam melaporan SPT PPNnya harus mencetak SPT Induk maupun lampiran-lampiran lainnya (lampiran AB, A1, A2, B1, B2, dan apabila Kurang Bayar mencetak Surat Setoran Pajak (SSP) lembar
ke-transaksi setiap bulan maupun setiap tahunnya. Akan tetapi, jika
perusahaan menggunakan aplikasi e-SPT hanya mencetak SPT Induk
sedangkan lampirannya berupa data yang dimasukkan ke dalam flash
disk atau CD.PT Indo Acidatama dalam melaporkan e-SPT PPN harus mencetak Induk SPT PPN 1111, lampiran AB, dan apabila Kurang Bayar mencetak Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-3 sedangkan
lampiran lainnya disimpan ke dalam flash disk. Hal tersebut sesuai
dengan PER-11/PJ/2013 Pasal 3 ayat (5). Maka dari itu, jika dilihat dari
penggunaan kertasnya lebih sedikit dengan menggunakan aplikasi e
-SPT PPN.
2. Pelaporan SPT ke KPP
Dalam melaporkan pajak, jika perusahaan menggunakan SPT manual hanya dapat dilaporkan langsung ke KPP. Akan tetapi, jika
menggunakan e-SPT perusahaan bisa melapor pajak langsung ke KPP
atau bisa menggunakan fasilitas e-Filing. Menurut PER-06/PJ/2009 e
-Filing yang telah disediakan oleh DJP yaitu pelaporan SPT secara elektronik (melalui internet), sehingga wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan dapat melaporkan pajaknya dengan efisien dari lokasi kantor usahanya. Akan tetapi, PT Indo Acidatama dalam
melaporkan e-SPT PPNnya belum menggunakan fasilitas e-Filing
sehingga tetap harus melaporkan e-SPT PPN ke KPP PMb (Perusahaan
3. Perekaman Identitas Perusahaan dan Perusahaan Lawan
SPT manual tidak dapat merekam data identitas perusahaan dan identitas perusahaan lawan karena datanya ditulis manual pada saat
pembuatan SPT PPN, sedangkan e-SPT PPN dapat merekam data
identitas perusahaan pada saat awal menginstal aplikasi e-SPT PPN dan
merekam identitas perusahan lawan pada saat memasukkan data. Dengan penerapan aplikasi ini secara langsung dapat mengetahui identitas perusahaan lawan PT Indo Acidatama Tbk sudah PKP atau belum dan dapat mengurangi faktur fiktif. Selain itu, dapat mengetahui Pajak Keluaran dan Pajak Masukan secara otomatis sehingga langsung mengetahui berapa besarnya Pajak Terutang yang harus dilaporkan ke KPP.
4. Keamanan Data
Data yang direkam dengan SPT manual yang berbentuk formulir dapat
terselip dan hilang, sedangkan jika data direkam menggunakan e-SPT
maka data aman karena data disampaikan menggunakan CD atau flash
disk atau e-Filing. Jika data tersebut hilang maka dapat terjaga
kerahasiannya karena berbentuk format csv. Csv tersebut hanya dapat
dibuka oleh pegawai pajak di KPP. Oleh karena itu, penerapan aplikasi ini pada PT Indo Acidatama Tbk dapat dikatakan aman.
5. Kesalahan Pengisian SPT
Jika dalam melaporkan pajak menggunakan SPT manual pada saat mengetik identitas perusahaan, identitas perusahaan lawan, dan nominal
angka kemungkinan besar dapat terjadi kesalahan. Sedangkan jika
menggunakan e-SPT kemungkinan terjadi kesalahan sedikit karena data
sudah direkam dari awal sedangkan nominal angka direkam sesuai dengan data yang dimasukkan dari awal karena besarnya pajak yang terutang akan secara otomatis dihitung sendiri. Hal ini akan mempermudah pegawai yang menangani pajak di PT Indo Acidatama Tbk dalam menginput identitas perusahaan, identitas perusahaan lawan, dan nominal angka sehingga staf perpajakannya tidak bekerja dua kali.
6. Waktu pengisian SPT
Dalam mengisi SPT manual memerlukan waktu yang lama karena mengisi data identitas perusahaan, menghitung besarnya pajak yang terutang, mengisi besarnya nominal biaya atau pendapatan, sedangkan jika mengisi menggunakan e-SPT tidak memerlukan waktu lama. Hal ini dikarenakan data identitas perusahaan maupun perusahaan lawan sudah direkam jadi sudah tidak mengisi lagi. Dalam menghitung besarnya pajak yang terutang perusahaan sudah tidak menghitung lagi karena program e-SPT secara otomatis sudah menghitung sendiri, sedangkan besarnya nominal angka dimasukkan saat terjadi transaksi. Oleh karena itu, staf perpajakan pada PT Indo Acidatama Tbk tidak harus bekerja dua kali.
Dari evaluasi data dan wawancara yang dilakukan oleh penulis,
penerapan aplikasi e-SPT PPN pada PT Indo Acidatama Tbk dilihat dari
perusahaan dan identitas perusahaan lawan, keamanan data, dan kesalahan pengisian SPT dapat dikatakan efisien. Hal ini ditunjukkan bahwa terdapat manfaat atas hal-hal tersebut oleh PT Indo Acidatama Tbk.
C. Temuan
Setelah penulis melakukan studi kasus di PT. Indo Acidatama Tbk terutama mengenai penggunaan e-SPT PPN dalam melaporkan Pajak Pertambahan Nilai bagi perusahaan, penulis dapat menemukan kelebihan dan kelemahan terkait hal tersebut. Adapun kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. PT Indo Acidatama Tbk dapat menghemat kertas dan tinta printer
karena tidak mencetak lampiran-lampiran yang banyak.
b. PT Indo Acidatama Tbk tidak perlu menginput ulang faktur pajak
yang setiap bulannya terdapat kurang lebih 600 faktur.
c. Dari penginputan data ke dalam e-SPT PPN oleh karyawan
perusahaan, maka dapat beberapa langkah dapat mencetak laporan SPT dengan seluruh perhitungannya.
d. Dalam melaporkan SPT ke KPP dengan penerapan e-SPT PPN
dapat disimpan disimpan dalam media penyimpanan
(CD/flashdisk) dengan format tertentu sehingga memudahkan dalam melaporkan ke KPP.
e. Data yang disampaikan oleh perusahaan selalu lengkap dan tidak ada lampiran yang terlewatkan.
f. Keamanan data lebih terjamin karena dengan adanya password di
penerapan e-SPT PPN ini tidak semua orang bahkan dalam satu
unit kerja sendiri untuk membuka data data yang ada pada penerapan ini.
2. Kelemahan
a. PT Indo Acidatama Tbk dalam menggunakan aplikasi e-SPT PPN
belum menggunakan fasilitas e-Filling yang telah disediakan
oleh DJP, sehingga dalam melaporkannya harus datang ke KPP yang sudah ditunjuk.
b. Pada PT Indo Acidatama Tbk apabila kehabisan nomor seri faktur
harus menunggu 3-4 hari karena menunggu dari Kantor Pelayanan Pajak Jakarta. Maka dari itu, dalam pelaporan Pajak Terutangnya bisa mundur/terlambat sehingga dapat dikenai denda.
c. PT Indo Acidatama Tbk dalam penanganan perpajakan hanya
memiliki 1 (satu) staf pegawai yang menangani pajak. Maka
dari itu, penginputan data ke aplikasi e-SPT PPN sering terjadi